SlideShare a Scribd company logo
SENIORITAS MENJADI ALIBI KEKERASAN YANG DILAKUKAN SECARA TURUN
TEMURUN DALAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Yolanda Dwi Setyorini dan Allsyah
Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan dapat
menciptakannya negara mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan banyak
sekali jenis ilmu di dunia pendidikan yang dapat membuat manusia menjadi lebih
berkompeten. Itulah sebabnya beberapa negara berlomba-lomba untuk meningkatkan
kualitas pendidikan saat ini. Dengan pendidikan yang berkualitas, maka segala aspek
kehidupan seseorang dapat dilakukan dengan mudah. Karena pendidikan memiliki
dampak yang begitu besar terhadap perkembangan suatu negara, masalah pendidikan
menjadi perhatian besar.
Salah satu perilaku remaja yang terjadi secara turun temurun bahkan menjadi
tradisi di suatu lembaga pendidikan adalah senioritas. Senioritas dalam kehidupan
sehari-hari tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. hal tersebut di
karenakan dalam kehidupan manusia terdapat perbedaan tingakatan. Tingkatan yang
ada di pendidikan yaitu senior dan junior. Dimana dalam budaya yang ada di Indonesia
yaitu budaya menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Dimana dari
perbedaan tingkatan inilah yang di manfaatkan oleh senior untuk bersikap sewenang-
wenang kepada junior. Sehingga tak jarang kasus senioritas ini memunculkan aksi-aksi
kekeraan di sampingnya. Bahkan senioritas juga menimbulkan korban jiwa. Meskipun
tradisi senioritas sudah mulai di hilangkan dalam dunia pendidikan, masih banyak kasus
yang menunjukkan budaya senioritas di sekolah atau universitas yang menggunakan
kekerasan. Ada anggapan bahwa belum menjadi mahasiswa jika belum menjalani ospek
dengan kekerasan yang terjadi dibaliknya. Maka dari itu penulis akan melihat faktor apa
yang melatarbelakangi perilaku kekerasan dalam senioritas di lingkungan pendidikan.
(Lohy & Pribadi, 2021)
Senioritas adalah pandangan bahwa figur yang lebih tua di sekolah memiliki
kualitas yang lebih tinggi daripada yang lebih muda, sehingga yang lebih tua dapat
menindas yang lebih muda dengan sejumlah aturan yang ditetapkan olehnya.
Kesenioritasan dinilai sebagai pengganggu kedamaian di sekolah, karena siswa yang
lebih muda selalu merasa terancam dan tertindas dengan aturan-aturan tersebut.
(Hadjam, M, Noor Rochman & Widhiarso, 2003)
Kekerasan merupakan kasus yang paling sering terjadi dalam pendidikan di
Indonesia. Dilansir dari Komisi perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mana trdapat
survey yang dilakukan oleh International Center For Research On Women (ICRW)
mengenai kasus kekerasan dalam pendidikan di Indonesia menunjukkan sebanyak 84%
anak Indoensia pernah mengalami kekerasan di sekolah, selain itu jumlah kekerasan
tersebut lebih tinggi daripada negara Nepal dengan presentase jumlah yakni 79%,
Vietnam sebanyak 79%, kamboja sebanyak 73 persen, dan Pakistan sebanyak 43%. Dari
survey tersebut dapat memperlihatkan banyaknya kasus kekerasan yang terjadi di
lingkungan pendidkan Indonesia. tentunya hal tersebut sangat memprihatinkan
dikarenakan pendidikan yang bertujuan mencetak manusia berkualitas, ternyata
lingkungan pendidikan di dalamnya telah merusak tujuan pendidikan yang utama.(Lohy
& Pribadi, 2021)
Pada dasarnya, aksi kekerasan dikalangan siswa dapat diancam dengan pasal
54 UU No 23 tahun 2002 (BAPPENAS RI, 2002). Sanksi tersebut tidak hanya berlaku
bagi para siswa yang menjadi pelaku kekerasan, para pengajar pun dapat dikenakan
sanksi seperti disebutkan dalam pasal 82 UU No 23 tahun 2002 karena dianggap
