SlideShare a Scribd company logo
1
I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah
Sejak dilahirkan, setiap orang tumbuh dan berkembang menurut masa dan
irama perkembangan sendiri sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya
sendiri, yang ditumbuhkembangkan lingkungannya sendiri pula, sehingga
hasilnya merupakan suatu yang kompleks dan unik yang seakan akan tidak
seorang pun ada persamaan dengan orang yang lain, dalam hal apapun.
Sebenarnya diantara manusia yang satu dengan yang lain ada persamaanya,
misalnya tentang masa-masa yang dilalui sepanjang hidupnya, sejauh
manusia berada didalam kehidupan yang normal. Tegasnya, setiap manusia
akan selalu bersama-sama melewati masa bayi, masa kanak-kanak, masa
sekolah, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Tiap masa mempunyai
tugas yang hampir bersamaan pula. Masa anak, bertugas mengembangkan diri
dengan belajar. Masa remaja, bertugas membekali diri untuk kehidupan yang
bahagia, dan masa dewasa bertugas membina keluarga dengan pekerjaan-
pekerjaan yang dapat mendatangkan hasil, guna mempertahankan hidup dan
kehidupan selanjutnya.
Untuk mempertahankan hidup dan menjalani kehidupan seorang harus
memiliki pribadi yang baik dan sehat. Menurut agus sujanto (2008:157) tanda
tanda seseorang memiliki kepribadian baik dan sehat adalah:
1. Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain
2. Tidak malu-malu dan ragu-ragu tapi berani
3. Inisiatifnya berkembang dan tidak selalu merasa dirinya bersalah atau
berdosa
2
4. Tidak merasa harga diri kurang, tetapi memiliki semangat kerja
5. Bersikap jujur terhadap diri sendiri
6. Mampu berdedikasi
7. Senang mengadakan kontak dengan sesama
8. Integritas
Berdasarkan pendapat diatas bahwa seseorang yang memiliki keperibadian
yang sehat di antaranya memiliki rasa kepercayaan yang mendalam pada diri
sendiri dan orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan pada diri sendiri
adalah orang yang mau menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
serta tidak selalu menggantungkan hidupnya kepada orang lain, memiliki
gagasan-gagasan positif dan juga memiliki kesadaran bahwa kehidupan ini
juga menawarkan kesulitan-kesulitan yang luar biasa.
Kepercayaan diri menurut gomelan (2003) (dalam Rissyo dan Aziza, 2006)
adalah:
Kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang
dengan kecakapan ini akan berani tampil dengan keyakinan diri, berani
menyatakan keberadaannya, berani menyuarakan pandangan yang tidak
popular dan bersedia berkorban demi kebenaran serta tegas, mampu membuat
keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan.
(http://rac.uii.ac.id/server/document/publik/2008052303090201312307.pdf)
Kepercayaan diri merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia dan
ini tidak dibawa sejak lahir namun dikembangkan melalui tiga lingkungan
pendidikan yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Artinya, tiga pusat
pendidikan yang secara bertahap dan terpadu serta berkesinambungan
mengemban tangung jawab terhadap perkembangan kepribadian manusia
yang positif terutama adalah perkembangan kepercayaan diri.
3
Keluarga, yang menghadirkan anak ke dunia ini, secara kodrat bertugas
mendidik anak. Sejak kecil, anak hidup, tumbuh dan berkembang di dalam
keluarga. Orang tua dengan secara tidak sengaja atau direncanakan
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek moyang dan
pengaruh-pengaruh lain yang diterima dari masyaraakat. Anak menerima
dengan daya penirunya, dengan segala senag hati, sekalipun kadang-kadang
anak tidak menyadari benar apa maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pendidikan itu.
Keluarga adalah suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan perkawinan
atau darah, yang secara khusus mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak
dan merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan dan ditangani
langsung oleh kedua orang tuanya. (Yasin Mustofa, 2007:52)
Antar keluarga (dalam hal ini orang tua) dengan anak terdapat hubungan yang
sangat erat dibanding hubungan dengan pihak lain. Orang tua adalah pihak
yang paling berhak terhadap keberadaan sang anak dan yang paling
bertanggungjawab terhadap kehidupan anak disegenap aspeknya. Karena
melalui kehidupan orang tuanyalah seorang anak bisa lahir didunia, sehingga
orang tua menjadi pihak yang paling berhak atas keberadaaan anak. Dan
orang tua merupakan pihak yang menjadi salah satu penyebab kehadiran
seorang anak, maka orang tua menjadi pihak yang paling bertanggung jawab
atas pemeliharaan bagi perkembangan dan kehidupan anak disegenap
aspeknya. Disamping itu, orang tua juga merupakan bagian yang paling
4
penting dari jaringan sosial anak sebab orang tua adalah lingkungan pertama
dan utama bagi anak.
Suasana kehidupan keluarga yang kondusif sangat dibutuhkan oleh anak
dalam perkembangan sosialnya. Salah satu aspek penting yang dapat
membangun suasana keluarga yang baik adalah terjalinnya
interaksi/komunikasi antar anggota keluarga. Harmonis-tidaknya, intensif
tidaknya komunikasi antaranggota keluarga akan mempengatuhi
perkembangan sosial anak yang ada didalam keluarga. Situasi komunikasi
antar anggota keluarga, akan berpengaruh terhadap kondisi psikis anak. Bila
komunikasi yang dibangun antar anggota keluarga dilakukan dengan
demokratis maka anak akan menjadi aktif, bersahabat, ramah, mudah bergaul,
tidak akan menyalahkan diri sendiri, kreatif, luwes, tidak kaku dalam
menerapkan peraturan dan lebih berhasil dalam berkomunikasi serta
memberikan pendapat.
Untuk menciptakan pola komunikasi diatas, maka perlu dilakukan
komunikasi yang didasari rasa kehangatan, keakraban, kejujuran, kesenangan,
saling pengertian, dan tindakan positif serta hubungan interpersonal yang baik
antar anggota keluarga. Teknik komunikasi antaranggota keluarga yang perlu
dikembangkan adalah komunikasi interpersonal multi arah, sehingga anak
mampu mengidentifikasi peran dari dirinya sendiri dan juga anggota keluarga
lainnya, yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa percaya diri.
5
Berdasarkan prapenelitian yang penulis lakukan pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran
2014/2015, dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru BK, diperoleh
informasi bahwa masih banyak siswa yang tingkat kepercayaan dirinya masih
rendah, hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa gejala prilaku; tidak
berani mengemukakan pendapat, enggan mengajukan pertannyaan terhadap
materi pelajaran yang diberikan, jika bertanya tidak jelas dan bahasa sulit
dipahami, rasa kurang yakin akan kemampuan, cenderung diam, pasif dan
kurang mau membuka diri terhadap temannya, dan lain sebagainya.
Rendahnya tingkat kepercayaan diri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penulis
berasumsi salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri pada siswa
tersebut adalah komunikasi interpersonal dalam keluarga.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latarbelakang masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
“Apakah ada hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat
kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah1 Pringsewu
Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis tuangkan kedalam judul
penelitian yaitu:
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT
KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP
6
MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
1.3.Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah komunikasi dalam keluarga dengan tingkat
kepercayaan diri siswa
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
Pringsewu Kabupaten Pringsewu
3. Waktu Penelitian tahun pelajaran 2014/2015
1.4.Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
Ingin mengetahui hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat
kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah1 Pringsewu
Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015
2. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Sebagai wacana ilmiah dalam rangka memperkuat dasar kerangka
konseptual strategi pengembangan bidang pendidikan, khususnya
pengembangan pendidikan dalam bidang bimbingan dan konseling
7
b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru BK agar dapat
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat terhadap
siswa-siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah
c. Sebagai bahan rujukan bagi orang tua siswa (melalui konsultasi
dengan guru Bk) agar dapat membantu atau menolong siswa tersebut
mengoptimalkan kepercayaan dirinya sesuai dengan taraf
kemampuannya.
d. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar mampu menerima keadaan
dirinya, mengetahui kelemahan dan kekuatan dirinya, mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta dapat meningkatkan
kepercayaan dirinya.
8
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kepercayaan Diri
1. Pengertian Kepercayaan Diri
Ada beberapa definisi kepercayaan diri menurut para ahli diantaranya
adalah: “ kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa
manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat
sesuatu”(Angelis,2003:http://www.ed.Psikologi/related/latin/Jakarta,html)
Menurut Aaron Lumpkin (2005:61) bahwa, “kepercayaan diri adalah
keyakinan akan diri sendiri untuk bisa melakukan apapun sesuai
kemampuan yang dimilikinya”. Kepercayaan diri menurut Gomelan
(dalam Rissyo Aziza, 2006) adalah “kesadaran yang kuat tentang harga
dan kemampuan dirisendiri. Orang dengan kecakapan ini akan berani
tampil dengan keyakinan sendiri, berani mengatakan keberadaannya,
berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban
demi kebenaran, serta tegas, mampu membuat keputusan yang baik
kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan”.
(http://rac.uii.ac.id/server/document/public/200105230301020132307.2dt)
Rakhmat (2005:101) “ kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu
kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam
kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara
hutuh dengan mengacu pada konsep dirinya
9
Berdasarkan beberapa kutipan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kepercayaan diri adalah sikap seseorang yang memiliki keyakinan
akan kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan,
bertanggung jawab terhadap tindakannya dan terpengaruh oleh orang lain.
2. Karakteristik kepercayaan diri
Menurut Rini, 2002 (http://www.e-psikologi.com/118/0j/2010, TinaAfatin)
Menyebutkan beberapa karakteristik kepercayaan diri, yakni:
a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan
pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima
oleh orang lain atau kelompok
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain - berani
menjadi diri sendiri
d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah
menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung /
mengharapkan bantuan orang lain)
f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain
dan situasi di luar dirinya
g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika
harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya
dan situasi yang terjadi.
Menurut Aaron Lumpkin (2005:82) keeprcayaan diri merupakan suatu
konsep yang menarik. Rasa percaya diri yang sejati berarti kita memiliki
beberapa hal yang meliputi: “integritas diri, wawasan pengetahuan,
keberanian, sudut pandang yang luas, dan harga diri yang positif”.
Seseorang bisa saja merasa percaya diri, tetapi sekaligus rendah diri,
Seseorang mungkin saja memiliki rasa percaya diri, tetapi tidak
mempunyai banyak pengaruh. Sebagai contoh: seorang pria dengan
10
pembawaan yang kasar mungkin saja meraasa percaya diri dengan
berbagai situasi tetapi ia akan merasa ketakutan setangah mati jika
berpidato dihadapan sekelompok orang. Berdasarkan contoh tersebut,
menujukkan bahwa kepercayaan diri pada setiap individu memiliki
karakteristik tertentu seperti yang telah disebutkan diatas.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri
Kepercayaan diri merupakan tekad atau kesediaan untuk melakukan
sesuatu, bukan orientasi kepada hasil. Hasil merupakan bagian akhir yang
tidak bisa ditebak oleh manusia. Oleh karena itu adanya kemauan dan
tekad yang kuat untuk menghadapi hidup adalah sikap kepercayaaan diri
yang kuat.
Kepercayaan diri bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil belajar,.
Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnaya, sejak itupula manusia
belajar banyak hal tentang kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya,
seseorang akan menetapkan kepaercayaan dirinya berdasarkan factor.
Menurut EB. Hurlock (dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,
2008:47), factor-faktor itu adalah: bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian,
nama dan julukan, intelegensi, kecerdasan, taraf aspirasi/cita-cata,
ekonomi keluarga, teman-teman, dan tokoh/orang yang berpengaruh.
Apabila berbagai factor kitu menimbulkan perasaan positif (bangga,
senang), maka muncullah kepercayaan diri yang positif. Pada masa kanak-
kanak, seseorang biasanya cenderung menganggap benar apa saja yang
11
dikatakan oleh orang lain. Jika seorang anak merasa diterima, dihargai,
dan mencintai dirinya (berkonsep kepercayaan diri positif). Sebaiknya,
jika orang-orang yang berpengaruh di sekelilingnya (orang tua, guru,
orang dewasa lainnya, atau teman-temannya) ternyata meremahkan,
merendahkannya, mempermalukannya, dan menolaknya, maka
pengalaman itu akan disikapi dengan negatif (memunculkan keercayaan
diri negatif)
4. Upaya meningkatkan kepercayaan diri
Menurut Rini (2002), agar seseorang dapat menumbuhkan atau
membangun kepercayaan dirinya, seseorang hendaknya mempunyai
kesadaran dan keyakinan akan kekuatan dan kemampuan diri sendiri
(dengan kata lain mempunyai rasa kepercayaan diri), diperlukan usaha
gigih yang kontinyu dan penuh kesadaran yang harus ditempuh uuntuk
membangun pilar-pilar atau sendiri-sendiri rasa percaya dirinya yang
kokoh.
Untuk meningkatkan kepercayaan diri, maka perlu dilakukan upaya
sebagai berikut:
a. Pemahaman diri bahwa manusia ciptaan tuhan
b. Mandiri
c. Punya kelebihan
d. Berpengalaman yang luas
e. Realistis
f. Asertif
g. Dapat duduk dan berdiri tegak
(Rini.2002:http//www.e-psikologi.com/dewe/160502.html)
12
Aspek-aspek indikator dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pemahaman diri bahwa manusia ciptaan tuhan
Menyadari bahwa semua orang adalah ciptaan yang dikaruniai hak-hak
mendasar yang sama, yaitu hak hidup, hak untuk merdeka, dan hak
mencari kebahagiaan kita sendiri. Individu tidak perlu minder atau
kurang merasa percaya diri.
b. Mandiri
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang hendaknya mampu mengerti
diri, menempatkan diri dalam situasinya, mengambil sikap
menentukan dirinya, serta nasibnya ada ditangan sendiri. Pribadi yang
mandiri dan sehat memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran
mencapai keputusan dan melaksanakan dorongan serta disiplin mereka
sendiri. Orang yang mandiri harus selalu kembali kepada diri sendiri
bukan berarti tidak butuh orang lain. Tetapi alam hal pengembangan
kepribadian, seseorang harus lebih mengandalkan diri sendiri dari pada
orang lain, seseorang harus mengenali kemampuan diri sendiri
daripada menguntungkan diri daripada orang lain/menjadi benalu pada
orang lain.
c. Punya kelebihan
Setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak ada
orang di dunia ini yang tidak memiliki kelebihan sama sekali.
Mungkin kelebihan seseorang tidak sehebat yang dimiliki orang lain,
13
tetapi setiap orang harus memiliki keyakinan bahwa setiap orang pasti
mempunyai kelebihan/keunggulan. Untuk menumbuhkan rasa percaya
diri, seseorang harus berusaha menanamkan keunggulan atau
kelebihan diri dan kemudian mengembangkan dengan sungguh-
sungguh. Jika berhasil itu dapat mendongkrak rasa kepercayaan diri.
d. Berpengalaman luas
Pengetahuan adalah kekuatan, artinya orang yang berpengetahuan
yang luas makan menjadi kuat secara mental. Salah satu cara agar
memiliki pengetahuan yang luas adalah dengan rajin membaca. Selain
itu dengan memiliki rasa ingin tahu yang besar, mau mencari informasi
melalui internet dan tidak malu untuk bertanya. Semakin
berpengetahuan, semaki kuat, artinya seseorangn tidak mudah
menyerah dan kemudian diam seribu bahasa, tidak bisa berkata apapun
untuk mengimbangi pembicaraan. Dengan demikian pengetahuan yang
luas, seseorang lebih memiliki kepercayaan diri
e. Realistis
Orang tidak percaya diri akan merasa diirinya negative dari pada
positif. Orang semacam ini mendengar hal positif seperti bisakan,
sementara hal negative tentang dirinya terdengan seperti geledek
sehingga ia kaget dan takut. Kebanyakan orang tergoda untuk melihat
atau berfokus melihat yang negative yang berkaitan dengan dirinya
atau karyanya, sementara hal yang positif yang ada dirinya/karyanya
14
sering diremehkan, maka orang perlu belajar untuk selalu berfikir
seimbang karena pikiran yang seimbang itulah yang nyata dan realistis.
f. Asertif
Orang yang bersikap asertif akan tulus mengakui hak orang lain, tetapi
pada saat yang sama menegakkan haknya sendiri. Dengan kata lain,
ketika memperjuangkan haknya sendiri,dia tidak merampas atau
mengingkari hak orang lain. Sikap asertif penting untuk membangun
rasa kepercayaan diri. Tanpa sikap ini, seseorang akan mudah
dipermainkan oleh orang lain.
g. Dapat duduk dan berdiri tegak
Orang yang memiliki kepercayaan diri dapat menggunakan bahasa
verbar dan non verbar dengan tepat. Bahasa nonverbal memliputi
gerak mata atau arah pandang mata, tinggi rendahnya suara, cepat
lambatnya tempo suara, ekspresi wajah, gerak kepala, gerak tubuh,
gerak tangan, posisi duduk, berdiri dan jarak antara pembicaraan dan
pendengaran. Bahasa nonverbal biasanya otomatiss artinya orang tidak
perlu dengan sadar memilih atau memakai bahasa nonverbal, karena
ini akan muncul dengan sendirinya. Agar kepercayaan tumbuh dalam
diri, maka seseorang hendaknya menampilkan bahasa nonverbal
seperti berani memandang wajah dan mata orang lain yang sedang
diajak berbicara atau yang mengajaknya berbicara dan kontak ini
terjadi dalam waktu yang relatif lama
15
Selanjutnya, Aaron limpkin (2005:82) mengemukakan cara untuk
menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan membuat beberapa perubahan
mendasar pada diri individu, yaitu:
a. Mencobalah sesuatu yang baru untuk mempelajari keterampilan
baru, mengembangkan minat baru, teman baru dan sebagainya.
b. Mencoba untuk menempatkan diri pada jalur sama dengan orang
lain dan sekitarnya.
c. Mengembangkan pembawaan yang percaya diri
d. Bertindaklah lebih percaya diri
e. Haruslah menjadi diri sendiri
Berdasarkan kedua kutipan diatas, bahwa untuk menumbuhkan atau
membangun kepercayaan diri dapat ditempuh dengan berbagai tingkah
laku atau tindakan yang sesuai dengan kemampuan atau keunggulan yang
dimiliki individu seperti mencoba sesuatu yang baru, mencoba untuk
menempatkan diri pada jalur yang sama dengan yang lain, memahami diri
sendiri dengan bersikap cukup keras dan tegas, memiliki pendirian yang
kukuh dengan maksud tidak untuk mempertahankan diri secara emosional,
tidak menyepelekan orang lain, mengembangkan pembawaan percaya diri
dan berusaha menjadi diri sendiri. Banyak hal lain yang
dapamengembangkan kepercayaan diri selain yang telah disebutkan diatas.
16
5. Aspek-aspek Tingkat Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri merupakan sikap atau keyakinan atas kemampuan diri
sendiri sehingga tindak-tindakkannya sesuai keinginan dan tanggung
jawab atas perbuatannya sendiri serta tidak tergantung pada orang lain.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan pendapat rini, 2002: (http://www.e-
psikologi.com/118/0j/2010, TinaAfatin), maka yang menjadi aspek-aspek
tingkat kepercayaan diri pada penelitian ini antara lain:
a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi
b. Bersikap tegas dan teguh pada pendidikan sendiri
c. Bertanggung jawab dalam tugas
d. Dapat tampil bebas dalam situuasi social
e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri
Aspek-aspek tingkat, kepercayaan diri yang dikemukakan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi
Memikirkan gagasan-gagasan positif merupakan aspek utama dalam
mengembangkan kepercayaan diri yang sehat. Individu harus sadar
bahwa kehidupan tidak selalu menawarkan gagasan yang positif, tetapi
juga kesulitan-kesulitan yang dapat kiita mengalami tekanan sehingga
menimbulkan masalah pribadi. Berbagai usaha perlu dilakukan untuk
mengatasi berbagai persoalan besar tanpa harus memaksakan
17
kehendaknya kepada orang lain. Bila semua ini dilakukan maka dalam
diri individu telah memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi/positif.
b. Bersikap tegas dan teguh pada pendirian sendiri
Seseorang memiliki tingkat kepercayaan tinggi terindikasi dari
sikapnya yang tegas dan teguh pendiriannya dalam melakukan
tindakan, tidak terpengaruh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
orang lain. Siap mempertahankan pendiriannya bila itu memang benar
dan bertindak tegas tanpa kompromis bila sesuatu itu dianggap salah
atau menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Disamping itu, mau
mengataakan yang sebenarnya tanpa harus malu atau takut
mendapatkan kritikan atau teguran dari orang lain.
c. Bertanggung jawab dalam tugas
Individu yang bertanggung jawab dalam tugas adalah individu yang
memiliki kesanggupan menyelesaikan persoalan atau pekerjaan yang
dibebankannya dan dapat menyelesaikannya dengan baik, tepat waktu,
serta berani mengambil resiko untuk setiap keputusan yang dibuat atau
tindakan yang dilakukan. Tidak pernah melemparkan kesalahan yang
dibuatnya kepada orang lain. Irang yang memiliki tanggungjawab juga
memiliki sikap tegas dan teguh dalam mempertahankan
pendapat,gagasan atau ide-ide yang dianggap benar tanpa harus
melaksanakan kehendaknya kepada orang lain. Bila semua ini
18
dilakukan maka dalam diri individu telah memiliki tingkat
kepercayaan diri tinggi/positif.
d. Dapat tampil bebas dalam situasi sosial
Seseorang yang memiliki rasa percaya diri positif adalah orang yang
dapat tampil bebas dalam situasi sosial, misalnya dalam rapat, diskusi,
atau mengemukakan pendapatnya tanpa harus malu, ragu-ragu atau
merasa tidak mampu melaksanakannya seperti gugup, takut,cemas, dan
lain-lainnya. Bila saat tertentu diberikan kesempatan untuk tampil
dalam suatu kegiatan dengan penuh keyakinan melaksanakan
kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri
Dalam menghadapi kehidupan ini individu memiliki harapan, cita-cita,
tujuan hidup yang realistis sesuai dengan keadaan diri sendiri tanpa
harus membandingkan atau melihat orang lain. Ketika harapan tersebut
tidak menjadi kenyataan, ia tetap menaggapi secara positif terhadap
harapan, cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai dengan memahami
sepenuhnya terhadap situasi yang dihadapi saat ini. Ia mampu untuk
membangkitkan semangat lebih baik dalam meraih harapan, cita-cita,
dan tujuan hidupnya tanpa mempersilahkan diri sendiri atau situasi
yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya harapan tersebut.
19
2.2.Komunikasi Dalam Keluarga
1. Pengertian Komunikasi Dalam Keluarga
Setiap pribadi manusia akan selalu berada dan mengalami
perkembangan dalam ketiga lembaga pendidikan (keluarga, sekolah,
dan masyarakat).
Berdasarkan reality dan peranan ketiga lembaga ini, oleh ahli
pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga
lembaga pendidikan sebagai tripusat pendidikan.Artinya, tiga pusat
pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban tanggung
jawab bagi generasi mudanya. Orientasi kelembagaan tripusat
pendidikan bersifat wajar (alamiah) sesuai dengan kenyataandalam
tata kehidupan dan kebudayaan manusia:
Salah satu tripusat pendidikan yang terbentuk berdasar kan rasa suka
rela dan cinta-kasih yang asasi antara dua subjek manusia (suami-
istri). Merurut Abu Ahmadi (2002:234), "Keluarga adalah merupakan
satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang
belum dewasa yang terikat dalam perkawinan", Yasin Musthofa
.(2007:52) mengatakan "Keluarga adalah sebagai suatu kelompok
individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau darah yang secara
khusus mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak". Dikemukakan
pula oleh prayitno (2004:245), bahwa "Keluarga merupakan satuan
persekutuan hidup antara dua individu (suami-iitri) yang terikat oleh
perkawinan yang sah yang paling mendasar merupakan pangkal
20
kehidupan bermasyarakat". Menurut Undang-Undang Perkawinan Bab
II Tentang DasarDasar Perkawinan Pasal 2 Tahun 1974 dijelaskan,
"Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad yang
sangat kuat atau miitsaaaqon gholiidhan untuk"mentaati perintah
Alloh dan bertujuan mewujudkan rumah tangga yang sakinah,
mawadah, dan rahmah".
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah unit sosial yang terkecil terdiri dari suarni-istri dan anak
yang terkait perkawinan yang sah dan merupakan pangkal kehidupan
bermasyarakat.
Adapun beberapa pengertian komunikasi dapat dikemukakan sebagai-
berikut.Menurut Jalaludin Rakhmat (2005:4), bahwa ada enam
pengertian komunikasi, yaitu:
a) Penyampaian, perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain
seperti daidm sistem syaraf atau penyampaian gelombang-gelombang
suara;
b) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme;
c) Pesan yang disampaikan;
d) Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang
lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan;
e) Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan selain satu wilayah menimbulkan perubahan yang
berkaitan pada wilayah lain;
f) Pesan pasien,kepada pemberi terapi dalam psikoterapis
Husaini Usman (2006:346) mengatakan "Komunikasi adalah proses
penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain,
baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa
isyarat".
21
Dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy (2007:14) bahwa
"Komunikasi adalah keterlibatan dua orang atau lebih dalam suatu
interaksi, komunikator menjadi suatu pesan, lalu menyampaikan kepada
kornunikan, dan kornunikan mengawasandi pesan tersebut".
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise),
terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik (Joseph A. Derito 1991:23.)
Dijelaskan pula oleh Agus M Hardjana, (2003:11). Komunikasi dapat
didefinisikan sebagai proses penyampain makna dalam benttuk gagasan
atau informasi dari seeorang kepada orang lain melalui media tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi dan keluarga yang telah
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam
keluarga adalah proses interaksi atau proses pengiriman pesan antar
anggota keluarga (ayah, ibu, dan anak) baik secara verbal maupun
nonverbal yang terlibat langsung, multi arah guna menciptakan lingkungan
keluarga yang kondusif dan terwujudnya keselarasan hubungan dalam
keluarga.
2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi dalam Keluarga
Menurut Husaini Usman (2006:346), tujuan komunikasi dalarn
keluarga,antara lain:
22
a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial
b. Menyampaikan atau menerima informasi
c. Menyampailkan dan menjawab pertanyaan
d. Mengubah pikiran (pola pikir), perasaan, dan tindakan
e. Mengubah keadaan sosial
f Ada dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial adalah
komunikasi dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan kutipan di atas, bahwa komunikasi dalam keluarga memiliki
tujuan yang kompleks, di antaranya meningkatkan kemampuan menajerial
dan hubungan social, ` menyampaikan, menerima informasi, dan
menjawab pertanyaan, mengubah pola pikir, keadaan sosial, dan
pengambilan keputusan.
Adapun fungsi komunikasi dalam keluarga, di antaranya:
a. Membantu perkembangan intelektual dan sosial;
b. Identitas atau jati diri terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan
anggota keluarga.
c. Mengembangkan kesehatan mental
d. Pengakuan atau tanggapan dari anggota keluarga
e. Untuk mendukung dan Baling menolong antaranggota keluarga,
f. Memecahkan konflik dan bentuk masalah-masalah pribadi dalam
keluarga;
g. Membina keakraban dan saling membutuhkan antaranggota keluarga
(Supratiknya, 2001:9).
Dari kutipan di atas, fungsi komunikasi keluarga adalah membina
hubungan antar anggota keluarga untuk mencapai kebahagiaan hidup
dalam keluarga.
3. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi
Ada beberapa hal yang menjadi penghambat atau penghalang dalam proses
komunikasi. Penghambat tersebut dikenal dengan istilah barrier, noises,
atau bottle neck communication. Dalam komunikasi dikenal hambatan
23
psikologis seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, dan
pengetahuan. Hambatan fisik misalnya kelelahari, sakit, keterbatasan
panca indera atau cacat tubuh.
Komunikasi bisa juga dihambat oleh kultur/budaya seperti perbedaan adat
istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan, dan nilai-nilai panutan.Tanda
setuju di Indonesia dengan menganggukan kepada. Sebaliknya, di India
menanggukkan kepala berarti tidak setuju (Husaini Usman, 2006:353),
Menurut Massa (1998) (dalam Husaini Usman, 2006:353) mengatakan
hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, antara lain:
a. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami;
b. Perbedaan persepsi akibat perbedaan latar belakang;
c. Terjemahan yang salah;
d. Kegaduhan;
e. Reaksi emosional seperti selalu bertahan (depensif) dan terlalu
menyerang (agressif)
f. Gangguan fisik (tuli,bisu,dan buta);
g. Pesan bermakna ganda (semantik);
h. Belum berbudaya baca dan tulis serta budaya diam;
i. Kecurigaan;
j. Teknik bertanya yang buruk;
k. Teknik menjawab yang buruk;
l. Tidak jujur
m. Tertutup,
n. Destruktif;
o. Kurang dewasa;
p. Kurang respek;
q. Kurang menguasai materi;
r. Kurang persiapan;
s. Kebiasaari menjadi pembicara dan pendengar yang buruk.
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 2001:42)„ ada beberapa kesalahan
umum yang sering dilakukan dalam berkomunikasi, antara lain:
a. Sebagai pengirim pesan
1) Cepat-cepat berbicara, tanpa menyusun pikiran kita terlebih dahulu;
24
2) Menjejalkan terlalu benyak gagasan dalam pesan kita, apalagi gagasan
itu kadang-kadang sering tidak saling berhubungan;
3) Atau sebaliknya, merumuskan pernyataan-pernyataan terlalu pendek;
4) Mengabaikan jumlah informasi tentang pokok pesan yang sudah
dimiliki oieh penerima;
5) Tidak menyesuaikan perumusan pesan kita dengan sudut pandang
penerima.
b. Sipenerima:
1) Tidak menaruh perhatian kepada pengirim;
2) Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang
hendak dikatakan oleh pengirim;
3) Cenderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi, dan
sebagainya, bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan;
4) Memberikan penilaian benar atau salah, sebelum memahami
sepenuhnya pesan yang dikirim.
Cara mendengarkan dan menanggapi lawan bicara sangat penting dalam
berkomunikasi. Agar komunikasi kita menjadi lebih intim dan personal,
kita perlu mengkomunkasikan kepada lawan bicara kita bahwa kita telah
mendengarkan dan memahaminya. Komunikasi disebut impersonal apabila
penerima mengkomunikasikan kepada pengirim bahwa ia tidak
mendengarkan dan tidak memahaminya. Hal ini jelas menghambat
komunikasi.
Hambatan lain untuk membangun komunikasi yang intim dan personal
adalah kecenderungan untuk menilai, menghakimi, membenarkan atau
sebaliknya, menyalahkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh
pengirim.
4. Keterampilan Dasar dalam Berkomunikasi
Pada umumnya selaras dengan pengertian komunikasi di atas, komunikasi
yang paling banyak terjadi dan mudah dilihat adalah komunikasi antar
25
manusia. Namun, tidak menutup kemungkinan komunikasipun bisa dilakukan
dengan objek yang lain. Kumunikasi termasuk bentuk kebutuhan alamiah
manusia. Manusia membutuhkan dan melakukan komunikasi terhadap diri
sendiri, orang lain, makhluk hidup lainnya, dan kepada Tuhan.
Ketika manusia menimbang dan ingin mengambil suatu keputusan tertentu
yang selaras dengan nuraninya, berarti is sedang berkomunikasi dengan diri
sendiri. Proses pertimbangan dan perenungan diri sebelum mengambil sikap
atas keputusan adalah bentuk komunikasi pribadi.
Komunikasi secara luas adalah sebagai bentuk tingkah laku seseorang, baik
verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain, tidak sekedar
pertukaran kata atau sejumlah menerima melalui tingkah laku tersebut dengan
sadar dimaksudkan untuk mempengaruhi tingkah laku atau sikap dan
mengubah opini atau pandangan orang lain. Dalam setiap bentuk komunikasi,
orang saling mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu,
bersifat verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa ekspresi dan
gerak tubah.
Proses komunikasi adalah proses alamiah yang dilakukan oleh manusia
namun, agar setiap komunikasi dapat efektif maka dibutuhkan beberapa
keterampilan dasar. Agar mampu memulai, mengembangkan, dan memiliki
komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain, maka perlu
memiliki sejumlah keterampilan dasar berkomunikasi. Beberapa keterampilan
dasar yang dimaksud antara lain;
a. Harus mampu saling memahami;
26
b. Harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kits secara tepat
dan jelas;
c. Harus mampu saling menerima dan memberi dukungan atau saling
menolong;
d. Harus mampu memecahkan konflik
(Jhonson dalam Supratiknya.2001:11).
Lebih jelas bentuk-beptuk keterampilan dasar yang dikemukakan di atas dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Harus mampu saling memahami
Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa sub kemampuan yaitu
sikap percaya, pembukaan diri, keinsyafan, dan penerimaan diri. Agar
dapat saling memahami, pertama-tama harus saling percaya, sesudah
saling percaya harus saling membuka diri, yakni saling mengungkapkan
tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi, termasuk kata-kata yang
ducapkan atau perbuatan yang dilakukan oleh lawan komunikati. Untuk
membuka diri seperti itu, tentu raja sebelumnya individu harus menginsafi
diri sendiri, yakni menyadari perasaan-perasaan maupun tanggap-
tanggapan batin lainnya. Namun, untuk sampai- pada keinsafan diri
semacam itu, individu perlu menerima diri, menerima dan mengakui
pikiran perasaannya, bukan menyangkal, menekan, atau
menyembunyikannya. Selain itu, tentu saja individu harus mampu
mendengarkan orang lain. Membuka diri kepada orang lain dan
mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang lain sedang membuka
diri kepada individu adalah cara yang jitu untuk memulai dan memelihara
komunikasi.
27
b. Harus mampu mengkornuiiikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan
jelas
Kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan sikap
hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan Cara
yang akan menunjukkan bahwa individu memahami lawan
komunikasinya. Dengan saling mengungkapkan pikiran-pikiran dan
perasaan serta saling mendengarkan, individu memulai, mengembangkan,
dan memelihara komunikasi dengan orang lain.
c. Harus mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau
saling menolong
Individu harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara
bersifat menolong, yaitu menunjukkan sikap memahami dan bersedia
menolong sambil memberikan bimbingan dan contoh seperlunya agar
orang tersebut mampu mengemukakan pemecahan-pemecahan yang
konstruktif terhadap masalahnya yaitu melalui komunikasi antar individu.
d. Harus mampu memecahkan konflik
Individu harus manpu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah
antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi individu
dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif (membangun).
Artinya, dengan cara-cara yang semakin mendekatkan individu dengan
lawan komunikasi dan menjadikan komunikasi individu itu semakin
tumbuh dan berkembang. Kemampuan ini sangat penting untuk
mengembangkan dan menjaga perasaan serta kelangsungan komunikasi
28
individu. Kemampuan memecahkan konflik merupakan langkah yang
tepat bagi individu karena tanpa kemampuan ini, komunikasi antarpribadi
tidak berjalan lancar dan efektif. Di samping itu, proses penerimaan pesan
oleh komunikator tidak sesuai dengau harapannya.
5. Aspek-aspek Koimunikasi dalam Keluarga
Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara alamiah
memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua. Tanggung jawab
ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang pada hakikatnya juga dijiwai
oleh tanggung jawab moral. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban
untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri
(dewasa) baik secara fisik, sosial-ekonomi maupun moral. orang tua
meletakkan dasar-dasar untuk mandiri.
Untuk menciptakan pola seperti di atas, perlu dilakukan komunikasi yang
menimbuikan kehangatan, keakraban, pengertian dan tindakan positif serta
hubungan baik antara seluruh anggota keluarga melalui komunikasi antara
anggota keluarga (komunikasi interpersonal).Teknik komunikasi_dalam
keluarga yang perlu dikembangkan adalah komunikasi multi arah, sehingga
anak mampu mengidentifikasi peran dari dirinya sendiri dan juga anggota
keluarga yang lain. Adapun aspek-aspek komunikasi dalam keluarga yang
diperlukan untuk menumbuhkan komunikasi interpersonal yang baik, di
antaranya:
a. Keakraban
b. Kesenangan
29
c. Sikap terbuka
d. Kejujuran
e. Memuaskan
(Jalaludin Rakhmat, 2005:1.29).
Untuk lebih jelas, aspek-aspek komunikasi dalam keluarga di atas dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Keakraban
Salah satu indikasi proses komunikasi dalam keluarga adalah adanya
unsur keakraban. Keakraban antaranggota keluarga terlihat adanya rasa
aman dan nyaman bila antara anak dan anggota keluarga (orang tua).
Mereka memiliki rasa saling ketergantungan/saling membutuhkan antara
satu dengan lainnya. Biasanya anak dan orang tua selalu ada waktu untuk
mengemukakan pendapat, suka bercanda di saat bersama-sama di rumah
dan akan merasa kesepian bila salah satu anggota keluarga tidak ada di
rumah dan antara anak dengan anak (kakak-adik) saling berbagi
pengalaman atau bermain-main bersama dan ini nampak sekali kearaban
antar anggota keluarga.
b. Kesenangan
Di samping adanya unsur keakraban antaranggota keluarga dalam
menjalin hubungan di rumah dan di luar rumah juga ada hubungan
kesenangan. Anak dan anggota keluarga juga betah di rumah, merasa
senang belajar bersama-sama dengan adik dan kakak serta orang tua bila
pada saat bersamaan sedang berkumpul. Di samping itu, orang tua
30
biasanya memahami apa yang menjadi kebutuhan anak dan keluarga dan
akan selalu berusaha memenuhinya melalui bekerja, baik di rumah
maupuh di luar rumah. Orang tua juga selalu melindungi, merawat dan
menjaga keamanan dan kasih sayang sepenuhnya kepada anak karena
biasanya anak menjadikan sumber inspirasi dan motivasi tersendiri bagi
orang tua untuk memenuhi kebutuhan. Di samping itu, diberikan pula
kesempatan untuk saling memahami, saling memperhatikan, dan adanya
penghargaan anak terhadap orang yang lebih tua dalam keluarga tersebut
serta bisa juga memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
keluarga untuk berhubungan dengan orang lain di luar lingkungan
rumahnya.
c. Sikap terbuka
Sikap terbuka besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi dalam
keluarga, Adapun karakteristik sikap terbuka dalam komunikasi keluarga,
antara lain:
1) Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan
logika;
2) Membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan sebagainya;
3) Berorientasi pada isi;
4) Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayaannya;
5) Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaannya (Rakhmat, 2005:136).
Agar komunikasi dalam keluarga melahirkan hubungan interpersonal yang
efektif, dogmatisme harus diganti dengan sikap terbuka.
Melalui sikap terbuka, sikap percaya, dan sikap suportif mendorong
timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling penting saling
31
mengembangkan kualitas hubungan interpersonal antaranggota
keluarga.Bila anggota keluarga memahami bagaimana perasaan dan
pandangan saya, tanpa berkeinginan untuk menganalisis atau menilai saya,
barulah saya dapat tumbuh dan berkembang pada iklim kondusif dalam
kehidupan saya (keluarga).
d. Kejujuran
Kejujuran adalah aspek ketiga yang menumbuhkan sikap terbuka dalam
komunikasi antara anggota keluarga, menerima dan empati mungkin saja
dipersepsi oleh orang tua/anggota keluarga positif. Komunikasi seperti ini
tercermin adanya sikap bersahabat, saling memperhatikan, empati
ditanggapi anggota keluarga dengan baik, sehingga antar anggota
keluarga tidak menyembunyikan isi hatinya atau membungkus pendapat
dan sikap dengan lambang-lambang verbal dan nonverbal. Kejujuran
menyebabkan perilaku anggota keluarga dapat diduga. Ini mendorong
orang lain dalam keluarga percaya pada anggotanya serta saling
memperhatikannya.
e. Memuaskan
Komunikasi dalam keluarga yang memuaskan akan terlihat dari orang tua
dalam memberikan rasa aman dan nyaman setiap saat pada anak dan
keluarga. Orang tua menanamkan disiplin moral dari baik terhadap anak
dan keiuarga melalui kebasaan-kebiasaan yang dilakukan anggota
keluarga. Di sini orang tua, memenuhi kebutuhan lahir dan batin terhadap
anak dan keluarga, orang tua menghargai setiap kelebihan dan kelemahan
32
yang ada pada anak dan anggota kelurga dan akan menjaga dengan sebaik-
baiknya pola interaksi yang dilakukan di dalam rumah, sehingga orang lain
menganggap keluarga ini harmonis atau adanya kesejahteraan di rumah.
2.3.Kerangka Pikir dan Hipotesis
1. Kerangka pikir
Sesuai dengan tinjauan pustaka dan variabel yang diteliti maka penulis
dapat menjelaskan kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut:
Suasana harmonis dalam keluarga merupakan syarat mutlak untuk
berkembangnya watak dan kepribadian anak menjadi positif. Suasana
ini akan tercemin dalam menjalin komunikasi interpersonal antar
anggota keluarga. Pola atau suasana komunikasi yang baik dalam
keluarga ditandai oleh adanya sikap keakraban, kesenangan, sikap
terbuka, kejujuran dan memuaskan.
Komunikasi dalam keluarga yang baik akan memberikan rasa aman
dan menumbuhkan serta mengembangkan rasa percaya diri. Rasa
percaya diri ini akan tumbuh dalam diri individu yang tercermin dari
adanya keyakinan akan kemampuan pada diri sendiri, bersikap tegas
dan teguh pendirian, bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan, dapat tampil bebas dalam situasi sosial, dan memiliki
harapan yang realistis terhadap diri sendiri.
33
Berdasarkan uraian diatas, secara teoritis akan dijelaskan tentang
hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat keparcayaan diri
pada siswa dalam skema kerangka pikir berikut ini:
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
Komunikasi dalam Keluarga
(X)
a. Keakraban
b. Kesenangan
c. Sikap terbuka
d. Kejujuran
e. Memuaskan
2. Hipotesis
“Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, oleh karena itu perlu dilakukan penlitian secara
empirik” (Sugiyono,2008:13)
Berdasarkan pernyataan diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian
ini sebagai berikut:
“Ada hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat
kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu Tahun pelajaran 2014/2015”
Tingkat kepercayaan diri
(Y)
a. Merasa yakin akan kemampuan
pribadi
b. Bersiakp tegas dan teguh
pendirian
c. Bertanggung jawab dalam tugas
d. Dapat tampil bebas dalam situasi
sosial
e. Memiliki harapan realistis
terhadap diri sendiri
34
III. METODE PENELITIAN
3.1.Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan cara mengukur
variabel. Adapun definisi operasional variabel sebagai berikut:
3. Variabel bebas; Komunikasi dalam Keluarga (X) adalah proses interaksi
antar anggota keluarga baik secara verbal maupun non verbal yang
terlibat langsung, multi arah guna menciptakan lingkungan keluarga
kondusif dan keselarasan hubungan.
Secara operasional indikator-indikator variabel bebas meliputi:
a. Keakraban adalah rasa aman dan nyaman serta rasa saling
ketergantungan, saling membutuhkan antara satu dengan lainnya
b. Kesenangan adalah adanya saling memaharni dan penghargaan antara
individu anggota keluarga
c. Sikap terbuka adalah mau menerima dan diterima antar anggota
keluarga tanpa dipaksa atau merasa terpaksa
d. Kejujuran adalah tidak ada unsur-unsur yang ditutupi, apa adanya
sesuai apa yang diperbuat dan dikatakannya
e. Memuaskan adalah rasa aman dan nyaman antara kebutuhan dan
pemenuhannya pada setiap anggota keluarga
4. Variabel terikat; Tingkat Kepercayaan Diri (Y) adalah sikap seseorang
yang memiliki keyakinan akan kemampuan untuk bertingkah laku sesuai
35
dengan yang diharapkan, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan
tidak terpengaruh oleh orang lain.
Secara operasional indikator-indikator tingkat kepercayaan diri meliputi:
a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi adalah kesanggupan mengatasi
berbagai persoalan tanpa memaksakan kehendaknya kepada orang lain
b. Bersikap tegas dan teguh pendirian adalah tidak terpengaruh terhadap
tindakan yang dilakukan orang lain dan memiliki keyakinan yang mampu
dipertahankan kebenarannya
c. Bertanggung jawab dalam tugas adalah dapat melaksanakan tugas secara
baik sesuai yang dibebankan kepadanya
d. Dapat tampil bebas dalam situasi sosial adalah tidak merasa malu, ragu-
ragu atau cemas melaksanakan kegiatan bersama orang lain
e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri adalah memiliki
keyakinan akan kemampuan, cita-cita, dan keinginan sesuai keadaan diri
sendiri.
3.2.Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan metode
dokumentasi dan angket. Setelah data terkumpul kemudian diadakan
pengukuran sesuai instrument yang telah disiapkan.
Jenis instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, yaitu angket yang langsung diberikan kepada responden dengan
jumlah butir soal masing-masing variabel sebanyak 24 item dan setiap
36
pertanyaan terdapat lima alternatif jawaban yang dengan kriteria penskoran
sebagai berikut:
Rentang skor positif adalah 5,4,3,2,1 dengan alternatif jawaban sebagai
berikut:
a. Jika pertanyaan dijawab selalu (SL), Artinya aktivitas dalam pernyataan
tersebut selalu dilakukan setiap waktu diberi skor 5
b. Jika pertanyaan dijawab sering (SR) Artinya aktivitas dalam pernyataan
tersebut sering dilakukan setiap waktu diberi skor 4
c. Jika pertanyaan dijawab jarang (JR) Artinya aktifitas dalam pernyataan
tersebut Jarang dilakukan setiap waktu diberi skor 3
d. Jika pertanyaan dijawab kadang-kadang (KD) Artinya aktifitas dalam
pernyataan tersebut kadang-kadang dilakukan setiap waktu diberi skor 2
e. Jika pertanyaan dijawab tidak pernah (TP) Artinya aktifitas dalam
pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan setiap waktu diberi skor 1
Berdasarkan kriteria pengukuran yang telah ditetapkan, secara teoritis
diperoleh skor tertinggi 120 dan sekor terendah 24 pada masing-masing
variabel. Kemudian variabel komunikasi dalam keluarga akan
dikelompokan dalam tiga kategori yaitu komunikasi baik, cukup baik, dan
kurang baik. Variabel kepercayaan diri akan dikelompokkan pada
katagori, kepercayaan diri tinggi, sedang dan rendah. Penetapan Skala
interval menggunkan ketentuan berikut:
37
i =
𝑁𝑇−𝑁𝑅
𝐾
=
110 −22
3
= 29
Keterangan:
I : interval
NT : Nilai Tertinggi
NR : Nilai Terendah
K : Kategori
(Sutrisno Hadi, 1986:283)
Dengan interval (i=26), maka diperoleh:
a. Pengkatagorian komunikasi dalam keluarga sebagai berikut:
- Skor 24-55, komunikasi dalam keluarga berkategori kurang baik
- Skor 56-87, komunikasi dalam keluarga berkategori cukup baik
- Skor 88-120, kepercayaan diri berkategori Baik
b. Pengkatagorian tingkat kepercayaan diri sebagai berikut:
- Skor 24-55, tingkat kepercayaan diri berkategori Rendah
- Skor 56-87, tingkat kepercayaan diri berkategori Sedang
- Skor 88-120, tingkat kepercayaan diri berkategori Tinggi
Selanjutnya, sebelum alat ukur digunakan pada sampel penelitian, perlu
dilakukan ujicoba (try out) yang dikenakan pada 10 responden di luar
sampel. Tujuan ujicoba ini adalah untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas alat ukur .
a. Validitas Alat Ukur
Suharsimi Arikunto dalam Riduwan (2009:109) menjelaskan,
"Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
38
atau keandalan suatu alat ukur." Sedangkan Sugiyono (2008:172)
mengemukakan, "Intrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur ana yang
seharunya diukur".
Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
validitas adalah alat ukur yang mampu mengukur dengan tepat sesuai
yang dikehendaki si pembuatnya. Kemudian pada umumnya, validitas
