1. ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN
ANAK USIA SEKOLAH
Anggryta Putry L 1610711082
Diah Ayu Kusuma Ningrum 1610711067
FINA Alfya Syahri 1610711058
Ismi Zakiah 1610711056
Tessya Deant 1610711070
3. Definisi Keluarga
› Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mepertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010)
› Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2014).
4. Struktur Keluarga
› Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
› Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
› Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
› Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
› Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
5. Struktur Keluarga Menurut Friedman
› Pola dan proses komunikasi
› Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi
atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai
suami, istri, anak dan sebagainya.
› Struktur kekuatan
› Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam
satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
6. Struktur kekuatan
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena identifikasi positif terhadap
mereka,seperti identifikasi positif seorang anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh seseorang dari
orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap
orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan paksaan,ancaman, atau
kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau
kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami istri.
7. Ciri-Ciri Keluarga
CIRI-CIRI KELUARGA
INDONESIA
› Suami sebagai pengambil
keputusan
› Merupakan suatu kesatuan yang
utuh
› Berbentuk monogram
› Bertanggung jawab
› Pengambil keputusan
› Meneruskan nilai-nilai budaya
bangsa
› Ikatan kekeluargaan sangat erat
› Mempunyai semangat gotong-
royong
MENURUT ROBERT IVER DAN
CHARLES HORTON YANG DI
KUTIP DARI (SETIADI,2008)
› Keluarga merupakan hubungan
perkawinan
› Keluarga bentuk suatu kelembagaan
yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau
dipelihara.
› Keluarga mempunyai suatu system
tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
› Keluarga mempunyai fumgsi
ekonomi yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya berkaitan dengan
kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
8. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Tradisional
• Keluarga Inti ( Nuclear Family )
• Keluarga Besar ( Exstended Family )
• Keluarga “Dyad”
• Single Parent
• Single Adult
Tipe Keluarga Non Tradisional
• The Unmarriedteenege mather
• The Stepparent Family
• Commune Family
• The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
• Gay And Lesbian Family
• Cohibiting Couple
• Group-Marriage Family
• Group Network Family
• Foster Family
• Homeless Family
• Gang.
9. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman mengidentifikasi lima fungsi
keluarga, sebagai berikut:
› Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga
› Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
› Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
› Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga
› Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
11. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara
tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
12. › Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
› Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan
› Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
14. › Keluarga Baru (Berganning Family)
› Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
› Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
› Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
› Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
› Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
› Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
› Keluarga Lanjut Usia
15. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
› Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.
› Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
› Menyediakan aktivitas untuk anak.
› Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut
sertakan anak.
› Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
17. › Pengenal kesehatan (health monitor)
› Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta
membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga.
› Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan
asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
› Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik
secara berkelompok maupun individu.
› Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
› Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak
sehat menjadi perilaku sehat.
› Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang
asuhan keperawatan dasar dalam keluarga.
19. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
Perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
20. keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan
Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan
pemecahan masalah
Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
22. Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras,
dan seimbang antar anggota dan antarkeluarga dengan masyarakat
dan lingkungan
KELUARGA SEJAHTERA
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal
atau belum seluruhnya terpenuhi
Keluarga
Prasejahtera
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya
Keluarga Sejahtera
I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan
social psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan
Keluarga Sejahtera
II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi
masyarakat
Keluarga Sejahtera
III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur
Keluarga Sejahtera
III plus
24. › Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-
5 jam. Aktivitas fisik anak meningkat seperti pergi dan pulang
sekolah, bermain dengan teman, meningkatkan kebutuhan energi.
› Pada usia sekolah dasar anak mencari jati diri dan akan sangat mudah
terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang pengaruhnya
sangat kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan
temannya, termasuk perubahan kebiasaan makan.
Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan belajar, dan bekerja terstruktur.
Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini membutuhkan
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan
harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-
anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan
(Potter& Perry, 2005).
