SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
LAPORAN KASUS
SKABIES
PENDAMPING :
Dr. Ni Ketut Wenny Christiyanti, S.ked
OLEH :
Anom Giri
SCABIES
DEFINISI
• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi Sarcoptes scabiei var. hominis. Sarcoptes scabiei termasuk
filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina, famili Sarcoptidae
SIKLUS HIDUP SARCOPTES SCABIEI
CARA PENULARAN SARCOPTES SCABIEI
• Penularan skabies dapat terjadi melalui kontak dengan obyek
terinfestasi seperti handuk, selimut, atau lapisan furnitur dan dapat pula
melalui hubungan langsung kulit ke kulit.
• faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain keadaan
sosial ekonomi yang rendah, kebersihan yang buruk. Oleh karena itu,
prevalensi skabies yang tinggi umumnya ditemukan di lingkungan
dengan kepadatan penghuni dan kontak interpersonal yang tinggi
seperti asrama, panti asuhan.
TANDA DAN GEJALA SCABIES
• Infeksi primer berupa terowongan berkelok-kelok berbentuk linier yang
berisi tungau, telur, dan hasil metabolisme
• Infeksi sekunder , di ujung terowongan akan ditemukan vesikel atau
papul kecil
• Infeksi tersier berupa ekskoriasi, eksematisasi, dan pioderma.
DIAGNOSA
4 TANDA KARDINAL INFEKSI SARCOPTES SCABIEI
• pruritus nokturna,
• menyerang sekelompok orang,
• ditemukannya terowongan (kunikulus), dan
• Ditemukan parasit Sarcoptes scabiei.
Jika menemukan 2 dari 4 tanda kardinal di atas , diagnosa scabies
dapat ditegakkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kerokan kulit
• Burrow ink test
• Biopsi eksisional
• Biopsi irisan
Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah kerokan kulit dan burrow
ink test , dimana tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menemukan
terowongan , tungau telur , larva dan hasil metabolisme dari Sarcoptes
scabiei ini
TATALAKSANA
PRINSIP PENGOBATAN SCABIES
• Penatalaksanaan skabies dilakukan kepada penderita dan seluruh
anggota keluarga atau orang yang dekat dengan penderita meskipun
tidak menimbulkan gejala.
• Syarat obat yang ideal harus efektif terhadap semua stadium tungau,
harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
NON FARMAKOLOGI
• Mandi dengan air hangat dan keringkan
badan
• Pengobatan scabisid topikal di seluruh
badan kecuali bagian wajah
• Hindari menyentuh mulut dan mata
dengan tangan
• Ganti pakaian , handuk dan sprei yang
digunakan dan cuci
• Hindari menggunakan pakaian , handuk
dan sprei yang sama
FARMAKOLOGI
• Permentrin 5%
• Krotamiton krim/ losio 10%
• Sulfur presipitatum 5%
Ketiga obat scabisid diatas telah
disetujui oleh United States Food and
Drug Administration(FDA) berdasarkan
fungsi dan efektivitas nya masih-masing
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : RDP
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin. : Laki-Laki
Alamat. : Temukus
Agama. : Hindu
Tanggal Kunjungan. : 11 April 2022
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2022
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Gatal
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli umum Puskesmas Banjar 1 pada tanggal 11 April 2022
dengan keluhan gatal. Gatal dikeluhkan pasien sudah sejak 3 hari ygll, gatal
dirasakan pasien terus menerus sepanjang hari dan sangat gatal. 4 hari ygll
pasien sempat tidur bersama temannya yang memiliki keluhan serupa di satu
tempat tidur yang sama. Awalnya keluhan gatal hanya dirasakan di sela-sela
ibu jari tangan kiri, namun lama kelamaan rasa gatal menyebar ke sela-sela jari
yang lain. Pasien belum sempat berobat, tidak ada faktor yang memperingan
keluhan pasien dan keluhan akan semakin parah ketika malam hari. Keluhan
lain : demam (-), perih pada lesi (-), panas pada lesi (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, pasien tidak memiliki riwayat alergi dan
penyakit kronis lainnya
Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
• Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa , kedua orang tua pasien tidak ada yang
memiliki riwayat alergi ataupun penyakit kronis lainnya
Riwayat Pengobatan :
• Untuk keluhan saat ini pasien belum ada berobat sama sekali dan pasien datang ke Puskesmas Banjar 1
untuk mendapat pengobatan
Riwayat Pribadi/Sosial/Lingkungan :
• Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, pasien tinggal bersama kedua orang tua. Saat ini pasien
bersekolah disalah satu SMA swasta. Di lingkungan pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa , namun
teman sekolah pasien ada yang memilik keluhan serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada tanggal 11 April 2022
St. Present :
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : GCS E4V5M6
• Nadi : 82x/menit
• Laju Respirasi : 21x/menit
• Suhu Axilla : 36,4’C
St. Generalis :
• Kepala : normocephali
• Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-), refleks pupil (+/+) isokor, corong (-/-)
THT :
• Telinga : bentuk normal, nyeri tekan (-/-), sekret (-/-)
• Hidung : napas cuping hidung (-), sekret (-/-), konka kongesti dan hiperemis (-/-)
• Tenggorokan : faring hiperemis (-/-), Tonsil T1/T1 hiperemis (-)
• Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
• Leher : pembengkakan kelenjar getah bening (-)
Jantung
• Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
• Palpasi : nadi kuat angkat
• Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler , mur-mur (-)
Paru
• Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi subcostal (-), retraksi intercostal (-) ,
• Palpasi : gerakan dada teraba simetris
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : vesikular (+/+) , wheezing (-/-), ronki (-/-)
Abdomen
• Inspeksi : distensi (-), bekas luka (-)
• Palpasi : hepar tidak teraba , Lien tidak teraba , nyeri tekan (-), tidak ditemukan adanya
massa
• Perkusi : dullness
• Auskultasi : bising usus (+) normal
Ektremitas : teraba hangat, edema tidak ada
DIAGNOSA
DIAGNOSA KERJA
• Skabies • Dermatitis kontak alergi
• Prurigo
• Urtikaria papular
• Insect bite
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
• Permentrine 5%
• Cetirizine 2 x sehari
• KIE
KASUS
• Pasien memenuhi kriteria diagnosa ,
yaitu menemukan 2 dari 4 tanda
kardinal infeksi scabies , yaitu
ditemukannya prioritas nokturnal dan
kerabat pasien mengalami keluhan
serupa dan ditemukan lesi sekunder
dan tersier berupa papul vesikel dan
ekskoriasi
• Diagnosa scabies dapat ditegakkan
apabila menemukan 2 dari 4 tanda
kardinal infeksi sarcoptesscabiei dan
ditambah dengan ditemukannya lesi
primer, sekunder atau tersier
TEORI
PEMBAHASAN
KASUS
• Pada kasus pasien diberikan KIE dan
diterapi dengan pemberian obat
scabisid yaitu permentrin 5% yang
digunakan diseluruh badan kecuali
daerah wajah dan didiamkan selama
kurang lebih 8-10 jam, setelah itu
dibersihkan dengan penggunaan paling
baik pada malam hari, penggunaan
hanya sekali dan bisa diulang seminggu
setelah penggunaan pertama apabiila
tidak ada perubahan kondisi atau
keluhan menetap.
• Tatalaksana untuk scabies dapat
diberikan secara non farmako dan
farmakologi, pemberian obat scabisid
dapat diberikan permentrin 5% ,
krotamiton losio/krim 10% atau sulfur
presipitatum 5-10%.
TEORI
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
• Skabies merupakan penyakit infeksi oleh ektoparasit Sarcoptes scabiei
var. hominis. Skabies merupakan penyakit kulit ke tiga dari dua belas
penyakit kulit tersering di Indonesia. Peyakit ini sering terjadi kepada
orang atau kelompok dengan higienitas yang rendah. Gejala yang paling
sering ditimbulkan adalah gatal yang semakin bertambah saat malam
hari. Diagnosis skabies ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan pada skabies memerlukan edukasi
yang lebih untuk pasien karena pilihan obat yang akan diberikan tidak
sedikit efek sampingnya dan parasit ini bersifat sangat menular.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Isk
IskIsk
Isk
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
 

Similar to Laporan kasus SCABIES.pptx

Similar to Laporan kasus SCABIES.pptx (20)

LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anakLAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
 
Laporan kasusScabies
Laporan kasusScabiesLaporan kasusScabies
Laporan kasusScabies
 
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
 
P-drug Skabies
P-drug SkabiesP-drug Skabies
P-drug Skabies
 
Skabies PPT.pptx
Skabies PPT.pptxSkabies PPT.pptx
Skabies PPT.pptx
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
Skabies
SkabiesSkabies
Skabies
 
Skabies AKPER PEMKAB MUNA
Skabies AKPER PEMKAB MUNA Skabies AKPER PEMKAB MUNA
Skabies AKPER PEMKAB MUNA
 
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptxLiken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
 
SOP Asma.docx
SOP Asma.docxSOP Asma.docx
SOP Asma.docx
 
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptxLAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
 
BST - Kandidiasis.pptx
BST - Kandidiasis.pptxBST - Kandidiasis.pptx
BST - Kandidiasis.pptx
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Preskas+nutrisi+metabolik
Preskas+nutrisi+metabolikPreskas+nutrisi+metabolik
Preskas+nutrisi+metabolik
 
Dokter kecil
Dokter kecilDokter kecil
Dokter kecil
 
dokcil
dokcildokcil
dokcil
 
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaBeberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
 
Responsi muftiana-varicela
Responsi  muftiana-varicelaResponsi  muftiana-varicela
Responsi muftiana-varicela
 
SKABIES
SKABIESSKABIES
SKABIES
 

Recently uploaded

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 

Recently uploaded (19)

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 

Laporan kasus SCABIES.pptx

  • 1. LAPORAN KASUS SKABIES PENDAMPING : Dr. Ni Ketut Wenny Christiyanti, S.ked OLEH : Anom Giri
  • 2. SCABIES DEFINISI • Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes scabiei var. hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina, famili Sarcoptidae
  • 4. CARA PENULARAN SARCOPTES SCABIEI • Penularan skabies dapat terjadi melalui kontak dengan obyek terinfestasi seperti handuk, selimut, atau lapisan furnitur dan dapat pula melalui hubungan langsung kulit ke kulit. • faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebersihan yang buruk. Oleh karena itu, prevalensi skabies yang tinggi umumnya ditemukan di lingkungan dengan kepadatan penghuni dan kontak interpersonal yang tinggi seperti asrama, panti asuhan.
  • 5. TANDA DAN GEJALA SCABIES • Infeksi primer berupa terowongan berkelok-kelok berbentuk linier yang berisi tungau, telur, dan hasil metabolisme • Infeksi sekunder , di ujung terowongan akan ditemukan vesikel atau papul kecil • Infeksi tersier berupa ekskoriasi, eksematisasi, dan pioderma.
  • 6. DIAGNOSA 4 TANDA KARDINAL INFEKSI SARCOPTES SCABIEI • pruritus nokturna, • menyerang sekelompok orang, • ditemukannya terowongan (kunikulus), dan • Ditemukan parasit Sarcoptes scabiei. Jika menemukan 2 dari 4 tanda kardinal di atas , diagnosa scabies dapat ditegakkan
  • 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Kerokan kulit • Burrow ink test • Biopsi eksisional • Biopsi irisan Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah kerokan kulit dan burrow ink test , dimana tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menemukan terowongan , tungau telur , larva dan hasil metabolisme dari Sarcoptes scabiei ini
  • 8. TATALAKSANA PRINSIP PENGOBATAN SCABIES • Penatalaksanaan skabies dilakukan kepada penderita dan seluruh anggota keluarga atau orang yang dekat dengan penderita meskipun tidak menimbulkan gejala. • Syarat obat yang ideal harus efektif terhadap semua stadium tungau, harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik NON FARMAKOLOGI • Mandi dengan air hangat dan keringkan badan • Pengobatan scabisid topikal di seluruh badan kecuali bagian wajah • Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan • Ganti pakaian , handuk dan sprei yang digunakan dan cuci • Hindari menggunakan pakaian , handuk dan sprei yang sama FARMAKOLOGI • Permentrin 5% • Krotamiton krim/ losio 10% • Sulfur presipitatum 5% Ketiga obat scabisid diatas telah disetujui oleh United States Food and Drug Administration(FDA) berdasarkan fungsi dan efektivitas nya masih-masing
  • 9. LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : RDP Umur : 16 tahun Jenis Kelamin. : Laki-Laki Alamat. : Temukus Agama. : Hindu Tanggal Kunjungan. : 11 April 2022 Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2022
  • 10. ANAMNESIS Keluhan Utama • Gatal Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poli umum Puskesmas Banjar 1 pada tanggal 11 April 2022 dengan keluhan gatal. Gatal dikeluhkan pasien sudah sejak 3 hari ygll, gatal dirasakan pasien terus menerus sepanjang hari dan sangat gatal. 4 hari ygll pasien sempat tidur bersama temannya yang memiliki keluhan serupa di satu tempat tidur yang sama. Awalnya keluhan gatal hanya dirasakan di sela-sela ibu jari tangan kiri, namun lama kelamaan rasa gatal menyebar ke sela-sela jari yang lain. Pasien belum sempat berobat, tidak ada faktor yang memperingan keluhan pasien dan keluhan akan semakin parah ketika malam hari. Keluhan lain : demam (-), perih pada lesi (-), panas pada lesi (-)
  • 11. Riwayat Penyakit Dahulu : • Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, pasien tidak memiliki riwayat alergi dan penyakit kronis lainnya Riwayat Penyakit dalam Keluarga : • Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa , kedua orang tua pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi ataupun penyakit kronis lainnya Riwayat Pengobatan : • Untuk keluhan saat ini pasien belum ada berobat sama sekali dan pasien datang ke Puskesmas Banjar 1 untuk mendapat pengobatan
  • 12. Riwayat Pribadi/Sosial/Lingkungan : • Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, pasien tinggal bersama kedua orang tua. Saat ini pasien bersekolah disalah satu SMA swasta. Di lingkungan pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa , namun teman sekolah pasien ada yang memilik keluhan serupa.
  • 13. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik pada tanggal 11 April 2022 St. Present : • Keadaan umum : Baik • Kesadaran : GCS E4V5M6 • Nadi : 82x/menit • Laju Respirasi : 21x/menit • Suhu Axilla : 36,4’C
  • 14. St. Generalis : • Kepala : normocephali • Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-), refleks pupil (+/+) isokor, corong (-/-) THT : • Telinga : bentuk normal, nyeri tekan (-/-), sekret (-/-) • Hidung : napas cuping hidung (-), sekret (-/-), konka kongesti dan hiperemis (-/-) • Tenggorokan : faring hiperemis (-/-), Tonsil T1/T1 hiperemis (-) • Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) • Leher : pembengkakan kelenjar getah bening (-) Jantung • Inspeksi : iktus cordis tidak tampak • Palpasi : nadi kuat angkat • Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler , mur-mur (-)
  • 15. Paru • Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi subcostal (-), retraksi intercostal (-) , • Palpasi : gerakan dada teraba simetris • Perkusi : sonor • Auskultasi : vesikular (+/+) , wheezing (-/-), ronki (-/-) Abdomen • Inspeksi : distensi (-), bekas luka (-) • Palpasi : hepar tidak teraba , Lien tidak teraba , nyeri tekan (-), tidak ditemukan adanya massa • Perkusi : dullness • Auskultasi : bising usus (+) normal Ektremitas : teraba hangat, edema tidak ada
  • 16. DIAGNOSA DIAGNOSA KERJA • Skabies • Dermatitis kontak alergi • Prurigo • Urtikaria papular • Insect bite DIAGNOSA BANDING
  • 17. PENATALAKSANAAN • Permentrine 5% • Cetirizine 2 x sehari • KIE
  • 18. KASUS • Pasien memenuhi kriteria diagnosa , yaitu menemukan 2 dari 4 tanda kardinal infeksi scabies , yaitu ditemukannya prioritas nokturnal dan kerabat pasien mengalami keluhan serupa dan ditemukan lesi sekunder dan tersier berupa papul vesikel dan ekskoriasi • Diagnosa scabies dapat ditegakkan apabila menemukan 2 dari 4 tanda kardinal infeksi sarcoptesscabiei dan ditambah dengan ditemukannya lesi primer, sekunder atau tersier TEORI PEMBAHASAN
  • 19. KASUS • Pada kasus pasien diberikan KIE dan diterapi dengan pemberian obat scabisid yaitu permentrin 5% yang digunakan diseluruh badan kecuali daerah wajah dan didiamkan selama kurang lebih 8-10 jam, setelah itu dibersihkan dengan penggunaan paling baik pada malam hari, penggunaan hanya sekali dan bisa diulang seminggu setelah penggunaan pertama apabiila tidak ada perubahan kondisi atau keluhan menetap. • Tatalaksana untuk scabies dapat diberikan secara non farmako dan farmakologi, pemberian obat scabisid dapat diberikan permentrin 5% , krotamiton losio/krim 10% atau sulfur presipitatum 5-10%. TEORI PEMBAHASAN
  • 20. KESIMPULAN • Skabies merupakan penyakit infeksi oleh ektoparasit Sarcoptes scabiei var. hominis. Skabies merupakan penyakit kulit ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering di Indonesia. Peyakit ini sering terjadi kepada orang atau kelompok dengan higienitas yang rendah. Gejala yang paling sering ditimbulkan adalah gatal yang semakin bertambah saat malam hari. Diagnosis skabies ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan pada skabies memerlukan edukasi yang lebih untuk pasien karena pilihan obat yang akan diberikan tidak sedikit efek sampingnya dan parasit ini bersifat sangat menular.