@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
Orang tua
1. ORANG TUA
Orang tua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial.
Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan
ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang
yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri
ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Menurut Thamrin Nasution, orang tua
merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang
dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.Jika menurut Hurlock, orang tua merupakan
orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua
melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan
pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua kerena setiap keluarga memiliki
kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga
yang lain.
Mama/Papa atau Mami/Papi merupakan salah satu sebutan lain untuk orang tua. Pemanggilan
ibu/ayah dengan sebutan mama/papa sudah menjadi hal yang umum di masyarakat Indonesia.Dalam
bahasa gaul, orang tua disebut dengan Bonyok (Bokap/Nyokap).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua)
Pengertian Orang Tua
// Posted by :Nevy-chan // On :Sabtu, 16 Februari 2013
Orang tua adalah adalah orang-orang yang melengkapi budaya mempunyai tugas untuk mendefinisikan
apa yang baik dan apa yang dinggap buruk. Sehingga anak akan merasa baik bila tingkah lakunya sesuai
dengan norma tingkah laku yang diterima di masyarakat.
Pemahaman orang tua yang baik menurut Soekanto (1991) dengan beberapa yang mencirikannya seperti
berikut::
1. melakukan berbagai hal untuk anak
2. merupakan tempat bergantung bagi anak
3. bersikap cukup permisif dan luwes
4. bersikap adil dan disiplin
5. menghargai anak tunagrahita sebagai individu
6. mampu menciptakan kehangatan bagi anak
7. mampu memberi contoh yang baik
8. bias menjadi kawan dan menemani anak tunagrahita dalam berbagai kegiatan
9. selalu bersikap baik
10. menunjukkan rasa kasih sayang pada anak
11. memiliki rasa empati terhadap perasaan anak
12. mendorong anak tunagrahita untuk bermain dengan temannya
13. berusaha membuat suasana damai
14. membantu kemandirian anak tunarungu
Sebaliknya tentang pandangan orang tua yang buruk menurut anak masih dalam Soekanto (1991) seperti
berikut:
1. menghukum secara kasar dan tidak adil
2. menghalangi minat dan kegiatan anak
3. membentuk anak menurut pola yang baik
4. memberikan contoh yang buruk
5. mudah jengkel dan marah
6. sedikit rasa kasih saying terhadap anak
7. mudah marah bila anak membuat kesalahan tidak sengaja
8. kurang perhatian terhadap kegiatan anak
9. melarang anak bergaul dengan teman
10. bersikap jahat pada teman anak
11. menghukum dengan kasar
12. harapan terhadap anak tidak realistis
13. mengecam dan menyalahkan anak bila gagal
14. membuat suasana rumah tegang atau tidak menyenangkan
http://naviechic.blogspot.com/2013/02/pengertian-orang-tua.html
2. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam
masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana
yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya.[1]
Jenis Kenakalan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya
peradilan untuk anak-anak nakal pada tahun 1899 di Illinois, Amerika Serikat.[2]
Jenis-Jenis Kenakalan Remaja :
Penyalahgunaan narkoba
Seks bebas
Tawuran antar pelajar
Penyebab kenakalan
Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).[3]
Faktor Internal
Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku
yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor Eksternal
Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang
salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama,
atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Teman sebaya yang kurang baik
Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Mengatasi kenakalan
Hal-hal yang bisa dilakukan cara mengatasi kenakalan remaja :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan
prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan
siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya
atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja
Bab 2 Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau
hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan
dewasa. Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlahremaja yang melakukan hal-hal negatif.
Bahkan, akibat kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu
sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka. Remaja adalah seorang anak yang bisa dibilang berada
pada usia tanggung, mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti apa-apa, tapi juga bukan orang
dewasa yang bisa dengan mudah akan membedakan hal mana yang baik dan mana yang berakibat
buruk.
Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
3. reaksi frustasi diri
gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
kurangnya pengawasan dari orang tua
dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
dasar-dasar agama yang kurang
tidak adanya media penyalur bakat/hobi
masalah yang dipendam
keluarga broken home
pengaruh kawan sepermainan
dll
Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja :
membolos sekolah
kebut-kebutan di jalanan
Penyalahgunaan narkotika
perilaku seksual pranikah
perkelahian antar pelajar
dll
Macam – macam kenakalan remaja
Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang
negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka
dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah
dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak
cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah
contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
Kenakalan dalam pergaulan: Akibat kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam
hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak
baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas.Menyeret remaja pada sebuah
pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif
yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus
menanggung beban yang cukup berat.
Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan remaja dalam bidang pendidikanmemang sudah umum
terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang
berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar.
Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur
dalam kelas, dll.
http://odaysaputra.blogspot.com/2011/11/bab-2-pengertian-kenakalan-remaja.html
Anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum
mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada
lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima
atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara
dengan tahun tahun sekolah dasar.[1]
Berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2)
yang berbunyi: “ Anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan)
tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah . [2]
Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun
usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan
mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak".
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak
4. ANAK
Anak Adalah Anugerah Terindah Bagi Setiap Orang Tua
Anak adalah anugerah terindah bagi setiap orang tua. Kehadirannya yang selalu dinanti, tidak hanya
menambah “gelar” kedua orang tua, dari yang semula hanya sebagai suami dan istri bagi pasangannya,
menjadi ayah dan ibu bagi anak-anaknya. Anak, menjadi aset berharga, tumpuan harapan di dunia dan
akhir masa
Anak Adalah Anugerah Terindah Bagi Setiap Orang Tua - Kebahagiaan yang paling berkesan bagi
sepasang pengantin baru adalah perkawinan. Tapi, coba tanyakan ke setiap pasangan suami istri yang
telah mempunyai keturunan, tentang manakah yang lebih membahagiakan antara peristiwa perkawinan
dan mendapatkan anak? Mereka akan serentak menjawab: “mendapat anak!”.
Anak adalah anugerah terindah bagi setiap orang tua. Kehadirannya yang selalu dinanti, tidak hanya
menambah “gelar” kedua orang tua, dari yang semula hanya sebagai suami dan istri bagi pasangannya,
menjadi ayah dan ibu bagi anak-anaknya. Anak, menjadi aset berharga, tumpuan harapan di dunia dan
akhir masa. Juga, merupakan sebab diangkatnya kedudukan kedua orang tua ke derajat yang lebih
mulia. Wajarlah kalau kemudian Rasul SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak anak. “Agar
aku banggakan kelak di hadapan nabi-nabi lain pada hari kiamat,” ujarnya.
http://depot-artikel.blogspot.com/2014/03/anak-adalah-anugerah-terindah-bagi.html
PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada
jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Siswa
Siswa/siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas.
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain:
pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
SISWA
Pengertian Siswa - Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya
diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai
pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Pengertian Siswa
1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota
masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga,
masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu disiapkan agar pada waktunya
mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat.
Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan
masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-
guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang
terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. siswa
memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan
kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan
pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia
seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni
adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat
keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan
satu dengan lainnya.
5. 3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur penting,
yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
http://www.rpp-silabus.com/2012/06/pengertian-siswa-dan-istilahnya.html
POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP ANAK
Posted on 18 Juli 2010 by admins
Pola asuh adalah cara, bentuk atau strategi dalam pendidikan keluarga yang dilakukan oleh orangtua
kepada anaknya. Strategi, cara dan bentuk pendidikan yang dilakukan orangtua kepada anak-anaknya
sudah tentu dilandasi oleh beberapa tujuan dan harapan orangtua. Diharapkan pendidikan yang
diberikan orangtua membuat anak mampu bertahan hidup sesuai alam dan lingkungannya dengan cara
menumbuhkan potensi-potensi yang berupa kekuatan batin, fikiran dan kekuatan jasmani pada diri
setiap anak (Anto, dkk. 1998).
Menurut Baumrind (1975), pola asuh pada prinsipnya merupakan parental control. Hal senada juga
dikemukakan oleh Kohn (1971) yang menyatakan bahwa pola asuh merupakan cara orangtua
berinteraksi dengan anaknya, meliputi; pemberian aturan, hadiah, hukuman dan pemberian perhatian,
serta tanggapan terhadap perilaku anak. Menurut Haditono (Anto,dkk. 1998), peranan dan bantuan
orangtua kepada anak akan dapat tercermin dalam pola asuh yang diberikan kepada anaknya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka pola asuh dapat didefinisikan sebagai upaya pemeliharaan
seorang anak, yakni bagaimana orangtua memperlakukan, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan
serta melindungi anak, yang meliputi cara orangtua memberikan peraturan, hukuman, hadiah, kontrol
dan komunikasi untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang diharapkan masyarakat
pada umumnya.
https://skripsipsikologie.wordpress.com/2010/07/18/pola-asuh-orangtua-terhadap-anak/#more-120
POLA ASUH ORANG TUA
1. Pengertian pola asuh
Orang tua mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-macam, salah satunya adalah mendidik anak.
Menurut (Edwards, 2006), menyatakan bahwa “Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua
mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai
dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat”. Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh
cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak adalah
bagian penting dan mendasar, menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang baik. Terlihat bahwa
pengasuhan anak menunjuk kepada pendidikan umum yang diterapkan. Pengasuhan terhadap anak
berupa suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak. Interaksi tersebut mencakup perawatan
seperti dari mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun
mensosialisasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat.
Pendampingan orang tua diwujudkan melalui pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik anaknya.
Cara orang tua mendidik anak nya disebut sebagai pola pengasuhan. Interaksi anak dengan orang tua,
anak cenderung menggunakan cara-cara tertentu yang dianggap paling baik bagi anak. Disinilah
letaknya terjadi beberapa perbedaan dalam pola asuh. Disatu sisi orang tua harus bisa menetukan pola
asuh yang tepat dalam mempertimbangkan kebutuhan dan situasi anak, disisi lain sebagai orang tua juga
mempunyai keinginan dan harapan untuk membentuk anak menjadi seseorang yang dicita-citakan yang
tentunya lebih baik dari orang tuanya (Jas dan Rachmadiana,2004).
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nurulfadhi-5489-4-babii.pdf