melakukan pembiaran atau pelalaian.3 Terkait potensi kekerasan yang dilakukan oleh
siswa senior terhadap junior, Dinas pendidikan DKI Jakarta sendiri telah menegaskan
bahwa siswa senior dilarang dilibatkan dalam kegiatan MOS. Hal ini dilakukan untuk
mencegah aksi bullying disekolah dan bukan hanya kegiatan MOS tetapi seluruh
kegiatan yang dapat bersifat negative. (Fadli & Osmawati, 2022)
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKERASAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Adapun faktor-faktor penyebab kekerasan dalam dunia pendidikan (Syafrida Siregar,
2013), sebagai berikut :
1. Guru
a. Kurangnya pengetahuan bahwa kekerasan itu tidak efektif untuk memotivasi siswa
atau merubah perilaku
b. Persepsi yang parsial menilai siswa. Misalnya, ketika siswa melanggar, bukan
sebatas menangani, tapi mencari tahu apa yang melandasi tindakan itu
c. Adanya hambatan psikologis, sehingga dalam mengelola masalah guru lebih
sensitive dan reaktif.
d. Adanya tekanan kerja, target yang harus dipenuhi oleh guru, seperti kurikulum,
materi, prestasi yang harus dicapai siswa, sementara kendala yang harus dihadapi
cukup besar
e. Pola yang dianut adalah mengedepankan faktor kepatuhan dan ketaatan pada
siswa, mengajar satu arah (dari guru ke murid)
f. Muatan kurikulum yang menekankan pada kemampuan kognitif dan cenderung
mengabaikan kemampuan efektif, sehingga guru dalam mengajar suasananya
kering, stressful, tidah menarik, padahal mereka dituntut mencetak siswa/siswi
berprestasi
g. Tekana ekonomi, pada gilirannya bisa menjelma menjadi bentuk kepribadian yang
tidak stabil, seperti berfikir pendek, emosional, mudah goyah, ketika
merealisasikan rencana-rencana yang sulit diwujudkan.
2. Suasana PBM
a. Ada anggapan belajar terus membebani, membuat siswa stress
b. Tugas, PR, aturan disiplin, sikap guru yang killer atau memaksakan kehendak
membuat siswa merasa berada didalam tempat penyiksaan
c. Siswa merasa dijejali dengan materi pelajaran tanpa sempat mencerna bagian
sesuai dengan tuntutan kurukulum
d. Siswa masih saja dianggap sebagai objek
e. Siswa masih diposisikan sebagai orang yang tertindas, orang yang tidak tahu apa-
apa, orang yang harus dikasihani, oleh karenanya harus dijejali dan disuapi,
f. Masih ada pendidikan yang memaksa siswa kerap diminta mengerjakan sesuatu
pekerjaan dengan cara yang sangat tidak manusiawi, misalnya dibawah ancaman
pukulan.
3. Siswa
Sikap siswa yang tidak bisa lepas dari dimensi psikologis dan kepribadian, seperti ;
a. Perasaan diri lemah
b. Tidak pandai
c. Tidak berguna
d. Tidak berharga
e. Tidak dicintai
f. Kurang diperhatikan
g. Rasa sakit
h. Superior/inferior yang dikompensasikan dengan menindas pihak lain yang lemah
supaya dirinya merasa hebat
4. Keluarga
a. Orang tua yang sangat memanjakan anak
b. Orang tua yang emosional, yang bisa menimbulkan presepsi pada anak bahwa
mereka tidak dikehendaki, jelek, bodoh, tidak baik, dll. Dampaknya, anak
cenderung menarik diri dari pergaulan, pendiam, pemurung, penakut, dsb.
c. Orang tua mengalami psikologis yang berkepanjangan atau berlarut-larut. Hal ini
bisa mempengaruhi pola hubungan orang tua dan anak. Misalnya, stress,
sensitif, kurang sabar, mudah marah, melampiaskan kekesalan pada anak. Lama
kelamaan kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan anak. Misalnya ia bisa
kehilangan semangat belajar, daya konsentrasi, jadi sensitif, cepat marah, dsb.
d. Keluarga yang mengalami disfungsi, misalnya salah satu anggota keluarga
sering anggota keluarga lainnya
e. Keluarga yang sering konflik terbuka, berkepanjangan dan tidak ada solusi
alternatifnya. Dampaknya sering dijumpai anak bermasalah.
5. Lingkungan
Anak yang tumbuh dan berkembangan dalam lingkungan tindakan kekerasanm dan
anggota kelompok yang sangat toleran terhadap tindakan kekerasan. Ada kesan budaya
kekerasan itu diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, kekerasan yang
terjadi mahasiswa.
Oleh karena itu, tiga bentuk lingkungan yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat
memungkinkan kontrol sosial terhadap perilaku remaja. Hal ini sesuai dengan teori
kontrol sosial Hirsch yaitu bahwa kontrol sosial dapat terwujud bila terdapat keterikatan,
dimana keterikatan yang diberikan lingkungan kepada remaja mengarah pada perilaku
yang peduli terhadap lingkungannya yaitu Commitment seperti ikatan. Di mana dan
kapan lembaga-lembaga di sekitarnya dapat memberikan manfaat.
Kontrol sosial ini dapat dengan mudah mencegah perilaku menyimpang yaitu
kekerasan atau perundungan di kalangan remaja. Ini karena kepedulian yang kuat
terhadap lingkungan. Namun, masih banyak terjadi kasus kekerasan yang dilakukan
dengan nama senioritas akibat kurangnya kontrol sosial di lingkungan anak muda.
Dimana lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat mempengaruhi perilaku remaja.
DAMPAK KEKERASAN PADA KORBAN
Adapun dampak kekerasan yang ditimbulkan (Syafrida Siregar, 2013), sebagai berikut :
1. Fisik, mengakibatkan organ-organ tubuh siswa mengalami kerusakan, seperti
memar, luka-luka, dll
2. Psikologis, rasa sakit, rasa tidak aman, dendam, menurunnya semangat belajar,
daya konsentrasi, kreativitas, hilang inisiatif, daya tahan, menurunnya rasa
percaya diri, inferior, stress, depresi, dsb. Dalam jangka panjang bisa berakibat
pada penurunan prestasi, perubahan prilaku.
3. Sosial
a. Bisa menarik diri dari lingkungan pergaulan, karena rasa takut, merasa terancam
dan, merasa tidak bahagia berada diantara teman-temannya
b. Menjadi pendiam
c. Sulit berkomunikasi dengan guru dan temab-teman
d. Mereka jadi sulit mempercayai orang lain
e. Semakin menutup diri dari pergaulan.
Kesimpulan
Perilaku kekerasan seperti senioritas disebabkan oleh kurangnya kontrol sosial di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga jenis lingkungan pendidikan
tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku anak muda. Karena
lingkungan adalah lingkungan dimana remaja berada. Jika lingkungan ini memberikan
pendidikan moral yang baik dan memahami perannya, maka secara sosial akan dapat
mengontrol perilaku anak muda, sehingga ia tidak melakukan kekerasan di lingkungan
pendidikan seperti senioritas. Oleh karena itu, kontrol sosial akan sangat efektif dalam
mengarahkan perilaku remaja pelaku kekerasan sebagai senioritas di lingkungan
pendidikan.
Sumber :
BAPPENAS RI. (2002). Undang - Undang Nomor. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. Arsyad, Azhar, 190211614895, 1–44.
https://jdihn.go.id/files/4/2002uu023.pdf
Fadli, M. R., & Osmawati, Y. (2022). Budaya Senioritas sebagai Penyebab Kekerasan
Pelajar ( Studi Kasus SMA X Jakarta Selatan ) bangsa . Keberhasilan atau
kegagalan seorang anak di masa dewasa atau dewasa dan. 4, 130–149.
Hadjam, M, Noor Rochman & Widhiarso, W. (2003). Budaya damai anti kekerasan
(peace and anti violence). Jakarta : Direktoral Jendral Pendidikan Menengah
Umum.
Lohy, M. helena, & Pribadi, F. (2021). Kekerasan Dalam Senioritas Di Lingkungan
Pendidikan. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 5(1), 159–171.
https://doi.org/10.38043/jids.v5i1.2938
Syafrida Siregar, L. Y. (2013). Kekerasan Dalam Pendidikan. At-Turats, 1(1).
https://doi.org/10.24260/at-turats.v3i1.252

More Related Content

Similar to ARTIKEL KEKERASAN DUNIA PENDIDIKAN FULL.pdf

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
ImanSetiawan26
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah tawuran
Makalah tawuranMakalah tawuran
Makalah tawuran
Septian Muna Barakati
 
URGENSI BK PAUD.pptx
URGENSI BK PAUD.pptxURGENSI BK PAUD.pptx
Sosiologi tawuran
Sosiologi   tawuranSosiologi   tawuran
Sosiologi tawuran
Rakha Geovani
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
FazHani Faz
 
Sosiologi tawuran pelajar
Sosiologi tawuran pelajarSosiologi tawuran pelajar
Sosiologi tawuran pelajar
Nita Mardiana
 
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
SMPN 1 Cikidang
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang mellisaimell
 
ulgisb salinan.docx
ulgisb salinan.docxulgisb salinan.docx
ulgisb salinan.docx
aliyaputri14
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Non Formal Education
 
4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja
komarudinkomarudin10
 
Buli
BuliBuli
Buli
mohdnurun
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikimmochacha
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesis
Afshan Mbo
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to ARTIKEL KEKERASAN DUNIA PENDIDIKAN FULL.pdf (20)

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Makalah tawuran
Makalah tawuranMakalah tawuran
Makalah tawuran
 
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah tawuran
Makalah tawuranMakalah tawuran
Makalah tawuran
 
URGENSI BK PAUD.pptx
URGENSI BK PAUD.pptxURGENSI BK PAUD.pptx
URGENSI BK PAUD.pptx
 
Sosiologi tawuran
Sosiologi   tawuranSosiologi   tawuran
Sosiologi tawuran
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
 
Sosiologi tawuran pelajar
Sosiologi tawuran pelajarSosiologi tawuran pelajar
Sosiologi tawuran pelajar
 
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
Makalah penanganan tawuran di kalangan Siswa
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang
 
ulgisb salinan.docx
ulgisb salinan.docxulgisb salinan.docx
ulgisb salinan.docx
 
Bab[8]
Bab[8]Bab[8]
Bab[8]
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
 
Sekolah & masyarakat
Sekolah & masyarakatSekolah & masyarakat
Sekolah & masyarakat
 
4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja
 
Buli
BuliBuli
Buli
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesis
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
 

More from YolandadwiSetyorini

metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptx
metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptxmetode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptx
metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptx
YolandadwiSetyorini
 
Pelatihan dan Pengembangan SDM.pptx
Pelatihan dan Pengembangan SDM.pptxPelatihan dan Pengembangan SDM.pptx
Pelatihan dan Pengembangan SDM.pptx
YolandadwiSetyorini
 
Kompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptx
Kompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptxKompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptx
Kompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptx
YolandadwiSetyorini
 
ARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdf
ARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdfARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdf
ARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdf
YolandadwiSetyorini
 
anak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdf
anak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdfanak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdf
anak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdf
YolandadwiSetyorini
 
Berawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdf
Berawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdfBerawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdf
Berawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdf
YolandadwiSetyorini
 
Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...
Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...
Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...
YolandadwiSetyorini
 
Tindak Kriminal.pptx
Tindak Kriminal.pptxTindak Kriminal.pptx
Tindak Kriminal.pptx
YolandadwiSetyorini
 
Analisis film In The Middle Of The Blackhole.pptx
Analisis film In The Middle Of The Blackhole.pptxAnalisis film In The Middle Of The Blackhole.pptx
Analisis film In The Middle Of The Blackhole.pptx
YolandadwiSetyorini
 
Analisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptx
Analisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptxAnalisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptx
Analisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptx
YolandadwiSetyorini
 
budaya globalisasi pada Kesehatan mental
budaya globalisasi pada Kesehatan mental budaya globalisasi pada Kesehatan mental
budaya globalisasi pada Kesehatan mental
YolandadwiSetyorini
 
Macam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mental
Macam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mentalMacam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mental
Macam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mental
YolandadwiSetyorini
 
mari mengenal budaya dan psikopatologis.pdf
mari mengenal budaya dan psikopatologis.pdfmari mengenal budaya dan psikopatologis.pdf
mari mengenal budaya dan psikopatologis.pdf
YolandadwiSetyorini
 
Kenali apa itu Abuse and Trauma .pdf
Kenali apa itu Abuse and Trauma .pdfKenali apa itu Abuse and Trauma .pdf
Kenali apa itu Abuse and Trauma .pdf
YolandadwiSetyorini
 
hyperactivity.pdf
hyperactivity.pdfhyperactivity.pdf
hyperactivity.pdf
YolandadwiSetyorini
 
Self Love Mind Map.pdf
Self Love Mind Map.pdfSelf Love Mind Map.pdf
Self Love Mind Map.pdf
YolandadwiSetyorini
 
ARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdf
ARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdfARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdf
ARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdf
YolandadwiSetyorini
 
ANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptx
ANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptxANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptx
ANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptx
YolandadwiSetyorini
 
MENGHORMATI LINGKUNGAN.pptx
MENGHORMATI LINGKUNGAN.pptxMENGHORMATI LINGKUNGAN.pptx
MENGHORMATI LINGKUNGAN.pptx
YolandadwiSetyorini
 
DEMOKRASI INDONESIA.pptx
DEMOKRASI INDONESIA.pptxDEMOKRASI INDONESIA.pptx
DEMOKRASI INDONESIA.pptx
YolandadwiSetyorini
 

More from YolandadwiSetyorini (20)

metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptx
metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptxmetode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptx
metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptx
 
Pelatihan dan Pengembangan SDM.pptx
Pelatihan dan Pengembangan SDM.pptxPelatihan dan Pengembangan SDM.pptx
Pelatihan dan Pengembangan SDM.pptx
 
Kompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptx
Kompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptxKompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptx
Kompensasi dan UU ketenagakerjaan.pptx
 
ARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdf
ARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdfARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdf
ARTIKEL CYBERBULLYING FULL.pdf
 
anak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdf
anak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdfanak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdf
anak-anak rentan menjadi korban eksploitasi seksual.pdf
 
Berawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdf
Berawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdfBerawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdf
Berawal dari Perjodohan Berakhir Mengalami KDRT.pdf
 
Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...
Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...
Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...
 
Tindak Kriminal.pptx
Tindak Kriminal.pptxTindak Kriminal.pptx
Tindak Kriminal.pptx
 
Analisis film In The Middle Of The Blackhole.pptx
Analisis film In The Middle Of The Blackhole.pptxAnalisis film In The Middle Of The Blackhole.pptx
Analisis film In The Middle Of The Blackhole.pptx
 
Analisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptx
Analisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptxAnalisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptx
Analisis Film I,Tonya berdasarkan teori kepribadian H.S Sullivan.pptx
 
budaya globalisasi pada Kesehatan mental
budaya globalisasi pada Kesehatan mental budaya globalisasi pada Kesehatan mental
budaya globalisasi pada Kesehatan mental
 
Macam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mental
Macam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mentalMacam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mental
Macam-macam budaya yang dapat meningkatkan Kesehatan mental
 
mari mengenal budaya dan psikopatologis.pdf
mari mengenal budaya dan psikopatologis.pdfmari mengenal budaya dan psikopatologis.pdf
mari mengenal budaya dan psikopatologis.pdf
 
Kenali apa itu Abuse and Trauma .pdf
Kenali apa itu Abuse and Trauma .pdfKenali apa itu Abuse and Trauma .pdf
Kenali apa itu Abuse and Trauma .pdf
 
hyperactivity.pdf
hyperactivity.pdfhyperactivity.pdf
hyperactivity.pdf
 
Self Love Mind Map.pdf
Self Love Mind Map.pdfSelf Love Mind Map.pdf
Self Love Mind Map.pdf
 
ARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdf
ARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdfARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdf
ARTIKEL KEKERASAN PADA ANAK FULL.pdf
 
ANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptx
ANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptxANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptx
ANALISIS BUKU BERJUDUL KERUMUNAN TERAKHIR.pptx
 
MENGHORMATI LINGKUNGAN.pptx
MENGHORMATI LINGKUNGAN.pptxMENGHORMATI LINGKUNGAN.pptx
MENGHORMATI LINGKUNGAN.pptx
 
DEMOKRASI INDONESIA.pptx
DEMOKRASI INDONESIA.pptxDEMOKRASI INDONESIA.pptx
DEMOKRASI INDONESIA.pptx
 

Recently uploaded

Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 

Recently uploaded (20)

Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 

ARTIKEL KEKERASAN DUNIA PENDIDIKAN FULL.pdf

  • 1. SENIORITAS MENJADI ALIBI KEKERASAN YANG DILAKUKAN SECARA TURUN TEMURUN DALAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN Yolanda Dwi Setyorini dan Allsyah Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan dapat menciptakannya negara mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan banyak sekali jenis ilmu di dunia pendidikan yang dapat membuat manusia menjadi lebih berkompeten. Itulah sebabnya beberapa negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pendidikan saat ini. Dengan pendidikan yang berkualitas, maka segala aspek kehidupan seseorang dapat dilakukan dengan mudah. Karena pendidikan memiliki dampak yang begitu besar terhadap perkembangan suatu negara, masalah pendidikan menjadi perhatian besar. Salah satu perilaku remaja yang terjadi secara turun temurun bahkan menjadi tradisi di suatu lembaga pendidikan adalah senioritas. Senioritas dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. hal tersebut di karenakan dalam kehidupan manusia terdapat perbedaan tingakatan. Tingkatan yang ada di pendidikan yaitu senior dan junior. Dimana dalam budaya yang ada di Indonesia yaitu budaya menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Dimana dari perbedaan tingkatan inilah yang di manfaatkan oleh senior untuk bersikap sewenang- wenang kepada junior. Sehingga tak jarang kasus senioritas ini memunculkan aksi-aksi kekeraan di sampingnya. Bahkan senioritas juga menimbulkan korban jiwa. Meskipun tradisi senioritas sudah mulai di hilangkan dalam dunia pendidikan, masih banyak kasus yang menunjukkan budaya senioritas di sekolah atau universitas yang menggunakan kekerasan. Ada anggapan bahwa belum menjadi mahasiswa jika belum menjalani ospek dengan kekerasan yang terjadi dibaliknya. Maka dari itu penulis akan melihat faktor apa yang melatarbelakangi perilaku kekerasan dalam senioritas di lingkungan pendidikan. (Lohy & Pribadi, 2021) Senioritas adalah pandangan bahwa figur yang lebih tua di sekolah memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada yang lebih muda, sehingga yang lebih tua dapat menindas yang lebih muda dengan sejumlah aturan yang ditetapkan olehnya. Kesenioritasan dinilai sebagai pengganggu kedamaian di sekolah, karena siswa yang lebih muda selalu merasa terancam dan tertindas dengan aturan-aturan tersebut. (Hadjam, M, Noor Rochman & Widhiarso, 2003) Kekerasan merupakan kasus yang paling sering terjadi dalam pendidikan di Indonesia. Dilansir dari Komisi perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mana trdapat survey yang dilakukan oleh International Center For Research On Women (ICRW) mengenai kasus kekerasan dalam pendidikan di Indonesia menunjukkan sebanyak 84% anak Indoensia pernah mengalami kekerasan di sekolah, selain itu jumlah kekerasan tersebut lebih tinggi daripada negara Nepal dengan presentase jumlah yakni 79%, Vietnam sebanyak 79%, kamboja sebanyak 73 persen, dan Pakistan sebanyak 43%. Dari survey tersebut dapat memperlihatkan banyaknya kasus kekerasan yang terjadi di
  • 2. lingkungan pendidkan Indonesia. tentunya hal tersebut sangat memprihatinkan dikarenakan pendidikan yang bertujuan mencetak manusia berkualitas, ternyata lingkungan pendidikan di dalamnya telah merusak tujuan pendidikan yang utama.(Lohy & Pribadi, 2021) Pada dasarnya, aksi kekerasan dikalangan siswa dapat diancam dengan pasal 54 UU No 23 tahun 2002 (BAPPENAS RI, 2002). Sanksi tersebut tidak hanya berlaku bagi para siswa yang menjadi pelaku kekerasan, para pengajar pun dapat dikenakan sanksi seperti disebutkan dalam pasal 82 UU No 23 tahun 2002 karena dianggap melakukan pembiaran atau pelalaian.3 Terkait potensi kekerasan yang dilakukan oleh siswa senior terhadap junior, Dinas pendidikan DKI Jakarta sendiri telah menegaskan bahwa siswa senior dilarang dilibatkan dalam kegiatan MOS. Hal ini dilakukan untuk mencegah aksi bullying disekolah dan bukan hanya kegiatan MOS tetapi seluruh kegiatan yang dapat bersifat negative. (Fadli & Osmawati, 2022) FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKERASAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN Adapun faktor-faktor penyebab kekerasan dalam dunia pendidikan (Syafrida Siregar, 2013), sebagai berikut : 1. Guru a. Kurangnya pengetahuan bahwa kekerasan itu tidak efektif untuk memotivasi siswa atau merubah perilaku b. Persepsi yang parsial menilai siswa. Misalnya, ketika siswa melanggar, bukan sebatas menangani, tapi mencari tahu apa yang melandasi tindakan itu c. Adanya hambatan psikologis, sehingga dalam mengelola masalah guru lebih sensitive dan reaktif. d. Adanya tekanan kerja, target yang harus dipenuhi oleh guru, seperti kurikulum, materi, prestasi yang harus dicapai siswa, sementara kendala yang harus dihadapi cukup besar e. Pola yang dianut adalah mengedepankan faktor kepatuhan dan ketaatan pada siswa, mengajar satu arah (dari guru ke murid) f. Muatan kurikulum yang menekankan pada kemampuan kognitif dan cenderung mengabaikan kemampuan efektif, sehingga guru dalam mengajar suasananya kering, stressful, tidah menarik, padahal mereka dituntut mencetak siswa/siswi berprestasi g. Tekana ekonomi, pada gilirannya bisa menjelma menjadi bentuk kepribadian yang tidak stabil, seperti berfikir pendek, emosional, mudah goyah, ketika merealisasikan rencana-rencana yang sulit diwujudkan. 2. Suasana PBM a. Ada anggapan belajar terus membebani, membuat siswa stress b. Tugas, PR, aturan disiplin, sikap guru yang killer atau memaksakan kehendak membuat siswa merasa berada didalam tempat penyiksaan c. Siswa merasa dijejali dengan materi pelajaran tanpa sempat mencerna bagian sesuai dengan tuntutan kurukulum d. Siswa masih saja dianggap sebagai objek
  • 3. e. Siswa masih diposisikan sebagai orang yang tertindas, orang yang tidak tahu apa- apa, orang yang harus dikasihani, oleh karenanya harus dijejali dan disuapi, f. Masih ada pendidikan yang memaksa siswa kerap diminta mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan cara yang sangat tidak manusiawi, misalnya dibawah ancaman pukulan. 3. Siswa Sikap siswa yang tidak bisa lepas dari dimensi psikologis dan kepribadian, seperti ; a. Perasaan diri lemah b. Tidak pandai c. Tidak berguna d. Tidak berharga e. Tidak dicintai f. Kurang diperhatikan g. Rasa sakit h. Superior/inferior yang dikompensasikan dengan menindas pihak lain yang lemah supaya dirinya merasa hebat 4. Keluarga a. Orang tua yang sangat memanjakan anak b. Orang tua yang emosional, yang bisa menimbulkan presepsi pada anak bahwa mereka tidak dikehendaki, jelek, bodoh, tidak baik, dll. Dampaknya, anak cenderung menarik diri dari pergaulan, pendiam, pemurung, penakut, dsb. c. Orang tua mengalami psikologis yang berkepanjangan atau berlarut-larut. Hal ini bisa mempengaruhi pola hubungan orang tua dan anak. Misalnya, stress, sensitif, kurang sabar, mudah marah, melampiaskan kekesalan pada anak. Lama kelamaan kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan anak. Misalnya ia bisa kehilangan semangat belajar, daya konsentrasi, jadi sensitif, cepat marah, dsb. d. Keluarga yang mengalami disfungsi, misalnya salah satu anggota keluarga sering anggota keluarga lainnya e. Keluarga yang sering konflik terbuka, berkepanjangan dan tidak ada solusi alternatifnya. Dampaknya sering dijumpai anak bermasalah. 5. Lingkungan Anak yang tumbuh dan berkembangan dalam lingkungan tindakan kekerasanm dan anggota kelompok yang sangat toleran terhadap tindakan kekerasan. Ada kesan budaya kekerasan itu diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, kekerasan yang terjadi mahasiswa. Oleh karena itu, tiga bentuk lingkungan yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat memungkinkan kontrol sosial terhadap perilaku remaja. Hal ini sesuai dengan teori kontrol sosial Hirsch yaitu bahwa kontrol sosial dapat terwujud bila terdapat keterikatan, dimana keterikatan yang diberikan lingkungan kepada remaja mengarah pada perilaku yang peduli terhadap lingkungannya yaitu Commitment seperti ikatan. Di mana dan kapan lembaga-lembaga di sekitarnya dapat memberikan manfaat.
  • 4. Kontrol sosial ini dapat dengan mudah mencegah perilaku menyimpang yaitu kekerasan atau perundungan di kalangan remaja. Ini karena kepedulian yang kuat terhadap lingkungan. Namun, masih banyak terjadi kasus kekerasan yang dilakukan dengan nama senioritas akibat kurangnya kontrol sosial di lingkungan anak muda. Dimana lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat mempengaruhi perilaku remaja. DAMPAK KEKERASAN PADA KORBAN Adapun dampak kekerasan yang ditimbulkan (Syafrida Siregar, 2013), sebagai berikut : 1. Fisik, mengakibatkan organ-organ tubuh siswa mengalami kerusakan, seperti memar, luka-luka, dll 2. Psikologis, rasa sakit, rasa tidak aman, dendam, menurunnya semangat belajar, daya konsentrasi, kreativitas, hilang inisiatif, daya tahan, menurunnya rasa percaya diri, inferior, stress, depresi, dsb. Dalam jangka panjang bisa berakibat pada penurunan prestasi, perubahan prilaku. 3. Sosial a. Bisa menarik diri dari lingkungan pergaulan, karena rasa takut, merasa terancam dan, merasa tidak bahagia berada diantara teman-temannya b. Menjadi pendiam c. Sulit berkomunikasi dengan guru dan temab-teman d. Mereka jadi sulit mempercayai orang lain e. Semakin menutup diri dari pergaulan. Kesimpulan Perilaku kekerasan seperti senioritas disebabkan oleh kurangnya kontrol sosial di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga jenis lingkungan pendidikan tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku anak muda. Karena lingkungan adalah lingkungan dimana remaja berada. Jika lingkungan ini memberikan pendidikan moral yang baik dan memahami perannya, maka secara sosial akan dapat mengontrol perilaku anak muda, sehingga ia tidak melakukan kekerasan di lingkungan pendidikan seperti senioritas. Oleh karena itu, kontrol sosial akan sangat efektif dalam mengarahkan perilaku remaja pelaku kekerasan sebagai senioritas di lingkungan pendidikan. Sumber : BAPPENAS RI. (2002). Undang - Undang Nomor. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Arsyad, Azhar, 190211614895, 1–44. https://jdihn.go.id/files/4/2002uu023.pdf Fadli, M. R., & Osmawati, Y. (2022). Budaya Senioritas sebagai Penyebab Kekerasan Pelajar ( Studi Kasus SMA X Jakarta Selatan ) bangsa . Keberhasilan atau kegagalan seorang anak di masa dewasa atau dewasa dan. 4, 130–149. Hadjam, M, Noor Rochman & Widhiarso, W. (2003). Budaya damai anti kekerasan
  • 5. (peace and anti violence). Jakarta : Direktoral Jendral Pendidikan Menengah Umum. Lohy, M. helena, & Pribadi, F. (2021). Kekerasan Dalam Senioritas Di Lingkungan Pendidikan. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 5(1), 159–171. https://doi.org/10.38043/jids.v5i1.2938 Syafrida Siregar, L. Y. (2013). Kekerasan Dalam Pendidikan. At-Turats, 1(1). https://doi.org/10.24260/at-turats.v3i1.252