alat ukur dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu:
1. Validitas tampang/lahir (face validity),
2. Validitas logis (logical validity)
3. Validitas isi (content validity),
4. Validitas faktor (factorial validity )
5. Validitas empiris (empercal validity)
Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi yang
ditempuh melalui konsep pembuatan kisi-kisi dengan berdasarkan pada
konsep-konsep teoritis yang ada.
b. Reliabilitas Alat Ukur Menurut Arikunto mengatakan, "Reliabilitas
suatu test adalah taraf sejauhmana test itu sama dengan dirinya sendiri
atau keajegan suatu test", Sedangkan Kartini Kartono (2001:111)
menjelaskan, "Masalah reliabilitas pengukuran itu berkaitan dengan
stabilitas dan kematangan (konstansi) hasil pengukuran".
39
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa
reliabilitas test adalah stabilitas dan kejegan sebuah test hasil
pengukuran.Lebih lanjut, Kartini Kartono (2001:112) menjelaskan,
untuk mengukur reliabilitas alat ukur dapat dilakukan dengan tiga cara
pengujian, yaitu: 1) teknik uiangan, 2) teknik bentuk paralel atau
sejajar, 3) teknik belah dua"
Sependapat pertanyaan di atas, pada penelitian ini teknik yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas alat ukur dilakukan dengan
teknik belah dua dengan sistem ganjil genap. Maksudnya, membagi
skor yang ada menjadi dua bagian/ belahan.Untuk belahan pertama (X)
adalah kelompok skor item bernomor ganjil dan belah kedua (Y)
adalah kelompok skor item bernomor genap. Kemudian kedua data ini
dimasuk ke dalam rumus statistik Korelasi Product Moment",yakni:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2}
Dimana:
rXy = Koefisien korelasi antara X dan Y
XY = Hasil kali antara X dan Y
N = Jumlah data (Riduwan, 2009:110).
Kemudian untuk mengetahui reliabilitas alat ukur secara keseluruhan,
maka nilai rxy dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown di bawah
ini.
40
𝑟11 =
2(𝑟 𝑏)
1 + 𝑟 𝑏
Dimana:
r11 = Reluabuitas interna seiuruh hem
rb = Korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau
(akhir-awal) (Riduwan, 2009:113).
3.3.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran
2014/2015 seperti pada tabel berikut :
Tabel 1. Data Siswa Kelas VIII SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun
Pelajaran 2014/2015
No. Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
L P
1. VIII.1 15 11 26
2. VIII.2 14 15 29
3 VIII.3 21 6 27
Jumlah 50 32 82
Sumber: Data siswa SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran
2014/2015
Berdasarkan tabel di atas, populasi penelitian ini berjumlah 82 siswa yaitu
seluruh siswa kelas VIII SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten
Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.
41
2. Sampel
"Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti" (Arikunto,
2006:08), Untuk menetapkan besarnya sampel, penulis berpedoman pada
pendapat Arikunto (2006:110) mengatakan "Untuk sekedar ancer-ancer
apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambiI antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih..."
Berpedoman pendapat di atas, sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP Muhammadiyah I Pringsewu kelas VIII yang
berjumlah 82 siswa termasuk didalamnya sampel try out. Dengan
demikian penelitian ini disebut juga dengan penelitian total sampling
karena seluruh populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian.
3.4.Teknik Analisis Data
Berdasarkan tujuan dan hipotesis yang diajukan serta data berbentuk
interval, maka teknik analisis data digunakan.statistik dengan uji korelasi
Product Moment berikut ini:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2}
Dimana:
rXy = Koefisien korelasi antara X dan Y
XY = Hasil kali antara X dan Y
N = Jumlah data (Riduwan, 2009:110).
42
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Penyajian dan Analisis Data
1. Pelaksnaan Ujicoba (Try Out)
Sebelum alat ukur digunakan untuk penelitian, perlu diuji cobakan dengan
tujuan mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Pengujian
Reliabilitas dan validitas alat ukur ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Validitas Alat Ukur
Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnnya validitas alat
ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Validitas yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah validitas isi,
yaitu untuk menentukan validitas ditinjau dari isi-isi yang spesifik
sesuai variabel yang diukur. Untuk membuktikan validitas isi yaitu
ditempuh menguraikan variabel menjadi sub-sub variabel atau
indikator . Kemudian dari indikator-indikator dikembangkan atau
dijabarkan kembali ke dalam butir-butir item sesuai luas dan
sempitnya indikator variabel tersebut.
Melalui langkah-langkah yang diteliti maka peneliti berharap
mendapatkan validitas isi yang tinggi. Untuk membuktikan validitas isi
ini di tempuh dengan membuat kisi-kisi angket yang merupakan
43
pedoman operasional penyusunan angket. Kisi-kisi angket pada
penelitian ini dapat dilihat pada halaman lampiran skripsi.
b. Reliabilitas Alat Ukur Komunikasi dalam Keluarga
Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur komunikasi dalam keluarga
dilaksanakan ujicoba (tryout) yang dikenakan pada 10 responden siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran
2014/2015, yang diambil secara acak dalam enam kelas di luar sampel
namun dalam populasi.
Hasil pelaksanaan ujicoba (tryout) didapatkan skor dan skor tersebut
kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian/belahan. Untuk belahan
pertama (X) adalah kelompok skor items bernomor ganjil dan belahan
kedua (Y) adalah kelompok skor items bernomor genap. Kemudian
data dari kedua belahan tersebut dimasukkan ke dalam tabel kerja
berikut ini.
Tabel 2. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara
Skor Items Bernomor Ganjil (X) Dengan Skor Items
Bernomor Genap (Y) pada 10 Responden Ujicoba
No X Y X² Y² XY
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 53 53 2809 2809 2809
2 57 56 3249 3136 3192
3 49 51 2401 2601 2499
4 50 57 2500 3249 2850
5 51 41 2601 1681 2091
6 51 46 2601 2116 2346
7 60 60 3600 3600 3600
8 55 57 3025 3249 3135
9 45 51 2025 2601 2295
10 44 47 1936 2209 2068
44
Jumlah 515 519 26747 27251 26885
Sumber : analisis data hasil ujicoba
Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
N = 10 ΣX = 515 ΣX² = 26747
ΣY = 519 ΣY² = 27251
ΣXY = 26885
Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus statistik
korelasi Product Moment berikut ini.
rxy =
∑ 𝑥𝑦 –
(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
𝑁
√{(∑ 𝑥2−
(∑ 𝑥)²
𝑁
)}{(∑ 𝑦2−
(∑ 𝑦)²
𝑁
)}
=
26885−
(515)(519)
10
√{(26747)−
(515)²
10
)}{(27251)−
(519)²
10
)}
=
26885−26728,5
√(26747−26522,5)(27251−26936,1)
=
156,5
√(224,5)(314,9)
=
156,5
√70695.05
=
156,5
265,8854
= 0,589
Hasil perhitungan di atas didapatkan nilai koefisien korelasi masing-
masing belahan sebesar (rxy = 0,589). Kemudian untuk mengetahui
45
reliabilitas alat ukur secara keseluruhan maka nilai tersebut
dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut :
2(r1 2⁄ 1 2⁄ )
r11 =
1 + r1 2⁄ 1 2⁄
2(0,589)
=
1 + 0,589
1,178
= = 0,741
1,589
Nilai reliabilitas alat ukur secara penuh sebesar (r11=0,741). Nilai ini
bila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi harga r terletak pada
interval 0,600 - 0,799 dengan interpretasi berkorelasi tinggi. Lebih
jelasnya table interpretasi harga r tertera di bawah ini :
- 0,800 – 1,000 : korelasi sangat tinggi
- 0,600 - 0,799 : korelasi tinggi
- 0,400 - 0,599 : korelasi cukup
- 0,200 - 0,399 : korelasi rendah
- 0,000 - 0,199 : korelasi sangat rendah
( Riduwan, 2005 : 98 )
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur komunikasi dalam
keluarga memiliki relibialitas tinggi dan dapat dipergunakan sebagai
alat ukur penelitian ini.
c. Reliabilitas Alat Ukur Tingkat Kepercayaan Diri
46
Untuk mengetahui relibialitas alat ukur tingkat kepercayaan diri
dilaksanakan ujicoba (tryout) yang dikenakan pada 10 siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran2014/2015.
Hasil pelaksanaan ujicoba didapatkan skor dan skor tersebut kemudian
dikelompokkan menjadi dua belahan. Untuk belahan pertama (X)
adalah kelompok skor items bernomor ganjil, dan belahan kedua (Y)
adalah kelompok skor items bernomor genap. Kemudian data kedua
kelompok/belahan tersebut dimasukkan ke dalam tabel kerja berikut
ini.
Tabel 3. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara
Skor Item Bernomor Ganjil (X) Dengan Skor Item
Bernomor Genap (Y) Tingkat Kepercayaan Diri pada 10
Responden Ujicoba
No X Y X² Y² XY
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 49 47 2401 2209 2303
2 51 56 2601 3136 2856
3 49 47 2401 2209 2303
4 49 50 2401 2500 2450
5 50 50 2500 2500 2500
6 45 42 2025 1764 1890
7 57 59 3249 3481 3363
8 48 48 2304 2304 2304
9 44 54 1936 2916 2376
10 35 33 1225 1089 1155
Jumlah 477 486 23043 24108 23500
Sumber : analisis data hasil ujicoba
Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
N = 10 ΣX = 477 ΣX² = 23043
47
ΣY = 486 ΣY² = 24108
ΣXY= 23500
Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus statistik
korelasi Product Moment berikut ini.
rxy =
∑ 𝑥𝑦 –
(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
𝑁
√{(∑ 𝑥2−
(∑ 𝑥)²
𝑁
)}{(∑ 𝑦2−
(∑ 𝑦)²
𝑁
)}
=
23500−
(477)(486)
10
√{(23043)−
(477)²
10
)}{(24108)−
(486)²
10
)}
=
23500−23182,2
√(23043−22752,9)(24108−23619,6)
=
317,8
√(290,1)(488,4)
=
317,8
√141684,84
=
317,8
376,41
= 0,844
Hasil perhitungan di atas didapatkan nilai koefisien korelasi masing-
masing belahan sebesar (rxy = 0,844). Kemudian untuk mengetahui
reliabilitas alat ukur secara keseluruhan maka nilai tersebut
dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut :
2(r1 2⁄ 1 2⁄ )
r11 =
1 + r1 2⁄ 1 2⁄
48
2(0,844)
=
1 + 0,844
1,688
= = 0,915
1,844
Nilai reliabilitasalat ukur secara penuh sebesar (r11=0,915). Nilai ini bila
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi harga r terletak pada interval
0,800 – 1,000 dengan interpretasi berkorelasi sangat tinggi. Dengan
demikian, alat ukur Tingkat Kepercayaan Diri memiliki relibialitas sangat
tinggi dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.
2. Pengumpulan dan Penyajian Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran angket
tentang Komunikasi dalam keluarga (X) dan Tingkat Kepercayaan diri (Y)
pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun
pelajaran 2014/2015 di dapatkan data sebagai berikut.
Tabel 4. Rekapitulasi Skor Hasil Angket Komunikasi dalam Keluarga
(X) dan Tikat Kepercayaan Diri (Y) pada 72 Siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran
2014/2015
No Nama Siswa X Y Kategori
(1) (2) (3) (4) (5)
1 HARDI YANSYAH 107 110 B T
2 HERIANSYAH 114 116
B
T
3 KHOIRUM MIFTAHUL JANAH 114 117
B
T
4 KRISNA ADE MAHENDRA 103 116
B
T
49
5 LABIBAH LINA FITRIANA 85 87
C
S
6 M. FAHRI AZIS 103 104
B T
7 MOCHAMAD ILHAM EFENDI 115 110
B T
8 MUHAMMAD RIVALDI FIRMANSYA 112 110
B T
9 MUHAMMAD ZIDAN MULTAZAM 115 92
B T
10 NADA SALSABILA 115 106
B T
11 NISA FAMILIA 110 116
B T
12 PAP SILVIA ARINI 111 112
B T
13 RAHMAN FALAH 112 103
B T
14 REFA AISOLEHA 110 112
B T
15 REZA ARDI WIRATAMA 113 117
B T
16 WULAN APRILIANA WINANDA P 113 118
B T
17 ALDA SAFITRI 108 113
B T
18 ALITA GITA SAFITRI 102 109
B T
19 ARINDA TRIANA 113 114
B T
20 ARUM MARSELANI 100 104
B T
21 ARYO BINTANG SADEWO 105 103
B T
22 DAVID SETIAWAN 111 112
B T
23 EVINA DAMAYANTI 104 106
B T
24 FENI ASTUTI 77 81
S S
25 GILANG SETIA PUTRA 100 102
B T
26 INTAN KOMALASARI 100 103
B T
27 LILIS INDAH SAFITRI 100 104
B T
28 M. SAIF FURQON 102 106
B T
50
29 MIKA HAKIKI 96 100
B T
30 MUNANDAR PURBONINGRAT 84 87
S S
31 NOPRI SANJAYA 103 108
B T
32 NUR HSANAH 105 116
B T
33 PANGGIH ARYANTO 105 107
B T
34 REFTA APRIANTI 104 106
B T
35 RIO PRAYUDA ASMORO 101 103
B T
36 SAHRUL RAMADHAN 84 87
C S
37 SILVIA MEGA TIARA 93 108
B T
38 SITI MALIKHATUN 112 116
B T
39 SOFIAN NASUTION 97 99
B T
40 THERESIA PERMATA 90 109
B T
41 ADAM RISKY ANANDA 99 102
B T
42 YOGA PRATAMA 86 88
C S
43 YUSUF AKHSAN 93 100
B T
44 CAHYA ALUSINA 90 95
B T
45 M. BAGUS IRVANSYAH 96 99
B T
46 AMMARULLOH KHOIRI 101 107
B T
47 ANDIKA BAGAS RAMADHAN 110 112
B T
48 ANDRI KURNIAWAN 110 114
B T
49 ARYA KUSUMA DEWA 101 102
B T
50 DIMAS KUKUH WIJAYA 93 100
B T
51 DIO ALFANDY 109 110
B T
52 GARA ANUGRAG ADAM 108 116
B T
51
53 GILANG PUTRA DINANTI 106 103
B T
54 HARFI RAMADHAN ABIMANYU 105 108
B T
55 INDRA WIJAYA 96 103
B T
56 M. REVA RUBBYANTO LUKMAN 109 111
B T
57 MAULANA RIJALUL GHOLIB 105 107
B T
58 MUHAMMAD VIERI ASHARI 102 104
B T
59 MUHAMMAD ZIDAN AGESTA 115 117
B T
60 MUTIARA INDAH PRATIWI 109 101
B T
61 POPY VIONA MELATI RAHMAH 108 111
B T
62 RAFI KURNIAWAN 76 93
C T
63 RAFLI AMARDA 102 104
B T
64 RAHMAN HIDAYAT 98 102
B T
65 RAMADHAN LUCKY SAPUTRA 101 104
B T
66 REDA NURIYAN 108 110
B T
67 SRI HANDAYANI 96 102
B T
68 VINKA NADIA PUTRI 97 109
B T
69 WAISY AL QORNI 95 112
B T
70 WULAN SUNDARI SUGI SINEMA 107 108
B T
71 AHMAD NOFAL YASIN 115 116
B T
72 MAISAROH KUSMALA DEWI 95 97
B T
Sumber : hasil analisa data penelitian
Keterangan :
X = Komunikasi dalam Keluarga
Y = Tingkat Kepercayaan Diri
B = Baik
C = Cukup Baik
52
K = Kurang Baik
T = Tinggi
S = Sedang
R = Rendah
3. Analisis Data
Berdasarkan tabel 4 tersebut maka dapat dianalisis data tentang
Komunikasi dalam keluarga (X) dan Tingkat Kepercayaan diri (Y) pada
72 sampel siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun
pelajaran 2014/2015, sebagai berikut :
a. Hasil Angket Komunikasi dalam Keluarga
Berdasarkan penyebaran angket tentang Komunikasi dalam Keluarga
(X) pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun
pelajaran 2014/2015, sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Komunikasi dalam Keluarga (X)
pada 72 Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015
No Komunikasi dalam Keluarga (X) Jumlah Persentase
(1) (2) (3) (4)
1. Baik 66 91,66%
2. Cukup Baik 6 8,33%
3. Kurang Baik 0 0%
Jumlah 72 100%
Sumber : analisis data penelitian
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas bahwa yang menyatakan
Komunikasi dalam Keluarga dalam kategori Baik berjumlah 66 siswa
(91,33%), kategori cukup Baik berjumlah 6 siswa (8,33%) dan
kategori kurang Baik 0 siswa (0%).
b. Hasil Angket Tingkat Kepercayaan Diri
53
Berdasarkan penyebaran angket tentang tingkat kepercayaan diri (Y)
pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun
pelajaran 2014/2015 didapatkan analisis data sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri (Y) pada
72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu
tahun pelajaran 2014/2015.
No Tingkat Kepercayaan Diri (Y) Jumlah Persentase
(1) (2) (3) (4)
1. Tinggi 67 93,05%
2. Sedang 5 6,94%
3. Rendah 0 0%
Jumlah 72 100%
Sumber : analisis data penelitian
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut didapatkan bahwa
tingkat kepercayaan diri berkategori tinggi berjumlah 67 siswa
(93,05%), tingkat kepercayaan diri berkategori sedang berjumlah 5
siswa (6,94%) dan tingkat kepercayaan diri berkategori rendah
berjumlah 0 siswa (0%).
c. Analisis Data Hubungan Komunikasi dalam Keluarga (X) dengan
Tingkat keperdayaan diri (Y)
Berdasrkan penyebaran angket tentang Komunikasi dalam keluarga
(X) dan tingkat keperdayaan diri (Y) pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 dapat
dianalisis sebagai berikut :
Tabel 7. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara
Skor Komunikasi dalam Keluarga (X) dengan Skor
Tingkat Kepercayaan Diri (Y) pada 72 Sampel
No X Y X² Y² XY
54
(1) (2) (3) (4) (5) (5)
1 107 110 11449 12100 11770
2 114 116 12996 13456 13224
3 114 117 12996 13689 13338
4 103 116 10609 13456 11948
5 85 87 7225 7569 7395
6 103 104 10609 10816 10712
7 115 110 13225 12100 12650
8 112 110 12544 12100 12320
9 115 92 13225 8464 10580
10 115 106 13225 11236 12190
11 110 116 12100 13456 12760
12 111 112 12321 12544 12432
13 112 103 12544 10609 11536
14 110 112 12100 12544 12320
15 113 117 12769 13689 13221
16 113 118 12769 13924 13334
17 108 113 11664 12769 12204
18 102 109 10404 11881 11118
19 113 114 12769 12996 12882
20 100 104 10000 10816 10400
21 105 103 11025 10609 10815
22 111 112 12321 12544 12432
23 104 106 10816 11236 11024
24 77 81 5929 6561 6237
25 100 102 10000 10404 10200
26 100 103 10000 10609 10300
27 100 104 10000 10816 10400
28 102 106 10404 11236 10812
29 96 100 9216 10000 9600
30 84 87 7056 7569 7308
31 103 108 10609 11664 11124
32 105 116 11025 13456 12180
33 105 107 11025 11449 11235
34 104 106 10816 11236 11024
35 101 103 10201 10609 10403
36 84 87 7056 7569 7308
55
37 93 108 8649 11664 10044
38 112 116 12544 13456 12992
39 97 99 9409 9801 9603
40 90 109 8100 11881 9810
41 99 102 9801 10404 10098
42 86 88 7396 7744 7568
43 93 100 8649 10000 9300
44 90 95 8100 9025 8550
45 96 99 9216 9801 9504
46 101 107 10201 11449 10807
47 110 112 12100 12544 12320
48 110 114 12100 12996 12540
49 101 102 10201 10404 10302
50 93 100 8649 10000 9300
51 109 110 11881 12100 11990
52 108 116 11664 13456 12528
53 106 103 11236 10609 10918
54 105 108 11025 11664 11340
55 96 103 9216 10609 9888
56 109 111 11881 12321 12099
57 105 107 11025 11449 11235
58 102 104 10404 10816 10608
59 115 117 13225 13689 13455
60 109 101 11881 10201 11009
61 108 111 11664 12321 11988
62 76 93 5776 8649 7068
63 102 104 10404 10816 10608
64 98 102 9604 10404 9996
65 101 104 10201 10816 10504
66 108 110 11664 12100 11880
67 96 102 9216 10404 9792
68 97 109 9409 11881 10573
69 95 112 9025 12544 10640
70 107 108 11449 11664 11556
71 115 116 13225 13456 13340
72 95 97 9025 9409 9215
Jumlah 7389 7616 764257 810328 785704
Sumber : hasil analisis data
56
Dari tabel diatas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut
N = 72 ΣX = 7389 ΣX² = 764257
ΣY = 7616 ΣY² = 810328
ΣXY = 785704
Langkah selanjutnya, nilai-nilai tersebut dimasukkan kedalam rumus
statistik Korelasi Product Moment dibawah ini:
rxy =
∑ 𝑥𝑦 –
(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
𝑁
√{(∑ 𝑥2
−
(∑ 𝑥)²
𝑁
)}{(∑ 𝑦2
−
(∑ 𝑦)²
𝑁
)}
=
785704−
(7389)(7616 )
72
√{764257 −
(7389)²
72
}{810328−
(7616 )²
72
}
=
785704− 781592
√{764257− 758296 ,125}{810328−805603 ,5556 }
=
4112
√{5960 ,875}{4724 ,444444}
=
4112
√28161822,78
=
4112
5306,771
= 0,77
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment didapatkan sebesar (rxy = 0,77). Nilai ini bila
dikonsultasikan dengan tabel interprestasi harga r terletak pada
interval 0,600 – 0,799 dengan interprestasi berkorelasi sangat tinggi.
Dengan demikian dapat sisimpulkan, bahawa “ Ada hubungan yang
tinggi antara Komunikasi dalam keluarga dengan Tingkat
Kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Pringsewu Kabupaten pringsewu tahun pelajaran 2014/2015.
57
4.2. Pembahasan
Berdasarkan analisis data didapatkan nilai koefisien korelasi product
moment sebesar (rxy=0,77). Nilai ini bila dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi harga r terletak pada interval 0,600-0,700 dengan interpretasi
tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan yang
tinggi antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten pringsewu
tahun pelajaran 2014/2015”.
Tingkat keeratan hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan
tingkat kepercayaan diri berada pada interval tinggi. Hal ini berarti, ada
keterkaitan yang tinggi atau erat antara komunikasi dalam keluarga dengan
tingkat kepercayaan diri pada siswa. Ini menunjukkan bila komunikasi
dalam keluarga baik maka tingkat kepercayaan diri siswa tinggi dan
sebaliknya, bila komunikasi dalam keluarga tidak baik maka tingkat
kepercayaan diri siswa pun rendah.
Melalui komunikasi seseorang dapat memenuhi kebutuhan emosional dan
meningkatkan kesehatan mental. Manusia belajar makna cinta, kasih
sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga bahkan rasa percaya
diri, kebencian dan iri hati. Melalui komunikasi, dapat memahami kualitas
perasaan itu dan membandingkannya antara perasaan yang satu dengan
yang lainnya. Lewat umpan balik orang lain, kita memperoleh informasi
bahwa kita merupakan orang yang sehat secara jasmani dan rohani, bahkan
58
kita merasa berharga terutama sekali dalam keluarga khususnya kedua
orang tua kita. Antara keluarga (dalam hal ini orang orang tua) dengan
anak terdapat hubungan yang sangat erat dibandingkan dengan pihak lain.
Orang tua adalah pihak yang paling berhak terhadap keberadaan anak
disegenap aspeknya, sehingga orang tua harus mampu menumbuhkan rasa
percaya diri pada anak melalui komunikasi interpersonal yang dapat
dilakukan setiap saat.
Yasin Mustofa (2007 : 73) Menjelaskan bahwa “ orang tua merupakan
jaringan yang paling penting dari jaringan sosial anak sebab orang tua
adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak” Sebagai jaringan sosial
yang pertama dan utama bagi anak, maka orang tua mempunyai peranan
penting dalam menumbuhkan tingkat percaya diri pada anak yang
dilakukan dengan menumbuhkan hubungan komunikasi interpersonal
dalam komunikasi interpersonal. Karna pola komunikasi interpersonal
mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar
anggapan bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal
dengan orang lain, maka hubungan mereka akan menjadi baik. Yang jadi
soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan tetapi bagaimana
komunikasi dilakukan. Bila orang tua dengan anak berkembang sikap
percaya, saling terbuka, dan sikap suportif dalam berkomunikasi maka
besar kemungkinan siswa akan memiliki kepercayaan diri tinggi dan
sebaliknya bila ketika unsur yang menumbuhkan komunikasi interpersonal
tidak terpenuhi maka tingkat percaya diri pada siswa atau anak pun
59
kurang. Hal ini telah dibuktikan dari penelitian yang telah penulis lakukan
bahwa komunikasi dalam keluarga berkaitan atau berhubungan erat
dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa.
60
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan “Ada hubungan yang tinggi
antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten pringsewu tahun
pelajaran 2014/2015”. Yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
sebesar (rxy = 0,77) terletak pada interval 0,600 – 0,799 dengan interpretasi
berkorelasi tinggi.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan simpulan di atas maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Diharapkan orang tua agar dapat secara aktif melakukan komunikasi
dengan anggota keluarga sehingga memungkinkan anak memiliki tingkat
kepercayaan diri tinggi.
2. Diharapkan kapada guru atau tenaga kerja kependidikan lainnya senantiasa
mengusahakan agar siswa memiliki tingkat kepercayaan tinggi melalui
peningkatan pembinaan hubungan komunikasi interpersonal didalam dan
diluar lingkungan sekolah
3. Diharapkan kepada sekolah untuk dapat mengoptimalkan fungsi dan
peran guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan layanan
bimbingan dan konseling secara efektif khususnya layanan bimbingan
pribadi-sosial.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Agus M. Hardjana, 2003. Komunikasi Antar Personal dan interpersonal.
Yogyakarta: Kanisius
Agus Sujanto. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bina Aksara.
Angelis, 2003. Psikologi Pendidikan. (http://www.pendidikan.net/Artikel.html.
(10/11/2010)
Aron lumpkin. 2005. Positive, Confident and Courageous, Jakarta: Erlangga.
Husaini Usman, 2006. Manajemen: Teori, praktek, dan riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Jalaludin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosdakarya.
Joseph A. Devito. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta Indonesia :
Proffesional Books.
Kartini Kartono. 2001. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Alumni.
Onong Unchjana Effendy, 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung: Alumni.
Prayitno. 2004. Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: rineka cipta.
Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: alfabeta.
Rini. 2002. Pesikologi Remaja. (http://www.e.psikologi.com/dewa/160502.html.)
(20/12/2014)
Risso Azizah. 2006. (Psikologi kepribadian. http://rac.uii.ac.id./server/ducument.
public/ 20090523030/0201312307,pdf)
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya. 2005. Komunikasi antar Pribadi; Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
kanisius.
62
Samsu yusuf dan Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Rosdakarya.
Yasin mustofa. 2007. EQ Untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam.

