SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
GINEKOLOGI
MODUL
Kelainan Bawaan Alat Genitalia Perempuan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
DEBBIYANTINA
JULI OKTALIA
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
KEGIATAN BELAJAR 2
Kelainan Bawaan Alat Genitalia
Karena Kromosom Tidak Normal
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan MODUL SATU dari EMPAT MODUL dalam Mata
Kuliah Ginekologi yang berjudul : “Kelainan Bawaan Alat Genitalia
Perempuan”.
Modul Ginekologi ini disusun dalam rangka membantu proses
pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan system
pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan
latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk
ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan.
Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada segenap
pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya modul ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
a.	 Menteri Kesehatan Republik Indonesia
b.	Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
c.	 Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia beserta jajarannya
d.	 Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
e.	 Tim editor modul
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan.
Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan kualitas
pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang menggunakan
system jarak jauh.
							Jakarta, Juli 2013
	
							PENULIS
Gambar : Praktek Kebidanan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
Cover											
Kata pengantar										i
Daftar Isi											ii
Pendahuluan 										1
Kegiatan Belajar 2 :
Kelainan bawaan alat genitalia karena kromosom tidak normal 			 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
	 SELAMAT BERJUMPA dengan Anda peserta didik D-3 Kebidanan dalam modul
pertama dalam mata kuliah ginekologi untuk program D-3 kebidanan. Mata kuliah ini
memiliki bobot 2 SKS TEORI (2T). Jumlah beban studi untuk satu mata kuliah ginekologi
adalah sekitar 28 – 32 jam.
	 Selanjutnya, kami perlu menjelaskan bahwa mata kuliah ginekologi adalah terma-
suk mata kuliah MKK (Mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan) yang merupakan ilmu
dasar penunjang bagi bidan. Ilmu ginekologi dikenal juga dengan istilah Ilmu kandun-
gan yang merupakan keilmuan yang dikembangkan oleh profesi kedokteran khususnya
dokter spesialis Obstetri-Ginekologi.
	 Ginekologi berasal dari kata Gynaecology. Secara umum ginekologi adalah ilmu
yang mempelajari kewanitaan (science of women). Ginekologi terkait dengan permas-
alahan kelainan dan penyakit ini diluar proses kehamilan dan persalinan (Kamus Kedok-
teran, 1996)
	 Tujuan akhir mata kuliah GINEKOLOGI pada program D-III kebidanan adalah pen-
capaian kompetensi mahasiswa untuk dapat menjelaskan jenis kelainan dan penyakit
terkait organ reproduksi perempuan serta menguraikan tentang rujukan pada kasus-ka-
sus ginekologi sesuai kompetensi bidan Indonesia dalam tugas kolaborasi dan rujukan
pada tatanan pelayanan kebidanan dengan tepat.
	 Untuk mencapai kompetensi tersebut, telah disiapkan EMPAT MODUL yang kami
harapkan dapat membantu Anda mencapai kompetensi akhir mata kuliah Ginekologi.
Modul yang saat ini Anda pegang adalah MODUL SATU dari EMPAT MODUL dalam
mata kuliah ginekologi. Modul satu ini berjudul “Kelainan bawaan dan Kelainan Letak
Alat Genitalia Perempuan”.
	 Sebelum mempelajari modul satu dalam mata kuliah ginekologi ini, kami harap-
kan Anda terlebih dahulu telah menyelesaikan mempelajari modul yang mempelajari
tentang anatomi fisiologi system reproduksi perempuan dan modul obstetri.
	 Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat menjelaskan tentang ke-
lainan bawaan pada alat genitalia perempuan.
	 Modul SATU dikemas dalam TIGA kegiatan belajar. Durasi waktu untuk mempela-
jari modul satu ini sekitar 6 JAM.
TIGA Kegiatan Belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 1	 : Kelainan bawaan alat genitalia karena gangguan
organogenesis
Kegiatan Belajar 2	 : Kelainan bawaan alat genitalia karena kromosom tidak
normal
Kegiatan Belajar 3	 :Kelainan bawaan alat genitalia karena pengaruh
Hormonal.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
2
PETUNJUK BELAJAR :
Proses pembelajaran untuk modul ini dapat berjalan lancar apabila Anda mengikuti
langkah belajar sebagai berikut :
1)	 Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai
tahap akhir
2)	 Bacalah kegiatan belajar secara seksama dan kerjakan soal – soal tes formatif
yang ada tanpa melihat kunci jawaban untuk mengetahui kemampuan Anda me-
mahami isi setiap kegiatan belajar dalam modul ini.
3)	 Lakukan kajian refleksi kasus – kasus yang ada dalam modul ini dengan kasus-ka-
sus yang mungkin Anda temui saat Anda nanti bertemu dengan pasien langsung
di lahan praktik.
4)	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul sangat tergantung kepada
kesungguhan Anda dalam membaca materi dan mengerjakan latihan. Untuk itu
berdiskusilah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat
5)	 Akhirnya, tes akhir modul yang disediakan pada bagian akhir modul harus Anda
kerjakan dengan jujur sehingga hasilnya dapat dipakai untuk mengetahui ke-
mampuan Anda memahami isi modul ini. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawaban tes akhir modul yang terdapat pada bagian akhir modul ini.
	 Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan
yang diuraikan dalam modul ini sehingga dapat menjadi bekal bermanfaat untuk men-
jadi bidan yang hAndal.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 2
Tujuan Pembelajaran Umum
Waktu 120 menit (2 jam)	
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar dua pada modul satu Anda akan mencapai ke-
mampuan untuk menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia interna dan eksterna
yang terjadi karena gangguan bentuk dan jumlah kromosom
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu Anda akan mencapai kemampuan untuk:
1.	 Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrome turner
(disgenesis gonad)
2.	 Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus super female (45,
XXX)
3.	 Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom kleinefelter
(47, XXX)
4.	 Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus hermafrodistimus
verus
5.	 Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom down (tri-
somi 21)
6.	 Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom edward (tri-
somi 18)
7.	 Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom patau (tri-
somi 13)
KELAINAN BAWAAN PADA ALAT GENITALIA
KARENA BENTUK KROMOSOM TIDAK NORMAL
Tujuan Pembelajaran Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
4
Pokok - Pokok Materi
	 Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran bagaimana kita bidan menjelaskan
kelainan kongenital pada alat reproduksi perempuan karena kelainan kromosom, yang
pertama harus Anda dapat memahami pokok-pokok materi dibawah ini :
1.	 Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrome turner (disgenesis 	
	gonad)
2.	 Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus super female (45, XXX)
3.	 Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom kleinefelter (47, XXX)
4.	 Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus hermafrodistimus verus
5.	 Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom down (trisomi 21)
6.	 Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom edward (trisomi 18)
7.	 Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom patau (trisomi 13)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Uraian
Materi
Dibawah ini adalah beberapa kelainan kongenital saluran reproduksi perempuan Kare-
na kelaian kromosom.
1.	 SINDROME TURNER (DISGENESIS GONAD) (45, XO atau 44A + X)
Sindrom Turner atau Ullrich-sindrom Turner (juga dikenal sebagai “disgenesis go-
nad”). Kelainan genetik pada sindrom turner karena hanya ada satu kromosom X.
Sehingga susunan kromosom adalah 44 kromosom autosom dan 1 kromosom X (45-
XO).
Pada beberapa kasus sekitar 20 – 40% dari wanita dengan gejala sindrom turner ter-
dapat gambaran 46-XX dengan satu X tidak normal atau dengan tipe mosaic XO/XX
dengan kromatin seks positif (Prawirohardjo, 2011).
Kromosom manusia terdiri dari
44 kromosom AUTOSOM dan 2
kromosom Sex.
Kromosom 44+XX = perempuan
Kromosom 44+ XY = Laki-laki
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
6
Sindrom Turner memanifestasikan dirinya berbeda di setiap wanita dipengaruhi
oleh kondisi, dan tidak ada dua individu akan berbagi gejala yang sama. Anak per-
empuan dengan sindrom Turner biasanya mengalami DISFUNGSI GONAD (ovarium
tidak bekerja), yang mengakibatkan amenore (tidak adanya siklus menstruasi) dan
kemandulan. Namun menurut Prawirohardjo (2011) pada beberapa kasus ditemu-
kan penderita sindrom Turner yang berhasil menjadi hamil.
Kecurigaan seseorang menderita syndrome turner seringkali karena terdeteksin-
ya masalah kesehatan yang lain, seperti penyakit jantung bawaan, hipotiroidisme
(sekresi hormon tiroid berkurang), diabetes, masalah penglihatan, masalah penden-
garan, dan banyak penyakit autoimun lainnya. Kesulitan lain juga ditemukan seperti
defisit kognitif serta kesulitan tertentu dalam visuo-spatial, matematika, dan daerah
memori (Prawirohardjo, 2011).
Bidan dapat melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga yang memiliki kehami-
lan atau anak dengan sindrom Turner untuk melakukan konseling genetic dengan
ahlinya dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis untuk membantu agar
anak yang lahir dengan syndrome turner dapat memaksimalkan kondisi kesehatan-
nya.
Tugas bidan dalam menghadapi kasus syndrome turner adalah memberikan sup-
port dan tidak melakukan diskriminasi terhadap hak-hak azasinya. Bidan juga dapat
membantu mencarikan jejaring dan informasi yang dapat diakses oleh penderita
syndrome turner dan keluarganya untuk menjalani aktivitas sehari – harinya.
2.	 SUPER FEMALE (45, XXX)
Kasus sindrom super female ditemukan sangat jarang 1/1000 kelahiran bayi perem-
puan. Penderita biasanya mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XXX).
Penderita berperawakan seperti perempuan biasa, memiliki perkembangan seks
yang normal dan subur, namun kecerdasannya seringkali rendah (Prawirohardjo,
2011).
3.	 SINDROME KLEINEFELTER (47, XXX)
Dalam Sarwono, 2011 diungkapkan bahwa penderita ditemukan dengan fenotipe
pria. Anak-anak yang memiliki sindrom kleinelfelter tumbuh sebagai pria akan tetapi
pada masa puberitas tumbuh ginekomasti, badan berbentuk eneukhoid dan rambut
Pada syndrome turner terdapat karakteristik kelainan
fisik khusus seperti : perawakan pendek, Lymphedema
(pembengkakan) dari tangan dan kaki dada lebar, garis
rambut rendah, rendah-set telinga, dan leher bersela-
put (Prawirohardjo, 2011).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
badan serta muka berkurang. Genitalia eksterna tumbuh dengan baik, ereksi dan
koitus umumnya dapat berjalan dengan baik. Testis dalam keadaan atrofi, tetapi azo-
ospermi. Adanya ginekomasti dapat menimbulkan masalah psikologik. Jika masalah
ini sangat mengganggu ,dapat dilakukan tindakan operasi (Prawirohardjo, 2011).
4.	 HERMAFRODISTISMUS VERUS
Kasus kelainan Hermafrodistismus Verus amat jarang dijumpai. Hermafrodistismus
Verus adalah kelainan pada alat genital eksterna yang tampaknya didominasi alat
genital pria (Prawirohardjo, 2011).
Pada penderita dengan hermofraditismus verus terdapat jaringan testis pada sisi
yang satu dan jaringan ovarium pada sisi yang lain, atau terdapat ovotestis. Seba-
gian besar penderita menunjukkan kromatin seks dengan gambaran kariotipe wan-
ita. Pada kasus lain dapat ditemukan kariotipe-kariotipe lain antara lain 46-XX atau
46-XY.
Sering kali anak dengan Hermafrodistismus Verus diasuh sebagai pria. Sebenarnya
bila diagnosis dapat ditentukan lebih dini, anak dengan Hermafrodistismus Verus
sebaiknya diasuh sebagai wanita. Pada masa pubertas mammae (mulai tumbuh) dan
penderita mengalami haid.
Bidan dapat mencurigai kasus ini ketika pada pemeriksaan inspeksi pada bayi baru
lahir bidan menemukan adanya ketidak jelasan jenis kelamin pada alat genital luar.
Jika ada kecurigaan, bidan dapat segera melakukan konsultasi pada dokter spesialis
agar diagnosis dapat segera ditegakkan dan pola pengasuhan dapat sesuai dengan
kondisi anak yang dominan.
Dalam Prawirohardjo (2011) dijelaskan bahwa prinsip terapi adalah cara pengasu-
han yang tepat diselenggarakan mulai dari masa kanak-kanak dan segera dilakukan
pengangkatan gonad yang bertentangan. Ada kecenderungan untuk mengangkat ja-
ringan testis disebabkan karena ada kemungkinan tumbuhnya tumor ganas dari alat
tersebut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
8
5.	 SINDROME DOWN (trisomi 21)
Kasus Sindrome Down ditemukan pada kasus 1 /670 kelahiran hidup. Pada sindrom
down ditemukan kromosom otosom yang abnormal, yaitu terjadinya translokasi
pada kromosom nomor 21, biasanya dari kromosom D (Prawirohardjo, 2011).
Bayi yang mengalami sindrome down (mongolisme) seringkali menunjukkan kecer-
dasan yang rendah, kadang mulutnya terbuka dengan lidah yang menonjol, oksiput
dan muka gepeng, hipotoni tubuh yang jelas dan seringkali tidak adanya refleks moro.
6.	 SINDROME EDWARDS (Trisomi 18)
Kejadian sindrom ini muncul tidak sesering sindrom down. Ciri-ciri penderita dengan
syndrome Edwards adalah pertumbuhan anak lambat, kepalanya memanjang dan
kelainan pada telinga. Penderita sindrom ini sering ada memiliki kelainan jantung
dan memiliki dada dengan tulang sternum pendek (Prawirohardjo, 2011)
7.	 SINDROME PATAU (Trisomi 13)
Kejadian sindrom ini lebih jarang lagi syndrome Down dan syndrome Edwards. Geja-
la-gejala pada penderita dengan syndrome patau ialah mengalami berat badan lahir
rendah, pertumbuhan lambat, palatoskisis dan labioskisis (bibir sumbing), mikrose-
fali, polidaktili (jari tangan berlebih) dan sering kali ditemukan kelainan jantung
(Prawirohardjo, 2011).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Rangkuman
•	 Kelainan kongenital karena kelainan kromosom adalah sebuah kondisi yang
sumber penyebabnya tidak dapat dirubah
•	 Deteksi dini pada kasus kelainan bawaan yang disebabkan karena kelainan
kromosom hanya dapat dilakukan dengan melakukan inspeksi (pada kasus
hermafroditismus) atau menganalisis keluhan yang diceritakan oleh pasien
atau keluarganya.
•	 Kelainan bawaan karena kelainan kromosom jika dapat dideteksi lebih dini
makan akan membantu penanganan yang tepat sehingga akan mempen-
garuhi pola pengasuhan sehari-hari yang tepat dengan kondisi pasien.
•	 Peran bidan ketika bertemu dengan penderita yang mengalmi kelainan
bawaan adalah memberikan support pada penderita dan keluarga pender-
ita dan memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk peduli dan tidak
melakukan diskriminasi pada para penderita kelainan bawaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
10
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat !
1.	 Seorang perempuan mengalami perawakan pendek, Lymphedema (pembengka-
kan) dari tangan dan kaki dada lebar, garis rambut rendah, rendah-set telinga, dan
leher berselaput. Menurut Anda, perempuan ini kemungkinan mengalami kejadian
…
a.	 Sindrome Down
b.	 Sindrome Patau
c.	 Sindrome Turner
d.	 Sindrome Edward
e.	 Sindrome Kleinelfelter
2.	 Seorang anak perempuan memiliki ovotestis, sebagian jaringan testis dan sebagian
jaringan ovum. Menurut Anda, kemungkinan anak perempuan ini mengalami keja-
dian …
a.	 Super female
b.	 Sindrome Patau
c.	 Sindrome down
d.	 Sindrome Edwards
e.	 Hermafrodistismus verus
3.	 Seorang bayi perempuan memiliki muka mongolisme, tidak memiliki refleks moro.
Menurut Anda kemungkinan bayi perempuan ini mengalami kejadian …
a.	 Super female
b.	 Sindrome Patau
c.	 Sindrome down
d.	 Sindrome Edwards
e.	 Hermafrodistismus verus
4.	 Seorang bayi perempuan lahir dengan BBLR, memiliki kelainan jantung dan memi-
liki polidaktili dan labioskizis. Hasil Pemeriksaan kromosom terjadi trisomi pada
kromosom autosom nomor 13. Menurut Anda kemungkinan bayi perempuan men-
galami kelainan yang disebut …
a.	 Super female
b.	 Sindrome Patau
c.	 Sindrome down
d.	 Sindrome Edwards
e.	 Hermafrodistismus verus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
5.	 Seorang bayi perempuan memiliki pertumbuhan lambat, memiliki kelainan telin-
ga, dada dan tulang sternum pendek . Hasil Pemeriksaan kromosom terjadi trisomi
pada kromosom autosom nomor 18. Menurut Anda kemungkinan bayi perempuan
mengalami kelainan yang disebut …
a.	 Super female
b.	 Sindrome Patau
c.	 Sindrome down
d.	 Sindrome Edwards
e.	 Hermafrodistismus verus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan
12
1. C
2. E
3. C
4. B
5. D
Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
DAFTAR PUSTAKA
	 Hacker, Neville & J.George Moore. 1995. Esensial Obstetri dan Ginekologi. 		
			 Hipokrates.
	 Prawirohardjo, S. dkk. 2010. Ilmu Kebidanan edisi keempat. Jakarta: 			
		 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
	 Prawirohardjo, S. dkk 2011. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta: Yayasan 		
			 Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
	www.news-medical.net
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiAffiZakiyya
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilHetty Astri
 
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan OrganogenesisKB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesispjj_kemenkes
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptmartaagustinasirait
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidananpjj_kemenkes
 
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanankomunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidananDwi Pirang
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidananpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarRiska Ramadhana
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANpjj_kemenkes
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaAKADEMI KEBIDANAN CIANJUR
 
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan KebidananAjeng Hayuningtyas
 

What's hot (20)

KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
 
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan OrganogenesisKB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
KB 1 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Gangguan Organogenesis
 
KB 3 Menopause
KB 3 MenopauseKB 3 Menopause
KB 3 Menopause
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
 
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanankomunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
 
INFERTILITAS
INFERTILITASINFERTILITAS
INFERTILITAS
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luar
 
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANANETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILANASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
 
Adaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifasAdaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifas
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
 
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
 
Ppt molahidatidosa
Ppt molahidatidosaPpt molahidatidosa
Ppt molahidatidosa
 

Viewers also liked

Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaharuna_06
 
1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologiJoko Wiwied
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksinovaangelia125
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Ni Made Murti
 
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem ReproduksiPenyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem ReproduksiHendro Hartono
 
Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointtysambp2
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiIsma Jihan
 

Viewers also liked (8)

Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksi
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem ReproduksiPenyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
 
Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpoint
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
 

Similar to KELAINAN GENETIK

KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat ReproduksiKB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksipjj_kemenkes
 
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat ReproduksiKB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksipjj_kemenkes
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidananpjj_kemenkes
 
KB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit PayudaraKB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit Payudarapjj_kemenkes
 
KB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia InternaKB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia Internapjj_kemenkes
 
KB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh Hormonal
KB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh HormonalKB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh Hormonal
KB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh Hormonalpjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudapjj_kemenkes
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonalpjj_kemenkes
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilanpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2pjj_kemenkes
 
DIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptx
DIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptxDIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptx
DIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptxDiasastari
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilanpjj_kemenkes
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Genderpjj_kemenkes
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syokpjj_kemenkes
 

Similar to KELAINAN GENETIK (20)

KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat ReproduksiKB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
 
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat ReproduksiKB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidanan
 
KB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit PayudaraKB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit Payudara
 
KB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia InternaKB 2 Radang Genitalia Interna
KB 2 Radang Genitalia Interna
 
KB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh Hormonal
KB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh HormonalKB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh Hormonal
KB 3 Kelainan Bawaan Alat Genitalia karena Pengaruh Hormonal
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2
 
DIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptx
DIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptxDIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptx
DIAS ASTARI PPT ANALSIS MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA .pptx
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilan
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

KELAINAN GENETIK

  • 1. GINEKOLOGI MODUL Kelainan Bawaan Alat Genitalia Perempuan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 DEBBIYANTINA JULI OKTALIA Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 4 KEGIATAN BELAJAR 2 Kelainan Bawaan Alat Genitalia Karena Kromosom Tidak Normal
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Kata Pengantar Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan MODUL SATU dari EMPAT MODUL dalam Mata Kuliah Ginekologi yang berjudul : “Kelainan Bawaan Alat Genitalia Perempuan”. Modul Ginekologi ini disusun dalam rangka membantu proses pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan system pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan. Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat : a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia b. Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia c. Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia beserta jajarannya d. Australian Government Overseas Aid Program (AusAID) e. Tim editor modul Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang menggunakan system jarak jauh. Jakarta, Juli 2013 PENULIS Gambar : Praktek Kebidanan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi Cover Kata pengantar i Daftar Isi ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar 2 : Kelainan bawaan alat genitalia karena kromosom tidak normal 3
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan SELAMAT BERJUMPA dengan Anda peserta didik D-3 Kebidanan dalam modul pertama dalam mata kuliah ginekologi untuk program D-3 kebidanan. Mata kuliah ini memiliki bobot 2 SKS TEORI (2T). Jumlah beban studi untuk satu mata kuliah ginekologi adalah sekitar 28 – 32 jam. Selanjutnya, kami perlu menjelaskan bahwa mata kuliah ginekologi adalah terma- suk mata kuliah MKK (Mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan) yang merupakan ilmu dasar penunjang bagi bidan. Ilmu ginekologi dikenal juga dengan istilah Ilmu kandun- gan yang merupakan keilmuan yang dikembangkan oleh profesi kedokteran khususnya dokter spesialis Obstetri-Ginekologi. Ginekologi berasal dari kata Gynaecology. Secara umum ginekologi adalah ilmu yang mempelajari kewanitaan (science of women). Ginekologi terkait dengan permas- alahan kelainan dan penyakit ini diluar proses kehamilan dan persalinan (Kamus Kedok- teran, 1996) Tujuan akhir mata kuliah GINEKOLOGI pada program D-III kebidanan adalah pen- capaian kompetensi mahasiswa untuk dapat menjelaskan jenis kelainan dan penyakit terkait organ reproduksi perempuan serta menguraikan tentang rujukan pada kasus-ka- sus ginekologi sesuai kompetensi bidan Indonesia dalam tugas kolaborasi dan rujukan pada tatanan pelayanan kebidanan dengan tepat. Untuk mencapai kompetensi tersebut, telah disiapkan EMPAT MODUL yang kami harapkan dapat membantu Anda mencapai kompetensi akhir mata kuliah Ginekologi. Modul yang saat ini Anda pegang adalah MODUL SATU dari EMPAT MODUL dalam mata kuliah ginekologi. Modul satu ini berjudul “Kelainan bawaan dan Kelainan Letak Alat Genitalia Perempuan”. Sebelum mempelajari modul satu dalam mata kuliah ginekologi ini, kami harap- kan Anda terlebih dahulu telah menyelesaikan mempelajari modul yang mempelajari tentang anatomi fisiologi system reproduksi perempuan dan modul obstetri. Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat menjelaskan tentang ke- lainan bawaan pada alat genitalia perempuan. Modul SATU dikemas dalam TIGA kegiatan belajar. Durasi waktu untuk mempela- jari modul satu ini sekitar 6 JAM. TIGA Kegiatan Belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut : Kegiatan Belajar 1 : Kelainan bawaan alat genitalia karena gangguan organogenesis Kegiatan Belajar 2 : Kelainan bawaan alat genitalia karena kromosom tidak normal Kegiatan Belajar 3 :Kelainan bawaan alat genitalia karena pengaruh Hormonal.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 2 PETUNJUK BELAJAR : Proses pembelajaran untuk modul ini dapat berjalan lancar apabila Anda mengikuti langkah belajar sebagai berikut : 1) Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai tahap akhir 2) Bacalah kegiatan belajar secara seksama dan kerjakan soal – soal tes formatif yang ada tanpa melihat kunci jawaban untuk mengetahui kemampuan Anda me- mahami isi setiap kegiatan belajar dalam modul ini. 3) Lakukan kajian refleksi kasus – kasus yang ada dalam modul ini dengan kasus-ka- sus yang mungkin Anda temui saat Anda nanti bertemu dengan pasien langsung di lahan praktik. 4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul sangat tergantung kepada kesungguhan Anda dalam membaca materi dan mengerjakan latihan. Untuk itu berdiskusilah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat 5) Akhirnya, tes akhir modul yang disediakan pada bagian akhir modul harus Anda kerjakan dengan jujur sehingga hasilnya dapat dipakai untuk mengetahui ke- mampuan Anda memahami isi modul ini. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes akhir modul yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini sehingga dapat menjadi bekal bermanfaat untuk men- jadi bidan yang hAndal.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Kegiatan Belajar 2 Tujuan Pembelajaran Umum Waktu 120 menit (2 jam) Setelah menyelesaikan kegiatan belajar dua pada modul satu Anda akan mencapai ke- mampuan untuk menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia interna dan eksterna yang terjadi karena gangguan bentuk dan jumlah kromosom Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu Anda akan mencapai kemampuan untuk: 1. Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrome turner (disgenesis gonad) 2. Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus super female (45, XXX) 3. Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom kleinefelter (47, XXX) 4. Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus hermafrodistimus verus 5. Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom down (tri- somi 21) 6. Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom edward (tri- somi 18) 7. Menjelaskan kelainan bawaan pada alat genitalia pada kasus sindrom patau (tri- somi 13) KELAINAN BAWAAN PADA ALAT GENITALIA KARENA BENTUK KROMOSOM TIDAK NORMAL Tujuan Pembelajaran Khusus
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 4 Pokok - Pokok Materi Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran bagaimana kita bidan menjelaskan kelainan kongenital pada alat reproduksi perempuan karena kelainan kromosom, yang pertama harus Anda dapat memahami pokok-pokok materi dibawah ini : 1. Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrome turner (disgenesis gonad) 2. Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus super female (45, XXX) 3. Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom kleinefelter (47, XXX) 4. Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus hermafrodistimus verus 5. Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom down (trisomi 21) 6. Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom edward (trisomi 18) 7. Kelainan kongenital saluran reproduksi pada kasus sindrom patau (trisomi 13)
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Uraian Materi Dibawah ini adalah beberapa kelainan kongenital saluran reproduksi perempuan Kare- na kelaian kromosom. 1. SINDROME TURNER (DISGENESIS GONAD) (45, XO atau 44A + X) Sindrom Turner atau Ullrich-sindrom Turner (juga dikenal sebagai “disgenesis go- nad”). Kelainan genetik pada sindrom turner karena hanya ada satu kromosom X. Sehingga susunan kromosom adalah 44 kromosom autosom dan 1 kromosom X (45- XO). Pada beberapa kasus sekitar 20 – 40% dari wanita dengan gejala sindrom turner ter- dapat gambaran 46-XX dengan satu X tidak normal atau dengan tipe mosaic XO/XX dengan kromatin seks positif (Prawirohardjo, 2011). Kromosom manusia terdiri dari 44 kromosom AUTOSOM dan 2 kromosom Sex. Kromosom 44+XX = perempuan Kromosom 44+ XY = Laki-laki
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 6 Sindrom Turner memanifestasikan dirinya berbeda di setiap wanita dipengaruhi oleh kondisi, dan tidak ada dua individu akan berbagi gejala yang sama. Anak per- empuan dengan sindrom Turner biasanya mengalami DISFUNGSI GONAD (ovarium tidak bekerja), yang mengakibatkan amenore (tidak adanya siklus menstruasi) dan kemandulan. Namun menurut Prawirohardjo (2011) pada beberapa kasus ditemu- kan penderita sindrom Turner yang berhasil menjadi hamil. Kecurigaan seseorang menderita syndrome turner seringkali karena terdeteksin- ya masalah kesehatan yang lain, seperti penyakit jantung bawaan, hipotiroidisme (sekresi hormon tiroid berkurang), diabetes, masalah penglihatan, masalah penden- garan, dan banyak penyakit autoimun lainnya. Kesulitan lain juga ditemukan seperti defisit kognitif serta kesulitan tertentu dalam visuo-spatial, matematika, dan daerah memori (Prawirohardjo, 2011). Bidan dapat melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga yang memiliki kehami- lan atau anak dengan sindrom Turner untuk melakukan konseling genetic dengan ahlinya dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis untuk membantu agar anak yang lahir dengan syndrome turner dapat memaksimalkan kondisi kesehatan- nya. Tugas bidan dalam menghadapi kasus syndrome turner adalah memberikan sup- port dan tidak melakukan diskriminasi terhadap hak-hak azasinya. Bidan juga dapat membantu mencarikan jejaring dan informasi yang dapat diakses oleh penderita syndrome turner dan keluarganya untuk menjalani aktivitas sehari – harinya. 2. SUPER FEMALE (45, XXX) Kasus sindrom super female ditemukan sangat jarang 1/1000 kelahiran bayi perem- puan. Penderita biasanya mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XXX). Penderita berperawakan seperti perempuan biasa, memiliki perkembangan seks yang normal dan subur, namun kecerdasannya seringkali rendah (Prawirohardjo, 2011). 3. SINDROME KLEINEFELTER (47, XXX) Dalam Sarwono, 2011 diungkapkan bahwa penderita ditemukan dengan fenotipe pria. Anak-anak yang memiliki sindrom kleinelfelter tumbuh sebagai pria akan tetapi pada masa puberitas tumbuh ginekomasti, badan berbentuk eneukhoid dan rambut Pada syndrome turner terdapat karakteristik kelainan fisik khusus seperti : perawakan pendek, Lymphedema (pembengkakan) dari tangan dan kaki dada lebar, garis rambut rendah, rendah-set telinga, dan leher bersela- put (Prawirohardjo, 2011).
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 badan serta muka berkurang. Genitalia eksterna tumbuh dengan baik, ereksi dan koitus umumnya dapat berjalan dengan baik. Testis dalam keadaan atrofi, tetapi azo- ospermi. Adanya ginekomasti dapat menimbulkan masalah psikologik. Jika masalah ini sangat mengganggu ,dapat dilakukan tindakan operasi (Prawirohardjo, 2011). 4. HERMAFRODISTISMUS VERUS Kasus kelainan Hermafrodistismus Verus amat jarang dijumpai. Hermafrodistismus Verus adalah kelainan pada alat genital eksterna yang tampaknya didominasi alat genital pria (Prawirohardjo, 2011). Pada penderita dengan hermofraditismus verus terdapat jaringan testis pada sisi yang satu dan jaringan ovarium pada sisi yang lain, atau terdapat ovotestis. Seba- gian besar penderita menunjukkan kromatin seks dengan gambaran kariotipe wan- ita. Pada kasus lain dapat ditemukan kariotipe-kariotipe lain antara lain 46-XX atau 46-XY. Sering kali anak dengan Hermafrodistismus Verus diasuh sebagai pria. Sebenarnya bila diagnosis dapat ditentukan lebih dini, anak dengan Hermafrodistismus Verus sebaiknya diasuh sebagai wanita. Pada masa pubertas mammae (mulai tumbuh) dan penderita mengalami haid. Bidan dapat mencurigai kasus ini ketika pada pemeriksaan inspeksi pada bayi baru lahir bidan menemukan adanya ketidak jelasan jenis kelamin pada alat genital luar. Jika ada kecurigaan, bidan dapat segera melakukan konsultasi pada dokter spesialis agar diagnosis dapat segera ditegakkan dan pola pengasuhan dapat sesuai dengan kondisi anak yang dominan. Dalam Prawirohardjo (2011) dijelaskan bahwa prinsip terapi adalah cara pengasu- han yang tepat diselenggarakan mulai dari masa kanak-kanak dan segera dilakukan pengangkatan gonad yang bertentangan. Ada kecenderungan untuk mengangkat ja- ringan testis disebabkan karena ada kemungkinan tumbuhnya tumor ganas dari alat tersebut.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 8 5. SINDROME DOWN (trisomi 21) Kasus Sindrome Down ditemukan pada kasus 1 /670 kelahiran hidup. Pada sindrom down ditemukan kromosom otosom yang abnormal, yaitu terjadinya translokasi pada kromosom nomor 21, biasanya dari kromosom D (Prawirohardjo, 2011). Bayi yang mengalami sindrome down (mongolisme) seringkali menunjukkan kecer- dasan yang rendah, kadang mulutnya terbuka dengan lidah yang menonjol, oksiput dan muka gepeng, hipotoni tubuh yang jelas dan seringkali tidak adanya refleks moro. 6. SINDROME EDWARDS (Trisomi 18) Kejadian sindrom ini muncul tidak sesering sindrom down. Ciri-ciri penderita dengan syndrome Edwards adalah pertumbuhan anak lambat, kepalanya memanjang dan kelainan pada telinga. Penderita sindrom ini sering ada memiliki kelainan jantung dan memiliki dada dengan tulang sternum pendek (Prawirohardjo, 2011) 7. SINDROME PATAU (Trisomi 13) Kejadian sindrom ini lebih jarang lagi syndrome Down dan syndrome Edwards. Geja- la-gejala pada penderita dengan syndrome patau ialah mengalami berat badan lahir rendah, pertumbuhan lambat, palatoskisis dan labioskisis (bibir sumbing), mikrose- fali, polidaktili (jari tangan berlebih) dan sering kali ditemukan kelainan jantung (Prawirohardjo, 2011).
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 Rangkuman • Kelainan kongenital karena kelainan kromosom adalah sebuah kondisi yang sumber penyebabnya tidak dapat dirubah • Deteksi dini pada kasus kelainan bawaan yang disebabkan karena kelainan kromosom hanya dapat dilakukan dengan melakukan inspeksi (pada kasus hermafroditismus) atau menganalisis keluhan yang diceritakan oleh pasien atau keluarganya. • Kelainan bawaan karena kelainan kromosom jika dapat dideteksi lebih dini makan akan membantu penanganan yang tepat sehingga akan mempen- garuhi pola pengasuhan sehari-hari yang tepat dengan kondisi pasien. • Peran bidan ketika bertemu dengan penderita yang mengalmi kelainan bawaan adalah memberikan support pada penderita dan keluarga pender- ita dan memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk peduli dan tidak melakukan diskriminasi pada para penderita kelainan bawaan
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 10 Evaluasi Formatif Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat ! 1. Seorang perempuan mengalami perawakan pendek, Lymphedema (pembengka- kan) dari tangan dan kaki dada lebar, garis rambut rendah, rendah-set telinga, dan leher berselaput. Menurut Anda, perempuan ini kemungkinan mengalami kejadian … a. Sindrome Down b. Sindrome Patau c. Sindrome Turner d. Sindrome Edward e. Sindrome Kleinelfelter 2. Seorang anak perempuan memiliki ovotestis, sebagian jaringan testis dan sebagian jaringan ovum. Menurut Anda, kemungkinan anak perempuan ini mengalami keja- dian … a. Super female b. Sindrome Patau c. Sindrome down d. Sindrome Edwards e. Hermafrodistismus verus 3. Seorang bayi perempuan memiliki muka mongolisme, tidak memiliki refleks moro. Menurut Anda kemungkinan bayi perempuan ini mengalami kejadian … a. Super female b. Sindrome Patau c. Sindrome down d. Sindrome Edwards e. Hermafrodistismus verus 4. Seorang bayi perempuan lahir dengan BBLR, memiliki kelainan jantung dan memi- liki polidaktili dan labioskizis. Hasil Pemeriksaan kromosom terjadi trisomi pada kromosom autosom nomor 13. Menurut Anda kemungkinan bayi perempuan men- galami kelainan yang disebut … a. Super female b. Sindrome Patau c. Sindrome down d. Sindrome Edwards e. Hermafrodistismus verus
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 5. Seorang bayi perempuan memiliki pertumbuhan lambat, memiliki kelainan telin- ga, dada dan tulang sternum pendek . Hasil Pemeriksaan kromosom terjadi trisomi pada kromosom autosom nomor 18. Menurut Anda kemungkinan bayi perempuan mengalami kelainan yang disebut … a. Super female b. Sindrome Patau c. Sindrome down d. Sindrome Edwards e. Hermafrodistismus verus
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Sutdi Kebidanan 12 1. C 2. E 3. C 4. B 5. D Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 DAFTAR PUSTAKA Hacker, Neville & J.George Moore. 1995. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Hipokrates. Prawirohardjo, S. dkk. 2010. Ilmu Kebidanan edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, S. dkk 2011. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. www.news-medical.net
  • 17. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015