SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
1
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF
TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA
PADA LANSIA DI PANTI WERDHA
MANADO
Yuliana R. Kanender
Henry Palandeng
Vandri D. Kallo
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Email : Arcazora@gmail.com
Abstract: One of the main aspects of health promotion for the elderly is sleep maintenance
to ensure the recovery of body functions to the optimal functional level. Survey conducted
by the National Institute of Health in the United states that in 1970, higher insomniacs
experienced by the elderly, where 1 of 4 elderly at the age of 60 years experienced serious
difficulty sleeping. One of nonpharmacological therapy that is easy to do to cure insomnia
is progressive muscle relaxation therapy. The purpose of this study was to determine the
effect of progressive muscle relaxation therapy to changes in the level of insomnia in the
elderly, Elderly Nursing Manado. The study design used was pre experimental with one
group pre-test-post-test design. The sampling technique was performed with total sampling
with a sample of 36 people. The results using the Wilcoxon statistical test p value = 0.000
<α = 0.05. The Conclusion from the results of study showed the influence of progressive
muscle relaxation therapy to changes in the level of insomnia in the elderly, Elderly In
Nursing Manado. Recommended progressive muscle relaxation therapy can be used as
one of the independent nursing interventions to help the elderly who have insomnia.
Key words : Insomnia, Progressive Muscle Relaxation, Elderly
Abstrak: Salah satu aspek utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah
pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional
yang optimal. Survey yang dilakukan oleh National Institut of Health di Amerika
menyebutkan bahwa pada tahun 1970, penderita insomnia lebih tinggi dialami oleh lansia,
dimana 1 dari 4 lansia pada usia 60 tahun mengalami sulit tidur yang serius. Salah satu
terapi nonfarmakologi yang mudah dilakukan untuk penyembuhan insomnia yaitu terapi
relaksasi otot progresif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi
otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia di Panti Werdha Manado.
Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan One Group Pre-test-
Post-test design. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling dengan
jumlah sampel 36 orang. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Wilcoxon didapatkan
nilai p = 0,000 < α = 0,05. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia Di Panti
Werdha Manado. Saran Terapi relaksasi otot progresif dapat dijadikan salah satu
intervensi keperawatan mandiri untuk membantu lansia yang mengalami insomnia.
Kata Kunci: Insomnia, Relaksasi Otot Progresif, Lansia.
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
2
PENDAHULUAN
Peningkatan pembangunan disegala
bidang memberikan kontribusi sangat
penting bagi penduduk dunia. Hasil
pembangunan tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya umur harapan hidup.
Semakin meningkat umur harapan hidup
mengakibatkan jumlah penduduk lanjut
usia semakin bertambah banyak, bahkan
cenderung lebih cepat dan pesat (Martono
& Pranarka, 2011).
Jumlah lanjut usia (di atas 60 tahun)
di dunia pada tahun 2000 adalah 11% dari
seluruh jumlah penduduk dunia (±605
juta) (World Health Organization, 2012).
Menurut perkiraan Biro Pusat Statistik di
kutip oleh Nugroho (2012), pada tahun
2005 di Indonesia terdapat 18.283.107
penduduk lanjut usia. Jumlah ini akan
melonjak hingga ±33 juta orang lanjut
usia (12% dari total penduduk) pada tahun
2020 dengan umur harapan hidup kurang
lebih 70 tahun. Menurut data Dinas
Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara tahun
2014, jumlah lansia di Propinsi Sulawesi
Utara hingga September 2014 berjumlah
665.279 jiwa dan jumlah lansia di Kota
Manado tahun 2014 berjumlah 66.565
jiwa.
Adanya peningkatan jumlah
penduduk lanjut usia menyebabkan
perlunya perhatian pada lansia. Salah satu
aspek utama dari peningkatan kesehatan
untuk lansia adalah pemeliharaan tidur
untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh
sampai tingkat fungsional yang optimal
dan untuk memastikan keterjagaan disiang
hari guna menyelesaikan tugas-tugas dan
menikmati kualitas hidup yang tinggi.
Tidur menurut Johnson dianggap sebagai
salah satu kebutuhan fisiologis dasar
manusia (Stanley & Beare, 2006).
Pada kelompok lanjut usia (60 tahun),
ditemukan 7% kasus yang mengeluh
mengenai masalah tidur (hanya dapat tidur
tidak lebih dari lima jam sehari. Hal yang
sama ditemukan pada 22% kasus pada
kelompok usia 70 tahun, kelompok lanjut
usia lebih banyak mengeluh terbangun
lebih awal dan 30% dari kelompok lanjut
usia tersebut banyak yang terbangun di
malam hari. Angka ini ternyata tujuh kali
lebih besar dibandingkan dengan
kelompok usia 20 tahun (Nugroho, 2012).
Penelitian yang dilakukan Erliana,
Haroen, Susanti (2008), yaitu penelitian
untuk mencari perbedaan tingkat insomnia
lansia sebelum dan sesudah latihan
relaksasi otot progresif, dari penelitian
tersebut didapatkan perbedaan yang
signifikan terhadap tingkat insomnia
lansia sebelum dan sesudah latihan
relaksasi progresif.
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti di Balai
Penyantun Lanjut Usia (BPLU) Senja
Cerah Paniki Kecamatan Mapanget
Manado, jumlah lansia yaitu 32 orang
yang terdiri dari 19 perempuan dan 13
laki-laki. Di Panti Werdha Damai
Ranomuut jumlah lansia yaitu 37 orang
yang terdiri 34 perempuan dan 3 laki-laki.
Dan hasil wawancara dari 30 lansia, 20
diantaranya mengatakan mereka sulit
memulai dan mempertahankan tidur,
sering terbangun pada malam hari dan
bangun dini hari serta mengantuk disiang
hari.
Dari uraian dan data diatas, peneliti
sudah selesai meneliti pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap
perubahan tingkat insomnia pada lansia di
Panti Werdha Manado.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah
pra eksperimental dengan One Group Pre-
test-Post-test design. Penelitian ini di
laksanakan di BPLU Senja Cerah Paniki
Kecamatan Mapanget Manado dan Panti
Werdha Damai Ranomuut Manado pada
bulan November 2014-Maret 2015.
Populasi pada penelitian ini adalah semua
lanjut usia yang mengalami insomnia di
Panti Werdha Manado yang berjumlah 36
orang. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan Total Sampling yang
disebut sampling jenuh yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
3
(Setiadi, 2013). Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 36 responden.
Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner dan
lembar observasi. Kuesioner ini dipakai
untuk mengukur tingkat insomnia lansia
sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot
progresif. Peneliti menggunakan teknik
wawancara terstruktur dengan
menggunakan kuesioner Kelompok Study
Psikiatri Biologi Jakarta-Insomnia Rating
Scale (KSPBJ-IRS) yang di modifikasi.
Kuesioner ini terdiri dari 11 pertanyaan.
Lembar observasi digunakan untuk
mencatat hasil observasi pelaksanaan
terapi relaksasi progresif sesuai pedoman
yang dibuat peneliti. Nilai 1 jika
responden melakukan prosedur relaksasi
otot progresif sehari sekali selama 7 hari
dan nilai 0 jika responden tidak
melakukan prosedur relaksasi otot
progresif sehari sekali selama 7 hari.
Prosedur pengumpulan data:
a. Sebelum pelaksanaan terapi relaksasi
otot progresif.
Setelah mendapat izin untuk
melakukan penelitian, kemudian
dilakukan pengukuran tingkat insomnia
di wisma masing-masing lansia satu
hari sebelum terapi relaksasi otot
progresif dilakukan. Pengukuran
dilakukan kepada semua lansia, dan
lansia yang mengalami tingkat
insomnia ringan, berat, dan sangat
berat dijadikan sebagai populasi dalam
penelitian ini, dan kemudian dijadikan
sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
b. Pelaksanaan terapi relaksasi.
Pelaksanaan terapi relaksasi
berlangsung selama 7 hari berturut-
turut.
c. Sesudah terapi relaksasi.
Langkah selanjutnya setelah terapi
relaksasi otot progresif yang dilakukan
1 kali sehari selama 7 hari yaitu
mengukur tingkat insomnia responden.
Pengukuran dilakukan di wisma
masing-masing lansia. Pada tahapan ini
juga peneliti melakukan evaluasi
dengan menanyakan kembali perasaan
responden dan menjelaskan bahwa
intervensi telah selesai dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur Di Panti Werdha Manado.
Umur n %
60-65 tahun 7 19,4
66-70 tahun 3 8,3
71-75 tahun 9 25,0
76-80 tahun 9 25,0
> 80 tahun 8 22,3
Jumlah 36 100
Sumber: data primer
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden
yang berumur 71-75 tahun dan 76-80
tahun merupakan responden terbanyak
yaitu 9 orang (25%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Di Panti Werdha Manado
Jenis
Kelamin
n %
Laki-Laki 11 30,6
Perempuan 25 69,4
Jumlah 36 100,0
Sumber: data primer
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan yang berjumlah 25 orang
(69,4%)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat
Insomnia Lansia Sebelum Terapi
Relaksasi Otot Progresif
Tingkat
Insomnia
n %
Insomnia
ringan
24 66,7
Insomnia
berat
9 25,0
Insomnia
sangat
berat
3 8,3
Jumlah 36 100,0
Sumber: data primer
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
4
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
sebelum terapi relaksasi otot progresif,
tingkat insomnia tertinggi adalah insomnia
ringan yaitu sebanyak 24 orang (66,7 %),
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat
Insomnia Lansia Sesudah Terapi
Relaksasi Otot Progresif
Tingkat
Insomnia
n %
Tidak ada
insomnia
29 80,5
Insomnia
ringan
5 13,9
Insomnia
berat
2 5,6
Jumlah 36 100,0
Sumber: data primer
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat
insomnia sesudah terapi relaksasi otot
progresif mengalami penurunan, dan
sebagian besar responden tidak ada
insomnia yaitu sebanyak 29 orang
(80,5%),
Analisis Bivariat
Tabel 5. Hasil Analisis Nilai Rata-Rata
Tingkat Insomnia Sebelum dan Sesudah
Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada
Lansia Di Panti Werdha Manado
n Mean SD
Tingkat
insomnia
sebelum
terapi
36 2,42 0,649
Tingkat
insomnia
sesudah
terapi
36 1,25 0,554
Sumber: data primer
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa
terjadi penurunan nilai rata-rata pada
tingkat insomnia sesudah relaksasi otot
progresif yaitu menjadi 1,25 dari rata-rata
sebelum terapi relaksasi otot progresif
yaitu 2,42.
Tabel 6 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Post
Test-
Pretest
Kategori
Rank
n Zhitung Pvalue
Post
Test <
Pretest
Negatif
Rank
36 -5,641 0,000
Post
Test >
Pretest
Positif
Rank
0
Post
Test =
Pretest
Ties 0
Jumlah 36
Sumber: data primer
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan
bahwa hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh
Pvalue = 0,000 < dari α = 0,05, maka Ha
diterima, artinya terdapat pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap
perubahan tingkat insomnia pada lansia di
Panti Werdha Manado.
B. PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Distribusi responden menurut umur
menunjukkan bahwa responden yang
berumur 71-75 tahun dan 76-80 tahun
merupakan responden terbanyak yaitu 9
orang. Menurut Luce dan Segal dalam
Nugroho (2012) mengungkapkan bahwa
faktor usia merupakan faktor terpenting
yang berpengaruh terhadap kualitas tidur.
Keluhan kualitas tidur seiring dengan
bertambahnya usia. Hal ini di dukung juga
oleh Martono & Pranarka (2011), bahwa
pada usia lanjut ekskresi cortisol dan GH
(Growth Hormon) serta perubahan
temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang
menonjol. Melatonin, hormon yang di
ekskresikan pada malam hari dan
berhubungan dengan tidur, menurun
dengan meningkatnya umur.
Distribusi reponden berdasarkan jenis
kelamin menunjukkan bahwa responden
yang berjenis kelamin perempuan lebih
banyak dibandingkan yang berjenis
kelamin laki-laki. Karakteristik jenis
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
5
kelamin ini tidak dikatakan sebagai
penyebab insomnia tetapi hanya
memberikan keterangan bahwa penelitian
ini dilakukan pada lansia perempuan dan
laki-laki. Tetapi dapat dipertimbangkan
juga teori Menurut Stanley & Beare
(2006), bahwa lansia rentan terhadap
insomnia karena adanya perubahan pola
tidur, biasanya menyerang tahap IV (tidur
malam). Insomnia, yaitu ketidakmampuan
untuk tidur, adalah keluhan yang sering,
yang meningkat secara bersamaan dengan
bertambahnya usia, serta mempengaruhi
lebih banyak wanita pasca-menopause
dibandingkan pria.
Tingkat Insomnia Lansia
Hasil penelitian yang didapatkan dari 36
responden berdasarkan tingkat insomnia
responden sebelum terapi relaksasi otot
progresif menunjukkan bahwa sebelum
terapi relaksasi otot progresif, tingkat
insomnia tertinggi adalah insomnia ringan
yaitu sebanyak 24 orang (66,7 %).
Banyak faktor yang dapat
menyebabkan insomnia. Antara lain stres,
kecemasan, kondisi fisik dan gaya hidup.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Sohat (2014), hasil
penelitiannya menyatakan ada hubungan
yang signifikan antara kecemasan dan
kejadian insomnia pada lansia di BPLU
Senja Cerah Paniki Manado. Demikian
juga penelitian yang dilakukan oleh
Ernawati (2010) yaitu penelitian tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya insomnia pada lanjut usia di
Desa Gayam Kecamatan Sukoharjo, hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa faktor
kecemasan dan faktor gaya hidup secara
bersama-sama mempengaruhi tingkat
insomnia pada lansia di Desa Gayam
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
Sukoharjo sebesar 40%.
Menurut Rafknowledge (2004) dalam
Ernawati dan Agus (2010) bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi insomnia pada
lansia antara lain proses penuaan,
gangguan psikologis, gangguan medis
umum, gaya hidup, faktor lingkungan
fisik, dan faktor lingkungan sosial.
Dari hasil wawancara reponden juga
mengatakan bahwa mereka sulit memulai
tidur dan sering terbangun dimalam hari
dan sulit untuk tidur kembali, meskipun
tertidur kembali harus menunggu
beberapa menit atau beberapa jam.
Menurut Martono dan Pranarka (2011)
Pada usia lanjut juga terjadi perubahan
pada irama sirkardian tidur normal yaitu
menjadi kurang sensitif dengan perubahan
gelap dan terang.
Hasil penelitian tingkat insomnia
responden sesudah terapi relaksasi otot
progresif menunjukkan bahwa tingkat
insomnia sesudah terapi relaksasi otot
progresif mengalami penurunan.
Penurunan tingkat insomnia ini
dikarenakan adanya efek dari terapi
relaksasi otot progresif. Hal tersebut
sesuai dengan teori Ramdhani (2006)
dalam Triyanto (2014) bahwa teknik
relaksasi semakin sering dilakukan
terbukti efektif mengurangi ketegangan
dan kecemasan, mengatasi insomnia dan
asma. Hal itu juga sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Greenberg (2002)
yang dikutip Mashudi (2012) mengatakan
relaksasi akan memberikan hasil setelah
dilakukan sebanyak 3 kali latihan.
Pengaruh Terapi Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Perubahan Tingkat
Insomnia Lansia
Hasil penelitian ini mengenai adanya
perubahan tingkat insomnia sebelum dan
sesudah terapi relaksasi otot progresif. Hal
ini dibuktikan dengan adanya penurunan
skor insomnia pada lansia tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
penurunan nilai rata-rata tingkat insomnia
sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot
progresif. Dimana rata-rata tingkat
insomnia sebelum terapi relaksasi adalah
2,42 dan rata-rata tingkat insomnia
sesudah terapi relaksasi adalah 1,25.
Adanya penurunan tingkat insomnia
ini juga terlihat dari hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
6
Ranks Test diperoleh Pvalue = 0,000 < α =
0,05 pada taraf signifikan 95% atau
tingkat kemaknaan 5%, artinya ada
pengaruh terapi relaksasi otot progresif
terhadap perubahan tingkat insomnia
lansia di Panti Werdha Manado.
Adanya perubahan yang signifikan
tersebut menunjukkan bahwa terapi
relaksasi otot progresif memberikan
dampak bagi lansia yang mengalami
insomnia. Insomnia yang diderita lansia
tersebut dikarenakan dari berbagai faktor.
Kondisi fisik dan psikologis responden
seiring dengan proses penuaan berdampak
pada terjadinya insomnia pada lansia.
Menurut Soewondo (2012) mengatakan
bahwa latihan relaksasi otot merupakan
langkah-langkah pertama yang dapat
dilakukan dalam rangka mengelola stres.
Bernstein, Borkovek, dan Hazlett-Stevens
(2000) dalam Soewondo (2012)
mengemukakan bahwa latihan relaksasi
terutama adalah untuk klien yang
mengalami ketegangan tinggi. Yang
paling sesuai menjadi target latihan
relaksasi adalah mereka yang mengalami
tingkat ketegangan tinggi yang
mengganggu kinerja dan perilaku lain.
Termasuk insomnia yang disebabkan
ketegangan otot dan pikiran kacau.
Hal ini juga di dukung oleh Purwanto
(2013) mengemukakan bahwa relaksasi
otot progresif bermanfaat untuk penderita
gangguan tidur (insomnia) serta
meningkatkan kualitas tidur. Menurut
Davis (1995) dalam Purwaningtyas dan
Pratiwi (2010) mengemukakan bahwa
latihan relaksasi progresif sebagai salah
satu teknik relaksasi otot telah terbukti
dalam program terapi terhadap ketegangan
otot mampu mengatasi keluhan anxietas,
insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri
leher dan pinggang, tekanan darah tinggi,
fobi ringan dan gagap.
Sustrani (2005) yang dikutip
Sumiarsih dan Widad (2013)
mengemukakan bahwa relaksasi progresif
adalah cara yang efektif untuk relaksasi
dan mengurangi kecemasan. Jika kita
belajar mengistirahatkan otot-otot kita
melalui suatu cara yang tepat, maka hal ini
akan diikuti dengan relaksasi mental atau
pikiran.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Nessma &
Widodo (2011) tentang pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap
perubahan tingkat insomnia pada lansia di
posyandu lansia Desa Gonilan Kartasura,
dengan jumlah sampel 60 lansia dan
desain penelitian quasi eksperimental
dengan rancangan pre test-post test
design. Dari hasil penelitiannya
membuktikan bahwa setelah diberikan
terapi relaksasi otot progresif pada
kelompok perlakuan lansia yang
mengalami insomnia berat menurun
menjadi 0%, lansia yang mengalami
insomnia sedang sebesar 56,7% dan lansia
yang mengalami insomnia ringan sebesar
43,3%, sedangkan pada kelompok kontrol
tingkat insomnia pada lansia relatif tidak
mengalami perubahan.
Begitupun penelitian yang dilakukan
oleh Sumiarsih dan Widad (2013) tentang
pengaruh teknik relaksasi progresif
terhadap perubahan pemenuhan
kebutuhan tidur pada lansia di Desa
Sijambe Kecamatan Wonokerto
Kabupaten Pekalongan. Dengan desain
penelitian menggunakan quasi
eksperimental dengan pendekatan pre test
and post test without control design dan
sampel sebanyak 20 orang. Dari hasil
penelitiannya bahwa relaksasi otot
progresif mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam meningkatkan
pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia.
Hal tersebut diatas didukung oleh
Penelitian intervensi yang dilakukan
Johnson (1991) dalam Maas et al (2011)
menggunakan relaksasi progresif dengan
sampel lansia wanita yang sedang tidak
dirawat. Dengan menggunakan model
pretest-posttes yang dirancang untuk
subjek yang sama, responden merasakan
penurunan yang signifikan dari waktu
tidur, penurunan frekuensi terbangun
dimalam hari, tidur lebih tenang, perasaan
lebih segar saat terbangun, dan merasa
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
7
lebih puas dengan tidur yang dialami,
setelah menggunakan teknik relaksasi
progresif. Polisomnografi
(Elektroensefalogram (EEG),
Elektromiogram (EMG) dan
Elektrookulogram (EOG))
mengindikasikan pengurangan waktu tidur
yang signifikan, pengurangan frekuensi
terbangun dimalam hari, berkurangnya
waktu untuk tidur ringan selama 3 jam
pertama dari waktu tidur, dan lebih
banyak waktu tidur dengan gelombang
lambat selama 3 jam pertama dari waktu
tidur.
Dengan adanya perubahan tingkat
insomnia sebelum dan sesudah terapi
relaksasi otot progresif pada lansia di
Panti Werdha Manado, terapi relaksasi
otot progresif merupakan salah satu terapi
yang membantu lansia dalam mengatasi
insomnia.
KESIMPULAN
1. Sebelum dilakukan terapi relaksasi otot
progresif, sebagian besar lansia
mengalami tingkat insomnia ringan dan
sebagian kecil tingkat insomnia berat
dan sangat berat.
2. Sesudah dilakukan terapi relaksasi otot
progresif, tingkat insomnia lansia
mengalami perubahan yaitu sebagian
besar lansia tidak ada insomnia dan
tidak ada lansia yang mengalami
insomnia sangat berat.
3. Terdapat perubahan yang signifikan
terhadap tingkat insomnia sebelum dan
sesudah terapi relaksasi otot progresif
di Panti Werdha Manado.
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, W. B & Berkow, R. (2013). The
Merck Manual Geriatrics jilid 1
(Widjaja Kusuma, penerjemah).
Tangerang: Binarupa Aksara
Publisher.
Alimul, A. H. (2006). Pengantar
kebutuhan Dasar Manusia:
Aplikasi, Konsep Dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan
Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Copel, L. C. (2007). Kesehatan Jiwa &
psikiatri: Pedoman Klinis perawat
edisi 2 (Akemat penerjemah).
Jakarta: EGC.
Darmojo, R. B & Martono, H. H. (2004).
Buku Ajar Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut) edisi 3.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Erliana, E, Haroen, H, Susanti, R. D.
(2008). Perbedaan Tingkat
Insomnia Lansia Sebelum Dan
Sesudah Latihan Relaksasi Otot
Progresif (Progressive Muscle
Relaxation) di BPSTW Ciparay
Bandung.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/07/perbedaa
n_tingkat_insomnia_lansia.pdf.
Diakses pada tanggal 30
September 2014 21.00 WITA.
Ernawati dan Agus, S. (2010). Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Terjadinya Insomnia Pada Lanjut
Usia Di Desa Gayam Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit
stream/handle/123456789/3706/E
RNAWATI%20-
%20AGUS%20SUDARYANTO%
20fix%20BGT.pdf?sequence=1.
Diakses pada tanggal 03 Oktober
2014 jam 20.00 WITA.
Green, W. (2012). 50 Hal Yang Bisa Anda
Lakukan Hari Ini Untuk Mengatasi
Insomnia. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kompas Gramedia.
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
8
Hastono, S. P dan Sabri, L. (2013).
Statistika Kesehatan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Herdman, T. H. (2012). NANDA
International Diagnosis
Keperawatan: Definisi Dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta:
EGC.
Maas, M. L. et al. (2011). Asuhan
Keperawatan Geriatrik: Diagnosis
NANDA, Kriteria Hasil NOC &
Intervensi NIC (Renata
Komalasari, Ana Lusyana, Yuyun
Yuningsih, penerjemah). Jakarta:
EGC.
Martono, H. H & Pranarka, K. (2011).
Buku Ajar Boedhi-Darmojo
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut) Edisi 4 cetakan ke-3.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Mashudi. (2012). Pengaruh Progressive
Muscle Relaxation Terhadap kadar
Glukosa Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah
Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2
0281698-T%20Mashudi.pdf.
Diakses Tanggal 30 September
2014 jam 22.00 WITA.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nessma, P & Widodo, A. (2011).
Pengaruh Terapi Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Perubahan
Tingkat Insomnia Pada Lansia Di
Posyandu Lansia Desa Gonilan
Kartasura.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit
stream/handle/123456789/3623/N
ESMA%20PUTRI-
ARIF%20WIDODO%20Fix.pdf?s
equence=1. Diakses Tanggal 30
September jam 21.20 WITA.
Niven, N. (2012). Psikologi Kesehatan:
Pengantar Untuk Perawat Dan
Profesional Kesehatan Lain Edisi
2. Jakarta: EGC.
Nugroho, W. (2012). Keperawatan
Gerontik & Geriatrik Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Tesis, Dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Padila. (2013). Buku Ajar keperawatan
Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Purwaningtyas, L. D. A. Dan Pratiwi, A.
(2010). Pengaruh Relaksasi
Progresif Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Pasien
Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit
stream/handle/123456789/3644/P
URWANINGTYAS-
ARUM%20PRATIWII%20fix%bn
get.pdf?sequence=1. Diakses
Tanggal 03 Oktober 2014 jam
21.00 WITA.
Purwanto, B. (2013). Herbal Dan
Keperawatan Komplementer
(Teori, Praktik, Hukum Dalam
Asuhan Keperawatan).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Putra, S. R. (2011). Tips Sehat Dengan
Pola Tidur Yang Tepat Dan
Cerdas. Yogyakarta: Buku Biru.
Saputra, L. (2013). Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa
Aksara Publisher.
eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015
9
Saryono & Anggraeni, M. D. (2013).
Metodologi Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif Dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktik
Penulisan Riset Keperawatan
Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sholehah, L. R. (2013). Penanganan
Insomnia.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eu
m/article/download/5352/4101.
Diakses Tanggal 02 Oktober jam
11.00 WITA.
Sitralita. (2010). Pengaruh Latihan
Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Kualitas Tidur Pada Lansia Di
panti Sosial Tresna Werdha Kasih
Sayang Ibu Batusangkar.
http://repository.unand.ac.id.
Diakses Tanggal 02 Oktober jam
11.00 WITA.
Soewondo, S. (2012). Stres, Manajemen
Stres, dan Relaksasi Progresif.
Depok: Lembaga Pengembangan
Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi (LPSP3)
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Sohat, F. (2014). Hubungan Tingkat
Kecemasan Dengan Insomnia Pada
Lansia Di Balai Penyantunan
Lanjut Usia Senja Cerah Paniki
Kecamatan Mapanget Manado.
Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik Edisi
2. Jakarta: EGC.
Sumedi, dkk. (2010). Pengaruh Senam
Lansia Terhadap Penurunan Skala
Insomnia Pada Lansia Di Panti
Werdha Dewanata Cilacap.
http://www.e-
bookspdf.org/view/aHR0cDovL2p
vcy51bnNvZWQuYWMuaWQva
W5kZXgucGhwL2tlcGVyYXdhd
GFuL2FydGljbGUvZG93bmxvY
WQvMjAyLzYx/UGVuZ2FydWg
gU2VuYW0gTGFuc2lhIFRIcmhh
ZGFwIFBIbnVydW5hbiBTa2FsY
SBJbnNvbW5pYSBQYWRh.
Diakses Tanggal 02 Oktober jam
11.30 WITA.
Sumiarsih & Widad. (2013). Pengaruh
Terapi Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Perubahan Pemenuhan
Kebutuhan Tidur pada Lansia Di
Desa Sijambe Kecamatan
Wonokerto kabupaten Pekalongan.
http://www.e-skripsi.stikesmuh-
pkj.ac.id/e-
skripsi/index.php?p=fstream-
pdf&fid=504&bid=560. Diakses
Tanggal 02 Oktober 2014 jam
12.00 WITA.
Suyanto. (2011). Metodologi Dan
Aplikasi Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan
Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: graha Ilmu.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan
Komunitas Dengan Pendekatan
Praktis. Yogyakarta: Nuha
Medika.
World Health Organization (WHO).
(2012). Ageing and Life Course.
http://www.who.int/ageing/about/f
acts/en/. Diakses Tanggal 29
September 2014 jam 22.00

More Related Content

What's hot

Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)erna irawan
 
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...Ratih Aini
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...Yabniel Lit Jingga
 
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiPenelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiHendy Masjayanto
 
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...Ratih Aini
 
Bab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towoBab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towoExka Saputra
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...Salisa Setiawati
 
Konsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikusKonsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikusPikaLubis
 

What's hot (14)

Jingga musik jurnal 2
Jingga musik jurnal 2Jingga musik jurnal 2
Jingga musik jurnal 2
 
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
 
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiPenelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
 
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
 
Chapter i 2
Chapter i 2Chapter i 2
Chapter i 2
 
Jurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirmanJurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirman
 
Bab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towoBab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towo
 
Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
 
Meno15 11-1-pb
Meno15 11-1-pbMeno15 11-1-pb
Meno15 11-1-pb
 
1
11
1
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
 
Konsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikusKonsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikus
 

Viewers also liked

Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)
Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)
Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)Uni Imud
 
Dzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholatDzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholatakdilumar
 
Sehat dan terapi alquran
Sehat dan terapi alquran Sehat dan terapi alquran
Sehat dan terapi alquran Abdul Karim
 
penyakit yang biasa muncul pada lansia
penyakit yang biasa muncul pada lansiapenyakit yang biasa muncul pada lansia
penyakit yang biasa muncul pada lansiaPuji Astuti
 
Tumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaTumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaDinie Fajriah
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAZakiah dr
 

Viewers also liked (6)

Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)
Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)
Matematika terapan (pengaruh dzikir terhadap kesembuhan penyakit hati)
 
Dzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholatDzikir dan doa setelah sholat
Dzikir dan doa setelah sholat
 
Sehat dan terapi alquran
Sehat dan terapi alquran Sehat dan terapi alquran
Sehat dan terapi alquran
 
penyakit yang biasa muncul pada lansia
penyakit yang biasa muncul pada lansiapenyakit yang biasa muncul pada lansia
penyakit yang biasa muncul pada lansia
 
Tumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansiaTumbuh kembang lansia
Tumbuh kembang lansia
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
 

Similar to PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MANADO

Kualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaKualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaReni Rn Fauziah
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
 
Sikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode Kangguru
Sikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode KangguruSikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode Kangguru
Sikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode Kanggurunanikkharismaandari
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...Salisa Setiawati
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...Sii AQyuu
 
Buku Ajar Sleep Medicine 2021.pdf
Buku Ajar Sleep Medicine 2021.pdfBuku Ajar Sleep Medicine 2021.pdf
Buku Ajar Sleep Medicine 2021.pdfssuserea1266
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...Jeffry Shin
 
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaKANDA IZUL
 
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJAKORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJAPUTRA ADI IRAWAN
 
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Vanny Zulhelmi
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 
Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...
Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...
Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...Panser HuLu
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaAnonymousHRX8QkyT
 
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamgMETODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamgfipingmeiarsih
 
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasienMekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasienYelmi Reni Putri SY
 
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...Dian631634
 

Similar to PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MANADO (20)

Kualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaKualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd Lansia
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
 
Sikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode Kangguru
Sikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode KangguruSikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode Kangguru
Sikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan Metode Kangguru
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
 
Jr pijat bayi
Jr pijat bayiJr pijat bayi
Jr pijat bayi
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
 
Buku Ajar Sleep Medicine 2021.pdf
Buku Ajar Sleep Medicine 2021.pdfBuku Ajar Sleep Medicine 2021.pdf
Buku Ajar Sleep Medicine 2021.pdf
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
 
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJAKORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
 
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
3bab42
3bab423bab42
3bab42
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...
Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...
Abstrak PERILAKU PERAWAT DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN SKIZOFRENIA DI R...
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizoprenia
 
PPT KH.pptx
PPT KH.pptxPPT KH.pptx
PPT KH.pptx
 
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamgMETODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
 
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasienMekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
 
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
 

More from Ratih Aini

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tariRatih Aini
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaRatih Aini
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat beritaRatih Aini
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Ratih Aini
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARARatih Aini
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiRatih Aini
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaRatih Aini
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenRatih Aini
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenRatih Aini
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...Ratih Aini
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANRatih Aini
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITARatih Aini
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...Ratih Aini
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...Ratih Aini
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGRatih Aini
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...Ratih Aini
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...Ratih Aini
 

More from Ratih Aini (20)

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MANADO

  • 1. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 1 PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MANADO Yuliana R. Kanender Henry Palandeng Vandri D. Kallo Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email : Arcazora@gmail.com Abstract: One of the main aspects of health promotion for the elderly is sleep maintenance to ensure the recovery of body functions to the optimal functional level. Survey conducted by the National Institute of Health in the United states that in 1970, higher insomniacs experienced by the elderly, where 1 of 4 elderly at the age of 60 years experienced serious difficulty sleeping. One of nonpharmacological therapy that is easy to do to cure insomnia is progressive muscle relaxation therapy. The purpose of this study was to determine the effect of progressive muscle relaxation therapy to changes in the level of insomnia in the elderly, Elderly Nursing Manado. The study design used was pre experimental with one group pre-test-post-test design. The sampling technique was performed with total sampling with a sample of 36 people. The results using the Wilcoxon statistical test p value = 0.000 <α = 0.05. The Conclusion from the results of study showed the influence of progressive muscle relaxation therapy to changes in the level of insomnia in the elderly, Elderly In Nursing Manado. Recommended progressive muscle relaxation therapy can be used as one of the independent nursing interventions to help the elderly who have insomnia. Key words : Insomnia, Progressive Muscle Relaxation, Elderly Abstrak: Salah satu aspek utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang optimal. Survey yang dilakukan oleh National Institut of Health di Amerika menyebutkan bahwa pada tahun 1970, penderita insomnia lebih tinggi dialami oleh lansia, dimana 1 dari 4 lansia pada usia 60 tahun mengalami sulit tidur yang serius. Salah satu terapi nonfarmakologi yang mudah dilakukan untuk penyembuhan insomnia yaitu terapi relaksasi otot progresif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia di Panti Werdha Manado. Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan One Group Pre-test- Post-test design. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling dengan jumlah sampel 36 orang. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,000 < α = 0,05. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia Di Panti Werdha Manado. Saran Terapi relaksasi otot progresif dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan mandiri untuk membantu lansia yang mengalami insomnia. Kata Kunci: Insomnia, Relaksasi Otot Progresif, Lansia.
  • 2. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 2 PENDAHULUAN Peningkatan pembangunan disegala bidang memberikan kontribusi sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya umur harapan hidup. Semakin meningkat umur harapan hidup mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat (Martono & Pranarka, 2011). Jumlah lanjut usia (di atas 60 tahun) di dunia pada tahun 2000 adalah 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (±605 juta) (World Health Organization, 2012). Menurut perkiraan Biro Pusat Statistik di kutip oleh Nugroho (2012), pada tahun 2005 di Indonesia terdapat 18.283.107 penduduk lanjut usia. Jumlah ini akan melonjak hingga ±33 juta orang lanjut usia (12% dari total penduduk) pada tahun 2020 dengan umur harapan hidup kurang lebih 70 tahun. Menurut data Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara tahun 2014, jumlah lansia di Propinsi Sulawesi Utara hingga September 2014 berjumlah 665.279 jiwa dan jumlah lansia di Kota Manado tahun 2014 berjumlah 66.565 jiwa. Adanya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menyebabkan perlunya perhatian pada lansia. Salah satu aspek utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang optimal dan untuk memastikan keterjagaan disiang hari guna menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati kualitas hidup yang tinggi. Tidur menurut Johnson dianggap sebagai salah satu kebutuhan fisiologis dasar manusia (Stanley & Beare, 2006). Pada kelompok lanjut usia (60 tahun), ditemukan 7% kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari lima jam sehari. Hal yang sama ditemukan pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun, kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh terbangun lebih awal dan 30% dari kelompok lanjut usia tersebut banyak yang terbangun di malam hari. Angka ini ternyata tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia 20 tahun (Nugroho, 2012). Penelitian yang dilakukan Erliana, Haroen, Susanti (2008), yaitu penelitian untuk mencari perbedaan tingkat insomnia lansia sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot progresif, dari penelitian tersebut didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap tingkat insomnia lansia sebelum dan sesudah latihan relaksasi progresif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Balai Penyantun Lanjut Usia (BPLU) Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado, jumlah lansia yaitu 32 orang yang terdiri dari 19 perempuan dan 13 laki-laki. Di Panti Werdha Damai Ranomuut jumlah lansia yaitu 37 orang yang terdiri 34 perempuan dan 3 laki-laki. Dan hasil wawancara dari 30 lansia, 20 diantaranya mengatakan mereka sulit memulai dan mempertahankan tidur, sering terbangun pada malam hari dan bangun dini hari serta mengantuk disiang hari. Dari uraian dan data diatas, peneliti sudah selesai meneliti pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia di Panti Werdha Manado. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan One Group Pre- test-Post-test design. Penelitian ini di laksanakan di BPLU Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado dan Panti Werdha Damai Ranomuut Manado pada bulan November 2014-Maret 2015. Populasi pada penelitian ini adalah semua lanjut usia yang mengalami insomnia di Panti Werdha Manado yang berjumlah 36 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling yang disebut sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
  • 3. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 3 (Setiadi, 2013). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 responden. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner ini dipakai untuk mengukur tingkat insomnia lansia sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot progresif. Peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner Kelompok Study Psikiatri Biologi Jakarta-Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS) yang di modifikasi. Kuesioner ini terdiri dari 11 pertanyaan. Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil observasi pelaksanaan terapi relaksasi progresif sesuai pedoman yang dibuat peneliti. Nilai 1 jika responden melakukan prosedur relaksasi otot progresif sehari sekali selama 7 hari dan nilai 0 jika responden tidak melakukan prosedur relaksasi otot progresif sehari sekali selama 7 hari. Prosedur pengumpulan data: a. Sebelum pelaksanaan terapi relaksasi otot progresif. Setelah mendapat izin untuk melakukan penelitian, kemudian dilakukan pengukuran tingkat insomnia di wisma masing-masing lansia satu hari sebelum terapi relaksasi otot progresif dilakukan. Pengukuran dilakukan kepada semua lansia, dan lansia yang mengalami tingkat insomnia ringan, berat, dan sangat berat dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini, dan kemudian dijadikan sampel yang memenuhi kriteria inklusi. b. Pelaksanaan terapi relaksasi. Pelaksanaan terapi relaksasi berlangsung selama 7 hari berturut- turut. c. Sesudah terapi relaksasi. Langkah selanjutnya setelah terapi relaksasi otot progresif yang dilakukan 1 kali sehari selama 7 hari yaitu mengukur tingkat insomnia responden. Pengukuran dilakukan di wisma masing-masing lansia. Pada tahapan ini juga peneliti melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali perasaan responden dan menjelaskan bahwa intervensi telah selesai dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Panti Werdha Manado. Umur n % 60-65 tahun 7 19,4 66-70 tahun 3 8,3 71-75 tahun 9 25,0 76-80 tahun 9 25,0 > 80 tahun 8 22,3 Jumlah 36 100 Sumber: data primer Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang berumur 71-75 tahun dan 76-80 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 9 orang (25%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Panti Werdha Manado Jenis Kelamin n % Laki-Laki 11 30,6 Perempuan 25 69,4 Jumlah 36 100,0 Sumber: data primer Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 25 orang (69,4%) Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Insomnia Lansia Sebelum Terapi Relaksasi Otot Progresif Tingkat Insomnia n % Insomnia ringan 24 66,7 Insomnia berat 9 25,0 Insomnia sangat berat 3 8,3 Jumlah 36 100,0 Sumber: data primer
  • 4. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 4 Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebelum terapi relaksasi otot progresif, tingkat insomnia tertinggi adalah insomnia ringan yaitu sebanyak 24 orang (66,7 %), Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Insomnia Lansia Sesudah Terapi Relaksasi Otot Progresif Tingkat Insomnia n % Tidak ada insomnia 29 80,5 Insomnia ringan 5 13,9 Insomnia berat 2 5,6 Jumlah 36 100,0 Sumber: data primer Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat insomnia sesudah terapi relaksasi otot progresif mengalami penurunan, dan sebagian besar responden tidak ada insomnia yaitu sebanyak 29 orang (80,5%), Analisis Bivariat Tabel 5. Hasil Analisis Nilai Rata-Rata Tingkat Insomnia Sebelum dan Sesudah Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada Lansia Di Panti Werdha Manado n Mean SD Tingkat insomnia sebelum terapi 36 2,42 0,649 Tingkat insomnia sesudah terapi 36 1,25 0,554 Sumber: data primer Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata pada tingkat insomnia sesudah relaksasi otot progresif yaitu menjadi 1,25 dari rata-rata sebelum terapi relaksasi otot progresif yaitu 2,42. Tabel 6 Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Post Test- Pretest Kategori Rank n Zhitung Pvalue Post Test < Pretest Negatif Rank 36 -5,641 0,000 Post Test > Pretest Positif Rank 0 Post Test = Pretest Ties 0 Jumlah 36 Sumber: data primer Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh Pvalue = 0,000 < dari α = 0,05, maka Ha diterima, artinya terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia di Panti Werdha Manado. B. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Distribusi responden menurut umur menunjukkan bahwa responden yang berumur 71-75 tahun dan 76-80 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 9 orang. Menurut Luce dan Segal dalam Nugroho (2012) mengungkapkan bahwa faktor usia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Keluhan kualitas tidur seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini di dukung juga oleh Martono & Pranarka (2011), bahwa pada usia lanjut ekskresi cortisol dan GH (Growth Hormon) serta perubahan temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol. Melatonin, hormon yang di ekskresikan pada malam hari dan berhubungan dengan tidur, menurun dengan meningkatnya umur. Distribusi reponden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan yang berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik jenis
  • 5. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 5 kelamin ini tidak dikatakan sebagai penyebab insomnia tetapi hanya memberikan keterangan bahwa penelitian ini dilakukan pada lansia perempuan dan laki-laki. Tetapi dapat dipertimbangkan juga teori Menurut Stanley & Beare (2006), bahwa lansia rentan terhadap insomnia karena adanya perubahan pola tidur, biasanya menyerang tahap IV (tidur malam). Insomnia, yaitu ketidakmampuan untuk tidur, adalah keluhan yang sering, yang meningkat secara bersamaan dengan bertambahnya usia, serta mempengaruhi lebih banyak wanita pasca-menopause dibandingkan pria. Tingkat Insomnia Lansia Hasil penelitian yang didapatkan dari 36 responden berdasarkan tingkat insomnia responden sebelum terapi relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa sebelum terapi relaksasi otot progresif, tingkat insomnia tertinggi adalah insomnia ringan yaitu sebanyak 24 orang (66,7 %). Banyak faktor yang dapat menyebabkan insomnia. Antara lain stres, kecemasan, kondisi fisik dan gaya hidup. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sohat (2014), hasil penelitiannya menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan kejadian insomnia pada lansia di BPLU Senja Cerah Paniki Manado. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2010) yaitu penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya insomnia pada lanjut usia di Desa Gayam Kecamatan Sukoharjo, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor kecemasan dan faktor gaya hidup secara bersama-sama mempengaruhi tingkat insomnia pada lansia di Desa Gayam Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo sebesar 40%. Menurut Rafknowledge (2004) dalam Ernawati dan Agus (2010) bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi insomnia pada lansia antara lain proses penuaan, gangguan psikologis, gangguan medis umum, gaya hidup, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan sosial. Dari hasil wawancara reponden juga mengatakan bahwa mereka sulit memulai tidur dan sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk tidur kembali, meskipun tertidur kembali harus menunggu beberapa menit atau beberapa jam. Menurut Martono dan Pranarka (2011) Pada usia lanjut juga terjadi perubahan pada irama sirkardian tidur normal yaitu menjadi kurang sensitif dengan perubahan gelap dan terang. Hasil penelitian tingkat insomnia responden sesudah terapi relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa tingkat insomnia sesudah terapi relaksasi otot progresif mengalami penurunan. Penurunan tingkat insomnia ini dikarenakan adanya efek dari terapi relaksasi otot progresif. Hal tersebut sesuai dengan teori Ramdhani (2006) dalam Triyanto (2014) bahwa teknik relaksasi semakin sering dilakukan terbukti efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan, mengatasi insomnia dan asma. Hal itu juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Greenberg (2002) yang dikutip Mashudi (2012) mengatakan relaksasi akan memberikan hasil setelah dilakukan sebanyak 3 kali latihan. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan Tingkat Insomnia Lansia Hasil penelitian ini mengenai adanya perubahan tingkat insomnia sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot progresif. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan skor insomnia pada lansia tersebut. Berdasarkan hasil penelitian terdapat penurunan nilai rata-rata tingkat insomnia sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot progresif. Dimana rata-rata tingkat insomnia sebelum terapi relaksasi adalah 2,42 dan rata-rata tingkat insomnia sesudah terapi relaksasi adalah 1,25. Adanya penurunan tingkat insomnia ini juga terlihat dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed
  • 6. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 6 Ranks Test diperoleh Pvalue = 0,000 < α = 0,05 pada taraf signifikan 95% atau tingkat kemaknaan 5%, artinya ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia lansia di Panti Werdha Manado. Adanya perubahan yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif memberikan dampak bagi lansia yang mengalami insomnia. Insomnia yang diderita lansia tersebut dikarenakan dari berbagai faktor. Kondisi fisik dan psikologis responden seiring dengan proses penuaan berdampak pada terjadinya insomnia pada lansia. Menurut Soewondo (2012) mengatakan bahwa latihan relaksasi otot merupakan langkah-langkah pertama yang dapat dilakukan dalam rangka mengelola stres. Bernstein, Borkovek, dan Hazlett-Stevens (2000) dalam Soewondo (2012) mengemukakan bahwa latihan relaksasi terutama adalah untuk klien yang mengalami ketegangan tinggi. Yang paling sesuai menjadi target latihan relaksasi adalah mereka yang mengalami tingkat ketegangan tinggi yang mengganggu kinerja dan perilaku lain. Termasuk insomnia yang disebabkan ketegangan otot dan pikiran kacau. Hal ini juga di dukung oleh Purwanto (2013) mengemukakan bahwa relaksasi otot progresif bermanfaat untuk penderita gangguan tidur (insomnia) serta meningkatkan kualitas tidur. Menurut Davis (1995) dalam Purwaningtyas dan Pratiwi (2010) mengemukakan bahwa latihan relaksasi progresif sebagai salah satu teknik relaksasi otot telah terbukti dalam program terapi terhadap ketegangan otot mampu mengatasi keluhan anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan darah tinggi, fobi ringan dan gagap. Sustrani (2005) yang dikutip Sumiarsih dan Widad (2013) mengemukakan bahwa relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan. Jika kita belajar mengistirahatkan otot-otot kita melalui suatu cara yang tepat, maka hal ini akan diikuti dengan relaksasi mental atau pikiran. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nessma & Widodo (2011) tentang pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia di posyandu lansia Desa Gonilan Kartasura, dengan jumlah sampel 60 lansia dan desain penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre test-post test design. Dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada kelompok perlakuan lansia yang mengalami insomnia berat menurun menjadi 0%, lansia yang mengalami insomnia sedang sebesar 56,7% dan lansia yang mengalami insomnia ringan sebesar 43,3%, sedangkan pada kelompok kontrol tingkat insomnia pada lansia relatif tidak mengalami perubahan. Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Sumiarsih dan Widad (2013) tentang pengaruh teknik relaksasi progresif terhadap perubahan pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia di Desa Sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Dengan desain penelitian menggunakan quasi eksperimental dengan pendekatan pre test and post test without control design dan sampel sebanyak 20 orang. Dari hasil penelitiannya bahwa relaksasi otot progresif mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia. Hal tersebut diatas didukung oleh Penelitian intervensi yang dilakukan Johnson (1991) dalam Maas et al (2011) menggunakan relaksasi progresif dengan sampel lansia wanita yang sedang tidak dirawat. Dengan menggunakan model pretest-posttes yang dirancang untuk subjek yang sama, responden merasakan penurunan yang signifikan dari waktu tidur, penurunan frekuensi terbangun dimalam hari, tidur lebih tenang, perasaan lebih segar saat terbangun, dan merasa
  • 7. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 7 lebih puas dengan tidur yang dialami, setelah menggunakan teknik relaksasi progresif. Polisomnografi (Elektroensefalogram (EEG), Elektromiogram (EMG) dan Elektrookulogram (EOG)) mengindikasikan pengurangan waktu tidur yang signifikan, pengurangan frekuensi terbangun dimalam hari, berkurangnya waktu untuk tidur ringan selama 3 jam pertama dari waktu tidur, dan lebih banyak waktu tidur dengan gelombang lambat selama 3 jam pertama dari waktu tidur. Dengan adanya perubahan tingkat insomnia sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot progresif pada lansia di Panti Werdha Manado, terapi relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi yang membantu lansia dalam mengatasi insomnia. KESIMPULAN 1. Sebelum dilakukan terapi relaksasi otot progresif, sebagian besar lansia mengalami tingkat insomnia ringan dan sebagian kecil tingkat insomnia berat dan sangat berat. 2. Sesudah dilakukan terapi relaksasi otot progresif, tingkat insomnia lansia mengalami perubahan yaitu sebagian besar lansia tidak ada insomnia dan tidak ada lansia yang mengalami insomnia sangat berat. 3. Terdapat perubahan yang signifikan terhadap tingkat insomnia sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot progresif di Panti Werdha Manado. DAFTAR PUSTAKA Abrams, W. B & Berkow, R. (2013). The Merck Manual Geriatrics jilid 1 (Widjaja Kusuma, penerjemah). Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Alimul, A. H. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Copel, L. C. (2007). Kesehatan Jiwa & psikiatri: Pedoman Klinis perawat edisi 2 (Akemat penerjemah). Jakarta: EGC. Darmojo, R. B & Martono, H. H. (2004). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Erliana, E, Haroen, H, Susanti, R. D. (2008). Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum Dan Sesudah Latihan Relaksasi Otot Progresif (Progressive Muscle Relaxation) di BPSTW Ciparay Bandung. http://pustaka.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2009/07/perbedaa n_tingkat_insomnia_lansia.pdf. Diakses pada tanggal 30 September 2014 21.00 WITA. Ernawati dan Agus, S. (2010). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Insomnia Pada Lanjut Usia Di Desa Gayam Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit stream/handle/123456789/3706/E RNAWATI%20- %20AGUS%20SUDARYANTO% 20fix%20BGT.pdf?sequence=1. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2014 jam 20.00 WITA. Green, W. (2012). 50 Hal Yang Bisa Anda Lakukan Hari Ini Untuk Mengatasi Insomnia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.
  • 8. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 8 Hastono, S. P dan Sabri, L. (2013). Statistika Kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Herdman, T. H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC. Maas, M. L. et al. (2011). Asuhan Keperawatan Geriatrik: Diagnosis NANDA, Kriteria Hasil NOC & Intervensi NIC (Renata Komalasari, Ana Lusyana, Yuyun Yuningsih, penerjemah). Jakarta: EGC. Martono, H. H & Pranarka, K. (2011). Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi 4 cetakan ke-3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mashudi. (2012). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2 0281698-T%20Mashudi.pdf. Diakses Tanggal 30 September 2014 jam 22.00 WITA. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nessma, P & Widodo, A. (2011). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Gonilan Kartasura. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit stream/handle/123456789/3623/N ESMA%20PUTRI- ARIF%20WIDODO%20Fix.pdf?s equence=1. Diakses Tanggal 30 September jam 21.20 WITA. Niven, N. (2012). Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional Kesehatan Lain Edisi 2. Jakarta: EGC. Nugroho, W. (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC. Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Padila. (2013). Buku Ajar keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Purwaningtyas, L. D. A. Dan Pratiwi, A. (2010). Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit stream/handle/123456789/3644/P URWANINGTYAS- ARUM%20PRATIWII%20fix%bn get.pdf?sequence=1. Diakses Tanggal 03 Oktober 2014 jam 21.00 WITA. Purwanto, B. (2013). Herbal Dan Keperawatan Komplementer (Teori, Praktik, Hukum Dalam Asuhan Keperawatan). Yogyakarta: Nuha Medika. Putra, S. R. (2011). Tips Sehat Dengan Pola Tidur Yang Tepat Dan Cerdas. Yogyakarta: Buku Biru. Saputra, L. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.
  • 9. eJournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015 9 Saryono & Anggraeni, M. D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sholehah, L. R. (2013). Penanganan Insomnia. http://ojs.unud.ac.id/index.php/eu m/article/download/5352/4101. Diakses Tanggal 02 Oktober jam 11.00 WITA. Sitralita. (2010). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Di panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar. http://repository.unand.ac.id. Diakses Tanggal 02 Oktober jam 11.00 WITA. Soewondo, S. (2012). Stres, Manajemen Stres, dan Relaksasi Progresif. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sohat, F. (2014). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Insomnia Pada Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado. Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC. Sumedi, dkk. (2010). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Skala Insomnia Pada Lansia Di Panti Werdha Dewanata Cilacap. http://www.e- bookspdf.org/view/aHR0cDovL2p vcy51bnNvZWQuYWMuaWQva W5kZXgucGhwL2tlcGVyYXdhd GFuL2FydGljbGUvZG93bmxvY WQvMjAyLzYx/UGVuZ2FydWg gU2VuYW0gTGFuc2lhIFRIcmhh ZGFwIFBIbnVydW5hbiBTa2FsY SBJbnNvbW5pYSBQYWRh. Diakses Tanggal 02 Oktober jam 11.30 WITA. Sumiarsih & Widad. (2013). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan Pemenuhan Kebutuhan Tidur pada Lansia Di Desa Sijambe Kecamatan Wonokerto kabupaten Pekalongan. http://www.e-skripsi.stikesmuh- pkj.ac.id/e- skripsi/index.php?p=fstream- pdf&fid=504&bid=560. Diakses Tanggal 02 Oktober 2014 jam 12.00 WITA. Suyanto. (2011). Metodologi Dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: graha Ilmu. Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Nuha Medika. World Health Organization (WHO). (2012). Ageing and Life Course. http://www.who.int/ageing/about/f acts/en/. Diakses Tanggal 29 September 2014 jam 22.00