Berikut beberapa perubahan yang dialami ibu saat menopause:- Gangguan siklus haid menjadi tidak teratur hingga akhirnya berhenti sama sekali.- Terjadinya gejala klimakterium seperti panas dingin, keringat berlebihan, nyeri payudara, gangguan tidur dan mood swing.- Peningkatan risiko osteoporosis karena rendahnya kadar estrogen.- Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. - Perubahan pada
Similar to Berikut beberapa perubahan yang dialami ibu saat menopause:- Gangguan siklus haid menjadi tidak teratur hingga akhirnya berhenti sama sekali.- Terjadinya gejala klimakterium seperti panas dingin, keringat berlebihan, nyeri payudara, gangguan tidur dan mood swing.- Peningkatan risiko osteoporosis karena rendahnya kadar estrogen.- Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. - Perubahan pada
Kb2 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
Similar to Berikut beberapa perubahan yang dialami ibu saat menopause:- Gangguan siklus haid menjadi tidak teratur hingga akhirnya berhenti sama sekali.- Terjadinya gejala klimakterium seperti panas dingin, keringat berlebihan, nyeri payudara, gangguan tidur dan mood swing.- Peningkatan risiko osteoporosis karena rendahnya kadar estrogen.- Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. - Perubahan pada (20)
Berikut beberapa perubahan yang dialami ibu saat menopause:- Gangguan siklus haid menjadi tidak teratur hingga akhirnya berhenti sama sekali.- Terjadinya gejala klimakterium seperti panas dingin, keringat berlebihan, nyeri payudara, gangguan tidur dan mood swing.- Peningkatan risiko osteoporosis karena rendahnya kadar estrogen.- Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. - Perubahan pada
1. GINEKOLOGI
MODUL
Mengenali Gangguan Menstruasi,
Infertilitas dan Menopause
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
DEBBIYANTINA
JULI OKTALIA
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
KEGIATAN BELAJAR 3
Menopause
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan MODUL DUA dari EMPAT MODUL dalam Mata
Kuliah Ginekologi yang berjudul Mengenali Gangguan Menstruasi,
Infertilitas dan Menopause.
Modul Ginekologi ini disusun dalam rangka membantu proses
pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan system
pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan
latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk
ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan.
Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada
segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya
modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
b. Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
c. Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
d. Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
e. Tim editor modul
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat
kami harapkan.
Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan
kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang
menggunakan system jarak jauh.
Jakarta, Juli 2013
PENULIS
Gambar : Pengecekan cabang bayi
3. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
Pendahuluan 1
Kegiatan Belajar 3 : MENOPAUSE 3
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
SELAMAT BERJUMPA KEMBALI dengan Anda sebagai peserta didik D-3 Kebidanan
dalam modul kedua dalam mata kuliah ginekologi. Kami yakin Anda tetap bersemangat
untuk terus belajar dan melanjutkan mempelajari modul ini.
Modul ini adalah modul kedua dari EMPAT MODUL dalam mata kuliah ginekolo-
gi yang berjudul “Mengenali Gangguan Menstruasi, Infertilitas Dan Menopause”.
Sebelum mempelajari modul ini diharapkan Anda sudah selesai mempelajari modul
SATU ginekologi. Kami ingatkan kembali, bahwa Anda diharapkan dapat menyelesaikan
empat modul ginekologi ini secara tuntas sehingga dapat membantu Anda memahami
ginekologi dasar dengan baik.
Tema Modul kedua ini sangat penting untuk dipelajari dengan baik karena saat ini
gangguan menstruasi, infertilitas dan HIV – AIDS adalah kasus yang sering dialami oleh
perempuan.
Seperti yang sudah Anda ketahui, beberapa waktu yang lampau gangguan haid,
infertilitas dan menopause kurang diperhatikan dengan baik karena di masyarakat ser-
ingkali terkait dengan nilai budaya yang ada. Gangguan haid dan infertilitas seringka-
li terlambat dideteksi karena merasa tidak ada keluhan atau setiap keluhan dianggap
biasa sehingga seolah-olah bebas tidak masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan
dengan alat reproduksinya. PADAHAL Anda tahu bahwa pencegahan dan pengobatan
haruslah dilakukan sedini mungkin untuk kelangsungan masa yang akan datang.
Setelah menyelesaikan modul DUA ini diharapkan Anda dapat menjelaskan ten-
tang gangguan haid, infertilitas dan HIV – AIDS sehingga Anda dapat melakukan deteksi
sedini mungkin pada fasilitas terdepan pelayanan kesehatan.
Modul DUA ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar. Durasi waktu untuk mempe-
lajari modul ini sekitar 6 jam. Masing-masing kegiatan belajar diberikan alokasi waktu
sekitar dua jam. Tiga kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 1 : Mengenali gangguan menstruasi
Kegiatan Belajar 2 : Konsep dasar Infertilitas
Kegiatan Belajar 3 : Menopause
PETUNJUK BELAJAR :
Proses pembelajaran untuk modul ini dapat berjalan lancar apabila Anda mengi-
kuti langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai
tahap akhir
2) Bacalah kegiatan belajar secara seksama dan kerjakan soal – soal tes formatif
yang ada tanpa melihat kunci jawaban untuk mengetahui kemampuan Anda me-
mahami isi setiap kegiatan belajar dalam modul ini.
3) Lakukan kajian refleksi kasus – kasus yang ada dalam modul ini dengan kasus-ka-
sus yang mungkin Anda temui saat Anda nanti bertemu dengan pasien langsung
di lahan praktik.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam modul sangat tergantung kepada
kesungguhan Anda dalam membaca materi dan mengerjakan latihan. Untuk itu
berdiskusilah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat
5) Akhirnya, tes akhir modul yang disediakan pada bagian akhir modul harus Anda
kerjakan dengan jujur sehingga hasilnya dapat dipakai untuk mengetahui ke-
mampuan Anda memahami isi modul ini. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawaban tes akhir modul yang terdapat pada bagian akhir modul ini.
Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan
yang diuraikan dalam modul DUA ini sehingga dapat menjadi bekal bermanfaat untuk
menjadi bidan yang hAndal. SEMOGA SUKSES
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 3
Tujuan Pembelajaran Umum
Waktu 120 menit
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar tiga pada modul dua ini kami harapkan Anda
akan mencapai kemampuan untuk menjelaskan menopause (mati haid) sehingga bidan
dapat melakukan deteksi dini adanya gangguan dan komplikasi sesuai kompetensi
bidan dan melakukan kolaborasi dan rujukan pada tatanan pelayanan kebidanan den-
gan tepat.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu Anda akan mencapai kemampuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian Menopause
2. Menjelaskan tentang perubahan – perubahan yang dialami ibu pada saat meno-
pause
3. Menjelaskan Terapi sulih hormon pada menopause (terapi hormon pengganti)
1. Pengertian Menopause
2. Perubahan yang dialami ibu saat menopause
3. Terapi sulih hormon pada menopause (terapi hormon pengganti)
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
MENOPAUSE
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
4
Uraian
Materi
1. PENGERTIAN MENOPAUSE
Sebelum Anda mempelajari tentang pengertian menopause, kita harus terlebih da-
hulu mengenal satu istilah yaitu KLIMAKTERIUM. Menopause adalah salah satu fase
dalam proses klimakterium.
KLIMAKTERIUM adalah Fase yang menrupakan proses penuaan yang seorang per-
empuan lewati dari masa subur ke masa tidak subur (Benson, 2009).
Dalam Manuaba (2010) disebutkan bahwa masa klimaterium dapat dibagi menjadi
tiga fase yaitu :
a) PRE-MENOPAUSE
Ditandai dengan terjadinya penurunan estrogen secara drastis dan adan-
ya peningkatan hormon gonadotropin. Gangguan keseimbangan hormonal ini
menyebabkan menstruasi tidak teratur, menstruasi tanpa adanya ovulasi, psikol-
ogis menjadi labil (takut tua, takut tidak menarik, cepat marah, sering sedih dan
sukar tidur). Pada sistem kardiovaskuler jantung sering terasa berdebar. Pada
fase ini seorang perempuan juga kadang merasakan hot flushes (terasa panas
pada pipi, wajah dan tengkuk), dan kulit terasa kering dan panas.
b) MENOPAUSE
Fase setelah pre-menopause. Pada saat ini perempuan mengalami men-
struasi yang terakhir (menstruasinya berhenti).
c) PASCA MENOPAUSE
Fase setelah menopause. Setelah menstruasi terakhir dialami kadang ibu
masih merasakan kegoncangan hormonal. Kadang gejala yang mirip pada fase
premenopause masih dirasakan ibu.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
d) SENIUM
Keadaan hormon sudah seimbang sehingga gejala gangguan keseimban-
gan hormon perlahan mulai menghilang. Pada fase ini estrogen tidak dihasilkan
sama sekali. Gangguan organ yang mungkin dirasakan ibu adalah kulit menjadi
lebih kering, dispareuni/nyeri saat berhubungan (karena epitel vagina menipis),
mudah mengalami infeksi sistitis dan vaginitis dan tulang mudah mengalami os-
teoporosis sehingga mudah patah.
Perlu Anda ketahui bahwa proses klimakterium dapat menimbulkan beberapa peru-
bahan / gangguan gangguan jadwal menopause (Manuaba, 2010), yaitu :
• Menopause prematur
Jika menopause terjadi pada usia kurang dari 40 tahun atau sebelum 40
tahun sudah mengalami gejala premenopause
• Menopause terlambat
Menopause yang terjadi terlambat dari rata-rata normal atau baru terjadi
setelah usia 55 tahun.
Perlu Anda ketahui bahwa usia menopause terkat dengan latar belakang keseha-
tan, pola hidup serta genetik. Usia menopause tidak terkait dengan umur men-
arche, tinggi badan, berat badan, paritas atau penggunaan kontrasepsi jangka pan-
jang(Benson, 2009)
2. PERUBAHAN YANG DIALAMI IBU SAAT MENOPAUSE
Anda sudah mengetahui bahwa setelah menopause tejadi, maka ibu mengalami pe-
rubahan pada tubuhnya karena tidak adal lagi pengeluaran hromon estrogen. Aki-
bat kondisi ini tubuh ibu mengalami beberapa adaptasi (Manuaba, 2010), yaitu :
a. Hormon folikel stimulating hormon (FSH) dan Luteinizing hormon (LH) yang
berperan mempengaruhi ovarium kadarnya menjadi tinggi karena pengaruh
umpan balik negatif dari estrogen menghilang
b. Ovarium (indung telur) masih memiliki sel “TEKA” yang dirangsang untuk
mengeluarkan hormon testoteron dan androstenedion
c. Kompensasi tubuh menghasilkan hormon estrogen yang dihasilkan melalui
aromatisasi jaringan lemak tubuh. Misalnya Androstenendion menjadi es-
tron – estradiol ( 99%) dan testoteron menjadi estradiol (1%)
d. Jenis estradiol yang ada pada saat menopause sudah mencukupi untuk me-
melihara estrogenik organ
e. Jika tubuh ibu belum dapat melakukan adaptasi / kompensasi dengan baik
dan kadar estrogen pasca menopause masih rendah maka kemungkinan ibu
mengalami sindrom klimakterium.
Selanjutnya marilah kita mempelajari tentang apa saja Gejala sindrom klimak-
terium.
Sindrom klimakterium yang dijelaskan pada beberapa literature (Manuaba, 2010;
Benson, 2009) adalah :
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
6
1. Gejala fisik seperti pada bagian vasomotor
• Hot flushes (pipi terasa panas dan merah. Rasa panas menjalar dari wajah
menuju leher, tengkuk, dada bahkan seluruh badan)
• Gejala hot flushes di ikuti dengan kejadian vasokonstriksi yang menimbulkan
perasaan dingin
• Rasa panas seringkali diikuti dengan pengeluaran keringat di malam hari
2. Gejala psikologis
Seringkali seorang perempuan menopause merasa tidak menarik lagi di mata
suami, perasaan murung tanpa penyebab yang jelas.
3. Gejala akhir
Gejala akhir yang memerlukan perhatian adalah penyakit jantung koroner dan
osteoporosis
4. Gejala klimaterium lanjut.
Dapat mengalami rambut kering dan rontok, mulut kering dan perubahan suara.
Selain itu terdapat gejala lain yang mungkin timbul karena perubahan hormon
Tabel 3.1 : Gejala Klimaterium lanjut
(Utian, 1980 dalam Manuaba, 2010)
ORGAN GEJALA
Vulva dan vagina • Dispareuni (nyeri saat
berhubungan)
• keluar cairan bercampur
darah
• pruritus vulva
Kandung kemih dan uretra • Inkontinensia
Uterus dan dinding pelvis • kering dan pruritus
• gampang terluka
• kehilangan kekencangan dan
kelembutan
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Diantara sekian gejala perubahan, gejala yang paling sering dikeluhkan ibu adalah
HOT FLUSHES (rasa panas atau terbakar). Gejala panas ini ternyata berhubungan
dengan adanya gannguan sistem pengaturan panas tubuh. Pada saat menopause
suhu tubuh menurun pada titik yang lebih rendah (Benson, 2009)
3. TERAPI HORMON PENGGANTI PADA MENOPAUSE
Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa MENOPAUSE adalah peristiwa alamiah da-
lam daur kehidupan perempuan. Sebagian besar perempuan telah memiliki kesia-
pan untuk menghadapi menopause sehingga sebagian besar perempuan melewati
menopause dengan tenang dan aman.
Namun pada situasi dilapangan terdapat beberapa perempuan yang mencari perto-
longan untuk mengurangi gejala-gejala klimakterium. Saat ini dunia kedokteran su-
dah menemukan beberapa cara menolong para wanita tersebut dengan melakukan
terapi hormon pengganti untuk menggantikan estrogen yang menghilang.
Konsep dasar pemberian terapi hormon pengganti menurut Manuaba (2010)
adalah
• Pemberian hormon pengganti menggunakan dosis yang serendah mungkin
• Untuk mengurangi rangsanan estrogen terus menerus maka perlu dilakukan
INGAT !!
• Tujuan pemberian hormone estrogen pengganti adalah
untuk memperkecil kejadian jantung koroner, mengu-
rangi fraktur pada osteoporosis dan memperlambat
terjadinya penyakit kepikunan.
• Perhatikan indikasi, kontraindikasi, dosis, cara pembe-
rian dan cara-cara untuk mengatasi komplikasinya
(Manuaba, 2010 dan Benson, 2009)
Sistem kardiovaskuler • Angina pectoris
• penyakit jantung koroner
Tulang dan otot • Fraktur pada panggul dan
pergelangan tangan
• Nyeri pinggang
Payudara • Mengecil
• Konsistensi melunak
• Menggantung
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
8
selingan pemberian hormon progesteron dan kadang perlu memberhenti-
kan pemberian estrogen selama satu sampai dua minggu.
• Pada saat pemberiannya pemberian terapi estrogen perlu dipertimbangkan
adanya :
- Adanya asupan kalsium cukup pada makanan
- Makanan mengandung tinggi protein, rendah glukosa dan kaya serat
- Kebugaran tetap dijaga dengan menjaga aktivitas fisik yang sehat
Bentuk terapi hormon pengganti dapat berbentuk empat metode :
a) Hanya diberikan hormon estrogen saja (estrogen jenis terapi pengganti).
Obat hormon ini bisa diberikan peroral, implant, transdermal atau melalui
vaginal
b) Hanya progesteron saja (progesteron jenis terapi pengganti)
c) Pil kombinasi (jenis terapi pengganti)
d) Livial (bukan hormon) dapat dipakai jangka panjang
(Manuaba, 2010)
!!! Perlu Anda ketahui pasien yang memiliki kondisi tidak boleh diberikan (Kon-
traindikasi ) terapi hormon pengganti dengan menggunakan estrogen adalah pada
kondisi perempuan yang mengalami kondisi dibawah ini :
• Perdarahan pervagina yang tidak terdiagnosis
• Penyakit hati akut
• Trombosis vaskular akut
• Keganasan pada endometrium dan payudara
(Benson, 2009)
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Rangkuman
1. MENOPAUSE adalah Fase setelah pre-menopause. Pada saat ini perempuan
mengalami menstruasi yang terakhir (menstruasinya berhenti. Menopause
dapat terjadi secara premature (lebih cepat dari usia 40 tahun) atau terlambat
(lebih dari usia 55 tahun)
2. Pada saat menopause seorang perempuan dapat mengalami perubahan pada
fisik dan psikologis. Pada perubahan lanjutan dapat mengalami osteoporosis
dan gangguan kardiovaskuler.
3. Menopause merupakan fase alamiah dalam daur kehidupan seorang per-
empuan dan sebagian besar dapat menjalaninya tanpa pengobatan apapun.
Bagi para perempuan yang mengalami gangguan kesehatan yang cukup berat
dapat menggunakan terapi hormon pengganti namun dengan tetap memper-
hatikan indikasi dan kontraindikasi dari pemberian hormon pengganti terse-
but.
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
10
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !!!
1. Seorang perempuan berumur 50 tahun mengalami mentsruasi tidak teratur dan
hot flushes. Menurut Anda perempuan ini mengalami masa ….
a. Premenopause
b. Menopause
c. Pasca menopause
d. Senium
2. Seorang perempuan berumur 39 tahun mengalami mentsruasi terakhir 6 bulan
kemarin dan sampai sekarang tidak mendapatkan menstruasi lagi. Tidak ada tAn-
da dan gejala kehamilan dan keluhan penyakit yang lain. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan batas normal. Menurut Anda perempuan ini mengalami masa ….
a. Menopause
b. Premenopause
c. Pasca menopause
d. Menopause prematur
3. Seorang perempuan berumur 56 tahun masih mengalami menopause 6 bulan yang
lalu. Sampai saat ini Perempuan ini juga masih merasakan vertigo dan hot fluses.
Menurut Anda keadaan yang dialami perempuan ini adalah ….
a. Menopause
b. Premenopause
c. Pasca menopause
d. Senium
4. Kontraindikasi dari pemberian terapi hormone pengganti bagi perempuan yang
mengalami keluhan menopause adalah …
a. Penyakit lambung kronis
b. Adanya Keganasan payudara
c. Berat badan berlebih / obesitas
d. Riwayat operasi batu ginjal
5. Hormon yang tidak diproduksi lagi oleh tubuh secara alami saat perempuan men-
galami menopause adalah …
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Luteinizing hormone
d. Folikel stimulating hormone
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
1. A
2. D
3. C
4. C
5. A
Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
12
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C & Martin L. Pernoll. 2009. Buku saku Obtetri Ginekologi. Jakarta: EGC
Manuaba, dkk., 2010. Buku ajar Ginekologi Bagi Mahasiswa Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S., dkk. 2011. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
16. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015