Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis, manajemen risiko, dan kebijakan etika bisnis Telkom. Secara khusus, dibahas pengertian etika bisnis, tujuan dan manfaatnya, prinsip-prinsip etika bisnis, jenis-jenis manajemen risiko, serta kebijakan larangan gratifikasi dan pelaporan whistleblower yang diterapkan oleh Telkom.
10, sm, maswanih, hafzi ali, business eticks, csr, risk management, universitas mercu buana, jakarta, 2019
1. Nama Mahasiswa : Maswanih
NIM : 55118010007
Nama Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA. MPM
Mata Kuliah : Strategic Management
Business Eticks, CSR, Risk management
Pengertian Etika Bisnis
Apa yang dimaksud dengan etika bisnis? Secara umum, pengertian etika bisnisadalah cara-
cara yang dilakukan oleh suatu bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang mencakup
berbagai aspek, baik itu individu, perusahaan, maupun masyarakat.
Etika dalam bisnis dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan mengenai tata cara ideal
dalam mengelola bisnis dengan memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal, ekonomi, dan sosial.
Setiap perusahaan harus memperhatikan dan menjalankan etika-etika yang berlaku, misalnya
taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Adapun beberapa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut:
· Jujur dalam berkomunikasi dan bersikap
· Memiliki komitmen dan memenuhi janji
· Memiliki integritas
· Memiliki loyalitas
Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli
Beberapa ahli pernah menjelaskan mengenai arti etika bisnis, diantaranya adalah:
1. Yosephus
Menurut Yosephus, pengertian etika bisnis adalah wilayah penerapan prinsip-prinsip moral
umum pada wilayah tindak manusia di bidang ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki
sasarannya adalah perilaku moral pebisnis yang berkegiatan ekonomi.
2. Hill dan Jones
Menurut Hill dan Jones, pengertian etika bisnis adalah suatu ajaran untuk membedakan
antara salah dan benar. Hal ini dapat memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait
dengan masalah moral yang kompleks.
3. Velasques
2. Menurut Velasques, etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
4. Steade Et Al
Etika bisnis adalah standar etika yang berhubungan dengan tujuan dan cara mengambil suatu
keputusan bisnis.
Tujuan Etika Bisnis
Setelah memahami pengertian etika dalam berbisnis, tentunya kita juga perlu tahu apa
tujuannya. Setiap pebisnis sudah seharusnya memiliki pengetahuan tentang etika dalam
berbisnis dan mengaplikasikannya dalam menjalankan usahanya.
Bagi para pengusaha, tujuan etika dalam berbisnis adalah untuk meningkatkan kesadaran
moral serta membuat batasan-batasan bagi para pelaku bisnis serta menjalankan good
business. Para pengusaha harus memiliki pemahaman bahwa monkey business atau praktek
bisnis kotor hanya akan merugikan banyak pihak, termasuk dirinya sendiri pada akhirnya.
Pemahaman dan pelaksanaan etika dalam berbisnis dengan baik akan membawa suatu
perusahaan ke arah manajemen bisnis yang baik sehingga memiliki citra yang baik di mata
semua orang.
Intinya, bisnis yang menerapkan etika berbisnis yang baik umumnya tidak akan merugikan
pihak lain, tidak melanggar hukum yang berlaku, dan menjaga kondisi bisnis tetap kondusif.
Aspek dan Sudut Pandang Etika Bisnis
Menurut Bertens (2000) terdapat tiga aspek dan sudut pandang pokok dari bisnis, yaitu:
Sudut pandang ekonomi, bisnis adalah kegiatan ekonomis, maksudnya adalah adanya
interaksi produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan produsen dalam sebuah
organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu
menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi
dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.
1. Sudut pandang etika, dalam bisnis berorientasi pada profit adalah sangat wajar, akan
tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Maksudnya
adalah, semua yang kita lakukan harus menghormati kepentingan dan hak orang lain.
2. Sudut pandang hukum, bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan
Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum
modern. Dalam praktik hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis pada taraf
nasional maupun internasional. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang
normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang harus
ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Sonny Keraf (1998), terdapat
3. lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis,
yaitu (Agoes & Ardana, 2009:127-128):
a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab. Orang
yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan melaksanakan
tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari
tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang dikatakan,
dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan
dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil, yaitu
suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek ekonomi,
hukum, maupun aspek lainnya.
d. Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu
ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis
harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa
setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.
