Dokumen tersebut membahas tentang motivasi belajar, termasuk pengertian, jenis, fungsi, pentingnya bagi siswa dan guru, faktor yang mempengaruhinya, prinsip, upaya peningkatan, dan unsur yang mempengaruhinya. Secara keseluruhan dokumen tersebut memberikan panduan tentang pemahaman dan peningkatan motivasi belajar siswa.
2. 1. Untuk mengetahui Pengertian Motivasi Belajar
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Motivasi
3. Untuk mengetahui Fungsi Motivasi dalam Belajar
4. Untuk mengetahui Pentingnya Motivasi Belajar
bagi Siswa dan Guru
5. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Motivasi Belajar
6. Untuk mengetahui Prinsip Motivasi Belajar
7. Untuk mengetahui Bagaimana Upaya
meningkatkan Motivasi Belajar
8. Untuk mengetahui Unsur-unsur yang
Mempengaruhi Motivasi Belajar
3. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang tumbuh dalam diri seseorang untuk
melaksanakan sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan, Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku,
pengetahuan, sikap, keterampilan yang mencakup kemampuan berpikir
secara sadar ke arah yang lebih baik.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak atau
dorongan di dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan
belajar yang ditandai perubahan energi untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki.
4. Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, ijazah, tingkatan hadiah,
medali pertentangan, dan persaingan. Seseorang yang memiliki Motivasi
Ekstrinsik di dalam dirinya, ciri-cirinya seperti (1) Belajar demi memenuhi
kewajiban, (2) Belajar demi memenuhi kebutuhan, (3) Belajar demi
memperoleh hadiah, (4) Belajar demi meningkatkan gengsi, (5) Belajar demi
memperoleh pujian dari guru, orang tua dan teman, serta (6) Adanya
ganjaran dan hukuman.
Motivasi Intrinsik atau sering juga disebut motivasi murni, yaitu
Motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri siswa sendiri, tanpa ada
pengaruh dari luar. Misalnya Memiliki keinginan untuk menjadi orang ahli
dan terdidik, Belajar yang disertai dengan minat, dan Belajar yang disertai
dengan perasaan senang. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya
tidak diperlukan karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau belajar
untuk mendapatkan pujian maupun hadiah itu. jadi jelaslah bahwa motivasi
intrinsik adalah bersifat riil atau disebut juga istilah sound motivation.
5. Dalam motivasi terdapat tiga fungsi utama yaitu:
1. Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan
Motivasi sebagai Pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2. Motivasi sebagai Penggerak Perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik
itu merupakan suatu kekuatan yang tak berbendung, yang kemudian
terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik
3. Motivasi sebagai Pengarah Perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
6. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir;
contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan
dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab
tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka terdorong
membaca lagi.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang
dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilustrasi, jika terbukti
usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha
setekun temannya yang belajar dan berhasil.
3. Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui
bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti hanya banyak
bersenda gurau, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
4. Membesarkan semangat belajar
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja
7. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang
guru, karena bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai
berikut:
1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara
semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di
kelas bermacam-macam, sehingga dengan bermacam
ragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat
menggunakan bermacam-macam strategi mengajar
belajar.
3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih
satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai
penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi,
penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
8. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, baik
motivasi intrinsik maupun ekstrinsik diantaranya:
1. Tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan yang
mendorong tingkah laku/perbuatannya dan kesadaran atas
tugas belajar yang hendak dicapai.
2. Sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan
selalu merangsang siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan
yang jelas dan bermakna bagi kelas
3. Pengaruh Kelompok Siswa, bila pengaruh kelompok
terlalu kuat maka motivasinya cenderung lebih ke sifat
ekstrinsik
4. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap muncul sifat
tertentu pada motivasi belajar siswa
9. 1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.
Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang
untuk belajar.
2. Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit
terpengaruh dari luar, semangat belajarnya sangat kuat, dia belajar bukan
karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang
lain atau mengharapkan hadiah berupa benda,tetapi karena ingin
memperoleh ilmu yang sebanyak-banyaknya.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar
anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian, setiap
orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun
juga, memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi
kerja orang lain, hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang
untuk lebih meningkatkan prestasi
10. 4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Dalam kehidupan anak didik. Membutuhkan penghargaan. Perhatian,
ketenaran, status, martabat, dan sebagainya, Guru yang berpengalaman
harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat
memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar
belajar
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan
yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari
mendatang
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi belajar. Setiap ada kesempatan selalu mata
pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Ulangan pun dilewati dengan
mulus dengan prestasi yang gemilang.
11. 1. Menggairahkan Siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha
menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus
memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan
kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek
pelajaran dalam situasi pelajaran. Discovery Learning dan metode
sumbang saran (Brain Storming) memberikan kebebasan
semacam ini. Untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa.
2. Memberikan Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis,
dan memodifikasikan harapan-harapan yang tidak realistis. Untuk
ini pengajar perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu.
12. 3. Memberikan Insentif
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar
diharapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa
pujian, angka yang baik, dsb) atas keberhasilannya,
sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih
lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4. Mengarahkan Pengajar harus mengarahkan tingkah laku
siswa,
Dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang
dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka
melakukan sebaik-baiknya.
13. 1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman
akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan
menjadi cita-cita. Keinginan berlangsung sesaat atau dalam jangka waktu
singkat, sedangkan kemauan dapat berlangsung dalam waktu yang lama.
Kemauan telah disertai dengan penghitungan dengan akal sehat. Cita-cita
dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan sepanjang hayat.
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar instrinsik maupun ekstrinsik.
Sebab tercapainya cita-cita akan memwujudkan aktualisasi diri Kemampuan
siswa.
2. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi
belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat,
kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan perhatian. Dengan kata lain,
kondisi jasmani dan rohani siswa akan berpengaruh pada motivasi belajar.
14. 3. Kondisi Lingkungan Siswa
Kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban
pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram,
tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
4. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal,
dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang
berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa.
Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Oleh sebab itu,
guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta
kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran dan untuk memotivasi belajar.
5. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Guru adalah seorang pendidik yang profesional dan juga seorang pendidik
yang berkembang. Tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang
hayat. Sebagai pendidik, guru dapat memilih dan memilah yang baik. Partisipasi
dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya
membelajarkan siswa. Partisipasi dan teladan perilaku yang baik merupakan
salah satu upaya membelajarkan dan Memotivasi siswa.