Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan keluarga, termasuk pengertian keluarga dan pendidikan keluarga, tujuan, fungsi, dan ruang lingkup pendidikan keluarga, serta karakteristik dan pentingnya pendidikan keluarga. Keluarga berperan sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak, dengan tujuan mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses belajar mengajar keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor.Menurut Slamento
( 1990 : 56 ) faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor
ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
Pendidikan keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Dan pendidikan keluarga yang
maksimal, memiliki kecenderungan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi pula terhadap belajar siswa. Sedangkan lemahnya
pendidikan keluarga memiliki kecenderungan untuk melemahkan minat siswa dalam belajar
dan akan melemahkan pula terhadap prestasi belajar siswa.
B. Rumusan Makalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian keluarga ?
2. Bagaimana pentingnya pendidikan keluarga ?
3. Tujuan, fungsi, ruang lingkup pendidikan keluarga ?
4. Seperti apa karakteristik pendidikan keluarga ?
5. Pengaruh-pengaruh keluarga dalam pendidikan anak ?
C. Tujuan
1. Agar siswa mengetahui apa itu pendidikan keluarga
2. Agar siswa mengetahui pentingnya pendidikan keluarga
3. Agar siswa mengetahui tujuan, ruang lingkup dan fungsi pendidikan keluarga dan
karakteristik pendidikan keluarga
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh
seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Duvall dan Logan, 1986).
2. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
3. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
2. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka
membentuk satu rumah tangga.
3. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi,
yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari
kebudayaan umum yang lebih luas.
Fungsi Keluarga
Fungsi Biologis
· Untuk meneruskan keturunan
· Memelihara dan membesarkan anak
· Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
· Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya
· Memberi kesempatan untuk berekreasi
3. 3
Fungsi Psikologis
· Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang
· Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
· Perlindungan secara psikologis
· Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
· Meneruskan nilai-nilai budaya
· Sosialisasi
· Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta
kehidupan keluarga
Fungsi Sosial
· Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya
· Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
· Pengaturan ekonomi atau keuangan
Fungsi Pendidikan
· Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan
fungsi-fungsi lain.
· Persiapan untuk kehidupan dewasa.
· Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa
B. Pengertian Pendidikan
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli, Definisi - Pendidikan secara umum adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
(Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16)
Definisi pendidikan - Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2002 : 263)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1)
4. 4
C. Pengertian Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi
perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota-
anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh Sadulloh, 2006
: 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama
dan terikat karena darah perkawinan dan adopsi. B. Boston yang dikutip oleh Ishak Sholeh (
1983 : 11 ) mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat
dijadikan tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup
lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan / pertolongan
yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa
terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).
Kunci keberhasilan pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada pendidikan rohani
dengan artian keagamaan seseorang. Beberapa hal yang memegang peranan penting dalam
membentuk pandangan hidup seseorang meliputi pembinaan akidah, akhlak, keilmuan dan
kreativitas yang mereka miliki. Sedangkan pendidikan dalam keluarga itu sendiri secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Pembinaan Akidah dan Akhlak.
2. Pembinaan Intelektual.
3. Pembinaan Kepribadian dan Sosial
Sementara itu, Al- Razi mengatakan al-asroh maknanya mengikat dengan tali, kemudian
meluas menjadi segala sesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah proses transformasi
prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosialterkecil dalam masyarakat. Sebab
keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma
dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat.
D. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Pendidikan Kelurga
1. Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang utama dikenal
oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama.
Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial ekonomi dan
budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas hubungan anak
dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Keberhasilan anak di
5. 5
sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan orang tua dan keluarga
dalam membimbing anak.
Sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi
secara tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah
agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral dan menjadi anggota
masyarakat yang baik.
Memperhatikan tujuan tersebut maka pendidikan keluarga dapat dipandang sebagai persiapan
ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya. Adapun isi pendidikan dalam keluarga
biasanya, meliputi nilai agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan. Sesuai dengan
sifatnya (informal), keluarga memiliki kurikulum formal atau kurikulum tertulis.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan sebagai
pendidikan yang pertama karena pertama kali anak mendapatkan pengaruh pendidikan dari
dan didalam keluarganya. Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang utama karena
sekalipjun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan masyarakatnya, namun tanggung
jawab kodrati pendidikan terletak pada orang tuanya.
Dari uraian terdahulu dapat pula dipahami bahwa fungsi pendidikan dalam keluarga
adalah:
1. Sebagai pelentak dasar pendidikan anak.
2. Sebagai persiapan kearah kehidupan anak dalam masyarakatnya
3. Situasi Keluarga Mempengaruhi Pendidikan Anak
Berbagai faktor yang ada dan terjadi didalam keluarga akan turut menentukan kualitas hasil
pendidikan anak. Jenis keluarga, gaya kepemimpinan orang tua, kedudukan anak dalam
urutan keanggotaan keluarga, fasilitas yang ada dalam keluarga, hubungan keluarga dengan
dunia luar, status sosial ekonomi orang tua dan sebagainya akan turut mempengaruhi situasi
pendidikan dalam keluarga yang ada pada akhirnya akan turut pula mempengaruhi pribadi
anak.
2. Fungsi Pendidikan Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah :
a. Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama
dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan
mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan
membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat),
sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat
memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
6. 6
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina
rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya.
e. Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur
sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik
dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan
rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah,
ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi
semua anggota keluarganya.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban
pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?”
tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua sudah
bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang
tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada
tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu
berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu
berdiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.
E. Karakteristik Pendidikan Keluarga
Lingkungan pendidikan keluarga tergolong jalur pendidikan informal, adapun
karakteristiknya antara lain:
1. Tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan karakter.
2. Peserta didiknya bersifat heterogen.
3. Isi pendidikannya tidak terprogram secara formal/tidak ada kurikulum tertulis.
4. Tidak berjenjang.
5. Waktu pendidikan tidak terjadwal secara ketat, relatif lama.
6. Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar.
7. Evaluasi pendidikan tidak sistematis dan insidental.
8. Credentials tidak ada dan tidak penting.
F. Pentingnya Pendidikan Keluarga
Lembaga keluarga merupakan pendidikan yang pertama yang didapat oleh anak. Lingkungan
pendidikan yang pertama membawa pengaruh terhadap anak untuk melanjutkan pendidikan
yang akan dialaminya di sekolah dan di masyarakat, dengan kata lain bahwa peran keluarga
7. 7
adalah suatu kewajiban harus diberikan kepada anaknya untuk membentuk kepribadian
masalah bagi anaknya baik lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Motivasi pendidikan keluarga semata-mata demi cinta kasih sayang, dimana di dalamnya
terdapat suasana cinta inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak-anak itu dalam
tanggung jawab orang tua/ keluarga. Mereka tidak hanya berkewajiban mendidik atau
menyekolahkan anaknya ke sebuah lembaga pendidikan. Akan tetapi mereka juga diamati
Allah SWT untuk menjadikan anak-anaknya bertaqwa serta taat beribadah sesuai dengan
ketentuan yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Menurut Quraish Shihab (1983) “Keluarga adalah tiang Negara, jiwa masyarakat dan tulang
punggungnya kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya
kebodohan dan keterbelakangannya adalah cerminan dari keluarga yang hidup pada
masyarakat /lingkungan”. Agama Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
pembinaan keluarga. Allah SWT menganjurkan agar kehidupan keluarga menjadi bahan
pemikiran setiap insan. Kehidupan kelurga disamping menjadi salah satu tanda-tanda
kebesaran Illahi dan memberikan nikmat yang dapat disyukuri.
Kehidupan keluarga yang banyak memberikan pengaruh atas pertumbuhan anak tidak boleh
bersifat kaku terhadap kehidupan anak. Dengan demikaian walaupun anak telah dewasa harus
berdiri sendiri dan bertanggung jawab, akan tetapi mereka masih tetap berhubungan erat
dengan keluarga sepanjang hidupnya.
Orang tua sebagai pembentuk dan peran keluarga sangat penting dalam pendidikan anak,
kekuasaan keluarga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Kekuasaan pendidikan dipergunakan untuk memelihara anak atau membimbingnya
hingga menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab.
2. Kekuasaan keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga bertanggung jawab atas keselamatan
keluarganya.
G. Strategi Pendidikan Keluarga
Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara
pendekatan endogenous ( menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan,
mempengaruhi dari luar ) serta enforcement ( pemaksaan ).
Anak-anak dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam
berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan. Di samping
faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih merupakan sarana /
alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi pekerti dan moral.
Di dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial edukatif
dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf kematangan anak,
tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya. Orang tua yang efektif
8. 8
dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya dalam membimbing dan
mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara demokratis.
Strategi lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep
tumbuh kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik,
mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep penting yang
mencakup aktivitas yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
H. Peran dan Pengaruh Lingkungan Keluarga untuk Keberhasilan Pendidikan
Keluarga
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak, khususnya
lingkungan keluarga. Peran lingkungan keluarga dalam mewujudkan kepribadian seseorang,
baik lingkungan pra kelahiran maupun pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa
dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal
kehidupan bagi setiap manusia. Pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam
beberapa masalah seperti budaya, norma, emosional dan sebagainya. Keluarga menyiapkan
sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain
kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan keluarga dan lingkungan.
· Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah wadah utama dan agen pertama pensosialisasian kultur di setiap lapisan
masyarakat. Keluarga juga sebagai media pertama yang memancarkan kultur kepada anak-
anak sebab keluarga adalah dunia yang pertama kali menyentuh kegidupan anak-anak,
keluarga merupakan dunia inspirasi bagi anak-anak. Anggota keluarga termasuk anak kecil
mendapatkan pelajaran berbagai hal yang ada dalam keluarga, tanpa disadari bahwa apa yang
terjadi dalam keluarga memberikan pengaruh sangat besar bagi kehidupan mereka, Ayah dan
ibu sebagai orang dewas dalam keluarga berperan sangat penting dalam membuat sistem
dalam keluarga, ia membuat aturan disiplin, mentransmit nilai-nilai baik positif ataupun
negative kepada anak, sehingga akan membentuk perilaku anak sebagai anggota keluarga.
Kebanyakan anak yang berprestasi di sekolah sampai lulus studi hingga bekerja disebabkan
lingkungan keluarga yang baik yang dapat mendorong anak-anak mencapai keberhasilan,
sedangkan anak-anak yang prestasi belajar di sekolahnya kurang baik bahkan drop out dari
sekolah lebih besar dikarenakan lingkung keluarga, maka sesungguhnya keluarga mempunyai
tanggung jawab dan peranan yang sangat besar dalam melahirkan dan membentuk generasi
yang baik dan berkualitas.
· Pengaruh keluarga terhadap pendidikan disekolah
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa ada hubungan erat antara keluarga dan sekolah.
Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan disekolah.
Beriyamin S. Bloom (1976) menyatakan bahwa lingkungan keluarga dan faktor-faktor luar
sekolah yang telah secara luas berpengaruh terhadap siswa. Siswa-siswa hidup di kelas pada
9. 9
suatu sekolah relatif singkat, sebagian besar waktunya dipergunakan siswa untuk bertempat
tinggal di rumah. Keluarga telah mengajarkan anak berbahasa, kemampuan untuk belajar dari
orang dewasa dan beberapa kualitas dan kebutuhan berprestasi, kebiasaan bekerja dan
perhatian terhadap tugas yang merupakan dasar terhadap pekerjaan di sekolah. Dari uraian ini
dapat diketahui lebih lanjut bahwa kecakapan-kecakapan dan kebiasaan di rumah merupakan
dasar bagi studi anak di sekolah.
Suasana keluarga yang bahagia akan mempengaruhi masa depan anak baik di sekolah
maupun di masyarakat, dalam lingkungan pekerjaan maupun dalam lingkung keluarga kelak
(Sikun Pribadi, 1981, p. 67). Dari kutipan ini dapat diketahui bahwa suasana dalam kelaurga
dapat mempengaruhi kehidupan di sekolah.
Menurut Erikson yang dikutip oleh Sikun Pribadi (1981) bahwa pendidikan dalam keluarga
yang berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa datang ditentukan oleh (1) rasa aman, (2)
rasa otonomi, (3) rasa inisiatif. Rasa aman ini merupakan periode perkembangan pertama
dalam perkembangan anak. Perasaan aman ini perlu diciptakan, sehingga anak merasakan
hidupnya aman dalam kehidupan keluarga.
Rasa aman yang tertanam ini akan menimbulkan dari dalam diri anak suatu kepercayaan pada
diri sendini. Anak yang gagal mengembangkan rasa percaya diri ini akan menimbulkan suatu
kegelisahan hidup, ia merasa tidak disayangi, dan tidak mampu menyayangi.
· Pengaruh kualitas pengasuhan anak dan kondisi lingkungan dengan perkembangan
kemampuan anak :
Levine dan Hagighurst (1984, p. 169.179) melaporkan hasil penelitian. Anak yang tingkat
kondisi IQ rendah dari suatu rumah yatim piatu dengan kondisi yang menyedihkan sebagian
kemudian diasuh dalam rumah yatim piatu yang kondisi baik dengan penyelenggaraan
program-program perawatan yang baik. Setelah satu tahun anak dari dua lingkungan yatim
piatu tersebut dites intelegensi. Dari hasil tes intelegensi diperoleh hasil bahwa IQ anak
dipelihara dalam rumah yatim piatu dalam kondisi yang menyedihkan IQ-nya teap bahkan
ada yang menurun, scdang anak yang diasuh dalam kondisi rumah yatim piatu yang baik IQ
naik. Setelah belajar di sekolah anak-anak diasuh dalam kondisi yang baik berhasil
memperoleh ijazah pendidikan tinggi.
· Pengaruh fasilitas hidup dalam keluarga dan rumah tangga terhadap perkembangan
kognitif :
Keluarga lapisan bawah, lapisan menengah dan lapisan atas memiliki fasilitas yang berbeda-
beda. Keluarga lapisan bawah fasilitas yang kurang lengkap bila dibanding keluarga lapisan
menengah dan lapisan atas. Kelengkapan fasilitas mempunyai dampak yang positif terbadap
pengembangan kognitif anak yang belajar di sekolah.
· Pengaruh besamya keluarga terhadap kemamuan intelektual :
Dari hasil-hasil penelitian dilaporkan bahwa besarnya keluarga berkorelasi negatif terhadap
kemampuan intelektual Dari hasil penelitian diketahui bahwa makin besar jumlah keluarga
10. 10
makin rendah kemampuan intelektual anak. Sebaliknya makin kecil jumlah keluarga
kemampuan intelektual makin tinggi. Jika ditambah variabel lapisan keluarga, maka jumlah
keluarga yang besar pada lapisan bawah kemampuan intelaktual akan lebih rendah lagi di
banding pada keluarga besar pada lapisan menengah Oleh karena makin banyak jumlah anak
maka kemampuan intelektual makin rendah apalagi jika ditambah dengan lapisan keluarga
rendah (miskin).
· Pengaruh urutan kelahiran terhadap kemampuan intelektual :
Pengaruh urutan kelahiran telah dilaporkan oleh Laosa dan Sigel (1982). Dari hasil penelitian
ini diketahui makin menurun urutan kelahiran maka prestasi belajar makin rendah. Umumnya
prestasi belajar anak sulung lebih baik daripada prestasi bclajar anak kedua, anak kedua
prestasi belajar lebih baik dari anak ketiga dan seterusnya.
· Pengaruh pekerjaan ibu :
Pengaruh antara ibu yang bekerja di luar rumah terhadap prestasi belajar anak belum ada kata
sepakat. Dari berbagai penelitian ada kecenderungan bahwa prestasi belajar anak dan ibu
yang bekerja lebih tinggi dari anak dan ibu yang tidak bekerja. Tetapi pada beberapa
penelitian juga menghasilkan bahwa prestasi belajar ibu yang tidak bekenja lebih tinggi dari
pada prestasi belajar dari anak ibu yang bekerja. Oleh karena itu perlu dilacak faktor yang
lain yang menyebabkan keragu-raguan tersebut di atas umpama jenis kerja dari ibu, kualitas
keluarga dan sebagaiya.
· Hubungan perlakuan orang tua dengan kemampuan kognitif :
Dari hasil penelitian Rollins dan Thomas yang dilaporkan oleh Lewin dan Havighurst (1982,
p. 172-173) menyatakan bahwa (1) makin besar dukungan orang tua makin tinggi tingkat
perkembangan kognitif anak, (2) makin kuat pemaksaan yang diberikan oleh orang tua maka
makin rendah perkembangan kognitif anak, (3) makin besar dukungan orang tua, makin
tinggi kemampuan sosial dan kemampuan instrumental anak, (4) makin kuat tingkat
pemaksaan yang diberikan orang tua terhadap anak-anaknya maka makin rendah kemampuan
sosialnya, (5) bagi anak perempuan besarnya dukungan dan frekuensi usaha pengawasan
orang tua berkorelasi negatif terhadaap pencapaian prestasi akademik, (6) bagi anak laki.laki
besarnya dukungan orang tua dan kuatnya pengawasan orang tua berkorelasi positif terhadap
pencapaian prestasi belajar.
11. 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga
merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak didik (siswa) menerima
pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain. Di dalam
keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan agama,
nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Adapun tujuan pendidikan keluarga adalah memlihara, mendidik dan melindungi anak
sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari pendidikan
keluarga menurut MI Soelaeman yaitu (1) Fungsi edukatif; (2) Fungsi Sosialisasi; (3) Fungsi
Proteksi; (4) Fungsi Afeksi; (5) Fungsi Religius; (6) Fungsi Ekonomi; (7) Fungsi Rekreasi;
(8) Fungsi Biologis.
Pentingnya pendidikan dalam keluarga sangatlah jelas karena merupakan wahana
pengembangan sumber daya manusia. Di samping itu, tidak terlepas juga berbagai strategi
dalam pendidikan lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya peserta didik,
diantaranya :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
12. 12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-
keluarga.html#ixzz2R9hITRZJ
Sumber: http://artikelterbaru.com/pendidikan/arti-dan-tujuan-pendidikan-keluarga-2-
20111692.html
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html
http://makalah-listanti.blogspot.com/2012/01/arti-dan-tujuan-pendidikan-
keluarga.htmlhttp://ahmadsyarif071644276.blogspot.com/2009/12/dampak-ekonomi-
keluarga-terhadap.html
Arifin, M. Dam Aminudin. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta.S
14. 14
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “KELUARGA” ini dengan baik tanpa hambatan.
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada para pembimbing dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan, dan
kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah.
Meskipun kami telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini yang selanjutnya akan kami terima dengan tangan
terbuka.
Raha, Maret 2015
Penyusun
i
15. 15
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
B. Pengertian Pendidikan
C. Pengertian Pendidikan Keluarga
D. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Pendidikan Kelurga
E. Karakteristik Pendidikan Keluarga
F. Pentingnya Pendidikan Keluarga
G. Strategi Pendidikan Keluarga
H. Peran dan Pengaruh Lingkungan Keluarga untuk Keberhasilan Pendidikan Keluarga
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan
2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii