SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Jurnal Pendidikan 
Oleh : Lidrawati ( mahasiswa pasca sarjana UNY / P Mat 14709251058) 
Judul : Kiat guru dalam membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar 
siswa agar tercipta pembelajaran yang efektif 
Abstract 
Pendidikan yang berkualitas tentunya dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor 
baik internal maupun eksternal. Salah satu dari banyaknya faktor tersebut adalah keefektifan 
proses pembelajaran. Pembelajaran efektif tidak akan terjadi jika pembelajar atau siswa tidak 
berhasrat belajar. Sering guru harus memikirkan berbagai cara memunculkan hasrat belajar 
siswa. Penting dipahami bahwa tidak ada dua pembelajar yang belajar dengan cara yang 
sama. Penting juga dipahami bahwa tidak ada cara belajar yang “benar”. Belajar lebih 
bergantung pada kelebihsukaaan individu. Penting kita memahami bahwa lingkungan 
pembelajaran memainkan peran menentukan pada pembelajaran efektif. Pemahaman siswa 
menjadi penentu kesuksesan karena merupakan kunci bagi memori yang efektif dan efesien. 
Penentu kesuksesan siswa mengembangkan sendiri cara mereka menangani masalah. 
Mengembangkan pembelajaran efektif seperti membangun rumah. Rumah terdiri dari 
batu bata dan mengharuskan dasar bangunan yang kokoh, jika tidak rumah akan hancur 
ketika terjadi tekanan. Sama saja dengan belajar, jika dasar pembelajaran tidak tepat, siswa 
akan mengalami kesulitan ketika menghadapi tugas belajar yang baru dan menantang. Merasa 
aman hati dan pikiran adalah kata kunci pembelajaran efektif. Bagi kebanyakan orang, rumah 
merupakan tempat mendapatkan rasa aman. Didalamnya dilengkapi perabotan agar orang 
yang tinggal disana merasa aman dan nyaman. Prinsip yang sama harus melekat pada 
pembelajaran. Penting bagi siswa untuk merasa nyaman ketika belajar. 
Agar pembelajaran efektif ini dapat tercipta maka diperlukan upaya-upaya dari guru 
sebagai fasilitator yang memegang peranan penting dalam peningkatan hasrat dan motivasi 
belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Motivation is an essential condition of 
learning. Motivasi merupakan faktor kunci bagi kesuksesan pembelajaran. Idealnya motivasi 
yang dimiliki siswa haruslah intrinsik yakni siswa memiliki motivasi diri ( self motivating ). 
Ibarat sebuah mobil yang tidak akan berjalan tanpa bensin, anak tidak akan belajar tanpa 
motivasi ( bensin ) untuk belajar. Namun pada saat yang sama tidak semua siswa secara 
intuitif dan instrinsik termotivasi untuk belajar. Beberapa anak perlu dimotivasi dan guru 
harus mengembangkan sarana dan metode untuk memungkinkan dan menumbuhkan motivasi 
ini.
A. PENDAHULUAN 
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi dua arah yaitu, 
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, dan belajar dilakukan oleh 
peserta didik atau siswa. Mengenai defenisi belajar banyak ahli yang telah 
mengemukakan pendapat, diantaranya Herman Hudjojo (1988 : 1) menyatakan: 
”belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kebiasaan, 
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan 
belajar. Dengan kata lain belajar akan mengakibatkan perubahan tingkah laku pada 
diri seseorang”. 
Slameto dalam Fathurrohman (2007: 10) menyatakan bahwa perubahan dalam 
pengertian belajar meliputi : 
1. Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang - kurangnya 
sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, 
kecakapannya berkembang. 
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional. Belajar bukan 
proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap 
hasil belajar memiliki makna dan guna. 
3. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju 
perubahan yang lebih baik. 
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar 
jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin dan lain-lain. 
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar 
seseorang hedaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada 
dirinya melalui belajar. 
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian 
tertentu secara parsial. 
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa seseorang dikatakan telah 
belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya baik dari segi pengetahuan 
(kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai atau sikap 
(afektif). 
Mengajar adalah suatu usaha yang dilakukan guru dalam menciptakan kondisi 
belajar bagi siswa, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2005 : 7) : ”Mengajar 
adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan sekitar siswa sehingga dapat 
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”. Jadi mengajar
merupakan proses yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa. Hasil proses 
mengajar adalah proses belajar yang selanjutnya menghasilkan perubahan tingkah 
laku. 
Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar, yaitu 
materi pelajaran yang disampaikan guru dapat diserap kedalam struktur kognitif 
siswa. Siswa dapat menguasai materi tidak hanya terbatas pada ingatan tanpa 
pengertian tetapi bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna. 
