SlideShare a Scribd company logo
1 of 103
Oleh
Rizal, Arief, Casy, Deady, Dini, Citra
Budgeting adalah suatu alat akuntansi yang
digunakan oleh perusahaan dalam rangka
membuat suatu perencanaan dan pengendalian
terhadap apa-apa yang harus dilakukan dengan
tujuan agar dapat memberikan suatu kepuasan
para pelanggan dan juga keberhasilan suatu
pasar (market place)
Budget (anggaran) adalah:
• Suatu gambaran atau perencanaan
secara kuantitatif yang diusulkan oleh
manajemen untuk periode tertentu
• Membantu dalam hal
mengkoordinasikan segala sesuatu
yang perlu dilakukan untuk
mengimplementasikan rencanarencana yang telah ditentukan.
Budget dapat
meliputi dua
aspek, yaitu
aspek
keuangan
dan aspek
nonkeuangan.
Aspek
keuangan
dapat
berupa:

Laporan Laba rugi (Income
Statement)

Laporan Arus Kas (Cash flow
Statement)
Laporan Neraca (Balance Sheet)
Langkah-langkah budgeting sebagai
berikut:
• Merencanakan kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
• Menyediakan kerangka referensi.
• Menginvestigasi penyebab terjadinya
perbedaan rencana dan actual.
• Merencanakan kembali dengan
memperhatikan umpan balik.
Top-down
Bottom-up
Kombinasi
Anggaran inkremental
Anggaran basis nol (zero based budgeting)
Anggaran statik
Anggaran fleksibel
Master Budget menggambarkan suatu
perencanaan manajemen yang berkaitan
dengan masalah operasional dan
keuangan suatu perusahaan untuk periode
yang telah ditentukan (biasanya tiap
tahun) dan juga berkaitan dengan laporan
keuangan yang telah dianggarkan
Induk anggaran
Anggaran operasi

Anggaran keuangan

Anggaran penjualan
Anggaran produksi
Anggaran bahan baku langsung
Anggaran tenaga kerja langsung
Anggaran overhead pabrik
Anggaran persediaan akhir barang jadi
Anggaran
beban
penjualan
dan
administrasi

Anggaran pengeluaran modal
Anggaran kas
Laporan laba rugi dianggarkan
Neraca dianggarkan
Mempersiapkan
Revenue/Sales
Budget

Mempersiapkan
Production
Budget

Merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk
periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan
(dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga
tertentu. Estimasi ini ditentukan berdasarkan perkiraan penjualan

Budgeted
Production
(units)

=

Budgeted Sales
(units)

+

Target ending
finished goods
inventory (units)

-

Beginning
finished goods
inventory (units)
Mempersiapkan
Direct Material Usage
and Direct Material
Purchased Budget

Mempersiapkan
Direct Manufacturing
Labor Budget

Purchases
of Direct
Material

Direct
= Material Used
in Production

+

Target Ending
Inventory of
Direct Material

-

• Rumus untuk menghitung kebutuhan
tenaga kerja langsung yaitu:
• labor hours x cost per hours.

Beginning
Inventory of
Direct Material
Mempersiapkan Manufacturing Overhead Budget
• Terdiri dari anggaran atas Variable manufacturing cost dan
Fixed Manufacturing Cost.

Mempersiapkan Ending Inventories Budget
Jumlah persediaan akhir barang jadi
x
jumlah biaya produksi per unit.
Mempersiapkan Cost
of Goods Sold Budget

Beginning Finished Goods Inventory

xxx
Cost of Goods Manufactured (COGM):
DM Used
xxx
DL
xxx
Overhead
xxx
COGM
COG available for Sale
Deduct Ending Inventory
Cost of Good Sold

xxx
xxx
xxx
xxx
Mempersiapkan Budgeted
Income Statement

Mempersiapkan
Nonmanufacturing Cost Budget

Pendapatan
Harga Pokok Produksi
Laba Kotor
Biaya operasional:
Biaya disain produk
Biaya pemasaran
Biaya distribusi
Biaya pelanggan
Biaya administrasi
Total
Laba Operasional

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Perbaikan yang berlangsung secara terus menerus,
sehingga dapat mengurangi jumlah waktu tenaga kerja
yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang
selama periode waktu tertentu
Misalnya: diasumsikan telah dibuat budget untuk jumlah
waktu tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat
sebuah meja adalah sebesar 3,75 jam selama tahun
2004. Sedangkan menurut pendekatan kaizen jumlah
waktu tenaga kerja yang diperlukan adalah:
Anggaran
berdasarkan aktivitas
menekankan pada
anggaran biaya
aktivitas yang
diperlukan untuk
memproduksi dan
menjual barang dan
jasa
Perusahan meja
beroperasi 2 shift per
hari untuk 250 hari
kerja setahun.

Ada 4 pekerja/shift
dalam aktivitas
laminating dan 50
pekerja/shift dalam
aktivitas machining

Pada saat suatu
batch baru dari
produk meja akan
dikerjakan, pekerja
laminasi dan
permesinan
membutuhkan waktu
0,5 jam untuk
pemasangan
(setup).

Setiap pekerja
laminasi
mengerjakan 25
meja tiap batch dan
setiap pekerja
permesinan
mengerjakan 2 meja
tiap batch.
Tarif biaya setup =
biaya tenaga kerja
langsung yaitu Rp25
per jam untuk
pekerja laminasi dan
Rp30 per jam untuk
pekerja permesinan.

Tarif pengawasan
mandor untuk setup
= Rp60 per jam.
• 10 jam tenaga kerja
untuk setup memerlukan
1 jam pengawasan
mandor.

Asumsikan
perusahaan
menganggarkan
untuk memproduksi
50.000 meja pada
tahun bersangkutan.
Laminating Setup
50.000 meja

Machining Setup

1.

Jumlah meja yang harus diproduksi

50.000 meja

2.

2 meja/jam

3.

Jumlah meja yang harus diproduksi per 25 meja/batch
batch
Jumlah batch (1) ÷ (2)
2.000 batch

4.

Waktu setup per batch

0,5 jam/batch

0,5 jam/batch

5.

Total jam setup (3) x (4)

1.000 jam

12.500 jam

25.000 batch

Langkah 1, menentukan jumlah total dari jam setup untuk tiap pekerja.
Langkah 2, menentukan anggaran biaya setup untuk pekerja
• Biaya setup pekerja laminasi
• Biaya setup pekerja permesinan
• Total

Rp25 x 1.000 jam
Rp30 x 12.500 jam

= Rp 25.000
= Rp 375.000
= Rp 400.000

Langkah 3, menentukan anggaran biaya setup untuk mandor
• Total jam setup : 1.000 jam (laminasi) + 12.500 jam (permesinan)
• Total jam pengawasan mandor : 13.500 jam x 0,1
• Total biaya setup untuk mandor : 1.350 jam x Rp60

= 13.500 jam
= 1.350 jam
= Rp 81.000

Langkah 4, menentukan total anggaran biaya untuk setup:
• Total anggaran biaya setup untuk pekerja
• Total anggaran biaya setup untuk mandor

Total

= Rp 400.000
= Rp 81.000

= Rp 481.000
Unsur yang paling mendasar
bagi penerapan pendekatan
penyusunan anggaran lainnya
Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi
untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan
yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana
Mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan
Kementerian Negara/Lembaga untuk menghasilkan dokumen RKA-KL dengan klasifikasi
anggaran belanja menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja
Agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana
untuk kementerian Negara/Lembaga baik yang bersifat
investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
Landasan konseptual yang mendasari penerapan
penganggaran berbasis kinerja meliputi:
• Pengalokasian anggaran berorientasi pada kinerja (output and
outcome oriented)
• Pengalokasian anggaran Program/Kegiatan didasarkan pada
tugas-fungsi Unit Kerja yang dilekatkan pada struktur
organisasi (money follow function)
• Terdapatnya fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap
menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages).
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA

Tujuan utama yang ingin dicapai dari penerapan penganggaran berbasis
kinerja adalah menunjukkan keterkaitan langsung antara pendanaan dan
kinerja yang akan dicapai, meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam
pelaksanaan kegiatan, dan meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas
unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran.
Pendekatan penganggaran berdasarkan
kebijakan, dengan pengambilan keputusan
terhadap kebijakan tersebut dilakukan
dalam perspektif lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan
implikasi biaya keputusan yang
bersangkutan pada tahun berikutnya yang
dituangkan dalam prakiraan maju
Tahapan proses penyusunan perencanaan jangka
menengah meliputi:
• Penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro
untuk jangka menengah;
• Penyusunan proyeksi/rencana /target-target fiskal (seperti tax ratio,
defisit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah;
• Rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan
pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework),
yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources
envelope)
Tujuan dari KPJM antara lain mengembangkan disiplin fiskal dalam rangka menjaga
kesinambungan fiskal (fiscal sustainability), meningkatkan keterkaitan antara kebijakan,
perencanaan, dan penganggaran (antara KPJM, RKP, dan APBN), mengarahkan alokasi
sumber daya agar lebih rasional dan strategis, meningkatkan kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah dengan pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien
Perubahan paradigma tersebut adalah:
• Mengubah fokus penganggaran dari penganggaran yang berfokus pada
jumlah alokasi anggaran menjadi anggaran yang berfokus pada hasil
yang hendak dicapai dari pengalokasian anggaran;
• Selanjutnya untuk mencapai hasil yang optimal fokus pengendalian
anggaran juga harus bergeser dari sentralisasi menjadi desentralisasi
pada organisasi pelaksana kegiatan
Tidak jelasnya keterkaitan antara
kebijakan, perencanaan, dan
penganggaran, karena sering kali
kebijakan disusun tanpa
mempertimbangkan sumber daya
yang tersedia, dan pengalokasian
anggaran tidak mencerminkan
prioritas yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

Rendahnya kinerja penyediaan
pelayanan masyarakat karena
penekanan diberikan pada kontrol
terhadap input bukan pada
pencapaian output dan outcomes,
serta kurang memperhatikan
prediktabilitas dan kesinambungan
daripada pendanaannya.

Kurangnya disiplin fiskal, karena total
belanja negara tidak disesuaikan
dengan kemampuan penyediaan
pembiayaannya, dan perumusan
kebijakan fiskal hanya terfokus pada
stabilitas ekonomi makro jangka
pendek.

Permasalahan lain dalam sistem
perencanaan dan penganggaran:
Diperlukan adanya Indikator kinerja (performance indicators)
dan sasaran (targets dalam rangka mendukung perbaikan
efisiensi dan efektivitas) pemanfaatan sumberdaya dan
memperkuat proses pengambilan keputusan
Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja mendorong
pengalokasian anggaran kepada program dan kegiatan yang
lebih prioritas sehingga tujuan peningkatan kualitas pelayanan
publik dapat tercapai. Untuk itu perlu ditekankan pentingnya
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sektor publik.
Dalam menyusun anggaran berdasarkan kinerja, organisasi ataupun unit
organisasi tidak hanya diwajibkan menyusun anggaran atas dasar tungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja tetapi juga merencanakan kinerja yang ingin
dicapai.

Kinerja tersebut antara lain dalam bentuk keluaran (output) dari kegiatan yang
akan dilaksanakan dan hasil (outcome) dari program yang telah ditetapkan.

Secara kronologis dalam proses penganggaran berdasarkan kinerja justru
rencana kerja atau perencanaan kinerja harus dilakukan lebih dulu, baru
kemudian dihitung pendanaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran
atau hasil yang ditargetkan sesuai rencana kinerja. Anggaran diusulkan sesuai
dengan rencana kerja yang telah disusun.
Penyusunan target yang baik dilakukan dengan menggunakan kriteria spesifik,
terukur, dapat dicapa relevan, dan ada batasan waktu (specific, measurable,
achievable, relevant, timely/SMART).

Keberhasilan pelaksanaan suatu program dan kegiatan diukur tingkat
keberhasilannya atas pencapaian hasil (outcomes) yang telah ditargetkan.

Outcome merupakan sasaran pencapaian untuk jangke menengah atau jangka
panjang sebagai tanggung jawab politis dari menteri/pimpinan lembaga sebagai
pengguna anggaran.
Indikator kinerja yang
digunakan baik pada tingkat
program atau kegiatan
dalam penerapan PBK
dapat dikategorikan menjadi
3 (tiga) macam, yakni:

Input indicator yang
dimaksudkan untuk
melaporkan jumlah sumber
daya yang digunakan untuk
menjalankan suatu kegiatan
atau program;

Output indicator yang
dimaksudkan untuk
melaporkan unit barang/jasa
yang dihasilkan suatu
kegiatan atau program; dan

Outcome/effectiveness
indicator, dimaksudkan
untuk melaporkan hasil
(termasuk kualitas
pelayanan).
Indikator Kinerja.
• Alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu
program atau kegiatan dalam hal ini adalah Key
Performance Indicator (KPI) diterjemahkan
sebagai indikator Kinerja Utama Program (IKU
Program) untuk menilai kinerja program,
Indikator Kinerja Kegiatan (IKU kegiatan) untuk
menilai kinerja kegiatan, dan indikator keluaran
untuk menilai kinerja subkegiatan (tingkatan
bawah kegiatan).
Standar Biaya
• Besaran biaya yang ditetapkan sebagai acuan
penghitungan kebutuhan biaya kegiatan, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Standar
biaya yang digunakan merupakan standar biaya
masukan pada awal tahap perencanaan anggaran
berbasis kinerja, dan nantinya menjadi standar biaya
keluaran. Pengertian tersebut diterjemahkan berupa
Standar Biaya Umum (SBU) dan Standar Biaya Khusus
(SBK).
Evaluasi Kinerja.
• Proses penilaian dan pengungkapan masalah implementasi kebijakan untuk
memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja, baik dari sisi
efisiensi dan efektifitas dari suatu program atau kegiatan. Cara evaluasi dapat
dilakukan dengan cara membandingkan hasil terhadap target (dari sisi
efektivitas) dan realisasi terhadap rencana pemanfaatan sumber daya (dilihat
dari sisi efisiensi). Hasil evaluasi kinerja merupakan umpan balik (feed back)
bagi suatu organisasi untuk memperbaiki kinerjanya
Faktor Pembeda

Sektor Publik

Sektor Swasta

Sifat anggaran
terhadap publik

Terbuka, sebagai bentuk transparansi dan
akuntabilitas

Tertutup, karena menyangkut urusan
internal perusahaan

Struktur anggaran

Penerimaan: pajak, retribusi, utang, obligasi
pemerintah, laba BUMN/BUMD, penjualan aset
negara, sumbangan, dan hibah.
Pengeluarannya: belanja langsung, belanja
tidak langsung, belanja operasional, belanja
pegawai, dsb.

Penerimaan: keuntungan perusahaan yang
menambah ekuitas.
Pengeluarannya: biaya-biaya dalam
rangka menghasilkan produk (biaya
bahan/material, biaya tenaga kerja, biaya
overhead, dll).
Faktor Pembeda

Sektor Publik

Sektor Swasta

Proses
Penyusunan

Melibatkan seluruh entitas pemerintahan dan
tim khusus, cukup rumit dan dimulai 1 tahun
sebelum tahun anggaran.

Lebih sederhana karena hanya melibatkan
manajemen atau internal perusahaan saja.

Kemudahan untuk
merevisi

Lebih kaku, hanya dapat dirubah dalam kondisi
tertentu .

Dapat dirubah kapan pun jika manajemen
perlu.
Faktor Pembeda

Sektor Publik

Sektor Swasta

Sistem Akuntansi
yang digunakan

Diatur khusus oleh pemerintah melalui
peraturan.

Mengacu kepada standar internasional.

Siklus Akuntansi

Sekitar 30 bulan, mulai dari perencanaan
hingga pertanggungjawaban. Tahun yang
dianggarkan selama satu tahun.

Dapat lebih dari sektor publik, dan tahun
yang dianggarkan dapat lebih dari satu
tahun.
Proses alokasi anggaran sesuai PP No. 90
Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga:
• Pemerintah menyelesaikan pembahasan RAPBN dan RUU
tentang APBN dengan DPR paling lambat akhir bulan
Oktober => menghasilkan optimalisasi pagu anggaran =>
digunakan oleh Pemerintah sesuai dengan Arah Kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Presiden.
• Hasil pembahasan => berita acara hasil kesepakatan
pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dan
bersifat final => disampaikan kepada Kementerian/Lembaga
=> melakukan penyesuaian RKA-K/L dengan berita acara.
Proses alokasi anggaran sesuai PP No. 90
Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga:
• Presiden menetapkan alokasi anggaran
Kementerian/Lembaga dan Kementerian Keuangan selaku
BUN yang dirinci menurut:
• a. kebutuhan Pemerintah Pusat; dan
• b. transfer kepada daerah.
• Alokasi anggaran ditetapkan dengan Keppres paling lambat
tanggal 30 November. Keppres ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari UU APBN.
Proses alokasi anggaran sesuai PP No. 90
Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana
Kerja Dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga:
• Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun dokumen
pelaksanaan anggara berpedoman pada alokasi
anggaran yang ditetapkan dalam Keppres
menggunakan RKAK/ L yang telah disesuaikan dengan
berita acara. Menteri Keuangan mengesahkan
dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal
31 Desember.
Beberapa kriteria yang
dapat membantu dalam
penentuan skala
prioritas suatu program:

Program yang
direncanakan untuk
mendukung pencapaian
platform presiden
terpilih

Program yang
mendukung pencapaian
misi Kementerian
Negara/Lembaga yang
bersangkutan,

Program yang cukup
sensitif secara politis
dan mendapat perhatian
dari masyarakat dan
pengguna.
Barang dan jasa
yang hendak
dihasilkan;

Anggaran yang
dibutuhkan untuk
melaksanakan
kegiatan;

Tenaga kerja yang
dibutuhkan, baik
jumlah pegawai
maupun jumlah
jam kerja; dan

Aset pendukung
seperti bangunan,
kendaraan dan
aset-aset lainnya.

Harus ditetapkannya sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
program dan kegiatan yang terdiri dari:
Metode Penghitungan Biaya adalah konsep-konsep yang
digunakan untuk mengetahui jumlah biaya dari suatu
kegiatan, baik biayaKarakteristiknya per unit keluaran.
1. Biaya Menurut total maupun biaya

2. Pemacu Biaya (Cost Driver)
3. Metode Akumulasi Biaya
4. Biaya Standar (Standard Cost) Dan Varian Biaya (Cost
Variance)
Biaya Tetap

Biaya
Variabel

Biaya
Semivariabel
CONTOH:
• Untuk memudahkan dalam memahami klasifikasi
biaya berdasarkan karakteristiknya, kita gunakan
satu contoh kegiatan yaitu penyelenggaraan
seminar di suatu hotel. Biaya-biaya yang harus
dibayarkan antara lain:
• Honorarium pembicara dan moderator;
• Konsumsi (makanan besar dan makanan kecil);
• Fotokopi materi seminar;
• Sewa ruangan.
Pemacu biaya adalah suatu aktivitas
yang menjadi dasar besarnya suatu
biaya harus dimasukkan sebagai
bagian dari keseluruhan biaya suatu
kegiatan atau suatu produk.
Kenapa diperlukan metode
akumulasi biaya? Karena kita
ingin mengetahui total biaya
untuk kegiatan tersebut, dan
jika diperlukan kita dapat
mengetahui biaya per unit
keluaran.

Metode akumulasi biaya yang
banyak digunakan adalah
(Carter and Usry, 2002):
• Metode Biaya Proses (Process
Costing)
• Metode Biaya Pesanan (Job Order
Costing)
Dalam bukunya yang berjudul
Managerial Accounting, Dominiack
and Louderback (1991) menyatakan
bahwa:

Sementara itu, dalam buku Cost
Accounting: Strategies for Busisness
Decisions; Hilton, Maher and Selto
(2006) menyatakan bahwa:

“Standard cost
is a per-unitcost that a
company
should incur to
make a unit
product.”
“In essence, a
standard cost
is a budget for
the production
of one unit of
product or
service.”
Satuan biaya yang ditetapkan baik berupa
Standar Biaya Masukan maupun Standar
Biaya Keluaran sebagai acuan
perhitungan kebutuhan anggaran
dalam RKA-K/L

Satuan biaya berupa harga satuan, tarif,
dan indeks yang digunakan untuk
menyusun biaya komponen masukan
kegiatan
Besaran biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sebuah keluaran kegiatan
yang merupakan akumulasi biaya
komponen masukan kegiatan
Disusun agar perencanaan dan pelaksanaan anggaran
berjalan efisien, efektif, dan berkeadilan
DJA
SBM

Akan
digunakan
seluruh K/L
Perolehan
data
pendukung
oleh DJA

Akan digunakan
oleh
K/L
bersangkutan
Perolehan
data
pendukung
oleh K/L

•SBM dan SBK merupakan
satu kesatuan

K/L

•Proses penyusunan SBM
dan SBK dilaksanakan
bersamaan
Fungsi SBM
• Perencanaan Anggaran

• Acuan/pedoman bagi kementerian negara/lembaga untuk menyusun biaya komponen
masukan kegiatan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKAKL) berbasis kinerja
• Pelaksanaan Anggaran

• Batas Tertinggi (Lampiran I)
• Satuan biayanya tidak dapat dilampaui pada saat pembayaran
• Estimasi (Lampiran II)
• Dapat dilampaui disesuaikan dengan harga pasar dan ketersediaan alokasi anggaran dengan
memperhatikan prinsip ekonomis efisiensi, efektifitas, serta mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan
Membuat
Daftar
Inventarisasi
Masalah

Membuat
norma
penyusunan
Standar Biaya
Masukan

Survei uji petik
untuk
mengumpulkan
data Standar
Biaya Masukan

Pengolahan
data hasil uji
petik

Pembahasan
konsep
Standar Biaya
Masukan

Penetapan
Standar Biaya
Masukan
Besaran biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan sebuah
keluaran kegiatan

Akumulasi biaya komponen
masukan kegiatan

Biaya komponen masukan
terdiri dari satuan-satuan
biaya dalam SBM
Merupakan keluaran kegiatan yang bersifat berulang;
Mempunyai jenis dan satuan yang jelas dan terukur;

Mempunyai komponen/tahapan yang jelas dalam pencapaian keluaran;
Bukan merupakan keluaran kegiatan pengadaan sarana dan prasarana;
Bukan merupakan keluaran dari Komponen Kegiatan 001 dan Komponen Kegiatan 002.
Alokasi anggaran
sebesar Rp1 miliar
dengan perkiraan
volume penerima
beasiswa 2.000
siswa.

Karena jumlah
penerima beasiswa
per tahunnya tidak
tetap, maka dalam
perhitungan alokasi
anggarannya lebih
tepat dihitung
sebagai indeks
biaya keluaran per
siswa = 1 milyar /
2000 siswa =
500.000

Jika tahun depan
jumlah siswa yg
ingin diberi
beasiswa 3000,
maka alokasi
anggaran =
3000x500.000= 1,5
milyar
Kegiatan : Penyusunan Peraturan Menteri
Output : 4 Peraturan Menteri per tahun

Alokasi anggaran sebesar Rp1,2 miliar
Hal ini tidak berarti bahwa untuk menghasilkan masing-masing
Peraturan Menteri tersebut dibutuhkan dana sebesar 300 juta
Program

Kegiatan

Output

Komponen
Input
Mengindentifikasi dan mencermati keluaran kegiatan (output)
Menentukan keluaran yang akan diusulkan menjadi SBK
Membuat Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)/Term of Reference (TOR)
Menentukan komponen/tahapan yang benar-benar mempunyai keterkaitan dan
kesesuaian dalam pencapaian keluaran kegiatan (fung manajemen : POAC)

Menentukan komponen/tahapan ke dalam biaya utama atau biaya pendukung
Menentukan SBK yang diusulkan sebagai total biaya keluaran atau indeks biaya
keluaran
Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Menyimpan (backup) data usulan SBK

Membuat rekapitulasi usulan SBK sesuai Format yang telah disediakan

Mengajukan usulan SBK kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran
Fungsi SBK

• Perencanaan Anggaran
• Batas Tertinggi
• Referensi
• Perkiraan Maju
• Pagu Indikatif K/L tahun berikutnya
• Pelaksanaan Anggaran
• Sebagai estimasi
• Perkiraan besaran biaya yang dapat dilampaui disesuaikan dengan harga pasar dan
ketersediaan alokasi anggaran dengan mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Belanja Pegawai (51)
Belanja Barang (52)

Belanja Modal (53)
Belanja Bunga Utang (54)
Belanja Subsidi (55)
Belanja Hibah (56)
Belanja Bantuan Sosial (57)
Belanja Lain-Lain (58)
Transfer ke Daerah (61)
Uraian jenis-jenis belanja yang digunakan dalam penyusunan RKA-KL diatur dalam
PMK 101/PMK.02/2011
Belanja Pegawai dipergunakan untuk:
•
•
•
•
•
•

Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada pembayaran Gaji Pegawai Negeri;
Belanja Gaji Dokter Pegawai Tidak Tetap;
Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Pembayaran Gaji Pejabat Negara;
Belanja Uang Makan PNS;
Belanja Uang Lauk Pauk TNI/POLRI;
Belanja Uang Tunggu dan Pensiun PNS dan Pejabat Negara melalui PT. Taspen
dan PT. ASABRI;
• Belanja Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri yang disalurkan melalui PT. ASKES;.
Belanja Pegawai dipergunakan untuk:
• Belanja Uang Lembur PNS;
• Belanja Pegawai Honorer guna mendukung tugas pokok dan fungsi unit organisasi
pemerintah;
• Pembayaran Tunjangan Sosial PNS melalui unit organisasi/lembaga/badan
tertentu;
• Pembayaran uang vakasi;
• Pembayaran tunjangan khusus kepada Pegawai Negeri yang besarannya
ditetapkan oleh Presiden/Menteri Keuangan;
• Belanja pegawai transito;
• Pembayaran untuk Uang Duka Wafat/Tewas yang besarannya ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Belanja Barang Operasional

Belanja Barang Non Operasional

Belanja barang Badan Layanan Umum (BLU

Belanja barang untuk masyarakat atau entitas lain
Pengeluaran untuk pembayaran perolehan asset dan/atau menambah nilai asset
tetap/asset lainnya yang member manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi
batas minimal kapitalisasi asset tetap/asset lainnya yang ditetapkan pemerintah
Belanja
Rehabilitasi
Sosial
Belanja
Penanggulangan
Kemiskinan

Belanja
Pemberdayaan
Sosial

Belanja Jaminan
Sosial

Belanja
Perlindungan
Sosial

Belanja
Penanggulangan
Bencana
Dokumen yang menginformasikan
gambaran umum dan penjelasan
mengenai keluaran kegiatan yang
akan dicapai sesuai dengan tugas
dan
fungsi
kementerian
negara/lembaga.

Memuat latar belakang, penerima
manfaat, strategi pencapaian, dan
biaya yang diperlukan.
Dokumen yang berisi tahapan pelaksanaan, rincian komponenkomponen masukan dan besaran biaya dari setiap komponen suatu
kegiatan

Penjabaran lebih lanjut dari unsur perkiraan biaya dalam rangka
pencapaian output kegiatan yang tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja.
Key Performance Indicator (KPI)
Alat ukur untuk menilai keberhasilan
suatu program atau kegiatan

• IKU Program untuk menilai kinerja
program;
IKU kegiatan untuk menilai kinerja
kegiatan; dan
Indikator keluaran untuk menilai kinerja
subkegiatan
PP 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan
RKA-KL

Indikator kinerja

• Penyusunan
RKA-KL harus
menggunakan
pendekatan
penganggaran berbasis kinerja;
• Indikator kinerja merupakan instrumen dalam penyusunan RKAKL.

• Ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan
organisasi
• Harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta
digunakan sebagai dasar untuk menilai/melihat tingkat kinerja
baik dalam tahap ex-ante, pelaksanaan, maupun ex-post
Syarat
• Relevan
• Penting
• Efektif dan Layak

Kriteria
•
•
•
•
•
•
•

Spesifikasi
Dapat dicapai
Relevan
Menggambarkan sesuatu yang diukur
Dapat dikuantifikasi dan diukur
Verifiable
Cost effective
Berdasarkan
Tipe
Pendekatan
Penganggaran
Berbasis Kinerja
Struktur
Manajemen Kinerja
pada Arsitektur
Program
TIPE INDIKATOR
•
•
•
•
•
•

Kualitatif
Kuantitatif absolut
Persentase
Rasio
Rata-rata
Indeks
Memperjelas tentang apa, berapa dan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan/program dan
kebijakan organisasi.

Menciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk menghindari kesalahan
interpretasi selama pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerjanya termasuk
kinerja instansi pemerintah yang melaksanakannya.

Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi/unit kerja.
S

Specific: sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas.

M

Measurable: target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi
indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya.

A

Achievable: target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber
daya yang ada.

R

Relevant: mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam rangka
mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam
rangka mencapai target impact yang ditetapkan.

T

Time Bond: waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.

More Related Content

What's hot

Kinerja sektor publik
Kinerja sektor publikKinerja sektor publik
Kinerja sektor publikekasriii
 
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjmPenyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjmDr. Zar Rdj
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatDanny Akbar
 
Teknik penyusunan rka & dpa skpd (bahan tommy 2013
Teknik penyusunan  rka & dpa skpd (bahan tommy 2013Teknik penyusunan  rka & dpa skpd (bahan tommy 2013
Teknik penyusunan rka & dpa skpd (bahan tommy 2013tommy irawan
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiti Sahati
 
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaUmi Arifah
 
Penyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan TargetPenyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan TargetDadang Solihin
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaDadang Solihin
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategisardinmarL
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Tatang Suwandi
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifDadang Solihin
 
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRAPetunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRAJamaludin ..
 
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan SanitasiMenyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan SanitasiJoy Irman
 

What's hot (20)

Kinerja sektor publik
Kinerja sektor publikKinerja sektor publik
Kinerja sektor publik
 
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjmPenyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Teknik penyusunan rka & dpa skpd (bahan tommy 2013
Teknik penyusunan  rka & dpa skpd (bahan tommy 2013Teknik penyusunan  rka & dpa skpd (bahan tommy 2013
Teknik penyusunan rka & dpa skpd (bahan tommy 2013
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
 
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
Penyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan TargetPenyusunan Indikator dan Target
Penyusunan Indikator dan Target
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategis
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRAPetunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
 
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan SanitasiMenyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
 

Similar to Penganggaran Berbasis Kinerja

penganggaran di akuntansi manajemen
penganggaran di akuntansi manajemenpenganggaran di akuntansi manajemen
penganggaran di akuntansi manajemenFitri Bersahabat
 
Anggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi DepartementAnggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi DepartementEko Mardianto
 
Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya) _ Training "FINANCE For NON ...
Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya)  _ Training "FINANCE For NON ...Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya)  _ Training "FINANCE For NON ...
Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya) _ Training "FINANCE For NON ...Kanaidi ken
 
8. Penyusunan Anggaran.pptx
8. Penyusunan Anggaran.pptx8. Penyusunan Anggaran.pptx
8. Penyusunan Anggaran.pptxVinaSh2
 
sistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptx
sistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptxsistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptx
sistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptxAnggiAnugrahBintara1
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxssuserf8ed4e
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Eka Wahyuliana
 
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptxAtsariSujud1
 
Perencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptx
Perencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptxPerencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptx
Perencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptxdrbaharudin14
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaOkviana Nargiya
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaOkviana Nargiya
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaOkviana Nargiya
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaOkviana Nargiya
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikAry Efendi
 
06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negararajapontar
 

Similar to Penganggaran Berbasis Kinerja (20)

penganggaran di akuntansi manajemen
penganggaran di akuntansi manajemenpenganggaran di akuntansi manajemen
penganggaran di akuntansi manajemen
 
Anggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi DepartementAnggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi Departement
 
Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya) _ Training "FINANCE For NON ...
Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya)  _ Training "FINANCE For NON ...Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya)  _ Training "FINANCE For NON ...
Budgeting dan Planning (Aktivitas & Kontrolnya) _ Training "FINANCE For NON ...
 
8. Penyusunan Anggaran.pptx
8. Penyusunan Anggaran.pptx8. Penyusunan Anggaran.pptx
8. Penyusunan Anggaran.pptx
 
sistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptx
sistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptxsistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptx
sistem pengendalian manajemen kel.3 p.11.pptx
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
 
Anggaran Induk Perusahaan
Anggaran Induk PerusahaanAnggaran Induk Perusahaan
Anggaran Induk Perusahaan
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
Akuntansi mjm bab viii
Akuntansi mjm bab viiiAkuntansi mjm bab viii
Akuntansi mjm bab viii
 
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
 
Pelatihan Anggaran Organisasi
Pelatihan Anggaran OrganisasiPelatihan Anggaran Organisasi
Pelatihan Anggaran Organisasi
 
Perencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptx
Perencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptxPerencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptx
Perencanaan Penganggaran Program Pelatihanfinal.pptx
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatiga
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatiga
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatiga
 
Budgeting
BudgetingBudgeting
Budgeting
 
Budgeting stain salatiga
Budgeting stain salatigaBudgeting stain salatiga
Budgeting stain salatiga
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
Ppt budgeting
Ppt budgetingPpt budgeting
Ppt budgeting
 
06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara
 

More from Deady Rizky Yunanto

Measurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesMeasurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesDeady Rizky Yunanto
 
Conceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingConceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingDeady Rizky Yunanto
 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingDeady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifDeady Rizky Yunanto
 
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Deady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataMetodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataDeady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerMetodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerDeady Rizky Yunanto
 
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...Deady Rizky Yunanto
 
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahAnalisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahDeady Rizky Yunanto
 
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Deady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPDeady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraDeady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsDeady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoDeady Rizky Yunanto
 

More from Deady Rizky Yunanto (20)

Positive Theory
Positive TheoryPositive Theory
Positive Theory
 
Measurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesMeasurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and Liabilities
 
Expense Theory
Expense TheoryExpense Theory
Expense Theory
 
Conceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingConceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in Accounting
 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in Accounting
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
 
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
 
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataMetodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
 
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerMetodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
 
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahAnalisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
 
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context Settings
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
 

Recently uploaded

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasMuhamadIlham361836
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

Penganggaran Berbasis Kinerja

  • 1. Oleh Rizal, Arief, Casy, Deady, Dini, Citra
  • 2.
  • 3. Budgeting adalah suatu alat akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka membuat suatu perencanaan dan pengendalian terhadap apa-apa yang harus dilakukan dengan tujuan agar dapat memberikan suatu kepuasan para pelanggan dan juga keberhasilan suatu pasar (market place)
  • 4. Budget (anggaran) adalah: • Suatu gambaran atau perencanaan secara kuantitatif yang diusulkan oleh manajemen untuk periode tertentu • Membantu dalam hal mengkoordinasikan segala sesuatu yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan rencanarencana yang telah ditentukan.
  • 5. Budget dapat meliputi dua aspek, yaitu aspek keuangan dan aspek nonkeuangan. Aspek keuangan dapat berupa: Laporan Laba rugi (Income Statement) Laporan Arus Kas (Cash flow Statement) Laporan Neraca (Balance Sheet)
  • 6. Langkah-langkah budgeting sebagai berikut: • Merencanakan kinerja perusahaan secara keseluruhan. • Menyediakan kerangka referensi. • Menginvestigasi penyebab terjadinya perbedaan rencana dan actual. • Merencanakan kembali dengan memperhatikan umpan balik.
  • 7.
  • 9. Anggaran inkremental Anggaran basis nol (zero based budgeting) Anggaran statik Anggaran fleksibel
  • 10. Master Budget menggambarkan suatu perencanaan manajemen yang berkaitan dengan masalah operasional dan keuangan suatu perusahaan untuk periode yang telah ditentukan (biasanya tiap tahun) dan juga berkaitan dengan laporan keuangan yang telah dianggarkan
  • 11. Induk anggaran Anggaran operasi Anggaran keuangan Anggaran penjualan Anggaran produksi Anggaran bahan baku langsung Anggaran tenaga kerja langsung Anggaran overhead pabrik Anggaran persediaan akhir barang jadi Anggaran beban penjualan dan administrasi Anggaran pengeluaran modal Anggaran kas Laporan laba rugi dianggarkan Neraca dianggarkan
  • 12. Mempersiapkan Revenue/Sales Budget Mempersiapkan Production Budget Merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu. Estimasi ini ditentukan berdasarkan perkiraan penjualan Budgeted Production (units) = Budgeted Sales (units) + Target ending finished goods inventory (units) - Beginning finished goods inventory (units)
  • 13. Mempersiapkan Direct Material Usage and Direct Material Purchased Budget Mempersiapkan Direct Manufacturing Labor Budget Purchases of Direct Material Direct = Material Used in Production + Target Ending Inventory of Direct Material - • Rumus untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung yaitu: • labor hours x cost per hours. Beginning Inventory of Direct Material
  • 14. Mempersiapkan Manufacturing Overhead Budget • Terdiri dari anggaran atas Variable manufacturing cost dan Fixed Manufacturing Cost. Mempersiapkan Ending Inventories Budget Jumlah persediaan akhir barang jadi x jumlah biaya produksi per unit.
  • 15. Mempersiapkan Cost of Goods Sold Budget Beginning Finished Goods Inventory xxx Cost of Goods Manufactured (COGM): DM Used xxx DL xxx Overhead xxx COGM COG available for Sale Deduct Ending Inventory Cost of Good Sold xxx xxx xxx xxx
  • 16. Mempersiapkan Budgeted Income Statement Mempersiapkan Nonmanufacturing Cost Budget Pendapatan Harga Pokok Produksi Laba Kotor Biaya operasional: Biaya disain produk Biaya pemasaran Biaya distribusi Biaya pelanggan Biaya administrasi Total Laba Operasional xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
  • 17. Perbaikan yang berlangsung secara terus menerus, sehingga dapat mengurangi jumlah waktu tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang selama periode waktu tertentu Misalnya: diasumsikan telah dibuat budget untuk jumlah waktu tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat sebuah meja adalah sebesar 3,75 jam selama tahun 2004. Sedangkan menurut pendekatan kaizen jumlah waktu tenaga kerja yang diperlukan adalah:
  • 18.
  • 19. Anggaran berdasarkan aktivitas menekankan pada anggaran biaya aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi dan menjual barang dan jasa
  • 20. Perusahan meja beroperasi 2 shift per hari untuk 250 hari kerja setahun. Ada 4 pekerja/shift dalam aktivitas laminating dan 50 pekerja/shift dalam aktivitas machining Pada saat suatu batch baru dari produk meja akan dikerjakan, pekerja laminasi dan permesinan membutuhkan waktu 0,5 jam untuk pemasangan (setup). Setiap pekerja laminasi mengerjakan 25 meja tiap batch dan setiap pekerja permesinan mengerjakan 2 meja tiap batch.
  • 21. Tarif biaya setup = biaya tenaga kerja langsung yaitu Rp25 per jam untuk pekerja laminasi dan Rp30 per jam untuk pekerja permesinan. Tarif pengawasan mandor untuk setup = Rp60 per jam. • 10 jam tenaga kerja untuk setup memerlukan 1 jam pengawasan mandor. Asumsikan perusahaan menganggarkan untuk memproduksi 50.000 meja pada tahun bersangkutan.
  • 22. Laminating Setup 50.000 meja Machining Setup 1. Jumlah meja yang harus diproduksi 50.000 meja 2. 2 meja/jam 3. Jumlah meja yang harus diproduksi per 25 meja/batch batch Jumlah batch (1) ÷ (2) 2.000 batch 4. Waktu setup per batch 0,5 jam/batch 0,5 jam/batch 5. Total jam setup (3) x (4) 1.000 jam 12.500 jam 25.000 batch Langkah 1, menentukan jumlah total dari jam setup untuk tiap pekerja.
  • 23. Langkah 2, menentukan anggaran biaya setup untuk pekerja • Biaya setup pekerja laminasi • Biaya setup pekerja permesinan • Total Rp25 x 1.000 jam Rp30 x 12.500 jam = Rp 25.000 = Rp 375.000 = Rp 400.000 Langkah 3, menentukan anggaran biaya setup untuk mandor • Total jam setup : 1.000 jam (laminasi) + 12.500 jam (permesinan) • Total jam pengawasan mandor : 13.500 jam x 0,1 • Total biaya setup untuk mandor : 1.350 jam x Rp60 = 13.500 jam = 1.350 jam = Rp 81.000 Langkah 4, menentukan total anggaran biaya untuk setup: • Total anggaran biaya setup untuk pekerja • Total anggaran biaya setup untuk mandor Total = Rp 400.000 = Rp 81.000 = Rp 481.000
  • 24.
  • 25. Unsur yang paling mendasar bagi penerapan pendekatan penyusunan anggaran lainnya Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana Mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga untuk menghasilkan dokumen RKA-KL dengan klasifikasi anggaran belanja menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja Agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk kementerian Negara/Lembaga baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
  • 26. PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA Landasan konseptual yang mendasari penerapan penganggaran berbasis kinerja meliputi: • Pengalokasian anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented) • Pengalokasian anggaran Program/Kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi Unit Kerja yang dilekatkan pada struktur organisasi (money follow function) • Terdapatnya fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages).
  • 27. PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA Tujuan utama yang ingin dicapai dari penerapan penganggaran berbasis kinerja adalah menunjukkan keterkaitan langsung antara pendanaan dan kinerja yang akan dicapai, meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaan kegiatan, dan meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran.
  • 28. Pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju
  • 29. Tahapan proses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi: • Penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro untuk jangka menengah; • Penyusunan proyeksi/rencana /target-target fiskal (seperti tax ratio, defisit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah; • Rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework), yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope)
  • 30. Tujuan dari KPJM antara lain mengembangkan disiplin fiskal dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal (fiscal sustainability), meningkatkan keterkaitan antara kebijakan, perencanaan, dan penganggaran (antara KPJM, RKP, dan APBN), mengarahkan alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis, meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien
  • 31.
  • 32. Perubahan paradigma tersebut adalah: • Mengubah fokus penganggaran dari penganggaran yang berfokus pada jumlah alokasi anggaran menjadi anggaran yang berfokus pada hasil yang hendak dicapai dari pengalokasian anggaran; • Selanjutnya untuk mencapai hasil yang optimal fokus pengendalian anggaran juga harus bergeser dari sentralisasi menjadi desentralisasi pada organisasi pelaksana kegiatan
  • 33. Tidak jelasnya keterkaitan antara kebijakan, perencanaan, dan penganggaran, karena sering kali kebijakan disusun tanpa mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, dan pengalokasian anggaran tidak mencerminkan prioritas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Rendahnya kinerja penyediaan pelayanan masyarakat karena penekanan diberikan pada kontrol terhadap input bukan pada pencapaian output dan outcomes, serta kurang memperhatikan prediktabilitas dan kesinambungan daripada pendanaannya. Kurangnya disiplin fiskal, karena total belanja negara tidak disesuaikan dengan kemampuan penyediaan pembiayaannya, dan perumusan kebijakan fiskal hanya terfokus pada stabilitas ekonomi makro jangka pendek. Permasalahan lain dalam sistem perencanaan dan penganggaran:
  • 34. Diperlukan adanya Indikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets dalam rangka mendukung perbaikan efisiensi dan efektivitas) pemanfaatan sumberdaya dan memperkuat proses pengambilan keputusan Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja mendorong pengalokasian anggaran kepada program dan kegiatan yang lebih prioritas sehingga tujuan peningkatan kualitas pelayanan publik dapat tercapai. Untuk itu perlu ditekankan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sektor publik.
  • 35. Dalam menyusun anggaran berdasarkan kinerja, organisasi ataupun unit organisasi tidak hanya diwajibkan menyusun anggaran atas dasar tungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja tetapi juga merencanakan kinerja yang ingin dicapai. Kinerja tersebut antara lain dalam bentuk keluaran (output) dari kegiatan yang akan dilaksanakan dan hasil (outcome) dari program yang telah ditetapkan. Secara kronologis dalam proses penganggaran berdasarkan kinerja justru rencana kerja atau perencanaan kinerja harus dilakukan lebih dulu, baru kemudian dihitung pendanaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran atau hasil yang ditargetkan sesuai rencana kinerja. Anggaran diusulkan sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun.
  • 36. Penyusunan target yang baik dilakukan dengan menggunakan kriteria spesifik, terukur, dapat dicapa relevan, dan ada batasan waktu (specific, measurable, achievable, relevant, timely/SMART). Keberhasilan pelaksanaan suatu program dan kegiatan diukur tingkat keberhasilannya atas pencapaian hasil (outcomes) yang telah ditargetkan. Outcome merupakan sasaran pencapaian untuk jangke menengah atau jangka panjang sebagai tanggung jawab politis dari menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran.
  • 37. Indikator kinerja yang digunakan baik pada tingkat program atau kegiatan dalam penerapan PBK dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) macam, yakni: Input indicator yang dimaksudkan untuk melaporkan jumlah sumber daya yang digunakan untuk menjalankan suatu kegiatan atau program; Output indicator yang dimaksudkan untuk melaporkan unit barang/jasa yang dihasilkan suatu kegiatan atau program; dan Outcome/effectiveness indicator, dimaksudkan untuk melaporkan hasil (termasuk kualitas pelayanan).
  • 38. Indikator Kinerja. • Alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program atau kegiatan dalam hal ini adalah Key Performance Indicator (KPI) diterjemahkan sebagai indikator Kinerja Utama Program (IKU Program) untuk menilai kinerja program, Indikator Kinerja Kegiatan (IKU kegiatan) untuk menilai kinerja kegiatan, dan indikator keluaran untuk menilai kinerja subkegiatan (tingkatan bawah kegiatan).
  • 39. Standar Biaya • Besaran biaya yang ditetapkan sebagai acuan penghitungan kebutuhan biaya kegiatan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Standar biaya yang digunakan merupakan standar biaya masukan pada awal tahap perencanaan anggaran berbasis kinerja, dan nantinya menjadi standar biaya keluaran. Pengertian tersebut diterjemahkan berupa Standar Biaya Umum (SBU) dan Standar Biaya Khusus (SBK).
  • 40. Evaluasi Kinerja. • Proses penilaian dan pengungkapan masalah implementasi kebijakan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja, baik dari sisi efisiensi dan efektifitas dari suatu program atau kegiatan. Cara evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil terhadap target (dari sisi efektivitas) dan realisasi terhadap rencana pemanfaatan sumber daya (dilihat dari sisi efisiensi). Hasil evaluasi kinerja merupakan umpan balik (feed back) bagi suatu organisasi untuk memperbaiki kinerjanya
  • 41.
  • 42. Faktor Pembeda Sektor Publik Sektor Swasta Sifat anggaran terhadap publik Terbuka, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas Tertutup, karena menyangkut urusan internal perusahaan Struktur anggaran Penerimaan: pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, laba BUMN/BUMD, penjualan aset negara, sumbangan, dan hibah. Pengeluarannya: belanja langsung, belanja tidak langsung, belanja operasional, belanja pegawai, dsb. Penerimaan: keuntungan perusahaan yang menambah ekuitas. Pengeluarannya: biaya-biaya dalam rangka menghasilkan produk (biaya bahan/material, biaya tenaga kerja, biaya overhead, dll).
  • 43. Faktor Pembeda Sektor Publik Sektor Swasta Proses Penyusunan Melibatkan seluruh entitas pemerintahan dan tim khusus, cukup rumit dan dimulai 1 tahun sebelum tahun anggaran. Lebih sederhana karena hanya melibatkan manajemen atau internal perusahaan saja. Kemudahan untuk merevisi Lebih kaku, hanya dapat dirubah dalam kondisi tertentu . Dapat dirubah kapan pun jika manajemen perlu.
  • 44. Faktor Pembeda Sektor Publik Sektor Swasta Sistem Akuntansi yang digunakan Diatur khusus oleh pemerintah melalui peraturan. Mengacu kepada standar internasional. Siklus Akuntansi Sekitar 30 bulan, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban. Tahun yang dianggarkan selama satu tahun. Dapat lebih dari sektor publik, dan tahun yang dianggarkan dapat lebih dari satu tahun.
  • 45. Proses alokasi anggaran sesuai PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga: • Pemerintah menyelesaikan pembahasan RAPBN dan RUU tentang APBN dengan DPR paling lambat akhir bulan Oktober => menghasilkan optimalisasi pagu anggaran => digunakan oleh Pemerintah sesuai dengan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden. • Hasil pembahasan => berita acara hasil kesepakatan pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dan bersifat final => disampaikan kepada Kementerian/Lembaga => melakukan penyesuaian RKA-K/L dengan berita acara.
  • 46. Proses alokasi anggaran sesuai PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga: • Presiden menetapkan alokasi anggaran Kementerian/Lembaga dan Kementerian Keuangan selaku BUN yang dirinci menurut: • a. kebutuhan Pemerintah Pusat; dan • b. transfer kepada daerah. • Alokasi anggaran ditetapkan dengan Keppres paling lambat tanggal 30 November. Keppres ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari UU APBN.
  • 47. Proses alokasi anggaran sesuai PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga: • Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggara berpedoman pada alokasi anggaran yang ditetapkan dalam Keppres menggunakan RKAK/ L yang telah disesuaikan dengan berita acara. Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal 31 Desember.
  • 48. Beberapa kriteria yang dapat membantu dalam penentuan skala prioritas suatu program: Program yang direncanakan untuk mendukung pencapaian platform presiden terpilih Program yang mendukung pencapaian misi Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan, Program yang cukup sensitif secara politis dan mendapat perhatian dari masyarakat dan pengguna.
  • 49. Barang dan jasa yang hendak dihasilkan; Anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan; Tenaga kerja yang dibutuhkan, baik jumlah pegawai maupun jumlah jam kerja; dan Aset pendukung seperti bangunan, kendaraan dan aset-aset lainnya. Harus ditetapkannya sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu program dan kegiatan yang terdiri dari:
  • 50.
  • 51. Metode Penghitungan Biaya adalah konsep-konsep yang digunakan untuk mengetahui jumlah biaya dari suatu kegiatan, baik biayaKarakteristiknya per unit keluaran. 1. Biaya Menurut total maupun biaya 2. Pemacu Biaya (Cost Driver) 3. Metode Akumulasi Biaya 4. Biaya Standar (Standard Cost) Dan Varian Biaya (Cost Variance)
  • 53. CONTOH: • Untuk memudahkan dalam memahami klasifikasi biaya berdasarkan karakteristiknya, kita gunakan satu contoh kegiatan yaitu penyelenggaraan seminar di suatu hotel. Biaya-biaya yang harus dibayarkan antara lain: • Honorarium pembicara dan moderator; • Konsumsi (makanan besar dan makanan kecil); • Fotokopi materi seminar; • Sewa ruangan.
  • 54. Pemacu biaya adalah suatu aktivitas yang menjadi dasar besarnya suatu biaya harus dimasukkan sebagai bagian dari keseluruhan biaya suatu kegiatan atau suatu produk.
  • 55. Kenapa diperlukan metode akumulasi biaya? Karena kita ingin mengetahui total biaya untuk kegiatan tersebut, dan jika diperlukan kita dapat mengetahui biaya per unit keluaran. Metode akumulasi biaya yang banyak digunakan adalah (Carter and Usry, 2002): • Metode Biaya Proses (Process Costing) • Metode Biaya Pesanan (Job Order Costing)
  • 56. Dalam bukunya yang berjudul Managerial Accounting, Dominiack and Louderback (1991) menyatakan bahwa: Sementara itu, dalam buku Cost Accounting: Strategies for Busisness Decisions; Hilton, Maher and Selto (2006) menyatakan bahwa: “Standard cost is a per-unitcost that a company should incur to make a unit product.” “In essence, a standard cost is a budget for the production of one unit of product or service.”
  • 57.
  • 58.
  • 59. Satuan biaya yang ditetapkan baik berupa Standar Biaya Masukan maupun Standar Biaya Keluaran sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran dalam RKA-K/L Satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang digunakan untuk menyusun biaya komponen masukan kegiatan Besaran biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah keluaran kegiatan yang merupakan akumulasi biaya komponen masukan kegiatan Disusun agar perencanaan dan pelaksanaan anggaran berjalan efisien, efektif, dan berkeadilan
  • 60. DJA SBM Akan digunakan seluruh K/L Perolehan data pendukung oleh DJA Akan digunakan oleh K/L bersangkutan Perolehan data pendukung oleh K/L •SBM dan SBK merupakan satu kesatuan K/L •Proses penyusunan SBM dan SBK dilaksanakan bersamaan
  • 61.
  • 62.
  • 63. Fungsi SBM • Perencanaan Anggaran • Acuan/pedoman bagi kementerian negara/lembaga untuk menyusun biaya komponen masukan kegiatan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) berbasis kinerja • Pelaksanaan Anggaran • Batas Tertinggi (Lampiran I) • Satuan biayanya tidak dapat dilampaui pada saat pembayaran • Estimasi (Lampiran II) • Dapat dilampaui disesuaikan dengan harga pasar dan ketersediaan alokasi anggaran dengan memperhatikan prinsip ekonomis efisiensi, efektifitas, serta mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 64.
  • 65.
  • 66. Membuat Daftar Inventarisasi Masalah Membuat norma penyusunan Standar Biaya Masukan Survei uji petik untuk mengumpulkan data Standar Biaya Masukan Pengolahan data hasil uji petik Pembahasan konsep Standar Biaya Masukan Penetapan Standar Biaya Masukan
  • 67.
  • 68. Besaran biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah keluaran kegiatan Akumulasi biaya komponen masukan kegiatan Biaya komponen masukan terdiri dari satuan-satuan biaya dalam SBM
  • 69. Merupakan keluaran kegiatan yang bersifat berulang; Mempunyai jenis dan satuan yang jelas dan terukur; Mempunyai komponen/tahapan yang jelas dalam pencapaian keluaran; Bukan merupakan keluaran kegiatan pengadaan sarana dan prasarana; Bukan merupakan keluaran dari Komponen Kegiatan 001 dan Komponen Kegiatan 002.
  • 70.
  • 71. Alokasi anggaran sebesar Rp1 miliar dengan perkiraan volume penerima beasiswa 2.000 siswa. Karena jumlah penerima beasiswa per tahunnya tidak tetap, maka dalam perhitungan alokasi anggarannya lebih tepat dihitung sebagai indeks biaya keluaran per siswa = 1 milyar / 2000 siswa = 500.000 Jika tahun depan jumlah siswa yg ingin diberi beasiswa 3000, maka alokasi anggaran = 3000x500.000= 1,5 milyar
  • 72. Kegiatan : Penyusunan Peraturan Menteri Output : 4 Peraturan Menteri per tahun Alokasi anggaran sebesar Rp1,2 miliar Hal ini tidak berarti bahwa untuk menghasilkan masing-masing Peraturan Menteri tersebut dibutuhkan dana sebesar 300 juta
  • 73.
  • 74.
  • 76.
  • 77. Mengindentifikasi dan mencermati keluaran kegiatan (output) Menentukan keluaran yang akan diusulkan menjadi SBK Membuat Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)/Term of Reference (TOR) Menentukan komponen/tahapan yang benar-benar mempunyai keterkaitan dan kesesuaian dalam pencapaian keluaran kegiatan (fung manajemen : POAC) Menentukan komponen/tahapan ke dalam biaya utama atau biaya pendukung Menentukan SBK yang diusulkan sebagai total biaya keluaran atau indeks biaya keluaran
  • 78. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) Menyimpan (backup) data usulan SBK Membuat rekapitulasi usulan SBK sesuai Format yang telah disediakan Mengajukan usulan SBK kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran
  • 79.
  • 80.
  • 81.
  • 82.
  • 83.
  • 84. Fungsi SBK • Perencanaan Anggaran • Batas Tertinggi • Referensi • Perkiraan Maju • Pagu Indikatif K/L tahun berikutnya • Pelaksanaan Anggaran • Sebagai estimasi • Perkiraan besaran biaya yang dapat dilampaui disesuaikan dengan harga pasar dan ketersediaan alokasi anggaran dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 85.
  • 86. Belanja Pegawai (51) Belanja Barang (52) Belanja Modal (53) Belanja Bunga Utang (54) Belanja Subsidi (55) Belanja Hibah (56) Belanja Bantuan Sosial (57) Belanja Lain-Lain (58) Transfer ke Daerah (61) Uraian jenis-jenis belanja yang digunakan dalam penyusunan RKA-KL diatur dalam PMK 101/PMK.02/2011
  • 87. Belanja Pegawai dipergunakan untuk: • • • • • • Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada pembayaran Gaji Pegawai Negeri; Belanja Gaji Dokter Pegawai Tidak Tetap; Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Pembayaran Gaji Pejabat Negara; Belanja Uang Makan PNS; Belanja Uang Lauk Pauk TNI/POLRI; Belanja Uang Tunggu dan Pensiun PNS dan Pejabat Negara melalui PT. Taspen dan PT. ASABRI; • Belanja Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri yang disalurkan melalui PT. ASKES;.
  • 88. Belanja Pegawai dipergunakan untuk: • Belanja Uang Lembur PNS; • Belanja Pegawai Honorer guna mendukung tugas pokok dan fungsi unit organisasi pemerintah; • Pembayaran Tunjangan Sosial PNS melalui unit organisasi/lembaga/badan tertentu; • Pembayaran uang vakasi; • Pembayaran tunjangan khusus kepada Pegawai Negeri yang besarannya ditetapkan oleh Presiden/Menteri Keuangan; • Belanja pegawai transito; • Pembayaran untuk Uang Duka Wafat/Tewas yang besarannya ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
  • 89. Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja barang Badan Layanan Umum (BLU Belanja barang untuk masyarakat atau entitas lain
  • 90. Pengeluaran untuk pembayaran perolehan asset dan/atau menambah nilai asset tetap/asset lainnya yang member manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi asset tetap/asset lainnya yang ditetapkan pemerintah
  • 92. Dokumen yang menginformasikan gambaran umum dan penjelasan mengenai keluaran kegiatan yang akan dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga. Memuat latar belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian, dan biaya yang diperlukan.
  • 93.
  • 94. Dokumen yang berisi tahapan pelaksanaan, rincian komponenkomponen masukan dan besaran biaya dari setiap komponen suatu kegiatan Penjabaran lebih lanjut dari unsur perkiraan biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.
  • 95.
  • 96.
  • 97. Key Performance Indicator (KPI) Alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program atau kegiatan • IKU Program untuk menilai kinerja program; IKU kegiatan untuk menilai kinerja kegiatan; dan Indikator keluaran untuk menilai kinerja subkegiatan
  • 98. PP 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-KL Indikator kinerja • Penyusunan RKA-KL harus menggunakan pendekatan penganggaran berbasis kinerja; • Indikator kinerja merupakan instrumen dalam penyusunan RKAKL. • Ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan organisasi • Harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai/melihat tingkat kinerja baik dalam tahap ex-ante, pelaksanaan, maupun ex-post
  • 99. Syarat • Relevan • Penting • Efektif dan Layak Kriteria • • • • • • • Spesifikasi Dapat dicapai Relevan Menggambarkan sesuatu yang diukur Dapat dikuantifikasi dan diukur Verifiable Cost effective
  • 102. Memperjelas tentang apa, berapa dan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan organisasi. Menciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerjanya termasuk kinerja instansi pemerintah yang melaksanakannya. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi/unit kerja.
  • 103. S Specific: sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas. M Measurable: target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya. A Achievable: target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber daya yang ada. R Relevant: mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka mencapai target impact yang ditetapkan. T Time Bond: waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.