1. Jurnal Pendidikan
Oleh : Lidrawati ( mahasiswa pasca sarjana UNY / P Mat 14709251058)
Judul : Kiat guru dalam membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa agar tercipta pembelajaran yang efektif
Abstract
Pendidikan yang berkualitas tentunya dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
baik internal maupun eksternal. Salah satu dari banyaknya faktor tersebut adalah keefektifan
proses pembelajaran. Pembelajaran efektif tidak akan terjadi jika pembelajar atau siswa tidak
berhasrat belajar. Sering guru harus memikirkan berbagai cara memunculkan hasrat belajar
siswa. Penting dipahami bahwa tidak ada dua pembelajar yang belajar dengan cara yang
sama. Penting juga dipahami bahwa tidak ada cara belajar yang “benar”. Belajar lebih
bergantung pada kelebihsukaaan individu. Penting kita memahami bahwa lingkungan
pembelajaran memainkan peran menentukan pada pembelajaran efektif. Pemahaman siswa
menjadi penentu kesuksesan karena merupakan kunci bagi memori yang efektif dan efesien.
Penentu kesuksesan siswa mengembangkan sendiri cara mereka menangani masalah.
Mengembangkan pembelajaran efektif seperti membangun rumah. Rumah terdiri dari
batu bata dan mengharuskan dasar bangunan yang kokoh, jika tidak rumah akan hancur
ketika terjadi tekanan. Sama saja dengan belajar, jika dasar pembelajaran tidak tepat, siswa
akan mengalami kesulitan ketika menghadapi tugas belajar yang baru dan menantang. Merasa
aman hati dan pikiran adalah kata kunci pembelajaran efektif. Bagi kebanyakan orang, rumah
merupakan tempat mendapatkan rasa aman. Didalamnya dilengkapi perabotan agar orang
yang tinggal disana merasa aman dan nyaman. Prinsip yang sama harus melekat pada
pembelajaran. Penting bagi siswa untuk merasa nyaman ketika belajar.
Agar pembelajaran efektif ini dapat tercipta maka diperlukan upaya-upaya dari guru
sebagai fasilitator yang memegang peranan penting dalam peningkatan hasrat dan motivasi
belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Motivation is an essential condition of
learning. Motivasi merupakan faktor kunci bagi kesuksesan pembelajaran. Idealnya motivasi
yang dimiliki siswa haruslah intrinsik yakni siswa memiliki motivasi diri ( self motivating ).
Ibarat sebuah mobil yang tidak akan berjalan tanpa bensin, anak tidak akan belajar tanpa
motivasi ( bensin ) untuk belajar. Namun pada saat yang sama tidak semua siswa secara
intuitif dan instrinsik termotivasi untuk belajar. Beberapa anak perlu dimotivasi dan guru
harus mengembangkan sarana dan metode untuk memungkinkan dan menumbuhkan motivasi
ini.
2. A. PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi dua arah yaitu,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, dan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau siswa. Mengenai defenisi belajar banyak ahli yang telah
mengemukakan pendapat, diantaranya Herman Hudjojo (1988 : 1) menyatakan:
”belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kebiasaan,
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan
belajar. Dengan kata lain belajar akan mengakibatkan perubahan tingkah laku pada
diri seseorang”.
Slameto dalam Fathurrohman (2007: 10) menyatakan bahwa perubahan dalam
pengertian belajar meliputi :
1. Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang - kurangnya
sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah,
kecakapannya berkembang.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional. Belajar bukan
proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap
hasil belajar memiliki makna dan guna.
3. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju
perubahan yang lebih baik.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar
jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin dan lain-lain.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar
seseorang hedaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada
dirinya melalui belajar.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian
tertentu secara parsial.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa seseorang dikatakan telah
belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya baik dari segi pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai atau sikap
(afektif).
Mengajar adalah suatu usaha yang dilakukan guru dalam menciptakan kondisi
belajar bagi siswa, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2005 : 7) : ”Mengajar
adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan sekitar siswa sehingga dapat
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”. Jadi mengajar
3. merupakan proses yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa. Hasil proses
mengajar adalah proses belajar yang selanjutnya menghasilkan perubahan tingkah
laku.
Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar, yaitu
materi pelajaran yang disampaikan guru dapat diserap kedalam struktur kognitif
siswa. Siswa dapat menguasai materi tidak hanya terbatas pada ingatan tanpa
pengertian tetapi bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna.