Manfaat Etika Bisnis
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Oleh
karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis berdasarkan nilai dimana pilihan
tersebut didasarkan atas keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. Manfaat etika
bisnis dalam kelangsungan perusahaan adalah sebagai berikut (Muslich, 2004:60-61):
1. Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk menyelaraskan
kepentingan strategis suatu bisnis dengan tuntunan moralitas.
2. Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang bisnis dengan
memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis tidak dapat dipisahkan dari etika.
Manajemen risiko atau Management Risk adalah pendekatan sistematis untuk menemukan
dan memperlakukan risiko yang dihadapi oleh seseorang dan keluarganya. Dalam penjelasan
ini, Finansialku.com membahas informasi lebih detail mengenai manajemen risiko untuk
4. keluarga. Manajemen risiko adalah bagian dari perencanaan keuangan (financial planning)
yang paling penting
Tujuan manajemen risiko adalah:
1. Tersedianya perlindungan, akan kemungkinan terjadinya semua risiko ekonomi yang
utama, misal kehilangan penghasilan karena kematian dini tulang punggung keluarga atau
cacat tetap.
2. Rencana keuangan tidak terganggu, karena adanya musibah atau hal-hal yang tidak
terduga.
3. Penghasilan yang sudah diperoleh (penghasilan aktif, hasil investasi dan penghasilan
pasif) dapat difokuskan untuk meningkatkan kekayaan bersih (memperbanyak aset).
Dalam kehidupan selalu ada hal-hal yang tak terduga dan ketidakpastian. Hal-hal yang tidak
terduga dan ketidakpastian dalam keuangan dikenal dengan istilah risiko (bahasa
Inggris: risk). Risiko sendiri selalu ada dan risiko tidak dapat dihilangkan. Risiko dapat
dikelola atau di-manage, melalui pengendalian risiko dan pendanaan risiko.
1. Risk avoidance: menghindari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan risiko tersebut.
Misal orang tua yang ingin menghindari anak balitanya tenggelam di kolam renang belakang
rumah, dengan cara membeli rumah tanpa kolam renang.
2. Segregation (pemisahan): memisahkan orang-orang atau barang-barang yang dapat
menyebabkan kerugian. Misal menempatkan dana untuk investasi diberbagai produk,
daripada satu sarana investasi.
3. Loss prevention: mengendalikan kerugian dengan cara melakukan pencegahan kerugian.
Misal perawatan mobil berkala dapat mengurangi peluang terjadinya kecelakaan karena
kegagalan sistem mekanik.
4. Loss reduction: mengurangi dampak kerugian yang telah terjadi. Misal memasang stop
loss untuk mengurangi kerugian saat investasi saham.
5. Non insurance transfer: memindahkah risiko kepada pihak lain, dengan tanpa
menggunakan kontrak asuransi. Misal ada seseorang pebisnis yang memiliki utang dalam
bentuk mata uang asing (US Dollar). Pebisnis tersebut melakukan perjanjian dengan bank
untuk membeli US Dollar dalam jumlah, tanggal dan harga yang telah disepakati bersama.
6. Risk transfer: memindahkah risiko kepada pihak lain, dengan menggunakan kontrak
asuransi. Misalnya konsep asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan dan lainnya.
7. Risk retention: membiayai atau membayar kerugian seseorang (disebut juga dengan self
assumption of risk atau self insurance). Misal orang-orang tidak mengasuransikan
kehilangan handphone atau bolpen mahalnya. Jadi jika sampai terjadi kehilangan, maka
kerugian ditanggung pemilik.
1. Etika Bisnis Telkom
5. Etika bisnis TELKOM terdiri dari seperangkat Kebijakan Etika Kerja dan Etika Bisnis yang
dirancang untuk mendukung pertumbuhan dan transformasi Perusahaan di masa depan.
Etika Bisnis TELKOM juga dikenal dengan The TELKOM Way (“TTW”) 135, mengandung
beberapa unsur yang menjadi bagian dari setiap karyawan, seperti satu asumsi dasar, tiga
nilai utama dan lima perilaku karyawan. Konsep dasar itu “Committed to You” (Committed 2
U). Sementara itu, ketiga nilai utama tersebut adalah: penghargaan konsumen, pelayanan
yang unggul, dan sumber daya manusia yang kompeten. Lalu, kelima langkah perilaku: untuk
memenangkan persaingan, menggapai tujuan, menyederhanakan, melibatkan setiap orang,
kualitas dalam setiap pekerjaan, dan penghargaan terhadap pemenang. TTW 135 diharapkan
akan menciptakan pengendalian kebudayaan yang efektif terhadap cara merasa, cara
memandang, cara berpikir dan cara berperilaku, oleh seluruh karyawan TELKOM.
Etika Bisnis TELKOM terdiri dari beberapa ketentuan yang menetapkan setiap karyawan
untuk menjaga sikap professional, jujur, adil dan konsisten sesuai praktik bisnis dengan
seluruh stakeholder (pelanggan, mitra bisnis, pemegang saham, kompetitor serta masyarakat).
Etika Bisnis TELKOM juga menekankan komitmen untuk mematuhi peraturan dan ketentuan
yang berlaku. Sebagai badan usaha milik negara dan flagship dalam bisnis informasi dan
komunikasi di Indonesia, TELKOM harus menjaga hubungan yang transparan dan
konstruktif dengan pemerintah sebagai pengatur dan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
Hal ini penting dalam upaya menghindari konflik kepentingan dan untuk melindungi
pemegang saham minoritas.
Untuk menegakkan penerapan Etika Bisnis TELKOM, manajemen senantiasa berupaya untuk
meningkatkan pemahaman karyawan mengenai pentingnya praktik-praktik etika bisnis. Hal
itu dilakukan melalui proses Silaturahmi Patriot 135 yang diselenggarakan setiap hari Rabu
selama 30 menit yang dipimpin dan diawasi oleh tiap kepala unit dan dilaporkan kepada
Direktorat Human Capital & General Affair pada tanggal 5 setiap bulannya. Selain etika
bisnis di atas, TELKOM juga menerapkan sejumlah kebijakan untuk meminimalisir risiko
dari kesepakatan yang tidak wajar dan fraud melalui penerbitan peraturan yang melarang
gratifikasi, kebijakan whistleblower dan kebijakan anti-fraud.
KEBIJAKAN LARANGAN GRATIFIKASI
TELKOM telah menerapkan kebijakan yang berlaku bagi seluruh karyawan dan termasuk
manajemen yang melarang pemberian atau penerimaan uang, barang, fasilitas atau pemberian
dalam bentuk apapun yang tidak patut, termasuk parsel kepada atau dari pejabat pemerintah,
rekanan kerja, mitra bisnis atau pihak lain yang dapat mempengaruhi tugasnya sebagai
pejabat senior maupun sebagai seorang karyawan TELKOM.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PELAPORAN (WHISTLEBLOWER)
Dalam upaya menerapkan GCG dan nilai-nilai perusahaan serta untuk mematuhi ketentuan
Section 404 dalam SOA, TELKOM telah menerapkan kebijakan dan prosedur pelaporan
yang mencakup cara menampung dan menangani pengaduan dalam rangka membangun
perusahaan yang lebih transparan dan profesional.
Ketentuan SOA Section 404 telah merombak pengendalian internal atas pelaporan keuangan
dengan menggunakan Committee of Sponsoring Organization (“COSO”) framework yang
mencakup pengendalian pada tingkat transaksi dan tingkat entitas. Komite Audit sebagai
salah satu unsur pengendalian internal diwajibkan untuk menyelenggarakan kebijakan dan
6. prosedur whistleblower untuk menerima, menelaah dan menindaklanjuti pengaduan terutama
yang disampaikan oleh para karyawan Perusahaan.
Kebijakan Anti-Fraud
Direksi berkomitmen untuk mencegah terjadinya penyimpangan melalui struktur pengelolaan
secara terpadu dan pengendalian internal yang efektif mulai dari level entitas hingga proses
transaksional. Manajemen secara rutin melakukan upaya bersama dengan unit-unit bisnis
untuk meminimalisir risiko penyimpangan dan secara berkesinambungan memperbaiki
kebijakan yang tengah berlangsung dan proses bisnis.
Dimuat pada tanggal 29 Mei, 2009
1. Berbagai program CSR-Telkom yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut
Indonesia Digital Learning (IDL) & My Teacher My Hero
Indonesia Digital Learning (IDL) 2016 adalah sebuah program tahunan yang merupakan
komitmen Telkom Indonesia di bidang pendidikan dengan upaya pelatihan guru-guru di
bidang digital guna mewujudkan pembelajaran berbasis digital di sekolah sehingga terbentuk
DIGITAL SOCIETY di kalangan guru.
My Teacher My Hero merupakan program apresiasi dari Telkom Indonesia untuk guru-guru
Indonesia yang menerapkan pembelajaran digital. Guru-guru ini sebelumnya telah diberi
pembekalan digital melalui seminar Indonesia Digital Learning. Dari sejumlah guru yang
menerima pembekalan tersebut, selanjutnya akan diseleksi kembali dengan standar penilaian
UNESCO, yang pada akhirnya akan terpilih 8 orang guru My Teacher My Hero.
Pustaka Digital
Pustaka Digital (PaDi) merupakan hasil sinergi BUMN Telkom dan Balai Pustaka yang
diimplementasikan dengan menghadirkan 1000 Digital Learning Corner di 1000 plasa yang
tersebar di seluruh Indonesia. Melalui kehadiran PaDi dapat mempermudah masyarakat
khususnya para pelajar untuk mengakses buku-buku secara online.
Socio Digi Leaders
Socio Digi Leaders merupakan kompetisi ide kreatif yang bermanfaat sebesar-besarnya untuk
lingkungan sosial. Ide dapat berupa bidang sosial, hukum, lingkungan, human resources,
teknologi, bisnis, produk, pengembangan sistem ataupun ide aplikasi digital.
BUMN Hadir untuk Negeri
Rangkaian Peringatan HUT RI
Merupakan program tahunan BUMN dalam rangka peringatan HUT RI yang menghadirkan
beberapa program untuk masyarakat diantaranya BUMN Mengajar, Bedah Rumah Veteran,
Siswa Mengenal Nusantara, Elektrifikasi Rumah, Pembangunan Sarana Air Bersih & MCK,
serta Jalan Santai.
BUMN Hadir untuk Negeri dalam rangka Ramadhan
Merupakan program BUMN di bulan Ramadhan yang terdiri dari beberapa program seperti
Mudik Bersama BUMN dan Pasar Murah yang menyediakan 200.000.
7. Disability Care
Merupakan program CSR Telkom dalam rangka BUMN Hadir untuk Negeri bagi kaum
Difabel, dimana Telkom bersama BUMN lain memberikan bantuan kepada komunitas
Difabel dalam rangka mempersiapkan tenaga siap paket. Bantuan yang diberikan mencakup:
Alat bantu disabilitas
Pelatihan dan sertifikasi (termasuk I-CHAT)
Telkom Craft
Telkom Craft Indonesia merupakan eksibisi UKM berbasis digital pertama di Indonesia yang
menjadi wujud penerapan nilai-nilai Good Corporate Citizenship dari program kemitraan dan
bina lingkungan yang Telkom canangkan. Serta sebagai bentuk peran aktif Telkom dalam
upaya memaksimalkan kemajuan ekonomi, sosial, dan bentuk kepedulian kepada para pelaku
UKM lokal sehingga dapat menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan.
Widyawisata & Real Experience VR Satelit Telkom 3S
Merupakan bagian dari rangkaian Program CSR dalam rangka peluncuran Satelit 3S
sekaligus sebagai salah satu media untuk mengedukasi dan menginformasikan kegunaan dari
satelit secara nyata kepada masyarakat.
Kebijakan Manajemen Risiko
Telkom menerapkan manajemen risiko untuk melindungi aset dan kegiatan usaha serta
menciptakan nilai (creating value) bagi para pemangku kepentingan. Manajemen risiko juga
merupakan bentuk kepatuhan (compliance) terhadap regulasi yang berlaku. Peran dan fungsi
manajemen risiko sangat penting dalam mendukung bisnis telekomunikasi yang memiliki
cakupan area bisnis yang luas, memerlukan investasi yang sangat besar, memiliki tingkat
kompetisi tinggi, perkembangan teknologi yang cepat, regulated business serta perubahan
cara berkomunikasi.
Gambaran Umum Mengenai Sistem Manajemen Risiko
Implementasi sistem manajemen risiko di Telkom sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN
No.1 Tahun 2011 yang mengharuskan BUMN menerapkan manajemen risiko. Selain itu,
pelaksanaan manajemen risiko juga merupakan kewajiban Telkom sebagai perusahaan yang
terdaftar di Bursa Saham New York (NYSE) untuk memenuhi Sarbanes-Oxley Act,
khususnya article 302 dan 404.
Penerapan manajemen risiko di Telkom tahun 2006 diawali dengan pembentukan Unit Risk
Management & Legal Compliance (RMLC) dibawah koordinasi Executive Vice President
(EVP). Selanjutnya, pada tahun 2007 dibentuk Direktorat Compliance & Risk
Management (CRM) di bawah kendali Direktur CRM. Dengan tingkat kesadaran atas
pengelolaan risiko yang membaik dan adanya tantangan bisnis yang lebih besar, maka pada
tahun 2013 fungsi Direktorat CRM diubah menjadi Direktorat Wholesale & International,
sedangkan untuk menjalankan pengelolaan Governance, Risk & Compliance dibentuk
Departemen Compliance, Risk Management & General Affair(“CRMGA”) di bawah
tanggung jawab Head of CRMGA. Sejalan dengan dinamika bisnis dan organisasi yang terus
berkembang, maka tahun 2016 fungsi Manajemen Risiko dijalankan oleh Sub Direktorat Risk
8. & Process Management yang merupakan bagian dari Direktorat Keuangan. Perjalanan
mengelola Manajemen Risiko Telkom sejak 2006 s.d. 2016 telah mengantarkan perusahaan
dalam tingkatan dimana risiko telah menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
strategis, operasional, pengawalan kepatuhan (compliance) maupun dalam pengawalan
keandalan pelaporan keuangan (ICOFR).
Berikut ini adalah diagram yang menampilkan perkembangan fungsi manajemen risiko di
Telkom
Pada tahun 2017, Telkom terus berupaya meningkatkan penerapan manajemen risiko dengan
menekankan pada Revenue Assurance & Fraud Management System. Kemudian pada tahun
2018 yang akan datang, Telkom akan melakukan penguatan Enterprise Risk Profile Group &
Advisory melalui BCM, Revenue Assurance & Fraud, Insurance Management, dan ERM
Telkom Group.
Kebijakan Manajemen Risiko di Telkom mengacu kepada Peraturan Direksi
No.PD.614.00/r.00/HK.200/COP-D0030000/2015 tanggal 30 September 2015 tentang
Manajemen Risiko Perusahaan (Telkom Enterprise Risk Management) dan Peraturan
Direktur Keuangan nomor PR.614.01/r.00/HK200/COP-D0030000/2016 tentang pedoman
Implementasi Manajemen Risiko Perusahaan (Telkom Enterprise Risk Management).
Contoh Kasus Manajemen Risiko ( PT Telkom)
Setiap perusahaan pasti memiliki risiko dalam menjalankan kinerja perusahaanya, salah satu
risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang
dihadapi sebuah perusahaan karena pendanaan eksternal yang diusahakan oleh perusahaan
Profil Perusahaan TELKOM,
Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah, merupakan perusahaan penyedia
layanan telepon tidak bergerak terkemuka di Indonesia. Sementara itu, anak perusahaan yang
mayoritas sahamnya dikuasai TELKOM, PT Telekomunikasi Seluler (“Telkomsel”),
merupakan perusahaan operator layanan telepon seluler yang terbesar di Indonesia.
TELKOM menyediakan beragam layanan telekomunikasi lainnya, termasuk interkoneksi,
jaringan, data, internet, serta layanan terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan
layanan jaringan telekomunikasi yang handal serta layanan telekomunikasi dan informasi
berkualitas tinggi.
Pada tanggal 14 Nopember 1995, Pemerintah melakukan penjualan saham TELKOM melalui
penawaran saham perdana (Initial Public Offering) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (keduanya telah melebur menjadi Bursa Efek Indonesia pada bulan Desember
2007). Saham TELKOM juga tercatat di NYSE dan LSE dalam bentuk American Depositary
Shares (“ADS”) dan ditawarkan pada publik di Bursa Efek Tokyo dalam bentuk Public
Offering Without Listing. TELKOM saat ini merupakan salah satu perusahaan dengan
kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, dengan nilai kapitalisasi diperkirakan mencapai
sekitar Rp190.512,0 miliar per 31 Desember 2009. Pemerintah memiliki hak 52,47% dari
9. keseluruhan saham TELKOM yang dikeluarkan dan beredar. Pemerintah juga memegang
saham Dwiwarna TELKOM, yang memiliki hak suara khusus dan hak veto atas hal-hal
tertentu.
Sampai dengan 31 Desember 2009, sebagian besar dari saham biasa TELKOM dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik. Saham
TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange
(“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa tercatat).
Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2009 adalah Rp9.450 dengan nilai
kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2009 mencapai Rp190.512 miliar atau
9,43% dari kapitalisasi pasar BEI.
Visi
-Menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional
Misi
=Memberikan pelayanan terbaik, berupa kemudahan, produk, dan jaringan berkulitas dengan
harga kompetitif
=TELKOM akan mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang
kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung
secara sinergis
TUJUAN
Menciptakan posisi unggul dengan memperkokoh bisnis legacy dan meningkatkan bisnis
new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun 2015.
Risiko Kerusakan Properti
Tidak dapat dipungkiri bahwasannya setiap usaha mengandung risiko yang kadang tidak
sedikit. Dalam hal ini, PT Telkom, Tbk juga memiliki risiko kerusakan properti atas
properti/aset mereka. Karena PT Telkom, Tbk bergerak dalam bidang layanan jaringan
informasi dan telekomunikasi, maka risiko kerusakan properti lebih dititikberatkan pada
risiko kerusakan infrastruktur jaringannya karena apabila ada satu kerusakan saja yang
terjadi, maka akan mengakibatkan menurunnya kualitas dan kepuasan pelanggan terhadap PT
Telkom, Tbk dan hal tersebut juga akan berdampak pada profitabilitas perusahaan. Risiko ini
akan muncul akibat sistem dan teknologi informasi (hardware, software, network, orang dan
proses) yang tidak efektif untuk mendukung kebutuhan informasi saat ini dan yang akan
datang secara efisien. Macam-macam risiko kerusakan properti yang mungkin dihadapi oleh
manajemen disajikan dalam tabel berikut.
Risiko Dampak Kurang baiknya manajemen operasional, jaringan, dan sistem database Besar
Kurang baiknya kualitas jaringan atau teknologi yang sudah usang Sangat Besar Kurangnya
perawatan atau lalai dalam mengelola infrastuktur jaringannya Besar Kerusakan pada
infrastruktur jaringan yang disebabkan bencana alam atau kejadian tidak terduga lainnya
Sangat Besar Hilangnya beberapa infrastruktur jaringan karena pencurian Sangat Besar
10. Jangka waktu operasi satelit yang terbatas Besar Ledakan permintaan yang berlebihan
sehingga mengakibatkan sistem cepat error dan rusak Besar
Penjelasan : Risiko pertama, terdapat beberapa risiko kerusakan properti yang mungkin akan
dihadapi oleh PT Telkom, Tbk seperti tampak pada tabel diatas. Dimulai dari kurang baiknya
manajemen operasional, jaringan, dan sistem database yang memiliki dampak besar bagi
kinerja layanan perusahaan karena apabila tata pengelolaan manajemen operasional, jaringan,
dan sistem database kurang baik, maka akan mengakibatkan pelayanan yang diberikan
menjadi kurang maksimal. Jika infrastruktur jaringan tidak dikelola dengan baik, lama-
kelamaan hal tersebut akan mengakibatkan beberapa infrastruktur ada yang error atau
mungkin rusak sehingga akan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memperbaikinya.
Namun, risiko ini masih bisa dihindari asalkan ada manajemen operasional, jaringan, dan
database yang baik. Risiko kedua, kurang baiknya kualitas jaringan atau ada teknologi yang
usang memiliki dampak yang sangat besar bagi kinerja layanan perusahaan. Kurang baiknya
kualitas jaringan bisa disebabkan karena manajemen pengelolaan jaringan dan sistem
database yang buruk atau teknologinya yang sudah ketinggalan jaman sehingga berdampak
pada layanan perusahaan secara keseluruhan karena PT Telkom bergerak dalam bidang jasa
informasi dan telekomunikasi sehingga selalu dituntut untuk menjaga kualitas jaringannya.
Risiko ini dapat dihindari dengan cara selalu melakukan perawatan/penggantian berkala pada
infrastruktur jaringannya untuk menjaga kualitasnya. Risiko ketiga, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, kurangnya perawatan pada infrastruktur jaringannya atau lalai dalam
mengelola infrastruktur jaringan dapat menyebabkan infrastruktur tersebut cepat rusak
sehingga layanan komunikasi dan informasi menjadi tidak optimal. Risiko ini dapat dihindari
dengan melakukan perawatan berkala dan selalu bersikap hati-hati dan waspada supaya tidak
lalai untuk mencegah kerusakan pada infrastruktur jaringannya. Risiko keempat, risiko
kerusakan yang disebabkan karena bencana alam atau kejadian tidak terduga lainnya seperti
sabotase, terorisme, atau aksi demo massa yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur
jaringan tidak mudah untuk diprediksi. Namun, hal ini dapat diantisipasi dengan menyiapkan
infrastruktur cadangan atau dana cadangan untuk kerusakan tersebut. Risiko ini memiliki
dampak yang sangat besar karena PT Telkom tidak dapat memprediksi bencana alam atau
kejadian tak terduga seperti apa yang akan menyebabkan gangguan/kerusakan pada
infrastrukturnya. Terlebih lagi jika manajemen tidak menyiapkan langkah antisipasi, maka
akan menimbulkan masalah yang cukup serius bagi kinerja perusahaan tersebut. Risiko
kelima, risiko ini juga tidak dapat diprediksi karena pencurian dapat dilakukan kapan saja
sehingga manajemen PT Telkom perlu menyiapkan langkah antisipasi guna menghindari
kerugian yang lebih besar dari risiko tersebut. Risiko keenam, satelit merupakan salah satu
properti penting yang harus dijaga kinerja dan kemampuannya karena satelit berfungsi
sebagai jembatan penghubung komunikasi antar wilayah di muka bumi ini. Apabila tidak ada
satelit, maka mustahil komunikasi jarak jauh dapat dilakukan. Namun, aset penting ini juga
memiliki batas usia maksimum penggunaannya sehingga manajemen perlu menyiapkan
satelit pengganti guna menjaga kualitas layanannya. Risiko ini termasuk risiko yang dapat
diprediksi sebelumnya. Risiko ketujuh, risiko ini sebenarnya dapat dicegah sebelumnya
apabila manajemen telah menyiapkan langkah preventif guna mengantisipasi ledakan
permintaan yang tinggi akibat gencarnya promosi. Risiko Regulasi dan Hukum Risiko ini
dapat terjadi karena adanya perubahan regulasi atau hukum dari regulator atau pemerintah
yang dapat mengancam posisi kompetitif dan kemampuan perusahaan untuk menjalankan
bisnis secara efisien, demikian juga dengan kebijakan internal perusahaan yang selalu
berubah-ubah.
11. Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan kesehatan finansial
perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga merupakan salah satu indikasi bahwa PT.
Telkom menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan modal yang
berasal dari luar (external capital). Dengan demikian akan merubah struktur modal dari
perusahaan. Indikasi yang dari modal yang didapatkan dari luar berupa hutang merupakan
salah satu sebab berubahnya struktur modal perusahaan. Dengan struktur modal yang berubah
seiring dengan bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya kebangkrutan
perusahaan walaupun taxshield nya bertambah. Biaya kebangkrutan merupakan salah satu
sebab perusahaan sedang mengalami financia distress. Risiko Tingkat suku bunga ini dapat
dilihat dengan mengetahui utang perusahaan dan membandingkanyadengan modal sendiri
perusahaan yang terhubung dalam struktur modal. Dengan melihat perbandingan antara
keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana perusahaan tersebut mempunyai risiko
perubahan tingkat suku bunga yang besar atau rendah.
Daftar Pustaka :
http://www.kompasiana.com/diana_bara_cic/kasus-manajemen-resiko-pt-
telkom_55194a0ca33311d216b6594f
https://www.telkom.co.id/servlet/tk/about/id_ID/.../kebijakan-manajemen-risiko.html
http://www.telkom.co.id/hubungan-investor/tata-kelola-perusahaan/etika-bisnis-
telkom/