Perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Pertama, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
1. 17
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyelenggaraan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan kata
pembelajaran. Pertama, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan
keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Proses suatu
perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis
kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan,
maka pola pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
Ely (1979), mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu
proses dan cara berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.
Menurut Kaufman (1972), memandang bahwa perencanaan itu adalah sebagai suatu
proses untuk menetapkan “ kemana harus pergi “ dan bagaimana ke “ tempat “ itu
dengan cara paling efektif dan efisien. Sedangkan menurut Terry (1993)
mengungkapkan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah penetapan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Secara umum, perencanaan merupakan hasil proses berfikir yang mendalam,
hasil dari proses pengkajian dan penyeleksian dari berbagai alternatif yang memiliki
nilai efektifitas dan efisiensi dimana perencanaan adalah awal dari semua proses
untuk pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.
Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam
dunia pendidikan di Amerika serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran
psikologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.
Menurut Gagne (1992) yang mengungkapkan bahwa “instruction is a set of event that
effect learners in such a way that learning is facilitated”, mengajar atau “teaching”
merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih
2. 18
ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan
fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari
sesuatu.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa
dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar
yang dimiliki termasuk gaya belajar dan potensi yang ada diluar diri siswa seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar
tertentu.
Kedua makna tentang konsep perencanaan dan konsep pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil
pemikiran awal seorang guru sebelum mengelolah proses pembelajaran dimana
merupakan persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu dan harus dilakukan
oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi
pemilihan materi, metode, media dan alat-alat evaluasi dimana unsur-unsur tersebut
harus mengacu pada silabus yang ada.
Secara umum penyelenggaraan pembelajaran adalah proses pengambilan
keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada.
B. Membuat Penyelengaraan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berfikir, artinya suatu
perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi disusun dengan
mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, disamping
disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat
mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
3. 19
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan
pembelajaran adalah ketercapaian tujuan.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran
dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan.
RPP telah dimuat didalam Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Sebelumnya dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran, Satpel
(Satuan Pelajaran), kemudian Satuan Acara Pembelajaran atau SAP (Satuan Acara
Perkuliahan). Jadi secara khusus rencana penyelenggaraan pembelajaran merupakan
pegangan bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan dan mengevaluasi hasil
kegiatan belajar dan pembelajaran.
RPP atau Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran secara praktis dapat disebut
sebagai skenario pembelajaran. Dengan demikian RPP merupakan pegangan bagi
guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar
dan pembelajaran.
Istilah RPP baru diperkenalkan pada akhir-akhir ini dan juga termuat di dalam
Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebelum
itu, dokumen tersebut dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran, Satpel (Satuan
Pelajaran), kemudian Satuan Acara Pembelajaran atau SAP (Satuan Acara
Perkuliahan).
Perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan, disebabkan karena beberapa hal:
1. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sederhana apapun proses
pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan.
2. Pembelajaran adalah proses kerjasama. Proses pembelajaran minimal akan
melibatkan guru dan siswa.
4. 20
3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya
sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan
perilaku siswa.
4. Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
a. Manfaat Perencanaan pembelajaran
Ada beberapa manfaat dari penyusunan proses pembelajaran:
1. Melalui proses perencanaan yang matang, sebab perencanaan disusun untuk
memperoleh keberhasilan dengan demikian kemungkinan-
kemungkinankegagalan dapat diantisipasi oleh setiap guru. Manfaat perencanaan
pembelajaran adalah kita akan terhindar dari hasil yang bersifat untung-
untungan.
2. Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Melalui perencanaan pembelajaran
yang matang kita akan dengan mudah mengantisipasinya sebab berbagai
kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya.
3. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Melalui perencanaan
pembelajaran, guru dapat menentukan sumber-sumber mana saja yang dianggap
tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran.
4. Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis,
artinya proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan
berlangsung secara terarah dan terorganisir.
b. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a) Fungsi kreatif
Guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program perencanaan pembelajaran.
Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan
hal-hal baru.
5. 21
b) Fungsi inovatif
Pembelajaran yang sistematis direncanakan dan terprogram secara utuh,
perencanaan memiliki fungsi inovasi.
c) Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan pembelajaran ini dapat diseleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif berkaitan
dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d) Fungsi komunikatif
Perencanaan pembelajaran ini harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap
orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian yang
dapat dilakukan.
e) Fungsi prediktif
Melalui fungsi prediktif, perencanaan pembelajaran dapat menggambarkan
berbagai kesulitan yang akan terjadi. Selain itu, fungsi prediktif dapat
menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
f) Fungsi akuras
Melalui proses perencanaan pembelajaran guru dapat menakar setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung
jam pelajaran efektif, melalui program perencanaan.
g) Fungsi pencapaian tujuan
Manusia bukan hanya berkembang dalam aspek intelektual saja, akan tetapi juga
dalam sikap keterampilan. Pembelajaran memiliki dua sisi yang sama pentingnya,
yakni sisi hasil belajar dan sisi proses belajar.
h) Fungsi kontrol
Perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai kontrol, yang selanjutnya dapat
memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran
selanjutnya.
6. 22
c. Manfaat dibuatnya RPP
Ada tiga manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan RPP:
1. Belajar dan pembelajaran diselenggarakan secara terencana sesuai dengan isi
kurikulum.
2. Ketika seorang guru karena sakit dan lain alasan tidak dapat hadir melaksanakan
tugas mengajarnya, guru lain yang menggantikannya dapat menggunakan RPP
yang telah disusun. Dengan demikian dapat dijamin bahwa tidak terjadi
perbedaan yang prinsipil dalam kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diselenggarakan oleh guru pengganti.
3. Secara manaterial RPP merupakan portofolio atau bukti fisik pelaksanaan
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diantaranya dapat digunakan untuk :
a. Bahan pertimbangan dalam sertifikasi guru.
b. Perhitungan angka kredit jabatan fungsional guru.
c. Informasi dalam supervisi kelas oleh kepala sekolah dan atau pengawas.
d. Bahan rujukan dan atau kajian bagi guru yang bersangkutan dalam
mengembangkan belajar dan pembelajaran topik yang sama di tahun
berikutnya.
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi,
namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan professional, sehingga
berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang
dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan:
1. Signifikansi
Bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses
pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Perencanaan pembelajaran disusun sebagai
bagian dari proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Relevan
Bahwa perencanaan yang kita susun memliki nilai kesesuaian baik internal
maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Hal-hal yang berhubungan dengan siswa seperti
7. 23
minat dan bakat siswa, gaya belajar siswa, kemampuan dasar siswa dan lain
sebagainya, harus dijadikan pertimbangan pertama dilihat dari sudut kesesuaian
eksternal.
3. Kepastian
Perencanaan pembelajaran harus disusun untuk dapat diimplementasikan dalam
berbagai keadaan dan kondisi. Dengan demikian, perencanaan itu dapat digunakan
oleh setiap orang yang akan menggunakannya.
4. Kesederhanaan
Mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit
dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru
dalam pengelolaan pembelajaran.
5. Prediktif
Daya ramal sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang
akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.
C. Konsep Penyelenggaraan Pembelajaran
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan
siswa. Untuk dapat membelajarkan siswa, salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
guru ialah dengan menerapkan pendekatan CBSA. Pendekatan ini merupakan
pendekatan pembelajaran yang tersurat dan tersirat dalam kurikulum yang berlaku.
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap
bahan yang dipelajari. CBSA menuntut keterlibatan mental yang tinggi sehingga
terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif
dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajaran akan memiliki penguasaan
konsep dan prinsip. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di
rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang menitikberatkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan
8. 24
belajar. Keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi
kadarnya yang berbeda tergantung pada jenis kegiatanya, materi yang dipelajari dan
tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk,
seperti: mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan
masalah, menyusun rencana dan lain lain.
Pendekatan CBSA dinilai sebagai suatu sistem belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara mata kognitif, afektif dan
psikomotorik. Setiap kegiatan menuntut siswa untuk terlibat secara langsung dan
menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa melalui proses asimilasi dan
akomodasi kognitif untuk mengembangkan kemampuan untuk mengembangkan
pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk
keterampilan (motorik, kognitif dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai
dalam pembentukan sikap.
Pendekatan sistem pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach)
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach)
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
9. 25
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) dan
sasaran (target) yang harus mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat
yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai tujuan.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
ditempuh sejak titik awal sampai mencapai sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengetahui/menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Pendekatan CBSA dinilai sebagai suatu sistem belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara matra kognitif, motorik,
afektif dan psikomotorik. (A.Yasin, 1984, hal 24)
a. Rasional CBSA Dalam Pembelajaran
Siswa didik dipandang dari dua sisi yang berkaitan, yakni sebagai obyek
pembelajaran dan sebagai subyek yang belajar. Siswa sebagai subyek dipandang
sebagai manusia yang potensial sedang berkembang, memiliki keinginan–keinginan,
harapan dan tujuan hidup, aspirasi dan motivasi dan berbagai kemungkinan potensi
lainnya. Siswa sebagai subyek dipandang sebagai yang memiliki potensi yang perlu
dibina, diarahkan dan dikembangkan melalui proses pembelajaran. Karena itu proses
pembelajaran harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip manusiawi
(humanistik), misalnya melalui suasana kekeluargaan, keterbukaan dan bergairah
serta bervariasi sesuai dengan keadaan perkembangan siswa bersangkutan.
Penerapan dan pendayagunaan konsep CBSA dalam pembelajaran merupakan
kebutuhan dan sekaligus sebagai keharusan dalam kaitannya dengan upaya
merealisasikan Sistem Pendidikan Nasional untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional, yang pada gilirannya berimplikasi terhadap sistem pembelajaran.
Cara belajar siswa aktif tersebut dapat berlangsung dengan efektif, bila guru
melaksanakan peran dan fungsinya secara aktif dan kreatif, mendorong dan
10. 26
membantu serta berupaya mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan belajar yang telah ditentukan.
Peranan guru bukan sebagai orang yang menuangkan materi pelajaran kepada
siswa, melainkan bertindak sebagai pembantu dan pelayanan bagi siswa.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru ialah;
1. Menyiapkan lembar kerja,
2. Menyusun tugas bersama siswa,
3. Memberikan informasi tentang kegiatan yang diulakukan,
4. Memberikan bantuan dan pelayanan apabila siswa mendapat kesulitan,
5. Menyampaikan pertanyaan yang bersifat asuhan,
6. Membantu mengarahkan rumusan kesimpulan umum,
7. Memberikan bantuan dan pelayanan khusus kepada siswa yang lamban,
8. Menyalurkan bakat dan minat siswa,
9. Mengamati sikap aktivitas siswa.
Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan, bahwa pembelajaran berdasarkan
pendekatan CBSA tidak diartikan guru menjadi pasif, melainkan tetap harus aktif
namun tidak bersikap mendominisi siswa menghambat perkembangan potensinya.
Guru bertindak sebagai guru fasilitator.
b. Kadar CBSA
Kadar CBSA ditandai oleh semakin banyaknya dan bervariasinya keaktifan dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
c. Kebaikan dan Kelemahan CBSA
1. Kebaikan CBSA
Kebaikan-kebaikan CBSA, yang dikemukakan oleh T. Raka Joni, yaitu:
a. Ditunjukan melalui keberanian memberikan urung pendapat tanpa secara
eksklusif diminta.
b. Keterlibatan mental didalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung
yang ditunjukan dengan peningkatan diri kepada tugas.
c. Belajar dengan pengalaman langsung indikator dari CBSA.
11. 27
d. Kekayaan bentuk dan variasi alat kegiatan belajar mengajar.
e. Kualitas interaksi antar siswa.
2. Kelemahan CBSA
a. Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan.
b. Diskusi tak dapat diramalkan.
c. Memasyarakatkan agar siswa memiliki keterampilan berdiskusi yang
diperlukan secara aktif.
d. Membentuk pengaturan fisik dan jadwal yang luwes.
e. Dapat menjadi palsu jika pemimpin mengalami kesulitan mempertemukan
berbagai pendapat.
f. Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak
pendapat peserta lain.
d. Rambu-Rambu Penyelenggaraan CBSA
Hakikat CBSA adalah keterlibatan intelektual-emosional siswa secara optimal
dalam proses pembelajaran; dan setiap proses dapat menemukan kadar CBSA dari
suatu proses pembelajaran, maka perlu mengenal terlebih dahulu rambu-rambu
penyelenggara CBSA. Yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah gejala-
gejala yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik dalam program maupun dalam
proses pembelajaran.
Rambu-rambu yang dimaksud adalah:
1) Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan,
2) Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan dan
dorongan-dorongan yang ada pada dirinya,
3) Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran,
4) Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran,
5) Keingintahuan yang ada pada diri siswa,
6) Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa,
7) Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan
mendorong keaktifan siswa.
12. 28
8) Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator
e. Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar
diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran.
D. Merancang Pembelajaran Yang Menarik
Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang didalamnya ada cerita,
ada nyanyian, ada tantangan dan ada pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Gurunya
santai dan humoris, namun memiliki kesungguhan dalam membantu siswa menguasai
materi pelajaran melalui cara-cara yang mudah, cepat dan menyenangkan. Gurunya
mengerti dan memahami kondisi siswa, serta memberikan perhatian penuh kepada
kelas. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk maju
dan berkembang, tidak hanya pada siswa-siswa tertentu saja.
Coba kita bandingkan pendapat siswa di atas dengan pengertian dari kamus.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata menarik yang sesuai dalam
konteks ini adalah: (1) menyenangkan (menggirangkan hati, menyukakan); dan (2)
mempengaruhi atau membangkitkan hasrat untuk memperhatikan. Dengan demikian,
merujuk pada pengertian kamus tersebut, pembelajaran yang menarik hanya
mencakup dua unsur, yaitu: siswa senang dan siswa memperhatikan. Atau dengan
kata lain, pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang menyenangkan hati
sehingga siswa mau memperhatikan.
Dalam proses pembelajaran, siswa memang harus senang dan memperhatikan.
Tetapi kalau ini ukurannya (siswa senang dan memperhatikan), mungkin tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Pasalnya, siswa bisa saja bertindak “seolah-olah”
(seolah-olah senang atau seolah-olah memperhatikan) untuk membuat guru merasa
senang (sehingga tidak marah-marah kepada siswa?).
13. 29
Apalagi jika guru hanya memilih salah satu saja: siswa senang atau siswa
memperhatikan. Jika ini yang terjadi, maka guru boleh jadi hanya mengajar siswa
dengan menyanyi dan tepuk tangan; atau guru bertindak keras dengan memberikan
hukuman bagi siswa yang tidak memperhatikan atau gagal mencapai tujuan belajar.
Pendapat siswa tentang pembelajaran yang menarik di atas jelas lebih
menyeluruh. Pembelajaran yang di dalamnya ada cerita atau nyanyian atau tantangan
yang “terjangkau” tentu saja akan membangkitkan hasrat siswa untuk mengikutinya
karena pada umumnya siswa suka dengan cerita atau nyanyian atau tantangan.
Namun pembelajaran yang menarik bukanlah sekadar menyenangkan yang tanpa
target. Ada sesuatu yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, yaitu pengetahuan
atau keterampilan baru. Jadi, pembelajaran yang menarik haruslah memfasilitasi
siswa untuk berhasil mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, dengan cara yang
mudah, cepat dan menyenangkan, pendapat ini justru disampaikan oleh siswa.
Adapun manfaat dari pembelajaran yang menarik tersebut, karena dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikiologis siswa, tentunya akan
mengefektifkan sekaligus mengefisienkan aktivitas belajar-mengajar di kelas. Kita
menyadari bahwa pembelajaran yang efektif dan efisien membutuhkan kerjasama
yang kompak antara guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran itu harus terjadi
interaksi yang intensif antarberbagai komponen sistem pembelajaran (guru, siswa,
materi belajar, lingkungan).
Lebih-lebih jika kita menginginkan proses pembelajaran yang standar, yaitu
proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik sebagaimana diamanatkan oleh
pasal 19 ayat (1) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, jelas,
pertama-tama pembelajaran harus menarik.
Empat hal dasaruntuk mewujudkan pembelajaran yang menarik (sekaligus efektif
dan efisien), William Watson Purkey dalam artikelnya berjudul “Preparing
14. 30
Invitational Teachers for Next-Century Schools” (dalam Slick, 1995:1-3)
menyarankan empat hal yang harus ada dan dipenuhi dalam setiap proses
pembelajaran untuk memberikan tujuan dan arah yang jelas. Keempat hal dasar
tersebut meliputi: kepercayaan (trust), rasa hormat (respect), optimisme (optimis) dan
kesengajaan (intentionality).
1) Kepercayaan.
Proses pembelajaran merupakan kegiatan bersama dan saling mendukung antara
guru dan siswa, di mana proses sama pentingnya dengan produk. Dalam praktik
pembelajaran harus terjadi suatu pengenalan atas “saling ketergantungan” di antara
sesama manusia. Bahkan usaha untuk membuat siswa melakukan apa yang
diinginkan oleh guru tanpa kerja sama mereka dianggap berhasil, energi yang
dihabiskan oleh guru biasanya tidak sepadan dengan apa yang dicapai.
2) Rasa hormat
Rasa hormat dapat diwujudkan dengan kepedulian yang mendalam kepada para
siswa dan perilaku yang memadai yang ditunjukkan oleh guru. Harus dipahami
bahwa setiap orang pasti mampu, bernilai dan cakap untuk menjadi bertanggung
jawab dan mereka harus diperlakukan secara benar. Rasa “saling-menghormati” di
antara guru dan siswa, adalah dasar bagi terbangunnya tanggung jawab bersama,
sebagai unsur sangat penting yang harus ada dalam setiap kelas.
3) Optimisme
Setiap orang mempunyai potensi yang tak terbatas. Keunikan manusia adalah
tidak-adanya batasan yang jelas mengenai potensi yang telah ditemukan.