Dalam rangka penanaman konsep kepada siswa, menurut Erman Suherman
(2003: 142) :
Guru diharapkan untuk dapat memberikan contoh dengan berbagai
ragam, sehingga siswa tidak memperoleh generalisasi yang keliru.
Diharapkan juga untuk memberikan contoh sebanyak mungkin sehingga
siswa memiliki wawasan yang luas tentang konsep tersebut. Serta dapat
memberikan beberapa contoh yang sifatnya berlawanan dengan
pengertian konsep yang sedang dibahas.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, guru bukan semata-mata menyampaikan materi, melainkan
juga berusaha supaya materi yang disampaikan dapat diterima dan dicerna oleh
pemikiran siswa. Maka untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, sangat
diharapkan kreatifitas guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.
B. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari dua kata motif dan action yang artinya landasan untuk
bertindak. Sardiman berpendapat bahwa kata motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai
tujuan. Maka dapat dinyatakan bahwa motifasi merupakan daya penggerak yang telah
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama ketika kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan mendesak. Motifasi dapat menyebabkan perubahan energi
pada diri manusia dan akan mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Hal ini didorong karena adanya
tujuan , kebutuhan atau keinginan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Penyebabnya bisa
4. jadi sakit, lapar, problem pribadi atau tidak senang. Ini berarti tidak terjadi perubahan
energi, siswa tidak terangsang melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau
kebutuhan belajar. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya
dan kemudian dapat mendorong siswa tersebut melakukan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberi ransangan
berupa motivasi.
Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar namun motivasi itu tumbuh di
dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai
kesuluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motifasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Macam-macam motivasi dilihat dari berbagai sudut pandang (Sardiman, 1992:
80) :
1. Dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif bawaan : motif yang dibawa sejak lahir sebagai contoh : dorongan
untuk makan, minum, istirahat dan sebagainya.
b. Motif yang dipelajari : motif yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh
: dorongan untuk mempelajari suatu cabang ilmu pengetahuan.
2. Jenis motifasi menurut Woodworth dan Marquis.
a. Motif organis : bernafas, minum, makan dan sebagainya.
b. Motif darurat : dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas dan
sebagainya.
c. Motif objektif, motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi
dunia luar secara efektif.
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a. Motivasi intrinsik
“Intrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet
pupil-needs and purposes”. Dengan kata lain motivasi intrinsik adalah
motif yang tidak memerlukan rangsangan dari luar karena dalam diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seseorang yang mempunyai hobi membaca tidak perlu ada yang menyuruh
dan mendorongnya untuk membaca.
b. Motivasi ekstrinsik
Motif yang aktif karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh
seseorang belajar karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan
5. mendapatkan nilai baik atau hadia dari orang tua ataupun pujian dari
teman. Namun demikian, perlu ditgaskan bahwa bukan berarti motivasi
ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar tetap
penting karena keadaan manusia selalu dinamis, berubah-ubah.
Persoalan motivasi ini juga dapat dikaitkan dengan minat. Minat merupakan
suatu kondisi yang terjadi apabila seeseorang melihat ciri-ciri atau situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Menurut
Bernard dalam Sardiman, minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat
partisipasi, pengalaman serta kebiasaan. Oleh karena itu yang penting adalah
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu merasa butuh dan ingin
terus belajar. Diperlukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan
motifasi agar siswa melakukan aktifitas belajar dengan baik.
C. Kiat membangun motivasi siswa
Beberapa strategi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ( Reid, 2009 : 24 )
1. Pastikan kesuksesan dengan langkah- langkah kecil prestasi
Kesuksesan merupakan faktor yang sangat penting untuk motivasi dan untuk
pembelajaran yang sukses. Tugas guru adalah meyakinkan bahwa siswa dapat
meraih kesuksesan.
2. Berikan umpan balik pada siswa mengenai kemajuan pribadi mereka sendiri
Kemajuan ( progress ) merupakan hal yang sangat pribadi. Kemajuan seseorang
barangkali bukan kemajuan bagi orang lain. Perlu diketahui bahwa kriteria
kemajuan tidak dapat digeneralisir, namun harus bersifat individual.
3. Yakinkan siswa akan kemampuan diri yang mereka miliki
Percaya diri ( self-belief ) menjadi penentu kesuksesan seseorang yang ingin
meraih tingkat kesuksesan, namun sering sistem pendidikan dirancang hanya
sekedar mampu memilih dan menilai. Faktor ini benar-benar dapat menghapus
unsur percaya diri siswa, sehingga penting untuk mengenali dan mengakui
pencapaian prestasi oleh siswa sekecil apapun. Dan hal penting lainnya adalah
jangan menganggap bahwa kesuksesan merupakan bawaan sejak lahir dan jangan
mengasumsikan bahwa beberapa siswa yang sukses tidak lagi membutuhkan
dukungan positif yang berkelanjutan, supaya mereka dapat mengembangkan dan
mempertahankan kepercayaan pada kemampuan diri.
4. Gunakan beragam gaya belajar
6. Salah satu tanda pelajaran yang telah dipersiapkan dengan baik adalah seberrapa
baik pelajaran ini memanfaatkan beragam gaya pembelajaran. Masing-masing
pelajaran secara keseluruhan harus memiliki unsur pendengaran, penglihatan,
sentuhan dan gerakan. Penting untuk memastikan bahwa gaya belajar tiap-tiap
anak diakomodasikan dalam beberapa cara.
5. Pastikan pelajarannya bermakna
Penting untuk mencek level pemahaman dan pengetahuan konsep kunci yang
termasuk kedalam pelajaran.
6. Minimalkan tekanan
Beberapa anak memerlukan tekanan agar termotivasi, misalnya tenggat waktu
dan persaingan. Akan tetapi tekanan ini harus digunakan dengan hati-hati, terlalu
banyak tekanan akan berakibat pada sangat berkurangnya motivasi karena siswa
tidak melihat sasaran itu dapat diraih.
7. Hindari potensi stigma
Sangat penting bahwa jika siswa mengalami kesulitan apapun, jangan tunjuk ia
untuk menjawab, bahkan dalam cara yang positif- sama sekali jangan dilakukan.
Beberapa kesulitan mengharuskan siswa menerima waktu tambahan dan penting
bahwa semua itu dipersiapkan tanpa membuat mereka merasa malu.
8. Dorong kreativitas siswa
Bagi banyak siswa kreativitas menjadi faktor utama motivasi. Menarik untuk
bercermin pada kenyataan bahwa banyak orang kreatif hanya dapat
mengendalikan pembelajaran mereka setelah meninggalkan banku pendidikan.
Banyak yang gagal disekolah atau sama sekali tidak bersinar. Keadaan ini terjadi
karena sistem ujian sering tidak mendukung kreativitas.
9. Kembangkan tanggung jawab siswa
Kunci pembelajaran yang sukses adalah otonomi siswa. Otonomi ini penting
karena memberi siswa pengendalian terhadap pembelajaran mereka sendiri.
Pengendalian inilah yang memupuk tanggung jawab dan memungkinkan siswa
berpindah dari motivasi ekstrinsik ke motivasi intrinsik.
10. Rayakan kesuksesan
Anak suka merayakan kesuksesan dan sering mengembangkan ritual dan gaya
mereka sendiri yang dapat mengembangkan spirit tim dan meningkatkan
motivasi.
7. Strategi diatas hanyalah beberapa dari banyak cara yang bisa dilakukan dalam
meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Sedapat mungkin guru
dapat menerapkannya atau bahkan menemukan strategi-strategi lain yang dapat
mendorong motivasi belajar siswa. Karena salah satu keterampilan mengajar adalah
mampu mengenali motivator alami siswa. Sering siswa tidak menyadari motivasi
dalam dirinya sendiri dan gurulah yang harus mengenalinya dan membantu siswa
menggunakan keterampilan dan sumber daya alami ini.
D. PENUTUP
Pentingnya motivasi belajar karena akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa akan memberi dampak yang jauh lebih
signifikan dalam pembelajaran. Namun tidak semua siswa memiliki preferensi yang
sama terhadap belajar. Oleh karena itu perlu adanya motivasi ekstrinsik ( motivasi
berasal dari luar diri siswa ) yaitu dari lingkungan sekitar. Khususnya selama proses
pembelajaran segala upaya guru merupakan indikator yang paling utama dalam
menumbuhkan motivasi siswa. Dan perlu disadari juga bahwa pada dasarnya motivasi
merupakan landasan seseorang dalam bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.
Ketika tujuan telah tercapai maka bisa jadi motivasi akan berkurang atau bahkan
hilang, karena ini bersifat dinamis akan berubah-ubah dalam jangka waktu dan untuk
kondisi tertentu. Sebab itu motivasi ekstrinsik juga diperlukan sekalipun untuk siswa
yang telah mempunyai motivasi intrinsik yang baik dalam proses pembelajaran.
8. Daftar Pustaka
Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dikti PPLPTK
Reid, gavin. 2009. Memotivasi siswa dikelas. Jakarta : Indeks
Sardiman AM. 1992. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suherman, Erman. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: PPG SLTP setara D III
Depdikbud