1. Abdurrahman Ad-Dakhil merupakan keturunan terakhir Dinasti Umayyah yang berhasil mendirikan kembali kerajaan Umayyah di Andalusia setelah melarikan diri dari pemberontakan Abbasiyah.
2. Ia berjuang mati-matian untuk mempersatukan wilayah Andalusia dan membangun kembali pemerintahan serta peradabannya, termasuk membangun pasukan militer yang kuat dan membangun infrastruktur.
3.
1. Abdurrahman Ad-Dakhil
(113-172 H / 731-788 M)
الاخل الرحن عبد
13.50.013 - R. Gesit Prasasti Alam ()ابوسالم
Semester 7
Dosen : Ust. DR. Muqoddam Chalil, MA
SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH DIROSAT ISLAMIYAH
AL HIKMAH JAKARTA
Mei 2016 / Sya'ban 1437 H
2. PENDAHULUAN
Perkembangan Islam di bumi andalusia merupakan sejarah penting bagi seluruh umat
Islam. Bermula daripada usaha khalifah Al-Walid yang mendapat ilham untuk terus
menyebarkan agama Islam, maka beliau telah mengarahkan Musa Ibn Nusair yaitu gubernur
di Afrika Utara untuk meluaskan pengaruh Islam sampai ke bumi Andalusia. Andalusia suatu
ketika dahulu merupakan sebuah negara yang pernah dihuni dan diperintah oleh berbagai
kekuasaan.
Menurut catatan, ia merupakan sebuah kawasan yang pernah dihuni oleh suku kaum
Eropa dan Barbar. Menurut kajian para sejarawan, orang Phonecia pernah menubuhkan
kerajaan di situ pada awal kurun ke-10 sebelum Masihi. Pada kurun pertama Masehi,
Andalusia dikuasai orang Romawi dan diikuti suku kaum Visigoth yang menguasai politik
andalusia sehingga ke tahun 92H / 711M.
Andalusia mendapat nama dari para pengkaji geografi Islam abad pertengahan, yang
merujuk kepada wilayah pemerintahan Islam di semenanjung Iberia yang meliputi negara
Portugal dan Spanyol yang dikenali sebagai al-Andalus. Kemungkinan besar perkataan
andalusia berasal dari perkataan “Vandalusia” yang bererti “Tanah Vandal”, yaitu satu suku
Eropa yang mendiami tempat tersebut sekitar abad kelima Masehi.
Selain itu, ia dikenali sebagai Iberia ketika diduduki bangsa Iberia. Pada zaman
pemerintahan Rom, ia dikenali sebagai Asbania. Manakala sewaktu dikuasai oleh bangsa
Vandal pula dikenali sebagai Vandalusia.
Kemunculan Abdurrahman Ad-Dakhil merupakan suatu rahmat besar dan ketetapan
Allah SWT untuk terus menegakkan pemerintahan kerajaan Bani Umayyah di Andalusia.
Bermulanya kisah pemerintahan Abdurrahman ad-Dakhil di Andalusia apabila gerakan
menjatuhkan kerajaan Bani Umayyah secara besar-besaran dilakukan oleh Abu Jaafar as-
Saffah di Damsyik bagi mendirikan kerajaan Abbasiyah.
2
3. INTI KAJIAN
Sebelum masuknya Abdurrahman bin Muawiyah ke bumi Andalusia, kita haru mundur
sedikit ke belakang hingga tahun 132 H (750 M), yaitu pada kejatuhan Daulah Bani
Ummayah di Timur. Pihak Abbasiyun telah membunuh seluruh orang yang dianggap layak
menjadi khalifah dari kalangan Ummawiyun.
Diantara mereka yang tidak terjangkau oleh pedang-pedang Bani Abbasiyah itu adalah
Abdurrahman bin Muawiyah, cucu dari Hisyam bin Abdul Malik yang berkuasa pada tahun
105 H (723 M) hingga tahun 125 H (743 M) dan dengan sanad lanjutan dari Marwan I bin Al
Hakam bin Abu al-'Ash. Dan merupakan keturunan terakhir Dinasti Umayyah.
Ketika Abdurrahman memasuki masa pemudanya, kaum Abbasiyun melakukan
pemberontakan terhadap pihak Umawiyun. Mereka menyerang Ibu Kota Daulah Umawiyah
di Syam dan membunuh semua anggota kerajaan hingga tidak ada lagi orang dari pihak
Umawiyah yang berfikir untuk menjadi Khalifah. Ini terjadi pada tahun 132 H.
Masa pelarian
Abdurrahman bin Muawiyah melarikan diri dari tempat tinggalnya di desa Dier Khinan
yang termasuk dalam wilayah provinsi Qansarin di Syam, menuju salah satu desa di Irak di
tepian sungai Eufrat. Abdurrahman melarikan diri bersama saudaranya Hisyam bin Muawiyah
menuju Sungai Eufrat. Tetapi ketika mereka sampai di tepian Sungai Eufrat, keduanya
berhasil terkejar oleh pasukan Abbasiyun.
Abdurrahman bin Muawiyah terus menyeberangi sungai itu kemudian berjalan menuju
wilayah Maghrib, karena ibunya adalah seorang wanita yang berasal dari suku Berber. Ia
bermaksud melarikan diri menemui keluarga ibunya di sana. Ia melalui sebuah kisah pelarian
diri yang panjang dan menakjubkan, di mana ia melintasi Syam, Mesir, Libya, dan Qairuwan.
Abdurrahman bin Muawiyah akhirnya sampai ke Burqah (Libya). Selama lima tahun
lamanya ia terus bersembunyi hingga pencarian dan pengusiran mulai tenang. Ia pun keluar
menuju Qairuwan.
3
4. Abdurrahman dan perjalanan memasuki andalusia
Pada tahun 136 H (753 M), Abdurrahman bin Muawiyah mulai menyiapkan perbekalannya
untuk memasuki Andalusia. Ia melakukan hal-hal berikut:
1. Mengutus budaknya yang bernama Badr ke Andalusia untuk mempelajari situasi
dan mengetahui kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kekuasaan di sana.
2. Mengirimkan surat kepada semua pecinta Daulah Umawiyah di bumi Andalusia
setelah ia mengetahui dari budaknya yang bernama Badr tentang siapa mereka.
3. Mengirim surat kepada semua orang Umawiyyun di Andalusia dan memaparkan
idenya kepada mereka.
Disampaikannya situasi dan kondisi di Andalusia sudah memungkinkan untuk
menerima kedatangan Abdurrahman, saat utusan itu datang dan menceritakan kondisi di
Andalusi maka bangkitlah Abdurrahman dan berkata, "Allahu Akbar! Sekarang sempurna
tuntas sudah urusan kita dan Allah pun memenangkan kita dengan kekuatan dan keperkasaan-
Nya!"
Ia pun kemudian menyiapkan bekalnya dan menyiapkan perahu yang akan membawanya
seorang diri menuju negeri Andalusia.
Abdurrahman ad-dakhil di andalusia
Abdurrahman bin Muawiyah akhirnya tiba di Andalusia, saat itu Andalusia sedang di
pimpin oleh Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri. Begitu Abdurrahman bin Muawiyah memasuki
Andalusia, mulailah ia mengumpulkan para pendukungya, para pecinta Daulah Umayyah,
Kabilah Berber dan beberapa kabilah yang menentang Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri. Pada
saat yang sama juga sisa-sisa kerabat Bani Umayyah yang melarikan diri ke Andalusia mulai
mengabungkan diri dalam persekutuan yang telah di jalankan bersama orang-orang Yaman.
Pertempuran Al-Musharah
Sebelum terjadi peperangan, Abdurrahman bin Muawiyah mengirimkan beberapa
4
5. surat kepada Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri meminta kesediannya secara baik-baik untuk
menyerahkan kepemimpinan, Namun tawaran yang sangat begitu baiknya itu di tolak oleh
Yusuf Al-Fihri.
Maka pada bulan Dzulhijjah 138 H (Mei 756 M), meletuslah sebuah peperangan
dahsyat antara Abdurrahman bin Muawiyah dengan Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri,
peperangan itu dikenal oleh para sejarahwan dengan nama perang Al-Musharah.
Kekalahan Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri dalam pertempuran itu sangat hebat,
sampai-sampai Abdurrahman bin Muawiyah tidak mendapati seorang pun menghalanginya
untuk sampai ke istana kekuasaan di Cordova.
Abdurrahman bin Muawiyah tinggal di luar Cordova selama tiga hari untuk
memberikan kesempatan kepada keluarga Yusuf Al-Fihri mengumpulkan milik mereka dan
keluar dengan aman. Kejadian ini menjadi awal catatan sejarah kemuliaan dan keharuman
namanya di Andalusia.
Abdurrahman dan Khalifah Abbasiyah
Pada tahun 756, Abdurrahman Ad Dakhil menolak kekhalifahan Abbasiyah di Damaskus
dan menjadi amir independen di Kordoba. Ia berkuasa selama 6 tahun setelah Daulah
Umayyah telah kehilangan posisi kekhalifahan di Damaskus pada tahun 750. Namun,
unifikasi pertama al-andalusia di bawah Abdurrahman masih membutuhkan waktu lebih dari
25 tahun (Toledo, Zaragoza, Pamplona dan Barcelona).
Abdurrahman Ad-Dakhil dan Pembangunan Negeri Barunya
Ketika kondisi Andalusia telah kondusif, dan setelah Abdurrahman Ad Dakhil dapat
menyelesaikan pemberontkan tesrsebut, ia pun mulai memikirkan apa yang harus dilakukan
kemudian. Ia segera memberikan perhatian yang sangat besar kepada urusan dalam negerinya.
Ia segera melakukan hal berikut
Pertama : Mulai membangun sebuah pasukan militer yang kuat
Dalam membangun pasukannya yang baru , ia melakukan langkah-langkah berikut :
5
6. 1. Membentuk pasukan dari unsur -unsur berikut ini :
a) Secara mendasar, mengandalkan unsur keturunan peranakan, yaitu anak2 hasil
pernikahan para prajurit penakluk dan penduduk asli andalusia
b) Mengandalkan semua suku dan kelompok yang ada di andalusia. Sampai
jumlah mereka mencapai 40.00 orang dari kalangan barbar (dan kekuasaan
menjadi lebih stabil)1
2. Abdurrahman Ad Dakhil mendirikan beberapa gudang persenjataan, mendirikan
beberapa pabrik spedang dan manjaniq (semacam ketapel raksasa pelontar api).
3. Membangun Armada laut yang kuat, ditambah lagi dengan pendirian lebih dari
satu pelabuhan.
Kedua : Perhatian terhadap ilmu dan sisi keagamaan yang sangat tinggi
Abdurrahman ad Dakhil memberikan posisi yang sangat layak terhadap ilmu dan sisi
keagamaan. Untuk itu beliau melakukan hal-hal berikut:
• Menyebarkan ilmu dan memuliakan para ulama
• Memperhatikan persoalan peradilan dan hisbah (pengawasan)
• Memperhatikan amar makruf nahi mungkar
• Salah satu pekerjaan besarnya dari sisi keagamaan adalah pembangunan Mesjid Besar
Cordoba. Masjid itu direnovasi oleh delapan Khalifah Bani Umayyah2
Ketiga : Perhatian yang besar terhadap sisi peradaban (fisik-materil)
1. Perhatian yang besar untuk membangun dan memperkuat benteng dan jembatan, serta
menghubungkan wilayah Andalusia satu dengan lainnya
2. Pendirian “Ar Rashafah”, yaitu taman tersebar dalam Islam. Ia mendirikannya seperti
Taman Ar-Rashafah di Syam yang didirikan oleh kakeknya, Hisyam bin Abdul Malik.
Jika tanaman itu berhasil tumbuh di Ar Rashafah, maka ia akan disebar ke seluruh
Andalusia3
1 Al Muqri, Nafh Ath-Thib (3/36)
2 Ibnu Adzhari, Al Bayan Al mughrib (2/229)
3 Ibnul Atsir, Al Kamil fi At Tarikh (5/280)
6
7. Keempat : Melindungi perbatasan-perbatasan negaranya dari musuh-musuhnya
1. Abdurrahman Ad-Dakhil mengetahui bahwa bahaya yang sebenarnya tersembunyi di
dua negara; Leon di Barat daya dan Perancis di barat laut.
• Benteng yang tertinggi: yaitu benteng Zaragosa barat laut untuk melawan Perancis
• Benteng pertengahan dan dimulai dari kota Salim dan memanjang hingga Toledo
• Benteng yang terbawah: di barat daya untuk melawan kerajaan Leon dan Kristen
2. Abdurrahman Ad Dakhil telah mempelajari sebuah adat yang agung dari ayah dan
kakek-kakeknya; yaitu adat jihad yang berkelanjutan dan secara teratur setiap tahun.
Abdurrahman Ad-Dakhil dan Strategi Militernya
Pertama: Metode kejutan (psy war) dan berusaha untuk selalu mendahului
Beliau menggunakan strategi terbaik memotong upaya pembangkangan yaitu beliau
memotong akar-akarnya sejak ia muncul dan tidak memberikan kesempatan untuk
berkembang.
Kedua: Menghemat kekuatan dan menjaga tujuan
Beliau juga harus menjaga sebuah keseimbangan yang berkelanjutan antara tujuan-
tujuan perang, potensi dan sarana yang harus dipenuhi termasuk kemampuan menentukan
skala prioritas antara banyak tujuan yang sangat penting dan strategis.
Wafatnya Abdurrahman Ad Dakhil
Abdurrahman Ad-Dakhil hidup selama 59 tahun. 19 tahun diantaranya dilalui di
Damaskus dan Irak sebelum kejatuhan Daulah Umawiyyun, 6 tahun dalam pelarian
menghindari Bani Abbasiyah dan perencanaan memasuki Andalusia, lalu 34 tahun memegang
kekuasaan dan kepemimpinan di negeri Andalusia. Beliau wafat di Cordova dan dimakamkan
di sana pada Jumadal Ula 172 H (Oktober 788 M).
7
8. PENGAJARAN / IBRAH
Dari berbagai kisah dan kehidupan yang dialami dan dilalui oleh Abdurrahman bin
Muawiyah (Abdurrahman Ad-Dakhil) atau ada yang menyebutnya dengan Rajawali dari
Qurays karena kegigihannya dalam berjuang dan bertahan hidup sampai akhirnya dapat
mendirikan kembali daulah umayyah di tanah Andalusia dengan perjuangan dan strategi yang
cerdas. Adapun beberapa hikmah sebagai pengajaran atau ibrah yang dapat kita jadikan
pelajaran dari kejadian ini, diantaranya :
1. Pentingnya mencintai Ilmu termasuk menyediakan fasilitas dan membangun
peradaban dengan ilmu, sebagaimana dikatakan bahwasanya kemunduran suatu
Ummat karena semakin bodohnya mereka atau semakin jauh yaitu meninggalkan Ilmu
dan Agama Islam.
2. Janganlah kita mendzalimi orang lain, bahkan saat kita mengungguli musuh kita atas
kemenangan dari sebuah peperangan.
3. Selalu memaafkan setiap kesalahan orang lain walaupun ia adalah seorang musuh
yang ingin menghancurkan kita sembari kita selalu mendoakan semoga orang itu di
kemudian hari mendapat hidayah dan bisa berjuang bersama dalam menyatukan
kekuatan umat Islam dan melawan musuh bersama Islam.
4. Tidak mempunyai sifat dendam, atas apa-apa yang orang lain sudah dilakukan kepada
kita baik itu terkait mereka mendzalimi kita secara sengaja atau tidak. Tetaplah kita
berlaku adil dan menghilangkan dendam pribadi.
5. Meluruskan niat dalam setiap perjuangan yaitu senantiasa diiringi dengan niat semata-
mata untuk mendapatkan keridhaan Allah bukan urusan pribadi dan mengikuti hawa
nafsu.
8
9. KESIMPULAN
Kehadiran Abdurrahman Ad-Dakhil ke Andalusia bukan saja telah berhasil
menghapuskan penindasan dan kekejaman pemerintah-pemerintah Kristen sebelumnya, tetapi
juga berhasil membentuk masyarakat intelek yang menjadi model dan dikagumi masyarakat
Kristen Eropa.
Sarjana-sarjana Islam Andalusia yang lahir dari keharmonian yang dipelihara
Abdurrahman Ad-Dakhil akhirnya telah berhasil memberikan sumbangan besar pada masa
depan ke arah pertumbuhan dan perkembangan kegiatan kemajuan dan keilmuan, khususnya
dalam bidang sains yang kemudiannya menjadi asas kebangkitan negara-negara Kristen Barat.
Mereka turut menghasilkan karya-karya agung dalam bidang sains, sejarah, falsafah, undang-
undang, pengobatan, keagamaan, sastra dan lain-lain.
Hasil usaha mereka itu sebagian besarnya merupakan bidang-bidang ilmu pengetahuan
yang belum pernah ditemukan manusia. Menurut laporan seorang sejarawan, pada abad ke-10
Masehi, Cordoba merupakan ibu kota pemerintahan Islam dan muncul sebagai pusat terindah
dan kemajuan yang pesat di dunia. Di seluruh Andalusia terdapat tidak kurang 1000 buah
institusi / perguruan tinggi yang dilengkapi dengan perpustakaan yang menyimpan ratusan
ribu buah buku dan manuskrip dalam berbagai bidang ilmu. Inilah jasa dan sumbangan
AbdulRahman ad-Dakhil dalam meninggikan martabat dan kedudukan Andalusia sebagai
sebuah negara Islam yang disegani.
Selain itu Kontribusi yang diberikan olehnya dalam bidang penulisan ilmu menarik
orang-orang untuk belajar ke istananya. Selain itu, Ad Dakhil juga mendirikan beberapa
universitas, di antaranya Universitas Cordova, Universitas Toledo dan Universitas Sevilla,
juga membangun masjid Kordoba yang megah (yang pada tahun 1236 di jadikan gereja yang
kini dikenal dengan nama La Mazquita.)4
4 Abdul Fatah, dkk (1987). Ensiklopedi Islam.Jakarta:Departemen Agama RI. Hal 25-26
9
10. DAFTAR PUSTAKA
Abdussyadi, Muhammad Abdul Lathif, Prof. DR, 2014, Bangkit dan runtuhnya
Khilafah Umayyah, Pustaka Al Kautsar, Cetakan Pertama, Jakarta
Ad-Dimasqi, Imam Ibnu Katsir, 2008, Mukhtashar Al Bidayah wa An Nihayah,
Pustaka Azzam, Cetakan Kedua, Jakarta
Al 'Isy, Yusuf, DR, 2013, Dinasti Umawiyah, Pustaka Al Kautsar, Cetakan Kedua,
Jakarta
Al Umari, Abdul Aziz bin Ibrahim, DR, 2014, Penaklukan dalam Islam, Darus Sunnah
Press, Cetakan Kedua, Jakarta
Al Usairy, Ahmad, 2008, Sejarah Islam, Akbar Media Eka Sarana, Cetakan Keenam,
Jakarta
As Sirjani, Raghib, DR, 2013, Ensiklopedi Sejarah Islam, Pustaka Al Kautsar, Cetakan
Kedua, Jakarta
As Sirjani, Raghib, DR, 2015, Bangkit dan runtuhnya Andalusia, Pustaka Al Kautsar,
Cetakan Keempat, Jakarta
As Sirjani, Raghib, DR, 2015, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia, Pustaka Al
Kautsar, Cetakan Keempat, Jakarta
As Suyuti, Imam, 2015, Tarikh Khulafa Sejarah Para Khalifah, Qisthi Press, Cetakan
Pertama, Jakarta
Karim Al Fiqi, Saad, 2009, Pengkhianat – pengkhianat dalam Sejarah Islam, Pustaka
Al Kautsar, Cetakan Pertama, Jakarta
Mursi, Muhammad sa'id, 2007, Tokoh – tokoh besar Islam sepanjang sejarah, Pustaka
Al Kautsar, Cetakan Pertama, Jakarta
Yatim, Badri, DR, 2008, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persana, Cetakan
Pertama, Jakarta
10