Eksperimen dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar sistem mikrokontroler dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation (GI). Metode ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar. Eksperimen dilakukan dalam tiga siklus dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Has
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Jurnal
1. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE GROUP
INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN DASAR SISTEM
MIKROKONTROLER KELAS XI JURUSAN AUDIO VIDEO DI SMK N 5
JAKARTA
Fajar Banaeni Zaman
Alumni 2012 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
danAdjuster di PT. Citas Otis Elevator
Moch. Sukardjo
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Pitoyo Yuliatmojo
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Metafasita Puteri Lidya Gemala
Pendidikan Teknik Elektronika 2011 Universitas Negeri Jakarta (No. Reg 5215116401)
The experiment was conducted to determine the improvement of student learning outcomes in
basic subjects microcontroller using cooperative learning model by the method of Group
Investigation (GI). Cooperative learning method Group Investigation (GI) to create conditions
conductive learning so that students can play an active role in learning. Methods Group
Investigation (GI) consists of six phases of learning undertaken by students. The experiment was
conducted in three cycles with each cycle consisting of planning, action, observation and
reflection. Based on research that has been conducted to show improvement in the quality of
student learning outcomes.
Kata kunci: mikrokontroler, pembelajaran kooperatif, Group Investigation (GI)
Pendidikan merupakan usaha terencana
untuk membantu meningkatkan
perkembangan potensi manusia agar
bermanfaat bagi kepentingan hidup sebagai
makhluk individu dan sosial.Pendidikan
yang berkualitas menuntut pembaharuan di
tiap sektor terkait, kurikulum dan metode
pengajaran. Pada proses pembelajaran pun
terjadi hambatan, antara lain dalam
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
di SKM Negeri 5 Jakarta semester genao
tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran
2. 2 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10
dasar sistem mikrokontroler untuk
kompetensi dasar menjelaskan bahwa hasil
belajar siswa rendah, salah satu sebabnya
adalah karena siswa tidak serius mengikuti
pelajaran. Dan sikap belajar yang tidak
serius itu menyebabkan siswa tidak bisa
mempraktikkan apa yang telah diajarkan.
Berdasarkan masalah tersebut maka
diperlukan usaha untuk meningkatkan
proses pembelajaran dan hasil belajar yang
efektif agar siswa memahami materi yang
diajarkan guru. Solusi yang bisa dicoba
adalah dengan melibatkan siswa secara aktif
dalam KBM.Maka model pembelajaran
dengan metode Group Investigation (GI)
merupakan pilihannya.
Metode Group Investigation (GI)
merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan kerja sama antara guru dan
siswa dalam proses KBM. Ide dasar dalam
metode ini adalah pembelajaran dengan
memanfaatkan kelompok belajar sebagai
sarana bagi siswa untuk mencari bebagai
informasi yang ditugaskan sehingga siswa
menjadi aktif.
Salah satu kelebihan metode GI adalah dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk
menggunakan pengetahuan dan keahlian
yang berguna bagis siswa dan kelompoknya.
Penerapan metode GI diharapkan mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran serta dapat
meningkatka hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Dasar Sistem Mikrokontroler kelas
XI jurusan Audio Video di SMK Negeri 5
Jakarta.
LANDASAN TEORITIS
Sedari kecil manusia telah mengalami
proses pembelajaran dalam hidupnya.
Banyak hal bisa dijadikan sebagai
pengetahuan untuk menambah ilmu. Banyak
sumber yang bisa dijadikan sebagai acuan
akan ilmu tersebut.
Hakikat belajar selalu didefinisikan sebagai
suatu perubahan pada diri individu yang
disebabkan pengalaman.Perubahan yang
disebabkan oleh perkembangan (seperti
tumbuh menjadi tinggi) adalah bukan contoh
dari belajar, demikian pula sifa-sifat
individu yang ada sejak lahir (seperti refleks
dan respon lapar atau sakit). Sri Esti
Wuryani Djiwandono (2006:120)
Disebutkan pula belajar berhubungan
dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengelamannya yang berulang-ulang,
perubahan tingkah laku tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang. M. Ngalim Purwanto (2007:84)
3. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 3
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional menggunakan
klarifikasi hasil belajar dari Benyamin
Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sri Esti Wuryani
Djiwandono (2006:211)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar antara lain faktor internal siswa,
meliputi factor fisiologis, faktos psikologis,
dan factor kematangan fisik psikis.