Dalam rangka penanaman konsep kepada siswa, menurut Erman Suherman 
(2003: 142) : 
Guru diharapkan untuk dapat memberikan contoh dengan berbagai 
ragam, sehingga siswa tidak memperoleh generalisasi yang keliru. 
Diharapkan juga untuk memberikan contoh sebanyak mungkin sehingga 
siswa memiliki wawasan yang luas tentang konsep tersebut. Serta dapat 
memberikan beberapa contoh yang sifatnya berlawanan dengan 
pengertian konsep yang sedang dibahas. 
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan 
proses belajar mengajar, guru bukan semata-mata menyampaikan materi, melainkan 
juga berusaha supaya materi yang disampaikan dapat diterima dan dicerna oleh 
pemikiran siswa. Maka untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, sangat 
diharapkan kreatifitas guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. 
B. Motivasi Belajar 
Motivasi berasal dari dua kata motif dan action yang artinya landasan untuk 
bertindak. Sardiman berpendapat bahwa kata motif diartikan sebagai daya upaya yang 
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya 
penggerak dari dalam untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai 
tujuan. Maka dapat dinyatakan bahwa motifasi merupakan daya penggerak yang telah 
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama ketika kebutuhan untuk mencapai 
tujuan sangat dirasakan mendesak. Motifasi dapat menyebabkan perubahan energi 
pada diri manusia dan akan mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi 
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Hal ini didorong karena adanya 
tujuan , kebutuhan atau keinginan. 
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu 
yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Penyebabnya bisa
jadi sakit, lapar, problem pribadi atau tidak senang. Ini berarti tidak terjadi perubahan 
energi, siswa tidak terangsang melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau 
kebutuhan belajar. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya 
dan kemudian dapat mendorong siswa tersebut melakukan yang 
seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberi ransangan 
berupa motivasi. 
Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar namun motivasi itu tumbuh di 
dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai 
kesuluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, 
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada 
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. 
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. 
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan 
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motifasi kuat, akan mempunyai banyak 
energi untuk melakukan kegiatan belajar. 
Macam-macam motivasi dilihat dari berbagai sudut pandang (Sardiman, 1992: 
80) : 
1. Dilihat dari dasar pembentukannya. 
a. Motif bawaan : motif yang dibawa sejak lahir sebagai contoh : dorongan 
untuk makan, minum, istirahat dan sebagainya. 
b. Motif yang dipelajari : motif yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh 
: dorongan untuk mempelajari suatu cabang ilmu pengetahuan. 
2. Jenis motifasi menurut Woodworth dan Marquis. 
a. Motif organis : bernafas, minum, makan dan sebagainya. 
b. Motif darurat : dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas dan 
sebagainya. 
c. Motif objektif, motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi 
dunia luar secara efektif. 
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah 
4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik 
a. Motivasi intrinsik 
“Intrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet 
pupil-needs and purposes”. Dengan kata lain motivasi intrinsik adalah 
motif yang tidak memerlukan rangsangan dari luar karena dalam diri 
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh 
seseorang yang mempunyai hobi membaca tidak perlu ada yang menyuruh 
dan mendorongnya untuk membaca. 
b. Motivasi ekstrinsik 
Motif yang aktif karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh 
seseorang belajar karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan
mendapatkan nilai baik atau hadia dari orang tua ataupun pujian dari 
teman. Namun demikian, perlu ditgaskan bahwa bukan berarti motivasi 
ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar tetap 
penting karena keadaan manusia selalu dinamis, berubah-ubah. 
Persoalan motivasi ini juga dapat dikaitkan dengan minat. Minat merupakan 
suatu kondisi yang terjadi apabila seeseorang melihat ciri-ciri atau situasi yang 
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Menurut 
Bernard dalam Sardiman, minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat 
partisipasi, pengalaman serta kebiasaan. Oleh karena itu yang penting adalah 
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu merasa butuh dan ingin 
terus belajar. Diperlukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan 
motifasi agar siswa melakukan aktifitas belajar dengan baik. 
C. Kiat membangun motivasi siswa 
Beberapa strategi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ( Reid, 2009 : 24 ) 
1. Pastikan kesuksesan dengan langkah- langkah kecil prestasi 
Kesuksesan merupakan faktor yang sangat penting untuk motivasi dan untuk 
pembelajaran yang sukses. Tugas guru adalah meyakinkan bahwa siswa dapat 
meraih kesuksesan. 
2. Berikan umpan balik pada siswa mengenai kemajuan pribadi mereka sendiri 
Kemajuan ( progress ) merupakan hal yang sangat pribadi. Kemajuan seseorang 
barangkali bukan kemajuan bagi orang lain. Perlu diketahui bahwa kriteria 
kemajuan tidak dapat digeneralisir, namun harus bersifat individual. 
3. Yakinkan siswa akan kemampuan diri yang mereka miliki 
Percaya diri ( self-belief ) menjadi penentu kesuksesan seseorang yang ingin 
meraih tingkat kesuksesan, namun sering sistem pendidikan dirancang hanya 
sekedar mampu memilih dan menilai. Faktor ini benar-benar dapat menghapus 
unsur percaya diri siswa, sehingga penting untuk mengenali dan mengakui 
pencapaian prestasi oleh siswa sekecil apapun. Dan hal penting lainnya adalah 
jangan menganggap bahwa kesuksesan merupakan bawaan sejak lahir dan jangan 
mengasumsikan bahwa beberapa siswa yang sukses tidak lagi membutuhkan 
dukungan positif yang berkelanjutan, supaya mereka dapat mengembangkan dan 
mempertahankan kepercayaan pada kemampuan diri. 
4. Gunakan beragam gaya belajar
Salah satu tanda pelajaran yang telah dipersiapkan dengan baik adalah seberrapa 
baik pelajaran ini memanfaatkan beragam gaya pembelajaran. Masing-masing 
pelajaran secara keseluruhan harus memiliki unsur pendengaran, penglihatan, 
sentuhan dan gerakan. Penting untuk memastikan bahwa gaya belajar tiap-tiap 
anak diakomodasikan dalam beberapa cara. 
5. Pastikan pelajarannya bermakna 
Penting untuk mencek level pemahaman dan pengetahuan konsep kunci yang 
termasuk kedalam pelajaran. 
6. Minimalkan tekanan 
Beberapa anak memerlukan tekanan agar termotivasi, misalnya tenggat waktu 
dan persaingan. Akan tetapi tekanan ini harus digunakan dengan hati-hati, terlalu 
banyak tekanan akan berakibat pada sangat berkurangnya motivasi karena siswa 
tidak melihat sasaran itu dapat diraih. 
7. Hindari potensi stigma 
Sangat penting bahwa jika siswa mengalami kesulitan apapun, jangan tunjuk ia 
untuk menjawab, bahkan dalam cara yang positif- sama sekali jangan dilakukan. 
Beberapa kesulitan mengharuskan siswa menerima waktu tambahan dan penting 
bahwa semua itu dipersiapkan tanpa membuat mereka merasa malu. 
8. Dorong kreativitas siswa 
Bagi banyak siswa kreativitas menjadi faktor utama motivasi. Menarik untuk 
bercermin pada kenyataan bahwa banyak orang kreatif hanya dapat 
mengendalikan pembelajaran mereka setelah meninggalkan banku pendidikan. 
Banyak yang gagal disekolah atau sama sekali tidak bersinar. Keadaan ini terjadi 
karena sistem ujian sering tidak mendukung kreativitas. 
9. Kembangkan tanggung jawab siswa 
Kunci pembelajaran yang sukses adalah otonomi siswa. Otonomi ini penting 
karena memberi siswa pengendalian terhadap pembelajaran mereka sendiri. 
Pengendalian inilah yang memupuk tanggung jawab dan memungkinkan siswa 
berpindah dari motivasi ekstrinsik ke motivasi intrinsik. 
10. Rayakan kesuksesan 
Anak suka merayakan kesuksesan dan sering mengembangkan ritual dan gaya 
mereka sendiri yang dapat mengembangkan spirit tim dan meningkatkan 
motivasi.
Strategi diatas hanyalah beberapa dari banyak cara yang bisa dilakukan dalam 
meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Sedapat mungkin guru 
dapat menerapkannya atau bahkan menemukan strategi-strategi lain yang dapat 
mendorong motivasi belajar siswa. Karena salah satu keterampilan mengajar adalah 
mampu mengenali motivator alami siswa. Sering siswa tidak menyadari motivasi 
dalam dirinya sendiri dan gurulah yang harus mengenalinya dan membantu siswa 
menggunakan keterampilan dan sumber daya alami ini. 
D. PENUTUP 
Pentingnya motivasi belajar karena akan berpengaruh terhadap hasil belajar 
siswa. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa akan memberi dampak yang jauh lebih 
signifikan dalam pembelajaran. Namun tidak semua siswa memiliki preferensi yang 
sama terhadap belajar. Oleh karena itu perlu adanya motivasi ekstrinsik ( motivasi 
berasal dari luar diri siswa ) yaitu dari lingkungan sekitar. Khususnya selama proses 
pembelajaran segala upaya guru merupakan indikator yang paling utama dalam 
menumbuhkan motivasi siswa. Dan perlu disadari juga bahwa pada dasarnya motivasi 
merupakan landasan seseorang dalam bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. 
Ketika tujuan telah tercapai maka bisa jadi motivasi akan berkurang atau bahkan 
hilang, karena ini bersifat dinamis akan berubah-ubah dalam jangka waktu dan untuk 
kondisi tertentu. Sebab itu motivasi ekstrinsik juga diperlukan sekalipun untuk siswa 
yang telah mempunyai motivasi intrinsik yang baik dalam proses pembelajaran.
Daftar Pustaka 
Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama 
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dikti PPLPTK 
Reid, gavin. 2009. Memotivasi siswa dikelas. Jakarta : Indeks 
Sardiman AM. 1992. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali 
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito 
Suherman, Erman. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: PPG SLTP setara D III 
Depdikbud

More Related Content

What's hot

“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”Potpotya Fitri
 
Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)Sinang Arfi
 
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...-Nining Syafitri
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi firo HAR
 
Kelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarKelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarArif Wicaksono
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranAtika Aziz
 
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswaMempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswahaqiemisme
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajarAldi Rizaldi
 
Unsur unsur psikologis belajar
Unsur unsur psikologis belajarUnsur unsur psikologis belajar
Unsur unsur psikologis belajarNuurrochmah
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Pptdesips_1012
 
Motivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasiMotivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasiYusuf Arifin
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
 
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajarfaktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajarYuli Yanti
 
Presentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan PembelajaranPresentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan PembelajaranRicky Ramadhan
 
Guru Sebagai Evaluator
Guru Sebagai EvaluatorGuru Sebagai Evaluator
Guru Sebagai EvaluatorMuhamad Yogi
 

What's hot (20)

“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”
 
Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)Meningkatkan motivasi belajar (tik)
Meningkatkan motivasi belajar (tik)
 
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi
 
Kelompok vii baru
Kelompok vii baruKelompok vii baru
Kelompok vii baru
 
Makalah BDP
Makalah BDPMakalah BDP
Makalah BDP
 
Kelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarKelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi Belajar
 
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
 
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswaMempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
 
Unsur unsur psikologis belajar
Unsur unsur psikologis belajarUnsur unsur psikologis belajar
Unsur unsur psikologis belajar
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Ppt
 
Motivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasiMotivasi sebagai dasar prestasi
Motivasi sebagai dasar prestasi
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
 
Persentasi sikopend
Persentasi sikopendPersentasi sikopend
Persentasi sikopend
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajarfaktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
 
Presentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan PembelajaranPresentasi Kurikulum dan Pembelajaran
Presentasi Kurikulum dan Pembelajaran
 
Guru Sebagai Evaluator
Guru Sebagai EvaluatorGuru Sebagai Evaluator
Guru Sebagai Evaluator
 

Similar to Meningkatkan Motivasi

Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarwiwi yanti
 
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfPelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfbinsyawaltv
 
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Mayawi Karim
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Imam Royani
Imam RoyaniImam Royani
Imam Royaniimam89
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamKhoiriyatul Ma'rufah
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxangga716150
 
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningMembangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningRoihanHan IthoeSiicg
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxernakomaryah
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptsandirustandi8
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptAlBadri8
 
motivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptmotivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptSetyoWantjono1
 

Similar to Meningkatkan Motivasi (20)

Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Prinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajarPrinsip prinsip belajar
Prinsip prinsip belajar
 
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfPelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
 
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
 
Imam Royani
Imam RoyaniImam Royani
Imam Royani
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
 
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learningMembangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
Membangkitkan motivasi siswa melalui model pembelajaran quantum learning
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2
 
Motivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.pptMotivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.ppt
 
motivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptmotivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).ppt
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
Belajar Resume Buku
Belajar Resume BukuBelajar Resume Buku
Belajar Resume Buku
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Meningkatkan Motivasi

  • 1. Jurnal Pendidikan Oleh : Lidrawati ( mahasiswa pasca sarjana UNY / P Mat 14709251058) Judul : Kiat guru dalam membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa agar tercipta pembelajaran yang efektif Abstract Pendidikan yang berkualitas tentunya dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik internal maupun eksternal. Salah satu dari banyaknya faktor tersebut adalah keefektifan proses pembelajaran. Pembelajaran efektif tidak akan terjadi jika pembelajar atau siswa tidak berhasrat belajar. Sering guru harus memikirkan berbagai cara memunculkan hasrat belajar siswa. Penting dipahami bahwa tidak ada dua pembelajar yang belajar dengan cara yang sama. Penting juga dipahami bahwa tidak ada cara belajar yang “benar”. Belajar lebih bergantung pada kelebihsukaaan individu. Penting kita memahami bahwa lingkungan pembelajaran memainkan peran menentukan pada pembelajaran efektif. Pemahaman siswa menjadi penentu kesuksesan karena merupakan kunci bagi memori yang efektif dan efesien. Penentu kesuksesan siswa mengembangkan sendiri cara mereka menangani masalah. Mengembangkan pembelajaran efektif seperti membangun rumah. Rumah terdiri dari batu bata dan mengharuskan dasar bangunan yang kokoh, jika tidak rumah akan hancur ketika terjadi tekanan. Sama saja dengan belajar, jika dasar pembelajaran tidak tepat, siswa akan mengalami kesulitan ketika menghadapi tugas belajar yang baru dan menantang. Merasa aman hati dan pikiran adalah kata kunci pembelajaran efektif. Bagi kebanyakan orang, rumah merupakan tempat mendapatkan rasa aman. Didalamnya dilengkapi perabotan agar orang yang tinggal disana merasa aman dan nyaman. Prinsip yang sama harus melekat pada pembelajaran. Penting bagi siswa untuk merasa nyaman ketika belajar. Agar pembelajaran efektif ini dapat tercipta maka diperlukan upaya-upaya dari guru sebagai fasilitator yang memegang peranan penting dalam peningkatan hasrat dan motivasi belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Motivation is an essential condition of learning. Motivasi merupakan faktor kunci bagi kesuksesan pembelajaran. Idealnya motivasi yang dimiliki siswa haruslah intrinsik yakni siswa memiliki motivasi diri ( self motivating ). Ibarat sebuah mobil yang tidak akan berjalan tanpa bensin, anak tidak akan belajar tanpa motivasi ( bensin ) untuk belajar. Namun pada saat yang sama tidak semua siswa secara intuitif dan instrinsik termotivasi untuk belajar. Beberapa anak perlu dimotivasi dan guru harus mengembangkan sarana dan metode untuk memungkinkan dan menumbuhkan motivasi ini.
  • 2. A. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi dua arah yaitu, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, dan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Mengenai defenisi belajar banyak ahli yang telah mengemukakan pendapat, diantaranya Herman Hudjojo (1988 : 1) menyatakan: ”belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Dengan kata lain belajar akan mengakibatkan perubahan tingkah laku pada diri seseorang”. Slameto dalam Fathurrohman (2007: 10) menyatakan bahwa perubahan dalam pengertian belajar meliputi : 1. Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang - kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna. 3. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin dan lain-lain. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar seseorang hedaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya baik dari segi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai atau sikap (afektif). Mengajar adalah suatu usaha yang dilakukan guru dalam menciptakan kondisi belajar bagi siswa, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2005 : 7) : ”Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”. Jadi mengajar
  • 3. merupakan proses yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa. Hasil proses mengajar adalah proses belajar yang selanjutnya menghasilkan perubahan tingkah laku. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disampaikan guru dapat diserap kedalam struktur kognitif siswa. Siswa dapat menguasai materi tidak hanya terbatas pada ingatan tanpa pengertian tetapi bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna. Dalam rangka penanaman konsep kepada siswa, menurut Erman Suherman (2003: 142) : Guru diharapkan untuk dapat memberikan contoh dengan berbagai ragam, sehingga siswa tidak memperoleh generalisasi yang keliru. Diharapkan juga untuk memberikan contoh sebanyak mungkin sehingga siswa memiliki wawasan yang luas tentang konsep tersebut. Serta dapat memberikan beberapa contoh yang sifatnya berlawanan dengan pengertian konsep yang sedang dibahas. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru bukan semata-mata menyampaikan materi, melainkan juga berusaha supaya materi yang disampaikan dapat diterima dan dicerna oleh pemikiran siswa. Maka untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, sangat diharapkan kreatifitas guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. B. Motivasi Belajar Motivasi berasal dari dua kata motif dan action yang artinya landasan untuk bertindak. Sardiman berpendapat bahwa kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan. Maka dapat dinyatakan bahwa motifasi merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama ketika kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Motifasi dapat menyebabkan perubahan energi pada diri manusia dan akan mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Hal ini didorong karena adanya tujuan , kebutuhan atau keinginan. Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Penyebabnya bisa
  • 4. jadi sakit, lapar, problem pribadi atau tidak senang. Ini berarti tidak terjadi perubahan energi, siswa tidak terangsang melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya dan kemudian dapat mendorong siswa tersebut melakukan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberi ransangan berupa motivasi. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar namun motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai kesuluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motifasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Macam-macam motivasi dilihat dari berbagai sudut pandang (Sardiman, 1992: 80) : 1. Dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif bawaan : motif yang dibawa sejak lahir sebagai contoh : dorongan untuk makan, minum, istirahat dan sebagainya. b. Motif yang dipelajari : motif yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh : dorongan untuk mempelajari suatu cabang ilmu pengetahuan. 2. Jenis motifasi menurut Woodworth dan Marquis. a. Motif organis : bernafas, minum, makan dan sebagainya. b. Motif darurat : dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas dan sebagainya. c. Motif objektif, motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif. 3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah 4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a. Motivasi intrinsik “Intrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Dengan kata lain motivasi intrinsik adalah motif yang tidak memerlukan rangsangan dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang mempunyai hobi membaca tidak perlu ada yang menyuruh dan mendorongnya untuk membaca. b. Motivasi ekstrinsik Motif yang aktif karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang belajar karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan
  • 5. mendapatkan nilai baik atau hadia dari orang tua ataupun pujian dari teman. Namun demikian, perlu ditgaskan bahwa bukan berarti motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar tetap penting karena keadaan manusia selalu dinamis, berubah-ubah. Persoalan motivasi ini juga dapat dikaitkan dengan minat. Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seeseorang melihat ciri-ciri atau situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Menurut Bernard dalam Sardiman, minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman serta kebiasaan. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu merasa butuh dan ingin terus belajar. Diperlukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motifasi agar siswa melakukan aktifitas belajar dengan baik. C. Kiat membangun motivasi siswa Beberapa strategi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ( Reid, 2009 : 24 ) 1. Pastikan kesuksesan dengan langkah- langkah kecil prestasi Kesuksesan merupakan faktor yang sangat penting untuk motivasi dan untuk pembelajaran yang sukses. Tugas guru adalah meyakinkan bahwa siswa dapat meraih kesuksesan. 2. Berikan umpan balik pada siswa mengenai kemajuan pribadi mereka sendiri Kemajuan ( progress ) merupakan hal yang sangat pribadi. Kemajuan seseorang barangkali bukan kemajuan bagi orang lain. Perlu diketahui bahwa kriteria kemajuan tidak dapat digeneralisir, namun harus bersifat individual. 3. Yakinkan siswa akan kemampuan diri yang mereka miliki Percaya diri ( self-belief ) menjadi penentu kesuksesan seseorang yang ingin meraih tingkat kesuksesan, namun sering sistem pendidikan dirancang hanya sekedar mampu memilih dan menilai. Faktor ini benar-benar dapat menghapus unsur percaya diri siswa, sehingga penting untuk mengenali dan mengakui pencapaian prestasi oleh siswa sekecil apapun. Dan hal penting lainnya adalah jangan menganggap bahwa kesuksesan merupakan bawaan sejak lahir dan jangan mengasumsikan bahwa beberapa siswa yang sukses tidak lagi membutuhkan dukungan positif yang berkelanjutan, supaya mereka dapat mengembangkan dan mempertahankan kepercayaan pada kemampuan diri. 4. Gunakan beragam gaya belajar
  • 6. Salah satu tanda pelajaran yang telah dipersiapkan dengan baik adalah seberrapa baik pelajaran ini memanfaatkan beragam gaya pembelajaran. Masing-masing pelajaran secara keseluruhan harus memiliki unsur pendengaran, penglihatan, sentuhan dan gerakan. Penting untuk memastikan bahwa gaya belajar tiap-tiap anak diakomodasikan dalam beberapa cara. 5. Pastikan pelajarannya bermakna Penting untuk mencek level pemahaman dan pengetahuan konsep kunci yang termasuk kedalam pelajaran. 6. Minimalkan tekanan Beberapa anak memerlukan tekanan agar termotivasi, misalnya tenggat waktu dan persaingan. Akan tetapi tekanan ini harus digunakan dengan hati-hati, terlalu banyak tekanan akan berakibat pada sangat berkurangnya motivasi karena siswa tidak melihat sasaran itu dapat diraih. 7. Hindari potensi stigma Sangat penting bahwa jika siswa mengalami kesulitan apapun, jangan tunjuk ia untuk menjawab, bahkan dalam cara yang positif- sama sekali jangan dilakukan. Beberapa kesulitan mengharuskan siswa menerima waktu tambahan dan penting bahwa semua itu dipersiapkan tanpa membuat mereka merasa malu. 8. Dorong kreativitas siswa Bagi banyak siswa kreativitas menjadi faktor utama motivasi. Menarik untuk bercermin pada kenyataan bahwa banyak orang kreatif hanya dapat mengendalikan pembelajaran mereka setelah meninggalkan banku pendidikan. Banyak yang gagal disekolah atau sama sekali tidak bersinar. Keadaan ini terjadi karena sistem ujian sering tidak mendukung kreativitas. 9. Kembangkan tanggung jawab siswa Kunci pembelajaran yang sukses adalah otonomi siswa. Otonomi ini penting karena memberi siswa pengendalian terhadap pembelajaran mereka sendiri. Pengendalian inilah yang memupuk tanggung jawab dan memungkinkan siswa berpindah dari motivasi ekstrinsik ke motivasi intrinsik. 10. Rayakan kesuksesan Anak suka merayakan kesuksesan dan sering mengembangkan ritual dan gaya mereka sendiri yang dapat mengembangkan spirit tim dan meningkatkan motivasi.
  • 7. Strategi diatas hanyalah beberapa dari banyak cara yang bisa dilakukan dalam meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Sedapat mungkin guru dapat menerapkannya atau bahkan menemukan strategi-strategi lain yang dapat mendorong motivasi belajar siswa. Karena salah satu keterampilan mengajar adalah mampu mengenali motivator alami siswa. Sering siswa tidak menyadari motivasi dalam dirinya sendiri dan gurulah yang harus mengenalinya dan membantu siswa menggunakan keterampilan dan sumber daya alami ini. D. PENUTUP Pentingnya motivasi belajar karena akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa akan memberi dampak yang jauh lebih signifikan dalam pembelajaran. Namun tidak semua siswa memiliki preferensi yang sama terhadap belajar. Oleh karena itu perlu adanya motivasi ekstrinsik ( motivasi berasal dari luar diri siswa ) yaitu dari lingkungan sekitar. Khususnya selama proses pembelajaran segala upaya guru merupakan indikator yang paling utama dalam menumbuhkan motivasi siswa. Dan perlu disadari juga bahwa pada dasarnya motivasi merupakan landasan seseorang dalam bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. Ketika tujuan telah tercapai maka bisa jadi motivasi akan berkurang atau bahkan hilang, karena ini bersifat dinamis akan berubah-ubah dalam jangka waktu dan untuk kondisi tertentu. Sebab itu motivasi ekstrinsik juga diperlukan sekalipun untuk siswa yang telah mempunyai motivasi intrinsik yang baik dalam proses pembelajaran.
  • 8. Daftar Pustaka Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dikti PPLPTK Reid, gavin. 2009. Memotivasi siswa dikelas. Jakarta : Indeks Sardiman AM. 1992. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suherman, Erman. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: PPG SLTP setara D III Depdikbud