https://www.slideshare.net/upload?from_source=loggedin_profile_innerpages
BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, universitas mercu buana,2017.PDF
1. TUGAS UTS KELAS MAGISTER MANAGEMENT
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
PENEREPAN ETIKA BISNIS ( NILAI ETIKA )
PT TELKOM INDONESIA
DISUSUN OLEH :
NURSOFIANASARI
55117110051
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA- JAKARTA
20017
3. Penulis : Nursofianasari
ABSTRACT.
Etika merupakan keyakinan suatu tindakan benar atau salah atau tindakan baik
atau buruk yang mempengaruhi hal lainnya. Nili-nilai dan moral pribadi perorangan
dan konteks social menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai
perilaku etis atau tidak etis untuk dilakukan.dengan memegang teguh etika atau moral
bisnis yang ada bisnis dapat berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika suatu
perusahaan akan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya secara sehat tanpa
merugikan perusahan lainnya.
Etika Bisnis seperangkat bisnis dan norma dimana para pelaku bisnis harus
komitmen dalam bertransaksi, berprilaku,dan berelasi guna mencapai suatu tujuan
bisnis.pentingnya etika bisnis diperusahaan untuk melihat nilai baik, buruk, benar dan
salah berdasarkan prinsip moralitas.
Penulis Ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan etika bisnis dijalankan
oleh PT Telkom Indonesia.
Dalam berbisnis perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan
dengan kaidah-kaidah etika sejalan dengan hokum dan peraturan yang berlaku di
Indonesia. Etika bisnis dapat menjadi standar pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen sehingga menjadikannya sebagai pedoman dalam melakukan
tugas sehari-hari, dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan,dan sikap yang
professional.
I. INTRODUCTION
Permasalahan etika bisnis belakangan ini semakin banyak dibicarakan dan
menjadi perhatian seluruh perusahaan di Indonesia bahkan negara lain yang sudah
maju, hal ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya dunia usaha sebagai hasil
pembangunan.
Kegiatan bisnis yang semakin tumbuh pesat baik di dalam maupun di luar
negeri, telah menimbulkan tantangan baru bagi setiap pelaku bisnis agar dapat
menang dalam persaingan , yaitu adanya tuntutan praktek bisnis yang baik, yang
etis, yang juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara di dunia.
Transparansi yang dituntut oleh ekonomi global menuntut pula praktik bisnis yang
etis. Dalam ekonomi pasar global, kita hanya bisa survive kalau mampu bersaing.
Tanpa disadari kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang lumrah dan
wajar dimasa kini,secara tidak sadar sebenarnya kita menyadari banyaknya
pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Berbagai
pelanggaran tersebut merupakan bentu dari persaingan yang tidak sehat oleh para
pebisnis untuk menguasai pasar.
4. Alasan Meningkatnya Perhatian Dunia Usaha Terhadap Etika Bisnis
• Krisis publik tentang kepercayaan
• Kepedulian terhadap kualitas kehidupan kerja
• Hukuman terhadap tindakan yang tidak etis
• Kekuatan kelompok pemerhati khusus
• Peran media dan publisitas
• Perubahan format organisasi dan etika perusahaan
Perubahan nilai-nilai masyarakat dan tuntutan terhadap dunia bisnis mengakibatkan
adanya kebutuhan yang makin meningkat terhadap standar etika sebagai bagian dari
kebijakan bisnis.
Penerapan Etika Bisnis di PT Telkom Indonesia Merupakan Perseroan
senantiasa memegang teguh moral dan etika yang merupakan landasan penerapan
GCG. Seiring waktu pembelajaran kami dalam mengelola GCG, maka penerapannya
membentuk kesadaran hukum dan menghasilkan karyawan yang peka terhadap
tanggung jawab sosial serta dicintai pelanggan.
Setiap tahun Perusahaan Telkom melakukan survei internal untuk mengetahui
efektivitas penerapan budaya Perusahaan dan etika bisnis, kami menyebutnya dengan
istilah Etika Bisnis Family Survey. Beberapa pertanyaan ditujukan kepada karyawan
dilakukan secara online agar dapat menjangkau semua karyawan secara cepat,
meliputi: GCG, Etika Bisnis, Tata Nilai The Telkom Way, anti fraud, ngendalian
internal, pakta integritas, whistleblowing system, dan lain-lain.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini untuk memnuhi tugas softskill mata kuliah etika
bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan tentang etika bisnis.
Maksud dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahu praktek etika bisnis di PT Telkom Indonesia
II. LITELATUR REVIEW
Etika Bisnis saat ini menjadi topik bisnis yang sangat penting untuk diperdebatkan
dan menimbulkan dilemma disekitarnya (crane and matten ).Etika Bisnis cenderung
untuk menarik sejumlah besar perhatian dari berbagai pihak .( dalam Indounas, 2008 )
Dalam dunia bisnis, etika bisnis memiliki peranan sangat penting ketika
keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Menurut Karinetal
etika adalah prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur tindakan dan
keputusan dari seseorang individu atau kelompok. (Dalam story & Hess, 2010 )
5. Hal tersebut membuktikan bahwa pelaku pebisnis selaku individu yang berperan
penting dalam berbisnis tidak terlepas dari prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dianut.
Perilaku . pelaku yang tidak etis seperti penyalahgunaan penentuan harga terhadap
suatu product atau jasa yang di tawarkan tidak hanya dalam organisasi, perlakukan
tidak adil terhadap karyawan, tidak etis dalam menjalani kerjasama dengan rekan
bisnis , tidak adanya tanggung jawab social dan lingkungan ,serta berbagai
pelanggaran etika lainnya.
Menurut Charson dan Ghorpade, komunitas bisnis mengakui adanya pengaruh
dari sifat lingkungan kerja ( Dalam Wafles, Antes, Murphy, Connelly, dan
Momford,2009). Pendapat tersebut didukung dengan pendapat Leclair dan Ferrel
dimana perkembangan zaman sekarang ini secara drastis mempengaruhi perilaku etis
ditambah dengan perkembangan tekhnologi telah membuat perubahan secara cepat
dan high impact terhadap keputusan untuk melakukan tugas sehari- hari. ( Dalam
Wafles, Antes, Murphy, Connelly, dan Momford,2009).pergeseran ini memiliki
makna penting untuk Pendidikan dan penerapan etika terhadap dunia Pendidikan
ataupun pelaku bisnis.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh
ketentuan hukum. Sehingga Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita
jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau
kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari
praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam
etika bisnis bersama-sama corporate-culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu
bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh
manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.
Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh
keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar
peraturan yang berlaku. Demikian pula sering terjadi perbuatan penyalahgunaan
wewenang yang dilakukan pihak birokrat dalam mendukung usaha bisnis pengusaha
besar atau pengusaha keluarga pejabat.Peluang-peluang yang diberikan pemerintah
pada masa orde baru telah memberi kesempatan pada usaha-usaha tertentu untuk
melakukan penguasaan pangsa pasar secara tidak wajar. Keadaan tersebut didukung
oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada produk dan kosumen tetapi lebih
menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi diperhatikan dan
akhirnya telah menjadi praktek monopoli, persengkongkolan dan sebagainya.
Akhir-akhir ini pelanggaran etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam upaya
penguasaan pangsa pasar terasa semakin memberatkan para pengusaha menengah
kebawah yang kurang memiliki kemampuan bersaing karena perusahaan besar telah
mulai merambah untuk menguasai bisnis dari hulu ke hilir.
Perjalanan bisnis PT Telkom Indonesia dibidang jasa pelayanan telekomunikasi
dan jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hokum dan peraturan
yang berlaku di Indonesia.dengan statusnya sebagai perusahaan milik negara yang
sahamnya di perdagangkan dibursa saham , pemegang saham mayoritas perusahaan
6. adalah Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dikuasai oleh Publik. Saham
Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE dan Public Offering Without Listing
(“POWL”) di Jepang. Riwayat singkat Telkom dari tahun ke tahun dapat dilihat pada
bagian “Sejarah Panjang Menempa Kami”.
Dalam kinerjanya selama ini PT Telkom Indonesia berkomitment untuk untuk
mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai implementasi keprofesionalan untuk
kelangsungan bisnisnya.
Penerapan Etika Bisnis Dan Budaya Perusahaan Di PT Telkom Indonesia.
Moral dan etika merupakan landasan penerapan GCG di perusahaan,
mengingat bahwa organisasi tidak lain adalah terdiri dari orang-orang di dalamnya.
Seiring waktu pembelajaran kami dalam mengelola GCG, maka penerapan GCG tidak
dapat dipisahkan dari menjalankan bisnis yang beretika dan membentuk kesadaran
Perusahaan dan karyawan yang memiliki kepekaan tanggung jawab sosial kepada
masyarakat sebagai wujud menjadi warga negara yang baik agar kami terus maju dan
dicintai pelanggan.
a. Etika Bisnis
Kami meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yaitu bisnis yang berkinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan
hukum dan peraturan yang berlaku. Sesuai dengan Keputusan Direksi
No.KD.05/2005, kami telah memiliki perangkat Etika Bisnis kami, yang
merupakan standar perilaku Perusahaan maupun perilaku karyawannya
dalam berhubungan dengan pelanggan, pemasok, kontraktor, sesama
karyawan dan pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dengan
perusahaan.
b. Pemberlakuan Penerapan Kode Etik Bagi Dewan Komisaris, Direksi
dan Karyawan
Sesuai ketentuan Sarbanes Oxley Act (“SOA”) 2002 seksi 406, kami
menjalankan kode etik yang berlaku bagi seluruh level organisasi, yaitu
Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat kunci lainnya serta seluruh
karyawan yang dapat dilihat pada website kami
http://www.telkom.co.id/hubungan-investor/tata-kelola-perusahaan/kode-
etik/ dan setiap perubahan dan pengesampingan terhadap kode etik kami
informasikan melalui website tersebut.
c. Penguatan Etika Bisnis Telkom Group
Sesuai arah pengembangan dan penerapan GCG yang melingkupi Group
Usaha, maka dalam pedoman GCG Telkom Group
(No.PD.602.00/r.00/HK000/COP-D0030000/2011) ditetapkan kode etik
Telkom Group sebagai penguatan budaya.
7. D. Sosialisasi dan Upaya Penegakan Etika Bisnis
Pemahaman dan upaya mengingatkan kembali kepada karyawan tentang Tata
Nilai dan Etika Bisnis dilakukan melalui pengiriman materi sosialisasi dan sekaligus
assessment yang dilaksanakan setiap tahun. Materi tersebut berkaitan dengan
pemahaman: GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko,
pengendalian internal (“SOA”), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI,
menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang terintegrasi terkait dengan
praktik tata kelola Perusahaan. Upaya dimaksud dilakukan melalui program Survei
Etika Bisnis dengan populasi seluruh karyawan. Survei dilakukan secara online,
melalui media portal/intranet Perusahaan yang diakhiri dengan pernyataan kesediaan
karyawan untuk menjalankan etika bisnis di Perusahaan.
Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survei setiap tahun diaudit
secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404 terkait dengan
penerapan control environment sesuai kerangka kerja pengendalian internal COSO
pada audit pengendalian internal tingkat entitas.
8. E. Budaya Perusahaan
Sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan
bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar kami terus maju, dicintai pelanggannya,
kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009
dilakukan transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom
Way”. Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada tahun 2013 dengan
ditetapkannya Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya Perusahaan (AKBP) Telkom
Group.
Secara lengkap Budaya Perusahaan digambarkan sebagai berikut:
Philosophy to be the Best: Always The Best Always the Best adalah sebuah basic
belief untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Always the Best
memiliki esensi “Ihsan” yang dalam pengertian ini diterjemahkan “terbaik”.
Karyawan yang memiliki spirit Ihsan akan selalu memberikan hasil kerja yang lebih
baik dari yang seharusnya, sehingga sikap ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh
hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality Always the Best menuntut
setiap insan Telkom memiliki integritas (Integrity), antusiasme (Enthusiasm), dan
totalitas (Totality).
Principles to be the Star: Solid, Speed, Smart Principles to be the Star dari The
Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed, Smart yang sekaligus menjadi Core Values
atau Great Spirit. Penjelasan dari Solid, Speed Smart dapat digambarkan sebagai
berikut:
9. F. Evaluasi Implementasi Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan
Setiap tahun kami melakukan survei internal untuk mengetahui efektivitas
penerapan budaya Perusahaan dan etika bisnis, kami menyebutnya dengan istilah
Etika Bisnis Family Survey. Beberapa pertanyaan ditujukan kepada karyawan
dilakukan secara online agar dapat menjangkau semua karyawan secara cepat,
meliputi: GCG, Etika Bisnis, Tata Nilai The Telkom Way, anti fraud, pengendalian
internal, pakta integritas, whistleblowing system, dan lain-lain. Hasil survei pada tahun
2011, 2012, dan 2013 adalah 74,87 poin , 79,07 poin dan 75,80 poin dari skala 100
poin.
Berdasarkan Latar belakang yang sudah di uraikan diatas, maka penelitian ini di
fokuskan kepada ‘PENERAPAN ETIKA BISNIS ( NILAI ETIKA ) DI PT TELKOM
INDONESIA’.
10. 1. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Menurut K. Bertens dalam buku pengantar etika bisnis, definisi etika dapat terbagi
menurut tiga sudut pandang, yaitu etika sebagai praksis, etika sebagai refleksi, dan
etika sebagai ilmu. Etika sebagai praktis adalah nilai nilai dan norma-norma moral
sejauh dipraktekan atau justru tidak dipraktekan, walaupun seharusnya dipraktekan.
Sehingga etika dalam sebagai praksis dapat dikatakan sebagai apa yang dilakukan
sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral yang dengan kata lain
etika dalam sudut pandang praksis berarti moral atau moralitas.
Menurut K. Bertens (2000 : 5), “Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis
tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.”Kemudian Bertens juga
menyatakan bahwa bisnis yang ber “etika” merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan bisnis itu sendiri, karena tujuan dari bisnis tidak hanya
semata-mata memaksimalkan keuntungan saja yang akan mengakibatkan timbulnya
keadaan yang tidak “etis” tetapi juga harus memperhatikan lingkungan bisnis atau
disebut sebagai “the stakeholders’benefit” atau manfaat bagi stakeholder.
Etika bisnis merupakan prinsip-prinsip moral atau aturan tingkah laku dan kaidah
etik yang di anut dalam berbisnis (Dochak Latief,2006). Menurut Ernawan (2007)
yang dikutip dalam Ernani (2009),etika bisnis adalah aturan main prinsip dalam
organisasi yang menjadi pedoman dalam membuat keputusan dan melihat tingkah
laku seseorang.
DEFINISI PENGERTIAN ETIKA BISNIS MENURUT PARA AHLI
• Menurut Velasques (2002)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana di terapkan dalam
kebijakan institusi dan perilaku bisnis.
• Menurut Sim (2003)
Etika adalah istilah flosofs yang berasal dari "etos," kata Yunani yang berkarakter
atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi,
dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan
nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.
• Menurut Ilham Fahmi (2013)
Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis dimana boleh
bertindak atau tidak boleh bertindak. Dimana aturan-aturan suatu bisnis tersebut
bersumber dari aturan-aturan tertulis atau tidak tertulis, secara langsung atau tidak
langsung.
Etika Teleogi menilai suatu tindakan itu baik atau buruk dari segi tujuan , hasil
sasarna atau keadaan optimum yang dapat di capai (Sutrisna, 2010). Suatu
tindakan dinilai baik jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik atau kalua akibat
yang ditimbulkan baik dan berguna (Fahmi,2013). Sehingga dari teori ini
berkembang teori lain seperti dibawah ini :
11. a. Utilitarisme
“Utilitarisme” berasal dari kata Latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut
teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Dapat dipahami pula utilarisme sangat menekankan pentingnya konsekuensi
perbuatan dalam menilai baik buruknya suatu perbuatan.
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility),
biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi
penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna,
bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai
teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai
teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John
Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa
yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang
jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena
itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah,
dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
b. Deontologi
Istilah Deontologi (deontology) ini berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban. Maka deontology melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi
perbuatan. Utilitarisme mementingkan konsekuensi perbuatan, sedangkan deontology
konsekuensi perbuatan tidak berperan sama sekali.
Menurut Sutrisna (2010) ada tiga prinsip yang harus dipenuhi dalam teori dentology
diantaranya :
• Supaya tindakan memiliki nilai moral , maka tindakan itu harus dijalankan
berdasarkan aturan, prosedur dan kewajiban.
• Nilai moral dari suatu tindakan tidak ditentukan dari tujuan atau hasil yang
didapatkan melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong
kemauan seseorang.
• Sebagai konsekuensi dari dua prinsip tersebut kewajiban adalah hal yang
penting dari tindakan yang dilakukan.
c. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan
yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau
perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori dentiologi, karena
berkaitan dengan kewajiban.
12. d. Teori keutumaan
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut: diposisi watak yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Ada
banyak keutamaan dan semua keutamaan dan semua keutamaan untuk setiap orang
dan untuk setiap kegiatan. Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis
perorangan bisa disebut: kejujuran, fairness, kepercayaan, dan keuletan.
Dalam uraian Etika bisnis di atas penulis menegaskan penerapan Teori Etika bisnis
sangat baik di lakukan untuk keberhasilan bisnis suatu perusahaan. Tetapi dalam
penelitian ini mengunakan teori Dentology karena teori ini memiliki kelebihan dari
teori etika lainnya. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekunsinya, dalam hal ini
konsekunsi perbuatan tidak boleh menjadi petimbangan. Perbuatan menjadi hak
bukan semata-mata dilihat dari hasilnya melainkan bagaimana perbuatan itu
dilakukan.Dentology menekankan perbuatan tidak dihalakan karena tujuannya.
Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu menjadi baik.
A. INDIKATOR ETIKA BISNIS
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat
dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah
melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator
ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator ajaran
agama; indikator budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
a. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis
telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara
efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
b. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku.
Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika
dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-
aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
c. Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum
seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan
etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan
telah mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya.
d. Indikator etika berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap bereti
ka bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai-
nilai ajaran agama yang dianutnya.
e. Indikator etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi
suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
13. f. Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila
masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak
mengorbankan integritas pribadinya.
B. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
Menurut Keraf (1998) Prinsip-prinsip etika bisnis sangat erat kaitannya dengan nilai
yang dianut oleh masing-masing masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa prinsip-
prinsip etika bisnis tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.
Menurut Sonny Keraf menyebutkan secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis,
yaitu :
a. Prinsip otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa
yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang
yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas
keputusan dan tindakannya tersebut.
b. Prinsip kejujuran
• Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
• Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
sebanding
• Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
c. Prinsip keadilan. Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang
rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip saling menguntungkan. Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang
kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan
suatu win-win solution.
e. Prinsip integritas moral. Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam
diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap
menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.
Perubahan yang cepat pada era globalisasi, menimbulkan masalah- masalah yang
berkaitan dengan etika dalam berbisnis dan menuai pro dan kontra dengan berbagai
alasan.dengan demikian dapat diketahui bahwa manfaat etika bisnis menurut Sutrisna
(2010) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai moralitas, etika bisnis membimbing tingkah laku manusia agar dapat
mengelola kehidupan dan bisnis menjadi lebih baik.
b. Dapat mendorong dan mengajak orang untuk bersikap kritis dan rasional dalam
pengambilan keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri dan dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Dapat mengarahkan masyarakat untuk berkembang menjadi masyarakat yang
tertib, teratur,damai dan sejahtera demi mencapai ketertiban dan kesejahteraan
social.
14. d. Sebagai ilmu pengetahuan etika bisnis memberikan pemebuhan terhadap
keingintahuan dan menurut manusia untuk dapat berperilaku secara kritis dan
rasional.
C. KEUTAMAAN ETIKA BISNIS
• Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang
profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki
kinerja dalam bisnis, manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga
kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
• Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, maka konsumen benar-benar raja.
Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik
dan etis.
• Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin
kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan
bisnisnya dengan baik dan etis
• Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang
harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan. Menurut Kenneth Blanchard
dan Norman Vincent Peale menyatakan bahwa perlakuan yang baik terhadap
karyawan telah menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah
menurunkan harga produk perusahaan tersebut sebesar 20%.
D. TUJUAN ETIKA BISNIS
Tujuan Utama Etika Bisnis adalah Menggugah Kesadaran Moral dan memberikan
Batasan- Batasan Para pelaku bisnis untuk menjalankan good bussines dan tidak
melakukan monkey bussines atau dirty bussines yang dapat merugikan banyak pihak
yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika Bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang
baik ( etis ) agar bisnis pantas dimasuki oleh semua orang mempercayai adanya dimensi
etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai
kegiatan yang kotor, licik dan tipu muslihat.
Etika bisnis merupakan etika Khusus ( Terapan ) yang pada awalnya
berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti
segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan yang memiliki profesi di bidang bisnis
dan manajemen. Oleh karena itu etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk
merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar
manusia.
Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut
empat kegiatan sebagai berikut:
a. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-
prinsip etuka bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu
keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat
dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku
bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.
15. b. etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada
dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji
apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada
organisais atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah
perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
c. bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai
bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada
umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah
keadilan sosial, hak milik, dan persaingan.
d. etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi
perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis
untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau
dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra
dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh
semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal
ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor,
licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh
karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya.
2. Kerangka Pemikiran
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari
informasi dari berbagai sumber untuk menjawab rumusan dan tujuan
masalah.Penelitian ini dibuat oleh Penulis semata-mata untuk menyelesaikan
Tugas mengenai Penerapan Etika Bisnis di Perusahaan . Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti : buku, laporan, jurnal, dan Web Resmi Telkom Indonesia.
ETIKA BISNIS ANALISA ETIKA
BISNIS
PT Telkom Indonesia
16. IV. RESULT & DISCUSSION
Perjalanan bisnis PT Telkom Indonesia terbentuk pada tahun 1991 berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991. Pada tanggal 14 November 1995
dilakukan Penawaran Umum Perdana saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat
dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ/JSX) dan Bursa Efek Surabaya
(BES/SSX) (keduanya sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX), Bursa Efek
New York (NYSE) (Diperdagangkan pada tanggal 14 Juli 2003) dan Bursa Efek
London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham
Tokyo. Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham. PT Telkon
Indonesia bergerak di bisnis Telkomunikasi dan jaringan informatika serta optimalisasi
sumber daya perusahaan.
1. Contoh kasus
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) optimis dapat menyelesaikan
dengan baik pembangunan backbone serat optik Mataram Kupang (Mataram-Kupang
Cable System) sepanjang 1.041 km meski ada penundaan peresmian dimulainya
proyek tersebut. Demikian dinyatakan Vice President Public and Marketing
Communication Telkom, Eddy Kurnia.
Peresmian dimulainya proyek Mataram-Kupang Cable System semula
dijadwalkan pada 12 Oktober 2009 oleh President Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun karena jadwal Presiden yang begitu padat, rencana peresmian sedang dijadwal
ulang.
Seperti disampaikan Sekjen Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar, Minggu (11/10),
sejatinya peresmian akan dilakukan pada Senin (12/10). Namun karena ada beberapa
hal teknis yang belum selesai, maka diundur.
Diungkapkan Basuki, berdasarkan informasi yang diterimanya proses tender untuk
vendor yang dimiliki Telkom belum selesai. “Saya dengar tinggal tiga vendor. Tetapi
ini tidak bisa main tunjuk langsung. Saya setuju jika mengikuti peraturan saja. Lebih
baik ditunda ketimbang mencari terobosan dalam tender tetapi bermasalah nanti di
mata hukum,“ jelas Basuki Yusuf Iskandar.
Ditegaskan Eddy Kurnia, penundaan peresmian proyek yang juga dikenal sebagai
bagian dari Proyek Palapa Ring tersebut sama sekali tidak akan mengganggu jadwal
proyek secara keseluruhan yang ditargetkan selesai pada tahun 2010. “Telkom akan
terus fokus menyiapkan sebaik mungkin segala sesuatunya, baik proses maupun
penggelarannya,” ujarnya.
Palapa Ring merupakan megaproyek pembangunan tulang punggung (backbone) serat
optik yang diinisiasi oleh Pemerintah (Cq. Menkominfo), terdiri dari 35.280 kilometer
serat optik bawah laut (submarine cable) dan 21.708 kilometer serat optik bawah
tanah (inland cable). Kabel backbone yang terdiri dari 7 cincin (ring) melingkupi 33
provinsi dan 460 kabupaten di Kawasan Timur Indonesia.
Telkom memandang penundaan peresmian dimulainya proyek Palapa Ring sebagai
peluang untuk lebih menyempurnakan dan mereview kembali keseluruhan
pelaksanaan proyek tersebut sehingga seluruh proses tidak ada yang tertinggal.
Mengenai waktu peresmian proyek Mataram Kupang Cable System tersebut, Telkom
akan mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh Pemerintah. “Dalam hal event ini,
17. Telkom dalam posisi ikut saja, artinya kapan saja Pemerintah berkeinginan memulai,
kami siap,” tegas Eddy Kurnia.
Mataram-Kupang Cable System merupakan bagian dari proyek pembangunan
backbone di KTI yang mencakup Mataram-Kupang, Manado-Sorong, dan Fakfak-
Makassar. Proyek Mataram Kupang Cable System merupakan inisiatif Telkom untuk
mendukung percepatan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang
diharapkan selesai akhir September 2010.
Backbone serat optik Mataram Kupang (Mataram Kupang Cable System), memiliki 6
Landing Point di kota Mataram, Sumbawa Besar, Raba, Waingapu dan Kupang, serta
810 Km darat dengan 15 node di kota Mataram, Pringgabaya, Newmont, Taliwang,
Sumbawa Besar, Ampang, Dompu, Raba, Labuhan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende,
Maumere, Waingapu, dan Kupang.
Percepatan pembangunan backbone Mataram Kupang didorong oleh perubahan
mendasar pada layanan Telkom. “Bila pada masa lalu layanan Telkom lebih banyak
berbasis voice, maka dewasa ini telah berubah menjadi TIME (Telecommunication,
Information, Media dan Edutainment),” jelas Edy Kurnia. Ia meyakini KTI
sebagaimana wilayah lain di Indonesia sangat memerlukan layanan TIME untuk lebih
memajukan wilayahnya.
2. Pembahasan kasus
Etika bisnis merupakan studi yang di khususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Sehingga dalam penerapan etika bisnis ada hal yang perlu diperhatikan di
antaranya:
a. Pengendalian diri
b. Pengembangan tanggung jawab social
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah terpengaruh oleh pesatnya
perkembangan tekhnologi
d. Menciptakan persaingan sehat
e. Menerapkan konsep “ pembangunan berkelanjutan”
f. Menghindari sifat 5K (Katabelase,Kongkalikong,Koneksi, Kolusi dan
Komisi ).
g. Mampu menyatakan yang benar itu benar
h. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha bawah
i. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
j. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
k. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum
positif yang berupa peraturan undang-undang.
