SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakanng
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia
dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi
apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil
dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara
atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat
beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia
untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan
adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat
dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek
didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat
pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik
guna mencapai tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan maalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana permasalahan pokok pendidikan?
2. Apa jenis permasalahan pokok pendidikan dan bagaimana penanggulangnnya?
3. Apa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan?
4. Apa permasalahan pendidikan actual dan penanggulangannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Pokok Pendidikan
Sistem pendidikan rnenjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya
dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti
apa - apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang
pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial di budaya sebagai suprasistem tersebut
dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa
sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu
perrnasalahan lntern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masarah di
luar sistem pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh
dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
b. Bagaimana pendidikan dapat membekari peserta didik dengan
keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan
bermasyarakat.
B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
Pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi
kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, masalah yang
dimaksud yaitu:
1. Masalah pemerataan pendidikan.
2. Masalah mutu pendidikan.
3. Masalah efisiensi pendidikan.
4. Masalah relevansi pendidikan.
1) Masalah pemerataan pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana pendidikan
sistem dapat menyediakan kesempatan yang seluas - luasnya kepada seluruh warga
negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi
pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara
khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung di dalam sistem atau
lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Pada
awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan di dalam
undang – undang no.4 Tahun 1950 sebagai dasar – dasar pendidikan dan pengajaran
disekolah. Pada bab ini XI, pasal 17 berbunyi “Tiap-tiap warga.negara Republik
Indonesia rnempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah
jika syarar-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu
dipenuhi”.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib berajar Bab VI pasal l0 Ayat l,
menyatakan “Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah
berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.” Ayat 2
menyatakan “Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri
agama dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.”
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya,
sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar
ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting anak-anak
usia sekolah memperoleh kesempatan berajar pada SD, maka mereka memilki bekal
dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat
mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media massa dan sumber
berajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun
konsumen.
Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat derap
pembangunan. OIeh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam
upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk
menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka
setelah pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga
upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang
masalah mutu pendidikan.
Khusus untuk pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang
berjenjang dan tiap – tiap jenjang memiliki fungsinya masing – masing maupun
kebijakan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan
memperhitungkan factor – factor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu
ditentukan proyeksinya secara terus menerus dengan seksama.
• Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara
inovatif.
Cara konvensional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan
sore).
Cara inovatif antara lain:
Sistem pamong (pendidikan oreh masyarakat, orang tua, dan guru) atau
Inpacts system (Instructionar Management by parent, community and, teacher). sistem
tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi, SD kecil pada
daerah terpencil, Sistem Guru Kunjung, SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off
School Approach), Kejar Paket A dan B, Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas
Terbuka.
2) Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf
seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh
lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran rersebut terjun ke lapangan kerja penilaian
dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk
kerja
(performance test).
Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya. Jika
tujuan pendidikan nasional dijadikan kriteria, maka pertanyaannya adalah: Apakah
keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri
dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertanggung jawab, warganegara
yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial.
Meskipun disadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu
tidak semata-rnata hasii dari sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap produk
seperti itu system pendidikan dianggap rnempunyai andil yang cukup, yang tetap
menjadi persoalan ialah bahw& eara pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah.
Berhubung dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka jika orang
berbicara tentang rnutu pendidikan, umumnya hanya mengasosiasikan dengan hasil
belajar yang dikenal sebagai hasil EBTA' Ebtanas, atau trasil Sipenmaru, UMPTN
(yang biasa disebut instructional effect), karena ini yang rnudah diukur. Hasil EBTA
dan lain-lain tersebut itu dipandang sebagai gambaran tentang hasil pendidikan.
Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang ridak optimal menghasilkan skor hasil
ujian.yang baik maka hamper dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah
semu' Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada
masalah pemrosesan pendidikan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemeraraan mutu, Di
dalam Tap MPR RI 1988 tentang GBHN dinyarakan bahwa titik berat pembangunan
pendidikan diletakkan pada peningkaran mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan,
dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu
penguasaan iimu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan
ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. (Bp-7 pusat. l9g9:
6g.) umumnya kondisi mutu pendidikan. di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di
daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah
perkotaan.
• Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan
kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang
pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta
mobilitas komponen - komponen tersebut.
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan daram garis besarnya meliputi hal-hal
yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut:
1. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan
PT.
2. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya
berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan – kegiatan kelompok studi seperti PKG
dan lain – lain.
3. Penyempurnaan kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan
mengandung ,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan berajar, dan
melaksanakan evaluasi yang beracuan, PAP.
4. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
5. Penyempumaan sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan
laboratorium.
6. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
7. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :
• Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
• Supervisi dan Monitoring pendidikan dan penilik dan pengawas.
• Sistem ujian nasional / Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru / UMPTN.
• Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.
3) Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system
pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiennya tinggi.
Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensi tensinya berar rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga :
• Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia
dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
• Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering
mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
• Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat,
khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. setiap pembaruan
kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana di lapangan.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti dinyatakan tersebut cukup ideal jika
dikaitkan dengan kondisi system pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang
kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut :
• Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam – macam kualitasnya.
• Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan iuran siap pakai. Yang ada ialah
sikap kembang.
• Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang dapat digunakan sebagai
pedoman oleh lembaga – lembaga pendidikan untuk menyusun programnya
tidak tersedia.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing – masing dikatakan
teratasi jika pendidikan :
• Dapat rnenyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya: Semua warga
negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.
• Dapat rnencapai hasil yang bermutu, artinya: Perencanaan, pemrosesan
pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
• Dapat terlaksana secara efisien, artinya: Pemrosesan pendidikan sesuai dengan
rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
• Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: Hasil pendidikan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
C. Saling Keterkait antara Masalah-Masalah Pendidikan
Pada dasamya pernbangunan di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya
pemerataan pendidikan dan pendidikan yang berrnutu sekaligus.
Didalam sejarah terbukti bahwa belum ada suatu Negara yang dari sejarah berdirinya mampu
melaksanakan dan memenuhi keinginan seperti itu.
Ada dua factor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan bermutu
belum dapat diusahakan pada saat demikian.
Pertama, Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan
pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana daya.
Kedua, Kondisi satuan – satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya
peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga
pendidikan yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak
memadai, dan seterusnya.Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapar diabaikan
karena upaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai membangun
mempunyai tujuan ganda, yaitu di samping tujuan politis (memenuhi persamaan hak bagi
rakyat banyak) juga tujuan pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga
negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk
inengembangkan diri sehingga dapat berpartisipasi daiam pembangunan.
D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1. Perkembangan lptek dan Seni
Perkembangan iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan
dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan
terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan
dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup rnasyarakat.
Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun
kelompok yang rnenghasilkan sesuatu yang indah.Berkesenian menjadi kebutuhan hidup
manusia. Melalui kesenian manusia Liapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta)
yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan
keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Gambaran pertambahan penduduk adalah sebagai berikut :
Dari skarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi
pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan KB berhasil.
Tabel
Perkiraan jumlah penduduk
Menurut Bank Dunia Tahun 1986
Pertengahan Abad XXI
Tahun 1986 1990 2000 2050
Penduduk
(juta)
166 178 207 355
Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan
penurunan angka kematian, rnengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu
proporsi penduduk usia sekolah dasar .menurun, sedangkan proporsi penduduk usia
sekolah lanjutan, angkatan kerja dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan
bidang gizi dan Kesehatan
Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata Ada daerah
yang padat penduduk, terutama di kota-kota besardan daerah yang penduduknya jarang
yaitu di daerah pedalaman khususnya di daerah tirpencil yang berlokasi dipegunungan
dan di pulau-pulau.
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini. aspirasl masyasyarakat dalam banyak hal
meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat aspirasi terhadap
pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan.
Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat haruss ada
pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh
pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi
peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Sebagai akibat dari
meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk
bersekolah, agar nantinya anak – anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik
daripada orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini juga terdapat pada anak-anak
sendiri.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa
pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan
siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak,
diada kannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan .jam belajar,
kekurangan -sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Dampak langsung dan
tidak langsung dari kondisi .sebagai, mana digambarkianitu ialah terjadinya penurunan
kaidar efektifitas dengan kata lain, massalisasi pendidikan menghambat upaya
pemecahan masalah mutu pendidikan. Massalisasi pendidikan ibarat peru-. sahaan
konveksi pakaian yang hanya melayani tiga macam ukuran (large, medium, dan, small).
Kebutuhan individual yang khusus tidak terlayani.
4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain
pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti
dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah
kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian
dari masyarakat luar itu dianggap subjektif.
Maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik
yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi,
telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang
keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain.
Keterbelakangan budaya terjadi karena :
• Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil).
• Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak
dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat.
• Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsure
kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan factor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya
umumnya dialami oleh :
• Masyarakat daerah terpencil.
• Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis
• Masyarakat yang kurang terdidik
• Permasalahan aktual Pendidikan dan Penaggulangannya.
E. Permasalahan Pendidikan Actual dan Penanggulangannya
1. Permasalahan Actual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara
apa yang diharapkan dengan hasil vang dapat dicapai dari proses pendidikan.
Permasalahan aktual berupa kesenjangan - kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi
dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah-
rnasalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9
tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai
pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep.
Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran
Di dalam undang-undang Nornor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Banyak hambatan yang harus dihadapi
dalam pelaksanaan system pendidikan antara lain :
1. Kurikulum sudah terlalu sarat.
2. Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit karena dianggap
3. Menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi (hiden curriculum) yang
keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.
4. Pencapaian hasil pendidikan afektif rnemakan waktu, sehingga memerlukan
ketekunan dan kesabaran pendidik.
5. Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan kalau mau berhasil, juga
membutuhkan biaya. Misal, jika PR ingin berdaya mendidik (ketekunan, kepercayaan
diri, kejujuran kedisiplinan) maka harus diperiksa dengan saksama oleh guru dan
hasilnya dikembalikan kepada siswa untuk dibicarakan Untuk itu perlu ada insentif
bagi guru.
Masalah Kurikulum
Pada bagian ini akan dibahas masalah aktual mengenai kurikulum Masalah
kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya.Yang menjadi sumber
masalah ini bagaimana system pendidikan dapat mernbekali peserta didik untuk terjun
kelapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar
yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka yang ingin lanjut).
Masalah Peranan Guru
Konsep-konsep baru lahir sebagai cerminan humanisme yang memberikan arah
baru pada pendidikan. sejalan dengan itu perkembangan iptek yang pesat
menyumbangkan cara – cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah
pendidikan. dalam realisasinya dipandu oleh kurikulum yang telah disempurnakan.
sejalan dengan itu maka guru sebagai suatu komponen system pendidikan juga harus
berubah.
Masalah pendidikan 9 tahun
Keberadaan pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI No 2
tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan
sekurang – kurangnya tamat pendidikan dasar. Kemudian PP nomor 28 tahun 1990
tentang pendidikan dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan
pendidikan 9 tahun terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program
pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujun pendidikan dasar yaitu memberikan
bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih – lebih pada tahap awal sudah
pasti banyak hambatannya, hambatan tersebut ialah :
2. Realisasi pendidikan dasar yang diatur PP Nomor 28 Tahun 1989 masih harus
dicarikan titik temunya dengan PP Nomor 65 Tahun 1951 yang mengatur sekolah dasar
sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum dicabut.
3. Kurikulum yang belum siap.
4. Pada masa transisi para pelaksana pendidikan di lapangan perlu disiapkan
melalui bimbingan – bimbinga, penyuluhan, penataran dan lain – lain.
2. Upaya Penangulangannya
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah - masalah
actual antara lain sebagai berikut :
1. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup
2. berlangsung hanya secara insidental.
3. Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuier dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan
hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.
4. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi
dengan yang akan terjun kemasyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada
dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di pergutuan tinggi.
5. Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberi perhatian khusus.
6. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun apalagi jika dikaitkan dengan gerakan
wajib belajar, perlu diadakan penilitian secara meluas pada masyarakat untuk
menemukan faktor penunjang dan utamanya factor penghambatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah
air kita dewasa ini, yaitu :
• Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
• Bagaimana pendidikan dapat membekari peserta didik dengan empat masalah pokok
pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan
penanggulangannya, ialah:
1) Masalah pemerataan pendidikan.
2) Masalah mutu pendidikan.
3) Masalah efisiensi pendidikan.
4) Masalah relevansi pendidikan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu :
1) Perkembangan iptek dan seni
2) Laju pertumbuhan penduduk
3) Aspirasi Masyarakat
4) Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
Permasalahan aktual Pendidikan
1) Masalah keutuhan pencapaian sasaran
2) Masalah kurikulum
3) Masalah peranan guru
4) Masalah pendidikan dasar 9 tahun
Upaya Penanggulangan Permasalahan Aktual Pendidikan :
 Pendidikan afektif perlu ditingkatkan
 Pelaksanaan ekstrakulikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya
diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupu pelulusan.
 Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
 Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberikan perhatian khusus.
B. Saran
Dewasa ini permasalahan pendidikan di Indonesia ini terlihat semakin kompleks,
untuk itu sangat diharapkan pemerintah terus meningkatkan upaya pengentasan yang lebih
efektif agar mutu pendidikan di Indonesia ini dapat semakin baik sesuai dengan yang
diharapkan.

More Related Content

What's hot

Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHSTRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHAnggi F. Jayanti
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahhermanwae
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranMusafirCinta7
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiTita Sobandi
 
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaranMakalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaranhfzarfah
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKsintaroyani
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeFilsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeDewi Atin Surya
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajarMuhammad Hamdani
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 

What's hot (20)

Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHSTRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
 
Analisis kurikulum 2013
Analisis kurikulum 2013Analisis kurikulum 2013
Analisis kurikulum 2013
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tesTeknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiii
 
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaranMakalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeFilsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 

Similar to Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)novanisa febrina
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)novanisa febrina
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikromuhammadsucahyo
 
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikro
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikroTugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikro
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikromuhammadsucahyo
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANharjunode
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docxsoparidah
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikanDwi Halimasari
 
Efisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaEfisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaLastri Cheanagho
 
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie RamadhanPermasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie RamadhanMuhammad Habibie Ramadhan
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Yang Dibuang
 
Airan Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di Indonesia
Airan Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di IndonesiaAiran Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di Indonesia
Airan Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di Indonesianurul_inayah
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfMyData19
 
Sesi 2. Profil Pendidikan di Indonesia
Sesi 2.   Profil Pendidikan di IndonesiaSesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia
Sesi 2. Profil Pendidikan di IndonesiaDaniel Saroengoe
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaPPS Universitas Sriwijaya
 
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"meyta kharisma
 

Similar to Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan (20)

Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikro
 
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikro
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikroTugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikro
Tugas baru permasalahan makro dan permasalahan mikro
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikan
 
Permasalahan pendidikan
Permasalahan pendidikanPermasalahan pendidikan
Permasalahan pendidikan
 
Efisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaEfisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesia
 
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie RamadhanPermasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
Permasalahan pendidikan - Muhammad Habibie Ramadhan
 
2 jurnal pkn bu eli
2   jurnal pkn bu eli2   jurnal pkn bu eli
2 jurnal pkn bu eli
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
 
Airan Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di Indonesia
Airan Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di IndonesiaAiran Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di Indonesia
Airan Progresivisme Pembangunan Pemerataan Pendidikan di Indonesia
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
Sesi 2. Profil Pendidikan di Indonesia
Sesi 2.   Profil Pendidikan di IndonesiaSesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia
Sesi 2. Profil Pendidikan di Indonesia
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 

More from Hariyatunnisa Ahmad

Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHariyatunnisa Ahmad
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemHariyatunnisa Ahmad
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeHariyatunnisa Ahmad
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Hariyatunnisa Ahmad
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranHariyatunnisa Ahmad
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Hariyatunnisa Ahmad
 

More from Hariyatunnisa Ahmad (20)

Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Media Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 DimensiMedia Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 Dimensi
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Sastra Anak
Sastra AnakSastra Anak
Sastra Anak
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Pembuktian Fonem
Pembuktian FonemPembuktian Fonem
Pembuktian Fonem
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Membaca
MembacaMembaca
Membaca
 
Duga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak DiriDuga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak Diri
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Analisis Butir Soal
Analisis Butir SoalAnalisis Butir Soal
Analisis Butir Soal
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanng Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan maalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana permasalahan pokok pendidikan? 2. Apa jenis permasalahan pokok pendidikan dan bagaimana penanggulangnnya? 3. Apa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan? 4. Apa permasalahan pendidikan actual dan penanggulangannya
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Permasalahan Pokok Pendidikan Sistem pendidikan rnenjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa - apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial di budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu perrnasalahan lntern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masarah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu: a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan b. Bagaimana pendidikan dapat membekari peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat. B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya Pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, masalah yang dimaksud yaitu: 1. Masalah pemerataan pendidikan. 2. Masalah mutu pendidikan. 3. Masalah efisiensi pendidikan. 4. Masalah relevansi pendidikan. 1) Masalah pemerataan pendidikan Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana pendidikan sistem dapat menyediakan kesempatan yang seluas - luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
  • 3. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Pada awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan di dalam undang – undang no.4 Tahun 1950 sebagai dasar – dasar pendidikan dan pengajaran disekolah. Pada bab ini XI, pasal 17 berbunyi “Tiap-tiap warga.negara Republik Indonesia rnempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarar-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu dipenuhi”. Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib berajar Bab VI pasal l0 Ayat l, menyatakan “Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.” Ayat 2 menyatakan “Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.” Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan. Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan berajar pada SD, maka mereka memilki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media massa dan sumber berajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat derap pembangunan. OIeh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu pendidikan. Khusus untuk pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap – tiap jenjang memiliki fungsinya masing – masing maupun kebijakan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan
  • 4. memperhitungkan factor – factor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksinya secara terus menerus dengan seksama. • Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif. Cara konvensional antara lain: a) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar. b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore). Cara inovatif antara lain: Sistem pamong (pendidikan oreh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts system (Instructionar Management by parent, community and, teacher). sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi, SD kecil pada daerah terpencil, Sistem Guru Kunjung, SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School Approach), Kejar Paket A dan B, Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka. 2) Masalah Mutu Pendidikan Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran rersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja (performance test). Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya. Jika tujuan pendidikan nasional dijadikan kriteria, maka pertanyaannya adalah: Apakah keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertanggung jawab, warganegara yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial. Meskipun disadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu tidak semata-rnata hasii dari sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap produk
  • 5. seperti itu system pendidikan dianggap rnempunyai andil yang cukup, yang tetap menjadi persoalan ialah bahw& eara pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah. Berhubung dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka jika orang berbicara tentang rnutu pendidikan, umumnya hanya mengasosiasikan dengan hasil belajar yang dikenal sebagai hasil EBTA' Ebtanas, atau trasil Sipenmaru, UMPTN (yang biasa disebut instructional effect), karena ini yang rnudah diukur. Hasil EBTA dan lain-lain tersebut itu dipandang sebagai gambaran tentang hasil pendidikan. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang ridak optimal menghasilkan skor hasil ujian.yang baik maka hamper dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu' Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemeraraan mutu, Di dalam Tap MPR RI 1988 tentang GBHN dinyarakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkaran mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan iimu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. (Bp-7 pusat. l9g9: 6g.) umumnya kondisi mutu pendidikan. di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah perkotaan. • Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta mobilitas komponen - komponen tersebut. Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan daram garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut: 1. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT. 2. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan – kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain – lain.
  • 6. 3. Penyempurnaan kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung ,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan berajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan, PAP. 4. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar. 5. Penyempumaan sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium. 6. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran. 7. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan : • Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan. • Supervisi dan Monitoring pendidikan dan penilik dan pengawas. • Sistem ujian nasional / Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru / UMPTN. • Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga. 3) Masalah Efisiensi Pendidikan Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiennya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensi tensinya berar rendah. Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah : a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan. b. Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan. c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan. d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga : • Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. • Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. • Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana di lapangan. Sebenarnya kriteria relevansi seperti dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi system pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut :
  • 7. • Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam – macam kualitasnya. • Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan iuran siap pakai. Yang ada ialah sikap kembang. • Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga – lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia. Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing – masing dikatakan teratasi jika pendidikan : • Dapat rnenyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya: Semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan. • Dapat rnencapai hasil yang bermutu, artinya: Perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. • Dapat terlaksana secara efisien, artinya: Pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan. • Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. C. Saling Keterkait antara Masalah-Masalah Pendidikan Pada dasamya pernbangunan di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan pendidikan yang berrnutu sekaligus. Didalam sejarah terbukti bahwa belum ada suatu Negara yang dari sejarah berdirinya mampu melaksanakan dan memenuhi keinginan seperti itu. Ada dua factor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan bermutu belum dapat diusahakan pada saat demikian. Pertama, Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana daya. Kedua, Kondisi satuan – satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidikan yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapar diabaikan karena upaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai membangun mempunyai tujuan ganda, yaitu di samping tujuan politis (memenuhi persamaan hak bagi rakyat banyak) juga tujuan pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga
  • 8. negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk inengembangkan diri sehingga dapat berpartisipasi daiam pembangunan. D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan 1. Perkembangan lptek dan Seni Perkembangan iptek Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup rnasyarakat. Perkembangan Seni Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang rnenghasilkan sesuatu yang indah.Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian manusia Liapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan. 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu : a. Pertambahan penduduk, dan b. Penyebaran penduduk. Gambaran pertambahan penduduk adalah sebagai berikut : Dari skarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan KB berhasil. Tabel Perkiraan jumlah penduduk Menurut Bank Dunia Tahun 1986 Pertengahan Abad XXI Tahun 1986 1990 2000 2050 Penduduk (juta) 166 178 207 355 Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, rnengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu
  • 9. proporsi penduduk usia sekolah dasar .menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan Kesehatan Penyebaran Penduduk Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besardan daerah yang penduduknya jarang yaitu di daerah pedalaman khususnya di daerah tirpencil yang berlokasi dipegunungan dan di pulau-pulau. 3. Aspirasi Masyarakat Dalam dua dasa warsa terakhir ini. aspirasl masyasyarakat dalam banyak hal meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat haruss ada pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak – anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini juga terdapat pada anak-anak sendiri. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak, diada kannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan .jam belajar, kekurangan -sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi .sebagai, mana digambarkianitu ialah terjadinya penurunan kaidar efektifitas dengan kata lain, massalisasi pendidikan menghambat upaya pemecahan masalah mutu pendidikan. Massalisasi pendidikan ibarat peru-. sahaan konveksi pakaian yang hanya melayani tiga macam ukuran (large, medium, dan, small). Kebutuhan individual yang khusus tidak terlayani. 4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
  • 10. Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain. Keterbelakangan budaya terjadi karena : • Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil). • Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat. • Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsure kebudayaan tersebut. Sehubungan dengan factor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh : • Masyarakat daerah terpencil. • Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis • Masyarakat yang kurang terdidik • Permasalahan aktual Pendidikan dan Penaggulangannya. E. Permasalahan Pendidikan Actual dan Penanggulangannya 1. Permasalahan Actual Pendidikan di Indonesia Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil vang dapat dicapai dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan - kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah- rnasalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
  • 11. Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran Di dalam undang-undang Nornor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Banyak hambatan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan system pendidikan antara lain : 1. Kurikulum sudah terlalu sarat. 2. Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit karena dianggap 3. Menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi (hiden curriculum) yang keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru. 4. Pencapaian hasil pendidikan afektif rnemakan waktu, sehingga memerlukan ketekunan dan kesabaran pendidik. 5. Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan kalau mau berhasil, juga membutuhkan biaya. Misal, jika PR ingin berdaya mendidik (ketekunan, kepercayaan diri, kejujuran kedisiplinan) maka harus diperiksa dengan saksama oleh guru dan hasilnya dikembalikan kepada siswa untuk dibicarakan Untuk itu perlu ada insentif bagi guru. Masalah Kurikulum Pada bagian ini akan dibahas masalah aktual mengenai kurikulum Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya.Yang menjadi sumber masalah ini bagaimana system pendidikan dapat mernbekali peserta didik untuk terjun kelapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka yang ingin lanjut). Masalah Peranan Guru Konsep-konsep baru lahir sebagai cerminan humanisme yang memberikan arah baru pada pendidikan. sejalan dengan itu perkembangan iptek yang pesat menyumbangkan cara – cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah pendidikan. dalam realisasinya dipandu oleh kurikulum yang telah disempurnakan. sejalan dengan itu maka guru sebagai suatu komponen system pendidikan juga harus berubah.
  • 12. Masalah pendidikan 9 tahun Keberadaan pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI No 2 tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan sekurang – kurangnya tamat pendidikan dasar. Kemudian PP nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujun pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih – lebih pada tahap awal sudah pasti banyak hambatannya, hambatan tersebut ialah : 2. Realisasi pendidikan dasar yang diatur PP Nomor 28 Tahun 1989 masih harus dicarikan titik temunya dengan PP Nomor 65 Tahun 1951 yang mengatur sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum dicabut. 3. Kurikulum yang belum siap. 4. Pada masa transisi para pelaksana pendidikan di lapangan perlu disiapkan melalui bimbingan – bimbinga, penyuluhan, penataran dan lain – lain. 2. Upaya Penangulangannya Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah - masalah actual antara lain sebagai berikut : 1. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup 2. berlangsung hanya secara insidental. 3. Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuier dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan. 4. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan terjun kemasyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di pergutuan tinggi. 5. Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberi perhatian khusus. 6. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun apalagi jika dikaitkan dengan gerakan wajib belajar, perlu diadakan penilitian secara meluas pada masyarakat untuk menemukan faktor penunjang dan utamanya factor penghambatnya.
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air kita dewasa ini, yaitu : • Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan • Bagaimana pendidikan dapat membekari peserta didik dengan empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, ialah: 1) Masalah pemerataan pendidikan. 2) Masalah mutu pendidikan. 3) Masalah efisiensi pendidikan. 4) Masalah relevansi pendidikan. Faktor – faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu : 1) Perkembangan iptek dan seni 2) Laju pertumbuhan penduduk 3) Aspirasi Masyarakat 4) Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Permasalahan aktual Pendidikan 1) Masalah keutuhan pencapaian sasaran 2) Masalah kurikulum 3) Masalah peranan guru 4) Masalah pendidikan dasar 9 tahun Upaya Penanggulangan Permasalahan Aktual Pendidikan :  Pendidikan afektif perlu ditingkatkan  Pelaksanaan ekstrakulikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupu pelulusan.  Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.  Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberikan perhatian khusus.
  • 14. B. Saran Dewasa ini permasalahan pendidikan di Indonesia ini terlihat semakin kompleks, untuk itu sangat diharapkan pemerintah terus meningkatkan upaya pengentasan yang lebih efektif agar mutu pendidikan di Indonesia ini dapat semakin baik sesuai dengan yang diharapkan.