Dokumen tersebut membahas tentang asuransi konvensional dan syariah dari segi definisi, sejarah, prinsip, ketentuan hukum, dan unsur-unsur pelaksanaannya. Asuransi ditinjau sebagai metode mengurangi risiko dengan memindahkan dan menggabungkan ketidakpastian, serta memiliki perbedaan pada akad, investasi, dan pembagian keuntungan antara sistem konvensional dan syariah.
1. Secara bahasa asuransi :
Belanda = assurantie
Latin = assecurare = meyakini orang
Perancis = assurance istilah lainnya assuradeur = penanggungan
Secara istilah :
• Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian
kecil yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian besar
yang belum pasti.
• Asuransi dalam sudut pandang ekonomi merupakan metode untuk
menguurangi resiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan
ketidak pastian akan adanya kerugian-kerugian.
• Asuransii syariah dalam fatwah DSN UMI adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orng atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aseet , yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang
sesui dengan syarih.
2. Sejarah
sejarah asuransi dalam wilayah kajian ilmu keislaman baru muncul
pada pase lahirnya ulama kontemporer. Sederet nama yang menekuni kajian
asuransi diantaranya addalah ibnu abidin (1784-1836), muhammad
nejatullah al-siddiqi, muhammad muslehudin, fazlur rahman, manan,yusuf
al-qardhawi, mohd. Ma’shum billah, merupakan deretan ulamah ternama
yang hidup dierah abad modern.
mengutip pernyataan nejahtullah al-diddiqi bahwa asuransi syariah
harus membawah unsur tolong menolong, seeperti yang terjadi diawal
sejarah asuransi menjadikan perinsip tolong menolong sebagai unsur
utama didalamnya. Lebih jauh muhammad masum billah mengajukan
sebuah konsep diberinama takaful. Sebuah konsep yang didalam nya
dilakukan kerjasama dengan para peserta takaful(pemegang polis asuransi)
atas perinsip al-mudharabah.konsep takaful pada dasarnya merupakan
usaha kejasama saling melindungi dan menolong anggota masyarakan
dalam menghadapi malapetaka atau bencana.
perkembangan asuransi syariah baru ada pada akhir tahun 1994
yaitu dengan berdirinya asuransi takaful indonesia pada tanggal 25 agustus
1994 dengan diresmikannya PT asuransi takaful keluarga melalui SK
menkeu no.kep-385/KMK.017/1994 pediri asuransi oleh tim pembentuk
asuransi takaful indonesia (tepati) yang dipelopori oleh ICMI melalui yayasan
abdi bangsa, bank muamalat indonesia, asurani jiwa tugu mandiri, pejabat
dari departemen keuangan dan pengusaha muslim indonesia.
3. Undang-undang hukum dagang (KUHD), UU No.2 tahun 1992 tentang usaha
perasuransiaan, PP No 63 tahun tahun 1999 tentang perubahan atas PP No.73
tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransiaan serta aturan-aturan
lain yang mengatur asuransi sosial yang diselenggarakan oleh BUMN .
Berdasrkan prinsip syariah mengacu kepada SK Dirjen Lembaga Keuangan
No.4499/LK/2000 tentang jenis penilaian dan pembatasan investasi perusahaan
Asuransi dan perusahaan reasuransi dengan sistem syariaah dan beberapa
keputusan menteri keuangan (KMK) yaitu KMK No.422/KMK/.06/2003 tentang
penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi .
KMK No. 424/KMK/.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi
dan reasuransi dan KMK No. 426/KMK.06/2003 tentang perizinan usaha asuransi.
Perasuransian syariah di indonesia diatur dalam beberapa fatwa DSN-MUI No
21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum asuransi syariah.
Fatwa DSM-MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad Mudharabah Musyarakah
pada asuransi syariah.
4. Prinsipp asuransi
konvesional :
1. kepentingan yang dapat
diasuransikan (insurable
risk)
2. Iktikat baik (utmust
goodfaith)
3. Penggantian kerugian
(indemnty)
4. Sebab aktif (proxinate
cause)
5. Subrogasi pengalihan hak-
hak
Prinsip asuransi syariah:
1. Prinsip iktiar dan
berserahdiri
2. Prinsip saling membantu
dan kerjasama
3. Prinsip saling melindungi
4. Akat yang baik yang tidak
mengandung
gharar(penipuan),maysir(pe
rjudian), ribah,
zulum(penganiayaan),
risywah(suap), barang
haram.
5. Asuransi syari’ah :
1. Asuransii syariah memiliki DPS (dewan
pengawasan syraiah).
2. Akad asuranssi syariah yaitu akad tabaruu’.
3. Investtasi dana pada asuransi syariah
berdasarkan bagi hasil.
4. Kepemilikan dana ppada asuransi syariah
merupakan hak peserta.
5. Dalam mekanismenya asuransi syariah tiidak
mengenal dana hangus.
6. Pembayaran klaim pada asuransi syariah
diambil dari dana tabaru(dana kebajikan).
7. Pembagian keuntungan syariah sesuai
perinsip bagi hasil.
8. Asuransi syaiah menggunakan sistem
sharing off risk.
9. Asuransi syariah menggunakan konsep
akutansi cash basis yang mengakui apa yang
telah ada.
10. Asuransi syariah dibebani membayar zakat.
Asuransi konvesional :
1. Tidak memiliki DPS.
2. Akad asuransi yaitu tabaduli (jual-
beli).
3. Investasi dana pada konvesional
memakai bunga (riba).
4. Kepemilikan dana yang terkumpul dari
nasabah menjadi milik perusahaan.
5. Mekanismenya mengenal dana
hangus.
6. Pembayaran klaimdiambil dari
rekening dana perusahaan.
7. Keuntungan kesluruhan menjadi hak
pemilik perusahaan.
8. Sistem transfer of risk.
9. Konsep accrual bassis yang mengakui
aset, biaya yang belum pasti.
10. Tidak membebani membayar zakat.
6. 1. Asuransi ditinjau dari fungsinya
2. Asuransi ditinjau dari polis dasar
3. Asuransi ditinjau dari segi kepemilikannya
4. Asuransi ditinjau dari sifat pelaksanaanya
5. Asuransi ditinjau dari kegiataan penunjang usaha asuransi
7. 1. Underwriting
2. Polis
3. Premi (kontribusi)
4. Penggolongan dana asuransi (premi)
5. Jenis asuransi usaha asuransi syariah
6. Klaim
7. Peutup asuransi