Sementara factor eksternal meliputi factor
social, factor budaya, factor lingkungan fisik
dan factor spiritual. M. Ngalim Purwanto
(2007:106)
Selain faktor internal maupun eksternal yang
sudah disebutkan sebelumnya, dalam KBM
pun diperlukan sebuah proses yang terarah
untuk mengatur jalannya KBM, disinilah
diperlukan strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan usaha
untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Strategi dalam dunia pendidikan dapat
diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular
educational goal. Wina Sanjaya (2010:124)
Pembelajaran kooperatif memudahkan siswa
untuk memahami materi yang dipelajari
karena pada tahapan awal pembelajaran
guru sudah menjelaskan tujuan yang akan
dicapai oleh siswa, pada tahapan berikutnya
guru lebih memberikan kesempatan siswa
agar aktif selama pembelajaran. Sugiyanto
(2010:40)
Pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) didasari oleh gagasan
John Dewy tentang pendidikan bahwa kelas
merupakan cermin masyarakat dan berfungsi
sebagai laboratorium untuk belajar tentang
kehidupan di dunia nyata yang bertujuan
mengkaji masalah-masalah social dan atar
pribadi.
Model GI atau ivestigasi kelompok telah
digunakan dalam berbagai situasi dan dalam
berbagai bidang studi dan berbagai tingkat
usia. Pada dasarnya model GI dirancang
untuk membimbing para siswa
mendefinisikan masalah, mengeksplorasi
berbagai informasi mengenai masalah,
mengumpulkan data yang relevan dan
membuat hipotesis.
METODE
Penelitian yang dilaksanakan merupakan
penelitian tindakan kelas, adapun tujuan dari
penelitian tindakan kelas adalah untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran, meningkatkan profesional dan
menumbuhkan budayaakademik. Suharsimi
Arikunto (2009 : 61)
4. 4 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10
Maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada pelajaran dasar sistem mikrokontroler
kelas XI jurusan Audio-Video menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
Dimana pendekatan yang dilakukan
menggunakan metode Kemmis & Mc
Taggart. Pada hakekatnya pendekatan itu
berupa perangkat-perangkat, dimana satu
perangkat terdiri dari empat komponen yaitu
(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi
dan (4) refleksi, keempat komponen ini
dipandang sebagai satu siklus.
Prosedur/siklus dilaksanakan sebanyak tiga
siklus.Penentuan jumlah siklus tersebut
didasarkan pada situasi belajar siswa yang
pada umumnya menggunakan strategi non
kooperatif, sehingga siswa memerlukan
waktu untuk beradaptasi dengan
pembelajaran kooperatif.
Deskripsi dari masing-masing tahap dalam
satu siklus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Yang terdiri dari perencanaan umum dan
perencanaan khusus.Pada perencanaan
umum kegiatan yang dilaksanakan
adalah:
a. Menyusun proposal skripsi
berdasarkan masalah dalam kegiatan
belajar siswa.
b. Mendaftarkan proposal skripsi ke
jurusan.
c. Melaksanakan bimbingan dengan
dosen pembimbing.
d. Melaksanakan seminar proposal
skripsi.
e. Mengurus izin penelitian ke pihak
universitas dan pihak sekolah.
Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan
pada perencanaan khusus adalah:
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran
yang berhubungan dengan metode
GI.
b. Menyusun instrument penelitian.
c. Menyiapkan bahan ajar sesuai materi
yang diajarkan.
d. Mendesain alat evaluasi berupa soal
tes.
2. Tindakan
Pada tahap tindakan ini peneliti dan guru
melakukan kerjasama dengan tujuan
untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan pada proses pembelajaran
siswa. Selain itu peneliti juga
melaksanakan implementasi metode
pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI). Adapun langkah-
lagkah pelaksanaannya pada siklus I, II,
dan III secara garis besar adalah sebagai
berikut:
a. Pendahuluan (5 menit)
5. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 5
Terdiri dari mengkondisikan kelas,
menyampaikan tujuan pembelajaran,
apersepsi, motivasi dan memberi
batas ruang lingkup materi.
b. Kegiatan Inti (120 menit)
- Eksplorasi, terdiri dari soal
pretest, pemberian materi,
membagi kelompok.
