SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA
TUGAS KELOMPOK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Keluarga(PB315) yang Diampu Oleh: Dr. Hj. Euis Farida, M.Pd.(0592)
Disusun oleh:
Hardi Muchardiman 1104978
Novianita 1103727
Oktria Purnama 1104624
Rosi Rosmiati 1106207
Tenty Nurul 1105133
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Kehidupan masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari
sistem nilai yang ada di masyarakat tertentu. Sistem nilai menentukan perilaku
anggota masyarakat. Berbagai sistem nilai ada di masyarakat yaitu: a) nilai agama
saat ini degradasi terhadap agama sangat terasas sekali, semua agama merasakan
bahwa kebanyakan umatnya kurang setia pada agama yang dianutnya. b) degradasi
nilai adat istiadat, yang sering disebut tata susila atau kesopanan, hal ini dapat
dibuktikan pada perilaku anak-anak, remaja saat ini. c) degradasi nilai-nilai sosial,
sebagaimana kita saksikan saat ini, masyrakat sangat individualis mementingkan diri
sendiri dalam segala hal, enggan berbagi harta, pikiran ,saran dan pendapat, tidak
mau bergaul terutama dengan orang rendahan, memutusan tali silaturrahmi terutama
dengan keluarga. d) degradasi kesakralan keluarga, seperti yang kita lihat saat ini
banyak sekali kekisruhan keluarga, banyak sekali kasus suami membunuh istrinya,
dan sebaliknya, ayah membunuh anaknya dan sebaliknya.
Namun tak dapat dipungkiri, bahwa keluarga modern mempunyai ciri utama
kemajuan dan perkembangan di bidang pendidikan, ekonomi dan pergaulan.
Kebanyakan keluarga modern berada di perkotaan, mungkin juga ada keluarga
modern tinggal di pedesaan, akan tetapi jarang berinteraksi dengan masyrakat
pedesaan. Kelengkapan alat transportasi dan komunikasi memungkinkan mereka
cepat berinteraksi di kota yaitu dengan keluarga lainnya. Namun dibalik semua itu,
terdapat krisis keluarga, artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur
dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-
anaknya terutama remaja. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya krisis
keluarga yaitu: kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga terutama
ayah dan ibu, sikap egosentrisme, masalah ekonomi, masalah kesibukan, masalah
pendidikan, masalah perselingkuhan, jauh dari agma.
Dari sekian banyak masalah keluarga yang telah disebutkan di atas, pasti ada
jalan keluar untuk penyelesaian.Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan krisis keluarga. Ada dengan cara tradisional dan ada pula dengan cara
modern atau yang sering disebut dengan cara ilmiah. Pemecahan masalah keluarga
dengan cara tradisional terbagi dua bagian. Pertama, kearifan atau dengancara kasih
sayang, kekeluargaan. Kedua orang tua dalam menyelesaikan krisis keluarga terutama
yang berhubungan dengan masalah anak dan istri. Cara ilmiah adalah cara konseling
keluarga (family conseling). Cara ini adalah yang telah dilakukan oleh para ahli
konseling diseluruh dunia. Ada dua pendekatan dilakukan dalam hal ini: 1).
Pendekatan individual atau juga disebut konseling individual yaitu upaya menggali
emosi, pengalaman dan pemikiran klien. 2). Pendekatan kelompok (family
conseling). Yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor keluarga.
A. Sejarah Konseling Keluarga
Sejarah perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari Eropa dan
Amerika Serikat pada tahun 1919 yakni sesudah perang dunia I , Magnus Hirschfeld
mendirikan klinik pertama untuk pemberian informasi dan nasehat tentang masalah
seks di Berlin Institut For sexual science. Pusat informasi dan advis yang sama
didirikan pula di Vienna pada tahun 1922 0leh Karl Kautsky dan kemudian pusat lain
didirikan lagi di Berlin pada tahun 1924. Di Amerika Serikat ada dua penentu yang
masing-masing berkaitan dalam perkembangan gerakannya yaitu: 1). Adanya
perkembangan pendidikan keluarga yang diusahakan secara akademik, dan kemudian
menjadi pendidikan orang dewasa. 2). Munculnya konseling perkawinan dan keluarga
terutama dalam masalah-masalah hubungan diantara anggota keluarga (suami, istri
dan anak-anak) dalam konteks kemasyrakatan. Tokoh yang ulung dalam bidang
pendidikan kehidupan perkawinan dan keluarga pada awal sejarah masa lalu adalah
Ernest Rutherford Gover (1877-1948).
Perkembangan konseling keluarga di Indonesia sendiri tertimbun oleh
maraknya perkembangan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan
konseling (BK) di sekolah pada masa tahun 60-an bahkan sampai pada saat ini
dirasakan sebagai suatu kebutuhan, karena banyak sekali masalah-masalah siswa,
seperti kesulitan belajr, penyesuaian sosial, dan masalah perilaku siswa yang tidak
dapat dipecahkan oleh guru biasa. Jadi diperlukan guru BK untuk membantu siswa.
Namun sejak awal, lulusan BK ini memang sangat sedikit, sehingga sekolah
mengambil kebijakan menjadikan guru biasa merangkap BK. Hal ini telah
mencemarkan nama BK karena banyak perlakuan “guru BK” yang tidak sesuai denga
prinsip-prinsip BK, seperti memarahi siswa, bahkan ada yang memukul. Mengenai
kasus keluarga, banyak juga ditemukan di sekolah seperti siswa yang menyendiri, dan
suka bermenung.Dan memang belakangan diketahui ternyata keluarganya berantakan,
misalnya ayah ibu bertengkar dan bercerai.
Dalam proses perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi
orientasi: 1) orientasi praktis, yaitu kebenaran tentang perilaku tertentu diperoleh dari
pelaksanaan proses konseling di lapangan. Gaya kepribadian konselor praktis dengan
gaya konduktor, kepribadiannya hebat, giat, dapat menguasai audence sehingga
mereka terpana. Selamjutnya dengan gaya reaktor, yaitu kepribadian konselornya
cenderung tidak menguasai, menggunakan taktik secara dinamika kelompok
dikeluarga. 2) orientasi teoritis, cara yang ditempuh adalah dengan mengadakan
penelitian.
Perkembangan konseling keluarga selanjutnya. Dimulai dari tahub 80-an
ditandai dengan adanya pengorganisasian dalam konseling keluarga dan
bermunculannya literatur yang makin banyak dalam bidang tersebut. Susan Jones
dalam bukunya “family Therapy” menggunakan perbandingan-perbandingan
pendekatan dalam konseling keluarga yaitu:
1. Integratif (Ackerman)
2. Psikoanalitik (Farmo, Steirlin, Grotjan)
3. Bowenian (Bowen)
4. Struktural (Minuchin)
5. Interaksional (Jackson, Watslawick, Haley, Satir)
6. Social Network (Speck, Attinev, Rueveni)
7. Behavioral (Patterson).
B. Pengertian Keluarga
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga
adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti
dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan
berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-
masing anggotanya.
Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
wanita.Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan
seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.
Dhurkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil
faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi
menjadi dua, yaitu:
1. Keluarga Kecil atau “Nuclear Family”
Keluarga inti adalah unit keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak
mereka; yang kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal”-family.
2. Keluarga Besar “Extended Family”
Keluarga besar didasarkan pada hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang
meliputi orang tua, anak, kakek-nenek, paman, bibi, kemenekan, dan seterusnya.Unit
keluarga ini sering disebut sebagai „conguine family‟ (berdasarkan pertalian darah).
C. Hakikat Konseling dalam Keluarga
Adapun konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk
membantu keluarga menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai kehidupan efektif
sehari-hari. Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu
keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga
semua anggota keluarga bahagia.
Ikatan bathin merupakan ikatan yang bersifat psikologis. Maksudnya diantara
suami dan istri harus saling mencintai satu sama lain, tidak ada paksaan dalam
menjalani perkawinan. Kedua ikatan, yaitu ikatan lahir dan bathin merupakan
tuntutan dalam perkawinan yang sangat mempengaruhi keutuhan sebuah
keluarga.Tipe keluarga yang umumnya dikenal adalah dua tipe, yaitu keluarga
inti (nuclear family) dan keluarga yang diperluas (extended family). Beberapa
karakteristik keluarga bahagia yang menjadi tujuan dari konseling keluarga antara
lain: (1) menunjukkan penyesuaian yang tinggi, (2) menunjukkan kerja sama yang
tinggi, (3) mengekspresikan perasaan cinta kasih sayang, altruistik dan teman sejati
dengan sikap dan kata-kata (terbuka), (4) tujuan keluarga difokuskan kepada
kebahagiaan anggota keluarga, (5) menunjukkan komunikasi yang terbuka, sopan,
dan positif, (6) menunjukkan budaya saling menghargai dan memuji, (7)
menunjukkan budaya saling membagi, (8) kedua pasangan menampilkan emosi yang
stabil, suka memperhatikan kebutuhan orang lain, suka mengalah, ramah, percaya
diri, penilaian diri yang tinggi, dan (9) komunikasi terbuka dan positif.
Pada umumnya masalah-masalah yang muncul dalam keluarga adalah
berkenaan dengan: (1) masalah hubungan sosial-emosional antar anggota keluarga,
(2) masalah hubungan antar keluarga, (3) masalah ekonomi, (4) masalah pekerjaan,
(5) masalah pendidikan, (6) masalah kesehatan, (7) masalah seks, dan (8) masalah
keyakinan atau agama.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi – fungsi Keluarga.
a. Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
b. Macam-macam Fungsi Keluarga.
Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/
dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
1) Fungsi Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya
dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri,
pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi
suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada
hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup
keturunannya, melalui perkawinan.
2) Fungsi Pemeliharaan.
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari
gangguan-gangguan.
3) Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
a) Kebutuhan makan dan minum.
b) Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
c) Kebutuhan tempat tinggal.
Berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua
diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup
makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
4) Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-
ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
5) Fungsi Sosial.
Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah
dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya
dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang
baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya
bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang
dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan
mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan
istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara,
dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a) Pembentukan kepribadian.
b) Sebagai alat reproduksi.
c) Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat.
d) Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
e) Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.
Keberadaan sebuah keluarga pada hakikatnya untuk memenuhi fungsi-fungsi
sebagai berikut : (1) fungsi kasih sayang, yaitu memberikan cinta erotik, cinta kasih
sayang, cinta altruistik, dan cinta teman sejati, (2) fungsi ekonomi, (3) fungsi status,
(4) fungsi pendidikan, (5) fungsi perlindungan, (6) fungsi keagamaan, (7) fungsi
rekreasi, dan (8) fungsi pengaturan seks.
E. Asumsi Dasar Konseling Keluarga
Adapun inti dari pelaksanaan konseling keluarga sebagai salah satu layanan
profesional dari seorang konselor didasari oleh asumsi dasar sebagai berikut:
1. Terjadinya perasaan kecewa, tertekan atau sakitnya seorang anggota keluarga
bukan hanyadisebabkan oleh dirinya sendiri, melainkan oleh interaksi yang
tidak sehat dengan anggota keluarga yang lain.
2. Ketidak tahuan individu dalam keluarga tentang peranannya dalam menjalani
kehidupan keluarga.
3. Situasi hubungan suami-isteri dan antar keluarga lainya.
4. Penyesuaian diri yang kurang sempurna dalam sebuah keluarga sangat
mempengaruhi situasi psikologis dalam keluarga
5. Konseling keluarga diharapkan mampu membantu keluarga mencapai
penyesuaian diri yang tinggi diantara seluruh anggota keluarga
6. Interaksi kedua orang tua sangat mempengaruhi hubungan semua anggota
keluarga. Hal ini dikemukakan oleh Perez (1979) menyatakan sebagai berikut:
Family therapi is an interactive proses which seeks to aid the family in regainnga
homeostatic balance with all the members are confortable.
Dari definisi di atas konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif
untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau
seimbang sehingga semua anggota keluarga bahagia.
Ini berarti bahwa sebuah keluarga membutuhkan pendekatan yang beragam
untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh anggota keluarga.Rumusan di atas
memuat dua implikasi yaitu; terganggunya kondisi seorang anggota keluarga
merupakan hasil adaptasi/interaksi terhadap lingkungan yang sakit yang diciptakan
didalam keluarga. Kedua, seorang anggota keluarga yang mengalami gangguan
emosional akan mempengaruhi suasana dan interaksi anggota keluarga yang lain,
sehingga diupayakan pemberian bantuan melalui konseling keluarga. Terlaksananya
konseling keluarga akan membantu anggota keluarga mencapai keseimbangan psiko
dan psikis sehingga terwujudnya rasa bahagia dan kenyamanan bagi semua anggota
keluarga.
F. Tujuan Konseling Keluarga
Tujuan dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang
bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga
merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2. Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu
anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh,
baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang
lain.
3. Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat
mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan
berumah tangga.
4. Mengembangkan rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada
anggota keluarga yang lain.
5. Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga
menjadi maksimal.
6. Membantu individu keluarga yang dalam keadaan sadar tentang kondisi dirinya
yang bermasalah, untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya
sendiri dan nasibnya sehubungan dengan kehidupan keluarganya.
Agar mampu mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, maka seorang konselor
keluarga hendaknya memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan berfikir cerdas, berwawasan yang luas, serta
komunikasi yang tangkas dengan penerapan moral yang laras dengan
penerapan teknik-teknik konseling yang tangkas
2. Etika professional, yakni kemampuan memahami dan bertindak sesuai dengan
kaidah-kaidah pelayanan konseling yang dipadukan dalam hubungan
pelayanan konseling terhadap anggota keluarga
3. Terlatih dan terampil dalam melaksanakan konseling keluarga
4. Mampu menampilkan ciri-ciri karakter dan kepribadian untuk menangani
interaksi yang kompleks pasangan yang sedang konflik dan mendapatkan
latihan untuk memiliki keterampilan khusus.
5. Memiliki pengetahuan yang logis tentang hakikat keluarga den kehidupan
berkeluarga.
6. Memiliki jiwa yang terbuka dan fleksibel dalam melaksanakan konseling
keluarga.
7. Harus obyektif setiap saat dalam menelaah dan menganalisa masalah.
G. Pengertian Keluarga Bahagia
Keluarga bahagia adalah identik dengan keluarga yang harmonis sangat
menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan
dan menjadi pusat ketenangan hidup (Bambang, 2000 :52). Setiap keluarga selalu
mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga
mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka
menempa anak-anaknya agar mampumempersiapkan diri dalam membentuk
kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan
orang tuanya.
Keluarga bahagia dan sejahtera adalah tujuan dan sekaligus harapan ideal
sebuah keluarga Indonesia.Kata bahagia selalu dikaitkan dengan aspek psikologis dan
ukuran-ukuran perasaan yang paling dalam. Sementara kata sejahtera dikaitkan
dengan keluarga yag cukup dalam pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang,
pangan, dan papan. Keadaan cukup tentu bersifat relatif, tetapi di dalamnya
terkandung makna mampu memenuhi kebutuhan minimal, sehingga keadaan seperti
itu dapat menciptakan suasana dalam keluarga tenang.Bahagia dan sejahtera dalam
konteks keluarga seolah-olah mengandung pengertian tunggal, karena
menggambarkan adanya situasi seimbang antara suasana batin (rohani) dan suasana
lahir (jasmani).Singkat kata, sebuah keluarga belum disebut bahagia jika hanya
berkecukupan harta benda, namun tidak menikmati suasana batin yang baik.
Di samping itu kelurga bahagia akan terealisasikan apabila kebutuhan-
kebutuhn setiap individu di dalam keluarga terpenuhi sebagai kebutuhan hidup
manusia. Kebutuhan individu ada dua jenis yaitu :
1. Kebutuhan Biologis.
Kebutuhan biologis adalah kebutuhan akan sandang, pangan, papan, seks serta
aspek-aspek yang lainnya yang merupakan pemenuhn kebutahan fisik setiap individu
lainnya.
2. Kebutuhan Sosiologos/Psikologi.
Kebutuhan sosiopsychis adalah kebutuhan akan harga diri, rasa aman,
tentram, kebutuhan religius, kebutuhan akan keindahan, rasa kebebasan, rasa
mengenal, rasa sukses.
Kebahagiaan sebagai tujuan pembentukan keluarga merupakan ikitan jiwa
seseorang suami dan istri dalam lingkungan keluarga dipengaruhi dan pengabdia
tulus diantara mereka, memberikan pancaran kesucian tertentu dan nilaisangant tingi
kepada kehidupan keluarga.
H. Ciri-Ciri Keluarga Bahagia
Keluarga yang di Idealkan oleh manuasia adalah keuarga yang memiliki
mental sehat demikian : sakinah (perasaan tenang), mawaddah (cinta), dan ramah
(kasih sayang). Antar keluarga saling menyayangi dan merindukan. Sang Ayah
menyayangi, mencintai dan merindukan anak dan Ibu dari Anak-anaknya. Sang Ibu
mencintai dan merindukan anak-anak dai Ayahnya. Sang anakpun demikian
mencintai, merindukan Ayah dan Ibunya. Dengan demikian diantara mereka terdapat
suatu kesatuan (unity) terhadap yang lain. Ciri-ciri pola hubungan yang melekat pada
keluarga yang bahagia adalah (1) Kesatuan dengan Sang Pencipta . (2) kesatuan
dengan alam semesta (3) komitmen (4) tausiyah dan feedback (5) keluesan (6)
kesatuan fisik (7) dan hunbungan seks yang sehat (8) bekerjasama (9) saling percaya
dan lain-lain.
Menurut Danuri (1999:19) ciriciri keluarga bahagia diantaranya :
1. Adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Hubungan yang harmonis antara individu dengan individu lain dalam
keluarga dan masyarakat.
3. Terjamin kesehatan jasmani, rohani, dan sosial.
4. Cukup sandang, pangan, dan papan.
5. Adanya jaminan hukum terutama hak azasi manusia.
6. Tersedianya pelayanan pendidikan yang wajar.
7. Ada jaminan di hari tua, sehingga tidak perlu khawatir terlantar di masa
depan.
8. Tersediaanya fasilitas rekreasi yang wajar.
I. Faktor-Faktor Penentu Kebahagiaan Rumah Tangga
Menurut Singgih D. Gunarso (1999:67) faktor-faktor yang harus di penuhi
demi terciptannya keluarga bahagia adalah:
1. Perhatian.
Perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati.Menaruh hati pada seluruh
anggota keluarga adalah pokok hubungan yang baik diantara para anggota
keluarga.Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di dala keluarga, berarti
mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarganya, lebih jauh lagi
orang tua harus mengarhakan perhatiannya untuk mencari lebih mendalam sebab dan
sumber permasalahanyang terjadi di dalam keluarga dan perlu juga memperhatikan
juga terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga.
2. Penambahan pengetahuan
Mencari pengetahuan dan menambah oengetahuan bukan monopoli siswa-
siswi atau mahasiswa saja.Dalam keluarga, baik orang tua maupun anak harus
menambang pengetahuan tanpa henti-hentinya.Di luar, mereka menarik pelajaran dan
inti dari segala yang dilihat dan dialaminya.Lebih penting lagi ialah usaha
mengetahui mereka yang lebih dekat yakni seluruh keluarga anggota
keluarga.Biasanya kita lebih cenderung untuk memperhatikan kejadian-kejadian di
luar rumah tangga, sehingga kejadian-kejadian di rumah terdesak denga kemungkinan
timbulnya akibat-akibat yang tidak di sangka-sangka, karena kelalaian
kita.Mengetahui setiap perubahan di dalm keluarga dan perubahan anggota keluarga
berarti mengikuti perkembangan setiap anggota.
3. Pengenalan diri.
Dengan pengetahuan yangberkembang terus sepanjang hidup, maka usaha-
usaha pengenalan diri akan dapat dicapai. Pengenalan diri setiap anggota berarti juga
pengenalan diri sendiri. Anak-anak biasanya belum mengadakan pengenalan diri dan
baru akan mencapainya dalam bimbingan dalam keluarganya, setelah anak banyak
pergi keluar rumah, di mana lingkungan lebih luas, pandangan dan pengetahuan diri
mengenai kemampuan-kemampuan, kesanggupan-kesanggupan dan sebagainya akan
menambah pengenalan dirinya. Pengenalan yang baik akan memupuk pula
pengertian-pengertian.
4. Pengertian
Apabila pengetahuan dan pengenalan diri sudah tercapai, ,akan lebih mudah
menyoroti semua kejadian-kejadian atau peristiwayang terjadi di dalam keluarga.
Masalah-masalah lebih mudah di atasi apabila latar belakang kejadian dapat
terungkap. Dengan adanya pengertian dari setiap anggota keluarga, maka akan
mengurangi timbulnya masalah di dalam keluarga.
5. Sikap menerima
Sikap menerima setiap anggota keluarga sebagai langkah kelanjutan
pengertian, berarti segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia harus
mendapat tempat di dalam keluarga.
6. Peningkatan usaha
Setelah setiap anggota di terima dengan segala kekurangan dan
kemampuannya sebagai anggota keluarga penuh yang menduduki tempatnya masing-
masing dalam keluarga, perlu adanya peningkatan usaha.Peningkatan usaha ini perlu
di lakukan dengan mengembangkan setiap aspek dari anggota keluarganya secara
optimal.Peningkatan usaha ini perlu agar tidak terjadi keadaan yang statis dan
membosankan.Peningkatan usaha di sesuaikan dengan setiap kemapuan baik materi
dari pihak orang tua maupun anak.
J. Kendala-Kendala Dalam Mencapai Kebahagiaan Keluarga
Kendala dalam mencapai kebahagiaan keluarga diantaranya adalah hubungan
antara suami istri yang tidak harmonis, adanya sikap acuh tak acuh terhadap anggota
keluarga, tdak adanya suatu usaha untuk peningkatan kualitas hidup, sikap tidak
saling menerima, tidak perhatian.
K. Pengertian Konseling Keluarga
Konseling Keluarga pada dasarnya merupakan penerapan Konseling pada
situasi yang khusus.Konseling Keluarga ini secara khusus memfokuskan pada
masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggarannya
melibatkan anggota keluarga.
Crane mengatakan, bahwa Konseling Keluarga merupakan proses pelatihan
terhadap orang tua dalam hal metode mengendalikan prilaku yang positif dan
membantu orang tua dalam perilaku yang dikehendaki. Dalam pengertian ini
Konseling Keluarga tidak bermaksud untuk mengubah kepribadian, sifat, dan
karakter orang-orang yang terlibat, tetapi lebih mengusahakan perubahan dalam
system keluarga melalui pengubahan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ziedy, M. (2012).Bimbingan Konseling dalam Keluarga.[Online]. Tersedia di
http://ziedymu.blogspot.com/2012/11/bimbingan-konseling-dalam-
keluarga_3008.html (19 Februari 2014)
Nurjaman, Z. (_). Konseling Keluarga.[Online]. Tersedia di
http://zientanurjaman.wordpress.com/konseling/konseling-keluarga/ (19
Februari 2014)
Willis, S. (2009). Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: ALFABETA.

More Related Content

What's hot

angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingachmad hidayat
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Komara Yusuf
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajarRpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajarTatakustara
 
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanManajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanWidiawati92
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenial
Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenialPentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenial
Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenialMey Sari
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiAfy Luna
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)aji ali mabruri
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
7. fungsi dalam keluarga
7. fungsi dalam keluarga7. fungsi dalam keluarga
7. fungsi dalam keluargaevinurleni
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konselingkomisariatimmbpp
 
Gerakan baru dalam pendidikan
Gerakan baru dalam pendidikanGerakan baru dalam pendidikan
Gerakan baru dalam pendidikandonawidiya
 
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaRPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaNengAyu2
 

What's hot (20)

angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajarRpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajar
 
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanManajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenial
Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenialPentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenial
Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi milenial
 
Program tahunan bk
Program tahunan bkProgram tahunan bk
Program tahunan bk
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Pendidikan dalam keluarga
Pendidikan dalam keluargaPendidikan dalam keluarga
Pendidikan dalam keluarga
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
7. fungsi dalam keluarga
7. fungsi dalam keluarga7. fungsi dalam keluarga
7. fungsi dalam keluarga
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
 
Gerakan baru dalam pendidikan
Gerakan baru dalam pendidikanGerakan baru dalam pendidikan
Gerakan baru dalam pendidikan
 
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaRPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
 

Viewers also liked

JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKTABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKrina_nurjanah96
 
Fungsi dan peran keluarga
Fungsi dan peran keluargaFungsi dan peran keluarga
Fungsi dan peran keluargaSiti Khodijah
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredmisbakhulfirdaus
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 
materi disiplin diri
materi disiplin dirimateri disiplin diri
materi disiplin diriayumuja
 
Konsep pengembangan Desa Inovasi
Konsep pengembangan Desa InovasiKonsep pengembangan Desa Inovasi
Konsep pengembangan Desa InovasiDesainovasi
 
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)May Eq
 
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahliAda beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahlidhimas123
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingNilna Ma'Rifah
 

Viewers also liked (20)

Ppt konseling keluarga
Ppt konseling keluargaPpt konseling keluarga
Ppt konseling keluarga
 
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
 
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKTABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
 
Powerpoint bk
Powerpoint bkPowerpoint bk
Powerpoint bk
 
Fungsi dan peran keluarga
Fungsi dan peran keluargaFungsi dan peran keluarga
Fungsi dan peran keluarga
 
Bab ii disiplin
Bab ii disiplinBab ii disiplin
Bab ii disiplin
 
makalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anakmakalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anak
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centered
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
 
materi disiplin diri
materi disiplin dirimateri disiplin diri
materi disiplin diri
 
BK AUD
BK AUDBK AUD
BK AUD
 
Konsep pengembangan Desa Inovasi
Konsep pengembangan Desa InovasiKonsep pengembangan Desa Inovasi
Konsep pengembangan Desa Inovasi
 
Psikologi keluarga
Psikologi keluargaPsikologi keluarga
Psikologi keluarga
 
BK PRIBADI SOSIAL
BK PRIBADI SOSIALBK PRIBADI SOSIAL
BK PRIBADI SOSIAL
 
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
 
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahliAda beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
 
Bowenian Family Therapy
Bowenian Family TherapyBowenian Family Therapy
Bowenian Family Therapy
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
 

Similar to Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga

Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifOpen University Malaysia
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.pptDaraHumayra
 
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluargaTugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluargaagus hananto
 
Penegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluargaPenegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluargaayufitriana
 
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptxasuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptxwindikartika6
 
Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)PAKLONG CIKGU
 
Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.ppt
Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.pptTerapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.ppt
Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.pptHyanOB
 
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptxPembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptxToniPenuam
 
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi KelHerdianBhiyog
 
PENGASUHAN ANAK.pptx
PENGASUHAN ANAK.pptxPENGASUHAN ANAK.pptx
PENGASUHAN ANAK.pptxrayitri1
 
Komunikasi dalam keluraga materi
Komunikasi dalam keluraga materiKomunikasi dalam keluraga materi
Komunikasi dalam keluraga materiOrisa Elfath
 
Laporan individu
Laporan individuLaporan individu
Laporan individuAyah Abeeb
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanCNVIP
 
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
Pengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anakPengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anak
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anakAde Rifai Kolot
 

Similar to Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga (20)

Bk keuarga lt 14
Bk keuarga lt 14Bk keuarga lt 14
Bk keuarga lt 14
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Keluarga dan masyarakat
Keluarga dan masyarakatKeluarga dan masyarakat
Keluarga dan masyarakat
 
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
 
Proses kep klg
Proses kep klgProses kep klg
Proses kep klg
 
Sosiologi keluarga_novi catur muspita
Sosiologi keluarga_novi catur muspitaSosiologi keluarga_novi catur muspita
Sosiologi keluarga_novi catur muspita
 
Maalah keluarga
Maalah keluargaMaalah keluarga
Maalah keluarga
 
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluargaTugas ringkasan keperawatan keluarga
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
 
Penegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluargaPenegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluarga
 
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptxasuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
 
Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)
 
Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.ppt
Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.pptTerapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.ppt
Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.ppt
 
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptxPembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptx
 
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel
 
PENGASUHAN ANAK.pptx
PENGASUHAN ANAK.pptxPENGASUHAN ANAK.pptx
PENGASUHAN ANAK.pptx
 
Komunikasi dalam keluraga materi
Komunikasi dalam keluraga materiKomunikasi dalam keluraga materi
Komunikasi dalam keluraga materi
 
Laporan individu
Laporan individuLaporan individu
Laporan individu
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
 
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
Pengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anakPengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anak
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga

  • 1. KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA TUGAS KELOMPOK Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Keluarga(PB315) yang Diampu Oleh: Dr. Hj. Euis Farida, M.Pd.(0592) Disusun oleh: Hardi Muchardiman 1104978 Novianita 1103727 Oktria Purnama 1104624 Rosi Rosmiati 1106207 Tenty Nurul 1105133 JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2014
  • 2. KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING Kehidupan masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari sistem nilai yang ada di masyarakat tertentu. Sistem nilai menentukan perilaku anggota masyarakat. Berbagai sistem nilai ada di masyarakat yaitu: a) nilai agama saat ini degradasi terhadap agama sangat terasas sekali, semua agama merasakan bahwa kebanyakan umatnya kurang setia pada agama yang dianutnya. b) degradasi nilai adat istiadat, yang sering disebut tata susila atau kesopanan, hal ini dapat dibuktikan pada perilaku anak-anak, remaja saat ini. c) degradasi nilai-nilai sosial, sebagaimana kita saksikan saat ini, masyrakat sangat individualis mementingkan diri sendiri dalam segala hal, enggan berbagi harta, pikiran ,saran dan pendapat, tidak mau bergaul terutama dengan orang rendahan, memutusan tali silaturrahmi terutama dengan keluarga. d) degradasi kesakralan keluarga, seperti yang kita lihat saat ini banyak sekali kekisruhan keluarga, banyak sekali kasus suami membunuh istrinya, dan sebaliknya, ayah membunuh anaknya dan sebaliknya. Namun tak dapat dipungkiri, bahwa keluarga modern mempunyai ciri utama kemajuan dan perkembangan di bidang pendidikan, ekonomi dan pergaulan. Kebanyakan keluarga modern berada di perkotaan, mungkin juga ada keluarga modern tinggal di pedesaan, akan tetapi jarang berinteraksi dengan masyrakat pedesaan. Kelengkapan alat transportasi dan komunikasi memungkinkan mereka cepat berinteraksi di kota yaitu dengan keluarga lainnya. Namun dibalik semua itu, terdapat krisis keluarga, artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak- anaknya terutama remaja. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya krisis keluarga yaitu: kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga terutama ayah dan ibu, sikap egosentrisme, masalah ekonomi, masalah kesibukan, masalah pendidikan, masalah perselingkuhan, jauh dari agma.
  • 3. Dari sekian banyak masalah keluarga yang telah disebutkan di atas, pasti ada jalan keluar untuk penyelesaian.Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan krisis keluarga. Ada dengan cara tradisional dan ada pula dengan cara modern atau yang sering disebut dengan cara ilmiah. Pemecahan masalah keluarga dengan cara tradisional terbagi dua bagian. Pertama, kearifan atau dengancara kasih sayang, kekeluargaan. Kedua orang tua dalam menyelesaikan krisis keluarga terutama yang berhubungan dengan masalah anak dan istri. Cara ilmiah adalah cara konseling keluarga (family conseling). Cara ini adalah yang telah dilakukan oleh para ahli konseling diseluruh dunia. Ada dua pendekatan dilakukan dalam hal ini: 1). Pendekatan individual atau juga disebut konseling individual yaitu upaya menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien. 2). Pendekatan kelompok (family conseling). Yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor keluarga. A. Sejarah Konseling Keluarga Sejarah perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 1919 yakni sesudah perang dunia I , Magnus Hirschfeld mendirikan klinik pertama untuk pemberian informasi dan nasehat tentang masalah seks di Berlin Institut For sexual science. Pusat informasi dan advis yang sama didirikan pula di Vienna pada tahun 1922 0leh Karl Kautsky dan kemudian pusat lain didirikan lagi di Berlin pada tahun 1924. Di Amerika Serikat ada dua penentu yang masing-masing berkaitan dalam perkembangan gerakannya yaitu: 1). Adanya perkembangan pendidikan keluarga yang diusahakan secara akademik, dan kemudian menjadi pendidikan orang dewasa. 2). Munculnya konseling perkawinan dan keluarga terutama dalam masalah-masalah hubungan diantara anggota keluarga (suami, istri dan anak-anak) dalam konteks kemasyrakatan. Tokoh yang ulung dalam bidang pendidikan kehidupan perkawinan dan keluarga pada awal sejarah masa lalu adalah Ernest Rutherford Gover (1877-1948).
  • 4. Perkembangan konseling keluarga di Indonesia sendiri tertimbun oleh maraknya perkembangan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan konseling (BK) di sekolah pada masa tahun 60-an bahkan sampai pada saat ini dirasakan sebagai suatu kebutuhan, karena banyak sekali masalah-masalah siswa, seperti kesulitan belajr, penyesuaian sosial, dan masalah perilaku siswa yang tidak dapat dipecahkan oleh guru biasa. Jadi diperlukan guru BK untuk membantu siswa. Namun sejak awal, lulusan BK ini memang sangat sedikit, sehingga sekolah mengambil kebijakan menjadikan guru biasa merangkap BK. Hal ini telah mencemarkan nama BK karena banyak perlakuan “guru BK” yang tidak sesuai denga prinsip-prinsip BK, seperti memarahi siswa, bahkan ada yang memukul. Mengenai kasus keluarga, banyak juga ditemukan di sekolah seperti siswa yang menyendiri, dan suka bermenung.Dan memang belakangan diketahui ternyata keluarganya berantakan, misalnya ayah ibu bertengkar dan bercerai. Dalam proses perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi orientasi: 1) orientasi praktis, yaitu kebenaran tentang perilaku tertentu diperoleh dari pelaksanaan proses konseling di lapangan. Gaya kepribadian konselor praktis dengan gaya konduktor, kepribadiannya hebat, giat, dapat menguasai audence sehingga mereka terpana. Selamjutnya dengan gaya reaktor, yaitu kepribadian konselornya cenderung tidak menguasai, menggunakan taktik secara dinamika kelompok dikeluarga. 2) orientasi teoritis, cara yang ditempuh adalah dengan mengadakan penelitian. Perkembangan konseling keluarga selanjutnya. Dimulai dari tahub 80-an ditandai dengan adanya pengorganisasian dalam konseling keluarga dan bermunculannya literatur yang makin banyak dalam bidang tersebut. Susan Jones dalam bukunya “family Therapy” menggunakan perbandingan-perbandingan pendekatan dalam konseling keluarga yaitu: 1. Integratif (Ackerman) 2. Psikoanalitik (Farmo, Steirlin, Grotjan)
  • 5. 3. Bowenian (Bowen) 4. Struktural (Minuchin) 5. Interaksional (Jackson, Watslawick, Haley, Satir) 6. Social Network (Speck, Attinev, Rueveni) 7. Behavioral (Patterson). B. Pengertian Keluarga Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing- masing anggotanya. Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri. Dhurkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan. Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Keluarga Kecil atau “Nuclear Family” Keluarga inti adalah unit keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka; yang kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal”-family. 2. Keluarga Besar “Extended Family” Keluarga besar didasarkan pada hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak, kakek-nenek, paman, bibi, kemenekan, dan seterusnya.Unit keluarga ini sering disebut sebagai „conguine family‟ (berdasarkan pertalian darah). C. Hakikat Konseling dalam Keluarga
  • 6. Adapun konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk membantu keluarga menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai kehidupan efektif sehari-hari. Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua anggota keluarga bahagia. Ikatan bathin merupakan ikatan yang bersifat psikologis. Maksudnya diantara suami dan istri harus saling mencintai satu sama lain, tidak ada paksaan dalam menjalani perkawinan. Kedua ikatan, yaitu ikatan lahir dan bathin merupakan tuntutan dalam perkawinan yang sangat mempengaruhi keutuhan sebuah keluarga.Tipe keluarga yang umumnya dikenal adalah dua tipe, yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga yang diperluas (extended family). Beberapa karakteristik keluarga bahagia yang menjadi tujuan dari konseling keluarga antara lain: (1) menunjukkan penyesuaian yang tinggi, (2) menunjukkan kerja sama yang tinggi, (3) mengekspresikan perasaan cinta kasih sayang, altruistik dan teman sejati dengan sikap dan kata-kata (terbuka), (4) tujuan keluarga difokuskan kepada kebahagiaan anggota keluarga, (5) menunjukkan komunikasi yang terbuka, sopan, dan positif, (6) menunjukkan budaya saling menghargai dan memuji, (7) menunjukkan budaya saling membagi, (8) kedua pasangan menampilkan emosi yang stabil, suka memperhatikan kebutuhan orang lain, suka mengalah, ramah, percaya diri, penilaian diri yang tinggi, dan (9) komunikasi terbuka dan positif. Pada umumnya masalah-masalah yang muncul dalam keluarga adalah berkenaan dengan: (1) masalah hubungan sosial-emosional antar anggota keluarga, (2) masalah hubungan antar keluarga, (3) masalah ekonomi, (4) masalah pekerjaan, (5) masalah pendidikan, (6) masalah kesehatan, (7) masalah seks, dan (8) masalah keyakinan atau agama. D. Fungsi Keluarga 1. Fungsi – fungsi Keluarga. a. Pengertian Fungsi Keluarga
  • 7. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. b. Macam-macam Fungsi Keluarga. Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu: 1) Fungsi Biologis Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan. 2) Fungsi Pemeliharaan. Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan. 3) Fungsi Ekonomi Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu: a) Kebutuhan makan dan minum. b) Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya c) Kebutuhan tempat tinggal. Berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
  • 8. 4) Fungsi Keagamaan Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran- ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5) Fungsi Sosial. Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain. Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi. Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut: a) Pembentukan kepribadian. b) Sebagai alat reproduksi. c) Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat. d) Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian. e) Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan. Keberadaan sebuah keluarga pada hakikatnya untuk memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut : (1) fungsi kasih sayang, yaitu memberikan cinta erotik, cinta kasih
  • 9. sayang, cinta altruistik, dan cinta teman sejati, (2) fungsi ekonomi, (3) fungsi status, (4) fungsi pendidikan, (5) fungsi perlindungan, (6) fungsi keagamaan, (7) fungsi rekreasi, dan (8) fungsi pengaturan seks. E. Asumsi Dasar Konseling Keluarga Adapun inti dari pelaksanaan konseling keluarga sebagai salah satu layanan profesional dari seorang konselor didasari oleh asumsi dasar sebagai berikut: 1. Terjadinya perasaan kecewa, tertekan atau sakitnya seorang anggota keluarga bukan hanyadisebabkan oleh dirinya sendiri, melainkan oleh interaksi yang tidak sehat dengan anggota keluarga yang lain. 2. Ketidak tahuan individu dalam keluarga tentang peranannya dalam menjalani kehidupan keluarga. 3. Situasi hubungan suami-isteri dan antar keluarga lainya. 4. Penyesuaian diri yang kurang sempurna dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi situasi psikologis dalam keluarga 5. Konseling keluarga diharapkan mampu membantu keluarga mencapai penyesuaian diri yang tinggi diantara seluruh anggota keluarga 6. Interaksi kedua orang tua sangat mempengaruhi hubungan semua anggota keluarga. Hal ini dikemukakan oleh Perez (1979) menyatakan sebagai berikut: Family therapi is an interactive proses which seeks to aid the family in regainnga homeostatic balance with all the members are confortable. Dari definisi di atas konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua anggota keluarga bahagia. Ini berarti bahwa sebuah keluarga membutuhkan pendekatan yang beragam untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh anggota keluarga.Rumusan di atas memuat dua implikasi yaitu; terganggunya kondisi seorang anggota keluarga merupakan hasil adaptasi/interaksi terhadap lingkungan yang sakit yang diciptakan didalam keluarga. Kedua, seorang anggota keluarga yang mengalami gangguan
  • 10. emosional akan mempengaruhi suasana dan interaksi anggota keluarga yang lain, sehingga diupayakan pemberian bantuan melalui konseling keluarga. Terlaksananya konseling keluarga akan membantu anggota keluarga mencapai keseimbangan psiko dan psikis sehingga terwujudnya rasa bahagia dan kenyamanan bagi semua anggota keluarga. F. Tujuan Konseling Keluarga Tujuan dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga. 2. Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain. 3. Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga. 4. Mengembangkan rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain. 5. Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi maksimal. 6. Membantu individu keluarga yang dalam keadaan sadar tentang kondisi dirinya yang bermasalah, untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri dan nasibnya sehubungan dengan kehidupan keluarganya. Agar mampu mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, maka seorang konselor keluarga hendaknya memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memiliki kemampuan berfikir cerdas, berwawasan yang luas, serta komunikasi yang tangkas dengan penerapan moral yang laras dengan penerapan teknik-teknik konseling yang tangkas
  • 11. 2. Etika professional, yakni kemampuan memahami dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah pelayanan konseling yang dipadukan dalam hubungan pelayanan konseling terhadap anggota keluarga 3. Terlatih dan terampil dalam melaksanakan konseling keluarga 4. Mampu menampilkan ciri-ciri karakter dan kepribadian untuk menangani interaksi yang kompleks pasangan yang sedang konflik dan mendapatkan latihan untuk memiliki keterampilan khusus. 5. Memiliki pengetahuan yang logis tentang hakikat keluarga den kehidupan berkeluarga. 6. Memiliki jiwa yang terbuka dan fleksibel dalam melaksanakan konseling keluarga. 7. Harus obyektif setiap saat dalam menelaah dan menganalisa masalah. G. Pengertian Keluarga Bahagia Keluarga bahagia adalah identik dengan keluarga yang harmonis sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup (Bambang, 2000 :52). Setiap keluarga selalu mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampumempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orang tuanya. Keluarga bahagia dan sejahtera adalah tujuan dan sekaligus harapan ideal sebuah keluarga Indonesia.Kata bahagia selalu dikaitkan dengan aspek psikologis dan ukuran-ukuran perasaan yang paling dalam. Sementara kata sejahtera dikaitkan dengan keluarga yag cukup dalam pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, dan papan. Keadaan cukup tentu bersifat relatif, tetapi di dalamnya terkandung makna mampu memenuhi kebutuhan minimal, sehingga keadaan seperti
  • 12. itu dapat menciptakan suasana dalam keluarga tenang.Bahagia dan sejahtera dalam konteks keluarga seolah-olah mengandung pengertian tunggal, karena menggambarkan adanya situasi seimbang antara suasana batin (rohani) dan suasana lahir (jasmani).Singkat kata, sebuah keluarga belum disebut bahagia jika hanya berkecukupan harta benda, namun tidak menikmati suasana batin yang baik. Di samping itu kelurga bahagia akan terealisasikan apabila kebutuhan- kebutuhn setiap individu di dalam keluarga terpenuhi sebagai kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan individu ada dua jenis yaitu : 1. Kebutuhan Biologis. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan akan sandang, pangan, papan, seks serta aspek-aspek yang lainnya yang merupakan pemenuhn kebutahan fisik setiap individu lainnya. 2. Kebutuhan Sosiologos/Psikologi. Kebutuhan sosiopsychis adalah kebutuhan akan harga diri, rasa aman, tentram, kebutuhan religius, kebutuhan akan keindahan, rasa kebebasan, rasa mengenal, rasa sukses. Kebahagiaan sebagai tujuan pembentukan keluarga merupakan ikitan jiwa seseorang suami dan istri dalam lingkungan keluarga dipengaruhi dan pengabdia tulus diantara mereka, memberikan pancaran kesucian tertentu dan nilaisangant tingi kepada kehidupan keluarga. H. Ciri-Ciri Keluarga Bahagia Keluarga yang di Idealkan oleh manuasia adalah keuarga yang memiliki mental sehat demikian : sakinah (perasaan tenang), mawaddah (cinta), dan ramah (kasih sayang). Antar keluarga saling menyayangi dan merindukan. Sang Ayah menyayangi, mencintai dan merindukan anak dan Ibu dari Anak-anaknya. Sang Ibu
  • 13. mencintai dan merindukan anak-anak dai Ayahnya. Sang anakpun demikian mencintai, merindukan Ayah dan Ibunya. Dengan demikian diantara mereka terdapat suatu kesatuan (unity) terhadap yang lain. Ciri-ciri pola hubungan yang melekat pada keluarga yang bahagia adalah (1) Kesatuan dengan Sang Pencipta . (2) kesatuan dengan alam semesta (3) komitmen (4) tausiyah dan feedback (5) keluesan (6) kesatuan fisik (7) dan hunbungan seks yang sehat (8) bekerjasama (9) saling percaya dan lain-lain. Menurut Danuri (1999:19) ciriciri keluarga bahagia diantaranya : 1. Adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Hubungan yang harmonis antara individu dengan individu lain dalam keluarga dan masyarakat. 3. Terjamin kesehatan jasmani, rohani, dan sosial. 4. Cukup sandang, pangan, dan papan. 5. Adanya jaminan hukum terutama hak azasi manusia. 6. Tersedianya pelayanan pendidikan yang wajar. 7. Ada jaminan di hari tua, sehingga tidak perlu khawatir terlantar di masa depan. 8. Tersediaanya fasilitas rekreasi yang wajar. I. Faktor-Faktor Penentu Kebahagiaan Rumah Tangga Menurut Singgih D. Gunarso (1999:67) faktor-faktor yang harus di penuhi demi terciptannya keluarga bahagia adalah: 1. Perhatian. Perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati.Menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah pokok hubungan yang baik diantara para anggota
  • 14. keluarga.Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di dala keluarga, berarti mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarganya, lebih jauh lagi orang tua harus mengarhakan perhatiannya untuk mencari lebih mendalam sebab dan sumber permasalahanyang terjadi di dalam keluarga dan perlu juga memperhatikan juga terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga. 2. Penambahan pengetahuan Mencari pengetahuan dan menambah oengetahuan bukan monopoli siswa- siswi atau mahasiswa saja.Dalam keluarga, baik orang tua maupun anak harus menambang pengetahuan tanpa henti-hentinya.Di luar, mereka menarik pelajaran dan inti dari segala yang dilihat dan dialaminya.Lebih penting lagi ialah usaha mengetahui mereka yang lebih dekat yakni seluruh keluarga anggota keluarga.Biasanya kita lebih cenderung untuk memperhatikan kejadian-kejadian di luar rumah tangga, sehingga kejadian-kejadian di rumah terdesak denga kemungkinan timbulnya akibat-akibat yang tidak di sangka-sangka, karena kelalaian kita.Mengetahui setiap perubahan di dalm keluarga dan perubahan anggota keluarga berarti mengikuti perkembangan setiap anggota. 3. Pengenalan diri. Dengan pengetahuan yangberkembang terus sepanjang hidup, maka usaha- usaha pengenalan diri akan dapat dicapai. Pengenalan diri setiap anggota berarti juga pengenalan diri sendiri. Anak-anak biasanya belum mengadakan pengenalan diri dan baru akan mencapainya dalam bimbingan dalam keluarganya, setelah anak banyak pergi keluar rumah, di mana lingkungan lebih luas, pandangan dan pengetahuan diri mengenai kemampuan-kemampuan, kesanggupan-kesanggupan dan sebagainya akan menambah pengenalan dirinya. Pengenalan yang baik akan memupuk pula pengertian-pengertian.
  • 15. 4. Pengertian Apabila pengetahuan dan pengenalan diri sudah tercapai, ,akan lebih mudah menyoroti semua kejadian-kejadian atau peristiwayang terjadi di dalam keluarga. Masalah-masalah lebih mudah di atasi apabila latar belakang kejadian dapat terungkap. Dengan adanya pengertian dari setiap anggota keluarga, maka akan mengurangi timbulnya masalah di dalam keluarga. 5. Sikap menerima Sikap menerima setiap anggota keluarga sebagai langkah kelanjutan pengertian, berarti segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia harus mendapat tempat di dalam keluarga. 6. Peningkatan usaha Setelah setiap anggota di terima dengan segala kekurangan dan kemampuannya sebagai anggota keluarga penuh yang menduduki tempatnya masing- masing dalam keluarga, perlu adanya peningkatan usaha.Peningkatan usaha ini perlu di lakukan dengan mengembangkan setiap aspek dari anggota keluarganya secara optimal.Peningkatan usaha ini perlu agar tidak terjadi keadaan yang statis dan membosankan.Peningkatan usaha di sesuaikan dengan setiap kemapuan baik materi dari pihak orang tua maupun anak. J. Kendala-Kendala Dalam Mencapai Kebahagiaan Keluarga Kendala dalam mencapai kebahagiaan keluarga diantaranya adalah hubungan antara suami istri yang tidak harmonis, adanya sikap acuh tak acuh terhadap anggota keluarga, tdak adanya suatu usaha untuk peningkatan kualitas hidup, sikap tidak saling menerima, tidak perhatian.
  • 16. K. Pengertian Konseling Keluarga Konseling Keluarga pada dasarnya merupakan penerapan Konseling pada situasi yang khusus.Konseling Keluarga ini secara khusus memfokuskan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggarannya melibatkan anggota keluarga. Crane mengatakan, bahwa Konseling Keluarga merupakan proses pelatihan terhadap orang tua dalam hal metode mengendalikan prilaku yang positif dan membantu orang tua dalam perilaku yang dikehendaki. Dalam pengertian ini Konseling Keluarga tidak bermaksud untuk mengubah kepribadian, sifat, dan karakter orang-orang yang terlibat, tetapi lebih mengusahakan perubahan dalam system keluarga melalui pengubahan perilaku.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Ziedy, M. (2012).Bimbingan Konseling dalam Keluarga.[Online]. Tersedia di http://ziedymu.blogspot.com/2012/11/bimbingan-konseling-dalam- keluarga_3008.html (19 Februari 2014) Nurjaman, Z. (_). Konseling Keluarga.[Online]. Tersedia di http://zientanurjaman.wordpress.com/konseling/konseling-keluarga/ (19 Februari 2014) Willis, S. (2009). Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: ALFABETA.