1. Aspek-aspek Sosial Budaya
Dalam Pendekatan Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru
Lahir
• ROSALIA LASWANTI
• SAPITRI
• VERONIKA VILLA
• YULI AYU NUR SINTA
2. LATAR BELAKANG
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik
maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang
siap mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola
kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat..
Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat.
Apalagi masalah proses persalinan yang umum masih banyak
menggunakan dukun beranak.
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah kemiskinan,
pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi
bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki bidan.
3. Bagaimana aspek Sosial Budaya yang
Berkaitan dengan Kehamilan?
Bagaimana aspek Sosial Budaya yang
Berkaitan dengan Kelahiran, Nifas dan
Bayi Baru Lahir?
MARI KITA BAHAS SATU PER SATU
4. Aspek Sosial Budaya yang
Berkaitan dengan Kehamilan Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.
Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya
perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan
pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh
faktor nikah pada usia muda yang masih banyak
dijumpai di daerah pedesaan.
Fakta di berbagai kalangan
masyarakat di Indonesia, masih
banyak ibu-ibu yang
menganggap kehamilan
sebagai hal yang biasa, alamiah
dan kodrati. Mereka merasa
tidak perlu memeriksakan
dirinya secara rutin ke bidan
ataupun dokter.
5. Lanjutan…
Disamping itu, dengan masih adanya preferensi
terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa
suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan
yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif
pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi saat
melahirkan.
6. Permasalahan lain yang cukup besar
pengaruhnya pada kehamilan adalah
masalah gizi. Hal ini disebabkan karena
adanya kepercayaan-kepercayaan dan
pantangan-pantangan terhadap
beberapa makanan.
Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak
berkurang ditambah lagi dengan pantangan-
pantangan terhadap beberapa makanan yang
sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita
hamil tentunya akan berdampak negatif
terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran
kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerah
pedesaan.
7. Berdasarkan survei rumah tangga (SKRT) pada tahun 1986, angka kematian
ibu maternal berkisar 450 per 100.000 kelahiran hidup atau lebih dari
20.000 kematian pertahunnya. Angka tersebut dikatakan tinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Dari hasil penelitian di 12
rumah sakit, dikatakan bahwa kehamilan merupakan penyebab
utama kematian ibu maternal, yaitu sebesar 94,4% dengan
penyebabnya, yaitu pendarahan, infeksi, dan toxaemia (*)%). Selain
menimbulkan kematian, ada penyebab lain yang dapat menambah resiko
terjadinya kematian yaitu Anemia gizi pada ibu hamil, dengan Hb kurang
dari 11gr%.
8. Angka kematian balita masih didapatkan sebesar
10,6 per 1000 anak balita. Seperti halnya dengan
bayi sekitar 31% penyebab kematian balita
adalah penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, yaitu infeksi saluran pernafasan,
polio, dan lain-lain.
9. Aspek Sosial Budaya yang
Berkaitan dengan Kelahiran,
Nifas dan Bayi Baru Lahir
faktor sosial budaya masyarakat, seperti tingkat
pendidikan penduduk, khususnya wanita dewasa
yang masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang
belum memadai, tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang masih rendah dan jauhnya lokasi
tempat pelayanan kesehatan dari rumah-rumah
penduduk kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat
dan perilaku masyarakat yang kurang menunjang
dan lain sebagainya
Masih tingginya
angka kematian ibu
dan anak di Indonesia
berkaitan erat
dengan.
10. Lanjutan…
Perilaku, kebiasaan, dan adat istiadat yang merugikan seperti misalnya:
Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan,
Ibu menyusui dilarang makan makanan yang asin, misalnya: ikan asin, telur asin karena bisa
membuat ASI jadi asin
Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang,
Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya cepat keluar,
Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut darah
kotor naik ke mata,
Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan persalinan
yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan.
Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam.
12. Jadi, Bidan itu…..
harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas,
peran serta tanggung jawabnya.
perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat
pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari,
pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan wilayah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan aktif
untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan
penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut.