AKDR-381. AKDR bekerja dengan cara mencegah sperma dan ovum bertemu. 2. Jenis AKDR yang banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari bahan plastik dan kawat tembaga. 3. AKDR sangat efektif hingga 10 tahun, tidak menimbulkan efek
Similar to AKDR-381. AKDR bekerja dengan cara mencegah sperma dan ovum bertemu. 2. Jenis AKDR yang banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari bahan plastik dan kawat tembaga. 3. AKDR sangat efektif hingga 10 tahun, tidak menimbulkan efek
Similar to AKDR-381. AKDR bekerja dengan cara mencegah sperma dan ovum bertemu. 2. Jenis AKDR yang banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari bahan plastik dan kawat tembaga. 3. AKDR sangat efektif hingga 10 tahun, tidak menimbulkan efek (20)
AKDR-381. AKDR bekerja dengan cara mencegah sperma dan ovum bertemu. 2. Jenis AKDR yang banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari bahan plastik dan kawat tembaga. 3. AKDR sangat efektif hingga 10 tahun, tidak menimbulkan efek
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA 2
MODUL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Djudju Sriwenda
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
Praktik Kebidanan III
(Praktik Kebidanan Komprehensif)
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi i
Daftar Istilah ii
Kegiatan Belajar 1
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 3
Kegiatan Belajar 2
Kalau Kontrasepsi Bawah Kulit (akbk) 27
Kegiatan Belajar 3
Metode Kontrasepsi Mantap 57
Evaluasi Akhir 85
Daftar Gambar 98
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
iii
ISTILAH KETERANGAN
Abortus
Berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang
mengakibatkan kematian janin
Abstinen Tidak melakukan hubungan seksual dalam waktu yang ditentukan
Amenorrhea
Suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak mengalami
menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara
sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa
menstruasi.
Androgen
Androgen adalah hormon steroid yang merangsang atau mengontrol
perkembangan dan pemeliharaan karakteristik laki-laki vertebrata dengan
mengikat reseptor androgen yang juga merupakan pendukung aktivitas
organ seks pria dan pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki.
Diabetes melitus Merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah meningkat.
Epididimis
Epididimis
Sebuah struktur yang terletak di atas dan di sekeliling testis (buah zakar).
Fungsinya adalah sebagai pengangkut, tempat penyimpanan dan tempat
pematangan sel sperma yang berasal dari testis.
FSH
FSH (follicle stimulating hormone) adalah hormon yang dikeluarkan
oleh gonadotrop. Yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium dan juga berpengaruh
pada peningkatan hormon estrogen pada wanita
Gonorhea
Salah satu Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh Neiserria
Gonorhea
Hematoma
Sekelompok sel darah yang telah mengalami ekstravasasi, biasanya telah
menggumpal, baik di dalam organ, interstitium, jaringan dan otak
Hernia
hormon yang dikeluarkan oleh gonadrotop. Pada wanita, hormon ini
berfungsi untuk merangsang pengeluaran sel telur dari ovarium dan
mempertahankan folikel sisa sel telur tersebut serta membuatnya
berwarna kekuningan (lutein).
Hidrokel
Penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan
viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di
dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya
Kehamilan
ektopik
Kehamilan yang terjadi diluar cavum uteri
Laparatomi operasi yang dilakukan untuk membuka abdomen (bagian perut)
Daftar Istilah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. iv
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Laparoskopi
Laparoscopy
tindakan memvisualisasikan secara langsung kondisi intra Peritoneal
yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi organ2 dalam rongga
perut bagian bawah seperti ovarium, rahim , dan tuba Falopii
Libido Keinginan individual untuk terlibat dalam aktivitas seksual
Ligasi Ligasi
Mengikat bersama-sama atau menyatukan. Contohnya termasuk ligasi
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan atau ligasi tuba falopi
untuk mencegah kehamilan
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Selamat anda sudah menyelesaikan modul I Praktik asuhan Pelayanan Keluarga Berencana.
Sekarang anda akan masuk dalam modul II praktik asuhan kebidanan pada pelayanan kontrasepsi
yang merupakan lanjutan dari modul sebelumnya.
Anda masih ingat bukan????pada modul sebelumnya telah dibahas mengenai metode KB
sederhana dan metode KB hormonal, Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah
keluarga berencana, bukan?
Indonesia telah mencanangkan program keluarga berencana sejak tahun 1970 an, dan
saat ini masyarakat sudah banyak yang menggunakannya dengan kesadaran sendiri tanpa
anjuran dari tenaga kesehatan. Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu
didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang
serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas diharapkan akan
dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan
pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi
pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan
Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/
masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin,
2003).
Masalah kependudukan yang tengah dihadapi Indonesia adalah angka kematian ibu hamil
dan melahirkan yang masih tinggi yaitu 425 per 10.000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan
angka tertinggi di negara Asia Tenggara bila dibanding dengan Filipina yang hanya 20 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian para ibu itu sebagian besar akibat perdarahan
infeksi dan keracunan kehamilan dalam masa reproduksi. Salah satu upaya prepentif penurunan
angka kematian ibu adalah dengan pemakaian kontrasepsi secara rasional. Karena memakai
kontrasepsi apapun hasilnya lebih aman dari pada tidak memakai kontrasepsi.
Pelayanan kontrasepsi merupakan kompetensi yang harus anda kuasai sebagai bidan yang
Pendahuluan
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
merupakan profesi yang berada di lini depan untuk menurunkan angka kematian ibu
Dalam modul ini akan dipelajari bagaimana anda sebagai bidan memberikan asuhan atau
pelayanan kontrasepsi kepada klien. Modul in terdiri dari 3 kegiatan belajar yaitu (1) pelayanan
kontrasepsi AKDR, (2) pelayanan kontrasepsi AKBK, dan (3) Pelayanan kontrasepsi mantap
Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan anda dapat memberikan asuhan kepada akseptor
KB AKDR, akseptor KB AKBK dan juga memberikan pelayanan konseling bagi calon akseptor
MOP/MOW dengan tetap menjunjung tinggi hak klien.
Dalam modul ini akan
dipelajari bagaimana
anda sebagai bidan
memberikan asuhan atau
pelayanan kontrasepsi
kepada klien.
“
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
Tahukah anda bahwa AKDR telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu? Anda mungkin
tidak pernah menyangka bahwa sejarah abad masa lalu, walaupun tidak tercatat dengan baik,
menunjukkan bahwa kafilah dagang “bangsa Arab” mempraktekkan penggunaan AKDR pada
unta-unta mereka. Jika melakukan perjalanan jauh dalam kegiatan perdagangannya, mereka
memasukkan batu-batu kedalam rahim untanya.
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami tentang alat kontrasepsi
dalam rahim, cara kerjanya, keuntungan dan kerugiannya, efek samping yang sering timbul,
konseling terhapap akseptor, termasuk bagaimana anda membina akseptor yang bermasalah
dengan metode AKDR serta mampu memasang alat kontrasepsi dalam rahim secara benar.
Baiklah, sebelum anda melanjutkan ke uraian materi, terlebih dahulu silahkan anda tuliskan
pada kotak di bawah ini, apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi dalam rahim.
Kegiatan
Belajar 1 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
1. Profil AKDR
a. Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : Cu T-380A)
b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif
e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular seksual (IMS)
2. Jenis
a. AKDR Cu T-380A
Kecil, kerangka dari plastic yang flexible, berbentuk huruf T diselibungi oleh kawat halus
yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana
b. AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering)
c. Selanjutnya yang akan di bahas adalah khusus Cu T-380A
d. AKDR dibedakan jenisnya menurut sifat dan bentuknya. Menurut sifatnya ada AKDR
inert (netral), yaitu AKDR yang tidak mengandung bahan aktif dan AKDR bidaktif, yaitu
AKDR yang mengandung bahan aktif seperti tembaga (Cu), perak (Ag), dan progesteron.
e. Menurut bentuknya, jenis AKDR dapat dibedakan sebagai AKDR berbentuk terbuka
(berbentuk linier) dan AKDR tertutup (berbentuk cincin). Contoh AKDR terbuka antara
lain adalah Lipper Loop, Soft T Coil, Sheilds, Cu-7, Cu-T, Spring Coil, Progestasert (Alza
T), Multi Load, Marguiles Spiral. Sedangkan contoh AKDR tertutup antara lain: Ota Ring,
Stainless Ring, Antigen F, Ragab Ring, Cicin Grafenberg, dll.
3. Cara Kerja
• Menghemat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
• Mempengaruhi feertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
• AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan
Uraian
Materi
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
sperma untuk fertilisasi
4. Keuntungan dan kerugian
Keuntungan
• AKDR dapat efektif segera setelh pemasangan.
• Metode jangka panjang (10 tahun proteksi Cu T-380A dan tidak perlu diganti)
• Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
• Tidak mempengaruhi hubungan sexual
• Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
• Tidak ada efek samping hormonal Cu AKDR (cut- 380A)
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
• Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
• Tidak ada interaksi dengan obat-obat
• Membantu mencegah kehamilan ektopik
Kerugian
• Efek samping yang umum terjadi :
»» Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah
3 bulan)
»» Haid lebih lama dan lebih banyak
»» Perdarahan (spotting) antar menstruasi)
»» Saat haid lebih sakit
• Komplikasi lain :
»» Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
»» Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
»» Anemia
»» Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasngannya benar)
• Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
• Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti
pasangan
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
• Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDKR .
Penyakit Radang Panggul dapat memicu fertilisasi.
• Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam pemasangan AKDR.
Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
• Sedikit nyeri dan perdaraharan (spotting) terjadi segera setelah pemasngan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
• Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang
dapat melepas AKDR
• Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal
• Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan
ini perempuan harus memasukkan jarinya kedalam vagina, sebagian perempuan tidak
mau melakukan ini.
Sampai sejauh ini apakah anda memahaminya? Baik, selanjutnya anda mungkin penasaran,
apakah ada persyaratan khusus atau tidak bagi calon akseptor AKDR? uraian selengkapnya
akan dijelaskan di bawah ini.
