1. GINEKOLOGI
MODUL
Berkenalan dengan Tumor Alat Reproduksi
dan Penyakit Payudara
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
DEBBIYANTINA
JULI OKTALIA
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
KEGIATAN BELAJAR 2
Tumor Ganas Alat Reproduksi
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan MODUL EMPAT dari EMPAT MODUL dalam Mata
Kuliah Ginekologi yang berjudul : “Berkenalan dengan Tumor Alat
Reproduksi dan Penyakit Payudara ”.
Modul Ginekologi ini disusun dalam rangka membantu proses
pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan system
pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan
latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk
ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan.
Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada segenap
pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya modul ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
b. Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
c. Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
d. Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
e. Tim editor modul
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan.
Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat kami harapkan.
Demikian,semogamodulinidapatbermanfaatmeningkatkankualitas
pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang menggunakan
system jarak jauh.
Jakarta, Juli 2013
PENULIS
Gambar : Laparoskopi
3. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
Pendahuluan 1
Kegiatan Belajar 2 : TUMOR GANAS ALAT REPRODUKSI 3
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
SELAMAT BERJUMPA KEMBALI dengan Andapeserta didik D-3 Kebidanan dalam
modul keempat dari mata kuliah ginekologi. Modul ini adalah modul terakhir dalam
mata kuliah ginekologi dasar untuk bidan. Pada modul ini akan dibahas tentang topik-
topik penting yang terkait dengan tumor alat reproduksi dan penyakit payudara.
Penyakit payudara dan tumor genitalia adalah dua masalah penting yang ter-
kait dengan sistem reproduksi perempuan. Dua masalah ini menjadi penting karena
frekuensi kejadian penyakit payudara dan tumor genitalia semakin banyak dijumpai di-
alami oleh perempuan. Aspek penting lain dari Penyakit payudara dan tumor genitalia
adalah ketidaktahuan perempuan untuk mendeteksinya secara cepat karena kadangka-
la keluhan dirasakan pada fase lanjut.
Sebelum mempelajari modul ini diharapkan Andasudah selesai mempelajari satu,
dua dan tiga dari modul ginekolgi. Setelah mempelajari modul ke empat dari Mata
Kuliah Ginekologi ini Andadiharapkan dapat menjelaskan gangguan dan penyakit yang
mempengaruhi system reproduksi. Lama waktu untuk mempelajari modul empat ini
adalah 6 JAM.
Modul Keempat ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar. Masing-masing kegiatan
belajar diberikan alokasi waktu sekitar dua jam. Tiga kegiatan belajar tersebut disusun
dengan urutan sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 1 : Tumor jinak alat reproduksi
Kegiatan Belajar 2 : Tumor ganas alat reproduksi
kegiatan Belajar 3 : Penyakit Payudara
PETUNJUK BELAJAR :
Proses pembelajaran untuk modul ini dapat berjalan lancar apabila Andamengi-
kuti langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul mulai tahap awal sampai
tahap akhir
2) Bacalah kegiatan belajar secara seksama dan kerjakan soal – soal tes formatif
yang ada tanpa melihat kunci jawaban untuk mengetahui kemampuan Andame-
mahami isi setiap kegiatan belajar dalam modul ini.
3) Lakukan kajian refleksi kasus – kasus yang ada dalam modul ini dengan kasus-ka-
sus yang mungkin Andatemui saat Andananti bertemu dengan pasien langsung di
lahan praktik.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Andadalam modul sangat tergantung kepada
kesungguhan Andadalam membaca materi dan mengerjakan latihan. Untuk itu
berdiskusilah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat
5) Akhirnya, tes akhir modul yang disediakan pada bagian akhir modul harus An-
dakerjakan dengan jujur sehingga hasilnya dapat dipakai untuk mengetahui ke-
mampuan Andamemahami isi modul ini. Cocokkan jawaban Andadengan kunci
jawaban tes akhir modul yang terdapat pada bagian akhir modul ini.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2
Baiklah Anda, selamat belajar, semoga Andasukses memahami pengetahuan
yang diuraikan dalam modul ini sehingga dapat menjadi bekal bermanfaat untuk men-
jadi bidan yang handal.