More Related Content

What's hot

M1 Perkembangan Sosial Kanak-kanak
M1 Perkembangan Sosial Kanak-kanakM1 Perkembangan Sosial Kanak-kanak
M1 Perkembangan Sosial Kanak-kanakNormala Mehat
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdShinta Nz
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuAndhinaFitrianitaPutri
 
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaMakalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
Kecerdasan emosi kanak pra sekolah
Kecerdasan emosi kanak pra sekolahKecerdasan emosi kanak pra sekolah
Kecerdasan emosi kanak pra sekolahjonyrod
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaDedi Mukhlas
 
Perkembangan Sosial
Perkembangan SosialPerkembangan Sosial
Perkembangan SosialMuhamad Yogi
 
Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...
Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...
Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...MuhammadNadirNawi
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanCNVIP
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaAli Murfi
 
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh EfektifPendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektifagusmimha
 
Jurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikJurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikkhairul jalil
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Novianita Novianita
 
Remaja dan cinta presentasi kelompok
Remaja dan cinta presentasi kelompokRemaja dan cinta presentasi kelompok
Remaja dan cinta presentasi kelompokfelixia
 

What's hot (20)

M1 Perkembangan Sosial Kanak-kanak
M1 Perkembangan Sosial Kanak-kanakM1 Perkembangan Sosial Kanak-kanak
M1 Perkembangan Sosial Kanak-kanak
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sd
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
 
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaMakalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Pendidikan dalam keluarga
Pendidikan dalam keluargaPendidikan dalam keluarga
Pendidikan dalam keluarga
 
Kecerdasan emosi kanak pra sekolah
Kecerdasan emosi kanak pra sekolahKecerdasan emosi kanak pra sekolah
Kecerdasan emosi kanak pra sekolah
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remaja
 
Perkembangan Sosial
Perkembangan SosialPerkembangan Sosial
Perkembangan Sosial
 
Teori perkembangan sosial
Teori perkembangan sosialTeori perkembangan sosial
Teori perkembangan sosial
 
Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...
Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...
Presentasi pendidikan laporan buku kosong perlengkapan sekolah 3 d putih dan ...
 
Sosiologi keluarga
Sosiologi keluargaSosiologi keluarga
Sosiologi keluarga
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam Keluarga
 
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua
 
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh EfektifPendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
Pendidikan Berbasis Pola Asuh Efektif
 
Jurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikJurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didik
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
 
Remaja dan cinta presentasi kelompok
Remaja dan cinta presentasi kelompokRemaja dan cinta presentasi kelompok
Remaja dan cinta presentasi kelompok
 

Viewers also liked

Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)
Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)
Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)Khairunnisa Nazhifah
 
SOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision SchoolSOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision SchoolRendra S.Sos
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
contoh soal PG untuk Manajemen Pemasaran
contoh soal PG untuk Manajemen Pemasarancontoh soal PG untuk Manajemen Pemasaran
contoh soal PG untuk Manajemen PemasaranLisca Ardiwinata
 
Kelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrata
Kelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrataKelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrata
Kelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrataw0nd0
 
Makalah tentang komunikasi
Makalah tentang komunikasiMakalah tentang komunikasi
Makalah tentang komunikasiHardi Stiper
 
Presentasi Pkl
Presentasi PklPresentasi Pkl
Presentasi PklRivaldi A
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalcindrya
 
Penglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolah
Penglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolahPenglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolah
Penglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolahHon Shan Shan
 
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM Lisca Ardiwinata
 
Penglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapaPenglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapaArra Asri
 
Standar operasional prosedur (sop) perusahaan
Standar operasional prosedur (sop) perusahaanStandar operasional prosedur (sop) perusahaan
Standar operasional prosedur (sop) perusahaanAswel Darussamin
 

Viewers also liked (20)

Presentasi seminar
Presentasi seminarPresentasi seminar
Presentasi seminar
 
Anak
AnakAnak
Anak
 
Telemarketing
TelemarketingTelemarketing
Telemarketing
 
Sop perawatan payudara
Sop perawatan payudaraSop perawatan payudara
Sop perawatan payudara
 
Ctu553
Ctu553Ctu553
Ctu553
 
Borang hrmis
Borang hrmisBorang hrmis
Borang hrmis
 
Efek media
Efek mediaEfek media
Efek media
 
Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)
Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)
Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)
 
SOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision SchoolSOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision School
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
contoh soal PG untuk Manajemen Pemasaran
contoh soal PG untuk Manajemen Pemasarancontoh soal PG untuk Manajemen Pemasaran
contoh soal PG untuk Manajemen Pemasaran
 
Kelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrata
Kelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrataKelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrata
Kelas viii smp bahasa indonesia_dewaki karmadibrata
 
Makalah tentang komunikasi
Makalah tentang komunikasiMakalah tentang komunikasi
Makalah tentang komunikasi
 
Presentasi Pkl
Presentasi PklPresentasi Pkl
Presentasi Pkl
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonal
 
Percakapan Konseling
Percakapan KonselingPercakapan Konseling
Percakapan Konseling
 
Penglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolah
Penglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolahPenglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolah
Penglibatan keluarga dalam pendidikan prasekolah
 
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
 
Penglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapaPenglibatan ibu bapa
Penglibatan ibu bapa
 
Standar operasional prosedur (sop) perusahaan
Standar operasional prosedur (sop) perusahaanStandar operasional prosedur (sop) perusahaan
Standar operasional prosedur (sop) perusahaan
 

Similar to HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

Sosioemosi remaja
Sosioemosi remajaSosioemosi remaja
Sosioemosi remajaAwatif Atif
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Anis Ilahi
 
1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdf
1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdf1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdf
1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdfagusprayoga13
 
Tahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganTahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganameliaresti
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemmasriyah91
 
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nyaLingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nyaDodyk Fallen
 
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN  DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN  DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...Irsyadul Ibad
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakM N Habibah
 
Memahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaMemahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaBadrus Baedowi Majid
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakHamidah Ibrahim
 
Peran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptx
Peran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptxPeran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptx
Peran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptxsrimuliana12
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisAfshan Mbo
 
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakDiana Tandjung
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, Arieny HarUno
 
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptxPembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptxToniPenuam
 

Similar to HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN (20)

2012 1-00568-ps bab 2
2012 1-00568-ps bab 22012 1-00568-ps bab 2
2012 1-00568-ps bab 2
 
Sosioemosi remaja
Sosioemosi remajaSosioemosi remaja
Sosioemosi remaja
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
 
Makalah ppd ! L univ pgri palembang
Makalah ppd ! L univ pgri palembangMakalah ppd ! L univ pgri palembang
Makalah ppd ! L univ pgri palembang
 
1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdf
1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdf1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdf
1. PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL_Ina_edited.pdf
 
Tahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganTahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembangan
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nyaLingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
 
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN  DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN  DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
IMPLIKASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DIDALAM PENDIDIKAN : MATA KULIAH PSIKOLOGI ...
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
 
Memahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaMemahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluarga
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anak
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Peran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptx
Peran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptxPeran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptx
Peran keluarga dan perkembangannya dalam kespro lansia.pptx
 
Balita
BalitaBalita
Balita
 
Gabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesisGabung semua-bab-tesis
Gabung semua-bab-tesis
 
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,,
 
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptxPembelajaran_Agama_Kristen.pptx
Pembelajaran_Agama_Kristen.pptx
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnorazizahnaa21
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdfZulkhaidirZulkhaidir
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 

HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

  • 1. 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Sejak dilahirkan, setiap orang tumbuh dan berkembang menurut masa dan irama perkembangan sendiri sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya sendiri, yang ditumbuhkembangkan lingkungannya sendiri pula, sehingga hasilnya merupakan suatu yang kompleks dan unik yang seakan akan tidak seorang pun ada persamaan dengan orang yang lain, dalam hal apapun. Sebenarnya diantara manusia yang satu dengan yang lain ada persamaanya, misalnya tentang masa-masa yang dilalui sepanjang hidupnya, sejauh manusia berada didalam kehidupan yang normal. Tegasnya, setiap manusia akan selalu bersama-sama melewati masa bayi, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Tiap masa mempunyai tugas yang hampir bersamaan pula. Masa anak, bertugas mengembangkan diri dengan belajar. Masa remaja, bertugas membekali diri untuk kehidupan yang bahagia, dan masa dewasa bertugas membina keluarga dengan pekerjaan- pekerjaan yang dapat mendatangkan hasil, guna mempertahankan hidup dan kehidupan selanjutnya. Untuk mempertahankan hidup dan menjalani kehidupan seorang harus memiliki pribadi yang baik dan sehat. Menurut agus sujanto (2008:157) tanda tanda seseorang memiliki kepribadian baik dan sehat adalah: 1. Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain 2. Tidak malu-malu dan ragu-ragu tapi berani 3. Inisiatifnya berkembang dan tidak selalu merasa dirinya bersalah atau berdosa
  • 2. 2 4. Tidak merasa harga diri kurang, tetapi memiliki semangat kerja 5. Bersikap jujur terhadap diri sendiri 6. Mampu berdedikasi 7. Senang mengadakan kontak dengan sesama 8. Integritas Berdasarkan pendapat diatas bahwa seseorang yang memiliki keperibadian yang sehat di antaranya memiliki rasa kepercayaan yang mendalam pada diri sendiri dan orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan pada diri sendiri adalah orang yang mau menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta tidak selalu menggantungkan hidupnya kepada orang lain, memiliki gagasan-gagasan positif dan juga memiliki kesadaran bahwa kehidupan ini juga menawarkan kesulitan-kesulitan yang luar biasa. Kepercayaan diri menurut gomelan (2003) (dalam Rissyo dan Aziza, 2006) adalah: Kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kecakapan ini akan berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaannya, berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran serta tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan. (http://rac.uii.ac.id/server/document/publik/2008052303090201312307.pdf) Kepercayaan diri merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia dan ini tidak dibawa sejak lahir namun dikembangkan melalui tiga lingkungan pendidikan yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Artinya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu serta berkesinambungan mengemban tangung jawab terhadap perkembangan kepribadian manusia yang positif terutama adalah perkembangan kepercayaan diri.
  • 3. 3 Keluarga, yang menghadirkan anak ke dunia ini, secara kodrat bertugas mendidik anak. Sejak kecil, anak hidup, tumbuh dan berkembang di dalam keluarga. Orang tua dengan secara tidak sengaja atau direncanakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek moyang dan pengaruh-pengaruh lain yang diterima dari masyaraakat. Anak menerima dengan daya penirunya, dengan segala senag hati, sekalipun kadang-kadang anak tidak menyadari benar apa maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan pendidikan itu. Keluarga adalah suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau darah, yang secara khusus mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak dan merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan dan ditangani langsung oleh kedua orang tuanya. (Yasin Mustofa, 2007:52) Antar keluarga (dalam hal ini orang tua) dengan anak terdapat hubungan yang sangat erat dibanding hubungan dengan pihak lain. Orang tua adalah pihak yang paling berhak terhadap keberadaan sang anak dan yang paling bertanggungjawab terhadap kehidupan anak disegenap aspeknya. Karena melalui kehidupan orang tuanyalah seorang anak bisa lahir didunia, sehingga orang tua menjadi pihak yang paling berhak atas keberadaaan anak. Dan orang tua merupakan pihak yang menjadi salah satu penyebab kehadiran seorang anak, maka orang tua menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas pemeliharaan bagi perkembangan dan kehidupan anak disegenap aspeknya. Disamping itu, orang tua juga merupakan bagian yang paling
  • 4. 4 penting dari jaringan sosial anak sebab orang tua adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak. Suasana kehidupan keluarga yang kondusif sangat dibutuhkan oleh anak dalam perkembangan sosialnya. Salah satu aspek penting yang dapat membangun suasana keluarga yang baik adalah terjalinnya interaksi/komunikasi antar anggota keluarga. Harmonis-tidaknya, intensif tidaknya komunikasi antaranggota keluarga akan mempengatuhi perkembangan sosial anak yang ada didalam keluarga. Situasi komunikasi antar anggota keluarga, akan berpengaruh terhadap kondisi psikis anak. Bila komunikasi yang dibangun antar anggota keluarga dilakukan dengan demokratis maka anak akan menjadi aktif, bersahabat, ramah, mudah bergaul, tidak akan menyalahkan diri sendiri, kreatif, luwes, tidak kaku dalam menerapkan peraturan dan lebih berhasil dalam berkomunikasi serta memberikan pendapat. Untuk menciptakan pola komunikasi diatas, maka perlu dilakukan komunikasi yang didasari rasa kehangatan, keakraban, kejujuran, kesenangan, saling pengertian, dan tindakan positif serta hubungan interpersonal yang baik antar anggota keluarga. Teknik komunikasi antaranggota keluarga yang perlu dikembangkan adalah komunikasi interpersonal multi arah, sehingga anak mampu mengidentifikasi peran dari dirinya sendiri dan juga anggota keluarga lainnya, yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa percaya diri.
  • 5. 5 Berdasarkan prapenelitian yang penulis lakukan pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015, dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru BK, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang tingkat kepercayaan dirinya masih rendah, hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa gejala prilaku; tidak berani mengemukakan pendapat, enggan mengajukan pertannyaan terhadap materi pelajaran yang diberikan, jika bertanya tidak jelas dan bahasa sulit dipahami, rasa kurang yakin akan kemampuan, cenderung diam, pasif dan kurang mau membuka diri terhadap temannya, dan lain sebagainya. Rendahnya tingkat kepercayaan diri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penulis berasumsi salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri pada siswa tersebut adalah komunikasi interpersonal dalam keluarga. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latarbelakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Apakah ada hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis tuangkan kedalam judul penelitian yaitu: HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP
  • 6. 6 MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 1.3.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri siswa 2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu 3. Waktu Penelitian tahun pelajaran 2014/2015 1.4.Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: Ingin mengetahui hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 2. Manfaat penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Sebagai wacana ilmiah dalam rangka memperkuat dasar kerangka konseptual strategi pengembangan bidang pendidikan, khususnya pengembangan pendidikan dalam bidang bimbingan dan konseling
  • 7. 7 b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru BK agar dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat terhadap siswa-siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah c. Sebagai bahan rujukan bagi orang tua siswa (melalui konsultasi dengan guru Bk) agar dapat membantu atau menolong siswa tersebut mengoptimalkan kepercayaan dirinya sesuai dengan taraf kemampuannya. d. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar mampu menerima keadaan dirinya, mengetahui kelemahan dan kekuatan dirinya, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.
  • 8. 8 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri Ada beberapa definisi kepercayaan diri menurut para ahli diantaranya adalah: “ kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu”(Angelis,2003:http://www.ed.Psikologi/related/latin/Jakarta,html) Menurut Aaron Lumpkin (2005:61) bahwa, “kepercayaan diri adalah keyakinan akan diri sendiri untuk bisa melakukan apapun sesuai kemampuan yang dimilikinya”. Kepercayaan diri menurut Gomelan (dalam Rissyo Aziza, 2006) adalah “kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan dirisendiri. Orang dengan kecakapan ini akan berani tampil dengan keyakinan sendiri, berani mengatakan keberadaannya, berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran, serta tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan”. (http://rac.uii.ac.id/server/document/public/200105230301020132307.2dt) Rakhmat (2005:101) “ kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara hutuh dengan mengacu pada konsep dirinya
  • 9. 9 Berdasarkan beberapa kutipan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap seseorang yang memiliki keyakinan akan kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan terpengaruh oleh orang lain. 2. Karakteristik kepercayaan diri Menurut Rini, 2002 (http://www.e-psikologi.com/118/0j/2010, TinaAfatin) Menyebutkan beberapa karakteristik kepercayaan diri, yakni: a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain - berani menjadi diri sendiri d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung / mengharapkan bantuan orang lain) f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Menurut Aaron Lumpkin (2005:82) keeprcayaan diri merupakan suatu konsep yang menarik. Rasa percaya diri yang sejati berarti kita memiliki beberapa hal yang meliputi: “integritas diri, wawasan pengetahuan, keberanian, sudut pandang yang luas, dan harga diri yang positif”. Seseorang bisa saja merasa percaya diri, tetapi sekaligus rendah diri, Seseorang mungkin saja memiliki rasa percaya diri, tetapi tidak mempunyai banyak pengaruh. Sebagai contoh: seorang pria dengan
  • 10. 10 pembawaan yang kasar mungkin saja meraasa percaya diri dengan berbagai situasi tetapi ia akan merasa ketakutan setangah mati jika berpidato dihadapan sekelompok orang. Berdasarkan contoh tersebut, menujukkan bahwa kepercayaan diri pada setiap individu memiliki karakteristik tertentu seperti yang telah disebutkan diatas. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri Kepercayaan diri merupakan tekad atau kesediaan untuk melakukan sesuatu, bukan orientasi kepada hasil. Hasil merupakan bagian akhir yang tidak bisa ditebak oleh manusia. Oleh karena itu adanya kemauan dan tekad yang kuat untuk menghadapi hidup adalah sikap kepercayaaan diri yang kuat. Kepercayaan diri bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil belajar,. Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnaya, sejak itupula manusia belajar banyak hal tentang kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya, seseorang akan menetapkan kepaercayaan dirinya berdasarkan factor. Menurut EB. Hurlock (dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2008:47), factor-faktor itu adalah: bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian, nama dan julukan, intelegensi, kecerdasan, taraf aspirasi/cita-cata, ekonomi keluarga, teman-teman, dan tokoh/orang yang berpengaruh. Apabila berbagai factor kitu menimbulkan perasaan positif (bangga, senang), maka muncullah kepercayaan diri yang positif. Pada masa kanak- kanak, seseorang biasanya cenderung menganggap benar apa saja yang
  • 11. 11 dikatakan oleh orang lain. Jika seorang anak merasa diterima, dihargai, dan mencintai dirinya (berkonsep kepercayaan diri positif). Sebaiknya, jika orang-orang yang berpengaruh di sekelilingnya (orang tua, guru, orang dewasa lainnya, atau teman-temannya) ternyata meremahkan, merendahkannya, mempermalukannya, dan menolaknya, maka pengalaman itu akan disikapi dengan negatif (memunculkan keercayaan diri negatif) 4. Upaya meningkatkan kepercayaan diri Menurut Rini (2002), agar seseorang dapat menumbuhkan atau membangun kepercayaan dirinya, seseorang hendaknya mempunyai kesadaran dan keyakinan akan kekuatan dan kemampuan diri sendiri (dengan kata lain mempunyai rasa kepercayaan diri), diperlukan usaha gigih yang kontinyu dan penuh kesadaran yang harus ditempuh uuntuk membangun pilar-pilar atau sendiri-sendiri rasa percaya dirinya yang kokoh. Untuk meningkatkan kepercayaan diri, maka perlu dilakukan upaya sebagai berikut: a. Pemahaman diri bahwa manusia ciptaan tuhan b. Mandiri c. Punya kelebihan d. Berpengalaman yang luas e. Realistis f. Asertif g. Dapat duduk dan berdiri tegak (Rini.2002:http//www.e-psikologi.com/dewe/160502.html)
  • 12. 12 Aspek-aspek indikator dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pemahaman diri bahwa manusia ciptaan tuhan Menyadari bahwa semua orang adalah ciptaan yang dikaruniai hak-hak mendasar yang sama, yaitu hak hidup, hak untuk merdeka, dan hak mencari kebahagiaan kita sendiri. Individu tidak perlu minder atau kurang merasa percaya diri. b. Mandiri Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang hendaknya mampu mengerti diri, menempatkan diri dalam situasinya, mengambil sikap menentukan dirinya, serta nasibnya ada ditangan sendiri. Pribadi yang mandiri dan sehat memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran mencapai keputusan dan melaksanakan dorongan serta disiplin mereka sendiri. Orang yang mandiri harus selalu kembali kepada diri sendiri bukan berarti tidak butuh orang lain. Tetapi alam hal pengembangan kepribadian, seseorang harus lebih mengandalkan diri sendiri dari pada orang lain, seseorang harus mengenali kemampuan diri sendiri daripada menguntungkan diri daripada orang lain/menjadi benalu pada orang lain. c. Punya kelebihan Setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak memiliki kelebihan sama sekali. Mungkin kelebihan seseorang tidak sehebat yang dimiliki orang lain,
  • 13. 13 tetapi setiap orang harus memiliki keyakinan bahwa setiap orang pasti mempunyai kelebihan/keunggulan. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri, seseorang harus berusaha menanamkan keunggulan atau kelebihan diri dan kemudian mengembangkan dengan sungguh- sungguh. Jika berhasil itu dapat mendongkrak rasa kepercayaan diri. d. Berpengalaman luas Pengetahuan adalah kekuatan, artinya orang yang berpengetahuan yang luas makan menjadi kuat secara mental. Salah satu cara agar memiliki pengetahuan yang luas adalah dengan rajin membaca. Selain itu dengan memiliki rasa ingin tahu yang besar, mau mencari informasi melalui internet dan tidak malu untuk bertanya. Semakin berpengetahuan, semaki kuat, artinya seseorangn tidak mudah menyerah dan kemudian diam seribu bahasa, tidak bisa berkata apapun untuk mengimbangi pembicaraan. Dengan demikian pengetahuan yang luas, seseorang lebih memiliki kepercayaan diri e. Realistis Orang tidak percaya diri akan merasa diirinya negative dari pada positif. Orang semacam ini mendengar hal positif seperti bisakan, sementara hal negative tentang dirinya terdengan seperti geledek sehingga ia kaget dan takut. Kebanyakan orang tergoda untuk melihat atau berfokus melihat yang negative yang berkaitan dengan dirinya atau karyanya, sementara hal yang positif yang ada dirinya/karyanya
  • 14. 14 sering diremehkan, maka orang perlu belajar untuk selalu berfikir seimbang karena pikiran yang seimbang itulah yang nyata dan realistis. f. Asertif Orang yang bersikap asertif akan tulus mengakui hak orang lain, tetapi pada saat yang sama menegakkan haknya sendiri. Dengan kata lain, ketika memperjuangkan haknya sendiri,dia tidak merampas atau mengingkari hak orang lain. Sikap asertif penting untuk membangun rasa kepercayaan diri. Tanpa sikap ini, seseorang akan mudah dipermainkan oleh orang lain. g. Dapat duduk dan berdiri tegak Orang yang memiliki kepercayaan diri dapat menggunakan bahasa verbar dan non verbar dengan tepat. Bahasa nonverbal memliputi gerak mata atau arah pandang mata, tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya tempo suara, ekspresi wajah, gerak kepala, gerak tubuh, gerak tangan, posisi duduk, berdiri dan jarak antara pembicaraan dan pendengaran. Bahasa nonverbal biasanya otomatiss artinya orang tidak perlu dengan sadar memilih atau memakai bahasa nonverbal, karena ini akan muncul dengan sendirinya. Agar kepercayaan tumbuh dalam diri, maka seseorang hendaknya menampilkan bahasa nonverbal seperti berani memandang wajah dan mata orang lain yang sedang diajak berbicara atau yang mengajaknya berbicara dan kontak ini terjadi dalam waktu yang relatif lama
  • 15. 15 Selanjutnya, Aaron limpkin (2005:82) mengemukakan cara untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan membuat beberapa perubahan mendasar pada diri individu, yaitu: a. Mencobalah sesuatu yang baru untuk mempelajari keterampilan baru, mengembangkan minat baru, teman baru dan sebagainya. b. Mencoba untuk menempatkan diri pada jalur sama dengan orang lain dan sekitarnya. c. Mengembangkan pembawaan yang percaya diri d. Bertindaklah lebih percaya diri e. Haruslah menjadi diri sendiri Berdasarkan kedua kutipan diatas, bahwa untuk menumbuhkan atau membangun kepercayaan diri dapat ditempuh dengan berbagai tingkah laku atau tindakan yang sesuai dengan kemampuan atau keunggulan yang dimiliki individu seperti mencoba sesuatu yang baru, mencoba untuk menempatkan diri pada jalur yang sama dengan yang lain, memahami diri sendiri dengan bersikap cukup keras dan tegas, memiliki pendirian yang kukuh dengan maksud tidak untuk mempertahankan diri secara emosional, tidak menyepelekan orang lain, mengembangkan pembawaan percaya diri dan berusaha menjadi diri sendiri. Banyak hal lain yang dapamengembangkan kepercayaan diri selain yang telah disebutkan diatas.
  • 16. 16 5. Aspek-aspek Tingkat Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga tindak-tindakkannya sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya sendiri serta tidak tergantung pada orang lain. Berdasarkan tinjauan pustaka dan pendapat rini, 2002: (http://www.e- psikologi.com/118/0j/2010, TinaAfatin), maka yang menjadi aspek-aspek tingkat kepercayaan diri pada penelitian ini antara lain: a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi b. Bersikap tegas dan teguh pada pendidikan sendiri c. Bertanggung jawab dalam tugas d. Dapat tampil bebas dalam situuasi social e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri Aspek-aspek tingkat, kepercayaan diri yang dikemukakan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi Memikirkan gagasan-gagasan positif merupakan aspek utama dalam mengembangkan kepercayaan diri yang sehat. Individu harus sadar bahwa kehidupan tidak selalu menawarkan gagasan yang positif, tetapi juga kesulitan-kesulitan yang dapat kiita mengalami tekanan sehingga menimbulkan masalah pribadi. Berbagai usaha perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai persoalan besar tanpa harus memaksakan
  • 17. 17 kehendaknya kepada orang lain. Bila semua ini dilakukan maka dalam diri individu telah memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi/positif. b. Bersikap tegas dan teguh pada pendirian sendiri Seseorang memiliki tingkat kepercayaan tinggi terindikasi dari sikapnya yang tegas dan teguh pendiriannya dalam melakukan tindakan, tidak terpengaruh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang lain. Siap mempertahankan pendiriannya bila itu memang benar dan bertindak tegas tanpa kompromis bila sesuatu itu dianggap salah atau menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Disamping itu, mau mengataakan yang sebenarnya tanpa harus malu atau takut mendapatkan kritikan atau teguran dari orang lain. c. Bertanggung jawab dalam tugas Individu yang bertanggung jawab dalam tugas adalah individu yang memiliki kesanggupan menyelesaikan persoalan atau pekerjaan yang dibebankannya dan dapat menyelesaikannya dengan baik, tepat waktu, serta berani mengambil resiko untuk setiap keputusan yang dibuat atau tindakan yang dilakukan. Tidak pernah melemparkan kesalahan yang dibuatnya kepada orang lain. Irang yang memiliki tanggungjawab juga memiliki sikap tegas dan teguh dalam mempertahankan pendapat,gagasan atau ide-ide yang dianggap benar tanpa harus melaksanakan kehendaknya kepada orang lain. Bila semua ini
  • 18. 18 dilakukan maka dalam diri individu telah memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi/positif. d. Dapat tampil bebas dalam situasi sosial Seseorang yang memiliki rasa percaya diri positif adalah orang yang dapat tampil bebas dalam situasi sosial, misalnya dalam rapat, diskusi, atau mengemukakan pendapatnya tanpa harus malu, ragu-ragu atau merasa tidak mampu melaksanakannya seperti gugup, takut,cemas, dan lain-lainnya. Bila saat tertentu diberikan kesempatan untuk tampil dalam suatu kegiatan dengan penuh keyakinan melaksanakan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya. e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri Dalam menghadapi kehidupan ini individu memiliki harapan, cita-cita, tujuan hidup yang realistis sesuai dengan keadaan diri sendiri tanpa harus membandingkan atau melihat orang lain. Ketika harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, ia tetap menaggapi secara positif terhadap harapan, cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai dengan memahami sepenuhnya terhadap situasi yang dihadapi saat ini. Ia mampu untuk membangkitkan semangat lebih baik dalam meraih harapan, cita-cita, dan tujuan hidupnya tanpa mempersilahkan diri sendiri atau situasi yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya harapan tersebut.
  • 19. 19 2.2.Komunikasi Dalam Keluarga 1. Pengertian Komunikasi Dalam Keluarga Setiap pribadi manusia akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalam ketiga lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Berdasarkan reality dan peranan ketiga lembaga ini, oleh ahli pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan sebagai tripusat pendidikan.Artinya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban tanggung jawab bagi generasi mudanya. Orientasi kelembagaan tripusat pendidikan bersifat wajar (alamiah) sesuai dengan kenyataandalam tata kehidupan dan kebudayaan manusia: Salah satu tripusat pendidikan yang terbentuk berdasar kan rasa suka rela dan cinta-kasih yang asasi antara dua subjek manusia (suami- istri). Merurut Abu Ahmadi (2002:234), "Keluarga adalah merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa yang terikat dalam perkawinan", Yasin Musthofa .(2007:52) mengatakan "Keluarga adalah sebagai suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau darah yang secara khusus mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak". Dikemukakan pula oleh prayitno (2004:245), bahwa "Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup antara dua individu (suami-iitri) yang terikat oleh perkawinan yang sah yang paling mendasar merupakan pangkal