26. • Pertumbuhan selama periode ini rata-rata
3-3,5 kg dan 6cm atau 2,5 inchi
pertahunnya. Lingkar kepala tumbuh hanya
2-3 cm (Behrman, Kliegman, & Arvin,
2000).
Pertumbuhan
Fisik
• Menurut Piaget, usia 7–11 tahun
menandakan fase operasi konkret. Anak
mengalami perubahan selama tahap ini,
dari interaksi egosentris menjadi interaksi
kooperatif
Perkembangan
Kognitif
• Menurut Kohlberg, beberapa anak usia
sekolah masuk pada tahap I tingkat pra-
konvensional Kohlberg (Hukuman dan
Kepatuhan), yaitu mereka berupaya untuk
menghindari hukuman
Perkembangan
Moral
27. • Pada saat anak tidak dapat memahami peristiwa
tertentu seperti penciptaan dunia, mereka
menggunakan khayalan untuk menjelaskannya.
Pada masa ini, mengajukan banyak pertanyaan
menegnai Tuhan dan agama dan meyakini bahwa
Tuhan itu baik dan selalu ada untuk membantu
Perkembangan
Spiritual
• Freud menggambarkan anak-anak kelompok usia
sekolah (6–12 tahun) masuk dalam tahapan fase
laten. Selama fase ini, fokus perkembangan adalah
pada aktivitas fisik dan intelektual, sementara
kecenderungan seksual seolah ditekan (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2011).
Perkembangan
Psikoseksual
• Industry versus inferiority (6-12 tahun)
• Anak akan belajar untuk bekerjasama
dengan bersaing dengan anak lainnya melalui
kegiatan yang dilakukan
Perkembangan
Psikososial
28. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat
mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua.
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak.
ANAK USIA SEKOLAH
Sumber daya
tenaga
kesehatan
yang belum
dapat
bersaing
secara global
serta belum
adanya pera
wat keluarga
secara
khusus di
negara kita.
Pengetahuan
dan
keterampilan
perawat yang
masih perlu
ditingkatkan.
Rendahnya minat
perawat untuk bek
erja dengan kelua
rga akibat system
yang belum berke
mbang.
Pelayanan
keperawatan
keluarga yang
belum
berkembang
meskipun telah
disusun
pedoman pelayan
an keluarga
namun belum
disosialisaikan
secara umum.
Kerjasama
program
lintas
sektoral
belum
memadai.
Model
pelayanan
belum
mendukung
peran aktif
semua
profesi.
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN KELUARGA
32. TAHAPAN PENGKAJIAN
Penjajakan I
Data data yang dikumpulkan pada
penjajakan I antara lain :
Data umum
Riwayat dan tahapan perkembangan
Lingkungan
Struktur Keluarga
Fungsi keluarga
Stress dan koping keluarga
Harapan keluarga
Data tambahan
Pemeriksaan Fisik
Penjajakan II
Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
Ketdakmampuan keluarga
mengambil keputusan
Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga
34. › Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam
rangka proses klarifikasi dan validasi informasi untuk
mendukung penegakan diagnosa keprawatan keluarga
yang akurat.
› Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh
kepada munculnya suatu masalah.
36. Diagnosa Keperawatan merupakan kumpulan pernyataan,uraian
dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran
dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial,
resiko tinggi, sampai masalah aktual.
40. TAHAPAN SKORING PRIORITAS
DIAGNOSA
Tentukan skornya
sesuai dengan
kriteria
Selanjutnya skor dibagi
dengan skor tertinggi dan
dikalikan dengan bobot.
Skor yang diperoleh
x bobot Skor
tertinggi
Jumlahkan skor untuk
semua kriteria (skor
maksimum sama dengan
jumlah bobot, yaitu 5)
41. KRITERIA PRIORITAS MASALAH
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
3 Potensi masalah untuk dicegah
4 Masalah yang menonjol
42. 1. SIFAT MASALAH
Kurang/Tidak Sehat
Merupakan kegagalan dalam mengoptimalkan
kesehatan
-Kondisi sakit (dengan atau tidak diagnostik)
-Gagal tumbuh kembang
43. A. ANCAMAN KESEHATAN
Keadaan yang
memungkinkan terjadinya
penyakit/ masalah kesehatan
Jumlah keluarga melampaui batas
kemampuan keluarga
Genetik (DM, MCI, Hipertensi)
Penyakit menular
Gizi buruk kelompok ekonomi
Faktor Stressor
Hubungan keluarga tidak harmonis
Komunikasi keluarga tidak efektif
44. B. KRISIS
Merupakan masa yang
membutuhkan banyak
penyesuaian dari individu
atau keluarga
Perkawinan
Kehamialn –persalinan
Menjadi orang tua
Anak sekolah –remaja
Masa lansia (pensiun, kehilangan)
Kehilangan pekerjaan
Pindah rumah
45. 2. KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT
DIUBAH
Pengetahuan, tehnologi dan tindakan yang menangani
masalah
Sumber daya keluarga : fisik, finansial
Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan dan waktu
Sumber daya masyarakat : fasilitas, organisasi dan dukungan/
partisipasi dari masyarakat
46. 3. POTENSIAL MASALAH UNTUK
DICEGAH
Kepelikan/ beratnya masalah
-Prognosa penyakit
-Kemungkinan merubah masalah
-Makin berat-makin sulit merubah Lamanya masalah
-Lamanya waktu adanya masalah
-Lama –masalah semakin berat
-Lama masalah berhubungan dengan potensi masalah untuk di
cegah
47. 4. Masalah Yang Menonjol
Masalah yang disadari keluarga dan merasa perlu untuk
ditangani, harus menjadi prioritas
49. NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 SIFAT MASALAH
Skala : Tidak / Kurang Sehat
Ancaman Kesehatan
Krisis
3
2
1
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : mudah
Sebagian
Tidak dapat
2
1
0
2
3 Potensial maslah untuk di cegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
1
4 Menonjolnya masalah
Skala : masalah berat, harus segera di tangani
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
51. INDIKASI INTERVENSI
Wright dan Leahey dalam Freadman (1998) menganjurkan bahwa intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan pada :
1. Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota keluarga lainnya.
2. Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak pada aanggota keluarga lainnya.
3. Anggota keluarga yang mendukung permasalahan lesehatan yang muncul.
4. Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau kemunduran dalam status kesehtan
5. Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali.
6. Perkembangan anak atau remaja secara emosional.
7. Keluarga dengan penyakit kronik.
8. Keluarga dengan penyakit mematikan.
52. KLASIFIKASI RENCANA
KEPERAWATAN MENURUT FREEDMAN
Suplemental
Intervensi yang berkaitan
dengan renacana pemberian
pelayanan secara langsung
pada keluarga sebagai
sasaran.
Contoh :
Imunisasi pada Balita
Fasilitatif
Intervensi ini terkait dengan
rencana dalam membantu
mengatasi hambatan dari
keluarga dalam memperoleh
pelayanan medis,
kesejahteraan sosial dan
transportasi.
Developmental
Intervensi ini terkait
denganrencana perawat
membantu keluarga dalam
kapasitasnya untuk menolong
dirinya sendiri (membuat
keluarga belajar mandiri)
dengan kekuatan dan sumber
pendukung yng terdapat pada
keluarga.
54. • pencapaian akhir sebuah masalah, dimana
perubahan perilaku dari ayng merugikan kesehatan
ke arah perilaku yang menguntungkan kesehatan.
TUJUAN UMUM
• Tujuan khusuS dalam rencana perawatan kebih
menekankan pada pencapaian hasil dari masing
masing kegiatan.
TUJUAN
KHUSUS
56. Rencana tindakan yang
disusun harus berorientasi
pada pemecahan masalah.
Rencana tindakan yang
diibuat dapat dilakukan
mandiri oleh keluarga.
Rencana tindakan yang
dibuat berdasarkan
masalah kesehatan.
Rencana tindakan
sederhana dan mudaah
dilakukan
Rencana tindkan perawatn
dapat dilakukan scara
terus menerus oleh
keluarga.
58. PRINSIP YANG MENDASARI IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN KELUARGA ANTARA LAIN :
1. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang di buat.
2. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatian prioritas
masalah.
3. Kekuatan keukuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.
4. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah
terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagi
bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
60. SIFAT EVALUASI
Apabila setelah dilakukan evaluasi
tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang perlu
ditinjau kembali yaitu :
› Tujuan tidak realistis
› Tindakan keperawtan tidak tepat
› Faktor- faktor lingkungan yang
tidak bisa diatasi.
KRITERIA DAN STANDAR
› Kriteria akan memberikan gambaran tentang
faktor-faktor tidak tetap yang memberikan
petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
› Standar telah menunjukkan tingkat
pelaksanaan yang diinginkan untuk
membandingkan dengan pelaksanaan yang
sebenarnya.
61. Metode -Metode Evaluasi
› Observasi langsung
› Memeriksa laporan atau dokumentasi
› Wawancara atau angket
› Latihan stimulasi
65. KASUS
› Latihan 2: Keluarga dengan Anak Sekolah
Perawat N mempunyai keluarga binaan yaitu keluarga Bp. O (40 th) dan
Ibu A (28 th) dengan anak, An.Dk (10 th) dan An. Ek (5 th). Berdasarkan
hasil pengkajian pada keluarga Bp O terdapat beberapa masalah
kesehatan yang dialami, salah satunya adalah masalah perilaku merokok
pada An.Dk didukung oleh hasil pengkajian sebagai berikut. Keluarga
mengatakan tidak paham lebih jauh tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala perilaku merokok; Ibu A dan Bp.O mengatakan anaknya pernah
kedapatan merokok di warnet; Ibu A mengatakan bahwa Bp.O juga
merokok; An.Dk mengatakan bahwa ia kadang- kadang merokok saat di
warnet atau di rumah teman; An.Dk mengatakan bahwa ia merokok baru
beberapa bulan; An.Dk mengatakan tidak ada gejala yang merugikan
akibat merokok; Ibu A mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan
di rumah terhadap masalah perilaku merokok dalam keluarganya; Ibu A
belum pernah mendiskusikan kepada Bp.O untuk juga ikut memberikan
contoh bagi anak-anaknya; Bp.O mengatakan tidak bias berhenti merokok
sehingga ia tidak ingin anaknya kecanduan rokok seperti dirinya; warna
bibir merah gelap; gigi kekuning-kuningan.
66. Ibu A mengatakan berkomunikasi dengan anak-anak jika bertanya tentang
tugas di sekolah; Ibu A mengatakan jarang duduk bersama anak- anak
untuk mengobrol mengisi waktu luang; Ibu A mengatakan anak Dk dan Ek
tidak dekat dengan orangtuanya dan jarang berkomunikasi dan bercanda;
Ibu mengatakan anak Dk dan Ek pendiam, kalau ditanya lebih sering
menjawab satu dua kata saja; Menurut Bp.O dan Ibu A dari kecil anak Dk
dan Ek memang jarang bicara; Bp.O dan Ibu A mengatakan jarang
berkomunikasi membicarakan hal-hal yang santai atau bersenda gurau;
Menurut ibu A, anak Dk di sekolah juga pendiam kata gurunya; Anak Dk
dan Ek tampak pendiam, berbicara lebih banyak dengan kata-kata pendek
atau menganggukkan kepala; Anak Dk dan Ek kalau berbicara jarang
kontak mata, begitu juga dengan Ibu A; Anak Dk lebih mau berbicara jika
tidak di depan orangtuanya.Selain itu Anak EK terlihat sebelum makan
tidak mencuci tangannya, Anak Ek Terlihat perutnya buncit, Anak EK
mengatakan nafsu makannya berkurang dan terlihat anemis pada
konjungtivanya.Anak EK mengatakan malas mencuci tangan jika ingin
makan dan mengatakan selama ini suka gatal dibagian anus anak EK.
› DATA TAMBAHAN : Bp.O dan Ny.A lulusan SMA, An.Dk dan An.Ek masih
duduk dibangku SD dan TK. Bp.O bekerja sebagai pegawai swasta
dengan penghasilan 4.500.000/bulan sedangkan Ny.A sebagai pegawai
swasta dan berpenghasilan Rp. 3.000.000/bulan Jenis rumah
(Permanen), Jenis bangunan (Beton), Luas bangunan (4×6 m2), Luas
pekarangan (tidak ada).
67. PENGKAJIAN
No. Nama Jenis
Kelamin
Umur Hubunga
n
Pendidik
an
Pekerjaa
n
1 Bp.O Laki-laki 40 Tahun Suami SMA Pegaai
Swasta
2 Ny.A Perempuan 28 Tahun Istri SMA Pegawai
swasta
3 An.Dk Laki-laki 10 Tahun Anak SD Pelajar
4 An.Ek Laki-laki 5 Tahun Anak TK Pelajar
•Data Pengenalan Keluarga
68.
69. A. Riwayat dan Tahapan Pengembangan Keluarga
- Keluhan : -
- Tahap Pengembangan Keluarga : keluarga dengan anak usia
sekolah
C. Data Lingkungan
› Jenis rumah : Permanen
› Jenis bangunan : Beton
› Luas bangunan : 4×6 m2
› Luas pekarangan : -
› Status kepemilikan : milik sendiri
› Kondisi ventilasi : cukup
› Kondisi pekarangan : cukup
› Kondisi lantai : cukup
› Kebersihan rumah secara keseluruhan : kurang
70. STRUKTUR KELUARGA
› Struktur komunikasi : hubungan antara Bp.O dan Ny.A berjalan
dengan baik akan tetapi hubungan dengan anak-anaknya
komunikasi kurang berjalan dengan baik.
› Struktur kekuatan: kekuatan dalam keluarga yang dapat
digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Bp.O
cukup bijaksana untuk berhenti merokok agar keluarga nya
tidak ikut kecanduan seperti dirinya
› Struktur peran: Bp.O sebagai kepala keluarga, Ny.A sebagai
ibu rumah tangga, An.Dk sebagai anak dan An.Ek sebagai
anak
› Berdasarkan garis keturunan: Patrilinear (keluarga sedarah
yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam berbagai
generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah)
› Berdasarkan jenis perkawinan:Monogami (keluarga dimana
terdapat seorang suami dan istri.)
71. FUNGSI KELUARGA
› Fungsi afektif: Bp. O mengatakan kurang menjaga
keharmonisan antar anggota keluarga
› Fungsi sosialisasi: keluarga Bp.O dan Ny.A kurang
berhubungan baik dengan anggota keluarga dan
sebaliknya
› Fungsi Perawatan Keluarga : Ibu A mengatakan
tidak tahu cara melakukan perawatan di Rumah
terhadap masalah perilaku merokok dalam
keluarganya
72. KOPING KELUARGA
› Bp.O dan Ny.A mulai memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangan kedua anaknya dengan ikut
memberikan contoh perilaku yang baik kepada
mereka
73. PERAN KELUARGA
Ayah:
› Sebagai suami dari Ny.A
› Sebagai Ayah dari An. Dk dan An.
Ek
› Sebagai pencari nafkah
› Sebagai pelindung dan pendidik
Istri dan anak-anaknya
– Ibu:
› Sebagai istri dari Bp. O
› Sebagai Ibu dari An. Dk dan An. Ek
› Mempunyai peran untuk mengurus
rumah tangga
› Membantu suami untuk mecari
nafkah
– Anak:
› Sebagai pelajar
TIPE KELUARGA
– Rumah: Jenis rumah (Permanen),
Jenis bangunan (Beton), Luas
bangunan (4×6 m2), Luas pekarangan
(tidak ada)
– Penghasilan:Jumlah Penghasilan
Bp.O sean Ny.A besar Rp.
7.500.000/bulan
– Kesejahteraan: termasuk ke dalam
tipe keluarga Nucklear Inti Tradisional
karena krluarga tersebut dari
sepasang suami istri dan seorang ank
kandung dan masuk kedalam
kelompok sejahtera tahap 3 karena
keluarga mampu memenuhi
kebutuhan dasar, kebutuhan
pskologis, namun belum dapat
memberikan sumbangan atau
bkontribusi maksimal kepada
masyarakat
76. No Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS :
- Keluarga mengatakan tidak paham lebih jauh tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala perilaku merokok
- Ibu A dan Bp.O mengatakan anaknya pernah kedapatan
merokok di warnet
- Ibu A mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di
rumah terhadap masalah perilaku merokok dalam
keluarganya
- Bp.O mengatakan ingin berhenti merokok sehingga ia tidak
ingin anaknya kecanduan rokok seperti dirinya
DO :
- Anak EK terlihat sebelum makan tidak mencuci tangannya
- Anak Ek Terlihat perutnya buncit
- Anak EK mengatakan nafsu makannya berkurang dan
terlihat anemis pada konjungtivanya
- Anak EK mengatakan malas mencuci tangan jika ingin
makan dan mengatakan selama ini suka gatal dibagian anus
anak EK.
Perilaku Kesehatan
Cenderung Beresiko
Merokok
77. 2. DS :
- Ibu mengatakan anak Dk dan Ek pendiam, kalau
ditanya lebih sering menjawab satu dua kata saja
- Menurut Bp.O dan Ibu A dari kecil anak Dk dan Ek
memang jarang bicara
- Bp.O dan Ibu A mengatakan jarang berkomunikasi
membicarakan hal-hal yang santai atau bersenda
gurau
- Menurut ibu A, anak Dk di sekolah juga pendiam
kata gurunya
- DO : Anak Dk dan Ek tampak pendiam
- Berbicara lebih banyak dengan kata-kata pendek
atau menganggukkan kepala
- Anak Dk dan Ek kalau berbicara jarang kontak
mata
Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan
Keterampilan
Komunikasi Tidak
Efektif
78. 3. DS :
- Ibu A belum pernah mendiskusikan
kepada Bp.O untuk juga ikut
memberikan contoh bagi anak-
anaknya
- Ibu A mengatakan jarang duduk
bersama anak- anak untuk mengobrol
mengisi waktu luang
- Ibu A mengatakan anak Dk dan Ek
tidak dekat dengan orangtuanya dan
jarang berkomunikasi dan bercanda
DO :
- Anak Dk lebih mau berbicara jika tidak
di depan orangtuanya
Ketidakefektifan Koping
Keluarga
Sumber Pemecahan
Masalah Tidak Adekuat
80. Diagnosa Keperawatan
Pentingnya Penyelesaian
Masalah
1: Rendah
2: Sedang
3: Tinggi
Perubahan Positif Untuk
Penyelesaian di Keluarga
0: Tidak Ada
1: Rendah
2: Sedang
3: Tinggi
Penyelesaian Untuk
Peningkatan Kualitas Hidup
0: Tidak Ada
1: Rendah
2: Sedang
3: Tinggi
Total Skor
Perilaku Kesehatan
Cenderung Beresiko
Berhubungan Dengan
Merokok
3 3 3 9
Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan
Berhubungan Dengan
Keterampilan Komunikasi
Tidak Efektif
3 3 2 8
Ketidakefektifan Koping
Keluarga Berhubungan
Dengan Sumber
Pemecahan Masalah Tidak
2 2 3 7