SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Laporan Kasus
Herpes Zoster
Oleh : dr. Tsanya Fuady
Pembimbing : dr Dewi Ayu Murniati
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS PAGESANGAN
DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM
PENDAHULIAN
LAPORAN KASUS
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
01
02
03
04
01
PENDAHULUAN
HERPES ZOSTER
Herpes zoster (HZ) atau shingles :
Penyakit infeksi yang disebabkan reaktivasi
virus Varicella zoster yang laten endogen di
ganglion sensoris radiks dorsalis setelah
infeksi sekunder.
HERPES ZOSTER
● Penyebab reaktivasi di perkirakan karena
gangguan imunitas selular.
● Kejadian HZ umumnya pada orang dewasa dan
meningkat secara dramatis seiring dengan
bertambahnya usia.
HERPES ZOSTER
LAPORAN KASUS
02
Identitas Pasien
• Nama : FA
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 24 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Sasak
• Pendidikan terakhir : SMA
• Pekerjaan : -
• Status pernikahan : Belum menikah
• Alamat : Gubuk mamben, Sekarbela, Mataram
• Tanggal kunjungan : 24 Agustus 2022
Anamnesis
KU : Bintik berair pada dada sebelah kanan sampai ke punggung
RPS
• Keluhan dirasakan sejak ± 5 hari yang lalu
• Awalnya tampak sedikit, cairan jernih dan disertai kemerahan pada kulit  semakin
banyak, cairan keruh dan menyebar disekelilingnya.
• Nyeri, panas sedikit gatal di daerah daerah lesi
• Sebelum muncul lesi : demam
Anamnesis
RPD :
keluhan serupa (-), riwayat
penyakit cacar air dialami
pasien pada saat anak-anak.
Riwayat penyakit lain (-).
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah berobat.
RPK :
keluhan serupa (-), penyakit kulit
(-). Riwayat penyakit lain (-).
Riwayat Pribadi:
Alergi obat (-) makanan (-)
Pasien tidak merokok, meminum
alkohol, dan narkoba.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanggal 24 Agustus 2022
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/70 mmHg
• Heart Rate : 70 x/menit
• Pernapasan : 18 x/menit
• Suhu : 36.6 oC
• SpO2 : Tde
Antropometri
• TB : 160 cm
• BB : 75 kg
• IMT: 29,29 kg/m2
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-), pembesaran KGB (-)
Thorax : simetris (+/+), retraksi (-)
Cor : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abd : supel (+), distensi (-), BU (+)
Eksremitas : akral hangat (+/+/+/+), CRT <2 detik
Pemeriksaan Fisik
Status dermatologis
1. Regio : Thoracalis dextra
2. Lesi :
3. Vesikel bergerombol multiple
disertai krusta dengan dasar
eritem pada dada kanan
sampai punggung setinggi
thoracal 4-6.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Diagnosis
Herpes zoster thoracalis dextra (T4-T6)
Tatalaksana
Medikamentosa
• Asiklovir 5x800 mg (7 Hari)
• Paracetamol 3x500 mg (kalau perlu)
• Krim asiklovir 5%
Monitoring
• Keluhan
• Perkembangan lesi dan tanda infeksi
• Pengobatan
KIE
• Penyakit pasien (penyebab, kondisi
saat ini dan pengobatan)
• Hal yang harus dihindari
• Komplikasi dan prognosis penyakit
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad functionam : bonam
• Ad sanactionam : bonam
03
PEMBAHASAN
Pembahasan
• Pasien kasus ini adalah laki-laki berusia 24 tahun, keluhan bintik berair disertai nyeri
dan panas pada dada kanan sampai ke punggung.
• Pasien dengan bintik berair disertai nyeri panas unilateral sesuai dermatome,
diagnosis herpes zoster atau shingles harus dipertimbangkan.
• HZ merupakan penyakit reaktivasi virus Varicella zoster (VZV) yang laten endogen di
ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.1
• Karakteristik khas HZ adanya ruam vesikuler unilateral yang berkelompok dengan
nyeri yang radikuler sekitar dermatome.
Pembahasan
• Penyakit HZ jarang terjadi pada anak-anak dan kejadian HZ meningkat seiring
bertambahnya usia.
• Penyebab reaktivasi VVZ belum diketahui pasti, diperkirakan terjadi pada kondisi
gangguan sistem imun.
• Sistem imun menurun & tidak mampu lagi menahan reaktivasi VVZ  gejala klinis.
• Pada kasus ini pasien meyangkal adanya penyakit lain. Namun, sebelum keluhan
muncul pasien mengaku kurang istirahat dimana dalam sehari pasien hanya tidur
sekitar ….. jam karena
Pembahasan
• VVZ dari lesi kulit dan mukosa  ganglion sensoris radiks dorsalis  membentuk infeksi
laten dan dapat mengalami reaktivasi.
• Reaktivasi  virus bereplika  peradangan ganglion sensoris  menyebar ke sumsum
tulang belakang dan batang otak  saraf sensoris  kulit  erupsi vesikuler khas
• Daerah lesi varisela terbanyak, diperkirakan merupakan area
dengan virus terbanyak yang mengalami keadaan laten sehingga area tersebut
berisiko menjadi lesi herpes zoster.
Pembahasan
• Pasien mengeluh bintik berair pada dada sebelah kanan sampai ke punggung. Keluhan
ini dirasakan sudah sejak ± 5 hari yang lalu.
• Awalnya hanya tampak sedikit, cairan jernih dan disertai kemerahan pada kulit.
Kemudian bintik berair tersebut semakin lama semakin banyak, cairan keruh dan
menyebar disekelilingnya.
• Nyeri dan panas di daerah dada dan punggung.
• Sebelum muncul lesi pasien mengalami demam.
• Gatal pada daerah lesi.
• Tanda dan gejala yang dialami pasien sesuai dengan tanda dan gejala dari herpes
zoster
Pembahasan
Menurut kepustakaan tanda dan gejala herpes zoster, yaitu :
• Bintik berair diawali lesi makulopapular eritematosa  vesikel berkelompok, dasar kulit
eritematosa dan edema.
• Vesikel cairan jernih  keruh, pustul dan krusta.
• Gejala prodromal : nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait biasanya mendahului
erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal, parestesi, panas, pedih, nyeri tekan,
hiperestesi, hingga rasa ditusuk-tusuk.
• Gejala konstitusi : malaise, sefalgia, dan flu like symptoms yang akan menghilang
setelah erupsi kulit muncul.
Pembahasan
Pemeriksaan dermatologis
• Thoracalis dextra : lesi berupa vesikel bergerombol multiple disertai
krusta dengan dasar eritem pada dada kanan sampai punggung setinggi
thoracal 4-6.
• Menurut kepustakaan lokasi herpes zoster unilateral dan bersifat
dermatomal sesuai tempat persarafan.
• Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelianan motoric, tetapi pada
susunan saraf pusat kelainan ini sering karena struktur ganglion kranialis
memungkinkan hal tersebut.
Pembahasan
• Penegakan diagnosis umumnya dilakukan secara klinis, dapat diperkuat dengan PCR
dan Tzank test .
•
• Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan PCR dan Tzank test, dikarenakan
keterbatasan sarana.
• Menurut kepustakaan PCR merupakan tes yang paling sensitif dan spesifik dengan
sensitifitas berkisar 97-100%.
• Pemeriksaan PCR membutuhkan setidaknya satu hari untuk mendapatkan hasilnya.
Tes ini dapat menemukan asam nukleat dari virus varicella zoster.
Pembahasan
Tatalaksana pasien :
• Asiklovir 800 mg setiap 4 jam peroral selama 7 hari
• Parasetamol tablet 500 mg setiap 8 jam peroral (kalau perlu)
• Krim asiklovir 5% setiap 12 jam topikal
• KIE
Pembahasan
• Tujuan terapi herpes zoster : mempercepat proses penyembuhan, membatasi tingkat
keparahan dan durasi lesi kulit, mengurangi nyeri akut maupun kronis, serta
meminimalkan komplikasi yang mungkin muncul.
• Penyakit herpes zoster merupakan self-limiting dan umumnya penyembuhannya
sempurna.12
Pembahasan
Tatalaksana HZ
• Antiviral :
• Asiklovir 5x800mg, selama 7-10 hari
• Valasiklovir 3x1 gram, selama 7-10 hari
• Famsiklovir 3x500 mg, selama 7-10 hari
Pembahasan
Tatalaksana HZ
• Antiviral :
• Terapi antivirus bertujuan mengurangi durasi viral-shedding, pembentukan lesi baru,
keparahan nyeri dan mempercepat penyembuhan.
• Efektivitas antivirus belum dibuktikan jika diberikan lebih dari 72 jam setelah lesi
muncul.
• Apabila masih terjadi pembentukan vesikel baru walaupun lebih dari 72 jam pertama,
terapi asiklovir sebaiknya tetap diberikan.
• Terapi diberikan selama 7-10 hari atau dapat diteruskan hingga semua lesi sembuh,
semua vesikel sudah menjadi krusta, dan tidak ada pembentukan lesi baru.
Pembahasan
Tatalaksana tambahan HZ
• Analgesik
• Nyeri akut ringan : Parasetamol 500-1000 mg tiap 4-6 jam (maksimal 4
gram/hari)
• Nyeri akut sedang-berat : Golongan opioid (oxycodone) dan
antikonvulsan (gabapentin dosis tunggal 900 mg)
Pembahasan
Tatalaksana tambahan HZ
• Topikal
• Lesi vesikel : bedak, losio calamine
• Lesi erosi : antibiotik topikal sebagai terapi terhadap infeksi
sekunder.
Pembahasan
KIE
• Perjalanan penyakit herpes zoster
• Menghindari gesekan kulit yang mengakibatkan pecahnya vesikel
• Mencegah kontak dengan orang lain
• Istrirahat cukup dan mengkonsumsi nutrisi cukup
• Tetap mandi
• Komplikasi HZ secara umum (tidak bergantung pada area reaktivasi VVZ) yaitu post
herpetic neuralgia (PHN) dan superinfeksi bakteri.
Pembahasan
• Prognosis kasus bonam, pasien berusia < 50 tahun dan tidak memiliki riwayat
imunokompromais.
• Menurut kepustakaan pasien usia lanjut dan imunokompromais
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk resolusi.
• Prognosis herpes zoster pada usia <50 tahun adalah bonam.
• Prognosis herpes zoster pada usia >50 tahun dan imunokompromais:
• Ad vitam bonam
• Ad functionam dubia ad bonam
• Ad sanactionam dubia ad bonam
KESIMPULAN
04
Kesimpulan
Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki usia 24 tahun dengan
keluhan bintik berair disertai nyeri dan panas pada dada sebelah
kanan sampai ke punggung. Dari pemeriksaan fisik normal, dan
pemeriksaan dermatologi didapatkan pada vesikel bergerombol
multiple disertai krusta dengan dasar eritem dada kanan sampai
punggung setinggi thoracal 4-6. Pasien didiagnosa herpes zoster
thoracalis dextra. Pasien saat ini sudah diberikan tatalaksana
antivirus oral, analgetic antipiretik dan obat topical.
Daftar Pustaka
• Perhimpunan Dokter Spesialsi Kulit dan Kelamin Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. 2017. PERDOSKI.
• Marra F, Parhar K, Huang B, Vadlamudi N. Risk Factors for Herpes Zoster Infection: A Meta-Analysis. Open Forum Infect Dis. 2020
• Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.
• Erdina, Hanny, Hans L, Nurjannah, Sjaiful, Syamsuridjal. Buku Panduan Herpes Zoster di Indonesia 2014. Badan Penerbit FK-UI. 2014.
• World Health Organization. Varicella and herpes zoster vaccines : WHO Position paper June 2014
• Jannah MM, Yulisna. Herpes Zoster Dermatome Nervus C6-C7 pada Penderita TB-MDR. FK-Universitas Lampung. 2020
• Dumasari R. Varicella dan Herpes Zoster. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Sumatera Utara. 2008.
• Handoko. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. edisi I2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005
• Irawan, I. Herpes Zooster Thorakalis Dextra. Universitas Udayana. 2016
• Herpes zoster. Epidemiology, Clinical Features. Article. Volume 5: Number 5
• Suputra G, Darmada I, Rusyati L. Herpes Zoster. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
• Schmader KE, Oxman MN. Varicella and Herpes Zoster. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw Hill; 2012. p.2392-2400
• Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Pelayanan Primer. Jakarta : PB IDI; 2017
• Wehrhahn, M.C., Herpes Zoster: Epidemiology, Clinical Features, Treatment and Prevention. Available at: www.australianprescriber.com.
Aust Prescr 2012; 35: 143-7
• Sterling, J.C. Virus Infections. In: Burns, T., Breathnach, S., Cox, N., Griffiths, C. Editors. Rook’s textbook of dermatology, 8th edition. United Kingdom: Willey-
Blackwell Ltd; 2010. p. 3314-36

More Related Content

Similar to LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx

Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeHilya Hilya
 
laporankasusscabies.pdf
laporankasusscabies.pdflaporankasusscabies.pdf
laporankasusscabies.pdfsitisara24
 
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSWahyuTikaL
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxluckyubiplay
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaWulung Gono
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-okhomeworkping8
 
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anakLAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anakSedahaniAlTarmiji
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxpromkespkmpangalenga
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxSuciMayvera1
 
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptxPPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptxDindaNafatilana
 
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdfadindarabiattun
 
Laporan kasusScabies
Laporan kasusScabiesLaporan kasusScabies
Laporan kasusScabieszakharia1
 

Similar to LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx (20)

Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
 
Laporan kasus SCABIES.pptx
Laporan kasus SCABIES.pptxLaporan kasus SCABIES.pptx
Laporan kasus SCABIES.pptx
 
laporankasusscabies.pdf
laporankasusscabies.pdflaporankasusscabies.pdf
laporankasusscabies.pdf
 
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
128118124 skajdklasjdkljsldjaskldjaklsjdlkasjdlasjlbies-case-ok
 
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anakLAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
 
HERPES SIMPLEX
HERPES SIMPLEXHERPES SIMPLEX
HERPES SIMPLEX
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptxPPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
 
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
 
Monkeypox.pptx
Monkeypox.pptxMonkeypox.pptx
Monkeypox.pptx
 
Ptriasis rosea
Ptriasis roseaPtriasis rosea
Ptriasis rosea
 
Laporan kasusScabies
Laporan kasusScabiesLaporan kasusScabies
Laporan kasusScabies
 

Recently uploaded

Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 

Recently uploaded (20)

Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx

  • 1. Laporan Kasus Herpes Zoster Oleh : dr. Tsanya Fuady Pembimbing : dr Dewi Ayu Murniati PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA PUSKESMAS PAGESANGAN DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM
  • 4. Herpes zoster (HZ) atau shingles : Penyakit infeksi yang disebabkan reaktivasi virus Varicella zoster yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi sekunder. HERPES ZOSTER
  • 5. ● Penyebab reaktivasi di perkirakan karena gangguan imunitas selular. ● Kejadian HZ umumnya pada orang dewasa dan meningkat secara dramatis seiring dengan bertambahnya usia. HERPES ZOSTER
  • 7. Identitas Pasien • Nama : FA • Jenis kelamin : Laki-laki • Umur : 24 tahun • Agama : Islam • Suku : Sasak • Pendidikan terakhir : SMA • Pekerjaan : - • Status pernikahan : Belum menikah • Alamat : Gubuk mamben, Sekarbela, Mataram • Tanggal kunjungan : 24 Agustus 2022
  • 8. Anamnesis KU : Bintik berair pada dada sebelah kanan sampai ke punggung RPS • Keluhan dirasakan sejak ± 5 hari yang lalu • Awalnya tampak sedikit, cairan jernih dan disertai kemerahan pada kulit  semakin banyak, cairan keruh dan menyebar disekelilingnya. • Nyeri, panas sedikit gatal di daerah daerah lesi • Sebelum muncul lesi : demam
  • 9. Anamnesis RPD : keluhan serupa (-), riwayat penyakit cacar air dialami pasien pada saat anak-anak. Riwayat penyakit lain (-). Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat. RPK : keluhan serupa (-), penyakit kulit (-). Riwayat penyakit lain (-). Riwayat Pribadi: Alergi obat (-) makanan (-) Pasien tidak merokok, meminum alkohol, dan narkoba.
  • 10. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tanggal 24 Agustus 2022 Status Generalis Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Kompos mentis Tanda Vital • TD : 110/70 mmHg • Heart Rate : 70 x/menit • Pernapasan : 18 x/menit • Suhu : 36.6 oC • SpO2 : Tde Antropometri • TB : 160 cm • BB : 75 kg • IMT: 29,29 kg/m2
  • 11. Pemeriksaan Fisik Status Lokalis Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-), pembesaran KGB (-) Thorax : simetris (+/+), retraksi (-) Cor : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) Abd : supel (+), distensi (-), BU (+) Eksremitas : akral hangat (+/+/+/+), CRT <2 detik
  • 12. Pemeriksaan Fisik Status dermatologis 1. Regio : Thoracalis dextra 2. Lesi : 3. Vesikel bergerombol multiple disertai krusta dengan dasar eritem pada dada kanan sampai punggung setinggi thoracal 4-6.
  • 15. Tatalaksana Medikamentosa • Asiklovir 5x800 mg (7 Hari) • Paracetamol 3x500 mg (kalau perlu) • Krim asiklovir 5% Monitoring • Keluhan • Perkembangan lesi dan tanda infeksi • Pengobatan KIE • Penyakit pasien (penyebab, kondisi saat ini dan pengobatan) • Hal yang harus dihindari • Komplikasi dan prognosis penyakit
  • 16. Prognosis • Ad vitam : bonam • Ad functionam : bonam • Ad sanactionam : bonam
  • 18. Pembahasan • Pasien kasus ini adalah laki-laki berusia 24 tahun, keluhan bintik berair disertai nyeri dan panas pada dada kanan sampai ke punggung. • Pasien dengan bintik berair disertai nyeri panas unilateral sesuai dermatome, diagnosis herpes zoster atau shingles harus dipertimbangkan. • HZ merupakan penyakit reaktivasi virus Varicella zoster (VZV) yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.1 • Karakteristik khas HZ adanya ruam vesikuler unilateral yang berkelompok dengan nyeri yang radikuler sekitar dermatome.
  • 19. Pembahasan • Penyakit HZ jarang terjadi pada anak-anak dan kejadian HZ meningkat seiring bertambahnya usia. • Penyebab reaktivasi VVZ belum diketahui pasti, diperkirakan terjadi pada kondisi gangguan sistem imun. • Sistem imun menurun & tidak mampu lagi menahan reaktivasi VVZ  gejala klinis. • Pada kasus ini pasien meyangkal adanya penyakit lain. Namun, sebelum keluhan muncul pasien mengaku kurang istirahat dimana dalam sehari pasien hanya tidur sekitar ….. jam karena
  • 20. Pembahasan • VVZ dari lesi kulit dan mukosa  ganglion sensoris radiks dorsalis  membentuk infeksi laten dan dapat mengalami reaktivasi. • Reaktivasi  virus bereplika  peradangan ganglion sensoris  menyebar ke sumsum tulang belakang dan batang otak  saraf sensoris  kulit  erupsi vesikuler khas • Daerah lesi varisela terbanyak, diperkirakan merupakan area dengan virus terbanyak yang mengalami keadaan laten sehingga area tersebut berisiko menjadi lesi herpes zoster.
  • 21. Pembahasan • Pasien mengeluh bintik berair pada dada sebelah kanan sampai ke punggung. Keluhan ini dirasakan sudah sejak ± 5 hari yang lalu. • Awalnya hanya tampak sedikit, cairan jernih dan disertai kemerahan pada kulit. Kemudian bintik berair tersebut semakin lama semakin banyak, cairan keruh dan menyebar disekelilingnya. • Nyeri dan panas di daerah dada dan punggung. • Sebelum muncul lesi pasien mengalami demam. • Gatal pada daerah lesi. • Tanda dan gejala yang dialami pasien sesuai dengan tanda dan gejala dari herpes zoster
  • 22. Pembahasan Menurut kepustakaan tanda dan gejala herpes zoster, yaitu : • Bintik berair diawali lesi makulopapular eritematosa  vesikel berkelompok, dasar kulit eritematosa dan edema. • Vesikel cairan jernih  keruh, pustul dan krusta. • Gejala prodromal : nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait biasanya mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal, parestesi, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk-tusuk. • Gejala konstitusi : malaise, sefalgia, dan flu like symptoms yang akan menghilang setelah erupsi kulit muncul.
  • 23. Pembahasan Pemeriksaan dermatologis • Thoracalis dextra : lesi berupa vesikel bergerombol multiple disertai krusta dengan dasar eritem pada dada kanan sampai punggung setinggi thoracal 4-6. • Menurut kepustakaan lokasi herpes zoster unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan. • Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelianan motoric, tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini sering karena struktur ganglion kranialis memungkinkan hal tersebut.
  • 24. Pembahasan • Penegakan diagnosis umumnya dilakukan secara klinis, dapat diperkuat dengan PCR dan Tzank test . • • Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan PCR dan Tzank test, dikarenakan keterbatasan sarana. • Menurut kepustakaan PCR merupakan tes yang paling sensitif dan spesifik dengan sensitifitas berkisar 97-100%. • Pemeriksaan PCR membutuhkan setidaknya satu hari untuk mendapatkan hasilnya. Tes ini dapat menemukan asam nukleat dari virus varicella zoster.
  • 25. Pembahasan Tatalaksana pasien : • Asiklovir 800 mg setiap 4 jam peroral selama 7 hari • Parasetamol tablet 500 mg setiap 8 jam peroral (kalau perlu) • Krim asiklovir 5% setiap 12 jam topikal • KIE
  • 26. Pembahasan • Tujuan terapi herpes zoster : mempercepat proses penyembuhan, membatasi tingkat keparahan dan durasi lesi kulit, mengurangi nyeri akut maupun kronis, serta meminimalkan komplikasi yang mungkin muncul. • Penyakit herpes zoster merupakan self-limiting dan umumnya penyembuhannya sempurna.12
  • 27. Pembahasan Tatalaksana HZ • Antiviral : • Asiklovir 5x800mg, selama 7-10 hari • Valasiklovir 3x1 gram, selama 7-10 hari • Famsiklovir 3x500 mg, selama 7-10 hari
  • 28. Pembahasan Tatalaksana HZ • Antiviral : • Terapi antivirus bertujuan mengurangi durasi viral-shedding, pembentukan lesi baru, keparahan nyeri dan mempercepat penyembuhan. • Efektivitas antivirus belum dibuktikan jika diberikan lebih dari 72 jam setelah lesi muncul. • Apabila masih terjadi pembentukan vesikel baru walaupun lebih dari 72 jam pertama, terapi asiklovir sebaiknya tetap diberikan. • Terapi diberikan selama 7-10 hari atau dapat diteruskan hingga semua lesi sembuh, semua vesikel sudah menjadi krusta, dan tidak ada pembentukan lesi baru.
  • 29. Pembahasan Tatalaksana tambahan HZ • Analgesik • Nyeri akut ringan : Parasetamol 500-1000 mg tiap 4-6 jam (maksimal 4 gram/hari) • Nyeri akut sedang-berat : Golongan opioid (oxycodone) dan antikonvulsan (gabapentin dosis tunggal 900 mg)
  • 30. Pembahasan Tatalaksana tambahan HZ • Topikal • Lesi vesikel : bedak, losio calamine • Lesi erosi : antibiotik topikal sebagai terapi terhadap infeksi sekunder.
  • 31. Pembahasan KIE • Perjalanan penyakit herpes zoster • Menghindari gesekan kulit yang mengakibatkan pecahnya vesikel • Mencegah kontak dengan orang lain • Istrirahat cukup dan mengkonsumsi nutrisi cukup • Tetap mandi • Komplikasi HZ secara umum (tidak bergantung pada area reaktivasi VVZ) yaitu post herpetic neuralgia (PHN) dan superinfeksi bakteri.
  • 32. Pembahasan • Prognosis kasus bonam, pasien berusia < 50 tahun dan tidak memiliki riwayat imunokompromais. • Menurut kepustakaan pasien usia lanjut dan imunokompromais membutuhkan waktu yang lebih lama untuk resolusi. • Prognosis herpes zoster pada usia <50 tahun adalah bonam. • Prognosis herpes zoster pada usia >50 tahun dan imunokompromais: • Ad vitam bonam • Ad functionam dubia ad bonam • Ad sanactionam dubia ad bonam
  • 34. Kesimpulan Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki usia 24 tahun dengan keluhan bintik berair disertai nyeri dan panas pada dada sebelah kanan sampai ke punggung. Dari pemeriksaan fisik normal, dan pemeriksaan dermatologi didapatkan pada vesikel bergerombol multiple disertai krusta dengan dasar eritem dada kanan sampai punggung setinggi thoracal 4-6. Pasien didiagnosa herpes zoster thoracalis dextra. Pasien saat ini sudah diberikan tatalaksana antivirus oral, analgetic antipiretik dan obat topical.
  • 35. Daftar Pustaka • Perhimpunan Dokter Spesialsi Kulit dan Kelamin Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. 2017. PERDOSKI. • Marra F, Parhar K, Huang B, Vadlamudi N. Risk Factors for Herpes Zoster Infection: A Meta-Analysis. Open Forum Infect Dis. 2020 • Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. • Erdina, Hanny, Hans L, Nurjannah, Sjaiful, Syamsuridjal. Buku Panduan Herpes Zoster di Indonesia 2014. Badan Penerbit FK-UI. 2014. • World Health Organization. Varicella and herpes zoster vaccines : WHO Position paper June 2014 • Jannah MM, Yulisna. Herpes Zoster Dermatome Nervus C6-C7 pada Penderita TB-MDR. FK-Universitas Lampung. 2020 • Dumasari R. Varicella dan Herpes Zoster. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Sumatera Utara. 2008. • Handoko. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. edisi I2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005 • Irawan, I. Herpes Zooster Thorakalis Dextra. Universitas Udayana. 2016 • Herpes zoster. Epidemiology, Clinical Features. Article. Volume 5: Number 5 • Suputra G, Darmada I, Rusyati L. Herpes Zoster. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. • Schmader KE, Oxman MN. Varicella and Herpes Zoster. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw Hill; 2012. p.2392-2400 • Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Pelayanan Primer. Jakarta : PB IDI; 2017 • Wehrhahn, M.C., Herpes Zoster: Epidemiology, Clinical Features, Treatment and Prevention. Available at: www.australianprescriber.com. Aust Prescr 2012; 35: 143-7 • Sterling, J.C. Virus Infections. In: Burns, T., Breathnach, S., Cox, N., Griffiths, C. Editors. Rook’s textbook of dermatology, 8th edition. United Kingdom: Willey- Blackwell Ltd; 2010. p. 3314-36