Hildegard E. Peplau adalah seorang perawat dan psikolog Amerika yang dikenal sebagai bunda keperawatan psikodinamik. Ia memperkenalkan model hubungan perawat-pasien berdasarkan empat fase: orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi. Model ini menekankan pentingnya proses interpersonal antara perawat dan pasien dalam memberikan perawatan yang tepat sasaran. Teori Peplau mendefinisikan keperawatan sebagai proses terapeutik
1. HILDEGARD E. PEPLAU
Hildegard E. Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading,
Pennsylvania. Peplau lulus dari Hospital School of Nursingdi Pottstown,
Pennsylvinia pada tahun 1931. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal
diperolehnya dari Bennington University, Vermont pada tahun 1943. Peplau
meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s College,
Colombia, New York pada tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang
pengembangan kurikulum pada tahun 1953.
Keperawatan Psikodinamik
Kontribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan
psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul
Interpersonal Relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan
istilah keperawatan psikodinamik. Menurutnya, keperawatan psikodinamik
merupakan kemampuan seseorang (perawat) untuk memahami tingkah
lakunyaguna membantu orang lain, mengidentifikasi kesulitan yang dirasakannya,
dan untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul
di semua level pengalaman.
Peplau mengembangkan modelnya dengan merinci konsep structural dari
proses antar-personal – di sinilah letak fase hubungan perawat-klien (nurse-patient
relationship). Peplau menjelaskan tentang empat fase hubunganperawat-klien,
yaitu fase orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi.Keempat fase tersebut
aling berkaitan. Di setiap fase diperlukan peran yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan klien.
Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dank lien bertindak sebagai dua individu yang belum
saling mengenal. Selama fase orientasi, klien merupakan seseorang yang
memerlukan bantuan profesional dan perawat berperan membantu klien
mengenali dan memahami masalahnya serta menentukan apa yang klien perlukan
saat itu. Jadi fase orientasi ini merupakan fase untuk menentukan adanya masalah.
2. Fase orientasi dipengaruhi langsung oleh sikap perawat dan klien dalam memberi
atau menerima pertolongan. Selain itu, fase ini juga dipengaruhi oleh ras, budaya,
agama, pengalaman, latar belakang, dan harapan klien maupun perawat. Akhir
dari fase ini adalah perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi adanya
masalah serta menumbuhkan rasa saling percaya sehingga keduanya siap untuk
melangkah ke fase beriduanya siap untuk melangkah ke fase berikutnya.
Fase Identifikasi
Pada fase ini klien memberikan respons atau mengidentifikasi persoalan yang ia
hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap
klien berbeda satu sama lain. Di sini, perawat melakukan eksplorasi perasaan dan
membantu klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah
pengalaman yang mengorientasi ulang perasaannya dan menguatkan kekuatan
positif pada pribadi klien serta member kepuasan yang diperlukan.
Selama fase identifikasi, klien diharapkan mulai memiliki perasaan terlibat dan
mulai memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya dengan mengurangi
perasaan tidak berdaya dan putus asa. Upaya ini akan menumbuhkan sikap positif
pada diri klien guna melaju ke fase selanjutnya. Jadi, fase identifikasi merupakan
fase penentu bantuan apa yang diperlukan oleh klien. Pada fase ini, perawat juga
member beberapa alternative untuk mengatasi masalah klien.
Fase Eksploitasi
Pada fase ini, perawat member layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien.
Di sini, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses
interpersonal. Selama fase eksploitasi, klien mengambil secara penuh nilai yang
ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan.
Prinsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan
klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk
menggali dan mengungkapkan perasaan, emosi, pikiran serta sikapnya tanpa
paksaan dan mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.
Pada fase ini, perawat juga dituntut menguasai keterampilan berkomunikasi secara
terapeutik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fase eksplorasi merupakan
fase pemberian bantuan kepada klien sebagai langkah pemecahan masalah.Jika
3. fase ini berhasil, proses interpersonal akan berlanjut ke fase akhir, yaitu fase
resolusi.
Fase Resolusi/Terminal
Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat dank lien sudah sampai pada
tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubunga terapeutik yang selama ini
terjalin. Fase resolusi terkadang menjadi fase tersulitbagi kedua belah pihak seba
di sini dapat terjadi peningkatan kecemasan dan ketegangan jika ada hal-hal yang
belum terselesaikan pada masing-masing fase. Indikator keberhasilan untuk fase
ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat.
Selanjutnya, baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang da
lebih berpengalaman.
Teori Keperawatan Peplau dan Komponen Utama Keperawatan
1. Keperawatan. Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah
proses yang signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan
merupakan instrument edukatif , kekuatan yang mendewasakan dan
mendorong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif,
produktif, personal, dan kehidupan komunitas.Profesi keperawatan
memiliki tanggung jawab legal di dalam pemanfaatan keperawatan secara
efektif berikut segala konsekuensinya bagi klien. Perawat merespons
kebutuhan klien akan bantuan melalui proses interpersonal.
2. Individu. Individu menurut Peplau adalah organism yang mempunyai
kemampuan untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan
oleh kebutuhan. Berdasarkan penjelasan ini, Peplau mendefinisikan
individu sebagai manusia sebab manusia adalah sebuah organisme yang
hidup dalam ekuilibrium yang tidak stabil.
3. Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah simbol yang
menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari
kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus-menerus mengarah pada
keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun
komunitas.
4. 4. Lingkungan. Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebtkan
lingkungan sebagai salah satu konsep utama dalam keperawatan, ia
mendorong perawat untuk memerhatikan kebudayaan dan adat istiadat
klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutiitas rumah sakit.
Menurut Peplau, lingkungan merupakan kekuatan yang berada di luar
organisme dan berada dalam konteks kultural. Peplau tidak memandang
secara luas lingkungan yang memengaruhi status kesehatan seseorang
tetapi lebih berfokus pada kondisi psikologis dalam diri orang tersebut.