Pembelajaran yang menarik tidak akan ada artinya apabila optimisme mengenai
potensi manusia terabaikan.
4) Kesengajaan
Potensi manusia dikenali terutama dengan tempat, proses dan program yang
dirancang untuk merangsang perkembangan; dan ini dapat dilakukan guru yang
dengan sengaja membuat dirinya menarik, bagi diri sendiri dan orang lain, secara
pribadi maupun secara profesional.
15. 31
Pendekatan Pembelajaran
Ada beberapa pendekatan atau model bagi penyelenggaraan proses pembelajaran
yang menarik. Misalnya: CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Atau yang berasal dari
mancanegara (dari buku terjemahan).
Guru dapat mempraktikkan model atau pendekatan pembelajaran seperti
disebutkan diatas, termasuk dari buku-buku terjemahan dengan penyesuaian tertentu.
Boleh juga guru merancang model sendiri atau memodifikasi model yang sudah ada
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Namun, model apapun yang
digunakan,unsur-unsur seperti yang disarankan oleh Purkey dan pendapat siswa di
atas harus dipenuhi.Yang harus dipahami, model atau pendekatan itu hanya alat.
Semua kembali kepada siapa yang menggunakan (the man behind the gun). Sebagus
apapun alatnya, kalau tidak didukung dengan kemampuan dan kemauan pemakainya,
alat itu tidak banyak gunanya. Dan untuk hal-hal yang menyangkut peningkatan mutu
pendidikan, kembalinya adalah pada guru sebagai pelaksana dilapangan, yaitu guru
yang berkualitas dan memiliki komitmen tinggi untuk membantu siswa mencapai
keberhasilan.
Komitmen diantaranya dipengaruhi oleh kedalaman pemahaman dan keluasan
wawasan tentang hal-hal yang terkait dengan tugas. Jika guru memiliki pemahaman
dan wawasan yang baik tentang tugasnya, ia akan memiliki komitmen yang baik pula.
Jadi dengan banyak membaca, melihat, merenung atau merefleksi diri, berdiskusi
dengan teman sejawat termasuk dengan siswa atau melakukan penelitian tentang
keberhasilan pembelajaran, guru akan mampu menyelenggarakan pembelajaran yang
menarik.
A. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran sangat penting bagi penyelenggaraan pembelajaran. Salah
satu faktor yang menentukan corak dan keberhasilan belajar dan pembelajaran adalah
ketepatan penggunaan metode pembelajaran. Perbedaan metode atau variasi metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran akan berdampak kepada sebagian besar
16. 32
kegiatan dan interaksi yang terjadi dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.
Ketepatan penggunaan metode dalam proses pembelajaran juga sangat menentukan
bagi ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh
pendidik (guru). Berikut ini akan dikemukakan sejumlah metode pembelajaran yang
banyak digunakan baik dalam pembelajaran kelas besar maupun kelas kecil,
pembelajaran teori maupun praktek.
Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Adapun metode
mengajar (pembelajaran) ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pembelajaran kepada
siswa (Tardif: 1987).
Metode pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu cara atau pola yang khas
dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran. Prinsip dasar
pembelajaran yang dimaksud di antaranya adalah prinsip psikologis pendidikan dan
prinsip pedagogis. Adapun teknik-teknik yang terkait dengan pembelajaran di
antaranya adalah teknik komunikasi dan teknik pengelolaan atau manajemen
pembelajaran (Ginting, 2008: 42).
B. Berbagai Metode Pembelajaran
Banyak metode yang dapat digunakan dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.
Sebagian dari metode pembelajaran tersebut adalah metode-metode dasar, seperti
metode ceramah, metode tanyajawab, metodediskusi, metode pembelajaran
keterampilan atau praktek. Sebagiannya lagi adalah modifikasi, inovasi, atau
kombinasi yang bertumpu pada metode-metode dasar tersebut.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti secara pasif (Syah, 2008: 203). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan
17. 33
paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan kemampuan siswa.
2. Metode Tanya Jawab
MetodeTanyajawab adalah metode pembelajaran dimana materi ajar disampaikan
dalam bentuk tanyajawab antara guru dengan siswa dan sesama siswa (Gintigs, 2008:
45). Keberhasilan penggunakan metode tanyajawab dalam kegiatan pembelajaran
sangat ditentukan oleh penguasaan teknik atau keterampilan guru dalam
menyampaikan dan menjawab pertanyaan.
3. Metode Diskusi
Metodediskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan
pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa/kelompok-
kelompok siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah.