2. MMuuqqaaddddiimmaahh ((11))
Pentingnya Diklat Ultrasonik
– Program pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi
tenaga profesional adalah suatu kemestian
yang senantiasa dilakukan.
– Tanpa kegiatan diklat tersebut, kemajuan
IPTEK yang berkembang pesat bukan saja
tidak dapat diikuti tetapi juga tidak dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
– Oleh karena itu Diklat Ultrasonik Kebidanan ini
sangat penting bagi profesi Bidan.
3. MMuuqqaaddddiimmaahh ((22))
Keseimbangan IPTEK dan IMTAQ
– Kemajuan IPTEK tanpa diikuti peningkatan
IMTAQ akan menghasilkan kepincangan,
bahkan menimbulkan kerusakan yang fatal
karena kejahatan kriminal.
– Oleh karena itu, batas-batas kewenangan
profesi perlu diatur dan dikendalikan dengan
sebaik-baiknya
4. MMuuqqaaddddiimmaahh ((33))
Etika Profesi
– Etika profesi sebagai panduan dan koridor
kewenangan merupakan tata nilai yang harus
dipegang dan dilaksanakan adalah kunci
keberhasilan pemanfaatan ultrasonik yang
pasti menguntungkan berbagai pihak.
5. PPeennggeerrttiiaann ((11))
Etika (Ethics)
– Menurut salah satu definisi dalam American
Heritage Dictionary, etika mempunyai arti:
Sistem prinsip-prinsip nilai atau moral.
Etika Profesi
– Sebuah pekerjaan bisa disebut sebagai profesi
bila memiliki organisasi dan memiliki Kode
Etik yang harus ditaati oleh angota serta ada
sangsi bila dilanggar.
6. PPeennggeerrttiiaann ((22))
Pelanggaran Kode Etik
– Pelanggaran kode etik tidak saja akan
dikenakan sangsi profesi (pencabutan izin,
dsb.), tetapi juga dapat dikenakan hukuman
pidana, sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
jika ada yang yang mengadukan
7. PPookkookk--PPookkookk BBaahhaassaann ((11))
Kode Etik Kedokteran Indonesia
– Kode etik kedokteran Indonesia pertama kali
disusun tahun 1969, mengunakan rujukan
kode etik kedokteran internasional.
– Kode etik tersebut telah mengalami
penyempurnaan melalui MUKERNAS tahun
1983
– Kode etik inyatakan berlaku bagi semua dokter
di Indonesia melalui SK Nomor
434/MENKES/SK/X/1983
8. PPookkookk--PPookkookk BBaahhaassaann ((22))
Sebagai pedoman dalam berperilaku,
Kode Etik Kedokteran Indonesia
mengandung beberapa ketentuan yang
dituangkan dalam Mukaddimah dan ke 19
pasal-pasalnya,
1. Kewajiban umum seorang dokter (9 psl).
2. Kewajiban dokter terhadap penderita (5 psl).
3. Kewajiban dokter terhadap sejawat (2 psl).
4. Kewajiban dokter pada diri sendiri (2 psl).
5. Penutup (1 psl).
10. KKooddee EEttiikk PPeenngggguunnaaaann UUSSGG ((11))
Perbedaan Aturan USG dengan Rontgen
– USG sebagai alat diagnosa medik mempunyai
penggunaan yang luas. USG terkini bukan
hanya 3-dmensi, tetapi sudah 4-dimensi.
– USG berbeda dengan alat Rontgen yang
mengandung bahaya radiasi beresiko tinggi,
dimana penggunaannya harus ada izin dari
BATAN.
– Untuk USG, CT Scan, dan MRI, belum ada
aturan siapa yang berhak mengoperasikan,
serta maksud dasar pendidikan apa.
– Penggunaan USG lebih banyak dibimbing oleh
tenaga ahli produsen USG tersebut.
11. KKooddee EEttiikk PPeenngggguunnaaaann UUSSGG ((22))
– Bertolak dari pengertian Etik dan definisinya,
dari dua kata Latin Mores dan Ethos sebagai
rangkaian : mores df community (kesopanan
masyarakat) dan ethos of the people (akhlak
manusia) maka pasti bahwa sumbernya
adalah ajaran agama dan budaya (culture)
yang berlaku pada masyarakat tersebut.
12. Dalam Islam Ahlak (Nabi Muhammad) di utus
ter utama untuk menyempurnakan ahlak
13. Sistem nilai (value system) adalah inti dari
ajaran agama apapun
Dalam Islam sistem nilai sudah sangat baku
yang tidak bisa di tawar – tawar lagi
14. Dr. H. Sugiat Ahmadsumadi,SKM
Jl. Cempaka Putih Tengah 22A No. 39
Jakarta Pusat 10510
Telp. 021 – 4202230 (fax)
021 – 4288039
Hp. 0818 – 148271, 0817 – 6409007
Kantor : Cibogo (0251) 254 244
KM 15 Jl. Raya Puncak
Klinik Umum, Masjid, Cinta Ilahi
Islamic Boarding School SMP Cibogo