SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
36
A. PENGERTIAN MOTIVASI DAN FUNGSI MOTIVASI DALAM
PEMBELAJARAN
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motif tidak dapat diamati langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan
anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran motivasi tersebut, banyak para ahli
yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat
mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan
prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan
hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.
Berikut ini beberapa batasan mengenai arti motivasi :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)
1). Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2). Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
b. Wlodkowski (1985).
Menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan
(persistence pada tingkah laku tersebut).
c. Ames (1984)
Mendefinisikan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai
dirinya sendiri dan lingkunganya. Sebagai contoh, seorang siswa yang
percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan yang diperlukan untuk
37
melakukan suatu tugas, akan termotivasi untuk melakukan tugas tersebut.
Konsep diri yang positif ini menjadi motor penggerak bagi kemaunnya.
d. Menurut Tabrani Rusyam
Pada hakekatnya motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang
ditandai dengan timbulnya perasaan dari reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam
pengertian tersebut menggambarkan bahwa motivasi mengandung suatu
kekuatan yang timbul dalam diri seseorang sebagai dukungan untuk
memenuhi keinginannya.
Dalam pengembangan suatu organisasi atau lembaga, motivasi dipandang
sebagai suatu karakteristik dan suatu keadaan. Pandangan tentang hal ini
dikemukakan oleh Soejono Trimo (1986 : 174) sebagai berikut :
1. Motivasi itu pada hakikatnya merupakan suatu karakteristik atau suatu
kepribadian yang cukup stabil sehingga setiap individu dipandang berbeda
dari individu yang lain, termasuk orientasinya terhadap pekerjaan/tugasnya.
2. Motivasi itu sebenarnya merupakan suatu keadaan psikologis yang dapat
diubah/dibentuk.
Motivasi tidak hanya penting untuk membuat peserta didik melakukan
aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak peserta didik dapat
belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi.
Peserta didik yang termotivasi menunjukkan proses kognitif apa yang telah di
pelajari. Tugas utama pendidik adalah merencanakan cara-cara mendukung motivasi
peserta didik.
Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor seperti
karakteristik kepribadian. Individu mungkin memiliki minat yang cukup dan mantap
dalam berpartisipasi pada berbagai kegiatan seperti akademik, olahraga, dan aktivitas
sosial. Motivasi dapat berasal dari karakteristik intrinsik dan ektrinsik suatu tugas.
38
Pembelajaran matematika yang menyenangkan merupakan bentuk karakteristik dari
suatu tugas belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka motivasi belajar secara umum
berarti suatu dorongan atau hasrat kemauan yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Dengan
adanya dorongan, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan
dicapai sehingga seseorang mampu menumbuhkan semangat belajar mereka demi
tujuan-tujuan baru yang hendak dicapai. Timbulnya kegiatan belajar biasanya
didorong oleh sesuatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan.
Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap
siswa.
2. Fungsi Motivasi Dalam Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para sisiwa.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai
penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor
yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara
memenuhi kebutuhan siswa. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan
dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri. Adapun
fungsi dari motivasi dalam pembelajaran diantaranya
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
39
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah
laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.
B. PENTINGNYA MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki
minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan
dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam
kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku
manusia dan motivasinya. Karenanya bahan-bahan pelajaran yang disajikan
hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
Motivasi bukan saja penting, karena menjadi faktor penyebab belajar, namun
juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik, pendidik selalu
mengetahui kapan peserta didik perlu di motivasi selama proses belajar, sehingga
aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lancar,
menurunkan kecemasan peserta didik meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar.
Pembelajaran yang di ikuti oleh peserta didik yang termotivasi akan benar-benar
menyenangkan, terutama bagi peserta didik. Peserta didik yang menyelesaikan
pengalaman belajar dan menyelesaikan tugas belajar dengan perasaan termotivasi
terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini juga logis untuk mengasumsikan bahwa
semakin banyak memiliki pengalaman belajar yang termotivasi, maka semakin
mungkin akan menjadi peserta didik sepanjang hayat.
Walaupun motivasi merupakan prasyarat penting dalam belajar, namun agar
aktivitas belajar itu terjadi pada diri anak. Ada faktor lain seperti kemampuan dan
kualitas pembelajaran yang harus di perhatikan pula. Jika anak diberikan tugas-tugas
belajar diluar kemampuannya, bagaimanapun mereka termotivasi, anak tersebut tidak
akan mampu melakukannya. Kenyataannya, ada penurunan titik pengembalian pada
40
kedua faktor tersebut, termasuk juga motivasi. Hal yang perlu dipertimbangkan
adalah berkenaan dengan masalah kemampuan anak dalam melakukan aktivitas
belajar, dan kegiatan pembelajaran yang menarik agar anak tersebut termotivasi.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Sebagaimana yang disebutkan pada bagian depan, bahwa motivasi sangat
krusial dalam belajar dan pembelajaran. Akan tetapi motivasi belajar tersebut juga
dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri Pembelajaran
Setiap manusia senantiasa mempunyai ciri-ciri tertentu dalam hidupnya,
termasuk pembelajaran, yang senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan
tidak jarang meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak tetapi tetap
berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan.
2. Kemampuan Pembelajaran
Kemampuan manusia satu dan lainnya tidaklah sama. Menuntun seseorang
sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan tidaklah dibenarkan. Sebab,
orang yang mempunyai kemampuan yang rendah sangatlah sulit untuk
menyerupai orang yang berkemampuan tinggi, begitu pula sebaliknya.
3. Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun psikis, sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang sebab apabila kondisi fisik
seseorang dalam keadaan lelah, maka motivasi belajarnya akan menurun,
sedangkan apabila kondisi psikologis seseorang terganggu (stres), maka
seseorang tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal-hal yang dipelajari.
4. Kondisi Lingkungan Pembelajaran
Sudah diketahui umum bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang,
selain faktor individu juga faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar.
Sebab, individu secara sadar atau tidak, senantiasa tersosialisasi oleh
lingkungannya.
41
5. Unsur-Unsur Dinamis Belajar Pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran seperti: motivasi dan upaya
memotivasi siswa untuk belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, dan kondisi
subjek belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.
6. Upaya Guru Dalam Membelajarkan Pembelajaran
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran juga sangat berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa. Guru yang sungguh-sungguh dan tinggi
gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran, akan menjadikan
pembelajaran juga bergairah belajar.
7. Peran Orang Tua
Lingkungan kelurga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.
Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan dan perkembangan seseorang
adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa
dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi ini sangat besar
pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang. Kebanyakan para orang tua
menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal
seharusnya orang tua memberikan perhatian dan semangat belajar yang lebih
sehingga dapat memunculkan motivasi belajar anak karena waktu dirumah
lebih banyak dari pada disekolah.
Keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar perlu
diusahakan, baik berupa perhatian bimbingan kepada anak dirumah maupun
berprestasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya,
serta memperhatikan kesulitan yang dialami anak dalam proses belajar. Orang
tua adalah sebagai pembuka kemungkinan terselenggaranya pendidikan bagi
anaknya serta berperan sebagai guru bagi mereka. Orang tua mampu mendidik
dengan baik, mampu berkomunikasi dengan baik, penuh perhatian terhadap
anak, tahu kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak dan mampu
42
menciptakan hubungan baik dengan anak-anaknya akan berpengaruh besar
terhadap keinginan anak untuk belajar atau sebaliknya.
8. Penghargaan dan Pujian
Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda-beda untuk
menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain dengan hukuman juga dapat
dilakukan dengan penghargaan atau pujian. Motivasi bisa muncul jika
terdapat penghargaan atau pujian yang layak yang menyertai atau melandasi
pembelajaran. Penghargaan (reward) menimbulkan efek diantaranya yaitu:
a) Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar, penghargaan secara spesifik
memindahkan atau mengalihkan konsentrasi para siswa dari bidang yang
harus dipelajari karena faktor penghargaan dan secara tepat hal ini
mengganggu atau merusak proses belajar itu sendiri.
b) Penghargaan mempunyai efek negatif atas keinginan individu untuk
menocoba tugas-tugas yang menantang.
c) Penghargaan dapat mempertahankan perilaku tertentu hanya dalam waktu
jangka pendek.
9. Kecemasan Terhadap Hukuman
Motivasi belajar dapat muncul jika ada kecemasan atau hukuman yang
menyertai atau melandasi pembelajaran. Konsep motivasi belajar berkaitan
erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan
(reinforcement) dimasa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang
dibandingkan dengan perilaku yang terkena hukuman (punishment). Motivasi
dengan kekerasan (motivating by force) yaitu memotivasi dengan
menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat
melakukan apa yang harus dilakukan.
Jelaslah bahwa, dalam setiap usaha atau kegiatan manusia dimana dan kapan saja, tak
selamanya menempuh jalan mulus seperti yang diharapkan. Di satu sisi, manusia
menginginkan suatu kesuksesan gemilang, namun di sisi lain harapan manusia selalu
43
saja menemukan hambatan-hambatan. Demikian pula dalam kegiatan belajar
mengajar, sangat banyak kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi
guru dalam membelajarkan siswa.
D. CIRI SISWA YANG MEMPUNYAI MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini
dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan
Brown (1981) sebagai berikut:
1. Tertarik kepada guru.
2. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama
kepada guru.
4. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.
6. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
8. Dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Sardiman (1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri
seseorang adalah:
1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu lama.
2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas
prestasi yang diperoleh.
3. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar.
4. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
5. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini senang mencari dan memecahkan
masalah.
44
E. TEORI-TEORI MOTIVASI
Menurut Slavin dalam Catharina (2006:156) motivasi merupakan proses
internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara
terus menerus. Motivasi belajar adalah penting. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan
belajar pada diri anak tersebut. Berikut teori-teori kontemporer tentang motivasi.
1. Teori Belajar Behavioral
Konsep motivasi erat berhubungan dengan suatu prinsip bahwa perilaku yang
diperkuat di masa lalu adalah lebih mungkin diulangi lagi dibandingkan dengan
perilaku yang tidak diperkuat atau di hukum. Para pakar behaviorisme menyatakan
bahwa tidak perlu memisahkan teori belajar dengan motivasi, karena motivasi
merupakan produk dari sejarah penguatan. Peserta didik diperkuat untuk belajar akan
termotivasi untuk belajar, namun bagi peserta didik yang tidak mendapatkan
penguatan dalam belajar maka anak itu tidak termotivasi untuk belajar.
2. Teori Kebutuhan Manusia
Abraham Maslow merupakan pakar teori kebutuhan manusia yang
menjelaskan konsep motivasi untuk memenuhi kebutuhan. Banyak kebutuhan dasar
yang semuanya harus dipenuhi, seperti makan, rasa aman, cinta dan perawatan harga
diri yang positif. Setiap anak berbeda kepentingannya di dalam memenuhi
kebutuhannya. Beberapa anak ada yang lebih membutuhkan rasa afeksi dan
perhatian, sementara yang lain memiliki kebutuhan psikologis dan keamanan. Banyak
anak mempunyai kebutuhan yang berbeda pada waktu yang berbeda pula.
45
3. Teori Disonansi
Teori disonansi menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra
diri yang positif merupakan motivator yang sangat kuat. Kebanyakan perilaku anak di
arahkan pada upaya pemenuhan standar personalnya. Misalnya anak memiliki
keyakinan bahwa dirinya adalah seorang anak yang baik dan jujur, maka anak itu
akan berperilaku baik dan jujur walaupun tidak ada anak lain yang melihatnya.
Fenomena ini merupakan kondisi dimana anak selalu berkeinginan untuk
mempertahankan citra diri yang positif. Demikian pula apabila anak itu memiliki
keyakinan bahwa dia adalah anak yang mampu dan cerdas, maka anak itu akan
memenuhi dengan cara berperilaku yang intelegen.
4. Teori Kepribadian
Istilah motivasi umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan
kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Anak akan termotivasi untuk
makan manakala dia tidak makan dalam waktu tertentu.
Penggunaan konsep motivasi itu ditujukan untuk menggambarkan
kecenderungan umum yang mendorong ke arah tujuan tertentu. Dalam pengertian ini,
motivasi sering kali dipandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil.
Banyak anak yang termotivasi untuk berprestasi, dan banyak pula yang termotivasi
untuk bersosialisasi dengan anak lain. Demikian pula anak mengekspresikan
motivasinya dengan berbagai cara. Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang
stabil merupakan konsep yang berbeda dengan motivasi untuk melakukan sesuatu
dalam situasi tertentu pula.
5. Teori Atribusi
Teori atribusi pada dasarnya menjelaskan empat hal tentang keberhasilan dan
kegagalan dalam situasi berprestasi, yaitu: kemampuan, usaha, kesulitan tugas, dan
keberuntungan. Atribusi kemampuan dan usaha berasal dari dalam individu, atribusi
kesulitan tugas dan keberuntungan berasal dari luar individu. Kemampuan bersifat
relatif stabil, tidak berubah, dan usaha dapat berubah. Secara sama, kesulitan tugas
46
bersifat stabil, sementara itu keberuntungan bersifat tidak stabil dan tidak dapat
diprediksikan.
6. Teori Harapan
Aspek penting dalam teori harapan adalah bahwa situasi dan kondisi tertentu,
probabilitas keberhasilan yang sangat tinggi akan dapat menjadi pengganggu
motivasi.
Teori harapan ini implikasinya penting bagi pendidikan, yaitu tugas-tugas
yang diberikan kepada peserta didik hendaknya tidak terlalu mudah ataupun terlalu
sukar. Demikian pula tidak memberikan saran bahwa pertanyaan yang disajikan
dalam ujian memiliki tingkat kesulitan rendah atau hanya dapat dijawab oleh separuh
peserta didik. Ini karena soal-soal ujian itu biasanya tidak memerlukan usaha keras,
namun memerlukan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
7. Teori Motivasi Berprestasi
Salah satu teori motivasi yang penting dalam psikologi adalah motivasi
berprestasi karena kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan dan
melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan. Peserta didik
yang mempunyai motivasi berprestasi, mereka cenderung memilih partner belajar
yang cakap dalam mengerjakan tugas. Sebaliknya, peserta didik yang mempunyai
motivasi berafiliasi merupakan kebutuhan yang diekspresikan untuk mencintai dan
menerima lebih menyukai memilih partner kerja berdasarkan pada persahabatan.
Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan
dan berpartisipasi aktif di dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang di capai
dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam
mengerjakan tugas.
47
F. STRATEGI MOTIVASI BELAJAR dan STRATEGI MEMOTIVASI
PESERTA DIDIK
1. Strategi Motivasi Belajar
Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta
didik sebanyak mungkin. Hal ini berarti bahwa pendidik harus mampu menarik minat
dan meningkatkan hasrat ingin tahu peserta didik terhadap materi yang di sajikan.
Untuk mencapai kearah itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam
meningkatkan motivasi belajar :
a. Membangkitkan Minat Belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat peserta didik adalah sangat penting,
dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat
bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting membangkitkan
hasrat ingin tahu peserta didik mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu
pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik untuk
mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh pendidik.
b. Mendorong Rasa Ingin Tahu
Pendidik yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam kegiatan
pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskonveri, inkuiri, diskusi, curah
pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk
membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik.
c. Menggunakan Variasi Metode Penyajian Yang Menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui
penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode
penyajian.
48
d. Membantu Peserta Didik Dalam Merumuskan Tujuan Belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk
mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri,
dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain.
Oleh karena itu, pendidik hendaknya mendorong dan membantu peserta didik
agar merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya sendiri. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah apabila pendidik yang merumuskan tujuan pembelajaran, maka
sampaikan tujuan pembelajaran itu kepada peserta didik agar mereka merasa
memiliki tujuan pembelajaran tersebut.
2. Strategi Memotivasi Peserta Didik
Strategi adalah suatu rangkaian tindakan untuk mencapai sasaran yang
diharapkan. Untuk menuju ke pola pembelajaran yang dapat memotivasi siswa, perlu
adanya perubahan sasaran yang harus dikembangkan.
Pertama : Perubahan Pola Pembelajaran
Untuk mengubah pola pembelajaran tentu memerlukan perubahan sikap dari
guru dalam menentukan sasaran pembelajaran. Perubahan yang harus dilakukan
adalah perubahan dari :
a. Sasaran menghafal menjadi Berfikir kritis dilanjutkan meneliti,
kemungkinan dengan penjelasan yang rasional.
b. Kegiatan meringkas, mengulas menjadi mengidentifikasi, merumuskan
diteruskan dengan bertanya, menilai, berargumentasi dan berhipotesa.
c. Bertanya dengan kata apa, siapa, mengapa, dimana menjadi Bagaimana,
Bagaimana kalau.. ? Apakah syah dan penting ?
d. Tujuannya benar menurut fakta menjadi mendapat gagasan asli dari siswa
dan memperbaiki yang lama.
e. Pendekatan belajar mengulang menjadi menganalisa dan mencoba hal-hal
baru
49
Kedua: Mengembangkan Unsur-unsur Yang Mampu Memotivasi
Para Pendidik ahli menawarkan ide-ide bagaimana membangun strategi
memotivasi siswa lebih dari 200 ide yang disajikan dalam buku “ A Recource Guide
for Secondary School Teaching “ terlampir. Ide-ide tersebut perlu kita kaji lebih
lanjut, apakah ide-ide itu di sekolah kita dapat dilaksanakan seluruhnya, sebagian atau
perlu modifikasi.
Dengan mengkaji ide-ide strategi motivasi dari sumber tersebut di atas, dapat
diketahui ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran agar
menumbuhkan motivasi siswa. Berikut adalah unsur-unsur yang mampu membangun
motivasi anak:
1. Media Pembelajaran
Media adalah benda, baik yang berupa perangkat keras atau lunak yang
menjadi perantara terjadinya proses belajar. Media yang dipergunakan bisa
berbentuk alat peraga atau sarana. Alat peraga mengandung ciri-ciri konsep
yang dipelajari. Fungsinya untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa
mampu menangkap arti dari konsep tersebut. Alat peraga bisa dibuat
guru/siswa atau pabrik. Sarana adalah media pembelajaran yang berfungsi
agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik. Sarana yang dipergunakan
dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak.
2. Materi Pembelajaran
Materi yang akan diberikan dipersiapkan dengan matang dengan
memperhatikan kondisi siswa. Materi yang akan dibelajarkan meliputi isi/
materi ( konten), hubungan dengan bidang/ilmu lain (konteks) dan proses
(transformasi isi/materi).
3. Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi dan metode pembelajaran juga mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Strategi dan metode yang dapat memotivasi siswa adalah strategi dan metode
yang melibatkan siswa belajar sambil mengerjakan ( Learning by doing).
50
4. Sikap Guru
Guru yang tidak mau repot, puas hanya dengan sasaran belajar pada tingkat
rendah. Diharapkan Guru mulai mencoba mengubah sikap dengan
mengarahkan sasaran pembelajarannya pada tingkat menegah atau tingkat
tinggi.
Ketiga: Mendesain Pembelajaran
Diharapkan setiap pembelajaran, siswa selalu termotivasi. Untuk menciptakan
pembelajaran yang dimaksud perlu pola yang menggambarkan pembelajaran tersebut.
Berikut salah satu pola pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa. Pola
ini disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran oleh para guru, mencakup
sebelum proses dan sesudah kegiatan pembelajaran.
1. Pra Kegiatan Pembelajaran
a) Siapkan kuantitas isi pelajaran dan langkah-langkah penyajiannya.
b) Pilihlah dan siapkan alat bantu (media) dan atau contoh-contoh berupa
benda-benda riil / simulasi benda riil yang sesuai dengan materi
bahasannya.
c) Cek alat peraga/eksperimen sebelum dipergunakan baik jenis, urutan
penggunaan dan fungsi alat tersebut.
d) Pilihlah strategi pembelajaran sesuai karakter perkembangan siswa dan
siapkan secara baik dan matang.
e) Mencoba menggali problem dan minat para siswa secara individu /
kelompok.
2. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan
a. Kemukakan tujuan belajar dengan jelas secara lisan atau tertulis.
b. Libatkan siswa untuk berpartisipasi dalam menyiapkan alat peraga.
c. Kenalilah siswa secara merata dan ciptakan suasana akrab.
51
d. Berilah gambaran mengenai mengapa materi dipelajari, aplikasinya
dalam kehidupan atau hal-hal menarik lainnya yang berhubungan
dengan materi yang akan diberikan.
II. Penyajian Materi
a. Memvariasikan prosedur atau metode dengan serasi dan tepat.
b. Jangan biarkan siswa dalam kesulitan.
c. Tanyakan mengenai kesulitan siswa atau berilah kesempatan bertanya.
d. Berilah penghargaan dalam bentuk pujian, komentar, hadiah, atau
bentuk lain yang relevan.
e. Penyajian materi dengan alat peraga, audio, audio visual atau dengan
contoh benda-benda riil yang telah disiapkan dengan baik.
f. Berikan kegiatan dengan melibatkan semua siswa dan sediakan bagian
siswa untuk kerjasama dengan kelompoknya.
g. Berilah penjelasan untuk kata-kata asing yang belum banyak dikenal
siswa.
h. Berilah kesempatan siswa untuk menulis catatan penting.
i. Memberikan motivasi (keyakinan, rasa simpati, kemampuan yang
dimiliki, ambil bagian) siswa.
III. Penutup
a. Berilah resume penting dan penguatan-penguatan materi yang baru saja
dibahas.
b. Berilah tugas latihan, quiz, dan pertanyaan yang bersifat menjajah penguasaan
atas materi yang baru saja dipelajari siswa.

More Related Content

What's hot

Silabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester IISilabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester IITri Suwandi
 
Model pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristikModel pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristikHalimatus Sa'diyah
 
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxEksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxssuser5cdb16
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
 
Kisi kisi soal matematika kelas 4 smtr 2 (2)
Kisi kisi soal matematika   kelas 4 smtr 2 (2)Kisi kisi soal matematika   kelas 4 smtr 2 (2)
Kisi kisi soal matematika kelas 4 smtr 2 (2)Annisa Rizki
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5ANastiti Rahajeng
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3ANastiti Rahajeng
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukunBuku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukunasru khan
 
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung alfa della
 
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDTatik prisnamasari
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Tugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaranTugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaranhuzaipah
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
 

What's hot (20)

Silabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester IISilabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester II
 
Format perencanaan perbaikan pembelajaran
Format perencanaan perbaikan pembelajaranFormat perencanaan perbaikan pembelajaran
Format perencanaan perbaikan pembelajaran
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
 
Rpp pkn kelas 5 semester 1
Rpp pkn kelas 5 semester 1Rpp pkn kelas 5 semester 1
Rpp pkn kelas 5 semester 1
 
Model pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristikModel pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristik
 
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxEksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptx
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
 
Kisi kisi soal matematika kelas 4 smtr 2 (2)
Kisi kisi soal matematika   kelas 4 smtr 2 (2)Kisi kisi soal matematika   kelas 4 smtr 2 (2)
Kisi kisi soal matematika kelas 4 smtr 2 (2)
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
 
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukunBuku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
 
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
 
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Tugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaranTugas rancangan media pembelajaran
Tugas rancangan media pembelajaran
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Skala sikap
Skala sikapSkala sikap
Skala sikap
 

Similar to MOTIVASI BELAJAR

Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarLidra Wati
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarLidra Wati
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajarAldi Rizaldi
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
 
Cara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi SiswaCara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi Siswasabilal123
 
Ppt kelompok 3
Ppt kelompok 3Ppt kelompok 3
Ppt kelompok 324110053
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarwiwi yanti
 
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxangga716150
 
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanMotivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanelmabb
 
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”Potpotya Fitri
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamKhoiriyatul Ma'rufah
 
4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasi4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasiFinaKusrini
 
Motivasi_Belajar.pdf
Motivasi_Belajar.pdfMotivasi_Belajar.pdf
Motivasi_Belajar.pdfMARSIH4
 

Similar to MOTIVASI BELAJAR (20)

Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
 
Cara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi SiswaCara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi Siswa
 
Ppt kelompok 3
Ppt kelompok 3Ppt kelompok 3
Ppt kelompok 3
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanMotivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
 
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
 
4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasi4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasi
 
Motivasi_Belajar.pdf
Motivasi_Belajar.pdfMotivasi_Belajar.pdf
Motivasi_Belajar.pdf
 
PIDATO
PIDATOPIDATO
PIDATO
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Bab ii SMA NEGERI 1 RAHA
Bab ii SMA NEGERI 1 RAHA Bab ii SMA NEGERI 1 RAHA
Bab ii SMA NEGERI 1 RAHA
 

More from Rosida Marasabessy

D1. dasar dasar psikolog kognitif
D1. dasar dasar psikolog kognitifD1. dasar dasar psikolog kognitif
D1. dasar dasar psikolog kognitifRosida Marasabessy
 
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitifD4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitifRosida Marasabessy
 
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlakPersamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlakRosida Marasabessy
 
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU Rosida Marasabessy
 
MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Rosida Marasabessy
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranRosida Marasabessy
 
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...Rosida Marasabessy
 

More from Rosida Marasabessy (16)

D1. dasar dasar psikolog kognitif
D1. dasar dasar psikolog kognitifD1. dasar dasar psikolog kognitif
D1. dasar dasar psikolog kognitif
 
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitifD4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
 
Teorema ceva dan aplikasinya
Teorema ceva dan aplikasinyaTeorema ceva dan aplikasinya
Teorema ceva dan aplikasinya
 
Logika Matematika
Logika Matematika Logika Matematika
Logika Matematika
 
Teorema phytagoras
Teorema phytagorasTeorema phytagoras
Teorema phytagoras
 
Jenis jenis masalah belajar
Jenis jenis masalah belajarJenis jenis masalah belajar
Jenis jenis masalah belajar
 
Jarak titik dan garis
Jarak titik dan garisJarak titik dan garis
Jarak titik dan garis
 
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlakPersamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
 
MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
 
Penyelenggaraan Pembelajaran
Penyelenggaraan PembelajaranPenyelenggaraan Pembelajaran
Penyelenggaraan Pembelajaran
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Bangun Ruang
Bangun RuangBangun Ruang
Bangun Ruang
 
Prisma dan Limas
Prisma dan LimasPrisma dan Limas
Prisma dan Limas
 
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 

MOTIVASI BELAJAR

  • 1. 36 A. PENGERTIAN MOTIVASI DAN FUNGSI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN 1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran motivasi tersebut, banyak para ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut. Berikut ini beberapa batasan mengenai arti motivasi : a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) 1). Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. 2). Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. b. Wlodkowski (1985). Menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence pada tingkah laku tersebut). c. Ames (1984) Mendefinisikan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkunganya. Sebagai contoh, seorang siswa yang percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan yang diperlukan untuk
  • 2. 37 melakukan suatu tugas, akan termotivasi untuk melakukan tugas tersebut. Konsep diri yang positif ini menjadi motor penggerak bagi kemaunnya. d. Menurut Tabrani Rusyam Pada hakekatnya motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dari reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut menggambarkan bahwa motivasi mengandung suatu kekuatan yang timbul dalam diri seseorang sebagai dukungan untuk memenuhi keinginannya. Dalam pengembangan suatu organisasi atau lembaga, motivasi dipandang sebagai suatu karakteristik dan suatu keadaan. Pandangan tentang hal ini dikemukakan oleh Soejono Trimo (1986 : 174) sebagai berikut : 1. Motivasi itu pada hakikatnya merupakan suatu karakteristik atau suatu kepribadian yang cukup stabil sehingga setiap individu dipandang berbeda dari individu yang lain, termasuk orientasinya terhadap pekerjaan/tugasnya. 2. Motivasi itu sebenarnya merupakan suatu keadaan psikologis yang dapat diubah/dibentuk. Motivasi tidak hanya penting untuk membuat peserta didik melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak peserta didik dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi. Peserta didik yang termotivasi menunjukkan proses kognitif apa yang telah di pelajari. Tugas utama pendidik adalah merencanakan cara-cara mendukung motivasi peserta didik. Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor seperti karakteristik kepribadian. Individu mungkin memiliki minat yang cukup dan mantap dalam berpartisipasi pada berbagai kegiatan seperti akademik, olahraga, dan aktivitas sosial. Motivasi dapat berasal dari karakteristik intrinsik dan ektrinsik suatu tugas.
  • 3. 38 Pembelajaran matematika yang menyenangkan merupakan bentuk karakteristik dari suatu tugas belajar. Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka motivasi belajar secara umum berarti suatu dorongan atau hasrat kemauan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Dengan adanya dorongan, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai sehingga seseorang mampu menumbuhkan semangat belajar mereka demi tujuan-tujuan baru yang hendak dicapai. Timbulnya kegiatan belajar biasanya didorong oleh sesuatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan. Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap siswa. 2. Fungsi Motivasi Dalam Pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para sisiwa. Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara memenuhi kebutuhan siswa. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri. Adapun fungsi dari motivasi dalam pembelajaran diantaranya a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  • 4. 39 c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. B. PENTINGNYA MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Motivasi bukan saja penting, karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik, pendidik selalu mengetahui kapan peserta didik perlu di motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lancar, menurunkan kecemasan peserta didik meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Pembelajaran yang di ikuti oleh peserta didik yang termotivasi akan benar-benar menyenangkan, terutama bagi peserta didik. Peserta didik yang menyelesaikan pengalaman belajar dan menyelesaikan tugas belajar dengan perasaan termotivasi terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini juga logis untuk mengasumsikan bahwa semakin banyak memiliki pengalaman belajar yang termotivasi, maka semakin mungkin akan menjadi peserta didik sepanjang hayat. Walaupun motivasi merupakan prasyarat penting dalam belajar, namun agar aktivitas belajar itu terjadi pada diri anak. Ada faktor lain seperti kemampuan dan kualitas pembelajaran yang harus di perhatikan pula. Jika anak diberikan tugas-tugas belajar diluar kemampuannya, bagaimanapun mereka termotivasi, anak tersebut tidak akan mampu melakukannya. Kenyataannya, ada penurunan titik pengembalian pada
  • 5. 40 kedua faktor tersebut, termasuk juga motivasi. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah berkenaan dengan masalah kemampuan anak dalam melakukan aktivitas belajar, dan kegiatan pembelajaran yang menarik agar anak tersebut termotivasi. C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR Sebagaimana yang disebutkan pada bagian depan, bahwa motivasi sangat krusial dalam belajar dan pembelajaran. Akan tetapi motivasi belajar tersebut juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri Pembelajaran Setiap manusia senantiasa mempunyai ciri-ciri tertentu dalam hidupnya, termasuk pembelajaran, yang senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak tetapi tetap berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan. 2. Kemampuan Pembelajaran Kemampuan manusia satu dan lainnya tidaklah sama. Menuntun seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan tidaklah dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan yang rendah sangatlah sulit untuk menyerupai orang yang berkemampuan tinggi, begitu pula sebaliknya. 3. Kondisi Pembelajaran Kondisi pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun psikis, sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang sebab apabila kondisi fisik seseorang dalam keadaan lelah, maka motivasi belajarnya akan menurun, sedangkan apabila kondisi psikologis seseorang terganggu (stres), maka seseorang tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal-hal yang dipelajari. 4. Kondisi Lingkungan Pembelajaran Sudah diketahui umum bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang, selain faktor individu juga faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar. Sebab, individu secara sadar atau tidak, senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya.
  • 6. 41 5. Unsur-Unsur Dinamis Belajar Pembelajaran Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran seperti: motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, dan kondisi subjek belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang. 6. Upaya Guru Dalam Membelajarkan Pembelajaran Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Guru yang sungguh-sungguh dan tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran, akan menjadikan pembelajaran juga bergairah belajar. 7. Peran Orang Tua Lingkungan kelurga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi ini sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang. Kebanyakan para orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal seharusnya orang tua memberikan perhatian dan semangat belajar yang lebih sehingga dapat memunculkan motivasi belajar anak karena waktu dirumah lebih banyak dari pada disekolah. Keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar perlu diusahakan, baik berupa perhatian bimbingan kepada anak dirumah maupun berprestasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya, serta memperhatikan kesulitan yang dialami anak dalam proses belajar. Orang tua adalah sebagai pembuka kemungkinan terselenggaranya pendidikan bagi anaknya serta berperan sebagai guru bagi mereka. Orang tua mampu mendidik dengan baik, mampu berkomunikasi dengan baik, penuh perhatian terhadap anak, tahu kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak dan mampu
  • 7. 42 menciptakan hubungan baik dengan anak-anaknya akan berpengaruh besar terhadap keinginan anak untuk belajar atau sebaliknya. 8. Penghargaan dan Pujian Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda-beda untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain dengan hukuman juga dapat dilakukan dengan penghargaan atau pujian. Motivasi bisa muncul jika terdapat penghargaan atau pujian yang layak yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Penghargaan (reward) menimbulkan efek diantaranya yaitu: a) Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar, penghargaan secara spesifik memindahkan atau mengalihkan konsentrasi para siswa dari bidang yang harus dipelajari karena faktor penghargaan dan secara tepat hal ini mengganggu atau merusak proses belajar itu sendiri. b) Penghargaan mempunyai efek negatif atas keinginan individu untuk menocoba tugas-tugas yang menantang. c) Penghargaan dapat mempertahankan perilaku tertentu hanya dalam waktu jangka pendek. 9. Kecemasan Terhadap Hukuman Motivasi belajar dapat muncul jika ada kecemasan atau hukuman yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) dimasa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang terkena hukuman (punishment). Motivasi dengan kekerasan (motivating by force) yaitu memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Jelaslah bahwa, dalam setiap usaha atau kegiatan manusia dimana dan kapan saja, tak selamanya menempuh jalan mulus seperti yang diharapkan. Di satu sisi, manusia menginginkan suatu kesuksesan gemilang, namun di sisi lain harapan manusia selalu
  • 8. 43 saja menemukan hambatan-hambatan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, sangat banyak kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam membelajarkan siswa. D. CIRI SISWA YANG MEMPUNYAI MOTIVASI BELAJAR Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut: 1. Tertarik kepada guru. 2. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. 3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru. 4. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas. 5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain. 6. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri. 7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali. 8. Dan selalu terkontrol oleh lingkungannya. Sardiman (1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah: 1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama. 2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh. 3. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar. 4. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. 5. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya. 7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini senang mencari dan memecahkan masalah.
  • 9. 44 E. TEORI-TEORI MOTIVASI Menurut Slavin dalam Catharina (2006:156) motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. Motivasi belajar adalah penting. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Berikut teori-teori kontemporer tentang motivasi. 1. Teori Belajar Behavioral Konsep motivasi erat berhubungan dengan suatu prinsip bahwa perilaku yang diperkuat di masa lalu adalah lebih mungkin diulangi lagi dibandingkan dengan perilaku yang tidak diperkuat atau di hukum. Para pakar behaviorisme menyatakan bahwa tidak perlu memisahkan teori belajar dengan motivasi, karena motivasi merupakan produk dari sejarah penguatan. Peserta didik diperkuat untuk belajar akan termotivasi untuk belajar, namun bagi peserta didik yang tidak mendapatkan penguatan dalam belajar maka anak itu tidak termotivasi untuk belajar. 2. Teori Kebutuhan Manusia Abraham Maslow merupakan pakar teori kebutuhan manusia yang menjelaskan konsep motivasi untuk memenuhi kebutuhan. Banyak kebutuhan dasar yang semuanya harus dipenuhi, seperti makan, rasa aman, cinta dan perawatan harga diri yang positif. Setiap anak berbeda kepentingannya di dalam memenuhi kebutuhannya. Beberapa anak ada yang lebih membutuhkan rasa afeksi dan perhatian, sementara yang lain memiliki kebutuhan psikologis dan keamanan. Banyak anak mempunyai kebutuhan yang berbeda pada waktu yang berbeda pula.
  • 10. 45 3. Teori Disonansi Teori disonansi menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang sangat kuat. Kebanyakan perilaku anak di arahkan pada upaya pemenuhan standar personalnya. Misalnya anak memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah seorang anak yang baik dan jujur, maka anak itu akan berperilaku baik dan jujur walaupun tidak ada anak lain yang melihatnya. Fenomena ini merupakan kondisi dimana anak selalu berkeinginan untuk mempertahankan citra diri yang positif. Demikian pula apabila anak itu memiliki keyakinan bahwa dia adalah anak yang mampu dan cerdas, maka anak itu akan memenuhi dengan cara berperilaku yang intelegen. 4. Teori Kepribadian Istilah motivasi umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Anak akan termotivasi untuk makan manakala dia tidak makan dalam waktu tertentu. Penggunaan konsep motivasi itu ditujukan untuk menggambarkan kecenderungan umum yang mendorong ke arah tujuan tertentu. Dalam pengertian ini, motivasi sering kali dipandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil. Banyak anak yang termotivasi untuk berprestasi, dan banyak pula yang termotivasi untuk bersosialisasi dengan anak lain. Demikian pula anak mengekspresikan motivasinya dengan berbagai cara. Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang stabil merupakan konsep yang berbeda dengan motivasi untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu pula. 5. Teori Atribusi Teori atribusi pada dasarnya menjelaskan empat hal tentang keberhasilan dan kegagalan dalam situasi berprestasi, yaitu: kemampuan, usaha, kesulitan tugas, dan keberuntungan. Atribusi kemampuan dan usaha berasal dari dalam individu, atribusi kesulitan tugas dan keberuntungan berasal dari luar individu. Kemampuan bersifat relatif stabil, tidak berubah, dan usaha dapat berubah. Secara sama, kesulitan tugas
  • 11. 46 bersifat stabil, sementara itu keberuntungan bersifat tidak stabil dan tidak dapat diprediksikan. 6. Teori Harapan Aspek penting dalam teori harapan adalah bahwa situasi dan kondisi tertentu, probabilitas keberhasilan yang sangat tinggi akan dapat menjadi pengganggu motivasi. Teori harapan ini implikasinya penting bagi pendidikan, yaitu tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya tidak terlalu mudah ataupun terlalu sukar. Demikian pula tidak memberikan saran bahwa pertanyaan yang disajikan dalam ujian memiliki tingkat kesulitan rendah atau hanya dapat dijawab oleh separuh peserta didik. Ini karena soal-soal ujian itu biasanya tidak memerlukan usaha keras, namun memerlukan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. 7. Teori Motivasi Berprestasi Salah satu teori motivasi yang penting dalam psikologi adalah motivasi berprestasi karena kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan dan melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan. Peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi, mereka cenderung memilih partner belajar yang cakap dalam mengerjakan tugas. Sebaliknya, peserta didik yang mempunyai motivasi berafiliasi merupakan kebutuhan yang diekspresikan untuk mencintai dan menerima lebih menyukai memilih partner kerja berdasarkan pada persahabatan. Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan dan berpartisipasi aktif di dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang di capai dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam mengerjakan tugas.
  • 12. 47 F. STRATEGI MOTIVASI BELAJAR dan STRATEGI MEMOTIVASI PESERTA DIDIK 1. Strategi Motivasi Belajar Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik sebanyak mungkin. Hal ini berarti bahwa pendidik harus mampu menarik minat dan meningkatkan hasrat ingin tahu peserta didik terhadap materi yang di sajikan. Untuk mencapai kearah itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan motivasi belajar : a. Membangkitkan Minat Belajar Pengaitan pembelajaran dengan minat peserta didik adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh pendidik. b. Mendorong Rasa Ingin Tahu Pendidik yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskonveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik. c. Menggunakan Variasi Metode Penyajian Yang Menarik Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
  • 13. 48 d. Membantu Peserta Didik Dalam Merumuskan Tujuan Belajar Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain. Oleh karena itu, pendidik hendaknya mendorong dan membantu peserta didik agar merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya sendiri. Cara lain yang dapat dilakukan adalah apabila pendidik yang merumuskan tujuan pembelajaran, maka sampaikan tujuan pembelajaran itu kepada peserta didik agar mereka merasa memiliki tujuan pembelajaran tersebut. 2. Strategi Memotivasi Peserta Didik Strategi adalah suatu rangkaian tindakan untuk mencapai sasaran yang diharapkan. Untuk menuju ke pola pembelajaran yang dapat memotivasi siswa, perlu adanya perubahan sasaran yang harus dikembangkan. Pertama : Perubahan Pola Pembelajaran Untuk mengubah pola pembelajaran tentu memerlukan perubahan sikap dari guru dalam menentukan sasaran pembelajaran. Perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan dari : a. Sasaran menghafal menjadi Berfikir kritis dilanjutkan meneliti, kemungkinan dengan penjelasan yang rasional. b. Kegiatan meringkas, mengulas menjadi mengidentifikasi, merumuskan diteruskan dengan bertanya, menilai, berargumentasi dan berhipotesa. c. Bertanya dengan kata apa, siapa, mengapa, dimana menjadi Bagaimana, Bagaimana kalau.. ? Apakah syah dan penting ? d. Tujuannya benar menurut fakta menjadi mendapat gagasan asli dari siswa dan memperbaiki yang lama. e. Pendekatan belajar mengulang menjadi menganalisa dan mencoba hal-hal baru
  • 14. 49 Kedua: Mengembangkan Unsur-unsur Yang Mampu Memotivasi Para Pendidik ahli menawarkan ide-ide bagaimana membangun strategi memotivasi siswa lebih dari 200 ide yang disajikan dalam buku “ A Recource Guide for Secondary School Teaching “ terlampir. Ide-ide tersebut perlu kita kaji lebih lanjut, apakah ide-ide itu di sekolah kita dapat dilaksanakan seluruhnya, sebagian atau perlu modifikasi. Dengan mengkaji ide-ide strategi motivasi dari sumber tersebut di atas, dapat diketahui ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran agar menumbuhkan motivasi siswa. Berikut adalah unsur-unsur yang mampu membangun motivasi anak: 1. Media Pembelajaran Media adalah benda, baik yang berupa perangkat keras atau lunak yang menjadi perantara terjadinya proses belajar. Media yang dipergunakan bisa berbentuk alat peraga atau sarana. Alat peraga mengandung ciri-ciri konsep yang dipelajari. Fungsinya untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti dari konsep tersebut. Alat peraga bisa dibuat guru/siswa atau pabrik. Sarana adalah media pembelajaran yang berfungsi agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik. Sarana yang dipergunakan dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak. 2. Materi Pembelajaran Materi yang akan diberikan dipersiapkan dengan matang dengan memperhatikan kondisi siswa. Materi yang akan dibelajarkan meliputi isi/ materi ( konten), hubungan dengan bidang/ilmu lain (konteks) dan proses (transformasi isi/materi). 3. Strategi dan Metode Pembelajaran Strategi dan metode pembelajaran juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Strategi dan metode yang dapat memotivasi siswa adalah strategi dan metode yang melibatkan siswa belajar sambil mengerjakan ( Learning by doing).
  • 15. 50 4. Sikap Guru Guru yang tidak mau repot, puas hanya dengan sasaran belajar pada tingkat rendah. Diharapkan Guru mulai mencoba mengubah sikap dengan mengarahkan sasaran pembelajarannya pada tingkat menegah atau tingkat tinggi. Ketiga: Mendesain Pembelajaran Diharapkan setiap pembelajaran, siswa selalu termotivasi. Untuk menciptakan pembelajaran yang dimaksud perlu pola yang menggambarkan pembelajaran tersebut. Berikut salah satu pola pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa. Pola ini disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran oleh para guru, mencakup sebelum proses dan sesudah kegiatan pembelajaran. 1. Pra Kegiatan Pembelajaran a) Siapkan kuantitas isi pelajaran dan langkah-langkah penyajiannya. b) Pilihlah dan siapkan alat bantu (media) dan atau contoh-contoh berupa benda-benda riil / simulasi benda riil yang sesuai dengan materi bahasannya. c) Cek alat peraga/eksperimen sebelum dipergunakan baik jenis, urutan penggunaan dan fungsi alat tersebut. d) Pilihlah strategi pembelajaran sesuai karakter perkembangan siswa dan siapkan secara baik dan matang. e) Mencoba menggali problem dan minat para siswa secara individu / kelompok. 2. Kegiatan Pembelajaran I. Pendahuluan a. Kemukakan tujuan belajar dengan jelas secara lisan atau tertulis. b. Libatkan siswa untuk berpartisipasi dalam menyiapkan alat peraga. c. Kenalilah siswa secara merata dan ciptakan suasana akrab.
  • 16. 51 d. Berilah gambaran mengenai mengapa materi dipelajari, aplikasinya dalam kehidupan atau hal-hal menarik lainnya yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan. II. Penyajian Materi a. Memvariasikan prosedur atau metode dengan serasi dan tepat. b. Jangan biarkan siswa dalam kesulitan. c. Tanyakan mengenai kesulitan siswa atau berilah kesempatan bertanya. d. Berilah penghargaan dalam bentuk pujian, komentar, hadiah, atau bentuk lain yang relevan. e. Penyajian materi dengan alat peraga, audio, audio visual atau dengan contoh benda-benda riil yang telah disiapkan dengan baik. f. Berikan kegiatan dengan melibatkan semua siswa dan sediakan bagian siswa untuk kerjasama dengan kelompoknya. g. Berilah penjelasan untuk kata-kata asing yang belum banyak dikenal siswa. h. Berilah kesempatan siswa untuk menulis catatan penting. i. Memberikan motivasi (keyakinan, rasa simpati, kemampuan yang dimiliki, ambil bagian) siswa. III. Penutup a. Berilah resume penting dan penguatan-penguatan materi yang baru saja dibahas. b. Berilah tugas latihan, quiz, dan pertanyaan yang bersifat menjajah penguasaan atas materi yang baru saja dipelajari siswa.