  • 20. 20 kehidupan bermasyarakat". Menurut Undang-Undang Perkawinan Bab II Tentang DasarDasar Perkawinan Pasal 2 Tahun 1974 dijelaskan, "Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaaqon gholiidhan untuk"mentaati perintah Alloh dan bertujuan mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah". Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit sosial yang terkecil terdiri dari suarni-istri dan anak yang terkait perkawinan yang sah dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat. Adapun beberapa pengertian komunikasi dapat dikemukakan sebagai- berikut.Menurut Jalaludin Rakhmat (2005:4), bahwa ada enam pengertian komunikasi, yaitu: a) Penyampaian, perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti daidm sistem syaraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara; b) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme; c) Pesan yang disampaikan; d) Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan; e) Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan selain satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain; f) Pesan pasien,kepada pemberi terapi dalam psikoterapis Husaini Usman (2006:346) mengatakan "Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa isyarat".
  • 21. 21 Dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy (2007:14) bahwa "Komunikasi adalah keterlibatan dua orang atau lebih dalam suatu interaksi, komunikator menjadi suatu pesan, lalu menyampaikan kepada kornunikan, dan kornunikan mengawasandi pesan tersebut". Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (Joseph A. Derito 1991:23.) Dijelaskan pula oleh Agus M Hardjana, (2003:11). Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampain makna dalam benttuk gagasan atau informasi dari seeorang kepada orang lain melalui media tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi dan keluarga yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam keluarga adalah proses interaksi atau proses pengiriman pesan antar anggota keluarga (ayah, ibu, dan anak) baik secara verbal maupun nonverbal yang terlibat langsung, multi arah guna menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan terwujudnya keselarasan hubungan dalam keluarga. 2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi dalam Keluarga Menurut Husaini Usman (2006:346), tujuan komunikasi dalarn keluarga,antara lain:
  • 22. 22 a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial b. Menyampaikan atau menerima informasi c. Menyampailkan dan menjawab pertanyaan d. Mengubah pikiran (pola pikir), perasaan, dan tindakan e. Mengubah keadaan sosial f Ada dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial adalah komunikasi dan pengambilan keputusan. Berdasarkan kutipan di atas, bahwa komunikasi dalam keluarga memiliki tujuan yang kompleks, di antaranya meningkatkan kemampuan menajerial dan hubungan social, ` menyampaikan, menerima informasi, dan menjawab pertanyaan, mengubah pola pikir, keadaan sosial, dan pengambilan keputusan. Adapun fungsi komunikasi dalam keluarga, di antaranya: a. Membantu perkembangan intelektual dan sosial; b. Identitas atau jati diri terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan anggota keluarga. c. Mengembangkan kesehatan mental d. Pengakuan atau tanggapan dari anggota keluarga e. Untuk mendukung dan Baling menolong antaranggota keluarga, f. Memecahkan konflik dan bentuk masalah-masalah pribadi dalam keluarga; g. Membina keakraban dan saling membutuhkan antaranggota keluarga (Supratiknya, 2001:9). Dari kutipan di atas, fungsi komunikasi keluarga adalah membina hubungan antar anggota keluarga untuk mencapai kebahagiaan hidup dalam keluarga. 3. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Ada beberapa hal yang menjadi penghambat atau penghalang dalam proses komunikasi. Penghambat tersebut dikenal dengan istilah barrier, noises, atau bottle neck communication. Dalam komunikasi dikenal hambatan
  • 23. 23 psikologis seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, dan pengetahuan. Hambatan fisik misalnya kelelahari, sakit, keterbatasan panca indera atau cacat tubuh. Komunikasi bisa juga dihambat oleh kultur/budaya seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan, dan nilai-nilai panutan.Tanda setuju di Indonesia dengan menganggukan kepada. Sebaliknya, di India menanggukkan kepala berarti tidak setuju (Husaini Usman, 2006:353), Menurut Massa (1998) (dalam Husaini Usman, 2006:353) mengatakan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, antara lain: a. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami; b. Perbedaan persepsi akibat perbedaan latar belakang; c. Terjemahan yang salah; d. Kegaduhan; e. Reaksi emosional seperti selalu bertahan (depensif) dan terlalu menyerang (agressif) f. Gangguan fisik (tuli,bisu,dan buta); g. Pesan bermakna ganda (semantik); h. Belum berbudaya baca dan tulis serta budaya diam; i. Kecurigaan; j. Teknik bertanya yang buruk; k. Teknik menjawab yang buruk; l. Tidak jujur m. Tertutup, n. Destruktif; o. Kurang dewasa; p. Kurang respek; q. Kurang menguasai materi; r. Kurang persiapan; s. Kebiasaari menjadi pembicara dan pendengar yang buruk. Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 2001:42)„ ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam berkomunikasi, antara lain: a. Sebagai pengirim pesan 1) Cepat-cepat berbicara, tanpa menyusun pikiran kita terlebih dahulu;
  • 24. 24 2) Menjejalkan terlalu benyak gagasan dalam pesan kita, apalagi gagasan itu kadang-kadang sering tidak saling berhubungan; 3) Atau sebaliknya, merumuskan pernyataan-pernyataan terlalu pendek; 4) Mengabaikan jumlah informasi tentang pokok pesan yang sudah dimiliki oieh penerima; 5) Tidak menyesuaikan perumusan pesan kita dengan sudut pandang penerima. b. Sipenerima: 1) Tidak menaruh perhatian kepada pengirim; 2) Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang hendak dikatakan oleh pengirim; 3) Cenderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi, dan sebagainya, bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan; 4) Memberikan penilaian benar atau salah, sebelum memahami sepenuhnya pesan yang dikirim. Cara mendengarkan dan menanggapi lawan bicara sangat penting dalam berkomunikasi. Agar komunikasi kita menjadi lebih intim dan personal, kita perlu mengkomunkasikan kepada lawan bicara kita bahwa kita telah mendengarkan dan memahaminya. Komunikasi disebut impersonal apabila penerima mengkomunikasikan kepada pengirim bahwa ia tidak mendengarkan dan tidak memahaminya. Hal ini jelas menghambat komunikasi. Hambatan lain untuk membangun komunikasi yang intim dan personal adalah kecenderungan untuk menilai, menghakimi, membenarkan atau sebaliknya, menyalahkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh pengirim. 4. Keterampilan Dasar dalam Berkomunikasi Pada umumnya selaras dengan pengertian komunikasi di atas, komunikasi yang paling banyak terjadi dan mudah dilihat adalah komunikasi antar
  • 25. 25 manusia. Namun, tidak menutup kemungkinan komunikasipun bisa dilakukan dengan objek yang lain. Kumunikasi termasuk bentuk kebutuhan alamiah manusia. Manusia membutuhkan dan melakukan komunikasi terhadap diri sendiri, orang lain, makhluk hidup lainnya, dan kepada Tuhan. Ketika manusia menimbang dan ingin mengambil suatu keputusan tertentu yang selaras dengan nuraninya, berarti is sedang berkomunikasi dengan diri sendiri. Proses pertimbangan dan perenungan diri sebelum mengambil sikap atas keputusan adalah bentuk komunikasi pribadi. Komunikasi secara luas adalah sebagai bentuk tingkah laku seseorang, baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain, tidak sekedar pertukaran kata atau sejumlah menerima melalui tingkah laku tersebut dengan sadar dimaksudkan untuk mempengaruhi tingkah laku atau sikap dan mengubah opini atau pandangan orang lain. Dalam setiap bentuk komunikasi, orang saling mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu, bersifat verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa ekspresi dan gerak tubah. Proses komunikasi adalah proses alamiah yang dilakukan oleh manusia namun, agar setiap komunikasi dapat efektif maka dibutuhkan beberapa keterampilan dasar. Agar mampu memulai, mengembangkan, dan memiliki komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain, maka perlu memiliki sejumlah keterampilan dasar berkomunikasi. Beberapa keterampilan dasar yang dimaksud antara lain; a. Harus mampu saling memahami;
  • 26. 26 b. Harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kits secara tepat dan jelas; c. Harus mampu saling menerima dan memberi dukungan atau saling menolong; d. Harus mampu memecahkan konflik (Jhonson dalam Supratiknya.2001:11). Lebih jelas bentuk-beptuk keterampilan dasar yang dikemukakan di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Harus mampu saling memahami Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa sub kemampuan yaitu sikap percaya, pembukaan diri, keinsyafan, dan penerimaan diri. Agar dapat saling memahami, pertama-tama harus saling percaya, sesudah saling percaya harus saling membuka diri, yakni saling mengungkapkan tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi, termasuk kata-kata yang ducapkan atau perbuatan yang dilakukan oleh lawan komunikati. Untuk membuka diri seperti itu, tentu raja sebelumnya individu harus menginsafi diri sendiri, yakni menyadari perasaan-perasaan maupun tanggap- tanggapan batin lainnya. Namun, untuk sampai- pada keinsafan diri semacam itu, individu perlu menerima diri, menerima dan mengakui pikiran perasaannya, bukan menyangkal, menekan, atau menyembunyikannya. Selain itu, tentu saja individu harus mampu mendengarkan orang lain. Membuka diri kepada orang lain dan mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang lain sedang membuka diri kepada individu adalah cara yang jitu untuk memulai dan memelihara komunikasi.
  • 27. 27 b. Harus mampu mengkornuiiikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas Kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan Cara yang akan menunjukkan bahwa individu memahami lawan komunikasinya. Dengan saling mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaan serta saling mendengarkan, individu memulai, mengembangkan, dan memelihara komunikasi dengan orang lain. c. Harus mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau saling menolong Individu harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara bersifat menolong, yaitu menunjukkan sikap memahami dan bersedia menolong sambil memberikan bimbingan dan contoh seperlunya agar orang tersebut mampu mengemukakan pemecahan-pemecahan yang konstruktif terhadap masalahnya yaitu melalui komunikasi antar individu. d. Harus mampu memecahkan konflik Individu harus manpu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi individu dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif (membangun). Artinya, dengan cara-cara yang semakin mendekatkan individu dengan lawan komunikasi dan menjadikan komunikasi individu itu semakin tumbuh dan berkembang. Kemampuan ini sangat penting untuk mengembangkan dan menjaga perasaan serta kelangsungan komunikasi
  • 28. 28 individu. Kemampuan memecahkan konflik merupakan langkah yang tepat bagi individu karena tanpa kemampuan ini, komunikasi antarpribadi tidak berjalan lancar dan efektif. Di samping itu, proses penerimaan pesan oleh komunikator tidak sesuai dengau harapannya. 5. Aspek-aspek Koimunikasi dalam Keluarga Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara alamiah memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua. Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang pada hakikatnya juga dijiwai oleh tanggung jawab moral. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri (dewasa) baik secara fisik, sosial-ekonomi maupun moral. orang tua meletakkan dasar-dasar untuk mandiri. Untuk menciptakan pola seperti di atas, perlu dilakukan komunikasi yang menimbuikan kehangatan, keakraban, pengertian dan tindakan positif serta hubungan baik antara seluruh anggota keluarga melalui komunikasi antara anggota keluarga (komunikasi interpersonal).Teknik komunikasi_dalam keluarga yang perlu dikembangkan adalah komunikasi multi arah, sehingga anak mampu mengidentifikasi peran dari dirinya sendiri dan juga anggota keluarga yang lain. Adapun aspek-aspek komunikasi dalam keluarga yang diperlukan untuk menumbuhkan komunikasi interpersonal yang baik, di antaranya: a. Keakraban b. Kesenangan
  • 29. 29 c. Sikap terbuka d. Kejujuran e. Memuaskan (Jalaludin Rakhmat, 2005:1.29). Untuk lebih jelas, aspek-aspek komunikasi dalam keluarga di atas dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Keakraban Salah satu indikasi proses komunikasi dalam keluarga adalah adanya unsur keakraban. Keakraban antaranggota keluarga terlihat adanya rasa aman dan nyaman bila antara anak dan anggota keluarga (orang tua). Mereka memiliki rasa saling ketergantungan/saling membutuhkan antara satu dengan lainnya. Biasanya anak dan orang tua selalu ada waktu untuk mengemukakan pendapat, suka bercanda di saat bersama-sama di rumah dan akan merasa kesepian bila salah satu anggota keluarga tidak ada di rumah dan antara anak dengan anak (kakak-adik) saling berbagi pengalaman atau bermain-main bersama dan ini nampak sekali kearaban antar anggota keluarga. b. Kesenangan Di samping adanya unsur keakraban antaranggota keluarga dalam menjalin hubungan di rumah dan di luar rumah juga ada hubungan kesenangan. Anak dan anggota keluarga juga betah di rumah, merasa senang belajar bersama-sama dengan adik dan kakak serta orang tua bila pada saat bersamaan sedang berkumpul. Di samping itu, orang tua
  • 30. 30 biasanya memahami apa yang menjadi kebutuhan anak dan keluarga dan akan selalu berusaha memenuhinya melalui bekerja, baik di rumah maupuh di luar rumah. Orang tua juga selalu melindungi, merawat dan menjaga keamanan dan kasih sayang sepenuhnya kepada anak karena biasanya anak menjadikan sumber inspirasi dan motivasi tersendiri bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan. Di samping itu, diberikan pula kesempatan untuk saling memahami, saling memperhatikan, dan adanya penghargaan anak terhadap orang yang lebih tua dalam keluarga tersebut serta bisa juga memberikan kesempatan kepada seluruh anggota keluarga untuk berhubungan dengan orang lain di luar lingkungan rumahnya. c. Sikap terbuka Sikap terbuka besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi dalam keluarga, Adapun karakteristik sikap terbuka dalam komunikasi keluarga, antara lain: 1) Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika; 2) Membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan sebagainya; 3) Berorientasi pada isi; 4) Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayaannya; 5) Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya (Rakhmat, 2005:136). Agar komunikasi dalam keluarga melahirkan hubungan interpersonal yang efektif, dogmatisme harus diganti dengan sikap terbuka. Melalui sikap terbuka, sikap percaya, dan sikap suportif mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling penting saling
  • 31. 31 mengembangkan kualitas hubungan interpersonal antaranggota keluarga.Bila anggota keluarga memahami bagaimana perasaan dan pandangan saya, tanpa berkeinginan untuk menganalisis atau menilai saya, barulah saya dapat tumbuh dan berkembang pada iklim kondusif dalam kehidupan saya (keluarga). d. Kejujuran Kejujuran adalah aspek ketiga yang menumbuhkan sikap terbuka dalam komunikasi antara anggota keluarga, menerima dan empati mungkin saja dipersepsi oleh orang tua/anggota keluarga positif. Komunikasi seperti ini tercermin adanya sikap bersahabat, saling memperhatikan, empati ditanggapi anggota keluarga dengan baik, sehingga antar anggota keluarga tidak menyembunyikan isi hatinya atau membungkus pendapat dan sikap dengan lambang-lambang verbal dan nonverbal. Kejujuran menyebabkan perilaku anggota keluarga dapat diduga. Ini mendorong orang lain dalam keluarga percaya pada anggotanya serta saling memperhatikannya. e. Memuaskan Komunikasi dalam keluarga yang memuaskan akan terlihat dari orang tua dalam memberikan rasa aman dan nyaman setiap saat pada anak dan keluarga. Orang tua menanamkan disiplin moral dari baik terhadap anak dan keiuarga melalui kebasaan-kebiasaan yang dilakukan anggota keluarga. Di sini orang tua, memenuhi kebutuhan lahir dan batin terhadap anak dan keluarga, orang tua menghargai setiap kelebihan dan kelemahan
  • 32. 32 yang ada pada anak dan anggota kelurga dan akan menjaga dengan sebaik- baiknya pola interaksi yang dilakukan di dalam rumah, sehingga orang lain menganggap keluarga ini harmonis atau adanya kesejahteraan di rumah. 2.3.Kerangka Pikir dan Hipotesis 1. Kerangka pikir Sesuai dengan tinjauan pustaka dan variabel yang diteliti maka penulis dapat menjelaskan kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut: Suasana harmonis dalam keluarga merupakan syarat mutlak untuk berkembangnya watak dan kepribadian anak menjadi positif. Suasana ini akan tercemin dalam menjalin komunikasi interpersonal antar anggota keluarga. Pola atau suasana komunikasi yang baik dalam keluarga ditandai oleh adanya sikap keakraban, kesenangan, sikap terbuka, kejujuran dan memuaskan. Komunikasi dalam keluarga yang baik akan memberikan rasa aman dan menumbuhkan serta mengembangkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri ini akan tumbuh dalam diri individu yang tercermin dari adanya keyakinan akan kemampuan pada diri sendiri, bersikap tegas dan teguh pendirian, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, dapat tampil bebas dalam situasi sosial, dan memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri.
  • 33. 33 Berdasarkan uraian diatas, secara teoritis akan dijelaskan tentang hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat keparcayaan diri pada siswa dalam skema kerangka pikir berikut ini: Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Komunikasi dalam Keluarga (X) a. Keakraban b. Kesenangan c. Sikap terbuka d. Kejujuran e. Memuaskan 2. Hipotesis “Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu perlu dilakukan penlitian secara empirik” (Sugiyono,2008:13) Berdasarkan pernyataan diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: “Ada hubungan komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun pelajaran 2014/2015” Tingkat kepercayaan diri (Y) a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi b. Bersiakp tegas dan teguh pendirian c. Bertanggung jawab dalam tugas d. Dapat tampil bebas dalam situasi sosial e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri
  • 34. 34 III. METODE PENELITIAN 3.1.Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan cara mengukur variabel. Adapun definisi operasional variabel sebagai berikut: 3. Variabel bebas; Komunikasi dalam Keluarga (X) adalah proses interaksi antar anggota keluarga baik secara verbal maupun non verbal yang terlibat langsung, multi arah guna menciptakan lingkungan keluarga kondusif dan keselarasan hubungan. Secara operasional indikator-indikator variabel bebas meliputi: a. Keakraban adalah rasa aman dan nyaman serta rasa saling ketergantungan, saling membutuhkan antara satu dengan lainnya b. Kesenangan adalah adanya saling memaharni dan penghargaan antara individu anggota keluarga c. Sikap terbuka adalah mau menerima dan diterima antar anggota keluarga tanpa dipaksa atau merasa terpaksa d. Kejujuran adalah tidak ada unsur-unsur yang ditutupi, apa adanya sesuai apa yang diperbuat dan dikatakannya e. Memuaskan adalah rasa aman dan nyaman antara kebutuhan dan pemenuhannya pada setiap anggota keluarga 4. Variabel terikat; Tingkat Kepercayaan Diri (Y) adalah sikap seseorang yang memiliki keyakinan akan kemampuan untuk bertingkah laku sesuai
  • 35. 35 dengan yang diharapkan, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Secara operasional indikator-indikator tingkat kepercayaan diri meliputi: a. Merasa yakin akan kemampuan pribadi adalah kesanggupan mengatasi berbagai persoalan tanpa memaksakan kehendaknya kepada orang lain b. Bersikap tegas dan teguh pendirian adalah tidak terpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan orang lain dan memiliki keyakinan yang mampu dipertahankan kebenarannya c. Bertanggung jawab dalam tugas adalah dapat melaksanakan tugas secara baik sesuai yang dibebankan kepadanya d. Dapat tampil bebas dalam situasi sosial adalah tidak merasa malu, ragu- ragu atau cemas melaksanakan kegiatan bersama orang lain e. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri adalah memiliki keyakinan akan kemampuan, cita-cita, dan keinginan sesuai keadaan diri sendiri. 3.2.Instrumen Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan metode dokumentasi dan angket. Setelah data terkumpul kemudian diadakan pengukuran sesuai instrument yang telah disiapkan. Jenis instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang langsung diberikan kepada responden dengan jumlah butir soal masing-masing variabel sebanyak 24 item dan setiap
  • 36. 36 pertanyaan terdapat lima alternatif jawaban yang dengan kriteria penskoran sebagai berikut: Rentang skor positif adalah 5,4,3,2,1 dengan alternatif jawaban sebagai berikut: a. Jika pertanyaan dijawab selalu (SL), Artinya aktivitas dalam pernyataan tersebut selalu dilakukan setiap waktu diberi skor 5 b. Jika pertanyaan dijawab sering (SR) Artinya aktivitas dalam pernyataan tersebut sering dilakukan setiap waktu diberi skor 4 c. Jika pertanyaan dijawab jarang (JR) Artinya aktifitas dalam pernyataan tersebut Jarang dilakukan setiap waktu diberi skor 3 d. Jika pertanyaan dijawab kadang-kadang (KD) Artinya aktifitas dalam pernyataan tersebut kadang-kadang dilakukan setiap waktu diberi skor 2 e. Jika pertanyaan dijawab tidak pernah (TP) Artinya aktifitas dalam pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan setiap waktu diberi skor 1 Berdasarkan kriteria pengukuran yang telah ditetapkan, secara teoritis diperoleh skor tertinggi 120 dan sekor terendah 24 pada masing-masing variabel. Kemudian variabel komunikasi dalam keluarga akan dikelompokan dalam tiga kategori yaitu komunikasi baik, cukup baik, dan kurang baik. Variabel kepercayaan diri akan dikelompokkan pada katagori, kepercayaan diri tinggi, sedang dan rendah. Penetapan Skala interval menggunkan ketentuan berikut:
  • 37. 37 i = 𝑁𝑇−𝑁𝑅 𝐾 = 110 −22 3 = 29 Keterangan: I : interval NT : Nilai Tertinggi NR : Nilai Terendah K : Kategori (Sutrisno Hadi, 1986:283) Dengan interval (i=26), maka diperoleh: a. Pengkatagorian komunikasi dalam keluarga sebagai berikut: - Skor 24-55, komunikasi dalam keluarga berkategori kurang baik - Skor 56-87, komunikasi dalam keluarga berkategori cukup baik - Skor 88-120, kepercayaan diri berkategori Baik b. Pengkatagorian tingkat kepercayaan diri sebagai berikut: - Skor 24-55, tingkat kepercayaan diri berkategori Rendah - Skor 56-87, tingkat kepercayaan diri berkategori Sedang - Skor 88-120, tingkat kepercayaan diri berkategori Tinggi Selanjutnya, sebelum alat ukur digunakan pada sampel penelitian, perlu dilakukan ujicoba (try out) yang dikenakan pada 10 responden di luar sampel. Tujuan ujicoba ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur . a. Validitas Alat Ukur Suharsimi Arikunto dalam Riduwan (2009:109) menjelaskan, "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
  • 38. 38 atau keandalan suatu alat ukur." Sedangkan Sugiyono (2008:172) mengemukakan, "Intrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur ana yang seharunya diukur". Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa validitas adalah alat ukur yang mampu mengukur dengan tepat sesuai yang dikehendaki si pembuatnya. Kemudian pada umumnya, validitas alat ukur dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu: 1. Validitas tampang/lahir (face validity), 2. Validitas logis (logical validity) 3. Validitas isi (content validity), 4. Validitas faktor (factorial validity ) 5. Validitas empiris (empercal validity) Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi yang ditempuh melalui konsep pembuatan kisi-kisi dengan berdasarkan pada konsep-konsep teoritis yang ada. b. Reliabilitas Alat Ukur Menurut Arikunto mengatakan, "Reliabilitas suatu test adalah taraf sejauhmana test itu sama dengan dirinya sendiri atau keajegan suatu test", Sedangkan Kartini Kartono (2001:111) menjelaskan, "Masalah reliabilitas pengukuran itu berkaitan dengan stabilitas dan kematangan (konstansi) hasil pengukuran".
  • 39. 39 Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa reliabilitas test adalah stabilitas dan kejegan sebuah test hasil pengukuran.Lebih lanjut, Kartini Kartono (2001:112) menjelaskan, untuk mengukur reliabilitas alat ukur dapat dilakukan dengan tiga cara pengujian, yaitu: 1) teknik uiangan, 2) teknik bentuk paralel atau sejajar, 3) teknik belah dua" Sependapat pertanyaan di atas, pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas alat ukur dilakukan dengan teknik belah dua dengan sistem ganjil genap. Maksudnya, membagi skor yang ada menjadi dua bagian/ belahan.Untuk belahan pertama (X) adalah kelompok skor item bernomor ganjil dan belah kedua (Y) adalah kelompok skor item bernomor genap. Kemudian kedua data ini dimasuk ke dalam rumus statistik Korelasi Product Moment",yakni: 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2} Dimana: rXy = Koefisien korelasi antara X dan Y XY = Hasil kali antara X dan Y N = Jumlah data (Riduwan, 2009:110). Kemudian untuk mengetahui reliabilitas alat ukur secara keseluruhan, maka nilai rxy dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown di bawah ini.
  • 40. 40 𝑟11 = 2(𝑟 𝑏) 1 + 𝑟 𝑏 Dimana: r11 = Reluabuitas interna seiuruh hem rb = Korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau (akhir-awal) (Riduwan, 2009:113). 3.3.Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 seperti pada tabel berikut : Tabel 1. Data Siswa Kelas VIII SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah L P 1. VIII.1 15 11 26 2. VIII.2 14 15 29 3 VIII.3 21 6 27 Jumlah 50 32 82 Sumber: Data siswa SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan tabel di atas, populasi penelitian ini berjumlah 82 siswa yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.
  • 41. 41 2. Sampel "Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti" (Arikunto, 2006:08), Untuk menetapkan besarnya sampel, penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (2006:110) mengatakan "Untuk sekedar ancer-ancer apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambiI antara 10-15% atau 20- 25% atau lebih..." Berpedoman pendapat di atas, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Muhammadiyah I Pringsewu kelas VIII yang berjumlah 82 siswa termasuk didalamnya sampel try out. Dengan demikian penelitian ini disebut juga dengan penelitian total sampling karena seluruh populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian. 3.4.Teknik Analisis Data Berdasarkan tujuan dan hipotesis yang diajukan serta data berbentuk interval, maka teknik analisis data digunakan.statistik dengan uji korelasi Product Moment berikut ini: 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{ 𝑁. ∑ 𝑋2 − ( ∑ 𝑋)2} Dimana: rXy = Koefisien korelasi antara X dan Y XY = Hasil kali antara X dan Y N = Jumlah data (Riduwan, 2009:110).
  • 42. 42 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyajian dan Analisis Data 1. Pelaksnaan Ujicoba (Try Out) Sebelum alat ukur digunakan untuk penelitian, perlu diuji cobakan dengan tujuan mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Pengujian Reliabilitas dan validitas alat ukur ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Validitas Alat Ukur Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Validitas yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah validitas isi, yaitu untuk menentukan validitas ditinjau dari isi-isi yang spesifik sesuai variabel yang diukur. Untuk membuktikan validitas isi yaitu ditempuh menguraikan variabel menjadi sub-sub variabel atau indikator . Kemudian dari indikator-indikator dikembangkan atau dijabarkan kembali ke dalam butir-butir item sesuai luas dan sempitnya indikator variabel tersebut. Melalui langkah-langkah yang diteliti maka peneliti berharap mendapatkan validitas isi yang tinggi. Untuk membuktikan validitas isi ini di tempuh dengan membuat kisi-kisi angket yang merupakan
  • 43. 43 pedoman operasional penyusunan angket. Kisi-kisi angket pada penelitian ini dapat dilihat pada halaman lampiran skripsi. b. Reliabilitas Alat Ukur Komunikasi dalam Keluarga Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur komunikasi dalam keluarga dilaksanakan ujicoba (tryout) yang dikenakan pada 10 responden siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015, yang diambil secara acak dalam enam kelas di luar sampel namun dalam populasi. Hasil pelaksanaan ujicoba (tryout) didapatkan skor dan skor tersebut kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian/belahan. Untuk belahan pertama (X) adalah kelompok skor items bernomor ganjil dan belahan kedua (Y) adalah kelompok skor items bernomor genap. Kemudian data dari kedua belahan tersebut dimasukkan ke dalam tabel kerja berikut ini. Tabel 2. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara Skor Items Bernomor Ganjil (X) Dengan Skor Items Bernomor Genap (Y) pada 10 Responden Ujicoba No X Y X² Y² XY (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 53 53 2809 2809 2809 2 57 56 3249 3136 3192 3 49 51 2401 2601 2499 4 50 57 2500 3249 2850 5 51 41 2601 1681 2091 6 51 46 2601 2116 2346 7 60 60 3600 3600 3600 8 55 57 3025 3249 3135 9 45 51 2025 2601 2295 10 44 47 1936 2209 2068
  • 44. 44 Jumlah 515 519 26747 27251 26885 Sumber : analisis data hasil ujicoba Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut : N = 10 ΣX = 515 ΣX² = 26747 ΣY = 519 ΣY² = 27251 ΣXY = 26885 Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus statistik korelasi Product Moment berikut ini. rxy = ∑ 𝑥𝑦 – (∑ 𝑥) (∑ 𝑦) 𝑁 √{(∑ 𝑥2− (∑ 𝑥)² 𝑁 )}{(∑ 𝑦2− (∑ 𝑦)² 𝑁 )} = 26885− (515)(519) 10 √{(26747)− (515)² 10 )}{(27251)− (519)² 10 )} = 26885−26728,5 √(26747−26522,5)(27251−26936,1) = 156,5 √(224,5)(314,9) = 156,5 √70695.05 = 156,5 265,8854 = 0,589 Hasil perhitungan di atas didapatkan nilai koefisien korelasi masing- masing belahan sebesar (rxy = 0,589). Kemudian untuk mengetahui
  • 45. 45 reliabilitas alat ukur secara keseluruhan maka nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut : 2(r1 2⁄ 1 2⁄ ) r11 = 1 + r1 2⁄ 1 2⁄ 2(0,589) = 1 + 0,589 1,178 = = 0,741 1,589 Nilai reliabilitas alat ukur secara penuh sebesar (r11=0,741). Nilai ini bila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi harga r terletak pada interval 0,600 - 0,799 dengan interpretasi berkorelasi tinggi. Lebih jelasnya table interpretasi harga r tertera di bawah ini : - 0,800 – 1,000 : korelasi sangat tinggi - 0,600 - 0,799 : korelasi tinggi - 0,400 - 0,599 : korelasi cukup - 0,200 - 0,399 : korelasi rendah - 0,000 - 0,199 : korelasi sangat rendah ( Riduwan, 2005 : 98 ) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur komunikasi dalam keluarga memiliki relibialitas tinggi dan dapat dipergunakan sebagai alat ukur penelitian ini. c. Reliabilitas Alat Ukur Tingkat Kepercayaan Diri
  • 46. 46 Untuk mengetahui relibialitas alat ukur tingkat kepercayaan diri dilaksanakan ujicoba (tryout) yang dikenakan pada 10 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran2014/2015. Hasil pelaksanaan ujicoba didapatkan skor dan skor tersebut kemudian dikelompokkan menjadi dua belahan. Untuk belahan pertama (X) adalah kelompok skor items bernomor ganjil, dan belahan kedua (Y) adalah kelompok skor items bernomor genap. Kemudian data kedua kelompok/belahan tersebut dimasukkan ke dalam tabel kerja berikut ini. Tabel 3. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara Skor Item Bernomor Ganjil (X) Dengan Skor Item Bernomor Genap (Y) Tingkat Kepercayaan Diri pada 10 Responden Ujicoba No X Y X² Y² XY (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 49 47 2401 2209 2303 2 51 56 2601 3136 2856 3 49 47 2401 2209 2303 4 49 50 2401 2500 2450 5 50 50 2500 2500 2500 6 45 42 2025 1764 1890 7 57 59 3249 3481 3363 8 48 48 2304 2304 2304 9 44 54 1936 2916 2376 10 35 33 1225 1089 1155 Jumlah 477 486 23043 24108 23500 Sumber : analisis data hasil ujicoba Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut : N = 10 ΣX = 477 ΣX² = 23043
  • 47. 47 ΣY = 486 ΣY² = 24108 ΣXY= 23500 Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus statistik korelasi Product Moment berikut ini. rxy = ∑ 𝑥𝑦 – (∑ 𝑥) (∑ 𝑦) 𝑁 √{(∑ 𝑥2− (∑ 𝑥)² 𝑁 )}{(∑ 𝑦2− (∑ 𝑦)² 𝑁 )} = 23500− (477)(486) 10 √{(23043)− (477)² 10 )}{(24108)− (486)² 10 )} = 23500−23182,2 √(23043−22752,9)(24108−23619,6) = 317,8 √(290,1)(488,4) = 317,8 √141684,84 = 317,8 376,41 = 0,844 Hasil perhitungan di atas didapatkan nilai koefisien korelasi masing- masing belahan sebesar (rxy = 0,844). Kemudian untuk mengetahui reliabilitas alat ukur secara keseluruhan maka nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut : 2(r1 2⁄ 1 2⁄ ) r11 = 1 + r1 2⁄ 1 2⁄
  • 48. 48 2(0,844) = 1 + 0,844 1,688 = = 0,915 1,844 Nilai reliabilitasalat ukur secara penuh sebesar (r11=0,915). Nilai ini bila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi harga r terletak pada interval 0,800 – 1,000 dengan interpretasi berkorelasi sangat tinggi. Dengan demikian, alat ukur Tingkat Kepercayaan Diri memiliki relibialitas sangat tinggi dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. 2. Pengumpulan dan Penyajian Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran angket tentang Komunikasi dalam keluarga (X) dan Tingkat Kepercayaan diri (Y) pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 di dapatkan data sebagai berikut. Tabel 4. Rekapitulasi Skor Hasil Angket Komunikasi dalam Keluarga (X) dan Tikat Kepercayaan Diri (Y) pada 72 Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 No Nama Siswa X Y Kategori (1) (2) (3) (4) (5) 1 HARDI YANSYAH 107 110 B T 2 HERIANSYAH 114 116 B T 3 KHOIRUM MIFTAHUL JANAH 114 117 B T 4 KRISNA ADE MAHENDRA 103 116 B T
  • 49. 49 5 LABIBAH LINA FITRIANA 85 87 C S 6 M. FAHRI AZIS 103 104 B T 7 MOCHAMAD ILHAM EFENDI 115 110 B T 8 MUHAMMAD RIVALDI FIRMANSYA 112 110 B T 9 MUHAMMAD ZIDAN MULTAZAM 115 92 B T 10 NADA SALSABILA 115 106 B T 11 NISA FAMILIA 110 116 B T 12 PAP SILVIA ARINI 111 112 B T 13 RAHMAN FALAH 112 103 B T 14 REFA AISOLEHA 110 112 B T 15 REZA ARDI WIRATAMA 113 117 B T 16 WULAN APRILIANA WINANDA P 113 118 B T 17 ALDA SAFITRI 108 113 B T 18 ALITA GITA SAFITRI 102 109 B T 19 ARINDA TRIANA 113 114 B T 20 ARUM MARSELANI 100 104 B T 21 ARYO BINTANG SADEWO 105 103 B T 22 DAVID SETIAWAN 111 112 B T 23 EVINA DAMAYANTI 104 106 B T 24 FENI ASTUTI 77 81 S S 25 GILANG SETIA PUTRA 100 102 B T 26 INTAN KOMALASARI 100 103 B T 27 LILIS INDAH SAFITRI 100 104 B T 28 M. SAIF FURQON 102 106 B T
  • 50. 50 29 MIKA HAKIKI 96 100 B T 30 MUNANDAR PURBONINGRAT 84 87 S S 31 NOPRI SANJAYA 103 108 B T 32 NUR HSANAH 105 116 B T 33 PANGGIH ARYANTO 105 107 B T 34 REFTA APRIANTI 104 106 B T 35 RIO PRAYUDA ASMORO 101 103 B T 36 SAHRUL RAMADHAN 84 87 C S 37 SILVIA MEGA TIARA 93 108 B T 38 SITI MALIKHATUN 112 116 B T 39 SOFIAN NASUTION 97 99 B T 40 THERESIA PERMATA 90 109 B T 41 ADAM RISKY ANANDA 99 102 B T 42 YOGA PRATAMA 86 88 C S 43 YUSUF AKHSAN 93 100 B T 44 CAHYA ALUSINA 90 95 B T 45 M. BAGUS IRVANSYAH 96 99 B T 46 AMMARULLOH KHOIRI 101 107 B T 47 ANDIKA BAGAS RAMADHAN 110 112 B T 48 ANDRI KURNIAWAN 110 114 B T 49 ARYA KUSUMA DEWA 101 102 B T 50 DIMAS KUKUH WIJAYA 93 100 B T 51 DIO ALFANDY 109 110 B T 52 GARA ANUGRAG ADAM 108 116 B T
  • 51. 51 53 GILANG PUTRA DINANTI 106 103 B T 54 HARFI RAMADHAN ABIMANYU 105 108 B T 55 INDRA WIJAYA 96 103 B T 56 M. REVA RUBBYANTO LUKMAN 109 111 B T 57 MAULANA RIJALUL GHOLIB 105 107 B T 58 MUHAMMAD VIERI ASHARI 102 104 B T 59 MUHAMMAD ZIDAN AGESTA 115 117 B T 60 MUTIARA INDAH PRATIWI 109 101 B T 61 POPY VIONA MELATI RAHMAH 108 111 B T 62 RAFI KURNIAWAN 76 93 C T 63 RAFLI AMARDA 102 104 B T 64 RAHMAN HIDAYAT 98 102 B T 65 RAMADHAN LUCKY SAPUTRA 101 104 B T 66 REDA NURIYAN 108 110 B T 67 SRI HANDAYANI 96 102 B T 68 VINKA NADIA PUTRI 97 109 B T 69 WAISY AL QORNI 95 112 B T 70 WULAN SUNDARI SUGI SINEMA 107 108 B T 71 AHMAD NOFAL YASIN 115 116 B T 72 MAISAROH KUSMALA DEWI 95 97 B T Sumber : hasil analisa data penelitian Keterangan : X = Komunikasi dalam Keluarga Y = Tingkat Kepercayaan Diri B = Baik C = Cukup Baik
  • 52. 52 K = Kurang Baik T = Tinggi S = Sedang R = Rendah 3. Analisis Data Berdasarkan tabel 4 tersebut maka dapat dianalisis data tentang Komunikasi dalam keluarga (X) dan Tingkat Kepercayaan diri (Y) pada 72 sampel siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015, sebagai berikut : a. Hasil Angket Komunikasi dalam Keluarga Berdasarkan penyebaran angket tentang Komunikasi dalam Keluarga (X) pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015, sebagai berikut : Tabel 5. Distribusi Frekuensi Komunikasi dalam Keluarga (X) pada 72 Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 No Komunikasi dalam Keluarga (X) Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) 1. Baik 66 91,66% 2. Cukup Baik 6 8,33% 3. Kurang Baik 0 0% Jumlah 72 100% Sumber : analisis data penelitian Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas bahwa yang menyatakan Komunikasi dalam Keluarga dalam kategori Baik berjumlah 66 siswa (91,33%), kategori cukup Baik berjumlah 6 siswa (8,33%) dan kategori kurang Baik 0 siswa (0%). b. Hasil Angket Tingkat Kepercayaan Diri
  • 53. 53 Berdasarkan penyebaran angket tentang tingkat kepercayaan diri (Y) pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 didapatkan analisis data sebagai berikut : Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri (Y) pada 72 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015. No Tingkat Kepercayaan Diri (Y) Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) 1. Tinggi 67 93,05% 2. Sedang 5 6,94% 3. Rendah 0 0% Jumlah 72 100% Sumber : analisis data penelitian Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut didapatkan bahwa tingkat kepercayaan diri berkategori tinggi berjumlah 67 siswa (93,05%), tingkat kepercayaan diri berkategori sedang berjumlah 5 siswa (6,94%) dan tingkat kepercayaan diri berkategori rendah berjumlah 0 siswa (0%). c. Analisis Data Hubungan Komunikasi dalam Keluarga (X) dengan Tingkat keperdayaan diri (Y) Berdasrkan penyebaran angket tentang Komunikasi dalam keluarga (X) dan tingkat keperdayaan diri (Y) pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 dapat dianalisis sebagai berikut : Tabel 7. Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Korelasi Antara Skor Komunikasi dalam Keluarga (X) dengan Skor Tingkat Kepercayaan Diri (Y) pada 72 Sampel No X Y X² Y² XY
  • 54. 54 (1) (2) (3) (4) (5) (5) 1 107 110 11449 12100 11770 2 114 116 12996 13456 13224 3 114 117 12996 13689 13338 4 103 116 10609 13456 11948 5 85 87 7225 7569 7395 6 103 104 10609 10816 10712 7 115 110 13225 12100 12650 8 112 110 12544 12100 12320 9 115 92 13225 8464 10580 10 115 106 13225 11236 12190 11 110 116 12100 13456 12760 12 111 112 12321 12544 12432 13 112 103 12544 10609 11536 14 110 112 12100 12544 12320 15 113 117 12769 13689 13221 16 113 118 12769 13924 13334 17 108 113 11664 12769 12204 18 102 109 10404 11881 11118 19 113 114 12769 12996 12882 20 100 104 10000 10816 10400 21 105 103 11025 10609 10815 22 111 112 12321 12544 12432 23 104 106 10816 11236 11024 24 77 81 5929 6561 6237 25 100 102 10000 10404 10200 26 100 103 10000 10609 10300 27 100 104 10000 10816 10400 28 102 106 10404 11236 10812 29 96 100 9216 10000 9600 30 84 87 7056 7569 7308 31 103 108 10609 11664 11124 32 105 116 11025 13456 12180 33 105 107 11025 11449 11235 34 104 106 10816 11236 11024 35 101 103 10201 10609 10403 36 84 87 7056 7569 7308
  • 55. 55 37 93 108 8649 11664 10044 38 112 116 12544 13456 12992 39 97 99 9409 9801 9603 40 90 109 8100 11881 9810 41 99 102 9801 10404 10098 42 86 88 7396 7744 7568 43 93 100 8649 10000 9300 44 90 95 8100 9025 8550 45 96 99 9216 9801 9504 46 101 107 10201 11449 10807 47 110 112 12100 12544 12320 48 110 114 12100 12996 12540 49 101 102 10201 10404 10302 50 93 100 8649 10000 9300 51 109 110 11881 12100 11990 52 108 116 11664 13456 12528 53 106 103 11236 10609 10918 54 105 108 11025 11664 11340 55 96 103 9216 10609 9888 56 109 111 11881 12321 12099 57 105 107 11025 11449 11235 58 102 104 10404 10816 10608 59 115 117 13225 13689 13455 60 109 101 11881 10201 11009 61 108 111 11664 12321 11988 62 76 93 5776 8649 7068 63 102 104 10404 10816 10608 64 98 102 9604 10404 9996 65 101 104 10201 10816 10504 66 108 110 11664 12100 11880 67 96 102 9216 10404 9792 68 97 109 9409 11881 10573 69 95 112 9025 12544 10640 70 107 108 11449 11664 11556 71 115 116 13225 13456 13340 72 95 97 9025 9409 9215 Jumlah 7389 7616 764257 810328 785704 Sumber : hasil analisis data
  • 56. 56 Dari tabel diatas didapatkan nilai-nilai sebagai berikut N = 72 ΣX = 7389 ΣX² = 764257 ΣY = 7616 ΣY² = 810328 ΣXY = 785704 Langkah selanjutnya, nilai-nilai tersebut dimasukkan kedalam rumus statistik Korelasi Product Moment dibawah ini: rxy = ∑ 𝑥𝑦 – (∑ 𝑥) (∑ 𝑦) 𝑁 √{(∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)² 𝑁 )}{(∑ 𝑦2 − (∑ 𝑦)² 𝑁 )} = 785704− (7389)(7616 ) 72 √{764257 − (7389)² 72 }{810328− (7616 )² 72 } = 785704− 781592 √{764257− 758296 ,125}{810328−805603 ,5556 } = 4112 √{5960 ,875}{4724 ,444444} = 4112 √28161822,78 = 4112 5306,771 = 0,77 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment didapatkan sebesar (rxy = 0,77). Nilai ini bila dikonsultasikan dengan tabel interprestasi harga r terletak pada interval 0,600 – 0,799 dengan interprestasi berkorelasi sangat tinggi. Dengan demikian dapat sisimpulkan, bahawa “ Ada hubungan yang tinggi antara Komunikasi dalam keluarga dengan Tingkat Kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten pringsewu tahun pelajaran 2014/2015.
  • 57. 57 4.2. Pembahasan Berdasarkan analisis data didapatkan nilai koefisien korelasi product moment sebesar (rxy=0,77). Nilai ini bila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi harga r terletak pada interval 0,600-0,700 dengan interpretasi tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan yang tinggi antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten pringsewu tahun pelajaran 2014/2015”. Tingkat keeratan hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri berada pada interval tinggi. Hal ini berarti, ada keterkaitan yang tinggi atau erat antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa. Ini menunjukkan bila komunikasi dalam keluarga baik maka tingkat kepercayaan diri siswa tinggi dan sebaliknya, bila komunikasi dalam keluarga tidak baik maka tingkat kepercayaan diri siswa pun rendah. Melalui komunikasi seseorang dapat memenuhi kebutuhan emosional dan meningkatkan kesehatan mental. Manusia belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga bahkan rasa percaya diri, kebencian dan iri hati. Melalui komunikasi, dapat memahami kualitas perasaan itu dan membandingkannya antara perasaan yang satu dengan yang lainnya. Lewat umpan balik orang lain, kita memperoleh informasi bahwa kita merupakan orang yang sehat secara jasmani dan rohani, bahkan
  • 58. 58 kita merasa berharga terutama sekali dalam keluarga khususnya kedua orang tua kita. Antara keluarga (dalam hal ini orang orang tua) dengan anak terdapat hubungan yang sangat erat dibandingkan dengan pihak lain. Orang tua adalah pihak yang paling berhak terhadap keberadaan anak disegenap aspeknya, sehingga orang tua harus mampu menumbuhkan rasa percaya diri pada anak melalui komunikasi interpersonal yang dapat dilakukan setiap saat. Yasin Mustofa (2007 : 73) Menjelaskan bahwa “ orang tua merupakan jaringan yang paling penting dari jaringan sosial anak sebab orang tua adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak” Sebagai jaringan sosial yang pertama dan utama bagi anak, maka orang tua mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan tingkat percaya diri pada anak yang dilakukan dengan menumbuhkan hubungan komunikasi interpersonal dalam komunikasi interpersonal. Karna pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, maka hubungan mereka akan menjadi baik. Yang jadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan tetapi bagaimana komunikasi dilakukan. Bila orang tua dengan anak berkembang sikap percaya, saling terbuka, dan sikap suportif dalam berkomunikasi maka besar kemungkinan siswa akan memiliki kepercayaan diri tinggi dan sebaliknya bila ketika unsur yang menumbuhkan komunikasi interpersonal tidak terpenuhi maka tingkat percaya diri pada siswa atau anak pun
  • 59. 59 kurang. Hal ini telah dibuktikan dari penelitian yang telah penulis lakukan bahwa komunikasi dalam keluarga berkaitan atau berhubungan erat dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa.
  • 60. 60 V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan “Ada hubungan yang tinggi antara komunikasi dalam keluarga dengan tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Kabupaten pringsewu tahun pelajaran 2014/2015”. Yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar (rxy = 0,77) terletak pada interval 0,600 – 0,799 dengan interpretasi berkorelasi tinggi. 5.2. Saran-saran Berdasarkan simpulan di atas maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan orang tua agar dapat secara aktif melakukan komunikasi dengan anggota keluarga sehingga memungkinkan anak memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi. 2. Diharapkan kapada guru atau tenaga kerja kependidikan lainnya senantiasa mengusahakan agar siswa memiliki tingkat kepercayaan tinggi melalui peningkatan pembinaan hubungan komunikasi interpersonal didalam dan diluar lingkungan sekolah 3. Diharapkan kepada sekolah untuk dapat mengoptimalkan fungsi dan peran guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan layanan bimbingan dan konseling secara efektif khususnya layanan bimbingan pribadi-sosial.
  • 61. 61 DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. Agus M. Hardjana, 2003. Komunikasi Antar Personal dan interpersonal. Yogyakarta: Kanisius Agus Sujanto. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bina Aksara. Angelis, 2003. Psikologi Pendidikan. (http://www.pendidikan.net/Artikel.html. (10/11/2010) Aron lumpkin. 2005. Positive, Confident and Courageous, Jakarta: Erlangga. Husaini Usman, 2006. Manajemen: Teori, praktek, dan riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Jalaludin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosdakarya. Joseph A. Devito. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta Indonesia : Proffesional Books. Kartini Kartono. 2001. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Alumni. Onong Unchjana Effendy, 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung: Alumni. Prayitno. 2004. Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: rineka cipta. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: alfabeta. Rini. 2002. Pesikologi Remaja. (http://www.e.psikologi.com/dewa/160502.html.) (20/12/2014) Risso Azizah. 2006. (Psikologi kepribadian. http://rac.uii.ac.id./server/ducument. public/ 20090523030/0201312307,pdf) Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Supratiknya. 2005. Komunikasi antar Pribadi; Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: kanisius.
  • 62. 62 Samsu yusuf dan Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya. Yasin mustofa. 2007. EQ Untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam.