2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
PIDI.pptx
1. 1
PROGRAM INTERNSIP
DOKTER INDONESIA
K O M I T E I N T E R N S I P D O K T E R
I N D O N E S I A ( K I D I ) P U S A T
2 0 1 7 - 2 0 2 0
KEBIJAKAN & IMPLEMENTASI
PEMBEKALAN PESERTA PIDI ANGKATAN I
TAHUN 2022
2. 2
Pokok Bahasan
01
02
03
LATAR BELAKANG
PENGERTIAN, TUJUAN,
KOMPONEN PIDI
PELAKSANAAN PROGRAM INTERNSIP
DOKTER INDONESIA
Pentingnya Program Internsip Dokter di Indonesia
Perkembangan Program Internsip Dokter di Indonesia
Perubahan2 pada Praktik dan Pendidikan Dokter
Peserta, Wahana, Pendamping
Tata Tertib Pelaksanaan Program
Kegiatan Peserta
Hak, Kewajiban, dan Larangan-larangan Peserta
Indikator Kinerja dan Penilaian
PERKEMBANGAN
COVID 19 DI
INDONESIA
04
4. 4
“Dokter sebagai Ujung Tombak
Utama dan Terdepan dalam
Pelayanan Kesehatan”
01
Meningkatkan
kemahiran &
kemandirian Dokter
03
Meningkatkan Mutu
Pelayanan Kesehatan
04
Meningkatkan peran Dokter Internsip dalam
pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan
penanggulangan bencana wabah penyakit
02 Membentuk Dokter
yang Profesional
Pentingnya Program Internsip Dokter Indonesia
5. 5
34 PROVINSI > 84000 Peserta
Aceh
Nort Sumatera
Riau
Riau Island
West Sumatera
Bengkulu
Bangka-Belitung
Banten
Jakarta
West Java
Yogyakarta
Central Java
East Java
Bali
West Nusa Tenggara
East Nusa Tenggara
West Kalimantan
Central Kalimantan
South Kalimantan
North Kalimantan
East
Kalimantan
West
Sulawesi
Gorontalo
North Sulawesi
Central Sulawesi
Noth Maluku
Maluku
West Papua
Papua
South
Sulawesi
South
East
Sulawesi
Pertama kali
di Sumbar
pada 2010
Data s/d AgustusTahun 2021
Penempatan Program Internsip Dokter Indonesia
6. 6
401
1,141
3,537
4,869 4,894
8,296
9,395
10,74211,127
12,173
10,36210,712
2,856
1
Data Peserta PIDI 2010-Feb 2022
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2017 2018 2019 2020 2021 Feb-22
Perkembangan Program Internsip Dokter Indonesia (1)
2
11
24
43
50
61
72 72 72 72 73 74 74
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Jumlah FK
DATA FK
2010-Feb 2022
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2017 2018 2019 2020 2021 Feb 2022
8. 8
Perubahan pada
PENDIDIKAN KEDOKTERAN (UU
NO 20/2013 , menyelaraskan
dengan Praktek Kedokteran
Perubahan pada pengaturan
PRAKTIK KEDOKTERAN
(UU 29/2004)
Mengapa ada PIDI ? Karena terjadi perubahan-2
9. 9
Praktik Kedokteran
dilaksanakan ber-
azaskan Pancasila dan
didasarkan pada nilai
ilmiah, manfaat,
keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan serta
perlindungan dan
keselamatan pasien.
Dokter atau dr Gigi yg telah
memiliki STR mempunyai
wewenang melakukan praktik
kedokteran yaitu : mulai dari
mewawancarai pasien,
memeriksa fisik dan mental,
dstnya sampai pengobatan dan
meracik dan menyerahkan obat
kepada pasien.
Setiap dokter dan dokter
gigi yg melakukan praktik
kedokteran di Indonesia
wajib memiliki SIP.
UU No.29/2004 Tentang Praktik Kedokteran
Pasal 2 Pasal 35 Pasal 37
10. 10
Selama masa kepaniteraan klinik (dokter muda/Ko Ass/mahasiswa) tidak
dibenarkan (lagi) menangani pasien secara mandiri tanpa supervisi yang ketat.
( Implikasi UUPK pada
Pendidikan Profesi
Dokter di Rumah Sakit )
Yang bertanggung jawab terhadap pasien DPJP
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
DPJP dokter muda/Ko
Ass/mahasiswa
11. 11
KURIKULUM 1 WFME 3 UKMPPD 4 PIDI 5
Mengikuti Standar Pendidikan Kedokteran Dunia
(WFME) :
• BME (Basic Medical Education)
• PGME (Post Graduate Medical Education)
• CPD (Continuing Professional Development)
Ada Uji Kompetensi Dokter
secara Nasional (UKMPPD)
Ada Program Internsip
sebagai kelanjutan
Program Profesi Dokter
UU Pendidikan Kedokteran
No.20/th 2013
METODE
PEMBELAJARAN
PBL
(Problem Based Learning)
Ketrampilan Medik
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK)
UU SisDikNas no.20/th 2003
SKDI & SPPDI
UU PraDok no29 th 2004
2
12. 12
Undang Undang Pendidikan Kedokteran
no 20/2013
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
tentang Program Internsip
Program profesi dokter dan profesi dokter
gigi sebagaimana dimaksud pada ayat 6
dilanjutkan dengan program Internsip.
Program Internsip diselenggarakan secara
nasional bersama oleh Kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang Pendidikan, Kesehatan, Asosiasi
Institusi Pendidikan Kedokteran, Asosiasi
Rumah Sakit Pendidikan, Organisasi
Profesi dan Konsil Kedokteran Indonesia.
Pasal 7
Ayat 7
Pasal 7
Ayat 8
Mahasiswa yang telah lulus dan telah
mengangkat sumpah sebagai dokter atau dokter
gigi sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 ayat
1, harus mengikuti program Internsip yang
merupakan bagian dari penempatan wajib
sementara.
Penempatan wajib sementara pada Program
Internsip diperhitungkan sebagai masa kerja.