5. Persyaratan pemakaian
1). Yang dapat menggunakan :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metode hormonal
i. Tidak menyukai untuk mengingat-ngingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
a. Perokok
b. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
c. Sedang memakai antibiotika atau anti kejang
d. Gemuk ataupun kurus
e. Sedang menyusui
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti dibawah ini dapat menggunakan AKDR :
a. Penderita tumor jinak payudara
b. Penderita kanker payudara
c. Pusing-pusing sakit kepala
d. Tekanan darah tinggi
e. Parises di tungkai atau divulva
f. Penderita penyakit jantung
g. Pernah menderita stroke
h. Penderita diabetes
i. Penderita penyakit hati dan empedu
j. Malaria
k. Penyakit tyroid
l. Epilepsi
m. Non pelvik TBS
n. Setelah kehamilan ektopik
o. Setelah pembedahan pelvik
2). Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR :
a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
c. Sedang menderita infeksi alat genital
d. 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
kavum uteri
f. Penyakit trofloblas yang ganas
g. Diketahui menderita TBC velvik
h. Kanker alat genital
i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
6. Waktu penggunaan :
a. Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastikan klien tidak hamil
a. Hari pertama sampai ke -7 siklus haid
a. Setelah segera melahirkan selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan
; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi.
a. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi
a. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
7. Petunjuk bagi klien :
a. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR
b. Selama bulan 1 mempergunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin terutama
setelah haid
c. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang
setelah haid apabila mengalami :
d. Keram atau kejang diperut bagian bawah
e. Perdarahan (sepoting) diantara haid atau setelah senggama
f. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan
hubungan seksual
g. Copper-T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan tetapi dapat dilakukan lebih
awal apabila diinginkan
h. Kembali ke klinik apabila :
i. Tidak dapat meraba benang AKDR
j. Merasakan bagian yang keras dari AKDR
k. AKDR terlepas
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
l. Siklus terganggu atau meleset
m. Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
n. Adanya infeksi
Selain metode AKDR yang biasa digunakan pada kondisi diatas, metode ini juga ternyata
dapat dipasang langsung setelah kelahiran plasenta. Anda penasaran bukan dengan metode
AKDR ini?Apakah sebelumnya anda sudah pernah mendengar dengan istilah AKDR Post
lasenta? Baiklah, silahkan anda menyimak paparan di bawah ini!!!
AKDR Post Plasenta
• Kita pernah mengenal program insersi AKDR (IUD) postpartum dimana pasien mendapat
insersi AKDR Pascapersalinan. Program tersebut tidak pernah dikembangkan lagi.
• Dengan adanya cara yang relative baru yaitu insersi AKDR post-plasenta mungkin mempunyai
harapan dan kesempatan ibu yang tidak ingin hamil lagi. Teknik ini cukup aman. Hanya
sebagian kecil (3-8%) ibu yang menginginkan anak lagi. Bagi Indonesia dengan kesulitan
• Hidup yang cukup tinggi (30% miskin), dan banyaknya unmeet need (8,6%) maka teknologi
ini perlu ditawarkan. Pasien hendaknya mendapat konseling sebelum persalinan
• Pemasangan AKDR dapat dilakukan juga pada saat seksio sesarea. Peningkatan penggunaan
AKDR akan mengurangi angka kematian Ibu di Indonesia
Efektivitas
AKDR post plasenta telah dibuktikkan tidak menambah resiko infeksi, perforasi dan
perdarahan. Diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi (6-10%) dan ini harus disadari oleh pasien
bila mau akan dipasang lagi.
Kemampuan penolong meletakkan di fundus amat memperkecil risiko ekspulsi. Oleh
karena itu dperlukan pelatihan. Kontraindikasi pemasangan post-plasenta ialah ketuban
pecah lama, infeksiintrapartum, perdarahan post partum.
Teknologi
AKDR umumnya jenis Cu-T dimasukkan ke dalam fundus uteri dalam 10 menit setelah
plasenta lahir. Penolong telah menjepit AKDR diujung jari tengah dan telunjuk yangn selanjutnya
menyusuri sampai ke fundus. Pastikan bahwa AKDR diletakkan dengan benar di fundus. Tangan
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
kiri penolong memegang fundus dan menekank ke bawah. Jangan lupa memotong benang
AKDR sepanjang 6 cm sebelum insersi.
Pemantauan
Klien hendaknya diberikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR dapat
dilakukan setiap tahun bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan demam dans ebagainya).
Nah, sama halnya dengan metode kontrasepsi yang lainnya, metode AKDR pun mempunyai
efek samping yang lazim terjadi pada setiap penggunanya. Apakah anda sudah mengetahui
efek samping AKDR???? Ya benar, tetapi untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini.
6. EFEK SAMPING DAN PENANGANAN AKDR
a. Amenorea
Penanganan yang pertama adalah memeriksa apakah sedang hamil atau tidak. Bila
tidak jangan lepaskan AKDR, berikan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila
diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat
dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih
dari 13 minggu AKDR jangan diepas. (Varney,2007)
Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas
AKDR, jelaskan adanya kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebiih diamati dan diperhatikan. (BPPPK,2006)
b. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya Penyakit Radang Panggul (PRP) dan penyebab lain
dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya bila diketahui, bila tidak diketahui beri anlgesik
untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat lepaskan AKDR dan
bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
c. Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis,
perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat lakukan konseling dan pemantauan. Beri
ibuprofen untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi.
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
d. Benang yang hilang.
Apabila ada Benang yang hilang = pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah
AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas berikan kondom, periksa talinya
di dalam saluran endoservik dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan
dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuk ke dokter,
lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang
ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
e. Adanya pengeluaran cairan vagina atau dicurigai adanya penyakit radang panggul.
Pastikan pemeriksaan untuk infeksi menular seksual. Lepaskan AKDR apabila ditemukan
menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhe atau infeksi klamidia, lakukan pengobatan
yang memdai. Bila PRP obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan
beri metode lain sampai masalahya teratasi.
f. Pusing
Apabila pusing merupakan hal yang jarang dialami, sedapt mungkin atur wanita pada
posisi Trendelenburg, pastikan jalan napasnya terbuka dan upayakan agar tetap hangat.
7. PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR
Alat yang harus disiapkan:
1. Bak instrumen berisi:
• Spekulum
• Tampon tang
• Venster klem
• Tenakulum
• Sonde uterus
• Kom kecil berisi betadine
• Kassa steril
• Gunting benang
• Sarung tangan DTT atau steril
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
2. AKDR dalam kemasannya
3. Phantoom uterus/model pemasangan AKDR
4. Lampu sorot
5. Meja pemeriksaan
6. Tempat cuci tangan
7. Celemek
8. Alas bokong
9. Larutan klorin 0,5%
DAFTAR TILIK
KONSELING PEMASANGAN IUD
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Memberi salam pada klien
2. Memperkenalkan diri pada klien
3. Tanyakan pada klien tentang tujuan kunjungannya
4. Berikan informasi umum tentang keluarga berencana
5. Tanyakan tujuan pemakaian kontrasepsi (mengatur/membatasi)
6. Tanyakan sikap/agama yang dianutnya yang dapat mendukung/
menolak salah satu / lebih metoda kontrasepsi
7. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
8. Kumpulkan data-data pribadi klien
9. Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan
risiko serta keuntungan dari semua jenis kontrasepsi
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
• Tunjukkan dimana dan bagaimana IUD dipasang
• Jelaskan proses kerja IUD dan efektifitasnya
• Jelaskan efek samping
10. Diskusikan kebutuhan ,dan kekhawatiran klien dengan sikap
yang simpatik
11. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
Bila klien memilih metode IUD
12. Telitilah dengan seksama untuk meyakinkan bahwa klien tidak
memiliki kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
13. Jelaskan kemungkinan efek samping sampai klien memahami
14. Jelaskan bahwa klien perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
panggul
15. Periksa apakah klien sedang dalam masa tujuh hari dari saat
haid terakhirnya
16. Singkirkan kemungkinan hamil bila telah di atas hari ke tujuh haid
17. Jelaskan proses pemasangan IUD dan apa yang klien rasakan
pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan
18. Berikan kesempatan bertanya kepada klien dan suaminya serta
berikan jawaban sesuai kebutuhannya
19. Persilahkan klien dan suaminya untuk membaca lembar informed
consent dan minta tanda tangan klien dan suaminya
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
DAFTAR TILIK
PENAPISAN KLIEN IUD
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Tanyakan apakah klien sudah mendapatkan konseling tentang
prosedur pemasangan IUD
2. Haid terakhir, lama haid dan pola haid
3. Paritas dan riwayat persalinan terakhir
4. Riwayat kehamilan ektopik
5. Nyeri yang hebat setiap haid
6. Anemia berat
7. Riwayat infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual atauinfeksi
panggul
8. Berganti-ganti pasangan
9. Kanker serviks
10. Tanyakan pada klien apakah sudah mengosongkan kandung
kencingnya
11. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan
12. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
13. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, tumor atau
kelainan lainnnya di daerah supra pubik
14. Bantulah klien untuk berbaring dalam posisi litotomi
15. Jelaskan pad aklien mengenai pemeriksaan panggul yang akan
dilakukan
16. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
17. Pakai sarung tangan DTT/ steril
18. Dekatkan alat-alat
19. Siapkan lampu periksa yang terang untuk melihat serviks
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
LANGKAH/TUGAS KASUS
20. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
21. Masukkan spekulum ke dalam vagina dengan benar
22. Lakukan pemeriksaan
• Periksa adanya lesi/ keputihan pada vagina
• Inspeksi serviks dan urerta
• Ambil bahan dari vagina dan serviks (jika ada indikasi)
23. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali di
tempatnya
24. Lakukan pemeriksaan bimanual
• Pastikan gerakan serviks bebas
• Tentukan besar dan posisi uterus
• Pastikan tidak ada tanda kehamilan
• Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
25. Lakukan pemeriksaan pada rektovagina (bila ada indikasi)
26. Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
DAFTAR TILIK
PEMASANGAN IUD Cupper T
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Masukkan lengan IUD Cu T 380 di dalam kemasan sterilnya
• Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
LANGKAH/TUGAS KASUS
• Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter
• Letakkan kemasan dalam tempat yang datar
• Selipkan kertas pengukur di bawah lengan IUD
• Tahan kedua ujung lengan IUD ( dengan tangan kiri
) dan
dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan
sehingga lengan akan melipat (dengan tangan kanan)
• Setelah lengan melipat menyentuh tabung inserter
(tangan kiri tetap menahan posisi lengan tersebut), tarik
tabung inserter sampai bawah lipatanan lengan
• Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk
memasukkan ujung lengan IUD yang sudah terlipat
tersebut ke dalam tabung inserter
4. Lampu periksa dipasang dan dinyalakan
5. Pakai sarung tangan
6. Pasang spekulum
7. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2-3 kali
8. Jepit serviks dengan tenakulum (pada posisi jam 12) secara
hati-hati
9. Masukkan sonde uterus dengan teknik tidak menyentuh yaitu
secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam rongga uterus
dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun
bibir spekulum
10. Tentukan posisi dan kedalaman rongga uterus
11. Keluarkan sonde dan ukurlah kedalaman rongga uterus pada
tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya
denggan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian
buka seluru plastik penutup kemasan
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
LANGKAH/TUGAS KASUS
12. 12. Keluarkan inserter dari tempat kemasannya tanpa
menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai
pendorongnya terdorong (lengan IUD akan lepas dari inserter)
atau pendorongnya terjatuh
13. Pegang inserter sedemikian , sehingga leher biru dalam posisi
horizontal (sejajar arah lengan IUD), kemudian masukkan
tabung inserter secara hati-hati ke dalam uterus sampai leher
biru tersebut menyentuh serviks atau sampai terasa adanya
tahanan
14. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan
15. Lepaskan lengan IUD dengan menggunakan teknik withdrawal
yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong
dengan tetap menahan pendorong (pendorong tidak boleh
bergerak)
16. Keluarkan pendorong dari tabung inserter, kemudian inserter
didorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh
serviks atau terasa adanya tahanan (langkah ini akan
menempatkan kedua lengan IUD tepat di ujung kavum uteri)
17. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang
IUD kurang lebih 3-4 cm dari serviks
18. Keluarkan seluruh tabung inserter
19. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati
20. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kassa selama 30-60 detik
21. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
22. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalamlarutan
klorin
23. Buang bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi
24. Cuci tangan dengan air dan sabun setelah itu keringkan
25. Buat rekam medik dan lengkapi kartu IUD untuk klien,
lakukan pencatatan pada buku register
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
DAFTAR TILIK
KONSELING PASCA PEMASANGAN IUD
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Lengkapi rekam medik
2. Ajarkan pada klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang
IUD dan kapan harus dilakukan
3. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami
efek samping
4. Beri tahu kapan harus datang untuk kontrol
5. Ingatkan kembali masa pemakaian IUD Cu T 380 adalah 8
tahun
6. Yakinkan pad klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap
saat bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila
menginginkanmencabut kembali IUD tersebut
7. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasanyang telah
diberikan
8. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan berikan
jawaban yang diperlukan
9. Lakukan observasi selama 15 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
DAFTAR TILIK
KONSELING PRA PENCABUTAN IUD
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan kunjungan klien
3. Tanyakan alasan keinginan mencabut IUD
4. Tanyakan rencana penggunaan kontrasepsi selanjutnya
5. Jelaskan proses pencabutan IUD dan apa yang akan klien
6. rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah pencabutan
7. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan
8. pertanyaan dan jawablah sesuai kebutuhannya
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
DAFTAR TILIK
PENCABUTAN IUD
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan
2. Persiapkan peralatanyang diperlukan
3. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain
bersih
4. Lampu periksa dipasang dan dinyalakan
5. Pakai sarung tangan
6. Pasang spekulum
7. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2-3 kali
8. Jepit benang dengan klem
9. Tarik keluar benang IUD dengan perlahan untuk mengeluarkan
IUD
10. Tunjukkan iUD tersebut kepada klien
11. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
12. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalamlarutan
klorin
13. Buang bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi
14. Cuci tangan dengan air dan sabun setelah itu keringkan
15. Buat rekam medik tentang pencabutan iUD, lakukan pencatatan
pada buku register
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
DAFTAR TILIK
KONSELING PASCA PENCABUTAN IUD
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami
masalah (mis; perdarahan yang lama atau nyeri perut )
2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
3. Berikan kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan
dan jawablah sesuai kebutuhan
4. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang
tersedia dan risiko serta keuntungan setiap jenis kontrasepsi
5. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru
atau berikan alat kontrasepsi sementara sampai klien dapat
memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan dipakai
6. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
7. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasanyang telah
diberikan
8. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan berikan
jawaban yang diperlukan
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Metode AKDR merupakan salah satu alat kontrasepsi yang sangat efektif untuk mencegah
kehamilan. Metode ini telah dikenal sejak zaman dahulu. Penemuan-penemuan selanjutnya
melahirkan berbagai jenis dan bentuk dari AKDR hingga saat ini di Indonesia jenis AKDR yang
digunakan adalal jenis CuT 380 A
Secara umum AKDR aman digunakan oleh setiap wanita, terutama bagi wanita yang tidak
menginginkan efek sistemik alat kontrasepsi hormonal yang terkadang menjadi momok tersendiri
bagi wanita, misalnya kenaikan berat badan, perubahan pola menstruasi dan lain sebagainya.
Walaupun dipandang sebagai kontersepsi yang aman dan efektif, tentu saja yang namanya
alat buatan manusia, tidak terlepas dari kerugian serta efek samping yang mungkin timbul
sebagai akibat dari penggunaan metode AKDR. Dan sudah barang tentu tugas anda sebagai
bidan untuk memberikan konseling dengan sejelas-jelasnya kepada setiap calon akseptor AKDR
sehingga diharapkan calon akseptor semakin mantap dengan pilihannya dan pada akhirnya
angka kejadian drop out akan berkurang
Rangkuman
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar
1. Untuk mengurangi risiko infeksi pasca pemasangan AKDR, upaya yang dapat dilakukan yaitu:
a. Melakukan pemasangan dengan hasil pemeriksaan adanya IMS
b. Mencuci tangan sesudah tindakan pemasangan
c. Meminta klien untuk membersihkan genitalianya sesudah pemeriksaan panggul
d. Masukkan lengan AKDR dalam kemasan sterilnya
e. Melakukan skrining pasca pemasangan
2. Tindakan pencegahan infeksi pada pencabutan AKDR adalah...
a. Gunakan teknik tanpa sentuh
b. Usapkan cairan antiseptik secara merata pada cerviks dan vagina sebelum pemasangan
c. Gunakan instrumen setelah dekontaminasi
d. Usapkan larutan antiseptik pada semua alat yang akan dipakai
e. Melakukan vulva hygiene
3. Tidak termasuk kedalam peralatan untuk pemasangan AKDR adalah...
a. Aligator klem
b. Speculum bivalve
c. Tenakulum dan sonde uterus
d. Gunting benang
e. Tampon tang
4. Infeksi serviks dan erosio portionis dapat ditemukan dengan pemeriksaan…
a. Bimanual
b. Inspekulo
c. Rektovaginal
Evaluasi
Formatif
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
d. Digital
e. Laparoskopi
5. Pemeriksaan bimanual bertujuan untuk menentukan hal-hal dibawah ini, kecuali...
a. Gerakan serviks bebas/tidak nyeri goyang
b. Besar uterus
c. Konsistensi uterus
d. Ukuran panjang/kedalaman uterus
e. Posisi Uterus
6. Itilah loading dipergunakan pada saat...
a. Memasukkan lengan AKDR kedalam kemasan sterilnya
b. Memasang spekulum vagina untuk melihat serviks
c. Menentukan besar dan posisi uterus
d. Memastikan tidak ada tanda kehamilan
e. Memasukan AKDR ke dalam uterus
7. ”No touch technique” adalah...
a. Menentukan besar dan posisi uterus
b. Memasukkan inserter ke dalam kavum uteri
c. Memasukkan sonde uterus ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina
d. Menentukan tidak ada infeksi pada adneksa kiri dan kanan
e. Menentukan panjang uterus
8. Melepaskan lengan AKDR dengan menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong
adalah...
a. No touch technique
b. Withdrawal technique
c. Aspiration technique
d. Bimanual technique
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
e. Tidak ada yang benar
9. Bila ada perdarahan pada tempat bekas jepitan tenakulum, tindakan yang dilakukan adalah
menekan dengan kassa selama...
a. 30-60 menit
b. 20-30 menit
c. 20-30 detik
d. 60-70 detik
e. 90-120 detik
10. Untuk mengamati segala sesuatu kemungkinan yang terjadi pasca pemasangan, dianjurkan...
a. Klien dirawat dengan sistem ”one day care”
b. Klien menunggu dan istirahat selama 15-30 menit
c. Klien segera pulang dan melaporkan yang dirasakan
d. Klien tidur dengan posisi miring kiri
e. Klien dianjurkan kontrol ulang setelah 7 hari
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Lakukan praktikum pemasangan dan pencabutan AKDR dengan menggunakan penuntun
belajar diatas, kemudian catat temuan anda dan diskusikanlan dengan teman anda!!!
Tugas
Mandiri
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
27
Selamat, anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1, sekarang silahkan anda melanjutkan ke
kegiatan belajar 2. Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, anda diharapkan dapat memahami
tentang alat kontrasepsi bawah kulit, cara kerjanya, keuntungan dan kerugiannya, efek
samping yang sering timbul, konseling terhapap akseptor, termasuk bagaimana anda
membina akseptor yang bermasalah dengan metode AKBK serta mampu memasang
dan mencabut AKBK secara benar.
Sebelum anda melanjutkan ke uraian materi, silahkan anda tuliskan terlebih dahulu mengenai
apapun yang anda ketahui mengenai Alat kontrasepsi bawah kulit pada kotak dibawah ini:
Bagaimana, apakah anda sudah mengisi kotak diatas? kalaau sudah mari kita cocokan jawaban
anda dengan uaian di bawah ini:
Kegiatan
Belajar 2 Kalau Kontrasepsi Bawah Kulit (akbk)
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
A. PROFIL
1. Pengertian
Kontrasepsi implan (susuk KB) adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan
yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan)
dan pencabutan Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi
hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN,2003).
2. Mekanisme kerja KB implant
a. Mengentalkan lendir serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mukus serviks.
Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk
penetrasi sperma.
b. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi
estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi
sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang
dapat dideteksi pada pengguna implan.
c. Mengurangi transportasi sperma.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan
sperma.
d. Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik
pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003)
Uraian
Materi
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
29
d. Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1 kehamilan per 100 perempuan). (Saifuddin, 2006)
3. Keuntungan dan kerugian KB implant
a. Keuntungan
1). Daya guna tinggi Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant
sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
2). Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun). Kontrasepsi implan memberikan
perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada
jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis
norplant.
3). Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. Kadar levonorgestrel
yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam . 48 jam setelah
pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik
normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada
tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita
yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak
ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan
setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada
dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan
yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
4). Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5). Bebas dari pengaruh estrogen. Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi
implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi
hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
6). Tidak mengganggu hubungan seksual Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan
sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
7). Tidak mengganggu produksi ASI. Implan merupakan metode yang paling baik untuk
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan
bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya
(dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
8). Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
9). Kontrol medis ringan
10). Dapat dilayani didaerah pedesaan
11). Penyulit medis tidak terlalu tinggi
12). Biaya ringan
b. Kerugian
1). Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi, terjadi
perdarahan bercak (spotting) dan perdarahan tidak teratur.
2. Berat badan bertambah. Wanita yang menggunakan implan lebih sering mengeluhkan
peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.
3. Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara, Jerawat, dengan atau
tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum
di antara pengguna implan.
4. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan. Implan
harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang
dilakukan oleh personel terlatih. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
5. Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual HIV/AIDS
5. Indikasi dan kontra indikasi KB implant
a. Indikasi
1). Usia reproduksi
2). Nulipara atau multipara
3). Menghendaki kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
31
4). Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi
b. Kontra indikasi
1). Hamil atau diduga hamil
2). Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
3). Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
4). Mioma uteri
5). Gangguan toleransi glukosa (Saifuddin, 2006)
Sampai disini, apakah anda cukup memahaminya? Baiklah, pembahasan akan kita lanjutkan pada
waktu. Apakah anda tahu, kapankah waktu yang tepat untuk memulai penggunaan metode ini?
6. Waktu mulai menggunakan implan
a. Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode
kontrasepsi tambahan
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan.
Apabila insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
c. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini
tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual atau
menggunakan metode kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
d. Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat.
e. Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama
tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
f. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan
implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrsepsi dengan benar.
g. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan
pada saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
h. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan klien
ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat
diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
i. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak
melakukan hubungan seksual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi
lain untuk tujuh hari saja. AKDR segera dicabut. Dan Pasca keguguran, implan dapat
segera di insersikan. (Sulistyawati, 2011)
7. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus :
Keadaan Anjuran
• Penyakit hati akut
• Stroke/riwayatstroke,penyakitjantung
• Menggunakan obat epilepsi
• Tumor jinak/ganas pada hati
• Sebaiknya jangan menggunakan implan
• Sebaiknya jangan menggunakan implan
• Sebaiknya jangan menggunakan implan
• Sebaiknya jangan menggunakan implant
8. PEMASANGAN DAN PENCABUTAN IMPLANT (SUSUK KB)
a. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
b. Meja periksa untuk berbaring klien
c. Alat penyangga lengan
d. Batang implant dalam kantong
e. Kain penutup steril (DTT) serta mangkok untuk tempat meletakkan implant
f. Sepasang sarung tangan karet bebas bedak yang sudah steril (atau DTT)
g. Sabun untuk mencuci tangan
h. Larutan antiseptic untuk disinfeksi kulit (misal: larutan betadin atau jenis golongan
povidon iodine lainnya), lengkap dengan cawan/ mangkuk antikarat
i. Zat anestesi local (konsentrasi 1 % tanpa Epinefrin).
j. Semprit (5-10 ml), dan jarum suntik (22 G) ukuran 2,5-4 cm (1-1,5/ inch)
37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
33
k. Trokar 10 dan mandrin
l. Skapel 11 atau 15
m. Kasa pembalut, band aid, atau plester
n. Kasa steril dan pembalut
o. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk keperluan darurat)
p. Klem penjepit atau forceps mosquito (tambahan)
q. Baka atau tempat instrumen (tertutup)
DAFTAR TILIK
KONSELING PEMASANGAN IMPLANT
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Memberi salam pada klien
2. Memperkenalkan diri pada klien
3. Tanyakan pada klien tentang tujuan kunjungannya
4. Berikan informasi umum tentang keluarga berencana
5. Tanyakan tujuan pemakaian kontrasepsi (mengatur/membatasi)
6. Tanyakan sikap/agama yang dianutnya yang dapat mendukung
/ menolak salah satu / lebih metoda kontrasepsi
7. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
8. Kumpulkan data-data pribadi klien
9. Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia
dan risiko serta keuntungan dari semua jenis kontrasepsi
• Tunjukkan dimana dan bagaimana implant dipasang
• Jelaskan proses kerja implant dan efektifitasnya
38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
LANGKAH/TUGAS KASUS
• Jelaskan efek samping
10. Diskusikan kebutuhan ,dan kekhawatiran klien dengan sikap
yang simpatik
11. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
Bila klien memilih metode IMPLANT
12. Jelaskan kemungkinan efek samping sampai klien memahami
13. Jelaskan proses pemasangan implant dan apa yang akan
klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah
pemasangan
14. Berikan kesempatan bertanya kepada klien dan suaminya
serta berikan jawaban sesuai kebutuhannya
15. Persilahkan klien dan suaminya untuk membaca lembar
informed consent dan minta tanda tangan klien dan suaminya
DAFTAR TILIK
PEMASANGAN IMPLANT
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Tanyakan apakah klien sudah mendapatkan konseling tentang
prosedur pemasangan implan
2. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat
3. Tanyakan apakah klien sedang dalam masa tujuh hari dari
saat haid terakhirnya
4. Singkirkan kemungkinan hamil bila telah lebih dari hari ke tujuh
39. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
35
LANGKAH/TUGAS KASUS
5. Telitilah dengan seksama untuk meyakinkan bahwa klien tidak
memiliki kondisi kesehatan yang dapat emnimbulkan masalah
6. Lakukan pemeriksaan lanjutan, bila ada indikasi
7. Periksa kembali rekam medik atau lakukan penilaian atau
pemeriksaan penunjang lanjutan bila ada indikasi
8. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya
9. Bantu klien naik ke meja periksa
10. Letakkan kain bersih dan kering di bawah lengan klien dan
atur posisi lengan klien dengan benar
11. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan
atas, dengan mengukur 8 cm di atas lipatan siku
12. Beri tanda pada tempat yang akan dimasukkan implan
13. Pastikan bahwa peralatan sudah steril / DTT
14. Buka peralatan steril dari kemasannya
15. Buka kemasan implan dan tempatkan ke dalam mangkok kecil
yang steril ( atau biarkan dalam kemasannya)
16. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan handuk
atau kain bersih
17. Pakai sarung tangan steril
18. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lenkap 2 buah
19. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan
ke arah luar secara melingkar seluas 8-13 cm dan biarkan
kering
20. Pasang kain penutup steril/DTT di sekeliling lengan pasien
21. Tusukkan jarum spuit di kulit tepat di lokasi yang akan diinsisi
22. Suntikkan anestesi lokal (lidokain 1%-2% ) 0,3 -0,5 cc tepat
dibawah kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah
ditentukan , sampai kulit sedikit menggelembung
40. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
LANGKAH/TUGAS KASUS
23. Teruskan penusukkan jarum ke lapisan di bawah kulit
(subdermal)kurang lebih sejauh 4 cm dari lokasi insisi yang
direncanakan , lakukan aspirasi untuk meyakinkan bahwa
jarum tidak masuk ke pembuluh darah
24. Suntikkan 0,5-1 cc obat anesthesi sambil menarik spuit
ke arah tempat tusukkan jarum di kulit tetapi tidak sampai
mencabut seluruh jarum (dengan tehnik ini, anesthesi lokal
akan merata di sepanjang bawah kulit dimana batang implan
akan ditempatkan)
25. Ulangi langkah 23 dan 24 , kira-kira membentuk sudut 200
-
300
terhadap lokasi suntikan anestesi sebelumnya (jumlah
keseluruhan obat anestesi yang diperlukan tidak lebih dari 2 cc)
26. Tunggu 2-3 menit, lakukan uji efek anestesi sebelum melakukan
insisi pada kulit
27. Buat insisi dangkal di kulit selebar ± 2 mm dengan bisturi (sbg
alternatif, langkah ini dapat digantikan denganmenusukkan
trokar langsung ke lapisan di bawah kulit/subdermal)
28. Masukkan ujung trokar (yang pendorongnya telah dipasang)
melalui tempat insisi dengan sudut yang agak besar (± 300
permukaan kulit)
29. Setelah ujung trokar menembus kulit, ubah sudut trokar menjadi
sejajar kulit (bila langkah ini dikerjakan dengan benar, kulit
akan terangkat)
30. Masukkan terus trokar dan pendorongnya sampai sedikit
melewati batas tanda pertama (pada pangkal trokar) tepat
pada luka insisi (perhatikan:oleh karena trokar yang dipakai
adalah trokar untuk impla 6 kapsul, maka trokar perlu didorong
sedikit melebihi batas yang ada pada trokar sesuai dengan
selisih panjang implan 2 batang dan 6 batang)
31. Keluarkan pendorong
32. Masukkan kapsul yang pertama ke dalam trokar dengan
tangan atau pinset:tadahkan tangna yang lain di bawah kapsul
sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh
41. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
37
LANGKAH/TUGAS KASUS
33. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arah ujung
trokar sampai terasa adanya tahanan
34. Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan, dan tarik
trokar keluar sampai mencapai pegangna pendorong (dengna
tehnik ini batang implan akan tertinggal di bawah kulit sesuai
yang direncanakan)
35. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai
batas tanda kedua (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi:
janga mengeluarkan trokar dari tempat insisi
36. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan
masukkan kembali trokar, ulangi lagi langkah 30-34
37. Raba kapsul untuk memastikan kedua kampsul implan telah
terpasang (keduanya kira-kira membentuk sudut 150
-300
)
38. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada
jauh dari insisi (ujung implan tidka boleh menyembul di luka
insisi)
39. Tekan padatempat insisi dengan kasa untuk menghentikan
perdarahan (kalau ada)
40. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
41. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan
42. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka (mis: bila ada
nanah atau darah, atau kapsul keluar dari luka insisi, klien
harussegera kembali ke klinik)
43. Sedot larutan klorin ke dalam spuit , k eluarkan lagi lalu
lepaskan jarum dari tabung spuit
44. Buang jarum di tempat sampah tajam
45. Letakkan semua peralatan dlam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit, pisahkan trokar dari pendorongnya
46. Buang semua bahan yang tidak dipakai ke dalam tempat
sampah
47. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin
42. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
LANGKAH/TUGAS KASUS
48. Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan
handuk / kain kering
49. Buat rekam medik tentang pemasangan impan, lakukan
pencatatan padabuku register/catatan akseptor
50. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami
efek samping
51. Beritahu kapan harus kontrol
52. Ingatkan kembali masa pemakaian implan 4 tahun
53. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap
saat bila membutuhkan konsultasi, pemeriksaan medik atau
bila menginginkan mencabut implan
54. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
55. Berikan kesempatan untuk bertanya
56. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
9. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1). Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang digunakan.
2). Gunakan cara pencegahan infeksi yang di anjurkan
3). Pastikan kapsul kapsul tersebut di tempatkan sedikitnya 8 cm di atas lipat siku, di
daerah medial lengan.
4). Insisi pemasangan harus kecil, hanya sekedar menembus kulit. Gunakan skalpel atau
trokar tajam untuk membuat insisi.
5). Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,superfisial tepat dibawah
kulit. Waktu memasukkan trokar jangan di paksaan.
6). Trokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat, untuk memastikan pemasangan
tepat di bawah kulit.
7). Pastikan 1 kapsul benar benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya di pasang
(untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya, pegang kapsul yang sudah terpasang
43. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
39
tersebut dengan jari tengah dan masukkan trokar pelan pelan di sepanjang tepi jari
tersebut).
8). Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus di cabut dengan hati hati dan di pasang kembali dalam posisi
yang tepat.
9). Jangan mencabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan
diperiksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa kedua kapsul dipasang
dengan posisi yang benar dan pada bidang yang sama di bawah kulit.
10). Gambar tempat kapsul tersebut pada rekam medik dan buat catatan bila ada
kejadian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
10. PETUNJUK PERAWATAN LUKA INSISI DI RUMAH
1). Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi selama beberapa
hari. Hal ini normal.
2). Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam.luka insisi dapat
mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakaian.
3). Jangan membuka pembalut tekan selam 48 jam dan biarkan band aid di tempatnya
sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari).
4). Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di daerah tersebut
atau menambahkan tekanan.
5). Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat di sentuh dan din bersihkan dengan
tekanan normal.
6). Bila terdapat tanda tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan dan panas
atau sakit yang menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
11. BILA TERJADI INFEKSI
1). Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal.
44. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
2). Bila terjadi abses (dengan atau tanpa ekspulsi kapsul) cabut semua kapsul.
B. PENCABUTAN IMPLANT
1. Persiapan bahan dan peralatan
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalam kondisi baik ( misalnya
klem harus dapat menjepit dengan kuat dan skalpel harus tajam ). Periksa alat-alat dan
bahan yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
a. Peralatan yang diperlukan untuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
b. Meja periksa untuk tempat tidur klien
c. Penyangga lengan atau meja samping
d. Sabun untuk mencuci lengan
e. Kain penutup operasi steril ( bersih yang kering )
f. Tiga mangkok steril atau DTT ( 1 untuk larutan antiseptik, 1 tempat air mendidih atau
steril yang berisi kapan bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan 1
lagi berisi larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi kapsul yang telah di cabut )
g. Pasang sarung tangan steril atau DTT
h. Larutan antiseptik
i. Anestesi lokal ( Konsentrasi 1 % tanpa Epinefrin )
j. Tabung suntik ( 5/10 mL dan jarum suntik dengan panjang 2,5-4 cm ( No 22)
k. Skapel ( pisau bedah no 11 )
l. Klem lengkung dan lurus ( mosquito dan Crile )
m. Ban aid atau kasa steril dengan plester
n. Kasa pembalut
o. Epinefrin untuk syok anafilaktik ( harus selalu tersedia untuk keadaan darurat )
45. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
41
DAFTAR TILIK
PENCABUTAN IMPLAN DUA KAPSUL
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan
implan
2. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
3. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya dengan bersih menggunakan air dan sabun
4. Bantu klien untuk naik ke mej aperiksa, letakkan kain yang
bersih dan kering di bawah lengan klien dan atur posisi lengan
klien dengan benar
5. Raba kapsul untuk menentukan jumlah kapsul dan lokasi
insisi guna mencabut kapsul dengan memperhitungkan jarak
yang sama dari ujung kedua kapsul
6. Pastikan peralatan sudah DTT/steril
7. Buka peralatan steril dari kemasannya
8. Cuci tangan dengan air dan sabun kemudian keringkan
dengan kain/handuk
9. Pakai sarung tangan DTT/steril
10. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
11. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan
ke arah luar secara melingkar seluas 8-13 cm dan biarkan
kering
12. Pasang kain penutup steril/DTT di sekeliling lengan pasien
13. Tusukkan jarum spuit di kulit tepat di lokasi yang akan diinsisi
46. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
LANGKAH/TUGAS KASUS
14. Suntikkan anestesi lokal (lidokain 1%-2% ) 0,3 -0,5 cc tepat
dibawah kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah
ditentukan , sampai kulit sedikit menggelembung
15. Teruskan penusukkan jarum ke lapisan di bawah kulit
(subdermal) dibawah ujung akhir dari kapsul sampai sepertiga
panjang kapsul , lakukan aspirasi untuk meyakinkan bahwa
jarum tidak masuk ke pembuluh darah
16. Suntikkan 0,5-1 cc obat anesthesi sambil menarik spuit
ke arah tempat tusukkan jarum di kulit tetapi tidak sampai
mencabut seluruh jarum (dengan tehnik ini, anesthesi lokal
akan merata di sepanjang bawah kulit dan agar kapsul tetap
mudah diidentifikasi dengan perabaan)
17. Tunggu 2-3 menit, uji efek anestesinya sebelum membuat
insisi pada kulit
18. Buat insisi kecil dengan bisturi dengan jarak sekitar 5 mm di
bawah ujung dari kapsul yang terdekat dengan siku
19. Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan
dorong pelan-pelan ke arah insisi hingga ujung dari kapsul
tampak
20. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan
bawa ke ara insisi
21. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan menggunakan kasa steril atau bisturi
22. Keluarkan kapsul dengan cara menariknya menggunakan
klem atau pinset, taruh pada mangkok yang berisi larutan
klorin 0.5%
23. Lakukan langkah yang sama untuk kapsul berikutnya yang
akan dicabut (bila diperlukan , suntikan lagi anestesi)
Pencabutan kapsul yang sulit
Catatan: prosedur pemberian anestesi sudah diberikan
47. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
43
LANGKAH/TUGAS KASUS
24. Buat insisi kecil dengan bisturi dengan jarak sekirat 5 mm di
bawah ujung dari kapsul yang terdekat dengan siku
25. Untuk kapsul yang jauh dari tempat insisi, dorong kapsul
dengan jari ke arah tempat insisi, masukkan klem lengkung
yang terbuka mengarah ke atas dan jepit kapsul dengan
ujung-ujung klem
26. Jauhkan klem tersebut, 1800
ke arah bahu klien
27. Setelah menjatuhkan klem ke arah bahu, bersihkan jaringan
ikat yang mengelilingi kapsul dengan menggunakan kasa
steril atau skalpel
28. Bila setelah menjatuhkan ke arah bahu, kapsul tidak kelihatan,
maka putar 180 0
ke arah yang berlawanan dari sumbunya
untuk membuat ujung kapsul mencuat
29. Setelah jaringan ikat dilepaskan dari ujung kapsul, tekan
dengan jari tangan jaringan ikat yang mengelilingi kaspul
sehingga ujung kapsul mencuat
30. Jepit kapsul yang mencuat itu dengan klem lain sambil
melepas klem lengkung
31. Keluarkan kapsul dengan cara menarik kapsul secara perlahan,
taruh pada mangkok yang berisi larutan klorin 0.5 %
32. Lakukan langkah yang sama untuk kapsul berikutnya yang
akan dicabut
Pencabutan kapsul dengan teknik pop out
Catatan: prosedur pemberian anestesi sudah dilakukan
33. Pilih kapsul yang mudah dicabut
34. Dorong ujung atas dari kapsul (dekat bahu) dengan
menggunakan jari
35. Pada saat ujung bawah kapsul (dekat siku) menonjol keluar,
buat insisi kecil (2-3mm) di atasujung kapsul tersebut dengan
menggunakan bisturi
36. Tekan ujung kapsul dengan ibu jari dan jari-jari lainnya
sehingga mencuat dari tempat insisi
48. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
LANGKAH/TUGAS KASUS
37. Masukkan bisturi ke tempat insisi sehingga menyentuh ujung
kapsul dan potong jarngan ikat yang menutupi ujung kapsul
38. Setelah jaringan ikat dilepaskan dari ujung kapsul, tekan
kapsul dengan ajri tangan sehingga ujung kapsul mecuat
(pop out) pada tempat insisi
39. Keluarkan kapsul dengan cara menarik kapsul secara perlahan
menggunakan klem atau pinset, taruh pad amangkok yang
berisi larutan klorin 0.5 %
40. Lakukan langkah yang sama untuk kapsul berikutnya yang
akan dicabut (bila diperlukan suntikan lagi anestesi)
Pencabutan kaspul dengan tehnik U
Catatan: prosedur pemberian anestesi sudah dilakukan
41. Buat insisi kecil (selebar 3-4mm) pada kulit diantara kapsul
pertama dan kedua dengan arah memanjang ± berjarak 5
mm di atasujung kapsul
42. Pegang kapsul dengan jari tangan dan masukkan ujung klem
implan (alat vasektomi yang dimodifikasi) sampai mencapai
kapsul
43. Jepit kapsul dan tarik keluar sampai mendekati permukaan
kulit, klem implan dijatuhkan 900
ke arah bahu (kalau perlu
sampai 1800
) hingga kapsul terlihat
44. Bersihkan kapsul dari jaringna ikat yang mengelilinginya
dengan menggunakan kasa atau skalpel
45. Jepit ujung kapsul yang sudah dibersihkan dengan klem
lengkung , tarik keluar dan taruh pad amangkuk yang berisi
larutan klorin 0.5%
46. Lakukan langkah yang sama untuk kapsul berikutnya yang
akan dicabut (bila diperlukan , suntikan lagi anestesi)
Tindakan pasca pencabutan
47. Perlihatkan ke dua kapsul tersebut pada klien
48. Rapatkan kedua tepi luka insisi dan tutup dengan band aid
49. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
45
LANGKAH/TUGAS KASUS
49. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar
50. Beri petunjuk pada klien dara merawat luka
51. Sedot larutan klorin ke dalam spuit , k eluarkan lagi lalu
lepaskan jarum dari tabung spuit
52. Buang jarum di tempat sampah tajam
53. Letakkan semua peralatan dlam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit, pisahkan trokar dari pendorongnya
54. Buang semua bahan yang tidak dipakai ke dalam tempat
sampah
55. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin
56. Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan
dengan handuk / kain kering
57. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
DAFTAR TILIK
KONSELING PASCA PENCABUTAN IMPLAN
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Beri tahu klien untuk menjaga luka insisi dan kapan harus
kembali untuk kontrol
2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
50. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
LANGKAH/TUGAS KASUS
3. Berikan kesempatan pad aklien untuk mengajukan pertanyaan
dan jawablah sesuai kebutuhan
4. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang
tersedia dan risiko serta keuntungan setiap jenis kontrasepsi
5. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru
atau berikan alat kontrasepsi sementara sampai klien dapat
memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan dipakai
6. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
2. Kunci keberhasilan pencabutan
a. Pencabutan yang mudah tergantung dari pemasangan yang benar. Bila kapsul dipasang
tepat di bawah kulit maka akan lebih mudah dicabut. Bila dipasang terlalu dalam akan
menimbulkan masalah.