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 2
Tujuan Pembelajaran Umum
Waktu 120 menit
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar dua dalam modul empat Andaakan mencapai
kemampuan untuk menjelaskan macam – macam tumor ganas pada organ reproduksi.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar satu Andaakan mencapai kemampuan untuk:
1. Menjelaskan tentang keganasan pada vulva
2. Menjelaskan tentang keganasan pada vagina
3. Menjelaskan tentang keganasan pada mulut rahim
4. Menjelaskan tentang keganasan pada korpus uteri (badan rahim)
5. Menjelaskan tentang keganasan pada ovarium (indung telur)
1. Keganasan pada vulva
2. Keganasan pada vagina
3. Keganasan pada mulut rahim
4. Keganasan pada korpus uteri (badan rahim)
5. Keganasan pada ovarium (indung telur)
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
TUMOR GANAS ORGAN REPRODUKSI
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
4
Uraian
Materi
Keganasan pada wanita yang paling sering dijumpai adalah keganasan pada mulut ra-
him (kanker serviks), keganasan korpus uteri dan keganasan payudara.
Permasalahan yang sering terjadi di lapangan, adalah keterlambatan terdeteksinya
penyakit sehingga seringkali pasien baru datang kefasilitas pelayanan dalam kondisi
keadaan stadium lanjut. Keterlambatan penanganan pada kasus keganasan menyebab-
kan kemungkinan kesembuhan menjadi lebih kecil dibandingkan jika terapi dilakukan
saat stadium dini.
Pasien dengan keganasan stadium lanjut memiliki beberapa isu-isu etis yang termasuk
pasien otonomi dan pilihan – pilihan yang terkait dengan kualitas kehidupan yang akan
dijalani oleh penderita.
Dalam Manuaba (2010) disebutkan beberapa prinsip untuk menghadapi kasus kegana-
san :
1. Diagnosis dini akan keganasan akan meningkatkan kemungkinan untuk menye-
lamatkan jiwa penderita.
2. Mengenalkan konsep “WASPADA” pada seluruh perempuan sehingga mampu
menjaga diri dengan melakukan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan
secara rutin.
3. Konsep WASPADA juga diperhatikan jika perempuan mengalami gejala :
a. Ada perubahan waktu buang air kecil atau besar
b. Gangguan pencernaan
c. Batuk yang sulit sembuh
d. Konsep PADA :
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
P = Payudara dan organ lainnya terdapat benjolan
A = Andeng-andeng (tahi lalat) yang mengalami pertumbuhan cepat
D = Darah atau lender abnormal keluar dari tubuh
A = Ada borok atau koreng yang sulit sembuh
4. Melakukan pemeriksaan lanjutan jika diketemukan gejala yang mencurigakan.
5. Prinsip pengobatan keganasan adalah tindakan operasi sederhana sampai oper-
asi radikal. Seringkali membutuhkan pengobatan tambahan dalam bentuk radiasi
dan kemoterapi.
Dalam Prawirohardjo, 2011 disebutkan penyakit neoplasma yang sudah sampai pada
tingkat Kanker dimulai ketika sel-sel di bagian tubuh yang mulai tumbuh di luar kendali.
Ada banyak jenis kanker, tetapi mereka semua mulai karena tidak terkendalinya per-
tumbuhan sel abnormal. Penyakit neoplasma yang sudah sampai pada tingkat kanker
dapat meningkat risikonya karena disebabkan tiga factor :
a. Faktor genetic (terkait gen yang mengatur pertumbuhan dan differensiasi sel tu-
buh).
b. Faktor Karsinogen adalah zat atau bahan yang terdapat dialam yang dapat me-
nimbulkan kanker (karsinogenesis). Zat yang bersifat karsinogenik dapat berupa
zat kimia, radiasi, virus atau hormonal.
c. Faktor Lingkungan dan gaya hidup tidak sehat.
Dalam Prawirohardjo, 2011, Fase-fase pertumbuhan neoplasma / kanker pada dasarnya
dibagi menjadi beberapa fase yaitu :
1. Fase inisiasi : fase dimana berubahnya sel normal tubuh menjadi sel yang peka /
terinitated.
2. Fase induksi : fase dimana sel tubuh yang sudah peka itu oleh karsinogen akan
merubah menjadi sel kanker.
Fase initiasi dan fase induksi tidak bisa diketahui, saat ini diperkirakan dapat ber-
langsung puluhan tahun.
3. Fase insitu : fase dimana sel kanker itu bertumbuh terus tetapi masih pada tem-
patnya, belum menembus membrana basalis. Fase ini lamanya sangat bervariasi
bisa selamanya tetap dalam fase ini, biasanya berlangsung sampai 5 tahun
4. Fase Invasif : sel kanker telah keluar dari membrana basalis dan menginfiltrasi
jaringan sekitarnya. Fase ini lebih cepat berlangsung kira-kira kurang dari 5 tahun.
5. Fase disseminasi : fase dimana sel kanker itu sudah tumbuh jauh diluar organ-
nya. Bila telah mencapai fase ini dikatakan kanker sudah tak dapat diobati dan
biasanya berlangsung sangat cepat (1 – 5 tahun)
Dalam Prawirohardjo, 2011, Permasalahan penyakit kanker di Indonesia adalah :
• Penyakit neoplasma atau kanker merupakan penyebab kematian ke-5 atau ke-6
setelah penyakit kardiovaskuler
• Kemungkinan yang dapat terkena penyakit neoplasma atau kanker dapat menge-
nai seluruh lapisan umur, ras, kelamin, golongan masyarakat
• Penyebab dan perjalanan penyakit neoplasma atau kanker masih belum jelas se-
hingga menjadi masalah besar dalam penanganannya.
• Untuk menegakkan diagnosa penyakit neoplasma atau kanker memerlukan ket-
rampilan dan keahlian yang tinggi
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
6
• Pengobatannya penyakit neoplasma atau kanker memerlukan biaya yang sangat
besar dan kerjasama keilmuan yang multidisipliner dan support yang adekuat
dari lingkungan sekitar penderita
• Penyakit neoplasma dan kanker membutuhkan tindak lanjut penanganan penya-
kit dalam jangka sangat panjang
• Masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit neoplasma atau
kanker sehingga seringkali kasus ini baru dapat dideteksi pada stadium yang su-
dah lanjut (sulit disembuhkan lagi). Sehingga anggapan masyarakat bahwa kanker
tidak dapat disembuhkan sulit dihilangkan.
1. KEGANASAN PADA VULVA
Kanker vulva sudah jarang ditemukan karena adanya peningkatan pengetahuan ten-
tang kebersihan alat genitali, akses air bersih dan peningkatan sosial ekkonomi yang
berdampak pada membaiknya asupan gizi.
Kanker vulva sering ditemukan pada lokasi labia mayora (bibir besar) dan klitoris.
Pada stadium awal memiliki gejala klinis seperti gatal yang sulit sembuh, terasa terba-
kar, dan didahului dengan leukoplakia (kehilangan pigmen kulit). Jika bidan menemu-
kan keluhan seperti ini perlu segera dikonsulkan pada dokter spesialis untuk dapat
dilakukan pemeriksaan lanjutan. Dengan deteksi dini yang dilakukan akan memban-
tu untuk mencegah penyakit berlanjut pada stadium lanjut (berbentuk ulkus dengan
tepi agak padat, tumbuh jaringan seperti bunga kol, ada kerusakan jaringan dan ber-
bau) (Manuaba, 2011).
2. KEGANASAN PADA VAGINA
Keganasan vagina seringkali ditemukan tanpa gejala. Penderita seringkali menemu-
kannya secara kebetulan yaitu mengeluarkan cairan encer yang kadang bercampur
darah dan terjadi hubungan perdarahan saat hubungan seksual. Pada stadium lanjut
memiliki bau yang khas jaringan nekrosis (Manuaba, 2011).
