2. Anak yang sedang dalam tahap awal proses perkembangan sangat membutuhkan
bimbingan dari lingkungan yang dalam hal ini adalah orangtua, guru maupun orang
dewasa lainnya. Bantuan itu tidak saja karena proses perkembangan itu sendiri
membutuhkan bantuan berupa pembiasaan, pembinaan, dan pendidikan agar tercapai
perkembangan yang optimal.
3. Akan tetapi juga disebabkan oleh adanya berbagai hambatan yang ditemui dalam proses perkembangan
itu.
Hambatan dalam proses perkembangan ini oleh Hurlock disebut dengan istilah bahaya dalam
perkembangan.
Bahaya tersebut dapat diklasifikasikan atas bahaya fisik dan bahaya psikologis. Secara terperinci dapat
diuraikan sebagai berikut:
A. Bahaya fisik, yang meliputi:
1. Kematian, yang lebih sering disebabkan oleh kecelakaan daripada penyakit. Kematian dapat
diakibatkan oleh permainan anak yang tidak terkontrol oleh orangtua seperti permainan yang
mengandung unsur kekerasan.
2. Penyakit. Anak-anak sangat mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh faktor fisiologis dan
faktor psikologis akibat ketegangan dalam keluarga.
3. Kecelakaan. Kecelakaan yang dialami anak-anak sering menimbulkan efek pada fisik anak yang
selanjutnya dapat menimbulkan akibat psikologis seperti perasaan takut dan rendah diri.
4. Selain ketiga bahaya tersebut, juga terdapat bahaya fisik lain pada era sekarang ini. Bahaya tersebut
adalah obesitas yang sering dialami oleh anak usia dini. Anak-anak yang memiliki berat badan
berlebih akan berdampak pada tingkat kepercayaan diri dan juga kesehatannya.
4. B. Bahaya psikologis, yang meliputi:
Gangguan berbicara
Anak yang mengalami hambatan berbicara tentunya akan mengalami masalah dalam
berkomunikasi dengan orang lain sehingga membuat mereka mengalami hambatan sosial.
Gangguan emosional
Gangguan emosi tampak dengan adanya emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa, takut,
dsb. Jika anak terlalu banyak mengalami suasana emosi negatif maka hal ini akan
mengganggu pandangan hidup dan mendorong perkembangan watak yang kurang baik.
C. Bahaya sosial
Sejumlah bahaya sosial yang dapat dialami anak seperti: karena perilakunya membuat anak
tidak populer di kalangan teman-temannya, sehingga anak mengembangkan perilaku sosial
yang kurang sehat, penggunaan teman khayalan dan binatang peliharaan karena kurangnya
teman.
5. D. Bahaya dalam perkembangan konsep
Bahaya ini tampak dalam bentuk ketidaktepatan pengertian dan perkembangan konsep di
bawah tingkat perkembangan teman sebaya.
E. Bahaya moral
Bahaya moral yang dapat terjadi pada anak, yakni disiplin yang tidak konsisten yang dapat
memperlambat proses untuk belajar menyesuaikan diri dengan harapan sosial, anak dibiarkan
dengan perbuatan-perbuatan yang salah, terlampau banyak hukuman pada perilaku salah dan
kurang diberi hadiah atau penguatan ketika berperilaku benar, anak yang dididik otoriter.
6. F. Bahaya dalam hubungan keluarga.
Hubungan-hubungan dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis akan berdampak
kurang baik bagi perkembangan anak.
G. Bahaya kepribadian.
Bahaya kepribadian yang paling serius adalah perkembangan konsep diri yang kurang
baik, yang dapat disebabkan oleh perlakuan anggota keluarga, guru, dan teman-teman.
Adanya harapan yang tidak realistis sehingga anak merasa gagal karena tidak dapat
mencapaitujuan yang diinginkan orangtua atau disebabkan egosentrisme yang kuat dari
orangtua.
7. Menghadapi bahaya-bahaya ini berimplikasi pada pentingnya peranan guru PAUD dalam
mencegah terjadinya bahaya dalam proses perkembangan anak. Maka dari itu kegiatan
bimbingan dan konseling memang sangat dibutuhkan pada lembaga pendidikan usia dini.
Nurihsan (2011) mengemukaan bahwa bimbingan dan konseling merupakan salah satu
kegiatan yang penting dalam pendidikan anak usia dini.
Bimbingan dan konseling bagi anak dapat menjadi cara untuk membantu guru dalam
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar anak secara berkesinambungan
sehingga dapat memberikan umpan balik bagi guru dalam menyempurnakan proses
pembelajaran
8. Suyadi (2009) juga berpendapat bahwa keberadaan BK di PAUD sangat dibutuhkan mengingat
banyaknya perilaku bermasalah yang dihadapi anak yang perlu untuk memperoleh bantuan
untuk penyelesaiannya.
Tujuan utama penyelenggaraan bimbingan dan konseling di PAUD adalah mengantisipasi atau
mengambil tindakan preventif munculnya perilaku bermasalah tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling tidak hanya
diberikan kepada anak yang bermasalah, melainkan juga kepada anak yang tidak bermasalah.