Ringkasan proposal penelitian tindakan kelas ini adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK Jakarta dengan menggunakan metode pembelajaran Group Investigation.
2) Masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran.
3) Metode Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga hasil
1. PROPOSAL USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“ PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION DI SMK JAKARTA “
DISUSUN OLEH :
RENDY ADITYA PANGESTU
521 512 7159
S1. PENDIDKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan usaha terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan
potensi manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidup sebagai makhluk individu dan sosial.
Pendidikan yang berkualitas menuntut pembaharuan di tiap sektor terkait, kurikulum dan metode
pengajaran. Pada proses pembelajaran pun terjadi hambatan, antara lain dalam pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Berdasarkan observasi dan pengalaman yang telah didapat dari SMK/SMA bisa dilihat
bahwa dalam proses belajar mengajar menemukan banyak sekali masalah, baik masalah kecil
sampai masalah besar. Ada yang dipengaruhi oleh faktor internal dan juga eksternal. Tapi
apabila dikaji lebih lanjut, maka masalah yang dapat diselesaikan lebih dahulu guna mendukung
prose belajar dan mengajar adalah masalah terkait dengan faktor eksternal. Antara lain masalah
yang dipengaruhi oleh metode belajar yang kurang memadai, kurangnya alat dan sumber untuk
kegiatan belajar, sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar-mengajar,
sikap orangtua yang kurang memperhatikan pendidikan anak, dan ekonomi.
Pada kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan saya lakukan, saya akan secara khusus
membahas mengenai masalah yang diakibatkan oleh metode belajar yang tidak sesuai dan perlu
diperbaiki. Hal ini jelas patut untuk diteliti dan dipelajari, karena berdasarkan kenyataan yang
ada menjelaskan bahwa hasil belajar siswa rendah dalam beberapa mata pelajaran, salah satu
sebabnya adalah karena siswa tidak serius mengikuti pelajaran. Dan sikap belajar yang tidak
serius itu menyebabkan siswa tidak bisa mempraktikkan apa yang telah diajarkan.
B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Siswa-siswa di SMK/SMA mendapatkan hasil belajar yang kurang bagus, hal ini
disebabkan karena para siswa tidak serius mengikuti proses pembelajaran. Jelas bahwa masalah
ini berkaitan dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan masalah tersebut maka
diperlukan usaha untuk meningkatkan prosesm pembelajaran dan hasil belajar yang efektif agar
siswa memahami materi yang diajarkan guru. Solusi yang bisa dicoba adalah dengan melibatkan
3. siswa secara aktif dalam KBM. Maka model pembelajaran dengan metode Group Investigation
(GI) merupakan pilihannya.
Metode Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan kerja sama antara guru dan siswa dalam proses KBM. Ide dasar dalam metode ini
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan kelompok belajar sebagaisarana bagi siswa untuk
mencari bebagai informasi yang ditugaskan sehingga siswa menjadi aktif. Salah satu kelebihan
metode GI adalah dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk menggunakan pengetahuan
dan keahlian yang berguna bagis siswa dan kelompoknya.
C. TUJUAN
Berdarkan rumusan masalah yang ada, maka Penelitian Tindakan Kelas ini memiliki
beberapa tujuan, antara lain :
a) Membuat suasana belajar menjadi lebih baru dan menarik minat belajar siswa.
b) Meningkatkan kualitas proses pembalajarn antara siswa dan guru.
c) Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
d) Meningkatkan hasil belajar siswa secara menyeluruh.
D. MANFAAT
Apabila penelitian ini dilaksanakan dengan tepat dan tujuannya tercapai, maka dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation (GI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada beberapa mata pelajaran yang dianggap siswa lemah
untuk mengikuti mata pelajaran tersebut. Peningkatan yang terjadi ditandai dengan peningkatan
kualitas proses pembelajaran, baik secara teori maupun praktek, dan tentunya peningkatan hasil
belajar siswa. Proses pembelajaran dengan metode ini menjadikan siswa lebih mandiri dan punya
keterampilan sosial yang cukup baik. Sehingga ke depannya manfaat akan metode pembelajaran
ini tidak hanya dirasakan siswa di dalam kelas, namun juga bias berpengaruh dalam kehidupan di
luar kelas.
4. BAB II
LANDASAN TEORI
Sedari kecil manusia telah mengalami proses pembelajaran dalam hidupnya. Banyak hal
bisa dijadikan sebagai pengetahuan untuk menambah ilmu. Banyak sumber yang bias dijadikan
sebagai acuan akan ilmu tersebut. Hakikat belajar selalu didefinisikan sebagai suatu perubahan
pada diri individu yang disebabkan pengalaman. Perubahan yang disebabkan oleh perkembangan
(seperti tumbuh menjadi tinggi) adalah bukan contoh dari belajar, demikian pula sifa-sifat
individu yang ada sejak lahir (seperti refleks dan respon lapar atau sakit). Sri Esti Wuryani
Djiwandono (2006:120).
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Sri Esti Wuryani Djiwandono (2006:211) Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor internal siswa, meliputi factor fisiologis, faktos
psikologis, dan factor kematangan fisik psikis. Sementara factor eksternal meliputi factor social,
factor budaya, factor lingkungan fisik dan factor spiritual. M. Ngalim Purwanto (2007:106).
Selain faktor internal maupun eksternal yang sudah disebutkan sebelumnya, dalam KBM pun
diperlukan sebuah proses yang terarah untuk mengatur jalannya KBM, disinilah diperlukan
strategi pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif memudahkan siswa untuk memahami materi yang dipelajari
karena pada tahapan awal pembelajaran guru sudah menjelaskan tujuan yang akan dicapai oleh
siswa, pada tahapan berikutnya guru lebih memberikan kesempatan siswa agar aktif selama
pembelajaran. Sugiyanto (2010:40)
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) didasari oleh gagasan John Dewy
tentang pendidikan bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai
laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-
masalah social dan atar pribadi. Model GI atau ivestigasi kelompok telah digunakan dalam
berbagai situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model
GI dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai
informasi mengenai masalah, mengumpulkan data yang relevan dan membuat hipotesis.
5. BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas, adapun tujuan dari
penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran,
meningkatkan profesional dan menumbuhkan budaya akademik. Maka tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran dasar system mikrokontroler
kelas XI jurusan Audio-Video menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
Dimana pendekatan yang dilakukan menggunakan metode Kemmis & Mc Taggart. Pada
hakekatnya pendekatan itu berupa perangkat-perangkat, dimana satu perangkat terdiri dari empat
komponen yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi, keempat komponen
ini dipandang sebagai satu siklus. Prosedur/siklus dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Penentuan
jumlah siklus tersebut didasarkan pada situasi belajar siswa yang pada umumnya menggunakan
strategi non kooperatif, sehingga siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
pembelajaran kooperatif.
Deskripsi dari masing-masing tahap dalam satu siklus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Yang terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan khusus.Pada perencanaan umum
kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a. Menyusun proposal skripsi berdasarkan masalah dalam kegiatan belajar siswa.
b. Mendaftarkan proposal skripsi ke jurusan.
c. Melaksanakan bimbingan dengan dosen pembimbing.
6. d. Melaksanakan seminar proposal skripsi.
e. Mengurus izin penelitian ke pihak universitas dan pihak sekolah.
Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan pada perencanaan khusus adalah :
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang berhubungan dengan metode GI.
b. Menyusun instrument penelitian.
c. Menyiapkan bahan ajar sesuai materi yang diajarkan.
d. Mendesain alat evaluasi berupa soal tes.
2. Tindakan
Pada tahap tindakan ini peneliti dan guru melakukan kerjasama dengan tujuan untuk
mengetahui apakah terjadi peningkatan pada proses pembelajaran siswa. Selain itu peneliti juga
melaksanakan implementasi metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Adapun
langkah-lagkah pelaksanaannya pada siklus I, II, dan III secara garis besar adalah sebagai
berikut:
a. Pendahuluan (5 menit)
Terdiri dari mengkondisikan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi,
motivasi dan memberi batas ruang lingkup materi.
b. Kegiatan Inti (120 menit)
- Eksplorasi, terdiri dari soal pretest, pemberian materi, membagi kelompok.
- Elaborasi, dimana siswa diarahkan berperan aktif dalam proses dan tetap diawasi guru
- Konfirmasi, siswa dipersilakan untuk bertanya pada guru.
7. c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Terdiri dari menyimpulkan materi, soal pretest, rencana pembelajaran selanjutnya, diakhir
dengan doa.
Langkah-langkah itu dilakukan secara berkesinambungan selama siklus I, II, dan III. Hal yang
membedakan adalah materi di setiap pertemuan, sedangkan langkah pembelajaran tetap sama.
3. Observasi
Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap
pelaksanaan dan hasil tindakan dari penerapan metode pembelajaran Group Investigation (GI).
Tujuan dari observasi adalah mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi
pertama adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian fase-fase pembelajaran GI yang
dilaksanakan oleh siswa. Observasi kedua adalah untuk mengetahui kemampuan guru (peneliti)
dalam menerapkan pembelajaran GI.
Selain peneliti dan guru kolabolator, siswa juga memberikan penilaian terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Penilaian dari siswa menggunakan kuisioner yang
disediakan peneliti mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
metode GI. Observasi peneliti dan guru kolabolator dilaksanakan setiap kegiatan belajar,
sedangkan kuesioner siswa diberikan di akhir tiap siklus. Setelah pelaksanaan pembelajaran
metode GI maka dilakukan penilaian untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian
tersebut menggunakan instrument pretest dan posttest yang diberikan oleh peneliti pada awal dan
akhir siklus.
8. 4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan apa
yang telah dihasilkan pada siklus tersebut. Kegiatan refleksi mencakup kegiatan analisis,
interpretansi, dan evaluasi atas informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang telah
terkumpul secepatnya dianalisis dan diinterpretansi (diberi makna) agar tindakan selanjutnya
dapat diketahui. Dimana interpretansi hasil observasi menjadi dasar melakukan evaluasi. Dan
berdasarkan observasi dan evaluasi tersebut, data yang diperoleh menjadi bahan refleksi bagi
peneliti untuk perbaikan metode pembelajaran materi pokok berikutnya.
Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap
keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan sehingga diketahui efektifitas tindakan yang sudah
dilaksanakan.
9. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono & Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006. Psikologi Pendidikan. Rev.ed. Jakarta: Grasindo
Purwanto, Ngalim M. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka