SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
ANGGARAN DASAR
                              GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN


                                                    MUQADDIMAH

                                            Bismillaahirrahmaanirrahiimi

       Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf
Nahi Munkar, dan Tajdid, beraqidah Islam, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah,
bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya, bergerak dalam segala bidang kehidupan, antara lain bidang
pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi.

        Bahwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan harus diperjuangkan secara terus
menerus antara lain dengan membina generasi muda yang memiliki aqidah, fisik dan mental
kuat, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah.
Allah berfirman:

             

                                                                                                                   
       “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandaimya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mengucapkan perkataan yang benar.” [Q.S. An Nisaa’ (4): 9]

       Bahwa membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh iman,
mempergiat ibadah, mempertinggi akhlaq, dan meningkatkan semangat jihad sehingga
menjadi manusia muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa, merupakan bagian dari
usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya.

      Gerakan kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom, mempunyai visi dan
mengemban misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja, dan pemuda, sehingga
mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat,
dan Bangsa.

       Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah
untuk anak, remaja, dan pemuda dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik,
menyenangkan dan menantang, dalam rangka membentuk warga negara yang berguna dan
mandiri.

       Dalam mewujudkan cita-cita di atas, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan
dengan 18 November 1999 M, Persyarikata Muhammadiyah membangkitkan kembali
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, yang dalam seluruh kegiatannya bersemboyan
Fastabiqul khairat (berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan).




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                                                            1
                  

                                                                                                                
        Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya (sendiri) yang menghadap kepada-Nya. Maka
berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan”. Dimana saja kamu berada pasti Allah
akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas tiap-tiap sesuatu” [Q.S.Al-Baqarah (2):148].

       Untuk landasan dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan disusunlah Anggaran
Dasar sebagai berikut:

                                            BAB I
                             NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

                                                               Pasal 1
                                                               Nama

        Gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah adalah Hizbul Wathan disingkat HW.

                                                               Pasal 2
                                                               Waktu

       HW didirikan di Yogyakarta pada tahun 1336 H. (Hijriyah) / 1918 M (Miladiyah) dan
dibangkitkan kembali pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan tanggal 18
November 1999 M oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan surat keputusan nomor
92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan dipertegas
dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1
Dzulhijjah 1423 H / 2 Februari 2003 untuk waktu yang tidak ditentukan.

                                                           Pasal 3
                                                      Tempat Kedudukan

     (1) Kedudukan pusat HW di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di
         Yogyakarta.
     (2) Di Jakarta Ibu Kota Negara Republik Indonesia, dibentuk perwakilan istimewa
         Kwartir Pusat HW.
     (3) Kegiatan HW diselenggarakan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.


                                                   BAB II
                                          ASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN

                                                               Pasal 4
                                                                Asas

                                                       HW berasas Islam.

                                                               Pasal 5

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                                                                   2
Maksud dan Tujuan

       Maksud HW adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang
memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimah dengan
tujuan untuk terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.

                                      BAB III
                         SIFAT, IDENTITAS, DAN CIRI KHAS

                                          Pasal 6
                                           Sifat

       HW adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di luar lingkungan
keluarga dan sekolah, bersifat nasional, terbuka, dan sukarela serta tidak terkait dan tidak
berorientasi pada partai politik.
                                           Pasal 7
                                          Identitas

   (1) HW adalah kepanduan islami, artinya dalam melaksanakan metode kepanduan adalah
       untuk menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia.

   (2) HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak,
       remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan.

                                          Pasal 8
                                         Ciri Khas

   (1) Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode
       Kepanduan yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya
       disesuaikan kepentingan, kebutuhan, sutuasi, kondisi maasyarakat, serta kepentingan
       Persyarikatan Muhammadiyah.

   (2) Prinsip Dasar Kepanduan adalah :
           a. pengamalan akidah Islamiah
           b. pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam
           c. pengamalan kode kehormatan pandu.
   (3) Metode pendidikan :
           a. pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu;
           b. kegiatan dilakukan di alam terbuka;
           c. pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang
           d. penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan
           e. sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri.

                                         BAB IV
                                         USAHA

                                        Pasal 9
                                   Macam-macam usaha



BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                     3
Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW berusaha:
   1. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan
      pemuda muslim;
   2. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan untuk para pelatih, pimpinan
      dan pemimpin anak didik;
   3. mengembangkan HW di seluruh Indonesia;
   4. mengadakan kerjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri.
   5. memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan, Tanah air,
      dan Bangsa;
   6. menumbuhkan rasa persaya diri, rasa bertanggung jawab, sikap dan perilaku yang
      kreatif dan inovatif, disiplin, dan istiqamah;
   7. melakukan usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan HW.

                                BAB V
                    KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, DAN HAK

                                        Pasal 10
                                      Keanggotaan

       Anggota HW adalah warga negara Republik Indonesia, beragama Islam, terdiri dari:
anggota biasa, anggota pembina, dan anggota kehormatan.

                                       Pasal 11
                                   Kewajiban dan Hak

   1. Setiap anggota Kepanduan HW mempunyai kewajiban dan hak.
   2. Kewajiban dan hak anggota Kepanduan HW diatur dalam anggaran Rumah Tangga

                                 BAB VI
                    SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI

                                        Pasal 12
                                   Susunan Organisasi

   Susunan organisasi HW dari atas ke bawah secara bertingkat sebagai berikut :
   1. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara
   2. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi
   3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten
   4. Cabang ialah kesatuan Qabilah dalam satu Kecamatan
   5. Qabilah ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan.

                                        Pasal 13
                                  Penetapan Organisasi

   (1) Penetapan organisasi tingkat Pusat dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan
       oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
   (2) Penetapan organisasi tingkat Wilayah, tingkat Daerah, tingkat Cabang , dan tingkat
       Qabilah masing-masing dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh
       pimpinan Kwartir setingkat di atasnya.
   (3) Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan lain.
   (4) Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil keputusan lain

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                  4
BAB VII
                                         KWARTIR

                                          Pasal 14
                                  Pengertian dan Ketentuan

   (1) Kwartir adalah nama sebutan pimpinan pada tingkat Pusat, tingkat Wilayah, tingkat
       Daerah, dan tingkat Cabang yang dalam melaksanakan kepemimpinan pada tingkat
       masing-masing bersifat kolektif-kolegial. Sedangkan pada tingkat Qabilah disebut
       Pimpinan Qabilah.
   (2) Kwartir Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar dan di antara calon terpilih
       dipilih Ketua Umum.
   (3) Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah dipilih dan
       ditetapkan oleh Musyawarah pada tingkatnya masing-masing. Siapa diantara mereka
       yang terpilih mendapatkan suara terbanyak ditetapkan oleh Musyawarah pada
       tingkatnya masing-masing menjadi Ketua Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir
       Cabang, dan Pimpinan Qabilah.
   (4) Pengesahan diatur sebagai berikut :
           a. Kwartir Pusat dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
           b. Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah
               dilakukan oleh Kwartir setingkat di atasnya.
                                              .
                                         Pasal 15
                                     Pemilihan Kwartir

   (1) Anggota Kwartir dan Pimpinan Qabilah adalah anggota Muhammadiyah dan anggota
       HW.
   (2) Pemilihan Kwartir dan Pimpinan Qabilah dapat dilakukan secara langsung atau
       formatur

                                         Pasal 16
                           Masa Jabatan dan Serah terima Jabatan


   (1) Masa jabatan Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang
       masing-masing lima tahun.
   (2) Serahterima jabatan Kwartir Pusat dilakukan pada waktu Muktamar. Sedangkan
       serahterima jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan
       Qabilah dilakukan setelah disahkan oleh Kwartir setingkat di atasnya.

                                      BAB VIII
                                 PERMUSYAWARATAN

                                         Pasal 17
                                         Muktamar

       Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW, diselenggarakan oleh
Kwartir Pusat, diadakan satu kali dalam lima tahun, serta dihadiri oleh Kwartir Pusat, anggota
Tanwir dari Kwartir Wilayah, dan utusan Kwartir Daerah.

                                          Pasal 18

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                       5
Tanwir

       Tanwir adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW di bawah Muktamar,
diselenggarakan oleh Kwartir Pusat diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam masa
jabatan Kwartir Pusat, serta dihadiri oleh Kwartir Pusat dan anggota Tanwir dari Kwartir
Wilayah.

                                        Pasal 19
                                   Muktamar Luar Biasa

       Apabila dipandang perlu oleh Kwartir Pusat atau keputusan Tanwir dapat
diselenggarakan Muktamar Luar Biasa.

                                        Pasal 20
                                   Musyawarah Wilayah

       Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Wilayah,
diselenggarakan oleh Kwartir Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun, serta dihadiri
oleh Kwartir Wilayah, utusan Kwartir Daerah, dan utusan Kwartir Cabang.


                                       Pasal 21
                                   Musyawarah Daerah

       Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Daerah,
diselenggarakan oleh Kwartir Daerah diadakan satu kali dalam lima tahun serta dihadiri oleh
Kwartir Daerah, utusan Kwartir Cabang dan utusan Pimpinan Qabilah .

                                        Pasal 22
                                   Musyawarah Cabang

       Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Cabang,
diselenggarakan oleh Kwartir Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun, serta dihadiri oleh
Kwartir Cabang, dan utusan Pimpinan Qabilah.

                                        Pasal 23
                                   Musyawarah Qabilah

       Musyawarah Qabilah HW adalah permusyawaratan HW dalam Qabilah,
diselenggarakan oleh Pimpinan Qabilah diadakan setiap dua tahun sekali,serta dihadiri
Pimpinan Qabilah.

                                         Pasal 24
                                Peraturan Permusyawaratan

   (1) Setiap Musyawarah, baik yang diselenggarakan di tingkat Wilayah, tingkat Daerah,
       tingkat Cabang maupun di tingkat Qabilah mengundang Kwartir setingkat di atasnya.
   (2) Keputusan-keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 17 sampai dengan 23 diambil
       secara mufakat atau dengan suara terbanyak




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                     6
BAB XI
                               RAPAT DAN TANFIDZ

                                       Pasal 25
                                    Rapat Pimpinan

        Rapat Pimpinan tingkat Kwartir dan tingkat Pimpinan Qabilah adalah rapat pimpinan
pada tingkat Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah untuk
membahas masalah mendesak dan kebijakan organisasi.

                                       Pasal 26
                                      Rapat Kerja

       Rapat kerja Kwartir dan Pimpinan Qabilah adalah rapat pada tingkat Kwartir Pusat,
Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah untuk membahas
dan memutuskan penyelenggaraan program

                                        Pasal 27
                                        Tanfidz

   (1) Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah,
       Rapat Kwartir dan Pimpinan Qabilah serta Rapat Kerja yang dilakukan oleh Kwartir
       pada tingkatnya masing-masing dan Pimpinan Qabilah.
   (2) Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir dan Pimpinan Qabilah
       serta Rapat Kerja berlaku sejak ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah,
       Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah.


                                  BAB X
                         KEKAYAAN DAN PENGAWASAN

                                       Pasal 28
                                       Kekayaan

       Kekayaan HW diperoleh dari:
   (1) Uang pangkal, iuran anggota, dan bantuan yang tidak mengikat.
   (2) Zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf.
   (3) Usaha lain yang halal dan sah.

                                        Pasal 29
                                      Pengawasan

   (1) Untuk mengawasi gerak dan langkah organisasi diadakan sistem pengawasan.
   (2) Pengawasan meliputi: sumber daya manusia, keuangan, dan harta kekayaan
       organisasi.
   (3) Pembentukan, kedudukan, tugas, dan wewenang pengawas diatur dalam peraturan
       tersendiri.




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                  7
BAB XI
              LAMBANG, SIMBOL, BENDERA, MARS, DAN HIMNE

                                      Pasal 30
                                 Lambang dan Simbol

   (1) Lambang HW adalah lingkaran matahari bersinar utama dua belas dan di tengahnya
       tertulis inisial HW.
   (2) Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan
       FASTABIQUL KHAIRAT

                                        Pasal 31
                                        Bendera

       Bendera resmi HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan
panjangnya dua banding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning
mendatar berselang-seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas
dasar persegi panjang hijau.

                                       Pasal 32
                                    Mars dan Himne

       HW mempunyai Mars dan Himne yang menyatakan jati diri dan perjuangannya dalam
bentuk lirik lagu yang bernada dan berirama.

                                    BAB XII
                               KODE KEHORMATAN

                                        Pasal 33
                            Janji dan Undang-Undang Pandu

   (1) Kode kehormatan merupakan janji, semangat, dan akhlak pandu HW, baik dalam
       kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
   (2) Kode kehormatan pandu HW adalah janji pandu HW dan undang-undang pandu HW.

                                 BAB XIII
                          ANGGARAN RUMAH TANGGA

                                      Pasal 34
                          Penetapan Anggaran Rumah Tangga

   (1) Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam
       Anggaran Dasar.
   (2) Perubahan Anggaran Rumah Tangga diputuskan dan disahkan oleh Tanwir atas usul
       Kwartir Pusat HW.

                                   BAB XIV
                                ANGGARAN DASAR

                                       Pasal 35
                               Perubahan Anggaran Dasar


BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                 8
(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Muktamar yang
      mengagendakan acara Perubahan Anggaran Dasar, atas usul Tanwir, yang dan
      dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Kwartir Wilayah yang
      ada.
  (2) Perubahan Anggaran Dasar diputuskan oleh Muktamar.

                                     BAB XV
                                   PEMBUBARAN

                                       Pasal 36
                                     Pembubaran

  (1) HW hanya dapat dibubarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
  (2) Jika HW dibubarkan, kekayaan organisasi akan diserahkan kepada Pimpinan Pusat
      Muhammadiyah.

                                      BAB XVI
                                      PENUTUP

                                       Pasal 37
                                       Penutup

  (1) Hal-hal yang belum disebut dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
      Rumah Tangga dan Buku Peraturan Dasar, atau petunjuk lain yang akan ditetapkan
      kemudian.
  (2) Anggaran Dasar ini disahkan dan diputuskan oleh Muktamar I hizbul Wathan di
      Yogyakarta pada tanggal 27-29 Dzulqa’dah 1426 H bertepatan dengan tanggal 29-31
      Desember 2005 M dan dinyatakan berlaku sejak ditanfidzkan.
  (3) Anggaran Dasar ini sebagai pengganti Anggaran Dasar sebelumnya yang dinyatakan
      tidak berlaku lagi.




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                  9
ANGGARAN RUMAH TANGGA
                  GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

                                  BAB I
                         NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT

                                       Pasal 1
                                       Nama

  (1) Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, disingkat HW, adalah organisasi kepanduan
      dalam Muhammadiyah.
  (2) Sebagai satu gerakan, berarti setiap anggota harus aktif mengamalkan dan menyebar-
      luaskan maksud dan tujuan HW.
  (3) Arti Hizbul Wathan adalah Pembela Tanah Air.

                                       Pasal 2
                                       Waktu

  (1) HW didirikan di Yogyakarta tahun 1336 Hijriyah / 1918 Miladiyah.
  (2) Pada tahun 1943 bersama dengan organisasi kepanduan lainnya, HW dibubarkan oleh
      Pemerintah Penjajahan Jepang.
  (3) Pada tanggal 29 Januari 1950 HW bangkit lagi dengan berbagai perubahan.
  (4) Berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238/61 tanggal 20 Mei
      1961 bersama dengan organisasi kepanduan lainnya HW dilebur menjadi Pramuka.
  (5) Pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H. bertepatan dengan tanggal 18 November 1999 M.
      HW dibangkitkan kembali berdasarkan Surat Keputusan PP Muhammadiyah nomor
      92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 M tanggal 10 Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan
      dipertegas dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor
      10/KEP/I.O/B/2003 M tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H / 22 Februari 2003 M.

                                      Pasal 3
                                 Tempat Kedudukan

  (1) Kwartir Pusat HW, berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat
      Muhammadiyah, sebagai pimpinan tertinggi HW se Indonesia, memimpin dan
      menyelenggarakan aktivitasnya dari Yogyakarta
  (2) Di Jakarta Ibu Kota Negara Republik Indonesia, dibentuk perwakilan istimewa
      Kwartir Pusat HW yang tugasnya ditentukan dan ditetapkan oleh Kwartir Pusat HW.


                                    BAB II
                                 KEANGGOTAAN

                                       Pasal 4
                                    Anggota Biasa



BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                10
(1) Anggota Biasa HW adalah peserta didik putera dan puteri yang dikelompokkan
      menjadi:
         a. Athfal berumur 6 sampai 10 tahun.
         b. Pengenal berumur 11 sampai 16 tahun.
         c. Penghela berumur 17 sampai 20 tahun.
         d. Penuntun berumur 21 sampai 25 tahun.
  (2) Untuk menjadi anggota HW harus memenuhi syarat dan menempuh tata-cara tertentu
      yang diatur dalam Buku Peraturan Dasar.

                                      Pasal 5
                                  Anggota Pembina

  (1) Anggota pembina HW adalah mereka yang tugas utamanya:
         a. melatih Pemimpin dan atau melatih serta memimpin peserta didik
         b. mengelola dan atau memimpin Kwartir atau Qabilah
  (2) Anggota Pembina HW terdiri dari Pelatih, Instruktur, Pemimpin Satuan.
  (3) Semua anggota Pembina harus dibekali pelatihan yang terkait dengan tugasnya, sesuai
      dengan pola dan sistem pelatihan di HW.

                                       Pasal 6
                                 Anggota Kehormatan

  (1) Anggota Kehormatan adalah para pecinta HW yang karena usia, kesehatan, atau
      kesibukan kerja tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepanduan.
  (2) Anggota Kehormatan terdiri atas :
          a. Pandu Wreda HW dan Pandu Wreda NA (Nasyiatul `Aisyiyah)
          b. Orang yang berjasa dalam pengembangan HW
          c. Simpatisan HW.
  (3) Untuk dapat menjadi Anggota Kehormatan, mereka didaftar atas rekomendasi
      Pimpinan Kwartir ataupun Pimpinan Qabilah yang bersangkutan.

                                       Pasal 7
                                  Kewajiban dan Hak

  1. Setiap anggota biasa dan anggota pembina HW berkewajiban untuk:
         a. menjunjung tinggi dan mengamalkan Kode Kehormatan HW
         b. mentaati semua peraturan yang berlaku di lingkungan HW
         c. memakai seragam HW pada saat pelatihan, upacara, dan kegiatan lain yang
             diatur dalam Buku Peraturan Dasar
         d. membayar iuran anggota yang jumlahnya ditentukan oleh Kwartir ;
  2. Setiap anggota biasa seperti tersebut pada ayat (1) pasal ini, mempunyai hak:
         a. mendapat kartu tanda anggota,
         b. mengikuti pendidikan dan pelatihan,
         c. menyampaikan pendapat,
         d. memilih dan dipilih.
  3. Setiap Anggota Kehormatan memiliki hak:
         a. mendapat kartu tanda anggota,
         b. mengeluarkan pendapat.




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                 11
Pasal 8
                                      Pemberhentian

   (1) Anggota HW berhenti:
           a. atas permintaan sendiri
           b. meninggal dunia
           c. diberhentikan dengan keputusan kwartir yang mengangkatnya
   (2) Anggota HW dapat diberhentikan apabila:
           a. melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ataupun Peraturan
              HW lainnya
           b. melakukan tindak pidana
   (3) Sebelum diberhentikan, yang bersangkutan diberi peringatan lisan dan tertulis. Surat
       peringatan diberikan sebanyak tiga kali dengan selang waktu masing-masing satu
       bulan.
   (4) Usul pemberhentian dilakukan oleh Kwartir atau Qabilah kepada Kwartir setingkat
       diatasnya.

                                         Pasal 9
                                        Pembelaan

       Anggota HW yang diberhentikan dapat mengajukan pembelaan dalam Musyawarah
ataupun Muktamar terdekat.

                                        Pasal 10
                                       Rehabilitasi

   (1) Anggota HW yang diberhentikan berdasarkan pasal 8 ayat (2) ART ini dapat
       mengajukan permohonan menjadi anggota HW kembali setelah memperbaiki
       kesalahannya.
   (2) Penerimaan kembali anggota HW yang berhenti sebagaimana diatur dalam pasal 8
       ayat (1) huruf a dan c dilakukan dengan persetujuan Kwartir atau Qabilah yang
       mengangkatnya.

                                        BAB III
                                       KWARTIR

                                        Pasal 11
                                      Kwartir Pusat

   (1) Kwartir Pusat memimpin gerakan kepanduan HW tingkat nasional.
   (2) Kwartir Pusat menetapkan kebijakan HW berdasarkan keputusan Muktamar dan
       Tanwir.
   (3) Kwartir Pusat membuat pedoman kerja, pembagian tugas, dan wewenang bagi
       anggotanya.
   (4) Kwartir Pusat sekurang-kurangnya tiga belas orang, dan apabila diperlukan dapat
       ditambah sesuai dengan kebutuhan organisasi.
   (5) Kwartir Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar HW untuk satu masa jabatan dari
       calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir.
   (6) Di antara calon terpilih, Ketua Umum dipilih dan ditetapkan dengan cara musyawarah
       mufakat.


BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                    12
(7) Jabatan Ketua Umum Kwartir Pusat dapat dijabat oleh orang yang sama, sebanyak-
      banyaknya duakali masa jabatan berturut-turut.
  (8) Jika Ketua Umum Kwartir Pusat berhalangan tetap, Kwartir Pusat mengusulkan
      kepada Tanwir untuk menentukan penggantinya. Selama menunggu ketetapan
      Tanwir, Ketua Umum Kwartir Pusat yang berhalangan tetap, dijabat oleh salah satu
      seorang ketua berdasarkan keputusan rapat Kwartir Pusat.
  (9) Ketua Umum, Ketua, Sekretaris Umum, Sekretaris, Bendahara Umum dan Bendahara
      ditetapkan untuk menjalankan tugas sehari-hari Kwartir Pusat.

                                       Pasal 12
                                    Kwartir Wilayah

  (1) Kwartir Wilayah memimpin HW di tingkat wilayah.
  (2) Kwartir Wilayah menetapkan kebijakan HW dalam wilayahnya berdasar kebijakan
      Kwartir Pusat, keputusan Musyawarah Wilayah dan Rapat Pimpinan tingkat Kwartir
      Wilayah.
  (3) Kwartir Wilayah membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi
      anggotanya.
  (4) Kwartir Wilayah sekurang-kurangnya sebelas orang, dan dapat menambah sesuai
      dengan kebutuhan organisasi.
  (5) Kwartir Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah dan disahkan oleh
      Pimpinan Kwartir Pusat.
  (6) Di antara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan sebagai
      Ketua Kwartir Wilayah serta disahkan oleh Kwartir Pusat
  (7) Jabatabn Ketua Kwartir Wilayah dapat dijabat oleh orang yang sama, sebanyak-
      banyaknya duakali masa jabatan berturut-turut.
  (8) Jika Ketua Kwartir Wilayah berhalangan tetap, Wakil Ketua ditunjuk sebagai pejabat
      atas keputusan rapat Kwartir Wilayah sampai berlangsungnya Rapat Pimpinan tingkat
      Kwartir Wilayah.
  (9) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara
      ditetapkan untuk menjalankan tugas sehari-hari Kwartir Wilayah.

                                      Pasal 13
                                    Kwartir Daerah

  (1) Kwartir Daerah memimpin HW di tingkat Daerah.
  (2) Kwartir Daerah menetapkan kebijakan HW dalam daerahnya berdasarkan kebijakan
      Kwartir diatasnya, keputusan Musyawarah Daerah dan Rapat Pimpinan tingkat
      Kwartir Daerah.
  (3) Kwartir Daerah membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi
      anggotanya.
  (4) Kwartir Daerah sekurang-kurangnya sembilan orang, dan dapat menambah sesuai
      dengan kebutuhan organisasi.
  (5) Kwartir Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Daerah dan disahkan oleh
      Kwartir Wilayah.
  (6) Di antara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan oleh
      Musyawarah Daerah sebagai Ketua Kwartir Daerah dan disahkan oleh kwartir
      Wilayah.
  (7) Ketua Kwartir Daerah dapat dijabat oleh orang yang sama sebanyak-banyaknya
      duakali masa jabatan berturut-turut.


BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                   13
(8) Jika Ketua Kwartir Daerah berhalangan tetap, wakil ketua ditunjuk sebagai pejabat
      atas keputusan rapat Kwartir Daerah sampai berlangsungnya Rapat Pimpinan tingkat
      Kwartir Daerah.
  (9) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara
      ditetapkan untuk menjalankan tugas sehari-hari Kwartir Daerah.

                                      Pasal 14
                                    Kwartir Cabang

  (1) Kwartir Cabang memimpin HW di tingkat Cabang.
  (2) Kwartir Cabang menetapkan kebijakan HW dalam Cabangnya berdasar kebijakan
      Kwartir di atasnya, keputusan Musyawarah Cabang, dan Rapat Pimpinan tingkat
      Kwartir Cabang.
  (3) Kwartir Cabang membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi
      anggotanya.
  (4) Kwartir Cabang sekurang-kurngnya tujuh orang, dan dapat menambah sesuai dengan
      kebutuhan organisasi.
  (5) Kwartir Cabang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Cabang dan disahkan oleh
      Kwartir Daerah.
  (6) Diantara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan sebagai
      Ketua Kwartir Cabang.
  (7) Jika Ketua Kwartir Cabang berhalangan tetap, Wakil Ketua ditunjuk sebagai pejabat
      atas putusan rapat Kwartir Cabang sampai berlangsungnya rapat Pimpinan tingkat
      Kwartir Cabang.

                                       Pasal 15
                                   Pimpinan Qabilah

  (1) Pimpinan Qabilah memimpin HW di tingkat Qabilah.
  (2) Pimpinan Qabilah menetapkan kebijakan HW berdasar kebijakan Kwartir di atasnya,
      keputusan Musyawarah Qabilah dan Rapat Pimpinan Tingkat Qabilah.
  (3) Pimpinan Qabilah membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi
      anggotanya.
  (4) Pimpinan Qabilah sekurang-kurngnya lima orang, dan dapat menambah sesuai
      kebutuhan organisasi.
  (5) Pimpinan Qabilah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Qabilah dan disahkan oleh
      Kwartir Cabang.
  (6) Di antara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan sebagai
      Ketua Qabilah.
  (7) Jika Ketua Qabilah berhalangan tetap, salah seorang anggota Pimpinan Qabilah
      ditunjuk sebagai pejabat atas keputusan rapat Pimpinan Qabilah sampai
      berlangsungnya Rapat PimpinanTingkat Qabilah.

                                       Pasal 16
                                   Pemilihan Kwartir

  (1) Syarat anggota Kwartir dan Pimpinan Qabilah :
         a. taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam
         b. setia pada prinsip-prinsip dasar HW
         c. dapat menjadi teladan dalam HW
         d. memiliki kecakapan dan kemampuan untuk menjalankan tugas

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                   14
e. telah menjadi anggota Muhammadiyah dan HW.
  (2) Pemilihan Kwartir dan Qabilah dapat dilakukan secara langsung ataupun dengan
      formatur atas keputusan Musyawarah masing-masing.
  (3) Pelaksanaan pemilihan Kwartir dan Pimpinan Qabilah dilakukan oleh Panitia
      Pemilihan dengan ketentuan :
          a. Panitia Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir
             Pusat.
          b. Panitia Pemilihan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang
             ditetapkan oleh Rapat Pimpinan pada tingkatnya masing-masing atas usul
             Kwartir pada tingkatnya.
          c. Panitia Pemilihan Pimpinan Qabilah ditetapkan oleh Rapat Pimpinan tingkat
             Pimpinan Qabilah.
          d. Panitia Pemilihan diangkat untuk satu kali pemilihan.
  (4) Pelaksanaan pemilihan Kwartir dan Pimpinan Qabilah diatur berdasarkan tata tertib
      pemilihan dengan ketentuan :
          a. Tata tertib Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir
             Pusat.
          b. Tata tertib Pemilihan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang
             ditetapkan oleh Rapat Pimpinan pada tingkatnya masing-masing atas usul
             Kwartir pada tingkatnya.
          c. Tata tertib Pemilihan Pimpinan Qabilah atas usul Pimpinan Qabilah.

                                      Pasal 17
                                     Masa Jabatan

  (1) Masa jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang sama dengan masa
      jabatan Kwartir Pusat. Khusus untuk Pimpinan Qabilah masa jabatannya dua tahun.
  (2) Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah yang telah
      habis masa jabatannya tetap menjalankan tugasnya sampai dilakukan serah terima
      dengan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah
      yang baru.

                                   BAB IV
                              PERMUSYAWARATAN

                                      Pasal 18
                                      Muktamar

  (1) Muktamar HW diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin Kwartir
      Pusat.
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, susunan acara Muktamar ditetapkan oleh
      Kwartir Pusat.
  (3) Muktamar dihadiri oleh:
      a. Utusan
         1) Kwartir Pusat
         2) Ketua Kwartir Wilayah
         3) Dua orang anggota Tanwir wakil Kwartir Wilayah
         4) Ketua Kwartir Daerah
         5) Tiga orang wakil Kwartir Daerah.
      b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Pusat.
  (4) Acara Muktamar adalah:

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                 15
a. Laporan Kwartir Pusat
          b. Program kerja
          c. Pemilihan Kwartir Pusat dan penetapan Ketua Umum
          d. Hal-hal lain yang bersifat mendasar
          e. Usul-usul.
  (5) Setiap Utusan Muktamar mempunyai hak suara dan hak bicara. Sedangkan peninjau
      mempunyai hak bicara, tetapi tidak mempunyai hak suara.
  (6) Keputusan Muktamar berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat paling lambat
      dua bulan sesudah Muktamar.
  (7) Pada waktu berlangsungnya Muktamar dapat diselenggarakan kegiatan lain selama
      tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran jalannya Muktamar.

                                        Pasal 19
                                        Tanwir

  (1) Tanwir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin oleh Kwartir
      Pusat
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Tanwir ditetapkan oleh
      Kwartir pusat.
  (3) Peserta Tanwir terdiri atas :
      a. Utusan
              1) Kwartir Pusat
              2) Ketua Kwartir Wilayah
              3) Dua orang anggota Tanwir wakil Kwartir Wilayah yang dipilih oleh
                 Musyawarah Wilayah atau Rapat Pimpinan tingkat Kwartir Wilayah.
      b. Peninjau yang diundang oleh Kwartir Pusat.
  (4) Acara Tanwir adalah:
      a. Laporan Kwartir Pusat
      b. Masalah yang oleh Muktamar diserahkan kepada Tanwir
      c. Masalah-masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai Muktamar
      d. Masalah yang akan dibahas dalam Muktamar sebagai pembicaraan pendahuluan
      e. Usul-usul
  (5) Setiap utusan Tanwir memiliki hak suara dan hak bicara. Sedangkan peninjau
      mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara.
  (6) Keputusan Tanwir berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat paling lambat dua
      bulan setelah Tanwir.
  (7) Pada waktu berlangsungnya Tanwir dapat diselenggarakan acara lain selama tidak
      mengganggu ketertiban dan kelancaran Tanwir.

                                      Pasal 20
                                 Muktamar Luar Biasa

  (1) Muktamar Luar Biasa diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin
      oleh Kwartir Pusat.
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara, peserta Muktamar Luar
      Biasa sama dengan ketentuan dalam Muktamar.




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                  16
Pasal 21
                                Musyawarah Wilayah

  (1) Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin
      oleh Kwartir Wilayah.
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Musyawarah Wilayah
      ditetapkan oleh Kwartir Wilayah.
  (3) Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas:
      a. Utusan
              1) Kwartir Wilayah
              2) Ketua Kwartir Daerah
              3) Tiga orang wakil Kwartir Daerah
              4) Ketua Kwartir Cabang
              5) Satu orang wakil Kwartir Cabang
      b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Wilayah.
  (4) Acara Musyawarah Wilayah
      a. Laporan Kwartir Wilayah
      b. Program Kerja.
      c. Pemilihan Kwartir Wilayah dan penetapan ketuanya.
      d. Pemilihan anggota Tanwir wakil Kwartir Wilayah
      e. Masalah HW dalam Wilayah
      f. Usul-usul
  (5) Setiap utusan Musyawarah Wilayah mempunyai hak suara, dan bicara, sedangkan
      peninjau mempunyai hak bicara, tetapi tidak mempunyai hak suara.
  (6) Keputusan Musyawarah Wilayah berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Wilayah
      paling lambat satu setengah bulan setelah Musyawarah Wilayah.
  (7) Pada waktu Musyawarah Wilayah dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak
      mengganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Wilayah.

                                    Pasal 22
                                Musyawarah Daerah

  (1) Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh dan atas tangungjawab serta dipimpin oleh
      Kwartir Daerah.
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib, dan susunan acara Musyawarah Daerah
      ditetapkan oleh Kwartir Daerah.
  (3) Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas:
      a. Utusan
              1) Kwartir Daerah
              2) Ketua Kwartir Cabang
              3) Dua orang wakil Kwartir Cabang
              4) Ketua Qabilah
              5) Satu orang wakil Qabilah
      b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Daerah.
  (4) Acara Musyawarah Daerah adalah:
      a. Laporan Kwartir Daerah.
      b. Program Kerja.
      c. Pemilihan Kwartir Daerah dan penetapan Ketua.
      d. Masalah HW dalam Daerah
      e. Usul-usul

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                               17
(5) Setiap utusan mempunyai hak suara dan bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak
      bicara tetapi tidak mempunyai hak suara.
  (6) Keputusan Musyawarah Daerah berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Daerah
      paling lambat satu bulan setelah Musyawarah Daerah.
  (7) Pada waktu Musyawarah Daerah dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak
      menggganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Daerah.

                                      Pasal 23
                                 Musyawarah Cabang

  (1) Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh dan atas tangungjawab serta dipimpin oleh
      Kwartir Cabang.
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib, dan susunan acara Musyawarah Cabang
      ditetapkan oleh Kwartir Cabang.
  (3) Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas:
      a. Utusan
              1) Kwartir Cabang
              2) Ketua Qabilah
              3) Tiga orang wakil Qabilah
      b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Cabang.
  (4) Acara Musyawarah Cabang :
      c. Laporan Kwartir Cabang.
      d. Program Kerja
      e. Pemilihan Kwartir Cabang dan penetapan Ketua.
      f. Masalah HW dalam Cabang
      g. Usul-usul
  (5) Setiap utusan mempunyai hak suara dan bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak
      bicara tetapi tidak mempunyai hak suara.
  (6) Keputusan Musyawarah Cabang berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Cabang
      paling lambat satu bulan setelah Musyawarah Cabang.
  (7) Pada waktu Musyawarah Cabang dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak
      menggganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Cabang.

                                      Pasal 24
                                 Musyawarah Qabilah

  (1) Musyawarah Qabilah diselenggarakan oleh dan atas tangungjawab serta dipimpin
      oleh Pimpinan Qabilah.
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib, dan susunan acara Musyawarah Qabilah
      ditetapkan oleh Pimpinan Qabilah.
  (3) Peserta Musyawarah Qabilah terdiri atas:
      a. Utusan
              1) Pimpinan Qabilah
              2) Pimpinan Satuan
      b. Peninjau, yang diundang oleh Qabilah.
  (4) Acara Musyawarah Qabilah :
      c. Laporan Qabilah.
      d. Program Kerja
      e. Pemilihan Pimpinan Qabilahdan penetapan Ketua
      f. Masalah HW dalam Qabilah

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                    18
g. Usul-usul
  (5) Setiap utusan mempunyai hak suara dan bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak
      bicara tetapi tidak mempunyai hak suara.
  (6) Keputusan Musyawarah Qabilah berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Qabilah
      paling lambat setengah bulan setelah Musyawarah Qabilah.
  (7) Pada waktu Musyawarah Qabilah dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak
      menggganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Qabilah.

                                     Pasal 25
                               Pengambilan Keputusan

  (1) Pengambilan Keputusan Muktamar, Tanwir, Muktamar Luar Biasa, Musyawarah
      Wilayah, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang, dan Musyawarah Qabilah,
      Rapat Pimpinan, dan rapat-rapat lainnya diusahakan dengan cara mufakat.
  (2) Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan suara
      dengan suara terbanyak.
  (3) Pemungutan suara dapat dilakukah secara terbuka atau tertutup/rahasia.

                                      BAB V
                                      RAPAT

                                      Pasal 26
                                   Rapat Pimpinan

  (1) Rapat Pimpinan pada tingkat Kwartir (Wilayah, Daerah, dan Cabang) dan tingkat
      Qabilah diselengarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir
      pada tingkatnya masing-masing dan Pimpinan Qabilah sekurang-kurangnya satu kali
      dalam satu masa jabatan.
  (2) Ketentuan tentang pelaksanaan tata tertib, dan susunan acara Rapat Pimpinan
      ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara.
  (3) Acara Rapat Pimpinan :
      a. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
      b. Masalah mendesak
      c. Masalah kebijakan organisasi
      d. Usul-usul
  (4) Peserta Rapat Pimpinan
      a. Tingkat Kwartir Wilayah
               Utusan
                      Kwartir Wilayah
                      Ketua Kwartir Daerah
                      Tiga orang wakil Kwartir Daerah
               Peninjau yang diundang oleh Kwartir Wilayah
      b. Tingkat Kwartir Daerah
               Utusan
                        Kwartir Daerah
                      Ketua Kwartir Cabang
                      Dua orang wakil Kwartir Cabang
               Peninjau yang diundang oleh Kwartir Daerah
      c. Tingkat Kwartir Cabang
               Utusan

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                               19
 Kwartir Cabang
                     Ketua Kwartir Cabang
                     Ketua Pimpinan Qabilah
                     Dua orang wakil Pimpinan Qabilah
               Peninjau yang diundang oleh Kwartir Cabang
      d. Tingkat Pimpinan Qabilah
               Utusan
                     Pimpinan Qabilah
                     Pimpinan Satuan
               Peninjau yang diundang oleh Pimpinan Qabilah.
  (5) Setiap utusan Rapat Pimpinan pada masing-masing tingkat tersebut mempunyai hak
      suara dan hak bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak bicara, tetapi tidak
      mempunyai hak suara.
  (6) Keputusan Rapat Pimpinan pada masing-masing tingkat tersebut berlaku setelah
      ditanfidzkan oleh Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan
      Qabilah.

                                      Pasal 27
                                     Rapat Kerja

  (1) Rapat Kerja Kwartir (Pusat, Wilayah, Daerah, dan Cabang) dan Pimpinan Qabilah
      diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir pada
      tingkatnya masing-masing dan Pimpinan Qabilah.
  (2) Rapat Kerja Kwartir (Pusat, Wilayah, Daerah, dan Cabang) untuk membahas
      pelaksanaan program dan diselenggarakan sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu
      masa jabatan.
  (3) Rapat Kerja Pimpinan Qabilkah untuk membahas pelaksanaan program dan
      diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam masa jabatan.
  (4) RapatKerja tersebut dihadiri oleh :
      a. Tingkat Kwartir Pusat
              Kwartir Pusat
              Ketua dan Sekretaris Kwartir Wilayah
      b. Tingkat Kwartir Wilayah
              Kwartir Wilayah
              Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah
      c. Tingkat Kwartir Daerah
              Kwartir Daerah
              Ketua dan Sekretaris Kwartir Cabang
      d. Tingkat Kwartir Cabang
              Kwartir Cabang
              Ketua dan Sekretaris Pimpinan Qabilah
      e. Tingkat Pimpinan Qabilah
              Pimpinan Qabilah
              Pimpinan Satuan
  (5) Keputusan Rapat Kerja berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir (Wilayah, Daerah,
      dan Cabang) dan Pimpinan Qabilah.

                                BAB VI
                   LAMBANG, SIMBOL, MARS, DAN HIMNE


BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                               20
Pasal 28
                                 Lambang dan Simbol

  (1) Lambang Hizbul Wathan adalah lingkaran dengan gambar matahari bersinar utama
      dua belas dengan monogram HW di tengahnya, yang selanjutnya disebut Lambang
      HW.
  (2) Sinar utama Matahari sebanyak dua belas di dalamnya terdapat monogram HW
      bermakna bahwa setiap pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi
      muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
  (3) Simbol HW sebagai jati diri adalah lingkaran dengan gambar sekuntum bunga melati
      yang di bawahnya terdapat pita bertuliskan “Fastabiqul khairat” dalam huruf Arab,
      yang bermakna “Berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan”
  (4) Kuncup Melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima
      helai bermakna rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam bermakna Rukun Iman.
      Dua lembar daun berarti dua kalimah Syahadat, ditopang oleh selembar pita
      berbentuk mulut tertawa, artinya Pandu itu selalau bahagia, dalam pita bertuliskan
      fastabiqul khairat (dengan tulisan arab) yang artinya berlomba-lomba dalam
      kebajikan.

                                       Pasal 29
                                       Bendera

  (1) Bendera resmi HW berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan lebar dan
      panjangnya dua banding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis
      kuning berselang-seling. Di sudut sebelah kiri atas terdapat lambang HW berwarna
      putih di atas dasar persegi panjang hijau, dengan ukuran lebar dan panjang, masing-
      masing sepertiga lebar dan sepertiga panjang bendera.
  (2) Garis hijau berjumlah enam bermakna Rukun Iman, dan garis kuning berjumlah lima
      bermakna Rukun Islam.
  (3) Ukuran bendera resmi sama untuk seluruh tingkatan dan qabilah, yaitu 90 cm. X 135
      cm.
  (4) Bendera Penghela, Pengenal, Athfal disesuaikan dengan ciri khas dan kebanggaan
      masing-masing.

                                       Pasal 30
                              Mars dan Himne Pandu HW

  (1) Mars resmi HW adalah “MARS HW”.
  (2) Himne HW adalah ”HIZBUL WATHAN PANDUKU”.

                                BAB VIII
                      PAKAIAN SERAGAM DAN ATRIBUT

                                       Pasal 31
                                   Pakaian Seragam

  (1) Sebagai gerakan kepanduan untuk anak, remaja dan pemuda, pandu HW memiliki
      pakaian seragam yang berfungsi untuk menyatakan jati diri, memperkuat jiwa karsa,
      menambah daya tarik, mengendalikan disiplin, menjalin kebersamaan, dan
      mencerminkan kerapian.


BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                 21
(2) Sesuai dengan ciri pandu HW, maka seragam tersebut harus memenuhi norma agama,
        pendidikan, berdaya tarik bagi anak didik, cocok untuk kegiatan di lapangan, selaras
        dengan perkembangan zaman, dan mengandung makna.
    (3) Ketentuan umum pakaian seragam, warnanya sama sedangkan modelnya disesuaikan
        untuk berbagai kelompok anak didik, jabatan, laki-laki dan perempuan.
    (4) Warna sama yang dimaksud adalah:
           a. Baju/blouse      : khaki tua
           b. Celana/Rok      : biru tua
           c. Tutup kepala : disesuaikan dengan kelompok dan jabatan
           d. Setangan leher : hijau tua
           e. Ikat pinggang : warna hitam/coklat
           f. Sepatu : hitam
    (5) Di samping pakaian seragam baku, dapat diadakan pakaian tambahan yang lebih
        cocok untuk kegiatan lapangan maupun keperluan lainnya.
.
                                          Pasal 32
                                          Atribut

    (1) Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan oleh anggota pandu untuk menunjukkan
        jabatan, jenjang, tingkat kecakapan, satuan, dan daerah.
    (2) Model, bentuk dan warna atribut harus menarik, anggun, dan membanggakan.

                                      BAB VIII
                                 KODE KEHORMATAN

                                        Pasal 33
                                 Kode Kehormatan Umum

    (1) Kode Kehormatan Pandu HW merupakan jiwa, semangat, dan keterikatan sebagai
        Pandu, baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
    (2) Kode Kehormatan Pandu HW terdiri atas Janji dan Undang-Undang HW.
        a. Janji Pandu diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika dilantik menjadi
           anggota dan merupakan komitmen awal untuk mengikatkan diri dalam menetapi
           dan menepati janji tersebut.
        b. Undang-Undang Pandu merupakan ketentuan moral untuk dijadikan kebiasaan
           diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat yang berakhlaq
           mulia
    (3) Pengucapan Janji selalu diawali dengan basmalah, disambung dengan dua kalimat
        syahadat berikut artinya.
    (4) Kode Kehormatan Pandu HW, diucapkan pada saat pelantikan anggota, pelatihan, dan
        kegiatan lain yang diatur dalam Buku Peraturan Dasar.
    (5) Kode Kehormatan merupakan landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud
        dan tujuan HW.

                                       Pasal 34
                            Kode Kehormatan bagi Pandu Athfal

    (1) Janji Athfal:
        Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:
        Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah.
        Dua, selalu menurut Undang-Undang Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan.

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                    22
(2) Undang-Undang Athfal:
      Satu, Athfal itu selalu setia dan berbakti pada ayah dan bunda
      Dua, Athfal itu selalu berani dan teguh hati.

                                         Pasal 35
                            Kode Kehormatan bagi Pandu Pengenal,
                                  Penghela, dan Penuntun

  (1) Janji Pandu HW
      Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:
      Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang dan Tanah
      Air.
      Dua, menolong siapa saja semampu saya.
      Tiga, setia menepati Undang-Undang Pandu HW.

  (2) Undang-Undang Pandu HW
      Undang-Undang Pandu HW:
      Satu, HW selamanya dapat dipercaya.
      Dua, HW setia dan teguh hati.
      Tiga, HW siap menolong dan wajib berjasa.
      Empat, HW cinta perdamaian dan persaudaraan.
      Lima, HW sopan santun dan perwira.
      Enam, HW menyayangi semua makhluk.
      Tujuh, HW siap melaksanakan perintah dengan ikhlas.
      Delapan, HW sabar dan bermuka manis.
      Sembilan, HW hemat dan cermat.
      Sepuluh, HW suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.




              AD dan ART Hizbul Wathan ditanfiz berdasarkan :
                          SURAT KEPUTUSAN
        KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
                     No : 009/SK/B.U/Kwarpus/II/2006


                                           Ditetapkan di Yogyakarta, 29 Muharram 1427 H
                                                                     28 Februari 2006 M

            Ketua Umum,                                     Sekretaris Umum,

                   Ttd.                                            Ttd.

       HILMAN NAJIB                                     M. BACHRUN NAWAWI




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                               23
TENTANG HW
                                      (5W + 1 H)

     Apa Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Itu?
    Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan kepanduan
dalam Muhammadiyah. Kepanduan adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah yang
membentuk dan membina watak anak, remaja & pemuda dengan metode menarik,
menyenangkan dan menantang serta dilaksanakan di alam terbuka. Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang khusus dalam
bidang kepanduan Pandu HW adalah anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

   Siapakah yang Mendirikan Pandu HW?
  HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan nama semula                     “Padvinder
Muhammadiyah” dan selang dua tahun diganti dengan nama “Hizbul Wathan”

    Mengapa Kepanduan HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan?
   KH. Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena menggunakan
metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk watak generasi muda.
Beliau yakin, sistem kepanduan ini dapat digunakan sebagai sarana pembentukan kader
Muihammadiyah dan Bangsa Indonesia.
   Dengan metode kepanduan, anak, remaja dan pemuda dilatih untuk mampu menjadi
warga masyarakat yg berguna, mandiri dan berakhlak mulia.

     Mengapa HW Dibangkitkan Kembali?
    Warga Muhammadiyah melihat bahwa dalam prakteknya, kebanyakan kegiatan Pramuka
tidak seperti yang diharapkan sebagai satu kepanduan yang islami.
    Asas sukarela dalam kepanduan telah berubah menjadi instruktif di Pramuka khususnya
yg berbasis sekolah. Beberapa prinsip kepanduan telah meluntur, terutama dg intervensi
birokrasi.

     Apa Beda HW Dahulu (Sebelum Pramuka) dan HW Baru (Setelah
        Kebangkitan)
    Organisasi HW dahulu, merupakan majelis, sedangkan HW baru berstatus ortom di
lingkungan Muhammadiyah. Sistem pendidikannya tetap sama, tetapi metode dan teknik
pelatihannya disesuaikan dg tuntutan perkembangan peserta didik masa kini.
    Demikian juga seragam dan atribut yg dikenakan, diusahakan sesuai selera anak muda
dan norma agama.

     Apa Perbedaan Antara Kepanduan HW Baru Dengan Pramuka?
    Pada dasarnya HW dan Pramuka sebagai gerakan kepanduan adalah sama yg tujuannya
sama-sama mendidik anak bangsa.
    Kepanduan HW lebih menekankan kepada kepanduan islami, dengan menerapkan akidah
islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan.

     Kapan HW Didirikan? Bagaimana Perjalanan Selanjutnya?
    HW didirikan oleh KHA Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah di
Yogyakarta yg kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1920,
sehingga HW berkembang di seluruh nusantara .


BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                               24
Latihan rutin HW meliputi baris-berbaris, bermain tambur dan olahraga, kemudian
ditambah dengan PPPK dan kerohanian. Banyak pemuda yang tertarik sehingga pengikut
latihan semakin banyak. Hal itu sampai pada tahun 1942. Selama pendudukan Jepang dan
perang kemerdekaan (1942 sd 1950), kepanduan HW terpaksa tidak aktif. Th. 1950
Kepanduan HW diaktifkan kembali hingga tahun 1961. Th. 1961, dengan adanya Kepres No.
238 Th 1961, semua pandu-pandu di Indonesia melebur menjadi “PRAMUKA” termasuk
juga HW.
    Era reformasi telah mengubah pandangan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, Oleh
karena itu PP Muhammadiyah membangkitkan kembali HW pada 18 November 1999. Tahun
1999 dimulailah tahap sosialisasi HW kembali ke suluruh pimpinan-pimpinan
Muhammadiyah baik di Tingkat Wilayah, Daerah, Cabang maupun Ranting. Tahun 2005
bulan Desember diadakan Muktamar HW Pertama di Yogyakarta. Dengan semangat baru
HW berhasil mensosialisasikan HW di seluruh Tanah Air Indonesia. sebagai contoh Jawa
Tengah dari 36 Kabupaten, 34 Kabupatennya sudah mempunyai Kwartir Daerah.

     Dimana Organisasi HW?
    Struktur organisasi Gerakan Kepanduan HW disejajarkan dg Persyarikatan
Muhammadiyah:
     Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.
     Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.
     Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.
     Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.
     Tingkat Ranting disebut Qabilah
    Qabilah merupakan pimpinan terdepan, yang langsung mengkoordinir satuan-satuan anak
didik. Ranting dalam setiap cabang baik itu Athfal, Pengenal, Penghela dan Penuntun
menjadi satu Qobilah, sehingga tingkatan-tingkatan tersebut mempunyai nama Qobilah yang
sama (nama Qobilah tokoh-tokoh Pahlawan Islam)

    Organisasi Di Tingkat Peserta Didik?
         Athfal (6 – 10 th) = tingkat SD
         Pengenal (11 – 16 th) = tingkat SMP
         Penghela (17-20 th) = tingkat SMA




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                 25
Sandi-Sandi
  1) Sandi A=N
    Kunci A=N




    CONTOH :
    SANDI = FNAQV

  2) Sandi A=Z


    CONTOH
    ZUMA = AFNZ

  3) Sandi Kotak I




  4) Sandi Kotak II




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU   26
5) Sandi Kotak III




    6) Sandi Koordinat




    7) Sandi Morse
   Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan
menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail
pada tahun 1835.
   Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam
dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode
morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan
meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
E   =   .         T    =   _            R   =   ._.      F    = .._.
I   =   ..        M    =   _ _          K   =   _._      L    = ._..
S   =   ...       O    =   _ _ _        W   =   ._ _     Q    = _ _._
H   =   ....      KH   =   _ _ _ _      G   =   _ _.     Y    = _._ _
A   =   ._        N    =   _.           C   =   _._.      X    = _.._
U   =   .._       D    =   _..          J   =   ._ _ _    P    =._ _.
V   =   ..._      B    =   _...         Z   =   _ _ ..

       Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari
kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan
sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput.




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                 27
Semaphore
        Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm.
Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah
selalu berada dekat tangkainya.




                   Trik Mudah Kuasai Semaphore
      Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore
dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal
mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba........




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                 28
BARIS BERBARIS
  1. PENGERTIAN
            Baris berbaris adalah salah satu wujud latihan fisik yang diperlukan guna
     menanamkan disiplin, mempertebal rasa dan semangat patriotism serta rasa tanggung
     jawab yang tinggi sehingga di peroleh sikap lahir (ketegapan, ketangkasan, kelincahan
     dan kerapian) dan sikap batin (ketaatan, keikhlasan,berkorban, kesetiakawanan,dan
     persatuan) yang diharapkan.
  2. MAKSUD DAN TUJUAN
     a. Maksud baris berbaris adalah untuk memberikan latihan awal bela Negara sesuai
         hak dan kewajiban setiap warga Negara Indonesia seperti yang tercantum dalam
         UUD 1945.

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                  29
b. Tujuannya adalah untuk menanamkan disiplin, mempertebal rasa dan semangat
        patriotism sehingga dapat tercipta rasa tanggung jawab yang tinggi.
  3. ABA – ABA
     a. Pengertian
        Aba aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang pelatih barisan kepada
        barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut turut
     b. Macam macam aba-aba
        1) Aba aba petunjuk
            Digunakan hanya jika perlu untuk menegaskan meksud dari aba aba
            peringatan atau pelaksanaan, contoh : kepada Pembina upacara – hormay :
            Gerak !!!
        2) Aba aba peringatan
            Adalah inti perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu
            ragu, contoh : Lencang kanan : Gerak !!!!
        3) Aba aba pelaksanaan
            Adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba aba petunjuk
            dengan cara serentak atau berturut turut. Aba aba pelaksanaan yang di paki
            adalah :
            a) GERAK
                Digunakan untuk gerakan tanpa meninggalkan tempat, contoh : jalan
                ditempat: gerak !!!
            b) JALAN
                Digunakan untuk gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan
                tempat, contoh : Haluan kanan : JALAN
            c) MULAI
                Digunakan pada saat pelaksaan yang harus dikerjakan berturut turut,
                contoh : Hitung : MULAI

  4. 20 GERAKAN DASAR PBB
     a. Sikap sempurna
     b. Hormat
     c. Istirahat
     d. Berhitung
     e. Lencang kanan
     f. Lencang depan
     g. Setengah lengan lencang kanan
     h. Hadap kanan
     i. Hadap kiri
     j. Hadap Serong kanan
     k. Hadap Serong kiri
     l. Balik kanan
     m. Jalan di tempat
     n. Maju jalan
     o. Langkah tegap
     p. Langkah biasa
     q. 3 langkah kanan dan kiri

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                              30
r. 3 langkah ke depan dan belakang
       s. Haluan kanan dan kiri
       t. Ganti langkah


          Tali Temali dalam Kepanduan
       Dalam tehnik kepanduan, pada ketrampilan tali temali, kita sering mencampur
adukkan pengertian antara tali, simpul dan ikatan. Padahal ketiga unsur itu sama sekali
berbeda. Tali adalah bendanya, Simpul adalah pertemuan tali dengan tali sedangkan Ikatan
adalah pertemuan tali dengan benda lain (seperti kayu, batu dan lain-lain).

Uraian :
   a. Simpul-Simpul
         1. Simpul Turki
                     Kegunaan: Sebagai cincin kacu (hasduk/setangan leher). Sebagai
             penghias sapu.
         2. Simpul Militer
                     Kegunaan: Sebagai pengait peluit (penyimpan peluit).
         3. Simpul Mati
                     Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar.
         4. Simpul Hidup
                     Kegunaan: Untuk mengikat tiang dan mudah dibuka lagi.
         5. Simpul Jangkar
                     Kegunaan: Untuk membuat dlagbar, menalikan pada pasak, menarik
             balok, dan lain-lain.
         6. Simpul Pangkal
                     Kegunaan: Untuk mengikatkan tali pada tiang.
         7. Simpul Tiang
                     Kegunaan: Untuk mengikat leher binatang supaya tidak terjerat.
         8. Simpul Anyam
                     Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang tidak sama besar.
         9. Simpul Anyam Berganda
                     Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam
             keadaan basah atau licin.
         10. Simpul Kembar/Inggris
                     Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam
             keadaan basah.
         11. Simpul Tiang Berganda
                     Kegunaan: Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau
             sebaliknya.
         12. Simpul Erat
                     Kegunaan: Untuk memendekkan tali.
         13. Simpul Kursi
                     Kegunaan: Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau
             sebaliknya.
         14. Simpul Laso
                     Kegunaan : Untuk menjerat binatang buas.
         15. Simpul Tarik


BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                31
Kegunaan:
                  Untuk mengikatkan tali pengikat binatang pada tiang dan mudah
                    dilepaskan lagi.
                  Untuk turun ke jurang atau dari atas pohon.
          16. Simpul Tambat
                    Kegunaan : Untuk menarik benda (misal : balok kayu, dll).
          17. Simpul Prusik
                    Kegunaan : Untuk panjat tebing.
          18. Simpul Delapan
                    Kegunaan : Untuk membuat penitian tali /tali untuk merayap.


                              Kode morse




                             MENAKSIR
       Adalah mengira-ngira. Oleh karena itu apabila hasil penaksiran berbeda sedikit
dengan sebenarnya (dengan batas tertentu, kemudian disebut toleransi) sudah di anggap baik
atau benar. Adapun contoh benda ataupun tinggi dan lebar sebagai berikut :
     Menaksir lebar sungai
            Dengan cara perbandingan
            Dengan cara sudut
     Menaksir tinggi pohon
     Menaksir lebar sungai dengan cara perbandingan
            Tetapkan titik “A” disembarang sungai (bisa pohon atau batu)
            Jadikan teman kita sendiri sebagai titik”B”

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                  32
    Setelah kita tantukan titik “B” kita berjalan kea rah kiri atau sisi sejauh 10 m,
                tempat kita berdiri disebut titik “C”.
               Dari titik “C” cara berjalan lagi sejauh 5 meter di sebut titik “D”.
               Lalu dari titik “D” cara berjalan menjauhi sungai dengan pandangan melihat
                kesamping dan berhenti jika sudah melihat titik “C” dan titik “A” tepat satu
                garis lurus. Dengan demikian jarak lebar sungai adalah AB ={2*DE}


Contoh:
Diketahui :
DE = 1,5 m
DC = 5 m
CB = 10 m
Ditanyakan :
AB ..?
Penyalesaian:
                                                              A

                       ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
                       ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



                       D
                                       C                      B



                       E
       C


                                       C
 10m
                                    5m

       B                       A       D              E
                                              1,5m
BA = DE
BC DC

BA = 1,5
10    5

BA 5   = 15
AB     = 15 :5
       = 3m
      Menaksir kecepatan arus sungai
       Kita bisa coba dengan menggenangkan kertas, di ukur pada jarak tertentu sehingga di
       dapat waktu tempuh. Di hitung dengan :

                               V =S
                                  T

BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                                                         33
Lagu-lagu
                               MARS HW
Hizbul wathan Muhammadiyah sangat pesat berkembang
Diseluruh Indonesia bukan disini saja
Memegang amanahnya menjunjung agama
Teguh hati sebagai baja
Menjalankan kewajiban dengan sopan serta perwira
Sama – sama fakir dan kaya
Punya haluan sedikit bicara banyak bekerja

                              Mars WATHONI
Bangkitlah serentak panduku
Dalam derap hizbul wahton
Kibarkan kembali panjimu
Smangatmu tak pernah padam
Kita songsong masa depan
Kita siap sedia
Ber'amar ma'ruf nahi munkar
Itu amalan kita

Marilah kita laksanakan
Janji pandu dengan setia
Siap membina kader bangsa
Yang berbudi dan perwira

Hizbul wathonku ayo maju
Derma bakti menantimu
Demi negriku yang tercinta
Aku wajib berjaga




BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU                34
BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU   35
BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU   36

More Related Content

What's hot

PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....
PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....
PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....QoriElmachzumy
 
Kerangka manusia
Kerangka manusiaKerangka manusia
Kerangka manusiarohis
 
(Penjaskes) Badminton / Bulu Tangkis
(Penjaskes) Badminton / Bulu Tangkis(Penjaskes) Badminton / Bulu Tangkis
(Penjaskes) Badminton / Bulu TangkisGita Ardeny
 
Laporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17an
Laporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17anLaporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17an
Laporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17anRyan Downing
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016Yeni Rahayu
 
Contoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur IIContoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur IIlingga prasetyo
 
Laporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdf
Laporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdfLaporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdf
Laporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdfND Arisanti
 
Rpp pramuka penggalang
Rpp pramuka penggalangRpp pramuka penggalang
Rpp pramuka penggalangYus Choirul
 
Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selresky r.p
 
Laporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharram
Laporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharramLaporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharram
Laporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharramUtami Putri
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourDede Adi Nugraha
 
Kontrak belajar
Kontrak belajarKontrak belajar
Kontrak belajarsidiart
 
Metode membina penggalang
Metode membina penggalangMetode membina penggalang
Metode membina penggalangNas Rulloh
 
Proposal Jalan Santai
Proposal Jalan SantaiProposal Jalan Santai
Proposal Jalan SantaiRessa
 
Presiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowi
Presiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowiPresiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowi
Presiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowiFelix net
 

What's hot (20)

Materi kepramukaan
Materi kepramukaanMateri kepramukaan
Materi kepramukaan
 
PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....
PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....
PROGRAM SATU TAHUN EKSTRAKULIKULER BOLA FUTSAL MTS N 1 BENGKULU UTARA - Copy....
 
Proposal study tour
Proposal study tourProposal study tour
Proposal study tour
 
Kerangka manusia
Kerangka manusiaKerangka manusia
Kerangka manusia
 
(Penjaskes) Badminton / Bulu Tangkis
(Penjaskes) Badminton / Bulu Tangkis(Penjaskes) Badminton / Bulu Tangkis
(Penjaskes) Badminton / Bulu Tangkis
 
Laporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17an
Laporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17anLaporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17an
Laporan pertanggung jawaban pendidikan kel 36 17an
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
 
Masa pemerintahan gus dur
Masa pemerintahan gus durMasa pemerintahan gus dur
Masa pemerintahan gus dur
 
Sku penggalang
Sku penggalangSku penggalang
Sku penggalang
 
Contoh Proposal Pramuka
Contoh Proposal Pramuka Contoh Proposal Pramuka
Contoh Proposal Pramuka
 
Contoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur IIContoh Laporan Study TOur II
Contoh Laporan Study TOur II
 
Laporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdf
Laporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdfLaporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdf
Laporan Pertanggungjawaban Acara Wisuda dan Pelepasan Santri.pdf
 
Rpp pramuka penggalang
Rpp pramuka penggalangRpp pramuka penggalang
Rpp pramuka penggalang
 
Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan sel
 
Laporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharram
Laporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharramLaporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharram
Laporan pertanggung jawaban kegiatan 1 muharram
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
 
Kontrak belajar
Kontrak belajarKontrak belajar
Kontrak belajar
 
Metode membina penggalang
Metode membina penggalangMetode membina penggalang
Metode membina penggalang
 
Proposal Jalan Santai
Proposal Jalan SantaiProposal Jalan Santai
Proposal Jalan Santai
 
Presiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowi
Presiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowiPresiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowi
Presiden dan wakilnya dari yang 1 sampai jokowi
 

Viewers also liked

Cara Menanamkan Janji dan Undang Undang Pandu Hizbul Wathan
Cara Menanamkan Janji dan Undang  Undang Pandu Hizbul WathanCara Menanamkan Janji dan Undang  Undang Pandu Hizbul Wathan
Cara Menanamkan Janji dan Undang Undang Pandu Hizbul WathanZie Zhua
 
Internet untuk Pandu Hizbul Wathan
Internet untuk Pandu Hizbul WathanInternet untuk Pandu Hizbul Wathan
Internet untuk Pandu Hizbul WathanZie Zhua
 
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangGerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangKetut Darmanto Saputro
 
Lampiran 2: SK Tim Pegembang Kurikulum
Lampiran 2: SK Tim Pegembang KurikulumLampiran 2: SK Tim Pegembang Kurikulum
Lampiran 2: SK Tim Pegembang KurikulumGie Hartanto
 
Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014
Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014
Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014Hendrik Tobing
 
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitarBuku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitarputrajulianhakim
 

Viewers also liked (7)

Cara Menanamkan Janji dan Undang Undang Pandu Hizbul Wathan
Cara Menanamkan Janji dan Undang  Undang Pandu Hizbul WathanCara Menanamkan Janji dan Undang  Undang Pandu Hizbul Wathan
Cara Menanamkan Janji dan Undang Undang Pandu Hizbul Wathan
 
Internet untuk Pandu Hizbul Wathan
Internet untuk Pandu Hizbul WathanInternet untuk Pandu Hizbul Wathan
Internet untuk Pandu Hizbul Wathan
 
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilangGerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
Gerakan kepanduan hizbul wathan menemukan karakter bangsa yang hilang
 
Lampiran 2: SK Tim Pegembang Kurikulum
Lampiran 2: SK Tim Pegembang KurikulumLampiran 2: SK Tim Pegembang Kurikulum
Lampiran 2: SK Tim Pegembang Kurikulum
 
Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014
Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014
Putusan sidang mk pembatalan uu koperasi telahucap-28-mei2014
 
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitarBuku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
Buku kumpulan lirik lagu indonesia + kunci gitar
 
Presentasi Bela Negara
Presentasi Bela NegaraPresentasi Bela Negara
Presentasi Bela Negara
 

Similar to Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

Assalwa Profile
Assalwa ProfileAssalwa Profile
Assalwa Profilebro09
 
Ad hasil munaslub tahun 2012
Ad hasil munaslub tahun 2012Ad hasil munaslub tahun 2012
Ad hasil munaslub tahun 2012Andi Darussalam
 
Art hasil munaslub tahun 2012
Art hasil munaslub tahun 2012Art hasil munaslub tahun 2012
Art hasil munaslub tahun 2012Andi Darussalam
 
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaRevitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaDrs. HM. Yunus
 
KMD XII-VII.pptx
KMD XII-VII.pptxKMD XII-VII.pptx
KMD XII-VII.pptxagus251324
 
Untuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusia
Untuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusiaUntuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusia
Untuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusianiagahoster
 
Sosialisasi UU Kepemudaan 2016.ppt
Sosialisasi UU Kepemudaan 2016.pptSosialisasi UU Kepemudaan 2016.ppt
Sosialisasi UU Kepemudaan 2016.pptMustaqimMus
 
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.pptMenjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.pptMuhammad Hanafi
 
Ad art bkprmi
Ad art bkprmiAd art bkprmi
Ad art bkprmiAdy Tomo
 

Similar to Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (20)

kemuhammadiyahan.ppt
kemuhammadiyahan.pptkemuhammadiyahan.ppt
kemuhammadiyahan.ppt
 
kemuhammadiyahan.ppt
kemuhammadiyahan.pptkemuhammadiyahan.ppt
kemuhammadiyahan.ppt
 
Assalwa Profile
Assalwa ProfileAssalwa Profile
Assalwa Profile
 
Ad hasil munaslub tahun 2012
Ad hasil munaslub tahun 2012Ad hasil munaslub tahun 2012
Ad hasil munaslub tahun 2012
 
PHOTOTALK HAFIZ
PHOTOTALK HAFIZPHOTOTALK HAFIZ
PHOTOTALK HAFIZ
 
Art hasil munaslub tahun 2012
Art hasil munaslub tahun 2012Art hasil munaslub tahun 2012
Art hasil munaslub tahun 2012
 
Anggaran dasar gerakan pramuka
Anggaran dasar gerakan pramukaAnggaran dasar gerakan pramuka
Anggaran dasar gerakan pramuka
 
Anggaran dasar gerakan pramuka
Anggaran dasar gerakan pramukaAnggaran dasar gerakan pramuka
Anggaran dasar gerakan pramuka
 
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaRevitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
 
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islamPendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
 
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islamPendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
 
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islamPendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
Pendidikan dan pengetahuan anak menurut islam
 
KMD XII-VII.pptx
KMD XII-VII.pptxKMD XII-VII.pptx
KMD XII-VII.pptx
 
Untuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusia
Untuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusiaUntuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusia
Untuk Kepentingan Pendidikan Bagi manusia
 
Sosialisasi UU Kepemudaan 2016.ppt
Sosialisasi UU Kepemudaan 2016.pptSosialisasi UU Kepemudaan 2016.ppt
Sosialisasi UU Kepemudaan 2016.ppt
 
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.pptMenjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
 
Ad art bkprmi
Ad art bkprmiAd art bkprmi
Ad art bkprmi
 
Ke IMM an .pptx
Ke IMM an .pptxKe IMM an .pptx
Ke IMM an .pptx
 
Anggaran dasar
Anggaran dasarAnggaran dasar
Anggaran dasar
 
Proposal konbes iv 2017 ex
Proposal konbes iv 2017 exProposal konbes iv 2017 ex
Proposal konbes iv 2017 ex
 

More from azzam zukhrofani iman

Pemanfaatan nuklir dalam berbagai bidang
Pemanfaatan nuklir dalam berbagai bidangPemanfaatan nuklir dalam berbagai bidang
Pemanfaatan nuklir dalam berbagai bidangazzam zukhrofani iman
 
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang KehidupanPeran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupanazzam zukhrofani iman
 
latihan Analisis Numerik dengan metode secant
latihan Analisis Numerik dengan metode secantlatihan Analisis Numerik dengan metode secant
latihan Analisis Numerik dengan metode secantazzam zukhrofani iman
 
Demokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi Indonesia
Demokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi IndonesiaDemokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi Indonesia
Demokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi Indonesiaazzam zukhrofani iman
 
Radiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikanRadiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikanazzam zukhrofani iman
 
Latihan UAS Fisika semester 1 kelas XII
Latihan UAS Fisika semester 1 kelas XIILatihan UAS Fisika semester 1 kelas XII
Latihan UAS Fisika semester 1 kelas XIIazzam zukhrofani iman
 

More from azzam zukhrofani iman (18)

Pemanfaatan nuklir dalam berbagai bidang
Pemanfaatan nuklir dalam berbagai bidangPemanfaatan nuklir dalam berbagai bidang
Pemanfaatan nuklir dalam berbagai bidang
 
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang KehidupanPeran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
 
latihan Analisis Numerik dengan metode secant
latihan Analisis Numerik dengan metode secantlatihan Analisis Numerik dengan metode secant
latihan Analisis Numerik dengan metode secant
 
Demokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi Indonesia
Demokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi IndonesiaDemokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi Indonesia
Demokrasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan Konstitusi Indonesia
 
Radiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikanRadiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikan
 
Makalah model atom Rutherford
Makalah model atom RutherfordMakalah model atom Rutherford
Makalah model atom Rutherford
 
Latihan UAS Fisika semester 1 kelas XII
Latihan UAS Fisika semester 1 kelas XIILatihan UAS Fisika semester 1 kelas XII
Latihan UAS Fisika semester 1 kelas XII
 
Ringkasan Tenses
Ringkasan TensesRingkasan Tenses
Ringkasan Tenses
 
permainan tangan buat otak
permainan tangan buat otak permainan tangan buat otak
permainan tangan buat otak
 
Bocah bocah jenius TI
Bocah bocah jenius TIBocah bocah jenius TI
Bocah bocah jenius TI
 
Fakta menarik tentang mendengkur
Fakta menarik tentang mendengkurFakta menarik tentang mendengkur
Fakta menarik tentang mendengkur
 
Tabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan FungsinyaTabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan Fungsinya
 
Naskah drama Tom & Jeki
Naskah drama  Tom & JekiNaskah drama  Tom & Jeki
Naskah drama Tom & Jeki
 
Bahaya minuman pembangkit energi
Bahaya minuman pembangkit energiBahaya minuman pembangkit energi
Bahaya minuman pembangkit energi
 
Awas sepatu lari picu patah tulang
Awas sepatu lari picu patah tulangAwas sepatu lari picu patah tulang
Awas sepatu lari picu patah tulang
 
Ambisi sang naga diantariksa
Ambisi sang naga diantariksaAmbisi sang naga diantariksa
Ambisi sang naga diantariksa
 
Otak besar tak selalu pintar
Otak besar tak selalu pintarOtak besar tak selalu pintar
Otak besar tak selalu pintar
 