18. V. CONCLUSION & RECOMMENDATION
1. Kesimpulan
Pada dasarnya penerapan etika bisnis sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu
perusahaan dan pelaku bisnis nasional maupun internasional , sedangkan jika
pelanggaran etika binis terjadi dapat melemahkan daya saing hasil industry itu
sendiri.lebih parah lagi jika para pelaku bisnis di Indonesia menganggap remeh etika
bisnis semua itu dapat memberikan rasa khawatir bagi para pihak. Pengabdian etika
bisnis bukan saja membawa kerugian untuk masyarakat tetapi bagi tatanan ekonomi
nasional.
Seperti pada contoh kasus PT Telkom Indonesia masalah yang terjadi karena adaya
penundaan sementara, namun karena PT Telkom sudah menerapkan etika bisnis pada
karyawan nya sehingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
2. SARAN
Kasus pada PT Telkom Indonesia adaanya penundaan karena masih ada
permasalahan tekhis yang belum selesai.namun pada dasarnya PT Telkom siap untuk
menyelesaikan sesuai dengan yang sudah disepakati. Jadi untuk kedepannya PT
Telkom dapat menyelesaikan hal-hal terkecil secara efisien sehingga tidak terjadi lagi
penundaan proyeknya.sehingga rekan bisnis dan masyarakat merasa puas.
19. DAFTAR PUSTAKA
Antoni ButarButar,2017. https://www.slideshare.net/AntoniButarbutar1/tugas-uts-
antoni-butarbutar-hapzi-ali-etika-bisnis-universitas-mercu-buana-2017
Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta : Rajawali Pers.
(15 Oktober,2017)
Dede Wulan90,2011. https://dedewulan90.wordpress.com/2011/09/16/kasus-etika-
bisnis-pt-telekomunikasi-indonesia-tbk-telkom/
Irriyanti,2014, http://irriyanti.blogspot.co.id/2014/10/abstrak-irriyanti.html
(Selasa, 14 Oktober 2014)
Fitri amalia, 2014,
http://www.journal.uinjkt.ac.id/index.php/iqtishad/article/viewFile/1373/1214
Irfan Sukarna, Muhammad. 2012. Peta Sistem Ekonomi Islam Indonesia:
Peluang dan Tantangan Sektor Perbankan. Diseminarkan pada Seminar
Nasional Ekonomi Indonesia IAEI-UMJ, 2012 Jalil, Abdul . 2010.
“Implementation Mechanism of Ethics in Business Organization s”.
International Business Research. Vol. 3, No. 4, October 2010. Karim,
Adiwarman. 2000
http://www.telkom.co.id/hubungi-kami/pt-telekomunikasi-indonesia-tbk/investor-
relations/laporan-tahunan/tata-kelola-perusahaan/etika-bisnis-dan-budaya-perusahaan.
( 11 Oktober, 2017 )
Fariz,2016.Penerapan Etika Bisnis Pada Perusahan.
http://punyafariz.blogspot.co.id/2016/01/penerapan-etika-bisnis-dalam-
perusahaan.html ( 11 Oktober, 2017 )
Febriani Ega P, 2015. Etika Bisnis Dan Cara Penerapannya Dalam Perusahaan.
http://febrianiega.blogspot.co.id/2015/10/etika-bisnis-dan-cara-penerapannya.html
( 11 Oktober, 2017 )
Tiara Astri Dewi, 2012, Pengantar Etika Bisnis.
http://tearaastridewi.mhs.narotama.ac.id/2012/01/02/pengantar-etika-bisnis/
( 11 Oktober,2017 )
Resti Faidha rutmaitah, 2012, Pengantar Etika Bisnis ( Resume ).
http://restyfaizzah.mhs.narotama.ac.id/2012/01/02/pengantar-etika-bisnis-resume/
(11/10/2017 )
Adhe Irma, 2014, Makalah Etika Bisnis.
http://adheirma309.blogspot.co.id/2014/12/makalah-etika-bisnis.html ( 11/10/2017 )