Pasal 38
Ayat 1
Pasal 38
Ayat 2
15. 15
P E N G E R T I A N , T U J UA N , DA N KO M P O N E N
P RO G R A M I N T E R N S I P D O K T E R I N D O N E S I A
16. 16
(UU Pendidikan Dokter no 20/2013, penjelasan pasal 7 ayat 7)
Internsip adalah pemahiran dan pemandirian dokter
yang merupakan bagian dari program penempatan
wajib sementara paling lama 1 (satu) tahun
17. 17
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 2017
DIATUR
DASAR HUKUM:
UU 20 / 2003 tentang SISDIKNAS
UU 29 / 2004 tentang PRAKTIK KEDOKTERAN
UU 36 / 2009 tentang KESEHATAN
UU 20/2013 tentang PENDIDIKAN DOKTER
PP 52/2017 tentang PERATURAN PELAKSANAAN UU 20/2013
tentang PENDIDIKAN KEDOKTERAN
PERKONSIL NO 1 /2010 tentang REGISTRASI INTERNSIP
Program Internsip Dokter Indonesia
20. 20
INPUT OUTPUT IMPACT
OUTCOME
PROCESS
Quality of
Students
Staffs
Facilities
Quality of
Curriculum
Teaching Learning
Assessment
Quality of
HEALTH
STATUS
Quality of
GRADUATE
Quality of
PROFESSIONALISM
Internsip
MENUNJUKKAN KEMANDIRIAN
& KEMAHIRAN
MENERAPKAN STANDAR
PROFESI DOKTER
MEMPERKUAT PERAN DOKTER DALAM
PELAYANAN PROMOTIF, PREVENTIF dan
PENANGGULANGAN BENCANA WABAH
Kualitas Pelayanan di RS dan Puskesmas
Standar Pendidikan &
Standar Kompetensi dr&drg
UKMPPD
Manfaat dan Dampak
Program Internsip Dokter Indonesia
23. 23
Unsur keanggotaan KIDI:
a. Kemenkes;
b. Kemendikbudristek;
c. AIPKI;
d. IDI;
e. Asosiasi Perumahsakitan
f. KKI
Unsur keanggotaan KIDI Provinsi:
a. Dinas kesehatan;
b. AIPKI;
c. IDI;
d. Asosiasi Perumahsakitan daerah
Ketua KIDI dijabat oleh wakil
dari Kemenkes
Kewenangan Menteri dalam penyelenggaraan Program Internsip
a. Dapat membentuk KIDI
b. Dapat membentuk KIDI Provinsi bila dibutuhkan
Komite Internsip Dokter Indonesia
24. 24
KELEMBAGAAN PELAKSANA
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)
PERMENKES No. 39/MENKES/PER/VII/2017
BADAN PPSDMK
KEMENKES
PUSAT PERENCANAAN DAN
PENDAYAGUNAAN SDMK
BIDANG PENDAYAGUNAAN SDMK
DALAM NEGERI
PUSAT: SUBBID.
PENDAYAGUNAAN SDMK
NASIONAL
KOMITE INTERNSIP DOKTER
INDONESIA
(KKI, KEMRISTEK DIKTI, AIPKI, ARSPI,
ARSADA, IDI)
SEKRETARIAT
PROGRAM INTERNSIP DOKTER
INDONESIA
PUSAT PROVINSI
PUSAT PROVINSI
PROVINSI: BID. SDK DINKES PROVINSI
25. 25
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/500/2017 Tentang Anggota Komite Internsip Dokter Indonesia Masa Bakti Tahun 2017-2020
Sekretaris KIDI
Ketua KIDI
Wakil Ketua KIDI
Ketua Sub Komite Wahana Ketua Sub Komite Peserta
Anggota Anggota
Ketua Sub Komite
Pembinaan Pengawasan
Ketua
Sub Komite Pendamping
Anggota
Anggota Anggota
Organogram KIDI Pusat
26. 26
SERTIFIKAT
KOMPETENSI
UKMPPD
IJAZAH
1 2 3
1. PENDAFTARAN
2. PEMILIHAN WAHANA
3. PENETAPAN PESERTA PIDI
4. PEMBEKALAN PIDI
PEMBERANGKATAN
4
5
FK KDI KKI PIDI/KIDI
STR
Alur Pendaftaran-Pemberangkatan
Peserta PIDI
27. 27
1.PENDAFTARAN
PESERTA 2.VALIDASI DATA
3.PENETAPAN WAHANA 4.PILIH WAHANA
5.PENETAPAN PESERTA 6.PAKTA INTEGRITAS 7.PEMBEKALAN
8.PEMBERANGKATAN
PESERTA KE WAHANA RS
dan PKM
9.ORIENTASI PIDI DI RS
dan PKM
10.PELAKSANAAN
PROGRAM DI RS dan
PKM
11.EVALUASI KINERJA
AKHIR PESERTA
12.PEMULANGAN
Alur Kegiatan PIDI
28. 28
Penyelenggaraan Program Internsip
Di Era Pandemi Covid-19
Wajib diikuti oleh setiap dokter dan dokter gigi
Diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Telah disumpah sbg dokter & memiliki STR
Wajib mempunyai SIP
Masa penempatan dilaksanakan paling lama 1 (satu) tahun
Dilaksanakan di wahana Internsip yang menerima pasien Covid-19
Setiap peserta didampingi oleh seorang Pendamping
Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) diberikan oleh Menteri Kesehatan
kepada Peserta yg telah menyelesaikan Program.
Mengacu kepada Pedoman Pelaksanaan PIDI pada masa pandemi COVID-19,
sesuai Keputusan KaBPPSDMK,No HK.02.02/I/0651/2020
29. 29
PERSYARATAN KHUSUS di Era Pandemi Covid 19
Memiliki izin orang
tua/wali/isteri/suami
Bersedia ditugaskan dan
atau dipindahkan lokus
penempatannya sesuai
kebutuhan pelayanan yang
mendesak
Dalam keadaan sehat,
tidak hamil, tidak memiliki
faktor risiko penyakit
kecuali sudah divaksinasi
Covid 2x, tidak sedang
terjangkit Covid-19 saat
pemberangkatan
30. 30
Dengan kriteria memiliki:
RS
Kelas
D, C , B
PUSKESMAS
Dengan atau tanpa tempat tidur
WAHANA PIDI
Pimpinan Wahana bertanggung jawab dan berkomitmen
terhadap pelaksanaan PIDI di RS secara keseluruhan.
