SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini.
Manusia tidak dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan
kehidupannya. Didalam berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
terlepas dari kegiatan komunikasi. Manusia yang normal akan selalu terlibat komunikasi dalam
melakukan interaksi dengan sesamanya, baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal, dan
akan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pentingnya hubungan yang terjadi antar sesama
manusia dikemukakan oleh Klinger (1977) yang mengatakan bahwa hubungan dengan manusia
lain ternyata sangat mempengaruhi manusia itu sendiri. Manusia tergantung terhadap manusia
lain karena manusia adalah makhluk yang selalu berusaha mempengaruhi, yaitu melalui
pengertian yang diberi, informasi yang dibagi, serta semangat yang disumbangkan. Semuanya
dapat membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan dan meneguhkan perilaku manusia.
Selama beberapa dekade terakhir, keperawatan khususnya dalam hal komunikasi antara
perawat dan klien telah mengalami perubahan-perubahan yang mengagumkan.Perubahan ini
tidak hanya ditujukan pada sifat interaksi antara pasien klien dengan perawat, tetapi juga pada
status dan wewenang perawat. Dalam hal ini Rogers (1974) mengidentifikasi bahwa yang
diperlukan untuk menciptakan komunikasi yang baik antara perawat dan pasien yaitu kepedulian
yang mendalam atau penerimaan yang penuh dari perawat terhadap klien, dan Authier (1986)
mengatakan sebagai suatu cara mendengarkan pasien sepenuhnya. Ellis (1992) mengatakan
bahwa komunikasi adalah hal yang mendasar dari semua hubungan profesional dalam
lingkungan kerja, yang disebut ‘jaring hubungan’. Perawat profesional harus mampu
membedakan saluran dan gaya komunikasi serta memilih metode komunikasi yang paling sesuai
dengan situasi pasien dan keluarga. Tetapi ada perbedaan pendapat tentang konsep bawah sadar
memang berguna atau perlu ilmu khusus untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak sadar,
dan dalam menyingkapi situasi yang seperti ini, seorang perawat harus mampu bertindak sesuai
dengan skill yang dimilikinya.
2
Para perawat berada dalam pekerjaan dimana komunikasi interpersonal merupakan inti dari
pekerjaan.Semua tugas keperawatan berkisar pada kebutuhan bagi perawat untuk menjadi
komunikator yang efektif, apakah dalam berhubungan dengan rekan kerja atau dengan klien.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah komunikasi antara perawat dengan pasien gangguan kesadaran ini kami
mengangkat masalah mengenai “Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar”.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah yang berhubungan dengan metode berkomunikasi dengan
pasien tidak sadar yaitu sebagai berikut:
1. Menyadari betapa pentingnya komunikasi dengan pasien yang tidak sadar.
2. Mengetahui teknik-teknik dalam berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar.
3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “comunication”) berasal dari Bahasa Latin
“communicatus” atau “communicatio atau communicare yang berarti ”berbagi” atau “menjadi
milik bersama”. Jadi komunikasi dapat diartikan suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. (Riswandi, 2009).
Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk
sosial. Setiap proses komunikasi diawali dengan adanya stimulus yang masuk pada diri individu
yang ditangkap melalui panca indera. Stimulus diolah di otak dengan pengetahuan, pengalaman,
selera, dan iman yang dimiliki individu. (Wiryanto, 2004)
Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh
seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan,
pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang
membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada
pengalaman yang pernah dia alami. (Mungin, B, 2008)
Menurut Pendi (2009), Komunikasi merupakan suatu proses karena melalui komunikasi
seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Komunikasi dalam hal ini mempunyai dua
tujuan, yaitu mempengaruhi orang lain dan untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi,
komunikasi dapat digambarkan sebagai komunikasi yang memiliki kegunaan atau berguna
(berbagi informasi, pemikiran, perasaan) dan komunikasi yang tidak memiliki kegunaan atau
tidak berguna (menghambat/blok penyampaian informasi atau perasaan).Keterampilan
berkomunikasi merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk membangun suatu
hubungan, baik itu hubungan yang kompleks maupun hubungan yang sederhana melalui sapaan
atau hanya sekedar senyuman. Pesan verbal dan non verbal yang dimiliki oleh seseorang
menggambarkan secara utuh dirinya, perasaannya dan apa yang ia sukai dan tidak sukai. Melalui
komunikasi seorang individu dapat bertahan hidup, membangun hubungan dan merasakan
kebahagiaan.
4
B. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan
harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien. Oleh karenanya
seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi
terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. (Pendi, 2009)
Effendy O.U (2002) dalam Suryani (2005) menyatakan lima komponen dalam komunikasi
yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek. Komunikator (pengirim pesan)
menyampaikan pesan baik secara langsung atau melalui media kepada komunikan (penerima
pesan) sehingga timbul efek atau akibat terhadap pesan yang telah diterima.Selain itu,
komunikan juga dapat memberikan umpan balik kepada komunikator sehingga terciptalah suatu
komunikasi yang lebih lanjut.
Pendi(2009) juga mengatakan, keterampilan berkomunikasi merupakan critical skill yang
harus dimiliki oleh perawat, karena komunikasi merupakan proses yang dinamis yang digunakan
untuk mengumpulkan data pengkajian, memberikan pendidikan atau informasi kesehatan
mempengaruhi klien untuk mengaplikasikannya dalam hidup, menunjukan caring, memberikan
rasa nyaman, menumbuhkan rasa percaya diri dan menghargai nilai-nilai klien. Sehingga dapat
juga disimpulkan bahwa dalam keperawatan, komunikasi merupakan bagian integral dari asuhan
keperawatan. Seorang perawat yang berkomunikasi secara efektif akan lebih mampu dalam
mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan (intervensi), mengevaluasi pelaksanaan
dari intervensi yang telah dilakukan, melakukan perubahan untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah terjadinya masalah- masalah legal yang berkaitan dengan proses keperawatan.
Menurut Potter dan Perry (2005), ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal
yang dimanifestasikan secara terapeutik.
 Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah
sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap
muka.Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu.Kata-kata adalah alat atau
simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon
emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.Sering juga untuk menyampaikan arti
5
yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang.Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap
muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.
 Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan
dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di
surat kabar dan lain- lain.
 Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.
Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat
pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti
terhadap pesan verbal.Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan.
C. Karakteristik Pasien yang Tidak Sadar
Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan
kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya mempertahankan
kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer
intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural/metabolik di tingkat
korteks serebri, batang otak keduanya.
Pada pasien tidak sadar ini, pada dasarnya pasien tidak responsif, mereka masih dapat
menerima rangsangan.Pendengaran dianggap sebagai sensasi terakhir yang hilang dengan
ketidaksadaran dan yang menjadi pertama berfungsi. Faktor ini akan menjadi pertimbangan
mengapa perawat tetap harus berkomunikasi pada klien tidak sadar sekali pun.
Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak
menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi ini dikarenakan klien tidak
dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.
6
D. Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar
Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan menggunakan
teknik komunikasi khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami
penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat
merespons kembali stimulus tersebut.
Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan
kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya mempertahankan
kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer
intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di
tingkat korteks serebri, batang otak keduanya.
Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak
menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan klien tidak
dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.
E. Fungsi Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar
Menurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatan memiliki
beberapa fungsi, yaitu:
 Mengendalikan Perilaku
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan klien
tidak ada perilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali
perilaku.Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring,
imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti.Walaupun dengan berbaring ini
pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.
 Perkembangan Motivasi
Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien
masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya.Perawat dapat menggunakan
kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada
klien.Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi lebih
maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat pada akhir, karena kemajuan
pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada di dekatnya
7
selama 24 jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak lain halnya dengan pasien yang sadar, karena
klien masih dapat mendengar apa yang dikatakan oleh perawat.
 Pengungkapan Emosional
Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya perawat
dapat melakukannya terhadap klien.Perawat dapat berinteraksi dengan klien.Perawat dapat
mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan semua hal positif
yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif
terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung/langsung terhadap klien.
Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan pengungkapan positif maupun negatif dari klien.
Perawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien
ini berkarakteristik tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi,
apa yang dirasakan pada klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien
terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar kembali dan
mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.
 Informasi
Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang akan
kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk
menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh untuk
menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita berikan. Pada pasien tidak sadar ini,
kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. Pasien
berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. Perawat dapat memberitahu
maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jika kita tidak melakukan
tindakan tersebut kepadanya.
Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu atau
lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi dengan klien
yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi
penting adanya.Walau, fungsi yang dijalankan hanya salah satu dari fungsi di atas. Dibawah ini
akan diuraikan fungsi-fungsi berkomunikasi dengan klien, terhadap klien tidak sadar. Untuk
dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia merupakan seorang pasien yang
memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi.
8
Perawat itu adalah manusia pilihan Tuhan, yang telah terpilih untuk membantu sesama,
memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling membantu. Perawat akan membantu
siapapun walaupun ia seorang yang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap memperhatikan hak-
haknya sebagai klien.
Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling
percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas.Pada komunikasi dengan pasien tidak sadar
kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan membantu
dalam komunikasi terapeutik.
F. Cara Berkomunikasi Dengan Pasien Tak Sadar
Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses keperawatan
adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar perawat juga menggunakan komunikasi
terapeutik.Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien.Dalam berkomunikasi kita dapat
menggunakan teknik-teknik terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak
menggunakan keseluruhan teknik.Teknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. Adapun
teknik yang dapat terapkan, meliputi:
 Menjelaskan
Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan terhadap
klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada klien. Dengan
menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien.
 Memfokuskan
Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan
yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada klien untuk
menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.
 Memberikan Informasi
Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi.Dalam
interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi kepada klien. Informasi
itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya,
9
karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien
dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.
 Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan dengan
kesabaran dalam merawat klien.Ketenagan yang perawat berikan dapat membantu atau
mendorong klien menjadi lebih baik.Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepada klien yang
tidak sadar dengan komunikasi non verbal.Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang
hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat
bagi seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang
penting dari hubungan antara perawat dan klien.
Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah
komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai pengirim
dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa feed back pada
penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak
sadar. Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebih
diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah
tersebut.
G. Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien Yang Tidak Sadar
Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-
hal berikut perlu diperhatikan, yaitu:
 Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan bahwa
organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan penerimaan,
rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar seringkali dapat
mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama sekali.
 Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan
mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan
yang perawat sampaikan dekat klien.
 Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu
bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.
 Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien fokus
terhadap komunikasi yang perawat lakukan.
10
H. Tahap komunikasi dengan pasien tidak sadar
Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase, yaitu fase pra interaksi, fase orientasi, fase kerja
dan fase terminasi. Setiap fase atau tahapan komunikasi terapeutik mencerminkan uraian tugas
dari petugas, yaitu
 Fase Prainteraksi
Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan
sendiri.Petugas juga perlu menganalisa kekuatan kelemahan profesional diri.Selanjutnya mencari
data tentang klien jika mungkin, dan merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.
 Fase Orientasi
Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau kontrak
komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi. Program orientasi tersebut
meliputi penentuan batas hubungan, pengidentifikasian masalah, mengakaji tingkat kecemasan
diri sendiri dan pasien, serta mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang akan dilakukan
bersama antara petugas dan klien.Tugas petugas pada fase ini adalah menentukan alasan klien
minta pertolongan, kemudian membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka.
Merumuskan kontrak bersama klien, mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
sangat penting dilakukan petugas pada tahap orientasi ini.Dengan demikian petugas dapat
mengidentifikasi masalah klien, dan selanjutnya merumuskan tujuan dengan klien.
 Fase kerja / lanjutan
Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor
fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan
cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan
menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan
hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor fungsional komunikasi
terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada, meningkatkan
komunikasi pasien dan mengurangi ketergantungan pasien pada petugas, dan mempertahankan
tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.Tugas
petugas pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien dengan tepat.
Petugas juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme
koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan perilaku adaptif.
11
 Fase Terminasi
Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan tentang
kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan mempertahankan batas hubungan yang telah
ditentukan. Petugas harus mengantisipasi masalah yang akan timbul pada fase ini karena pasien
mungkin menjadi tergantung pada petugas. Pada fase ini memungkinkan ingatan pasien pada
pengalaman perpisahan sebelumnya, sehingga pasien merasa sunyi, menolak dan
depresi.Diskusikan perasaan-perasaan tentang terminasi.
Pada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan realitas perpisahan. Petugas juga
dapat membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan. Saling mengeksplorasi perasaan
bersama klien tentang penolakan dan kehilangan, sedih, marah dan perilaku lain, yang mungkin
terjadi pada fase ini.
12
Sekenario
Pemeran :
Retnaning Tyas sebagai Perawat
Ardina Putri sebagai Perawat
Endah Novitasari sebagai Pasien
Sufi Mualifah sebagai Keluarga
Data klien
Nama : Endah Novitasari
Umur : 19 tahun
Tanggal lahir : 1 Januari 1996
Alamat : Jalan Mawar Utara Blok B, Kali Maju, Yogyakarta
Pekerjaan : Mahasiswa
Hari itu tanggal 11 Juni 2015 datang pasien baru di RS A karena mengalami kecelakaan
hebat. Berdasarkan diagnose medis tersebut pasien mengalami cedera kepala berat dan sampai
hari ini pasien belum juga sadar.
Setting 1 Di ruang keperawatan :
Di ruang keperawatan terdapat sebuah meja dan 2 buah kursi. Dengan tumpukan buku di
atas meja. Terdapat seorang perawat wanita kira-kira dengan usia 30 tahun sedang menulis di
buku catatan keperawatan.
Seorang perawat praktikan dengan name tag yang masih berwarna merah datang. Dengan
wajah lugunya. Sesaat kedua perawat itu bercakap-cakap.
Ns. Dina : Siang mbak.. ( tersenyum kearah perawat senior)
Ns. Retna :Siang…
Oh iya, Dik, kamu lagi ada tugas tidak?
Ns. Dina : Kebetulan tidak ada mbak,
13
Ns. Retna : Kalau gitu kamu sekarang menemani saya ke ruang ICU, ada pasien
yang harus diberi obat. Karena hari ini ada jadwal untuk pemberian obat
injeksi melalui infuse.
Ns. Dina : Iya mbak… (menganggukkan kepala)
Ns. Retna : Bisa kan?? Sekalian sambil belajar, gimana? ( mengangkat alis )
Ns. Dina : Iya mbak. (tersenyum dan menganggukkan kepala)
Setting 2 di depan ruang ICU
Di depan ruang ICU terlihat keluarga pasien. Kemudian Ns. Dina dan Ns. Retna
menghampiri keluarga dari pasien.
Ns.Dina : Selamat Siang Ibu. Maaf apakah Ibu salah satu dari keluarga pasien?
Ibu Sufi : Iya mbak benar, gimana ya?
Ns. Dina : Nama pasien siapa ya bu? Tanggal lahirnya berapa?
Ibu Sufi : Endah Novitasari. Lahir tanggal 1 Januari 1996
Ns. Dina : Tadi putri Ibu sudah di tangani perawat, sekarang akan dilakukan
pemberian obat injeksi melalui infuse, sebanyak 3 cc, untuk membantu
memperlancar peredaran darah. Apakah diizinkan?
Ibu Sufi : Iya Sus. Silahkan, jika itu membantu penyembuhan putri saya.
Narasi ke 3, di ruang ICU.
Ns. Dina dan Ns. Retna masuk ke ruang ICU dengan memberikan salam. Suasana di
ruang ICU sangat sepi.
Ns. Retna : Selamat Siang.
Saya perawat Retna dibantu dengan perawat Dina akan memberikan obat
injeksi melalui infuse, untuk membantu memperlancar peredaran darah.
Yang akan melakukan tindakan adalah rekan saya Ns. Dina.
Endah : (diam)
Ns. Dina : Selamat Siang.
14
Saya perawat Dina yang bertugas pada siang hari ini.
Adek Endah hari ini hari Kamis, tanggal 11 Juni 2015 pukul 12.00 WIB.
Cuaca siang hari ini sangat cerah dan udara di luar segar.
Narasi ke 4, melakukan tindakan
Setelah melakukan salam terapautik dan memperkenalkan diri Ns. Dina di dampingi Ns.
Retna melakukan tindakan memberikan obat injeksi melalui selang infuse.
Ns. Dina : Maaf ya dek kami desinfektan dulu selang infusnya. Saya suntikkan obat
ke infuse ya.(menunggu 5 menit)
Ns. Retna : Adek tindakan sudah selesai. Nanti pukul 15.00, saya akan kembali lagi
untuk pemeriksaan tanda-tanda vital.
agar adek tidak kedinginan saya selimuti ya. Semoga adek cepat sembuh
ya. Selamat istirahat dek.
Narasi ke 4. Di luar ruang ICU
Ns. Retna dan Ns. Dina keluar dari ruang ICU dan menghampiri Ibu Sufi
Ns. Dina : ibu tindakan pemberian obat injeksi sudah selesai. Perkembangannya
cukup baik jadi ibu tidak perlu khawatir.
Ibu Sufi : Iya Sus, terima kasih.
Ns Dina : Apakah ada yang mau Ibu tanyakan?
Ibu Sufi : Tidak Sus.
Ns. Dina : Baik bu. Saya kembali ke ruang perawat. Jika nanti ibu membutuhkan
bantuan saya bisa mencari saya di ruang keperawatan. Selamat siang bu.
Ibu Sufi : Siang Sus.
15
BAB III
KESIMPULAN
Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk
sosial sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap,
dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap,
perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi,
sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi dalam keperawatan yang memiliki lima
komponen dalam komunikasi yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek.Komunikasi
merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan yang secara efektif perawat dapat
berkomunikasi maka akan lebih mampu untuk melakukan asuhan keperawatan.
Jenis-jenis komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu komunikasi verbal, tertulis, dan non
verbal. Karakteristik pasien tidak sadar adalah kita tidak menemukan feed back (umpan balik),
salah satu elemen komunikasi ini dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah
kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.
Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan
menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik. Fungsi komunikasi dengan pasien tidak
sadar adalah mengendalikan perilaku, perkembangan motivasi, pengungkapan emosional, dan
informasi. Sedangkan cara berkomunikasi dengan pasien tak sadar, yaitu menjelaskan,
memfokuskan, memberikan informasi, dan mempertahankan ketenangan.
Prinsip komunikasi dengan pasien tak sadar adalah berhati-hati dalam berkomunikasi,
ambil asumsi bahwa pasien dapat mendengar, ucapkan kata-kata sebelum menyentuh pasien, dan
pertahankan lingkungan tenang. Sedangkan tahapannya terdiri dari fase prainteraksi, fase
orientasi,fase kerja, dan fase terminasi.
16
SARAN
Interpersonal telah mendapat perhatian dari para pendidik perawat, namun usaha untuk
lebih meningkatkan pembelajaran mengenai komunikasi pada tingkat verbal-terbuka serta pesan-
pesan non verbal harus lebih ditingkatkan lagi. dalam tindakan komunikasi interpersonal
terdapat kebutuhan untuk mempertimbangkan konteks social yang lebih luas, karakteristik social
dari pengirim, penerima komunikasi, dan struktur kekuasaan diantara orang-orang yang terlibat.
17
DAFTAR PUSTAKA
http//hasiholandevil.blogspot.com/2011/11/komunikasi-terapeutik-pada-pasien-tidak-sadar.html
Suryadi.2015. Komunikasi Terapeutik, Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A.2015. Fundamental Keperawatan Konsep , Proses, dan Praktik. Edisi 4.
Jakarta. EGC
18
Pertanyaan dan jawaban
1.Sera Puji Astuti
bagaimana cara kita mengasumsikan bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat?
Pasien tidak selalu menunjukkan kalau pasien mendengar seperti gerakan , tapi walaupun dalam
keadaan tidak sadar pasien tetap bisa mendengar karena saat sadar biasanya pasien tahu tindakan
apa saja yang dilakukan perawat ketika dalam keadaan tidak sadar.
2. Dedi Putra Mahendra
Apa yang harus dilakukan perawat apabila ada seorang pasien yang mengalami gangguan
kesadaran tetapi pasien itu harus segera dioperasi?
Apabila ada keluarga minta izin keluarga dulu, tapi apabila tidak ada keluarga langsung saja
dilakukan tindakan operasi karena yang dipentingkan adalah keselamatan pasien dulu.

More Related Content

What's hot

Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Kuisioner kinerja perawat
Kuisioner kinerja perawatKuisioner kinerja perawat
Kuisioner kinerja perawatDina Sugandi
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnDwi Ap
 
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITKONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITSulistia Rini
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Konsep Proses Keperawatan
Konsep Proses KeperawatanKonsep Proses Keperawatan
Konsep Proses Keperawatanpjj_kemenkes
 
Konsep berubah dalam keperawatan
Konsep berubah dalam keperawatanKonsep berubah dalam keperawatan
Konsep berubah dalam keperawatanYabniel Lit Jingga
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Septian Muna Barakati
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTpjj_kemenkes
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektifIndah Sari
 
Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budaya
Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budayaMakalah transkultural narsing keperawatan lintas budaya
Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budayaWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 

What's hot (20)

Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Kuisioner kinerja perawat
Kuisioner kinerja perawatKuisioner kinerja perawat
Kuisioner kinerja perawat
 
Man. konflik
Man. konflikMan. konflik
Man. konflik
 
Pendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam KeperawatanPendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam Keperawatan
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 
aspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budayaaspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budaya
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Kolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam KeperawatanKolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam Keperawatan
 
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITKONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Konsep Proses Keperawatan
Konsep Proses KeperawatanKonsep Proses Keperawatan
Konsep Proses Keperawatan
 
Makalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatanMakalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatan
 
Konsep berubah dalam keperawatan
Konsep berubah dalam keperawatanKonsep berubah dalam keperawatan
Konsep berubah dalam keperawatan
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
Pengganti alat tenun dng pasein
Pengganti alat tenun dng paseinPengganti alat tenun dng pasein
Pengganti alat tenun dng pasein
 
Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budaya
Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budayaMakalah transkultural narsing keperawatan lintas budaya
Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budaya
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 

Similar to KOMUNIKASI PASIEN TIDAK SADAR

Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Amalia Senja
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfBAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfAnneOrizaBolqia
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikedhaBulu
 
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Lintang Diah Y
 
Dasar Komunikasi.ppt.pdf
Dasar Komunikasi.ppt.pdfDasar Komunikasi.ppt.pdf
Dasar Komunikasi.ppt.pdfdotammr52
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanChanica Aninditya
 
Tugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.pptTugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.pptAlfino3
 
Komunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptxKomunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptxferdiriansyah4
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1vhyapriscilla
 
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptxKOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptxKianSantang21
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaandhika perceka
 

Similar to KOMUNIKASI PASIEN TIDAK SADAR (20)

Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfBAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
 
PPT KDK KEL 6.pptx
PPT KDK KEL 6.pptxPPT KDK KEL 6.pptx
PPT KDK KEL 6.pptx
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Erniyy punyaa
Erniyy punyaaErniyy punyaa
Erniyy punyaa
 
4457-materials.pdf
4457-materials.pdf4457-materials.pdf
4457-materials.pdf
 
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
Optimalisasi pentingnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di in...
 
Summary penelitian ilya_putri
Summary penelitian ilya_putriSummary penelitian ilya_putri
Summary penelitian ilya_putri
 
Dasar Komunikasi.ppt.pdf
Dasar Komunikasi.ppt.pdfDasar Komunikasi.ppt.pdf
Dasar Komunikasi.ppt.pdf
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatan
 
Tugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.pptTugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.ppt
 
Komunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptxKomunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Manajemen_Keperawatan.pptx
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
 
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptxKOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 

KOMUNIKASI PASIEN TIDAK SADAR

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini. Manusia tidak dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya. Didalam berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya tidak dapat terlepas dari kegiatan komunikasi. Manusia yang normal akan selalu terlibat komunikasi dalam melakukan interaksi dengan sesamanya, baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal, dan akan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pentingnya hubungan yang terjadi antar sesama manusia dikemukakan oleh Klinger (1977) yang mengatakan bahwa hubungan dengan manusia lain ternyata sangat mempengaruhi manusia itu sendiri. Manusia tergantung terhadap manusia lain karena manusia adalah makhluk yang selalu berusaha mempengaruhi, yaitu melalui pengertian yang diberi, informasi yang dibagi, serta semangat yang disumbangkan. Semuanya dapat membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan dan meneguhkan perilaku manusia. Selama beberapa dekade terakhir, keperawatan khususnya dalam hal komunikasi antara perawat dan klien telah mengalami perubahan-perubahan yang mengagumkan.Perubahan ini tidak hanya ditujukan pada sifat interaksi antara pasien klien dengan perawat, tetapi juga pada status dan wewenang perawat. Dalam hal ini Rogers (1974) mengidentifikasi bahwa yang diperlukan untuk menciptakan komunikasi yang baik antara perawat dan pasien yaitu kepedulian yang mendalam atau penerimaan yang penuh dari perawat terhadap klien, dan Authier (1986) mengatakan sebagai suatu cara mendengarkan pasien sepenuhnya. Ellis (1992) mengatakan bahwa komunikasi adalah hal yang mendasar dari semua hubungan profesional dalam lingkungan kerja, yang disebut ‘jaring hubungan’. Perawat profesional harus mampu membedakan saluran dan gaya komunikasi serta memilih metode komunikasi yang paling sesuai dengan situasi pasien dan keluarga. Tetapi ada perbedaan pendapat tentang konsep bawah sadar memang berguna atau perlu ilmu khusus untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak sadar, dan dalam menyingkapi situasi yang seperti ini, seorang perawat harus mampu bertindak sesuai dengan skill yang dimilikinya.
  • 2. 2 Para perawat berada dalam pekerjaan dimana komunikasi interpersonal merupakan inti dari pekerjaan.Semua tugas keperawatan berkisar pada kebutuhan bagi perawat untuk menjadi komunikator yang efektif, apakah dalam berhubungan dengan rekan kerja atau dengan klien. B. Rumusan Masalah Dalam makalah komunikasi antara perawat dengan pasien gangguan kesadaran ini kami mengangkat masalah mengenai “Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar”. C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah yang berhubungan dengan metode berkomunikasi dengan pasien tidak sadar yaitu sebagai berikut: 1. Menyadari betapa pentingnya komunikasi dengan pasien yang tidak sadar. 2. Mengetahui teknik-teknik dalam berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar. 3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Komunikasi Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “comunication”) berasal dari Bahasa Latin “communicatus” atau “communicatio atau communicare yang berarti ”berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Jadi komunikasi dapat diartikan suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. (Riswandi, 2009). Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk sosial. Setiap proses komunikasi diawali dengan adanya stimulus yang masuk pada diri individu yang ditangkap melalui panca indera. Stimulus diolah di otak dengan pengetahuan, pengalaman, selera, dan iman yang dimiliki individu. (Wiryanto, 2004) Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami. (Mungin, B, 2008) Menurut Pendi (2009), Komunikasi merupakan suatu proses karena melalui komunikasi seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Komunikasi dalam hal ini mempunyai dua tujuan, yaitu mempengaruhi orang lain dan untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi, komunikasi dapat digambarkan sebagai komunikasi yang memiliki kegunaan atau berguna (berbagi informasi, pemikiran, perasaan) dan komunikasi yang tidak memiliki kegunaan atau tidak berguna (menghambat/blok penyampaian informasi atau perasaan).Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk membangun suatu hubungan, baik itu hubungan yang kompleks maupun hubungan yang sederhana melalui sapaan atau hanya sekedar senyuman. Pesan verbal dan non verbal yang dimiliki oleh seseorang menggambarkan secara utuh dirinya, perasaannya dan apa yang ia sukai dan tidak sukai. Melalui komunikasi seorang individu dapat bertahan hidup, membangun hubungan dan merasakan kebahagiaan.
  • 4. 4 B. Komunikasi Terapeutik Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien. Oleh karenanya seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. (Pendi, 2009) Effendy O.U (2002) dalam Suryani (2005) menyatakan lima komponen dalam komunikasi yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek. Komunikator (pengirim pesan) menyampaikan pesan baik secara langsung atau melalui media kepada komunikan (penerima pesan) sehingga timbul efek atau akibat terhadap pesan yang telah diterima.Selain itu, komunikan juga dapat memberikan umpan balik kepada komunikator sehingga terciptalah suatu komunikasi yang lebih lanjut. Pendi(2009) juga mengatakan, keterampilan berkomunikasi merupakan critical skill yang harus dimiliki oleh perawat, karena komunikasi merupakan proses yang dinamis yang digunakan untuk mengumpulkan data pengkajian, memberikan pendidikan atau informasi kesehatan mempengaruhi klien untuk mengaplikasikannya dalam hidup, menunjukan caring, memberikan rasa nyaman, menumbuhkan rasa percaya diri dan menghargai nilai-nilai klien. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa dalam keperawatan, komunikasi merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan. Seorang perawat yang berkomunikasi secara efektif akan lebih mampu dalam mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan (intervensi), mengevaluasi pelaksanaan dari intervensi yang telah dilakukan, melakukan perubahan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah- masalah legal yang berkaitan dengan proses keperawatan. Menurut Potter dan Perry (2005), ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.  Komunikasi Verbal Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka.Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu.Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.Sering juga untuk menyampaikan arti
  • 5. 5 yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang.Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.  Komunikasi Tertulis Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.  Komunikasi Non Verbal Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal.Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. C. Karakteristik Pasien yang Tidak Sadar Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural/metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak keduanya. Pada pasien tidak sadar ini, pada dasarnya pasien tidak responsif, mereka masih dapat menerima rangsangan.Pendengaran dianggap sebagai sensasi terakhir yang hilang dengan ketidaksadaran dan yang menjadi pertama berfungsi. Faktor ini akan menjadi pertimbangan mengapa perawat tetap harus berkomunikasi pada klien tidak sadar sekali pun. Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi ini dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.
  • 6. 6 D. Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut. Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak keduanya. Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar. E. Fungsi Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar Menurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatan memiliki beberapa fungsi, yaitu:  Mengendalikan Perilaku Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan klien tidak ada perilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali perilaku.Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti.Walaupun dengan berbaring ini pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.  Perkembangan Motivasi Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya.Perawat dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada klien.Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat pada akhir, karena kemajuan pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada di dekatnya
  • 7. 7 selama 24 jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak lain halnya dengan pasien yang sadar, karena klien masih dapat mendengar apa yang dikatakan oleh perawat.  Pengungkapan Emosional Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya perawat dapat melakukannya terhadap klien.Perawat dapat berinteraksi dengan klien.Perawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan semua hal positif yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung/langsung terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan pengungkapan positif maupun negatif dari klien. Perawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien ini berkarakteristik tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang dirasakan pada klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar kembali dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.  Informasi Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita berikan. Pada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. Pasien berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. Perawat dapat memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jika kita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya. Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu atau lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi dengan klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi penting adanya.Walau, fungsi yang dijalankan hanya salah satu dari fungsi di atas. Dibawah ini akan diuraikan fungsi-fungsi berkomunikasi dengan klien, terhadap klien tidak sadar. Untuk dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia merupakan seorang pasien yang memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi.
  • 8. 8 Perawat itu adalah manusia pilihan Tuhan, yang telah terpilih untuk membantu sesama, memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling membantu. Perawat akan membantu siapapun walaupun ia seorang yang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap memperhatikan hak- haknya sebagai klien. Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas.Pada komunikasi dengan pasien tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan membantu dalam komunikasi terapeutik. F. Cara Berkomunikasi Dengan Pasien Tak Sadar Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses keperawatan adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar perawat juga menggunakan komunikasi terapeutik.Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien.Dalam berkomunikasi kita dapat menggunakan teknik-teknik terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak menggunakan keseluruhan teknik.Teknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. Adapun teknik yang dapat terapkan, meliputi:  Menjelaskan Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan terhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada klien. Dengan menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien.  Memfokuskan Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada klien untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.  Memberikan Informasi Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi.Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi kepada klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya,
  • 9. 9 karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.  Mempertahankan ketenangan Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan dengan kesabaran dalam merawat klien.Ketenagan yang perawat berikan dapat membantu atau mendorong klien menjadi lebih baik.Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepada klien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal.Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang penting dari hubungan antara perawat dan klien. Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa feed back pada penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak sadar. Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebih diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah tersebut. G. Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien Yang Tidak Sadar Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal- hal berikut perlu diperhatikan, yaitu:  Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama sekali.  Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.  Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.  Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.
  • 10. 10 H. Tahap komunikasi dengan pasien tidak sadar Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase, yaitu fase pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Setiap fase atau tahapan komunikasi terapeutik mencerminkan uraian tugas dari petugas, yaitu  Fase Prainteraksi Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri.Petugas juga perlu menganalisa kekuatan kelemahan profesional diri.Selanjutnya mencari data tentang klien jika mungkin, dan merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.  Fase Orientasi Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau kontrak komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi. Program orientasi tersebut meliputi penentuan batas hubungan, pengidentifikasian masalah, mengakaji tingkat kecemasan diri sendiri dan pasien, serta mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang akan dilakukan bersama antara petugas dan klien.Tugas petugas pada fase ini adalah menentukan alasan klien minta pertolongan, kemudian membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka. Merumuskan kontrak bersama klien, mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien sangat penting dilakukan petugas pada tahap orientasi ini.Dengan demikian petugas dapat mengidentifikasi masalah klien, dan selanjutnya merumuskan tujuan dengan klien.  Fase kerja / lanjutan Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor fungsional komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada, meningkatkan komunikasi pasien dan mengurangi ketergantungan pasien pada petugas, dan mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.Tugas petugas pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien dengan tepat. Petugas juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan perilaku adaptif.
  • 11. 11  Fase Terminasi Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan mempertahankan batas hubungan yang telah ditentukan. Petugas harus mengantisipasi masalah yang akan timbul pada fase ini karena pasien mungkin menjadi tergantung pada petugas. Pada fase ini memungkinkan ingatan pasien pada pengalaman perpisahan sebelumnya, sehingga pasien merasa sunyi, menolak dan depresi.Diskusikan perasaan-perasaan tentang terminasi. Pada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan realitas perpisahan. Petugas juga dapat membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan. Saling mengeksplorasi perasaan bersama klien tentang penolakan dan kehilangan, sedih, marah dan perilaku lain, yang mungkin terjadi pada fase ini.
  • 12. 12 Sekenario Pemeran : Retnaning Tyas sebagai Perawat Ardina Putri sebagai Perawat Endah Novitasari sebagai Pasien Sufi Mualifah sebagai Keluarga Data klien Nama : Endah Novitasari Umur : 19 tahun Tanggal lahir : 1 Januari 1996 Alamat : Jalan Mawar Utara Blok B, Kali Maju, Yogyakarta Pekerjaan : Mahasiswa Hari itu tanggal 11 Juni 2015 datang pasien baru di RS A karena mengalami kecelakaan hebat. Berdasarkan diagnose medis tersebut pasien mengalami cedera kepala berat dan sampai hari ini pasien belum juga sadar. Setting 1 Di ruang keperawatan : Di ruang keperawatan terdapat sebuah meja dan 2 buah kursi. Dengan tumpukan buku di atas meja. Terdapat seorang perawat wanita kira-kira dengan usia 30 tahun sedang menulis di buku catatan keperawatan. Seorang perawat praktikan dengan name tag yang masih berwarna merah datang. Dengan wajah lugunya. Sesaat kedua perawat itu bercakap-cakap. Ns. Dina : Siang mbak.. ( tersenyum kearah perawat senior) Ns. Retna :Siang… Oh iya, Dik, kamu lagi ada tugas tidak? Ns. Dina : Kebetulan tidak ada mbak,
  • 13. 13 Ns. Retna : Kalau gitu kamu sekarang menemani saya ke ruang ICU, ada pasien yang harus diberi obat. Karena hari ini ada jadwal untuk pemberian obat injeksi melalui infuse. Ns. Dina : Iya mbak… (menganggukkan kepala) Ns. Retna : Bisa kan?? Sekalian sambil belajar, gimana? ( mengangkat alis ) Ns. Dina : Iya mbak. (tersenyum dan menganggukkan kepala) Setting 2 di depan ruang ICU Di depan ruang ICU terlihat keluarga pasien. Kemudian Ns. Dina dan Ns. Retna menghampiri keluarga dari pasien. Ns.Dina : Selamat Siang Ibu. Maaf apakah Ibu salah satu dari keluarga pasien? Ibu Sufi : Iya mbak benar, gimana ya? Ns. Dina : Nama pasien siapa ya bu? Tanggal lahirnya berapa? Ibu Sufi : Endah Novitasari. Lahir tanggal 1 Januari 1996 Ns. Dina : Tadi putri Ibu sudah di tangani perawat, sekarang akan dilakukan pemberian obat injeksi melalui infuse, sebanyak 3 cc, untuk membantu memperlancar peredaran darah. Apakah diizinkan? Ibu Sufi : Iya Sus. Silahkan, jika itu membantu penyembuhan putri saya. Narasi ke 3, di ruang ICU. Ns. Dina dan Ns. Retna masuk ke ruang ICU dengan memberikan salam. Suasana di ruang ICU sangat sepi. Ns. Retna : Selamat Siang. Saya perawat Retna dibantu dengan perawat Dina akan memberikan obat injeksi melalui infuse, untuk membantu memperlancar peredaran darah. Yang akan melakukan tindakan adalah rekan saya Ns. Dina. Endah : (diam) Ns. Dina : Selamat Siang.
  • 14. 14 Saya perawat Dina yang bertugas pada siang hari ini. Adek Endah hari ini hari Kamis, tanggal 11 Juni 2015 pukul 12.00 WIB. Cuaca siang hari ini sangat cerah dan udara di luar segar. Narasi ke 4, melakukan tindakan Setelah melakukan salam terapautik dan memperkenalkan diri Ns. Dina di dampingi Ns. Retna melakukan tindakan memberikan obat injeksi melalui selang infuse. Ns. Dina : Maaf ya dek kami desinfektan dulu selang infusnya. Saya suntikkan obat ke infuse ya.(menunggu 5 menit) Ns. Retna : Adek tindakan sudah selesai. Nanti pukul 15.00, saya akan kembali lagi untuk pemeriksaan tanda-tanda vital. agar adek tidak kedinginan saya selimuti ya. Semoga adek cepat sembuh ya. Selamat istirahat dek. Narasi ke 4. Di luar ruang ICU Ns. Retna dan Ns. Dina keluar dari ruang ICU dan menghampiri Ibu Sufi Ns. Dina : ibu tindakan pemberian obat injeksi sudah selesai. Perkembangannya cukup baik jadi ibu tidak perlu khawatir. Ibu Sufi : Iya Sus, terima kasih. Ns Dina : Apakah ada yang mau Ibu tanyakan? Ibu Sufi : Tidak Sus. Ns. Dina : Baik bu. Saya kembali ke ruang perawat. Jika nanti ibu membutuhkan bantuan saya bisa mencari saya di ruang keperawatan. Selamat siang bu. Ibu Sufi : Siang Sus.
  • 15. 15 BAB III KESIMPULAN Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk sosial sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi dalam keperawatan yang memiliki lima komponen dalam komunikasi yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek.Komunikasi merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan yang secara efektif perawat dapat berkomunikasi maka akan lebih mampu untuk melakukan asuhan keperawatan. Jenis-jenis komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu komunikasi verbal, tertulis, dan non verbal. Karakteristik pasien tidak sadar adalah kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi ini dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar. Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik. Fungsi komunikasi dengan pasien tidak sadar adalah mengendalikan perilaku, perkembangan motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi. Sedangkan cara berkomunikasi dengan pasien tak sadar, yaitu menjelaskan, memfokuskan, memberikan informasi, dan mempertahankan ketenangan. Prinsip komunikasi dengan pasien tak sadar adalah berhati-hati dalam berkomunikasi, ambil asumsi bahwa pasien dapat mendengar, ucapkan kata-kata sebelum menyentuh pasien, dan pertahankan lingkungan tenang. Sedangkan tahapannya terdiri dari fase prainteraksi, fase orientasi,fase kerja, dan fase terminasi.
  • 16. 16 SARAN Interpersonal telah mendapat perhatian dari para pendidik perawat, namun usaha untuk lebih meningkatkan pembelajaran mengenai komunikasi pada tingkat verbal-terbuka serta pesan- pesan non verbal harus lebih ditingkatkan lagi. dalam tindakan komunikasi interpersonal terdapat kebutuhan untuk mempertimbangkan konteks social yang lebih luas, karakteristik social dari pengirim, penerima komunikasi, dan struktur kekuasaan diantara orang-orang yang terlibat.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA http//hasiholandevil.blogspot.com/2011/11/komunikasi-terapeutik-pada-pasien-tidak-sadar.html Suryadi.2015. Komunikasi Terapeutik, Teori dan Praktik. Jakarta: EGC. Potter, Patricia A.2015. Fundamental Keperawatan Konsep , Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta. EGC
  • 18. 18 Pertanyaan dan jawaban 1.Sera Puji Astuti bagaimana cara kita mengasumsikan bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat? Pasien tidak selalu menunjukkan kalau pasien mendengar seperti gerakan , tapi walaupun dalam keadaan tidak sadar pasien tetap bisa mendengar karena saat sadar biasanya pasien tahu tindakan apa saja yang dilakukan perawat ketika dalam keadaan tidak sadar. 2. Dedi Putra Mahendra Apa yang harus dilakukan perawat apabila ada seorang pasien yang mengalami gangguan kesadaran tetapi pasien itu harus segera dioperasi? Apabila ada keluarga minta izin keluarga dulu, tapi apabila tidak ada keluarga langsung saja dilakukan tindakan operasi karena yang dipentingkan adalah keselamatan pasien dulu.