SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
ASURANSI SYARIAH
Sejarah Asuransi Syari’ah di IndonesiaSejarah Asuransi Syari’ah di Indonesia
Perusahaan Asuransi pertama di Indonesia adalah Perusahaan Asuransi Laut
dan Kebakaran : Bataviansche Zee & Brand Assurantie, didirkan pada tahun
1843.
Perusahaan Asuransi Pribumi pertama adalah Asuransi Jiwa Bumi Putra berdiri
tahun 1912.
Seiring dengan perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia membutuhkan
perusahaan asuransi syari’ah sesuai dengan UU No. 7 tahun 1992.
ICMI, Yayasan Abdi Bangsa, BMI dan perusahaan Asuransi Tugu Mandiri pada
tanggal 27 Juli 1993 sepakat memprakarsai pendirian Asuransi Takaful dengan
menyusun Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI).
TEPATI merealisasikan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia sebagai
Holding Company dengan 2 anak perusahaan : PT. Asuransi Takaful Keluarga
(Asuransi Jiwa) dan PT. Asuransi Takaful umum (Asuransi Takaful Kerugian).
Tugas Holding Company selanjutnya mengembangkan keuangan syari’ah
lainnya seperti leasing, anjak piutang, modal ventura, pegadaian dll.
Fungsi Utama Asuransi Takaful adalah sebagai Investment Company.
• Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. (An-Nisaa: 9)
• Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya (Al-Maidah: 2).
LANDASAN TEORI ASURANSI SYARIAH
• Al-’Aqila
– Konsep pertama tentang asuransi. Al-’Aqila=
Orang tua atau keluarga pembunuh menanggung
beban ahli waris yang terbunuh
• At-Takaful
– Tolong menolong: Saling bertanggungjawab;
Saling bekerjasama dan saling membantu; Saling
melindungi
• Tabarru’
– Sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma
• Aqad
– Aqad Tabarru (Hibah) dan Tijarah (Mudharabah)
• Gharar
– Ketidakjelasan
• Maisir
– Judi/untung-untungan
• Riba
– Tambahan atas pokok yang disyaratkan di depan
PENGERTIAN
• Menurut etimologi bahasa Arab istilah takaful berasal dari akar kata
kafala.
• Dalam ilmu tashrif atau sharaf, takaful ini termasuk dalam barisan bina
muta’aadi, yaitu tafaa’ala yang berarti saling menanggung. Sementara
ada yang mengartikan dengan makna saling menjamin.
• Secara terminologi, Evamy (1976) yang dikutip oleh Rahman
mendefinisikan, asuransi adalah :
– suatu kontrak dimana seseorang disebut penjamin asuransi, yang
menjalankan. Sebagai balas jasa atas imbalan yang telah disetujui yang
disebut premi, untuk membayar orang lain yang diasuransikan, yang disebut
tertanggung, sejumlah uang atau yang senilai, atas suatu kejadian tertentu.
Peristiwa tertentu itu harus unsur yang tidak menentu; peristiwa tersebut
mungkin berupa (a) masalah asuransi jiwa, dalam kenyataan bahwa peristiwa
ini dapat terjadi sebagai kejadian sehari-hari, peristiwa terjadi tidak tentu
waktunya, atau (b) suatu kenyataan bahwa peristiwa yang dialami disebabkan
oleh suatu kecelakaan, yang mungkin peristiwa itu tidak pernal dialami sama
sekali. Kejadian terakhir dinamakan kecelakaan. (1996 : 27-28)
• Lebih khusus dalam bidang muamalah Praja
mengatakan, takaful adalah:
– Saling memikul resiko di antara sesama orang
sehingga antara satu dengan lainnya menjadi
penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul
resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong dalam
kebaikan dengan cara masing-masing
mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang
ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut.
(1994 : 1).
• Sudah barang tentu, dalam asuransi takaful tidak hanya
melibatkan dua pihak yang bertakaful, yakni orang yang saling
mengikatkan dirinya untuk saling menjamin resiko yang
diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak ketiga.
• Pihak ketiga dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum
atau perusahaan yang menjamin kegiatan kerja sama atau
takaful ini terjamin berjalan dengan baik dan tidak termasuk
kegiatan yang dilarang oleh syari’at seperti : al-gharar, al-
maisir, dan al-riba.
• Berkaitan dengan ini menurut Praja, ada unsur-unsur penting
yang mesti ada demi terlaksananya takaful, yaitu (a) Dua atau
beberapa pihak yang bertakaful; dan (b) pengelola takaful.
• Program perlindungan menurut syari’ah
dikenal dengan Asuransi Takaful yang
bertumpu pada konsep wa ta’awanu alal birri
wa taqwa (tolong menolong dalam kebaikan
dan taqwa) dan at-ta’min (rasa aman) yang
menjadikan semua peserta asuransi sebagai
keluarga besar yang saling menjamin dan
menanggung resiko satu sama lainnya
Pandangan Ulama tentang Asuransi
• ulama yang bermazab Hanafiyah, yaitu Ibnu ‘Abidin (1784-1836),
yang dikutip Yafie menegaskan, bahwa :
– … telah menjadi kebiasaan bilamana para pedagang menyewa
kapal dari seorang harby, mereka membayar upah
pengangkutannya. Ia juga membayar sejumlah uang untuk
seorang harby yang berada di negeri asal penyewa kapal, yang
disebut sebagai sukarah (premi asuransi), dengan ketentuan
bahwa barang-barang pemakai kapal yang berada di kapal yang
disewanya itu, bilamana musnah karena kebakaran, atau kapal
tenggelam, atau dibajak dan sebagainya, maka penerima uang
premi asuransi itu menjadi penanggung, sebagai imbalan dari
uang yang diambil dari pedagang itu. Penanggung itu
mempunyai wakil yang mendapat perlindungan yang di negeri
kita berdiam di kota-kota pelabuhan negara Islam atas seizin
penguasa. Si wakil tersebut menerima uang premi asuransi dari
para pedagang itu, dan bilamana barang-barang mereka
tertimpa peristiwa yang disebutkan di atas, dia (si wakil) lah
yang membayar kepada para pedagang itu sebagai uang
pengganti sebesar sejumlah yang pernah diterimanya. (1996 : 5)
• Muhammad Abduh (1849 - 1905), di dalam majalah
al-Muhamat Tahun V No. 460, Abduh memfatwakan,
bahwa pekerjaan perusahaan asuransi jiwa adalah
pekerjaan mubah (hukumnya), karena persetujuan
orang/seorang dengan para pemilik perusahaan
asuransi tergolong syirkah al-mudharabah, dan boleh
dikerjakan (ja’iz). Dengan demikian Abduh adalah
ulama yang pertama memperbolehkan asuransi jiwa
dengan akad mudharabah
• Sebagai bahan penguat pendapat para ulama tersebut, ternyata pernah di
adakan seminar Fiqh Islam yang diselenggarakan oleh al-Majlis al-A’la ;I
Ri’ayah al-Funun wa al-Adab wa al’Ulum al-Ijtima’iyah di Damsyik.
– Masalah asuransi adalah hal baru, tidak ada nash-nya dalam syari’ah
– Menyanggah pendapat ulama yang mengharamkan asuransi karena
digolongkan ke dalam jenis pertaruhan atau untung-untungan.
Menurutnya, unsur saling menolong yang ada dalam asuransi itu
menjauhkan dari jenis pertaruhan.
– Menyanggah adanya kesamaran dalam ‘aqd al-ta’min;
– Perusahaan asuransi memutar dana cadangan dengan jalan riba, yang
darinya kelak tertanggung dalam asuransi jiwa, apabila tetap hidup
sampai berakhirnya jangka waktu pertanggungnya, mendapat
sejumlah uang dengan bunganya sebagai pengganti uang premi yang
pernah dibayarnya. Ini hukumnya haram menurut hukum agama. Cara
ini merupakan praktik yang dilakukan perusahaan-perusahaan
asuransi, hal mana harus dipisahkan dengan persoalan asuransi sendiri
selaku satu sistem atau lembaga hukum.
– Asuransi mempunyai sua bentuk : asuransi bersama (perkumpulan)
dan asuransi perusahaan. Bentuk pertama hendaknya diprioritaskan,
karena bersifat saling menolong belaka. Tetapi karena mendapat
banyak kesulitan dan ketidakmampuan dalam arena perekonomian,
perhatian akhirnya menjadi lebih tertuju kepada asuransi perusahaan.
– Asuransi perusahaan halal menurut hukum syara’, karena dapat
dikiaskan pada ‘aqd al-muwalat menurut mazhab Maliki, nizham
al-‘awaqil dan sistem pensiun bagi pegawai negeri. (Yafie, 1996 : 6).
Prinsip-Prinsip Asuransi Syari’ahPrinsip-Prinsip Asuransi Syari’ah
1.Sesama muslim saling bertanggung jawab.
Kesulitan seorang muslim dalam kehidupan menjadi tanggung jawab sesama
muslim lainnya. (QS. Ali-Imran : 103)
2. Sesama muslim saling bekerja sama dan bantu membantu.
Seorang muslim dituntut mampu merasakan dan memikirkan apa yang
dirasakan dan dipikirkan saudaranya. Hal ini menimbulkan sikap saling
membutuhkan antara sesama muslim dalam menyelesaikan masalah. (QS.
At-Taubah : 71)
3. Sesama muslim saling melindungi penderitaan satu sama lain.
Tolong menolong, bantu membantu dan melindungi menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat muslim. (QS. Adh-Dhuha : 9-
10)
Sesuai dengan tujuan dibentuknya asuransi takaful, maka kerangka
operasional asuransi takaful didasarkan kepada Prinsip-Prinsip meliputi :
Perbedaan Asuransi Syari’ah & KonvensionalPerbedaan Asuransi Syari’ah & Konvensional
Keterangan Asuransi Syari’ah Asuransi konvensional
Dewan
Pengawas
Syari’ah (DPS)
Adanya Dewan Pengawas Syari’ah.
Fungsinya mengawasi produk
yang dipasarkan dan investasi
dana
Tidak ada
Akad Tolong Menolong (Takaful ) Jual Beli
Investasi Dana Investasi dana berdasarkan
syari’ah dengan sistem bagi hasil
(mudharabah )
Investasi dana berdasarkan bunga
Kepemilikan
Dana
Dana yang terkumpul dari nasabah
(premi) merupakan milik peserta.
Perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk
mengelola
Dana yang terkumpul dari nasabah
(premi) menjadi milik perusahaan,
perusahaan bebas menentukan
investasinya.
Pembayaran
Klaim
Dari rekening tabarru’ (dana
kebajikan) seluruh peserta, sejak
awal sudah diikhlaskan oleh
peserta untuk keperluan tolong
menolong bila terjadi musibah.
Dari rekening dana perusahaan
Keuntungan
(profit)
Dibagi antara perusahaan dng
peserta sesuai prinsip bagi hasil
(mudharabah )
Seluruhnya menjadi milik perusahaan
Perkembangan Asuransi
• Sebelum munculnya asuransi takaful di Indonesia, ternyata
asuransi takaful sudah lahir di berbagai negara baik di negara
muslim (Arab, Malaysia) maupun non-muslim (Swiss,
Bahamas, Inggris).
• Diantara asuransi takaful tersebut adalah tersebar di negara-
negara sebagai berikut :
– Islamic Insurance Co. Ltd. Sudan (1979)
– Islamic Arab Insurance C. Ltd. Saudi Arabia (1979)
– Dar Al-Maal Al Islami Geneva (1983)
– Takaful Islami Luxemburg (1983)
– Takaful Islam Bahamas (1983)
– Al-Takaful Al-Islami Bahrain (1983)
– Syarikat Takaful Malaysia SDN. Berhad (1984)
– Syarikat Takaful Brunei Darussalam
– Asuransi takaful Indonesia (1993)
Produk Asuransi Syari’ahProduk Asuransi Syari’ah
1. Asuransi Keluarga
Asuransi Keluarga
(Asuransi Jiwa)
Asuransi Individu
Asuransi Group/Kumpulan
Bentuk asuransi yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah
kematian dan kecelakaan atas diri peserta takaful. Dalam musibah kematian yang
menerima santunan sesuai perjanjian adalah keluarga / ahli waris atau orang yg
ditunjuk. Dalam musibah kecelakaan yg tidak mengakibatkan kematian, santunan
akan diterima oleh oeserta yg mengalami musibah
Asuransi Umum
(Asuransi Umum)
Produk Asuransi
Jenis takaful keluarga meliputi :
a. Takaful dengan Unsur Tabungan, meliputi :
Takaful Dana Investasi, Takaful Dana Haji, Takaful Pendidikan / Dana Siswa,
Takaful Jabatan.
b. Takaful Tanpa Unsur Tabungan, meliputi :
Takaful Kecelakaan Diri, Takaful Khairat Keluarga, Takaful Majelis Taklim, Takaful
Pembiayaan,, Takaful Wisata dan Perjalanan, Takaful Kecelakaan Siswa, Takaful
Perjalanan Haji / Umroh.
2. Takaful Umum
Bentuk takaful yang memberikan perlindungan dalam menghadapi bencana atau
kecelakaan atas hartaa milik peserta takaful, seperti rumah, kendaraan bermotor,
bangunan, pabrik dan sebagainya.
Jenis Takaful Umum meliputi :
Takaful Kebakaran, Takaaful Kendaraan Bermotor, Takaful Resiko Pembangunan,
Takaful Pengangkutan Barang, Takaful Resiko Mesin dll.
Pola Operasional Asuransi Syariah
• Produk asuransi dengan unsur tabungan
– Asuransi Dana Investasi
– Asuransi Dana Siswa
– Dan yang sejenis
• Produk asuransi tanpa unsur tabungan
– Asuransi Majelis Taklim
– Asuransi Kecelakaan
– Dan yang sejenis
IURAN
PESERTA
Total
Dana
yang
terkumpul
HASIL
INVES
TASI
HASIL
INVES
TASI
Hubungan al
Mudharabah
Hubungan al
Mudharabah
Investasi
oleh
Perush
Biaya Opera-
sional Persh
Keuntungan
Pmg Saham
Mekanisme Kerja Produk Dengan TabunganMekanisme Kerja Produk Dengan TabunganMekanisme Kerja Produk Dengan TabunganMekanisme Kerja Produk Dengan Tabungan
40%
60%
PERUSAHAAN
Peserta
REKENING
PESERTA
REKENING
TABARRU
REKENING
PESERTA
REKENING
TABARRU
REKENING
PESERTA
REKENING
PESERTA
REKENING
TABARRU
DIBAYARKAN
KE PESERTA
DIBAYARKAN
KE PESERTA
BIAYA OPERASI
PERSUHAAN
IURAN
ASURANSI
Beban
Asuransi
Keuntungan
Investasi
Takaful
Bagian
Peserta
Bagian
Perusahaan
Hubungan al
Mudharabah
Investasi
oleh Perush
Biaya Opera-
sional Persh
Keuntungan
Pemegang Saham
Mekanisme Kerja Produk Non-TabunganMekanisme Kerja Produk Non-Tabungan
60%
40%
Perusahaan
Peserta
TOTAL
DANA
TOTAL
DANA
Perolehan Pemegang Polis dan Ahli
Waris
• Jika peserta hingga akhir masa perjanjian
– Nilai Tunai = Jumlah Tabungan + Bagi Hasil
Investasi + Bonus
• Jika peserta berhenti di tengah perjanjian
– Nilai Tunai sebelum pengunduran diri = Jumlah
Tabungan + Bagi Hasil
• Jika peserta meninggal dunia
– Klaim meninggal = Nilai Tunai + Dana Kematian
CONTOH PRODUK DAN MEKANISME
PERHITUNGAN PREMI
TABEL APLIKASI
ASURANSI SYARIAH DANA INVESTASI
DATA PESERTA ASUMSI
Nama IRFAN Mudharabah
Umur Peserta 55%
Premi Perusahaan 45%
Masa Tk. Invest 13%
Tabarru' 2.25%
Biaya 30% (DARI PREMI TAHUN PERTAMA)
Pengelolaan
Tahun
Ke
(1)
Jml Premi
yg terkumpl
(2)
Jml Tabrru
yg terkumpul
(3)
Jml Tabng
yg terkumpul
(4)
Jml Basil
yg terkumpul
(5)
Dana
Kematian
(6)
Nilai Tunai
(7)
Klaim
Meninggal
(8)
% Nilai Tunai
dengan
Premi
(9)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KOLOM KETERANGAN
1 Tahun = Perjalanan Masa Perjanjian yang Disepakati
2
Jumlah Premi yang Terkumpul = Besarnya Premi yang Dibayar oleh Nasabah X
Tahun Berjalan
3 Jumlah Tabarru’ yang Terkumpul = Persentase Tabarru’ X Premi yang Dibayar
4 baris I
Jumlah Tabungan yg Terkumpul Tahun 1 = Premi yang Dibayar – Biaya
Pengelolaan – Tabarru’
4 baris II
Jumlah Tabungan yang Terkumpul Tahun 2 = (Premi yang Dibayar – Biaya
Pengelolaan – Tabarru’) + Bagi Hasil Tahun Lalu
5
Jumlah Bagi Hasil yang Terkumpul Tahun 1= Jumlah Tabungan Terkumpul X
Tingkat Investasi X Nisbah
6
Dana Kamatian = (Masa Perjanjian X Premi yang Dibayar) – Premi yang dibayar
tahun yang bersangkutan
7 Nilai Tunai = Jumlah Tabungan + Bagi Hasil
8 Klaim Meninggal = Nilai Tunai + Dana Kematian
9
Persentase Nilai Tunai dengan Premi = Nilai Tunai / Premi yang Dibayar pada
tahun yang bersangkutan
RUMUS MENGISI KOLOM APLIKASI
Tahun
Ke
(1)
Jml Premi
yg terkumpl
(2)
Jml Tabrru
yg terkumpul
(3)
Jml Tabng
yg terkumpul
(4)
Jml Basil
yg terkumpul
(5)
Dana
Kematian
(6)
Nilai Tunai
(7)
Klaim
Meninggal
(8)
% Nilai Tunai
dengan
Premi
(9)
1
2
3
TABEL APLIKASI
ASURANSI SYARIAH DANA INVESTASI
DATA PESERTA Asumsi
Nama IRFAN Mudharabah
Umur 35 Peserta 55%
Premi 1,000,000.00 Perusahaan 45%
Masa 10.00 th Tk. Invest 13%
Tabarru' 2.25%
Biaya 30%(DARI PREMI TAHUN PERTAMA)
Pengelolaan
Tahun
Ke
(1)
Jml Premi
yg terkumpul
(2)
Jml Tabarru
yg terkumpul
(3)
Jml Tabungan
yg terkumpul
(4)
Jml Basil
yg terkumpul
(5)
Dana
Kematian
(6)
Nilai Tunai
(7)
Klaim
Meninggal
(8)
% Nilai Tunai
dengan
Premi
(9)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PEGADAIAN SYARI’AH
• PENGERTIAN
– Perjanjian menahan sesuatu barang sebagai
tanggungan utang
– Akad/perjanjian utang piutang dengan
menjadikan harta sebagai kepercayaan/penguat
utang dan yang memberi pinjaman berhak
menjual barang yang digadaikan itu pada saat ia
menuntut haknya
PERSAMAAN vs PERBEDAAN
• Ada persamaan dan perbedaan antara gadai dengan
rahn
• Persamaan
– Hak gadai berlaku atas pinjaman uang
– Adanya agunan sebagai jaminan utang
– Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan
– Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai
– Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang
digadaikan boleh dijual atau dilelang
• Perbedaan
– Rahn dalam hukum Islam dilakukan atas dasar tolong
menolong tanpa mencari untung
– Rahn berlaku untuk barang bergerak maupun tidak bergerak
– Rahn tidak ada bunga
DASAR HUKUM
• DASAR HUKUM
– QS. Al-Baqarah 283:
• … Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utang) dan hendaklah ia
bertaqwa kepada Allah Tuhannya
– HR. Bukhari
• Rasulullah pernah menggadaikan baju besinya kepada orang Yahudi
untuk ditukar dengan gandum. Lalu orang Yahudi berkata: Sungguh
Muhammad ingin membawa lari hartaku. Rasulullah kemudian
menjawab: bohong! Sesungguhnya aku orang yang jujur di atas bumi
ini dan di langit. Jika kamu berikan amanat kepadaku pasti aku
tunaikan. Pergilah kalian dengan baju besiku
– Jumhur Ulama’
• Para ulama tidak pernah mempertentangkan kebolehan gadai/rahn
RUKUN DAN SYARAT SAH
• Rukun Gadai
– Orang yang menggadaikan (Rahin)
– Barang yang digadaikan (Marhun)
– Orang yang menerima gadai (Murtahin)
– Harga
– Sifat akad gadai
• Syarat
– Berakal
– Baligh
– Wujud marhun
– Marhun yang dipegang oleh murtahin
RUKUN DAN SYARAT SAH
• Perlakukan Bunga dan Riba dalam perjanjian Gadai
– Gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang piutang,
dimungkinkan terjadinya riba yang dilarang oleh syara’.
Oleh karena itu, dalam gadai syari’ah diperlakukan beban
sewa
• Berakhirnya Hak Gadai
– Rahin telah melunasi semua kewajiban kepada murtahin
– Rukun dan syarat gadai tidak terpenuhi
– Baik rahin maupun murtahin atau salah satunya ingkar dari
ketentuan syara’ dan akad yang disepekati
KETENTUAN ISLAM DALAM GADAI
• Kedudukan barang gadai
– Selama ada di tangan pemegang gadai, kedudukan barang
gadai hanya merupakan suatu amanat yang dipercayakan
kepadanya oleh pihak penggadai
– Sebagai pemegang amanat, murtahin berkewajiban
memelihara keselamatan barang gadai yang diterimanya,
sesuai dengan keadaan barang
• Pemanfaatan barang gadai
– Pada dasarnya barang gadai tidak boleh diambil
manfaatnya, baik oleh pemiliknya maupun oleh penerima
gadai. Namun bila mendapatkan ijin boleh dimanfaatkan
• Risiko atas kerusakan barang gadai
– Penanggung risiko barang gadai tergantung pada sumber
terjadinya risiko.
KETENTUAN ISLAM DALAM GADAI
• Pemeliharaan barang gadai
– Biaya pemeliharaan menjadi tanggungan penggadai
• Kategori barang gadai
– Benda bernilai menurut syara’
– Benda berwujud pada waktu perjanjian terjadi
– Benda diserahkan sektika kepada murtahin
• Akad gadai
– Berapa barang
– Penetapan kepemilikan penggadaian atas barang yang
digadaikan tidak terhalang
– Barang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah tiba
masa pelunasan utang gadai
KETENTUAN ISLAM DALAM GADAI
• Pelunasan utang gadai
– Apabila sampai pada waktu yang telah ditentukan, rahin
belum juga membayar kembali hutangnya, maka rahin
dapat diminta oleh marhun untuk menjual barang
gadaiannya dan kemudian digunakan untuk melunasi
utangnya.
• Prosedur pelelangan barang gadai
– Murtahin harus lebih dahulu mencari tahu keadaan rahin
– Dapat memperpanjang tenggang waktu pembayaran
– Kalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin belum
melunasi hutangnya, maka murtahin boleh memindahkan
barang gadai kepada murtahin lain dengan seijin rahin
– Apabila ketentuan di atas tidak terpenuhi, maka murtahin
boleh menjual barang gadai dan kelebihan uangnya
Biaya Administrasi
Golongan MB Plafon MB (Marhun
Bih)
Biaya Administrasi / SBR
[1]
A 20.000 – 150.000 1.000
B 151.000 – 500.000 3.000
C 501.000 – 1.000.000 5.000
D 1.005.000 – 5.000.000 15.000
E 5.010.000 – 10.000.000 15.000
F 10.050.000 – 20.000.000 25.000
G 20.100.000 – 50.000.000 25.000
H 50.100.000 –
200.000.000
25.000
Tarif Ijarah
No. Jenis Marhun[1] Perhitungan tarif[2]
1 Emas Taksiran/Rp 10.000 x Rp 90 x
Jangka waktu / 10
2 Elektronik, alat rumah tangga
lainnya
Taksiran/Rp 10.000 x Rp 95 x
Jangka waktu / 10
3 Kendaraan bermotor (mobil &
motor)
Taksiran/Rp 10.000 x Rp100 x
Jangka waktu / 10
[1] Pada prakteknya, jenis marhun yang lebih banyak diterima oleh Pegadaian syariah
sebagai murtahin, adalah emas dan atau berlian. Ada beberapa faktor yang mendasarinya:
Fatwa dari DSN MUI baru mengatur menganai marhun berupa emas dan berlian, dan jenis
tersebut memiliki nilai yang relatif stabil dari masa ke masa. Selain itu pegadaian syariah
yang tergolong baru masih belum memiliki gudang penyimpanan barang gadai yang
memadai.
[2] Tarif ijarah dikenakan sebesar Rp 90,- per 10 hari masa penyimpanan untuk setiap
kelipatan taksiran perhiasan emas sebesar Rp 10.000,-. Perbedaan nilai multiplier untuk
marhun yang berbeda disebakan karena tingkat resikonya yang juga beragam.
Contoh Perhitungan Gadai Syari’ah
Diketahui:
Nilai taksiran perhiasan emas = Rp 1.000.000,-
Masa pinjaman = 30 hari
Maka:
Jumlah maksimum pinjaman /marhun bih yang dapat diterima:
90 % x Nilai taksiran marhun
= 90 % x Rp 1.000.000,-
= Rp 900.000,-
Biaya administrasi yang wajib dibayarkan satu kali, saat akad disepakati
(lihat tabel 1): Rp 5.000,-
Contoh Perhitungan Gadai Syari’ah
Tarif ijarah (lihat tabel 2):
Taksiran / Rp 10.000 x Rp 90 x Jangka waktu / 10
= Rp 1.000.000 / Rp 10.000 x Rp 90 x 30 / 10
= Rp 27.000,-
Jadi uang yang harus dibayarkan oleh rahin untuk melunasi pinjamannya
setelah 30 hari (jatuh tempo), adalah Rp 927.000,- (Pinjaman awal ditambah
biaya ijarah).[1]
Gadai Konvensional
• Pegadaian Konvensional, bunga yang
dikenakan atas pinjaman sebesar 900000
dengan bunga sebesar 1,625% per 15 hari.
• Jadi jumlah yang harus dibayarkan = Rp
900.000,00 + (1,625% x 30/15 x Rp
900.000,00) = Rp 929.250,00.
Contoh Perhitungan Gadai Syari’ah
Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional
Sumber dana Berasal dari sumber yang halal, sesuai
syariah.[1]
BBerasal dari sumber yang belum terjamin
kehalalannya, mencakup: Modal sendiri: dari
pemerintah (karena Pegadaian masih termasuk
BUMN, milik pemerintah); Modal luar: obligasi,
pinjaman jangka pendek lain, pinjaman dari Bank
Konvensional
Akad 1. Rahn : gadai; 2. Ijarah: untuk
penyewaan tempat penyimpanan
marhun.
Perjanjian gadai, mengacu pada KUH Perdata
ayat 1150 dan 1160.
Dasar pengenaan
tarif
Berdasarkan taksiran marhun, bisa dilihat
di tabel 2.
Berdasarkan besarnya pinjaman yang diberikan.
Bunga = 12,8% per 4 bulan.
Tarif Administrasi Sesuai plafon Marhun Bih, bisa dilihat di
tabel 1.
Dikenakan sebesar 1% dari jumlah pinjaman yang
diberikan.
Kelebihan hasil
penjualan[2]
Bila lebih dari 1 tahun, uang kelebihan
hasil penjualan marhun belum diambil
oleh rahin, maka Pegadaian Syariah
akan menyalurkannya ke BAZIS.
Bila lebih dari 1 tahun, uang kelebihan hasil
penjualan marhun belum diambil oleh rahin, maka
Pegadaian Konvensional akan memasukkan uang
tersebut ke kas perusahaan (PERUM Pegadaian).
Penyelesaian
perseteruan
Dilakukan melalui Badan Arbitrase
Syariah yang berada di bawah MUI.
Dilakukan melalui pengadilan.
[1] Untuk Perum Pegadaian Divisi Usaha Syariah, sumber pendanaannya berasal dari Bank Muamalat Indonesia, sementara pegadaian (Rahn) yang
menjadi produk Bank Syariah, sudah jelas bahwa sumbernya pun halal).
[2] Bila ternyata rahin/penerima pinjaman tidak dapat melunasi kewajibannya, maka pihak pegadaian dapat menjual barang yang menjadi jaminannya. Bila
ada kelebihan, pegadaian cenderung bersifat pasif, dalam artian tidak mengantar sendiri jumlah kelebihan tersebut kepada rahin/penerima pinjaman.
Namun demikian, pihak pegadaian tetap memiliki etika untuk memberitahukan kepada rahin/penerima pinjaman bahwa hasil penjualan barang
jaminannya masih diatas kewajiban yang harus ia lunasi, hal ini biasa dilakukan melalui korespondensi maupun telepon.

More Related Content

What's hot

Rancang bangun ekonomi islam
Rancang bangun ekonomi islamRancang bangun ekonomi islam
Rancang bangun ekonomi islamZein Yusuf
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahNeyna Fazadiq
 
Prinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisPrinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisHaniel Trisman
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.muttaqinamafazah
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinMiftah Iqtishoduna
 
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)Ruhilatul Ilma
 
Pertemuan 2 3 msdm ke 2
Pertemuan 2   3  msdm ke 2Pertemuan 2   3  msdm ke 2
Pertemuan 2 3 msdm ke 2Dhini Anden
 
Ppt kemahasiswaan
Ppt kemahasiswaanPpt kemahasiswaan
Ppt kemahasiswaanmaiiaarlam
 
Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Put Herma
 
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMEKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMKhanifah Nur Rahmah
 
Pengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahPengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahYISC Al-Azhar
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahPT. TERSERAH ANDA
 
Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)
Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)
Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)Yapiter Marpi
 

What's hot (20)

Rancang bangun ekonomi islam
Rancang bangun ekonomi islamRancang bangun ekonomi islam
Rancang bangun ekonomi islam
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariah
 
Sumber dan norma ekonomi islam
Sumber dan norma ekonomi islamSumber dan norma ekonomi islam
Sumber dan norma ekonomi islam
 
Prinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisPrinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnis
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
 
Harta
HartaHarta
Harta
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
 
Manajemen Dana Bank
Manajemen Dana BankManajemen Dana Bank
Manajemen Dana Bank
 
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
 
Pertemuan 2 3 msdm ke 2
Pertemuan 2   3  msdm ke 2Pertemuan 2   3  msdm ke 2
Pertemuan 2 3 msdm ke 2
 
Ppt kemahasiswaan
Ppt kemahasiswaanPpt kemahasiswaan
Ppt kemahasiswaan
 
Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)
 
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMEKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
 
Pengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahPengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariah
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariah
 
Wakaf
WakafWakaf
Wakaf
 
Keuangan Syariah
Keuangan SyariahKeuangan Syariah
Keuangan Syariah
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)
Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)
Rps mk hukum perbankan (smt genap 2021)
 

Similar to ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA

Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.asuransipaninlife
 
Asuransi syariah
Asuransi syariahAsuransi syariah
Asuransi syariahFurqon DC
 
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMAAsuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMAfadhilau
 
PPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptx
PPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptxPPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptx
PPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptxMuhammadSultanBianda
 
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptxKERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptxAmiraWidi
 
asuransi syariah
 asuransi syariah asuransi syariah
asuransi syariahElla Aisah
 
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptxASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptxKhasanudinAlmuza
 
Asuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islamAsuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islamMiftah Iqtishoduna
 
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaPerkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaWahyu Ketapang
 
Asuransi Syariah
Asuransi SyariahAsuransi Syariah
Asuransi SyariahDwi Wahyu
 
Asuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut IslamAsuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut IslamSlam Abdul
 
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 

Similar to ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA (20)

Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.Aqad dalam asuransi syariah.
Aqad dalam asuransi syariah.
 
Asuransi syariah
Asuransi syariahAsuransi syariah
Asuransi syariah
 
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMAAsuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
Asuransi ( Pendidikan Agama Islam ) kelas XI SMA
 
PPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptx
PPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptxPPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptx
PPT_ASURANSI_KONVENSIONAL_DAN_ASURANSI_S.pptx
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptxKERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
 
asuransi syariah
 asuransi syariah asuransi syariah
asuransi syariah
 
asuransi syariah
asuransi syariahasuransi syariah
asuransi syariah
 
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptxASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
ASURANSI_SYARI_AH_PPT.pptx
 
Asuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islamAsuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islam
 
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptxKERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
 
Aqad dalam asuransi syariah
Aqad dalam asuransi syariahAqad dalam asuransi syariah
Aqad dalam asuransi syariah
 
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaPerkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesia
 
Asuransi syariah
Asuransi syariahAsuransi syariah
Asuransi syariah
 
Asuransi Syariah
Asuransi SyariahAsuransi Syariah
Asuransi Syariah
 
Asuransi Syariah
Asuransi SyariahAsuransi Syariah
Asuransi Syariah
 
Asuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islamAsuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islam
 
Fiqh Kelas X
Fiqh Kelas XFiqh Kelas X
Fiqh Kelas X
 
Asuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut IslamAsuransi Menurut Islam
Asuransi Menurut Islam
 
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 

More from Neyna Fazadiq

Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataNeyna Fazadiq
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamNeyna Fazadiq
 
Pengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomiPengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomiNeyna Fazadiq
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Neyna Fazadiq
 
Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)Neyna Fazadiq
 
Lembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian IslamLembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian IslamNeyna Fazadiq
 
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islamPerkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islamNeyna Fazadiq
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahNeyna Fazadiq
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Neyna Fazadiq
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahNeyna Fazadiq
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahNeyna Fazadiq
 
konsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamkonsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamNeyna Fazadiq
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahNeyna Fazadiq
 

More from Neyna Fazadiq (15)

Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdata
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
 
Pengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomiPengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomi
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
 
Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)
 
Lembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian IslamLembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian Islam
 
akad wadiah
akad wadiahakad wadiah
akad wadiah
 
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islamPerkembangan pemikiran teori ekonomi islam
Perkembangan pemikiran teori ekonomi islam
 
Teori bagi hasil
Teori bagi hasilTeori bagi hasil
Teori bagi hasil
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
 
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi SyariahKompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
 
konsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamkonsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islam
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 

Recently uploaded

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA

  • 2. Sejarah Asuransi Syari’ah di IndonesiaSejarah Asuransi Syari’ah di Indonesia Perusahaan Asuransi pertama di Indonesia adalah Perusahaan Asuransi Laut dan Kebakaran : Bataviansche Zee & Brand Assurantie, didirkan pada tahun 1843. Perusahaan Asuransi Pribumi pertama adalah Asuransi Jiwa Bumi Putra berdiri tahun 1912. Seiring dengan perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia membutuhkan perusahaan asuransi syari’ah sesuai dengan UU No. 7 tahun 1992. ICMI, Yayasan Abdi Bangsa, BMI dan perusahaan Asuransi Tugu Mandiri pada tanggal 27 Juli 1993 sepakat memprakarsai pendirian Asuransi Takaful dengan menyusun Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI). TEPATI merealisasikan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia sebagai Holding Company dengan 2 anak perusahaan : PT. Asuransi Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) dan PT. Asuransi Takaful umum (Asuransi Takaful Kerugian). Tugas Holding Company selanjutnya mengembangkan keuangan syari’ah lainnya seperti leasing, anjak piutang, modal ventura, pegadaian dll. Fungsi Utama Asuransi Takaful adalah sebagai Investment Company.
  • 3. • Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (An-Nisaa: 9)
  • 4. • Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (Al-Maidah: 2).
  • 5. LANDASAN TEORI ASURANSI SYARIAH • Al-’Aqila – Konsep pertama tentang asuransi. Al-’Aqila= Orang tua atau keluarga pembunuh menanggung beban ahli waris yang terbunuh • At-Takaful – Tolong menolong: Saling bertanggungjawab; Saling bekerjasama dan saling membantu; Saling melindungi • Tabarru’ – Sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma
  • 6. • Aqad – Aqad Tabarru (Hibah) dan Tijarah (Mudharabah) • Gharar – Ketidakjelasan • Maisir – Judi/untung-untungan • Riba – Tambahan atas pokok yang disyaratkan di depan
  • 7. PENGERTIAN • Menurut etimologi bahasa Arab istilah takaful berasal dari akar kata kafala. • Dalam ilmu tashrif atau sharaf, takaful ini termasuk dalam barisan bina muta’aadi, yaitu tafaa’ala yang berarti saling menanggung. Sementara ada yang mengartikan dengan makna saling menjamin. • Secara terminologi, Evamy (1976) yang dikutip oleh Rahman mendefinisikan, asuransi adalah : – suatu kontrak dimana seseorang disebut penjamin asuransi, yang menjalankan. Sebagai balas jasa atas imbalan yang telah disetujui yang disebut premi, untuk membayar orang lain yang diasuransikan, yang disebut tertanggung, sejumlah uang atau yang senilai, atas suatu kejadian tertentu. Peristiwa tertentu itu harus unsur yang tidak menentu; peristiwa tersebut mungkin berupa (a) masalah asuransi jiwa, dalam kenyataan bahwa peristiwa ini dapat terjadi sebagai kejadian sehari-hari, peristiwa terjadi tidak tentu waktunya, atau (b) suatu kenyataan bahwa peristiwa yang dialami disebabkan oleh suatu kecelakaan, yang mungkin peristiwa itu tidak pernal dialami sama sekali. Kejadian terakhir dinamakan kecelakaan. (1996 : 27-28)
  • 8. • Lebih khusus dalam bidang muamalah Praja mengatakan, takaful adalah: – Saling memikul resiko di antara sesama orang sehingga antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut. (1994 : 1).
  • 9. • Sudah barang tentu, dalam asuransi takaful tidak hanya melibatkan dua pihak yang bertakaful, yakni orang yang saling mengikatkan dirinya untuk saling menjamin resiko yang diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak ketiga. • Pihak ketiga dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum atau perusahaan yang menjamin kegiatan kerja sama atau takaful ini terjamin berjalan dengan baik dan tidak termasuk kegiatan yang dilarang oleh syari’at seperti : al-gharar, al- maisir, dan al-riba. • Berkaitan dengan ini menurut Praja, ada unsur-unsur penting yang mesti ada demi terlaksananya takaful, yaitu (a) Dua atau beberapa pihak yang bertakaful; dan (b) pengelola takaful.
  • 10. • Program perlindungan menurut syari’ah dikenal dengan Asuransi Takaful yang bertumpu pada konsep wa ta’awanu alal birri wa taqwa (tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa) dan at-ta’min (rasa aman) yang menjadikan semua peserta asuransi sebagai keluarga besar yang saling menjamin dan menanggung resiko satu sama lainnya
  • 11. Pandangan Ulama tentang Asuransi • ulama yang bermazab Hanafiyah, yaitu Ibnu ‘Abidin (1784-1836), yang dikutip Yafie menegaskan, bahwa : – … telah menjadi kebiasaan bilamana para pedagang menyewa kapal dari seorang harby, mereka membayar upah pengangkutannya. Ia juga membayar sejumlah uang untuk seorang harby yang berada di negeri asal penyewa kapal, yang disebut sebagai sukarah (premi asuransi), dengan ketentuan bahwa barang-barang pemakai kapal yang berada di kapal yang disewanya itu, bilamana musnah karena kebakaran, atau kapal tenggelam, atau dibajak dan sebagainya, maka penerima uang premi asuransi itu menjadi penanggung, sebagai imbalan dari uang yang diambil dari pedagang itu. Penanggung itu mempunyai wakil yang mendapat perlindungan yang di negeri kita berdiam di kota-kota pelabuhan negara Islam atas seizin penguasa. Si wakil tersebut menerima uang premi asuransi dari para pedagang itu, dan bilamana barang-barang mereka tertimpa peristiwa yang disebutkan di atas, dia (si wakil) lah yang membayar kepada para pedagang itu sebagai uang pengganti sebesar sejumlah yang pernah diterimanya. (1996 : 5)
  • 12. • Muhammad Abduh (1849 - 1905), di dalam majalah al-Muhamat Tahun V No. 460, Abduh memfatwakan, bahwa pekerjaan perusahaan asuransi jiwa adalah pekerjaan mubah (hukumnya), karena persetujuan orang/seorang dengan para pemilik perusahaan asuransi tergolong syirkah al-mudharabah, dan boleh dikerjakan (ja’iz). Dengan demikian Abduh adalah ulama yang pertama memperbolehkan asuransi jiwa dengan akad mudharabah
  • 13. • Sebagai bahan penguat pendapat para ulama tersebut, ternyata pernah di adakan seminar Fiqh Islam yang diselenggarakan oleh al-Majlis al-A’la ;I Ri’ayah al-Funun wa al-Adab wa al’Ulum al-Ijtima’iyah di Damsyik. – Masalah asuransi adalah hal baru, tidak ada nash-nya dalam syari’ah – Menyanggah pendapat ulama yang mengharamkan asuransi karena digolongkan ke dalam jenis pertaruhan atau untung-untungan. Menurutnya, unsur saling menolong yang ada dalam asuransi itu menjauhkan dari jenis pertaruhan. – Menyanggah adanya kesamaran dalam ‘aqd al-ta’min; – Perusahaan asuransi memutar dana cadangan dengan jalan riba, yang darinya kelak tertanggung dalam asuransi jiwa, apabila tetap hidup sampai berakhirnya jangka waktu pertanggungnya, mendapat sejumlah uang dengan bunganya sebagai pengganti uang premi yang pernah dibayarnya. Ini hukumnya haram menurut hukum agama. Cara ini merupakan praktik yang dilakukan perusahaan-perusahaan asuransi, hal mana harus dipisahkan dengan persoalan asuransi sendiri selaku satu sistem atau lembaga hukum. – Asuransi mempunyai sua bentuk : asuransi bersama (perkumpulan) dan asuransi perusahaan. Bentuk pertama hendaknya diprioritaskan, karena bersifat saling menolong belaka. Tetapi karena mendapat banyak kesulitan dan ketidakmampuan dalam arena perekonomian, perhatian akhirnya menjadi lebih tertuju kepada asuransi perusahaan. – Asuransi perusahaan halal menurut hukum syara’, karena dapat dikiaskan pada ‘aqd al-muwalat menurut mazhab Maliki, nizham al-‘awaqil dan sistem pensiun bagi pegawai negeri. (Yafie, 1996 : 6).
  • 14. Prinsip-Prinsip Asuransi Syari’ahPrinsip-Prinsip Asuransi Syari’ah 1.Sesama muslim saling bertanggung jawab. Kesulitan seorang muslim dalam kehidupan menjadi tanggung jawab sesama muslim lainnya. (QS. Ali-Imran : 103) 2. Sesama muslim saling bekerja sama dan bantu membantu. Seorang muslim dituntut mampu merasakan dan memikirkan apa yang dirasakan dan dipikirkan saudaranya. Hal ini menimbulkan sikap saling membutuhkan antara sesama muslim dalam menyelesaikan masalah. (QS. At-Taubah : 71) 3. Sesama muslim saling melindungi penderitaan satu sama lain. Tolong menolong, bantu membantu dan melindungi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat muslim. (QS. Adh-Dhuha : 9- 10) Sesuai dengan tujuan dibentuknya asuransi takaful, maka kerangka operasional asuransi takaful didasarkan kepada Prinsip-Prinsip meliputi :
  • 15. Perbedaan Asuransi Syari’ah & KonvensionalPerbedaan Asuransi Syari’ah & Konvensional Keterangan Asuransi Syari’ah Asuransi konvensional Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) Adanya Dewan Pengawas Syari’ah. Fungsinya mengawasi produk yang dipasarkan dan investasi dana Tidak ada Akad Tolong Menolong (Takaful ) Jual Beli Investasi Dana Investasi dana berdasarkan syari’ah dengan sistem bagi hasil (mudharabah ) Investasi dana berdasarkan bunga Kepemilikan Dana Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) merupakan milik peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelola Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan, perusahaan bebas menentukan investasinya. Pembayaran Klaim Dari rekening tabarru’ (dana kebajikan) seluruh peserta, sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah. Dari rekening dana perusahaan Keuntungan (profit) Dibagi antara perusahaan dng peserta sesuai prinsip bagi hasil (mudharabah ) Seluruhnya menjadi milik perusahaan
  • 16. Perkembangan Asuransi • Sebelum munculnya asuransi takaful di Indonesia, ternyata asuransi takaful sudah lahir di berbagai negara baik di negara muslim (Arab, Malaysia) maupun non-muslim (Swiss, Bahamas, Inggris). • Diantara asuransi takaful tersebut adalah tersebar di negara- negara sebagai berikut : – Islamic Insurance Co. Ltd. Sudan (1979) – Islamic Arab Insurance C. Ltd. Saudi Arabia (1979) – Dar Al-Maal Al Islami Geneva (1983) – Takaful Islami Luxemburg (1983) – Takaful Islam Bahamas (1983) – Al-Takaful Al-Islami Bahrain (1983) – Syarikat Takaful Malaysia SDN. Berhad (1984) – Syarikat Takaful Brunei Darussalam – Asuransi takaful Indonesia (1993)
  • 17. Produk Asuransi Syari’ahProduk Asuransi Syari’ah 1. Asuransi Keluarga Asuransi Keluarga (Asuransi Jiwa) Asuransi Individu Asuransi Group/Kumpulan Bentuk asuransi yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta takaful. Dalam musibah kematian yang menerima santunan sesuai perjanjian adalah keluarga / ahli waris atau orang yg ditunjuk. Dalam musibah kecelakaan yg tidak mengakibatkan kematian, santunan akan diterima oleh oeserta yg mengalami musibah Asuransi Umum (Asuransi Umum) Produk Asuransi
  • 18. Jenis takaful keluarga meliputi : a. Takaful dengan Unsur Tabungan, meliputi : Takaful Dana Investasi, Takaful Dana Haji, Takaful Pendidikan / Dana Siswa, Takaful Jabatan. b. Takaful Tanpa Unsur Tabungan, meliputi : Takaful Kecelakaan Diri, Takaful Khairat Keluarga, Takaful Majelis Taklim, Takaful Pembiayaan,, Takaful Wisata dan Perjalanan, Takaful Kecelakaan Siswa, Takaful Perjalanan Haji / Umroh. 2. Takaful Umum Bentuk takaful yang memberikan perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas hartaa milik peserta takaful, seperti rumah, kendaraan bermotor, bangunan, pabrik dan sebagainya. Jenis Takaful Umum meliputi : Takaful Kebakaran, Takaaful Kendaraan Bermotor, Takaful Resiko Pembangunan, Takaful Pengangkutan Barang, Takaful Resiko Mesin dll.
  • 19. Pola Operasional Asuransi Syariah • Produk asuransi dengan unsur tabungan – Asuransi Dana Investasi – Asuransi Dana Siswa – Dan yang sejenis • Produk asuransi tanpa unsur tabungan – Asuransi Majelis Taklim – Asuransi Kecelakaan – Dan yang sejenis
  • 20. IURAN PESERTA Total Dana yang terkumpul HASIL INVES TASI HASIL INVES TASI Hubungan al Mudharabah Hubungan al Mudharabah Investasi oleh Perush Biaya Opera- sional Persh Keuntungan Pmg Saham Mekanisme Kerja Produk Dengan TabunganMekanisme Kerja Produk Dengan TabunganMekanisme Kerja Produk Dengan TabunganMekanisme Kerja Produk Dengan Tabungan 40% 60% PERUSAHAAN Peserta REKENING PESERTA REKENING TABARRU REKENING PESERTA REKENING TABARRU REKENING PESERTA REKENING PESERTA REKENING TABARRU DIBAYARKAN KE PESERTA DIBAYARKAN KE PESERTA BIAYA OPERASI PERSUHAAN
  • 21. IURAN ASURANSI Beban Asuransi Keuntungan Investasi Takaful Bagian Peserta Bagian Perusahaan Hubungan al Mudharabah Investasi oleh Perush Biaya Opera- sional Persh Keuntungan Pemegang Saham Mekanisme Kerja Produk Non-TabunganMekanisme Kerja Produk Non-Tabungan 60% 40% Perusahaan Peserta TOTAL DANA TOTAL DANA
  • 22. Perolehan Pemegang Polis dan Ahli Waris • Jika peserta hingga akhir masa perjanjian – Nilai Tunai = Jumlah Tabungan + Bagi Hasil Investasi + Bonus • Jika peserta berhenti di tengah perjanjian – Nilai Tunai sebelum pengunduran diri = Jumlah Tabungan + Bagi Hasil • Jika peserta meninggal dunia – Klaim meninggal = Nilai Tunai + Dana Kematian
  • 23. CONTOH PRODUK DAN MEKANISME PERHITUNGAN PREMI
  • 24. TABEL APLIKASI ASURANSI SYARIAH DANA INVESTASI DATA PESERTA ASUMSI Nama IRFAN Mudharabah Umur Peserta 55% Premi Perusahaan 45% Masa Tk. Invest 13% Tabarru' 2.25% Biaya 30% (DARI PREMI TAHUN PERTAMA) Pengelolaan Tahun Ke (1) Jml Premi yg terkumpl (2) Jml Tabrru yg terkumpul (3) Jml Tabng yg terkumpul (4) Jml Basil yg terkumpul (5) Dana Kematian (6) Nilai Tunai (7) Klaim Meninggal (8) % Nilai Tunai dengan Premi (9) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  • 25. KOLOM KETERANGAN 1 Tahun = Perjalanan Masa Perjanjian yang Disepakati 2 Jumlah Premi yang Terkumpul = Besarnya Premi yang Dibayar oleh Nasabah X Tahun Berjalan 3 Jumlah Tabarru’ yang Terkumpul = Persentase Tabarru’ X Premi yang Dibayar 4 baris I Jumlah Tabungan yg Terkumpul Tahun 1 = Premi yang Dibayar – Biaya Pengelolaan – Tabarru’ 4 baris II Jumlah Tabungan yang Terkumpul Tahun 2 = (Premi yang Dibayar – Biaya Pengelolaan – Tabarru’) + Bagi Hasil Tahun Lalu 5 Jumlah Bagi Hasil yang Terkumpul Tahun 1= Jumlah Tabungan Terkumpul X Tingkat Investasi X Nisbah 6 Dana Kamatian = (Masa Perjanjian X Premi yang Dibayar) – Premi yang dibayar tahun yang bersangkutan 7 Nilai Tunai = Jumlah Tabungan + Bagi Hasil 8 Klaim Meninggal = Nilai Tunai + Dana Kematian 9 Persentase Nilai Tunai dengan Premi = Nilai Tunai / Premi yang Dibayar pada tahun yang bersangkutan RUMUS MENGISI KOLOM APLIKASI Tahun Ke (1) Jml Premi yg terkumpl (2) Jml Tabrru yg terkumpul (3) Jml Tabng yg terkumpul (4) Jml Basil yg terkumpul (5) Dana Kematian (6) Nilai Tunai (7) Klaim Meninggal (8) % Nilai Tunai dengan Premi (9) 1 2 3
  • 26. TABEL APLIKASI ASURANSI SYARIAH DANA INVESTASI DATA PESERTA Asumsi Nama IRFAN Mudharabah Umur 35 Peserta 55% Premi 1,000,000.00 Perusahaan 45% Masa 10.00 th Tk. Invest 13% Tabarru' 2.25% Biaya 30%(DARI PREMI TAHUN PERTAMA) Pengelolaan Tahun Ke (1) Jml Premi yg terkumpul (2) Jml Tabarru yg terkumpul (3) Jml Tabungan yg terkumpul (4) Jml Basil yg terkumpul (5) Dana Kematian (6) Nilai Tunai (7) Klaim Meninggal (8) % Nilai Tunai dengan Premi (9) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  • 27. PEGADAIAN SYARI’AH • PENGERTIAN – Perjanjian menahan sesuatu barang sebagai tanggungan utang – Akad/perjanjian utang piutang dengan menjadikan harta sebagai kepercayaan/penguat utang dan yang memberi pinjaman berhak menjual barang yang digadaikan itu pada saat ia menuntut haknya
  • 28. PERSAMAAN vs PERBEDAAN • Ada persamaan dan perbedaan antara gadai dengan rahn • Persamaan – Hak gadai berlaku atas pinjaman uang – Adanya agunan sebagai jaminan utang – Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan – Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai – Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang digadaikan boleh dijual atau dilelang • Perbedaan – Rahn dalam hukum Islam dilakukan atas dasar tolong menolong tanpa mencari untung – Rahn berlaku untuk barang bergerak maupun tidak bergerak – Rahn tidak ada bunga
  • 29. DASAR HUKUM • DASAR HUKUM – QS. Al-Baqarah 283: • … Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utang) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya – HR. Bukhari • Rasulullah pernah menggadaikan baju besinya kepada orang Yahudi untuk ditukar dengan gandum. Lalu orang Yahudi berkata: Sungguh Muhammad ingin membawa lari hartaku. Rasulullah kemudian menjawab: bohong! Sesungguhnya aku orang yang jujur di atas bumi ini dan di langit. Jika kamu berikan amanat kepadaku pasti aku tunaikan. Pergilah kalian dengan baju besiku – Jumhur Ulama’ • Para ulama tidak pernah mempertentangkan kebolehan gadai/rahn
  • 30. RUKUN DAN SYARAT SAH • Rukun Gadai – Orang yang menggadaikan (Rahin) – Barang yang digadaikan (Marhun) – Orang yang menerima gadai (Murtahin) – Harga – Sifat akad gadai • Syarat – Berakal – Baligh – Wujud marhun – Marhun yang dipegang oleh murtahin
  • 31. RUKUN DAN SYARAT SAH • Perlakukan Bunga dan Riba dalam perjanjian Gadai – Gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang piutang, dimungkinkan terjadinya riba yang dilarang oleh syara’. Oleh karena itu, dalam gadai syari’ah diperlakukan beban sewa • Berakhirnya Hak Gadai – Rahin telah melunasi semua kewajiban kepada murtahin – Rukun dan syarat gadai tidak terpenuhi – Baik rahin maupun murtahin atau salah satunya ingkar dari ketentuan syara’ dan akad yang disepekati
  • 32. KETENTUAN ISLAM DALAM GADAI • Kedudukan barang gadai – Selama ada di tangan pemegang gadai, kedudukan barang gadai hanya merupakan suatu amanat yang dipercayakan kepadanya oleh pihak penggadai – Sebagai pemegang amanat, murtahin berkewajiban memelihara keselamatan barang gadai yang diterimanya, sesuai dengan keadaan barang • Pemanfaatan barang gadai – Pada dasarnya barang gadai tidak boleh diambil manfaatnya, baik oleh pemiliknya maupun oleh penerima gadai. Namun bila mendapatkan ijin boleh dimanfaatkan • Risiko atas kerusakan barang gadai – Penanggung risiko barang gadai tergantung pada sumber terjadinya risiko.
  • 33. KETENTUAN ISLAM DALAM GADAI • Pemeliharaan barang gadai – Biaya pemeliharaan menjadi tanggungan penggadai • Kategori barang gadai – Benda bernilai menurut syara’ – Benda berwujud pada waktu perjanjian terjadi – Benda diserahkan sektika kepada murtahin • Akad gadai – Berapa barang – Penetapan kepemilikan penggadaian atas barang yang digadaikan tidak terhalang – Barang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah tiba masa pelunasan utang gadai
  • 34. KETENTUAN ISLAM DALAM GADAI • Pelunasan utang gadai – Apabila sampai pada waktu yang telah ditentukan, rahin belum juga membayar kembali hutangnya, maka rahin dapat diminta oleh marhun untuk menjual barang gadaiannya dan kemudian digunakan untuk melunasi utangnya. • Prosedur pelelangan barang gadai – Murtahin harus lebih dahulu mencari tahu keadaan rahin – Dapat memperpanjang tenggang waktu pembayaran – Kalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin belum melunasi hutangnya, maka murtahin boleh memindahkan barang gadai kepada murtahin lain dengan seijin rahin – Apabila ketentuan di atas tidak terpenuhi, maka murtahin boleh menjual barang gadai dan kelebihan uangnya
  • 35. Biaya Administrasi Golongan MB Plafon MB (Marhun Bih) Biaya Administrasi / SBR [1] A 20.000 – 150.000 1.000 B 151.000 – 500.000 3.000 C 501.000 – 1.000.000 5.000 D 1.005.000 – 5.000.000 15.000 E 5.010.000 – 10.000.000 15.000 F 10.050.000 – 20.000.000 25.000 G 20.100.000 – 50.000.000 25.000 H 50.100.000 – 200.000.000 25.000
  • 36. Tarif Ijarah No. Jenis Marhun[1] Perhitungan tarif[2] 1 Emas Taksiran/Rp 10.000 x Rp 90 x Jangka waktu / 10 2 Elektronik, alat rumah tangga lainnya Taksiran/Rp 10.000 x Rp 95 x Jangka waktu / 10 3 Kendaraan bermotor (mobil & motor) Taksiran/Rp 10.000 x Rp100 x Jangka waktu / 10 [1] Pada prakteknya, jenis marhun yang lebih banyak diterima oleh Pegadaian syariah sebagai murtahin, adalah emas dan atau berlian. Ada beberapa faktor yang mendasarinya: Fatwa dari DSN MUI baru mengatur menganai marhun berupa emas dan berlian, dan jenis tersebut memiliki nilai yang relatif stabil dari masa ke masa. Selain itu pegadaian syariah yang tergolong baru masih belum memiliki gudang penyimpanan barang gadai yang memadai. [2] Tarif ijarah dikenakan sebesar Rp 90,- per 10 hari masa penyimpanan untuk setiap kelipatan taksiran perhiasan emas sebesar Rp 10.000,-. Perbedaan nilai multiplier untuk marhun yang berbeda disebakan karena tingkat resikonya yang juga beragam.
  • 37. Contoh Perhitungan Gadai Syari’ah Diketahui: Nilai taksiran perhiasan emas = Rp 1.000.000,- Masa pinjaman = 30 hari Maka: Jumlah maksimum pinjaman /marhun bih yang dapat diterima: 90 % x Nilai taksiran marhun = 90 % x Rp 1.000.000,- = Rp 900.000,- Biaya administrasi yang wajib dibayarkan satu kali, saat akad disepakati (lihat tabel 1): Rp 5.000,-
  • 38. Contoh Perhitungan Gadai Syari’ah Tarif ijarah (lihat tabel 2): Taksiran / Rp 10.000 x Rp 90 x Jangka waktu / 10 = Rp 1.000.000 / Rp 10.000 x Rp 90 x 30 / 10 = Rp 27.000,- Jadi uang yang harus dibayarkan oleh rahin untuk melunasi pinjamannya setelah 30 hari (jatuh tempo), adalah Rp 927.000,- (Pinjaman awal ditambah biaya ijarah).[1]
  • 39. Gadai Konvensional • Pegadaian Konvensional, bunga yang dikenakan atas pinjaman sebesar 900000 dengan bunga sebesar 1,625% per 15 hari. • Jadi jumlah yang harus dibayarkan = Rp 900.000,00 + (1,625% x 30/15 x Rp 900.000,00) = Rp 929.250,00.
  • 40. Contoh Perhitungan Gadai Syari’ah Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional Sumber dana Berasal dari sumber yang halal, sesuai syariah.[1] BBerasal dari sumber yang belum terjamin kehalalannya, mencakup: Modal sendiri: dari pemerintah (karena Pegadaian masih termasuk BUMN, milik pemerintah); Modal luar: obligasi, pinjaman jangka pendek lain, pinjaman dari Bank Konvensional Akad 1. Rahn : gadai; 2. Ijarah: untuk penyewaan tempat penyimpanan marhun. Perjanjian gadai, mengacu pada KUH Perdata ayat 1150 dan 1160. Dasar pengenaan tarif Berdasarkan taksiran marhun, bisa dilihat di tabel 2. Berdasarkan besarnya pinjaman yang diberikan. Bunga = 12,8% per 4 bulan. Tarif Administrasi Sesuai plafon Marhun Bih, bisa dilihat di tabel 1. Dikenakan sebesar 1% dari jumlah pinjaman yang diberikan. Kelebihan hasil penjualan[2] Bila lebih dari 1 tahun, uang kelebihan hasil penjualan marhun belum diambil oleh rahin, maka Pegadaian Syariah akan menyalurkannya ke BAZIS. Bila lebih dari 1 tahun, uang kelebihan hasil penjualan marhun belum diambil oleh rahin, maka Pegadaian Konvensional akan memasukkan uang tersebut ke kas perusahaan (PERUM Pegadaian). Penyelesaian perseteruan Dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah yang berada di bawah MUI. Dilakukan melalui pengadilan. [1] Untuk Perum Pegadaian Divisi Usaha Syariah, sumber pendanaannya berasal dari Bank Muamalat Indonesia, sementara pegadaian (Rahn) yang menjadi produk Bank Syariah, sudah jelas bahwa sumbernya pun halal). [2] Bila ternyata rahin/penerima pinjaman tidak dapat melunasi kewajibannya, maka pihak pegadaian dapat menjual barang yang menjadi jaminannya. Bila ada kelebihan, pegadaian cenderung bersifat pasif, dalam artian tidak mengantar sendiri jumlah kelebihan tersebut kepada rahin/penerima pinjaman. Namun demikian, pihak pegadaian tetap memiliki etika untuk memberitahukan kepada rahin/penerima pinjaman bahwa hasil penjualan barang jaminannya masih diatas kewajiban yang harus ia lunasi, hal ini biasa dilakukan melalui korespondensi maupun telepon.