SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
MAKALAH
UNIVERSITAS BINA BANGSA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
SERANG
2018
NAMA : Veronika Evi Siregar (11011700358)
KELAS : 2T-MA
Ruangan : B.1.2
Hari :Rabu 23, Mey, 2018
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANGGARAN MODAL................................................................................... 1
A. Defenisi Penganggaran Modal............................................................................ 2
B. Penganggaran Modal – Suatu Konsep Investasi ................................................3
C. Jenis Investasi .....................................................................................................3
D. Kriteria Penilaian Investasi .................................................................................3
1. Payback Method ...........................................................................................3
a). Kelebihan dan Kekurangan Payback Method ................................4
2. Average Return on Investment Method ....................................................... 5
a). Kriteria Penilaian ............................................................................5
b). Kelebihan dan Kekurangan Average Return on Investment Method
5
3. Average Return on Investment Method ...................................................... 6
a). Kriteria Penilaian ............................................................................7
BAB II
ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK ..................................................................... 9
A. Defenisi Aliran Arus Kas..................................................................................... 9
B. Mengestimasikan Arus Kas ................................................................................. 9
C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan ......................................................... 10
D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal...................................................... 13
E. Pengenalan Analisis Risiko................................................................................ 14
F. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran
Modal................................................................................................................. 30
BAB III
STRUKTUR MODAL ............................................................................................. 32
iii
A. Defenisi Struktur Modal...................................................................................... 17
B. Biaya Modal Secara Individual........................................................................... 18
C. Model Pendiskontoan Aliran Kas. ......................................................................21
D. Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM)........................................................... 23
E. Model Bond Yield Premium Risk. ......................................................................23
F. Tambahan Modal................................................................................................. 26
G. Marginal Cost of Capital (MCC) ........................................................................ 28
H. Skedul Oportunitas Investasi (IOS) ....................................................................29
I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal. ..............................................30
BAB IV
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN ............32
A. Defenisi Struktur Modal...................................................................................... 32
B. Defenisi Leverage ...............................................................................................33
C. Jenis- jenis Leverage ......................................................................................... 33
D. Kebijakan Dividen .............................................................................................. 34
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sebuah perusahaan... 45
BAB V
Modal Saham Dan Peranan Bank Investasi,Hutang Jangka Panjang,
Pembiayaan Campuran& Marger,Divestasi, Perusahaan Induk Leverage
Buyouts...................................................................................................................... 48
A. Defenisi Modal Saham....................................................................................... 48
B. Investasi Bank ....................................................................................................50
C. Menerbitkan Obligasi .........................................................................................52
D. Saham Preferen ..................................................................................................54
E. Merger ................................................................................................................56
F. Devestasi ............................................................................................................57
G. Perusahaan induk dan Anak Perusahaan............................................................ 57
H. Laverage Buyout ................................................................................................59
iv
BAB VI
ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN
BUMN........................................................................................................................ 61
I. Kesulitan Keuangan dan Prediksi Kebangktutan............................................... 61
J. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) ................................................................. 63
K. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). .............................................................. 67
L. Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan........ 50
Daftar Pustaka ..........................................................................................................75
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Serang, 23 Maret 2018
Veronika Evi Sirer
1
BAB I
PENGANGGARAN MODAL
A. Penganggaran Modal ( Capital Budgeting)
Istilah penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan
perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian
equipmen baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi
fasilitas pabrik.
B. Penganggaran Modal – Suatu Konsep Investasi
Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab peng anggaran modal
melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan
memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi
membutuhkan dana yang relatif besar dan keterika tan dana tersebut dalam jangka
waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
C. Jenis Investasi
Investasi dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) golongan, yakni sebagai
berikut :
(1) Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit investemen).
(2) Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit
investment)
(3) Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment).
(4) Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment).
2
Penjelasan Masing-masing Jenis Investasi di atas
(1) Investasi yang tidak menghasilkan laba.
 Timbul karena adanya peraturan pemerintah atau syarat kontrak yang telah
disetujui.
 Contoh: pemasangan instalasi pembersih air limbah.
(2) Investasi yang tidak dapat diukur labanya.
 Tujuan investasi untuk menaikkan laba, tetapi laba yang diharapkan akan
diperoleh perusahaan dengan adanya inv ini sulit untuk dihitung secara
teliti.
 Pedoman yang biasanya dipakai adalah : % tertentu dari hasil penjualan, %
tertentu dari laba bersih investasi yang sama yang dilakukan oleh
perusahaan pesaing.
 Contoh investasi ini : pengeluaran biaya promosi, biaya penelitian dan
pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.
(3) Investasi dalam Penggantian Mesin dan Equipment.
 Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan
penggantian mesin adalah informasi akunt ansi diferensial yang berupa
aktiva diferensial dan biaya diferensial.
 Penggantian dapat dilakukan, jika biaya diferensial yang berupa
penghematan biaya yang diperoleh dari penggantian suatu mesin dan
ekuipmen berjumlah pantas bila dibandingkan dengan aktiva diferensial.
(4) Investasi dalam Perluasan Usaha
 Yakni merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau
operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya.
3
 Untuk menambah kapasitas akan diperlukan aktiva dife rensial berupa
tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial.
D. Kriteria Penilaian Investasi
Ada beberapa kriteria dalam penilaian investasi yakni dapat menggunakan beberapa
metode :
1) Payback Method.
2) Average Return on Investment
3) Present Value
4) Discounted Cash Flows.
1) Payback Method
 Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payoff method dan pay
out method.
 Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah
jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi.
Perhitungan Pay-back yang belum memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan
Pay-back Period = Investasi .
( dlm tahun) Laba Tunai rata-2 per tahun
Misal :
Suatu rencana investasi membutuhkan investasi, mula-mula (akuntansi diferensial)
sebesar Rp. 80.000.000,- diperkira- kan laba tunai setelah pajak /tahun selama 5 tahun
berturut turut yakni : Rp. 23 juta, Rp. 18. Juta, Rp. 21 juta, Rp. 36 juta dan Rp. 25
juta.
4
Perhitungan pay-back period jika Aliran Kas Masuk Bersih tiap periode tidak
sama :
Tahun Laba Tunai
Investasi Yang
Ditutup
Payback Period yang
Diperlukan
1 Rp. 23 juta Rp. 23 juta 1,0
2 Rp. 18 juta Rp. 18 juta 1,0
3 Rp. 21 juta Rp. 21 juta 1,0
4 Rp. 36 juta Rp. 18 juta 0,5
5 Rp. 25 juta - -
Rp. 80 juta 3,5 tahun
Kesimpulan : Dalam jangka waktu 3,5 tahun investasi sudah dapat kembali sebelum
masa umum ekonomisnya habis.
a). Kebaikan dan Kelemahan Payback Method
Kebaikan:
1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of
return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka
waktu pengembaliannya cepat.
3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
5
Kelemahan
1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
2) Metode ini tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah investasi
pokok kembali.
2) Average Return on Investment Method
( Metode Rata-rata Kembalian Investasi)
Metode ini juga disebut Accounting method atau Financial Statement method.
Rumus. : Rata-rata kembalian Investasi
Rata-Rata Kembalian = Laba Sesudah Pajak = … %
Investasi Rata-Rata Investasi
Kriteria Penilaian.
a. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat
memenuhi batasan yang ditetapkan manajer.
b. Jika Pengambilan Keputusan belum memiliki batasan tarif kembalian investasi,
maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan
tingkat kembalian yang terbesar.
Kebaikan Metode Rata-rata Kembalian Investasi.
- Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi.
6
Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi
a. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
b. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.
c. Metode tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap.
Contoh :
Untuk melaksanakan suatu proyek diperlukan investasi mula-mula adalah Rp.
10.000.000. diperkirakan 10 th, tanpa nilai residu pada akhir tahun kesepuluh.
Diperkirakan setiap tahun akan dapat diperoleh kas masuk (cash inflows) rata-rata
sebesar Rp. 4.000.000, sedangkan kas keluar (cash
outflows), termasuk pajak, rata-rata sebesar Rp. 2.500.000.
Tarif Kembalian Investasi :
Rp.(4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000/10)
Rp. 10.000.000
= 5%
Present Value Method
Dalam keputusan penggantian aktiva tetap yang dida- sarkan pada pertimbangan
penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah
biaya diferensial tunai, yang merupakan penghematan biaya operasi tunai di masa
yang akan datang sebagai akibat dari penggantian aktiva tetap tersebut.
Penghematan biaya tunai yang diperoleh (biaya diferensial tunai) dengan adanya
penggantian aktiva tetap tersebut dikurangi atau ditambah dengan dampak pajak
penghasilan akibat biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap kemudian
dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu.
7
Kriteria Penilaian :
Apabila jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva dirensial, maka usulan
investasi tersebut dianggap mengun tungkan. Dan sebaliknya.
Perhitungan Nilai Tunai
Dapat ditentukan dengan rumus : NT = AK 1 .
( 1 + I ) n
Keterangan :
NT = Nilai tunai
AK = Aliran Kas
i. = tariff kembalian investasi.
n = jangka waktu
Faktor 1/(1+i)n tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk berbagai tarif
kembalian dan janga waktu.
Nilai Tunai Rp 1,00
p.
1% 2% 4% 6% 8% 10%
n.
1 0,990 0,980 0,962 0,943 0,926 0,909
2 0,980 0,961 0,925 0,980 0,857 0,826
3 0,971 0,942 0,889 0,840 0,794 0,751
4 0,961 0,924 0,855 0,792 0,735 0,683
5 0,951 0,906 0,822 0,747 0,681 0,621
Gambar 2. Tabel Nilai Tuna Rp. 1
8
Jadi uang Rp 1 yang akan diterima pada akhir tahun ke-3, apabila
dinilaitunaikan sekarang pada tariff kembalian 2% per tahun akan menjadi bernilai
Rp. 1/1,0233
Contoh Kasus :
Mr Frenky merencanakan untuk menginvestasikan dananya untuk pembelian
Mesin Giling seharga Rp. 300.000.000,- . Mesin tersebut diperkirakan berumur 5
tahun tanpa nilai residu pada akhir tahun. Atas dasar aliran kas masuk bersih
diperkirakan sebesar Rp. 65.000.000 per tahun, dengan tarif kembalian 10% per
tahun.
Berdasarkan informasi tersebut, keputusan apa yang harus diambil dari investasi
tersebut, jika digunakan Present Value Method ?
Perhitungan Nilai Tunai Kas Masuk Bersih
Present Value Method
Tahun Kas Masuk Bersih
Tarif Kembalian. Nilai Tunai Kas Masuk
Bersih
1 Rp. 65 juta 0,909 Rp. 59.085.000
2 Rp. 65 juta 0,826 Rp. 53.690.000
3 Rp. 65 juta 0,751 Rp. 48.815.000
4 Rp. 65 juta 0,683 Rp. 44.395.000
5 Rp. 65 juta 0,621 Rp. 40.365.000
Jml Nilai Tu- Nai Kas Bersih Rp. 246.350.000
Kesimpulan : Investasi sebaiknya ditolak, karena aliran kas masuk bersih lebih kecil
dari nilai investasi yang ditanam- kan.
9
BAB II
ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
A. Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta
berapa saldonya setiap periode.
B. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal
adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus
kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang
terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam
proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan
terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam
peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan
pemasaran.
2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan
seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten.
3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
10
4. Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali
terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan
menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat
mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang
membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang
diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar
yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas
relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam
pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah
mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas
yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua
peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan mengestimasikan
anggaran, yaitu:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba
akuntansi.
2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas
keluar.
11
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh
sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas
keluar.
c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan
proyek.
Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas
bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda
dari laba akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas
negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas
relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b. Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas
meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus
ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu
proyek.
c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang
dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual
scara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek
ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan
dibutuhkan.
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika
pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian
didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali.
12
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang
obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2. Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu
proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan,
yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh
kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya
tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam
analisis.
b. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah
aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah
dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian
lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan
masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai
laba tambahan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan
produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin
menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut
tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
3. Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat
mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
13
D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu
proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada
aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus
kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya
membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan.
2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada
dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan
pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan
membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika
tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a. Pengeluaran investasi awal
b. Arus kas operasi selama umur proyek
c. Arus kas tahun terakhir
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur
arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita
simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
a. Menentukan minimum kas
14
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk
menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi financial dan budget kas yang final.
2. Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan
bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu.
Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima
atau tidak
E. Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang
kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan
didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko
berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama
perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat
berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham
umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko
pasar.
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya
menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan,
pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
15
F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel
utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis
sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil
daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya
ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan
juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus
dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi
lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang
rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya.
Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan
dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan
kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah
komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks
resiko.
16
G. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran
Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau
keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua
metode yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam
penganggaran modal, yaitu :
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin
beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin
beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
17
BAB III
BIAYA MODAL.
A. Pengertian Biaya Modal.
Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh
perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Modal :
1. Hutang Obligasi.
2.Saham Preferen.
3.Saham Biasa.
4.Laba ditahan.
Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai
untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan
untuk memperoleh modal dari berbagai sumber.
Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan dengan menggunakan konsep
rata-rata tertimbang (wacc) dari keseluru-han modal yang digunakan didalam
perusahaan.
WACC sifatnya “explicit”, sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan
PV dari modal neto yang diterima perusahaan sama dengan PV dari semua biaya
yang harus dibayarkan karena penggunaan modal tersebut.
Biaya yang harus dibayar :
1.Pembayaran Bunga.
2.Pembayaran dividen.
Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.
18
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang
dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama
dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
B. Biaya Modal Secara Individual.
1. Biaya Modal dari Hutang Perniagaan.
Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada tepat
waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.
Cash Discount
Cod = x 100%
Average Payable
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t).
2. Biaya Modal dari Hutang Wesel.
Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan
diterima.
Interest Payment
Cod = x 100%
Nominal Wesel – Interest Payment
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
19
3. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek.
Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka waktu
pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, plus
premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal hutangnya.
Interest Payment + Premi Asuransi
Cod = x 100%
Nilai Nominal Hutang – (IP + PA)
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
4. Biaya Hutang dari Obligasi.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut Formula,
dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).
Short Cut Formula : (before tax)
F – P
C + dimana :
N C = Annual Int. Payment.
YTM = x 100% F = Value of Bond.
P + F P = Market Price of Bond.
N = Period.
2
5. Metode Accurate.
Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan tabel PV kemudian
diinterpolasi.
20
Interpolasi :
Selisih Selisih PV of Int. Selisih PV of Interest dengan
Bunga & NV of Bond PV of Market Value of Bond
Bunga I PV of Int. & VB I PV of Interest & VB I
Bunga II PV of Int. & VB II PV of Nominal Value of Bond
A B C
C
YTM = Bunga I + ( )(A)%
B
YTM After Tax = (YTM before tax)(1-t).
6. Biaya Penggunaan Modal dari Saham Preferen.
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan
atau diharapkan oleh pemegang saham preferen.
Dp
Biaya Saham Preferen (kp) = x 100%
Pn
Biaya modal saham preferen sudah diperhitungkanatas dasar se-sudah pajak.
21
7. Biaya Modal dari Laba Ditahan (RE).
Biaya modal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (ror) dalam
saham yang diharapkan akan diterima. Ini berarti sama dengan biaya modal dari
saham biasa.
Biaya modal dari laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan 3 model
pendekatan :
C. Model Pendiskontoan Aliran Kas.
Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan
mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima
pemegang saham.
~ Dt dimana :
Po =  Po = Harga pasar saham saat ini.
t=1 (1+ke)t Dt = Dividend diterima untuk periode t
ke = Expected return bagi investor.
Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima
selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend
tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi :
D
ke = x 100%
Po
Namun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend mengalami
pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :
~ Do(1+g)t
Po =  dimana Do merupakan dividend yg di-
22
t=1 (1+ke)t terima pada t = 0.
Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :
D1
Po = x 100% dimana; D1 = Do(1+g).
ke – g
maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :
D1
ke = + g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan
beberapa tahap.
m Do(1+g1)t Dm
Po =  +
t=1 (1+ke)t (1+ke)m
m Do(1+g1)t 1 D m+1
=  + ( )( )
t=1 (1+ke)t (1+ke)m ke – g2
dimana :
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
23
m = Periode waktu pertumbuhan.
D. Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM).
Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta
saham.
ke = Rf + i(Rm – Rf)
dimana :
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko.
Rm = Tingkat keuntungan pasar.
 = Beta saham perusahaan.
Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas
(GPS), sebagai berikut :
Ri = Rf + i (Rm – Rf)
dimana :
Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa.
Ri = ke
I GPS
ke2
24
ke1
Rf
Risiko, .
0 1 2
E. Model Bond Yield Premium Risk.
Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM.
Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri
sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase.
ke = Hasil Obligasi + Premi Risiko.
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.
1. Biaya Modal dari Emisi aham Baru.
Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan,
karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).
Ror yang diharapkan dari Saham Biasa
ke =
1 – Persentase Biaya Emisi.
Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum
dikurangi biaya emisi.
25
D1
Atau : ke = x 100%
Pnet
dimana :
D1 = Divident yang diharapkan.
Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.
Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka
besarnya biaya modal :
D1
ke = + g
Pnet
2. BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.
Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal
secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of
Capital ( WACC).
Komponen Biaya Masing-Masing Jumlah Persentase
Modal Komponen Modal
Bond Payable 10% $ 100,000 20%
Preferred Stock 15 100,000 20
Common Stock 21 300,000 60
$ 500,000 100%
26
F. Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital
(MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu
besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya
tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus
memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC
dapat dihitung dengan rumus sbb :
Laba Ditahan
Tambahan Modal =
Persentase Saham Biasa
Misalkan, diketahui :
Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase
Modal komponen dari total
Obligasi Rp 200.000.000 4,8% 20%
Saham Preferen 50.000.000 10 5
Saham Biasa 750.000.000 12 75
Total Rp 1.000.000.000 100%
Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00.
Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan
WACC-nya adalah :
Rp 150.000.000
Tambahan Modal = Rp 200.000.000,00.
27
0,75
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik,
karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini
akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.
Biaya Saham Lama
Biaya Saham Baru =
1 – Biaya Emisi
G. Marginal Cost of Capital (MCC).
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru;
biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul
biaya modal marginalnya sbb :
WACC (%)
WACC = MCC
15
0 1 2 3 4 Jutaan
Rupiah Modal Baru
28
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar
15%. WACC (%)
MCC
11,46
10,46
Jutaan
0 500 Rupiah Modal Baru
Skedul Biaya Modal Marginal
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti
perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik menjadi
11,46%.
Komposisi Tambahan Modal :
Jika Rp 200 juta. Jika Rp 500 juta.
Obligasi Rp 40 juta. Obligasi Rp 100 juta.
Saham Preferen Rp 10 juta. Saham Preferen Rp 25 juta.
Laba Ditahan Rp 150 juta. Saham Biasa Rp 375 juta.
Biaya Modal dari Depresiasi.
Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal rata-rata sebelum
menggunakan modal yang berasal dari emisi saham baru.
29
H. Skedul Oportunitas Investasi (IOS).
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat
berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.
Return (%)
A = 13%
13
B = 12,5%
C = 12%
12
MCC
10 IOS
D = 10,2%
0 50 100 150 200 Jutaan
Tambahan Modal
Anggaran Modal Optimal Baru.
Sebesar Rp 180 juta.
Proyek Modal (Rp) Return (%)
A 50.000.000 13,00
B 50.000.000 12,50
30
C 80.000.000 12,00
D 80.000.000 10,20
I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal.
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan
meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku
bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.
Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam
WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak
mempengaruhi biaya modal.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan
komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka
biaya modalnya akan ber-ubah.
Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal
sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
Kebijakan Investasi.
31
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar
kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
32
BAB IV
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE &
KEBIJAKAN DIVIDEN
A. Struktur Modal
Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu
perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang
dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga
pasar saham perusahaan.
Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi,
yaitu : tingkat pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat pengembalian
perusahaan secara keseluruhan (kₒ).
Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang
Keterangan :
Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang.
Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham
Keterangan :
Kₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa.
Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s
Keterangan :
Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan
V = B + S = Nilai total perusahaan
Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya modal
rata-rata tertimbang perusahaan :
Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s
33
B. Defenisi Leverage
a. Pengertian Leverage
1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap
dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
(menurut manajemen keuangan)
2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus
menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375)).
b. Tujuan Penggunaan Leverage
Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan
kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat
menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman.
Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga secara rutin yang
merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva
tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang
harus membayar biaya bunga atau beban tetap.
C. Jenis- jenis Leverage
1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi)
Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat
meningkatkan profitabilitas. Leverage opererasi dapat mengukur perubahan
pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Menurut
Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan sebagai seberapa besar
perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage ditentukan
oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan
perusahaan dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan
34
berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage
diukur dengan degree of operating leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus :
2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan)
Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang
digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari
pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan
mengukur pengaruh perubahan keuangan operasi terhadap perubahan pendapatan
bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan
laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar.
Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan
membelanjai aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit,
yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal.
 Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan
yang hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka
panjang. Struktur modal ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang,
saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan.
D. Kebijakan Dividen
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar
kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori
tersebut adalah:
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
35
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan
dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan.
(MM) berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan resiko bisnis,
sedangkan cara mengambil arus pendapatan menjadi dividend an laba ditahan tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah
 Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
 Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
 Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.
 Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek
perusahaan.
 Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh
terhadap biaya sendiri.
 Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen.
2. Bird In-The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the
hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham.
Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham
perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena
pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.
3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal
Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu :
1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada
struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total
perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang (leverage keuangan)
tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat diperoleh nilai
perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang
36
yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan
meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun pemegang saham meningkatkan
tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi pemegang
saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari
penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income
Approach)pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap
pada berbagai tingkat leverage. Anggap
3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan antara
struktur modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan
pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak
mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.
3. Menjelaskan Pembayaran Dividen
Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain:
1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen)
Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan
secara tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada
beberapa kebijakan dalam pembayaran dividen secara tunai
a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara
tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh
perusahaan berfluktuasi.
b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu
meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan
akan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti
besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
37
d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya
perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara
perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan
kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai
jumlah tertentu.
2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen)
Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada
beberapa jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham :
a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya,
saat harga pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan
mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui
stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal
yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk
pemecahan saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang
saham meningkat. Dengan begitu harga saham perusahaan dapat
menyesuaikan dengan harga pasar saham saat itu.
b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase
stock) artinya, perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk
membeli kembali (sebagian)saham pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk
menaikkan keuntungan para pemegang saham dan mengurangi jumlah lembar
saham yang dimiliki perusahaan.
2.4 Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan
dividen menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang
dibayarkan.
2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
38
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang
digunakan untuk membayar dividen semakin kecil.
3. Rencana Perluasan Usaha
Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat
dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini akan
melemahkan kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara pemegang
saham mayoritas berkurang.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang
mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah:
1. Undang-Undang (UU)
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun
berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca.
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada
pabrik peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam
bentuk kas.
3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk
mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan
perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan
menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya.
4. Tingkat Laba
Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan
relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham
atau menggunakannya di perusahaan tersebut.
39
Sumber Pendanaan Bisnis
Perusahaan memperoleh modal (dana jangka panjang) dalam bentuk uang dan
ekuitas. Pendanaan utang adalah tindakan meminjam dana. Pendanaan ekuitas
adalah tindakan menerima investasi dari pemilik perusahaan (dengan menerbitkan
saham-saham atau menahan deviden).
Cara bagaimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mendanai bisninya
dapat mempengaruhi biaya pendanaannya. Dengan membuat keputusan pendanaan
yang tepat, sebuah perusahaan dapat meminimalisasikan operasionalnya, yang akan
dapat meningkatkan nilai perusahaan itu.
Metode-Metode Pendanaan Utang
1. Meminjam dari lembaga-lembaga keuangan
Pemilik dana akan menilai kelayak kredit dari perusahaan yang berkenaan dengan
faktor-faktor :
- Rencana penggunaan pinjaman perusahaan
- Kondisi keuangan bisnis perusahaan
- Peramalan tentang industri dan lingkungan disekitar bisnis perusahaan
- Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembalikan
pinjaman.
Karena pemilik dana harus menilai kondisi keuangan setiap bisnis yang diberi
pinjaman, maka pemilik dana akan sangat memerlukan laporan-laporan
keuangan.
Jika pemilik dana menentukan bahwa perusahaan cukup layak untuk
mendapatkan pinjaman, maka mereka akan mencoba menentukan persyaratan
pinjaman yang dapat disetujui oleh perusahaan. Persyaratan-persyaratan
pinjaman akan menentukan jumlah pinjaman, jangka waktu pinjaman,
jaminan, dan tingkat suku bunga pinjaman.
40
2. Menerbitkan Obligasi
Banyak perusahaan besar akan memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi
atau surat hutang jangka panjang (IOU) yang dibeli oleh pra investor. Pemilihan
obligasi dikarenakan tingkat suku bunganya yang lebih rendah dibandingkan
dengan bunga pinjaman dari lembaga keuangan. Pemegang obligasi adalah
kreditor, bukan pemilik dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi.
Nilai par dari obligasi adalah jumlah yang akan diterima oleh pemegang obligasi
pada saat jatuh tempo. Kebanyakan obligasi memiliki masa jatuh tempo antara
sepuluh hingga tiga puluh tahun.
Ketika perusahaan memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi, maka
perusahaan tersebut akan menciptakan dokumen inden, yang merupakan dokumen
resmi yang menerangkan kesanggupan perusahaan untuk membayarkan utang
kepada pemegang obligasi. Dokumen inden juga menyatakan apakah obiligasi
tersebut memiliki suatu ciri call, yang memberikan hak kepada perusahaan
penerbit untuk membeli kembali obligasi sebelum jatuh tempo.
Obligasi terjamin yaitu obligasi yang didukung oleh jaminan sedang obligasi
tanpa jaminan yaitu obligasi yang tidak didukung oleh jaminan.
Resiko Kegagalan Obligasi
Tingkat suku bunga yang dibayarkan pada obligasi sangat bergantung
tidak hanya pada tingkat suku bunga yang berlaku, tetapi juga pada tingkat resiko
perusahaan penerbit obligasi. Perusahaan yang memiliki lebih banyak tingkat
resiko maupun kegagalan, harus memberikan suku bunga yang lebih tinggi
kepada pemegang obligasi untuk mengkompensasi resiko yang terkait.
Para pemegang obligasi dapat berusaha untuk membatasi risiko kegagalan
dengan melaksanakan yang disebut Kontrak Protektif, yang merupakan larangan
yang diterapkan pada kebijakan keuangan tertentu dari sebuah perusahaan.
Kontrak ini dikenakan untuk menjamin agar para manajer tidak mengambil
keputusan yang dapat meningkatkan risiko perusahaan dan akhirnya probabilitas
kegagalan.
41
3. Menerbitkan Surat Berharga
Merupakan jaminan utang jangka pendek, yang biasanya diterbitkan oleh
perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik.
Kreditor Umum yang Memberikan Pendanaan Utang
1. Bank-Bank Komersial
Institusi keuangan yang memperoleh setoran dari berbagai individu dan
menggunakan dananya terutama untuk memberikan pinjaman usaha.
2. Institusi Tabungan
Institusi keuangan memperoleh setoran dari berbagai individu dan menggunakan
sebagai dana setoran untuk memberikan pinjaman usaha dan disebut juga sebagai
institusi penghematan.
3. Perusahaan-Perusahaan Keuangan
Perusahaan keuangan yang bisanya mencari dana dengan menerbitkan sekuritas
(IOU) dan meminjamkan hampir seluruh dananya ke berbagai perusahaan.
4. Dana Pensiun
Menerima kontribusi dari karyawan dan dari perusahaan atas pensiun karyawan
dan menginvestasikan hasil pendanaan untuk karyawan sampai dana tersebut
dibutuhkan.
5. Perusahaan Asuransi
Menerima premi asuransi dari penjualan asuransi kepada pelanggan dan
menginvestasikan dana pendapatannya sampai dana dibutuhkan untuk membayar
klaim asuransi.
6. Dana Bersama
Perusahaan investasi yang menerima dana dari investor individual, kemudian
dikumpulkan menjadi satu dan diinvestasikan dalam sekuritas.
Pendanaan Ekuitas
Kegiatan menerima investasi dari para pemilik (melalui laba ditahan dan penerbitan
saham).
42
Metode-Metode Pendanaan Ekuitas
1. Laba Ditahan
Perusahaan-perusahaan dapat memperoleh pendanaan ekuitas dengan menahan
laba daripada mendistribusikan laba kepada pemilik.
2. Menerbitkan Saham
- Saham biasa ; sekuritas yang mewakili sebagian kepemilikan dari perusahaan
tertentu.
- Saham preferen ; sekuritas yang mewakili sebagian kepemilikan dari
perusahaan tertentu dan menawarkan prioritas khusus melebihi saham biasa.
- Penerbitan saham kepada perusahaan Modal Ventura.
Secara pribadi, perusahaan dapat menerbitkan saham kepada perusahaan
modal ventura, yang terdiri dari individual-individual yang menginvestasikan
modalnya kedalam bisnis-bisnis kecil.
- Going Public
Jika kepemilikan bisnis pribadi yang kecil ingin memperoleh dana tambahan,
maka perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan suatu penawaran perdana
(Innitial Public Offering – IPO), yang disebut juga “Going Public”, adalah
penerbitan saham pertama bagi masyarakat luas.
Keuntungan Go Public/IPO
1. IPO membuat sebuah perusahaan memperoleh tambahan dana tanpa
menaikkan tingkat utang yang ada dan tanpa tergantung pada modal
ditahan.
2. Perusahaan dapat memperoleh banyak dana dengan go publik tanpa
menaikan pembayaran tingkat bunga kepada kreditor dimasa mendatang.
43
Kerugian IPO/Go Public
1. Perusahaan go public bertanggung jawab untuk menginformasikan kondisi
keuangan mereka pada para pemegang saham dan SEC dan dapat diakses
oleh para investor. Beberapa perusahaan memilih untuk tidak memberikan
informasi yang dapat mengungkapkan keberhasilan (dan mungkin
kekayaan) para pemilik.
2. Ketika sebuah bisnis kecil berusaha untuk memperoleh dana dari publik,
maka akan sulit baginya untuk menyakinkan kepada publik bahwa rencana
bisnisnya cukup layak. Hal ini akan membatasi dana yang dapat diperoleh
melalui suatu IPO. Hal ini juga memaksa perusahaan untuk menjual
sebagian dari kepemilikan pada harga yang relatif rendah.
3. Struktur kepemilikan melemah, berarti proporsi kepemilikan pemegang
saham asli berkurang saat saham-saham dijual kepada masyarakat.
Sehingga pengendalian pemilik asli terhadap perusahaan akan berkurang,
dan para investor lain akan memiliki lebih banyak pengaruh pada dewan
direksi,
4. Bank investasi mengenakan jasa yang tinggi untuk memberikan saran-
saran dan menempatkan saham pada para investor.
Listing Saham
Saat sebuah perusahaan menjual saham kepada masyarakat, maka perusahaan
akan mendaftarkan sahamnya pada bursa saham. Hal ini mengizinkan para investor
untuk menjual saham yang dibeli dari perusahaan, yang kemudian dijual kepada
investor lain sepanjang waktu. Bursa saham berperan sebagai pasar sekunder, atau
pasar dimana sekuritas yang ada dapat diperdagangkan diantara para investor.
44
Perbandingan Pendanaan Ekuitas dengan Pendanaan Utang
Pendanaan utang (pinjaman dari obligasi) mengharuskan perusahaan untuk
membayar suku bunga dan pinjaman pokok sebaliknya bentuk pendanaan ekuitas
(laba ditahan dan saham) tidak membutuhkan pembayaran apapun. Pendanaan
dengan saham akan mengakibatkan pembayaran dividen, tetapi pembayaran ini dapat
diabaikan jika perusahaan tidak mampu membayarnya. Juga tidak ada pembayaran
pokok kepada pemegang saham, karena tidak memiliki jatuh tempo.
Bagaimana Perusahaan Menerbitkan Sekuritas
1. Pembuatan
Bank-bank investasi memberikan saran kepada perusahaan akan jumlah lembar
saham atau obligasi yang akan mereka terbitkan.
2. Underwriting
Bank-bank investasi akan memberikan jaminan suatu harga kepada perusahaan
penerbit, tanpa peduli berapa harga sekuritas yang akan dijual.
3. Distribusi
Perusahaan penerbit harus mendaftarkan penerbitkannya kepada security and
exchange commission (SEC), mereka akan memberikan prospektus kepada SEC,
yang merupakan dokumen yang mengungkapkan informasi keuangan yang
relevan tentang sekuritas (misalnya jumlah) dan informasi keuangan mengenai
perusahaan penerbit.
Saat SEC menyetujui pendaftaran, prospektus tersebut didistribusikan kepada
para investor yang mau membeli sekuritas tersebut.
Metode-Metode Perolehan Dana Lainnya
1. Pendanaan dari Pemasok
Ketika perusahaan memperoleh berbagai macam suplai, maka perusahaan
mungkin akan mendapat suatu periode untuk tagihan.
45
2. Leasing
Beberapa perusahaan memilih untuk mendanai penggunaan aktiva secara leasing,
atau menyewa aktiva selama periode waktu tertentu.
Menentukan Struktur Modal
Semua perusahaan harus menentukan struktur modal, atau komposisi utang versus
pendanaan ekuitas. Tidak ada struktur modal yang sempurna di semua perusahaan.
Namun, beberapa karakteristik harus dipertimbangkan saat menentukan struktur
modal yang tepat. Penggunaan utang (seperti pinjaman bank, atau obligasi) sebagai
sumber dana yang diinginkan, karena pembayaran bunga yang dilakukan perusahaan
atau utangnya merupakan penggunaan pajak. Banyak perusahaan cenderung
memperoleh sejumlah pendanaan melalui pendanaan ekuitas, yang merupakan sebuah
cara yang mudah dan berkelanjutan.
Kebijakan Dividen
Beberapa banyak laba perusahaan setiap kuartal yang ditahan (diinvestasikan
kembali) dan beberapa banyak laba yang didistribusikan sebagai dividen kepada
pemilik.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sebuah perusahaan
1. Pengharapan pemegang saham
2. Kebutuhan pendanaan perusahaan
Menentukan Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga pada dana pinjaman dipengaruhi oleh penawaran dana pinjaman
dana permintaan akan dana pinjaman tersebut. Interaksi antara penawaran dan
permintaan itu yang menyebabkan perubahan tingkat suku bunga.
Tingkat suku bunga ekuilibrium yaitu tingkat suku bunga dimana kuantitas
penawaran dana dan pinjaman sama dengan kuantitas permintaan dan pinjaman.
46
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga
- Kebijakan moneter
- Pertumbuhan ekonomi
- Perkiraan inflasi
- Kebiasaan menabung
Investasi Bisnis
Perusahaan melakukan keputusan investasi jangka panjang mengenai apakah
akan memperluas bisnis yang ada, menciptakan bisnis baru, atau membeli perusahaan
lain. Perusahaan juga dapat memutuskan investasi jangka pendek sehubungan dengan
jumlah investasi kas, piutang dagang dan persediaan.
Keputusan investasi yang tepat akan mempengaruhi pendapatan dan
selanjutnya nilai perusahaan.
Keputusan-Keputusan Investasi
1. Penganggaran Modal, yaitu perbandingan biaya dan keuntungan sebuah usulan
proyek untuk menentukan kelayakan produk tersebut. Tingkat suku bunga juga
menentukan biaya dana pinjaman.
2. Anggaran modal yaitu jumlah dana yang ditargetkan akan digunakan untuk
membeli berbagai aktiva seperti bangunan, mesin-mesin dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk proyek jangka panjang.
Klasifikasi Biaya Modal
1. Perluasan bisnis yang ada
2. Mendirikan bisnis yang baru
3. Investasi pada berbagai aktiva yang dapat mengurangi biaya-biaya
47
Proses Penganggaran Modal
1. Mengusulkan proyek-proyek baru
2. Mengestimasikan arus kas proyek-proyek tersebut
3. Menentukan kelayakan proyek
4. Melaksanakan proyek yang layak
5. Mengawasi proyek yang sedang dilaksanakan.
Analisis Penganggaran Modal
CF pada akhir tahun 1
Present Value (PV) =
(1 + r)
CF pada akhir tahun 1
Present Value (PV) =
(1 + r)
CF = jumlah total arus kas
Net Present Value (NPV) = PV – 1 (biaya perolehan)
48
BAB V
MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI,HUTANG JANGKA
PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN& MARGER,DIVESTASI,
PERUSAHAAN INDUK LEVERAGE BUYOUTS
A. Defenisi Modal Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai
berikut:
1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu
melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang
dibagi oleh perusahaan.
3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi
pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan
dilikuidasi.
1. Jenis – Jenis Saham
Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham – saham itu
disebut saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2
macam,yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred
stock).Berikut ini diuraikan mengenai masing – masing jenis saham yaitu :
49
1. Saham biasa
Saham biasa adalah saham yang melunasinya dilakukan dalam urutan yang paling
akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah yang paling besar.
Karena risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka
dividen saham biasa akan lebih besar daripada saham prioritas.
2. Saham prioritas
Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya dihubungkan dengan
pembagian deviden dan pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Dalam
hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus
dibagikan untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan baru dibagikan kepada
pemegang saham biasa.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritasnya yaitu :
a. Saham Prioritas Kumulatif dan tidak Kumulatif
Ø Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun
harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak
dapat dibayar, maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar harus
dilunasi lebih dulu, sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham
biasa.
Ø Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum
dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan membayar
deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar deviden saham prioritas
untuk tahun tersebut.
b. Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi
Ø Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas deviden
dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat
deviden sebesar persentase deviden saham prioritas.
50
Ø Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah: saham prioritas akan mendapat deviden
sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa
mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.
c. Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidas
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima dividen
yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah pelunasi
dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi
maka pelunasan dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang
disetor dari saham yang biasa.
Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah
pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol
sehingga saham biasa tidak memperoleh pengembalian.
d. Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa
kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham
biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham
biasa dalam keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar
dari pada dividen untuk saham prioritas.
Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan berlangsung terus
maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari pada saham prioritas karena
saham biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas atas laba.
B. Investasi Bank
1. Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Berdasarkan teori
ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).
Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen
dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek
tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi
51
residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga,
dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan
mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan
menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal
dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih
untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan
suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk
mendapatkan bunga.
2. Jenis – Jenis Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran
antara lain:
1. Tabungan
Tabungan disini dalam artian menyimpan uang di Bank. Bank akan
menyimpan uang kita dalam periode tertentu sesuai keinginan kita. Kita bebas
mengambilnya kapan saja baik itu secara langsung di teller atau melalui transaksi
elektronis. Nilai dalam tabungan kita bisa cepat habis karena sering diambil untuk
keperluan Tabungan merupakan investasi paling mudah, paling tidak beresiko, namun
memiliki keuntungan yang sangat sedikit. Ada resiko, ada profit. Jika resiko kecil,
profit juga kecil. Mungkin malah berkurang karena kita mendapatkan segudang
fasilitas dari Bank yang memudahkan kita dalam mengatur uang sendiri. Biasanya
bunga bank itu sekitar 1% setahun (CMIIW)
2. Deposito
Deposito adalah menyimpan uang di Bank dalam periode tertentu. Uang yang
sudah disimpan dalam bentuk deposito hanya bisa diambil jika sudah jatuh tempo.
Jika belum jatuh tempo diambil, maka akan ada penalti atas kesepakatan yang sudah
dilakukan. Investasi jenis ini juga memiliki profit rendah karena resikonya kecil. Kita
tidak perlu action apapun kecuali setor uang diawal saja. Investasi ini memiliki profit
lebih besar daripada tabungan karena kita diikat oleh periode tertentu. Bunga deposito
saat ini sekitar 5% per tahun. Investasi jenis ini biasanya membutuhkan uang yang
tidak besar. Biasanya ada range untuk deposito sekian juta nanti masuk kategori
mana.
3. Reksadana
Reksadana adalah tempat menghimpun dana secara kolektif. Dana yang
terkumpul akan dikelola oleh Manajer Investasi yang akan diinvestasikan pada jenis
investasi lainnya. Bila mendapat keuntungan atau kerugian akan dibagi secara rata
untuk para investor. Ini dapat menjadi pilihan bagi Anda yang baru memulai untuk
berinvestasi. Jenis risikonya berbeda, tergantung jenis risiko yang dipilih. Jenisnya
adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan
reksadana campuran.
52
4. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang, merupakan bukti bahwa kita memberikan
hutang kepada perusahaan tertentu atau pemerintah. Pihak yang berhutang akan
memberi bunga untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu pengembalian hutang
lebih dari satu tahun. Obligasi yang paling aman adalah obligasi atau surat utang dari
negara.
5. Saham
Saham merupakan tawaran perusahaan kepada kita untuk menginvestasikan uang kita
kepada mereka. Dengan itu, kita bisa memiliki bagian dari perusahaan tersebut sesuai
dengan porsinya. Uang yang diberikan akan digunaakan sebagai modal perusahaan
tersebut mengembangkan usahanya.
6. Emas
Saat ini, emas mulai populer dalam melakukan investasi kecil maupun besar. Kenapa
emas populer? Karena nilai emas selalu naik setiap tahunnya. Kebutuhan orang akan
emas semakin besar dan tidak diimbangi dengan produksi yang meningkat. Selain itu
emas sangatlah liquid, artinya bisa diuangkan kapan saja, tinggal ke toko emas atau di
gadai. Harga emas saat ini berkisar di antar 422.000 per gram. Emas ini bervariasi,
ada emas berbentuk batangan, coin, atau perhiasan. Biasanya emas batangan dan coin
adalah emas murni yaitu emas dengan kadar 24 karat, dengan kemurnian 99.999%.
Jika emas perhiasan tergantung campuran dan modelnya. Biasanya lebih murah
daripada emas murni dengan berat yang sama.
7. Properti
Properti disini bisa dikatakan tanah, rumah, ruko, dsb. Setiap lahan yang menjadi hak
milik kita adalah properti entah lahan itu sudah didirikan suatu bangun atau belum.
Sifat properti juga mirip emas yaitu semakin lama semakin naik harganya. Namun
perbedaannya adalah properti tidak se-liquid emas. Properti tidak bisa cepat dijual
dengan harga sesuai keinginan.
C. Menerbitkan Obligasi
Banyak perusahaan besar akan memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi
atau surat hutang jangka panjang (IOU) yang dibeli oleh pra investor. Pemilihan
obligasi dikarenakan tingkat suku bunganya yang lebih rendah dibandingkan dengan
bunga pinjaman dari lembaga keuangan. Pemegang obligasi adalah kreditor, bukan
pemilik dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi.
53
Nilai par dari obligasi adalah jumlah yang akan diterima oleh pemegang obligasi
pada saat jatuh tempo. Kebanyakan obligasi memiliki masa jatuh tempo antara
sepuluh hingga tiga puluh tahun.
Ketika perusahaan memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi, maka
perusahaan tersebut akan menciptakan dokumen inden, yang merupakan dokumen
resmi yang menerangkan kesanggupan perusahaan untuk membayarkan utang
kepada pemegang obligasi. Dokumen inden juga menyatakan apakah obiligasi
tersebut memiliki suatu ciri call, yang memberikan hak kepada perusahaan
penerbit untuk membeli kembali obligasi sebelum jatuh tempo.
Obligasi terjamin yaitu obligasi yang didukung oleh jaminan sedang obligasi
tanpa jaminan yaitu obligasi yang tidak didukung oleh jaminan.
Resiko Kegagalan Obligasi
Tingkat suku bunga yang dibayarkan pada obligasi sangat bergantung tidak
hanya pada tingkat suku bunga yang berlaku, tetapi juga pada tingkat resiko
perusahaan penerbit obligasi. Perusahaan yang memiliki lebih banyak tingkat
resiko maupun kegagalan, harus memberikan suku bunga yang lebih tinggi
kepada pemegang obligasi untuk mengkompensasi resiko yang terkait.
Para pemegang obligasi dapat berusaha untuk membatasi risiko kegagalan
dengan melaksanakan yang disebut Kontrak Protektif, yang merupakan larangan
yang diterapkan pada kebijakan keuangan tertentu dari sebuah perusahaan.
Kontrak ini dikenakan untuk menjamin agar para manajer tidak mengambil
keputusan yang dapat meningkatkan risiko perusahaan dan akhirnya probabilitas
kegagalan.
D. Saham Preferen
1. Defenisi Saham Preferen
Saham preferen adalan suatu campuran yang mirip dengan obligasi dan saham
biasa.Para akuntan mengklasifikasikan saham preferen sebagai ekuitas.
54
Meskipun tidak dibayarkannya dividen saham preferen tidak akan membuat bangkrut
sebuah perusahaan, perusahaan menerbitkan saham preferen dengan tidak berarti
memberikan kendali atas perusahaan kepada para pemegang saham preferen,
kegagalan untuk membayarkan dividen saham preferen akan menghalangi dibayarkan
dividen saham biasa. Tambahan lagi, melawatkan pembayaran dividen menjadikan
memperoleh modal melalui penjualan obligasi sulit untuk dilakukan, dan hampir
mustahil untuk menjual lebih banyak saham preferen atau saham biasa.Akan tetapi,
memiliki saham preferen yang masih beredar memang dapat memberikan kesembatan
bagi sebuah perusahaan untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya.
2. Jenis Saham Preferen Lainnya
Sebagai tambahan dari jenis preferen yang “polos,” terdapat beberapa variasi
yang juga dipergunakan.Dua di antaranya, saham preferen dengan tingkat bunga
mengambang dan lelang pasar.
a. Saham Preferen dengan Tingkat Bunga yang Dapat Disesuaikan
Sebagai ganti dari membayarkan dividen dalam jumlah tetap, dividen dari saham
preferen dengan tingkat bunga yang dapat disesuaikan (adjustable rate preferred
stock – ARP) dikaitkan dengan tingkat suku bunga dari sekuritas pemerintah. ARP,
yang terutama diterbitkan oleh perusahaan fasilitas umum dan bank komersial besar,
dipuji-puji sebagai investasi perusahaan jangka pendek yang hampir sempurna karena
(1) hanya 30 persen dari dividen yang dapat dikenakan pajak bagi perusahaan, dan (2)
fitur tingkat bunga mengambang yang dimiliki saham ini seharusnya akan tetap
menjaga emisi diperdagangkan mendapatkan nilai pari.
b. Saham Preferen Lelang Pesar
Pada tahun 1984, para bankir investasi memperkenalkan saham preferen pasar
uang, atau leleng pasar(money market / market auction preferred). Di sini penjamin
akan melakukan lelang atas emisi setiap tujuh minggu sekali ( untuk mendapatkan
pengecualian 70 persen dari penghasilan kena pajak, para pembeli harus memiliki
55
saham paling tidak selama 46 hari), para pemilik yang ingin menjual saham mereka
dapat menempatkannya untuk dilelang pada nilai pari.
3. Keuntungan Dan Kerugian Saham Preferen
a. Berikut adalah keuntungan-keuntungan utama dilihat dari sudut pandang emiten
saham :
1) Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayarkan diveden proferen
bukanlah hal yang tercantum pada kontrak, dan melewatkan pembayaran dividen
saham preferen tidak dapat memaksa perusahaan dinyatakan bangkrut.
2) Dengan menerbitkan saham preferen, perusahaan terhindar dari dilusi ekuitas
biasa yang terjadi ketika saham bisa dijual.
3) Karena saham preferen terkadang tidak memiliki waktu jatuh tempo, dan
karena pembayaran dana pelunasan saham preferen. Jika ada, umumnya disebar
dalam jangka waktu yang cukup panjang, emisi saham preferen akan mengurangi
pengeluaran arus kas akibat pelunasan kembali pokok yang terjadi pada emisi
utang.
b. Terdapat dua kerugian penting:
1) Dividen saham preferen bukanlah pengurang pajak bagi emiten saham,
sehingga biaya saham preferen setelah pajak umumnya menjadi lebih tinggi
daripada biaya utang setelah pajak. Akan tetapi. Keuntungan pajak saham
preferen bagi pembeli dari kalangan perusahaan akan menurunkan biaya setelah
pajaknya dan berarti juga biaya efektifnya.
2) Meskipun dividen saham preferen dapat dilewatkan, investor berharap dividen
tersebut dapat dibayarkan, dan perusahaan bermaksud untuk membayarkannya
jika kondisi mengizinkan. Jadi, dividen saham preferen dapat dianggap sebagai
56
biaya tetap. Oleh karenanya, penggunaan dividen tersebut, seperti dalam utang,
akan meningkatkan risiko keuangan dan akibatnya biaya ekuitas biasa.
E. Merger
Dua perusahaan digabung (atau bergabung) menjadi sebuah perusahan yang
dimiliki oleh pemilik yang sama (pemegang saham).
1. Jenis Merger
1. Merger horizontal, kombinasi perusahaan yang melibatkan jenis bisnis yang
sama.
2. Merger vertical, kombinasi sebuah perusahaan dengan pemasok atau
pelanggan potensial.
3. Merger konglomerat, kombinasi dua perusahaan yang bisnisnya tidak saling
berhubungan.
2. Motif Perusahaan Melakukan Merger
1. Pertumbuhan yang cepat
Merger memungkinkan meningkatkan kapasitas produk dengan lebih cepat
karena bertambahnya kapasitas produksi.
2. Skala ekonomis
Pertumbuhan juga akan dimaksudkan untuk menurunkan biaya produksi per
unit. Produk yang menampilkan skala ekonomis dapat diproduksi dengan biaya
per unit yang jauh lebih rendah jika diproduksi dalam jumlah yang besar. Suatu
merger dapat memungkinkan kombinasi dua fasilitas produksi yang dapat
mencapai penurunan biaya produksi per unit.
3. Keahlian manajerial
Jika manajerial perusahaan kuat mengelola operasional perusahaan lemah,
maka kinerja perusahaan lemah mungkin akan jauh lebih baik.
57
4. Keuntungan pajak
Perusahaan yang mengalami keuntungan negatif (kerugian) kadang menjadi
calon yang menarik untuk merger, karena potensi keuntungan pajak.
3. Analisis Merger
- Mengidentifikasi prospectus potensi merger
- Mengevaluasi prospectus potensi merger
- Membuat keputusan merger
4. Prosedur-Prosedur Merger
- Pendanaan merger
- Penawaran tender, penawaran langsung dari perusahaan mengakuisisi untuk
saham-saham perusahaan target
- Integritas bisnis
- Evaluasi paska merger
F. DIVESTASI
1. Defenisi Devestasi
Definisi divestasi sebagai upaya pemilik perusahaan untuk menjual aset atau
sebuah divisi kerjanya kepada pihak lain, yang mampu memberikan harga penawaran
paling tinggi. Pada proses divestasi perusahaan akan menerima dana dalam bentuk
tunai dan biasanya diinvestasikan lagi atau dikembalikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau stock buybacks. Pola divestasi yang dilakukan hampir seragam,
yakni melalui strategic sales diikuti dengan market placement
G. Perusahaan induk dan Anak Perusahaan
1. Defenisi Perusahaan Induk
58
Perusahaan Induk adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham
dalam satu atau lebih perusahaan lain dan dapat mengendalikan semua jalannya
proses usaha pada setiap badan usaha yang telah dikuasai sahamnya. Dengan
melakukan pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan, diharapkan
tercapainya tujuan peningkatan atau penciptaan nilai pasar perusahaan (market value
creation) berdasarkan lini bisnis perusahaan.Perusahaan Induk sering juga disebut
dengan Holding Company, parent company, atau Controlling Company.
2. Defenisi Anak Perusahaan
Anak Perusahaan (subsidiary corporation), yaitu suatu anak perusahaan dimana
persentase kepemilikan saham oleh induk perusahaan adalah mayoritas, umumnya
melebihi 50% dari saham anak perusahaan. Pengendalian yang dilakukan oleh induk
perusahaan antara lain kewenangan untuk mengusulkan kepada RUPS mengenai
susunan pengurus perseroan melalui RUPS atau kebijakan yang dianggap penting
bagi perusahaan.
3. Keuntungan Dan Kerugian Dari Perusahaaan Induk
Eksistensi suatu grup usaha konglomerat cenderung untuk mempunyai
perusahaan induk (holding) , tetapi keberadaan dari perusahaan induk itu sendiri
punya keuntungan dan kerugian. Di antara keuntungan mempunyai suatu prerusahaan
induk dalam suatu kelompok usaha adalah sebagai berikut:
1. Kemandirian Risiko
2. Hak Pengawasan Yang Lebih Besar
3. Pengotrolan Yang Lebih Mudah Dan Efektif
4. Operasional Yang Lebih Efisien
5. Kemudahan Sumber Modal
6. Keakuratan Keputusan Yang Diambil
59
H. Laverage Buyout
1. Definisi Leverage Buyout (LBO)
Istilah leveraged buyout ( LBO ) menjelaskan akuisisi atau pembelian
perusahaan yang dibiayai melalui penggunaan besar dana pinjaman atau
hutang.merupakan pembelian perusahaan atau divisi bisnis yang teknik pembiay
aannya sebagian besar bersumber dari hutang. Yang paling umum pengaturan
LBO di kalangan usaha kecil adalah untuk manajemen untuk membeli seluruh
saham yang beredar dari saham perusahaan ,
2. Tujuan Laverage bayout
Tujuan dari leveraged buyout adalah untuk memungkinkan perusahaan untu
melakukan akuisisi besar tanpa harus melakukan banyak modal .
Investopedia menjelaskan Leveraged Buyout LBO , biasanya ada rasio utang
terhadap ekuitas 90% 10 %
3, Keuntungan dan Kerugian LBO
a. Keuntungan LBO
Sebuah LBO sukses dapat memberikan usaha kecil dengan sejumlah
keunggulan . Untuk satu hal, itu dapat meningkatkan komitmen manajemen
dan usaha karena mereka memiliki saham ekuitas yang lebih besar dalam
perusahaan.
Dalam sebuah perusahaan publik manajer biasanya memiliki hanya sebagian
kecil dari saham biasa , dan karena itu dapat berpartisipasi dalam hanya sebagian
kecil dari keuntungan yang dihasilkan dari peningkatan kinerja manajerial .
60
LBO sukses juga cenderung untuk menciptakan nilai bagi berbagai pihak.
Sebagai contoh, studi empiris menunjukkan bahwa pemegang saham perusahaan '
dapat memperoleh abnormal return positif yang besar dari leveraged buyout .
Demikian pula, investor pasca - pembelian dalam transaksi ini sering mendapatkan
keuntungan berlebih selama periode dari tanggal penyelesaian pembelian dengan
tanggal penawaran umum perdana atau dijual kembali . Beberapa potensi sumber
nilai dalam transaksi LBO meliputi:
1 ) transfer kekayaan dari pemegang saham publik tua untuk kelompok pembelian.
2 ) kekayaan transfer dari pemegang obligasi publik kepada grup investor.
3 ) penciptaan kekayaan dari peningkatan insentif untuk pengambilan keputusan
manajerial.
4 ) kekayaan transfer dari pemerintah melalui keuntungan pajak .
b. Kerugian LBO
Tidak semua LBO berhasil, ada juga beberapa kelemahan potensial untuk
dipertimbangkan . Jika arus kas perusahaan dan penjualan aset tidak mencukupi
untuk memenuhi pembayaran bunga yang timbul dari tingkat tinggi utang , LBO
kemungkinan gagal dan perusahaan dapat bangkrut . Mencoba sebuah LBO dapat
sangat berbahaya bagi perusahaan yang rentan terhadap persaingan industri atau
volatilitas dalam perekonomian secara keseluruhan .
Contoh Laverage Buyout Sebagai Berikut:
PT Daun memiliki dua alternatif, yaitu:
1. Memiliki uang tunai Rp.10 juta dan digunakan untuk membeli saham PT Bunga dipasar
modal dengan uang tersebut.
2. Meminjam uang dari bank sejumlah Rp.30 juta untuk ditambahkan pada uang yang telah
dimiliki semula yaitu Rp.10 juta. Total dana yang dimiliki menjadi Rp.40 juta yang
selanjutnya digunakan untuk membeli saham PT Bunga. Dengan demikian proporsi dana
yang dimiliki PT Daun adalah 25% uang sendiri (equity) dan 75% hutang.
61
BAB VI
ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI
KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN
A. Kesulitan Keuangan dan Prediksi Kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami
insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban
melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank
mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut
maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah yang
sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini.
Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata
maryarakat dan duniaAnalisis kebangkrutan
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan
keuangan :
a) Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak
kompeten
b) Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c) Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya
tidak baik.
d) Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
62
e) Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan
lainnya
B. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap
berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan
pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih
tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan
menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan.
Contohnya model regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis
diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic.
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York
University pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk
memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang
kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio
keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami
kebangkrutan atau tidak.
63
Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap:
a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap
kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai
cirri-cirinya.
b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok.
c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi
nasikannya (membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi
yg meminumkan peluang ada kesalahan klasifikasi.
Altman Model”s., fungsi Z (Zeta)
Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5
Dimana:
X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %)
X2= Laba ditahan/Total Aset (%)
X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%).
X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham
Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%)
X5 = Penjualan /Total Aset.(kali)
Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go Public”, karena kalau
perusahaan tidak “Go Public”, nilai pasar saham tidak dapat dihitung dengan
teliti.Agar ini juga dapat digunakan untuk perusahaan “Non Go Public” Altman
menggantinya, menggunakan nilai buku (book value) Common Stock dan Preferred
Stock, kemudian model “Diskriminan Altman”, menjadi :
64
Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5.
Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value menjadi Book Value.
Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut atau tidak,yaitu;
Z score:
1) Secara Umum digunakan.
a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy
b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy.
c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy.
d. 3 or above = Far from being bankruptcy
2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score:
Market Value Book Value
1. Very High Probability
of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less
2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90
3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90
4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above
Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang berlaku perusahaan
public mapun pribadi, atau perusahaan manufaktur dan jasa.
Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4.
Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total asset, sehingga
analisisnya sempit bila dibanding dengan kedua model Altman diatas.
65
Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb diatas ( 5 versi
atau dari X1 s/d X5) dengan mengklasifiasikan perusahaan “Go public dan bukan
Go public”.
Contoh :
Laporan keuangan Chrysler Company dalam $ jutaan
a. Ikhtisar rugi-laba yang berakhir tgl.31-12-200x
Penjualan $12.005
Biaya-biaya (kecuali depresiasi dan bunga) $12.710
Penyusutan $181
Bunga $215
Pajak penghasilan (kredit) $5
Rugi/laba bersih ($1.097)
b. Neraca per 31 Desember 200X ( dlm juta) .
Harta lancar 3.121 Hutang lancar $ 3.232
Harta tetap 3.500 Hutang jk.panjang . 1.597
Harta lannya 14 Total hutang $ 4.829
Saham preferen $ 51
Saham biasa
(66.7 jt lbr @ $8,50) $567
Modal disetor penuh $692
66
Laba ditahan $496
Total modal sendiri $1.755
Jumlah Harta $6.635 Jumlah kewajiban dan modal $6.635
X1. = (CA-CL)/TA = ( 3.121 - 3.232)/6.635= - 1,67%
X2 = RE/TA = 496/6.635 = 7,47%
X3 = EBIT/TA = -880 / 6.635 = - 13,35%
X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/T.Debt =
(66,7 x8,50)/4.829
= 567/4.829 = 11,74%
X5 = Sales/T.Asset = 12.005/6.635 = 1,8 kali.
Z = 0,012(- 1,67) + 0,014(7,47) + 0,033 (-13.35)+
0,006(11,74)+0,999(1,8)
= 1,512
Dibandingkan Z (Zeta) Scorenya,
Posisi Perusahaan berada antara 1,81 or less, berarti perusahaan dalam konsisi Very
High Probability Bankruptcy.
C. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku
Keputusan Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002.
67
Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke
Menteri BUMN.
Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
c. C apabila TS<=”20
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan
meliputi:
68
1. Aspek Keuangan.
Aspek Keuangan.
Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur
RASIO
1. ROE skor 2. ROI skor 3. KAS Skor
15<ROE 20 18<ROI 15 X>35 5
11<ROE<=15 18 15<ROI>=18 13,5 25<=x<35 4
9<ROE<=13 16 13<ROI>=15 12 15<=x<25 3
7,9<ROE<=9 14 12<ROI>=13 10,5 10<=x<15 2
6,6<ROE<=7,9 12 10,5<ROI<=12 9 5<=x<10 1
5,3<ROE<=6, 10 9<ROI <=10,5 7, 0<=x<5 0
4 <ROE<=5,3 8,5 7<ROE<=9 6
2,5<ROE<=4 5,5 3<ROI<=7 5
1<ROE<=2,5 4 1<ROI<=3 3
0<ROE<=1 2 0<ROI<=1 2
ROE <0 0 ROI <0 1
69
2. Aspek Operasional.
Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs.
Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan
Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara
normal baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas
(produktivitas,rendemen).
Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal namun
telah menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Cukup, artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas maupun
segi kuantitas dan mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas.
Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Indikator yang
dinilai adalah unsure-unsur kegiatan yang dianggap paling dominant dalam
menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Contoh perhitungan indikatornya:
Indikator Bobot Nilai Skor Unsur pertim
digunakan bangan
1. Pelayanan kpd Turn Around time
pelanggan dan waiting time dsb
masyarakat 15 B 12
70
2. Peningkatan kualitas Peningkatan
SDM 10 C 5 kesejahteraan
Kaderisasi
3. Research&Devmt. 10 B 8 Kepedulian
manajemen
Total 35 25
Data mengenai aspek operasional ini umumnya diberikan oleh Persero BUMN.
3. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0
Indikator yang dinilai adalah:
1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke
4, maka nilai BUMN =3.
2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau
diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3.
3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham
atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah
keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
71
0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0
4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang
harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran
bantuan nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor
=3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6.
Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya
ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah
PUKK dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan
divisi-divisinya.
Contoh:
BUMN , Persero “KFM”, TBK, Non Infrastruktur,thn 2004.
NERACA Persero “KFM”
Audited ( Direvisi).Dalam Jutaan Rpa.
Aktiva Lancar.
Kas dan setara kas 316.592
Piutang usaha(net) +lainnya 160.458
Persediaan (net) 307.510
Aktiva lancar lainnya 86.419
Jumlah Aktiva lancar 870.979
Aktiva Tidak Lancar
Piutang hubungan istimewa/dsb 71.643
Penyertaan saham 12.160
72
Aktiva tetap (net) 411.984.
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 495.787
Total Aktiva 1.366.766 Alternatif-
D. Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.
1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :
a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning
system).
b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang
c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim
hutang dari 100% menjadi 60%.
d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan
“going concern atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara
formal.
e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan
a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan
keamanan dananya dan keadilan secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi
(composition) .
73
c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
likuidasi lebih baik dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada
kreditur dan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga.
d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi
beban-beban yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk
meringankan beban keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi dapat
dilakukan dengan “Extension dan Composition”
74
Daftar pustaka
Referensi:
1. https://www.google.co.id/search?ei=NsoEW__mKse90ATdgqXADw&q=teknik
+penganggaran+barang+modal+.doc&oq=teknik+penganggaran+barang+modal
+.doc&gs_l=psy-
ab.3...3941.7407.0.7818.7.6.1.0.0.0.318.1008.0j1j1j2.4.0....0...1c.1.64.psy-
ab..2.3.834...33i160k1.0.4xktXBh9gw8
2. https://www.google.co.id/search?ei=JssEW7DCJ8Gu0ATVy5GgCw&q=materi+
biaya+modal+doc&oq=biaya+modal+.doc&gs_l=psy-
ab.1.1.0i22i30k1l2.171147.176468.0.181538.18.15.1.0.0.0.340.2062.0j1j5j2.8.0..
..0...1c.1.64.psy-ab..10.8.1724...0j35i39k1j0i131k1j0i203k1.0.IHh-6EUXkNM
3. Sudana, I Made.2009. Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Surabaya:
Airlangga University Press
4. http://prasasto.blogspot.com/20
5. 08/12/manajemen-keuangan-struktur-modal.html?m=1
nanikermawatiakuntansi.blogspot.co.id/2014/10/kebijakan-dividen-
perusahaan.html?m=1
6. http://indahfarah1.blogspot.co.id/2016/11/leverage-struktur-modal-
kebijakan.html
7. https://www.google.co.id/search?ei=Ss8EW7yRN4Gq0gSuk4aoDw&q=materi+
modal+saham+dan+peranan+bank+investasi%2C+hutang+jangka+panjang%2C
+pembiayaan+campuran+dan+marger%2C+divestasi%2C+perusahaan+induk+d
an+laverage+buyouts+.doc&oq=materi+modal+saham+dan+peranan+bank+inve
stasi%2C+hutang+jangka+panjang%2C+pembiayaan+campuran+dan+marger%2
C+divestasi%2C+perusahaan+induk+dan+laverage+buyouts+.doc&gs_l=psy-
75
ab.3...132537.133709.0.133968.7.6.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.64.psy-
ab..7.0.0....0.aqZeSZYbq0w
8. http://syariahcooperation.blogspot.co.id/2012/09/estimasi-arus-kas-dan-analisis-
resiko.html
9. http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/2014/06/makalah-merger-ekonomi.html
10. cbsnews.com/media/top-14-financial-frauds-of-all-time/13/
11. http://www.ekonomiplanner.com
12. http://bastian90pangaribuan.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-divestasi.html
13. https://www.academia.edu/8554491/MODAL_SAHAM_Pengertian_Modal_Sah
am
14. https://fajartriatmojo.wordpress.com/2017/02/13/perusahaan-induk-dan-anak-
perusahaan/

More Related Content

What's hot

MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHSitiMursadahh
 
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Silvia290
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANdyna septiani
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASlindaauli29
 
Kewirausahaan (Manajemen Keuangan)
Kewirausahaan (Manajemen Keuangan) Kewirausahaan (Manajemen Keuangan)
Kewirausahaan (Manajemen Keuangan) Meida Midut
 
Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)Ismayawati10
 
Tugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektroTugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektroDani Gunawan
 
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamSidik Abdullah
 
Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I roslinais
 
OfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul Kewangan
OfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul KewanganOfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul Kewangan
OfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul KewanganKhairun Nisa Aziz
 
Investasi sementara
Investasi sementaraInvestasi sementara
Investasi sementarafitrahusaid
 
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14IrmaYuningsihYunings
 

What's hot (19)

MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
 
Materi aktiva tetap
Materi aktiva tetapMateri aktiva tetap
Materi aktiva tetap
 
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
 
Kewirausahaan (Manajemen Keuangan)
Kewirausahaan (Manajemen Keuangan) Kewirausahaan (Manajemen Keuangan)
Kewirausahaan (Manajemen Keuangan)
 
Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)
 
Tugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektroTugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_2 rate_of_return_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
 
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
 
Teori investasi
Teori investasiTeori investasi
Teori investasi
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor saham
 
Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I Manajemen Keuangan I
Manajemen Keuangan I
 
OfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul Kewangan
OfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul KewanganOfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul Kewangan
OfficeCentral User Manual (Bahasa Melayu) - Modul Kewangan
 
Resume materi uas
Resume materi uasResume materi uas
Resume materi uas
 
Investasi sementara
Investasi sementaraInvestasi sementara
Investasi sementara
 
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
 
Ekuitas
EkuitasEkuitas
Ekuitas
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 

Similar to MAKALAH PENGANGGARAN MODAL

Resume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganResume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganAnisa Anisa
 
Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]erikkahfi
 
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279agus niar nazara niar nazara
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uasAlifah05
 
Resume manajemen2
Resume manajemen2Resume manajemen2
Resume manajemen2ritaaja1
 
Tugas resum uas
Tugas resum uasTugas resum uas
Tugas resum uasLutpicexle
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uastarmidi_saputra
 
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]HulafahEnengSiti
 
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa KonstruksiPengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa KonstruksiNony Saraswati Gendis
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Mulyatii
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1mufliah R
 
Nony saraswati gendis 11150000194
Nony saraswati gendis   11150000194Nony saraswati gendis   11150000194
Nony saraswati gendis 11150000194RX CAHYONO
 
Tugas resum uas (hasan)
Tugas resum uas (hasan)Tugas resum uas (hasan)
Tugas resum uas (hasan)Hasan Gaus
 

Similar to MAKALAH PENGANGGARAN MODAL (20)

Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2
 
Resume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganResume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuangan
 
Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1
 
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Resume manajemen2
Resume manajemen2Resume manajemen2
Resume manajemen2
 
Tugas resum uas
Tugas resum uasTugas resum uas
Tugas resum uas
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
 
Tugas resum uas
Tugas resum uasTugas resum uas
Tugas resum uas
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
 
Tugas resum 2
Tugas resum 2Tugas resum 2
Tugas resum 2
 
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa KonstruksiPengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1
 
Nony saraswati gendis 11150000194
Nony saraswati gendis   11150000194Nony saraswati gendis   11150000194
Nony saraswati gendis 11150000194
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Tugas resum uas (hasan)
Tugas resum uas (hasan)Tugas resum uas (hasan)
Tugas resum uas (hasan)
 

Recently uploaded

BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 

Recently uploaded (20)

BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 

MAKALAH PENGANGGARAN MODAL

  • 1. MAKALAH UNIVERSITAS BINA BANGSA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SERANG 2018 NAMA : Veronika Evi Siregar (11011700358) KELAS : 2T-MA Ruangan : B.1.2 Hari :Rabu 23, Mey, 2018
  • 2. ii DAFTAR ISI BAB I PENGANGGARAN MODAL................................................................................... 1 A. Defenisi Penganggaran Modal............................................................................ 2 B. Penganggaran Modal – Suatu Konsep Investasi ................................................3 C. Jenis Investasi .....................................................................................................3 D. Kriteria Penilaian Investasi .................................................................................3 1. Payback Method ...........................................................................................3 a). Kelebihan dan Kekurangan Payback Method ................................4 2. Average Return on Investment Method ....................................................... 5 a). Kriteria Penilaian ............................................................................5 b). Kelebihan dan Kekurangan Average Return on Investment Method 5 3. Average Return on Investment Method ...................................................... 6 a). Kriteria Penilaian ............................................................................7 BAB II ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK ..................................................................... 9 A. Defenisi Aliran Arus Kas..................................................................................... 9 B. Mengestimasikan Arus Kas ................................................................................. 9 C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan ......................................................... 10 D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal...................................................... 13 E. Pengenalan Analisis Risiko................................................................................ 14 F. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal................................................................................................................. 30 BAB III STRUKTUR MODAL ............................................................................................. 32
  • 3. iii A. Defenisi Struktur Modal...................................................................................... 17 B. Biaya Modal Secara Individual........................................................................... 18 C. Model Pendiskontoan Aliran Kas. ......................................................................21 D. Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM)........................................................... 23 E. Model Bond Yield Premium Risk. ......................................................................23 F. Tambahan Modal................................................................................................. 26 G. Marginal Cost of Capital (MCC) ........................................................................ 28 H. Skedul Oportunitas Investasi (IOS) ....................................................................29 I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal. ..............................................30 BAB IV STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN ............32 A. Defenisi Struktur Modal...................................................................................... 32 B. Defenisi Leverage ...............................................................................................33 C. Jenis- jenis Leverage ......................................................................................... 33 D. Kebijakan Dividen .............................................................................................. 34 a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sebuah perusahaan... 45 BAB V Modal Saham Dan Peranan Bank Investasi,Hutang Jangka Panjang, Pembiayaan Campuran& Marger,Divestasi, Perusahaan Induk Leverage Buyouts...................................................................................................................... 48 A. Defenisi Modal Saham....................................................................................... 48 B. Investasi Bank ....................................................................................................50 C. Menerbitkan Obligasi .........................................................................................52 D. Saham Preferen ..................................................................................................54 E. Merger ................................................................................................................56 F. Devestasi ............................................................................................................57 G. Perusahaan induk dan Anak Perusahaan............................................................ 57 H. Laverage Buyout ................................................................................................59
  • 4. iv BAB VI ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN........................................................................................................................ 61 I. Kesulitan Keuangan dan Prediksi Kebangktutan............................................... 61 J. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) ................................................................. 63 K. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). .............................................................. 67 L. Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan........ 50 Daftar Pustaka ..........................................................................................................75
  • 5. v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Serang, 23 Maret 2018 Veronika Evi Sirer
  • 6. 1 BAB I PENGANGGARAN MODAL A. Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipmen baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik. B. Penganggaran Modal – Suatu Konsep Investasi Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab peng anggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterika tan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko. C. Jenis Investasi Investasi dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) golongan, yakni sebagai berikut : (1) Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit investemen). (2) Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit investment) (3) Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment). (4) Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment).
  • 7. 2 Penjelasan Masing-masing Jenis Investasi di atas (1) Investasi yang tidak menghasilkan laba.  Timbul karena adanya peraturan pemerintah atau syarat kontrak yang telah disetujui.  Contoh: pemasangan instalasi pembersih air limbah. (2) Investasi yang tidak dapat diukur labanya.  Tujuan investasi untuk menaikkan laba, tetapi laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya inv ini sulit untuk dihitung secara teliti.  Pedoman yang biasanya dipakai adalah : % tertentu dari hasil penjualan, % tertentu dari laba bersih investasi yang sama yang dilakukan oleh perusahaan pesaing.  Contoh investasi ini : pengeluaran biaya promosi, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. (3) Investasi dalam Penggantian Mesin dan Equipment.  Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan penggantian mesin adalah informasi akunt ansi diferensial yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial.  Penggantian dapat dilakukan, jika biaya diferensial yang berupa penghematan biaya yang diperoleh dari penggantian suatu mesin dan ekuipmen berjumlah pantas bila dibandingkan dengan aktiva diferensial. (4) Investasi dalam Perluasan Usaha  Yakni merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya.
  • 8. 3  Untuk menambah kapasitas akan diperlukan aktiva dife rensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial. D. Kriteria Penilaian Investasi Ada beberapa kriteria dalam penilaian investasi yakni dapat menggunakan beberapa metode : 1) Payback Method. 2) Average Return on Investment 3) Present Value 4) Discounted Cash Flows. 1) Payback Method  Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payoff method dan pay out method.  Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Perhitungan Pay-back yang belum memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan Pay-back Period = Investasi . ( dlm tahun) Laba Tunai rata-2 per tahun Misal : Suatu rencana investasi membutuhkan investasi, mula-mula (akuntansi diferensial) sebesar Rp. 80.000.000,- diperkira- kan laba tunai setelah pajak /tahun selama 5 tahun berturut turut yakni : Rp. 23 juta, Rp. 18. Juta, Rp. 21 juta, Rp. 36 juta dan Rp. 25 juta.
  • 9. 4 Perhitungan pay-back period jika Aliran Kas Masuk Bersih tiap periode tidak sama : Tahun Laba Tunai Investasi Yang Ditutup Payback Period yang Diperlukan 1 Rp. 23 juta Rp. 23 juta 1,0 2 Rp. 18 juta Rp. 18 juta 1,0 3 Rp. 21 juta Rp. 21 juta 1,0 4 Rp. 36 juta Rp. 18 juta 0,5 5 Rp. 25 juta - - Rp. 80 juta 3,5 tahun Kesimpulan : Dalam jangka waktu 3,5 tahun investasi sudah dapat kembali sebelum masa umum ekonomisnya habis. a). Kebaikan dan Kelemahan Payback Method Kebaikan: 1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit. 2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat. 3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
  • 10. 5 Kelemahan 1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang 2) Metode ini tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali. 2) Average Return on Investment Method ( Metode Rata-rata Kembalian Investasi) Metode ini juga disebut Accounting method atau Financial Statement method. Rumus. : Rata-rata kembalian Investasi Rata-Rata Kembalian = Laba Sesudah Pajak = … % Investasi Rata-Rata Investasi Kriteria Penilaian. a. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang ditetapkan manajer. b. Jika Pengambilan Keputusan belum memiliki batasan tarif kembalian investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar. Kebaikan Metode Rata-rata Kembalian Investasi. - Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi.
  • 11. 6 Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi a. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang. b. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi. c. Metode tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap. Contoh : Untuk melaksanakan suatu proyek diperlukan investasi mula-mula adalah Rp. 10.000.000. diperkirakan 10 th, tanpa nilai residu pada akhir tahun kesepuluh. Diperkirakan setiap tahun akan dapat diperoleh kas masuk (cash inflows) rata-rata sebesar Rp. 4.000.000, sedangkan kas keluar (cash outflows), termasuk pajak, rata-rata sebesar Rp. 2.500.000. Tarif Kembalian Investasi : Rp.(4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000/10) Rp. 10.000.000 = 5% Present Value Method Dalam keputusan penggantian aktiva tetap yang dida- sarkan pada pertimbangan penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah biaya diferensial tunai, yang merupakan penghematan biaya operasi tunai di masa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian aktiva tetap tersebut. Penghematan biaya tunai yang diperoleh (biaya diferensial tunai) dengan adanya penggantian aktiva tetap tersebut dikurangi atau ditambah dengan dampak pajak penghasilan akibat biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap kemudian dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu.
  • 12. 7 Kriteria Penilaian : Apabila jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva dirensial, maka usulan investasi tersebut dianggap mengun tungkan. Dan sebaliknya. Perhitungan Nilai Tunai Dapat ditentukan dengan rumus : NT = AK 1 . ( 1 + I ) n Keterangan : NT = Nilai tunai AK = Aliran Kas i. = tariff kembalian investasi. n = jangka waktu Faktor 1/(1+i)n tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk berbagai tarif kembalian dan janga waktu. Nilai Tunai Rp 1,00 p. 1% 2% 4% 6% 8% 10% n. 1 0,990 0,980 0,962 0,943 0,926 0,909 2 0,980 0,961 0,925 0,980 0,857 0,826 3 0,971 0,942 0,889 0,840 0,794 0,751 4 0,961 0,924 0,855 0,792 0,735 0,683 5 0,951 0,906 0,822 0,747 0,681 0,621 Gambar 2. Tabel Nilai Tuna Rp. 1
  • 13. 8 Jadi uang Rp 1 yang akan diterima pada akhir tahun ke-3, apabila dinilaitunaikan sekarang pada tariff kembalian 2% per tahun akan menjadi bernilai Rp. 1/1,0233 Contoh Kasus : Mr Frenky merencanakan untuk menginvestasikan dananya untuk pembelian Mesin Giling seharga Rp. 300.000.000,- . Mesin tersebut diperkirakan berumur 5 tahun tanpa nilai residu pada akhir tahun. Atas dasar aliran kas masuk bersih diperkirakan sebesar Rp. 65.000.000 per tahun, dengan tarif kembalian 10% per tahun. Berdasarkan informasi tersebut, keputusan apa yang harus diambil dari investasi tersebut, jika digunakan Present Value Method ? Perhitungan Nilai Tunai Kas Masuk Bersih Present Value Method Tahun Kas Masuk Bersih Tarif Kembalian. Nilai Tunai Kas Masuk Bersih 1 Rp. 65 juta 0,909 Rp. 59.085.000 2 Rp. 65 juta 0,826 Rp. 53.690.000 3 Rp. 65 juta 0,751 Rp. 48.815.000 4 Rp. 65 juta 0,683 Rp. 44.395.000 5 Rp. 65 juta 0,621 Rp. 40.365.000 Jml Nilai Tu- Nai Kas Bersih Rp. 246.350.000 Kesimpulan : Investasi sebaiknya ditolak, karena aliran kas masuk bersih lebih kecil dari nilai investasi yang ditanam- kan.
  • 14. 9 BAB II ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK A. Pengertian Aliran Kas Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. B. Mengestimasikan Arus Kas Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu: 1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran. 2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten. 3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
  • 15. 10 4. Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas. C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu: 1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi. 2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini: 1. Arus kas proyek Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar.
  • 16. 11 b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar. c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek. Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi. a. Biaya aktiva tetap Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya. b. Beban nonkas Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek. c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan. d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali.
  • 17. 12 Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan. 2. Arus kas tambahan Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu: a. Biaya tertanam Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis. b. Biaya kesempatan Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu. c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas) Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya. 3. Penentuan waktu arus kas Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
  • 18. 13 D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti. 1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan. 2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut: a. Pengeluaran investasi awal b. Arus kas operasi selama umur proyek c. Arus kas tahun terakhir Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang 1. Analisis arus kas Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu: a. Menentukan minimum kas
  • 19. 14 b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga. d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final. 2. Mengambil keputusan Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak E. Pengenalan Analisis Risiko Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar. Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan: 1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi. 2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham. 3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
  • 20. 15 F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri 1. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan. NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar). 2. Analisis Skenario Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan. Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya. Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar. 3. Simulasi Montecarlo Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
  • 21. 16 G. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu : 1. Pendekatan equivalen kepastian Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya. 2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
  • 22. 17 BAB III BIAYA MODAL. A. Pengertian Biaya Modal. Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan. Modal : 1. Hutang Obligasi. 2.Saham Preferen. 3.Saham Biasa. 4.Laba ditahan. Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber. Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan dengan menggunakan konsep rata-rata tertimbang (wacc) dari keseluru-han modal yang digunakan didalam perusahaan. WACC sifatnya “explicit”, sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan PV dari modal neto yang diterima perusahaan sama dengan PV dari semua biaya yang harus dibayarkan karena penggunaan modal tersebut. Biaya yang harus dibayar : 1.Pembayaran Bunga. 2.Pembayaran dividen. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.
  • 23. 18 Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini. B. Biaya Modal Secara Individual. 1. Biaya Modal dari Hutang Perniagaan. Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount. Cash Discount Cod = x 100% Average Payable Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t). 2. Biaya Modal dari Hutang Wesel. Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan diterima. Interest Payment Cod = x 100% Nominal Wesel – Interest Payment Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
  • 24. 19 3. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek. Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal hutangnya. Interest Payment + Premi Asuransi Cod = x 100% Nilai Nominal Hutang – (IP + PA) Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax). 4. Biaya Hutang dari Obligasi. Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value). Short Cut Formula : (before tax) F – P C + dimana : N C = Annual Int. Payment. YTM = x 100% F = Value of Bond. P + F P = Market Price of Bond. N = Period. 2 5. Metode Accurate. Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan tabel PV kemudian diinterpolasi.
  • 25. 20 Interpolasi : Selisih Selisih PV of Int. Selisih PV of Interest dengan Bunga & NV of Bond PV of Market Value of Bond Bunga I PV of Int. & VB I PV of Interest & VB I Bunga II PV of Int. & VB II PV of Nominal Value of Bond A B C C YTM = Bunga I + ( )(A)% B YTM After Tax = (YTM before tax)(1-t). 6. Biaya Penggunaan Modal dari Saham Preferen. Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau diharapkan oleh pemegang saham preferen. Dp Biaya Saham Preferen (kp) = x 100% Pn Biaya modal saham preferen sudah diperhitungkanatas dasar se-sudah pajak.
  • 26. 21 7. Biaya Modal dari Laba Ditahan (RE). Biaya modal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (ror) dalam saham yang diharapkan akan diterima. Ini berarti sama dengan biaya modal dari saham biasa. Biaya modal dari laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan 3 model pendekatan : C. Model Pendiskontoan Aliran Kas. Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham. ~ Dt dimana : Po =  Po = Harga pasar saham saat ini. t=1 (1+ke)t Dt = Dividend diterima untuk periode t ke = Expected return bagi investor. Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi : D ke = x 100% Po Namun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi : ~ Do(1+g)t Po =  dimana Do merupakan dividend yg di-
  • 27. 22 t=1 (1+ke)t terima pada t = 0. Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi : D1 Po = x 100% dimana; D1 = Do(1+g). ke – g maka, biaya modal sendiri dapat ditulis : D1 ke = + g Po Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan beberapa tahap. m Do(1+g1)t Dm Po =  + t=1 (1+ke)t (1+ke)m m Do(1+g1)t 1 D m+1 =  + ( )( ) t=1 (1+ke)t (1+ke)m ke – g2 dimana : Po = Harga pasar saham. g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama. g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
  • 28. 23 m = Periode waktu pertumbuhan. D. Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM). Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta saham. ke = Rf + i(Rm – Rf) dimana : Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko. Rm = Tingkat keuntungan pasar.  = Beta saham perusahaan. Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas (GPS), sebagai berikut : Ri = Rf + i (Rm – Rf) dimana : Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa. Ri = ke I GPS ke2
  • 29. 24 ke1 Rf Risiko, . 0 1 2 E. Model Bond Yield Premium Risk. Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM. Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase. ke = Hasil Obligasi + Premi Risiko. Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula. 1. Biaya Modal dari Emisi aham Baru. Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost). Ror yang diharapkan dari Saham Biasa ke = 1 – Persentase Biaya Emisi. Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi biaya emisi.
  • 30. 25 D1 Atau : ke = x 100% Pnet dimana : D1 = Divident yang diharapkan. Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham. Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya biaya modal : D1 ke = + g Pnet 2. BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN. Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital ( WACC). Komponen Biaya Masing-Masing Jumlah Persentase Modal Komponen Modal Bond Payable 10% $ 100,000 20% Preferred Stock 15 100,000 20 Common Stock 21 300,000 60 $ 500,000 100%
  • 31. 26 F. Tambahan Modal. Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut. Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC dapat dihitung dengan rumus sbb : Laba Ditahan Tambahan Modal = Persentase Saham Biasa Misalkan, diketahui : Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase Modal komponen dari total Obligasi Rp 200.000.000 4,8% 20% Saham Preferen 50.000.000 10 5 Saham Biasa 750.000.000 12 75 Total Rp 1.000.000.000 100% Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00. Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya adalah : Rp 150.000.000 Tambahan Modal = Rp 200.000.000,00.
  • 32. 27 0,75 Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik. Biaya Saham Lama Biaya Saham Baru = 1 – Biaya Emisi G. Marginal Cost of Capital (MCC). Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb : WACC (%) WACC = MCC 15 0 1 2 3 4 Jutaan Rupiah Modal Baru
  • 33. 28 MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%. WACC (%) MCC 11,46 10,46 Jutaan 0 500 Rupiah Modal Baru Skedul Biaya Modal Marginal Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik menjadi 11,46%. Komposisi Tambahan Modal : Jika Rp 200 juta. Jika Rp 500 juta. Obligasi Rp 40 juta. Obligasi Rp 100 juta. Saham Preferen Rp 10 juta. Saham Preferen Rp 25 juta. Laba Ditahan Rp 150 juta. Saham Biasa Rp 375 juta. Biaya Modal dari Depresiasi. Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan modal yang berasal dari emisi saham baru.
  • 34. 29 H. Skedul Oportunitas Investasi (IOS). Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut. Return (%) A = 13% 13 B = 12,5% C = 12% 12 MCC 10 IOS D = 10,2% 0 50 100 150 200 Jutaan Tambahan Modal Anggaran Modal Optimal Baru. Sebesar Rp 180 juta. Proyek Modal (Rp) Return (%) A 50.000.000 13,00 B 50.000.000 12,50
  • 35. 30 C 80.000.000 12,00 D 80.000.000 10,20 I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal. 1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan. Tingkat Suku Bunga. Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang. Tarif Pajak. Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal. 2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan. Kebijakan Struktur Modal. Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah. Kebijakan Dividend. Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik. Kebijakan Investasi.
  • 36. 31 Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
  • 37. 32 BAB IV STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN A. Struktur Modal Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi, yaitu : tingkat pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat pengembalian perusahaan secara keseluruhan (kₒ). Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang Keterangan : Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang. Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham Keterangan : Kₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa. Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s Keterangan : Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan V = B + S = Nilai total perusahaan Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan : Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s
  • 38. 33 B. Defenisi Leverage a. Pengertian Leverage 1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. (menurut manajemen keuangan) 2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375)). b. Tujuan Penggunaan Leverage Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap. C. Jenis- jenis Leverage 1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi) Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan
  • 39. 34 berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus : 2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan) Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar. Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :  Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal.  Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan. D. Kebijakan Dividen Teori Kebijakan Dividen Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori tersebut adalah: DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT % PERUBAHAN PENJUALAN
  • 40. 35 1. Dividend Irrelevance Theory Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah  Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.  Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.  Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.  Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan.  Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap biaya sendiri.  Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen. 2. Bird In-The Hand Theory Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor. 3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu : 1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang (leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang
  • 41. 36 yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah 2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat leverage. Anggap 3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan antara struktur modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. 3. Menjelaskan Pembayaran Dividen Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain: 1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen) Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan secara tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada beberapa kebijakan dalam pembayaran dividen secara tunai a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
  • 42. 37 d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. 2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen) Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada beberapa jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham : a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat harga pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk pemecahan saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat. Dengan begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar saham saat itu. b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase stock) artinya, perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk membeli kembali (sebagian)saham pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan mengurangi jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan. 2.4 Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan dividen menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain: 1. Posisi likuiditas perusahaan Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibayarkan. 2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
  • 43. 38 Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil. 3. Rencana Perluasan Usaha Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4. Pengawasan Terhadap Perusahaan Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini akan melemahkan kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang. Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah: 1. Undang-Undang (UU) Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca. 2. Posisi Likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas. 3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya. 4. Tingkat Laba Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut.
  • 44. 39 Sumber Pendanaan Bisnis Perusahaan memperoleh modal (dana jangka panjang) dalam bentuk uang dan ekuitas. Pendanaan utang adalah tindakan meminjam dana. Pendanaan ekuitas adalah tindakan menerima investasi dari pemilik perusahaan (dengan menerbitkan saham-saham atau menahan deviden). Cara bagaimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mendanai bisninya dapat mempengaruhi biaya pendanaannya. Dengan membuat keputusan pendanaan yang tepat, sebuah perusahaan dapat meminimalisasikan operasionalnya, yang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan itu. Metode-Metode Pendanaan Utang 1. Meminjam dari lembaga-lembaga keuangan Pemilik dana akan menilai kelayak kredit dari perusahaan yang berkenaan dengan faktor-faktor : - Rencana penggunaan pinjaman perusahaan - Kondisi keuangan bisnis perusahaan - Peramalan tentang industri dan lingkungan disekitar bisnis perusahaan - Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman. Karena pemilik dana harus menilai kondisi keuangan setiap bisnis yang diberi pinjaman, maka pemilik dana akan sangat memerlukan laporan-laporan keuangan. Jika pemilik dana menentukan bahwa perusahaan cukup layak untuk mendapatkan pinjaman, maka mereka akan mencoba menentukan persyaratan pinjaman yang dapat disetujui oleh perusahaan. Persyaratan-persyaratan pinjaman akan menentukan jumlah pinjaman, jangka waktu pinjaman, jaminan, dan tingkat suku bunga pinjaman.
  • 45. 40 2. Menerbitkan Obligasi Banyak perusahaan besar akan memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi atau surat hutang jangka panjang (IOU) yang dibeli oleh pra investor. Pemilihan obligasi dikarenakan tingkat suku bunganya yang lebih rendah dibandingkan dengan bunga pinjaman dari lembaga keuangan. Pemegang obligasi adalah kreditor, bukan pemilik dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Nilai par dari obligasi adalah jumlah yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. Kebanyakan obligasi memiliki masa jatuh tempo antara sepuluh hingga tiga puluh tahun. Ketika perusahaan memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi, maka perusahaan tersebut akan menciptakan dokumen inden, yang merupakan dokumen resmi yang menerangkan kesanggupan perusahaan untuk membayarkan utang kepada pemegang obligasi. Dokumen inden juga menyatakan apakah obiligasi tersebut memiliki suatu ciri call, yang memberikan hak kepada perusahaan penerbit untuk membeli kembali obligasi sebelum jatuh tempo. Obligasi terjamin yaitu obligasi yang didukung oleh jaminan sedang obligasi tanpa jaminan yaitu obligasi yang tidak didukung oleh jaminan. Resiko Kegagalan Obligasi Tingkat suku bunga yang dibayarkan pada obligasi sangat bergantung tidak hanya pada tingkat suku bunga yang berlaku, tetapi juga pada tingkat resiko perusahaan penerbit obligasi. Perusahaan yang memiliki lebih banyak tingkat resiko maupun kegagalan, harus memberikan suku bunga yang lebih tinggi kepada pemegang obligasi untuk mengkompensasi resiko yang terkait. Para pemegang obligasi dapat berusaha untuk membatasi risiko kegagalan dengan melaksanakan yang disebut Kontrak Protektif, yang merupakan larangan yang diterapkan pada kebijakan keuangan tertentu dari sebuah perusahaan. Kontrak ini dikenakan untuk menjamin agar para manajer tidak mengambil keputusan yang dapat meningkatkan risiko perusahaan dan akhirnya probabilitas kegagalan.
  • 46. 41 3. Menerbitkan Surat Berharga Merupakan jaminan utang jangka pendek, yang biasanya diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik. Kreditor Umum yang Memberikan Pendanaan Utang 1. Bank-Bank Komersial Institusi keuangan yang memperoleh setoran dari berbagai individu dan menggunakan dananya terutama untuk memberikan pinjaman usaha. 2. Institusi Tabungan Institusi keuangan memperoleh setoran dari berbagai individu dan menggunakan sebagai dana setoran untuk memberikan pinjaman usaha dan disebut juga sebagai institusi penghematan. 3. Perusahaan-Perusahaan Keuangan Perusahaan keuangan yang bisanya mencari dana dengan menerbitkan sekuritas (IOU) dan meminjamkan hampir seluruh dananya ke berbagai perusahaan. 4. Dana Pensiun Menerima kontribusi dari karyawan dan dari perusahaan atas pensiun karyawan dan menginvestasikan hasil pendanaan untuk karyawan sampai dana tersebut dibutuhkan. 5. Perusahaan Asuransi Menerima premi asuransi dari penjualan asuransi kepada pelanggan dan menginvestasikan dana pendapatannya sampai dana dibutuhkan untuk membayar klaim asuransi. 6. Dana Bersama Perusahaan investasi yang menerima dana dari investor individual, kemudian dikumpulkan menjadi satu dan diinvestasikan dalam sekuritas. Pendanaan Ekuitas Kegiatan menerima investasi dari para pemilik (melalui laba ditahan dan penerbitan saham).
  • 47. 42 Metode-Metode Pendanaan Ekuitas 1. Laba Ditahan Perusahaan-perusahaan dapat memperoleh pendanaan ekuitas dengan menahan laba daripada mendistribusikan laba kepada pemilik. 2. Menerbitkan Saham - Saham biasa ; sekuritas yang mewakili sebagian kepemilikan dari perusahaan tertentu. - Saham preferen ; sekuritas yang mewakili sebagian kepemilikan dari perusahaan tertentu dan menawarkan prioritas khusus melebihi saham biasa. - Penerbitan saham kepada perusahaan Modal Ventura. Secara pribadi, perusahaan dapat menerbitkan saham kepada perusahaan modal ventura, yang terdiri dari individual-individual yang menginvestasikan modalnya kedalam bisnis-bisnis kecil. - Going Public Jika kepemilikan bisnis pribadi yang kecil ingin memperoleh dana tambahan, maka perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan suatu penawaran perdana (Innitial Public Offering – IPO), yang disebut juga “Going Public”, adalah penerbitan saham pertama bagi masyarakat luas. Keuntungan Go Public/IPO 1. IPO membuat sebuah perusahaan memperoleh tambahan dana tanpa menaikkan tingkat utang yang ada dan tanpa tergantung pada modal ditahan. 2. Perusahaan dapat memperoleh banyak dana dengan go publik tanpa menaikan pembayaran tingkat bunga kepada kreditor dimasa mendatang.
  • 48. 43 Kerugian IPO/Go Public 1. Perusahaan go public bertanggung jawab untuk menginformasikan kondisi keuangan mereka pada para pemegang saham dan SEC dan dapat diakses oleh para investor. Beberapa perusahaan memilih untuk tidak memberikan informasi yang dapat mengungkapkan keberhasilan (dan mungkin kekayaan) para pemilik. 2. Ketika sebuah bisnis kecil berusaha untuk memperoleh dana dari publik, maka akan sulit baginya untuk menyakinkan kepada publik bahwa rencana bisnisnya cukup layak. Hal ini akan membatasi dana yang dapat diperoleh melalui suatu IPO. Hal ini juga memaksa perusahaan untuk menjual sebagian dari kepemilikan pada harga yang relatif rendah. 3. Struktur kepemilikan melemah, berarti proporsi kepemilikan pemegang saham asli berkurang saat saham-saham dijual kepada masyarakat. Sehingga pengendalian pemilik asli terhadap perusahaan akan berkurang, dan para investor lain akan memiliki lebih banyak pengaruh pada dewan direksi, 4. Bank investasi mengenakan jasa yang tinggi untuk memberikan saran- saran dan menempatkan saham pada para investor. Listing Saham Saat sebuah perusahaan menjual saham kepada masyarakat, maka perusahaan akan mendaftarkan sahamnya pada bursa saham. Hal ini mengizinkan para investor untuk menjual saham yang dibeli dari perusahaan, yang kemudian dijual kepada investor lain sepanjang waktu. Bursa saham berperan sebagai pasar sekunder, atau pasar dimana sekuritas yang ada dapat diperdagangkan diantara para investor.
  • 49. 44 Perbandingan Pendanaan Ekuitas dengan Pendanaan Utang Pendanaan utang (pinjaman dari obligasi) mengharuskan perusahaan untuk membayar suku bunga dan pinjaman pokok sebaliknya bentuk pendanaan ekuitas (laba ditahan dan saham) tidak membutuhkan pembayaran apapun. Pendanaan dengan saham akan mengakibatkan pembayaran dividen, tetapi pembayaran ini dapat diabaikan jika perusahaan tidak mampu membayarnya. Juga tidak ada pembayaran pokok kepada pemegang saham, karena tidak memiliki jatuh tempo. Bagaimana Perusahaan Menerbitkan Sekuritas 1. Pembuatan Bank-bank investasi memberikan saran kepada perusahaan akan jumlah lembar saham atau obligasi yang akan mereka terbitkan. 2. Underwriting Bank-bank investasi akan memberikan jaminan suatu harga kepada perusahaan penerbit, tanpa peduli berapa harga sekuritas yang akan dijual. 3. Distribusi Perusahaan penerbit harus mendaftarkan penerbitkannya kepada security and exchange commission (SEC), mereka akan memberikan prospektus kepada SEC, yang merupakan dokumen yang mengungkapkan informasi keuangan yang relevan tentang sekuritas (misalnya jumlah) dan informasi keuangan mengenai perusahaan penerbit. Saat SEC menyetujui pendaftaran, prospektus tersebut didistribusikan kepada para investor yang mau membeli sekuritas tersebut. Metode-Metode Perolehan Dana Lainnya 1. Pendanaan dari Pemasok Ketika perusahaan memperoleh berbagai macam suplai, maka perusahaan mungkin akan mendapat suatu periode untuk tagihan.
  • 50. 45 2. Leasing Beberapa perusahaan memilih untuk mendanai penggunaan aktiva secara leasing, atau menyewa aktiva selama periode waktu tertentu. Menentukan Struktur Modal Semua perusahaan harus menentukan struktur modal, atau komposisi utang versus pendanaan ekuitas. Tidak ada struktur modal yang sempurna di semua perusahaan. Namun, beberapa karakteristik harus dipertimbangkan saat menentukan struktur modal yang tepat. Penggunaan utang (seperti pinjaman bank, atau obligasi) sebagai sumber dana yang diinginkan, karena pembayaran bunga yang dilakukan perusahaan atau utangnya merupakan penggunaan pajak. Banyak perusahaan cenderung memperoleh sejumlah pendanaan melalui pendanaan ekuitas, yang merupakan sebuah cara yang mudah dan berkelanjutan. Kebijakan Dividen Beberapa banyak laba perusahaan setiap kuartal yang ditahan (diinvestasikan kembali) dan beberapa banyak laba yang didistribusikan sebagai dividen kepada pemilik. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sebuah perusahaan 1. Pengharapan pemegang saham 2. Kebutuhan pendanaan perusahaan Menentukan Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga pada dana pinjaman dipengaruhi oleh penawaran dana pinjaman dana permintaan akan dana pinjaman tersebut. Interaksi antara penawaran dan permintaan itu yang menyebabkan perubahan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga ekuilibrium yaitu tingkat suku bunga dimana kuantitas penawaran dana dan pinjaman sama dengan kuantitas permintaan dan pinjaman.
  • 51. 46 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga - Kebijakan moneter - Pertumbuhan ekonomi - Perkiraan inflasi - Kebiasaan menabung Investasi Bisnis Perusahaan melakukan keputusan investasi jangka panjang mengenai apakah akan memperluas bisnis yang ada, menciptakan bisnis baru, atau membeli perusahaan lain. Perusahaan juga dapat memutuskan investasi jangka pendek sehubungan dengan jumlah investasi kas, piutang dagang dan persediaan. Keputusan investasi yang tepat akan mempengaruhi pendapatan dan selanjutnya nilai perusahaan. Keputusan-Keputusan Investasi 1. Penganggaran Modal, yaitu perbandingan biaya dan keuntungan sebuah usulan proyek untuk menentukan kelayakan produk tersebut. Tingkat suku bunga juga menentukan biaya dana pinjaman. 2. Anggaran modal yaitu jumlah dana yang ditargetkan akan digunakan untuk membeli berbagai aktiva seperti bangunan, mesin-mesin dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk proyek jangka panjang. Klasifikasi Biaya Modal 1. Perluasan bisnis yang ada 2. Mendirikan bisnis yang baru 3. Investasi pada berbagai aktiva yang dapat mengurangi biaya-biaya
  • 52. 47 Proses Penganggaran Modal 1. Mengusulkan proyek-proyek baru 2. Mengestimasikan arus kas proyek-proyek tersebut 3. Menentukan kelayakan proyek 4. Melaksanakan proyek yang layak 5. Mengawasi proyek yang sedang dilaksanakan. Analisis Penganggaran Modal CF pada akhir tahun 1 Present Value (PV) = (1 + r) CF pada akhir tahun 1 Present Value (PV) = (1 + r) CF = jumlah total arus kas Net Present Value (NPV) = PV – 1 (biaya perolehan)
  • 53. 48 BAB V MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI,HUTANG JANGKA PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN& MARGER,DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK LEVERAGE BUYOUTS A. Defenisi Modal Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai berikut: 1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan. 3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah. 4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi. 1. Jenis – Jenis Saham Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham – saham itu disebut saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2 macam,yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock).Berikut ini diuraikan mengenai masing – masing jenis saham yaitu :
  • 54. 49 1. Saham biasa Saham biasa adalah saham yang melunasinya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah yang paling besar. Karena risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham biasa akan lebih besar daripada saham prioritas. 2. Saham prioritas Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya dihubungkan dengan pembagian deviden dan pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang saham biasa. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritasnya yaitu : a. Saham Prioritas Kumulatif dan tidak Kumulatif Ø Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu, sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa. Ø Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan membayar deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar deviden saham prioritas untuk tahun tersebut. b. Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi Ø Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden saham prioritas.
  • 55. 50 Ø Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah: saham prioritas akan mendapat deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas. c. Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidas Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima dividen yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah pelunasi dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham yang biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak memperoleh pengembalian. d. Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas. Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari pada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas atas laba. B. Investasi Bank 1. Pengertian Investasi Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi
  • 56. 51 residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga. 2. Jenis – Jenis Investasi Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain: 1. Tabungan Tabungan disini dalam artian menyimpan uang di Bank. Bank akan menyimpan uang kita dalam periode tertentu sesuai keinginan kita. Kita bebas mengambilnya kapan saja baik itu secara langsung di teller atau melalui transaksi elektronis. Nilai dalam tabungan kita bisa cepat habis karena sering diambil untuk keperluan Tabungan merupakan investasi paling mudah, paling tidak beresiko, namun memiliki keuntungan yang sangat sedikit. Ada resiko, ada profit. Jika resiko kecil, profit juga kecil. Mungkin malah berkurang karena kita mendapatkan segudang fasilitas dari Bank yang memudahkan kita dalam mengatur uang sendiri. Biasanya bunga bank itu sekitar 1% setahun (CMIIW) 2. Deposito Deposito adalah menyimpan uang di Bank dalam periode tertentu. Uang yang sudah disimpan dalam bentuk deposito hanya bisa diambil jika sudah jatuh tempo. Jika belum jatuh tempo diambil, maka akan ada penalti atas kesepakatan yang sudah dilakukan. Investasi jenis ini juga memiliki profit rendah karena resikonya kecil. Kita tidak perlu action apapun kecuali setor uang diawal saja. Investasi ini memiliki profit lebih besar daripada tabungan karena kita diikat oleh periode tertentu. Bunga deposito saat ini sekitar 5% per tahun. Investasi jenis ini biasanya membutuhkan uang yang tidak besar. Biasanya ada range untuk deposito sekian juta nanti masuk kategori mana. 3. Reksadana Reksadana adalah tempat menghimpun dana secara kolektif. Dana yang terkumpul akan dikelola oleh Manajer Investasi yang akan diinvestasikan pada jenis investasi lainnya. Bila mendapat keuntungan atau kerugian akan dibagi secara rata untuk para investor. Ini dapat menjadi pilihan bagi Anda yang baru memulai untuk berinvestasi. Jenis risikonya berbeda, tergantung jenis risiko yang dipilih. Jenisnya adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
  • 57. 52 4. Obligasi Obligasi adalah surat hutang, merupakan bukti bahwa kita memberikan hutang kepada perusahaan tertentu atau pemerintah. Pihak yang berhutang akan memberi bunga untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu pengembalian hutang lebih dari satu tahun. Obligasi yang paling aman adalah obligasi atau surat utang dari negara. 5. Saham Saham merupakan tawaran perusahaan kepada kita untuk menginvestasikan uang kita kepada mereka. Dengan itu, kita bisa memiliki bagian dari perusahaan tersebut sesuai dengan porsinya. Uang yang diberikan akan digunaakan sebagai modal perusahaan tersebut mengembangkan usahanya. 6. Emas Saat ini, emas mulai populer dalam melakukan investasi kecil maupun besar. Kenapa emas populer? Karena nilai emas selalu naik setiap tahunnya. Kebutuhan orang akan emas semakin besar dan tidak diimbangi dengan produksi yang meningkat. Selain itu emas sangatlah liquid, artinya bisa diuangkan kapan saja, tinggal ke toko emas atau di gadai. Harga emas saat ini berkisar di antar 422.000 per gram. Emas ini bervariasi, ada emas berbentuk batangan, coin, atau perhiasan. Biasanya emas batangan dan coin adalah emas murni yaitu emas dengan kadar 24 karat, dengan kemurnian 99.999%. Jika emas perhiasan tergantung campuran dan modelnya. Biasanya lebih murah daripada emas murni dengan berat yang sama. 7. Properti Properti disini bisa dikatakan tanah, rumah, ruko, dsb. Setiap lahan yang menjadi hak milik kita adalah properti entah lahan itu sudah didirikan suatu bangun atau belum. Sifat properti juga mirip emas yaitu semakin lama semakin naik harganya. Namun perbedaannya adalah properti tidak se-liquid emas. Properti tidak bisa cepat dijual dengan harga sesuai keinginan. C. Menerbitkan Obligasi Banyak perusahaan besar akan memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi atau surat hutang jangka panjang (IOU) yang dibeli oleh pra investor. Pemilihan obligasi dikarenakan tingkat suku bunganya yang lebih rendah dibandingkan dengan bunga pinjaman dari lembaga keuangan. Pemegang obligasi adalah kreditor, bukan pemilik dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi.
  • 58. 53 Nilai par dari obligasi adalah jumlah yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. Kebanyakan obligasi memiliki masa jatuh tempo antara sepuluh hingga tiga puluh tahun. Ketika perusahaan memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi, maka perusahaan tersebut akan menciptakan dokumen inden, yang merupakan dokumen resmi yang menerangkan kesanggupan perusahaan untuk membayarkan utang kepada pemegang obligasi. Dokumen inden juga menyatakan apakah obiligasi tersebut memiliki suatu ciri call, yang memberikan hak kepada perusahaan penerbit untuk membeli kembali obligasi sebelum jatuh tempo. Obligasi terjamin yaitu obligasi yang didukung oleh jaminan sedang obligasi tanpa jaminan yaitu obligasi yang tidak didukung oleh jaminan. Resiko Kegagalan Obligasi Tingkat suku bunga yang dibayarkan pada obligasi sangat bergantung tidak hanya pada tingkat suku bunga yang berlaku, tetapi juga pada tingkat resiko perusahaan penerbit obligasi. Perusahaan yang memiliki lebih banyak tingkat resiko maupun kegagalan, harus memberikan suku bunga yang lebih tinggi kepada pemegang obligasi untuk mengkompensasi resiko yang terkait. Para pemegang obligasi dapat berusaha untuk membatasi risiko kegagalan dengan melaksanakan yang disebut Kontrak Protektif, yang merupakan larangan yang diterapkan pada kebijakan keuangan tertentu dari sebuah perusahaan. Kontrak ini dikenakan untuk menjamin agar para manajer tidak mengambil keputusan yang dapat meningkatkan risiko perusahaan dan akhirnya probabilitas kegagalan. D. Saham Preferen 1. Defenisi Saham Preferen Saham preferen adalan suatu campuran yang mirip dengan obligasi dan saham biasa.Para akuntan mengklasifikasikan saham preferen sebagai ekuitas.
  • 59. 54 Meskipun tidak dibayarkannya dividen saham preferen tidak akan membuat bangkrut sebuah perusahaan, perusahaan menerbitkan saham preferen dengan tidak berarti memberikan kendali atas perusahaan kepada para pemegang saham preferen, kegagalan untuk membayarkan dividen saham preferen akan menghalangi dibayarkan dividen saham biasa. Tambahan lagi, melawatkan pembayaran dividen menjadikan memperoleh modal melalui penjualan obligasi sulit untuk dilakukan, dan hampir mustahil untuk menjual lebih banyak saham preferen atau saham biasa.Akan tetapi, memiliki saham preferen yang masih beredar memang dapat memberikan kesembatan bagi sebuah perusahaan untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya. 2. Jenis Saham Preferen Lainnya Sebagai tambahan dari jenis preferen yang “polos,” terdapat beberapa variasi yang juga dipergunakan.Dua di antaranya, saham preferen dengan tingkat bunga mengambang dan lelang pasar. a. Saham Preferen dengan Tingkat Bunga yang Dapat Disesuaikan Sebagai ganti dari membayarkan dividen dalam jumlah tetap, dividen dari saham preferen dengan tingkat bunga yang dapat disesuaikan (adjustable rate preferred stock – ARP) dikaitkan dengan tingkat suku bunga dari sekuritas pemerintah. ARP, yang terutama diterbitkan oleh perusahaan fasilitas umum dan bank komersial besar, dipuji-puji sebagai investasi perusahaan jangka pendek yang hampir sempurna karena (1) hanya 30 persen dari dividen yang dapat dikenakan pajak bagi perusahaan, dan (2) fitur tingkat bunga mengambang yang dimiliki saham ini seharusnya akan tetap menjaga emisi diperdagangkan mendapatkan nilai pari. b. Saham Preferen Lelang Pesar Pada tahun 1984, para bankir investasi memperkenalkan saham preferen pasar uang, atau leleng pasar(money market / market auction preferred). Di sini penjamin akan melakukan lelang atas emisi setiap tujuh minggu sekali ( untuk mendapatkan pengecualian 70 persen dari penghasilan kena pajak, para pembeli harus memiliki
  • 60. 55 saham paling tidak selama 46 hari), para pemilik yang ingin menjual saham mereka dapat menempatkannya untuk dilelang pada nilai pari. 3. Keuntungan Dan Kerugian Saham Preferen a. Berikut adalah keuntungan-keuntungan utama dilihat dari sudut pandang emiten saham : 1) Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayarkan diveden proferen bukanlah hal yang tercantum pada kontrak, dan melewatkan pembayaran dividen saham preferen tidak dapat memaksa perusahaan dinyatakan bangkrut. 2) Dengan menerbitkan saham preferen, perusahaan terhindar dari dilusi ekuitas biasa yang terjadi ketika saham bisa dijual. 3) Karena saham preferen terkadang tidak memiliki waktu jatuh tempo, dan karena pembayaran dana pelunasan saham preferen. Jika ada, umumnya disebar dalam jangka waktu yang cukup panjang, emisi saham preferen akan mengurangi pengeluaran arus kas akibat pelunasan kembali pokok yang terjadi pada emisi utang. b. Terdapat dua kerugian penting: 1) Dividen saham preferen bukanlah pengurang pajak bagi emiten saham, sehingga biaya saham preferen setelah pajak umumnya menjadi lebih tinggi daripada biaya utang setelah pajak. Akan tetapi. Keuntungan pajak saham preferen bagi pembeli dari kalangan perusahaan akan menurunkan biaya setelah pajaknya dan berarti juga biaya efektifnya. 2) Meskipun dividen saham preferen dapat dilewatkan, investor berharap dividen tersebut dapat dibayarkan, dan perusahaan bermaksud untuk membayarkannya jika kondisi mengizinkan. Jadi, dividen saham preferen dapat dianggap sebagai
  • 61. 56 biaya tetap. Oleh karenanya, penggunaan dividen tersebut, seperti dalam utang, akan meningkatkan risiko keuangan dan akibatnya biaya ekuitas biasa. E. Merger Dua perusahaan digabung (atau bergabung) menjadi sebuah perusahan yang dimiliki oleh pemilik yang sama (pemegang saham). 1. Jenis Merger 1. Merger horizontal, kombinasi perusahaan yang melibatkan jenis bisnis yang sama. 2. Merger vertical, kombinasi sebuah perusahaan dengan pemasok atau pelanggan potensial. 3. Merger konglomerat, kombinasi dua perusahaan yang bisnisnya tidak saling berhubungan. 2. Motif Perusahaan Melakukan Merger 1. Pertumbuhan yang cepat Merger memungkinkan meningkatkan kapasitas produk dengan lebih cepat karena bertambahnya kapasitas produksi. 2. Skala ekonomis Pertumbuhan juga akan dimaksudkan untuk menurunkan biaya produksi per unit. Produk yang menampilkan skala ekonomis dapat diproduksi dengan biaya per unit yang jauh lebih rendah jika diproduksi dalam jumlah yang besar. Suatu merger dapat memungkinkan kombinasi dua fasilitas produksi yang dapat mencapai penurunan biaya produksi per unit. 3. Keahlian manajerial Jika manajerial perusahaan kuat mengelola operasional perusahaan lemah, maka kinerja perusahaan lemah mungkin akan jauh lebih baik.
  • 62. 57 4. Keuntungan pajak Perusahaan yang mengalami keuntungan negatif (kerugian) kadang menjadi calon yang menarik untuk merger, karena potensi keuntungan pajak. 3. Analisis Merger - Mengidentifikasi prospectus potensi merger - Mengevaluasi prospectus potensi merger - Membuat keputusan merger 4. Prosedur-Prosedur Merger - Pendanaan merger - Penawaran tender, penawaran langsung dari perusahaan mengakuisisi untuk saham-saham perusahaan target - Integritas bisnis - Evaluasi paska merger F. DIVESTASI 1. Defenisi Devestasi Definisi divestasi sebagai upaya pemilik perusahaan untuk menjual aset atau sebuah divisi kerjanya kepada pihak lain, yang mampu memberikan harga penawaran paling tinggi. Pada proses divestasi perusahaan akan menerima dana dalam bentuk tunai dan biasanya diinvestasikan lagi atau dikembalikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau stock buybacks. Pola divestasi yang dilakukan hampir seragam, yakni melalui strategic sales diikuti dengan market placement G. Perusahaan induk dan Anak Perusahaan 1. Defenisi Perusahaan Induk
  • 63. 58 Perusahaan Induk adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan dapat mengendalikan semua jalannya proses usaha pada setiap badan usaha yang telah dikuasai sahamnya. Dengan melakukan pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan, diharapkan tercapainya tujuan peningkatan atau penciptaan nilai pasar perusahaan (market value creation) berdasarkan lini bisnis perusahaan.Perusahaan Induk sering juga disebut dengan Holding Company, parent company, atau Controlling Company. 2. Defenisi Anak Perusahaan Anak Perusahaan (subsidiary corporation), yaitu suatu anak perusahaan dimana persentase kepemilikan saham oleh induk perusahaan adalah mayoritas, umumnya melebihi 50% dari saham anak perusahaan. Pengendalian yang dilakukan oleh induk perusahaan antara lain kewenangan untuk mengusulkan kepada RUPS mengenai susunan pengurus perseroan melalui RUPS atau kebijakan yang dianggap penting bagi perusahaan. 3. Keuntungan Dan Kerugian Dari Perusahaaan Induk Eksistensi suatu grup usaha konglomerat cenderung untuk mempunyai perusahaan induk (holding) , tetapi keberadaan dari perusahaan induk itu sendiri punya keuntungan dan kerugian. Di antara keuntungan mempunyai suatu prerusahaan induk dalam suatu kelompok usaha adalah sebagai berikut: 1. Kemandirian Risiko 2. Hak Pengawasan Yang Lebih Besar 3. Pengotrolan Yang Lebih Mudah Dan Efektif 4. Operasional Yang Lebih Efisien 5. Kemudahan Sumber Modal 6. Keakuratan Keputusan Yang Diambil
  • 64. 59 H. Laverage Buyout 1. Definisi Leverage Buyout (LBO) Istilah leveraged buyout ( LBO ) menjelaskan akuisisi atau pembelian perusahaan yang dibiayai melalui penggunaan besar dana pinjaman atau hutang.merupakan pembelian perusahaan atau divisi bisnis yang teknik pembiay aannya sebagian besar bersumber dari hutang. Yang paling umum pengaturan LBO di kalangan usaha kecil adalah untuk manajemen untuk membeli seluruh saham yang beredar dari saham perusahaan , 2. Tujuan Laverage bayout Tujuan dari leveraged buyout adalah untuk memungkinkan perusahaan untu melakukan akuisisi besar tanpa harus melakukan banyak modal . Investopedia menjelaskan Leveraged Buyout LBO , biasanya ada rasio utang terhadap ekuitas 90% 10 % 3, Keuntungan dan Kerugian LBO a. Keuntungan LBO Sebuah LBO sukses dapat memberikan usaha kecil dengan sejumlah keunggulan . Untuk satu hal, itu dapat meningkatkan komitmen manajemen dan usaha karena mereka memiliki saham ekuitas yang lebih besar dalam perusahaan. Dalam sebuah perusahaan publik manajer biasanya memiliki hanya sebagian kecil dari saham biasa , dan karena itu dapat berpartisipasi dalam hanya sebagian kecil dari keuntungan yang dihasilkan dari peningkatan kinerja manajerial .
  • 65. 60 LBO sukses juga cenderung untuk menciptakan nilai bagi berbagai pihak. Sebagai contoh, studi empiris menunjukkan bahwa pemegang saham perusahaan ' dapat memperoleh abnormal return positif yang besar dari leveraged buyout . Demikian pula, investor pasca - pembelian dalam transaksi ini sering mendapatkan keuntungan berlebih selama periode dari tanggal penyelesaian pembelian dengan tanggal penawaran umum perdana atau dijual kembali . Beberapa potensi sumber nilai dalam transaksi LBO meliputi: 1 ) transfer kekayaan dari pemegang saham publik tua untuk kelompok pembelian. 2 ) kekayaan transfer dari pemegang obligasi publik kepada grup investor. 3 ) penciptaan kekayaan dari peningkatan insentif untuk pengambilan keputusan manajerial. 4 ) kekayaan transfer dari pemerintah melalui keuntungan pajak . b. Kerugian LBO Tidak semua LBO berhasil, ada juga beberapa kelemahan potensial untuk dipertimbangkan . Jika arus kas perusahaan dan penjualan aset tidak mencukupi untuk memenuhi pembayaran bunga yang timbul dari tingkat tinggi utang , LBO kemungkinan gagal dan perusahaan dapat bangkrut . Mencoba sebuah LBO dapat sangat berbahaya bagi perusahaan yang rentan terhadap persaingan industri atau volatilitas dalam perekonomian secara keseluruhan . Contoh Laverage Buyout Sebagai Berikut: PT Daun memiliki dua alternatif, yaitu: 1. Memiliki uang tunai Rp.10 juta dan digunakan untuk membeli saham PT Bunga dipasar modal dengan uang tersebut. 2. Meminjam uang dari bank sejumlah Rp.30 juta untuk ditambahkan pada uang yang telah dimiliki semula yaitu Rp.10 juta. Total dana yang dimiliki menjadi Rp.40 juta yang selanjutnya digunakan untuk membeli saham PT Bunga. Dengan demikian proporsi dana yang dimiliki PT Daun adalah 25% uang sendiri (equity) dan 75% hutang.
  • 66. 61 BAB VI ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN A. Kesulitan Keuangan dan Prediksi Kebangktutan Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan duniaAnalisis kebangkrutan Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan : a) Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten b) Kurangnya pengalaman secara manajerial. c) Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik. d) Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
  • 67. 62 e) Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya B. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu: 1) Analisis Univariate Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya. 2) Analisis Multivariate. Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model regresi: Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic. Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.
  • 68. 63 Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap: a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai cirri-cirinya. b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok. c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi nasikannya (membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan peluang ada kesalahan klasifikasi. Altman Model”s., fungsi Z (Zeta) Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5 Dimana: X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %) X2= Laba ditahan/Total Aset (%) X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%). X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%) X5 = Penjualan /Total Aset.(kali) Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go Public”, karena kalau perusahaan tidak “Go Public”, nilai pasar saham tidak dapat dihitung dengan teliti.Agar ini juga dapat digunakan untuk perusahaan “Non Go Public” Altman menggantinya, menggunakan nilai buku (book value) Common Stock dan Preferred Stock, kemudian model “Diskriminan Altman”, menjadi :
  • 69. 64 Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5. Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value menjadi Book Value. Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut atau tidak,yaitu; Z score: 1) Secara Umum digunakan. a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy. c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy. d. 3 or above = Far from being bankruptcy 2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score: Market Value Book Value 1. Very High Probability of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less 2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90 3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90 4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang berlaku perusahaan public mapun pribadi, atau perusahaan manufaktur dan jasa. Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4. Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total asset, sehingga analisisnya sempit bila dibanding dengan kedua model Altman diatas.
  • 70. 65 Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb diatas ( 5 versi atau dari X1 s/d X5) dengan mengklasifiasikan perusahaan “Go public dan bukan Go public”. Contoh : Laporan keuangan Chrysler Company dalam $ jutaan a. Ikhtisar rugi-laba yang berakhir tgl.31-12-200x Penjualan $12.005 Biaya-biaya (kecuali depresiasi dan bunga) $12.710 Penyusutan $181 Bunga $215 Pajak penghasilan (kredit) $5 Rugi/laba bersih ($1.097) b. Neraca per 31 Desember 200X ( dlm juta) . Harta lancar 3.121 Hutang lancar $ 3.232 Harta tetap 3.500 Hutang jk.panjang . 1.597 Harta lannya 14 Total hutang $ 4.829 Saham preferen $ 51 Saham biasa (66.7 jt lbr @ $8,50) $567 Modal disetor penuh $692
  • 71. 66 Laba ditahan $496 Total modal sendiri $1.755 Jumlah Harta $6.635 Jumlah kewajiban dan modal $6.635 X1. = (CA-CL)/TA = ( 3.121 - 3.232)/6.635= - 1,67% X2 = RE/TA = 496/6.635 = 7,47% X3 = EBIT/TA = -880 / 6.635 = - 13,35% X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/T.Debt = (66,7 x8,50)/4.829 = 567/4.829 = 11,74% X5 = Sales/T.Asset = 12.005/6.635 = 1,8 kali. Z = 0,012(- 1,67) + 0,014(7,47) + 0,033 (-13.35)+ 0,006(11,74)+0,999(1,8) = 1,512 Dibandingkan Z (Zeta) Scorenya, Posisi Perusahaan berada antara 1,81 or less, berarti perusahaan dalam konsisi Very High Probability Bankruptcy. C. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002.
  • 72. 67 Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN. Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut: a. Tingkat kesehatan:BUMN 1. Sehat, terdiri dari : a. AAA apabila total (TS) > 95 b. AA apabila 80 <=”95 c. A apabila 65 <TS<=”80 2. Kurang Sehat, yang terdiri dari : a. BBB apabila 50<TS<=”65 b. BB apabila 40<.TS<=”50 c. B apabila 30<TS< =”40. 3. Tidak sehat, yang terdiri dari: a. CCC apabila 20<TS<”30 b. CC apabila 10<TS<=”20 c. C apabila TS<=”20 Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi:
  • 73. 68 1. Aspek Keuangan. Aspek Keuangan. Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur RASIO 1. ROE skor 2. ROI skor 3. KAS Skor 15<ROE 20 18<ROI 15 X>35 5 11<ROE<=15 18 15<ROI>=18 13,5 25<=x<35 4 9<ROE<=13 16 13<ROI>=15 12 15<=x<25 3 7,9<ROE<=9 14 12<ROI>=13 10,5 10<=x<15 2 6,6<ROE<=7,9 12 10,5<ROI<=12 9 5<=x<10 1 5,3<ROE<=6, 10 9<ROI <=10,5 7, 0<=x<5 0 4 <ROE<=5,3 8,5 7<ROE<=9 6 2,5<ROE<=4 5,5 3<ROI<=7 5 1<ROE<=2,5 4 1<ROI<=3 3 0<ROE<=1 2 0<ROI<=1 2 ROE <0 0 ROI <0 1
  • 74. 69 2. Aspek Operasional. Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs. Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen). Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal namun telah menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Cukup, artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas maupun segi kuantitas dan mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas. Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Indikator yang dinilai adalah unsure-unsur kegiatan yang dianggap paling dominant dalam menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Contoh perhitungan indikatornya: Indikator Bobot Nilai Skor Unsur pertim digunakan bangan 1. Pelayanan kpd Turn Around time pelanggan dan waiting time dsb masyarakat 15 B 12
  • 75. 70 2. Peningkatan kualitas Peningkatan SDM 10 C 5 kesejahteraan Kaderisasi 3. Research&Devmt. 10 B 8 Kepedulian manajemen Total 35 25 Data mengenai aspek operasional ini umumnya diberikan oleh Persero BUMN. 3. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur) Laporan perhitungan tahunan Skor s/d akhir bulan ke 4 3 s/d akhir bulan ke 5 2 lebih dari akhir bulan ke 5 0 Indikator yang dinilai adalah: 1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai BUMN =3. 2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3. 3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan : Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
  • 76. 71 0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0 4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6. Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi-divisinya. Contoh: BUMN , Persero “KFM”, TBK, Non Infrastruktur,thn 2004. NERACA Persero “KFM” Audited ( Direvisi).Dalam Jutaan Rpa. Aktiva Lancar. Kas dan setara kas 316.592 Piutang usaha(net) +lainnya 160.458 Persediaan (net) 307.510 Aktiva lancar lainnya 86.419 Jumlah Aktiva lancar 870.979 Aktiva Tidak Lancar Piutang hubungan istimewa/dsb 71.643 Penyertaan saham 12.160
  • 77. 72 Aktiva tetap (net) 411.984. Jumlah Aktiva Tidak Lancar 495.787 Total Aktiva 1.366.766 Alternatif- D. Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. 1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan : a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning system). b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%. d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going concern atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal. e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya. 2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan dananya dan keadilan secara hukum. b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) .
  • 78. 73 c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga. d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition”
  • 79. 74 Daftar pustaka Referensi: 1. https://www.google.co.id/search?ei=NsoEW__mKse90ATdgqXADw&q=teknik +penganggaran+barang+modal+.doc&oq=teknik+penganggaran+barang+modal +.doc&gs_l=psy- ab.3...3941.7407.0.7818.7.6.1.0.0.0.318.1008.0j1j1j2.4.0....0...1c.1.64.psy- ab..2.3.834...33i160k1.0.4xktXBh9gw8 2. https://www.google.co.id/search?ei=JssEW7DCJ8Gu0ATVy5GgCw&q=materi+ biaya+modal+doc&oq=biaya+modal+.doc&gs_l=psy- ab.1.1.0i22i30k1l2.171147.176468.0.181538.18.15.1.0.0.0.340.2062.0j1j5j2.8.0.. ..0...1c.1.64.psy-ab..10.8.1724...0j35i39k1j0i131k1j0i203k1.0.IHh-6EUXkNM 3. Sudana, I Made.2009. Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Surabaya: Airlangga University Press 4. http://prasasto.blogspot.com/20 5. 08/12/manajemen-keuangan-struktur-modal.html?m=1 nanikermawatiakuntansi.blogspot.co.id/2014/10/kebijakan-dividen- perusahaan.html?m=1 6. http://indahfarah1.blogspot.co.id/2016/11/leverage-struktur-modal- kebijakan.html 7. https://www.google.co.id/search?ei=Ss8EW7yRN4Gq0gSuk4aoDw&q=materi+ modal+saham+dan+peranan+bank+investasi%2C+hutang+jangka+panjang%2C +pembiayaan+campuran+dan+marger%2C+divestasi%2C+perusahaan+induk+d an+laverage+buyouts+.doc&oq=materi+modal+saham+dan+peranan+bank+inve stasi%2C+hutang+jangka+panjang%2C+pembiayaan+campuran+dan+marger%2 C+divestasi%2C+perusahaan+induk+dan+laverage+buyouts+.doc&gs_l=psy-
  • 80. 75 ab.3...132537.133709.0.133968.7.6.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.64.psy- ab..7.0.0....0.aqZeSZYbq0w 8. http://syariahcooperation.blogspot.co.id/2012/09/estimasi-arus-kas-dan-analisis- resiko.html 9. http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/2014/06/makalah-merger-ekonomi.html 10. cbsnews.com/media/top-14-financial-frauds-of-all-time/13/ 11. http://www.ekonomiplanner.com 12. http://bastian90pangaribuan.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-divestasi.html 13. https://www.academia.edu/8554491/MODAL_SAHAM_Pengertian_Modal_Sah am 14. https://fajartriatmojo.wordpress.com/2017/02/13/perusahaan-induk-dan-anak- perusahaan/