SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
CINDERELLA COMPLEX PADA REMAJA PUTRI
JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Dani Oktaviyanti
NIM 07104244032
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2013
1
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
CINDERELLA COMPLEX PADA REMAJA PUTRI
RELATIONS BETWEEN THE SELF-ESTEEM AND TREND CINDERELLA COMPLEX TO
THE DAUGHTER’S ADOLESCENT
Oleh: Dani Oktaviyanti, PPB/BK
e-mail: danieoktavya@ymail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan
kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan jenis penelitian
korelasi. Subyek penelitian ini adalah remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo
yang berjumlah 45 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik random
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan instrumen berupa
skala harga diri dan skala kecenderungan cinderella complex. Hasil penelitian korelasi
sebesar -0,444 dan p = 0,002 yang berarti terdapat hubungan negatif antara harga diri
dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11
Purworejo. Artinya harga diri remaja putri kelas XI tinggi, sedangkan tingkat
kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo
rendah. Harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 19,7% dalam mempengaruhi
kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.
Kata kunci : harga diri, cinderella complex.
Abstract
The research aimed at knowing negative correlations between self-esteem and
cinderella complex tendency on teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo. This
research used the quantitative approach and is the kind of research the correlation.
Subject of the research is the teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo with
totaling 45 students. The technique sampling that was used in this research is the
technique random sampling. The method of the data collection in this research used the
scale of the self-esteem dan scale of cinderella complex tendency with the scale method
Likert. Result of the correlation analysis were received by the price of the correlation of -
0,444 and p = 0,002 that meant have negative correlations between self-esteem and
cinderella complex tendency on teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo. That
meaning is self-esteem on teenage girl was increasingly tall, whereas the level of
cinderella complex tendency n teenage girl inversely that is increasingly low.
Keyword : self-esteem, cinderella complex.
2
PENDAHULUAN
Danuri (1990: 54) mengemukakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap
yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas
dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi,
berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu
mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya terhadap diri sendiri,
menghargai keadaan dirinya dan mempunyai kepuasan atas usahanya. Tanpa
kemandirian orang tidak mungkin menguasai dan mempengaruhi lingkungannya,
tetapi justru akan banyak menerima pengaruh dari lingkungan dan dikuasai oleh
lingkungannya.
Tetapi kemandirian pada masa lalu belum disadari oleh wanita, menurut
Symonds (Dowling, 1992: 27-28) wanita akan cenderung merendahkan diri pada
orang lain, tidak mandiri dan secara tidak sadar menggunakan sebagian besar
energinya untuk mendapatkan cinta, pertolongan dan perlindungan terhadap
apa yang kelihatannya sulit, atau menantang di dunia ini, walaupun sebenarnya
mereka adalah wanita yang berhasil. Dapat dikatakan bahwa wanita merasa
takut apabila dihadapkan dengan kemandirian, dan mereka merasa bahwa
wanita harus selalu dilindungi oleh kaum pria walaupun wanita-wanita tersebut
adalah wanita yang berhasil.
Ketakutan akan kemandirian pada wanita menurut Dowling (1992: 17)
disebut sebagai cinderella complex. Wanita disini diumpamakan seperti
cinderella yang dengan mudah datang ke pesta seorang raja dengan bantuan ibu
peri tanpa harus berusaha sedikitpun. Demikianlah remaja masa lalu yang
menanti sesuatu yang berasal dari luar, tanpa harus berusaha. Wanita diajarkan
untuk mempercayai bahwa wanita tidak bisa berdiri sendiri, bahwa wanita
terlalu rapuh, terlalu halus dan membutuhkan perlindungan. Beberapa wanita
yang masih memiliki ketergantungan di masa yang telah jauh berubah, ketika
otak telah menyuruh untuk mandiri, maka berbagai masalah emosional yang
tidak terpecahkan menyeret jauh.
3
Berdasarkan hasil wawancara saat survei awal penelitian, ada sebagian
siswa SMA N 11 Purworejo yang merasa takut ketika diberikan tugas-tugas
sekolah yang mulai banyak sehingga mereka membutuhkan dukungan dan
bantuan dari orang lain seperti orangtua, teman dekat bahkan kekasih. Ketika
saat melakukan ekstrakurikuler pramuka, ada sebagian pula remaja putri yang
tidak mengikuti kegiatan itu karena remaja putri menganggap bahwa kegiatan
tersebut hanya akan menguras tenaga dan itu hanya kegiatan untuk para lelaki.
Ketergantungan pada diri seorang remaja yang seperti ini akan berdampak
secara psikologis terhadap penyelesaian tugas-tugas perkembangan serta ketika
menghadapi masa dewasa awal. Dengan adanya ketergantungan ini secara tidak
langsung wanita remaja memiliki harga diri yang rendah.
Sebagian remaja pada umumnya menanti seseorang untuk membantu
dirinya menyeselesaikan masalahnya tanpa harus bersusah payah. Dengan
adanya kisah ibu peri seperti yang digambarkan dalam kisah cinderella yaitu ibu
peri yang menolong seorang cinderella untuk dapat hadir di pesta seorang raja
dengan kesempurnaan. Dari persepsi tersebut maka seorang wanita remaja
terkadang selalu bergantung dengan seseorang untuk bisa membantunya
menyelesaikan masalah. Ini tidak sesuai dengan tugas perkembangan seorang
remaja bahwa pada masa remaja adalah masa dimana seseorang berusaha untuk
mandiri atau memperoleh kebebasan, tetapi terkadang untuk remaja putri
khususnya masih terdapat sebagian remaja putri yang bergantung dengan orang
tua atau teman. Hal ini disebabkan karena remaja putri merasa bahwa tuntutan
akan kemandirian sangat besar, sehingga mereka merasa takut untuk bisa
terlepas dari bantuan orang lain.
Peran BK dalam hal kemandirian remaja putri sendiri dapat dilakukan
dengan layanan pribadi-sosial. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya untuk
membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi
konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri, serta membantu
individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan
4
sosial) (Yusuf, 2009: 55). Artinya dalam hal ini BK sendiri memiliki tugas agar
remaja putri mampu untuk mengatur dirinya dan mampu untuk membina
hubungan sosial, artinya mampu untuk dapat mandiri atau terbebas dari
ketergantungan.
Cinderella complex dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor
internal. Faktor eksternal meliputi peran penting lingkungan pada tumbuh
kembangnya cinderella complex di dalam diri perempuan. Budaya, pola asuh
orangtua serta media massa berperan dalam terjadinya kecenderungan
cinderella complex. Dowling (1992: 79) menjelaskan bahwa perempuan
tergantung karena sikap protektif dari orangtua. Ketergantungan pada wanita
juga dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu harga diri. Individu yang tergantung
memiliki harga diri yang rendah sehingga sangat membutuhkan bimbingan dan
dukungan dari orang lain. Dowling juga menjelaskan bahwa kepercayaan diri
serta harga diri yang rendah menghalangi wanita untuk mandiri karena wanita
merasa tidak kompeten dengan dirinya sendiri. Wanita yang tergantung,
memiliki harga diri yang rendah sehingga seringkali menekan inisiatif dan
aspirasinya.
Harga diri merupakan evaluasi yang komprehensif oleh individu terhadap
dirinya sendiri, yang terkait dengan tingkat keyakinan individu terhadap dirinya
sendiri sebagai orang yang mampu, penting, dan berharga atau tidak. Dowling
(1992: 104) menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai harga diri yang
rendah maka seseorang itu mempunyai kecenderungan dalam cinderella
complex yang tinggi, tetapi apabila seseorang yang mempunyai harga diri yang
tinggi maka kecenderungan dalam cinderella complexnya pun rendah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diamati bahwa, harga diri
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cara remaja putri dalam
menilai dirinya. Harga diri akan membantu remaja putri dalam upaya
mengembangkan kemandirian sehingga dapat menghambat adanya
kecenderungan cinderella complex. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
5
mengkaji secara empiris hubungan antara harga diri dengan kecenderungan
Cinderella Complex pada remaja putri.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasi yang menggunakan data kuantitatif. Menurut Sukardi (2003: 35)
penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan pengumpulan data
guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri 11 Purworejo.
Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini diambil menggunakan sistem random sampling.
Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto (20011: 112),
jika subyeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semuanya, jika subyeknya
besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dengan demikian, pada
penelitian ini diambil 25 % dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 25%
X 177 siswa = 45 siswa. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara
undian. Alasan menggunakan undian adalah bagi peneliti cukup sederhana dan
memungkinkan penyelewengan dapat dihindari.
Teknik Pengumpulan Data
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis dengan
menggunakan model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
6
sosial. Menurut Sugiyono (2009: 134-135), dengan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala harga diri dan
skala cinderella complex menurut Dowling.
a. Skala Harga Diri
1) Evaluasi diri yaitu terdiri dari: a) Individu merasa yakin dalam bertingkah
laku; b) Individu merasa dirinya penting dan dibutuhkan oleh orang lain
dan merasa diterima oleh kelompoknya; c) Individu yakin bahwa dirinya
akan berhasil mencapai tujuan yang diinginkannya, merasa memiliki
motivasi dan kesadaran individu dapat mengatasi segala tantangan dan
masalah yang dihadapi dengan kemampuan, usaha dan caranya sendiri.
2) Penerimaan diri yaitu perasaan yang melibatkan pribadi yang sadar akan
dirinya sendiri. Kesadaran individu tentang potensi, kemampuan dan
keberartian dirinya.
b. Cinderella Complex
Untuk mengungkap kecenderungan cinderella complex pada siswi kelas XI
SMA N 11 Purworejo, digunakan skala cinderella complex yang disusun oleh
peneliti. Penyusunan skala tersebut berdasarkan teori dan alat ukur yang
dikemukakan Dowling dan teori kemandirian menurut Masrun dkk. Skala ini
terdiri dari enam aspek, yakni ; a) Mengharapkan pengarahan orang lain, b)
Menghindari tantangan dan kompetisi, c) Pengendalian diri luas (eksternal locus
of control), d) Mengandalkan laki-laki, e) Rendahnya harga diri dan f) Ketakutan
kehilangan feminitas.
Sebelum instrumen skala dibuat, terlebih dahulu ditentukan kisi-kisi skala
yang dijabarkan menjadi aspek dan indikator. Indikator skala berdasarkan pada
aspek dan definisi operasional.
7
Skala harga diri dan cinderella complex ini menggunakan skala Likert yaitu
pilihan sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai
(STS) terhadap sistem favorable maupun anfavorable. Skor jawaban bergerak
antara satu sampai empat. Nilai tertinggi diberikan jika subyek menjawab sesuai
dengan peneliti, yakni pilihan sangat sesuai pada sistem favorable dan sangat
tidak sesuai pada sistem unfavorable.
Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, terlebih dahulu
dilakukan uji coba (try out) guna pembakuannya, yakni dengan melakukan uji
validitas dan uji reliabilitas, uji coba dilakukan pada 45 orang responden, yang
terdiri dari 20 siswa putri IPS dan 25 siswa putri IPA.
Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan rumus: .
2. Uji Lineritas
Uji lineritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel bebas dan terikat berbentuk liner atau tidak. Dengan menggunakan
rumus:
b. Uji Hipotesis
Menganalisa hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi
product moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil analisis skala yang
telah diisi oleh remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Skala yang
8
disebarkan yakni skala harga diri dan skala kecenderungan cinderella complex.
Skala harga diri digunakan untuk mengetahui tingkat penilaian terhadap dirinya
sendiri, sedangkan skala kecenderungan cinderella complex digunakan untuk
mengetahui tingkat kemandirian pada siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah
remaja putri kelas XI yang berjumlah 45 siswa dengan 21 siswa berasal dari
jurusan IPA dan 24 siswa berasal dari jurusan IPS.
Berdasarkan distribusi frekuensi relatif harga diri remaja putri diperoleh
hasil 2,22% frekuensi relatif berada pada kategori rendah, 46,67% frekuensi
relatif berada pada kategori sedang dan 51,11% berada pada kategori tinggi.
Dapat dikatakan bahwa sebagian remaja putri memiliki harga diri tinggi. Aspek
harga diri dengan mean (rata-rata) tertinggi adalah aspek penerimaan diri.
Sedangkan untuk distribusi frekuensi relatif cinderella complex remaja putri
diperoleh hasil 20% berada pada kategori rendah, 46,67% berada pada kategori
sedang dan 33,33% berada pada kategori tinggi. Artinya sebagian remaja putri
memiliki kecenderungan cinderella complex pada kategori sedang. Aspek
kecenderungan cinderella complex dengan mean (rata-rata) tertinggi adalah
menghindari tantangan dan kompetisi.
Uji Normalitas dan Uji Lineritas
Hasil perhitungan yang dilakukan untuk harga diri chi kuadrat yang
diperoleh adalah 11,044 dan harga p = 0,993. Karena harga p = 0,993 > 0,05
maka distribusi skornya normal. Hasil perhitungan yang dilakukan untuk
normalitas kecenderungan cinderella complex chi kuadrat yang diperoleh adalah
21,444 dan harga p = 0,668. Karena harga p = 0,668 > 0,05 maka distribusi
skornya normal. Hasil uji lineritas didapatkan F hitung sebesar 1,411 dan F 5%
sebesar 2,114. Artinya bahwa harga F yang diperoleh dari perhitungan lebih kecil
dari harga F pada taraf signifikansi 5%, maka dapat dikatakan bahwa hubungan
antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex merupakan korelasi
linier.
9
Uji Hipotesis
Dari hasil didapatkan harga koefisien product moment antara harga diri dan
cinderella complex sebesar -0,444 dengan p sebesar 0,002. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan negatif antara harga diri dengan
kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11
Purworejo”, yang artinya semakin tinggi harga diri maka akan diikuti dengan
rendahnya kecenderungan cinderella complex. Sebaliknya semakin rendah harga
diri maka akan semakin tinggi kecenderungan cinderella complex.
Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan dapat diperoleh hasil
penelitian bahwa tingkat harga diri yang didapatkan sebagian besar remaja putri
kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dapat dikatakan tinggi yakni 23 siswa dengan
prosentase 51,11%, dan aspek dengan rata-rata tertinggi adalah penerimaan diri.
Pada variabel tingkat kecenderungan cinderella complex terdapat mayoritas
subjek sebesar 46,67% pada kategori sedang, dan aspek dengan rata-rata
tertinggi adalah menghindari tantangan dan kompetisi. Dalam hal ini
membuktikan bahwa membuktikan bahwa remaja putri kelas XI SMA N 11
Purworejo sebagian besar mampu menghilangkan rasa untuk menghindari
tantangan dan mampu menerima dirinya sendiri. Hal ini disebabkan karena pada
seluruh kelas dari kelas XI jumlah perbandingan siswa putri dan siswa putra 2 : 1,
maka sebagian remaja putri merasa bahwa mereka sudah bisa merasa mandiri
karena mereka pun tidak bisa untuk bersaing dengan siswa putra yang jumlahnya
pun sedikit dalam kelas mereka dan lebih banyak siswa putri sehingga sebagian
siswa putri pun berkompetisi dengan sesama siswa putri dan dalam hal ini pun
mempengaruhi mereka dalam menerima diri mereka sendiri.
Hasil pengujian hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan kecenderungan
cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, dengan
harga koefisien korelasi (r) sebesar -0,444 , yang berarti hubungan antara harga
10
diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA
Negeri 11 Purworejo dapat dikatakan sedang. Hasil uji signifikansi 5%
menunjukkan bahwa thitung (18,388) > ttabel (1,679), hal ini mematahkan hipotesisi
nihil (Ho) dengan prasayarat P(sig) > 0,05 dan atau thitung > ttabel (α = 0,05), maka
hasil analisis korelasi ini mendukung hipotesis penelitian yang telah diajukan,
yakni ada hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella
complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Artinya bahwa
semakin tinggi harga diri maka akan semakin rendah kecenderungan cinderella
complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, sebaliknya
semakin rendah harga diri maka akan semakin tinggi kecenderungan cinderella
complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.
Hasil koefisien determinasi (R Square) antara cinderella complex dengan
harga diri sebesar 0,197. Artinya bahwa harga diri memberikan sumbangan
efektif sebesar 19,7% dalam mempengaruhi kecenderungan cinderella complex
pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, sedangkan 14% lainnya
dipengaruhi oleh faktor lain. Sumbangan sebesar 19,7 % yang diperoleh dari
korelasi sebesar 0,197 dalam penelitian termasuk rendah. Hal ini disebabkan
variabel yang mempengaruhi suatu variabel penelitian masih banyak.
Faktor lain yang mempengaruhi cinderella complex adalah pola asuh orang
tua yang lebih sedikit dorongan menuju kemandirian, terlalu berlebihan dalam
memberikan perlindungan dan lebih sedikit konflik, tekanan kognitif dan sosial
untuk membangun identitas yang terpisah dari ibu dan pengaruh pendidikan
formal yang bias gender serta faktor sosial budaya patriarkhi yang berlaku pada
masyarakat serta faktor media (Dowling, 1992: 3). Harga diri salah satunya
sangat mempengaruhi tingkat kecenderungan cinderella complex. Kurangnya
harga diri berkaitan erat dengan kecemasan, perasaan lemah dan tidak mampu.
Wanita remaja yang mengalami cinderella complex mempunyai harga diri
yang rendah, seperti sikap selalu merasa dirinya tidak percaya diri dan lemah bila
berada dilingkungan. Mereka cenderung mengharapkan pengarahan dari orang
11
lain, tidak mempunyai kontrol dalam memecahkan masalah sendiri, harga diri
rendah, selalu menghindari tantangan dan kompetisi, dan mengandalkan pria
serta takut kehilangan feminitas. Wanita remaja yang takut akan kemandirian
sangat menerapkan aspek-aspek diatas tersebut (Anggriany, 2002: 43-44). Tetapi
sebaliknya jika wanita remaja memiliki harga diri yang tinggi, maka tingkat
kecenderungan cinderella complex-nya pun akan rendah. Seperti dalam
penelitian ini tingkat harga diri dalam remaja putri kelas XI SMA Negeri 11
Purworejo dikatakan dalam kategori tinggi, sedangkan tingkat kecenderungan
cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dalam
kategori sedang. Sehingga kesimpulan dari pembahasan diatas adalah “Terdapat
hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex
pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo”.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa 1) Harga diri pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11
Purworejo berdasarkan hasil rata-rata (mean) sebesar 3,1. Hal ini menunjukkan
bahwa harga diri pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo masuk
dalam kategori tinggi. 2) Kecenderungan cinderella complex pada remaja putri
kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo berdasarkan hasil rata-rata (mean) sebesar
2,47. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan cinderella complex pada
remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo masuk dalam kategori sedang.
3) Terdapat hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella
complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dengan nilai
koefisien korelasi sebesar -0,444. Artinya bahwa harga diri pada remaja putri
kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dikatakan tinggi, maka berbanding terbalik
dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA
Negeri 11 Purworejo yang rendah.
12
Saran
1. Bagi Siswa
Diharapkan siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mampu untuk
membiasakan diri menyelesaikan masalahnya sendiri serta meningkatkan
kemandirian dalam hal menghilangkan perasaan takut akan kehilangan
feminitas. Upaya tersebut dapat dicapai dengan melatih dan mengembangkan
setiap potensi yang dimiliki dengan mengikuti kegiatan-kegiatan intra maupun
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, seperti OSIS atau pramuka. Hal
ini dapat membantu siswa dalam menghilangkan rasa takut kehilangan
feminitas dan membuat siswa mampu dalam mengevaluasi diri sendiri dengan
kritik dan saran dari sesama siswa.
2. Bagi Guru BK
Diharapkan guru BK dapat membantu siswa dalam hal meningkatkan
kepercayaan diri dan perasaan takut akan kehilangan feminitas. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan teknik story telling yaitu mendiskusikan
kasus cinderella complex pada cerita cinderella dan meminta siswa
berimajinasi dengan membalikan kasus cinderella complex sesuai dengan
konsep kemandirian.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat mengembangkan dan menggali informasi lebih lanjut
kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan
cinderella complex. Penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan
metode penelitiannya dengan menggunakan wawancara, agar data yang
diperoleh lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriany, N. (2002). Hubungan Antara Pola Asuh Berwawasan Gender dengan
Cinderella Complex. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi: UII.
13
Danuri. (1990). Hubungan Kemandirian, Motif Berprestasi dan Intellegence
dengan Prestasi Belajar Siswa SMP di Bantul Yogyakarta Laporan
Penelitian. Yogyakarta: FIP UNY.
Dowling, C. (1992). Tantangan Wanita Modern : Ketakutan Wanita akan
Kemandirian (Terjemahan W.E. Santi, Soekanto). Jakarta: Erlangga.
M. Hendy Kiatmoko Putro. (2010). Hubungan antara Kematangan Beragama
dengan Cinderella Complex pada Mahasisiwi Fakultas Psikologi
Univeristas Negeri Surakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas
Surakarta
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
Revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan-Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

More Related Content

What's hot

Jurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarJurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarKhairul Aswad
 
Materi Pemahaman Karier
Materi Pemahaman KarierMateri Pemahaman Karier
Materi Pemahaman KarierIrull15
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...
Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...
Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...hanafieminence
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiFinnland
 
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaranPerkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaranDedi Yulianto
 
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelasPengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelasRahma Andhira
 
Publikasi karya_ilmiah
Publikasi  karya_ilmiahPublikasi  karya_ilmiah
Publikasi karya_ilmiahMas Mujoko
 

What's hot (9)

Jurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarJurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajar
 
Materi Pemahaman Karier
Materi Pemahaman KarierMateri Pemahaman Karier
Materi Pemahaman Karier
 
Artikel 10502105
Artikel 10502105Artikel 10502105
Artikel 10502105
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...
Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...
Hubungan antara kecerdasan emosi dan perilaku asertif dengan perilaku agresif...
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
 
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaranPerkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
Perkembangan kemandirian dan proses pembelajaran
 
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelasPengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
 
Publikasi karya_ilmiah
Publikasi  karya_ilmiahPublikasi  karya_ilmiah
Publikasi karya_ilmiah
 

Similar to Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri

Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptxKelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptxAqilSh
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGRatih Aini
 
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...Atik Cm Seonara
 
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswaKonseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswaPsikopedagogia uad
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARFazHani Faz
 
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Psikopedagogia uad
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2wakzar
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
 
11410069_Bab_1.pdf
11410069_Bab_1.pdf11410069_Bab_1.pdf
11410069_Bab_1.pdfphpqnz
 
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Tugas ina diskusi
Tugas ina diskusiTugas ina diskusi
Tugas ina diskusirhysari
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfImanSetiawan26
 
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresiHubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresiayukusdiana
 

Similar to Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri (20)

Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptxKelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
 
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswaKonseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
 
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
11410069_Bab_1.pdf
11410069_Bab_1.pdf11410069_Bab_1.pdf
11410069_Bab_1.pdf
 
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
 
Proposal bab i
Proposal bab iProposal bab i
Proposal bab i
 
Tugas ina diskusi
Tugas ina diskusiTugas ina diskusi
Tugas ina diskusi
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
 
[==
[==[==
[==
 
[==
[==[==
[==
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Bab[8]
Bab[8]Bab[8]
Bab[8]
 
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresiHubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan perilaku agresi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6
 

More from hanafieminence

Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuhanafieminence
 
Aplikasi TI dalam pelayanan informasi
Aplikasi TI dalam pelayanan informasiAplikasi TI dalam pelayanan informasi
Aplikasi TI dalam pelayanan informasihanafieminence
 
Intrinsic motivation and extrinsic incentives
Intrinsic motivation and extrinsic incentivesIntrinsic motivation and extrinsic incentives
Intrinsic motivation and extrinsic incentiveshanafieminence
 
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswaPengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswahanafieminence
 
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasiHubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasihanafieminence
 
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandangSikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandanghanafieminence
 

More from hanafieminence (7)

Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
 
Aplikasi TI dalam pelayanan informasi
Aplikasi TI dalam pelayanan informasiAplikasi TI dalam pelayanan informasi
Aplikasi TI dalam pelayanan informasi
 
Etika konseling
Etika konselingEtika konseling
Etika konseling
 
Intrinsic motivation and extrinsic incentives
Intrinsic motivation and extrinsic incentivesIntrinsic motivation and extrinsic incentives
Intrinsic motivation and extrinsic incentives
 
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswaPengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
 
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasiHubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
 
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandangSikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri

  • 1. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN CINDERELLA COMPLEX PADA REMAJA PUTRI JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Dani Oktaviyanti NIM 07104244032 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2013
  • 2.
  • 3. 1 HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN CINDERELLA COMPLEX PADA REMAJA PUTRI RELATIONS BETWEEN THE SELF-ESTEEM AND TREND CINDERELLA COMPLEX TO THE DAUGHTER’S ADOLESCENT Oleh: Dani Oktaviyanti, PPB/BK e-mail: danieoktavya@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan jenis penelitian korelasi. Subyek penelitian ini adalah remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo yang berjumlah 45 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan instrumen berupa skala harga diri dan skala kecenderungan cinderella complex. Hasil penelitian korelasi sebesar -0,444 dan p = 0,002 yang berarti terdapat hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Artinya harga diri remaja putri kelas XI tinggi, sedangkan tingkat kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo rendah. Harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 19,7% dalam mempengaruhi kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Kata kunci : harga diri, cinderella complex. Abstract The research aimed at knowing negative correlations between self-esteem and cinderella complex tendency on teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo. This research used the quantitative approach and is the kind of research the correlation. Subject of the research is the teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo with totaling 45 students. The technique sampling that was used in this research is the technique random sampling. The method of the data collection in this research used the scale of the self-esteem dan scale of cinderella complex tendency with the scale method Likert. Result of the correlation analysis were received by the price of the correlation of - 0,444 and p = 0,002 that meant have negative correlations between self-esteem and cinderella complex tendency on teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo. That meaning is self-esteem on teenage girl was increasingly tall, whereas the level of cinderella complex tendency n teenage girl inversely that is increasingly low. Keyword : self-esteem, cinderella complex.
  • 4. 2 PENDAHULUAN Danuri (1990: 54) mengemukakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya terhadap diri sendiri, menghargai keadaan dirinya dan mempunyai kepuasan atas usahanya. Tanpa kemandirian orang tidak mungkin menguasai dan mempengaruhi lingkungannya, tetapi justru akan banyak menerima pengaruh dari lingkungan dan dikuasai oleh lingkungannya. Tetapi kemandirian pada masa lalu belum disadari oleh wanita, menurut Symonds (Dowling, 1992: 27-28) wanita akan cenderung merendahkan diri pada orang lain, tidak mandiri dan secara tidak sadar menggunakan sebagian besar energinya untuk mendapatkan cinta, pertolongan dan perlindungan terhadap apa yang kelihatannya sulit, atau menantang di dunia ini, walaupun sebenarnya mereka adalah wanita yang berhasil. Dapat dikatakan bahwa wanita merasa takut apabila dihadapkan dengan kemandirian, dan mereka merasa bahwa wanita harus selalu dilindungi oleh kaum pria walaupun wanita-wanita tersebut adalah wanita yang berhasil. Ketakutan akan kemandirian pada wanita menurut Dowling (1992: 17) disebut sebagai cinderella complex. Wanita disini diumpamakan seperti cinderella yang dengan mudah datang ke pesta seorang raja dengan bantuan ibu peri tanpa harus berusaha sedikitpun. Demikianlah remaja masa lalu yang menanti sesuatu yang berasal dari luar, tanpa harus berusaha. Wanita diajarkan untuk mempercayai bahwa wanita tidak bisa berdiri sendiri, bahwa wanita terlalu rapuh, terlalu halus dan membutuhkan perlindungan. Beberapa wanita yang masih memiliki ketergantungan di masa yang telah jauh berubah, ketika otak telah menyuruh untuk mandiri, maka berbagai masalah emosional yang tidak terpecahkan menyeret jauh.
  • 5. 3 Berdasarkan hasil wawancara saat survei awal penelitian, ada sebagian siswa SMA N 11 Purworejo yang merasa takut ketika diberikan tugas-tugas sekolah yang mulai banyak sehingga mereka membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang lain seperti orangtua, teman dekat bahkan kekasih. Ketika saat melakukan ekstrakurikuler pramuka, ada sebagian pula remaja putri yang tidak mengikuti kegiatan itu karena remaja putri menganggap bahwa kegiatan tersebut hanya akan menguras tenaga dan itu hanya kegiatan untuk para lelaki. Ketergantungan pada diri seorang remaja yang seperti ini akan berdampak secara psikologis terhadap penyelesaian tugas-tugas perkembangan serta ketika menghadapi masa dewasa awal. Dengan adanya ketergantungan ini secara tidak langsung wanita remaja memiliki harga diri yang rendah. Sebagian remaja pada umumnya menanti seseorang untuk membantu dirinya menyeselesaikan masalahnya tanpa harus bersusah payah. Dengan adanya kisah ibu peri seperti yang digambarkan dalam kisah cinderella yaitu ibu peri yang menolong seorang cinderella untuk dapat hadir di pesta seorang raja dengan kesempurnaan. Dari persepsi tersebut maka seorang wanita remaja terkadang selalu bergantung dengan seseorang untuk bisa membantunya menyelesaikan masalah. Ini tidak sesuai dengan tugas perkembangan seorang remaja bahwa pada masa remaja adalah masa dimana seseorang berusaha untuk mandiri atau memperoleh kebebasan, tetapi terkadang untuk remaja putri khususnya masih terdapat sebagian remaja putri yang bergantung dengan orang tua atau teman. Hal ini disebabkan karena remaja putri merasa bahwa tuntutan akan kemandirian sangat besar, sehingga mereka merasa takut untuk bisa terlepas dari bantuan orang lain. Peran BK dalam hal kemandirian remaja putri sendiri dapat dilakukan dengan layanan pribadi-sosial. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri, serta membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan
  • 6. 4 sosial) (Yusuf, 2009: 55). Artinya dalam hal ini BK sendiri memiliki tugas agar remaja putri mampu untuk mengatur dirinya dan mampu untuk membina hubungan sosial, artinya mampu untuk dapat mandiri atau terbebas dari ketergantungan. Cinderella complex dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal meliputi peran penting lingkungan pada tumbuh kembangnya cinderella complex di dalam diri perempuan. Budaya, pola asuh orangtua serta media massa berperan dalam terjadinya kecenderungan cinderella complex. Dowling (1992: 79) menjelaskan bahwa perempuan tergantung karena sikap protektif dari orangtua. Ketergantungan pada wanita juga dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu harga diri. Individu yang tergantung memiliki harga diri yang rendah sehingga sangat membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang lain. Dowling juga menjelaskan bahwa kepercayaan diri serta harga diri yang rendah menghalangi wanita untuk mandiri karena wanita merasa tidak kompeten dengan dirinya sendiri. Wanita yang tergantung, memiliki harga diri yang rendah sehingga seringkali menekan inisiatif dan aspirasinya. Harga diri merupakan evaluasi yang komprehensif oleh individu terhadap dirinya sendiri, yang terkait dengan tingkat keyakinan individu terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang mampu, penting, dan berharga atau tidak. Dowling (1992: 104) menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai harga diri yang rendah maka seseorang itu mempunyai kecenderungan dalam cinderella complex yang tinggi, tetapi apabila seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi maka kecenderungan dalam cinderella complexnya pun rendah. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diamati bahwa, harga diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cara remaja putri dalam menilai dirinya. Harga diri akan membantu remaja putri dalam upaya mengembangkan kemandirian sehingga dapat menghambat adanya kecenderungan cinderella complex. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
  • 7. 5 mengkaji secara empiris hubungan antara harga diri dengan kecenderungan Cinderella Complex pada remaja putri. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi yang menggunakan data kuantitatif. Menurut Sukardi (2003: 35) penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Purworejo. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini diambil menggunakan sistem random sampling. Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto (20011: 112), jika subyeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semuanya, jika subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dengan demikian, pada penelitian ini diambil 25 % dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 25% X 177 siswa = 45 siswa. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara undian. Alasan menggunakan undian adalah bagi peneliti cukup sederhana dan memungkinkan penyelewengan dapat dihindari. Teknik Pengumpulan Data Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis dengan menggunakan model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
  • 8. 6 sosial. Menurut Sugiyono (2009: 134-135), dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala harga diri dan skala cinderella complex menurut Dowling. a. Skala Harga Diri 1) Evaluasi diri yaitu terdiri dari: a) Individu merasa yakin dalam bertingkah laku; b) Individu merasa dirinya penting dan dibutuhkan oleh orang lain dan merasa diterima oleh kelompoknya; c) Individu yakin bahwa dirinya akan berhasil mencapai tujuan yang diinginkannya, merasa memiliki motivasi dan kesadaran individu dapat mengatasi segala tantangan dan masalah yang dihadapi dengan kemampuan, usaha dan caranya sendiri. 2) Penerimaan diri yaitu perasaan yang melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya sendiri. Kesadaran individu tentang potensi, kemampuan dan keberartian dirinya. b. Cinderella Complex Untuk mengungkap kecenderungan cinderella complex pada siswi kelas XI SMA N 11 Purworejo, digunakan skala cinderella complex yang disusun oleh peneliti. Penyusunan skala tersebut berdasarkan teori dan alat ukur yang dikemukakan Dowling dan teori kemandirian menurut Masrun dkk. Skala ini terdiri dari enam aspek, yakni ; a) Mengharapkan pengarahan orang lain, b) Menghindari tantangan dan kompetisi, c) Pengendalian diri luas (eksternal locus of control), d) Mengandalkan laki-laki, e) Rendahnya harga diri dan f) Ketakutan kehilangan feminitas. Sebelum instrumen skala dibuat, terlebih dahulu ditentukan kisi-kisi skala yang dijabarkan menjadi aspek dan indikator. Indikator skala berdasarkan pada aspek dan definisi operasional.
  • 9. 7 Skala harga diri dan cinderella complex ini menggunakan skala Likert yaitu pilihan sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS) terhadap sistem favorable maupun anfavorable. Skor jawaban bergerak antara satu sampai empat. Nilai tertinggi diberikan jika subyek menjawab sesuai dengan peneliti, yakni pilihan sangat sesuai pada sistem favorable dan sangat tidak sesuai pada sistem unfavorable. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba (try out) guna pembakuannya, yakni dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas, uji coba dilakukan pada 45 orang responden, yang terdiri dari 20 siswa putri IPS dan 25 siswa putri IPA. Teknik Analisis Data a. Uji Normalitas 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan rumus: . 2. Uji Lineritas Uji lineritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dan terikat berbentuk liner atau tidak. Dengan menggunakan rumus: b. Uji Hipotesis Menganalisa hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut: . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil analisis skala yang telah diisi oleh remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Skala yang
  • 10. 8 disebarkan yakni skala harga diri dan skala kecenderungan cinderella complex. Skala harga diri digunakan untuk mengetahui tingkat penilaian terhadap dirinya sendiri, sedangkan skala kecenderungan cinderella complex digunakan untuk mengetahui tingkat kemandirian pada siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas XI yang berjumlah 45 siswa dengan 21 siswa berasal dari jurusan IPA dan 24 siswa berasal dari jurusan IPS. Berdasarkan distribusi frekuensi relatif harga diri remaja putri diperoleh hasil 2,22% frekuensi relatif berada pada kategori rendah, 46,67% frekuensi relatif berada pada kategori sedang dan 51,11% berada pada kategori tinggi. Dapat dikatakan bahwa sebagian remaja putri memiliki harga diri tinggi. Aspek harga diri dengan mean (rata-rata) tertinggi adalah aspek penerimaan diri. Sedangkan untuk distribusi frekuensi relatif cinderella complex remaja putri diperoleh hasil 20% berada pada kategori rendah, 46,67% berada pada kategori sedang dan 33,33% berada pada kategori tinggi. Artinya sebagian remaja putri memiliki kecenderungan cinderella complex pada kategori sedang. Aspek kecenderungan cinderella complex dengan mean (rata-rata) tertinggi adalah menghindari tantangan dan kompetisi. Uji Normalitas dan Uji Lineritas Hasil perhitungan yang dilakukan untuk harga diri chi kuadrat yang diperoleh adalah 11,044 dan harga p = 0,993. Karena harga p = 0,993 > 0,05 maka distribusi skornya normal. Hasil perhitungan yang dilakukan untuk normalitas kecenderungan cinderella complex chi kuadrat yang diperoleh adalah 21,444 dan harga p = 0,668. Karena harga p = 0,668 > 0,05 maka distribusi skornya normal. Hasil uji lineritas didapatkan F hitung sebesar 1,411 dan F 5% sebesar 2,114. Artinya bahwa harga F yang diperoleh dari perhitungan lebih kecil dari harga F pada taraf signifikansi 5%, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex merupakan korelasi linier.
  • 11. 9 Uji Hipotesis Dari hasil didapatkan harga koefisien product moment antara harga diri dan cinderella complex sebesar -0,444 dengan p sebesar 0,002. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo”, yang artinya semakin tinggi harga diri maka akan diikuti dengan rendahnya kecenderungan cinderella complex. Sebaliknya semakin rendah harga diri maka akan semakin tinggi kecenderungan cinderella complex. Pembahasan Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan dapat diperoleh hasil penelitian bahwa tingkat harga diri yang didapatkan sebagian besar remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dapat dikatakan tinggi yakni 23 siswa dengan prosentase 51,11%, dan aspek dengan rata-rata tertinggi adalah penerimaan diri. Pada variabel tingkat kecenderungan cinderella complex terdapat mayoritas subjek sebesar 46,67% pada kategori sedang, dan aspek dengan rata-rata tertinggi adalah menghindari tantangan dan kompetisi. Dalam hal ini membuktikan bahwa membuktikan bahwa remaja putri kelas XI SMA N 11 Purworejo sebagian besar mampu menghilangkan rasa untuk menghindari tantangan dan mampu menerima dirinya sendiri. Hal ini disebabkan karena pada seluruh kelas dari kelas XI jumlah perbandingan siswa putri dan siswa putra 2 : 1, maka sebagian remaja putri merasa bahwa mereka sudah bisa merasa mandiri karena mereka pun tidak bisa untuk bersaing dengan siswa putra yang jumlahnya pun sedikit dalam kelas mereka dan lebih banyak siswa putri sehingga sebagian siswa putri pun berkompetisi dengan sesama siswa putri dan dalam hal ini pun mempengaruhi mereka dalam menerima diri mereka sendiri. Hasil pengujian hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, dengan harga koefisien korelasi (r) sebesar -0,444 , yang berarti hubungan antara harga
  • 12. 10 diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dapat dikatakan sedang. Hasil uji signifikansi 5% menunjukkan bahwa thitung (18,388) > ttabel (1,679), hal ini mematahkan hipotesisi nihil (Ho) dengan prasayarat P(sig) > 0,05 dan atau thitung > ttabel (α = 0,05), maka hasil analisis korelasi ini mendukung hipotesis penelitian yang telah diajukan, yakni ada hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Artinya bahwa semakin tinggi harga diri maka akan semakin rendah kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, sebaliknya semakin rendah harga diri maka akan semakin tinggi kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Hasil koefisien determinasi (R Square) antara cinderella complex dengan harga diri sebesar 0,197. Artinya bahwa harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 19,7% dalam mempengaruhi kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, sedangkan 14% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Sumbangan sebesar 19,7 % yang diperoleh dari korelasi sebesar 0,197 dalam penelitian termasuk rendah. Hal ini disebabkan variabel yang mempengaruhi suatu variabel penelitian masih banyak. Faktor lain yang mempengaruhi cinderella complex adalah pola asuh orang tua yang lebih sedikit dorongan menuju kemandirian, terlalu berlebihan dalam memberikan perlindungan dan lebih sedikit konflik, tekanan kognitif dan sosial untuk membangun identitas yang terpisah dari ibu dan pengaruh pendidikan formal yang bias gender serta faktor sosial budaya patriarkhi yang berlaku pada masyarakat serta faktor media (Dowling, 1992: 3). Harga diri salah satunya sangat mempengaruhi tingkat kecenderungan cinderella complex. Kurangnya harga diri berkaitan erat dengan kecemasan, perasaan lemah dan tidak mampu. Wanita remaja yang mengalami cinderella complex mempunyai harga diri yang rendah, seperti sikap selalu merasa dirinya tidak percaya diri dan lemah bila berada dilingkungan. Mereka cenderung mengharapkan pengarahan dari orang
  • 13. 11 lain, tidak mempunyai kontrol dalam memecahkan masalah sendiri, harga diri rendah, selalu menghindari tantangan dan kompetisi, dan mengandalkan pria serta takut kehilangan feminitas. Wanita remaja yang takut akan kemandirian sangat menerapkan aspek-aspek diatas tersebut (Anggriany, 2002: 43-44). Tetapi sebaliknya jika wanita remaja memiliki harga diri yang tinggi, maka tingkat kecenderungan cinderella complex-nya pun akan rendah. Seperti dalam penelitian ini tingkat harga diri dalam remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dikatakan dalam kategori tinggi, sedangkan tingkat kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dalam kategori sedang. Sehingga kesimpulan dari pembahasan diatas adalah “Terdapat hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo”. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa 1) Harga diri pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo berdasarkan hasil rata-rata (mean) sebesar 3,1. Hal ini menunjukkan bahwa harga diri pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo masuk dalam kategori tinggi. 2) Kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo berdasarkan hasil rata-rata (mean) sebesar 2,47. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo masuk dalam kategori sedang. 3) Terdapat hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,444. Artinya bahwa harga diri pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dikatakan tinggi, maka berbanding terbalik dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo yang rendah.
  • 14. 12 Saran 1. Bagi Siswa Diharapkan siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mampu untuk membiasakan diri menyelesaikan masalahnya sendiri serta meningkatkan kemandirian dalam hal menghilangkan perasaan takut akan kehilangan feminitas. Upaya tersebut dapat dicapai dengan melatih dan mengembangkan setiap potensi yang dimiliki dengan mengikuti kegiatan-kegiatan intra maupun ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, seperti OSIS atau pramuka. Hal ini dapat membantu siswa dalam menghilangkan rasa takut kehilangan feminitas dan membuat siswa mampu dalam mengevaluasi diri sendiri dengan kritik dan saran dari sesama siswa. 2. Bagi Guru BK Diharapkan guru BK dapat membantu siswa dalam hal meningkatkan kepercayaan diri dan perasaan takut akan kehilangan feminitas. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan teknik story telling yaitu mendiskusikan kasus cinderella complex pada cerita cinderella dan meminta siswa berimajinasi dengan membalikan kasus cinderella complex sesuai dengan konsep kemandirian. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat mengembangkan dan menggali informasi lebih lanjut kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan cinderella complex. Penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan metode penelitiannya dengan menggunakan wawancara, agar data yang diperoleh lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Anggriany, N. (2002). Hubungan Antara Pola Asuh Berwawasan Gender dengan Cinderella Complex. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi: UII.
  • 15. 13 Danuri. (1990). Hubungan Kemandirian, Motif Berprestasi dan Intellegence dengan Prestasi Belajar Siswa SMP di Bantul Yogyakarta Laporan Penelitian. Yogyakarta: FIP UNY. Dowling, C. (1992). Tantangan Wanita Modern : Ketakutan Wanita akan Kemandirian (Terjemahan W.E. Santi, Soekanto). Jakarta: Erlangga. M. Hendy Kiatmoko Putro. (2010). Hubungan antara Kematangan Beragama dengan Cinderella Complex pada Mahasisiwi Fakultas Psikologi Univeristas Negeri Surakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas Surakarta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan-Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.