Dokumen tersebut membahas tentang tantangan dan perubahan yang dihadapi dokter gigi di era revolusi industri 4.0 dan digitalisasi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain meningkatnya penggunaan teknologi digital dalam pendidikan dan praktik kedokteran gigi, potensi peningkatan pelanggaran etika dan hukum, serta perlunya penyesuaian regulasi yang ada.
1. RAHMAT JULIADI
KETUA PENGURUS WILAYAH PDGI JAWA BARAT
• Kelahiran Bandung, 7Juli 1973
• Lulus th 1997 dari FKG Unpad
• 1998 bekerja PKM Rancakalong Sumedang
• 2000 Kepala PKM Pamulihan Sumedang
• 2004 Wakil Ketua Komisi D DPRD Sumedang
• 2009 Ketua Komisi C DPRD Sumedang
• Ketua Bapemperda DPRD Sumedang 2019;2024
• Ketua TKMKB BPJS Kes Sumedang Subang Majalengka
• Ketua PDGI Sumedang 2008-2011 dan 2011-2014
• Ketua Bidang Organisasi PDGI Pengwil Jabar 2014-2022
• Ketua Dept Organisasi Dan Hub Antar Profesi PB PDGI 2017-2022
• Saat ini Wakil Ketua Ikatan Peminatan Hukum Etik dan Disiplin
Kedokteran Gigi
2. D R G . R A H M A T J U L I A D I , M H . K e s , C M C .
ETIK KEDOKTERAN GIGI
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
(Antara Kebutuhan dan Keterpaksaan)
4. ZAMAN NOW, zaman Revolusi Industri 4.0
Perkembangan Ilmu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi begitu dahsyat ,
era teknologi Digitalisasi tidak bisa lagi dihindari dan manusia harus
menyesuaikannya bukan sebaliknya.
Era Milenial atau bahkan Generasi Z dan generasi berikutnya yang
gandrung dengan Teknologi digital/sosmed dsb, yang dalam kehidupan
kesehariannya bergantung kepada teknologi digital seperti Internet,
Handphone Youtube, Blog, Sosmed, dsb menuntut keberpihakan kondisi
kepada mereka.
5. Perkembangan teknologi digital ini akan berpengaruh pula
terhadap semua sector kehidupan umat manusia termasuk
kedunia profesi Kedokeran gigi, namun sebaliknya akibatnyapun
tentu akan lebih dahsyat. Dan sebentar lagi kt memasuki era
Sociaty 5.0 - adalah mengintegrasikan ruang maya dan fisik –
metaverse (melampaui alam semesta), menghubungkan orang
tanpa harus ketemu
6. • Teknologi alat kedokteran gigi makin
canggih – harga makin mahal – biaya
pelayanan Kesehatan gigi meningkat
• Pengunaan Gadget, HP, Internet,
Medsos, Instagram, Twitter, FB, WA,
Tiktok, Blog, youtube. dsb tidak mampu
dikendalikan – Proses
pembelajaran/peningkatkan kompetensi,
semuanya menjadi lebih mudah -
Terjadinya penyimpangan Hukum dan
Etika semakin meningkat - Regulasi
berjalan ditempat
• Dokter gigi lulusan baru (generasi
Milenial dan generasi Z) tidak banyak
TANTANGAN DAN MASALAH ERA DIGITALISASI
7. • Dokter gigi bisa diadu dengan dokter gigi
lainnya – dari persepsi pasien trerhadap
perawatan yg diterima dibandingkan
dengan apa yang mereka lihat dari
internet/medsos
• Pihak lain (mis:Tukang Gigi) akan
memanfaatkan media social sebagai
sarana “meningkatkan kompetensi” – ada
potensi peningkatan kemampuan mereka
akibat produk digital dokter gigi
• Legalitas/regulasi dari konten di media
soasial belum diatur
• Batasan kewenangan seorang dokter
dalam bermedia social –
TANTANGAN DAN MASALAH ERA
DIGITALISASI
8. 6
4
1
3
5 2
PERUBAHAN DAN
KEMAJUAN TEKNOLOGI
SEMAKIN PESAT
INFORMASI SANGAT
TERBUKA DAN BEBAS
HAMBATAN – INFORMASI
ASYMETRI
TEKNIK DAN CARA CARA
PENGOBATAN AKAN
MUDAH DIPELAJARI
TRANSAKSI &
NEGOSIASI
PENGOBATAN DAN
TARIF BISA DILAKUKAN
MELALUI ONLINE JARAK
JAUH
KETIDAKPUASAN PELAYANAN
PASIEN, MAL PRAKTEK,
FRAUD , PELANGGARAN
KODE ETIK MUDAH MENJADI
VIRAL,
DIAGNOSA DAN TREATMEN
SEDERHANA DAPAT
DILAKUKAN JARAK JAUH
Table Of Discussion
APA TANTANGAN DAN PELUANG TERHADAP DUNIA KESEHATAN GIGI ?
U
7
SANGAT BERPOTENSI TERJADI
PELANGGARAN
GUGATAN DAN TUNTUTAN
TERHADAP DRG SEMAKIN MARAK
8
10. Pengaduan Ke MKEKG :
Jumlah
Pengadu
Teradu
Pokok Aduan
Tuntutan
:45 Pengaduan
:Pasien,Sejawat, Institusi
:drg, drg.Sp
:Perilaku Drg
:Cabut S
IP
Pengaduan Ke Polisi /Pengadilan :
Jumlah :4 Pengaduan
Pengadu :Pasien,Kel.Pasien
T
eradu :drg, drg Sp
Pokok Aduan :Malpraktik
T
untutan :Perdata
Pengaduan Ke MKDKI:
Jumlah
Pengadu
Teradu
Pokok Aduan
Tuntutan
:30 Pengaduan
:Pasien/Kel.Pasien,Institusi
:drg, drg Sp
:Sakit, Kekerasan, Cacat
T
dk nyaman, Kematian
:Cabut S
IP
, Ganti Rugi
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi
(MKEKG) adalah majelis yg berwenang utk
menentukan ada tidaknya kesalahan yang
dilakukan Dokter Gigi dalam penerapan etik
kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI) adalah lembaga yang
berwenang utk menentukan ada tidaknya
kesalahan yg dilakukan dr dan drg dlm
penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi dan menetapkan sanksi.
Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang,
memeriksa, mengadili, memutuskan dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara
perdata di tingkat pertama
13. 13
UU No 8 / 1999
Ttg
Perlindungan
Konsumen
UU NO 29 / 2004
TTG PRAKTIK
KEDOKTERAN
PMK NO 36 / 2012
TTG RAHASIA
KEDOKTERAN
PP NO 72 / 2012
TTG SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL
UU NO 44 / 2009
TTG RUMAH SAKIT
PP NO 72 / 2012
TTG SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL
PP NO 12 / 2013
TTG JAMINAN
KESEHATAN
PP NO 93 / 2015
TTG RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN
PMK NO 1173 /
2004 TTG RUMAH
SAKIT GIGI MULUT
PMK NO.
HK.02.02/MENKES/62/20
15 TTG PANDUAN
PRAKTIK
KLINIK BAGI DRG
UU NO 36 / 2009
TTG KESEHATAN
17. UU No 36 tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan
UU No 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan
UU No 4 Tahun 2019
Tentang Kebidanan
UU No 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
UU No 6 Tahun 2018
TentangKekarantinaan
UU
KESEHATAN
UU No 36 Tahun 2009
Kesehatan
UU No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No 12 Tahun 2012
Tentang Pendidikan Tinggi
UU No 40 tahun 2004
Tentang SJSN
UU No 24 Tahun 2011
Tentang BPJS
UU No 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran
UU KESEHATAN (2023)
UU No 8 Tahun 1984
Tentang Wabah Penyakit Menular
UU No 18 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Jiwa
18. Pasal 474
RUU Kesehatan
”Pada saat undang – undang
ini Mulai berlaku 9 (Sembilan)
Undang – Undang DICABUT
dan dinyatakan TIDAK BERLAKU”
30. Mandatory spending APBN dan APBD
Penhapusan wewenang Organisasi Profesi
Percepatan pendidikan dokter berbasis rumah sakit
Kemudahan masuknya investasi dan dokter asing
Hingga rapat paripurna DPR menyetujui RUU Kesehatan, selasa
11/7/2023, persoalan tetap sama
(Tajuk Rencana Harian Kompas, kamis 13 juli 2023)
Kontroversi UU Kesehatan Omnibus Law
31. DALAM UU KESEHATAN 2023 PELAYANAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUTDIPANDANG KECIL
Pembanding: UUini membahas Kesehatan jiwa 13pasal, Bedah Plastik 9
Pasal, gizi 6 pasal, sama dengan pasal Penyandang disabilitas 1pasal.
32. KESEHATAN GIGI
Pasal 94 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan:
“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu,
dan terjangkau oleh masyarakat.”
PDGI mengusulkan agar pada UU Kesehatan dicantumkan
ketentuan: “Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bersama masyarakat
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut”
Ternyata usulan tersebut tidak dipenuhi
32
33. UU Kesehatan Omnibus Law
Pasal 162
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
atas ketersediaan Pelayanan Kesehatan tradisional.
20
Tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga dinyatakan
dalam UU Kesehatan antara lain pada kesehatan remaja, kesehatan usia lanjut,
kesehatan penyandang disabilitas, mutu gizi, pelayanan darah, gangguan
penglihatan dan pendengaran, kesehatan jiwa, kesehatan olah raga, kesehatan
tradisional
Pasal 50 ayat (5), 52 ayat (4), 53 ayat (5), 64 (3,4), 67 ayat (1), 71 ayat (2), 77 (1), 103, 162
34.
35.
36.
37. Pasal 192 , UU Kesehatan tahun 2023
Ayat (1)
Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum
apabila Pasien dan/atau keluarganya menolak atau -
menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian Pasien setelah adanya penjelasan medis yang
komprehensif.
Ayat (2)
Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan
tugas dalam menyelamatkan nyawa manusia.
38. Contoh Potensi Kriminalisasi
Pasal 273, UU Kesehatan 2023
Ayat (2)
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dapat menghentikan
Pelayanan Kesehatan apabila memperoleh perlakuan yang tidak
sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan,
serta nilai sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f, termasuk tindakan kekerasan, pelecehan, dan
perundungan.
39. Pasal 276 huruf e
Pasien berhak mendapatkan akses terhadap informasi yang
terdapat di dalam rekam medis;
Pasal 297 ayat (2)
Setiap Pasien berhak untuk mengakses informasi yang
terdapat dalam dokumen rekam medis
40. Pasal 306 Ayat (3)
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang telah
melaksanakan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dijatuhkan terdapat dugaan tindak pidana,
aparat penegak hukum mengutamakan penyelesaian
perselisihan dengan mekanisme keadilan restoratif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
48. Pasal 440
Ayat (1)
Setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan kealpaan
yang mengakibatkan Pasien luka berat dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
Ayat (2)
Jika kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kematian, setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
49. PROFESI KEDOKTERAN/DRG
Pasal 1 UU No 29 Tahun 2004
“ Suatu Pekerjaan kedokteran atau
kedokteran gigi yang dilaksanakan
berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi
yang diperoleh melalui Pendidikan yang
berjenjang, dan KODE ETIK yang bersifat
melayani masyarakat ” (Pasal 1 UU No 29/2004)
Dr. dr. Beni Satria.,M.Kes.,S.H., M.H., CPMed., CPArb., CPCLE| Ketua BHP2A PBIDI| email : beni.unpab@gmail.com
50. UU No 29/2004 Praktik Kedokteran
Dimana Hak Perlindungan Pasien dan Keselamatan Masyarakat?
DOKTER DOKTER GIGI MEMILIKI
ETIK & MORAL YG TINGGI
Bahwa Penyelenggaraan praktik kedokteran yang
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya Kesehatan harus dilakukan
oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki ETIK dan
MORAL yang tinggi , keahlian dan kewenangan terus
menerus harus ditingkatkan mutunya mel alui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi,
registra si, lisensi, serta pembinaan, pengawasan, dan
pemantauan ag ar penyelenggaraan praktik
kedokteran sesuai dengan perkem bangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
51. PASAL 274 UU KESEHTAN 2023
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
praktik wajib:
a. memberikan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan profesi, standar
prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan
Kesehatan Pasien
52. NORMA YANG MENGIKAT DOKTER GIGI DALAM MENJALANKAN
PRAKTIK
Hukum
(Umum;Khusus)
Disiplin
KODE ETIK
1. Kode Etik sebagai Landasan moral dalam
berperilaku menjalankan profesi UNTUK
MENJAGA MARTABAT PROFESI
2. Disiplin, sebagai dasar penegakkan
penerapan keilmuan KEDOKTERAN GIGI
Professional ; kompetensi
3. Hukum ; sebagai dasar legal formal
Kewenangan
17/11/2015
53. KODE ETIK
1. Sebagai pedoman untuk berperilaku atau berinteraksi terhadap
pasien, masyarakat, teman sejawat , dan profesinya
2. Terwujud Martabat, wibawa, dan kehormatan profesi
3. Pelanggaran pada kode etik , akan merugikan ikatan Profesi
4. Penegakkan oleh Majelis Kode Etik
54. DISIPLIN
1.Penerapan Keilmuan Sesuai Kaidah
Keilmuan yang diperoleh saat pendidikan
2. Kompetensi Sesuai dengan standar
kompetensi dan kewenangan
3.Ketaatan terhadap SOP dan standar profesi
4.Menjadi Tenaga Kesehatan yang Profesional
55. HUKUM
1.Pengaturan tentang Legal Formal;
Serkom, STR, SIPKewenangan
2.Kepatuhan terhadap ketentuan Hukum
Umum dan Hukum Khusus
3.Keperdataan, Pidana, Adiminstrasi
4.Delik Formil dan Delik Materiil
5.Penegakan Litigasi dan Non litigasi
56. Standar Profesi / Perilaku-
Pelayanan
Pelanggaran Standar profesi
(Benar – Salah)
Kualitas Profesi (Pelayanan-
Perilaku)
KONSIL – Joint Commission
Anggota Profesi
Masyarakat
Pemerintah
Lingkup - sasaran:
Pasien / Klien
Underskilled
Communication
Problems
Sexual harrashment
Masalah Moral
Baik - Buruk
Dilemma Norma Internal (etika
profesi)
Kehormatan Profesi – Kualitas
Moral
MKEK – Org.Profesi
Anggota Profesi
Lingkup - sasaran:
Diri sendiri
• Norma Hukum
• Pelanggaran Norma Hukum (
Benar – Salah)
• Kedamaian (mencegah –
mengatasi konflik)
• Perdata - Pidana
• PENGADILAN
• Hakim
• Penggugat/Jaksa
• Tergugat / terdakwa
• Lingkup - sasaran:
• Dokter
• Rumah Sakit
• Kelalaian
DISIPLIN ETIKA HUKUM
57.
58. LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA
(SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983)
Demi Allah saya bersumpah bahwa :
1. Saya, akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,
2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi Dokter Gigi,
3. Saya, akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat
pekerjaan saya sebagai dokter gigi.
4. Saya, akan marahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan dengan pekerjaan saya sebagai
dokter gigi.
5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran gigi saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan
perikemanusiaan sekalipun di ancam.
6. Saya, akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita Saya, dalam menunaikan kewajiban terhadap
pasien akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, perbedaan kelamin, politik, kepartaian, dan kedudukan sosial.
8. Saya, akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya.
9. Saya, akan memperlakukan teman sejawat sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan,
10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
11. Saya, ikrarkan sumpah / janji dengan sungguh-sungguh serta penuh keinsyafan dan tanggungjawab dengan
mempertaruhkan kehormatan diri saya.
59. LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA
(SK Menkes No 434/Menkes/SK/X/1983)
Demi Allah saya bersumpah bahwa
10. Saya akan menaati
dan mengamalkan Kode
Etik Kedokteran Gigi
Indonesia.
60. Pasal 1
Sumpah Dokter Gigi
Dokter Gigi di Indonesia wajib
menunjung tinggi, menghayati, mentaati
dan mengamalkan Sumpah/Janji
Dokter Gigi Indonesia.
Khoirul
anam
61. Dokter Gigi di Indonesia wajib
menunjung tinggi, menghayati,
mentaati dan mengamalkan
Sumpah/Janji Dokter Gigi Indonesia.
Pasal 1
Sumpah Dokter Gigi
10. Saya akan menaati dan
mengamalkan Kode Etik
Kedokteran Gigi Indonesia.
62. BAB 1
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Sumpah Dokter Gigi
Dokter Gigi di Indonesia wajib menunjung tinggi, menghayati, mentaati dan mengamalkan
Sumpah/Janji Dokter Gigi Indonesia
Pasal 2
Standar Pelayanan Profesi
Dokter Gigi di Indonesia, dalam menjalankan profesinya harus sesuai dengan ilmu / seni
kedokteran gigi, dan sesuai dengan standar pelayanan serta prinsip-prinsip kemanusiaan.
Pasal 3
Kemandirian Profesi
Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan
untuk mencari keuntungan pribadi
63. Pasal 3
Kemandirian Profesi
Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan
untuk mencari keuntungan pribadi
Cakupan Pasal 3
1. Dokter Gigi di Indonesia dilarang melakukan promosi dalam bentuk apapun seperti memuji diri,
dilarang mengiklankan alat dan bahan apapun, dilarang memberi janji baik langsung maupun tidak
langsung dan lain-lain, dengan tujuan agar pasien datang berobat kepadanya.
2. Dokter Gigi di Indonesia dilarang menggunakan gelar atau sebutan profesional yang tidak diakui oleh
Pemerintah Indonesia.
3. Dokter Gigi di Indonesia boleh mendaftarkan namanya dalam buku telepon atau direktori lain dengan
ketentuan tidak ditulis dengan huruf tebal, warna lain atau dalam kotak.
4. Informasi profil Dokter Gigi yang dianggap perlu oleh masyarakat dikeluarkan oleh Pemerintah atau
Persatuan Dokter Gigi Indonesia baik melalui media cetak maupun elektronik.
5. Dokter Gigi di Indonesia, apabila membuat blanko resep, kuitansi, amplop, surat keterangan, cap dan
kartu berobat harus sesuai dengan yang tercantum dalam SIP. Seandainya tempat praktik berlainan
dengan rumah dapat ditambahkan alamat dan nomor telepon rumah.
6. Dokter Gigi di Indonesia dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi swasta
7. Papan nama praktik dokter gigi
64. Pasal 5
Rabat dan komisi
Dokter Gigi di Indonesia tidak di perkenankan menjaring pasien secara pribadi, melalui pasien
atau agen.
Pasal 6
Martabat dan integritas profesi
Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan, kesusilaan, martabat dan integritas profesi
dokter gigi.
Pasal9
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, wajib
bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif).
Pasal 10
Penelitian dan Pengembangan
Dokter gigi di Indonesia wajib membuat hasil dan manfaat dari penelitiannya berguna dalam
menjaga dan meningkatkan kemajuan profesi kedokteran gigi.
65. Pasal 11
Pelecehan dan Pengabaian
Dokter gigi di Indonesia wajib peduli dengan tanda-tanda pelecehan dan pengabaian dalam
praktek kedokteran gigi serta melaporkan dugaan kasus tersebut ke pihak berwenang sesuai
peraturan hukum yang berlaku.
Pasal 12
Saksi Ahli
Dokter gigi di Indonesia, bila menjadi saksi ahli, harus memberikan kesaksian yang dapat
mendukung proses keadilan.
BAB 2
KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP PASIEN
Pasal 13
Hak Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien untukmenentukan pilihan perawatan dan
rahasianya.
Pasal 14
Perlindungan Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari kerugian.
66. Pasal 15
Kepentingan Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib mengutamakan kepentingan pasien.
Pasal 16
Pelayanan yang adil bagi Pasien
Dokter gigi Indonesia wajib memperlakukan pasien dengan rasa hormat dan berkeadilan.
Pasal 17
Komunikasi dan Persetujuan
Dokter Gigi di Indonesia wajib memberi informasi kepada pasien pilihan perawatan dan
alternatifnya
Pasal 18
Menyimpan rahasia kedokteran
Dokter gigi di Indonesia wajib menjaga segala data dan informasi tentang kesehatan pasien yang
diperoleh pada waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya, bahkan setelah pasien meninggal
dunia.
67. Pasal 19
Rekam Medik Pasien
Dokter Gigi di Indonesia wajib membuat, menyimpan, menjaga dan merahasiakan rekam medik
Pasien.
Pasal 20
Pelayanan darurat
Dokter Gigi di Indonesia wajib memberikan pelayanan kedaruratan bagi pasien.
Pasal 21
Konsul dan Rujukan
Dokter gigi di Indonesia wajibmelakukankonsul dan rujukan kepada dokter gigi spesialis atau
profesional lainnya yang memiliki kompetensi lebih tinggi.
Pasal 22
Penggunaan Bantuan Personil
Dokter gigi wajib melindungi kesehatan pasien yang tugasnya didelegasikan kepada tenaga
kesehatan yang kompeten.
68. Pasal 27
Teman sejawat dan Obat terlarang
Dokter Gigi di Indonesia wajib memberi nasihat kepada teman sejawat yang diketahui berpraktik di
bawah pengaruh alkohol atau obat terlarang. Apabila dianggap perlu dapat melaporkannya kepada
Organisasi Profesi
Pasal 28
Profesionalisme ditempat kerja
Dokter gigi di Indonesia wajib menciptakan lingkungan kerja yang mendukung suasana kerjasama dan
saling menghormati untuk semua orang yang terlibat dalam perawatan gigi dan mulut
Pasal 29
Kritik
Dokter gigi Indonesia harus mau menerima dan memberi kritik dari/ keteman sejawat serta
melaporkan kepada PDGI/badan yang berwenang bila mengetahui ada kasus berat atau kesalahan
dalam perawatan oleh sejawat yg terus menerus.
69. Pasal 31
Pengembangan diri
Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan etika, ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara mandiri maupun yang diselenggarakan
oleh Organisasi Profesi.
Pasal 32
Pendidikan dan Pelatihan
Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi yang
dilaksanakan oleh Organisasi Profesi.
70. BAB 5
HAK DOKTER GIGI DAN SANKSI PELANGGARAN ETIK
Pasal 34
Hak Dokter Gigi
Dokter Gigi di Indonesia berhak mendapatkan pembelaan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan
kewajiban umum dan kewajiban dokter gigi sehari-hari dari tuduhan pelanggaran etik yang menimpanya.
Pasal 35
Sanksi Pelanggaran Etik
Dokter Gigi di Indonesia jika terbukti secara sah melakukan pelanggaran etik dalam melaksanakan
kewajiban umum dan kewajiban dokter gigi sehari-hari dapat menerima sanksi.
BAB 6
PENUTUP
Etik Kedokteran Gigi Indonesia wajib dihayati dan diamalkan oleh setiap Dokter Gigi diIndonesia.
Pengingkaran terhadapnya akan menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi dokter gigi
sendiri. Akibat yang paling tidak dikehendaki adalah rusaknya martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran
gigi yang harus dijaga bersama. Oleh karena itu semua dokter gigi di Indonesia bersepakat, bagi dokter gigi
yang melanggar Kodekgi wajib ditindak dan diberi hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya.
84. PELANGGARAN ETIK MURNI
Menarik imbalan tak wajar
Mengambil alih pasien teman sejawat tanpa
persetujuan
Memuji diri sendiri
Pelayanan diskriminatif
Mengabaikan kesehatannya sendiri
Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran
Kolusi dengan perusahaan farmasi dan apotik
85. PELANGGARAN ETIKA BERAT
Pelanggaran etika berat ditambah dengan
sanksi hukum (yaitu berupa sanksi pidana dan /
atau perdata) disebabkan pelanggarannya telah
merambah ranah hukum. Sebutan lain dari
pelanggaran etika berat adalah pelanggaran
etiko - legal
86. PELANGGARAN ETIKOLEGAL
• Pelayanan kedokteran dibawah standar
• Penerbitan surat keterangan palsu
• Membocorkan rahasia kedokteran
• Pelecehan seksual
• Pelayanan tidak berbasis keilmuan kedokteran
• Membicarakan kejelekan teman sejawat lain pd
pasien
89. PELANGGARAN DISIPLIN
DIKELOMPOKKAN DALAM 3 HAL :
1. Melaksanakan praktik kedokteran gigi
dengan tidak kompeten
2. Tugas dan tanggung jawab profesional
pada pasien tidak dilaksanakan dengan
baik
3. Berperilaku tercela
90. *Putusan MKDKI :
19 Pengaduan bukan jurisdiksi
5 Pengaduan dihentikan
25 Dokter tidak melanggar disiplin
25 Dokter peringatan tertulis
1 Dokter gigi peringatan tertulis
1 Dokter dicabut STR /SIP 4 bulan
3 Dokter dicabut STR/SIP 3 bulan
2 Dokter dicabut STR/SIP 2 bulan
4 Dokter sp harus re-edukasi
1 Dokter gigi.sp harus re-edukasi
90
SANKSI DISIPLIN
PRAKTIK KEDOKTERAN
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Jumlah & jenis Tenaga yang diadukan :
* 111 dr+dr.sp
* 9 drg+drg.sp :
DRg = 2
Prost = 2
Ortho= 2
Perio = 1
BM = 1
91. ETIK PROFESI DOKTER/DOKTER GIGI DI ERA
DISRUPSI,REVOLUSI INDUSTRI 4.0, SOCIALITY 5,0
Profesi kedokteran di landasi oleh dua prinsip perilaku
pokok, yaitu kesungguhan untuk berbuat demi kebaikan
pasien, dan tidak ada niat untuk menyakiti, mencederai,
dan merugikan pasien.
Sebagai bagian dari rasa tanggung jawabnya dan sebagai
manifestasi dari dua prinsip perilaku pokok diatas, dokter
wajib menghargai hak pasien.
Hak tersebut terdiri dari hak untuk dirawat, diobati,
ditangani oleh dokter yang dalam mengambil keputusan
profesional secara klinik dan etis dilakukan secara
bertanggung jawab.
Etik Profesi
Dokter/Dokter Gigi
tetap menjadi
KEBUTUHAN, bukan
KETERPAKSAAN
92. Era digital 4.0
Robot Artificial
intelegent
Telemedicine
dentistri
Generasi Milenial
Perubahan peraturan
perUUan
Pasar global
perubah
an
Etik
dokter
gigi
Kodekgi
2020
93. • Alasan Kodekgi perlu ada perubahan:
Pengaruh ekternal
• Alasan kodekgi tidak boleh berubah:
Mempertahankan tujuan adanya kodekgi
94. Sebagai pedoman
untuk berperilaku
atau
berinteraksi terhadap
pasien, masyarakat,
teman sejawat , dan
Prfesinya
LAFAL SUMPAH
DOKTER GIGI
INDONESIA
(SK Menkes No
434/Menkes/SK/X/19
83)
Tujuan Etik: untuk
mengutamakan
kepentingan
pasien dan menjaga
keluhuran profesi
Kedokteran
Asas Etik: Berbuat
baik (beneficence), Tidak
merugikan (non maleficence),
Menghargai otonomi pasien
(autonomy), Berlaku adil
(justice),
dan Kejujuran (veracity)
dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila dan
Undang-Undang
Dasar 1945
Kode Etik Kedokteran Gigi
(Kodekgi)
Berisi 4 Kewajiban
1. Kewajiban Umum
2. Kewajiban Terhadap
Pasien
3. Kewajiban Terhadap
Sejawat
4. Kewajiban terhadap diri
sendiri
Tidak boleh berubah
Kemungkinan ada perubahan karena
terjadi perubahan zaman
Terutama pada kewajiban umum
Petunjuk papan nama
Cara berpromosi
Media promosi kesehatan
Hubungan dokter pasien
Pengaturan iklan
Palayanan kesehatan
/ kedokteran gigi
mengandung unsur
sosial
95. PENUTUP
• Profesi dokter gigi adalah profesi mulia
(Noble Profession) yang tetap harus
dipertahankan martabatnya oleh setiap
anggota PDGI agar tidak terdegradasi
menjadi pekerjaan biasa (occupation)
• ETIK PROFESI tetap dibutuhan oleh
dokter gigi dalam menjalankan
profesinya di masa disrupsi /Revolusi
Industri 4.0 bahkan di era socility 5.0
• Kode Etik Dokter Gigi Indonesia harus
dijadikan pedoman moral untuk
berperilaku bagi setiap anggota PDGI
dalam menjalankan profesi sebagai
dokter gigi