motivasi adalah suatu dorongan atau hasrat kemauan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Dengan adanya dorongan, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai sehingga seseorang mampu menumbuhkan semangat belajar mereka demi tujuan-tujuan baru yang hendak dicapai. Timbulnya kegiatan belajar biasanya didorong oleh sesuatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan. Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap siswa.
1. 36
A. PENGERTIAN MOTIVASI DAN FUNGSI MOTIVASI DALAM
PEMBELAJARAN
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motif tidak dapat diamati langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan
anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran motivasi tersebut, banyak para ahli
yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat
mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan
prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan
hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.
Berikut ini beberapa batasan mengenai arti motivasi :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)
1). Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2). Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
b. Wlodkowski (1985).
Menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan
(persistence pada tingkah laku tersebut).
c. Ames (1984)
Mendefinisikan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai
dirinya sendiri dan lingkunganya. Sebagai contoh, seorang siswa yang
percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan yang diperlukan untuk
2. 37
melakukan suatu tugas, akan termotivasi untuk melakukan tugas tersebut.
Konsep diri yang positif ini menjadi motor penggerak bagi kemaunnya.
d. Menurut Tabrani Rusyam
Pada hakekatnya motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang
ditandai dengan timbulnya perasaan dari reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam
pengertian tersebut menggambarkan bahwa motivasi mengandung suatu
kekuatan yang timbul dalam diri seseorang sebagai dukungan untuk
memenuhi keinginannya.
Dalam pengembangan suatu organisasi atau lembaga, motivasi dipandang
sebagai suatu karakteristik dan suatu keadaan. Pandangan tentang hal ini
dikemukakan oleh Soejono Trimo (1986 : 174) sebagai berikut :
1. Motivasi itu pada hakikatnya merupakan suatu karakteristik atau suatu
kepribadian yang cukup stabil sehingga setiap individu dipandang berbeda
dari individu yang lain, termasuk orientasinya terhadap pekerjaan/tugasnya.
2. Motivasi itu sebenarnya merupakan suatu keadaan psikologis yang dapat
diubah/dibentuk.
Motivasi tidak hanya penting untuk membuat peserta didik melakukan
aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak peserta didik dapat
belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi.
Peserta didik yang termotivasi menunjukkan proses kognitif apa yang telah di
pelajari. Tugas utama pendidik adalah merencanakan cara-cara mendukung motivasi
peserta didik.
Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor seperti
karakteristik kepribadian. Individu mungkin memiliki minat yang cukup dan mantap
dalam berpartisipasi pada berbagai kegiatan seperti akademik, olahraga, dan aktivitas
sosial. Motivasi dapat berasal dari karakteristik intrinsik dan ektrinsik suatu tugas.
3. 38
Pembelajaran matematika yang menyenangkan merupakan bentuk karakteristik dari
suatu tugas belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka motivasi belajar secara umum
berarti suatu dorongan atau hasrat kemauan yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Dengan
adanya dorongan, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan
dicapai sehingga seseorang mampu menumbuhkan semangat belajar mereka demi
tujuan-tujuan baru yang hendak dicapai. Timbulnya kegiatan belajar biasanya
didorong oleh sesuatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan.
Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap
siswa.
2. Fungsi Motivasi Dalam Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para sisiwa.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai
penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor
yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara
memenuhi kebutuhan siswa. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan
dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri. Adapun
fungsi dari motivasi dalam pembelajaran diantaranya
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. 39
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah
laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.
B. PENTINGNYA MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki
minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan
dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam
kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku
manusia dan motivasinya. Karenanya bahan-bahan pelajaran yang disajikan
hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
Motivasi bukan saja penting, karena menjadi faktor penyebab belajar, namun
juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik, pendidik selalu
mengetahui kapan peserta didik perlu di motivasi selama proses belajar, sehingga
aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lancar,
menurunkan kecemasan peserta didik meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar.
Pembelajaran yang di ikuti oleh peserta didik yang termotivasi akan benar-benar
menyenangkan, terutama bagi peserta didik. Peserta didik yang menyelesaikan
pengalaman belajar dan menyelesaikan tugas belajar dengan perasaan termotivasi
terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini juga logis untuk mengasumsikan bahwa
semakin banyak memiliki pengalaman belajar yang termotivasi, maka semakin
mungkin akan menjadi peserta didik sepanjang hayat.
Walaupun motivasi merupakan prasyarat penting dalam belajar, namun agar
aktivitas belajar itu terjadi pada diri anak. Ada faktor lain seperti kemampuan dan
kualitas pembelajaran yang harus di perhatikan pula. Jika anak diberikan tugas-tugas
belajar diluar kemampuannya, bagaimanapun mereka termotivasi, anak tersebut tidak
akan mampu melakukannya. Kenyataannya, ada penurunan titik pengembalian pada
5. 40
kedua faktor tersebut, termasuk juga motivasi. Hal yang perlu dipertimbangkan
adalah berkenaan dengan masalah kemampuan anak dalam melakukan aktivitas
belajar, dan kegiatan pembelajaran yang menarik agar anak tersebut termotivasi.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Sebagaimana yang disebutkan pada bagian depan, bahwa motivasi sangat
krusial dalam belajar dan pembelajaran. Akan tetapi motivasi belajar tersebut juga
dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri Pembelajaran
Setiap manusia senantiasa mempunyai ciri-ciri tertentu dalam hidupnya,
termasuk pembelajaran, yang senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan
tidak jarang meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak tetapi tetap
berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan.
2. Kemampuan Pembelajaran
Kemampuan manusia satu dan lainnya tidaklah sama. Menuntun seseorang
sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan tidaklah dibenarkan. Sebab,
orang yang mempunyai kemampuan yang rendah sangatlah sulit untuk
menyerupai orang yang berkemampuan tinggi, begitu pula sebaliknya.
3. Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun psikis, sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang sebab apabila kondisi fisik
seseorang dalam keadaan lelah, maka motivasi belajarnya akan menurun,
sedangkan apabila kondisi psikologis seseorang terganggu (stres), maka
seseorang tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal-hal yang dipelajari.
4. Kondisi Lingkungan Pembelajaran
Sudah diketahui umum bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang,
selain faktor individu juga faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar.
Sebab, individu secara sadar atau tidak, senantiasa tersosialisasi oleh
lingkungannya.
6. 41
5. Unsur-Unsur Dinamis Belajar Pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran seperti: motivasi dan upaya
memotivasi siswa untuk belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, dan kondisi
subjek belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.
6. Upaya Guru Dalam Membelajarkan Pembelajaran
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran juga sangat berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa. Guru yang sungguh-sungguh dan tinggi
gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran, akan menjadikan
pembelajaran juga bergairah belajar.
7. Peran Orang Tua
Lingkungan kelurga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.
Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan dan perkembangan seseorang
adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa
dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi ini sangat besar
pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang. Kebanyakan para orang tua
menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal
seharusnya orang tua memberikan perhatian dan semangat belajar yang lebih
sehingga dapat memunculkan motivasi belajar anak karena waktu dirumah
lebih banyak dari pada disekolah.
Keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar perlu
diusahakan, baik berupa perhatian bimbingan kepada anak dirumah maupun
berprestasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya,
serta memperhatikan kesulitan yang dialami anak dalam proses belajar. Orang
tua adalah sebagai pembuka kemungkinan terselenggaranya pendidikan bagi
anaknya serta berperan sebagai guru bagi mereka. Orang tua mampu mendidik
dengan baik, mampu berkomunikasi dengan baik, penuh perhatian terhadap
anak, tahu kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak dan mampu
7. 42
menciptakan hubungan baik dengan anak-anaknya akan berpengaruh besar
terhadap keinginan anak untuk belajar atau sebaliknya.
8. Penghargaan dan Pujian
Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda-beda untuk
menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain dengan hukuman juga dapat
dilakukan dengan penghargaan atau pujian. Motivasi bisa muncul jika
terdapat penghargaan atau pujian yang layak yang menyertai atau melandasi
pembelajaran. Penghargaan (reward) menimbulkan efek diantaranya yaitu:
a) Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar, penghargaan secara spesifik
memindahkan atau mengalihkan konsentrasi para siswa dari bidang yang
harus dipelajari karena faktor penghargaan dan secara tepat hal ini
mengganggu atau merusak proses belajar itu sendiri.
b) Penghargaan mempunyai efek negatif atas keinginan individu untuk
menocoba tugas-tugas yang menantang.
c) Penghargaan dapat mempertahankan perilaku tertentu hanya dalam waktu
jangka pendek.
9. Kecemasan Terhadap Hukuman
Motivasi belajar dapat muncul jika ada kecemasan atau hukuman yang
menyertai atau melandasi pembelajaran. Konsep motivasi belajar berkaitan
erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan
(reinforcement) dimasa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang
dibandingkan dengan perilaku yang terkena hukuman (punishment). Motivasi
dengan kekerasan (motivating by force) yaitu memotivasi dengan
menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat
melakukan apa yang harus dilakukan.
Jelaslah bahwa, dalam setiap usaha atau kegiatan manusia dimana dan kapan saja, tak
selamanya menempuh jalan mulus seperti yang diharapkan. Di satu sisi, manusia
menginginkan suatu kesuksesan gemilang, namun di sisi lain harapan manusia selalu
8. 43
saja menemukan hambatan-hambatan. Demikian pula dalam kegiatan belajar
mengajar, sangat banyak kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi
guru dalam membelajarkan siswa.
D. CIRI SISWA YANG MEMPUNYAI MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini
dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan
Brown (1981) sebagai berikut:
1. Tertarik kepada guru.
2. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama
kepada guru.
4. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.
6. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
8. Dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Sardiman (1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri
seseorang adalah:
1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu lama.
2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas
prestasi yang diperoleh.
3. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar.
4. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
5. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini senang mencari dan memecahkan
masalah.
9. 44
E. TEORI-TEORI MOTIVASI
Menurut Slavin dalam Catharina (2006:156) motivasi merupakan proses
internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara
terus menerus. Motivasi belajar adalah penting. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan
belajar pada diri anak tersebut. Berikut teori-teori kontemporer tentang motivasi.
1. Teori Belajar Behavioral
Konsep motivasi erat berhubungan dengan suatu prinsip bahwa perilaku yang
diperkuat di masa lalu adalah lebih mungkin diulangi lagi dibandingkan dengan
perilaku yang tidak diperkuat atau di hukum. Para pakar behaviorisme menyatakan
bahwa tidak perlu memisahkan teori belajar dengan motivasi, karena motivasi
merupakan produk dari sejarah penguatan. Peserta didik diperkuat untuk belajar akan
termotivasi untuk belajar, namun bagi peserta didik yang tidak mendapatkan
penguatan dalam belajar maka anak itu tidak termotivasi untuk belajar.
2. Teori Kebutuhan Manusia
Abraham Maslow merupakan pakar teori kebutuhan manusia yang
menjelaskan konsep motivasi untuk memenuhi kebutuhan. Banyak kebutuhan dasar
yang semuanya harus dipenuhi, seperti makan, rasa aman, cinta dan perawatan harga
diri yang positif. Setiap anak berbeda kepentingannya di dalam memenuhi
kebutuhannya. Beberapa anak ada yang lebih membutuhkan rasa afeksi dan
perhatian, sementara yang lain memiliki kebutuhan psikologis dan keamanan. Banyak
anak mempunyai kebutuhan yang berbeda pada waktu yang berbeda pula.
10. 45
3. Teori Disonansi
Teori disonansi menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra
diri yang positif merupakan motivator yang sangat kuat. Kebanyakan perilaku anak di
arahkan pada upaya pemenuhan standar personalnya. Misalnya anak memiliki
keyakinan bahwa dirinya adalah seorang anak yang baik dan jujur, maka anak itu
akan berperilaku baik dan jujur walaupun tidak ada anak lain yang melihatnya.
Fenomena ini merupakan kondisi dimana anak selalu berkeinginan untuk
mempertahankan citra diri yang positif. Demikian pula apabila anak itu memiliki
keyakinan bahwa dia adalah anak yang mampu dan cerdas, maka anak itu akan
memenuhi dengan cara berperilaku yang intelegen.
4. Teori Kepribadian
Istilah motivasi umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan
kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Anak akan termotivasi untuk
makan manakala dia tidak makan dalam waktu tertentu.
Penggunaan konsep motivasi itu ditujukan untuk menggambarkan
kecenderungan umum yang mendorong ke arah tujuan tertentu. Dalam pengertian ini,
motivasi sering kali dipandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil.
Banyak anak yang termotivasi untuk berprestasi, dan banyak pula yang termotivasi
untuk bersosialisasi dengan anak lain. Demikian pula anak mengekspresikan
motivasinya dengan berbagai cara. Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang
stabil merupakan konsep yang berbeda dengan motivasi untuk melakukan sesuatu
dalam situasi tertentu pula.
5. Teori Atribusi
Teori atribusi pada dasarnya menjelaskan empat hal tentang keberhasilan dan
kegagalan dalam situasi berprestasi, yaitu: kemampuan, usaha, kesulitan tugas, dan
keberuntungan. Atribusi kemampuan dan usaha berasal dari dalam individu, atribusi
kesulitan tugas dan keberuntungan berasal dari luar individu. Kemampuan bersifat
relatif stabil, tidak berubah, dan usaha dapat berubah. Secara sama, kesulitan tugas
11. 46
bersifat stabil, sementara itu keberuntungan bersifat tidak stabil dan tidak dapat
diprediksikan.
6. Teori Harapan
Aspek penting dalam teori harapan adalah bahwa situasi dan kondisi tertentu,
probabilitas keberhasilan yang sangat tinggi akan dapat menjadi pengganggu
motivasi.
Teori harapan ini implikasinya penting bagi pendidikan, yaitu tugas-tugas
yang diberikan kepada peserta didik hendaknya tidak terlalu mudah ataupun terlalu
sukar. Demikian pula tidak memberikan saran bahwa pertanyaan yang disajikan
dalam ujian memiliki tingkat kesulitan rendah atau hanya dapat dijawab oleh separuh
peserta didik. Ini karena soal-soal ujian itu biasanya tidak memerlukan usaha keras,
namun memerlukan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
7. Teori Motivasi Berprestasi
Salah satu teori motivasi yang penting dalam psikologi adalah motivasi
berprestasi karena kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan dan
melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan. Peserta didik
yang mempunyai motivasi berprestasi, mereka cenderung memilih partner belajar
yang cakap dalam mengerjakan tugas. Sebaliknya, peserta didik yang mempunyai
motivasi berafiliasi merupakan kebutuhan yang diekspresikan untuk mencintai dan
menerima lebih menyukai memilih partner kerja berdasarkan pada persahabatan.
Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan
dan berpartisipasi aktif di dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang di capai
dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam
mengerjakan tugas.
12. 47
F. STRATEGI MOTIVASI BELAJAR dan STRATEGI MEMOTIVASI
PESERTA DIDIK
1. Strategi Motivasi Belajar
Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta
didik sebanyak mungkin. Hal ini berarti bahwa pendidik harus mampu menarik minat
dan meningkatkan hasrat ingin tahu peserta didik terhadap materi yang di sajikan.
Untuk mencapai kearah itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam
meningkatkan motivasi belajar :
a. Membangkitkan Minat Belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat peserta didik adalah sangat penting,
dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat
bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting membangkitkan
hasrat ingin tahu peserta didik mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu
pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik untuk
mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh pendidik.
b. Mendorong Rasa Ingin Tahu
Pendidik yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam kegiatan
pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskonveri, inkuiri, diskusi, curah
pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk
membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik.
c. Menggunakan Variasi Metode Penyajian Yang Menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui
penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode
penyajian.
13. 48
d. Membantu Peserta Didik Dalam Merumuskan Tujuan Belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk
mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri,
dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain.
Oleh karena itu, pendidik hendaknya mendorong dan membantu peserta didik
agar merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya sendiri. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah apabila pendidik yang merumuskan tujuan pembelajaran, maka
sampaikan tujuan pembelajaran itu kepada peserta didik agar mereka merasa
memiliki tujuan pembelajaran tersebut.
2. Strategi Memotivasi Peserta Didik
Strategi adalah suatu rangkaian tindakan untuk mencapai sasaran yang
diharapkan. Untuk menuju ke pola pembelajaran yang dapat memotivasi siswa, perlu
adanya perubahan sasaran yang harus dikembangkan.
Pertama : Perubahan Pola Pembelajaran
Untuk mengubah pola pembelajaran tentu memerlukan perubahan sikap dari
guru dalam menentukan sasaran pembelajaran. Perubahan yang harus dilakukan
adalah perubahan dari :
a. Sasaran menghafal menjadi Berfikir kritis dilanjutkan meneliti,
kemungkinan dengan penjelasan yang rasional.
b. Kegiatan meringkas, mengulas menjadi mengidentifikasi, merumuskan
diteruskan dengan bertanya, menilai, berargumentasi dan berhipotesa.
c. Bertanya dengan kata apa, siapa, mengapa, dimana menjadi Bagaimana,
Bagaimana kalau.. ? Apakah syah dan penting ?
d. Tujuannya benar menurut fakta menjadi mendapat gagasan asli dari siswa
dan memperbaiki yang lama.
e. Pendekatan belajar mengulang menjadi menganalisa dan mencoba hal-hal
baru
14. 49
Kedua: Mengembangkan Unsur-unsur Yang Mampu Memotivasi
Para Pendidik ahli menawarkan ide-ide bagaimana membangun strategi
memotivasi siswa lebih dari 200 ide yang disajikan dalam buku “ A Recource Guide
for Secondary School Teaching “ terlampir. Ide-ide tersebut perlu kita kaji lebih
lanjut, apakah ide-ide itu di sekolah kita dapat dilaksanakan seluruhnya, sebagian atau
perlu modifikasi.
Dengan mengkaji ide-ide strategi motivasi dari sumber tersebut di atas, dapat
diketahui ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran agar
menumbuhkan motivasi siswa. Berikut adalah unsur-unsur yang mampu membangun
motivasi anak:
1. Media Pembelajaran
Media adalah benda, baik yang berupa perangkat keras atau lunak yang
menjadi perantara terjadinya proses belajar. Media yang dipergunakan bisa
berbentuk alat peraga atau sarana. Alat peraga mengandung ciri-ciri konsep
yang dipelajari. Fungsinya untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa
mampu menangkap arti dari konsep tersebut. Alat peraga bisa dibuat
guru/siswa atau pabrik. Sarana adalah media pembelajaran yang berfungsi
agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik. Sarana yang dipergunakan
dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak.
2. Materi Pembelajaran
Materi yang akan diberikan dipersiapkan dengan matang dengan
memperhatikan kondisi siswa. Materi yang akan dibelajarkan meliputi isi/
materi ( konten), hubungan dengan bidang/ilmu lain (konteks) dan proses
(transformasi isi/materi).
3. Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi dan metode pembelajaran juga mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Strategi dan metode yang dapat memotivasi siswa adalah strategi dan metode
yang melibatkan siswa belajar sambil mengerjakan ( Learning by doing).
15. 50
4. Sikap Guru
Guru yang tidak mau repot, puas hanya dengan sasaran belajar pada tingkat
rendah. Diharapkan Guru mulai mencoba mengubah sikap dengan
mengarahkan sasaran pembelajarannya pada tingkat menegah atau tingkat
tinggi.
Ketiga: Mendesain Pembelajaran
Diharapkan setiap pembelajaran, siswa selalu termotivasi. Untuk menciptakan
pembelajaran yang dimaksud perlu pola yang menggambarkan pembelajaran tersebut.
Berikut salah satu pola pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa. Pola
ini disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran oleh para guru, mencakup
sebelum proses dan sesudah kegiatan pembelajaran.
1. Pra Kegiatan Pembelajaran
a) Siapkan kuantitas isi pelajaran dan langkah-langkah penyajiannya.
b) Pilihlah dan siapkan alat bantu (media) dan atau contoh-contoh berupa
benda-benda riil / simulasi benda riil yang sesuai dengan materi
bahasannya.
c) Cek alat peraga/eksperimen sebelum dipergunakan baik jenis, urutan
penggunaan dan fungsi alat tersebut.
d) Pilihlah strategi pembelajaran sesuai karakter perkembangan siswa dan
siapkan secara baik dan matang.
e) Mencoba menggali problem dan minat para siswa secara individu /
kelompok.
2. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan
a. Kemukakan tujuan belajar dengan jelas secara lisan atau tertulis.
b. Libatkan siswa untuk berpartisipasi dalam menyiapkan alat peraga.
c. Kenalilah siswa secara merata dan ciptakan suasana akrab.
16. 51
d. Berilah gambaran mengenai mengapa materi dipelajari, aplikasinya
dalam kehidupan atau hal-hal menarik lainnya yang berhubungan
dengan materi yang akan diberikan.
II. Penyajian Materi
a. Memvariasikan prosedur atau metode dengan serasi dan tepat.
b. Jangan biarkan siswa dalam kesulitan.
c. Tanyakan mengenai kesulitan siswa atau berilah kesempatan bertanya.
d. Berilah penghargaan dalam bentuk pujian, komentar, hadiah, atau
bentuk lain yang relevan.
e. Penyajian materi dengan alat peraga, audio, audio visual atau dengan
contoh benda-benda riil yang telah disiapkan dengan baik.
f. Berikan kegiatan dengan melibatkan semua siswa dan sediakan bagian
siswa untuk kerjasama dengan kelompoknya.
g. Berilah penjelasan untuk kata-kata asing yang belum banyak dikenal
siswa.
h. Berilah kesempatan siswa untuk menulis catatan penting.
i. Memberikan motivasi (keyakinan, rasa simpati, kemampuan yang
dimiliki, ambil bagian) siswa.
III. Penutup
a. Berilah resume penting dan penguatan-penguatan materi yang baru saja
dibahas.
b. Berilah tugas latihan, quiz, dan pertanyaan yang bersifat menjajah penguasaan
atas materi yang baru saja dipelajari siswa.