2. Komunikasi terapeutik di ICU
Menurut hasil penelitian Chistopher dkk(2012) di
USA, disimpulkan bahwa komunikasi yang baik
merupakan Aspek yang sangat penting dalam
menentukan kualitas pelayanan di ICU.
Banyak orang mengira bahwa klien berada dalam
keadaan tidak sadar di ICU tidak diajak bicara
.Perkiraan ini sama sekali tidak benar, karena
keadaan tidak sadar, sesungguhnya kien masih
bisa mendengar semua pembicaraan orang –
orang disekitarnya .
3. Next
Berdasarkan pengalaman seorang perawat
senior yang bertugas di ruang ICU selama lebih
dari 15 tahun , kliennya pernah berkata bahwa
dia mengetahui semua yang terjadi di ruang ICU
sewaktu dia tidak sadar .Dari hal tersebut ,
perawat dan tenaga kesehatan lainnya , tidak
boleh lupa memberikan perhatian ( komunikasi )
terhadap klien yang dirawat di ruang (ICU) .
Berdasarkan systematic review yan g dilakukan
oleh Lenore dan Ogle (1999) terhadap
komunikasi perawat –klien di ruang ICU di
Australia , ditemukan bahwa komunikasi perawat
diruang ICU masih sangat kurang meskipun
4. Next
Tentang komunikasi terapeutik .ICU harus sangat
mempertimbangkan perasaanya dn klien ketika
berkomunikasi , serta sangat tidak suportif dan
cenderung tidak empati.
Komunikasi di ruang ICU merupakan sebuah
proses yang membutuhkan banyak kesabaran ,
karena kebanyakan klien berada dalam keadaan
tidak sadar . Untuk itu , perawat jangan merasa
bosan untuk mengajak klien berbicara , walaupun
tidak ada respons verbal dari klien . Selain itu ,
perawat sebaiknya melakukan banyak
komunikasi nonverbal seperti sentuhan .
Sentuhan yang tepat dapat memberikan
semangat hidup bagi klien .
5. Next
Komunikasi terapeutik juga sangat penting di
ruang ICU , karena perawat sering dituntut untuk
menyampaikan informasi penting yang mungkin
sulit diterima oleh klien atau keluarga (
Christopher dkk , 2012) Seperti keadaan klien
yang semakin memburuk , Banyak perawat yang
tidak mau menyampaikan tentang keadaan klien
yang sebenarnya . Untuk menyampaikan berita
yang tidak menyenangkan atau berita buruk ,
perawat perlu mengetahui terlebh dahulu tentang
mekanisme koping dan kesiapan klien atau
keluarga untuk menerima informasi tersebut .
Setelah itu , sampaikan informasi secara hati-hati
, sambil memperhatikan respons klien atau
keluarga .
6. Klien yang sadar
Klien yang sadar memiliki kemampuan
berkomunikasi walaupun bersifat terbatas . Tugas
perawat pasien sadar yang dirawat di ICU antara
lain sebagai berikut :
1. Menciptakan suasana yang memungkinkan
klien untuk mengungkapkan perasaanya
.Misalnya tidak mengarahkan pembicaraan
ataupun memotong pembicaraan klien , tetappi
dengan mendengarkan apapun yang dikatakan
klien dengan sabar.
2. Mencari tahu ketakutan atau kecemasan klien
.Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menanyakan apa yang dipikirkan dan dirasakan
klien mengenai keadaan penyakit dan
7. Next
3. Memberikan perhatian yang lebih pada klien
dengan menanyakan kondisi atau keadaanya
secara periodik . Misalnya setiap pergantian
dinas , perawat menanyakan , “ Bagaimana
tidurnya semalam ? Atau “Bagaimana perasaan
ibu / Bapak hari ini dibandingkan kemarin ?
8. Klien yang tidak sadar
Walaupun tidak sadar , klien di ruang ICU masih
mempunyai kemampuan mendengar sehingga klien
masih dapat merasakan rangsangan dari luar dirinya .
Misalnya ,Suara alat-alat dan mesin di ICU, dan lin-
lain. Respons klien terhadap rangsangan dari luar
tersebut biasanya berupa gerakkan halus seperti
gerakan jari tangan , ataupun respon yang berupa
luapan emosi (perasaan ) seperti tetesan air mata
.Tindakan yang harus dilakukan perawat dalam
kondisi seperti ini adalah memegang atau menyentuh
tangan klien , sambil mnegungkapkan kata-kata yang
memberikan semangat seperti “ saya yakin ibu/bapak
akan mampu melewati semua ini “ atau Kita semua
selalu berdoa untuk kesembuhan Ibu/Bapak.
9. Next
Tindakan ini bukan merupakan tindakan yang
mengungkapkan perasaan sentimentil atau
romantis, tetapi merupakan tindakan
keperawatan yang mengungkapkan perhatian
secara tepat .
10. Klien yang terpasang Ventilasi
Mekanik
Klien yang terpasang ventilasi mekanik
mengalami perasaan cemas karena mereka tidak
dapat berbicara , dan adanya perasaan takut mati
(Yustina,Suryani,Rahrjo,2014)
Hasil Penelitian Yustina, Suryani, Raharjo (2014)
menemukan bahwa dalam keadaan terpasang
ventilator sangat membutuhkan informasi tentang
nyeri ketidaknyamanan , perawatan diri , tentang
ventilator sendiri , serta kapan pasien bisa bebas
dari vetilator
11. Next
Walaupun keadaan yang tidak memungkinkan
untuuk bebrbicara , pasien masih perlu tetap
berkomunikasi dengan perawat , Karena itu
penting untuk menyediakan media komunikasi ,
seperti gambar –gambar ,kartu , kertas , dan
pulpen .Komunikasi jug dapat dilakukan dengan
bahasa isyarat seperti gerakan tangan ( Yustina
,Raharjo, 2014 )
Perawat harus menunjukkan empati dan sikap
yang sabar ketika berkomunikasi dengan pasien
.Selain kali akan melakukan tindakan
keperawatan , Walapun pasien tidak bisa
berespon secara verbal .