Arikel Ilmiah tersebut berisi tentang bagaimana senioritas menjadi tradisi di suatu Lembaga Pendidikan dan bagaimana dampak terhadap korban Kekerasan Dalam Dunia Pendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang problematika kekerasan dalam dunia pendidikan yang ditinjau dari landasan psikologi. Kekerasan dapat terjadi antara siswa maupun guru terhadap siswa, dan memiliki berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan guru, sikap siswa, dan lingkungan. Kekerasan menimbulkan dampak fisik, psikologis, sosial, dan menurunkan mutu pendidikan. Solusinya adalah menan
Dokumen tersebut membahas tentang tawuran pelajar, termasuk latar belakang masalah, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar seperti faktor internal, eksternal, dan lingkungan, dampak negatif dari tawuran, serta cara-cara untuk mencegah dan menangani permasalahan tawuran pelajar seperti pendidikan moral, pengawasan orang tua dan guru, serta kegiatan ekstrakulikuler.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan.
2) Faktor pemicu utama tawuran antar pelajar adalah saling mengejek dan perebutan wanita.
3) Dampak tawuran pelajar meliputi kerusakan fisik, gangguan proses belajar, dan menurunnya moralitas siswa.
Makalah ini membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar di sekolah. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal seperti ketidakstabilan emosi remaja dan faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang mendukung. Tawuran berdampak negatif bagi pelajar dan masyarakat sekitar seperti cedera, gangguan proses belajar mengajar, dan hilang
Dokumen tersebut membahas tentang problematika kekerasan dalam dunia pendidikan yang ditinjau dari landasan psikologi. Kekerasan dapat terjadi antara siswa maupun guru terhadap siswa, dan memiliki berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan guru, sikap siswa, dan lingkungan. Kekerasan menimbulkan dampak fisik, psikologis, sosial, dan menurunkan mutu pendidikan. Solusinya adalah menan
Dokumen tersebut membahas tentang tawuran pelajar, termasuk latar belakang masalah, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar seperti faktor internal, eksternal, dan lingkungan, dampak negatif dari tawuran, serta cara-cara untuk mencegah dan menangani permasalahan tawuran pelajar seperti pendidikan moral, pengawasan orang tua dan guru, serta kegiatan ekstrakulikuler.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan.
2) Faktor pemicu utama tawuran antar pelajar adalah saling mengejek dan perebutan wanita.
3) Dampak tawuran pelajar meliputi kerusakan fisik, gangguan proses belajar, dan menurunnya moralitas siswa.
Makalah ini membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar di sekolah. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal seperti ketidakstabilan emosi remaja dan faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang mendukung. Tawuran berdampak negatif bagi pelajar dan masyarakat sekitar seperti cedera, gangguan proses belajar mengajar, dan hilang
Bab ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan disiplin pelajar sekolah menengah. Tiga faktor utama yang dijelaskan adalah faktor sikap pelajar sendiri, pengaruh rakan sebaya, dan pengaruh lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dipromosikan. Bab ini juga mendefinisikan istilah kunci seperti disiplin, kemer
Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari
diri pelajar sendiri seperti ketidakstabilan emosi, sedangkan faktor eksternal meliputi
pengaruh lingkungan, sekolah, dan keluarga. Tawuran berdampak negatif bagi pelajar dan
masyarakat sekitar. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan pendidikan moral
kepada pelajar dan meningkatkan pengawasan di sekol
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARFazHani Faz
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas peranan guru kaunseling dalam menangani masalah disiplin pelajar khususnya masalah buli dan gengsterisme di sekolah.
2) Beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah latar belakang keluarga dan pengaruh lingkungan seperti media dan teman sebaya.
3) Masalah tersebut perlu ditangani karena berdampak buruk pada pembang
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab, bentuk, teori, sifat, jenis, cara, dan lembaga pengendalian sosial terhadap tawuran pelajar. Faktor subjektif dan objektif seperti proses sosialisasi yang tidak sempurna, tingkat stres yang tinggi, serta pengaruh lingkungan berperan dalam terjadinya tawuran pelajar.
Teks tersebut membahas tentang budaya senioritas di lingkungan perguruan tinggi dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Senioritas didefinisikan sebagai pembagian mahasiswa berdasarkan tingkat lama mereka di kampus, dimana senior memiliki status lebih tinggi dari junior. Senioritas masih terjadi karena kurangnya kontrol sosial dari lingkungan pendidikan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat terhadap perilaku mahasiswa.
Perkembangan kognitif remaja ditandai dengan kemampuan berpikir secara abstrak dan logis. Remaja mulai mampu memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Konsekuensinya termasuk kesadaran diri yang tinggi dan pengambilan keputusan yang lebih matang. Transisi ke sekolah menengah sering menimbulkan stres bagi remaja karena lingkungan baru dan tanggung jawab akademik yang lebih besar
Dokumen tersebut membahasakan topik buli di sekolah. Ia menjelaskan definisi dan jenis-jenis buli, faktor-faktor yang menyebabkan buli, dampak buli terhadap korban, dan langkah-langkah yang dapat diambil sekolah untuk mencegah dan menangani insiden buli.
Makalah ini membahas pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Faktor-faktor lingkungan seperti sarana sekolah, dukungan orang tua, dan lingkungan sosial memiliki pengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.
metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptxYolandadwiSetyorini
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Targetnya, vaksinasi bisa mencakup seluruh warga Indonesia hingga akhir 2022. Hal ini penting untuk mencapai kekebalan komunitas dan memutus mata rantai penyebaran virus.
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan yang terkena dampak virus corona. Paket ini mencakup insentif pajak, keringanan pinjaman, dan bantuan tunai langsung untuk UMKM dan tenaga kerja terdampak. Langkah ini diharapkan dapat mempertahankan stabilitas ekonomi dan mendorong pemulihan setelah krisis selesai.
More Related Content
Similar to ARTIKEL KEKERASAN DUNIA PENDIDIKAN FULL.pdf
Bab ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan disiplin pelajar sekolah menengah. Tiga faktor utama yang dijelaskan adalah faktor sikap pelajar sendiri, pengaruh rakan sebaya, dan pengaruh lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dipromosikan. Bab ini juga mendefinisikan istilah kunci seperti disiplin, kemer
Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari
diri pelajar sendiri seperti ketidakstabilan emosi, sedangkan faktor eksternal meliputi
pengaruh lingkungan, sekolah, dan keluarga. Tawuran berdampak negatif bagi pelajar dan
masyarakat sekitar. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan pendidikan moral
kepada pelajar dan meningkatkan pengawasan di sekol
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARFazHani Faz
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas peranan guru kaunseling dalam menangani masalah disiplin pelajar khususnya masalah buli dan gengsterisme di sekolah.
2) Beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah latar belakang keluarga dan pengaruh lingkungan seperti media dan teman sebaya.
3) Masalah tersebut perlu ditangani karena berdampak buruk pada pembang
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab, bentuk, teori, sifat, jenis, cara, dan lembaga pengendalian sosial terhadap tawuran pelajar. Faktor subjektif dan objektif seperti proses sosialisasi yang tidak sempurna, tingkat stres yang tinggi, serta pengaruh lingkungan berperan dalam terjadinya tawuran pelajar.
Teks tersebut membahas tentang budaya senioritas di lingkungan perguruan tinggi dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Senioritas didefinisikan sebagai pembagian mahasiswa berdasarkan tingkat lama mereka di kampus, dimana senior memiliki status lebih tinggi dari junior. Senioritas masih terjadi karena kurangnya kontrol sosial dari lingkungan pendidikan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat terhadap perilaku mahasiswa.
Perkembangan kognitif remaja ditandai dengan kemampuan berpikir secara abstrak dan logis. Remaja mulai mampu memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Konsekuensinya termasuk kesadaran diri yang tinggi dan pengambilan keputusan yang lebih matang. Transisi ke sekolah menengah sering menimbulkan stres bagi remaja karena lingkungan baru dan tanggung jawab akademik yang lebih besar
Dokumen tersebut membahasakan topik buli di sekolah. Ia menjelaskan definisi dan jenis-jenis buli, faktor-faktor yang menyebabkan buli, dampak buli terhadap korban, dan langkah-langkah yang dapat diambil sekolah untuk mencegah dan menangani insiden buli.
Makalah ini membahas pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Faktor-faktor lingkungan seperti sarana sekolah, dukungan orang tua, dan lingkungan sosial memiliki pengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.
Similar to ARTIKEL KEKERASAN DUNIA PENDIDIKAN FULL.pdf (20)
metode pengumpulan data melalui pengamatan dalam psikologi klinis.pptxYolandadwiSetyorini
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Targetnya, vaksinasi bisa mencakup seluruh warga Indonesia hingga akhir 2022. Hal ini penting untuk mencapai kekebalan komunitas dan memutus mata rantai penyebaran virus.
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan yang terkena dampak virus corona. Paket ini mencakup insentif pajak, keringanan pinjaman, dan bantuan tunai langsung untuk UMKM dan tenaga kerja terdampak. Langkah ini diharapkan dapat mempertahankan stabilitas ekonomi dan mendorong pemulihan setelah krisis selesai.
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Target vaksinasi akan dicapai dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia untuk membantu proses vaksinasi. Program vaksinasi diperluas untuk mencapai herd immunity sehingga dapat memperlambat dan menghentikan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang cyberbullying pada remaja dan motif serta bentuk-bentuknya, termasuk contoh kasus dan perlindungan hukum dari cyberbullying. 2. Motif cyberbullying meliputi dendam, keinginan dihormati, pelaku yang termotivasi, dan kelompok "mean girls". 3. Bentuk cyberbullying seperti flamming, harassment, cyberstalking, denigration, impersonation, outing, trickery dan exclusion.
Dokumen tersebut membahas tentang eksploitasi seksual terhadap anak, termasuk definisi, bentuk, dan penyebabnya serta dampak dan upaya perlindungan. Anak rentan menjadi korban karena faktor ekonomi, keluarga, dan lingkungan serta sering terjadi di sektor pariwisata dan berdampak psikologis, fisik, serta perubahan perilaku pada anak. Upaya perlindungan meliputi peraturan, kesadaran masyarakat, dan per
rikel Ilmiah tersebut berisi tentang bagaimana Kekerasan Dalam Rumah Tangga ini dapat dipicu oleh tradisi masyarakat yang gemar menjodohkan anak dan bagaimana dampak psikologis yang dialami para korban KDRT serta bagaimana perlindungan hukum terhadap masalah KDRT
Gambaran Kasus Kekerasan Seksual Di Daerah Serang Baru Berdasarkan Data Polse...YolandadwiSetyorini
Berdasarkan data Polsek Serang Baru antara tahun 2017-2022, hanya terjadi dua kasus kekerasan seksual yaitu satu kasus pemerkosaan dan satu kasus pelecehan seksual. Kasus-kasus ini melibatkan korban wanita dewasa dan remaja. Jumlah kasus kekerasan seksual di daerah ini relatif rendah dibanding angka nasional.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
The document discusses the results of a study on the effects of a new drug on memory and cognitive function in older adults. The double-blind study involved giving either the new drug or a placebo to 100 volunteers aged 65-80 over a 6 month period. Testing showed those receiving the drug experienced statistically significant improvements in short-term memory retention and processing speed compared to the placebo group.
Self-love merupakan aspek penting dalam kesehatan mental, dimana saat diimplementasikan akan membuat seseorang merasa lebih mudah berpikir positif dan menerima diri sendiri. Belajar mencintai diri sendiri sangat penting untuk memiliki kehidupan yang bahagia dan sehat.
analisis buku novel berjudul Kerumunan Terakhir tahun 2016 karangan Okky Madasari.
dianalis berdasarkan teori psikoanalisis Karen Horney yang mencakup 10 kategori kebutuhan neurotik
Sikap adalah pola perilaku, tendensi, atau kesiapan antisipatif seseorang terhadap lingkungan yang sering bersifat permanen. Peduli lingkungan adalah tindakan positif terhadap lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan. Perilaku hormat adalah sikap menghargai orang lain.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
ARTIKEL KEKERASAN DUNIA PENDIDIKAN FULL.pdf
1. SENIORITAS MENJADI ALIBI KEKERASAN YANG DILAKUKAN SECARA TURUN
TEMURUN DALAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Yolanda Dwi Setyorini dan Allsyah
Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan dapat
menciptakannya negara mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan banyak
sekali jenis ilmu di dunia pendidikan yang dapat membuat manusia menjadi lebih
berkompeten. Itulah sebabnya beberapa negara berlomba-lomba untuk meningkatkan
kualitas pendidikan saat ini. Dengan pendidikan yang berkualitas, maka segala aspek
kehidupan seseorang dapat dilakukan dengan mudah. Karena pendidikan memiliki
dampak yang begitu besar terhadap perkembangan suatu negara, masalah pendidikan
menjadi perhatian besar.
Salah satu perilaku remaja yang terjadi secara turun temurun bahkan menjadi
tradisi di suatu lembaga pendidikan adalah senioritas. Senioritas dalam kehidupan
sehari-hari tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. hal tersebut di
karenakan dalam kehidupan manusia terdapat perbedaan tingakatan. Tingkatan yang
ada di pendidikan yaitu senior dan junior. Dimana dalam budaya yang ada di Indonesia
yaitu budaya menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Dimana dari
perbedaan tingkatan inilah yang di manfaatkan oleh senior untuk bersikap sewenang-
wenang kepada junior. Sehingga tak jarang kasus senioritas ini memunculkan aksi-aksi
kekeraan di sampingnya. Bahkan senioritas juga menimbulkan korban jiwa. Meskipun
tradisi senioritas sudah mulai di hilangkan dalam dunia pendidikan, masih banyak kasus
yang menunjukkan budaya senioritas di sekolah atau universitas yang menggunakan
kekerasan. Ada anggapan bahwa belum menjadi mahasiswa jika belum menjalani ospek
dengan kekerasan yang terjadi dibaliknya. Maka dari itu penulis akan melihat faktor apa
yang melatarbelakangi perilaku kekerasan dalam senioritas di lingkungan pendidikan.
(Lohy & Pribadi, 2021)
Senioritas adalah pandangan bahwa figur yang lebih tua di sekolah memiliki
kualitas yang lebih tinggi daripada yang lebih muda, sehingga yang lebih tua dapat
menindas yang lebih muda dengan sejumlah aturan yang ditetapkan olehnya.
Kesenioritasan dinilai sebagai pengganggu kedamaian di sekolah, karena siswa yang
lebih muda selalu merasa terancam dan tertindas dengan aturan-aturan tersebut.
(Hadjam, M, Noor Rochman & Widhiarso, 2003)
Kekerasan merupakan kasus yang paling sering terjadi dalam pendidikan di
Indonesia. Dilansir dari Komisi perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mana trdapat
survey yang dilakukan oleh International Center For Research On Women (ICRW)
mengenai kasus kekerasan dalam pendidikan di Indonesia menunjukkan sebanyak 84%
anak Indoensia pernah mengalami kekerasan di sekolah, selain itu jumlah kekerasan
tersebut lebih tinggi daripada negara Nepal dengan presentase jumlah yakni 79%,
Vietnam sebanyak 79%, kamboja sebanyak 73 persen, dan Pakistan sebanyak 43%. Dari
survey tersebut dapat memperlihatkan banyaknya kasus kekerasan yang terjadi di
2. lingkungan pendidkan Indonesia. tentunya hal tersebut sangat memprihatinkan
dikarenakan pendidikan yang bertujuan mencetak manusia berkualitas, ternyata
lingkungan pendidikan di dalamnya telah merusak tujuan pendidikan yang utama.(Lohy
& Pribadi, 2021)
Pada dasarnya, aksi kekerasan dikalangan siswa dapat diancam dengan pasal
54 UU No 23 tahun 2002 (BAPPENAS RI, 2002). Sanksi tersebut tidak hanya berlaku
bagi para siswa yang menjadi pelaku kekerasan, para pengajar pun dapat dikenakan
sanksi seperti disebutkan dalam pasal 82 UU No 23 tahun 2002 karena dianggap
melakukan pembiaran atau pelalaian.3 Terkait potensi kekerasan yang dilakukan oleh
siswa senior terhadap junior, Dinas pendidikan DKI Jakarta sendiri telah menegaskan
bahwa siswa senior dilarang dilibatkan dalam kegiatan MOS. Hal ini dilakukan untuk
mencegah aksi bullying disekolah dan bukan hanya kegiatan MOS tetapi seluruh
kegiatan yang dapat bersifat negative. (Fadli & Osmawati, 2022)
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKERASAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Adapun faktor-faktor penyebab kekerasan dalam dunia pendidikan (Syafrida Siregar,
2013), sebagai berikut :
1. Guru
a. Kurangnya pengetahuan bahwa kekerasan itu tidak efektif untuk memotivasi siswa
atau merubah perilaku
b. Persepsi yang parsial menilai siswa. Misalnya, ketika siswa melanggar, bukan
sebatas menangani, tapi mencari tahu apa yang melandasi tindakan itu
c. Adanya hambatan psikologis, sehingga dalam mengelola masalah guru lebih
sensitive dan reaktif.
d. Adanya tekanan kerja, target yang harus dipenuhi oleh guru, seperti kurikulum,
materi, prestasi yang harus dicapai siswa, sementara kendala yang harus dihadapi
cukup besar
e. Pola yang dianut adalah mengedepankan faktor kepatuhan dan ketaatan pada
siswa, mengajar satu arah (dari guru ke murid)
f. Muatan kurikulum yang menekankan pada kemampuan kognitif dan cenderung
mengabaikan kemampuan efektif, sehingga guru dalam mengajar suasananya
kering, stressful, tidah menarik, padahal mereka dituntut mencetak siswa/siswi
berprestasi
g. Tekana ekonomi, pada gilirannya bisa menjelma menjadi bentuk kepribadian yang
tidak stabil, seperti berfikir pendek, emosional, mudah goyah, ketika
merealisasikan rencana-rencana yang sulit diwujudkan.
2. Suasana PBM
a. Ada anggapan belajar terus membebani, membuat siswa stress
b. Tugas, PR, aturan disiplin, sikap guru yang killer atau memaksakan kehendak
membuat siswa merasa berada didalam tempat penyiksaan
c. Siswa merasa dijejali dengan materi pelajaran tanpa sempat mencerna bagian
sesuai dengan tuntutan kurukulum
d. Siswa masih saja dianggap sebagai objek
3. e. Siswa masih diposisikan sebagai orang yang tertindas, orang yang tidak tahu apa-
apa, orang yang harus dikasihani, oleh karenanya harus dijejali dan disuapi,
f. Masih ada pendidikan yang memaksa siswa kerap diminta mengerjakan sesuatu
pekerjaan dengan cara yang sangat tidak manusiawi, misalnya dibawah ancaman
pukulan.
3. Siswa
Sikap siswa yang tidak bisa lepas dari dimensi psikologis dan kepribadian, seperti ;
a. Perasaan diri lemah
b. Tidak pandai
c. Tidak berguna
d. Tidak berharga
e. Tidak dicintai
f. Kurang diperhatikan
g. Rasa sakit
h. Superior/inferior yang dikompensasikan dengan menindas pihak lain yang lemah
supaya dirinya merasa hebat
4. Keluarga
a. Orang tua yang sangat memanjakan anak
b. Orang tua yang emosional, yang bisa menimbulkan presepsi pada anak bahwa
mereka tidak dikehendaki, jelek, bodoh, tidak baik, dll. Dampaknya, anak
cenderung menarik diri dari pergaulan, pendiam, pemurung, penakut, dsb.
c. Orang tua mengalami psikologis yang berkepanjangan atau berlarut-larut. Hal ini
bisa mempengaruhi pola hubungan orang tua dan anak. Misalnya, stress,
sensitif, kurang sabar, mudah marah, melampiaskan kekesalan pada anak. Lama
kelamaan kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan anak. Misalnya ia bisa
kehilangan semangat belajar, daya konsentrasi, jadi sensitif, cepat marah, dsb.
d. Keluarga yang mengalami disfungsi, misalnya salah satu anggota keluarga
sering anggota keluarga lainnya
e. Keluarga yang sering konflik terbuka, berkepanjangan dan tidak ada solusi
alternatifnya. Dampaknya sering dijumpai anak bermasalah.
5. Lingkungan
Anak yang tumbuh dan berkembangan dalam lingkungan tindakan kekerasanm dan
anggota kelompok yang sangat toleran terhadap tindakan kekerasan. Ada kesan budaya
kekerasan itu diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, kekerasan yang
terjadi mahasiswa.
Oleh karena itu, tiga bentuk lingkungan yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat
memungkinkan kontrol sosial terhadap perilaku remaja. Hal ini sesuai dengan teori
kontrol sosial Hirsch yaitu bahwa kontrol sosial dapat terwujud bila terdapat keterikatan,
dimana keterikatan yang diberikan lingkungan kepada remaja mengarah pada perilaku
yang peduli terhadap lingkungannya yaitu Commitment seperti ikatan. Di mana dan
kapan lembaga-lembaga di sekitarnya dapat memberikan manfaat.
4. Kontrol sosial ini dapat dengan mudah mencegah perilaku menyimpang yaitu
kekerasan atau perundungan di kalangan remaja. Ini karena kepedulian yang kuat
terhadap lingkungan. Namun, masih banyak terjadi kasus kekerasan yang dilakukan
dengan nama senioritas akibat kurangnya kontrol sosial di lingkungan anak muda.
Dimana lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat mempengaruhi perilaku remaja.
DAMPAK KEKERASAN PADA KORBAN
Adapun dampak kekerasan yang ditimbulkan (Syafrida Siregar, 2013), sebagai berikut :
1. Fisik, mengakibatkan organ-organ tubuh siswa mengalami kerusakan, seperti
memar, luka-luka, dll
2. Psikologis, rasa sakit, rasa tidak aman, dendam, menurunnya semangat belajar,
daya konsentrasi, kreativitas, hilang inisiatif, daya tahan, menurunnya rasa
percaya diri, inferior, stress, depresi, dsb. Dalam jangka panjang bisa berakibat
pada penurunan prestasi, perubahan prilaku.
3. Sosial
a. Bisa menarik diri dari lingkungan pergaulan, karena rasa takut, merasa terancam
dan, merasa tidak bahagia berada diantara teman-temannya
b. Menjadi pendiam
c. Sulit berkomunikasi dengan guru dan temab-teman
d. Mereka jadi sulit mempercayai orang lain
e. Semakin menutup diri dari pergaulan.
Kesimpulan
Perilaku kekerasan seperti senioritas disebabkan oleh kurangnya kontrol sosial di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga jenis lingkungan pendidikan
tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku anak muda. Karena
lingkungan adalah lingkungan dimana remaja berada. Jika lingkungan ini memberikan
pendidikan moral yang baik dan memahami perannya, maka secara sosial akan dapat
mengontrol perilaku anak muda, sehingga ia tidak melakukan kekerasan di lingkungan
pendidikan seperti senioritas. Oleh karena itu, kontrol sosial akan sangat efektif dalam
mengarahkan perilaku remaja pelaku kekerasan sebagai senioritas di lingkungan
pendidikan.
Sumber :
BAPPENAS RI. (2002). Undang - Undang Nomor. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak. Arsyad, Azhar, 190211614895, 1–44.
https://jdihn.go.id/files/4/2002uu023.pdf
Fadli, M. R., & Osmawati, Y. (2022). Budaya Senioritas sebagai Penyebab Kekerasan
Pelajar ( Studi Kasus SMA X Jakarta Selatan ) bangsa . Keberhasilan atau
kegagalan seorang anak di masa dewasa atau dewasa dan. 4, 130–149.
Hadjam, M, Noor Rochman & Widhiarso, W. (2003). Budaya damai anti kekerasan
5. (peace and anti violence). Jakarta : Direktoral Jendral Pendidikan Menengah
Umum.
Lohy, M. helena, & Pribadi, F. (2021). Kekerasan Dalam Senioritas Di Lingkungan
Pendidikan. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 5(1), 159–171.
https://doi.org/10.38043/jids.v5i1.2938
Syafrida Siregar, L. Y. (2013). Kekerasan Dalam Pendidikan. At-Turats, 1(1).
https://doi.org/10.24260/at-turats.v3i1.252