b. Pencabutan rutin (tanpa masalah) sedikit lebih lama dari pemasangan biasanya 10-20
menit
c. Raba tempat pencabutan utnuk menentukan lokasi dari masing-masing kapsul dan
beri tanda posisi masing-masing kapsul dengan spidol.
d. Gunakan tindakan pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk menghindari infeksi.
e. Suntikkan sedikit (biasanya seluruhnya tidak lebih dari 3 ml) obat anestesi lokal di bawah
ujung kapsul dekat insisi yang lama. Bila disuntikkan di atas kapsul akan membuat
kapsul tidak teraba dari luar sehingga menyulitkan pencabutan.
f. Bila posisi kapsul benar, hanya diperlukan insisi kecil tidak melebihi 4 mm untuk
mencabut keenam kapsul.
g. Kapsul yang pertama kali dicabut adalah terletak paling dekat luka insisi atau paling
dekat permukaan kulit.
h. Bila memang diperlukan, tambahkan sedikit lagi anestesi hanya di bawah ujung kapsul.
i. Atasi perdarahan dengan melakukan penekanan pada luka insisi.
j. Bila masih tersisa 1 atau 2 kapsul yang sulit dicapai, jangan dipaksakan untuk melakukan
51. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
47
pencabutan. Bila waktu pencabutan telah mencapai lebih dari 30 menit, minta klien
untuk kembali setelah luka insisi sembuh benar (sekitar 4 sampai 6 minggu) dan coba
lagi atau rujuk ke klinisi yang lebih berpengalaman.
k. Terakhir dan yang paling penting, klinisi harus bekerja dengan baik. Hati-hati dan sabar
untuk menghindari luka yang besar pada lengan klien
3. PENATALAKSANAAN UMUM
a. Pencabutan yang mudah bergantung pada pemasangan yang benar. Proses pencabutan
umumnya lebih lama dari proses pemasangan biasanya antara 10-20 menit.
b. Bila kapsul terpasang dengan benar akan lebih mudah mencabutnya, sedang yang
letaknya dalam akan lebih sulit mencabutnya.
c. Menentukan lokasi kapsul lebih dulu dengan meraba tanpa menggunakan sarung
tangan akan sangat membantu untuk proses pencabutan. Banyak klinisi memilih
untuk memberi tanda denga spidol pada setiap posisi kapsul. Usap lengan klien
dengan larutan antiseptik sebelum menyuntikan anestesi lokal. Anestesi lokal harus
disuntikan di bawah ujung kapsul dekat tempat insisi suntikan diatas kapsul akan
membuat kapsul sulit diraba.
d. Pada umumnya hanya satu insisi kecil yang diperlukan untuk mencabut seluruh kapsul.
Panjang insisi tidak boleh lebih dari 4 mm. Dimana insisi dilakukan tergantung pada
posisi implan dan metode pencabutan yang akan digunakan, metode standar atau
teknik U
e. Kapsul pertama yang dicabut harus yang paling mudah dicapai ( misalnya paling
dekat dari insisi atau paling mudah diraba ). Bila 1 atau 2 kapsul terakhir sulit dicabut,
jangan paksakan untuk mencabutnya. Bila seluruh 6 kapsul tidak dapat dicabut dalam
20 sampai 30 menit, hentikan pencabutan. Klien harus diberi metode kontrasepsi
pengaman ( bila klien menginginkan ) dan diminta datang kembali setelah luka insisi
sembuh ( sekitar 4 sampai 6 minggu ) untuk pencabutan kapsul yang tersisa. ( Bila
kapsul yang tersisa tersebut tidak teraba, lakukan foto dengan sinar X atau ultrasound
untuk menentukan lokasinya ). Klinisi harus bekerja dengan halus, hati-hati dan sabar.
52. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
Sebelum memulai tindakan, periksa untuk memastikan bahwa klien tidak alergi terhadap
obat anestesi.
C. PELAYANAN,PEMBINAAN DAN PENANGANAN EFEK SAMPING AKSEPTOR IMPLAN
1. Pembinaan
a. Instruksi untuk Klien
1). Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal
ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
2). Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau
lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu di khawatirkan.
3). Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun hindari benturan, gesekan, atau
penekanan pada daerah insersi.
4). Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester ipertahankan
hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
5). Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan
yang wajar.
6). Bila ditemukan adanya infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit
menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
7). Penanganan efek samping Akseptor Implan
2. Informasi :
1). Efek kontrasepsi timbul setalah beberapa jam insersi dan berlangsung hingga 5 tahun
bagi norplant dan 3 tahun lagi susuk implanon, dan akan berakhir sesaat setelah
pengangkatan.
2). Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama.
Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.
3). Obat-obat tubercolosus ataupun epilepsy dapat menurunkan efektifitas implan.
4). Efeksampingyangberhubungandenganimplandapatberupasakitkepala,penambahan
berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya
akan hilang dengan sendirinya.
53. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
49
5). Norplant dicabut sebelum 5 tahun pemakaian, dan susuk implanon dicabut setelah 3
tahun, kemungkinan hamil sangat besar dan kemungkinan resiko kehamilan ektopik.
6). Berikan kepada klien kartu yang di tulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan
nama klinik.
7). Implan tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila
pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan
seksual.
3. Penanganan Efek Samping
Efek Samping
atau Masalah
Penanganan
Amenorea • Pastikanhamilatautidak,danbilatidakhamil,tidakmemerlukan
penanganan khusu, cukup konseling saja.
• Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant
dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
• Bila terjadi kehamilan dank klien ingin melanjutkan kehamilan,
cabut implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya
bagi janin. Bila di duga terjadi kehamilan ektopik, klien rujuk.
Tidak ada gunannya memberikan obat hormone untuk
memancing timbulnya pendarahan
Pendarahan
Bercak(Spotting)
Ringan
• Jelaskan bahwa perdarahan dengan ditemukan terutama pada
tahun pertama. Bila tidakn ada masalah dank klien tidak hamil,
tidak perlu tindakan apapun. Bila klien tetap saja mengeluh
masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan
dapat di berikan pil kpombinasi satu siklus, atau ibuprofen
3x 800 mg selama lima hari.
• Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah
pil kombinasi habis. Bila terjadi pendarahan lebih banyak
54. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari dan
kemudian di lanjutkan dengan satu siklus kombinasi, atau
dapat juga di berikan 50 mg etimilestradiol, atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari
Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi periks apakah kapsul yang lain masih
di tempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah
insersi. Bila tida ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada
tempatnya, pasang kapsul baru satu buah pada tempat insersi
yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada
dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan
klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
Infeksi pada
daerah insisi BIla terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan
air atau anti septik. Berikan anti biotik yang sesual untuk tujuh
hari. Implan jelas dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.
Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru
pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang
lain. Apabila di temukan abses, bersihkan dengan ati septic insisi
dann alirkan pus keluar, cabut implant, laukan perawatan, dan
berikan antibiotik oral tujuh hari.
Berat badan
naik/turun Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg
adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan–
perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat
badan ini tidak dapat di terima, bantu klien mencari metode lain.
55. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
51
Rangkuman
Alat kontrasepsi bawah kulit merupakan salah satu metode kontrasepsi efektif jangka panjang
yang memberikan pelrindungan dari kehamilan yang tidak diinginkan. Metode ini sama halnya
dengan metode hormonal lainnya, bekerja secara sistemik mempengaruhi sesua sistem tubuh.
Metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan serta mempunyai indikasi dan kontraindikasi
bagi pemakainya. Keberhasilan metode ini juga ditentukan oleh peran bidan dalam memberikan
konseling serta melakukan penapisan terhadap calon akseptor AKBK sehingga terciptalah
akseptor lestari .
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit banyak jenisnya. Di Indonesia tersedia Implanon, Norplant,
Jadena dan lain-lain. Perbedaan nama tersebut berdasarkan dari jumlah kapsul yang tersedia.
Semua mempunyai efektifitas yang sama jika digunakan dengan benar sesuai dengan prosedur.
56. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
Evaluasi
Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Seorang perempuan, usia 23 tahun datang ke PKM karena ingin mengganti alat kontrasepsi
dari IUD ke implan. Hasil anamnesa HPHT 3 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kontra indikasi untuk pemasangan implan. Kapankah waktu yang paling tepat
untuk melakukan pelayanan kontrasepsi pada kasus tersebut?
a. Implan dapat diinsersikan pada hari ke 7 haid, IUD segera dicabut
b. Menunggu ibu haid terlebih dahulu pasca pencabutan IUD
c. Pasca pencabutan IUD dapat langsung dipasang implan
d. Menunggu sampai waktu pencabutan IUD
e. Setiap saat selama siklus haid
2. Seorang perempuan, usia 25 tahun post partum 6 minggu datang ke PKM karena ingin
mendapatkan pelayanan kontrasepsi implan. Apakah kondisi yang menjadi kontra indikasi
untuk jenis kontrasepsi pilihan ibu tersebut?
a. Memiliki riwayat keguguran
b. Ibu memiliki benjolan pada payudara
c. Ibu berencana untuk menyusui secara eksklusif
d. Pada saat hamil TD ibu mencapai 160/100 mmHg
e. Sebelumnya ibu pernah operasi karena kehamilan ektopik
3. Seorang perempuan, usia 35 tahun datang ke PKM karena ingin mengganti kontrasepsi
suntikan DMPA dengan implan. Klien menginginkan implan yang efektif sampai dengan 5
tahun. Manakah jenis yang cocok untuk kasus diatas?
a. Implanon
b. Indoplant
57. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
53
c. Norplant
d. Jadena
4. Seorang perempuan, usia 27 tahun datang ke klinik KB untuk mendapatkan pelayanan AKBK.
Bagaimanakah cara kerja dari metode kontrasepsi tersebut?
a. Mengganggu transportasi sperma karena mengencerkan lendir serviks
b. Mengganggu transportasi sperma karena mempercepat motilitas tuba
c. Mengganggu implantasi karena terjadi hipertropi pada endometrium
d. Mengganggu implantasi karena terjadi atropi pada endometrium
e. Menekan ovulasi karena mensupresi FSH
5. Seorang perempuan, usia 25 tahun datang ke klinik KB untuk mendapatkan pelayanan
kontrasepsi jangka panjang. Klien masih berencana untuk memiliki anak dan menginginkan
kontrasepsi yang tidak memerlukan pemeriksaan dalam. Bidan memberikan konseling
tentang implan. Apakah keuntungan non kontrasepsi yang dimiliki kontrasepsi tersebut?
a. Tidak mengganggu senggama
b. Memiliki efektivitas yang tinggi
c. Tidak mengganggu produksi ASI
d. Pengembalian kesuburan yang cepat
e. Menurunkan kejadian endometriosis
6. Seorang perempuan, usia 27 tahun datang ke BPM untuk kontrol AKBK karena mengeluh
pusing, mual, dan nyeri payudara. Apakah yang dilakukan oleh bidan pada kasus tersebut?
a. Bidan menjelaskan bahwa keluhan tersebut merupakan hal yang normal
b. Bidan menganjurkan kepada ibu untuk segera memeriksakan ke dokter
c. Bidan memberikan obat untuk mengurangi keluhan yang ibu rasakan
d. BIdan menganjurkan untuk mengganti implan dengan alkon lain
e. BIdan merujuk ibu ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi
7. Seorang perempuan, usia 30 tahun telah mendapatkan pelayanan pemasangan implan di
klinik KB. Kapankah bidan menjadwalkan klien kembali ke klinik?
58. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
a. Setiap 3-6 bulan sekali
b. 5-7 hari setelah pemasangan imlan
c. Hanya pada jadual pencabutan saja
d. Apabila terjadi keluhan seperti nyeri kepala
e. Terjadi amenorhoe disertai nyeri perut bawah
8. Seorang perempuan, usia 24 tahun datang ke PKM mengeluh kapsul implan yang dipasang
terjadi ekspulsi. Hasil pemeriksaan kapsul yang lain masih terdapat di tempat dan tidak ada
tanda-tanda infeksi pada tempat insersi. Apakah yang dilakukan oleh bidan pada kasus
tersebut?
a. Merujuk ibu ke Rumah Sakit
b. Mencabut implan yang tersisa dan mengganti dengan alkon lain
c. Mencabut kapsul yang ekspulsi dan memberikan ibu kontrasepsi lain sebagai pelindung
d. Mencabut kapsul yang ekspulsi dan memasang kapsul baru pada tempat insersi yang
lama
e. Mencabut kapsul yang ekspulsi dan memasang kapsul baru pada tempat insersi yang
berbeda
9. Seorang perempuan, usia 35 tahun datang ke PKM pada saat jadual kunjungan ulang suntik
tetapi klien ingin mengganti kontrasepsi suntikan tersebut dengan implan. Kapankah waktu
yang tepat untuk pelayanan kontrasepsi tersebut?
a. Klien dianjurkan untuk menunggu sampai datang haid terlebih dahulu
b. Menunggu sampai datangnya haid dan tidak perlu menggunakan kontrasepsi lain
c. Menunggu sampai datangnya haid dan perlu menggunakan kontrasepsi barier s.d 7 hari
d. Pada saat itu dapat diberikan kontrasepsi implan dan tidak perlu menggunakan kontrasepsi
lain
e. Pada saat itu dapat diberikan kontrasepsi implan tetapi perlu menggunakan kontrasepsi
barier s.d 7 hari
10. Seorang perempuan, 32 tahun dating ke PKM untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi
implan. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan kontraindikasi
59. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
55
untuk pemasangan implan. Setelah dilakukan informed consent, bidan melakukan pemasangan
implan. Apakah informasi yang perlu diberikan kepada klien sehubungan dengan kontrasepsi
pilihannya tersebut?
a. Kapan implan dicabut
b. Kunjungan ulang pada hari ke 5 pasca insersi
c. Band aid/plester jangan dibuka s.d 48 jam sampai luka sembuh
d. Daerah insersi harus tetap bersih dan kering selama 24 jam untuk mencegah infeksi
e. Dapat timbul efek samping seperti amenorhoe, perdarahan yang banyak dan lama serta
mual
60. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
Tugas
Mandiri
TUGAS
Lakukan latihan pemasangan dan pencabutan AKBK dengan menggunakan daftar tilik pemasangan
dan pencabutan AKBK!
61. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
57
Selamat anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1 dan 2. Silahkan anda melanjutkan
ke kegiatan belajar 3. Setelah anda mempelajari kegiatan belajar 3, anda diharapkan mampu
memahami metode kotrasepsi mantap secara kemprehensif sehingga anda dapat memberikan
konseling kepada akseptor kontrasepsi mantap.
Baiklah, sebelum Anda lanjutkan ke uraian materi, silahkan terlebih dahulu anda tuliskan pada
kotak dibawah ini, apa yang anda ketahui tentang metode kontrasepsi mantap?
Bagaimana?apakah and sudah menuliskannya pada kotak diatas? Kalau sudah silahkan anda
cocokan dengan uraian materi di bawah ini:
Kegiatan
Belajar 3 Metode Kontrasepsi Mantap
62. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
A. Tubektomi (MOW)
1. Pengertian
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan
orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini hanya
dipakai untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali
seperti semula.
Tubektomi untuk mencegah bertemunya sel telur dan sperma (pembuahan) dengan cara
menutup saluran telur tanpa mengubah indung telur dalam rahim. Sebelum melakukan
tubektomi terlebih dahulu kita lakukan konseling yaitu tim medis atau konselor harus
menyampaikan informasi lengkap dan objektif tentang keuntungan dan keterbatasan
berbagai metode kontrasepsi itu. Jangka waktu efektif kontrasepsi, angka kegagalan,
komplikasi dan efek samping dan kesesuaian kerja kontrasepsi dengan karakteristik dan
keinginan klien
Kontrasepsi tubektomi pada wanita atau tubektomi yaitu tindakan memotong tuba fallopii/
tuba uterina.
Uraian
Materi
Gambar : ilustrasi Tubektomi
63. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
59
2. Indikasi Tubektomi
a. Usia > 26 Tahunan
b. Paritas > 2
c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.
d. Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
e. Pascapersalinan
f. Pascakeguguran
g. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
1). Indikasi medis umum
Adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat bila wanita ini hamil lagi.
a). Gangguan fisik
Gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum, penyakit jantung, dan
sebagainya.
b). Gangguan Psikis
Gangguan psikis yang dialami yaitu seperti skizofrenia (psikosis), sering menderita
psikosa nifas, dan lain lain.
2). Indikasi medis obstetrik
Indikasi medik obstetri yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesarea yang
berulang, histerektomi obstetri, dan sebagainya.
a). Indikasi medis ginekologik
Pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula dipertimbangkan untuk
sekaligus melakukan sterilisasi.
b). Indikasi sosial ekonomi
Indikasi sosial ekonomi adalah indikasi berdasarkan beban sosial ekonomi yang
sekarang ini terasa bertambah lama bertambah berat.
3. Syarat Tubektomi
a. Syarat sukarela
Syarat sukarela meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara cara kontrasepsi
64. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
lain, resiko dan keuntungan kontrasepsi mantap serta pengetahuan tentang sifat
permanen pada kontrasepsi ini (Wiknjosastro, 2005, p.933)
b. Syarat bahagia
Syarat bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri
sekurang kurangnya 25 dengan sekurang kurangnya 2 orang anak hidup dan anak
terkecil lebih dari 2 tahun (Wiknjosastro,2005,p.933)
c. Syarat Medik
Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus dapat memenuhi syarat kesehatan,
artinya tidak ditemukan hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontrasepsi
mantap. Pemeriksaan seorang dokter diperlukan untuk dapat memutuskan apakah
seseorang dapat menjalankan kontrasepsi mantap. Ibu yang tidak boleh menggunakan
metode kontrasepsi mantap antara lain ibu yang mengalamai peradangan dalam
rongga panggul, obesitas berlebihan dan ibu yang sedang hamil atau dicurigai sdang
hamil(BKKBN.2006)
4. Waktu pelaksanaan tubektomi
a. Masa Interval (selama waktu selama siklus menstrusi)
1). Pasca persalinan (post partum)
Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat
lambatnya
dalam 48 jam pasca persalinan. Tubektomi pasca persalinan lewat dari 48 jam akan
dipersulit oleh edema tuba dan infeksi yang akan menyebabkan kegagalan sterilisasi.
Edema tuba akan berkurang setelah hari ke-7 sampai hari ke-10 pasca persalinan.
Pada hari tersebut uterus dan alat alat genetal lainnya telah mengecil dan menciut,
maka operasi akan lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi. 15
2). Pasca keguguran
Sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi
b. Waktu opersi membuka perut
Setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut hendaknya harus
65. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
61
dipikirkan apakah wanita tersebut sudah mempunyai indikasi untuk dilakukan sterilisasi.
Hal ini harus diterangkan kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat
dipergunakan sekaligus untuk melakukan kontrasepsi mantap.
5. Manfaat Tubektomi
a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
b. Tidak mempengaruhi proses menyusui (Breast Feeding)
c. Tidak bergantung pada faktor senggama
d. Baik bagi klien apabila kehamilan menjadi risiko kesehatan yang serius
e. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
f. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
g. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium)
h. Berkurangnya risiko kanker ovarium
9. Keterbatasan tubektomi
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi.
b. Klien dapat menyesal kemudian hari.
c. Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
d. Rasa sakit/ketidaknyaman dalam jangka pendekk setelah tindakan.
e. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter
spesialis bedah untuk laparoskopi.
f. Tidak melindungi dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
7. Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus di evaluasi)
c. Infeksi sitemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
d. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
e. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
66. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
62
f. Belum memberikan persetujuan tertulis
Melakukan MOW yaitu dibagi menjadi 2 yang meliputi indikasi mutlak dan indikasi relative
1). Kontra indikasi mutlak
a. Peradangan dalam rongga panggul
b. Peradangan liang senggama aku (vaginitis, servisitis akut)
c. Kavum dauglas tidak bebas,ada perlekatan
2). Kontraindikasi relative
a. Obesitas berlebihan
b. Bekas laparotomi
8. Teknik Operasi
Dikenal 2 tipe yang sering digunakan dalam pelayanan tubektomi yaitu minilaparotomi
dan laparoskopi. Teknik ini menggunakan anestesi local dan bila dilakukan secara benar,
kedua teknik tersebut tidak banyak menimbulkan komplikasi.
a. Laparoskopi
Prosedur ini memerlukan tenaga Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang
telah dilatih secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif. Teknik ini dapat
dilakukan pada 6-8 minggu pasca persalinan atau setelah abortus (tanpa komplikasi).
Laparoskopi sebaiknya dipergunakan pada jumlah klien yang cukup tingggi karena
peralatan laparoskopi dan biaya pemeliharaannya cukup mahal.
Seperti halnya minilaparotomi, laparoskopi dapat digunakan dengan anestesi local dan
diperlukan sebagai klien rawat jalan setelah pelayanan. Laparoskopi juga cocok untuk
klien yang kritis karena tidak banyak menimbulkan rasa tidak enak serta parut lukanya
minimal. Peralatan ini memerlukan perawatan yang cukup rumit dan sebaiknya ada
tenaga ahli anestesi pada saat tindakan laparoskopi berlangsung.
9. Persiapan untuk calon akseptor tubektomi
Walaupun kulit sekitar vagina dan vagina tidak dapat disterilkan pencucian dengan larutan
antiseptik pada daerah yang akan dilakukan sayatan (termasuk vagina dan serviks) sudah
67. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
63
jauh mengurangi kandungan mikroorganisme sehingga resiko infeksi dapat dikurangi :
a. Klien dianjurkan mandi sebelum mengunjungi tempat pelayanan. Jika tidak sempat,
minta klien untuk membersihkan bagian abdomen atau perut bawah, pubis dan vagina
dengan sabun dan air.
b. Bila menutupi daerah operasi rambut pubis cukup digunting (bukan atau tidak dicukur).
Pencukuran hanya dilakukan apabila sangat menutupi daerah operasi dan waktu
pencukuran adalah sesaat sebelum operasi dilaksanakan.
c. Bila menggunakan elevator atau manipulator rahim, sebaiknya dilakukan pengusapan
larutan antiseptik (misal Povidon Iodin) pada serviks dan vagina (terutama klien masa
interval).
d. Setelah pengolesan betadine atau Povidon Iodin pada kulit, tunggu 1-2 menit agar yodium
bebas yang dilepaskan dapat membunuh mikroorganisme dengan baik.
e. Kembalilah setiap waktu apabila menghendaki perhatian tertentu atau tanda dan gejala
yang tidak biasa
10. Informasi Umum
a. Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relatif lazim dialami karena gas (CO2
atau udara) dibawah diafragma sekunder terhadap pneumo-peritoneum.
b. Tubektomi efektif setelah operasi
c. Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa (apabila mempergunakan metode
hormonal sebelum prosedur khususnya PK atau KSK, jumlah dan durasi haid dapat
meningkatkan setelah pembedahan).
d. Tubektomi tidak memberikan perlindungan pada IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk
virus AIDS apabila pasangannya beresiko, pasangannya mempergunakan kondom
bahkan setelah tubektomi.
11. Perawatan Pasca Operasi Tubektomi
a. Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi aktivitas
68. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
64
normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu 7
hari setelah pembedahan)
b. Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman. Bila telah memulai hubungan
intim lalu merasa kurang nyaman maka hentikanlah.
c. Hindari mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama 1 minggu.
d. Kalau sakit minumlah 1 atau 2 tablet analgesik setiap 4 hingga 6 jam
e. Jadwalkanlah sebuah kunjugan pemeiksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah
pembedahan
12. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Wanita dengan Kontrasepsi
Tubektomi
a. Konseling
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam konseling :
1). Konseling pre operatif tubektomi, terdiri dari :
• Menyambut klien dengan ramah
• Menjelaskan kontrapsepsi yang akan digunakanMenerangkan bahwa tindakan
sterilisasi dilakukan ditempat khusus yang klien tidak akan malu
• Memberitahu bahwa yang dibicarakan menjadi rahasia
• Menanyakan permasalahan, pengalaman klien mengenai alat kontrapsepsi dan
kesehatan reproduksinya
• Menanyakan apakah klien mempunyai kontrapsepsi yang akan dipilih
• Konselor memberikan informasi yang lengkap tentang kontrapsepsi mantap
tetapi ajukan pula metode lain
• Bantu klien untuk memilih kontrapsepsi yang tepat
• Konselor merasakan apa yang klien rasakan untuk memudahkan dan memahami
permasalahan klien
• Memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan apa yang akan
disampaikannya mengenai kontrapsepsi mantap
• Bantu klien untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan mengenai
69. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
65
kontrapsepsi mantap
• Jawab semua pertanyaan klien secara terbuka dan lengkap
• Memberitahu klien kapan kunjungan ulang dan mempersilahkan klien untuk
kembali kapan saja apabila klien ada keluhan
b. Konseling post operatif tubektomi, terdiri dari :
1). Istirahat selama 2-3 hari
2). Hindari mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama 1 minggu.
3). Dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas seksual selama 1 minggu, dan apabila
setelah itu masih merasa kurang nyaman, tunda kegiatan tersebut.
B. VASEKTOMI (MOP)
Vasektomi berasal dari perkataan : (a) vas = vas deferen = saluran mani = saluran yang
menghubungkan testis dengan urethra dan menjadi saluran untuk transpor sel mani, (b)
ektomi = memotong dan mengangkat. Jadi vasektomi dalam arti yang murni berarti memotong
dan mengangkat saluran vas deferens kanan dan kiri. Akan tetapi, yang dimaksud dengan
vasektomi untuk KB adalah bilateral partial vasektomi, yaitu memotong sebagian kecil vas
deferen kanan dan kiri masing-masing kurang daripada 1 cm. Dengan demikian vasektomi
hanya menghalang-halangi transpor bibit laki-laki (spermatozoa) (Anfasa, 1982).
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
Gambar : ilustrasi Vasektomii
70. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
66
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi merupakan upaya untuk
menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan
terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga
(Saifuddin, 2003).
1. Indikasi
a. Sudah merasa cukup jumlah anak dan dalam keadaan sehat.
b. Atas kehendak sendiri, mendapat persetujuan dari istri.
c. Dalam kondisi keluarga yang harmonis.
d. Pasutri dalam keadaan sehat
e. Usia istri minimal 25 tahun
2. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi
a. Penderita hernia
b. Penderita kencing manis
c. Penderita kelainan pembukuan darah
d. Penderita penyakit kulit atau jamur di daerah kemaluan.
e. Tidak tetap pendiriannya
f. Memiliki peradangan pada buah zakar
g. Infeksi di daerah testis (buah zakar) dan penis
h. Hernia (turun bero)
i. Verikokel ( varises pada pembuluh darah balik buah zakar)
j. Buah zakar membesar karena tumor
k. Hidrokel (penumpukan cairan pada kantong zakar)
l. Buah zakar tidak turun (kriptokismus)
m. Penyakit kelainan pembuluh darah
3. Yang sebaiknya tidak menjalani Vasektomi (MOP)
a. Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
b. Menderita kencing manis
c. Hidrokel atau varikokel yang besar
71. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
67
d. Hernia inguinalis
e. Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia
4. Yang dapat menjalani Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggi
5. Tempat Pelayanan Vasektomi (MOP)
Rumah Sakit, puskesmas dan klinik KB.
6. Keuntungan dan Kelemahan
a. Keuntungan kontap - pria
• Efektif
• Aman, mordibitas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
• Sederhana
• Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
• Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
• Biaya rendah
• Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu
untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter dan paramedia wanita
• Sangat efektif dan “permanen”
• Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
• Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
• Tidak menggangu hubungan seksual
• Tindakan bedah yang aman dan sederhana
b. Kerugian kontap - pria
• Diperlukan suatu tindakan operatif
• Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi
• Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa,
yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens,
dikeluarkan.
72. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
68
• Masalah psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah
parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.
• Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
7. Jenis-jenis vasektomi
a. Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon akseptor kontap pria akan
tindakan operasi (yang umumnya dihubungkan dengan pemakaian pisau operasi), dan
juga untuk lebih menggalakan penerimaan/ pelaksanaan kontap pria.
1). Prosedur VTP :
• Persiapan pre-operatif :
• Cukur rambut pubis, untuk lebih menjamin sterilitass.
• Tidak perlu puasa sebelumnya.
• Mencari, mengenal dan fiksasi vas deferens, kemudian dijepit dengan klem khusus
yang diujungnya berbentuk tang catut. Lalu disuntikan anestesi lokal.
• Dilakukan penususkkan pada garis tengah skrotum dengan alat berujung bengkok
, dan tajam untuk membuat luka kecil, yang kemudian dilebarkan sekitar 0,5
cm. Akan terlihat vas deferens yang liat dan keras seperti kawat baja. Selaput
pembungkus vas deferens dibuka secara hati-hati. Setelah pembungkus vas
deferens disisihkan ke tepi, akan tampak jelas saluran sperma (vas deferens)
yang berwarna putih mengkilap bagai mutiara.
• Selanjutnya dilakukan oklusi vas deferens dengan ligasi + reseksi suatu segmen
vas deferens.
• Penutupan luka operasi.
b. Perawatan Post Operatif :
• Istirahat 3-7 hari
• Memakai sutau penunjang skrotum selama 2-4 minggu
• Abstinens dari senggama selama 10 hari sampai 4 minggu
• Analisa semen setelah 3 minggu, sampai 3 bulan post-operatif.
73. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
69
8. Efek samping dan komplikasi kontap pria
a. Komplikasi minor
• Ekimosis, terjadi pada 2 - 65%
• Penyebabnya ; pecahnya pembuluh darah kecil subkutan sehingga terjadi perembesan
darah bawah kulit
• Pembengkakan (0.8-67%) terapinya kompres es dan analgetika
• Rasa sakit/ rasa tidak enak.
b. Komplikasi mayor
1). Hematoma
• Insidens <1%
• Terjadi pembentukkan massa pembekuan darah dalam kantung skrotum yang
berasal dari pembuluh darah yang pecah
• Pengobatan : Hematoma kecil : kompres es, istirahat beberapa hari
Hematoma besar : buka kembali skrotum, ikat pembuluh darah
dan lakukan drainase
2). Infeksi
• Jarang terjadi, hanya kira kira <2%
• Infeksi dapat terjadi di beberapa tempat:
»» Insisi
»» Vas deferens
»» Epididimis
»» Testis (orchitis)
3). Sperm granuloma
Abses non bakterial yang terdiri dari spermatozoa, sel sel epitel dan limfosit, yang
merupakan suatu respon imflammatoir terhadap spermatozoa yang merembes ke
jaringan sekitarnya.
• Insidens 0.1 – 3%
• Penyebab : merembesnya spermatozoa ke dalam jaringan sekitarnya yang