Adanya Komitmen dari Komite Medik untuk melakukan
bimbingan medik kepada peserta PIDI
Mempunyai Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Unit Gawat
Darurat termasuk Kebidanan
Adanya jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan dalam SIRS
online Diryankes Kemenkes
Mempunyai pendamping yang sudah dilatih.
Wahana dapat memberikan fungsi otonomi,pendampingan dan
dukungan social kepada peserta PIDI sehingga tercapai
kemahiran dan kemandirian.
• Jumlah Puskesmas : 1-2
• Pimpinan Wahana bertanggung jawab dan
berkomitmen terhadap pelaksanaan PIDI di
PKM secara keseluruhan.
• PKM mempunyai peran dalam penanganan
Covid 19
• Mempunyai pendamping yang sudah dilatih
• Wahana dapat memberikan fungsi
otonomi,pendampingan dan dukungan
social kepada peserta PIDI sehingga tercapai
kemahiran dan kemandirian.
31. 31
POLA PENEMPATAN PESERTA PIDI ANGKATAN 1 TAHUN 2022
POLA
PENEMPATAN
KETENTUAN RUMAH SAKIT PUSKESMAS KE
T
Masa
Penempatan
adalah 12
bulan : 6 bulan
di RS dan 6
bulan di PKM
(Jumlah
peserta dibagi
2, 6 bulan di
PKM 1 dan 6
bulan di PKM 2
dan tidak
berotasi)
1. Jika jumlah peserta antara 3 – 5 orang,maka pola
penempatan akan menjadi 1 kelompok ,yaitu:
6 bulan pertama di RS, 6 bulan kedua di
Puskesmas
2. Jika jumlah peserta antara 6 – 14 orang,maka
pola penempatan akan menjadi 2 kelompok,yaitu:
Kelompok I di RS, Kelompok II di PKM (jumlah
peserta dibagi 2&tidak berotasi ), berpindah
setelah 6 bulan
3. Jika ada Puskesmas tanpa dokter,maka pola
penempatannya adalah peserta akan dibagi sesuai
dengan jumlah PKM ,berotasi hanya untuk PKM
yang sudah ditetapkan, setelah 3 bulan.
Perpindahan ke RS setelah 6 bulan.
- Peserta akan
bertugas di
Instalasi
Gawat
Darurat,
Rawat Inap
atau R.Isolasi
Covid
19,Rawat Jalan
- Jumlah
pendamping
di RS adalah 1
orang
- Untuk PKM tanpa
dokter,maka
pendampingan
kinerjanya melalui PKM
lain yang ada
pendampingnya yang
telah ditetapkan sesuai
Keputusan Dirjen Nakes
dan monitoring
hariannya melalui Kepala
PKM nya ,serta berotasi
dengan PKM yang
ditunjuk tersebut setelah
3 bulan.
- Jumlah pendamping
PKM=1 orang .
32. 32
IMPLEMENTASI PIDI 2022 ANGKATAN I
era Covid-19
DOKTER BARU
LULUS
PESERTA
PIDI IGD/RANAP RS Covid-19
PKM I PKM II
6 BULAN
6 BULAN 3 BULAN
Pemahiran, Pemandirian, Pendayagunaan
Pemahiran, Pemandirian, Pendayagunaan
2
1
3
DOKTER
YANG
BERKUALITAS
PENINGKATAN
PELAYANAN
KESEHATAN
PKM III/TANPA DOKTER
3 BULAN
33. 33
Kegiatan dilakukan paling lama 12 bulan di wahana ,peserta dibagi 3 kelompok
Kelompok 1: 6 bulan di RS ( IGD ,ruang rawat inap,R.Isolasi,Rawat Jalan ),Kelompok 2: 6 bulan di
Puskesmas 1
Kelompok 3 : 6 bulan di Puskesmas 2,setelah 6 bln ,Kelompok 1 berpindah ke PKM dan Kelompok
2&3 ke RS
Rumah Sakit, 6 bulan:
di IGD / Rawat Inap /
Ruang Isolasi/Rawat
jalan
Medik
Bedah
Perinatal dan Kebidanan
Kejiwaan
Puskesmas I: 6 bulan, Puskesmas II: 6 bulan
1.UKP
2.UKM: Pelayanan Kesehatan keluarga
3. Pelayanan Kesling
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan P2P
6. Pelayanan Promkes
PENJADWALAN KEGIATAN
34. 34
PENJADWALAN KEGIATAN UNTUK
PKM TANPA DOKTER
• Kegiatan dilakukan paling lama 6
bulan di wahana dengan 3 PKM
• Peserta dibagi 3 kelompok
• Kelompok 1: 6 bulan di PKM (
ada pendamping)
• Kelompok 2 dan Kelompok 3:
Pendampingan oleh pendamping
yang sudah ditetapkan oleh
Keputusan Dirjen Nakes
• Kelompok 2 dan 3 berotasi
setelah 3 bulan
• Berpindah ke RS setelah 6 bulan
Penjadwalan :
Puskesmas I: 6 bulan (tidak rotasi)
Puskesmas II dan III : ada Puskesmas(tanpa
dokter) berotasi setelah 3 bulan.
UKP
UKM:
Pelayanan Kesehatan keluarga
Pelayanan Kesling
Pelayanan Gizi
Pelayanan P2P
Pelayanan Promkes
35. 35
Mengikuti Orientasi PIDI
Melakukan praktik
kedokteran layanan
primer
Melakukan konsultasi
dan rujukan
Melakukan kegiatan
ilmiah medik berupa
diskusi kasus, presentasi
kasus, dan pengisian
buku log secara on-line
Melakukan Upaya
Kesehatan Masyarakat
(UKM) baik didalam
maupun diluar gedung
Melakukan prosedur /
tindakan ketrampilan
medik yang diwajibkan
RUANG LINGKUP KEGIATAN PIDI
36. 36
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI DI WAHANA
KIDI PUSAT
Penetapan peserta &wahana PIDI
Pembekalan peserta PIDI di Provinsi/tatap muka/daring
Absensi peserta
WAHANA
KIDI PROPINSI Surat Rekomendasi STSI ke KIDI Pusat
Puskesmas
o Pembekalan di Dinkes Kab/Kota..Perkenalan
o Orientasi lapangan (6 hari kerja)
- Kesepakatan awal
- Penjelasan pengisian pencatatan kinerja peserta secara on-line
- Evaluasi kesehatan,
- Penyusunan Rencana&Jadwal kegiatan(PKM=dibuat mingguan)
- Pengurusan SIP
- Penjelasan SOP Puskesmas
- Pendalaman teknik medik
- Manajemen PKM & Program Prioritas Nasional di PKM
- Penjelasan P1-P2-P3 Promkes di PKM
- Penjelasan ttg COVid -19.APD ,tracing penderita Covid-19
- Pengisian kuesioner evaluasi kinerja peserta setiap akhir stase oleh AIPKI
- Pengenalan budaya setempat
- Monev oleh pendamping dan pimpinan wahana
Akhir Pelaksanaan Program :
o Evaluasi akhir kinerja peserta di wahana , Evaluasi PIDI oleh AIPKI
o SLPI
37. 37
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI DI WAHANA
KIDI PUSAT
Penetapan peserta &wahana PIDI
Pembekalan peserta PIDI di Provinsi/tatap muka/daring
Absensi peserta
WAHANA
KIDI PROPINSI Surat Rekomendasi STSI ke KIDI Pusat
Rumah Sakit
o Pembekalan di Dinkes Kab/Kota..Perkenalan
o Orientasi (6 hari kerja)
- Kesepakatan awal
- Penjelasan pengisian pencatatan kinerja peserta secara on-line
- Credentialing
- Evaluasi kesehatan,
- Penyusunan Rencana&Jadwal kegiatan
- Pengurusan SIP ,
- Penjelasan SOP RS
- Pendalaman teknik medik
- Penjelasan ttg kebijakan RS ttg penanganan COVid -19&APD .
- Penjelasan Pengisian kuesioner evaluasi kinerja peserta setiap akhir stase
- Monev pelaksanaan PIDI oleh Pendamping,Pimpinan Wahana
- Pengenalan budaya setempat.
Akhir Pelaksanaan Program :
o Evaluasi akhir kinerja peserta di wahana , Evaluasi PIDI oleh AIPKI
o SLPI
38. 38
KESEPAKATAN AWAL
Kesepakatan awal adalah sebuah dokumen
yang menyatakan kesepakatan dua atau
lebih pihak untuk melaksanakan hal-hal yang
tercantum dalam butir-butir kesepakatan
tersebut. Selanjutnya pihak-pihak yang
sepakat membubuhkan tanda-tangan
sebagai bukti kesepakatan.
39. 39
Jadwal
•penugasan
•Pertemuan rutin
Kehadiran
•Wajib hadir
•Bila berhalangan
wajib
memberitahu
•Wajib mengisi
daftar absen
peserta
Penampilan
•Pakaian sesuai
ketentuan wahana
•Tidak
berlebihan,rapi,so
pan
Kinerja
Tidak boleh menunda
pengisian borang on-
line
Peserta wjib
membuat laporan
kinerja secara online
diSIMPIDI
Pendamping wajib
melakukan verifikasi
dan validasi sesuai
waktu yang telah
disepakati bersama
Lain-lain
- Permasalahan –
permasalahan yang
terjadi wajib
diselesaikan secara
baik oleh
pendamping dan
pimpinan wahana
- Adanya komitmen
saling menghargai
antara pendamping
dan peserta. -
Dokumentasi
Kesepakatan Awal
ditandatangani oleh
semua peserta dan
pendamping dan
diketahui oleh
Pimpinan Wahana
Dibuat dalam bentuk tertulis
KESEPAKATAN AWAL
40. 40
Pedoman Pelaksanaan
Program Internsip Dokter
Indonesia
Pedoman Peserta Program
Internsip Dokter Indonesia
Pedoman Pendamping
Peserta Program Internsip
Dokter Indonesia
Pedoman Wahana
Program Internsip Dokter
Indonesia
Buku log on-line
PEDOMAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
41. 41
PENDAMPING PIDI
Kriteria: dokter senior (DU/SP)yang masih aktif,
bersedia secara aktif melakukan tugas
pendampingan dan punya WAKTU.
Peran pendamping sebagai fasilitator,
motivator , role model, teman sejawat,
sekaligus penilai proses pemahiran dan
pemandirian
Seorang Pendamping mendampingi max 7 peserta.
Tugasnya: mengamati & mendampingi kegiatan
peserta dalam hal pencapaian kemahiran dan
kemandirian, penerapan etika dan kesadaran
hukum, serta memberi umpan balik positif &
konstruktif kepada peserta.
42. 42
TUGAS PENDAMPING PIDI
• Mendampingi peserta selama stase di PKM ,terjadwal secara
tertulis.
• Membuat rencana dan jadwal kegiatan peserta
• Membuat surat perintah melaksanakan tugas bagi peserta PIDI
yang ditandatangani oleh Pimpinan Wahana setiap stase
• Membuat dokumen usulan BBH & insentif covid 1bulan/1x
• Memastikan tersedia cukup APD sesuai standar bagi Peserta yg
bertugas di zona infeksius
• Melakukan monev berkala min 1x/mg dan terjadwal
• Melakukan evaluasi kinerja peserta.
• Mendampingi peserta selama stase di RS
(IGD , Ranap,R.Isolasi,R.Jalan)terjadwal
tertulis.
• Membuat rencana dan jadwal kegiatan
peserta
• Membuat surat perintah melaksanakan
tugas bagi peserta PIDI yang ditandatangani
oleh Pimpinan Wahana setiap stase
• Membuat dokumen usulan BBH & insentif
covid 1bulan/1x
• Memastikan tersedia cukup APD sesuai
standar bagi Peserta yg bertugas di zona
infeksius
• Melakukan monev berkala minimal
seminggu sekali dan terjadwal
• Melakukan evaluasi kinerja peserta
PENDAMPING RUMAH SAKIT
PENDAMPING
PUSKESMAS
43. 43
1. Internsip dijalani selama paling lama 12 bulan, dapat
diperpanjang bila sasaran kinerja akhir yang ditentukan
belum dapat tercapai
2. Peserta dalam 1 (satu) Kelompok tidak boleh bertukar
tempat.
3. Peserta wajib mengikuti Pembekalan PIDI di Provinsi dan
Kabupaten/Kota/Wahana
4. Peserta PIDI wajib mengikuti : Orientasi PIDI di wahana,
Proses kredensialing, Evaluasi kesehatan dan pembuatan
kesepakatan awal
5. Peserta mengikuti Ketentuan jam kerja, sbb:
7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 6 hari
kerja
8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 5 hari
kerja
TATA TERTIB DAN KETENTUAN PIDI
44. 44
6. Pengaturan Pakaian Kerja :
Wajib menggunakan pakaian sopan
Wajib berpenampilan rapi dan pantas
Wajib memakai jas dokter, dan tanda pengenal
Diperbolehkan memakai pakaian jaga khusus sesuai wahana
masing2
Wajib memakai APD khusus yang disiapkan oleh wahana,
sesuai level/zonasi tempat bekerja
7. Pengaturan akomodasi Peserta PIDI:
Peserta PIDI mendapatkan akomodasi selama bertugas di
Wahana sesuai ketentuan perundangan dan kemampuan
pemerintah daerah/wahana setempat
Untuk keamanan & kenyamanan, peserta PIDI disarankan
bertempat tinggal dekat dari wahana.
45. 45
8. Pengaturan BBH, Honorarium, Insentif dan jasa medik
Peserta PIDI akan mendapatkan BBH sesuai ketentuan:
Rp 3.150.000.- untuk Jawa, Bali, Sumatra, NTB
Rp 3.622.500,- untuk Kalimantan, NTT, Sulawesi, Maluku, Papua
BBH dibayarkan langsung ke rekening masing-masing Peserta
KIDI tidak menyediakan honorarium atau imbal jasa medis lainnya.
Peserta tidak dibenarkan menerima ajakan kerja sama, berpraktek mandiri,
menerima komisi atau hadiah yang mengikat Peserta
Pajak dibayarkan oleh negara
Peserta mendapatkan manfaat asuransi melalui BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan (Kematian dan Kecelakaan Kerja)
46. 46
9. Pengaturan hari libur, izin dan ketentuan meninggalkan tugas :
a) Mengikuti kalender nasional dan ketentuan yg berlaku di wahana
b) Tidak boleh meninggalkan wahana saat bertugas, kecuali ada izin tertulis dari Pendamping &
Pimpinan Wahana
c) Meski dalam status libur, jika meninggalkan Wahana (Kota/Kabupaten), harus tetap ada izin
(lisan atau tertulis) dari Pendamping
d) Tidak ada cuti; namun boleh izin, jika diperlukan
e) Izin harus diganti, max jumlah izin 3 bulan. Jika lebih, peserta harus mengulangi PIDI dari awal,
mengembalikan BBH dan harus melaporkan ke KIDI Pusat.
f) Terdapat 2 jenis izin:
• Izin khusus: untuk keperluan menikah,sakit atau duka cita,diganti dengan pengurangan hari
sebesar 4 hari
• Izin lainnya: untuk ibadah,ikut seminar,atau kedinasan dll harus diganti penuh tidak ada
pengurangan hari.
g) Khusus untuk peserta yang terkonfirmasi Covid-19 saat bertugas di wahana, ijin isolasi dan
sakitnya 1 bulan tidak perlu mengganti. Jika lebih dari 1 bulan, maka kelebihan harinya harus
diganti.
h) Untuk peserta yang terkonfirmasi Covid-19 sebelum pembekalan atau sebelum bertugas wajib
mengganti.
i) Penggantian hari ijin dilakukan setelah PIDI selesai, ditentukan melalui proses Berita Acara
pada saat Evaluasi Akhir Kinerja Peserta
47. 47
11. Peserta PIDI wajib mengisi daftar hadir :
- Harian
- Tugas Jaga
- Kegiatan Ilmiah
- Kegiatan lapangan/luar gedung
10. Pengaturan tugas jaga:
Tugas jaga diatur bersama oleh Pendamping dan Peserta, sesuai
ketentuan dan disetujui Pimpinan Wahana
Tugas jaga wajib dilaksanakan oleh Peserta
Pengganti dan Penggantian Tugas Jaga diajukan secara tertulis
dan disetujui Pendamping
Tugas jaga tidak boleh secara berturut-turutan
48. 48
12. Kewajiban Penyelesaian Tugas dan Laporan
Mengisi buku log secara on-line untuk laporan kinerja di RS/PKM
Membuat 4 laporan kasus UKP di RS, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS
Membuat 1 laporan kasus UKP di PKM dan dipresentasikan di wahana PKM bersama
Pimpinan Wahana dan Pendamping
Melakukan Tindakan/Prosedur Ketrampilan Medik
Membuat Laporan UKM dan UKP di Puskesmas.
Melaksanakan Proyek Mini di Puskesmas atau membuat makalah Evaluasi Program
Puskesmas disertai Proposal rancangan penyelesaiannya.
13. Tidak diperkenankan mengajukan pindah relokasi ke wahana yang lain, kecuali dengan
alasan yang tepat (misalnya sakit) dan mendapatkan rekomendasi persetujuan dari KIDI
Provinsi awal dan Pendamping serta KIDI Provinsi yang dituju dan ditujukan ke KIDI Pusat.
14. Dalam keadaan darurat Covid,jika diperlukan Peserta dapat ditugaskan ke fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya,sifatnya sementara dan sesuai dengan keputusan Kepala
Pusrengun serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
15. Peserta PIDI tidak diperkenankan merangkap bekerja atau sekolah atau mendaftar menjadi
CPNS atau ditugaskan instansi lain pada saat menjalankan PIDI. Jika memilih
Bekerja/Sekolah/mendaftar CPNS, harus mengundurkan diri dari PIDI
49. 49
16. Peserta dilarang menulis, memuat, mendiskusikan, mengup-load, di
media social seperti, FB,WA, Telegram,Line dll tentang: pasien,
penyakit pasien, kondisi pasien, foto pasien, ataupun masalah
masalah terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
Wahana, masalah kondisi sarana dan fasilitas wahana, masalah
pendamping dan pendampingannya, masalah antar peserta, ataupun
masalah masalah yang terkait dengan pelaksanaan program.
Jika dirasa ada masalah-masalah itu, peserta dapat
menyampaikannya langsung kepada Pendamping, Pimpinan
Wahana, atau kepada KIDI Provinsi atau Pusat melalui
saluran resmi untuk mendapatkan penjelasannya
50. 50
Pelanggaran ringan
- Terlambat hadir,pelanggaran disiplin>3x
- Pelanggaran mengisi absensi >1x
Pelanggaran sedang
- Menuntut sesuatu yang bukan haknya.
- Tidak sopan/melanggar etika.
- Tidak hadir tanpa berita 3x berturut2
3 Pelanggaran Berat
- Tidak bersedia melaksanakan tugas&kewajiban sebagai peseta PIDI
- Pemalsuan tanda tangan, Laporan, atau Informasi.
- Melaksanakan pekerjaan yang bukan/ tidak sesuai kompetensinya.
- Menghilangkan dan memanipulasi data rekam medik
- Membocorkan rahasia pasien.
- Berbuat asusila.
- Membuat onar, berkelahi sesama peserta/teman sejawat.
- Membuat onar di medsos,menceriterakan ttg kejelekan PIDI
KLASIFIKASI PELANGGARAN TATA TERTIB
1
2
3
51. 51
Sanksi atas Pelanggaran berupa Sanksi Administratif
(Permenkes No 39/th 2017) berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran Tertulis
c. Diberhentikan sebagai Peserta PIDI
Sanksi atau Tindakan atas pelanggaran Peserta PIDI :
Pelanggaran Ringan : Peringatan/Teguran lisan dari Pendamping dan PimpinanWahana
Pelanggaran Sedang: Teguran tertulis Pendamping dan Pimpinan Wahana, cc KIDI Provinsi, berupa
: Perpanjangan waktu Internsip selama 7 hari kerja atau Pembuatan makalah di akhir PIDI dan
dipresentasikan di Wahana (disertai BA bahwa peserta telah melakukan pelanggaran sedang)
Pelanggaran Berat : Teguran tertulis Pendamping dan Pimpinan Wahana cc KIDI Provinsi dan
Pusat, berupa : Perpanjangan masa Internsip selama 30 hari kerja dan atau bisa diberhentikan dari
PIDI (disertai BA bahwa peserta telah melakukan pelanggaran berat)
SANKSI ATAS PELANGGARAN TATA TERTIB
52. 52
(1) Peserta program Internsip
mempunyai HAK:
a. mendapat bantuan biaya hidup ,
transportasi, dan/atau tunjangan;
b. mendapat perlindungan hukum sepanjang
mematuhi standar kompetensi, standar
profesi, dan standar pelayanan;
c. mendapat pendampingan dari dokter
yang telah memenuhi kualifikasi sebagai
pendamping;
d. mendapat fasilitas tempat tinggal;
e. mendapatkan jaminan kesehatan dan
ketenagakerjaan.
(2) Bantuan biaya hidup
dasar dan transportasi
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a
ditanggung oleh Menteri.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017
HAK DAN KEWAJIBAN
53. 53
(3) Komponen BBH dan transportasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang keuangan.
(4) Selain BBH dan transportasi yang diberikan oleh Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Pemerintah
Pusat,Pemerintah Daerah dan Wahana Internsip dapat
memberikan Insentif,tunjangan dan/atau fasilitas lainnya
kepada Peserta Program Internsip sesuai dengan kemampuan
keuangan masing-masing.
54. 54
Bekerja sebagai dokter sesuai Standar Kompetensi, standar pelayanan, dan standar profesi
Bekerja dalam lingkup yg sesuai Permenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Dokter di Fasyankes Primer dan lingkup kegawatdaruratan.
Wajib mengikuti peraturan dan ketentuan yang sudah diatur dalam PIDI
Mengintegrasikan serta menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
diperoleh dalam Pendidikan kedalam pelayanan kesehatan
Mengembangkan ketrampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan primer,
terutama bidang promotive dan preventive.
Aktif dan bersemangat dalam memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan & bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia.
Berpartisipasi aktif dalam penanganan dan penanggulangan wabah Covid-19 di wahana Rumah
Sakit maupun Puskesmas
KEWAJIBAN
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017)
55. 55
Mampu bekerja sebagai dokter
sesuai Standart Kompetensi
Dokter Indonesia
Mampu melakukan Praktek
kedokteran sesuai Permenkes
Nomor 514 tahun 2015 tentang
Panduan Klinis Dokter di
Fasyankes Primer atau IC D 10
Memiliki tanggung jawab
medikolegal
Mampu memenuhi Target
kinerja UKP, Ketrampilan
klinis, Laporan kasus, jumlah
dan distribusi pasien
Mampu memenuhi Target
kinerja UKM&UKP di
Puskesmas dan Mini Project
Mampu memenuhi check list
penilaian kinerja
PARAMETER PEMANDIRIAN DAN PEMAHIRAN
56. 56
• Dilakukan oleh Pendamping
• Penilaian terhadap Kinerja Peserta dan Absensi Kehadiran
• Penilaian bisa secara observasi langsung ataupun tidak langsung berdasarkan masukan
dari pemangku kepentingan (sejawat lain, nakes lain, pasien, dan masyarakat)
• Lingkup Penilaian Kinerja adalah terhadap :
- Perilaku
- Kompetensi medik
- Komunikasi
- Kepribadian & Profesionalisme
. Pendamping melakukan Verifikasi dan Validasi setiap minggu atau waktu yang telah
disepakati antara peserta dan pendamping terhadap hasil kinerja peserta secara on-line
Kinerja peserta adalah laporan peserta dalam borang on-line yang sudah divalidasi
pendamping secara on-line
PENILAIAN PESERTA PIDI
58. 58
Indikator Target Keterangan
Perilaku • Tidak ada pelanggaran disiplin
• Selalu hadir dan tepat waktu
• Aktif dan bersemangat dalam bekerja
• Tidak ada tugas yang dilalaikan
Kinerja Klinis • RS: UKP ,Laporan kasus dan Ketrampilan /Tindakan
Medik
- Komposisi bervariasi umur, jenis kelamin dan
kelompok UKP.
- 1 laporan kasus di RS dipresentasikan di Forum
Ilmiah RS
• PKM: UKP ,laporan Kasus,Ketrampilan/Tindakan Medik
UKM : sesuai indicator kinerja di Puskesmas
Proyek Mini atau Evaluasi Kinerja Program PKM
- 1 Laporan kasus dipresentasikan di pertemuan
ilmiah PKM
- Setiap peserta membuat 1 Mini Proyek/Evaluasi
Kinerja Program PKM
Ikut serta dalam penanggulangan Covid 19 UGD/Triase: memeriksa mandiri, usul pem.
penunjang, Dx, usul terapi, tindak lanjut, lapor
DPJP/Pendamping.
R.Isolasi Covid: memeriksa, mengevaluasi kemajuan
klinis Px yang dirawat di Ruang Isolasi Covid
Komunikasi Komunikatif, sopan dan santun, sabar, dapat menerima
pendapat orang lain,
Kepribadian & Tegas, Jujur, Bertanggung jawab, Argumentatif, Ilmuwan
INDIKATOR KINERJA PESERTA PIDI
59. 59
Indikator kinerja di Wahana Rumah Sakit
(UGD/ Rajal/ Ranap)
Indikator yang digunakan:
• Jumlah, komposisi kasus dan diagnose kasus sesuai ICD-10
• Laporan kasus dalam format laporan kasus
• Jumlah tindakan medik, bisa diselesaikan di RS dan PKM
• Target kasus UKP di RS harus diselesaikan di RS dan target kasus
UKP di PKM harus diselesaikan di PKM.
• Peserta akan bertugas 3 bulan di UGD dan 3 bulan di Rajal&Ranap
Ukuran:
Minimal 300 kasus , jika ada bisa dimasukkan kasus Covid-19
4 Laporan Kasus: 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS, 3 dipresentasikan bersama
dokter pendamping
84 tindakan /ketrampilan medik bisa diselesaikan di RS dan PKM
INDIKATOR KINERJA UKP
60. 60
Indikator kinerja UKP di Wahana Puskesmas
Dilakukan dalam bentuk:
• Rawat jalan,baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit
• Pelayanan gawat darurat,bila di PKM ada IGD
• Pelayanan persalinan normal
• Perawatan dirumah(home care)
• Rawat Inap bila di PKM dengan perawatan.
• Tindakan medik, bisa diselesaikan di RS dan PKM
• Target kasus UKP di PKM harus diselesaikan di PKM.
• Jadwal kegiatan disetiap Pelayanan Gizi,Kesehatan Keluarga,P2P,Kesling,Promkes adalah mingguan
Ukuran:
Minimal 100 kasus ,jika ada bisa dimasukkan kasus Covid 19.
Membuat 1 laporan kasus UKP di PKM dan dipresentasikan dengan Pimpinan Wahana dan pendamping
84 tindakan /ketrampilan medik di RS dan Puskesmas
INDIKATOR KINERJA UKP
61. 61
• Tindakan medis yang wajib dilakukan:
- Memasang infus : minimal 50x/setahun.
- Memasang kateter : minimal 5x/setahun
- Menjahit luka : minimal 15x/setahun
- Bedah Minor : minimal10x/setahun
- Memasang NGT, minimal 2x/setahun
- Menolong partus normal : minimal 2x/th
• Setiap peserta wajib mengisi di aplikasi pencatatan kinerja secara on-line tindakan medis
yang dilakukan dan diverifikasi serta divalidasi oleh pendamping
• Jika peserta PIDI tidak bisa memenuhi indikator kinerja UKP terkait ketrampilan medik di
RS,maka bisa diteruskan saat stase di Puskesmas dan jika tidak terpenuhi juga saat di
PKM,maka Peserta PIDI wajib memperpanjang masa tugas Internsipnya.
62. 62
Jumlah minimal Jumlah laporan
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat 1 UKBM baru atau membina 2 UKBM lama 1 atau 2 laporan
Advokasi 3 Keluarga bernilai IKS pra sehat / tidak sehat (1
baru,2lama),2x/6 bln
6 laporan
Kemitraan
Penyuluhan
(dalam/luar gedung)
membina minimal 1 UKS
Gizi ( min 1x),Kesling (min1x),P2P (1),TB(1),jiwa(1),KIA(1)
,KB(1)
1 laporan UKS
7 laporan
2. Pelayanan KesLing
Membina Rumah Sehat terdiri
4 item ,1x setiap bulan ,laporan
kemajuan 6
- Membina Keluarga yang belum mempunyai air bersih
- Membina Keluarga yang belum mempunyai jamban
keluarga
- Membina Keluarga supaya tidak merokok
- Membina keluarga yang belum mempunyai pembuangan
sampah sementara.
6 laporan
kemajuan
3. Pelayanan Kesehatan Keluarga
Melakukan ANC (K 1-3) 5 bumil 5 laporan
Pelaksanaan KB (Pemasangan
implant , IUD,Suntik,Pil KB)
Min IUD dan Implant masing2 1 kasus,ditambah pil dan
suntik
5 laporan
Memperkenalkan inisiasi
menyusu dini dan ASI eksklusif
2 kasus 2 laporan
Indikator Kinerja UKM di Puskesmas
63. 63
Jumlah minimal Jumlah laporan
4. Pelayanan Gizi
- Pengukuran BB dan PB/TB pada bayi dan anak sehat.
(memantau tumbuh dan kembang balita)
minimal 5 kasus 5 laporan
- Deteksi dini stunting 2 kasus 2 laporan
- Pemberian Suplementasi Gizi (PMT,TTD.Kapsul Vit A) minimal 2 orang 2 laporan
5 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Melaksanakan Imunisasi dasar dan BIAS
- Pencarian kasus penyakit menular
5 kali(tidak termasuk
vaksinasi Covid)
2 kasus(minimal)
5 laporan
2 laporan
- Melakukan penapisan pasien tersangka TB 5 kasus(minimal) 5 laporan
- Melakukan pengobatan pasien TB Paru (baru / lama) 5 kasus(minimal) 5 laporan
6 MINI PROYEK atau makalah tentang Evaluasi program
PKM (jika Mini Proyek tidak bisa dilakukan)
1 laporan penelitian
untuk Mini Proyek atau
1 laporan Evaluasi
Program PKM dalam
bentuk kertas Kerja
/makalah
1 laporan untuk setiap
peserta
Indikator Kinerja UKM di Puskesmas /…lanjutan
64. 64
Proyek Mini:
- Setiap peserta PIDI wajib membuat satu
proyek mini
- Mini proyek diselesaikan dan
dipresentasikan di satu PKM,tidak boleh
berpindah PKM dalam penyelesaiannya.
- Cakupan Kegiatan penelitian
sederhana&singkat yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, analisis, atau
pemecahan suatu masalah kesehatan
masyarakat yang dihadapi oleh Puskesmas
tempat peserta magang.
- Kegiatan proyek mini:
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaporan
- Judul Utama Proyek Mini : dapat satu
Topik dalam satu Kelompok Besar
peserta,yang pelaksanaannya dilakukan
per Kelompok sesuai stase Puskesmas,
dengan pendekatan lingkaran pemecahan
masalah ,secara berkesinambungan dan
setiap Peserta PIDI membuat laporan
sesuai topic yang diteliti .
65. 65
1. Tetapkan topik masalah (dari upaya pokok
Puskesmas)
2. Analisis masalah dengan mengumpulkan
data.
3. Analisis data primer dan sekunder.
4. Tetapkan diagnosis komunitas dan factor
terkait
5. Kembangkan solusi penatalaksanaan.
6. Pilih dan rencanakan solusi yang mampu
laksana
7. Laksanakan solusi
8. Evaluasi keberhasilan proyek mini
Langkah-langkah
pelaksanaan Proyek Mini:
66. 66
- Adalah Penilaian pencapaian Program dibandingkan target
program pada unsur keluaran dari suatu program kesehatan
- Bila ditemukan kesenjangan akan dicari penyebab masalahnya
untuk diperbaiki.
Proyek Mini ,Sulit/tidak mungkin
dikerjakan pada era Covid-19
Jadi,apa alternatifnya??
EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN SYSTEM
67. 67
Laporan2 kegiatan Peserta PIDI wajib diisikan dalam
Aplikasi pencatatan kinerja peserta secara on-line
• Jenis-jenis pelaporan peserta PIDI adalah:
Pelaporan kinerja di Wahana RS:
Laporan UKP
Laporan Kasus / Presentasi Kasus
Laporan Tindakan medis/Ketrampilan medik
Laporan kegiatan lainnya (asisten operasi,bakti sosial dll)
Pelaporan kinerja di Wahana Puskesmas:
Laporan kegiatan UKM (Pelayanan dan Penyuluhan)
Laporan UKP
Laporan kasus/Presentasi kasus
Laporan Proyek Mini/Evaluasi program PKM
Laporan kegiatan lainnya (Bakti sosial dll)
PELAPORAN PESERTA PIDI
68. 68
• Untuk memudahkan evaluasi, dibuatkan 5 klasifikasi kinerja peserta:
Kriteria Pengertian Nilai Kinerja Catatan
A Melebihi
standar
>100% Motivasi untuk dipertahankan Selesai
B Sesuai standar 90%- 100% Motivasi untuk ditingkatkan Selesai
C Perlu perbaikan 70%-89% Arahkan cara melakukan perbaikan
dengan memberikan input hal-hal yang
perlu diperbaiki
Prolong/menambah waktu
internsipnya
D Perlu dibentuk 60%-69% Konseling atau elaborasi mengapa
kinerjanya tidak baik
Prolong/menambah waktu
intersipnya
E Belum tampak
ada perubahan
0%-59% Perlu hati-hati untuk kemungkinan
demotivasi/ tidak bersemangat atau
masalah lainnya
Mengulang Internsip tanpa
BBH ,min 6 bulan
KRITERIA EVALUASI
69. 69
Misalnya :
• Capaian Kinerja di Wahana RS
Capaian 300 kasus: A
Laporan kasus: A
Presentasi kasus: A
Pemasangan Infus: B
Pemasangan kateter: A
Menjahit luka: A
Bedah Minor: A
Pemasangan NGT: A
Menolong Partus Normal: A
Kegiatan lainny : A
• Capaian Kinerja di Wahana PKM
UKP: Capaian 100 kasus : A
Laporan kasus: A
Presentasi kasus: A
UKM :
-Pelayanan Promosi Kesehatan: A
-Pelayanan Kesling: A
-Pelayanan Kesehatan Keluarga: A
-Pelayanan Gizi: A
-Pelayanan P2P: A
-Project Mini: A
Pada akhir periode setiap hasil kegiatan UKP dan UKM, capaian kinerja peserta
diberikan penilaian : A. Baik sekali
B. Baik
C. Cukup (tidak disarankan,dan peserta harus
menambah waktu intersipnya)
RESUME EVALUASI KINERJA PESERTA
70. 70
• Pengisian aplikasi kinerja secara on-line dan konsultasi dengan
pendamping
• Membahas capaian kinerja UKP dan UKM peserta,jumlah
kasus,laporan kasus,ketrampilan medik,mini proyek
Mingguan
• Membahas laporan pendampingan peserta
• Evaluasi kinerja peserta secara on-line ,laporan pendamping
Bulanan
• Rekapitulasi Kinerja akhir stase di wahana sebagai umpan
balik dan pembahasan kemajuan serta berbagai masalah dan
kendala peserta format penilaian kinerja
• Akhir stase Pengisian kuesioner evaluasi pelaksanaan PIDI
oleh AIPKI
Akhir stase
• Penilain kinerja akhir peserta
• Sidang evaluasi akhir program
• Membuat BA Evaluasi akhir Program
• Membuat SLPI
Akhir Program
MONEV KINERJA PESERTA PIDI DI Wahana
OLEH PENDAMPING
71. 71
Pada akhir Program,
Pendamping Rumah Sakit
dan Puskesmas
melakukan penilaian
Evaluasi Akhir Kinerja
Peserta untuk memastikan
pencapaian tujuan program
internsip serta menentukan
peserta yang selesai/tidak
selesai/prolong yang
dituangkan dalam Berita
Acara Akhir Program
Internsip
Peserta yang telah
menyelesaikan seluruh
internsip akan
mendapatkan Surat
Laporan Pelaksanaan
Internsip yang:
• ditandatangani oleh
Pendamping dan
Pimpinan Wahana
• SLPI menjadi dasar
KIDI Propinsi untuk
menerbitkan Surat
Rekomendasi
Penerbitan Surat Tanda
Selesai Internsip (STSI)
Komite Internsip
Dokter Indonesia
Pusat
menerbitkan
STSI dan
mengirimkan
Rekomendasi
penerbitan STR
ke KKI
Konsil Kedokteran
Indonesia akan
menerbitkan Surat
Tanda Registrasi
PENERBITAN STSI & SURAT TANDA REGISTRASI