1. IBNU CHALDUN
(Ilmuan Islam dalam Sejarah )
Masa Karir Politik dan Kiprah dalam
Pemerintahan
751-776 H (1351-1374 M)
Universitas Ibnu Chaldun
2016
2. Ibnu Khaldun ( Ilmuan Islam dalam
Ilmu sejarah) 732 – 808 H
3. Ibnu Chaldun mulai mengambil pekerjaan
dibidang kemasyarakatan pada masa abu
muhammad bin tafrakin (akhir tahun 751
H/1350 M).
Jabatan pertamanya adalah “Kitabatul
Allamah (Sekretretaris atau penulis cap
kekuasaan) yang bertugas menuliskan
kata Hamdallah dan ungkapan syukur
kepada Allah dengan pulpen tinta baik
sebelum maupun sesudah Basmallah dari
setiap pidato atau gambar.
Ini adalah pekerjaan pertama ibnu
chaldun dipemerintahan.
4. Karena peperangan yang terjadi ditunisia
pada awal tahun 753 H, antara ibnu tafrakin
dengan cucu sultan Abi Yahya karena
masalah pelepasan warisan dari kukungan
ibnu tafrakin dengan kekalahan pada pihak
ibnu tafrakin, maka Ibnu chaldunpun
berpindn akhirnya menyelamatkan diri dari
kejaran musuh.
Ibnu Chaldun berpindah dari negara yang
satu kenegara yang lainnya hingga terdampar
di “Baskara” (Maroko bagian tengah)
Disitulah kemudian Ibnu Chaldun Menikah
dan menghabiskan musim dinginnya
ditempat tersebut.
5. Pada saat Ibnu Chaldun berada dibaskara,
ia menemui Sultan Abu Anan, Sultan
menyambutnya dengan hangat.
Ibnu Chaldun berusaha mendekat dan
memberikan kesetiaan kepadanya, dan
berusaha untuk menjadi orang
kepercayaannya, dan usahanya inipun
berhasil.
Sultan menunjuknya menjadi anggota
dewan bidang keilmuan di Vas, beserta
banyak ilmuan lain.
6. Tahun 755 H, Ibnu Chaldun pergi ke
Vas, kepercayaan sultan terus berlanjut
dan mengangkat derajatnya sehingga
dipercaya untuk bertanggung jawab
atas penulisan nama dan tanda
tangannya.
Di tempat ini Ibnu Chaldun juga diberikan
kesempatan untuk kembali memperdalam
ilmu yang sudah didapatkan dari para ulama
dan sastrawan ditunisia
Vas terkenal dengan kekayaan
perpustakaannya sehingga membuat dia
kembali semangat mengembalikan
kelimuannya
7. Di Vas ia berkenalan dengan dunia baru yaitu
dunia politik. Hingga ia mengambil jabatannya
ditugas-tugas kenegaraan.
Dalam dunia politik inilah ibnu chaldun sempat
tergelincir kedalam kancah hitam perpolitikan
disana, sehingga membuat ia sempat dipenjara
oleh sultan Abu Anan pada tahun 758 H.
Hingga baru pada tahun 759 H, Ibnu Chaldun
dijanjikan akan dibebaskan oleh sultan Abu
Anan, ketika Ibnu Chaldun berhasil membuat
sebuah qasidah (puisi/Syair) yang sangat indah
isinya sebanyak 200 baitn diberikannya kepada
sultan Abu Anan dan berhasil mengetuk hati
sultan.
Namun sebelum ibnu chaldun dibebaskan Abu
anan meninggal dunia, pemerintahan kemudian
diambil alih oleh anak Abu Anan, Abu Ziyan.
8. Namun pemerintahan Abu Ziyan tidak berlangsung
lama karena diturunkan oleh salah satu perdana
mentrinya sendiri Hasan Bin Umar.
Menteri Hasan Bin Umar inilah yang akhirnya
melepaskan Ibnu Chaldun dan mengembalikan
jabatannya sebelumnya.
Setelah pemerintahan Hasan Bin Umar jatuh
kekuasaan digantikan oleh Mansur Bin Sulaiman,
pada masa ini ibnu chaldun mendapatkan jabatan
Sekretaris.
Setelah hasan Bin Umar berhasil dijatuhkan oleh
Abu Salim (760-762 H), Ibnu Chaldun berhasil
ditunjuk sebagai Wakilnya Abu Salim dan penulis
rahasia pidato-pidatonya.
Pada masa pemerintahan Umar Bin Abdullah yang
berhasil menjatuhkan pemerintahan Hasan Bin
Umar Ibnu Chaldun Tetap mendapatkan posisi yang
terhormat, sama dengan posisi yang diberikan oleh
9. Pada masa pemerintahan Umar Bin Abdullah
(764-766 H)yang berhasil menjatuhkan
pemerintahan Hasan Bin Umar Ibnu Chaldun
Tetap mendapatkan posisi yang terhormat, sama
dengan posisi yang diberikan oleh Hasan Bin
Umar.
Tahun 766 H, pada saat Ibnu Chaldun Sampai di
Granada (Andalusia), Sultan Muhammad Bin
Yusup bin Sulaiman bin Ahmar annasry
memberikan jabatan sekretaris pada
pemerintahannya.
Digranada Ibnu chaldun sempat mengungkapkan
dalam tulisannya sebagai msa-masa yang
bahagia karena disana ia bisa berkumpul
bersama anak dan istrinya
10. Namun kebahagiaan ini tidak berlangsung lama
karena fitnah akhirnya hubungan antara sultan
granada dan ibnu chaldunpun mulai renggang. Hal
ini membuat Ibnu Chaldun meninggalkan andalusia
dan menuju Bijayah (Maroko) pada tahun 766 H..
Disana Ibnu Chaldun disambut dengan baik oleh
pemerintahan yang berkuasa pada saat itu, dan
oleh sultan Abu Abdullah Hafsy Ibnu Chaldun
diberikan jabatan Hijabah yaitu jabatan yang paling
tinggi setelah sultan atau sama dengan perdana
menteri.
Jabatan itu dipegangnya hingga masa
pemerintahan Abu Abbas, namun karena
kecurigaan Sultan Abu Abbas terhadap Ibnu
Chaldun Ibnu Chaldun Mundur dari jabatannya
tersebut dan menunjuk saudaranya yayah untuk
menggantikannya. (769 H)
11. Ibnu Chaldun mengatakan penolakan untuk
duduk kembali didalam dunia politik karena
keinginan kuatnya untuk kembali belajar.
Tahun 774-776 H, Ibnu Chaldun menghabiskan
waktunya di Vas, juga jauh dari jabatan
kenegaraan dan menghabiskan waktunya
dibawah lindungan menteri Ibnu Ghazy, kecuali
beberapa bulan disetiap akhir tahun, yang ia
habiskan untuk mengemban tugas Sultan Abu
Abbas Ahmad.
Pada tahun 776 H itulah akhirnya Ibnu Chaldun
kembali meninggalkan Vas dan Maroko untuk
kedua kalinya menuju Andalusia dan Granada.
12. Referensi
W, Wahid Abdul Ali, Dr, Kejeniusan Ibnu
Chaldun,Nuansa Pers, Jakarta, 2004
W, Wahid Abdul Ali, Dr, Ibnu Chaldun
Riwayat dan Karyanya,Nuansa Pers,
Grafiti Pers, Jakarta, 1988
Diktat Perkuliahan.
12