SlideShare a Scribd company logo
1 of 97
RAHMAT JULIADI
KETUA PENGURUS WILAYAH PDGI JAWA BARAT
• Kelahiran Bandung, 7Juli 1973
• Lulus th 1997 dari FKG Unpad
• 1998 bekerja PKM Rancakalong Sumedang
• 2000 Kepala PKM Pamulihan Sumedang
• 2004 Wakil Ketua Komisi D DPRD Sumedang
• 2009 Ketua Komisi C DPRD Sumedang
• Ketua Bapemperda DPRD Sumedang 2019;2024
• Ketua TKMKB BPJS Kes Sumedang Subang Majalengka
• Ketua PDGI Sumedang 2008-2011 dan 2011-2014
• Ketua Bidang Organisasi PDGI Pengwil Jabar 2014-2022
• Ketua Dept Organisasi Dan Hub Antar Profesi PB PDGI 2017-2022
• Saat ini Wakil Ketua Ikatan Peminatan Hukum Etik dan Disiplin
Kedokteran Gigi
D R G . R A H M A T J U L I A D I , M H . K e s , C M C .
ETIK KEDOKTERAN GIGI
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
(Antara Kebutuhan dan Keterpaksaan)
TANTANGAN DOKTER GIGI
DALAM ERA INDUSTRI 4.0
DAN SOCIALITY 5.0
MASIH SESUAIKAH KODEGI YG SAAT INI
BERLAKU??
ZAMAN NOW, zaman Revolusi Industri 4.0
Perkembangan Ilmu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi begitu dahsyat ,
era teknologi Digitalisasi tidak bisa lagi dihindari dan manusia harus
menyesuaikannya bukan sebaliknya.
Era Milenial atau bahkan Generasi Z dan generasi berikutnya yang
gandrung dengan Teknologi digital/sosmed dsb, yang dalam kehidupan
kesehariannya bergantung kepada teknologi digital seperti Internet,
Handphone Youtube, Blog, Sosmed, dsb menuntut keberpihakan kondisi
kepada mereka.
Perkembangan teknologi digital ini akan berpengaruh pula
terhadap semua sector kehidupan umat manusia termasuk
kedunia profesi Kedokeran gigi, namun sebaliknya akibatnyapun
tentu akan lebih dahsyat. Dan sebentar lagi kt memasuki era
Sociaty 5.0 - adalah mengintegrasikan ruang maya dan fisik –
metaverse (melampaui alam semesta), menghubungkan orang
tanpa harus ketemu
• Teknologi alat kedokteran gigi makin
canggih – harga makin mahal – biaya
pelayanan Kesehatan gigi meningkat
• Pengunaan Gadget, HP, Internet,
Medsos, Instagram, Twitter, FB, WA,
Tiktok, Blog, youtube. dsb tidak mampu
dikendalikan – Proses
pembelajaran/peningkatkan kompetensi,
semuanya menjadi lebih mudah -
Terjadinya penyimpangan Hukum dan
Etika semakin meningkat - Regulasi
berjalan ditempat
• Dokter gigi lulusan baru (generasi
Milenial dan generasi Z) tidak banyak
TANTANGAN DAN MASALAH ERA DIGITALISASI
• Dokter gigi bisa diadu dengan dokter gigi
lainnya – dari persepsi pasien trerhadap
perawatan yg diterima dibandingkan
dengan apa yang mereka lihat dari
internet/medsos
• Pihak lain (mis:Tukang Gigi) akan
memanfaatkan media social sebagai
sarana “meningkatkan kompetensi” – ada
potensi peningkatan kemampuan mereka
akibat produk digital dokter gigi
• Legalitas/regulasi dari konten di media
soasial belum diatur
• Batasan kewenangan seorang dokter
dalam bermedia social –
TANTANGAN DAN MASALAH ERA
DIGITALISASI
6
4
1
3
5 2
PERUBAHAN DAN
KEMAJUAN TEKNOLOGI
SEMAKIN PESAT
INFORMASI SANGAT
TERBUKA DAN BEBAS
HAMBATAN – INFORMASI
ASYMETRI
TEKNIK DAN CARA CARA
PENGOBATAN AKAN
MUDAH DIPELAJARI
TRANSAKSI &
NEGOSIASI
PENGOBATAN DAN
TARIF BISA DILAKUKAN
MELALUI ONLINE JARAK
JAUH
KETIDAKPUASAN PELAYANAN
PASIEN, MAL PRAKTEK,
FRAUD , PELANGGARAN
KODE ETIK MUDAH MENJADI
VIRAL,
DIAGNOSA DAN TREATMEN
SEDERHANA DAPAT
DILAKUKAN JARAK JAUH
Table Of Discussion
APA TANTANGAN DAN PELUANG TERHADAP DUNIA KESEHATAN GIGI ?
U
7
SANGAT BERPOTENSI TERJADI
PELANGGARAN
GUGATAN DAN TUNTUTAN
TERHADAP DRG SEMAKIN MARAK
8
ADUAN/GUGATAN/TUNTUTAN TERHADAP DOKTER GIGI
Pengaduan Ke MKEKG :
Jumlah
Pengadu
Teradu
Pokok Aduan
Tuntutan
:45 Pengaduan
:Pasien,Sejawat, Institusi
:drg, drg.Sp
:Perilaku Drg
:Cabut S
IP
Pengaduan Ke Polisi /Pengadilan :
Jumlah :4 Pengaduan
Pengadu :Pasien,Kel.Pasien
T
eradu :drg, drg Sp
Pokok Aduan :Malpraktik
T
untutan :Perdata
Pengaduan Ke MKDKI:
Jumlah
Pengadu
Teradu
Pokok Aduan
Tuntutan
:30 Pengaduan
:Pasien/Kel.Pasien,Institusi
:drg, drg Sp
:Sakit, Kekerasan, Cacat
T
dk nyaman, Kematian
:Cabut S
IP
, Ganti Rugi
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi
(MKEKG) adalah majelis yg berwenang utk
menentukan ada tidaknya kesalahan yang
dilakukan Dokter Gigi dalam penerapan etik
kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI) adalah lembaga yang
berwenang utk menentukan ada tidaknya
kesalahan yg dilakukan dr dan drg dlm
penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi dan menetapkan sanksi.
Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang,
memeriksa, mengadili, memutuskan dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara
perdata di tingkat pertama
Dokter gigi ?
Apa yang harus dilakukan oleh
REGULASI YANG
MENDUKUNG
PENERAPAN PRAKTEK
KEDOKTERAN GIGI
12
13
UU No 8 / 1999
Ttg
Perlindungan
Konsumen
UU NO 29 / 2004
TTG PRAKTIK
KEDOKTERAN
PMK NO 36 / 2012
TTG RAHASIA
KEDOKTERAN
PP NO 72 / 2012
TTG SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL
UU NO 44 / 2009
TTG RUMAH SAKIT
PP NO 72 / 2012
TTG SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL
PP NO 12 / 2013
TTG JAMINAN
KESEHATAN
PP NO 93 / 2015
TTG RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN
PMK NO 1173 /
2004 TTG RUMAH
SAKIT GIGI MULUT
PMK NO.
HK.02.02/MENKES/62/20
15 TTG PANDUAN
PRAKTIK
KLINIK BAGI DRG
UU NO 36 / 2009
TTG KESEHATAN
14
RUU
OMNIBUSLAW
“RUU OMNIBUSLAW
KESEHATAN”
Ditetapkan dalam sidang
Paripurna DPR RI
Tanggal 11 Juli 2023
11 Juli 2023
RUU Kesehatan sah menjadi UU pada Sidang Paripurna DPR
7 Fraksi setuju – 2 fraksi menolak
1
16
UU No 36 tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan
UU No 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan
UU No 4 Tahun 2019
Tentang Kebidanan
UU No 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
UU No 6 Tahun 2018
TentangKekarantinaan
UU
KESEHATAN
UU No 36 Tahun 2009
Kesehatan
UU No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No 12 Tahun 2012
Tentang Pendidikan Tinggi
UU No 40 tahun 2004
Tentang SJSN
UU No 24 Tahun 2011
Tentang BPJS
UU No 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran
UU KESEHATAN (2023)
UU No 8 Tahun 1984
Tentang Wabah Penyakit Menular
UU No 18 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Jiwa
Pasal 474
RUU Kesehatan
”Pada saat undang – undang
ini Mulai berlaku 9 (Sembilan)
Undang – Undang DICABUT
dan dinyatakan TIDAK BERLAKU”
KENAPA ?
AKSI DAMAI 8/5/23
Aksi Damai ke 2
di depan Gedung DPR RI
tanggal 5/6/23
Gema Aspirasi Daerah
13
Aceh
Gema Aspirasi Daerah
14
Makassar
Trenggalek
2
Mandatory spending APBN dan APBD
Penhapusan wewenang Organisasi Profesi
Percepatan pendidikan dokter berbasis rumah sakit
Kemudahan masuknya investasi dan dokter asing
Hingga rapat paripurna DPR menyetujui RUU Kesehatan, selasa
11/7/2023, persoalan tetap sama
(Tajuk Rencana Harian Kompas, kamis 13 juli 2023)
Kontroversi UU Kesehatan Omnibus Law
DALAM UU KESEHATAN 2023 PELAYANAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUTDIPANDANG KECIL
Pembanding: UUini membahas Kesehatan jiwa 13pasal, Bedah Plastik 9
Pasal, gizi 6 pasal, sama dengan pasal Penyandang disabilitas 1pasal.
KESEHATAN GIGI
Pasal 94 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan:
“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu,
dan terjangkau oleh masyarakat.”
PDGI mengusulkan agar pada UU Kesehatan dicantumkan
ketentuan: “Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bersama masyarakat
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut”
Ternyata usulan tersebut tidak dipenuhi
32
UU Kesehatan Omnibus Law
Pasal 162
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
atas ketersediaan Pelayanan Kesehatan tradisional.
20
Tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga dinyatakan
dalam UU Kesehatan antara lain pada kesehatan remaja, kesehatan usia lanjut,
kesehatan penyandang disabilitas, mutu gizi, pelayanan darah, gangguan
penglihatan dan pendengaran, kesehatan jiwa, kesehatan olah raga, kesehatan
tradisional
Pasal 50 ayat (5), 52 ayat (4), 53 ayat (5), 64 (3,4), 67 ayat (1), 71 ayat (2), 77 (1), 103, 162
Pasal 192 , UU Kesehatan tahun 2023
Ayat (1)
Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum
apabila Pasien dan/atau keluarganya menolak atau -
menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian Pasien setelah adanya penjelasan medis yang
komprehensif.
Ayat (2)
Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan
tugas dalam menyelamatkan nyawa manusia.
Contoh Potensi Kriminalisasi
Pasal 273, UU Kesehatan 2023
Ayat (2)
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dapat menghentikan
Pelayanan Kesehatan apabila memperoleh perlakuan yang tidak
sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan,
serta nilai sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f, termasuk tindakan kekerasan, pelecehan, dan
perundungan.
Pasal 276 huruf e
Pasien berhak mendapatkan akses terhadap informasi yang
terdapat di dalam rekam medis;
Pasal 297 ayat (2)
Setiap Pasien berhak untuk mengakses informasi yang
terdapat dalam dokumen rekam medis
Pasal 306 Ayat (3)
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang telah
melaksanakan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dijatuhkan terdapat dugaan tindak pidana,
aparat penegak hukum mengutamakan penyelesaian
perselisihan dengan mekanisme keadilan restoratif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Beginilah perlakuan pasien/keluarga pasien dan media terhadap RS dan Tenaga Kesehatan
Pasal 440
Ayat (1)
Setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan kealpaan
yang mengakibatkan Pasien luka berat dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
Ayat (2)
Jika kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kematian, setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
PROFESI KEDOKTERAN/DRG
Pasal 1 UU No 29 Tahun 2004
“ Suatu Pekerjaan kedokteran atau
kedokteran gigi yang dilaksanakan
berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi
yang diperoleh melalui Pendidikan yang
berjenjang, dan KODE ETIK yang bersifat
melayani masyarakat ” (Pasal 1 UU No 29/2004)
Dr. dr. Beni Satria.,M.Kes.,S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE| Ketua BHP2A PBIDI| email : beni.unpab@gmail.com
UU No 29/2004 Praktik Kedokteran
Dimana Hak Perlindungan Pasien dan Keselamatan Masyarakat?
DOKTER DOKTER GIGI MEMILIKI
ETIK & MORAL YG TINGGI
Bahwa Penyelenggaraan praktik kedokteran yang
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya Kesehatan harus dilakukan
oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki ETIK dan
MORAL yang tinggi , keahlian dan kewenangan terus
menerus harus ditingkatkan mutunya mel alui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi,
registra si, lisensi, serta pembinaan, pengawasan, dan
pemantauan ag ar penyelenggaraan praktik
kedokteran sesuai dengan perkem bangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
PASAL 274 UU KESEHTAN 2023
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
praktik wajib:
a. memberikan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan profesi, standar
prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan
Kesehatan Pasien
NORMA YANG MENGIKAT DOKTER GIGI DALAM MENJALANKAN
PRAKTIK
Hukum
(Umum;Khusus)
Disiplin
KODE ETIK
1. Kode Etik sebagai Landasan moral dalam
berperilaku menjalankan profesi UNTUK
MENJAGA MARTABAT PROFESI
2. Disiplin, sebagai dasar penegakkan
penerapan keilmuan KEDOKTERAN GIGI 
Professional ; kompetensi
3. Hukum ; sebagai dasar legal formal
Kewenangan
17/11/2015
KODE ETIK
1. Sebagai pedoman untuk berperilaku atau berinteraksi terhadap
pasien, masyarakat, teman sejawat , dan profesinya
2. Terwujud Martabat, wibawa, dan kehormatan profesi
3. Pelanggaran pada kode etik , akan merugikan ikatan Profesi
4. Penegakkan oleh Majelis Kode Etik
DISIPLIN
1.Penerapan Keilmuan  Sesuai Kaidah
Keilmuan yang diperoleh saat pendidikan
2. Kompetensi  Sesuai dengan standar
kompetensi dan kewenangan
3.Ketaatan terhadap SOP dan standar profesi
4.Menjadi Tenaga Kesehatan yang Profesional
HUKUM
1.Pengaturan tentang Legal Formal;
Serkom, STR, SIPKewenangan
2.Kepatuhan terhadap ketentuan Hukum
Umum dan Hukum Khusus
3.Keperdataan, Pidana, Adiminstrasi
4.Delik Formil dan Delik Materiil
5.Penegakan Litigasi dan Non litigasi
 Standar Profesi / Perilaku-
Pelayanan
 Pelanggaran Standar profesi
(Benar – Salah)
 Kualitas Profesi (Pelayanan-
Perilaku)
 KONSIL – Joint Commission
 Anggota Profesi
 Masyarakat
 Pemerintah
 Lingkup - sasaran:
 Pasien / Klien
 Underskilled
 Communication
Problems
 Sexual harrashment
 Masalah Moral
 Baik - Buruk
 Dilemma Norma Internal (etika
profesi)
 Kehormatan Profesi – Kualitas
Moral
 MKEK – Org.Profesi
 Anggota Profesi
 Lingkup - sasaran:
 Diri sendiri
• Norma Hukum
• Pelanggaran Norma Hukum (
Benar – Salah)
• Kedamaian (mencegah –
mengatasi konflik)
• Perdata - Pidana
• PENGADILAN
• Hakim
• Penggugat/Jaksa
• Tergugat / terdakwa
• Lingkup - sasaran:
• Dokter
• Rumah Sakit
• Kelalaian
DISIPLIN ETIKA HUKUM
LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA
(SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983)
