SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
84
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP
PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI
INFLUENCE OF RELAXATION THERAPY (ROSE AROMATHERAPY)
TOWARDS BLOOD PRESSURE CHANGE OF THE ELDERLY WITH
HYPERTENSION
Ni Made Kenia
Dian Taviyanda
STIKES RS Baptis Kediri
(stikesbaptisjurnal@ymail.com)
ABSTRAK
Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) adalah salah satu terapi hipertensi. Tujuan
penelitian menganalisis pengaruh terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap
perubahan tekanan darah. Desain penelitian quasy eksperiment. Populasinya adalah lansia
hipertensi, sampelnya 44 responden menggunakan teknik purposive sampling. Variabel
penelitian adalah tekanan darah. Data dikumpulkan menggunakan sphygmomanometer air
raksa, untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Analisisnya
menggunakan uji paired sample t-test dan independent t-test dengan tingkat signifikasi α
< 0,05. Hasil menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami penurunan
yang signifikan (p=sistolik 0,000 dan p=diastolik=0,000). Terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) selama 10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik, dengan nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63 mmhg, dan
10,18 mmhg dan nilai maxsimal penurunan sistolik dan diastolik 28,00 mmhg dan 20,00
mmhg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi.
Kata kunci : lansia, hipertensi, aromaterapi mawar
ABSTRACT
The relaxation therapy (rose aromatherapy) is one of hypertension therapy. The
objective of this research was to analyze influence of relaxation therapy (rose
aromatherapy) towards blood pressure changes. The design was queasy experiment. The
population was elderly with hypertension, the samples were 44 respondents using
purposive sampling technique. The research variable was blood pressure. Data was
collected using mercury sphygmomanometer, to determine the influence of relaxation
therapy (rose aromatherapy). The analysis using paired sample t-test and independent t-
test with significant level α<0.05. The result showed that systolic and diastolic of blood
pressure decreased significantly (p=systolic=0.000 and p=diastolic=0.000). Relaxation
therapies (rose aromatherapy) for 10 minutes could decrease systolic of blood pressure
and diastolic of blood pressure, with mean value decreasing systolic and diastolic were
10.63 mmHg and 10.18 mmHg and maximal value of decreasing systolic and diastolic
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013
85
were 28.00 mmHg and 20 , 00 mmHg. The conclusion of this research is there was a
significant influence of relaxation therapy (rose aromatherapy) towards blood pressure
changes to the elderly with hypertension.
Keywords : the elderly, hypertension, rose aromatherapy.
Pendahuluan
Tekanan darah tinggi dianggap
sebagai faktor resiko utama bagi
berkembangnya penyakit jantung dan
berbagai penyakit vaskuler pada orang-
orang yang telah lanjut usia, hal ini
disebabkan ketegangan yang lebih tinggi
dalam arteri sehingga menyebabkan
hipertensi. Lansia sering terkena
hipertensi disebabkan oleh kekakuan
pada arteri sehingga tekanan darah
cenderung meningkat. Selain itu
penyebab hipertensi pada lansia juga
disebabkan oleh perubahan gaya hidup
dan yang lebih penting lagi kemungkinan
terjadinya peningkatan tekanan darah
tinggi karena bertambahnya usia lebih
besar pada orang yang banyak
mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam (Ritu Jain, 2011).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi
ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah secara tidak wajar dan terus-
menerus karena rusaknya salah satu atau
beberapa faktor yang berperan
mempertahankan tekanan darah tetap
normal (Ritu Jain, 2011). Badan
kesehatan dunia atau WHO (world health
organization) juga memberikan batasan
bahwa seseorang, dengan beragam usia
dan jenis kelamin, apabila tekanan
darahnya berada pada satuan 140/90
mmHg atau diatas 160/90 mmHg, maka
ia sudah dapat dikatagorikan sebagai
penderita hipertensi (Rusdi dan Nurlaena
Isnawati, 2009). Pengobatan hipertensi
ada 2 cara pengobatan secara
farmakologis dan non farmakologis.
Pemberian terapi non farmakologis relatif
praktis dan efisien yaitu dengan cara
pemberian aromaterapi. Menurut
(Jaelani, 2009) aromaterapi berasal dari
kata aroma yang berarti harum atau
wangi, dan therapy yang dapat diartikan
sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan, sehingga aromaterapi
dapat diartikan sebagai “suatu cara
perawatan tubuh dan atau penyembuhan
penyakit dengan menggunakan minyak
essential (essential oil)”. Banyaknya
lansia yang mengalami hipertensi dan
sebagian besar keluarga maupun lansia
tidak mengetahui terapi relaksasi dengan
pemberian aromaterapi sebagai salah satu
cara penurunan tekanan darah, cara ini
juga efektif selain obat yang terus-terusan
diminum oleh penderita bahkan bisa
bertahun-tahun.
Hipertensi lansia di dunia
didapatkan pada tahun 2010 di Amerika
menunjukkan penderita hipertensi di
seluruh dunia berkisar satu miliar. Di
bagian Asia tercatat 38,4 juta penderita
hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi
akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun
2025 (Muhammadun, 2010). Menurut
penelitian yang dilakukan Boedi
Darmojo pada tahun 2011 di Indonesia
diperoleh terjadi peningkatan lansia yang
menderita hipertensi sekitar 50% di jawa
sekitar 42,6%. Dari data diatas dapat
disimpulkan tahun ke tahun terdapat
meningkatan lansia yang menderita
hipertensi dan ini perlu menangganan
yang serius. Sedangkan data yang
diperoleh peneliti dari KMS di GBI setia
bakti pada tanggal 14 November 2011
sejumlah 58 lansia, dibadingkan jumlah
lansia yang hipertensi 50 orang sekitar
86% dan tanpa hipertensi 8 orang sekitar
13%. Data tersebut di atas memberikan
gambaran bahwa masalah hipertensi
perlu mendapatkan perhatian dan
penanganan yang baik, mengingat
prevalensi yang tinggi dan komplikasi
yang ditimbulkan cukup berat.
Penyakit hipertensi merupakan
penyakit kelainan jantung yang ditandai
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
86
oleh meningkatnya tekanan darah dalam
tubuh (Rusdi dan Nurlaena Isnawati,
2009). Telah diketahui bahwa tekanan
darah tinggi adalah penyakit yang
berbahaya, karena dapat mempersingkat
masa hidup seseorang dan meningkatkan
kemungkinan terkena serangan jantung,
stroke, gangguan penglihatan, kerusakan
fungsi ginjal, dan pembengkakan arteri
terbesar di tubuh (Ritu Jain, 2011).
Gejalanya berupa sakit kepala, nyeri atau
sesak pada dada, pusing, gangguan tidur,
terengah-engah saat beraktifitas, jantung
berdebar-debar, mimisan, kebal atau
kesemutan, gelisah dan mudah marah,
keringat berlebihan, kram otot, badan
lesu, pembekakan di bawah mata pada
pagi hari (Ritu Jain, 2011). Komplikasi
jangka panjang tekanan darah tinggi
berupa stroke, penyakit ginjal, gagal
jantung, penyakit arteri koroner (Samuel
Gardner, 2007). Jika bertahun-tahun
darah terus-menerus lebih tinggi dari
normal, seperti pada kasus hipertensi
yang tidak diobati, akan timbul
kerusakan pada pembuluh arteri dan
organ – organ yang memerlukan pasokan
darah terutama jantung, otak, ginjal dan
ini merupakan masalah kesehatan (Ritu
Jain, 2011). Karena itu, berbagai
tindakan antisipasi dengan menerapkan
kebiasaan-kebisaan dan pola hidup
positif menjadi penting untuk diterapkan
(Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009).
Akan tetapi yang harus diingat bahwa
sebagian efek buruk tekanan darah tinggi
dapat dicegah jika tekanan darah
dinormalkan kembali melalui perawatan
tertentu, penting pula untuk dipahami
bahwa faktor-faktor seperti merokok,
kolesterol tinggi, dan diabetes dapat
menyebakan kerusakan yang sama
kepada tubuh dan harus pula diawasi
(Ritu Jain, 2011).
Peran perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan adalah membantu
penderita hipertensi untuk
mempertahankan tekanan darah pada
tingkat normal dan meningkatkan
kualitas kesehatanya secara maksimal
dengan cara memberi intervensi asuhan
keperawatan, sehingga dapat terjadi
perbaikan kesehatan. Dalam mengatasi
hipertensi dapat dilakukan pengobatan
farmakologis, pengobatan ini bersifat
jangka panjang. Obat-obatan hipertensi
berupa diuretik, betabloker, ACE
inhibitor, angiotensin II receptor blocker,
antagonis kalsium, vasodilator (Rusdi
dan Nurlaena Isnawati, 2009). Disamping
itu juga ada pengobatan secara alternatif.
Beberapa jenis terapi alternatif (terapi
nonfarmakologis) meliputi: 1) Akupresur
(akupuntur tanpa jarum), 2) Pengobatan
herbal dari cina, 3) Terapi jus, 4) Terapi
herbal, 5) Pijat, 6) Yoga, 7) Aromaterapi,
8) Pernafasan dan relaksasi, 9)
Pengobatan pada pikiran dan tubuh;
biofeedback meditasi, hypnosis, 10)
Perawatan di rumah (Ritu Jain, 2011).
Masalah-masalah yang berhubungan
dengan stress seperti hipertensi, sakit
kepala, insomnia dapat dikurangi atau
diobati dengan relaksasi, relaksasi dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolik pada penderita hipertensi
(Subandi, 2003). Banyak terapi alternatif
untuk penyakit tekanan darah tinggi
berfokus pada teknik relaksasi. Dari hasil
wawancara dengan dengan 20 lansia
yang hipertensi didapatkan 15 orang
menyukai aroma mawar. Maka dari itu
peneliti menggunakan terapi non
farmakologis yaitu terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) dalam menurunan
tekanan darah. Manfaat dari aromaterapi
dapat menumbuhkan perasaan tenang
(rileks) pada jasmani, pikiran, dan rohani
(soothing the physical, mind and
spiritual), dapat menciptakan suasana
yang damai, serta dapat menjauhkan dari
perasaan cemas dan gelisah (Jaelani,
2009). Sedangkan efek farmakologis
mawar diantaranya melancarkan sirkulasi
darah, anti radang, menghilangkan
bengkak, dan menetralisir racun (Arief
Hariana, 2009). Berdasarkan hal tersebut
peneliti perlu untuk melaksanakan
penelitian guna menganalisis pengaruh
terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
terhadap perubahan tekanan darah pada
lansia hipertensi di GBI setia bakti yang
didapat lansia yang terkena hipertensi
sebanyak 50 orang dengan pembanding
pada kelompok kontrol.
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013
87
Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini rancangan
penelitian yang akan dilakukan adalah
berdasarkan rancangan penelitian
eksperimen (Quasy Experiment) dimana
penelitian ini mencari hubungan sebab-
akibat dengan cara melibatkan kelompok
kontrol disamping kelompok
eksperimental, pemilihan kedua
kelompok ini tidak menggunakan teknik
acak. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua lansia yang menderita
hipertensi di GBI Setia Bakti berjumlah
50 lansia penderita hipertensi. Pada
penelitian ini sampel diambil dari lansia
yang menderita hipertensi di GBI Setia
Bakti yang memenuhi kriteria inklusi.
Dalam penelitian ini sampling yang
digunakan adalah Purposive Sampling
dimana teknik pengambilan sampel tidak
memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
(hasil dari sampel mewakili dirinya
sendiri tidak dapat di generalisasikan)
dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti (tujuan atau masalah dalam
penelitian) (Nursalam, 2008). Variabel
indenpenden penelitian ini adalah teknik
relaksasi (aromaterapi mawar). Variabel
dependen penelitian ini adalah perubahan
tekanan darah pada lansia hipertensi.
Hasil Penelitian
Data Umum
Data umum akan menyajikan
karakteristik responden penderita
hipertensi di posyandu lansia GBI setia
bakti berdasarkan jenis kelamin, umur,
riwayat pendidikan, riwayat hipertensi
Tabel 1 Karakteristik Responden
berdasarkan Jenis Kelamin
di Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti pada Tanggal 12
Maret-12 April 2012
Jenis kelamin Frekuensi %
Laki-laki 19 43,2
Perempuan 25 56,8
Jumlah 44 100
Berdasarkan tabel 1 diatas
diketahui bahwa lebih dari 50% berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 25
responden (56,8%).
Tabel 2 Karakteristik Responden
berdasarkan Usia di
Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti pada Tanggal
12 Maret – 12 April 2012
Umur Frekuensi %
60 – 74 tahun 32 72,3
75 – 90 tahun 12 27,2
>90 tahun 0 0
Jumlah 44 100
Berdasarkan tabel 2 diatas
diketahui bahwa sebagian besar
responden berumur 60-74 tahun yaitu
sebanyak 32 responden (72,3%). Hal ini
dikarenakan umur harapan hidup di
Indonesia berada di rentang 60-74 tahun.
Tabel 3 Karakteristik Responden
berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti
pada Tanggal 12 Maret –
12 April 2012
Tingkat
pendidikan
Frekuensi %
SD 22 50
SMP 9 20,4
SMA 11 25
SARJANA 2 4,5
Jumlah 44 100
Dari tabel 3 didapatkan bahwa
paling setengah dari responden memiliki
tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22
responden (50%).
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
88
Tabel 4 Karakteristik Responden
berdasarkan Riwayat
Hipertensi di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti
pada Tanggal 12 Maret –
12 April 2012
Riwayat hipertensi Frekuensi %
Ya 37 84,1
Tidak 7 15,9
Jumlah 44 100
Dari tabel 4 didapatkan bahwa
sebagian besar responden memiliki
riwayat hipertensi yaitu sebanyak 37
responden (84,1%). Hal ini bisa
dipengaruhi oleh faktor degeneratif,
herediter, life style dari Lansia.
Data Khusus
Data khusus akan menyajikan
karakteristik penderita hipertensi
kelompok kontrol yaitu dengan
mengidentifikasi tekanan darah awal, dan
menganalisis perubahan tekanan darah
awal dan 10 menit setelah pengukuran
tekanan darah awal. Sedangkan pada
penderita hipertensi kelompok
eksperimen yaitu dengan
mengidentifikasi tekanan darah sebelum
dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi
mawar), tekanan darah sesudah dilakukan
terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
terhadap perubahan tekanan darah, dan
menganalisis perbedaan tekanan darah
pada kelompok eksperimen setelah
dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) dan pada kelompok kontrol 10
menit setelah pengukuran tekanan darah
awal.
Tabel 5 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Awal pada Penderita
Hipertensi Kelompok Kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti pada
Tanggal 12 Maret – 12 April 2012.
Tekanan
Darah
Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,157 145,81 146,00 138,00 136,00 156,00
Diastolik p=0,287 90,54 90,00 86,00 82,00 98,00
Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan
mean tekanan darah sistolik awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu
146,00 mmHg, 138,00 mmHg, 136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,81 mmHg. Nilai
median, minimum, dan maximum tekanan darah diastolik awal pada penderita hipertensi
kelompok kontrol yaitu 90,00 mmHg, 82,00 mmHg, 98,00, mode-nya yaitu 86,00 mmHg,
mean-nya adalah 90,54 mmHg.
Tabel 6 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah 10 Menit Setelah
Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok
Kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12
April 2012.
Tekanan
Darah
Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,252 145,63 146,00 150,00 136,00 156,00
Diastolik p=0,252 90,54 91,00 94,00 82,00 98,00
Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum dan
mean tekanan darah sistolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 146,00 mmHg, 150,00 mmHg, 136,00
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013
89
mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,63 mmHg. Nilai median, mode, minimum, maximum dan
mean tekanan darah diastolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 91,00 mmHg, 94,00 mmHg, 82,00 mmHg,
98,00 mmHg, dan 90,54 mmHg.
Tabel 7 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Sebelum Dilakukan Terapi
Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok
Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret –
12 April 2012.
Tekanan
Darah
Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,160 146,27 146,00 146,00 136,00 158,00
Diastolik p=0,069 92,90 93,00 90,00 88,00 98,00
Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan
mean tekanan darah sistolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen yaitu 146,00 mmHg, 146,00 mmHg, 136,00 mmHg,
158,00 mmHg, dan 145,09 mmHg. Nilai median, minimum,dan maximum tekanan darah
diastolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen yaitu 93,00 mmHg, 88,00 mmHg, dan 98,00 mmHg, mode-nya
yaitu 90,00 mmHg, mmHg, dan mean-nya adalah 92,90 mmHg.
Tabel 8 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Sesudah Dilakukan Terapi
Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok
Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret –
12 April 2012.
Tekanan
darah
Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,147 135,63 136,00 130,00 130,00 146,00
Diastolik p=0,050 82,72 82,00 82,00 74,00 90,00
Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan
mean tekanan darah sistolik sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen yaitu 136,00 mmHg, 130,00 mmHg, 130,00 mmHg,
146,00 mmHg, dan 135,63 mmHg. Nilai median, minimum, dan maximum tekanan darah
diastolik sesudah terapi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok
eksperimen yaitu 82,00 mmHg, 74,00 mmHg, dan 90,00 mmHg, mode-nya yaitu 82,00
mmHg dan 90,00 mmHg, dan mean-nya adalah 82,72 mmHg.
Tabel 9 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Awal dan 10 Menit
Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi
Kelompok Kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12
Maret – 12 April 2012.
Keterangan Perubahan (Sistolik atau diastolik) :
Nilai positif (+) : penurunan dalam mmHg.
Nilai negatif (-) : peningkatan dalam mmHg.
Uji Statistik
Paired Sample T-Test
p=0,665 p=1,000
Mean Perubahan 0,18 0,00
Nilai Minimum Perubahan -4,00 -4,00
Nilai Maximum Perubahan 6,00 6,00
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
90
Dari data diatas didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum, dan
maximum tekanan darah sistolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah
awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 0,18 mmHg, -4,00 mmHg, dan
6,00 mmHg dan dari data diatas pula didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan
minimum, dan maximum tekanan darah diastolik awal dan 10 menit setelah pengukuran
tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 0,00 mmHg, -4,00
mmHg, dan 6,00 mmHg.
Tabel 10 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu
lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012.
Uji Statistik
Paired Sample T-Test
p=0,000 p=0,000
Mean Perubahan 10,63 10,18
Nilai Minimum Perubahan 6,00 2,00
Nilai Maximum Perubahan 28,00 20,00
Dari data diatas didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum dan
maximum, dan perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 10,63 mmHg,
8,00 mmHg, dan 28,00 mmHg dan dari data diatas pula didapatkan bahwa nilai mean,
nilai perubahan minimum dan maximum tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah
terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen
yaitu 10,18 mmHg, 2,00 mmHg, dan 20,00 mmHg.
Tabel 11 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu
lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012.
Uji
Statistik
Independent Samples T-Test
Levene’s test (sig.)
p=0,096 p=0,680
Equal Variances Assumed Sig. (2-tailed)
p=0,000 p=0,000
Tekanan darah kelompok eksperimen adalah tekanan darah kelompok eksperimen
sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Tekanan darah kelompok
kontrol adalah tekanan darah kelompok kontrol dan 10 menit setelah pengukuran awal.
Maka diambil kesimpulan bahwa distribusi keempat kelompok data tersebut adalah
normal sehingga ujinya adalah Independent Samples T-Test.
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013
91
Pembahasan
Tekanan Darah Awal pada Penderita
Hipertensi Kelompok Kontrol di
Posyandu Lansia GBI Setia Bakti
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah
sistolik dan diastolik awal pada penderita
hipertensi kelompok kontrol di posyandu
lansia GBI setia bakti nilai median,
mode, minimum, maximum, dan mean
tekanan darah sistolik awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol
yaitu 146,00 mmHg, 138,00 mmHg,
136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan
145,81 mmHg. Nilai median, minimum,
dan maximum tekanan darah diastolik
awal pada penderita hipertensi kelompok
kontrol yaitu 90,00 mmHg, 82,00 mmHg,
98,00, mode-nya yaitu 86,00 mmHg,
mean-nya adalah 90,54 mmHg.
Tekanan darah tinggi atau
hipertensi berarti meningkatnya tekanan
darah secara tidak wajar dan terus-
menerus karena rusaknya salah satu atau
beberapa faktor yang berperan
mempertahankan tekanan darah tetap
normal (Ritu Jain, 2011). Faktor-faktor
resiko tertentu yang berhubungan dengan
hipertensi esensial adalah faktor
keturunan, usia dan ras, kelebihan berat
badan, konsumsi alkohol yang tinggi dan
gaya hidup (Ritu Jain, 2011). Lansia
sering mengalami hipertensi, hal ini
disebabkan oleh katup jantung menebal
dan menjadi kaku, elastisitas dinding
aorta menurun, curah jantung menurun,
kinerja jantung lebih rentan terhadap
kondisi dehidrasi dan pendarahan,
tekanan darah meningkat akibat resitensi
pembuluh darah perifer meningkat akibat
dari proses menua (Arjatmo, 2003).
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus
Perhimpunan Hipertensi Indonesia
adalah Pre hipertensi 120-139 mmHg dan
80-89 mmHg, Hipertensi tahap 1 140-
159 mmHg dan 90-99 mmHg, Hipertensi
tahap 2 ≤160 mmHg dan ≥100 mmHg,
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 mmHg
dan <90.
Dari 22 responden kelompok
kontrol kebanyakan termasuk hipertensi
tahap 1 dengan usia lansia 60-74 tahun.
Dimana dengan keadaan ini para
responden mengatakan malas untuk cek
up kesehatan atau kontrol ke puskesmas
dan RS terdekat disebabkan malas karena
jarak yang jauh. Keadaan hipertensi pada
penderita kelompok kontrol banyak
disebabkan oleh faktor usia. Hasil ini
menyatakan bahwa kemungkinan
penderita hipertensi kelompok kontrol
disebabkan oleh hipertensi esensial.
Berdasarkan observasi tekanan darah
awal penderita hipertensi kelompok
kontrol mengeluhkan sakit kepala, nyeri
dada, aktivitas terengah-engah dan sulit
tidur, keadaan umum menyeringai.
Tekanan Darah 10 Menit Setelah
Pengukuran Tekanan Darah Awal
pada Penderita Hipertensi Kelompok
Kontrol di posyandu lansia GBI setia
bakti
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah
sistolik dan diastolik 10 menit setelah
pengukuran tekanan darah awal pada
penderita hipertensi di posyandu lansia
GBI setia bakti. Nilai median, mode,
minimum, maximum dan mean tekanan
darah sistolik 10 menit setelah
pengukuran tekanan darah awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol
yaitu 146,00 mmHg, 150,00 mmHg,
136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan
145,63 mmHg. Nilai median, mode,
minimum, maximum dan mean tekanan
darah diastolik 10 menit setelah
pengukuran tekanan darah awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol
yaitu 91,00 mmHg, 94,00 mmHg, 82,00,
dan 90,54 mmHg.
Berbagai promotor pressor-growth
bersama dengan kelainan fungsi
membrane sel yang mengakibatkan
hipertrofi vaskuler akan menyebabkan
peninggian tahanan perifer dan
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
92
peningkatan tekanan darah. Telah
membuktikan adanya defek transport
Na+ dan Ca++ lewat membrane sel,
defek tersebut dapat disebabkan oleh
faktor genetik atau peninggian hormon
natriuretik akibat peninggian volume
intravaskuler. Hormon natriuretik ini
adalah penghambat pompa natrium yang
bersifat vasokontriktor. Kenaikan kadar
natrium intraseluler yang disebabkan
oleh penghambatan pompa natrium akan
meninggikan kadar kalsium intrasel.
Berbagai faktor tersebut diatas, baik
akibat perubahan dinding pembuluh
darah maupun konstriksi fungsional
akibat peninggian kadar kalsium intrasel,
akan menyebabkan peninggian tahanan
perifer dan peningkatan tekanan darah
yang menetap (Arjatmo, 2003).
Setelah pengukuran tekanan darah
10 menit kelompok kontrol ternyata
masih banyak masuk dalam kategori
hipertensi tahap 1. Setelah di observasi
kelompok kontrol masih merasakan tidak
ada penurunan tekanan darah dan
mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada,
aktivitas terengah-engah, dan sulit tidur,
keadaan umum menyeringai. Keadaan ini
masih bisa diperbaiki dengan
penatalaksanaan farmakologis atau
nonfarmakologis dan mengubah perilaku
tidak sehat menjadi perilaku hidup yang
sehat.
Tekanan Darah Sebelum Dilakukan
Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar)
pada Penderita Hipertensi Kelompok
Eksperimen di posyandu lansia GBI
Setia Bakti
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah
sistolik dan diastolik sebelum dilakukan
terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
pada penderita hipertensi kelompok
eksperimen di posyandu lansia GBI setia
bakti. Nilai median, mode, minimum,
maximum, dan mean tekanan darah
sistolik sebelum terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen yaitu
146,00 mmHg, 146,00 mmHg, 136,00
mmHg, 158,00 mmHg, dan 145,09
mmHg. Nilai median, minimum,dan
maximum tekanan darah diastolik
sebelum terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen yaitu 93,00
mmHg, 88,00 mmHg, dan 98,00 mmHg,
mode-nya yaitu 90,00 mmHg, dan mean-
nya adalah 92,90 mmHg.
Penyakit hipertensi merupakan
penyakit kelainan jantung yang ditandai
oleh meningkatnya tekanan darah dalam
tubuh seseorang (Rusdi dan Nurlaela
Isnawati, 2009). Penyebab peningkatan
tekanan darah tinggi, meliputi :
keturunan, konsumsi garam berlebih, usia
dan jenis kelamin, kelebihan berat badan
(obesitas), stres, konsumsi alkohol, obat-
obatan (seperti pil KB), olahraga yang
terlalu berat, tembakau, kalsium dan
kalium (Ritu Jain, 2006). Kasus
hipertensi pada usia kurang dari 50 tahun
lebih banyak ditemukan pada laki-laki
dari pada perempuan karena pada
perempuan mempunyai hormone
estrogen yang mencegah hipertensi,
setelah 55 tahun atau 60 tahun hipertensi
banyak ditemukan pada perempuan dari
pada laki-laki. Banyak terapi alternatif
untuk penyakit tekanan darah tinggi
berfokus pada teknik relaksasi, sebagian
yang lain berupaya mencari akar
permasalahan dari segi fisiologinya baik
dengan cara mengubah kebiasaan atau
gaya hidup. Masalah-masalah yang
berhubungan dengan stres seperti
hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat
dikurangi atau diobati dengan relaksasi
(Subandi, 2003). Salah satu terapi
relaksasi yaitu mengunakan terapi
relaksasi aromaterapi mawar yang dapat
digunakan untuk penataksanaan dalam
menurunkan hipertensi (Jaelani, 2009).
Terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
adalah suatu cara perawatan tubuh dan
atau penyembuhan penyakit dengan
menggunakan minyak esensial (Jaelani,
2009).
Dari 22 responden kelompok
eksperimen kebanyakan masuk dalam
kategori hipertensi tahap 1. Pada
kelompok eksperimen kasus hipertensi
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013
93
pada usia 60-74 tahun lebih banyak
ditemukan pada laki-laki dari pada
perempuan. Hal ini disebabkan kebiasaan
pada laki-laki yang mempunyai
kebiasaan pola hidup yang tidak baik.
Hipertensi ini termasuk hipertensi
esensial. Ternyata pada kelompok
eksperimen kebanyakan tamat SD,
diketahui bahwa hal ini mempengaruhi
tingkat pengetahuan kesehatan yang
diperoleh, semakin rendah pengetahuan
maka tingkat pengetahuan tentang
kesehatan juga berkurang. Banyak terapi
alternatif untuk penyakit tekanan darah
tinggi berfokus pada teknik relaksasi,
sebagian yang lain berupaya mencari
akar permasalahan dari segi fisiologinya
baik dengan cara mengubah kebiasaan
atau gaya hidup. Berdasarkan hasil
observasi penderita hipertensi kelompok
eksperimen sebelum dilakukan terapi
relaksasi (aromaterapi mawar)
mengeluhkan sakit kepala, susah tidur,
kesemutan pada kaki dan tangan saat
beraktivitas. Lansia sangat rentan maka
dari itu asuhan keperawatan yang dapat
di berikan yaitu penatalaksanaan
nonfarmakologi adalah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar). Secara teori
apabila dapat dilaksanakan dengan baik
terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
maka tekanan darah dapat menurun.
Tekanan Darah Sesudah Dilakukan
Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar)
pada Penderita Hipertensi Kelompok
Eksperimen di posyandu lansia GBI
Setia Bakti
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah
sistolik dan diastolik sesudah terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) pada
penderita hipertensi kelompok
eksperimen di posyandu lansia GBI setia
bakti. nilai median, mode, minimum,
maximum, dan mean tekanan darah
sistolik sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen yaitu
136,00 mmHg, 130,00 mmHg, 130,00
mmHg, 146,00 mmHg, dan 135,63
mmHg. Nilai median, minimum, dan
maximum tekanan darah diastolik
sesudah terapi (aromaterapi mawar) pada
penderita hipertensi kelompok
eksperimen yaitu 82,00 mmHg, 74,00
mmHg, dan 90,00 mmHg, mode-nya
yaitu 82,00 mmHg dan 90,00 mmHg, dan
mean-nya adalah 82,72 mmHg.
Menurut (Sumeet Sharma (2009))
aroma itu memasuki hidung kita dan
berhubungan dengan cilia, rambut-
rambut halus di lapisan sebelah dalam
hidung kita reseptor dalam cilia
berhubungan dengan tonjolan olfaktorius
yang berada di ujung saluran pencium.
Ujung dari saluran penciuman itu
berhubungan dengan otak. Bau di ubah
oleh cilia menjadi impuls listrik yang di
teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius.
Semua impuls mencapai sistem limbik.
Sistem limbik adalah bagian dari otak
yang di kaitkan dengan suasana hati,
emosi, dan belajar kita. Semua bau yang
mencapai sistem limbik memiliki
pengaruh kimia langsung pada suasana
hati.
Dari data observasi respon
kelompok eksperimen yang setelah diberi
terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
mengalami perubahan tekanan darah
sistolik dan diastolik 135,63 mmHg dan
82 mmHg termasuk pre hipertensi.
Berdasarkan hasil observasi setelah
dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen beberapa keluhan
yang dirasakan sudah mulai berkurang,
secara keseluruhan responden kelompok
eksperimen tampak lebih rileks, senang
dan nyaman. Minyak aroma mempunyai
sifat membuat rileks, menenangkan,
merangsang, atau menyembuhkan. Terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) dapat
dilakukan di rumah dengan mudah dan
praktis.
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
94
Tekanan Darah Awal dan 10 Menit
Setelah Pengukuran Tekanan Darah
Awal pada Penderita Hipertensi
Kelompok Kontrol di posyandu lansia
GBI Betia Bakti.
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil tekanan darah sistolik awal dan 10
menit setelah pengukuran tekanan darah
awal pada penderita lansia hipertensi
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji
statistik Paired Sample T-Test didapatkan
nilai p=0,665 karena hasil p > α yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa tekanan darah
sistolik awal dan 10 menit setelah
pengukuran tekanan darah awal tidak ada
perubahan pada penderita hipertensi
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti dengan nilai mean
perubahan 0,18 mmHg, sedangkan nilai
minimum -2,00 mmHg dan nilai
maximum 6,00 mmHg.
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil tekanan darah diastolik awal dan 10
menit setelah pengukuran tekanan darah
awal pada penderita lansia hipertensi
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji
statistik Paired Sample T-Test didapatkan
nilai p=1,000 karena hasil p > α yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa tekanan darah
diastolik awal dan 10 menit setelah
pengukuran tekanan darah awal tidak ada
perubahan pada penderita hipertensi
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti dengan nilai mean
perubahan 0,00 mmHg, sedangkan nilai
minimum -2,00 mmHg dan nilai
maximum 4,00 mmHg.
Adanya defek transport Na+ dan
Ca++ lewat membrane sel, defek tersebut
dapat disebabkan oleh faktor genetik atau
peninggian hormon natriuretik akibat
peninggian volume intravaskuler.
Hormon natriuretik ini adalah
penghambat pompa natrium yang bersifat
vasokontriktor. Kenaikan kadar natrium
intraseluler yang disebabkan oleh
penghambatan pompa natrium akan
meninggikan kadar kalsium intrasel.
Berbagai faktor tersebut diatas, baik
akibat perubahan dinding pembuluh
darah maupun konstriksi fungsional
akibat peninggian kadar kalsium intrasel,
akan menyebabkan peninggian tahanan
perifer dan peningkatan tekanan darah
yang menetap (Arjatmo, 2003).
Maka dari hasil penelitian dari
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti tidak ada perubahan
tekanan darah awal dan 10 menit setelah
pengukuran tekanan tekanan darah awal
dengan perubahanya hanya 0,18 mmHg
dan 0,00 mmHg dan termasuk hipertensi
tahap 1. Pada kelompok kontrol termasuk
jenis hipertensi esensial yang dipengaruhi
faktor keturunan, jenis kelamin, usia dan
ras, kelebihan berat badan, konsumsi
alkohol yang tinggi. Selain itu juga
dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak
baik. Kelompok kontrol dengan
hipertensi yang telah dilakukan
pengukuran tekanan darah 10 menit
ternyata setelah di observasi kelompok
kontrol masih merasakan tidak ada
penurunan tekanan darah dan
mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada,
aktivitas terengah-engah, dan sulit tidur.
Mungkin ini disebabkan oleh Hormon
natriuretik ini adalah penghambat pompa
natrium yang bersifat vasokontriktor, ini
menyebakan tekanan darah tinggi.
Keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan
penatalaksanaan farmakologis atau
nonfarmakologis dan mengubah perilaku
tidak sehat menjadi perilaku hidup yang
sehat.
Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) terhadap
Perubahan Tekanan Darah pada
Lansia Hipertensi Kelompok
Eksperimen di Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil tekanan darah sistolik sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) kelompok
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013
95
eksperimen di Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik
Paired Sample T-Test didapatkan nilai
p=0,000 karena hasil p < α yang berarti
H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh
sebelum dan sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai
mean perubahan 10,63 mmHg,
sedangkan nilai minimum 8,00 mmHg
dan nilai maximum 28,00 mmHg.
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil tekanan darah diastolik sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) kelompok
eksperimen di Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik
Paired Sample T-Test didapatkan nilai
p=0,000 karena hasil p < α yang berarti
H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat
disimpulkan bahawa ada pengaruh
sebelum dan sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai
mean perubahan 10,18 mmHg,
sedangkan nilai minimum 2,00 mmHg
dan nilai maximum 20,00 mmHg.
Proses menua adalah sebuah
proses yang mengubah orang dewasa
sehat menjadi rapuh dan disertai dengan
menurunnya cadangan hampir semua
sistem fisiologis dan disertai pula dengan
meningkatnya kerentanan terhadap
penyakit atau kematian (Arjatmo, 2003).
Namun dengan dilakukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) bau yang di ubah
oleh cilia menjadi impuls listrik yang di
teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius.
Semua impuls mencapai sistem limbik.
Sistem limbik adalah bagian dari otak
yang di kaitkan dengan suasana hati,
emosi, dan belajar kita. Semua bau yang
mencapai sistem limbik memiliki
pengaruh kimia langsung pada suasana
hati dan dapat menurunkan tekanan
darah. Selain itu, minyak ini dapat
mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak
melalui sistem saraf yang berhubungan
dengan indra penciuman. Respons ini
akan dapat merangsang peningkatan
produksi masa penghantar saraf otak
(neurotransmiter), yaitu yang berkaitan
dengan pemulihan kondisi psikis (seperti
emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan),
maka dari itu minyak ensensial sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Hasil dari penelitian menyatakan
ada penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik yaitu 10,63 mmHg dan 10,18
mmHg sesudah dilakukan terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) pada
penderita hipertensi kelompok
eksperimen, akibat dari perubahan
tersebut responden kelompok eksperimen
masuk ke tahap pre hipertensi. Ini
membuktikan bahwa terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) terbukti efektif
dalam menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi kelompok
eksperimen di Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti. Dari hasil observasi dari
peneliti pada lansia hipertensi kelompok
eksperimen setelah dilakukan terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) keluhan
sakit kepala, susah tidur, kesemutan saat
beraktivitas mulai berkurang, keadaan
umum terlihat lebih rileks. Hal tersebut
sesuai dengan teori bahwa
penatalaksanaan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar).
Perbedaan Tekanan Darah pada
Kelompok Eksperimen Sesudah
Dilakukan Terapi Relaksasi
(aromaterapi mawar) dan pada
Kelompok Kontrol 10 Menit Setelah
Pengukuran Tekanan Darah Awal di
posyandu lansia GBI Setia Bakti
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil tekanan darah sistolik sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) kelompok
eksperimen di Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik
Paired Sample T-Test didapatkan nilai
p=0,000 karena hasil p < α yang berarti
H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
96
sebelum dan sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai
mean perubahan 10,63 mmHg dan,
sedangkan nilai minimum 6,00 mmHg
dan nilai maximum 28,00 mmHg.
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil tekanan darah diastolik sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) kelompok
eksperimen di Posyandu Lansia GBI
Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik
Paired Sample T-Test didapatkan nilai
p=0,000 karena hasil p < α yang berarti
H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat
disimpulkan bahawa ada pengaruh
sebelum dan sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai
mean perubahan 10,18 mmHg,
sedangkan nilai minimum 2,00 mmHg
dan nilai maximum 20,00 mmHg.
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil tekanan darah diastolik awal dan 10
menit setelah pengukuran tekanan darah
awal pada penderita lansia hipertensi
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji
statistik Paired Sample T-Test didapatkan
nilai p=1,000 karena hasil p > α yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa tekanan darah
diastolik awal dan 10 menit setelah
pengukuran tekanan darah awal tidak ada
perubahan pada penderita hipertensi
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti dengan nilai mean
perubahan 0,00 mmHg, sedangkan nilai
minimum-4,00 mmHg dan nilai
maximum 6,00 mmHg.
Setelah dilakukan uji statistik
Independent Samples T-Test dengan
SPSS versi 19 didapatkan hasil Levene’s
test dengan taraf signifikansi yang
ditetapkan α > 0,05 pada tekanan darah
sistolik dan diastolik kelompok
eksperimen setelah dilakukan terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada
kelompok kontrol 10 menit setelah
pengukuran tekanan darah awal
didapatkan p=0,096 dan p=0,680. Karena
hasil kedua kelompok data adalah p > α
yang berarti kedua kelompok data
tersebut mempunyai varian data yang
sama maka untuk melihat hasil uji
statistik Independent Samples T-Test
memakai hasil equal variances assumed.
Hasil uji statistik Independent Samples T-
Test pada hasil equal variances assumed
dengan taraf signifikansi yang ditetapkan
α < 0,05 pada tekanan darah sistolik dan
diastolik sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen dengan
tekanan darah sistolik dan diastolik 10
menit setelah pengukuran awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol
didapatkan p=0,000 dan p=0,000. Karena
hasil kedua kelompok data adalah p < α
yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima
maka dapat disimpulkan ada perbedaan
antara tekanan darah kelompok
eksperimen sesudah dilakukan terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada
kelompok kontrol 10 menit.
Menurut (Jaelani, 2009) minyak
esensial ini dapat mempengaruhi
aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem
saraf yang berhubungan dengan indra
penciuman. Respons ini akan dapat
merangsang peningkatan produksi masa
penghantar saraf otak (neurotransmiter),
yaitu yang berkaitan dengan pemulihan
kondisi psikis (seperti emosi, perasaan,
pikiran, dan keinginan). Efek
farmakologis bunga mawar di antaranya
melancarkan sirkulasi darah,
menormalkan siklus haid, antiradang,
mehilangkan bengkak, dan menetralisir
racun (Arief Hariana, 2009).
Dari data tersebut terlihat jelas
perbedaan antara Tekanan Darah pada
Kelompok Eksperimen Sesudah
Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi
mawar) dan pada Kelompok Kontrol 10
Menit Setelah Pengukuran Tekanan
Darah Awal di posyandu lansia GBI setia
bakti. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
observasi kelompok eksperimen keluhan
sakit kepala, susah tidur, kesemutan saat
beraktivitas mulai berkurang, secara
keseluruhan kelompok eksperimen
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013
97
terlihat lebih rileks, nyaman dan senang.
Ini dibuktikan ada penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada
kelompok eksperimen di posyandu lansia
GBI setia bakti. Sedangkan pada
kelompok kontrol tekanan darah 10
Menit Setelah Pengukuran Tekanan
Darah Awal di posyandu lansia GBI setia
bakti yang tidak diberikan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar), dibuktikan dari
hasil observasi masih mengeluhkan sakit
kepala, nyeri dada, aktivitas terengah-
engah dan sulit tidur. Mungkin ini
disebabkan oleh Hormon natriuretik ini
adalah penghambat pompa natrium yang
bersifat vasokontriktor, ini menyebakan
tekanan darah tinggi.
Hasil penelitian menyatakan ada
perbedaan tekanan darah yang signifikan
antara tekanan darah pada kelompok
eksperimen sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) dan pada kelompok
kontrol 10 menit setelah pengukuran
tekanan darah awal di posyandu lansia
GBI setia bakti.
Kesimpulan
Tekanan darah sistolik dan
diastolik awal pada lansia hipertensi
kelompok kontrol di posyandu lansia
GBI Setia Bakti, termasuk hipertensi
tahap 1. Tekanan darah sistolik dan
diastolik 15 menit setelah pengukuran
tekanan darah awal pada hipertensi
kelompok kontrol di posyandu lansia
GBI Setia Bakti termasuk hipertensi
tahap 1. Tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dilakukan terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) pada
lansia hipertensi di posyandu lansia GBI
Setia Bakti, termasuk hipertensi tahap 1.
Tekanan darah sistolik dan diastolik
sesudah dilakukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) pada lansia
hipertensi di posyandu lansia GBI Setia
Bakti, termasuk tahap pre hipertensi.
Tekanan darah sistolik dan diastolik awal
dan 10 menit dapat diambil kesimpulan
tekanan darah awal dan tekanan darah 10
menit setelah pengukuran awal tidak ada
perubahan. Tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah dilakukan
terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
pada lansia hipertensi pada kelompok
kontrol di posyandu lansia GBI Setia
Bakti. Disimpulkan bahwa ada pengaruh
sebelum dan sesudah dilakukan terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap
perubahan tekanan darah. Dengan mean
perubahan 10,63 mmHg dan 10,18
mmHg. Tekanan darah sistolik dan
diastolik pada kelompok eksperimen
setelah dilalukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) dan pada kelompok
kontrol 10 menit setelah pengukuran
tekanan darah awal di posyandu lansia
sejahtera GBI Setia Bakti Kediri terjadi
perbedaan terapi relaksasi (Aromaterapi
Mawar) menurunkan tekanan darah pada
lansia.
Saran
Terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) merupakan alternative pilihan
yang baik di dalam menurunkan tekanan
darah karena selain efektif dan efisian
dapat dilakukan di rumah. Dapat menjadi
program tambahan di posyandu lansia
sejahtera GBI setia bakti untuk
meningkatkan derajat kesehatan bagi
para lansia, misalnya dengan
menggunakan aromaterapi pada saat
kegiatan posyandu lansia. Dapat
dijadikan sebagai rekomendasi dalam
pemberian intervensi pada asuhan
keperawatan dalam menurunkan tekanan
darah dengan relaksasi aromaterapi
mawar. Hasil penelitian dapat sebagai
rekomendasi referensi dalam pemeberian
bahan ajar terhadap mahasiswa bahwa
terapi nonfarmakologis dapat
menurunkan tekanan darah yaitu dengan
aromaterapi mawar. Sebagai referensi
untuk peneliti selanjutnya yang
berhubungan dengan terapi relaksasi
aromaterapi mawar yang bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah secara
nonfarmakologis.
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda
98
Daftar Pustaka
Arief Hariana, (2009). Tumbuhan Obat
dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar
Swadaya
Arjatmo, (2003). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Darmojo, R. Boedhi. (2006). Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta : FKUI.
Gardner, Samuel. (2007). Panduan Sehat
Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Jaelani, (2009). Aromaterapi. Jakarta :
Pustaka Populer Obor
Muhammadun, (2010). Hidup Bersama
Hipertensi : Seringai Darah Tinggi
Sang Pembunuh Sekejap.
Yogyakarta : In Books
Nursalam, (2008). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Ritu Jain, (2006). Pengobatan Alternatif
untuk Mengatasi Tekanan Darah.
Jakarta : Gramedia
Ritu Jain, (2011). Pengobatan Alternatif
untuk Mengatasi Tekanan Darah.
Jakarta : Gramedia
Rusdi, Nurlaela Isnawati. (2009). Awas
Anda Bisa Mati Cepat Akibat
Hipertensi dan Diabetes.
Yogyakarta : Powerbooks
publishing
Subandi, (2003). Psikoterapi.
Pendekatan Konsevensional dan
Kontemporer. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Summet, Sharma, (2009). Aromaterapi.
Tangerang : Karisma Publising
Group

More Related Content

What's hot (20)

Jingga musik jurnal 3
Jingga musik jurnal 3Jingga musik jurnal 3
Jingga musik jurnal 3
 
268 261-1-pb
268 261-1-pb268 261-1-pb
268 261-1-pb
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Lapsus anes
Lapsus anesLapsus anes
Lapsus anes
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
 
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
Acute pain service (final)kuliah 7 11-2017
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Ppt sidang
Ppt sidangPpt sidang
Ppt sidang
 
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nandaAsuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
 
Makalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementerMakalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementer
 
Manuskrip
ManuskripManuskrip
Manuskrip
 
Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Jurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirmanJurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirman
 
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 

Viewers also liked

Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Ratih Aini
 
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...Ratih Aini
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...Ratih Aini
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustakaNor Dayani
 
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIASTUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIARatih Aini
 
Makalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresifMakalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresifKANDA IZUL
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawatiKTIMELDA
 
Terapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresifTerapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresifWenny Anugrah
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimAchmad Wahid
 

Viewers also liked (13)

Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
 
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
 
laporan STEMI
laporan STEMIlaporan STEMI
laporan STEMI
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
 
Meno15 11-1-pb
Meno15 11-1-pbMeno15 11-1-pb
Meno15 11-1-pb
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIASTUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
 
Makalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresifMakalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresif
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7
 
Terapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresifTerapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresif
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
 

Similar to Aromaterapi Mawar Hipertensi

strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...SofiaNofianti
 
makalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.docmakalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.docRIKA997934
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaJeny Ayu
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Kelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptx
Kelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptxKelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptx
Kelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptxbintangbayu198
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
 
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdfssuser1aaea51
 
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdfMENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdfPramudyta1
 
Portofolio hipertensi
Portofolio hipertensiPortofolio hipertensi
Portofolio hipertensiyaya jaya
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorMulkan Fadhli
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI pjj_kemenkes
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...
Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...
Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...Gina Puspitasari
 
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdfElmitiodatacp
 

Similar to Aromaterapi Mawar Hipertensi (20)

strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
 
makalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.docmakalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.doc
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
 
BAB II..docx
BAB II..docxBAB II..docx
BAB II..docx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Kelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptx
Kelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptxKelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptx
Kelompok 3 - Hipertensi dan IHD - PSPA XI Kelas A.pptx
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
 
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
 
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdfMENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdf
 
Portofolio hipertensi
Portofolio hipertensiPortofolio hipertensi
Portofolio hipertensi
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektor
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...
Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...
Pengaruh Terapi Relaksasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kl...
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
Asupan gizi untuk pasien hipertensi
Asupan gizi untuk pasien hipertensiAsupan gizi untuk pasien hipertensi
Asupan gizi untuk pasien hipertensi
 
Obat antihipertensi pada ibu hamil
Obat antihipertensi pada ibu hamilObat antihipertensi pada ibu hamil
Obat antihipertensi pada ibu hamil
 
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
 

More from Ratih Aini

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tariRatih Aini
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaRatih Aini
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat beritaRatih Aini
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Ratih Aini
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARARatih Aini
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiRatih Aini
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaRatih Aini
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenRatih Aini
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenRatih Aini
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...Ratih Aini
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANRatih Aini
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITARatih Aini
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...Ratih Aini
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...Ratih Aini
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGRatih Aini
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...Ratih Aini
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...Ratih Aini
 

More from Ratih Aini (20)

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Aromaterapi Mawar Hipertensi

  • 1. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 84 PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI INFLUENCE OF RELAXATION THERAPY (ROSE AROMATHERAPY) TOWARDS BLOOD PRESSURE CHANGE OF THE ELDERLY WITH HYPERTENSION Ni Made Kenia Dian Taviyanda STIKES RS Baptis Kediri (stikesbaptisjurnal@ymail.com) ABSTRAK Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) adalah salah satu terapi hipertensi. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah. Desain penelitian quasy eksperiment. Populasinya adalah lansia hipertensi, sampelnya 44 responden menggunakan teknik purposive sampling. Variabel penelitian adalah tekanan darah. Data dikumpulkan menggunakan sphygmomanometer air raksa, untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Analisisnya menggunakan uji paired sample t-test dan independent t-test dengan tingkat signifikasi α < 0,05. Hasil menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami penurunan yang signifikan (p=sistolik 0,000 dan p=diastolik=0,000). Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) selama 10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik, dengan nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63 mmhg, dan 10,18 mmhg dan nilai maxsimal penurunan sistolik dan diastolik 28,00 mmhg dan 20,00 mmhg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi. Kata kunci : lansia, hipertensi, aromaterapi mawar ABSTRACT The relaxation therapy (rose aromatherapy) is one of hypertension therapy. The objective of this research was to analyze influence of relaxation therapy (rose aromatherapy) towards blood pressure changes. The design was queasy experiment. The population was elderly with hypertension, the samples were 44 respondents using purposive sampling technique. The research variable was blood pressure. Data was collected using mercury sphygmomanometer, to determine the influence of relaxation therapy (rose aromatherapy). The analysis using paired sample t-test and independent t- test with significant level α<0.05. The result showed that systolic and diastolic of blood pressure decreased significantly (p=systolic=0.000 and p=diastolic=0.000). Relaxation therapies (rose aromatherapy) for 10 minutes could decrease systolic of blood pressure and diastolic of blood pressure, with mean value decreasing systolic and diastolic were 10.63 mmHg and 10.18 mmHg and maximal value of decreasing systolic and diastolic
  • 2. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 85 were 28.00 mmHg and 20 , 00 mmHg. The conclusion of this research is there was a significant influence of relaxation therapy (rose aromatherapy) towards blood pressure changes to the elderly with hypertension. Keywords : the elderly, hypertension, rose aromatherapy. Pendahuluan Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang- orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan ketegangan yang lebih tinggi dalam arteri sehingga menyebabkan hipertensi. Lansia sering terkena hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat. Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena bertambahnya usia lebih besar pada orang yang banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam (Ritu Jain, 2011). Tekanan darah tinggi atau hipertensi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah secara tidak wajar dan terus- menerus karena rusaknya salah satu atau beberapa faktor yang berperan mempertahankan tekanan darah tetap normal (Ritu Jain, 2011). Badan kesehatan dunia atau WHO (world health organization) juga memberikan batasan bahwa seseorang, dengan beragam usia dan jenis kelamin, apabila tekanan darahnya berada pada satuan 140/90 mmHg atau diatas 160/90 mmHg, maka ia sudah dapat dikatagorikan sebagai penderita hipertensi (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009). Pengobatan hipertensi ada 2 cara pengobatan secara farmakologis dan non farmakologis. Pemberian terapi non farmakologis relatif praktis dan efisien yaitu dengan cara pemberian aromaterapi. Menurut (Jaelani, 2009) aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau wangi, dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau penyembuhan, sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai “suatu cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak essential (essential oil)”. Banyaknya lansia yang mengalami hipertensi dan sebagian besar keluarga maupun lansia tidak mengetahui terapi relaksasi dengan pemberian aromaterapi sebagai salah satu cara penurunan tekanan darah, cara ini juga efektif selain obat yang terus-terusan diminum oleh penderita bahkan bisa bertahun-tahun. Hipertensi lansia di dunia didapatkan pada tahun 2010 di Amerika menunjukkan penderita hipertensi di seluruh dunia berkisar satu miliar. Di bagian Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025 (Muhammadun, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Boedi Darmojo pada tahun 2011 di Indonesia diperoleh terjadi peningkatan lansia yang menderita hipertensi sekitar 50% di jawa sekitar 42,6%. Dari data diatas dapat disimpulkan tahun ke tahun terdapat meningkatan lansia yang menderita hipertensi dan ini perlu menangganan yang serius. Sedangkan data yang diperoleh peneliti dari KMS di GBI setia bakti pada tanggal 14 November 2011 sejumlah 58 lansia, dibadingkan jumlah lansia yang hipertensi 50 orang sekitar 86% dan tanpa hipertensi 8 orang sekitar 13%. Data tersebut di atas memberikan gambaran bahwa masalah hipertensi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang baik, mengingat prevalensi yang tinggi dan komplikasi yang ditimbulkan cukup berat. Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai
  • 3. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 86 oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009). Telah diketahui bahwa tekanan darah tinggi adalah penyakit yang berbahaya, karena dapat mempersingkat masa hidup seseorang dan meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung, stroke, gangguan penglihatan, kerusakan fungsi ginjal, dan pembengkakan arteri terbesar di tubuh (Ritu Jain, 2011). Gejalanya berupa sakit kepala, nyeri atau sesak pada dada, pusing, gangguan tidur, terengah-engah saat beraktifitas, jantung berdebar-debar, mimisan, kebal atau kesemutan, gelisah dan mudah marah, keringat berlebihan, kram otot, badan lesu, pembekakan di bawah mata pada pagi hari (Ritu Jain, 2011). Komplikasi jangka panjang tekanan darah tinggi berupa stroke, penyakit ginjal, gagal jantung, penyakit arteri koroner (Samuel Gardner, 2007). Jika bertahun-tahun darah terus-menerus lebih tinggi dari normal, seperti pada kasus hipertensi yang tidak diobati, akan timbul kerusakan pada pembuluh arteri dan organ – organ yang memerlukan pasokan darah terutama jantung, otak, ginjal dan ini merupakan masalah kesehatan (Ritu Jain, 2011). Karena itu, berbagai tindakan antisipasi dengan menerapkan kebiasaan-kebisaan dan pola hidup positif menjadi penting untuk diterapkan (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009). Akan tetapi yang harus diingat bahwa sebagian efek buruk tekanan darah tinggi dapat dicegah jika tekanan darah dinormalkan kembali melalui perawatan tertentu, penting pula untuk dipahami bahwa faktor-faktor seperti merokok, kolesterol tinggi, dan diabetes dapat menyebakan kerusakan yang sama kepada tubuh dan harus pula diawasi (Ritu Jain, 2011). Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah membantu penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat normal dan meningkatkan kualitas kesehatanya secara maksimal dengan cara memberi intervensi asuhan keperawatan, sehingga dapat terjadi perbaikan kesehatan. Dalam mengatasi hipertensi dapat dilakukan pengobatan farmakologis, pengobatan ini bersifat jangka panjang. Obat-obatan hipertensi berupa diuretik, betabloker, ACE inhibitor, angiotensin II receptor blocker, antagonis kalsium, vasodilator (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009). Disamping itu juga ada pengobatan secara alternatif. Beberapa jenis terapi alternatif (terapi nonfarmakologis) meliputi: 1) Akupresur (akupuntur tanpa jarum), 2) Pengobatan herbal dari cina, 3) Terapi jus, 4) Terapi herbal, 5) Pijat, 6) Yoga, 7) Aromaterapi, 8) Pernafasan dan relaksasi, 9) Pengobatan pada pikiran dan tubuh; biofeedback meditasi, hypnosis, 10) Perawatan di rumah (Ritu Jain, 2011). Masalah-masalah yang berhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi, relaksasi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi (Subandi, 2003). Banyak terapi alternatif untuk penyakit tekanan darah tinggi berfokus pada teknik relaksasi. Dari hasil wawancara dengan dengan 20 lansia yang hipertensi didapatkan 15 orang menyukai aroma mawar. Maka dari itu peneliti menggunakan terapi non farmakologis yaitu terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dalam menurunan tekanan darah. Manfaat dari aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan tenang (rileks) pada jasmani, pikiran, dan rohani (soothing the physical, mind and spiritual), dapat menciptakan suasana yang damai, serta dapat menjauhkan dari perasaan cemas dan gelisah (Jaelani, 2009). Sedangkan efek farmakologis mawar diantaranya melancarkan sirkulasi darah, anti radang, menghilangkan bengkak, dan menetralisir racun (Arief Hariana, 2009). Berdasarkan hal tersebut peneliti perlu untuk melaksanakan penelitian guna menganalisis pengaruh terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi di GBI setia bakti yang didapat lansia yang terkena hipertensi sebanyak 50 orang dengan pembanding pada kelompok kontrol.
  • 4. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 87 Metodologi Penelitian Pada penelitian ini rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah berdasarkan rancangan penelitian eksperimen (Quasy Experiment) dimana penelitian ini mencari hubungan sebab- akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental, pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang menderita hipertensi di GBI Setia Bakti berjumlah 50 lansia penderita hipertensi. Pada penelitian ini sampel diambil dari lansia yang menderita hipertensi di GBI Setia Bakti yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam penelitian ini sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dimana teknik pengambilan sampel tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih (hasil dari sampel mewakili dirinya sendiri tidak dapat di generalisasikan) dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah dalam penelitian) (Nursalam, 2008). Variabel indenpenden penelitian ini adalah teknik relaksasi (aromaterapi mawar). Variabel dependen penelitian ini adalah perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi. Hasil Penelitian Data Umum Data umum akan menyajikan karakteristik responden penderita hipertensi di posyandu lansia GBI setia bakti berdasarkan jenis kelamin, umur, riwayat pendidikan, riwayat hipertensi Tabel 1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti pada Tanggal 12 Maret-12 April 2012 Jenis kelamin Frekuensi % Laki-laki 19 43,2 Perempuan 25 56,8 Jumlah 44 100 Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa lebih dari 50% berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 responden (56,8%). Tabel 2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012 Umur Frekuensi % 60 – 74 tahun 32 72,3 75 – 90 tahun 12 27,2 >90 tahun 0 0 Jumlah 44 100 Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 60-74 tahun yaitu sebanyak 32 responden (72,3%). Hal ini dikarenakan umur harapan hidup di Indonesia berada di rentang 60-74 tahun. Tabel 3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012 Tingkat pendidikan Frekuensi % SD 22 50 SMP 9 20,4 SMA 11 25 SARJANA 2 4,5 Jumlah 44 100 Dari tabel 3 didapatkan bahwa paling setengah dari responden memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22 responden (50%).
  • 5. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 88 Tabel 4 Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Hipertensi di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012 Riwayat hipertensi Frekuensi % Ya 37 84,1 Tidak 7 15,9 Jumlah 44 100 Dari tabel 4 didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki riwayat hipertensi yaitu sebanyak 37 responden (84,1%). Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor degeneratif, herediter, life style dari Lansia. Data Khusus Data khusus akan menyajikan karakteristik penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu dengan mengidentifikasi tekanan darah awal, dan menganalisis perubahan tekanan darah awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal. Sedangkan pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu dengan mengidentifikasi tekanan darah sebelum dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar), tekanan darah sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah, dan menganalisis perbedaan tekanan darah pada kelompok eksperimen setelah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada kelompok kontrol 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal. Tabel 5 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok Kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012. Tekanan Darah Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg) Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum Sistolik p=0,157 145,81 146,00 138,00 136,00 156,00 Diastolik p=0,287 90,54 90,00 86,00 82,00 98,00 Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan mean tekanan darah sistolik awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 146,00 mmHg, 138,00 mmHg, 136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,81 mmHg. Nilai median, minimum, dan maximum tekanan darah diastolik awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 90,00 mmHg, 82,00 mmHg, 98,00, mode-nya yaitu 86,00 mmHg, mean-nya adalah 90,54 mmHg. Tabel 6 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah 10 Menit Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok Kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012. Tekanan Darah Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg) Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum Sistolik p=0,252 145,63 146,00 150,00 136,00 156,00 Diastolik p=0,252 90,54 91,00 94,00 82,00 98,00 Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum dan mean tekanan darah sistolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 146,00 mmHg, 150,00 mmHg, 136,00
  • 6. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 89 mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,63 mmHg. Nilai median, mode, minimum, maximum dan mean tekanan darah diastolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 91,00 mmHg, 94,00 mmHg, 82,00 mmHg, 98,00 mmHg, dan 90,54 mmHg. Tabel 7 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Sebelum Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012. Tekanan Darah Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg) Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum Sistolik p=0,160 146,27 146,00 146,00 136,00 158,00 Diastolik p=0,069 92,90 93,00 90,00 88,00 98,00 Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan mean tekanan darah sistolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 146,00 mmHg, 146,00 mmHg, 136,00 mmHg, 158,00 mmHg, dan 145,09 mmHg. Nilai median, minimum,dan maximum tekanan darah diastolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 93,00 mmHg, 88,00 mmHg, dan 98,00 mmHg, mode-nya yaitu 90,00 mmHg, mmHg, dan mean-nya adalah 92,90 mmHg. Tabel 8 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Sesudah Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012. Tekanan darah Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg) Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum Sistolik p=0,147 135,63 136,00 130,00 130,00 146,00 Diastolik p=0,050 82,72 82,00 82,00 74,00 90,00 Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan mean tekanan darah sistolik sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 136,00 mmHg, 130,00 mmHg, 130,00 mmHg, 146,00 mmHg, dan 135,63 mmHg. Nilai median, minimum, dan maximum tekanan darah diastolik sesudah terapi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 82,00 mmHg, 74,00 mmHg, dan 90,00 mmHg, mode-nya yaitu 82,00 mmHg dan 90,00 mmHg, dan mean-nya adalah 82,72 mmHg. Tabel 9 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Awal dan 10 Menit Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok Kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012. Keterangan Perubahan (Sistolik atau diastolik) : Nilai positif (+) : penurunan dalam mmHg. Nilai negatif (-) : peningkatan dalam mmHg. Uji Statistik Paired Sample T-Test p=0,665 p=1,000 Mean Perubahan 0,18 0,00 Nilai Minimum Perubahan -4,00 -4,00 Nilai Maximum Perubahan 6,00 6,00
  • 7. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 90 Dari data diatas didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum, dan maximum tekanan darah sistolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 0,18 mmHg, -4,00 mmHg, dan 6,00 mmHg dan dari data diatas pula didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum, dan maximum tekanan darah diastolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 0,00 mmHg, -4,00 mmHg, dan 6,00 mmHg. Tabel 10 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012. Uji Statistik Paired Sample T-Test p=0,000 p=0,000 Mean Perubahan 10,63 10,18 Nilai Minimum Perubahan 6,00 2,00 Nilai Maximum Perubahan 28,00 20,00 Dari data diatas didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum dan maximum, dan perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 10,63 mmHg, 8,00 mmHg, dan 28,00 mmHg dan dari data diatas pula didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum dan maximum tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 10,18 mmHg, 2,00 mmHg, dan 20,00 mmHg. Tabel 11 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012. Uji Statistik Independent Samples T-Test Levene’s test (sig.) p=0,096 p=0,680 Equal Variances Assumed Sig. (2-tailed) p=0,000 p=0,000 Tekanan darah kelompok eksperimen adalah tekanan darah kelompok eksperimen sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Tekanan darah kelompok kontrol adalah tekanan darah kelompok kontrol dan 10 menit setelah pengukuran awal. Maka diambil kesimpulan bahwa distribusi keempat kelompok data tersebut adalah normal sehingga ujinya adalah Independent Samples T-Test.
  • 8. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 91 Pembahasan Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok Kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti nilai median, mode, minimum, maximum, dan mean tekanan darah sistolik awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 146,00 mmHg, 138,00 mmHg, 136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,81 mmHg. Nilai median, minimum, dan maximum tekanan darah diastolik awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 90,00 mmHg, 82,00 mmHg, 98,00, mode-nya yaitu 86,00 mmHg, mean-nya adalah 90,54 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti meningkatnya tekanan darah secara tidak wajar dan terus- menerus karena rusaknya salah satu atau beberapa faktor yang berperan mempertahankan tekanan darah tetap normal (Ritu Jain, 2011). Faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan hipertensi esensial adalah faktor keturunan, usia dan ras, kelebihan berat badan, konsumsi alkohol yang tinggi dan gaya hidup (Ritu Jain, 2011). Lansia sering mengalami hipertensi, hal ini disebabkan oleh katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun, curah jantung menurun, kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan pendarahan, tekanan darah meningkat akibat resitensi pembuluh darah perifer meningkat akibat dari proses menua (Arjatmo, 2003). Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia adalah Pre hipertensi 120-139 mmHg dan 80-89 mmHg, Hipertensi tahap 1 140- 159 mmHg dan 90-99 mmHg, Hipertensi tahap 2 ≤160 mmHg dan ≥100 mmHg, Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 mmHg dan <90. Dari 22 responden kelompok kontrol kebanyakan termasuk hipertensi tahap 1 dengan usia lansia 60-74 tahun. Dimana dengan keadaan ini para responden mengatakan malas untuk cek up kesehatan atau kontrol ke puskesmas dan RS terdekat disebabkan malas karena jarak yang jauh. Keadaan hipertensi pada penderita kelompok kontrol banyak disebabkan oleh faktor usia. Hasil ini menyatakan bahwa kemungkinan penderita hipertensi kelompok kontrol disebabkan oleh hipertensi esensial. Berdasarkan observasi tekanan darah awal penderita hipertensi kelompok kontrol mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada, aktivitas terengah-engah dan sulit tidur, keadaan umum menyeringai. Tekanan Darah 10 Menit Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok Kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita hipertensi di posyandu lansia GBI setia bakti. Nilai median, mode, minimum, maximum dan mean tekanan darah sistolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 146,00 mmHg, 150,00 mmHg, 136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,63 mmHg. Nilai median, mode, minimum, maximum dan mean tekanan darah diastolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 91,00 mmHg, 94,00 mmHg, 82,00, dan 90,54 mmHg. Berbagai promotor pressor-growth bersama dengan kelainan fungsi membrane sel yang mengakibatkan hipertrofi vaskuler akan menyebabkan peninggian tahanan perifer dan
  • 9. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 92 peningkatan tekanan darah. Telah membuktikan adanya defek transport Na+ dan Ca++ lewat membrane sel, defek tersebut dapat disebabkan oleh faktor genetik atau peninggian hormon natriuretik akibat peninggian volume intravaskuler. Hormon natriuretik ini adalah penghambat pompa natrium yang bersifat vasokontriktor. Kenaikan kadar natrium intraseluler yang disebabkan oleh penghambatan pompa natrium akan meninggikan kadar kalsium intrasel. Berbagai faktor tersebut diatas, baik akibat perubahan dinding pembuluh darah maupun konstriksi fungsional akibat peninggian kadar kalsium intrasel, akan menyebabkan peninggian tahanan perifer dan peningkatan tekanan darah yang menetap (Arjatmo, 2003). Setelah pengukuran tekanan darah 10 menit kelompok kontrol ternyata masih banyak masuk dalam kategori hipertensi tahap 1. Setelah di observasi kelompok kontrol masih merasakan tidak ada penurunan tekanan darah dan mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada, aktivitas terengah-engah, dan sulit tidur, keadaan umum menyeringai. Keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan penatalaksanaan farmakologis atau nonfarmakologis dan mengubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku hidup yang sehat. Tekanan Darah Sebelum Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu lansia GBI Setia Bakti Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti. Nilai median, mode, minimum, maximum, dan mean tekanan darah sistolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 146,00 mmHg, 146,00 mmHg, 136,00 mmHg, 158,00 mmHg, dan 145,09 mmHg. Nilai median, minimum,dan maximum tekanan darah diastolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 93,00 mmHg, 88,00 mmHg, dan 98,00 mmHg, mode-nya yaitu 90,00 mmHg, dan mean- nya adalah 92,90 mmHg. Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh seseorang (Rusdi dan Nurlaela Isnawati, 2009). Penyebab peningkatan tekanan darah tinggi, meliputi : keturunan, konsumsi garam berlebih, usia dan jenis kelamin, kelebihan berat badan (obesitas), stres, konsumsi alkohol, obat- obatan (seperti pil KB), olahraga yang terlalu berat, tembakau, kalsium dan kalium (Ritu Jain, 2006). Kasus hipertensi pada usia kurang dari 50 tahun lebih banyak ditemukan pada laki-laki dari pada perempuan karena pada perempuan mempunyai hormone estrogen yang mencegah hipertensi, setelah 55 tahun atau 60 tahun hipertensi banyak ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Banyak terapi alternatif untuk penyakit tekanan darah tinggi berfokus pada teknik relaksasi, sebagian yang lain berupaya mencari akar permasalahan dari segi fisiologinya baik dengan cara mengubah kebiasaan atau gaya hidup. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi (Subandi, 2003). Salah satu terapi relaksasi yaitu mengunakan terapi relaksasi aromaterapi mawar yang dapat digunakan untuk penataksanaan dalam menurunkan hipertensi (Jaelani, 2009). Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) adalah suatu cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (Jaelani, 2009). Dari 22 responden kelompok eksperimen kebanyakan masuk dalam kategori hipertensi tahap 1. Pada kelompok eksperimen kasus hipertensi
  • 10. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 93 pada usia 60-74 tahun lebih banyak ditemukan pada laki-laki dari pada perempuan. Hal ini disebabkan kebiasaan pada laki-laki yang mempunyai kebiasaan pola hidup yang tidak baik. Hipertensi ini termasuk hipertensi esensial. Ternyata pada kelompok eksperimen kebanyakan tamat SD, diketahui bahwa hal ini mempengaruhi tingkat pengetahuan kesehatan yang diperoleh, semakin rendah pengetahuan maka tingkat pengetahuan tentang kesehatan juga berkurang. Banyak terapi alternatif untuk penyakit tekanan darah tinggi berfokus pada teknik relaksasi, sebagian yang lain berupaya mencari akar permasalahan dari segi fisiologinya baik dengan cara mengubah kebiasaan atau gaya hidup. Berdasarkan hasil observasi penderita hipertensi kelompok eksperimen sebelum dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) mengeluhkan sakit kepala, susah tidur, kesemutan pada kaki dan tangan saat beraktivitas. Lansia sangat rentan maka dari itu asuhan keperawatan yang dapat di berikan yaitu penatalaksanaan nonfarmakologi adalah terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Secara teori apabila dapat dilaksanakan dengan baik terapi relaksasi (aromaterapi mawar) maka tekanan darah dapat menurun. Tekanan Darah Sesudah Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu lansia GBI Setia Bakti Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti. nilai median, mode, minimum, maximum, dan mean tekanan darah sistolik sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 136,00 mmHg, 130,00 mmHg, 130,00 mmHg, 146,00 mmHg, dan 135,63 mmHg. Nilai median, minimum, dan maximum tekanan darah diastolik sesudah terapi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 82,00 mmHg, 74,00 mmHg, dan 90,00 mmHg, mode-nya yaitu 82,00 mmHg dan 90,00 mmHg, dan mean-nya adalah 82,72 mmHg. Menurut (Sumeet Sharma (2009)) aroma itu memasuki hidung kita dan berhubungan dengan cilia, rambut- rambut halus di lapisan sebelah dalam hidung kita reseptor dalam cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran pencium. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak. Bau di ubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang di teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius. Semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang di kaitkan dengan suasana hati, emosi, dan belajar kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati. Dari data observasi respon kelompok eksperimen yang setelah diberi terapi relaksasi (aromaterapi mawar) mengalami perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik 135,63 mmHg dan 82 mmHg termasuk pre hipertensi. Berdasarkan hasil observasi setelah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen beberapa keluhan yang dirasakan sudah mulai berkurang, secara keseluruhan responden kelompok eksperimen tampak lebih rileks, senang dan nyaman. Minyak aroma mempunyai sifat membuat rileks, menenangkan, merangsang, atau menyembuhkan. Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dapat dilakukan di rumah dengan mudah dan praktis.
  • 11. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 94 Tekanan Darah Awal dan 10 Menit Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok Kontrol di posyandu lansia GBI Betia Bakti. Dari hasil penelitian didapatkan hasil tekanan darah sistolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita lansia hipertensi kelompok kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik Paired Sample T-Test didapatkan nilai p=0,665 karena hasil p > α yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan darah sistolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal tidak ada perubahan pada penderita hipertensi kelompok kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai mean perubahan 0,18 mmHg, sedangkan nilai minimum -2,00 mmHg dan nilai maximum 6,00 mmHg. Dari hasil penelitian didapatkan hasil tekanan darah diastolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita lansia hipertensi kelompok kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik Paired Sample T-Test didapatkan nilai p=1,000 karena hasil p > α yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan darah diastolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal tidak ada perubahan pada penderita hipertensi kelompok kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai mean perubahan 0,00 mmHg, sedangkan nilai minimum -2,00 mmHg dan nilai maximum 4,00 mmHg. Adanya defek transport Na+ dan Ca++ lewat membrane sel, defek tersebut dapat disebabkan oleh faktor genetik atau peninggian hormon natriuretik akibat peninggian volume intravaskuler. Hormon natriuretik ini adalah penghambat pompa natrium yang bersifat vasokontriktor. Kenaikan kadar natrium intraseluler yang disebabkan oleh penghambatan pompa natrium akan meninggikan kadar kalsium intrasel. Berbagai faktor tersebut diatas, baik akibat perubahan dinding pembuluh darah maupun konstriksi fungsional akibat peninggian kadar kalsium intrasel, akan menyebabkan peninggian tahanan perifer dan peningkatan tekanan darah yang menetap (Arjatmo, 2003). Maka dari hasil penelitian dari kelompok kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti tidak ada perubahan tekanan darah awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan tekanan darah awal dengan perubahanya hanya 0,18 mmHg dan 0,00 mmHg dan termasuk hipertensi tahap 1. Pada kelompok kontrol termasuk jenis hipertensi esensial yang dipengaruhi faktor keturunan, jenis kelamin, usia dan ras, kelebihan berat badan, konsumsi alkohol yang tinggi. Selain itu juga dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak baik. Kelompok kontrol dengan hipertensi yang telah dilakukan pengukuran tekanan darah 10 menit ternyata setelah di observasi kelompok kontrol masih merasakan tidak ada penurunan tekanan darah dan mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada, aktivitas terengah-engah, dan sulit tidur. Mungkin ini disebabkan oleh Hormon natriuretik ini adalah penghambat pompa natrium yang bersifat vasokontriktor, ini menyebakan tekanan darah tinggi. Keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan penatalaksanaan farmakologis atau nonfarmakologis dan mengubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku hidup yang sehat. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Kelompok Eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti Dari hasil penelitian didapatkan hasil tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) kelompok
  • 12. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 95 eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik Paired Sample T-Test didapatkan nilai p=0,000 karena hasil p < α yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai mean perubahan 10,63 mmHg, sedangkan nilai minimum 8,00 mmHg dan nilai maximum 28,00 mmHg. Dari hasil penelitian didapatkan hasil tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik Paired Sample T-Test didapatkan nilai p=0,000 karena hasil p < α yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahawa ada pengaruh sebelum dan sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai mean perubahan 10,18 mmHg, sedangkan nilai minimum 2,00 mmHg dan nilai maximum 20,00 mmHg. Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi rapuh dan disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem fisiologis dan disertai pula dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit atau kematian (Arjatmo, 2003). Namun dengan dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) bau yang di ubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang di teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius. Semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang di kaitkan dengan suasana hati, emosi, dan belajar kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati dan dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, minyak ini dapat mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan indra penciuman. Respons ini akan dapat merangsang peningkatan produksi masa penghantar saraf otak (neurotransmiter), yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikis (seperti emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan), maka dari itu minyak ensensial sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Hasil dari penelitian menyatakan ada penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu 10,63 mmHg dan 10,18 mmHg sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen, akibat dari perubahan tersebut responden kelompok eksperimen masuk ke tahap pre hipertensi. Ini membuktikan bahwa terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Dari hasil observasi dari peneliti pada lansia hipertensi kelompok eksperimen setelah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) keluhan sakit kepala, susah tidur, kesemutan saat beraktivitas mulai berkurang, keadaan umum terlihat lebih rileks. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa penatalaksanaan terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Perbedaan Tekanan Darah pada Kelompok Eksperimen Sesudah Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada Kelompok Kontrol 10 Menit Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal di posyandu lansia GBI Setia Bakti Dari hasil penelitian didapatkan hasil tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik Paired Sample T-Test didapatkan nilai p=0,000 karena hasil p < α yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
  • 13. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 96 sebelum dan sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai mean perubahan 10,63 mmHg dan, sedangkan nilai minimum 6,00 mmHg dan nilai maximum 28,00 mmHg. Dari hasil penelitian didapatkan hasil tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik Paired Sample T-Test didapatkan nilai p=0,000 karena hasil p < α yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahawa ada pengaruh sebelum dan sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok eksperimen di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai mean perubahan 10,18 mmHg, sedangkan nilai minimum 2,00 mmHg dan nilai maximum 20,00 mmHg. Dari hasil penelitian didapatkan hasil tekanan darah diastolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada penderita lansia hipertensi kelompok kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik Paired Sample T-Test didapatkan nilai p=1,000 karena hasil p > α yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan darah diastolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal tidak ada perubahan pada penderita hipertensi kelompok kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai mean perubahan 0,00 mmHg, sedangkan nilai minimum-4,00 mmHg dan nilai maximum 6,00 mmHg. Setelah dilakukan uji statistik Independent Samples T-Test dengan SPSS versi 19 didapatkan hasil Levene’s test dengan taraf signifikansi yang ditetapkan α > 0,05 pada tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok eksperimen setelah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada kelompok kontrol 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal didapatkan p=0,096 dan p=0,680. Karena hasil kedua kelompok data adalah p > α yang berarti kedua kelompok data tersebut mempunyai varian data yang sama maka untuk melihat hasil uji statistik Independent Samples T-Test memakai hasil equal variances assumed. Hasil uji statistik Independent Samples T- Test pada hasil equal variances assumed dengan taraf signifikansi yang ditetapkan α < 0,05 pada tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen dengan tekanan darah sistolik dan diastolik 10 menit setelah pengukuran awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol didapatkan p=0,000 dan p=0,000. Karena hasil kedua kelompok data adalah p < α yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara tekanan darah kelompok eksperimen sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada kelompok kontrol 10 menit. Menurut (Jaelani, 2009) minyak esensial ini dapat mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan indra penciuman. Respons ini akan dapat merangsang peningkatan produksi masa penghantar saraf otak (neurotransmiter), yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikis (seperti emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan). Efek farmakologis bunga mawar di antaranya melancarkan sirkulasi darah, menormalkan siklus haid, antiradang, mehilangkan bengkak, dan menetralisir racun (Arief Hariana, 2009). Dari data tersebut terlihat jelas perbedaan antara Tekanan Darah pada Kelompok Eksperimen Sesudah Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada Kelompok Kontrol 10 Menit Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal di posyandu lansia GBI setia bakti. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi kelompok eksperimen keluhan sakit kepala, susah tidur, kesemutan saat beraktivitas mulai berkurang, secara keseluruhan kelompok eksperimen
  • 14. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 97 terlihat lebih rileks, nyaman dan senang. Ini dibuktikan ada penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti. Sedangkan pada kelompok kontrol tekanan darah 10 Menit Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal di posyandu lansia GBI setia bakti yang tidak diberikan terapi relaksasi (aromaterapi mawar), dibuktikan dari hasil observasi masih mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada, aktivitas terengah- engah dan sulit tidur. Mungkin ini disebabkan oleh Hormon natriuretik ini adalah penghambat pompa natrium yang bersifat vasokontriktor, ini menyebakan tekanan darah tinggi. Hasil penelitian menyatakan ada perbedaan tekanan darah yang signifikan antara tekanan darah pada kelompok eksperimen sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada kelompok kontrol 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal di posyandu lansia GBI setia bakti. Kesimpulan Tekanan darah sistolik dan diastolik awal pada lansia hipertensi kelompok kontrol di posyandu lansia GBI Setia Bakti, termasuk hipertensi tahap 1. Tekanan darah sistolik dan diastolik 15 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada hipertensi kelompok kontrol di posyandu lansia GBI Setia Bakti termasuk hipertensi tahap 1. Tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada lansia hipertensi di posyandu lansia GBI Setia Bakti, termasuk hipertensi tahap 1. Tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada lansia hipertensi di posyandu lansia GBI Setia Bakti, termasuk tahap pre hipertensi. Tekanan darah sistolik dan diastolik awal dan 10 menit dapat diambil kesimpulan tekanan darah awal dan tekanan darah 10 menit setelah pengukuran awal tidak ada perubahan. Tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada lansia hipertensi pada kelompok kontrol di posyandu lansia GBI Setia Bakti. Disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah. Dengan mean perubahan 10,63 mmHg dan 10,18 mmHg. Tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok eksperimen setelah dilalukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada kelompok kontrol 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal di posyandu lansia sejahtera GBI Setia Bakti Kediri terjadi perbedaan terapi relaksasi (Aromaterapi Mawar) menurunkan tekanan darah pada lansia. Saran Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) merupakan alternative pilihan yang baik di dalam menurunkan tekanan darah karena selain efektif dan efisian dapat dilakukan di rumah. Dapat menjadi program tambahan di posyandu lansia sejahtera GBI setia bakti untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi para lansia, misalnya dengan menggunakan aromaterapi pada saat kegiatan posyandu lansia. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam pemberian intervensi pada asuhan keperawatan dalam menurunkan tekanan darah dengan relaksasi aromaterapi mawar. Hasil penelitian dapat sebagai rekomendasi referensi dalam pemeberian bahan ajar terhadap mahasiswa bahwa terapi nonfarmakologis dapat menurunkan tekanan darah yaitu dengan aromaterapi mawar. Sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan terapi relaksasi aromaterapi mawar yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah secara nonfarmakologis.
  • 15. Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Ni Made Kenia, Dian Taviyanda 98 Daftar Pustaka Arief Hariana, (2009). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya Arjatmo, (2003). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Darmojo, R. Boedhi. (2006). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI. Gardner, Samuel. (2007). Panduan Sehat Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Prestasi Pustakaraya Jaelani, (2009). Aromaterapi. Jakarta : Pustaka Populer Obor Muhammadun, (2010). Hidup Bersama Hipertensi : Seringai Darah Tinggi Sang Pembunuh Sekejap. Yogyakarta : In Books Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Ritu Jain, (2006). Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta : Gramedia Ritu Jain, (2011). Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta : Gramedia Rusdi, Nurlaela Isnawati. (2009). Awas Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta : Powerbooks publishing Subandi, (2003). Psikoterapi. Pendekatan Konsevensional dan Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Summet, Sharma, (2009). Aromaterapi. Tangerang : Karisma Publising Group