SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
No Kode	 : Keperawatan/................/............./2013
MODUL FARMAKOLOGI 02
PENGGOLONGAN OBAT
	
Penulis:
SITI LESTARI, MN
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
II
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2,
diharapkan mampu mengidentifikasi jenis,
indikasi, dosis dan efek samping obat.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan ten-
tang:
1.	 Menjelaskan jenis obat,
indikasi, kontra indikasi, dosis,
efek samping dan
	 bahaya penggunaan
obat jantung
2.	 Menjelaskan jenis obat,
indikasi, kontra indikasi, dosis,
efek samping dan
	 bahaya penggunaan
obat gangguan saluran
pernafasan
3.	 Menjelaskan jenis obat,
indikasi, kontra indikasi, dosis,
efek samping dan
	 bahaya penggunaan
obat gangguan saluran
pencernakan.
Saudara, pada kegiatan belajar 2 ini
saudara akan mempelajari tentang:
1. obat jantung
2.	obat gangguan saluran
pernafasan
3.	obat gangguan saluran
pencernakan
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Uraian Materi
			OBAT JANTUNG ATAU KARDIOVASKULER
Obat Kardiovaskuler yang akan dibicarakan pada modul ini adalah obat untuk
gangguan jantung, diuretik dan anti Hipertensi.
1 . Obat – obat untuk gangguan Jantung
Tiga kelompok obat yaitu Glikosida jantung, Antiagina, dan Antiaritmia.
Obat – obat dalam kelompok ini mengatur kontraksi jantung, frekuensi,
irama jantung, dan aliran darah ke miokardium (otot jantung).
a.	 Glikosida Jantung
1). Pengertian
	 Digitalis, salah atu dari obat – obat tertua, di pakai sejak tuhan
1200, dan sampai kini masih terus dipakai dalam bentuk yang telah
dimurnikan. Digitalis dihasilkan dari tumbuhan foxglove ungu dan
putih, dapat bersifat racun. Pada tahun 1785, William Withering dari
Inggris menggunakan digitalis untuk menyembuhkan ”sakit bengkak”,
yaitu edema pada ekstremitas akibat insufisiensi ginjal dan jantung.
	 Preparat digitalis mempunyai tiga khasiat pada otot jantung yaitu:
-	 Kerja Inotropik positif (meningkatkan kontraksi miokardium)
-	 Kerja Kronotropik negatif (memperlambat denyut jantung)
-	 Kerja Dromotropik negatif (mengurangi hantaran sel – sel
jantung)
	     	 2). Klasifikasi Glikosida Jantung
Tabel 2.1 Jenis obat, Dosis dan Pertimbangan Keperawatan
Glikosida Jantung
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
OBAT DOSIS PEMAKAIAN &
PERTIMBANGAN
Digitalis Masa Kerja Cepat
Digoksin (Lanoxin) D : PO : mula – mula
0,5 – 1 mg dalam 2
dosis
R : 0,125 – 0,5 mg/hari
Lansia : 0,125 mg/hari
A (2-10th) : PO : 0,02
– 0,04 mg/kg dalam
dosis  terbagi
R : 0,012 mg/kg/hari
dalam dosis terbagi 2
D : IV : sama seperti
oral
A : IV : dosis bervariasi
a). Untuk PJK, aritmia atrial.
b).  Denyut nadi yang
lambat
menunjukkan toksisitas
digitalis.
c). Kadar terapeutik serium
adalah
0,5 – 2 ng/mL.
d). Pengikatan pada protein
adalah
25%; t½ adalah 30 – 45
jam
Deslanosid
(Cedilanid-D)
D : IV : 1,2 – 1,6 mg/
hari dalam dosisterbagi
1- 2
Untuk digitalisasi cepat;
diikuti dengan digoksin atau
digitoksin oral; t½ adalah 36
jam.
Digitalis Masa Kerja Panjang
Digitoksin
(Crystodigin)
PO : IV : mula – mula
0,8 – 1,2 mg/hari, sama
seperti DP
R : D : PO : 0,05 – 0,3
mg/hari
a) untuk PJK.
b)      Kadar terapeutik
serum adalah
15 – 30 ng/mL.
c)      Pengikatan pada
protein sebesar
95%; t½ adalah 5 – 7
hari
Inotropik Positif : Bipiridin
Amrinon (Inocor) D : IV : DP : 0,75 mg/kg
dalam 2 – 3 menit
D : IV : M : 5 – 10
µg/kg/menit (tidak
melampaui 10 mg/kg/
hari)
Untuk PJK jika digoksin
dan diuretik tidak efektif
	 Keterangan :
D : dewasa, A : anak – anak, PO : per oral, IV : intravena, DP : dosis pembebanan,
R : dosis rumitan, t½ : waktu paruh, PJK : payah jantung kongestif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
3). Interaksi :
Obat : diuretik yang mengeluarkan kalium
Elektrolit : hipokalemia, hipomagnesemia, dan hiperkalsemia
Makanan : makanan berserat tinggi
4).  Efek Terapeutik dan efek samping.
	 Efekterapetikobatadalahmeningkatkankontraksijantung, Meningkatkan
sirkulasi dan meningkatkan perfusi jaringan, sedangkan efek sampingnya
adalah anoreksia dan mual
	 5). Reaksi Yang Merugikan : Muntah, Aritmia, Ilusi penglihatan dan
Penglihatan kabur
6). Toksisitas Digitalis
Overdosis atau akumulasi digoksin dapat menyebabkan toksisitas digitalis.
Tanda – tanda dan gejala – gejalanya adalah Anoreksia, Diare, Mual dan
muntah, Bradikardia (denyut nadi kurang dari 60 kali per menit(dpm))
dan Takikardia (>120dpm), Kontraksi ventrikel prematur, Aritmia jantung,
Sakit kepala, Amalise, Penglihatan kabur, Ilusi penghilatan (halo putih,
hijau, kuning di sekitar objek), Bingung, dan Delirium. Orang lanjut usia
lebih rentan terhadap toksisitas.
b. Antiangina
Obat – obat antiangina dipakai untuk mengobati Angina Pektoris (nyeri jantung
yang mendadak akibat tidak cukupnya aliran darah karena adanya sumbatan
pada arteri koroner yang menuju jantung. Angina Pektoris adalah kondisi yang
paling sering melibatkan iskemia jaringan di mana obat – obat vasodilator
digunakan.
1 ). Golongan nitrat
Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otos polos pembuluh vena,
tanpa bergantung pada sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena
menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga mengurangi beban hulu
jantung. Selain itu, senyawa nitrat juga merupakan vasodilator koroner
yang poten
-	 Gliseril trinitrat
-	 Isosorbid dinitrat
-	 Isosorbid mononitrat
-	 Pentaeritritol tetranitrat
2). Golongan antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
transmembran, yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal
kalsiumlambatkedalamselototpolos,ototjantungdansaraf.Berkurangnya
kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya
kontraksi otot polos  pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung
(inotropik  negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung
(kronotropik dan dromotropik negatif).
-	 Amplidipin besilat
-	 Diltiazem hidroklorida
-	 Nikardipin hidroklorida
-	 Nifedipin
-	 Nimodipin
	 3). Golongan beta-bloker
Obat-obat penghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) menghambat
adrenoseptor-beta di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas,
dan hati. Saat ini banyak tersedia beta-bloker yang pada umumnya
menunjukkanefektifitasyangsama.Namun,terdapatperbedaanperbedaan
diantara berbagai beta-bloker, yang akan mempengaruhi pilihan dalam
mengobati penyakit atau pasien tertentu. Beta-bloker dapat mencetuskan
asma dan efek ini berbahaya. Karena itu, harus dihindarkan pada pasien
dengan riwayat asma atau penyakit paru obstruktif menahun.
-	 Propranolol hidroklorida
-	 Atenolol
-	 Metoprolol tartrat
c. Antidisritmia
1) Pengertian
Distritmia (aritmia) jantung didefinisikan sebagai setiap penyimpangan
frekuensi atau pola denyut jantung yang normal; termasuk denyut jantung
terlalu lambat (bradikardia), terlalu cepat (takikardia), atau tidak teratur.
Istilah disritmia (irama jantung yang terganggu) dan aritmia (tidak ada
irama) seringkali dipakai berganti – ganti, walaupun artinya sedikit berbeda.
Kerja yang diharapkan dari obat antidisritmia adalah pemulihan irama
jantung, yang bisa dicapai dengan berbagai cara.
	 Mekanisme Kerja :
-	 Menghambat perangsangan adrenergik dari jantung.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
-	 Menekan eksitabilitas dan kontraktilitas dari miokardium.
-	 Menurunkan kecepatan hantaran pada jaringan jantung.
-	 Meningkatkan masa pemulihan (repolarisasi) dari miokardium.
-	 Menekan otomatisitas (depolarisasi spontan untuk memulai denyutan)
	 2) Klasifikasi Antidisritmia
Tabel 2.2.Jenis, Dosis dan Pertimbangan Obat Antidisritmia
Nama Dosis Pertimbangan
IA : Penghambat Rantai (Natrium) Cepat I
a.	Quinidin Sulfat
(Cin-Quin)
D : PO : 200 – 400 mg, t.i.d.
atau q.i.d.
A : PO : 30 mg/kg atau 900
mg/m2
dalam dosis
terbagi 5
a. Untuk disritmia
artium, ventikel &
supraventrikel
b.      Kategori kehamilan
C
c.       Kadar terapeutik
serum : 2 – 6 µg/mL
d.    Interaksi obat :
meningkatkan kerja
digoksin; t½ : 8 jam
b.	 P r o k a i n a m i d
( P r o n e s t y l ,
Procan)
D : O : 250 – 500 mg, setiap
4 – 6 jam
SR : 250 mg – 1 g, setiap
6 jam atau 50 mg/kg
dalam dosis terbagi 4
a. Untuk disritmia
atrium dan ventrikel
b.   Mempunyai efek
hipotensi yang
lebih ringan
daripada quinidin
c.   Pengikatan pada
protein sebanyak
20%; t½ : 3,5 jam
d.  Kadar terapeutik
serum : 4 – 8 µg/mL
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
c.	 D i s o p i r a m i d
(Norpace)
D : PO : 100 – 200 mg, setiap
6 jam
A (4-2 th) : PO : 10 -15 mg/
kg dalam dosis ter
a. Untuk disritmia
ventrikel
b. Kategori kehamilan
C
c. Dapat menyebabkan
gejala – gejala
antikolinergik; t½ :
8 jam
d) Kadar terapeutik
serum : 3 – 8 µg/mL
  IB : Penghambat Rantai (Natrium) Cepat II
a.	L i d o k a i n
(Xylocaine)
D : IV : dosis bervariasi a. Untuk disritmia
ventrikel pada
keadaan gawat
b.   Kategori kehamilan
B; t½ : 1,5 jam
c.  Batas terapeutik
serum ; 1,5 – 6 µg/
mL
b.	 F e n i t o i n
(Dilantin)
D : IV : 100 mg, setiap 5 –
10 menit sampai disritmia
berhenti; dosis maksimum
adalah 1000 mg
a. Untuk disritmia
ventrikel akibat
digitalis
b.   Tidak disetujui oleh
FDA sebagai obat
disritmia
c.   Kadar serum <20
mikrogram/mL
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
c.	 Tokainid
(Tonocard)
D : PO : 400 mg, setiap 8 jam a. Untuk disritmia
ventrikel, terutama
(KVP) kontraksi
ventrikel prematur
b.   Serupa dengan
lidokain kecuali
dalam bentuk oral
c.   Pengikatan pada
protein sebanyak
15%; t½ : 11 – 15
jam
d.   Kadar serum
terapeutik : 4 – 10
µg/mL
d.	 Meksiletin
(Mexitil)    
D : PO : 200 – 400 mg, setiap
8 jam
a. Untuk disritmia
v e n t r i k e l ,
tetapi dapat
m e n i m b u l k a n
disritmia ventrikel
baru
b.      Kategori
kehamilan B
e.	 Enkadin D : PO : 2 mg, setiap 8 jam;
dapat ditingkatkan
sampai 50-75 mg setiap
8 jam
a)   Untuk disritmia
v e n t r i k u l a r ,
tapi dapat
m e n y e b a b k a n
disritmiaventrikular
baru
b)   Kategori kehamilan
B
c)    Disetujui FDA
untuk situasi yang
mengancam jiwa
II. Penghambat Beta
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
a.	 Propranolol
(Inderal)
D : PO : 10 – 30 mg, t.i.d.,
q.i.d. (setiap 6 – 8 jam)
Bulos IV : 0,5 – 3 mg pada 1
mg/menit
Untuk disritmia
ventrikel, takikardia
artial paroksismal,
dan denyut ektopik
atrium dan ventrikel
b.	 Asebutolol
(Sectral)
D : PO : 200 mg, b.i.d., dosis
dapat dinaikkan secara
bertahap
a. Terutama untuk
kontraksi ventrikel
prematur
b.      Penghambat
β yang baru
m e m p e n g a r u h i
reseptor β1
pada
jantung
c.      Kategorikehamilan
B
d.     Dapatmenyebabkan
bradikardia dan
menurunkan curah
jantung
III : Obat – obat yang Memperpanjang Repolarisasi
a.	 B r e t i l i u m
(Bretylol)
D : IM : 5 – 10 mg/kg, setiap
6 – 8 jam
IV : 5 – 10 mg/kg, ulangi
dalam 15 menit, tetes IV
atau bolus IV
Untuk takikardi dan
fibrilasi ventrikel
(untuk mengubah
menjadi ritme sinus
yang normal)
b)      Dipakai jika
lidokain dan
prokainamid tidak
efektif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
A m i o d a r o n
(Cordarone)
D : PO : DP : 400 – 1600 mg/
hari dalam dosis terbagi
R : 200 – 600 mg/hari
a. Untuk disritmia
ventrikel yang
mengancam nyawa
b.   Mula – mula
dosis lebih besar
dan kemudian
diturunkan
c.  Kadar serum : 1 – 2,5
µg/mL
IV : Penghambat Rantai (Kalsium) Lambat
V e r a p a m i l
(Calan) D : PO : 240 – 480 mg/hari
dalam dosis terbagi 3 – 4
IV : 5 – 10 mg IV yang
didorong
a.   Untuk disritmia
supraventrikel
b.    Kategori
kehamilan C
c.    Kadar terapeutik
serum : 80 – 300
ng/mL atau 0,08 –
0,3 µg/mL
3)  Interaksi
	 Obat berinteraksi dengan Warfarin, Fenitoin, Simetidin dan Obat – obat
Antihipertensi
	 4) Efek Terapeutik
	 Efek Terapeutik meliputi melambatkan hantaran jaringan jantung dan
mengubah efek
katekolamin pada jantung – mengurangi eksitabilitas
5)  Efek Samping dan Reaksi Yang Merugikan
	 Efek Samping : Letih, Sakit kepala dan Pusing dan efek yang merugikan adalah
Hipotensi, Blok AV, Dispnea dan Rentensi urin
	 Selanjutnya akan kita bahas tentang obat Diuretika. Apakah saudara pernah
mendengar sebelumnya ? Apa maksudnya obat diuretika itu ?
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	 2 . Diuretik
	
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuress)
melalui kerja langsung terhadap ginjal. Pembagian obat diuretik meliputi Diuretika
golongan tiazid , Diuretika kuat , diuretik hemat kalium, dan diuretik osmosis
Diuretika golongan tiazid digunakan  untuk mengurangi edema akibat gagal
jantung dan dengan dosis yang lebih  rendah, untuk menurunkan tekanan darah.
Diuretika kuat digunakan untuk edema paru akibat gagal jantung kiri dan pada
pasien dengan gagal jantung yang sudah lama dan kombinasi diuretika mungkin
selektif untuk edema  yang resisten terhadap pengobatan dengan satu diuretika,
misalnya diuretika kuat dapat dikombinasi dengan diuretika hemat kalium.
		 a. Diuretika golongan tiazid
Tiazid dan senyawa-senyawa terkaitnya merupakan diuretika dengan potensi
sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada
bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian
peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam. Lazimnya
tiazid diberikan pada pagi hari agar diuretika tidak mengganggu tidur pasien.
Termasuk obat golongan ini adalah Bendrofluazid,  Klortalidon, Hidroklortiazid,
Indapamid ,Metolazon ,  Xipamid.
	 b.  Diuretika kuat
Diuretika kuat digunakan dalam pengobatan edema paru akibat gagal jantung
kiri. Pemberian intravena mengurangi sesak nafas dan prabeban lebih cepat
dari mula kerja diuresisnya. Diuretika ini juga digunakan pada pasien gagal
jantung yang telah berlangsung lama. Misalnya Frusemid, Bumetanid dan
Torasemid
				 Tabel 2.3 Klasifikasi Diuretika Kuat
Obat Dosis Pertimbangan
Asam Etakrinat
(Edecrin)
D : PO : 50 – 200 mg/hari
D : IV : 0,5 – 1 mg/kg/dosis
A : PO : 25 mg/hari
a. Untuk edema paru – paru
dan perifer akibat PJK
b.      Dosis ulangan tidak
dianjurkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Furosemid (Laxis) D : PO : 20 – 80 mg/hari
IV : 20 – 40 mg, disuntikan
perlahan – lahan selama 1
– 2 menit
Maks : 600 mg/hari
a. Untuk edema paru dan
perifer akibat PJK,
hipertensi, payah ginjal
tanpa anuria, &
hiperkalsemia.
b.   Furosemid
meningkatkan ekskresi
kalsium.
B u m e t a n i d
(Bumex)
D : PO : 0,5 – 2 mg/hari
Maks : 10 mg/hari
D : IV : 0,5 – 0,1 mg/dosis,
dapat diulangi 2 – 4 jam
kemudian
A : PO : 0,015 mg/kg/hari
  Sama seperti furomesid.
b.    Obat lebih kuat dari
fuorsemid.
c.   Diuretika hemat kalium
Amilorid dan triamteren merupakan diuretika yang lemah. Keduanya
menyebabkan retensi kalium dan karenanya digunakan sebagai alternatif yang
lebih efektif daripada memberikan suplemen kalium pada pangguna tiazid
atau diuretika kuat. Suplemen kalium tidak boleh diberikan bersama diuretika
hemat kalium. Juga penting untuk diingat bahwa pemberian diuretka hemat
kalium pada seorang pasien yang menerima suatu penghambat ACE dapat
menyebabkan hiperkalemia yang berat.
			 Tabel 2.4 Klasifikasi Diuretika Hemat Kalium
Obat Dosis Pemakaian
Diuretik Agen-Tunggal
Amilorid (Midamor) D : PO : 5 – 10 mg/hari Untukedemadanhipertensi
S p i r o n o l a k t o n
(Aldactone)
D : PO : 25 – 200 mg/hari
dalam dosis terbagi
A : PO : 3,3 mg/kg/hari
dalam dosis terbagi
a).Untuk edema dan
hipertensi.
b)  osis untuk hipertensi
biasanya sedikit lebih
rendah dari yang di
gunakan untuk edema
c)  Mempunyai masa kerja
yang panjang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
T r i a m t e r e n
(Dyrenium)
D : PO : 100 mg, b.i.d., tidak
melebihi 300 mg/hari
a). Untuk edema akibat PJK,
sirosis, nefrosis, dan
edema akibat steroid
b)    Obat diminum bersama
makanan
c. Diuretik masa kerja
sedang
Kombinasi Diuretik
Amilorid dan
Hidroklorotiazid
(Moduretic)
D : PO : Sesuai dengan
resep
Tiap tablet mengandung
amilorid HCl 5 mg dan
hidroklrorotiazid 25 mg
atau 50 mg
Spironolakton dan
Hidroklorotiazid
(Aldacazide)
D : PO : 100 mg/hari Tersedia dalam dua
kekuatan ; spironolaktin
25 mg atau 50 mg dan
hidroklrorotiazid 25 mg
atau 50 mg
Triamteren dan
Hidroklorotiazid
(Dyazide, Maxzide)
D : PO : Dyazide 1-2 kap,
b.i.d., p.c
a). Dyazide : setiap
tablet mengandung
triamiteren 50 mg dan
hidroklrorotiazid 25 mg.
b)      Maxzide tersedia
dalam dua kekuatan :
triamteren 37,5 mg atau 75
mg dan hidroklrorotiazid
50 mg atau 75 mg.
d.	Diuretika osmotik
Diuretika golongan ini jarang digunakan pada gagal jantung karena mungkin
meningkatkan volume darah secara akut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
			 Tabel 2.5 : Klasifikasi Diuretik Osmotik
Obat Dosis Pemakaian
Mannitol (Osmitrol) IV : (TIK,TIO : 1,5 – 2,0 g/
kg dari larutan 15 – 25 %,
diinfus dalam 30 – 60 menit
IV : pencegahan oliguria :
50 – 100 g dari larutan 5 –
25 %
Pengobatan oliguria : IV
: 300 – 400 dari lart20 % 
atau 25%
a.Untuk menurunkan
tekanan intra kranial (
TIK) dan pada oliguria
untuk mencegah gagal
ginjal akut.
b)   b.Dipakai pada
glaukoma sudut sempit.
Urea (Ureaphil) D : IV : 1,0 – 1,5 g/kg dari
larutan 30 %
A (> 2 th) : IV : 0,5 – 1,5 g/
kg dari larutan 30 %
a. Sama pemakaian seperti
pada mennitol.
b. Bukan merupakan obat
pilihan.
c. Dipakai pada operasi
yang berlangsung lama
untuk mencegah gagal
ginjal akut
3. Antihipertensi
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini
bertahan. Menurut WHO, tidak tergantung pada usia. Hipertensi mungkin dapat
diturunkan dengan terapi tanpa  obat (non-farmakoterapi) atau terapi dengan
obat (farmakoterapi). Semua pasien, tanpa memperhatikan apakah terapi dengan
obat dibutuhkan, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat. Caranya
dengan mengendalikan berat badan, pembatasan masukan sodium, lemak jenuh,
dan alkohol serta pertisipasi dalam program olah raga dan tidak merokok.
a.	 Penghambat saraf adrenergik
Obat golongan ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan noradrenalin dari
pasca ganglion saraf adrenergik. Obat-obat golongan ini tidak mengendalikan
tekanan darah berbaring dan dapat menyebabkan hipotensi postural. Karena
itu, obat-obat ini jarang digunakan, tetapi mungkin masih perlu diperlukan
bersama terapi lain pada hipertensi yang resisten. Termasuk penghambat
saraf adrenergik adalah Debrisokuin dan Reserpin.
	 b.   Alfa-bloker
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	 Sebagai alfa-broker, prazosin menyebabkan vasodilatasi arteri dan vena
sehingga jarang menimbulkan takikardi. Obat ini menurunkan tekanan darah
dengan cepat setelah dosis pertama, sehingga harus hati-hati pada pemberian
pertama. Untuk pengobatan hipertensi, alfa-broker dapat digunakan
bersama obat antihipertensi lain. Temasuk alfa bloker adalah         Deksazosin,
Indoramin,,   Prasozin Hidroklorida, dan   Terazosin .
	 c.    Penghambat enzim pengubah anglotensin (penghambat ACE)
Pengambat ACE bekerja dengan cara menghambat pengubahan angiotensin
I menjadi angiotensin II. Obat-obat golongan ini efektif dan pada umumnya
dapat ditoleransi  dengan baik. Obat-obat golongan ini terutama diindikasikan
untuk hipertensi pada diabetes tergantung insulin dengan nefropati, dan
mungkin untuk hipertensi pada semua pasien diabetes. Obat golongan ini
adalah Kaptopropril,  Benazepril , Delapril ,   Enalapril maleat ,    Fisonopril , 
Perinopril ,  Kuinapril ,    Ramipril dan    Silazapril
d.    Antagonis reseptor angiotensin II
Sifatnya mirip penghambat ACE, bedanya adalah obat-obat golongan ini
tidak menghambat pemecahan bradikin dan kinin-kinin lainnya, sehingga
tampaknya tidak menimbulkan batuk kering parsisten yang biasanya
mengganggu terapi dengan penghambat ACE. Karena itu, obat-obat golongan
ini merupakan alternatif yang berguna untuk pasien yang harus menghentikan
penghambat ACE akibat batuk yang parsisten, misalnya Losaktan kalium dan  
Valsatran
e.    Obat-obat untuk feokromositoma
	 Fenoksibanzamin adalah alfa-broker kuat dengan banyak efek samping.
Obat ini digunakan bersama bata-bloker untuk pengobtan jangka pendek
episode hipertensi berat pada feokromositoma. Fentolamin adalah alfa-
broker kerja pendek yang kadang-kadang juga digunakan untuk diagnosis
feokromositoma.
f. Obat antihipertensi yang bekerja sentral.
Kelompok ini termasuk metildopa, yang mempunyai keuntungan karena
aman bagi pasien asma, gagal jantung, dan kehamilan. Efek sampingnya
diperkecil jika dosis perharinya dipertahankan tetap dibawah 1 g. Kelompok
obat ini adalah Klobidin hidroklorida, Metildopa, dan Guanfasin.
Baiklah, kita akan lanjutkan dengan materi tentang obat yang mempengaruhi
sistem pernafasan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
OBAT SALURAN PERNAFASAN
1. RHINITIS
Rhinitis adalah radang membran mukosa hidung yang ditandai dengan
bersin, gatal, hidung berlendir, dan kongesti atau hidung tersumbat. Rhinitis
dapat terjadi karena menghirup alergen, seperti debu, bulu binatang, serbuk
sari bunga tertentu, asap rokok dn polutan. Zat-zat tersebut berinteraksi dengan
selmast merangsng pelepasan histamin, leukotrin atau zat lain yang dapat
menyebabkan konstriksi bronkus, udem, urtikaria, dan infiltrasi sel. Terapi rhinitis
yang utama dalah pemberian antihistamin oral yang dikombinasikan dengan
dekongestan. Namun demikian, sering obat anti alergi diberikan secara topikal
untuk mengurangi efek sistemiknya.
Banyak kelompok obat yang digunakan untuk Alergi Hidung atau Rinitis
alergi. Obat tersebut antara lain :
a.       Antihistamin
Antihistamin adalah obat dengan efek antagonis terhadap histamin.
Antihistamin terutama dipergunakan untuk terapi simtomatik terhadap
reaksi alergi atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin berlebih.
1)	 Penggolongan obat
Pada garis besarnya antihistamin dibagi dalam 2
golongan besar Menghambat reseptor H-1 dan H2 :
Menghambat reseptor H1
H1-blockers (antihistaminika klasik) Mengantagonir histamin dengan
jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari dinding pembuluh,bronchi
dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan
efek histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction).
Menghambat reseptor H2
H2-blockers (Penghambat asma) obat-obat ini menghambat secara efektif
sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamine, dengan jalan
persaingan terhadap reseptor-H2 di lambung. Efeknya adalah berkurangnya
hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan tekanan
darah menurun. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambug
usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung
tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Penghambat asam yang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
dewasa ini banyak digunakan adalah simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin
dan roksatidin yang merupakan senyawa-senyawa heterosiklis dari histamin.
2) Efek Samping dan Jenis obat Antihistamin
Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah mengantuk, pusing,
letih, gangguan koordinasi. Bisa juga timbul ruam kulit dan gejala-gejala
antikolinergik seperti mulut kering, pandangan kabur, retensi urin dan palpitasi
Jenis Obat Antihistamin
Difenhidramin (Benadryl), Dosis 25-50 mg setiap 4-6 jam(oral), 10-50mg dosis
tunggal(IM,IV).Pemakaianuntukalergirhinitis,urtikariadanbisadipakaiantitusif.
b. Dekongestan
Obat ini menyebabkan konstriksi arterioral di mukosa hidung sehingga
mengurangi infiltrasi cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar yang
dapat menyebabkan udem. Selain itu dekongestan juga dapat menyebabkan
relaksasi bronkus menyebabkan berkurangnya gangguan aspirasi udara masuk
ke paru-paru.
Dekongestan sering diberikan melalui aerosol  untuk memperpendek onzet
dan mengurangi efek samping sistemiknya. Jika diberikan melalui oral, efeknya
akan panjang tetapi dapat menimbulkan efek samping sepertipeningkaan
tekanan darah dan denyut jantung. Kombinasi dengan antihistamin hanya
boleh diberikan dalam beberapa hari untuk mengurangi fenomena reboun
kongesti jika pemberian obat dihentikan.
1) Efek Samping
Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah meningkat kan
tekanan darah dan gula darah, jadi obat ini merupakan kontra indikasi
bagi penderita tekanan darah tinggi, Diabetes Mellitus dan hipertiroid
Tabel 2.6 : Jenis Obat dan dosis obat dekongestan
Nama Obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan
Efedrin Oral : 25-50 mg, 3
atau 4 kali/hari
Menyebabkan vasokonstriksi
selaput lendir hidung
Fenilpropanolamin Oral : 25-50 mg, 3
atau 4 kali/hari
Untuk rinitis, efek terhadap SSP
tidak sebanyak efedrin
Pseudoefedrin Oral : 60 mg setiap
4-6 jam
Untuk rinitis, rangsang terhadap
SSP dan hipertensi tidak
sebanyak efedrin
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
18
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
2. BRONKODILATOR
Adalah obat yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Jenis obat bronkhodilator
adalah Epinefrin, yang memiliki efek samping dan reaksi yang merugikan
yaitu tremor, hipertensi dan takhikardi, jantung berdebar, disritmia dan
angina. Selain itu adalah beta 2 adrenegik
a.	 Epinefrin dan Beta-2 adrenegik
Tabel 2.7 : Simpatomimetik : Bronkhodilator Adrenergik
Obat Dosis Pemakaian dan
Pertimbangan
Epinefrin (adrenalin) SC : 0,1-0,5 mg atau mLdari lar
1:1000
Anak , SC : 0,01 mg atau
mLdari lar 1:1000
Inhal : 1-2 semprotan dari lar
1:1000
Untuk
bronkhokonstriksi
akut, Obat adrenerik
non selektif (an
beta2)alfa, beta1
dsering dipakai
sebagai nebulizer.
Bronkhodilator Adrenergik-beta oral dan hidung
Isoproterenol(isuprel) 1-2 inhalasi
Dewasa Sub.Ling : 10-20 mg
setiap 6-8 jam
Anak , Sub.Ling : 5-10 mg
setiap 6-8 jam
Untuk
bronkhokonstriksi.
Efek beta 1
menyebabkan
denyut jantung
meningkat.
Albuterol (Proventil,
Ventolin)
1-2 inhalasi
Oral 2-4 mg t.i.d atau q.i.d
maks 8 mg q.i.d
Untuk
bronkhokonstriksi.
Efek beta 2. Mula
kerja 15 menit masa
kerja panjang 3-6
jam
b.	 Derivat methilxantin ( xantin).
Meliputi teofilin, aminofilin dan kafein. Xantin juga merangsang
saraf pusat dan pernafasan, mendilatasi pembuluh pulmonar
dan koronaria. Karena efeknya terhadap respirasi dan
pembuluh pulmonar, maka xantin dipakai mengobati asma.
Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah mual, muntah, nyeri lambung
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
karena peningkatan sekresi asam lambung, pedarahan usus, disritmia,
palpitasi, hipotensi berat hiperreflek dan kejang. Teofilin dapat menyebabkan
hiperglikemia, menurunkan waktu pembekuan darah dan leukositosis.
Karena efek diuretik xantin termasuk teofilin, klien harus dinasehati
untuk tidak minum kopi, teh, cola, coklat dan harus banyak minum air.
Tabel 2.8 : Preparat preparat Tofilin
Obat Dosis Pemakaian dan
Pertimbangan
Aminofilin IV dosis pembebasan 6mg/kg
Oral : 200-300 mg setiap 6-8
jam
IV untuk serangan akut dan
obat harus diencerkan.
Teofilin Oral 100-200 mg setiap 6-12
jam atau 1-3 mg/kg tiap 6
jam,dosis individual
Untuk asma. Obat tersedia
dalam bentuk tablet, tablet
timed-released, cairan, elexir,
suspensi dan kombinasi
dengan obat lain.
3. MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN
Tujuan penggunaan obat ini adalah untuk mengurangi
kekentalan mucus di saluran pernapasan agar memudahkan
pengeluaran lender dalam kasus infeksi tenggorokan dan dada.
a.	 Kaliumiodida
Iodida menstimulasi sekresi mukus di cabang tenggorokan dan
mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk hampir tidak efektif.
Efek samping kuat berupa gangguan tiroid, struma, urtikaria dan hiperkalemia.
Dosis pada batuk, oral3 dd 0,5 -1 g, maksimal 6 g sehari.
b.	Amonium klorida
Berdaya diuresis lemah yang menyebabkan asidosis. Senyawa ini sering
digunakan dalam sediaan sirup batuk, misalnya obat batuk hitam.
Efek samping hanya terjadi pada dosis tinggi berupa asidosis dan
gangguan lambung mual muntah karena kerjanya merangsang
mukosa. Dosis oral 3 dd 100-150 mg, maksimal 3 g sehari.
c.	 Minyak terbang/atsiri
Minyak terbang/atsiri seperti minyak kayu putih, minyak permen dan
minyak adas, berkhasiat menstimuli sekresi dahak dan bersifat bakteriostatik
lemah. Berdasarkan sifat itu, minyak terbang banyak digunakan dalam sirup
obat batuk dan obat inhalasi uap, yaitu 10 tetes dalam 1 liter air hangat.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
20
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
d.	 Succus Liquirriti: Obat batuk hitam
Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat
batuk hitam guna mempermudah pengeluaran dahak. Efek samping pada
dosis lebih tinggi dari 3 g sehari berupa nyeri kepala , udema dan gangguan
keseimbangan elektrolit akibat efek minerallokortikoit dan hipernatremia
Dosis 1-3 g sehari.
4.	 ANTITUSIF
Secara umum berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif yang
bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral. Antitusif yang bekerja di
sentral dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik.
a.	 Antitusif yang bekerja di perifer
Obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal di
saluran napas, yaitu pada reseptor iritan perifer dengan cara anestesi
langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir saluran napas.
	 1) Obat-obat anestesi
Obat anestesi lokal seperti benzokain, benzilalkohol, fenol, dan garam
fenol digunakan dalam pembuatan lozenges. Obat ini mengurangi
batuk akibat rangsang reseptor iritan di faring, tetapi hanya sedikit
manfaatnya untuk mengatasi batuk akibat kelainan saluran napas bawah.
2) Lidokain
Obat anestesi yang diberikan secara topikal seperti
tetrakain, kokain dan lidokain sangat bermanfaat dalam
menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan bronkoskopi.
3) Demulcent
Obat ini bekerja melapisi mukosa faring dan mencegah kekeringan selaput
lendir.Obatinidipakaisebagaipelarutantitusiflainatausebagailozengesyang
mengandungmadu,akasia,gliserindananggur.Secaraobyektiftidakadadata
yang menunjukkan obat ini mempunyai efek antitusif yang bermakna, tetapi
karena aman dan memberikan perbaikan subyektif obat ini banyak dipakai.
b.	 Antitusif yang bekerja sentral
Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan
ambang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang
pusat batuk. Dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik.
1) Golongan narkotik
Opiat dan derivatnya mempunyai beberapa macam efek farmakologik,
sehingga digunakan sebagai analgesik, antitusif, sedatif, menghilangkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
21
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
sesak karena gagal jantung kiri dan antidiare. Di antara alkaloid ini, morfin
dan kodein sering digunakan. Efek samping obat ini adalah penekanan
pusat napas, konstipasi, kadang-kadang mual dan muntah, serta efek
adiksi.  Opiat dapat menyebabkan terjadinya bronkospasme karena
penglepasan histamin, tetapi efek ini jarang terlihat pada dosis terapeutik
untuk antitusif. Di samping itu narkotik juga dapat mengurangi efek
pembersihan mukosilier dengan menghambat sekresi kelenjar mukosa
bronkus dan aktivitas silia. Terapi kodein kurang mempunyai efek tersebut.
a)      Kodein
Obat ini merupakan antitusif narkotik yang paling efektif dan
salah satu obat yang paling sering diresepkan. Pada orang dewasa
dosis tunggal 20-60 mg atau 40-160 mg per hari biasanya efektif.
Kodein ditolerir dengan baik dan sedikit sekali menimbulkan
ketergantungan. Di samping itu, obat ini sangat sedikit sekali
menyebabkan penekanan pusat napas dan pembersihan
mukosilier. Efek samping pada dosis biasa jarang ditemukan.
Pada dosis agak besar dapat timbul mual, muntah, konstipasi,
pusing, sedasi, palpitasi, gatal-gatal, banyak keringat dan agitasi.
b)      Hidrokodon
Merupakan derivat sintetik morfin dan kodein, mempunyai
efek antitusif yang serupa dengan kodein. Efek samping
utama adalah sedasi, penglepasan histamin, konstipasi dan
kekeringan mukosa. Obat ini tidak lebih unggul dari kodein.
Dosis oral 5-10 mg setiap 6-8 jam atau 0,6 mg/kg/hari dalam
dosis terbagi 3-4, tidak melebihi 10 mg/dosis tunggal.
2. Golongan nonnarkotik
	 a)    Dekstrometorfan
Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan ketergantungan,
sering digunakan sebagai antitusif nonnarkotik. Obat ini efektif
bila diberikan dengan dosis 30 mg setiap 4-8 jam. Dosis dewasa
10-20 mg, setiap 4 jam, anak-anak umur 6-11 tahun 5-10 mg,
sedangkan anak umur 2-6 tahun dosisnya 2,5- 5 mg setiap 4 jam.
b)  Butamirat sitrat
Obat golongan antitusif nonnarkotik yang baru diperkenalkan ini
bekerja secara sentral dan perifer. Pada sentral obat ini menekan
pusat refleks dan di perifer melalui aktivitas bronkospasmolitik
dan aksi antiinflamasi. Obat ini ditoleransi dengan baik oleh
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
22
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
penderita dan tidak menimbulkan efek samping konstipasi,
mual, muntah dan penekanan susunan saraf pusat.. Dosis
dewasa adalah 3x15 ml dan untuk anak umur 6-8 tahun 2x10 ml,
sedangkan anak berumur lebih dari 9 tahun dosisnya 2x15 ml.
c)      Noskapin
Noskapin tidak mempunyai efek adiksi meskipun termasuk
golongan alkaloid opiat. Efektivitas dalam menekan batuk sebanding
dengan kodein. Kadang-kadang memberikan efek samping berupa
pusing, mual, rinitis, alergi akut dan konjungtivitis. Dosis dewasa
15-30 mg setiap 4- 6 jam, dosis tunggal 60mg aman dalam
menekan batuk paroksismal. Anak berumur 2-12 tahun dosisnya
7,5-15 mg setiap 3-4 jam dan tidak melebihi 60 mg per hari.
d)      Difenhidramin
Obat ini termasuk golongan antihistamin, mempunyai manfaat
mengurangi batuk kronik pada bronkitis. Efek samping yang dapat
timbul ialah mengantuk, kekeringan mulut dan hidung, kadang-
kadang menimbulkan perangsangan susunan saraf pusat. Obat ini
mempunyai efek antikolinergik, karena itu harus digunakan secara
hati-hati pada penderita glaukoma, retensi urin dan gangguan
fungsi paru. Dosis yang dianjurkan sebagai obat batuk ialah
25 mg setiap 4 jam tidak melebihi 100 mg/hari untuk dewasa.
Dosis untuk anak berumur 6-12 tahun ialah 12,5 mg setiap 4
jam dan tidak melebihi 50 mg/hari, sedangkan untuk anak 2-5
tahun ialah 6,25 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 25 mg/hari.
Masih semangat mempelajari modul ini khan ? Bagus.....Sekarang , kita akan
lanjutkan dengan materi tentang obat yang mempengaruhi sistem pencernakan .
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
23
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
OBAT –OBAT GANGGUAN SISTEM PENCERNAKAN
1.	 Obat anti tukak
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, deudenum,
esofagus bagian bawah, dan stoma gastroenterostomi (setelah bedah
lambung).
Tujuan terapi tukak lambung adalah meringankan atau menghilangkan
gejala, mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius
(hemoragi, perforasi, obstruksi), dan mencegah kambuh. Terrdapat 6
golongan agen anti tukak, yaitu trankuilizer, antikolinerggik, antacid ,
penghambat histamin2 (H2), sekresi asamlambung omeprazole dan
inhibitor pepsin sulkrafat.
a.	 Tranquilizer
Memiliki efek yang minimal didalam mencegah dan mengobati tukak.
obat ini menurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan.
b.	 Antikolinergik
Obat ini menghlangkan nyeri dengan menurunkan motilitas dan sekresi
gastrointestinal. Anti kolnergik harus diminum sebelum makan untuk
mengurangi sekresi asam yang timbul saat makan. Efek samping yang
dapat terjadi berupa mulut kering, pengurangan sekresi, takhikardi,
retensi urin dan konstipasi. Karena antikolinergik menurunkan motilitas
gastro intestinal, waktu pengosongan lambun dihambat, sehingga
dapat merangsang sekresi lambung dan memberatkan tukak.
c.	 Antacid
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir
kelebihan asam lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag.
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat
penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dosis antacid ditentukan menurut perintah dokter atau sesuai petunjuk
pada label obat. Interval dosis yang ideal adalah 1-3 jam sesudah
makan dan waktu tidur. Antacid yang diminum sewaktu perut kosong
efektif 30-60 menit sebelum obat ini akan berjalan ke duodenum.
d.	 Penghambat histamin-2
Merupakan obat yang paling populer dipakai . Obat ini menghambat
refluk asam ke dalam esofagus. Obat ini memblok resepto H-2 pada
sel-sel parietal lambung sehingga mengurangi sekresi dan konsntrasi
asam lambung. Efek samping yang merugikan adalah sakit kepala,
pusing, sembelit, pruritus, ruam kulit, ginekomastia, penurunan libido
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
dan impotensi.
Tabel 2.9 : Jenis Obat Penghambat H-2
Obat Dosis Pemakaian dan
pertimbangan
Simetidin Oral 300 mg 4 kali sehari bersama
makanan dan jam tidur atau 800
mg jam tidur
IV:300mgtiap6-8jamdiencerkan
dalam 50 mL dalam 15-30 menit
Untuk tukak pepsin
Ranitidin Oral 150 mg setiap 12 jam atau
300 mg jam tidur
Untuk tukak pepsin ,
5-10 kali lebih kuat dari
cimetidin
e.	 Inhibitor pepsin
Sukralfat dapat mencegah cedera mukosa lambung akibat tukak. Efek
samping adalah pusing, mual, konstipasi dan mulut kering.
f.	 Inhibitor sekresi asam lambung
Omeprazol menghambat sekresi asam lambung sampai 90%. Dosis
umum 20 mg sehari dosis dapat ditingkatkan. Efek samping yang
mungkin terjadi meliputi diare, mulut kering , baal, pusing dan lemah.
2. Digestiva
 Digestiva adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan
lambung-usus terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan. 
Obat digestiva antara lain :
a.	 Pankreatin (enzim pencernaan) : Amylase, Tripsin, Lipase . Fungsinya
membantu proses pencernakan.
b.	 Pepsin (enzim lambung)
c.	 Ox-bile (empedu sapi). Fungsinya mempertinggi daya kerja lipase,
merangsang pengeluaran empedu dari hati
d.	 Bromealin
3. Anti Diare
Antidiareadalahobatygdigunakanuntukmengobatipenyakityangdisebabkan
oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala diare adalah
BAB berulang kali disertai banyaknya cairanyg keluar kadang-kadang dengan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
25
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
mulas dan berlendir atau berdarah.
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus
sehingga menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus. Rangsangannya
dapat ditimbulkan oleh infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie ,
infeksi oleh kuman thypus dan kolera, infeksi oleh virus, akibat dari penyakit
cacing, keracunan makanan dan minuman dansebagainya.
  Obat anti diare , terdiri atas
a. Adsorben : Menyerap racun , misalnya kaolin, karbo adsorben, attapulgit.
b. Anti motilitas : Menekan perstaltik usus , loperamid hidroklorida, kodein
fosfat,
morfin.
c. Adstringen : menciutkan selaput usus , misalnya tannin/ tanalbumin.
d. Pelindung : Mucilago, melindungi selaput lendir usus yang luka 
Beberapa jenis obat diare dapat dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini
Tabel 2.10 : Obat Diare
Obat Dosis Pemakaian
Opium
Kodein Oral, 15-30 mg 4 kali sehari Untuk diare
Agen Opiad-Related
Loperamid (Imodium) Oral, Mula-mula 4 mg,
kemudian 2 mg setelah
setiap kali BAB, tidak
melebihi 16 mg sehari
Untuk diare,
Adsorbensia
Kaolin-Pectin Sesuai label obat Untuk diare, diberikan
setelah setiap kali BAB.
Obat bebas
Adstringen
Tanin-tanalbumin 0,5-1 g 3 kali sehari. Anak
sesuai berat badan
-
4. Laksativa
Laksativa adalah obat-obat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga
mempermudah BAB.
Obat pencahar digunakan untuk :
-	 Pada keadaan sembelit
-	 pada pasien penderita penyakit jantung dan pembuluh
-	 pada pasien dengan resiko pendarahan rektal
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
26
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
-	 untuk membersihkan saluran cerna
-	 untuk pengeluaran parasit
Obat Laksativa dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a.	 Laksansia osmotik, Memperbesar isi Usus misalnya magnesium sulfat (
garam inggris), gliserin.
b.	 Laksansia kontak, Perangsang dinding usus (meningkatkan motilitas usus),
misalnya Bisakodil, Minyak kastor
c.	 LaksansiaPembentukbulk,misalnyaPsilliumHidrofilikmusilloid(Metamucil).
d.	 Emolien, merupakan pelunak dan pelumas tinja.
Beberapa contoh obat laksansia dapat dilihat pada tabel 2.11
Tabel 2.11 : Obat laksansia
Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan
Laksansia Osmotik
Magnesium Sulfat
(garam inggris)
Oral 3-15 g Untuk pembersihan usus
yang sempurna sebelum
pembedahan. Dapat terjadi
hipermagnesium pada
pemakaian yang sering
Gliserin Supositoria Untuk konstipasi
Laksansia Kontak
Bisakodil ( Dulcolax) Oral: 5-15 mg
Supositoria 10 mg
Untuk konstipasi atau preparat
usus. Mulai kerja 6-8 jam (oral)
dan 15-30 menit ( supositoria).
Minyak kastor Oral : 15-60 mL Untuk preparat usus sebeluim
pemeriksaan.
Pembentuk bulk
Psillium Hidrofilik Oral, 1-2 sendok teh
dalam 8 oz air setiap
hari sampai 3 kali
sehari
Untuk mencegah konstipasi.
Serat kering harus dilarutkan
dalam segelas air putih dan
segeradiminumuntukmencegah
kepadatan kembali, dilanjutkan
dengan air tambahan.
Emolian
Pelunak Tinja
:Natrium Dukosat
Oral 50-300 mg/hari.
Anak (>6thn)40-120
mg/hari
Untuk mencegah konstipasi.
Tidak boleh dipakai pada
penderita PJK karena kandungan
natriumnya/
Lubrikan : Minyak
mineral
Oral : 15-30 mL, pada
malam hari sebelum
tidur.
Untuk mencegah konstipasi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
27
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Rangkuman
1.	 Obat – obat untuk gangguan Jantung
Tiga kelompok obat yaitu Glikosida jantung, Antiagina, dan Antiarit-
mia. Obat – obat dalam kelompok ini mengatur kontraksi jantung, frek-
uensi, irama jantung, dan aliran darah ke miokardium (otot jantung).
2.	 Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (di-
uress) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Pembagian obat diuretik meliputi Di-
uretikagolongantiazid,Diuretikakuat,diuretikhemat kalium,dandiuretikosmosis
3.	 Obat anti hipertensi adalah obat yang dapat menguran-
gi atau menurunkan tekanan darah. Terdiri atas alfa- bloker, Pengham-
bat saraf adrenergik , penghambat ACE, Antagonis reseptor angiotensin II.
4.	 Obat yang bekerja terhadap Saluran nafas terdiri atas dekongestan,
bronkhodilator, mukolitik dan anti tusif. Dekongestan menyebabkan kon-
striksi arterioral di mukosa hidung sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari
pembuluh darah ke jaringan sekitar yang dapat menyebabkan udem. Bronk-
hodilator adalah obat yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Jenis obat
bronkhodilator adalah Epinefrin, yang memiliki efek samping dan reaksi yang
merugikan yaitu tremor, hipertensi dan takhikardi, jantung berdebar, disrit-
mia dan angina. Selain itu adalah beta 2 adrenegik . Mukolitik Tujuan peng-
gunaan obat ini adalah untuk mengurangi kekentalan mucus di saluran perna-
pasan agar memudahkan pengeluaran lender dalam kasus infeksi tenggorokan
dan dada. Dan, antitusif merupakan obat yang berkhasiat menekan batuk.
5.	 Obat yang bekerja terhadap saluran pencernaan diklasifikasikan dalam obat
anti tuka, anti diare, laksansia dan digestive yang merupakan terapi subtitusi untuk
menggantikan enzim-enzim pencernaan yang mengalami penurunan fungsinya..
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
28
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
I. Petunjuk: jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang
paling benar
1.	 Termasuk digitalis kerja panjang adalah ...
a.	 Digitoksin
b.	 Amrinon
c.	 Deslanosid
d.	 Digoxin
e.	 lanoxin
2.	 Mekanisme kerja obat antidisritmia , kecuali...
a.	 Meningkatkan perangsangan adrenergik dari jantung.
b.	 Menekan eksitabilitas dan kontraktilitas dari miokardium.
c.	 Menurunkan kecepatan hantaran pada jaringan jantung.
d.	 Meningkatkan masa pemulihan (repolarisasi) dari miokardium.
e.	 Menekan otomatisitas (depolarisasi spontan untuk memulai denyutan)
3.	 Dibawah ini termasuk obat anti angina yang harus dihindarkan dari
penderita asma.
a.	 Golongan beta bloker
b.	 Golongan antagonis kalsium
c.	 Golongan nitrat
d.	 Penghambat rantai Na Cepat
e.	 Penghambat rantai Na Lambat
4.	 Pada penderita Decompensasio cordis perlu diberikan diuretik kuat yaitu:
	 a. HCT
b.	Furosemid
c.	Spironolakton
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
29
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
d.	Amilorid
e.	Klortalidon
5. Golongan diuretik yang sering juga digunakan untuk menurunkan tekanan
intra kranial (TIK)
a.	 Manitol
b.	 Urea
c.	 Hidroklorotiazid
d.	 Triamteren dan Hidroklorotiazid
e.	 Amilorid
Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan
jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan
dengan kunci jawaban yang ada di bawah ini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
30
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Umpan Balik
	 Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum
Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar
kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Kemudian gunakan rumus
di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 2.
Rumus :			 Jumlah nilai setiap soal tugas x 10
Tingkat Penguasaan = -------------------------------------------
				 Jumlah seluruh kata kunci
Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai :
90% - 100%	 = baik sekali
80% - 89%	 = baik
70% - 79%	 = sedang
< 69%	 = kurang
	 Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah
80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian
yang belum dikuasai.

More Related Content

What's hot

Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaPembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaMaulana Sakti
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018Muhamad Yogi
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikFormulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikNesha Mutiara
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumputrisagut
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikFARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikNesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Milantika Dyah Puspitasari
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanYulinda Kartika
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalWaidatin Azizah
 
2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatiftarmizitaher
 
Ppt tirosin kinase
Ppt tirosin kinasePpt tirosin kinase
Ppt tirosin kinaseDang Sony
 

What's hot (20)

Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaPembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
 
Karakteristik wax dalam pembuatan lilin
Karakteristik wax dalam pembuatan lilinKarakteristik wax dalam pembuatan lilin
Karakteristik wax dalam pembuatan lilin
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
 
Tetes Telinga
Tetes TelingaTetes Telinga
Tetes Telinga
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikFormulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
 
20 Resensi Novel
20 Resensi Novel20 Resensi Novel
20 Resensi Novel
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikFARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
 
Fisiologi lidah
Fisiologi lidahFisiologi lidah
Fisiologi lidah
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif
 
Ppt tirosin kinase
Ppt tirosin kinasePpt tirosin kinase
Ppt tirosin kinase
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 

Similar to Modul farmakologi 2 kb 2.-

Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritikObat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritikElvis Overdoziz
 
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxDx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxInriMoniung
 
PPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxPPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxAdelReine1
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
 Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseasespjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney DeseasesAsuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseasespjj_kemenkes
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxekoprastia
 
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)Charlespangandaheng
 
Modul 2 kb 2 (a)
Modul 2 kb 2 (a)Modul 2 kb 2 (a)
Modul 2 kb 2 (a)Anton Saja
 
DOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxDOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxSriRiaranti
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAAuliaDwiJuanita
 
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIANKardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIANSofiaNofianti
 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfsinaga25
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...AlexFabrigaz Apt
 
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokardKb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokardpjj_kemenkes
 

Similar to Modul farmakologi 2 kb 2.- (20)

Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritikObat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
Obat2 kardiovaskuler-dan-diuritik
 
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptxDx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
Dx dan tx PH primer pd anak dan remaja.pptx
 
PPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxPPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
 Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
 
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney DeseasesAsuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Deseases
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
 
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
 
Lanatoside
LanatosideLanatoside
Lanatoside
 
Modul 2 kb 2 (a)
Modul 2 kb 2 (a)Modul 2 kb 2 (a)
Modul 2 kb 2 (a)
 
DOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxDOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptx
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
 
reviewjournalaulia.pptx
reviewjournalaulia.pptxreviewjournalaulia.pptx
reviewjournalaulia.pptx
 
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIANKardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
Kardiovaskular CASE STUDY PELAYANAN KEFARMASIAN
 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdf
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
 
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokardKb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
Kb 1 asuhan keperawatan diabetik dan infark miokard
 
Fix-PPK TIA.docx
Fix-PPK TIA.docxFix-PPK TIA.docx
Fix-PPK TIA.docx
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

Modul farmakologi 2 kb 2.-

  • 1.
  • 2. No Kode : Keperawatan/................/............./2013 MODUL FARMAKOLOGI 02 PENGGOLONGAN OBAT Penulis: SITI LESTARI, MN PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013
  • 3. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif II Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan mampu mengidentifikasi jenis, indikasi, dosis dan efek samping obat. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Mahasiswa mampu menjelaskan ten- tang: 1. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan obat jantung 2. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan obat gangguan saluran pernafasan 3. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan obat gangguan saluran pencernakan. Saudara, pada kegiatan belajar 2 ini saudara akan mempelajari tentang: 1. obat jantung 2. obat gangguan saluran pernafasan 3. obat gangguan saluran pencernakan Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Uraian Materi OBAT JANTUNG ATAU KARDIOVASKULER Obat Kardiovaskuler yang akan dibicarakan pada modul ini adalah obat untuk gangguan jantung, diuretik dan anti Hipertensi. 1 . Obat – obat untuk gangguan Jantung Tiga kelompok obat yaitu Glikosida jantung, Antiagina, dan Antiaritmia. Obat – obat dalam kelompok ini mengatur kontraksi jantung, frekuensi, irama jantung, dan aliran darah ke miokardium (otot jantung). a. Glikosida Jantung 1). Pengertian Digitalis, salah atu dari obat – obat tertua, di pakai sejak tuhan 1200, dan sampai kini masih terus dipakai dalam bentuk yang telah dimurnikan. Digitalis dihasilkan dari tumbuhan foxglove ungu dan putih, dapat bersifat racun. Pada tahun 1785, William Withering dari Inggris menggunakan digitalis untuk menyembuhkan ”sakit bengkak”, yaitu edema pada ekstremitas akibat insufisiensi ginjal dan jantung. Preparat digitalis mempunyai tiga khasiat pada otot jantung yaitu: - Kerja Inotropik positif (meningkatkan kontraksi miokardium) - Kerja Kronotropik negatif (memperlambat denyut jantung) - Kerja Dromotropik negatif (mengurangi hantaran sel – sel jantung)       2). Klasifikasi Glikosida Jantung Tabel 2.1 Jenis obat, Dosis dan Pertimbangan Keperawatan Glikosida Jantung
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif OBAT DOSIS PEMAKAIAN & PERTIMBANGAN Digitalis Masa Kerja Cepat Digoksin (Lanoxin) D : PO : mula – mula 0,5 – 1 mg dalam 2 dosis R : 0,125 – 0,5 mg/hari Lansia : 0,125 mg/hari A (2-10th) : PO : 0,02 – 0,04 mg/kg dalam dosis  terbagi R : 0,012 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2 D : IV : sama seperti oral A : IV : dosis bervariasi a). Untuk PJK, aritmia atrial. b).  Denyut nadi yang lambat menunjukkan toksisitas digitalis. c). Kadar terapeutik serium adalah 0,5 – 2 ng/mL. d). Pengikatan pada protein adalah 25%; t½ adalah 30 – 45 jam Deslanosid (Cedilanid-D) D : IV : 1,2 – 1,6 mg/ hari dalam dosisterbagi 1- 2 Untuk digitalisasi cepat; diikuti dengan digoksin atau digitoksin oral; t½ adalah 36 jam. Digitalis Masa Kerja Panjang Digitoksin (Crystodigin) PO : IV : mula – mula 0,8 – 1,2 mg/hari, sama seperti DP R : D : PO : 0,05 – 0,3 mg/hari a) untuk PJK. b)      Kadar terapeutik serum adalah 15 – 30 ng/mL. c)      Pengikatan pada protein sebesar 95%; t½ adalah 5 – 7 hari Inotropik Positif : Bipiridin Amrinon (Inocor) D : IV : DP : 0,75 mg/kg dalam 2 – 3 menit D : IV : M : 5 – 10 µg/kg/menit (tidak melampaui 10 mg/kg/ hari) Untuk PJK jika digoksin dan diuretik tidak efektif Keterangan : D : dewasa, A : anak – anak, PO : per oral, IV : intravena, DP : dosis pembebanan, R : dosis rumitan, t½ : waktu paruh, PJK : payah jantung kongestif
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3). Interaksi : Obat : diuretik yang mengeluarkan kalium Elektrolit : hipokalemia, hipomagnesemia, dan hiperkalsemia Makanan : makanan berserat tinggi 4).  Efek Terapeutik dan efek samping. Efekterapetikobatadalahmeningkatkankontraksijantung, Meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan perfusi jaringan, sedangkan efek sampingnya adalah anoreksia dan mual 5). Reaksi Yang Merugikan : Muntah, Aritmia, Ilusi penglihatan dan Penglihatan kabur 6). Toksisitas Digitalis Overdosis atau akumulasi digoksin dapat menyebabkan toksisitas digitalis. Tanda – tanda dan gejala – gejalanya adalah Anoreksia, Diare, Mual dan muntah, Bradikardia (denyut nadi kurang dari 60 kali per menit(dpm)) dan Takikardia (>120dpm), Kontraksi ventrikel prematur, Aritmia jantung, Sakit kepala, Amalise, Penglihatan kabur, Ilusi penghilatan (halo putih, hijau, kuning di sekitar objek), Bingung, dan Delirium. Orang lanjut usia lebih rentan terhadap toksisitas. b. Antiangina Obat – obat antiangina dipakai untuk mengobati Angina Pektoris (nyeri jantung yang mendadak akibat tidak cukupnya aliran darah karena adanya sumbatan pada arteri koroner yang menuju jantung. Angina Pektoris adalah kondisi yang paling sering melibatkan iskemia jaringan di mana obat – obat vasodilator digunakan. 1 ). Golongan nitrat Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otos polos pembuluh vena, tanpa bergantung pada sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga mengurangi beban hulu jantung. Selain itu, senyawa nitrat juga merupakan vasodilator koroner yang poten - Gliseril trinitrat - Isosorbid dinitrat - Isosorbid mononitrat - Pentaeritritol tetranitrat 2). Golongan antagonis kalsium Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif transmembran, yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsiumlambatkedalamselototpolos,ototjantungdansaraf.Berkurangnya kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos  pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung (inotropik  negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan dromotropik negatif). - Amplidipin besilat - Diltiazem hidroklorida - Nikardipin hidroklorida - Nifedipin - Nimodipin 3). Golongan beta-bloker Obat-obat penghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) menghambat adrenoseptor-beta di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas, dan hati. Saat ini banyak tersedia beta-bloker yang pada umumnya menunjukkanefektifitasyangsama.Namun,terdapatperbedaanperbedaan diantara berbagai beta-bloker, yang akan mempengaruhi pilihan dalam mengobati penyakit atau pasien tertentu. Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya. Karena itu, harus dihindarkan pada pasien dengan riwayat asma atau penyakit paru obstruktif menahun. - Propranolol hidroklorida - Atenolol - Metoprolol tartrat c. Antidisritmia 1) Pengertian Distritmia (aritmia) jantung didefinisikan sebagai setiap penyimpangan frekuensi atau pola denyut jantung yang normal; termasuk denyut jantung terlalu lambat (bradikardia), terlalu cepat (takikardia), atau tidak teratur. Istilah disritmia (irama jantung yang terganggu) dan aritmia (tidak ada irama) seringkali dipakai berganti – ganti, walaupun artinya sedikit berbeda. Kerja yang diharapkan dari obat antidisritmia adalah pemulihan irama jantung, yang bisa dicapai dengan berbagai cara. Mekanisme Kerja : - Menghambat perangsangan adrenergik dari jantung.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 6 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif - Menekan eksitabilitas dan kontraktilitas dari miokardium. - Menurunkan kecepatan hantaran pada jaringan jantung. - Meningkatkan masa pemulihan (repolarisasi) dari miokardium. - Menekan otomatisitas (depolarisasi spontan untuk memulai denyutan) 2) Klasifikasi Antidisritmia Tabel 2.2.Jenis, Dosis dan Pertimbangan Obat Antidisritmia Nama Dosis Pertimbangan IA : Penghambat Rantai (Natrium) Cepat I a. Quinidin Sulfat (Cin-Quin) D : PO : 200 – 400 mg, t.i.d. atau q.i.d. A : PO : 30 mg/kg atau 900 mg/m2 dalam dosis terbagi 5 a. Untuk disritmia artium, ventikel & supraventrikel b.      Kategori kehamilan C c.       Kadar terapeutik serum : 2 – 6 µg/mL d.    Interaksi obat : meningkatkan kerja digoksin; t½ : 8 jam b. P r o k a i n a m i d ( P r o n e s t y l , Procan) D : O : 250 – 500 mg, setiap 4 – 6 jam SR : 250 mg – 1 g, setiap 6 jam atau 50 mg/kg dalam dosis terbagi 4 a. Untuk disritmia atrium dan ventrikel b.   Mempunyai efek hipotensi yang lebih ringan daripada quinidin c.   Pengikatan pada protein sebanyak 20%; t½ : 3,5 jam d.  Kadar terapeutik serum : 4 – 8 µg/mL
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 7 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif c. D i s o p i r a m i d (Norpace) D : PO : 100 – 200 mg, setiap 6 jam A (4-2 th) : PO : 10 -15 mg/ kg dalam dosis ter a. Untuk disritmia ventrikel b. Kategori kehamilan C c. Dapat menyebabkan gejala – gejala antikolinergik; t½ : 8 jam d) Kadar terapeutik serum : 3 – 8 µg/mL   IB : Penghambat Rantai (Natrium) Cepat II a. L i d o k a i n (Xylocaine) D : IV : dosis bervariasi a. Untuk disritmia ventrikel pada keadaan gawat b.   Kategori kehamilan B; t½ : 1,5 jam c.  Batas terapeutik serum ; 1,5 – 6 µg/ mL b. F e n i t o i n (Dilantin) D : IV : 100 mg, setiap 5 – 10 menit sampai disritmia berhenti; dosis maksimum adalah 1000 mg a. Untuk disritmia ventrikel akibat digitalis b.   Tidak disetujui oleh FDA sebagai obat disritmia c.   Kadar serum <20 mikrogram/mL
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif c. Tokainid (Tonocard) D : PO : 400 mg, setiap 8 jam a. Untuk disritmia ventrikel, terutama (KVP) kontraksi ventrikel prematur b.   Serupa dengan lidokain kecuali dalam bentuk oral c.   Pengikatan pada protein sebanyak 15%; t½ : 11 – 15 jam d.   Kadar serum terapeutik : 4 – 10 µg/mL d. Meksiletin (Mexitil)     D : PO : 200 – 400 mg, setiap 8 jam a. Untuk disritmia v e n t r i k e l , tetapi dapat m e n i m b u l k a n disritmia ventrikel baru b.      Kategori kehamilan B e. Enkadin D : PO : 2 mg, setiap 8 jam; dapat ditingkatkan sampai 50-75 mg setiap 8 jam a)   Untuk disritmia v e n t r i k u l a r , tapi dapat m e n y e b a b k a n disritmiaventrikular baru b)   Kategori kehamilan B c)    Disetujui FDA untuk situasi yang mengancam jiwa II. Penghambat Beta
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 9 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif a. Propranolol (Inderal) D : PO : 10 – 30 mg, t.i.d., q.i.d. (setiap 6 – 8 jam) Bulos IV : 0,5 – 3 mg pada 1 mg/menit Untuk disritmia ventrikel, takikardia artial paroksismal, dan denyut ektopik atrium dan ventrikel b. Asebutolol (Sectral) D : PO : 200 mg, b.i.d., dosis dapat dinaikkan secara bertahap a. Terutama untuk kontraksi ventrikel prematur b.      Penghambat β yang baru m e m p e n g a r u h i reseptor β1 pada jantung c.      Kategorikehamilan B d.     Dapatmenyebabkan bradikardia dan menurunkan curah jantung III : Obat – obat yang Memperpanjang Repolarisasi a. B r e t i l i u m (Bretylol) D : IM : 5 – 10 mg/kg, setiap 6 – 8 jam IV : 5 – 10 mg/kg, ulangi dalam 15 menit, tetes IV atau bolus IV Untuk takikardi dan fibrilasi ventrikel (untuk mengubah menjadi ritme sinus yang normal) b)      Dipakai jika lidokain dan prokainamid tidak efektif
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 10 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif A m i o d a r o n (Cordarone) D : PO : DP : 400 – 1600 mg/ hari dalam dosis terbagi R : 200 – 600 mg/hari a. Untuk disritmia ventrikel yang mengancam nyawa b.   Mula – mula dosis lebih besar dan kemudian diturunkan c.  Kadar serum : 1 – 2,5 µg/mL IV : Penghambat Rantai (Kalsium) Lambat V e r a p a m i l (Calan) D : PO : 240 – 480 mg/hari dalam dosis terbagi 3 – 4 IV : 5 – 10 mg IV yang didorong a.   Untuk disritmia supraventrikel b.    Kategori kehamilan C c.    Kadar terapeutik serum : 80 – 300 ng/mL atau 0,08 – 0,3 µg/mL 3)  Interaksi Obat berinteraksi dengan Warfarin, Fenitoin, Simetidin dan Obat – obat Antihipertensi 4) Efek Terapeutik Efek Terapeutik meliputi melambatkan hantaran jaringan jantung dan mengubah efek katekolamin pada jantung – mengurangi eksitabilitas 5)  Efek Samping dan Reaksi Yang Merugikan Efek Samping : Letih, Sakit kepala dan Pusing dan efek yang merugikan adalah Hipotensi, Blok AV, Dispnea dan Rentensi urin Selanjutnya akan kita bahas tentang obat Diuretika. Apakah saudara pernah mendengar sebelumnya ? Apa maksudnya obat diuretika itu ?
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 11 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2 . Diuretik Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuress) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Pembagian obat diuretik meliputi Diuretika golongan tiazid , Diuretika kuat , diuretik hemat kalium, dan diuretik osmosis Diuretika golongan tiazid digunakan  untuk mengurangi edema akibat gagal jantung dan dengan dosis yang lebih  rendah, untuk menurunkan tekanan darah. Diuretika kuat digunakan untuk edema paru akibat gagal jantung kiri dan pada pasien dengan gagal jantung yang sudah lama dan kombinasi diuretika mungkin selektif untuk edema  yang resisten terhadap pengobatan dengan satu diuretika, misalnya diuretika kuat dapat dikombinasi dengan diuretika hemat kalium. a. Diuretika golongan tiazid Tiazid dan senyawa-senyawa terkaitnya merupakan diuretika dengan potensi sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam. Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar diuretika tidak mengganggu tidur pasien. Termasuk obat golongan ini adalah Bendrofluazid,  Klortalidon, Hidroklortiazid, Indapamid ,Metolazon ,  Xipamid. b.  Diuretika kuat Diuretika kuat digunakan dalam pengobatan edema paru akibat gagal jantung kiri. Pemberian intravena mengurangi sesak nafas dan prabeban lebih cepat dari mula kerja diuresisnya. Diuretika ini juga digunakan pada pasien gagal jantung yang telah berlangsung lama. Misalnya Frusemid, Bumetanid dan Torasemid Tabel 2.3 Klasifikasi Diuretika Kuat Obat Dosis Pertimbangan Asam Etakrinat (Edecrin) D : PO : 50 – 200 mg/hari D : IV : 0,5 – 1 mg/kg/dosis A : PO : 25 mg/hari a. Untuk edema paru – paru dan perifer akibat PJK b.      Dosis ulangan tidak dianjurkan
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 12 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Furosemid (Laxis) D : PO : 20 – 80 mg/hari IV : 20 – 40 mg, disuntikan perlahan – lahan selama 1 – 2 menit Maks : 600 mg/hari a. Untuk edema paru dan perifer akibat PJK, hipertensi, payah ginjal tanpa anuria, & hiperkalsemia. b.   Furosemid meningkatkan ekskresi kalsium. B u m e t a n i d (Bumex) D : PO : 0,5 – 2 mg/hari Maks : 10 mg/hari D : IV : 0,5 – 0,1 mg/dosis, dapat diulangi 2 – 4 jam kemudian A : PO : 0,015 mg/kg/hari   Sama seperti furomesid. b.    Obat lebih kuat dari fuorsemid. c.   Diuretika hemat kalium Amilorid dan triamteren merupakan diuretika yang lemah. Keduanya menyebabkan retensi kalium dan karenanya digunakan sebagai alternatif yang lebih efektif daripada memberikan suplemen kalium pada pangguna tiazid atau diuretika kuat. Suplemen kalium tidak boleh diberikan bersama diuretika hemat kalium. Juga penting untuk diingat bahwa pemberian diuretka hemat kalium pada seorang pasien yang menerima suatu penghambat ACE dapat menyebabkan hiperkalemia yang berat. Tabel 2.4 Klasifikasi Diuretika Hemat Kalium Obat Dosis Pemakaian Diuretik Agen-Tunggal Amilorid (Midamor) D : PO : 5 – 10 mg/hari Untukedemadanhipertensi S p i r o n o l a k t o n (Aldactone) D : PO : 25 – 200 mg/hari dalam dosis terbagi A : PO : 3,3 mg/kg/hari dalam dosis terbagi a).Untuk edema dan hipertensi. b)  osis untuk hipertensi biasanya sedikit lebih rendah dari yang di gunakan untuk edema c)  Mempunyai masa kerja yang panjang
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 13 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif T r i a m t e r e n (Dyrenium) D : PO : 100 mg, b.i.d., tidak melebihi 300 mg/hari a). Untuk edema akibat PJK, sirosis, nefrosis, dan edema akibat steroid b)    Obat diminum bersama makanan c. Diuretik masa kerja sedang Kombinasi Diuretik Amilorid dan Hidroklorotiazid (Moduretic) D : PO : Sesuai dengan resep Tiap tablet mengandung amilorid HCl 5 mg dan hidroklrorotiazid 25 mg atau 50 mg Spironolakton dan Hidroklorotiazid (Aldacazide) D : PO : 100 mg/hari Tersedia dalam dua kekuatan ; spironolaktin 25 mg atau 50 mg dan hidroklrorotiazid 25 mg atau 50 mg Triamteren dan Hidroklorotiazid (Dyazide, Maxzide) D : PO : Dyazide 1-2 kap, b.i.d., p.c a). Dyazide : setiap tablet mengandung triamiteren 50 mg dan hidroklrorotiazid 25 mg. b)      Maxzide tersedia dalam dua kekuatan : triamteren 37,5 mg atau 75 mg dan hidroklrorotiazid 50 mg atau 75 mg. d. Diuretika osmotik Diuretika golongan ini jarang digunakan pada gagal jantung karena mungkin meningkatkan volume darah secara akut.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 14 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tabel 2.5 : Klasifikasi Diuretik Osmotik Obat Dosis Pemakaian Mannitol (Osmitrol) IV : (TIK,TIO : 1,5 – 2,0 g/ kg dari larutan 15 – 25 %, diinfus dalam 30 – 60 menit IV : pencegahan oliguria : 50 – 100 g dari larutan 5 – 25 % Pengobatan oliguria : IV : 300 – 400 dari lart20 %  atau 25% a.Untuk menurunkan tekanan intra kranial ( TIK) dan pada oliguria untuk mencegah gagal ginjal akut. b)   b.Dipakai pada glaukoma sudut sempit. Urea (Ureaphil) D : IV : 1,0 – 1,5 g/kg dari larutan 30 % A (> 2 th) : IV : 0,5 – 1,5 g/ kg dari larutan 30 % a. Sama pemakaian seperti pada mennitol. b. Bukan merupakan obat pilihan. c. Dipakai pada operasi yang berlangsung lama untuk mencegah gagal ginjal akut 3. Antihipertensi Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini bertahan. Menurut WHO, tidak tergantung pada usia. Hipertensi mungkin dapat diturunkan dengan terapi tanpa  obat (non-farmakoterapi) atau terapi dengan obat (farmakoterapi). Semua pasien, tanpa memperhatikan apakah terapi dengan obat dibutuhkan, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat. Caranya dengan mengendalikan berat badan, pembatasan masukan sodium, lemak jenuh, dan alkohol serta pertisipasi dalam program olah raga dan tidak merokok. a. Penghambat saraf adrenergik Obat golongan ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan noradrenalin dari pasca ganglion saraf adrenergik. Obat-obat golongan ini tidak mengendalikan tekanan darah berbaring dan dapat menyebabkan hipotensi postural. Karena itu, obat-obat ini jarang digunakan, tetapi mungkin masih perlu diperlukan bersama terapi lain pada hipertensi yang resisten. Termasuk penghambat saraf adrenergik adalah Debrisokuin dan Reserpin. b.   Alfa-bloker
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Sebagai alfa-broker, prazosin menyebabkan vasodilatasi arteri dan vena sehingga jarang menimbulkan takikardi. Obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama, sehingga harus hati-hati pada pemberian pertama. Untuk pengobatan hipertensi, alfa-broker dapat digunakan bersama obat antihipertensi lain. Temasuk alfa bloker adalah         Deksazosin, Indoramin,,   Prasozin Hidroklorida, dan   Terazosin . c.    Penghambat enzim pengubah anglotensin (penghambat ACE) Pengambat ACE bekerja dengan cara menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Obat-obat golongan ini efektif dan pada umumnya dapat ditoleransi  dengan baik. Obat-obat golongan ini terutama diindikasikan untuk hipertensi pada diabetes tergantung insulin dengan nefropati, dan mungkin untuk hipertensi pada semua pasien diabetes. Obat golongan ini adalah Kaptopropril,  Benazepril , Delapril ,   Enalapril maleat ,    Fisonopril ,  Perinopril ,  Kuinapril ,    Ramipril dan    Silazapril d.    Antagonis reseptor angiotensin II Sifatnya mirip penghambat ACE, bedanya adalah obat-obat golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikin dan kinin-kinin lainnya, sehingga tampaknya tidak menimbulkan batuk kering parsisten yang biasanya mengganggu terapi dengan penghambat ACE. Karena itu, obat-obat golongan ini merupakan alternatif yang berguna untuk pasien yang harus menghentikan penghambat ACE akibat batuk yang parsisten, misalnya Losaktan kalium dan   Valsatran e.    Obat-obat untuk feokromositoma Fenoksibanzamin adalah alfa-broker kuat dengan banyak efek samping. Obat ini digunakan bersama bata-bloker untuk pengobtan jangka pendek episode hipertensi berat pada feokromositoma. Fentolamin adalah alfa- broker kerja pendek yang kadang-kadang juga digunakan untuk diagnosis feokromositoma. f. Obat antihipertensi yang bekerja sentral. Kelompok ini termasuk metildopa, yang mempunyai keuntungan karena aman bagi pasien asma, gagal jantung, dan kehamilan. Efek sampingnya diperkecil jika dosis perharinya dipertahankan tetap dibawah 1 g. Kelompok obat ini adalah Klobidin hidroklorida, Metildopa, dan Guanfasin. Baiklah, kita akan lanjutkan dengan materi tentang obat yang mempengaruhi sistem pernafasan.
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 16 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif OBAT SALURAN PERNAFASAN 1. RHINITIS Rhinitis adalah radang membran mukosa hidung yang ditandai dengan bersin, gatal, hidung berlendir, dan kongesti atau hidung tersumbat. Rhinitis dapat terjadi karena menghirup alergen, seperti debu, bulu binatang, serbuk sari bunga tertentu, asap rokok dn polutan. Zat-zat tersebut berinteraksi dengan selmast merangsng pelepasan histamin, leukotrin atau zat lain yang dapat menyebabkan konstriksi bronkus, udem, urtikaria, dan infiltrasi sel. Terapi rhinitis yang utama dalah pemberian antihistamin oral yang dikombinasikan dengan dekongestan. Namun demikian, sering obat anti alergi diberikan secara topikal untuk mengurangi efek sistemiknya. Banyak kelompok obat yang digunakan untuk Alergi Hidung atau Rinitis alergi. Obat tersebut antara lain : a.       Antihistamin Antihistamin adalah obat dengan efek antagonis terhadap histamin. Antihistamin terutama dipergunakan untuk terapi simtomatik terhadap reaksi alergi atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin berlebih. 1) Penggolongan obat Pada garis besarnya antihistamin dibagi dalam 2 golongan besar Menghambat reseptor H-1 dan H2 : Menghambat reseptor H1 H1-blockers (antihistaminika klasik) Mengantagonir histamin dengan jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari dinding pembuluh,bronchi dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan efek histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction). Menghambat reseptor H2 H2-blockers (Penghambat asma) obat-obat ini menghambat secara efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamine, dengan jalan persaingan terhadap reseptor-H2 di lambung. Efeknya adalah berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan tekanan darah menurun. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambug usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Penghambat asam yang
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 17 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif dewasa ini banyak digunakan adalah simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin dan roksatidin yang merupakan senyawa-senyawa heterosiklis dari histamin. 2) Efek Samping dan Jenis obat Antihistamin Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah mengantuk, pusing, letih, gangguan koordinasi. Bisa juga timbul ruam kulit dan gejala-gejala antikolinergik seperti mulut kering, pandangan kabur, retensi urin dan palpitasi Jenis Obat Antihistamin Difenhidramin (Benadryl), Dosis 25-50 mg setiap 4-6 jam(oral), 10-50mg dosis tunggal(IM,IV).Pemakaianuntukalergirhinitis,urtikariadanbisadipakaiantitusif. b. Dekongestan Obat ini menyebabkan konstriksi arterioral di mukosa hidung sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar yang dapat menyebabkan udem. Selain itu dekongestan juga dapat menyebabkan relaksasi bronkus menyebabkan berkurangnya gangguan aspirasi udara masuk ke paru-paru. Dekongestan sering diberikan melalui aerosol  untuk memperpendek onzet dan mengurangi efek samping sistemiknya. Jika diberikan melalui oral, efeknya akan panjang tetapi dapat menimbulkan efek samping sepertipeningkaan tekanan darah dan denyut jantung. Kombinasi dengan antihistamin hanya boleh diberikan dalam beberapa hari untuk mengurangi fenomena reboun kongesti jika pemberian obat dihentikan. 1) Efek Samping Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah meningkat kan tekanan darah dan gula darah, jadi obat ini merupakan kontra indikasi bagi penderita tekanan darah tinggi, Diabetes Mellitus dan hipertiroid Tabel 2.6 : Jenis Obat dan dosis obat dekongestan Nama Obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan Efedrin Oral : 25-50 mg, 3 atau 4 kali/hari Menyebabkan vasokonstriksi selaput lendir hidung Fenilpropanolamin Oral : 25-50 mg, 3 atau 4 kali/hari Untuk rinitis, efek terhadap SSP tidak sebanyak efedrin Pseudoefedrin Oral : 60 mg setiap 4-6 jam Untuk rinitis, rangsang terhadap SSP dan hipertensi tidak sebanyak efedrin
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 18 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2. BRONKODILATOR Adalah obat yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Jenis obat bronkhodilator adalah Epinefrin, yang memiliki efek samping dan reaksi yang merugikan yaitu tremor, hipertensi dan takhikardi, jantung berdebar, disritmia dan angina. Selain itu adalah beta 2 adrenegik a. Epinefrin dan Beta-2 adrenegik Tabel 2.7 : Simpatomimetik : Bronkhodilator Adrenergik Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan Epinefrin (adrenalin) SC : 0,1-0,5 mg atau mLdari lar 1:1000 Anak , SC : 0,01 mg atau mLdari lar 1:1000 Inhal : 1-2 semprotan dari lar 1:1000 Untuk bronkhokonstriksi akut, Obat adrenerik non selektif (an beta2)alfa, beta1 dsering dipakai sebagai nebulizer. Bronkhodilator Adrenergik-beta oral dan hidung Isoproterenol(isuprel) 1-2 inhalasi Dewasa Sub.Ling : 10-20 mg setiap 6-8 jam Anak , Sub.Ling : 5-10 mg setiap 6-8 jam Untuk bronkhokonstriksi. Efek beta 1 menyebabkan denyut jantung meningkat. Albuterol (Proventil, Ventolin) 1-2 inhalasi Oral 2-4 mg t.i.d atau q.i.d maks 8 mg q.i.d Untuk bronkhokonstriksi. Efek beta 2. Mula kerja 15 menit masa kerja panjang 3-6 jam b. Derivat methilxantin ( xantin). Meliputi teofilin, aminofilin dan kafein. Xantin juga merangsang saraf pusat dan pernafasan, mendilatasi pembuluh pulmonar dan koronaria. Karena efeknya terhadap respirasi dan pembuluh pulmonar, maka xantin dipakai mengobati asma. Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah mual, muntah, nyeri lambung
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 19 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif karena peningkatan sekresi asam lambung, pedarahan usus, disritmia, palpitasi, hipotensi berat hiperreflek dan kejang. Teofilin dapat menyebabkan hiperglikemia, menurunkan waktu pembekuan darah dan leukositosis. Karena efek diuretik xantin termasuk teofilin, klien harus dinasehati untuk tidak minum kopi, teh, cola, coklat dan harus banyak minum air. Tabel 2.8 : Preparat preparat Tofilin Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan Aminofilin IV dosis pembebasan 6mg/kg Oral : 200-300 mg setiap 6-8 jam IV untuk serangan akut dan obat harus diencerkan. Teofilin Oral 100-200 mg setiap 6-12 jam atau 1-3 mg/kg tiap 6 jam,dosis individual Untuk asma. Obat tersedia dalam bentuk tablet, tablet timed-released, cairan, elexir, suspensi dan kombinasi dengan obat lain. 3. MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN Tujuan penggunaan obat ini adalah untuk mengurangi kekentalan mucus di saluran pernapasan agar memudahkan pengeluaran lender dalam kasus infeksi tenggorokan dan dada. a. Kaliumiodida Iodida menstimulasi sekresi mukus di cabang tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk hampir tidak efektif. Efek samping kuat berupa gangguan tiroid, struma, urtikaria dan hiperkalemia. Dosis pada batuk, oral3 dd 0,5 -1 g, maksimal 6 g sehari. b. Amonium klorida Berdaya diuresis lemah yang menyebabkan asidosis. Senyawa ini sering digunakan dalam sediaan sirup batuk, misalnya obat batuk hitam. Efek samping hanya terjadi pada dosis tinggi berupa asidosis dan gangguan lambung mual muntah karena kerjanya merangsang mukosa. Dosis oral 3 dd 100-150 mg, maksimal 3 g sehari. c. Minyak terbang/atsiri Minyak terbang/atsiri seperti minyak kayu putih, minyak permen dan minyak adas, berkhasiat menstimuli sekresi dahak dan bersifat bakteriostatik lemah. Berdasarkan sifat itu, minyak terbang banyak digunakan dalam sirup obat batuk dan obat inhalasi uap, yaitu 10 tetes dalam 1 liter air hangat.
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 20 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif d. Succus Liquirriti: Obat batuk hitam Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat batuk hitam guna mempermudah pengeluaran dahak. Efek samping pada dosis lebih tinggi dari 3 g sehari berupa nyeri kepala , udema dan gangguan keseimbangan elektrolit akibat efek minerallokortikoit dan hipernatremia Dosis 1-3 g sehari. 4. ANTITUSIF Secara umum berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral. Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik. a. Antitusif yang bekerja di perifer Obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal di saluran napas, yaitu pada reseptor iritan perifer dengan cara anestesi langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir saluran napas. 1) Obat-obat anestesi Obat anestesi lokal seperti benzokain, benzilalkohol, fenol, dan garam fenol digunakan dalam pembuatan lozenges. Obat ini mengurangi batuk akibat rangsang reseptor iritan di faring, tetapi hanya sedikit manfaatnya untuk mengatasi batuk akibat kelainan saluran napas bawah. 2) Lidokain Obat anestesi yang diberikan secara topikal seperti tetrakain, kokain dan lidokain sangat bermanfaat dalam menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan bronkoskopi. 3) Demulcent Obat ini bekerja melapisi mukosa faring dan mencegah kekeringan selaput lendir.Obatinidipakaisebagaipelarutantitusiflainatausebagailozengesyang mengandungmadu,akasia,gliserindananggur.Secaraobyektiftidakadadata yang menunjukkan obat ini mempunyai efek antitusif yang bermakna, tetapi karena aman dan memberikan perbaikan subyektif obat ini banyak dipakai. b. Antitusif yang bekerja sentral Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk. Dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik. 1) Golongan narkotik Opiat dan derivatnya mempunyai beberapa macam efek farmakologik, sehingga digunakan sebagai analgesik, antitusif, sedatif, menghilangkan
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 21 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif sesak karena gagal jantung kiri dan antidiare. Di antara alkaloid ini, morfin dan kodein sering digunakan. Efek samping obat ini adalah penekanan pusat napas, konstipasi, kadang-kadang mual dan muntah, serta efek adiksi.  Opiat dapat menyebabkan terjadinya bronkospasme karena penglepasan histamin, tetapi efek ini jarang terlihat pada dosis terapeutik untuk antitusif. Di samping itu narkotik juga dapat mengurangi efek pembersihan mukosilier dengan menghambat sekresi kelenjar mukosa bronkus dan aktivitas silia. Terapi kodein kurang mempunyai efek tersebut. a)      Kodein Obat ini merupakan antitusif narkotik yang paling efektif dan salah satu obat yang paling sering diresepkan. Pada orang dewasa dosis tunggal 20-60 mg atau 40-160 mg per hari biasanya efektif. Kodein ditolerir dengan baik dan sedikit sekali menimbulkan ketergantungan. Di samping itu, obat ini sangat sedikit sekali menyebabkan penekanan pusat napas dan pembersihan mukosilier. Efek samping pada dosis biasa jarang ditemukan. Pada dosis agak besar dapat timbul mual, muntah, konstipasi, pusing, sedasi, palpitasi, gatal-gatal, banyak keringat dan agitasi. b)      Hidrokodon Merupakan derivat sintetik morfin dan kodein, mempunyai efek antitusif yang serupa dengan kodein. Efek samping utama adalah sedasi, penglepasan histamin, konstipasi dan kekeringan mukosa. Obat ini tidak lebih unggul dari kodein. Dosis oral 5-10 mg setiap 6-8 jam atau 0,6 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4, tidak melebihi 10 mg/dosis tunggal. 2. Golongan nonnarkotik a)    Dekstrometorfan Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan ketergantungan, sering digunakan sebagai antitusif nonnarkotik. Obat ini efektif bila diberikan dengan dosis 30 mg setiap 4-8 jam. Dosis dewasa 10-20 mg, setiap 4 jam, anak-anak umur 6-11 tahun 5-10 mg, sedangkan anak umur 2-6 tahun dosisnya 2,5- 5 mg setiap 4 jam. b)  Butamirat sitrat Obat golongan antitusif nonnarkotik yang baru diperkenalkan ini bekerja secara sentral dan perifer. Pada sentral obat ini menekan pusat refleks dan di perifer melalui aktivitas bronkospasmolitik dan aksi antiinflamasi. Obat ini ditoleransi dengan baik oleh
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 22 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif penderita dan tidak menimbulkan efek samping konstipasi, mual, muntah dan penekanan susunan saraf pusat.. Dosis dewasa adalah 3x15 ml dan untuk anak umur 6-8 tahun 2x10 ml, sedangkan anak berumur lebih dari 9 tahun dosisnya 2x15 ml. c)      Noskapin Noskapin tidak mempunyai efek adiksi meskipun termasuk golongan alkaloid opiat. Efektivitas dalam menekan batuk sebanding dengan kodein. Kadang-kadang memberikan efek samping berupa pusing, mual, rinitis, alergi akut dan konjungtivitis. Dosis dewasa 15-30 mg setiap 4- 6 jam, dosis tunggal 60mg aman dalam menekan batuk paroksismal. Anak berumur 2-12 tahun dosisnya 7,5-15 mg setiap 3-4 jam dan tidak melebihi 60 mg per hari. d)      Difenhidramin Obat ini termasuk golongan antihistamin, mempunyai manfaat mengurangi batuk kronik pada bronkitis. Efek samping yang dapat timbul ialah mengantuk, kekeringan mulut dan hidung, kadang- kadang menimbulkan perangsangan susunan saraf pusat. Obat ini mempunyai efek antikolinergik, karena itu harus digunakan secara hati-hati pada penderita glaukoma, retensi urin dan gangguan fungsi paru. Dosis yang dianjurkan sebagai obat batuk ialah 25 mg setiap 4 jam tidak melebihi 100 mg/hari untuk dewasa. Dosis untuk anak berumur 6-12 tahun ialah 12,5 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 50 mg/hari, sedangkan untuk anak 2-5 tahun ialah 6,25 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 25 mg/hari. Masih semangat mempelajari modul ini khan ? Bagus.....Sekarang , kita akan lanjutkan dengan materi tentang obat yang mempengaruhi sistem pencernakan .
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 23 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif OBAT –OBAT GANGGUAN SISTEM PENCERNAKAN 1. Obat anti tukak Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, deudenum, esofagus bagian bawah, dan stoma gastroenterostomi (setelah bedah lambung). Tujuan terapi tukak lambung adalah meringankan atau menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius (hemoragi, perforasi, obstruksi), dan mencegah kambuh. Terrdapat 6 golongan agen anti tukak, yaitu trankuilizer, antikolinerggik, antacid , penghambat histamin2 (H2), sekresi asamlambung omeprazole dan inhibitor pepsin sulkrafat. a. Tranquilizer Memiliki efek yang minimal didalam mencegah dan mengobati tukak. obat ini menurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan. b. Antikolinergik Obat ini menghlangkan nyeri dengan menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal. Anti kolnergik harus diminum sebelum makan untuk mengurangi sekresi asam yang timbul saat makan. Efek samping yang dapat terjadi berupa mulut kering, pengurangan sekresi, takhikardi, retensi urin dan konstipasi. Karena antikolinergik menurunkan motilitas gastro intestinal, waktu pengosongan lambun dihambat, sehingga dapat merangsang sekresi lambung dan memberatkan tukak. c. Antacid Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Dosis antacid ditentukan menurut perintah dokter atau sesuai petunjuk pada label obat. Interval dosis yang ideal adalah 1-3 jam sesudah makan dan waktu tidur. Antacid yang diminum sewaktu perut kosong efektif 30-60 menit sebelum obat ini akan berjalan ke duodenum. d. Penghambat histamin-2 Merupakan obat yang paling populer dipakai . Obat ini menghambat refluk asam ke dalam esofagus. Obat ini memblok resepto H-2 pada sel-sel parietal lambung sehingga mengurangi sekresi dan konsntrasi asam lambung. Efek samping yang merugikan adalah sakit kepala, pusing, sembelit, pruritus, ruam kulit, ginekomastia, penurunan libido
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 24 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif dan impotensi. Tabel 2.9 : Jenis Obat Penghambat H-2 Obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan Simetidin Oral 300 mg 4 kali sehari bersama makanan dan jam tidur atau 800 mg jam tidur IV:300mgtiap6-8jamdiencerkan dalam 50 mL dalam 15-30 menit Untuk tukak pepsin Ranitidin Oral 150 mg setiap 12 jam atau 300 mg jam tidur Untuk tukak pepsin , 5-10 kali lebih kuat dari cimetidin e. Inhibitor pepsin Sukralfat dapat mencegah cedera mukosa lambung akibat tukak. Efek samping adalah pusing, mual, konstipasi dan mulut kering. f. Inhibitor sekresi asam lambung Omeprazol menghambat sekresi asam lambung sampai 90%. Dosis umum 20 mg sehari dosis dapat ditingkatkan. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi diare, mulut kering , baal, pusing dan lemah. 2. Digestiva  Digestiva adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung-usus terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan.  Obat digestiva antara lain : a. Pankreatin (enzim pencernaan) : Amylase, Tripsin, Lipase . Fungsinya membantu proses pencernakan. b. Pepsin (enzim lambung) c. Ox-bile (empedu sapi). Fungsinya mempertinggi daya kerja lipase, merangsang pengeluaran empedu dari hati d. Bromealin 3. Anti Diare Antidiareadalahobatygdigunakanuntukmengobatipenyakityangdisebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala diare adalah BAB berulang kali disertai banyaknya cairanyg keluar kadang-kadang dengan
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 25 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif mulas dan berlendir atau berdarah. Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus. Rangsangannya dapat ditimbulkan oleh infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie , infeksi oleh kuman thypus dan kolera, infeksi oleh virus, akibat dari penyakit cacing, keracunan makanan dan minuman dansebagainya.   Obat anti diare , terdiri atas a. Adsorben : Menyerap racun , misalnya kaolin, karbo adsorben, attapulgit. b. Anti motilitas : Menekan perstaltik usus , loperamid hidroklorida, kodein fosfat, morfin. c. Adstringen : menciutkan selaput usus , misalnya tannin/ tanalbumin. d. Pelindung : Mucilago, melindungi selaput lendir usus yang luka  Beberapa jenis obat diare dapat dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini Tabel 2.10 : Obat Diare Obat Dosis Pemakaian Opium Kodein Oral, 15-30 mg 4 kali sehari Untuk diare Agen Opiad-Related Loperamid (Imodium) Oral, Mula-mula 4 mg, kemudian 2 mg setelah setiap kali BAB, tidak melebihi 16 mg sehari Untuk diare, Adsorbensia Kaolin-Pectin Sesuai label obat Untuk diare, diberikan setelah setiap kali BAB. Obat bebas Adstringen Tanin-tanalbumin 0,5-1 g 3 kali sehari. Anak sesuai berat badan - 4. Laksativa Laksativa adalah obat-obat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah BAB. Obat pencahar digunakan untuk : - Pada keadaan sembelit - pada pasien penderita penyakit jantung dan pembuluh - pada pasien dengan resiko pendarahan rektal
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 26 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif - untuk membersihkan saluran cerna - untuk pengeluaran parasit Obat Laksativa dapat dikelompokkan sebagai berikut. a. Laksansia osmotik, Memperbesar isi Usus misalnya magnesium sulfat ( garam inggris), gliserin. b. Laksansia kontak, Perangsang dinding usus (meningkatkan motilitas usus), misalnya Bisakodil, Minyak kastor c. LaksansiaPembentukbulk,misalnyaPsilliumHidrofilikmusilloid(Metamucil). d. Emolien, merupakan pelunak dan pelumas tinja. Beberapa contoh obat laksansia dapat dilihat pada tabel 2.11 Tabel 2.11 : Obat laksansia Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan Laksansia Osmotik Magnesium Sulfat (garam inggris) Oral 3-15 g Untuk pembersihan usus yang sempurna sebelum pembedahan. Dapat terjadi hipermagnesium pada pemakaian yang sering Gliserin Supositoria Untuk konstipasi Laksansia Kontak Bisakodil ( Dulcolax) Oral: 5-15 mg Supositoria 10 mg Untuk konstipasi atau preparat usus. Mulai kerja 6-8 jam (oral) dan 15-30 menit ( supositoria). Minyak kastor Oral : 15-60 mL Untuk preparat usus sebeluim pemeriksaan. Pembentuk bulk Psillium Hidrofilik Oral, 1-2 sendok teh dalam 8 oz air setiap hari sampai 3 kali sehari Untuk mencegah konstipasi. Serat kering harus dilarutkan dalam segelas air putih dan segeradiminumuntukmencegah kepadatan kembali, dilanjutkan dengan air tambahan. Emolian Pelunak Tinja :Natrium Dukosat Oral 50-300 mg/hari. Anak (>6thn)40-120 mg/hari Untuk mencegah konstipasi. Tidak boleh dipakai pada penderita PJK karena kandungan natriumnya/ Lubrikan : Minyak mineral Oral : 15-30 mL, pada malam hari sebelum tidur. Untuk mencegah konstipasi.
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 27 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Rangkuman 1. Obat – obat untuk gangguan Jantung Tiga kelompok obat yaitu Glikosida jantung, Antiagina, dan Antiarit- mia. Obat – obat dalam kelompok ini mengatur kontraksi jantung, frek- uensi, irama jantung, dan aliran darah ke miokardium (otot jantung). 2. Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (di- uress) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Pembagian obat diuretik meliputi Di- uretikagolongantiazid,Diuretikakuat,diuretikhemat kalium,dandiuretikosmosis 3. Obat anti hipertensi adalah obat yang dapat menguran- gi atau menurunkan tekanan darah. Terdiri atas alfa- bloker, Pengham- bat saraf adrenergik , penghambat ACE, Antagonis reseptor angiotensin II. 4. Obat yang bekerja terhadap Saluran nafas terdiri atas dekongestan, bronkhodilator, mukolitik dan anti tusif. Dekongestan menyebabkan kon- striksi arterioral di mukosa hidung sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar yang dapat menyebabkan udem. Bronk- hodilator adalah obat yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Jenis obat bronkhodilator adalah Epinefrin, yang memiliki efek samping dan reaksi yang merugikan yaitu tremor, hipertensi dan takhikardi, jantung berdebar, disrit- mia dan angina. Selain itu adalah beta 2 adrenegik . Mukolitik Tujuan peng- gunaan obat ini adalah untuk mengurangi kekentalan mucus di saluran perna- pasan agar memudahkan pengeluaran lender dalam kasus infeksi tenggorokan dan dada. Dan, antitusif merupakan obat yang berkhasiat menekan batuk. 5. Obat yang bekerja terhadap saluran pencernaan diklasifikasikan dalam obat anti tuka, anti diare, laksansia dan digestive yang merupakan terapi subtitusi untuk menggantikan enzim-enzim pencernaan yang mengalami penurunan fungsinya..
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 28 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif I. Petunjuk: jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar 1. Termasuk digitalis kerja panjang adalah ... a. Digitoksin b. Amrinon c. Deslanosid d. Digoxin e. lanoxin 2. Mekanisme kerja obat antidisritmia , kecuali... a. Meningkatkan perangsangan adrenergik dari jantung. b. Menekan eksitabilitas dan kontraktilitas dari miokardium. c. Menurunkan kecepatan hantaran pada jaringan jantung. d. Meningkatkan masa pemulihan (repolarisasi) dari miokardium. e. Menekan otomatisitas (depolarisasi spontan untuk memulai denyutan) 3. Dibawah ini termasuk obat anti angina yang harus dihindarkan dari penderita asma. a. Golongan beta bloker b. Golongan antagonis kalsium c. Golongan nitrat d. Penghambat rantai Na Cepat e. Penghambat rantai Na Lambat 4. Pada penderita Decompensasio cordis perlu diberikan diuretik kuat yaitu: a. HCT b. Furosemid c. Spironolakton Tes Formatif
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 29 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif d. Amilorid e. Klortalidon 5. Golongan diuretik yang sering juga digunakan untuk menurunkan tekanan intra kranial (TIK) a. Manitol b. Urea c. Hidroklorotiazid d. Triamteren dan Hidroklorotiazid e. Amilorid Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban yang ada di bawah ini.
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 30 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 2. Rumus : Jumlah nilai setiap soal tugas x 10 Tingkat Penguasaan = ------------------------------------------- Jumlah seluruh kata kunci Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai : 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang < 69% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai.