SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
54
A. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar
tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media.
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk
yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media
menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya
ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian
rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Media pendidikan merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga proses
belajar mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu media pendidikan di sebut juga
media instruksional. Dengan demikian , media pendidikan mempunyai beberapa nilai
praktis atau dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid.
Misalnya siswa berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari-
harinya berbeda dengan golongan kurang mampu. Perbedaan ini dapat di
tanggulangi dengan mempertontonkan film, gambar, tv dan sebagainya.
2. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda yang
di ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati
secaara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar slidefilm strip
dan sebagainya.
3. Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila secara
langsung tidak dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau atom
maka dapat diatasi dengan model, gambar, dan sebagainya.
55
4. Media pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila secara
langsung gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat atau
terlalu cepat, sedangkan gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka dapat
digunakan film strip dan sebagainya.
5. Media pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau peristiwa
yang tidak dapat di ulang kembali atau telah terjadin dai masa lampau. Seperti
peristiwa bencana alam, tiupan angina dan sebagainya maka dapat di gunakan
film, film strip, slide dan sebagainya.
6. Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan masyarakat
atau dengan alam atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi suatu
tempat.
7. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu
objek.
8. Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar.
Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi.
Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga
media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
B. Pentingnya Media Pembelajaran
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa
belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses
perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa
pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah
pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya.
Contohnya agar siswa belajar bagaimana cara mengoperasikan komputer, maka guru
menyediakan komputer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa memiliki
keterampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru membimbing
56
siswa menggunakan kendaraan yang sebenarnya; demikian juga memberikan
pengalaman bermain gitar, mengetik, menjahit dan lain sebagainya, atau mungkin
juga pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajari,
contohnya pengalaman langsung melihat dan mempelajari Candi Borobudur,
pengalaman langsung melihat kerbau di sawah, pengalaman langsung melihat
bagaimana kapal terbang mendarat di landasan. Atau pengalaman langsung
mempelajari benda-benda elektronik dan lain sebagainya.
Pengalaman langsung semacam itu tentu saja merupakan proses belajar yang
sangat bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan
kesalahan persepsi akan dapat dihindari.
Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat
disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup
di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar
lautan, atau membelah dada manusia hanya untuk mempelajari cara kerja organ
tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika memompakan darah. Untuk
memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti
film atau foto-foto dan lain sebagainya. Demikian juga untuk memiliki keterampilan
membedah atau melakukan operasi pada manusia, pertama kali tidak perlu
melakukan pembedahan langsung, akan tetapi dapat menggunakan benda semacam
boneka yang mirip dengan manusia. Atau untuk memperoleh keterampilan
mengemudikan pesawat ruang angkasa, dalam proses pembelajarannya dapat
melakukan simulasi terlebih dahulu dengan pesawat yang mirip dan memiliki
karakteristik yang sama. Alat yang dapat membantu proses belajar ini yang dimaksud
dengan media atau alat peraga pembelajaran.
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman
belajar bagi siswa, Edgar Dale (Arsyad, 2002) melukiskannya dalam sebuah kerucut
yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (Cone of experience). Kerucut
pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat
57
bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara
mudah.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan
gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan
mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa.
Semakin konkrit siswa mempelajari bahan pengajaran contohnya melalui pengalaman
langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya,
semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman contohnya hanya mengandalkan
bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.
Verbal
Abstrak
Lambang
Visual
Rasio
Film
Televisi Kongkret
Karyawan
Gambar Kerucut pengalaman dari Edgar Dale
Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam
kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan di bawah ini.
58
1. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil
dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan
objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman
langsung inilah maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi
kongkret dan luas sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi.
2. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau
kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.
Pengalaman tiruan sudah bukan pengalaman langsung lagi sebab objek yang
dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya melainkan benda tiruan yang
menyerupai benda aslinya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya
terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme. Misalkan siswa akan
mempelajari Kanguru. Oleh karena binatang tersebut sulit diperoleh apalagi
dibawa ke dalam kelas, maka untuk mempelajarinya dapat menggunakan model
binatang dengan wujud yang sama namun terbuat dari plastik.
3. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan
situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan skenario
yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun siswa tidak
mengalami secara langsung terhadap kejadian, namun melalui drama, siswa akan
lebih menghayati berbagai peran yang disuguhkan. Tujuan belajar melalui drama
ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas dan kongkret.
4. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui
peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam masalah yang
dipelajari walaupun bukan dalam situasi nyata, maka pengalaman melalui
demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain.
5. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa
ke suatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat mengamati
secara langsung, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi.
59
Selanjutnya pengalaman yang diperoleh dicatat dan disusun dalam cerita/makalah
secara sistematis. Isi catatan disesuaikan dengan tujuan kegiatan ini.
6. Pengalaman melalui pameran. Pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil
karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari
seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat atau benda-benda bersejarah dan hasil
teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya. Pameran lebih abstrak sifatnya
dibandingkan dengan wisata, sebab pengalaman yang diperoleh hanya terbatas
pada kegiatan mengamati wujud benda itu sendiri. Namun demikian, untuk
memperoleh wawasan, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pemandu dan
membaca leaflet atau booklet yang disediakan penyelenggara.
7. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab
televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan berbagai
peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang
dirancang.
8. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan
rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu.
Dengan mengamati film siswa dapat belajar sendiri, walaupun bahan belajarnya
terbatas sesuai dengan naskah yang disusun.
9. Pengalaman melalui radio, tape recorder dan gambar. Pengalaman melalui media
ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup sebab
hanya mengandalkan salah satu indera saja yaitu indera pendengaran atau indera
penglihatan saja.
10. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambar dan bagan.
Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang
lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami berbagai perkembangan
atau struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya.
11. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih
abstrak. Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan
maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari
60
perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar. Oleh sebab itu
sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media
lain.
Apabila kita perhatikan kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui
pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang
dipelajari, maka semakin kongkret pengetahuan diperoleh; semakin tidak langsung
pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa.
Dari gambaran kerucut pengalaman tersebut, siswa akan lebih kongkret
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, melalui benda-benda
tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi wisata dan melalui pameran. Hal ini
memungkinkan karena siswa dapat secara langsug berhubungan dengan objek yang
dipelajari; sedangkan siswa akan lebih abstrak memperoleh pengetahuan melalui
benda atau alat perantara seperti televisi, gambar hidup/film, radio atau tape recorder,
lambang visual, lambang verbal.
Memperhatikan kerangka pengetahuan ini, maka kedudukan komponen media
pengajaran dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang sangat
penting. Sebab, tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung.
Dalam keadaan ini media dapat digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang
kongkret dan tepat serta mudah dipahami.
B. Macam-Macam Media Pendidikan
1. Media Nonelektronik
a. Media Cetak
Dalam media cetak seperti buku teks, modul, buku petunjuk, lembar lepas,
lembar kerja , dan sebagainya pada umumnya berisi materi pembelajaran yang dapat
diakses dan dibaca oleh siswa langkah demi langkah sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk media yang berupa buku teks biasanya dilengkapi uraian materi, contoh soal,
dan latihan soal. Berbeda dengan buku, modul umumnya dilengkapi dengan tujuan
61
pembelajaran yang ingin dicapai, uraian materi, latihan soal, dan tes formatif, yang
digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui seberapa besar materi dalam setiap
kegiatan dapat dikuasai oleh mahasiswa.
Kemudian untuk media cetak yang berupa hand out biasa digunakan proses
pembelajaran di kelas. Media ini berupa lembaran lepas yang biasanya berisi materi
untuk satu kegiatan tatap muka. Hand out yang lengkap akan berisi tujuan, uraian
singkat tentang materi pembelajaran, evaluasi, dan daftar pustaka.
Khusus untuk media cetak yang berupa lembar tugas biasa digunakan siswa
untuk mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan oleh guru
setelah penyampaian materi di kelas. Lembar tugas biasanya berisi tujuan, uraian
singkat tentang materi pembelajaran untuk setiap pkok bahasan, dan latihan
memecahkan masalah.
Media cetak memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2. Siswa dapat mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang.
Khusu untuk media cetak berupa modul, melalui tes normatif siswa dapat
mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran yang disajikan pada modul
tersebut
3. Dapat dicetak ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program
pembelajaran yang baru.
Kekurangannya antara lain:
1. Tidak dapat menyajikan gerak dalam media cetak
2. Uraian yang terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat membosankan
para pembacanya
3. Pembahasannya lebih mengarah pada kognitif
b. Media Pajang
Media ini meliputi papan tulis, white board, papan magnetik, papan buletin,
dan chart. Perbedaan antara papan tulis dan white board terletak pada alat tulisnya.
Papan tulis menggunakan kapur sebagai alat tulis, sedangkan white board
62
menggunakan spidol nonpermanen. Papan magnetik merupakan papan yang
permukaannya dibuat dari lembaran baja atau dapat juga berupa white board yang di
dalamnya dilapisi dengan lembaran baja atau seng.Materi yang disajikan diletakkan
di atas kertas atau karton yang di belakangnya diberi magnet.Papan ini dapat
berfungsi sebagai pendamping papan tulis di kelas.
Untuk penyajian dengan chart dapat dilakukan di dalam maupun di luar
kelas. Pada umumnya materi yang disajikan di dalam chart biasanya berbentuk
diagram, bagan grafik, dan gambar. Oleh karena itu, beberapa kelebihan penggunaan
papan pajang adalah:
a) Biaya yang digunakan relatif murah
b) Papan tulis atau white board mudah disajikan di ruang kelas
c) Papan tulis atau white board dapat digunakan dengan jumlah siswa yang relatif
besar
d) Khusus untukpapan buletin diperuntukkan untuk kelompok kecil
c. Media Peraga dan Eksperimen
Media peraga dapat berupa alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di
laboratorium.Media ini biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk
menunjukkan bagian-bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli tersebut.
Di samping media peraga terdapat pula media eksperimen yang berupa alat-
alat asli yang biasanya digunakan untuk kegiatan praktikum. Perbedaan antara media
peraga dengan media eksperimen antara lain:
1. Alat-alat pada media eksperimen berupa alat asli sedangkan media peraga
berupa alat-alat tiruan
2. Media eksperimen dapat digunakan sebagai media peraga, sedangkan media
peraga belum tentu dapat digunakan sebagai media eksperimen
Salah satu contoh alat peraga sederhana adalah tali, yaitu sebagai suatu alat
yang dapat digunakan untuk menunjukkan gejala gelombang transversal.Kemudian
salah satu contoh alat eksperimen yang dapat digunakan sebagai alat peraga adalah
pipa kund, yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan rambat bunyi.
63
2. Media Elektronik
a. Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memproyeksikan objek
melalui bahan transparan dengan bening ke suatu permukaan layar atau dinding.
1. OHP Tanpa Kombinasi dengan Alat Lain
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi,
OHP dengan tipe tertentu dapat dikombinasikan dengan alat lain sehingga dapat
digunakan untuk memproyeksikan tidak hanya transparansi, tetapi juga dapat
digunakan untuk memproyeksikan bahan cetakan, objek tiga dimensi, dan tampilan
komputer.
OHP yang sederhana misalnya merk Cabin, telah dilengkapi dengan
komponen dan spesifikasi, seperti lampu proyektor dengan daya listrik kurang lebih
500 watt serta sumber tegangan 110 V atau 220 V. Dengan menggunakan daya listrik
yang semakin besar, maka suatu OHP akan memberikan kemampuan yang lebih jelas
dalam memproyeksikan gambar pada dinding atau layar tanpa harus mematika n
lampu dalam suatu ruangan.
2. Kombinasi OHP dengan Efek Zoom
Alat ini dikenal sebagai Zoom Overhead Projector, yaitu suatu OHP yang di
dalamnya dilengkapi dengan lensa zoom. Lensa ini memiliki kemampuan untuk
memperbesar gambar proyeksi sampai 1,6 kali dari ukuran lensa standar. Cara kerja
OHP ini adalah gambar pada dinding atau dinding OHP ini pada prinsipnya tidak
jauh berbeda dengan OHP sebelumnya, tetapi dalam tampilannya dilengkapi dengan
beberpa panel, yaitu proyektor, miror, bor magnet, pen tray, lensa zoom, dan
sebagainya.
3. Kombinasi OHP dengan ATF
Automatic Transparancy Feeder (ATF) merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk menyimpan dan mengeluarkan transparansi yang akan ditampilkan
64
melalui OHP. Alat ini dilengkapi dengan Transparancy Tray, Infrared Sensor,
Infrared Remote, Easy Attachment, dan Anti-Static Strip.Cara menggunakannya
adalah dengan meletakkan alat tersebut tepat di atas landasan kaca OHP, setelah itu
kita memfungsikan panel-panel yang ada pada OHP dan ATF.
4. Kombinasi OHP dengan CPP (Viewer)
Computer Proyektor Panel (CPP) atau yang biasa disebut Viewer dibuat dari
lampu Liquid Crystal Display (LCD) yang mempunyai kemampuan menghasilkan
gambar yang memiliki kekontrasan yang tinggi dan menakjubkan ketika
diproyeksikan. Alat ini hanya dapat digunakan di lingkungan temperatur yang
terbatas, yaitu sekitar 45oC sehingga alat ini jangan digunakan pada OHP yang
landasan kacanga memiliki suhu l;ebih dari 45oC. Selain itu, alat ini juga tidak boleh
digunakan pada ruangan yang terlalu terang.
Dalam penggunaannya, CPP harus diletakkan tepat di atas landasan kaca
OHP. Dengan demikian, CPP akan menampilkan gambar tampilan komputer yang
cukup besar pada layar dengan menggunakan OHP sebagai sumber cahaya. Alat ini
telah dilengkapi dengan panel, bantuan remote control, baterai remote control, kabel
sinyal RGB 15 pin dan 9 pin, AC adaptor dan petunjuk mengoperasikannya.
b. Program Slide Instruksional
Bentuk slide berhubungan dengan film fotografi yang memiliki format kecil
dan dikenal sebagai film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu
kali proyeksi.
Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang
dibingkai artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang standar adalah 5 cm x 5 cm.
Hal ini diukur dari dimensi luar.
Slide yang standar dapat disusun dan diatur kembali dalam berbagai variasi
urutan sehingga lebih fleksibel dibandingkan dengan film strip. Dalam pemakaian
secara wajar, proyektor slide membutuhkan sedikit perhatian khusus, khususnya
dalam pemeliharaan terhadap elemen muka dari lensa proyeksi. Sedangkan dari segi
penyajiannya, yang perlu diperhatikan adalah masih tetap bingkai slide yang akan
65
ditayangkan, karena kebiasaan kemacetan yang terjadi adalah akibat adanya dari
bingkai slide yang sudah rusak.
Karena slide tidak seperti film strip yang tersusun dalam unit secara tunggal
maka slide dapat dengan mudah menjadi tidak teratur tempat atau urutannya.
Misalnya, slide yang tidak ditutup dengan penutup gelas maka slide akan mudah
kotor, baik karena kena debu ataupun jari tangan. Ditinjau dari segi biaya pembuatan
maka slide membutuhkan biaya per framenya 2 sampai 3 kali dari biaya per frame
dalam film strip.
a. Program Film Strip
Film strip adalah satu rol positif 35 mm yang berisi sederetan gambar yang
saling berhubungan dengan sekali proyeksi untuk satu gabar. Berdasarkan lebar
frame, film strip dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu film strip tunggal dan
film strip double. Dalam format frame tunggal, bayangan atau gambar dicetak tegak
lurus terhadap panjang film, sedangkan format frame double bayangan atau gambar
dicetak paralel terhadap panjang film. Oleh karena itu, luas format double 2 kali luas
format frame tunggal.
Secara komersil produk film strip berisi antara 20 sampai 60 gambar atau frame
satu rolnya, sampai sekitar 1960 film strip belum dilengkapi peralatan audio. Pada