Pada penderita yang mengalami keluhan pengeluaran cairan, vagina berbau dan ha-
sil pemeriksaan inspeksi dan pemeriksaan inspekulo bidan mencurigai adanya keg-
anasan pada vagina bidan harus segera melakukan konsultasi untuk pemeriksaan
lanjutan sehingga jika terjadi keganasan dapat dideteksi dengan sedini mungkin
3. KEGANASAN PADA MULUT RAHIM / LEHER RAHIM
• Kanker serviks adalah kanker yang menyebabkan kematian terbanyak, karena
walaupun perkembangan perjalanan penyakit sangat lambat (bahkan sampai
DIAGNOSIS DINI PADA KEGANASAN DAPAT MENINGKATKAN
PERSENTASE UNTUK MENYELAMATKAN JIWA
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
bertahun-tahun) namun penderita seringkali datang pada stadium lanjut (Praw-
irohardjo, 2011)
• Kanker serviks adalah pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal
pada serviks (leher rahim). Salah satu penyebab kanker serviks adalah infeksi hu-
man papiloma virus (HPV)
• Faktor risiko terjadinya kanker serviks : menikah / berhubungan seksual pada
usia muda, sering melahirkan, merokok, berganti-ganti pasangan, infeksi menular
seksual, pola hidup tidak sehat yang lain serta asuhapan gizi yang tidak adekuat
(Prawirohardjo, 2011).
• Sebagian infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa me-
nimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan
sehari-hari. Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan
adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker
(Prawirohardjo, 2011).
• Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala
yang dapat timbul antara lain:
1. Pendarahan setelah senggama.
2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
5. Nyeri ketika berhubungan seksual.
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
8
• Bidan dapat melakan pendidikan kesehatan dan mempromosikan pemeriksaan
pap smear secara periodik minimal 6 bulan sekali terutama pada perempuan
yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dan pernah melahirkan.
• Dibawah ini adalah rekomendasi dalam deteksi dini yang dapat disampaikan oleh
bidan pada setiap perempuan :
a. Melakukan deteksi dini secara rutin.
b. Menginformasikan bahwa Deteksi dini dapat mendeteksi sel abnormal, lesi
pra-kanker dan kanker serviks namun tidak dapat mencegah terjadinya in-
feksi HPV.
c. Menginformasikan Kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan
diobati dengan cepat dan tepat dapat disembuhkan, oleh sebab itu lakukan
deteksi dini secara berkala.
d. Menginformasikan Proses pemeriksaaan untuk mendeteksi dini kanker ser-
viks ada dua jenis :
• Tes papsmear : Tes papsmear adalah pemeriksaan yang dilakukan den-
gan menggunakan apusan secret yang ada pada kanalis servikalis lalu se-
cret ini diperiksa secara mikroskopis di laboratorium. Pengambilan secret
papsmears dapat dilakukan di puskesmas namun untuk pemeriksaan
laboratorium dibutuhkan laboratorium yang memiliki fasilitas yang dapat
melakukan analisis secret untuk deteksi keganasan.
• Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Tes IVA adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker
serviks dengan cara mengoleskan asam asetat (cuka) pada bagian serviks.
Dicurigai terdapat lesi kanker bila dari hasil olesan asam asetat tersebut
seviks mengalami perubahan warna menjadi agak keputihan.
4. KEGANASAN PADA KORPUS UTERI (BADAN RAHIM)
Keganasan pada korpus uteri seringkali terjadi pada usia lanjut setelah mengalami
masa menopause. Gejala klinis yang paling sering adalah beser putih, kadang ber-
campur darah perdarahan setelah menopause, keluhan sesak di abdomen bawah,
perubahan pola menstruasi.
Faktor predisposisi pada kasus keganasan pada korpus uteri (Manuaba, 2010) adalah
:
a. Usia lanjut atau diatas 55 tahun
b. Tanpa anak atau anak sedikit
c. Hipertensi
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
d. Diabetes Melitus
e. Kegemukan
Sikap bidan jika mencurigai adanya keluhan yang mengarah pada masalah gangguan
pada rahim adalah KIE dan motivasi tentang keganasan dan melakukan rujukan un-
tuk pemeriksaan lanjutan.
5. KEGANASAN PADA OVARIUM (INDUNG TELUR)
Keganasan indung telur juga merupakan keganasan yang paling sering ditemui. Per-
jalanan penyakit keganasan ovarium sangat lambat (Manuaba, 2011)
Dugaan adanya keganasan ovarium jika ditemukan gejala :
a. Ditemukan tumor pada usia muda / sebelum menarche
b. Tumor indung telur pada usia diatas 45 tahun
c. Indung telur masih teraba setelah mati haid
Gejala keganasan indung telur pada stadium lanjut :
a. Teraba benjolan pada pada abdomen
b. Pergerakan benjolan terbatas
c. Terdapat asites (cairan pada abdomen)
d. Mengalami edema tungkai bawah
e. Tubuh bagian atas menjadi kurus dengan penampilan perut membuncit
(Manuaba, 2010 dan Prawirohardjo, 2011)
Sikap bidan jika mencurigai adanya keluhan yang mengarah pada masalah gangguan
pada indung telur adalah KIE dan motivasi tentang keganasan dan melakukan ruju-
kan untuk pemeriksaan lanjutan.
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
10
Rangkuman
1. Kanker vulva sering ditemukan pada lokasi labia mayora (bibir besar) dan kli-
toris. Pada stadium awal memiliki gejala klinis seperti gatal yang sulit sembuh,
terasa terbakar, dan didahului dengan leukoplakia (kehilangan pigmen kulit).
2. Keganasan pada vagina seringkali ditemukan tanpa gejala. Penderita sering-
kali menemukannya secara kebetulan yaitu mengeluarkan cairan encer yang
kadang bercampur darah dan terjadi hubungan perdarahan saat hubungan
seksual.
3. Kanker serviks adalah kanker yang menyebabkan kematian terbanyak, karena
walaupun perkembangan perjalanan penyakit sangat lambat (bahkan sampai
bertahun-tahun)
4. Keganasan pada korpus uteri seringkali terjadi pada usia lanjut setelah men-
galami masa menopause. Gejala klinis yang paling sering adalah beser putih,
kadang bercampur darah perdarahan setelah menopause, keluhan sesak di
abdomen bawah, perubahan pola menstruasi.
5. Keganasan indung telur juga merupakan keganasan yang paling sering ditemui.
Perjalanan penyakit keganasan ovarium sangat lambat
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat !
1. Pada stadium awal memiliki gejala klinis seperti gatal yang sulit sembuh, terasa
terbakar, dan didahului dengan leukoplakia (kehilangan pigmen kulit) pada labia
mayora adalah gejala awal dari ...
a. Kanker vulva
b. Kanker vagina
c. Kanker serviks
d. Kanker rahim
2. Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks yang dapat diketahui hasilnya den-
gan cepat adalah ....
a. Pap smear
b. USG Vagina
c. Pemeriksaan biopsi
d. Inspeksi visual asam asetat
3. Penyebab kanker serviks adalah ...
a. Virus rubella
b. Virus human papiloma
c. Virus human influenza
d. Virus toxoplasma
4. Seorang perempuan usia lanjut setelah mengalami masa menopause mengalami
beser putih, kadang bercampur darah perdarahan setelah menopause dan keluhan
sesak di abdomen bawah. Kondisi ini seringkali menjadi gejala awal pada kasus .....
a. Kanker vulva
b. Kanker vagina
c. Kanker serviks
d. Kanker rahim
5. Keganasan mulut rahim dapat kita curigai jika kita menemukan ....
a. Tumor pada usia sebelum menarche
b. Indung telur tidak teraba lagi setelah mati haid
c. Tumor indung telur ditemuka pada usia 30 tahun
d. Kista bertangkai pada kanalis servikalis
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
12
1. A
2. D
3. B
4. D
5. A
Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S., dkk. 2011. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, dr., dkk. 2010. Buku Ajar Ginekologi untuk mahasiswa bidan. Jakarta : EGC
http://xa.yimg.com/
http://www.asiancancer.com/
http://www.kompas.com
http://majalahkesehatan.com
17. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015