Demi Allah saya bersumpah bahwa :
1. Saya, akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,
2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi Dokter Gigi,
3. Saya, akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat
pekerjaan saya sebagai dokter gigi.
4. Saya, akan marahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan dengan pekerjaan saya sebagai
dokter gigi.
5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran gigi saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan
perikemanusiaan sekalipun di ancam.
6. Saya, akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita Saya, dalam menunaikan kewajiban terhadap
pasien akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, perbedaan kelamin, politik, kepartaian, dan kedudukan sosial.
8. Saya, akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya.
9. Saya, akan memperlakukan teman sejawat sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan,
10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
11. Saya, ikrarkan sumpah / janji dengan sungguh-sungguh serta penuh keinsyafan dan tanggungjawab dengan
mempertaruhkan kehormatan diri saya.
LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA
(SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983)
Demi Allah saya bersumpah bahwa
10. Saya akan menaati
dan mengamalkan Kode
Etik Kedokteran Gigi
Indonesia.
Pasal 1
Sumpah Dokter Gigi
Dokter Gigi di Indonesia wajib
menunjung tinggi, menghayati, mentaati
dan mengamalkan Sumpah/Janji
Dokter Gigi Indonesia.
Khoirul
anam
Dokter Gigi di Indonesia wajib
menunjung tinggi, menghayati,
mentaati dan mengamalkan
Sumpah/Janji Dokter Gigi Indonesia.
Pasal 1
Sumpah Dokter Gigi
10. Saya akan menaati dan
mengamalkan Kode Etik
Kedokteran Gigi Indonesia.
BAB 1
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Sumpah Dokter Gigi
Dokter Gigi di Indonesia wajib menunjung tinggi, menghayati, mentaati dan mengamalkan
Sumpah/Janji Dokter Gigi Indonesia
Pasal 2
Standar Pelayanan Profesi
Dokter Gigi di Indonesia, dalam menjalankan profesinya harus sesuai dengan ilmu / seni
kedokteran gigi, dan sesuai dengan standar pelayanan serta prinsip-prinsip kemanusiaan.
Pasal 3
Kemandirian Profesi
Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan
untuk mencari keuntungan pribadi
Pasal 3
Kemandirian Profesi
Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan
untuk mencari keuntungan pribadi
Cakupan Pasal 3
1. Dokter Gigi di Indonesia dilarang melakukan promosi dalam bentuk apapun seperti memuji diri,
dilarang mengiklankan alat dan bahan apapun, dilarang memberi janji baik langsung maupun tidak
langsung dan lain-lain, dengan tujuan agar pasien datang berobat kepadanya.
2. Dokter Gigi di Indonesia dilarang menggunakan gelar atau sebutan profesional yang tidak diakui oleh
Pemerintah Indonesia.
3. Dokter Gigi di Indonesia boleh mendaftarkan namanya dalam buku telepon atau direktori lain dengan
ketentuan tidak ditulis dengan huruf tebal, warna lain atau dalam kotak.
4. Informasi profil Dokter Gigi yang dianggap perlu oleh masyarakat dikeluarkan oleh Pemerintah atau
Persatuan Dokter Gigi Indonesia baik melalui media cetak maupun elektronik.
5. Dokter Gigi di Indonesia, apabila membuat blanko resep, kuitansi, amplop, surat keterangan, cap dan
kartu berobat harus sesuai dengan yang tercantum dalam SIP. Seandainya tempat praktik berlainan
dengan rumah dapat ditambahkan alamat dan nomor telepon rumah.
6. Dokter Gigi di Indonesia dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi swasta
7. Papan nama praktik dokter gigi
Pasal 5
Rabat dan komisi
Dokter Gigi di Indonesia tidak di perkenankan menjaring pasien secara pribadi, melalui pasien
atau agen.
Pasal 6
Martabat dan integritas profesi
Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan, kesusilaan, martabat dan integritas profesi
dokter gigi.
Pasal9
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, wajib
bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif).
Pasal 10
Penelitian dan Pengembangan
Dokter gigi di Indonesia wajib membuat hasil dan manfaat dari penelitiannya berguna dalam
menjaga dan meningkatkan kemajuan profesi kedokteran gigi.
Pasal 11
Pelecehan dan Pengabaian
Dokter gigi di Indonesia wajib peduli dengan tanda-tanda pelecehan dan pengabaian dalam
praktek kedokteran gigi serta melaporkan dugaan kasus tersebut ke pihak berwenang sesuai
peraturan hukum yang berlaku.
Pasal 12
Saksi Ahli
Dokter gigi di Indonesia, bila menjadi saksi ahli, harus memberikan kesaksian yang dapat
mendukung proses keadilan.
BAB 2
KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP PASIEN
Pasal 13
Hak Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien untukmenentukan pilihan perawatan dan
rahasianya.
Pasal 14
Perlindungan Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari kerugian.
Pasal 15
Kepentingan Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib mengutamakan kepentingan pasien.
Pasal 16
Pelayanan yang adil bagi Pasien
Dokter gigi Indonesia wajib memperlakukan pasien dengan rasa hormat dan berkeadilan.
Pasal 17
Komunikasi dan Persetujuan
Dokter Gigi di Indonesia wajib memberi informasi kepada pasien pilihan perawatan dan
alternatifnya
Pasal 18
Menyimpan rahasia kedokteran
Dokter gigi di Indonesia wajib menjaga segala data dan informasi tentang kesehatan pasien yang
diperoleh pada waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya, bahkan setelah pasien meninggal
dunia.
Pasal 19
Rekam Medik Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib membuat, menyimpan, menjaga dan merahasiakan rekam medik
Pasien.
Pasal 20
Pelayanan darurat
Dokter Gigi di Indonesia wajib memberikan pelayanan kedaruratan bagi pasien.
Pasal 21
Konsul dan Rujukan
Dokter gigi di Indonesia wajibmelakukankonsul dan rujukan kepada dokter gigi spesialis atau
profesional lainnya yang memiliki kompetensi lebih tinggi.
Pasal 22
Penggunaan Bantuan Personil
Dokter gigi wajib melindungi kesehatan pasien yang tugasnya didelegasikan kepada tenaga
kesehatan yang kompeten.
Pasal 27
Teman sejawat dan Obat terlarang
Dokter Gigi di Indonesia wajib memberi nasihat kepada teman sejawat yang diketahui berpraktik di
bawah pengaruh alkohol atau obat terlarang. Apabila dianggap perlu dapat melaporkannya kepada
Organisasi Profesi
Pasal 28
Profesionalisme ditempat kerja
Dokter gigi di Indonesia wajib menciptakan lingkungan kerja yang mendukung suasana kerjasama dan
saling menghormati untuk semua orang yang terlibat dalam perawatan gigi dan mulut
Pasal 29
Kritik
Dokter gigi Indonesia harus mau menerima dan memberi kritik dari/ keteman sejawat serta
melaporkan kepada PDGI/badan yang berwenang bila mengetahui ada kasus berat atau kesalahan
dalam perawatan oleh sejawat yg terus menerus.
Pasal 31
Pengembangan diri
Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan etika, ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara mandiri maupun yang diselenggarakan
oleh Organisasi Profesi.
Pasal 32
Pendidikan dan Pelatihan
Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi yang
dilaksanakan oleh Organisasi Profesi.
BAB 5
HAK DOKTER GIGI DAN SANKSI PELANGGARAN ETIK
Pasal 34
Hak Dokter Gigi
Dokter Gigi di Indonesia berhak mendapatkan pembelaan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan
kewajiban umum dan kewajiban dokter gigi sehari-hari dari tuduhan pelanggaran etik yang menimpanya.
Pasal 35
Sanksi Pelanggaran Etik
Dokter Gigi di Indonesia jika terbukti secara sah melakukan pelanggaran etik dalam melaksanakan
kewajiban umum dan kewajiban dokter gigi sehari-hari dapat menerima sanksi.
BAB 6
PENUTUP
Etik Kedokteran Gigi Indonesia wajib dihayati dan diamalkan oleh setiap Dokter Gigi diIndonesia.
Pengingkaran terhadapnya akan menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi dokter gigi
sendiri. Akibat yang paling tidak dikehendaki adalah rusaknya martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran
gigi yang harus dijaga bersama. Oleh karena itu semua dokter gigi di Indonesia bersepakat, bagi dokter gigi
yang melanggar Kodekgi wajib ditindak dan diberi hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya.
PELANGGARAN
Maraknya Pelanggaran Etika profesi
BILA BANYAK ANGGOTA YANG
MELANGGAR KODE ETIK
Akan terdegradasikah Martabat profesi ?
Hati-hati dengan Iklan, “Kesadaran Hukum
Masyarakat Meningkat”Sengketa
Berawal dari
laporan masyarakat
yang merasa
tertipu dengan
bahasa iklan.
winsuryo@hotmail.com 81
82
Hati-hati Upload gambar pasien di Instagram
winsuryo@hotmail.com
Jangan
memberikan
edukasi,publikasi
yang tidak
ilmiah,atau
perawatan yang
tidak termasuk
dalam Yankesgi
PELANGGARAN ETIK MURNI
 Menarik imbalan tak wajar
 Mengambil alih pasien teman sejawat tanpa
persetujuan
 Memuji diri sendiri
 Pelayanan diskriminatif
 Mengabaikan kesehatannya sendiri
 Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran
 Kolusi dengan perusahaan farmasi dan apotik
PELANGGARAN ETIKA BERAT
Pelanggaran etika berat ditambah dengan
sanksi hukum (yaitu berupa sanksi pidana dan /
atau perdata) disebabkan pelanggarannya telah
merambah ranah hukum. Sebutan lain dari
pelanggaran etika berat adalah pelanggaran
etiko - legal
PELANGGARAN ETIKOLEGAL
• Pelayanan kedokteran dibawah standar
• Penerbitan surat keterangan palsu
• Membocorkan rahasia kedokteran
• Pelecehan seksual
• Pelayanan tidak berbasis keilmuan kedokteran
• Membicarakan kejelekan teman sejawat lain pd
pasien
PELANGGARAN ETIKA KEDOKTERAN GIGI
1
Sanksi dilaksanakan oleh Pengurus PDGI
sesuai keputusan sidang MKEKG (Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran Gigi
Indonesia), berupa:
1. Peringatan lisan (maksimal 6
bulan)
2. Peringatan tertulis (maksimal 6
bulan)
3. Penarikan rekomendasi PDGI untuk
SIP
(maksimal 12 bulan)
PELANGGARAN DISIPLIN
DIKELOMPOKKAN DALAM 3 HAL :
1. Melaksanakan praktik kedokteran gigi
dengan tidak kompeten
2. Tugas dan tanggung jawab profesional
pada pasien tidak dilaksanakan dengan
baik
3. Berperilaku tercela
*Putusan MKDKI :
19 Pengaduan  bukan jurisdiksi
5 Pengaduan  dihentikan
25 Dokter tidak melanggar disiplin
25 Dokter peringatan tertulis
1 Dokter gigi peringatan tertulis
1 Dokter dicabut STR /SIP 4 bulan
3 Dokter dicabut STR/SIP 3 bulan
2 Dokter dicabut STR/SIP 2 bulan
4 Dokter sp harus re-edukasi
1 Dokter gigi.sp harus re-edukasi
90
SANKSI DISIPLIN
PRAKTIK KEDOKTERAN
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Jumlah & jenis Tenaga yang diadukan :
* 111 dr+dr.sp
* 9 drg+drg.sp :
 DRg = 2
 Prost = 2
 Ortho= 2
 Perio = 1
 BM = 1
ETIK PROFESI DOKTER/DOKTER GIGI DI ERA
DISRUPSI,REVOLUSI INDUSTRI 4.0, SOCIALITY 5,0
Profesi kedokteran di landasi oleh dua prinsip perilaku
pokok, yaitu kesungguhan untuk berbuat demi kebaikan
pasien, dan tidak ada niat untuk menyakiti, mencederai,
dan merugikan pasien.
Sebagai bagian dari rasa tanggung jawabnya dan sebagai
manifestasi dari dua prinsip perilaku pokok diatas, dokter
wajib menghargai hak pasien.
Hak tersebut terdiri dari hak untuk dirawat, diobati,
ditangani oleh dokter yang dalam mengambil keputusan
profesional secara klinik dan etis dilakukan secara
bertanggung jawab.
Etik Profesi
Dokter/Dokter Gigi
tetap menjadi
KEBUTUHAN, bukan
KETERPAKSAAN
Era digital 4.0
Robot Artificial
intelegent
Telemedicine
dentistri
Generasi Milenial
Perubahan peraturan
perUUan
Pasar global
perubah
an
Etik
dokter
gigi
Kodekgi
2020
• Alasan Kodekgi perlu ada perubahan:
Pengaruh ekternal
• Alasan kodekgi tidak boleh berubah:
 Mempertahankan tujuan adanya kodekgi
Sebagai pedoman
untuk berperilaku
atau
berinteraksi terhadap
pasien, masyarakat,
teman sejawat , dan
Prfesinya
LAFAL SUMPAH
DOKTER GIGI
INDONESIA
(SK Menkes No
434/Menkes/SK/X/19
83)
Tujuan Etik: untuk
mengutamakan
kepentingan
pasien dan menjaga
keluhuran profesi
Kedokteran
Asas Etik: Berbuat
baik (beneficence), Tidak
merugikan (non maleficence),
Menghargai otonomi pasien
(autonomy), Berlaku adil
(justice),
dan Kejujuran (veracity)
dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila dan
Undang-Undang
Dasar 1945
Kode Etik Kedokteran Gigi
(Kodekgi)
Berisi 4 Kewajiban
1. Kewajiban Umum
2. Kewajiban Terhadap
Pasien
3. Kewajiban Terhadap
Sejawat
4. Kewajiban terhadap diri
sendiri
Tidak boleh berubah
Kemungkinan ada perubahan karena
terjadi perubahan zaman
Terutama pada kewajiban umum
Petunjuk papan nama
Cara berpromosi
Media promosi kesehatan
Hubungan dokter pasien
Pengaturan iklan
Palayanan kesehatan
/ kedokteran gigi
mengandung unsur
sosial
PENUTUP
• Profesi dokter gigi adalah profesi mulia
(Noble Profession) yang tetap harus
dipertahankan martabatnya oleh setiap
anggota PDGI agar tidak terdegradasi
menjadi pekerjaan biasa (occupation)
• ETIK PROFESI tetap dibutuhan oleh
dokter gigi dalam menjalankan
profesinya di masa disrupsi /Revolusi
Industri 4.0 bahkan di era socility 5.0
• Kode Etik Dokter Gigi Indonesia harus
dijadikan pedoman moral untuk
berperilaku bagi setiap anggota PDGI
dalam menjalankan profesi sebagai
dokter gigi
YOUR
TIME
See You at The TOP!
Thank You For
Hatur Nuhun

More Related Content

Similar to etik kedokteran gigi pasca penetapan ruu omnibulaw kesehatan.pptx

Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdf
Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdfMateri Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdf
Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdfAndriTriyadi
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana Suharti Wairagya
 
analisa persi tntg pp472021.pdf
analisa persi tntg pp472021.pdfanalisa persi tntg pp472021.pdf
analisa persi tntg pp472021.pdfdrgShelyOktavia
 
Dokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptx
Dokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptxDokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptx
Dokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptxMuhammad Billah
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptElon Yunus
 
Gambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRI
Gambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRIGambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRI
Gambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRITheZeed
 
Tugas Blok I - Kelp 2.docx
Tugas Blok I - Kelp 2.docxTugas Blok I - Kelp 2.docx
Tugas Blok I - Kelp 2.docxssuser4d0138
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranResa Isnandia
 
Etika Pemeriksaan Usg
Etika Pemeriksaan UsgEtika Pemeriksaan Usg
Etika Pemeriksaan UsgDokter Tekno
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxSangidYahya3
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxSangidYahya3
 
Sesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdf
Sesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdfSesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdf
Sesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdfMardhatillahMarsa
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017mataram indonesia
 

Similar to etik kedokteran gigi pasca penetapan ruu omnibulaw kesehatan.pptx (20)

Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdf
Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdfMateri Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdf
Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan.pdf
 
PERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdf
PERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdfPERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdf
PERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdf
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
 
analisa persi tntg pp472021.pdf
analisa persi tntg pp472021.pdfanalisa persi tntg pp472021.pdf
analisa persi tntg pp472021.pdf
 
UU Pradok.pptx
UU Pradok.pptxUU Pradok.pptx
UU Pradok.pptx
 
Dokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptx
Dokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptxDokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptx
Dokter dan nakes demo untukkepentingan siapa.pptx
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
 
Gambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRI
Gambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRIGambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRI
Gambaran dan evaluasi pemasaran di RSGM IIK BW KEDIRI
 
Tugas Blok I - Kelp 2.docx
Tugas Blok I - Kelp 2.docxTugas Blok I - Kelp 2.docx
Tugas Blok I - Kelp 2.docx
 
Panduan K3 RS
Panduan K3 RSPanduan K3 RS
Panduan K3 RS
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteran
 
STR
STR STR
STR
 
Etika Pemeriksaan Usg
Etika Pemeriksaan UsgEtika Pemeriksaan Usg
Etika Pemeriksaan Usg
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
Detil Borang Internsip.pdf
Detil Borang Internsip.pdfDetil Borang Internsip.pdf
Detil Borang Internsip.pdf
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
Sesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdf
Sesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdfSesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdf
Sesi 5 - MKDKI-RAKORNAS KKI.pdf
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
 
Perlindungan Konsumen
Perlindungan KonsumenPerlindungan Konsumen
Perlindungan Konsumen
 

Recently uploaded

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

etik kedokteran gigi pasca penetapan ruu omnibulaw kesehatan.pptx

  • 1. RAHMAT JULIADI KETUA PENGURUS WILAYAH PDGI JAWA BARAT • Kelahiran Bandung, 7Juli 1973 • Lulus th 1997 dari FKG Unpad • 1998 bekerja PKM Rancakalong Sumedang • 2000 Kepala PKM Pamulihan Sumedang • 2004 Wakil Ketua Komisi D DPRD Sumedang • 2009 Ketua Komisi C DPRD Sumedang • Ketua Bapemperda DPRD Sumedang 2019;2024 • Ketua TKMKB BPJS Kes Sumedang Subang Majalengka • Ketua PDGI Sumedang 2008-2011 dan 2011-2014 • Ketua Bidang Organisasi PDGI Pengwil Jabar 2014-2022 • Ketua Dept Organisasi Dan Hub Antar Profesi PB PDGI 2017-2022 • Saat ini Wakil Ketua Ikatan Peminatan Hukum Etik dan Disiplin Kedokteran Gigi
  • 2. D R G . R A H M A T J U L I A D I , M H . K e s , C M C . ETIK KEDOKTERAN GIGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (Antara Kebutuhan dan Keterpaksaan)
  • 3. TANTANGAN DOKTER GIGI DALAM ERA INDUSTRI 4.0 DAN SOCIALITY 5.0 MASIH SESUAIKAH KODEGI YG SAAT INI BERLAKU??
  • 4. ZAMAN NOW, zaman Revolusi Industri 4.0 Perkembangan Ilmu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi begitu dahsyat , era teknologi Digitalisasi tidak bisa lagi dihindari dan manusia harus menyesuaikannya bukan sebaliknya. Era Milenial atau bahkan Generasi Z dan generasi berikutnya yang gandrung dengan Teknologi digital/sosmed dsb, yang dalam kehidupan kesehariannya bergantung kepada teknologi digital seperti Internet, Handphone Youtube, Blog, Sosmed, dsb menuntut keberpihakan kondisi kepada mereka.
  • 5. Perkembangan teknologi digital ini akan berpengaruh pula terhadap semua sector kehidupan umat manusia termasuk kedunia profesi Kedokeran gigi, namun sebaliknya akibatnyapun tentu akan lebih dahsyat. Dan sebentar lagi kt memasuki era Sociaty 5.0 - adalah mengintegrasikan ruang maya dan fisik – metaverse (melampaui alam semesta), menghubungkan orang tanpa harus ketemu
  • 6. • Teknologi alat kedokteran gigi makin canggih – harga makin mahal – biaya pelayanan Kesehatan gigi meningkat • Pengunaan Gadget, HP, Internet, Medsos, Instagram, Twitter, FB, WA, Tiktok, Blog, youtube. dsb tidak mampu dikendalikan – Proses pembelajaran/peningkatkan kompetensi, semuanya menjadi lebih mudah - Terjadinya penyimpangan Hukum dan Etika semakin meningkat - Regulasi berjalan ditempat • Dokter gigi lulusan baru (generasi Milenial dan generasi Z) tidak banyak TANTANGAN DAN MASALAH ERA DIGITALISASI
  • 7. • Dokter gigi bisa diadu dengan dokter gigi lainnya – dari persepsi pasien trerhadap perawatan yg diterima dibandingkan dengan apa yang mereka lihat dari internet/medsos • Pihak lain (mis:Tukang Gigi) akan memanfaatkan media social sebagai sarana “meningkatkan kompetensi” – ada potensi peningkatan kemampuan mereka akibat produk digital dokter gigi • Legalitas/regulasi dari konten di media soasial belum diatur • Batasan kewenangan seorang dokter dalam bermedia social – TANTANGAN DAN MASALAH ERA DIGITALISASI
  • 8. 6 4 1 3 5 2 PERUBAHAN DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI SEMAKIN PESAT INFORMASI SANGAT TERBUKA DAN BEBAS HAMBATAN – INFORMASI ASYMETRI TEKNIK DAN CARA CARA PENGOBATAN AKAN MUDAH DIPELAJARI TRANSAKSI & NEGOSIASI PENGOBATAN DAN TARIF BISA DILAKUKAN MELALUI ONLINE JARAK JAUH KETIDAKPUASAN PELAYANAN PASIEN, MAL PRAKTEK, FRAUD , PELANGGARAN KODE ETIK MUDAH MENJADI VIRAL, DIAGNOSA DAN TREATMEN SEDERHANA DAPAT DILAKUKAN JARAK JAUH Table Of Discussion APA TANTANGAN DAN PELUANG TERHADAP DUNIA KESEHATAN GIGI ? U 7 SANGAT BERPOTENSI TERJADI PELANGGARAN GUGATAN DAN TUNTUTAN TERHADAP DRG SEMAKIN MARAK 8
  • 10. Pengaduan Ke MKEKG : Jumlah Pengadu Teradu Pokok Aduan Tuntutan :45 Pengaduan :Pasien,Sejawat, Institusi :drg, drg.Sp :Perilaku Drg :Cabut S IP Pengaduan Ke Polisi /Pengadilan : Jumlah :4 Pengaduan Pengadu :Pasien,Kel.Pasien T eradu :drg, drg Sp Pokok Aduan :Malpraktik T untutan :Perdata Pengaduan Ke MKDKI: Jumlah Pengadu Teradu Pokok Aduan Tuntutan :30 Pengaduan :Pasien/Kel.Pasien,Institusi :drg, drg Sp :Sakit, Kekerasan, Cacat T dk nyaman, Kematian :Cabut S IP , Ganti Rugi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG) adalah majelis yg berwenang utk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan Dokter Gigi dalam penerapan etik kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) adalah lembaga yang berwenang utk menentukan ada tidaknya kesalahan yg dilakukan dr dan drg dlm penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi dan menetapkan sanksi. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama
  • 11. Dokter gigi ? Apa yang harus dilakukan oleh
  • 13. 13 UU No 8 / 1999 Ttg Perlindungan Konsumen UU NO 29 / 2004 TTG PRAKTIK KEDOKTERAN PMK NO 36 / 2012 TTG RAHASIA KEDOKTERAN PP NO 72 / 2012 TTG SISTEM KESEHATAN NASIONAL UU NO 44 / 2009 TTG RUMAH SAKIT PP NO 72 / 2012 TTG SISTEM KESEHATAN NASIONAL PP NO 12 / 2013 TTG JAMINAN KESEHATAN PP NO 93 / 2015 TTG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN PMK NO 1173 / 2004 TTG RUMAH SAKIT GIGI MULUT PMK NO. HK.02.02/MENKES/62/20 15 TTG PANDUAN PRAKTIK KLINIK BAGI DRG UU NO 36 / 2009 TTG KESEHATAN
  • 14. 14 RUU OMNIBUSLAW “RUU OMNIBUSLAW KESEHATAN” Ditetapkan dalam sidang Paripurna DPR RI Tanggal 11 Juli 2023
  • 15. 11 Juli 2023 RUU Kesehatan sah menjadi UU pada Sidang Paripurna DPR 7 Fraksi setuju – 2 fraksi menolak 1
  • 16. 16
  • 17. UU No 36 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan UU No 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan UU No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit UU No 6 Tahun 2018 TentangKekarantinaan UU KESEHATAN UU No 36 Tahun 2009 Kesehatan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional UU No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi UU No 40 tahun 2004 Tentang SJSN UU No 24 Tahun 2011 Tentang BPJS UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran UU KESEHATAN (2023) UU No 8 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular UU No 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa
  • 18. Pasal 474 RUU Kesehatan ”Pada saat undang – undang ini Mulai berlaku 9 (Sembilan) Undang – Undang DICABUT dan dinyatakan TIDAK BERLAKU”
  • 21.
  • 22. Aksi Damai ke 2 di depan Gedung DPR RI tanggal 5/6/23
  • 25.
  • 26. 2
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30. Mandatory spending APBN dan APBD Penhapusan wewenang Organisasi Profesi Percepatan pendidikan dokter berbasis rumah sakit Kemudahan masuknya investasi dan dokter asing Hingga rapat paripurna DPR menyetujui RUU Kesehatan, selasa 11/7/2023, persoalan tetap sama (Tajuk Rencana Harian Kompas, kamis 13 juli 2023) Kontroversi UU Kesehatan Omnibus Law
  • 31. DALAM UU KESEHATAN 2023 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUTDIPANDANG KECIL Pembanding: UUini membahas Kesehatan jiwa 13pasal, Bedah Plastik 9 Pasal, gizi 6 pasal, sama dengan pasal Penyandang disabilitas 1pasal.
  • 32. KESEHATAN GIGI Pasal 94 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan: “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.” PDGI mengusulkan agar pada UU Kesehatan dicantumkan ketentuan: “Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersama masyarakat bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut” Ternyata usulan tersebut tidak dipenuhi 32
  • 33. UU Kesehatan Omnibus Law Pasal 162 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan Pelayanan Kesehatan tradisional. 20 Tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga dinyatakan dalam UU Kesehatan antara lain pada kesehatan remaja, kesehatan usia lanjut, kesehatan penyandang disabilitas, mutu gizi, pelayanan darah, gangguan penglihatan dan pendengaran, kesehatan jiwa, kesehatan olah raga, kesehatan tradisional Pasal 50 ayat (5), 52 ayat (4), 53 ayat (5), 64 (3,4), 67 ayat (1), 71 ayat (2), 77 (1), 103, 162
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37. Pasal 192 , UU Kesehatan tahun 2023 Ayat (1) Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila Pasien dan/atau keluarganya menolak atau - menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian Pasien setelah adanya penjelasan medis yang komprehensif. Ayat (2) Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam menyelamatkan nyawa manusia.
  • 38. Contoh Potensi Kriminalisasi Pasal 273, UU Kesehatan 2023 Ayat (2) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dapat menghentikan Pelayanan Kesehatan apabila memperoleh perlakuan yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, termasuk tindakan kekerasan, pelecehan, dan perundungan.
  • 39. Pasal 276 huruf e Pasien berhak mendapatkan akses terhadap informasi yang terdapat di dalam rekam medis; Pasal 297 ayat (2) Setiap Pasien berhak untuk mengakses informasi yang terdapat dalam dokumen rekam medis
  • 40. Pasal 306 Ayat (3) Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang telah melaksanakan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dijatuhkan terdapat dugaan tindak pidana, aparat penegak hukum mengutamakan penyelesaian perselisihan dengan mekanisme keadilan restoratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 41.
  • 42. Beginilah perlakuan pasien/keluarga pasien dan media terhadap RS dan Tenaga Kesehatan
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48. Pasal 440 Ayat (1) Setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan kealpaan yang mengakibatkan Pasien luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau pidana denda paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah). Ayat (2) Jika kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian, setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
  • 49. PROFESI KEDOKTERAN/DRG Pasal 1 UU No 29 Tahun 2004 “ Suatu Pekerjaan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui Pendidikan yang berjenjang, dan KODE ETIK yang bersifat melayani masyarakat ” (Pasal 1 UU No 29/2004) Dr. dr. Beni Satria.,M.Kes.,S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE| Ketua BHP2A PBIDI| email : beni.unpab@gmail.com
  • 50. UU No 29/2004 Praktik Kedokteran Dimana Hak Perlindungan Pasien dan Keselamatan Masyarakat? DOKTER DOKTER GIGI MEMILIKI ETIK & MORAL YG TINGGI Bahwa Penyelenggaraan praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya Kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki ETIK dan MORAL yang tinggi , keahlian dan kewenangan terus menerus harus ditingkatkan mutunya mel alui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registra si, lisensi, serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan ag ar penyelenggaraan praktik kedokteran sesuai dengan perkem bangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • 51. PASAL 274 UU KESEHTAN 2023 Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib: a. memberikan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan Kesehatan Pasien
  • 52. NORMA YANG MENGIKAT DOKTER GIGI DALAM MENJALANKAN PRAKTIK Hukum (Umum;Khusus) Disiplin KODE ETIK 1. Kode Etik sebagai Landasan moral dalam berperilaku menjalankan profesi UNTUK MENJAGA MARTABAT PROFESI 2. Disiplin, sebagai dasar penegakkan penerapan keilmuan KEDOKTERAN GIGI  Professional ; kompetensi 3. Hukum ; sebagai dasar legal formal Kewenangan 17/11/2015
  • 53. KODE ETIK 1. Sebagai pedoman untuk berperilaku atau berinteraksi terhadap pasien, masyarakat, teman sejawat , dan profesinya 2. Terwujud Martabat, wibawa, dan kehormatan profesi 3. Pelanggaran pada kode etik , akan merugikan ikatan Profesi 4. Penegakkan oleh Majelis Kode Etik
  • 54. DISIPLIN 1.Penerapan Keilmuan  Sesuai Kaidah Keilmuan yang diperoleh saat pendidikan 2. Kompetensi  Sesuai dengan standar kompetensi dan kewenangan 3.Ketaatan terhadap SOP dan standar profesi 4.Menjadi Tenaga Kesehatan yang Profesional
  • 55. HUKUM 1.Pengaturan tentang Legal Formal; Serkom, STR, SIPKewenangan 2.Kepatuhan terhadap ketentuan Hukum Umum dan Hukum Khusus 3.Keperdataan, Pidana, Adiminstrasi 4.Delik Formil dan Delik Materiil 5.Penegakan Litigasi dan Non litigasi
  • 56.  Standar Profesi / Perilaku- Pelayanan  Pelanggaran Standar profesi (Benar – Salah)  Kualitas Profesi (Pelayanan- Perilaku)  KONSIL – Joint Commission  Anggota Profesi  Masyarakat  Pemerintah  Lingkup - sasaran:  Pasien / Klien  Underskilled  Communication Problems  Sexual harrashment  Masalah Moral  Baik - Buruk  Dilemma Norma Internal (etika profesi)  Kehormatan Profesi – Kualitas Moral  MKEK – Org.Profesi  Anggota Profesi  Lingkup - sasaran:  Diri sendiri • Norma Hukum • Pelanggaran Norma Hukum ( Benar – Salah) • Kedamaian (mencegah – mengatasi konflik) • Perdata - Pidana • PENGADILAN • Hakim • Penggugat/Jaksa • Tergugat / terdakwa • Lingkup - sasaran: • Dokter • Rumah Sakit • Kelalaian DISIPLIN ETIKA HUKUM
  • 57.
  • 58. LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA (SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983) Demi Allah saya bersumpah bahwa : 1. Saya, akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, 2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi Dokter Gigi, 3. Saya, akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter gigi. 4. Saya, akan marahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan dengan pekerjaan saya sebagai dokter gigi. 5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran gigi saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan sekalipun di ancam. 6. Saya, akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. 7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita Saya, dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik, kepartaian, dan kedudukan sosial. 8. Saya, akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya. 9. Saya, akan memperlakukan teman sejawat sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan, 10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia 11. Saya, ikrarkan sumpah / janji dengan sungguh-sungguh serta penuh keinsyafan dan tanggungjawab dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.
  • 59. LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA (SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983) Demi Allah saya bersumpah bahwa 10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia.
  • 60. Pasal 1 Sumpah Dokter Gigi Dokter Gigi di Indonesia wajib menunjung tinggi, menghayati, mentaati dan mengamalkan Sumpah/Janji Dokter Gigi Indonesia. Khoirul anam
  • 61. Dokter Gigi di Indonesia wajib menunjung tinggi, menghayati, mentaati dan mengamalkan Sumpah/Janji Dokter Gigi Indonesia. Pasal 1 Sumpah Dokter Gigi 10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia.
  • 62. BAB 1 KEWAJIBAN UMUM Pasal 1 Sumpah Dokter Gigi Dokter Gigi di Indonesia wajib menunjung tinggi, menghayati, mentaati dan mengamalkan Sumpah/Janji Dokter Gigi Indonesia Pasal 2 Standar Pelayanan Profesi Dokter Gigi di Indonesia, dalam menjalankan profesinya harus sesuai dengan ilmu / seni kedokteran gigi, dan sesuai dengan standar pelayanan serta prinsip-prinsip kemanusiaan. Pasal 3 Kemandirian Profesi Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi
  • 63. Pasal 3 Kemandirian Profesi Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi Cakupan Pasal 3 1. Dokter Gigi di Indonesia dilarang melakukan promosi dalam bentuk apapun seperti memuji diri, dilarang mengiklankan alat dan bahan apapun, dilarang memberi janji baik langsung maupun tidak langsung dan lain-lain, dengan tujuan agar pasien datang berobat kepadanya. 2. Dokter Gigi di Indonesia dilarang menggunakan gelar atau sebutan profesional yang tidak diakui oleh Pemerintah Indonesia. 3. Dokter Gigi di Indonesia boleh mendaftarkan namanya dalam buku telepon atau direktori lain dengan ketentuan tidak ditulis dengan huruf tebal, warna lain atau dalam kotak. 4. Informasi profil Dokter Gigi yang dianggap perlu oleh masyarakat dikeluarkan oleh Pemerintah atau Persatuan Dokter Gigi Indonesia baik melalui media cetak maupun elektronik. 5. Dokter Gigi di Indonesia, apabila membuat blanko resep, kuitansi, amplop, surat keterangan, cap dan kartu berobat harus sesuai dengan yang tercantum dalam SIP. Seandainya tempat praktik berlainan dengan rumah dapat ditambahkan alamat dan nomor telepon rumah. 6. Dokter Gigi di Indonesia dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi swasta 7. Papan nama praktik dokter gigi
  • 64. Pasal 5 Rabat dan komisi Dokter Gigi di Indonesia tidak di perkenankan menjaring pasien secara pribadi, melalui pasien atau agen. Pasal 6 Martabat dan integritas profesi Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan, kesusilaan, martabat dan integritas profesi dokter gigi. Pasal9 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, wajib bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif). Pasal 10 Penelitian dan Pengembangan Dokter gigi di Indonesia wajib membuat hasil dan manfaat dari penelitiannya berguna dalam menjaga dan meningkatkan kemajuan profesi kedokteran gigi.
  • 65. Pasal 11 Pelecehan dan Pengabaian Dokter gigi di Indonesia wajib peduli dengan tanda-tanda pelecehan dan pengabaian dalam praktek kedokteran gigi serta melaporkan dugaan kasus tersebut ke pihak berwenang sesuai peraturan hukum yang berlaku. Pasal 12 Saksi Ahli Dokter gigi di Indonesia, bila menjadi saksi ahli, harus memberikan kesaksian yang dapat mendukung proses keadilan. BAB 2 KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP PASIEN Pasal 13 Hak Pasien Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien untukmenentukan pilihan perawatan dan rahasianya. Pasal 14 Perlindungan Pasien Dokter Gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari kerugian.
  • 66. Pasal 15 Kepentingan Pasien Dokter Gigi di Indonesia wajib mengutamakan kepentingan pasien. Pasal 16 Pelayanan yang adil bagi Pasien Dokter gigi Indonesia wajib memperlakukan pasien dengan rasa hormat dan berkeadilan. Pasal 17 Komunikasi dan Persetujuan Dokter Gigi di Indonesia wajib memberi informasi kepada pasien pilihan perawatan dan alternatifnya Pasal 18 Menyimpan rahasia kedokteran Dokter gigi di Indonesia wajib menjaga segala data dan informasi tentang kesehatan pasien yang diperoleh pada waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya, bahkan setelah pasien meninggal dunia.
  • 67. Pasal 19 Rekam Medik Pasien Dokter Gigi di Indonesia wajib membuat, menyimpan, menjaga dan merahasiakan rekam medik Pasien. Pasal 20 Pelayanan darurat Dokter Gigi di Indonesia wajib memberikan pelayanan kedaruratan bagi pasien. Pasal 21 Konsul dan Rujukan Dokter gigi di Indonesia wajibmelakukankonsul dan rujukan kepada dokter gigi spesialis atau profesional lainnya yang memiliki kompetensi lebih tinggi. Pasal 22 Penggunaan Bantuan Personil Dokter gigi wajib melindungi kesehatan pasien yang tugasnya didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang kompeten.
  • 68. Pasal 27 Teman sejawat dan Obat terlarang Dokter Gigi di Indonesia wajib memberi nasihat kepada teman sejawat yang diketahui berpraktik di bawah pengaruh alkohol atau obat terlarang. Apabila dianggap perlu dapat melaporkannya kepada Organisasi Profesi Pasal 28 Profesionalisme ditempat kerja Dokter gigi di Indonesia wajib menciptakan lingkungan kerja yang mendukung suasana kerjasama dan saling menghormati untuk semua orang yang terlibat dalam perawatan gigi dan mulut Pasal 29 Kritik Dokter gigi Indonesia harus mau menerima dan memberi kritik dari/ keteman sejawat serta melaporkan kepada PDGI/badan yang berwenang bila mengetahui ada kasus berat atau kesalahan dalam perawatan oleh sejawat yg terus menerus.
  • 69. Pasal 31 Pengembangan diri Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan etika, ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara mandiri maupun yang diselenggarakan oleh Organisasi Profesi. Pasal 32 Pendidikan dan Pelatihan Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi yang dilaksanakan oleh Organisasi Profesi.
  • 70. BAB 5 HAK DOKTER GIGI DAN SANKSI PELANGGARAN ETIK Pasal 34 Hak Dokter Gigi Dokter Gigi di Indonesia berhak mendapatkan pembelaan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan kewajiban umum dan kewajiban dokter gigi sehari-hari dari tuduhan pelanggaran etik yang menimpanya. Pasal 35 Sanksi Pelanggaran Etik Dokter Gigi di Indonesia jika terbukti secara sah melakukan pelanggaran etik dalam melaksanakan kewajiban umum dan kewajiban dokter gigi sehari-hari dapat menerima sanksi. BAB 6 PENUTUP Etik Kedokteran Gigi Indonesia wajib dihayati dan diamalkan oleh setiap Dokter Gigi diIndonesia. Pengingkaran terhadapnya akan menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi dokter gigi sendiri. Akibat yang paling tidak dikehendaki adalah rusaknya martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran gigi yang harus dijaga bersama. Oleh karena itu semua dokter gigi di Indonesia bersepakat, bagi dokter gigi yang melanggar Kodekgi wajib ditindak dan diberi hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya.
  • 73. BILA BANYAK ANGGOTA YANG MELANGGAR KODE ETIK Akan terdegradasikah Martabat profesi ?
  • 74. Hati-hati dengan Iklan, “Kesadaran Hukum Masyarakat Meningkat”Sengketa
  • 75.
  • 76.
  • 77.
  • 78. Berawal dari laporan masyarakat yang merasa tertipu dengan bahasa iklan.
  • 79.
  • 80.
  • 82. 82 Hati-hati Upload gambar pasien di Instagram
  • 84. PELANGGARAN ETIK MURNI  Menarik imbalan tak wajar  Mengambil alih pasien teman sejawat tanpa persetujuan  Memuji diri sendiri  Pelayanan diskriminatif  Mengabaikan kesehatannya sendiri  Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran  Kolusi dengan perusahaan farmasi dan apotik
  • 85. PELANGGARAN ETIKA BERAT Pelanggaran etika berat ditambah dengan sanksi hukum (yaitu berupa sanksi pidana dan / atau perdata) disebabkan pelanggarannya telah merambah ranah hukum. Sebutan lain dari pelanggaran etika berat adalah pelanggaran etiko - legal
  • 86. PELANGGARAN ETIKOLEGAL • Pelayanan kedokteran dibawah standar • Penerbitan surat keterangan palsu • Membocorkan rahasia kedokteran • Pelecehan seksual • Pelayanan tidak berbasis keilmuan kedokteran • Membicarakan kejelekan teman sejawat lain pd pasien
  • 87.
  • 88. PELANGGARAN ETIKA KEDOKTERAN GIGI 1 Sanksi dilaksanakan oleh Pengurus PDGI sesuai keputusan sidang MKEKG (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi Indonesia), berupa: 1. Peringatan lisan (maksimal 6 bulan) 2. Peringatan tertulis (maksimal 6 bulan) 3. Penarikan rekomendasi PDGI untuk SIP (maksimal 12 bulan)
  • 89. PELANGGARAN DISIPLIN DIKELOMPOKKAN DALAM 3 HAL : 1. Melaksanakan praktik kedokteran gigi dengan tidak kompeten 2. Tugas dan tanggung jawab profesional pada pasien tidak dilaksanakan dengan baik 3. Berperilaku tercela
  • 90. *Putusan MKDKI : 19 Pengaduan  bukan jurisdiksi 5 Pengaduan  dihentikan 25 Dokter tidak melanggar disiplin 25 Dokter peringatan tertulis 1 Dokter gigi peringatan tertulis 1 Dokter dicabut STR /SIP 4 bulan 3 Dokter dicabut STR/SIP 3 bulan 2 Dokter dicabut STR/SIP 2 bulan 4 Dokter sp harus re-edukasi 1 Dokter gigi.sp harus re-edukasi 90 SANKSI DISIPLIN PRAKTIK KEDOKTERAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jumlah & jenis Tenaga yang diadukan : * 111 dr+dr.sp * 9 drg+drg.sp :  DRg = 2  Prost = 2  Ortho= 2  Perio = 1  BM = 1
  • 91. ETIK PROFESI DOKTER/DOKTER GIGI DI ERA DISRUPSI,REVOLUSI INDUSTRI 4.0, SOCIALITY 5,0 Profesi kedokteran di landasi oleh dua prinsip perilaku pokok, yaitu kesungguhan untuk berbuat demi kebaikan pasien, dan tidak ada niat untuk menyakiti, mencederai, dan merugikan pasien. Sebagai bagian dari rasa tanggung jawabnya dan sebagai manifestasi dari dua prinsip perilaku pokok diatas, dokter wajib menghargai hak pasien. Hak tersebut terdiri dari hak untuk dirawat, diobati, ditangani oleh dokter yang dalam mengambil keputusan profesional secara klinik dan etis dilakukan secara bertanggung jawab. Etik Profesi Dokter/Dokter Gigi tetap menjadi KEBUTUHAN, bukan KETERPAKSAAN
  • 92. Era digital 4.0 Robot Artificial intelegent Telemedicine dentistri Generasi Milenial Perubahan peraturan perUUan Pasar global perubah an Etik dokter gigi Kodekgi 2020
  • 93. • Alasan Kodekgi perlu ada perubahan: Pengaruh ekternal • Alasan kodekgi tidak boleh berubah:  Mempertahankan tujuan adanya kodekgi
  • 94. Sebagai pedoman untuk berperilaku atau berinteraksi terhadap pasien, masyarakat, teman sejawat , dan Prfesinya LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA (SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/19 83) Tujuan Etik: untuk mengutamakan kepentingan pasien dan menjaga keluhuran profesi Kedokteran Asas Etik: Berbuat baik (beneficence), Tidak merugikan (non maleficence), Menghargai otonomi pasien (autonomy), Berlaku adil (justice), dan Kejujuran (veracity) dijiwai oleh nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Kode Etik Kedokteran Gigi (Kodekgi) Berisi 4 Kewajiban 1. Kewajiban Umum 2. Kewajiban Terhadap Pasien 3. Kewajiban Terhadap Sejawat 4. Kewajiban terhadap diri sendiri Tidak boleh berubah Kemungkinan ada perubahan karena terjadi perubahan zaman Terutama pada kewajiban umum Petunjuk papan nama Cara berpromosi Media promosi kesehatan Hubungan dokter pasien Pengaturan iklan Palayanan kesehatan / kedokteran gigi mengandung unsur sosial
  • 95. PENUTUP • Profesi dokter gigi adalah profesi mulia (Noble Profession) yang tetap harus dipertahankan martabatnya oleh setiap anggota PDGI agar tidak terdegradasi menjadi pekerjaan biasa (occupation) • ETIK PROFESI tetap dibutuhan oleh dokter gigi dalam menjalankan profesinya di masa disrupsi /Revolusi Industri 4.0 bahkan di era socility 5.0 • Kode Etik Dokter Gigi Indonesia harus dijadikan pedoman moral untuk berperilaku bagi setiap anggota PDGI dalam menjalankan profesi sebagai dokter gigi
  • 96. YOUR TIME See You at The TOP! Thank You For