2. PENGERTIAN KONSELING KELUARGA
• Komite Definisi dan Divisi Konseling Psikologi American Psychologist Association
(APA) mendifinisikan konseling keluarga adalah suatu proses untuk membantu orang
mengatasi hambatan menuju pertumbuhan pribadi ketika hambatan ini terjadi, dan
menuju perkembangan optimal potensi pribadinya
(Thompson & Rudolph, 1988)
• Family Counseling atau Konseling Keluarga merupakan upaya bantuan yang
diberikan pada anggota keluarga melalui sistem keluarga (pembenahan komunikasi
keluarga) agar potensinya berkembang seoptimal mungkin dan masalahnya dapat
diatasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota keluarga berdasarkan
kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga.
• Memfokuskan masalah-masalah yang berhubungan dengan keluarga dan
penyelenggraannya melibatkan anggota keluarga.
4. KONSELING KELUARGA
• Keluarga sebagai lingkungan terkecil yang
bersentuhan dengan individu memiliki pengaruh
besar.
• Perkembangan zaman membuat model keluarga
semakin beragam : keluarga inti, single parent,
perceraian, pernikahan lagi, keluarga karir
ganda, keluarga tanpa anak, kawin campur, dll
• Melihat korelasi antara faktor keluarga terhadap
penyesuaian individu yang kurang sehat.
Misalnya seorang anak yang agresif ternyata
dipengaruhi pola asuh orang tua yang juga
agresif
5. KONSELING KELUARGA
Masalahnya : orang tua dengan anak
yang mengalami gangguan yang berat
dan keluarga yang salah satu atau
kedua orang tua tidak memiliki
kemampuan, menelantarkan anggota
keluarganya, salah asuh dan berbagai
problem keluarga lainnya, krisis
keluarga, aturan, blok dan
kekuasaaan.
6. TEORI SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA
Tahap Emosi
Dewasa Lajang Menerima berpisah dari orang tua
Pengantin Baru Komitmen pada pernikahan
Mengandung Anak Menerima anggota baru pada sistem
Anak Usia Prasekolah Menerima kepribadian baru
Anak Usia Sekolah Membiarkan anak membangun hubungan di luar keluarga
Anak Remaja Meningkatkan fleksibilitas batasan keluarga untuk kebebasan
Masa Melepaskan Menerima perpisahan dengan anak dan masuknya anggota keluarga baru
Dewasa Paruh Baya Melepas anak dan tinggal hidup berdua
Berhenti Bekerja Menerima masa pensiun dan usia lanjut
7. TUJUAN KONSELING
• Tujuan Umum Konseling keluarga:
1. Membantu anggota-anggota keluarga belajar dan menghargai secara
emosional bahwa dinamika keluarga adalah interaksi antara anggota
keluarga
2. Untuk membantu anggota keluarga ketika ada satu anggota keluarga yang
bermasalah maka akan mempengarui persepsi, interaksi anggota yang
lainnya.
3. Agar terjadi keseimbangan antara angota keluarga
8. NEXT
Tujuan Khusus konseling keluarga:
• Meningkatkan pemahaman, tolerasi dan dorongan anggota keluarga
terhadap cara-cara yang istimewa anggota yang lainnya.
• Mengembangkan toleransi terhadap anggota keluarga yang mengalami
frustasi/kecewa, dan rasa sedih yang terjadi karena sistem keluarga atau
yang lainnya.
• Mengembangkan potensi-potensi dari setiap anggota keluarga.
9. KONSELING KELUARGA DAN PERNIKAHAN: ISU-ISU
TERKAIT
• Apakah mutlak harus dihadiri oleh suami dan istri? Bagaimana
jika salah satu pihak tidak mau hadir/terlibat dalam konseling?
• Dalam konseling keluarga dan pernikahan, apakah merupakan
praktek konseling individual atau kelompok?
11. KARAKTERISTIK PERKAWINAN
Karakteristik Perkawinan (Broderick)
• Peristiwa demografik, ada pembentukan unit sosial dalam masyarakat
• Penggabungan dua keluarga dan jaringan sosial, memasukkan keluarga, dan teman
dari kedua belah pihak dalam kehidupan pasangan
• Kontrak legal antara pasangan dan negara
• Penyatuan ekonomi, menjadi satu kesatuan unit finansial
• Pengaturan kehidupan yang paling umum bagi orang dewasa
• Konteks bagi sebagian besar aktivitas seksual manusia
• Unit reproduktif
• Unit sosialisasi bagi anak
• Kesempatan mengembangkan hubungan intim yang berbagi
12. KONSELING PERNIKAHAN
Konseling yang diselenggarakan sebagai metode pendidikan, penurunan ketegangan
emosi dan membantu parter yang menikah untuk memecahkan masalah dan
menentukan pola pemechan masalah yang baik
Ikatan emosional dan komitment dua orang yang saling berbagi kedekatan
secara fisik dan emosi, tugas yang fariatif dan sumber daya ekonomi.
Permasalahan perkawinan: Harapan perkawinan yang tidak relistis, kurang
pengertian antara satu dengan yang lain dan kehilangan ketetapan untuk membangun
keluarga secara langgeng, kurangnya kesetiaan, hubungan ekstramarital, dll.