14 Rahasia otak kita
14 Rahasia otak kita14 Rahasia otak kita
14 Rahasia otak kita
 

Recently uploaded

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

  • 1. ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN MUQADDIMAH Bismillaahirrahmaanirrahiimi Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dan Tajdid, beraqidah Islam, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah, bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bergerak dalam segala bidang kehidupan, antara lain bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Bahwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan harus diperjuangkan secara terus menerus antara lain dengan membina generasi muda yang memiliki aqidah, fisik dan mental kuat, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah. Allah berfirman:                 “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandaimya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mengucapkan perkataan yang benar.” [Q.S. An Nisaa’ (4): 9] Bahwa membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh iman, mempergiat ibadah, mempertinggi akhlaq, dan meningkatkan semangat jihad sehingga menjadi manusia muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa, merupakan bagian dari usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya. Gerakan kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom, mempunyai visi dan mengemban misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja, dan pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa. Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk anak, remaja, dan pemuda dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang, dalam rangka membentuk warga negara yang berguna dan mandiri. Dalam mewujudkan cita-cita di atas, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan 18 November 1999 M, Persyarikata Muhammadiyah membangkitkan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, yang dalam seluruh kegiatannya bersemboyan Fastabiqul khairat (berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan). BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 1
  • 2.                        Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya (sendiri) yang menghadap kepada-Nya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan”. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu” [Q.S.Al-Baqarah (2):148]. Untuk landasan dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan disusunlah Anggaran Dasar sebagai berikut: BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah adalah Hizbul Wathan disingkat HW. Pasal 2 Waktu HW didirikan di Yogyakarta pada tahun 1336 H. (Hijriyah) / 1918 M (Miladiyah) dan dibangkitkan kembali pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1999 M oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan surat keputusan nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan dipertegas dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H / 2 Februari 2003 untuk waktu yang tidak ditentukan. Pasal 3 Tempat Kedudukan (1) Kedudukan pusat HW di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta. (2) Di Jakarta Ibu Kota Negara Republik Indonesia, dibentuk perwakilan istimewa Kwartir Pusat HW. (3) Kegiatan HW diselenggarakan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. BAB II ASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN Pasal 4 Asas HW berasas Islam. Pasal 5 BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 2
  • 3. Maksud dan Tujuan Maksud HW adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimah dengan tujuan untuk terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa. BAB III SIFAT, IDENTITAS, DAN CIRI KHAS Pasal 6 Sifat HW adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di luar lingkungan keluarga dan sekolah, bersifat nasional, terbuka, dan sukarela serta tidak terkait dan tidak berorientasi pada partai politik. Pasal 7 Identitas (1) HW adalah kepanduan islami, artinya dalam melaksanakan metode kepanduan adalah untuk menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia. (2) HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan. Pasal 8 Ciri Khas (1) Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya disesuaikan kepentingan, kebutuhan, sutuasi, kondisi maasyarakat, serta kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah. (2) Prinsip Dasar Kepanduan adalah : a. pengamalan akidah Islamiah b. pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam c. pengamalan kode kehormatan pandu. (3) Metode pendidikan : a. pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu; b. kegiatan dilakukan di alam terbuka; c. pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang d. penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan e. sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri. BAB IV USAHA Pasal 9 Macam-macam usaha BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 3
  • 4. Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW berusaha: 1. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan pemuda muslim; 2. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan untuk para pelatih, pimpinan dan pemimpin anak didik; 3. mengembangkan HW di seluruh Indonesia; 4. mengadakan kerjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri. 5. memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan, Tanah air, dan Bangsa; 6. menumbuhkan rasa persaya diri, rasa bertanggung jawab, sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif, disiplin, dan istiqamah; 7. melakukan usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan HW. BAB V KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, DAN HAK Pasal 10 Keanggotaan Anggota HW adalah warga negara Republik Indonesia, beragama Islam, terdiri dari: anggota biasa, anggota pembina, dan anggota kehormatan. Pasal 11 Kewajiban dan Hak 1. Setiap anggota Kepanduan HW mempunyai kewajiban dan hak. 2. Kewajiban dan hak anggota Kepanduan HW diatur dalam anggaran Rumah Tangga BAB VI SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI Pasal 12 Susunan Organisasi Susunan organisasi HW dari atas ke bawah secara bertingkat sebagai berikut : 1. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara 2. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi 3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten 4. Cabang ialah kesatuan Qabilah dalam satu Kecamatan 5. Qabilah ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan. Pasal 13 Penetapan Organisasi (1) Penetapan organisasi tingkat Pusat dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2) Penetapan organisasi tingkat Wilayah, tingkat Daerah, tingkat Cabang , dan tingkat Qabilah masing-masing dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan Kwartir setingkat di atasnya. (3) Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan lain. (4) Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil keputusan lain BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 4
  • 5. BAB VII KWARTIR Pasal 14 Pengertian dan Ketentuan (1) Kwartir adalah nama sebutan pimpinan pada tingkat Pusat, tingkat Wilayah, tingkat Daerah, dan tingkat Cabang yang dalam melaksanakan kepemimpinan pada tingkat masing-masing bersifat kolektif-kolegial. Sedangkan pada tingkat Qabilah disebut Pimpinan Qabilah. (2) Kwartir Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar dan di antara calon terpilih dipilih Ketua Umum. (3) Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah pada tingkatnya masing-masing. Siapa diantara mereka yang terpilih mendapatkan suara terbanyak ditetapkan oleh Musyawarah pada tingkatnya masing-masing menjadi Ketua Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah. (4) Pengesahan diatur sebagai berikut : a. Kwartir Pusat dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah b. Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah dilakukan oleh Kwartir setingkat di atasnya. . Pasal 15 Pemilihan Kwartir (1) Anggota Kwartir dan Pimpinan Qabilah adalah anggota Muhammadiyah dan anggota HW. (2) Pemilihan Kwartir dan Pimpinan Qabilah dapat dilakukan secara langsung atau formatur Pasal 16 Masa Jabatan dan Serah terima Jabatan (1) Masa jabatan Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang masing-masing lima tahun. (2) Serahterima jabatan Kwartir Pusat dilakukan pada waktu Muktamar. Sedangkan serahterima jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah dilakukan setelah disahkan oleh Kwartir setingkat di atasnya. BAB VIII PERMUSYAWARATAN Pasal 17 Muktamar Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW, diselenggarakan oleh Kwartir Pusat, diadakan satu kali dalam lima tahun, serta dihadiri oleh Kwartir Pusat, anggota Tanwir dari Kwartir Wilayah, dan utusan Kwartir Daerah. Pasal 18 BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 5
  • 6. Tanwir Tanwir adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh Kwartir Pusat diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam masa jabatan Kwartir Pusat, serta dihadiri oleh Kwartir Pusat dan anggota Tanwir dari Kwartir Wilayah. Pasal 19 Muktamar Luar Biasa Apabila dipandang perlu oleh Kwartir Pusat atau keputusan Tanwir dapat diselenggarakan Muktamar Luar Biasa. Pasal 20 Musyawarah Wilayah Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Wilayah, diselenggarakan oleh Kwartir Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun, serta dihadiri oleh Kwartir Wilayah, utusan Kwartir Daerah, dan utusan Kwartir Cabang. Pasal 21 Musyawarah Daerah Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Daerah, diselenggarakan oleh Kwartir Daerah diadakan satu kali dalam lima tahun serta dihadiri oleh Kwartir Daerah, utusan Kwartir Cabang dan utusan Pimpinan Qabilah . Pasal 22 Musyawarah Cabang Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan HW dalam Kwartir Cabang, diselenggarakan oleh Kwartir Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun, serta dihadiri oleh Kwartir Cabang, dan utusan Pimpinan Qabilah. Pasal 23 Musyawarah Qabilah Musyawarah Qabilah HW adalah permusyawaratan HW dalam Qabilah, diselenggarakan oleh Pimpinan Qabilah diadakan setiap dua tahun sekali,serta dihadiri Pimpinan Qabilah. Pasal 24 Peraturan Permusyawaratan (1) Setiap Musyawarah, baik yang diselenggarakan di tingkat Wilayah, tingkat Daerah, tingkat Cabang maupun di tingkat Qabilah mengundang Kwartir setingkat di atasnya. (2) Keputusan-keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 17 sampai dengan 23 diambil secara mufakat atau dengan suara terbanyak BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 6
  • 7. BAB XI RAPAT DAN TANFIDZ Pasal 25 Rapat Pimpinan Rapat Pimpinan tingkat Kwartir dan tingkat Pimpinan Qabilah adalah rapat pimpinan pada tingkat Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Pimpinan Qabilah untuk membahas masalah mendesak dan kebijakan organisasi. Pasal 26 Rapat Kerja Rapat kerja Kwartir dan Pimpinan Qabilah adalah rapat pada tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah untuk membahas dan memutuskan penyelenggaraan program Pasal 27 Tanfidz (1) Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir dan Pimpinan Qabilah serta Rapat Kerja yang dilakukan oleh Kwartir pada tingkatnya masing-masing dan Pimpinan Qabilah. (2) Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir dan Pimpinan Qabilah serta Rapat Kerja berlaku sejak ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah. BAB X KEKAYAAN DAN PENGAWASAN Pasal 28 Kekayaan Kekayaan HW diperoleh dari: (1) Uang pangkal, iuran anggota, dan bantuan yang tidak mengikat. (2) Zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf. (3) Usaha lain yang halal dan sah. Pasal 29 Pengawasan (1) Untuk mengawasi gerak dan langkah organisasi diadakan sistem pengawasan. (2) Pengawasan meliputi: sumber daya manusia, keuangan, dan harta kekayaan organisasi. (3) Pembentukan, kedudukan, tugas, dan wewenang pengawas diatur dalam peraturan tersendiri. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 7
  • 8. BAB XI LAMBANG, SIMBOL, BENDERA, MARS, DAN HIMNE Pasal 30 Lambang dan Simbol (1) Lambang HW adalah lingkaran matahari bersinar utama dua belas dan di tengahnya tertulis inisial HW. (2) Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan FASTABIQUL KHAIRAT Pasal 31 Bendera Bendera resmi HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan panjangnya dua banding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning mendatar berselang-seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau. Pasal 32 Mars dan Himne HW mempunyai Mars dan Himne yang menyatakan jati diri dan perjuangannya dalam bentuk lirik lagu yang bernada dan berirama. BAB XII KODE KEHORMATAN Pasal 33 Janji dan Undang-Undang Pandu (1) Kode kehormatan merupakan janji, semangat, dan akhlak pandu HW, baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. (2) Kode kehormatan pandu HW adalah janji pandu HW dan undang-undang pandu HW. BAB XIII ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 34 Penetapan Anggaran Rumah Tangga (1) Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran Dasar. (2) Perubahan Anggaran Rumah Tangga diputuskan dan disahkan oleh Tanwir atas usul Kwartir Pusat HW. BAB XIV ANGGARAN DASAR Pasal 35 Perubahan Anggaran Dasar BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 8
  • 9. (1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Muktamar yang mengagendakan acara Perubahan Anggaran Dasar, atas usul Tanwir, yang dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Kwartir Wilayah yang ada. (2) Perubahan Anggaran Dasar diputuskan oleh Muktamar. BAB XV PEMBUBARAN Pasal 36 Pembubaran (1) HW hanya dapat dibubarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2) Jika HW dibubarkan, kekayaan organisasi akan diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah. BAB XVI PENUTUP Pasal 37 Penutup (1) Hal-hal yang belum disebut dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Buku Peraturan Dasar, atau petunjuk lain yang akan ditetapkan kemudian. (2) Anggaran Dasar ini disahkan dan diputuskan oleh Muktamar I hizbul Wathan di Yogyakarta pada tanggal 27-29 Dzulqa’dah 1426 H bertepatan dengan tanggal 29-31 Desember 2005 M dan dinyatakan berlaku sejak ditanfidzkan. (3) Anggaran Dasar ini sebagai pengganti Anggaran Dasar sebelumnya yang dinyatakan tidak berlaku lagi. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 9
  • 10. ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT Pasal 1 Nama (1) Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, disingkat HW, adalah organisasi kepanduan dalam Muhammadiyah. (2) Sebagai satu gerakan, berarti setiap anggota harus aktif mengamalkan dan menyebar- luaskan maksud dan tujuan HW. (3) Arti Hizbul Wathan adalah Pembela Tanah Air. Pasal 2 Waktu (1) HW didirikan di Yogyakarta tahun 1336 Hijriyah / 1918 Miladiyah. (2) Pada tahun 1943 bersama dengan organisasi kepanduan lainnya, HW dibubarkan oleh Pemerintah Penjajahan Jepang. (3) Pada tanggal 29 Januari 1950 HW bangkit lagi dengan berbagai perubahan. (4) Berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238/61 tanggal 20 Mei 1961 bersama dengan organisasi kepanduan lainnya HW dilebur menjadi Pramuka. (5) Pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H. bertepatan dengan tanggal 18 November 1999 M. HW dibangkitkan kembali berdasarkan Surat Keputusan PP Muhammadiyah nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 M tanggal 10 Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan dipertegas dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 10/KEP/I.O/B/2003 M tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H / 22 Februari 2003 M. Pasal 3 Tempat Kedudukan (1) Kwartir Pusat HW, berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebagai pimpinan tertinggi HW se Indonesia, memimpin dan menyelenggarakan aktivitasnya dari Yogyakarta (2) Di Jakarta Ibu Kota Negara Republik Indonesia, dibentuk perwakilan istimewa Kwartir Pusat HW yang tugasnya ditentukan dan ditetapkan oleh Kwartir Pusat HW. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 4 Anggota Biasa BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 10
  • 11. (1) Anggota Biasa HW adalah peserta didik putera dan puteri yang dikelompokkan menjadi: a. Athfal berumur 6 sampai 10 tahun. b. Pengenal berumur 11 sampai 16 tahun. c. Penghela berumur 17 sampai 20 tahun. d. Penuntun berumur 21 sampai 25 tahun. (2) Untuk menjadi anggota HW harus memenuhi syarat dan menempuh tata-cara tertentu yang diatur dalam Buku Peraturan Dasar. Pasal 5 Anggota Pembina (1) Anggota pembina HW adalah mereka yang tugas utamanya: a. melatih Pemimpin dan atau melatih serta memimpin peserta didik b. mengelola dan atau memimpin Kwartir atau Qabilah (2) Anggota Pembina HW terdiri dari Pelatih, Instruktur, Pemimpin Satuan. (3) Semua anggota Pembina harus dibekali pelatihan yang terkait dengan tugasnya, sesuai dengan pola dan sistem pelatihan di HW. Pasal 6 Anggota Kehormatan (1) Anggota Kehormatan adalah para pecinta HW yang karena usia, kesehatan, atau kesibukan kerja tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepanduan. (2) Anggota Kehormatan terdiri atas : a. Pandu Wreda HW dan Pandu Wreda NA (Nasyiatul `Aisyiyah) b. Orang yang berjasa dalam pengembangan HW c. Simpatisan HW. (3) Untuk dapat menjadi Anggota Kehormatan, mereka didaftar atas rekomendasi Pimpinan Kwartir ataupun Pimpinan Qabilah yang bersangkutan. Pasal 7 Kewajiban dan Hak 1. Setiap anggota biasa dan anggota pembina HW berkewajiban untuk: a. menjunjung tinggi dan mengamalkan Kode Kehormatan HW b. mentaati semua peraturan yang berlaku di lingkungan HW c. memakai seragam HW pada saat pelatihan, upacara, dan kegiatan lain yang diatur dalam Buku Peraturan Dasar d. membayar iuran anggota yang jumlahnya ditentukan oleh Kwartir ; 2. Setiap anggota biasa seperti tersebut pada ayat (1) pasal ini, mempunyai hak: a. mendapat kartu tanda anggota, b. mengikuti pendidikan dan pelatihan, c. menyampaikan pendapat, d. memilih dan dipilih. 3. Setiap Anggota Kehormatan memiliki hak: a. mendapat kartu tanda anggota, b. mengeluarkan pendapat. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 11
  • 12. Pasal 8 Pemberhentian (1) Anggota HW berhenti: a. atas permintaan sendiri b. meninggal dunia c. diberhentikan dengan keputusan kwartir yang mengangkatnya (2) Anggota HW dapat diberhentikan apabila: a. melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ataupun Peraturan HW lainnya b. melakukan tindak pidana (3) Sebelum diberhentikan, yang bersangkutan diberi peringatan lisan dan tertulis. Surat peringatan diberikan sebanyak tiga kali dengan selang waktu masing-masing satu bulan. (4) Usul pemberhentian dilakukan oleh Kwartir atau Qabilah kepada Kwartir setingkat diatasnya. Pasal 9 Pembelaan Anggota HW yang diberhentikan dapat mengajukan pembelaan dalam Musyawarah ataupun Muktamar terdekat. Pasal 10 Rehabilitasi (1) Anggota HW yang diberhentikan berdasarkan pasal 8 ayat (2) ART ini dapat mengajukan permohonan menjadi anggota HW kembali setelah memperbaiki kesalahannya. (2) Penerimaan kembali anggota HW yang berhenti sebagaimana diatur dalam pasal 8 ayat (1) huruf a dan c dilakukan dengan persetujuan Kwartir atau Qabilah yang mengangkatnya. BAB III KWARTIR Pasal 11 Kwartir Pusat (1) Kwartir Pusat memimpin gerakan kepanduan HW tingkat nasional. (2) Kwartir Pusat menetapkan kebijakan HW berdasarkan keputusan Muktamar dan Tanwir. (3) Kwartir Pusat membuat pedoman kerja, pembagian tugas, dan wewenang bagi anggotanya. (4) Kwartir Pusat sekurang-kurangnya tiga belas orang, dan apabila diperlukan dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan organisasi. (5) Kwartir Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar HW untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir. (6) Di antara calon terpilih, Ketua Umum dipilih dan ditetapkan dengan cara musyawarah mufakat. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 12
  • 13. (7) Jabatan Ketua Umum Kwartir Pusat dapat dijabat oleh orang yang sama, sebanyak- banyaknya duakali masa jabatan berturut-turut. (8) Jika Ketua Umum Kwartir Pusat berhalangan tetap, Kwartir Pusat mengusulkan kepada Tanwir untuk menentukan penggantinya. Selama menunggu ketetapan Tanwir, Ketua Umum Kwartir Pusat yang berhalangan tetap, dijabat oleh salah satu seorang ketua berdasarkan keputusan rapat Kwartir Pusat. (9) Ketua Umum, Ketua, Sekretaris Umum, Sekretaris, Bendahara Umum dan Bendahara ditetapkan untuk menjalankan tugas sehari-hari Kwartir Pusat. Pasal 12 Kwartir Wilayah (1) Kwartir Wilayah memimpin HW di tingkat wilayah. (2) Kwartir Wilayah menetapkan kebijakan HW dalam wilayahnya berdasar kebijakan Kwartir Pusat, keputusan Musyawarah Wilayah dan Rapat Pimpinan tingkat Kwartir Wilayah. (3) Kwartir Wilayah membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi anggotanya. (4) Kwartir Wilayah sekurang-kurangnya sebelas orang, dan dapat menambah sesuai dengan kebutuhan organisasi. (5) Kwartir Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah dan disahkan oleh Pimpinan Kwartir Pusat. (6) Di antara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan sebagai Ketua Kwartir Wilayah serta disahkan oleh Kwartir Pusat (7) Jabatabn Ketua Kwartir Wilayah dapat dijabat oleh orang yang sama, sebanyak- banyaknya duakali masa jabatan berturut-turut. (8) Jika Ketua Kwartir Wilayah berhalangan tetap, Wakil Ketua ditunjuk sebagai pejabat atas keputusan rapat Kwartir Wilayah sampai berlangsungnya Rapat Pimpinan tingkat Kwartir Wilayah. (9) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara ditetapkan untuk menjalankan tugas sehari-hari Kwartir Wilayah. Pasal 13 Kwartir Daerah (1) Kwartir Daerah memimpin HW di tingkat Daerah. (2) Kwartir Daerah menetapkan kebijakan HW dalam daerahnya berdasarkan kebijakan Kwartir diatasnya, keputusan Musyawarah Daerah dan Rapat Pimpinan tingkat Kwartir Daerah. (3) Kwartir Daerah membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi anggotanya. (4) Kwartir Daerah sekurang-kurangnya sembilan orang, dan dapat menambah sesuai dengan kebutuhan organisasi. (5) Kwartir Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Daerah dan disahkan oleh Kwartir Wilayah. (6) Di antara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan oleh Musyawarah Daerah sebagai Ketua Kwartir Daerah dan disahkan oleh kwartir Wilayah. (7) Ketua Kwartir Daerah dapat dijabat oleh orang yang sama sebanyak-banyaknya duakali masa jabatan berturut-turut. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 13
  • 14. (8) Jika Ketua Kwartir Daerah berhalangan tetap, wakil ketua ditunjuk sebagai pejabat atas keputusan rapat Kwartir Daerah sampai berlangsungnya Rapat Pimpinan tingkat Kwartir Daerah. (9) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara ditetapkan untuk menjalankan tugas sehari-hari Kwartir Daerah. Pasal 14 Kwartir Cabang (1) Kwartir Cabang memimpin HW di tingkat Cabang. (2) Kwartir Cabang menetapkan kebijakan HW dalam Cabangnya berdasar kebijakan Kwartir di atasnya, keputusan Musyawarah Cabang, dan Rapat Pimpinan tingkat Kwartir Cabang. (3) Kwartir Cabang membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi anggotanya. (4) Kwartir Cabang sekurang-kurngnya tujuh orang, dan dapat menambah sesuai dengan kebutuhan organisasi. (5) Kwartir Cabang dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Cabang dan disahkan oleh Kwartir Daerah. (6) Diantara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan sebagai Ketua Kwartir Cabang. (7) Jika Ketua Kwartir Cabang berhalangan tetap, Wakil Ketua ditunjuk sebagai pejabat atas putusan rapat Kwartir Cabang sampai berlangsungnya rapat Pimpinan tingkat Kwartir Cabang. Pasal 15 Pimpinan Qabilah (1) Pimpinan Qabilah memimpin HW di tingkat Qabilah. (2) Pimpinan Qabilah menetapkan kebijakan HW berdasar kebijakan Kwartir di atasnya, keputusan Musyawarah Qabilah dan Rapat Pimpinan Tingkat Qabilah. (3) Pimpinan Qabilah membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang bagi anggotanya. (4) Pimpinan Qabilah sekurang-kurngnya lima orang, dan dapat menambah sesuai kebutuhan organisasi. (5) Pimpinan Qabilah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Qabilah dan disahkan oleh Kwartir Cabang. (6) Di antara calon terpilih yang mendapat suara terbanyak tidak harus ditetapkan sebagai Ketua Qabilah. (7) Jika Ketua Qabilah berhalangan tetap, salah seorang anggota Pimpinan Qabilah ditunjuk sebagai pejabat atas keputusan rapat Pimpinan Qabilah sampai berlangsungnya Rapat PimpinanTingkat Qabilah. Pasal 16 Pemilihan Kwartir (1) Syarat anggota Kwartir dan Pimpinan Qabilah : a. taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam b. setia pada prinsip-prinsip dasar HW c. dapat menjadi teladan dalam HW d. memiliki kecakapan dan kemampuan untuk menjalankan tugas BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 14
  • 15. e. telah menjadi anggota Muhammadiyah dan HW. (2) Pemilihan Kwartir dan Qabilah dapat dilakukan secara langsung ataupun dengan formatur atas keputusan Musyawarah masing-masing. (3) Pelaksanaan pemilihan Kwartir dan Pimpinan Qabilah dilakukan oleh Panitia Pemilihan dengan ketentuan : a. Panitia Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir Pusat. b. Panitia Pemilihan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang ditetapkan oleh Rapat Pimpinan pada tingkatnya masing-masing atas usul Kwartir pada tingkatnya. c. Panitia Pemilihan Pimpinan Qabilah ditetapkan oleh Rapat Pimpinan tingkat Pimpinan Qabilah. d. Panitia Pemilihan diangkat untuk satu kali pemilihan. (4) Pelaksanaan pemilihan Kwartir dan Pimpinan Qabilah diatur berdasarkan tata tertib pemilihan dengan ketentuan : a. Tata tertib Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir Pusat. b. Tata tertib Pemilihan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabang ditetapkan oleh Rapat Pimpinan pada tingkatnya masing-masing atas usul Kwartir pada tingkatnya. c. Tata tertib Pemilihan Pimpinan Qabilah atas usul Pimpinan Qabilah. Pasal 17 Masa Jabatan (1) Masa jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang sama dengan masa jabatan Kwartir Pusat. Khusus untuk Pimpinan Qabilah masa jabatannya dua tahun. (2) Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugasnya sampai dilakukan serah terima dengan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah yang baru. BAB IV PERMUSYAWARATAN Pasal 18 Muktamar (1) Muktamar HW diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin Kwartir Pusat. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, susunan acara Muktamar ditetapkan oleh Kwartir Pusat. (3) Muktamar dihadiri oleh: a. Utusan 1) Kwartir Pusat 2) Ketua Kwartir Wilayah 3) Dua orang anggota Tanwir wakil Kwartir Wilayah 4) Ketua Kwartir Daerah 5) Tiga orang wakil Kwartir Daerah. b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Pusat. (4) Acara Muktamar adalah: BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 15
  • 16. a. Laporan Kwartir Pusat b. Program kerja c. Pemilihan Kwartir Pusat dan penetapan Ketua Umum d. Hal-hal lain yang bersifat mendasar e. Usul-usul. (5) Setiap Utusan Muktamar mempunyai hak suara dan hak bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak bicara, tetapi tidak mempunyai hak suara. (6) Keputusan Muktamar berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat paling lambat dua bulan sesudah Muktamar. (7) Pada waktu berlangsungnya Muktamar dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran jalannya Muktamar. Pasal 19 Tanwir (1) Tanwir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin oleh Kwartir Pusat (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Tanwir ditetapkan oleh Kwartir pusat. (3) Peserta Tanwir terdiri atas : a. Utusan 1) Kwartir Pusat 2) Ketua Kwartir Wilayah 3) Dua orang anggota Tanwir wakil Kwartir Wilayah yang dipilih oleh Musyawarah Wilayah atau Rapat Pimpinan tingkat Kwartir Wilayah. b. Peninjau yang diundang oleh Kwartir Pusat. (4) Acara Tanwir adalah: a. Laporan Kwartir Pusat b. Masalah yang oleh Muktamar diserahkan kepada Tanwir c. Masalah-masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai Muktamar d. Masalah yang akan dibahas dalam Muktamar sebagai pembicaraan pendahuluan e. Usul-usul (5) Setiap utusan Tanwir memiliki hak suara dan hak bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara. (6) Keputusan Tanwir berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat paling lambat dua bulan setelah Tanwir. (7) Pada waktu berlangsungnya Tanwir dapat diselenggarakan acara lain selama tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran Tanwir. Pasal 20 Muktamar Luar Biasa (1) Muktamar Luar Biasa diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin oleh Kwartir Pusat. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara, peserta Muktamar Luar Biasa sama dengan ketentuan dalam Muktamar. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 16
  • 17. Pasal 21 Musyawarah Wilayah (1) Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin oleh Kwartir Wilayah. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Musyawarah Wilayah ditetapkan oleh Kwartir Wilayah. (3) Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas: a. Utusan 1) Kwartir Wilayah 2) Ketua Kwartir Daerah 3) Tiga orang wakil Kwartir Daerah 4) Ketua Kwartir Cabang 5) Satu orang wakil Kwartir Cabang b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Wilayah. (4) Acara Musyawarah Wilayah a. Laporan Kwartir Wilayah b. Program Kerja. c. Pemilihan Kwartir Wilayah dan penetapan ketuanya. d. Pemilihan anggota Tanwir wakil Kwartir Wilayah e. Masalah HW dalam Wilayah f. Usul-usul (5) Setiap utusan Musyawarah Wilayah mempunyai hak suara, dan bicara, sedangkan peninjau mempunyai hak bicara, tetapi tidak mempunyai hak suara. (6) Keputusan Musyawarah Wilayah berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Wilayah paling lambat satu setengah bulan setelah Musyawarah Wilayah. (7) Pada waktu Musyawarah Wilayah dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Wilayah. Pasal 22 Musyawarah Daerah (1) Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh dan atas tangungjawab serta dipimpin oleh Kwartir Daerah. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib, dan susunan acara Musyawarah Daerah ditetapkan oleh Kwartir Daerah. (3) Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas: a. Utusan 1) Kwartir Daerah 2) Ketua Kwartir Cabang 3) Dua orang wakil Kwartir Cabang 4) Ketua Qabilah 5) Satu orang wakil Qabilah b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Daerah. (4) Acara Musyawarah Daerah adalah: a. Laporan Kwartir Daerah. b. Program Kerja. c. Pemilihan Kwartir Daerah dan penetapan Ketua. d. Masalah HW dalam Daerah e. Usul-usul BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 17
  • 18. (5) Setiap utusan mempunyai hak suara dan bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara. (6) Keputusan Musyawarah Daerah berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Daerah paling lambat satu bulan setelah Musyawarah Daerah. (7) Pada waktu Musyawarah Daerah dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak menggganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Daerah. Pasal 23 Musyawarah Cabang (1) Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh dan atas tangungjawab serta dipimpin oleh Kwartir Cabang. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib, dan susunan acara Musyawarah Cabang ditetapkan oleh Kwartir Cabang. (3) Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas: a. Utusan 1) Kwartir Cabang 2) Ketua Qabilah 3) Tiga orang wakil Qabilah b. Peninjau, yang diundang oleh Kwartir Cabang. (4) Acara Musyawarah Cabang : c. Laporan Kwartir Cabang. d. Program Kerja e. Pemilihan Kwartir Cabang dan penetapan Ketua. f. Masalah HW dalam Cabang g. Usul-usul (5) Setiap utusan mempunyai hak suara dan bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara. (6) Keputusan Musyawarah Cabang berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Cabang paling lambat satu bulan setelah Musyawarah Cabang. (7) Pada waktu Musyawarah Cabang dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak menggganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Cabang. Pasal 24 Musyawarah Qabilah (1) Musyawarah Qabilah diselenggarakan oleh dan atas tangungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Qabilah. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib, dan susunan acara Musyawarah Qabilah ditetapkan oleh Pimpinan Qabilah. (3) Peserta Musyawarah Qabilah terdiri atas: a. Utusan 1) Pimpinan Qabilah 2) Pimpinan Satuan b. Peninjau, yang diundang oleh Qabilah. (4) Acara Musyawarah Qabilah : c. Laporan Qabilah. d. Program Kerja e. Pemilihan Pimpinan Qabilahdan penetapan Ketua f. Masalah HW dalam Qabilah BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 18
  • 19. g. Usul-usul (5) Setiap utusan mempunyai hak suara dan bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara. (6) Keputusan Musyawarah Qabilah berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Qabilah paling lambat setengah bulan setelah Musyawarah Qabilah. (7) Pada waktu Musyawarah Qabilah dapat diselenggarakan kegiatan lain selama tidak menggganggu ketertiban dan kelancaran Musyawarah Qabilah. Pasal 25 Pengambilan Keputusan (1) Pengambilan Keputusan Muktamar, Tanwir, Muktamar Luar Biasa, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang, dan Musyawarah Qabilah, Rapat Pimpinan, dan rapat-rapat lainnya diusahakan dengan cara mufakat. (2) Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan suara dengan suara terbanyak. (3) Pemungutan suara dapat dilakukah secara terbuka atau tertutup/rahasia. BAB V RAPAT Pasal 26 Rapat Pimpinan (1) Rapat Pimpinan pada tingkat Kwartir (Wilayah, Daerah, dan Cabang) dan tingkat Qabilah diselengarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir pada tingkatnya masing-masing dan Pimpinan Qabilah sekurang-kurangnya satu kali dalam satu masa jabatan. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan tata tertib, dan susunan acara Rapat Pimpinan ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara. (3) Acara Rapat Pimpinan : a. Laporan Pelaksanaan Kegiatan b. Masalah mendesak c. Masalah kebijakan organisasi d. Usul-usul (4) Peserta Rapat Pimpinan a. Tingkat Kwartir Wilayah  Utusan  Kwartir Wilayah  Ketua Kwartir Daerah  Tiga orang wakil Kwartir Daerah  Peninjau yang diundang oleh Kwartir Wilayah b. Tingkat Kwartir Daerah  Utusan Kwartir Daerah  Ketua Kwartir Cabang  Dua orang wakil Kwartir Cabang  Peninjau yang diundang oleh Kwartir Daerah c. Tingkat Kwartir Cabang  Utusan BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 19
  • 20.  Kwartir Cabang  Ketua Kwartir Cabang  Ketua Pimpinan Qabilah  Dua orang wakil Pimpinan Qabilah  Peninjau yang diundang oleh Kwartir Cabang d. Tingkat Pimpinan Qabilah  Utusan  Pimpinan Qabilah  Pimpinan Satuan  Peninjau yang diundang oleh Pimpinan Qabilah. (5) Setiap utusan Rapat Pimpinan pada masing-masing tingkat tersebut mempunyai hak suara dan hak bicara. Sedangkan peninjau mempunyai hak bicara, tetapi tidak mempunyai hak suara. (6) Keputusan Rapat Pimpinan pada masing-masing tingkat tersebut berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Pimpinan Qabilah. Pasal 27 Rapat Kerja (1) Rapat Kerja Kwartir (Pusat, Wilayah, Daerah, dan Cabang) dan Pimpinan Qabilah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir pada tingkatnya masing-masing dan Pimpinan Qabilah. (2) Rapat Kerja Kwartir (Pusat, Wilayah, Daerah, dan Cabang) untuk membahas pelaksanaan program dan diselenggarakan sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu masa jabatan. (3) Rapat Kerja Pimpinan Qabilkah untuk membahas pelaksanaan program dan diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam masa jabatan. (4) RapatKerja tersebut dihadiri oleh : a. Tingkat Kwartir Pusat  Kwartir Pusat  Ketua dan Sekretaris Kwartir Wilayah b. Tingkat Kwartir Wilayah  Kwartir Wilayah  Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah c. Tingkat Kwartir Daerah  Kwartir Daerah  Ketua dan Sekretaris Kwartir Cabang d. Tingkat Kwartir Cabang  Kwartir Cabang  Ketua dan Sekretaris Pimpinan Qabilah e. Tingkat Pimpinan Qabilah  Pimpinan Qabilah  Pimpinan Satuan (5) Keputusan Rapat Kerja berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir (Wilayah, Daerah, dan Cabang) dan Pimpinan Qabilah. BAB VI LAMBANG, SIMBOL, MARS, DAN HIMNE BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 20
  • 21. Pasal 28 Lambang dan Simbol (1) Lambang Hizbul Wathan adalah lingkaran dengan gambar matahari bersinar utama dua belas dengan monogram HW di tengahnya, yang selanjutnya disebut Lambang HW. (2) Sinar utama Matahari sebanyak dua belas di dalamnya terdapat monogram HW bermakna bahwa setiap pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa, dan negara. (3) Simbol HW sebagai jati diri adalah lingkaran dengan gambar sekuntum bunga melati yang di bawahnya terdapat pita bertuliskan “Fastabiqul khairat” dalam huruf Arab, yang bermakna “Berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan” (4) Kuncup Melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima helai bermakna rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam bermakna Rukun Iman. Dua lembar daun berarti dua kalimah Syahadat, ditopang oleh selembar pita berbentuk mulut tertawa, artinya Pandu itu selalau bahagia, dalam pita bertuliskan fastabiqul khairat (dengan tulisan arab) yang artinya berlomba-lomba dalam kebajikan. Pasal 29 Bendera (1) Bendera resmi HW berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan lebar dan panjangnya dua banding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning berselang-seling. Di sudut sebelah kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau, dengan ukuran lebar dan panjang, masing- masing sepertiga lebar dan sepertiga panjang bendera. (2) Garis hijau berjumlah enam bermakna Rukun Iman, dan garis kuning berjumlah lima bermakna Rukun Islam. (3) Ukuran bendera resmi sama untuk seluruh tingkatan dan qabilah, yaitu 90 cm. X 135 cm. (4) Bendera Penghela, Pengenal, Athfal disesuaikan dengan ciri khas dan kebanggaan masing-masing. Pasal 30 Mars dan Himne Pandu HW (1) Mars resmi HW adalah “MARS HW”. (2) Himne HW adalah ”HIZBUL WATHAN PANDUKU”. BAB VIII PAKAIAN SERAGAM DAN ATRIBUT Pasal 31 Pakaian Seragam (1) Sebagai gerakan kepanduan untuk anak, remaja dan pemuda, pandu HW memiliki pakaian seragam yang berfungsi untuk menyatakan jati diri, memperkuat jiwa karsa, menambah daya tarik, mengendalikan disiplin, menjalin kebersamaan, dan mencerminkan kerapian. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 21
  • 22. (2) Sesuai dengan ciri pandu HW, maka seragam tersebut harus memenuhi norma agama, pendidikan, berdaya tarik bagi anak didik, cocok untuk kegiatan di lapangan, selaras dengan perkembangan zaman, dan mengandung makna. (3) Ketentuan umum pakaian seragam, warnanya sama sedangkan modelnya disesuaikan untuk berbagai kelompok anak didik, jabatan, laki-laki dan perempuan. (4) Warna sama yang dimaksud adalah: a. Baju/blouse : khaki tua b. Celana/Rok : biru tua c. Tutup kepala : disesuaikan dengan kelompok dan jabatan d. Setangan leher : hijau tua e. Ikat pinggang : warna hitam/coklat f. Sepatu : hitam (5) Di samping pakaian seragam baku, dapat diadakan pakaian tambahan yang lebih cocok untuk kegiatan lapangan maupun keperluan lainnya. . Pasal 32 Atribut (1) Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan oleh anggota pandu untuk menunjukkan jabatan, jenjang, tingkat kecakapan, satuan, dan daerah. (2) Model, bentuk dan warna atribut harus menarik, anggun, dan membanggakan. BAB VIII KODE KEHORMATAN Pasal 33 Kode Kehormatan Umum (1) Kode Kehormatan Pandu HW merupakan jiwa, semangat, dan keterikatan sebagai Pandu, baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. (2) Kode Kehormatan Pandu HW terdiri atas Janji dan Undang-Undang HW. a. Janji Pandu diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika dilantik menjadi anggota dan merupakan komitmen awal untuk mengikatkan diri dalam menetapi dan menepati janji tersebut. b. Undang-Undang Pandu merupakan ketentuan moral untuk dijadikan kebiasaan diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat yang berakhlaq mulia (3) Pengucapan Janji selalu diawali dengan basmalah, disambung dengan dua kalimat syahadat berikut artinya. (4) Kode Kehormatan Pandu HW, diucapkan pada saat pelantikan anggota, pelatihan, dan kegiatan lain yang diatur dalam Buku Peraturan Dasar. (5) Kode Kehormatan merupakan landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud dan tujuan HW. Pasal 34 Kode Kehormatan bagi Pandu Athfal (1) Janji Athfal: Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh: Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah. Dua, selalu menurut Undang-Undang Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 22
  • 23. (2) Undang-Undang Athfal: Satu, Athfal itu selalu setia dan berbakti pada ayah dan bunda Dua, Athfal itu selalu berani dan teguh hati. Pasal 35 Kode Kehormatan bagi Pandu Pengenal, Penghela, dan Penuntun (1) Janji Pandu HW Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh: Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang dan Tanah Air. Dua, menolong siapa saja semampu saya. Tiga, setia menepati Undang-Undang Pandu HW. (2) Undang-Undang Pandu HW Undang-Undang Pandu HW: Satu, HW selamanya dapat dipercaya. Dua, HW setia dan teguh hati. Tiga, HW siap menolong dan wajib berjasa. Empat, HW cinta perdamaian dan persaudaraan. Lima, HW sopan santun dan perwira. Enam, HW menyayangi semua makhluk. Tujuh, HW siap melaksanakan perintah dengan ikhlas. Delapan, HW sabar dan bermuka manis. Sembilan, HW hemat dan cermat. Sepuluh, HW suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. AD dan ART Hizbul Wathan ditanfiz berdasarkan : SURAT KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN No : 009/SK/B.U/Kwarpus/II/2006 Ditetapkan di Yogyakarta, 29 Muharram 1427 H 28 Februari 2006 M Ketua Umum, Sekretaris Umum, Ttd. Ttd. HILMAN NAJIB M. BACHRUN NAWAWI BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 23
  • 24. TENTANG HW (5W + 1 H)  Apa Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Itu? Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah. Kepanduan adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah yang membentuk dan membina watak anak, remaja & pemuda dengan metode menarik, menyenangkan dan menantang serta dilaksanakan di alam terbuka. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang khusus dalam bidang kepanduan Pandu HW adalah anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.  Siapakah yang Mendirikan Pandu HW? HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan nama semula “Padvinder Muhammadiyah” dan selang dua tahun diganti dengan nama “Hizbul Wathan”  Mengapa Kepanduan HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan? KH. Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena menggunakan metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk watak generasi muda. Beliau yakin, sistem kepanduan ini dapat digunakan sebagai sarana pembentukan kader Muihammadiyah dan Bangsa Indonesia. Dengan metode kepanduan, anak, remaja dan pemuda dilatih untuk mampu menjadi warga masyarakat yg berguna, mandiri dan berakhlak mulia.  Mengapa HW Dibangkitkan Kembali? Warga Muhammadiyah melihat bahwa dalam prakteknya, kebanyakan kegiatan Pramuka tidak seperti yang diharapkan sebagai satu kepanduan yang islami. Asas sukarela dalam kepanduan telah berubah menjadi instruktif di Pramuka khususnya yg berbasis sekolah. Beberapa prinsip kepanduan telah meluntur, terutama dg intervensi birokrasi.  Apa Beda HW Dahulu (Sebelum Pramuka) dan HW Baru (Setelah Kebangkitan) Organisasi HW dahulu, merupakan majelis, sedangkan HW baru berstatus ortom di lingkungan Muhammadiyah. Sistem pendidikannya tetap sama, tetapi metode dan teknik pelatihannya disesuaikan dg tuntutan perkembangan peserta didik masa kini. Demikian juga seragam dan atribut yg dikenakan, diusahakan sesuai selera anak muda dan norma agama.  Apa Perbedaan Antara Kepanduan HW Baru Dengan Pramuka? Pada dasarnya HW dan Pramuka sebagai gerakan kepanduan adalah sama yg tujuannya sama-sama mendidik anak bangsa. Kepanduan HW lebih menekankan kepada kepanduan islami, dengan menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan.  Kapan HW Didirikan? Bagaimana Perjalanan Selanjutnya? HW didirikan oleh KHA Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah di Yogyakarta yg kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1920, sehingga HW berkembang di seluruh nusantara . BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 24
  • 25. Latihan rutin HW meliputi baris-berbaris, bermain tambur dan olahraga, kemudian ditambah dengan PPPK dan kerohanian. Banyak pemuda yang tertarik sehingga pengikut latihan semakin banyak. Hal itu sampai pada tahun 1942. Selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan (1942 sd 1950), kepanduan HW terpaksa tidak aktif. Th. 1950 Kepanduan HW diaktifkan kembali hingga tahun 1961. Th. 1961, dengan adanya Kepres No. 238 Th 1961, semua pandu-pandu di Indonesia melebur menjadi “PRAMUKA” termasuk juga HW. Era reformasi telah mengubah pandangan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, Oleh karena itu PP Muhammadiyah membangkitkan kembali HW pada 18 November 1999. Tahun 1999 dimulailah tahap sosialisasi HW kembali ke suluruh pimpinan-pimpinan Muhammadiyah baik di Tingkat Wilayah, Daerah, Cabang maupun Ranting. Tahun 2005 bulan Desember diadakan Muktamar HW Pertama di Yogyakarta. Dengan semangat baru HW berhasil mensosialisasikan HW di seluruh Tanah Air Indonesia. sebagai contoh Jawa Tengah dari 36 Kabupaten, 34 Kabupatennya sudah mempunyai Kwartir Daerah.  Dimana Organisasi HW? Struktur organisasi Gerakan Kepanduan HW disejajarkan dg Persyarikatan Muhammadiyah:  Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.  Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.  Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.  Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.  Tingkat Ranting disebut Qabilah Qabilah merupakan pimpinan terdepan, yang langsung mengkoordinir satuan-satuan anak didik. Ranting dalam setiap cabang baik itu Athfal, Pengenal, Penghela dan Penuntun menjadi satu Qobilah, sehingga tingkatan-tingkatan tersebut mempunyai nama Qobilah yang sama (nama Qobilah tokoh-tokoh Pahlawan Islam)  Organisasi Di Tingkat Peserta Didik?  Athfal (6 – 10 th) = tingkat SD  Pengenal (11 – 16 th) = tingkat SMP  Penghela (17-20 th) = tingkat SMA BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 25
  • 26. Sandi-Sandi 1) Sandi A=N Kunci A=N CONTOH : SANDI = FNAQV 2) Sandi A=Z CONTOH ZUMA = AFNZ 3) Sandi Kotak I 4) Sandi Kotak II BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 26
  • 27. 5) Sandi Kotak III 6) Sandi Koordinat 7) Sandi Morse Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835. Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis. E = . T = _ R = ._. F = .._. I = .. M = _ _ K = _._ L = ._.. S = ... O = _ _ _ W = ._ _ Q = _ _._ H = .... KH = _ _ _ _ G = _ _. Y = _._ _ A = ._ N = _. C = _._. X = _.._ U = .._ D = _.. J = ._ _ _ P =._ _. V = ..._ B = _... Z = _ _ .. Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 27
  • 28. Semaphore Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya. Trik Mudah Kuasai Semaphore Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba........ BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 28
  • 29. BARIS BERBARIS 1. PENGERTIAN Baris berbaris adalah salah satu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan disiplin, mempertebal rasa dan semangat patriotism serta rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga di peroleh sikap lahir (ketegapan, ketangkasan, kelincahan dan kerapian) dan sikap batin (ketaatan, keikhlasan,berkorban, kesetiakawanan,dan persatuan) yang diharapkan. 2. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud baris berbaris adalah untuk memberikan latihan awal bela Negara sesuai hak dan kewajiban setiap warga Negara Indonesia seperti yang tercantum dalam UUD 1945. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 29
  • 30. b. Tujuannya adalah untuk menanamkan disiplin, mempertebal rasa dan semangat patriotism sehingga dapat tercipta rasa tanggung jawab yang tinggi. 3. ABA – ABA a. Pengertian Aba aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang pelatih barisan kepada barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut turut b. Macam macam aba-aba 1) Aba aba petunjuk Digunakan hanya jika perlu untuk menegaskan meksud dari aba aba peringatan atau pelaksanaan, contoh : kepada Pembina upacara – hormay : Gerak !!! 2) Aba aba peringatan Adalah inti perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu ragu, contoh : Lencang kanan : Gerak !!!! 3) Aba aba pelaksanaan Adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba aba petunjuk dengan cara serentak atau berturut turut. Aba aba pelaksanaan yang di paki adalah : a) GERAK Digunakan untuk gerakan tanpa meninggalkan tempat, contoh : jalan ditempat: gerak !!! b) JALAN Digunakan untuk gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat, contoh : Haluan kanan : JALAN c) MULAI Digunakan pada saat pelaksaan yang harus dikerjakan berturut turut, contoh : Hitung : MULAI 4. 20 GERAKAN DASAR PBB a. Sikap sempurna b. Hormat c. Istirahat d. Berhitung e. Lencang kanan f. Lencang depan g. Setengah lengan lencang kanan h. Hadap kanan i. Hadap kiri j. Hadap Serong kanan k. Hadap Serong kiri l. Balik kanan m. Jalan di tempat n. Maju jalan o. Langkah tegap p. Langkah biasa q. 3 langkah kanan dan kiri BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 30
  • 31. r. 3 langkah ke depan dan belakang s. Haluan kanan dan kiri t. Ganti langkah Tali Temali dalam Kepanduan Dalam tehnik kepanduan, pada ketrampilan tali temali, kita sering mencampur adukkan pengertian antara tali, simpul dan ikatan. Padahal ketiga unsur itu sama sekali berbeda. Tali adalah bendanya, Simpul adalah pertemuan tali dengan tali sedangkan Ikatan adalah pertemuan tali dengan benda lain (seperti kayu, batu dan lain-lain). Uraian : a. Simpul-Simpul 1. Simpul Turki Kegunaan: Sebagai cincin kacu (hasduk/setangan leher). Sebagai penghias sapu. 2. Simpul Militer Kegunaan: Sebagai pengait peluit (penyimpan peluit). 3. Simpul Mati Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar. 4. Simpul Hidup Kegunaan: Untuk mengikat tiang dan mudah dibuka lagi. 5. Simpul Jangkar Kegunaan: Untuk membuat dlagbar, menalikan pada pasak, menarik balok, dan lain-lain. 6. Simpul Pangkal Kegunaan: Untuk mengikatkan tali pada tiang. 7. Simpul Tiang Kegunaan: Untuk mengikat leher binatang supaya tidak terjerat. 8. Simpul Anyam Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang tidak sama besar. 9. Simpul Anyam Berganda Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam keadaan basah atau licin. 10. Simpul Kembar/Inggris Kegunaan: Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam keadaan basah. 11. Simpul Tiang Berganda Kegunaan: Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. 12. Simpul Erat Kegunaan: Untuk memendekkan tali. 13. Simpul Kursi Kegunaan: Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. 14. Simpul Laso Kegunaan : Untuk menjerat binatang buas. 15. Simpul Tarik BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 31
  • 32. Kegunaan:  Untuk mengikatkan tali pengikat binatang pada tiang dan mudah dilepaskan lagi.  Untuk turun ke jurang atau dari atas pohon. 16. Simpul Tambat Kegunaan : Untuk menarik benda (misal : balok kayu, dll). 17. Simpul Prusik Kegunaan : Untuk panjat tebing. 18. Simpul Delapan Kegunaan : Untuk membuat penitian tali /tali untuk merayap. Kode morse MENAKSIR Adalah mengira-ngira. Oleh karena itu apabila hasil penaksiran berbeda sedikit dengan sebenarnya (dengan batas tertentu, kemudian disebut toleransi) sudah di anggap baik atau benar. Adapun contoh benda ataupun tinggi dan lebar sebagai berikut :  Menaksir lebar sungai  Dengan cara perbandingan  Dengan cara sudut  Menaksir tinggi pohon  Menaksir lebar sungai dengan cara perbandingan  Tetapkan titik “A” disembarang sungai (bisa pohon atau batu)  Jadikan teman kita sendiri sebagai titik”B” BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 32
  • 33. Setelah kita tantukan titik “B” kita berjalan kea rah kiri atau sisi sejauh 10 m, tempat kita berdiri disebut titik “C”.  Dari titik “C” cara berjalan lagi sejauh 5 meter di sebut titik “D”.  Lalu dari titik “D” cara berjalan menjauhi sungai dengan pandangan melihat kesamping dan berhenti jika sudah melihat titik “C” dan titik “A” tepat satu garis lurus. Dengan demikian jarak lebar sungai adalah AB ={2*DE} Contoh: Diketahui : DE = 1,5 m DC = 5 m CB = 10 m Ditanyakan : AB ..? Penyalesaian: A ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ D C B E C C 10m 5m B A D E 1,5m BA = DE BC DC BA = 1,5 10 5 BA 5 = 15 AB = 15 :5 = 3m  Menaksir kecepatan arus sungai Kita bisa coba dengan menggenangkan kertas, di ukur pada jarak tertentu sehingga di dapat waktu tempuh. Di hitung dengan : V =S T BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 33
  • 34. Lagu-lagu MARS HW Hizbul wathan Muhammadiyah sangat pesat berkembang Diseluruh Indonesia bukan disini saja Memegang amanahnya menjunjung agama Teguh hati sebagai baja Menjalankan kewajiban dengan sopan serta perwira Sama – sama fakir dan kaya Punya haluan sedikit bicara banyak bekerja Mars WATHONI Bangkitlah serentak panduku Dalam derap hizbul wahton Kibarkan kembali panjimu Smangatmu tak pernah padam Kita songsong masa depan Kita siap sedia Ber'amar ma'ruf nahi munkar Itu amalan kita Marilah kita laksanakan Janji pandu dengan setia Siap membina kader bangsa Yang berbudi dan perwira Hizbul wathonku ayo maju Derma bakti menantimu Demi negriku yang tercinta Aku wajib berjaga BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 34
  • 35. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 35
  • 36. BUKU SAKU HW SMA MUHAMMADIYAH BUMIAYU 36