- Elaborasi, dimana siswa
diarahkan berperan aktif dalam
proses dan tetap diawasi guru
- Konfirmasi, siswa dipersilakan
untuk bertanya pada guru.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Terdiri dari menyimpulkan materi,
soal pretest, rencana pembelajaran
selanjutnya, diakhir dengan doa.
Langkah-langkah itu dilakukan secara
berkesinambungan selama siklus I, II,
dan III. Hal yang membedakan adalah
materi di setiap pertemuan, sedangkan
langkah pembelajaran tetap sama.
3. Observasi
Bersamaan dengan dilaksanakannya
tindakan, peneliti melakukan observasi
terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan
dari penerapan metode pembelajaran
Group Investigation (GI). Tujuan dari
observasi adalah mengetahui seberapa
jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dapat diharapkan
akanmenghasilkan perubahan yang
diinginkan. Observasi pertama adalah
untuk mengetahui tingkat pencapaian
fase-fase pembelajaran GI yang
dilaksanakan oleh siswa. Observasi
kedua adalah untuk mengetahui
kemampuan guru (peneliti) dalam
menerapkan pembelajaran GI.
Selain peneliti dan guru kolabolator,
siswa juga memberikan penilaian
terhadap kegiatan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.Penilaian dari siswa
menggunakan kuisioner yang disediakan
peneliti mengenai tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dengan
menggunakan metode GI.Observasi
peneliti dan guru kolabolator
dilaksanakan setiap kegiatan belajar,
sedangkan kuesioner siswa diberikan di
akhir tiap siklus. Setelah pelaksanaan
pembelajaran metode GI maka dilakukan
penilaian untuk mengukur pencapaian
hasil belajar siswa. Penilaian tersebut
menggunakan instrument pretest dan
posttest yang diberikan oleh peneliti
pada awal dan akhir siklus.
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian adalah upaya
untuk mengkaji apa yang telah terjadi
dan apa yang telah dihasilkan pada
siklus tersebut. Kegiatan refleksi
6. 6 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10
mencakup kegiatan analisis,
interpretansi, dan evaluasi atas informasi
yang diperoleh dari kegiatan
observasi.Data yang telah terkumpul
secepatnya dianalisis dan diinterpretansi
(diberi makna) agar tindakan selanjutnya
dapat diketahui.Dimana interpretansi
hasil observasi menjadi dasar melakukan
evaluasi.Dan berdasarkan observasi dan
evaluasi tersebut, data yang diperoleh
menjadi bahan refleksi bagi peneliti
untuk perbaikan metode pembelajaran
materi pokok berikutnya.
Salah satu aspek penting dari kegiatan
refleksi adalah melakukan evaluasi
terhadap keberhasilan dan pencapaian
tujuan tindakan sehingga diketahui
efektifitas tindakan yang sudah
dilaksanakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh setelah
dilaksanakan pembelajaran menggunakan
metode pembelajaran kooperatif dengan
metode GI sebagaimana yang telah
direncanakan. Setiap tindakan yang
dilaksanakan didasarkan pada perencanaan
setiap siklus dan saling berkesinambungan.
Berikut adalah uraian hasil penelitian tiap
siklus:
1. Siklus I
Perencanaan meliputi penyusunan RPP,
bahan ajar, instrument penelitian.Siklus I
dilaksanakan dalam dua kali petemuan,
dan dilaksanakan investigasi dan
presentasi kelompok, instrument
penilaian menggunakan pretest dan
posttest.
Pada pertemuan pertama tindakan yang
dilakukan adalah mulai menerapkan
metode GI. Guru menerangkan secara
singkat materi arsitektur mikrokontroler
dan membagi topik pembahasan menjadi
tiga sub topik yang akan dipilih siswa
menjadi bahan diskusi kelompok.
Pertemuan kedua sama dengan
pertemuan pertama, tetapi guru tidak
memberikan soal pretest.
Observasi dan evaluasi pada siklus I
dilaksanakan dengan menggunakan tes
kemampuan kognitif siswa, lembar
observasi guru kolaborator dan kuisioner
siswa.
Tabel 3.1 Presentase Ketuntasan Siswa
Siklus I
No
Uraian Pencapaian
Hasil
Presentase
1 Tuntas 68,19%
2 Tidak tuntas 31,81%
Nilai rata-rata 68,63
7. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 7
Refleksi hasil penelitian pada siklus I
dapat disimpulkan bahwa siswa belum
dapat mengikuti pembelajaran memakai
metode GI dengan baik. Hasil penelitian
tersebut disebabkan beberapa faktor,
diantaranya karena siswa tidak terbiasa
dengan metode GI. Guru pengajar belum
dapat memaksimalkan kondisi belajar
dengan metode GI.
2. Siklus II
Pembelajaran pada siklus II memiliki
tahapan yang sama seperti siklus I,
perbedaannya terletak pada tahap
perencanaan. Perencanaan pada siklus II
didasarkan pada hasil refleksi siklus I.
Perencanaan siklus II meliputi
penjelasan ulang terhadap strategi yang
digunakan dan fase yang akan
dilaksanakan. Guru harus memeriksa
persiapan siswa ketika akan presentasi.
Pembagian kelompok siswa harus lebih
selektif. Guru harus lebih tegas dan
perhatian kepada siswa selama belajar.
Tindakan yang dilakukan sama seperti
siklus I, hanya beda pada materi yang
dibawakan oleh guru. Dan pada
pertemuan kedua tahapnya sama seperti
siklus I tapi guru tidak lagi meberikan
soal pretest.
Observasi yang dilakukan pun tidak jauh
berbeda dengan siklus I, tapi ada
perbaikan karena adanya perencanaan
yang lebih baik.
Tabel 3.2 Presentase Ketuntasan Siswa
Siklus II
No
Uraian Pencapaian
Hasil
Presentase
1 Tuntas 86,37%
2 Tidak tuntas 13,63%
Nilai rata-rata 74,09
Refleksi siklus II dapat dilihat dari nilai
hasil tes kognitif, hasil pengamatan guru
kolaborator, dan kuesioner yang
menunjukkan bahwa siswa sudah bisa
mengikuti metode GI dengan baik.
Namun ada hal yang perlu diperbaiki
yaitu perencanaan penyelesaian tugas,
karena banyak waktu yang terbuang
karena kerja kelompok yang terlalu
lama.
3. Siklus III
Pembelajaran pada siklus III memiliki
tahapan yang sama seperti siklus I dan
II, perbedaannya terletak pada tahap
perencanaan. Perencanaan pada siklus II
didasarkan pada hasil refleksi siklus I.
Perencanaan diperbaiki berdasarkan
siklus II, yaitu memperbaiki
perencanaan siswa dalam penyelesaian
tugas sesuai dengan waktu yang
ditargetkan.Tindakan yang dilakukan
8. 8 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10
pun hampir sama seperti pada siklus
sebelumnya.
Observasi pada siklus III dilakukan lebih
fokus dari siklus sebelumnya dan
diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 3.3 Presentase Ketuntasan Siswa
Siklus III
No
Uraian Pencapaian
Hasil
Presentase
1 Tuntas 100%
2 Tidak tuntas 0%
Nilai rata-rata 79,55
Refleksi dilihat berdasarkan hasil
observasi yang menunjukkan bahwa
pencapaian siklus III paling tinggi
dibanding siklus sebelumnya dan terjadi
peningkatan yang sangat baik.
Kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan pada siklus III sudah
mencapai tujuan yang diharapkan yaitu
siswa berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar yang
baik.
Pembahasan
Penerapan pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) yang telah dilaksanakan
pada siklus I, II dan III menunjukkan
terjadinya peningkatan kualitas proses KBM
maupun hasil belajar siswa. Berikut adalah
pembahasan yang disajikan:
1. Hasil Evaluasi Tes Kognitif
Bisa dilihat perbandingan hasil belajar
siswa pada siklus I, II dan III yang
ditampilkan pada tabel berikut
Tabel 3.4 Perbandingan KetuntasanHasil
Belajar Siswa Siklus I, II, dan
III
No
Uraian
Pencapaian
Hasil
Presentase
S I S II
S
III
1 Tuntas
68,
19%
86,
37%
100
%
2 Tidak tuntas
31,
81%
13,
63%
0%
Rata-rata
68,
18
74,
09
79,
55
Secara garis besar proses pembelajaran
mengalami peningkatan pada tiap
pertemuan, dimana siswa semakin dapat
memahami dengan lebih baik.
2. Hasil Observasi Guru Kolaborator
Terhadap Fase Pembelajaran GI
Observasi yang dilakukan guru
kolaborator selama kegiatan belajar
secara keseluruhan menunjukkan bahwa
siswa dapat melaksanakan fase-fase
dalam strategi GI.
9. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 9
Tabel 3.5 Perbandingan Pencapaian Fase
Pembelajaran Strategi GI
Fase
GI
Skor Rata-rata
S I S II S III
Pert
1
Pert
2
Pert
1
Pert
2
Pert
1
Pert
2
F 1 2,5 2,5 3 3,5 4 4,5
F 2 2,3 2,6 3 3,3 3,6 4
F 3 2 3 3,3 3,3 3,6 4,3
F 4 2,3 2,6 3,3 3,3 3,6 4
F 5 2,3 2,6 3 3,3 4 4,3
F 6 2 3 3 4 4 4
3. Hasil Observasi Guru Kolaborator
Terhadap Kemampuan Guru Mengajar
Observasi terhadap kemampuan guru
mengajar menunjukkan bahwa guru
(peneliti) dapat menerapkan strategi
pembelajaran GI sesuai fase yang
direncanakan. Hal tersebut tercapai pada
pertemuan ketiga setelah guru
melaksanakan observasi dari pertemuan
sebelumnya. Bisa dilihat pada tabel 3.6
Tabel 3.6 Perbandingan Hasil Observasi Terhadap Kemampuan Guru Mengajar pada Siklus
I, II dan III
No. Indikator
Skor
S I S II S III
1 Kemampuan membuka pelajaran 3 4 4
2 Kemampuan memberi motivasi dan penguatan 2 2 4
3 Kemampuan menyampaikan materi pelajaran 3 4 4
4 Kemampuan menggunakan strategi pembelajaran 2 3 4
5 Kemampuan mengelola kelas 2 3 4
6 Kemampuan membimbing kelompok kecil 3 3 4
7 Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar 3 3 4
8 Kemampuan menutup pelajaran 3 3 4
Jumlah 21 27 32
Rata-rata 2,7 3,4 4
4. Hasil Kuisioner Siswa
Berdasarkan hasil kuisioner yang diisi
oleh siswa menunjukkan bahwa adanya
peningkatan minat/antusias siswa dalam
belajar dengan metode GI.
10. 10 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10
Tabel 3.7 Perbandingan Skor Kuisioner
Siswa pada Siklus I, II dan III
No. Item
Skor
S I S II S III
1 68 70 71
2 65 68 67
3 48 56 60
4 65 68 69
5 71 70 71
6 66 68 67
7 73 71 72
8 64 68 66
9 62 66 67
10 66 67 69
11 65 65 66
12 63 64 64
13 46 52 53
14 63 64 65
15 69 68 69
16 63 67 68
17 65 67 67
18 59 62 62
19 60 63 64
20 67 64 67
Jumlah 1268 1308 1322
Rata-rata 63,4 65,4 66,2
Presentase 72% 74% 75%
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, II
dan III menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan proses dan hasil belajar siswa
pada tiap siklus. Siswa menjadi lebih aktif
dalam berbagai aspek selama proses
pembelajaran dan hasil belajar meningkat,
dengan demikian proses pembelajaran
secara kesuluruhan sudah berjalan dengan
baik sehingga siklus dapat dihentikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan metode Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran dasar
mikrokontroler. Peningkatan yang terjadi
ditandai dengan peningkatan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Proses
pembelajaran dengan metode ini menjadikan
siswa lebih mandiri dan punya keterampilan
sosial yang cukup baik. Pembelajaran
dengan pemanfaatan metode GI efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XI AV I SMK Negeri 5 Jakarta.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, maka peneliti memberi
beberapa saran berikut:
1. Guru seharusnya memberikan perhatian
kepada siswa agar kualitas pembelajaran
lebih baik.
11. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 11
2. Sebaiknya guru memperhatikan model
pembelajaran yang bisa melibatkan
siswa secara aktif.
3. Hendaknya siswa diberi tugas agar
memiliki tanggung jawab.
4. Siswa hendaknya bertanya pada guru
atau teman bila tidak mengerti.
5. Dalam metode GI pembagian waktu
harus diperhatikan agar tiap kelompok
berkesempatan.
6. Guru dapat mengembangkan metode GI
dan menerapkan pada materi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono &
Supardi. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006.
Psikologi Pendidikan. Rev.ed. Jakarta:
Grasindo
Purwanto, Ngalim M. 2007. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sugiyanto. 2010. Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
Yuma Pustaka