saat itu, informasi narasi dicetak pada bagian bawah frame. Sesuai dengan
perkembangan teknologi, narasi, musik, efek suara, atau yang lain adalah direkam,
yang kemudian ditampilkan bersama secara terpisah dengan proyektor film strip.
Film strip memiliki kelebihan karena disusun secara kompak, mudah
dikendalikan, dan biayanya relatif rendah.Selain dengan mudah dipasang pada
proyektor yang sederhana, film strip juga mudah dikontrol oleh
penggunanya.Menurut kapasitasnya, film strip secara khusus lebih tepat untuk belajar
independen atau mandiri.
Karena dalam penayangannya melalui proyektor, maka film strip ditarik roda
bergigi sehingga jika terjadi kerusakan salah satu film saja, akan sukar untuk
66
diperbaiki. Hal ini hanya mungkin dilakukan dengan cara memotong frame itu, untuk
digunakan sebagai slide.
d. Film
Film merupakan gambar hidup yang diambil dengan mengguanakan kamera
film dan ditampilkan melalui proyektor film.Dibandingkan dengan film strip, film
bergerk dengan cepat sehingga tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang
ditampilkan akan lebih alamiah, artinya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Terlebih lagi film yang diunakan adalah film berwarna.Pada umumnya film
digunakan untuk menyajikan hiburan.Tetapi, dalam perkembangannya film dapat
menyajikan informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep
pembelajaran keterampilan dan sikap.
Kelebihan fim antara lain dapat menggantikan alam sekitar, menyajikan objek
yang tidak dapat dilihat, menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan
sikap, dapat diulang, dapat memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya.
e. Video Compact Disk
VCD memiliki fungsi yang sama dengan LCD maupun video cassette.
Perbedaan antara VCD, LCD, dan video cassette terletak pada perangkat lunaknya.
VCD menggunakan piringan yang memilki diameter lebih kecil dibandingkan dengan
LCD, sehingga VCD praktis dan lebih ekonomis daripada LCD sehingga dapat
digunakan dalam komputer yang memiliki CDROM. Pada video cassette perangkat
lunaknya menggunakan pita cassette sehingga sesuai perkembangan teknologi
elektronika.
Untuk menayangkan program VCD instruksional dibutuhkan beberapa
perlengkapan, seperti kabel penghubung video dan audio, remote control, dan kabel
penghubung RF dan TV.
f. TV Instruksional
Berdasarkan kegunaannya, program pembelajaran melalui televisi dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu berfungsi sebagai media pelengkap dan sebagai
67
media pengayaan. Sedangkan berdasarkan penyajiaannya, juga terdapat beberapa
model, diantaranya:
1. Model penyajian yang hanya memindahkan proses pembelajaran tatap muka di
kelas atau laboratorium ke dalam program TV.
2. Model penyajian yang digunakan untuk melengkapi suatu kegiatan proses
pembelajaran di kelas. Model penyajian ini diperlukan karena kegiatan ini tidak
mungkin dilakukan di dalam kelas. Selain itu, jika dilakukan di kelas akan
membutuhkan biaya yang cukup tinggi, waktu yang lama, serta beresiko
timbulnya bahaya yang tidak diinginkan.
3. Model penyajian yang digunakan untuk pengayaan. Model ini biasanya tidak
berkaitan secara langsung dengan silabus atau kurikulum, tetapi diharapkan
materi penayaan ini mempunyai kaitan deangan suatu materi yang adadalam
kurikulum, misalnya hasil IPTEK yang perlu diketahui dan dibutuhkan
masyarakat.
4. Model penyajian yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak
jauh secara interaktif. Model ini membutuhkan biaya yang jauh lebih besar
daripada ketiga model sebelumnya, karena dalam model ini antara peserta didik
dan guru atau tutor dapat berdialog langsung untuk menanyakan masalah-masalah
yang belum jelas tentang materi yang disajikan dalam program TV instruksional
tersebut.
g. Internet
Media ini memberikan perubahan yang besar pada cara orang berinteraksi,
bereksperimen, dan berkomunikasi. Berdasarkan karakteristik tersebu, internet sangat
cocok untuk kelas jarak jauh, dimana siswa dan guru masing-masing berada di tempat
berbeda, tetapi tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya di kelas.
Untuk mengoperasikannya dibutuhkan komputer, modem, internet service
provider (ISP) dan saluran telepon. Dalam proses pembelajaran komputer, internet
dapat berperan sebagai manajer dalam pembelajaran atau “computer manage
68
instruction” (CMI) dan dapat pula berperan sebagai alat bantu tambahan dalam
belajar atau Computer Assisted Instruction (CAI).
Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kalsifikasi jika dilihat dari masing-masing segi, diantaranya sebagai berikut.
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi:
1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
hanya memiliki insur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2. Media visual, yaitu media yang hanya daoat dilihat saja, tidak mengandung,
unsure suara. Contohnya adalah film slide, foto, transparansi, lukisan
gambar, dan berbagai bahan yang dapat dicetak seperti media grafis dan
lain sebagainya.
3. Media audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara
juga mengandung unsure gambar yang bias dilihat, misalnya rekaman
video, film, slide suara, dan lain sebagainya.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi:
1. Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dann
televise. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-
kejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan
khusus.
2. Media yang mempunyai daya input yang terbatas ole ruang dan waktu seperti
film slide, film, video, dan lain-lain.
c. Dilihat dari bahan pembuatnya, media dibagi menjadi:
1. Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
69
2) Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan alat pembuatannya sulit diperoleh dan
mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan
yang memadai.
C. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang
gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan
pesan–pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa
bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh
siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif
dan efisien. Tetapi secara. lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci.
Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam
pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu
konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam
tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam.
Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui
media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima
oleh siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya
kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi
melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi.
70
Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap,
serta menarik minat siswa. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa
keingintahuan siswa dan merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun
emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu guru untuk
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak
membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa
media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa.
Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri
yang aktif tetapi juga siswanya.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan
waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak
waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus
terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa media
seorang guru tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan sistem
peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan
bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada anak.
Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan
oleh guru secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai
secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru
tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan
sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh.
Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin
71
kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan
kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media,
maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun,
tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran
audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer,
memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat
oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak
sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita
sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru
dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses
belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber
ilmu pengetahuan. Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut,
akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari
berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh
materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru
akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek
edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan
kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
72
D. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari
itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau
tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat
dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu
1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi,
apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK,
SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau
pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2. Karakteristik Media Pembelajaran.
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki
guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan
kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara
bervariasi.

More Related Content

What's hot

Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Dahlia Safarinah
 
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docxproyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
MATahfizulQuranIstiq
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrah
Rencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrahRencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrah
Rencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrah
Abul Fikar
 
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaranPemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Ismail Fizh
 

What's hot (20)

Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
 
jurnal (sikap)
jurnal (sikap)jurnal (sikap)
jurnal (sikap)
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
 
Silabus Kelas 8 Semester Genap
Silabus Kelas 8 Semester GenapSilabus Kelas 8 Semester Genap
Silabus Kelas 8 Semester Genap
 
RPP Aqidah Kelas 7 Kurtilas TP. 2014 2015
RPP Aqidah Kelas 7 Kurtilas TP. 2014 2015RPP Aqidah Kelas 7 Kurtilas TP. 2014 2015
RPP Aqidah Kelas 7 Kurtilas TP. 2014 2015
 
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docxproyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
 
Model pembelajaran problem based learning (pbl)
Model pembelajaran problem based learning (pbl)Model pembelajaran problem based learning (pbl)
Model pembelajaran problem based learning (pbl)
 
Topik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar MateriTopik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar Materi
 
Media dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaranMedia dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaran
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrah
Rencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrahRencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrah
Rencana pelaksanaan pembelajaran haji dan umrah
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Bab 3. Teknologi dan Media Untuk Pembelajaran.pptx
Bab 3. Teknologi dan Media Untuk Pembelajaran.pptxBab 3. Teknologi dan Media Untuk Pembelajaran.pptx
Bab 3. Teknologi dan Media Untuk Pembelajaran.pptx
 
Sumber belajar
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
 
MODUL 2 KB 4
MODUL 2 KB 4MODUL 2 KB 4
MODUL 2 KB 4
 
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaranPemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
 
Model Assure
Model AssureModel Assure
Model Assure
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Resume kb 7
Resume kb 7Resume kb 7
Resume kb 7
 
CP, ATP dan TP.docx
CP, ATP dan TP.docxCP, ATP dan TP.docx
CP, ATP dan TP.docx
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
 

Similar to MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungan
nita junita
 
Kelompok dioda (Pengertian Media)
Kelompok dioda (Pengertian Media)Kelompok dioda (Pengertian Media)
Kelompok dioda (Pengertian Media)
vhnoz
 
Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)
andi_sutrisno
 
Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)
andi_sutrisno
 
Pert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptx
Pert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptxPert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptx
Pert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptx
NisNos2
 
Kelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptx
Kelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptxKelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptx
Kelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptx
ArifJulyansyah1
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Mahasiswa
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
Reskiani Embatau
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
Isna fatimah 12005210
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1
Mahasiswa
 

Similar to MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (20)

Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungan
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaran
 
Pengembangan media dan sumber belajar
Pengembangan media dan sumber belajarPengembangan media dan sumber belajar
Pengembangan media dan sumber belajar
 
Media pembelajaran geografi
Media pembelajaran geografiMedia pembelajaran geografi
Media pembelajaran geografi
 
komparasi media pembelajaran
komparasi media pembelajarankomparasi media pembelajaran
komparasi media pembelajaran
 
Kelompok dioda (Pengertian Media)
Kelompok dioda (Pengertian Media)Kelompok dioda (Pengertian Media)
Kelompok dioda (Pengertian Media)
 
Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)
 
Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)Kelompok dioda (pengertian media)
Kelompok dioda (pengertian media)
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Jurnal peng.pendidikn-1.docx
Jurnal peng.pendidikn-1.docxJurnal peng.pendidikn-1.docx
Jurnal peng.pendidikn-1.docx
 
Pert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptx
Pert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptxPert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptx
Pert 2 Landasan konseptual media pembelajaran.pptx
 
Kelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptx
Kelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptxKelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptx
Kelompok 2 TIK (putri siti rijal).pptx
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
 
2 dimensi
2 dimensi2 dimensi
2 dimensi
 
Belajar
BelajarBelajar
Belajar
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
 
Membuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarikMembuat media pembelajaran yang menarik
Membuat media pembelajaran yang menarik
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 1
 
Ppt tr 1
Ppt tr 1Ppt tr 1
Ppt tr 1
 

More from Rosida Marasabessy

More from Rosida Marasabessy (16)

D1. dasar dasar psikolog kognitif
D1. dasar dasar psikolog kognitifD1. dasar dasar psikolog kognitif
D1. dasar dasar psikolog kognitif
 
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitifD4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
D4 b. perkembangan otak dan metode penelitian syaraf kognitif
 
Teorema ceva dan aplikasinya
Teorema ceva dan aplikasinyaTeorema ceva dan aplikasinya
Teorema ceva dan aplikasinya
 
Logika Matematika
Logika Matematika Logika Matematika
Logika Matematika
 
Teorema phytagoras
Teorema phytagorasTeorema phytagoras
Teorema phytagoras
 
Jenis jenis masalah belajar
Jenis jenis masalah belajarJenis jenis masalah belajar
Jenis jenis masalah belajar
 
Jarak titik dan garis
Jarak titik dan garisJarak titik dan garis
Jarak titik dan garis
 
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlakPersamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
Persamaan linier yang melibatkan nilai mutlak
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
BELAJAR SEBAGAI PERUBAHAN TINGKAH LAKU
 
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 
Penyelenggaraan Pembelajaran
Penyelenggaraan PembelajaranPenyelenggaraan Pembelajaran
Penyelenggaraan Pembelajaran
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Bangun Ruang
Bangun RuangBangun Ruang
Bangun Ruang
 
Prisma dan Limas
Prisma dan LimasPrisma dan Limas
Prisma dan Limas
 
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa dengan mengg...
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

MEDIA DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

  • 1. 54 A. Pengertian Media Pembelajaran Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Media pendidikan merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu media pendidikan di sebut juga media instruksional. Dengan demikian , media pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis atau dapat berfungsi sebagai berikut : 1. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid. Misalnya siswa berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari- harinya berbeda dengan golongan kurang mampu. Perbedaan ini dapat di tanggulangi dengan mempertontonkan film, gambar, tv dan sebagainya. 2. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda yang di ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati secaara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar slidefilm strip dan sebagainya. 3. Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila secara langsung tidak dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau atom maka dapat diatasi dengan model, gambar, dan sebagainya.
  • 2. 55 4. Media pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila secara langsung gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka dapat digunakan film strip dan sebagainya. 5. Media pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang tidak dapat di ulang kembali atau telah terjadin dai masa lampau. Seperti peristiwa bencana alam, tiupan angina dan sebagainya maka dapat di gunakan film, film strip, slide dan sebagainya. 6. Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan alam atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi suatu tempat. 7. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu objek. 8. Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar. Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. B. Pentingnya Media Pembelajaran Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya agar siswa belajar bagaimana cara mengoperasikan komputer, maka guru menyediakan komputer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa memiliki keterampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru membimbing
  • 3. 56 siswa menggunakan kendaraan yang sebenarnya; demikian juga memberikan pengalaman bermain gitar, mengetik, menjahit dan lain sebagainya, atau mungkin juga pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajari, contohnya pengalaman langsung melihat dan mempelajari Candi Borobudur, pengalaman langsung melihat kerbau di sawah, pengalaman langsung melihat bagaimana kapal terbang mendarat di landasan. Atau pengalaman langsung mempelajari benda-benda elektronik dan lain sebagainya. Pengalaman langsung semacam itu tentu saja merupakan proses belajar yang sangat bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihindari. Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada manusia hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika memompakan darah. Untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti film atau foto-foto dan lain sebagainya. Demikian juga untuk memiliki keterampilan membedah atau melakukan operasi pada manusia, pertama kali tidak perlu melakukan pembedahan langsung, akan tetapi dapat menggunakan benda semacam boneka yang mirip dengan manusia. Atau untuk memperoleh keterampilan mengemudikan pesawat ruang angkasa, dalam proses pembelajarannya dapat melakukan simulasi terlebih dahulu dengan pesawat yang mirip dan memiliki karakteristik yang sama. Alat yang dapat membantu proses belajar ini yang dimaksud dengan media atau alat peraga pembelajaran. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale (Arsyad, 2002) melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (Cone of experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat
  • 4. 57 bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkrit siswa mempelajari bahan pengajaran contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Verbal Abstrak Lambang Visual Rasio Film Televisi Kongkret Karyawan Gambar Kerucut pengalaman dari Edgar Dale Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan di bawah ini.
  • 5. 58 1. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi kongkret dan luas sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi. 2. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya. Pengalaman tiruan sudah bukan pengalaman langsung lagi sebab objek yang dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya melainkan benda tiruan yang menyerupai benda aslinya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme. Misalkan siswa akan mempelajari Kanguru. Oleh karena binatang tersebut sulit diperoleh apalagi dibawa ke dalam kelas, maka untuk mempelajarinya dapat menggunakan model binatang dengan wujud yang sama namun terbuat dari plastik. 3. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun siswa tidak mengalami secara langsung terhadap kejadian, namun melalui drama, siswa akan lebih menghayati berbagai peran yang disuguhkan. Tujuan belajar melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas dan kongkret. 4. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam masalah yang dipelajari walaupun bukan dalam situasi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain. 5. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat mengamati secara langsung, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi.
  • 6. 59 Selanjutnya pengalaman yang diperoleh dicatat dan disusun dalam cerita/makalah secara sistematis. Isi catatan disesuaikan dengan tujuan kegiatan ini. 6. Pengalaman melalui pameran. Pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat atau benda-benda bersejarah dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya. Pameran lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan wisata, sebab pengalaman yang diperoleh hanya terbatas pada kegiatan mengamati wujud benda itu sendiri. Namun demikian, untuk memperoleh wawasan, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pemandu dan membaca leaflet atau booklet yang disediakan penyelenggara. 7. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang. 8. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu. Dengan mengamati film siswa dapat belajar sendiri, walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun. 9. Pengalaman melalui radio, tape recorder dan gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah satu indera saja yaitu indera pendengaran atau indera penglihatan saja. 10. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambar dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami berbagai perkembangan atau struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya. 11. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari
  • 7. 60 perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain. Apabila kita perhatikan kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin kongkret pengetahuan diperoleh; semakin tidak langsung pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa. Dari gambaran kerucut pengalaman tersebut, siswa akan lebih kongkret memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, melalui benda-benda tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi wisata dan melalui pameran. Hal ini memungkinkan karena siswa dapat secara langsug berhubungan dengan objek yang dipelajari; sedangkan siswa akan lebih abstrak memperoleh pengetahuan melalui benda atau alat perantara seperti televisi, gambar hidup/film, radio atau tape recorder, lambang visual, lambang verbal. Memperhatikan kerangka pengetahuan ini, maka kedudukan komponen media pengajaran dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang sangat penting. Sebab, tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam keadaan ini media dapat digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang kongkret dan tepat serta mudah dipahami. B. Macam-Macam Media Pendidikan 1. Media Nonelektronik a. Media Cetak Dalam media cetak seperti buku teks, modul, buku petunjuk, lembar lepas, lembar kerja , dan sebagainya pada umumnya berisi materi pembelajaran yang dapat diakses dan dibaca oleh siswa langkah demi langkah sesuai dengan yang diinginkan. Untuk media yang berupa buku teks biasanya dilengkapi uraian materi, contoh soal, dan latihan soal. Berbeda dengan buku, modul umumnya dilengkapi dengan tujuan
  • 8. 61 pembelajaran yang ingin dicapai, uraian materi, latihan soal, dan tes formatif, yang digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui seberapa besar materi dalam setiap kegiatan dapat dikuasai oleh mahasiswa. Kemudian untuk media cetak yang berupa hand out biasa digunakan proses pembelajaran di kelas. Media ini berupa lembaran lepas yang biasanya berisi materi untuk satu kegiatan tatap muka. Hand out yang lengkap akan berisi tujuan, uraian singkat tentang materi pembelajaran, evaluasi, dan daftar pustaka. Khusus untuk media cetak yang berupa lembar tugas biasa digunakan siswa untuk mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan oleh guru setelah penyampaian materi di kelas. Lembar tugas biasanya berisi tujuan, uraian singkat tentang materi pembelajaran untuk setiap pkok bahasan, dan latihan memecahkan masalah. Media cetak memiliki beberapa kelebihan diantaranya: 1. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing. 2. Siswa dapat mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang. Khusu untuk media cetak berupa modul, melalui tes normatif siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran yang disajikan pada modul tersebut 3. Dapat dicetak ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program pembelajaran yang baru. Kekurangannya antara lain: 1. Tidak dapat menyajikan gerak dalam media cetak 2. Uraian yang terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat membosankan para pembacanya 3. Pembahasannya lebih mengarah pada kognitif b. Media Pajang Media ini meliputi papan tulis, white board, papan magnetik, papan buletin, dan chart. Perbedaan antara papan tulis dan white board terletak pada alat tulisnya. Papan tulis menggunakan kapur sebagai alat tulis, sedangkan white board
  • 9. 62 menggunakan spidol nonpermanen. Papan magnetik merupakan papan yang permukaannya dibuat dari lembaran baja atau dapat juga berupa white board yang di dalamnya dilapisi dengan lembaran baja atau seng.Materi yang disajikan diletakkan di atas kertas atau karton yang di belakangnya diberi magnet.Papan ini dapat berfungsi sebagai pendamping papan tulis di kelas. Untuk penyajian dengan chart dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Pada umumnya materi yang disajikan di dalam chart biasanya berbentuk diagram, bagan grafik, dan gambar. Oleh karena itu, beberapa kelebihan penggunaan papan pajang adalah: a) Biaya yang digunakan relatif murah b) Papan tulis atau white board mudah disajikan di ruang kelas c) Papan tulis atau white board dapat digunakan dengan jumlah siswa yang relatif besar d) Khusus untukpapan buletin diperuntukkan untuk kelompok kecil c. Media Peraga dan Eksperimen Media peraga dapat berupa alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di laboratorium.Media ini biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli tersebut. Di samping media peraga terdapat pula media eksperimen yang berupa alat- alat asli yang biasanya digunakan untuk kegiatan praktikum. Perbedaan antara media peraga dengan media eksperimen antara lain: 1. Alat-alat pada media eksperimen berupa alat asli sedangkan media peraga berupa alat-alat tiruan 2. Media eksperimen dapat digunakan sebagai media peraga, sedangkan media peraga belum tentu dapat digunakan sebagai media eksperimen Salah satu contoh alat peraga sederhana adalah tali, yaitu sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk menunjukkan gejala gelombang transversal.Kemudian salah satu contoh alat eksperimen yang dapat digunakan sebagai alat peraga adalah pipa kund, yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan rambat bunyi.
  • 10. 63 2. Media Elektronik a. Overhead Projector (OHP) OHP merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memproyeksikan objek melalui bahan transparan dengan bening ke suatu permukaan layar atau dinding. 1. OHP Tanpa Kombinasi dengan Alat Lain Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, OHP dengan tipe tertentu dapat dikombinasikan dengan alat lain sehingga dapat digunakan untuk memproyeksikan tidak hanya transparansi, tetapi juga dapat digunakan untuk memproyeksikan bahan cetakan, objek tiga dimensi, dan tampilan komputer. OHP yang sederhana misalnya merk Cabin, telah dilengkapi dengan komponen dan spesifikasi, seperti lampu proyektor dengan daya listrik kurang lebih 500 watt serta sumber tegangan 110 V atau 220 V. Dengan menggunakan daya listrik yang semakin besar, maka suatu OHP akan memberikan kemampuan yang lebih jelas dalam memproyeksikan gambar pada dinding atau layar tanpa harus mematika n lampu dalam suatu ruangan. 2. Kombinasi OHP dengan Efek Zoom Alat ini dikenal sebagai Zoom Overhead Projector, yaitu suatu OHP yang di dalamnya dilengkapi dengan lensa zoom. Lensa ini memiliki kemampuan untuk memperbesar gambar proyeksi sampai 1,6 kali dari ukuran lensa standar. Cara kerja OHP ini adalah gambar pada dinding atau dinding OHP ini pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan OHP sebelumnya, tetapi dalam tampilannya dilengkapi dengan beberpa panel, yaitu proyektor, miror, bor magnet, pen tray, lensa zoom, dan sebagainya. 3. Kombinasi OHP dengan ATF Automatic Transparancy Feeder (ATF) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk menyimpan dan mengeluarkan transparansi yang akan ditampilkan
  • 11. 64 melalui OHP. Alat ini dilengkapi dengan Transparancy Tray, Infrared Sensor, Infrared Remote, Easy Attachment, dan Anti-Static Strip.Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan alat tersebut tepat di atas landasan kaca OHP, setelah itu kita memfungsikan panel-panel yang ada pada OHP dan ATF. 4. Kombinasi OHP dengan CPP (Viewer) Computer Proyektor Panel (CPP) atau yang biasa disebut Viewer dibuat dari lampu Liquid Crystal Display (LCD) yang mempunyai kemampuan menghasilkan gambar yang memiliki kekontrasan yang tinggi dan menakjubkan ketika diproyeksikan. Alat ini hanya dapat digunakan di lingkungan temperatur yang terbatas, yaitu sekitar 45oC sehingga alat ini jangan digunakan pada OHP yang landasan kacanga memiliki suhu l;ebih dari 45oC. Selain itu, alat ini juga tidak boleh digunakan pada ruangan yang terlalu terang. Dalam penggunaannya, CPP harus diletakkan tepat di atas landasan kaca OHP. Dengan demikian, CPP akan menampilkan gambar tampilan komputer yang cukup besar pada layar dengan menggunakan OHP sebagai sumber cahaya. Alat ini telah dilengkapi dengan panel, bantuan remote control, baterai remote control, kabel sinyal RGB 15 pin dan 9 pin, AC adaptor dan petunjuk mengoperasikannya. b. Program Slide Instruksional Bentuk slide berhubungan dengan film fotografi yang memiliki format kecil dan dikenal sebagai film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu kali proyeksi. Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang dibingkai artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang standar adalah 5 cm x 5 cm. Hal ini diukur dari dimensi luar. Slide yang standar dapat disusun dan diatur kembali dalam berbagai variasi urutan sehingga lebih fleksibel dibandingkan dengan film strip. Dalam pemakaian secara wajar, proyektor slide membutuhkan sedikit perhatian khusus, khususnya dalam pemeliharaan terhadap elemen muka dari lensa proyeksi. Sedangkan dari segi penyajiannya, yang perlu diperhatikan adalah masih tetap bingkai slide yang akan
  • 12. 65 ditayangkan, karena kebiasaan kemacetan yang terjadi adalah akibat adanya dari bingkai slide yang sudah rusak. Karena slide tidak seperti film strip yang tersusun dalam unit secara tunggal maka slide dapat dengan mudah menjadi tidak teratur tempat atau urutannya. Misalnya, slide yang tidak ditutup dengan penutup gelas maka slide akan mudah kotor, baik karena kena debu ataupun jari tangan. Ditinjau dari segi biaya pembuatan maka slide membutuhkan biaya per framenya 2 sampai 3 kali dari biaya per frame dalam film strip. a. Program Film Strip Film strip adalah satu rol positif 35 mm yang berisi sederetan gambar yang saling berhubungan dengan sekali proyeksi untuk satu gabar. Berdasarkan lebar frame, film strip dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu film strip tunggal dan film strip double. Dalam format frame tunggal, bayangan atau gambar dicetak tegak lurus terhadap panjang film, sedangkan format frame double bayangan atau gambar dicetak paralel terhadap panjang film. Oleh karena itu, luas format double 2 kali luas format frame tunggal. Secara komersil produk film strip berisi antara 20 sampai 60 gambar atau frame satu rolnya, sampai sekitar 1960 film strip belum dilengkapi peralatan audio. Pada saat itu, informasi narasi dicetak pada bagian bawah frame. Sesuai dengan perkembangan teknologi, narasi, musik, efek suara, atau yang lain adalah direkam, yang kemudian ditampilkan bersama secara terpisah dengan proyektor film strip. Film strip memiliki kelebihan karena disusun secara kompak, mudah dikendalikan, dan biayanya relatif rendah.Selain dengan mudah dipasang pada proyektor yang sederhana, film strip juga mudah dikontrol oleh penggunanya.Menurut kapasitasnya, film strip secara khusus lebih tepat untuk belajar independen atau mandiri. Karena dalam penayangannya melalui proyektor, maka film strip ditarik roda bergigi sehingga jika terjadi kerusakan salah satu film saja, akan sukar untuk
  • 13. 66 diperbaiki. Hal ini hanya mungkin dilakukan dengan cara memotong frame itu, untuk digunakan sebagai slide. d. Film Film merupakan gambar hidup yang diambil dengan mengguanakan kamera film dan ditampilkan melalui proyektor film.Dibandingkan dengan film strip, film bergerk dengan cepat sehingga tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang ditampilkan akan lebih alamiah, artinya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Terlebih lagi film yang diunakan adalah film berwarna.Pada umumnya film digunakan untuk menyajikan hiburan.Tetapi, dalam perkembangannya film dapat menyajikan informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran keterampilan dan sikap. Kelebihan fim antara lain dapat menggantikan alam sekitar, menyajikan objek yang tidak dapat dilihat, menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan sikap, dapat diulang, dapat memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya. e. Video Compact Disk VCD memiliki fungsi yang sama dengan LCD maupun video cassette. Perbedaan antara VCD, LCD, dan video cassette terletak pada perangkat lunaknya. VCD menggunakan piringan yang memilki diameter lebih kecil dibandingkan dengan LCD, sehingga VCD praktis dan lebih ekonomis daripada LCD sehingga dapat digunakan dalam komputer yang memiliki CDROM. Pada video cassette perangkat lunaknya menggunakan pita cassette sehingga sesuai perkembangan teknologi elektronika. Untuk menayangkan program VCD instruksional dibutuhkan beberapa perlengkapan, seperti kabel penghubung video dan audio, remote control, dan kabel penghubung RF dan TV. f. TV Instruksional Berdasarkan kegunaannya, program pembelajaran melalui televisi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu berfungsi sebagai media pelengkap dan sebagai
  • 14. 67 media pengayaan. Sedangkan berdasarkan penyajiaannya, juga terdapat beberapa model, diantaranya: 1. Model penyajian yang hanya memindahkan proses pembelajaran tatap muka di kelas atau laboratorium ke dalam program TV. 2. Model penyajian yang digunakan untuk melengkapi suatu kegiatan proses pembelajaran di kelas. Model penyajian ini diperlukan karena kegiatan ini tidak mungkin dilakukan di dalam kelas. Selain itu, jika dilakukan di kelas akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, waktu yang lama, serta beresiko timbulnya bahaya yang tidak diinginkan. 3. Model penyajian yang digunakan untuk pengayaan. Model ini biasanya tidak berkaitan secara langsung dengan silabus atau kurikulum, tetapi diharapkan materi penayaan ini mempunyai kaitan deangan suatu materi yang adadalam kurikulum, misalnya hasil IPTEK yang perlu diketahui dan dibutuhkan masyarakat. 4. Model penyajian yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh secara interaktif. Model ini membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada ketiga model sebelumnya, karena dalam model ini antara peserta didik dan guru atau tutor dapat berdialog langsung untuk menanyakan masalah-masalah yang belum jelas tentang materi yang disajikan dalam program TV instruksional tersebut. g. Internet Media ini memberikan perubahan yang besar pada cara orang berinteraksi, bereksperimen, dan berkomunikasi. Berdasarkan karakteristik tersebu, internet sangat cocok untuk kelas jarak jauh, dimana siswa dan guru masing-masing berada di tempat berbeda, tetapi tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya di kelas. Untuk mengoperasikannya dibutuhkan komputer, modem, internet service provider (ISP) dan saluran telepon. Dalam proses pembelajaran komputer, internet dapat berperan sebagai manajer dalam pembelajaran atau “computer manage
  • 15. 68 instruction” (CMI) dan dapat pula berperan sebagai alat bantu tambahan dalam belajar atau Computer Assisted Instruction (CAI). Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kalsifikasi jika dilihat dari masing-masing segi, diantaranya sebagai berikut. a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi: 1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki insur suara, seperti radio dan rekaman suara. 2. Media visual, yaitu media yang hanya daoat dilihat saja, tidak mengandung, unsure suara. Contohnya adalah film slide, foto, transparansi, lukisan gambar, dan berbagai bahan yang dapat dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. 3. Media audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara juga mengandung unsure gambar yang bias dilihat, misalnya rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya. b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi: 1. Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dann televise. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian- kejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. 2. Media yang mempunyai daya input yang terbatas ole ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain-lain. c. Dilihat dari bahan pembuatnya, media dibagi menjadi: 1. Media sederhana Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
  • 16. 69 2) Media Kompleks Media ini adalah media yang bahan alat pembuatannya sulit diperoleh dan mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai. C. Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu: 1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada. 2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi.
  • 17. 70 Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan. 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya. 4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh guru secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. 5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin
  • 18. 71 kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik. 6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah. 7. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan. 8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
  • 19. 72 D. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu 1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran). 2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.