Tujuan: agar saling membuka diri, meningkatkan hubungan yg lebih intim,
mengembangkan ketrampilan komunikasi, pemecahan masalah dan mengelola konflik,
menyadari kekuatan dan potensi masing masing dan kesadaran diri dan saling empati
terhadap partner
13. • Asumsi konseling pernikahan: menekankan pada
hubungan pasangan, masalah mendesak/akut, masalah
normal bukan patologis.
• Tipe konseling pernikahan: concurent marrital counseling
(terpisah), collaborative marrital counseling (berbeda
konselor), conjoint marrital counseling (bersama sama
satu/kebeberapa konselor), couples group counseling (
beberapa pasangan datang kesatu atau beberapa
konselor).
14. KONSELING PRANIKAH
Datang ke konselor untuk membuat keputusannya lebih mantap dan dapat
menyesuaikan diri nantinya, untuk memahami dirinya, pasangan dan tuntutan
perkawinan (bersifat antisipasif).
Aspek yang perlu diasesmen: riwayat perkenalan, latar belakang pasangan,
sikap keluarga keduanya, perencanaan thd pernikahan, faktor psikologis dan
kepribadian, sifat prokeratif, kesehatan dan kondisi fisik.
15. TAHAPAN (NELSON, JONES, 2003)
CHANGING
Melakukan perubahan, menetapkan tujuan, Ungkapkan, tentukan, laksanakan strategi
UNDERSTANDING
Beri kesempatn peserta u/pahami kondisi emosi
yg mendukung pemikiran, memahami pola
komunikasi
Gambaran Tujuan: agar hubungan lebih baik
RELATING
Membng hub.awal, memulai sesi
Beri kesempatan klien cerita.
Perlu mendengar aktif
16. METODE
Menggunakan unit keluarga atau pasangan (dyad, triad, dst)
sebagai dasar pemecahan masalah
Dyad
Interaksi antara dua orang: suami-isteri, ibu-anak, bapak-anak, antar sekandung, dst. Dalam
konseling menghadirkan kedua pasangan
Triad
Interaksi antar tiga orang: ayah-ibu-anak, mertua-anak-menantu
Group Dynamics
Konseling dengan seluruh anggota keluarga untuk mendapatkan gambaran tentang proses
interaksi dalam keluarga dan letak persoalan dalam interaksi keluarga
Individu yang bermasalah dipandang sebagai identified client
18. FAMILY SISTEM
• Keluarga adalah hubungan bagian2. setiap aksi/perubahan
dampak pada setiap orang di klrg
• Peran keluarga dapat membangun kebiasaan
• Sistem memiliki aturan untuk mencapai tujuan
• Ada batasan2 peran agar menjalankan fungsi yg baik
• TEKNIK:
• Memahami perbedaan indv
• Memahami silsilah dr genogram (simbol2 cerita ttg peristiwa &
interaksi)
19. PSIKO
ANALI
TIS
• Pentingnya hub. Awal orangtua- anak
• Kebutuhan anak terpenuhi anak merasa aman
• Konselor:
• Identifikasi apakah ada peran ortu dlm masalah
• Membantu menciptakan pemahaman harapan diri dan harapan oral
• Teknik:
• Analisis poin2 dlm mimpi. (lihat keinginan, kebutuhan, kecemasan yg
ditekan ke tidaksadaran ke kesadaran)
• Interpretasi hub. Angg klrga/pasangan (menterjemahkan maksud dr
reaksi2 yg ditampilkan)
• Analisis resisten/perlawanan: menadari alasan perlawanan atasi
masalah
• Transferensi: pengekspresian perasaan, keyakinan, & keinginan yg
tersembunyi pemahaman saat ini
20. TEORI BELAJAR SOSIAL
• Penekanan: belajar & modelling (behavioristik)
• mengamati ortu yg kritis & disiplin
• ortu kurg mengamati kejanggaln pada perilaku anak menyimpang
• penyelesaian konflik dg hukuman
• kurg tepat dlm memberikan penguat perilaku
• TEKNIK:
• Lihat polA komunikasi (kesadaran,menerima, menghargai orla): latihan, roleplay
diulang2
• Self report (apa yg dialami, berapa sering, apa kendala pribadi?)
• Tugas/PR
21. STRATEGI STRUKTURAL
• Tujuan: mendapat fungsi baru dalam membantu pasangan mencapai tujuan rumah
tangga
• Konselor: Aktif
• Melabel perilaku baru yg berubah
• beri kesempatan klien mendengar keinginan pasangan
• Perspektif baru untuk mengubah perilaku
22. RATIONAL EMOTIVE
• Secara alamiah, manusia memiliki potensi berpikir rasional- irrasional (Ellis, 1989)
• Contoh pikiran irrasional:
• Harus (dicintai, diperhatikan, didahulukan, dipenuhi kebutuhannya)
• Memandang pasangan (-)
• Menyalahkan
• Menghukum
• Konselor:
• Evaluasi cara pikir iindv
• Mendengar keluhan pasangan kurangi rasa bersalah, kejengkelan, depresi
• Mengajarkan berpikir rasional dg mencari bukti, tugas kognitif (susun masalah), toleransi thd
pasangan pasangan buat tujuan hidup realistis
• Ubah komunikasi/ pemilihan kata thd pasangan. Dipositifkan.