SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE
ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
DISUSUN OLEH:
Nama : Rizki Aditama
NIM : 55117110027
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
Abstrak
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Etika bisnis sangatlah diperlukan setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Etika bisnis
memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada pelaku bisnis atau perusahaan yang
diterapkan dalam kebijakan, instuisi dan perilaku bisnis. (Mita Wulandari, 2015) Penulisan ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaku bisnis atau perusahaan melakukan atau menjalankan
etika bisnis. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa masih banyak perusahaan atau pelaku
bisnis yang masih melanggar etika bisnis atau tidak menggunakan prinsip-prinsip etika bisnis.
Pelaku bisnis yang melanggar etika bisnis tersebut hanya berorientasi pada keuntungan yang
maksimal dan menguasai pangsa pasar, sehingga merugikan banyak pihak. (Mita Wulandari,
2015) Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis pada PT. GARUDA
INDONESIA (Persero) Tbk . Karena, dalam pemberian layanan kepada penumpang Garuda
Indonesia meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan
dan sikap yang profesional.
Kata Kunci: Etika Bisnis, Kode Etik Garuda Indonesia
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang mempengaruhi semua aspek kehidupan, baik
dari teknologi, lingkungan serta manusia itu sendiri, kini sebuah Etika kembali di bicarakan
untuk menunjukan nilai norma dan moral, tidak lain dalam Etika Bisnis. Etika Bisnis
merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena berkaitan dengan
kepuasan konsumen maupun perlindungan konsumen. Etika merupakan keyakinan mengenai
tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, dalam
menjalankan kegiatan atau tindakan terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal.
Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku
tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan memegang teguh etika atau
moral bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita
dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun. Etika bisnis dalam
perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang
kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang
wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam
mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya.
Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat
menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik
finansial maupun nonfinansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang
muncul. Ini bukan hanya terkait pada individu saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses
dalam organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi agar mempunyai etika bisnis
yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah.
Menurut Carson dan Ghorpade, komunitas bisnis mengakui adanya pengaruh dari sifat
lingkungan kerja (Antes, A. L., Murphy, S. E., Waples, E. P., Mumford, M. D., Brown, R. P.,
& Connelly, S., 2009). Pendapat tersebut di dukung dengan pendapat LeClair dan Ferrell,
dimana perkembangan zaman sekarang ini secara drastis mempengaruhi perilaku etis ditambah
dengan perkembangan teknologi telah membuat perubahan yang serba cepat dan high impact
terhadap keputusan yang menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari. (Antes, A. L., Murphy, S.
E., Waples, E. P., Mumford, M. D., Brown, R. P., & Connelly, S., 2009). Pergeseran ini
memiliki makna yang penting untuk dibawa kedepan harinya untuk pendidikan etika terhadap
dunia pendidikan dan para pelaku professional dalam bisnis
Dengan adanya fenomena-fenomena yang terjadi, ini membuktikan bahwa bisnis yang
dijalankan bertentangan dengan etika bisnis. Etika bisnis memiliki lima prinsip-prinsip yaitu
prinsip otonomi, keadilan, kejujuran, saling menguntungkan dan integritas moral (Sutrisna, D,
2010). Keraf mengemukakan bahwa prinsip otonomi merupakan kemampuan seseorang
bertindak berdasarkan kesadaran dirinya sendiri tanpa adanya pengaruh dari pihak lain.
Sedangkan prinsip kejujuran adalah sifat terbuka dan memenuhi syarat-syarat dalam sebuah
perjanjian kontrak bisnis. (Bonita Admaja, 2017) Prinsip keadilan menurut Keraf, menuntut
seseorang untuk bersikap sama secara objektif, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf di perkuat dengan pendapat menurut Gundlach dan
Murphy, bahwa dasar-dasar etika terdiri dari: kesetaraan (saling menguntungan), promise
principle (tugas untuk menjaga janji/komitmen), dan moralitas terhadap tugas dan tanggung
jawab (mengikuti aturan yang berlaku dan tidak secara sadar melakukan tindakan yang
merugikan satu sama lain) (Piercy & Lane, 2007). Dalam perkembangan filosofi etika dan
bisnis terdapat beberapa teori etika yang harus kita ketahui untuk menilai perilaku manusiawi
berstandar moral, dan memberikan ketepatan nasehat tentang bagaimana bertindak bermoral
pada situasi tertentu.
Dalam hal etika bisnis
1. Utilitarianisme
Teori utilitarianisme mengatakan bahwa suatu kegiatan bisnis adalah baik dilakukan
jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat.
Teori utilitarianisme sebagai teori etika kegunaan suatu tindakan ekonomis, sesuai
sekali dengan prinsip prinsip ekonomis.
2. Deontologi
Deontologi‟ berasal dari kata Yunani “deon”, berarti kewajiban. Suatu tindakan itu
baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan atau tujuan baik dari tindakan itu,
melainkan berdasarkan kewajiban bertindak baik kepada orang lain sebagaimana
keinginan diri sendiri selalu berlaku baik baik pada diri sendiri.
3. Teori Hak
Setiap insan ekonomis memiliki hak, sejalan dengan itu ia juga memiliki kewajiban
secara ekonomis. Secara moral evaluasi terhadap berbagai peristiwa ekonomis didasari
oleh teori hak. Teori hak ini merupakan pendekatan relatif banyak dipakai
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku seseorang atau sekelompok
orang.
4. Teori Keutamaan
Keutamaan didefinisikan sebagai penggambaran watak menganai perilaku seseorang
dan memungkinkan nya bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan, merupakan
suatu keutamaan seseorang sehingga bermodal hal tersebut seseorang mampu
mengambil keputusan tepat dalam berbagai kondisi.
5. Relativisme
Bila selalu dalam kondisi perilaku normal, maka pada dasarnya setiap orang cenderung
bersedia berperilaku utama atau baik. Mereka yakin bahwa adat-istiadat, agama atau
kepercayaan yang dianutnya dari daerah di mana ia dibesarkan diyakini merupakan
adat istiadat terbaik di banding lain-lainnya. (Muh Agus Priyetno, 2017)
Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan himpunan komitmen yang terdiri
dari etika bisnis Garuda Indonesia dan etika kerja Insan Garuda Indonesia yang disusun untuk
mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku agar diperoleh
capaian keluaran yang konsisten dan sesuai dengan budaya Garuda Indonesia guna mencapai
visi dan misinya.
Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan berlaku untuk seluruh unsur yang bertindak atas
nama Garuda Indonesia, perusahaan anak dan afiliasi di bawah pengendalian, pemegang saham
(investor) serta seluruh Pemangku Kepentingan atau mitra kerja yang melakukan transaksi
bisnis dengan Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia senantiasa mendukung kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika
Kerja Perusahaan dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya, serta mewajibkan seluruh
Pegawai Pimpinan dari setiap tingkatan dalam perusahaan untuk bertanggung jawab dalam
memastikan bahwa Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan dipatuhi dan dijalankan dengan
baik oleh seluruh Insan Garuda Indonesia. Selanjutnya setiap Insan Garuda Indonesia
diwajibkan untuk menandatangani komitmen pribadi Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan
secara tahunan.
Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan senantiasa akan disesuaikan dengan
perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan perkembangan bisnis Garuda Indonesia,
dan perlu dilaksanakan program internalisasi dan sosialisasi di lingkungan Garuda Indonesia
agar semua unsur dapat memahami serta secara aktif mendukung implementasi Etika Bisnis
dan Etika Kerja Perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Kepada semua pihak diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan
Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan agar senantiasa sejalan dan bersinergi dengan nilai-
nilai yang telah ada di Garuda Indonesia. Keberhasilan implementasi Etika Bisnis dan Etika
Kerja Perusahaan sangat ditentukan oleh semangat, komunikasi dan komitmen semua unsur
untuk secara bersama-sama melaksanakannya dalam aktivitas kerja sehari-hari. Penerapan etika
bisnis dalam Garuda Indonesia akan berdampak baik untuk perusahaan tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Etika
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti
kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila
sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa
etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana
yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika merupakan cabang filsafat
yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat
susila. (Luthfia Nur Kumalasari, 2014)
Pengertian etika juga dikemukakan oleh (Sumaryono, 1995), menurut beliau etika berasal
dati istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adapt-istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika
dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian
perbuatan seseorang.
2. Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan
etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.
3. Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan
yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.
2.2 Pengertian Etika Bisnis
Pengertian etika bisnis menurut (Velasquez, 2005) Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Pengertian etika bisnis menurut (Bertens, 2000) mengatakan bahwa etika bisnis dalam
bahasa Inggris disebut business ethics. Dalam bahasa Belanda dipakai nama bedrijfsethick
(etika perusahaan) dan dalam bahasa Jerman Unternehmensethik (etika usaha). Cukup dekat
dengan itu dalam bahasa Inggris kadang-kadang dipakai corporate ethics (etika korporasi).
Narasi lain adalah “etika ekonomis” atau”etika ekonomi” (jarang dalam bahasa Inggris
economic ethics; lebih banyak dalam bahasa Jerman Wirtschaftsethik). Ditemukan juga nama
management ethics atau managerial ethics (etika manajemen) atau organization ethics (etika
organisasi).
Pengertian etika bisnis menurut (Yosephus, L. Sinuor, 2010) mengatakan bahwa Etika
Bisnis secara hakiki merupakan Applied Ethics (etika terapan). Di sini, etika bisnis merupakan
wilayah penerapan prinsip-prinsip moral umum pada wilayah tindak manusia di bidang
ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki sasaran etika bisnis adalah perilaku moral
pebisnis yang berkegiatan ekonomi.
2.3 Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis menurut (Sonny, Keraf, 1993):
1. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang
menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang
mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah
karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait erat
dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali
pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Prinsip ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah
dalam realisasi eksternal perusahaan maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan
sesuai dengan haknya masing-masing.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan
semua pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu
agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan
suatu win-win situation.
5. Integritas Moral
Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama
baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam
diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin
dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.
(Sonny, Keraf, 1993)
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
2.4 Prinsip-prinsip Corporate Governance pada Garuda Indonesia
1 Transparansi
Garuda Indonesia menjamin pengungkapan informasi material dan relevan mengenai
kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat waktu serta
mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak
mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Garuda Indonesia dan
Pelanggan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku;
2 Akuntabilitas
Garuda Indonesia menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
masing-masing organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
Direksi) agar pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada
kewajiban seseorang atau organ perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang
yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Garuda
Indonesia kepadanya.
3 Responsibilitas
Garuda Indonesia menjamin kesesuaian antara pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat,
pemenuhan kewajiban terhadap Pemerintah sesuai peraturan yang berlaku, bekerjasama secara
aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata
kepada masyarakat.
4 Independensi
Garuda Indonesia menjamin pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5 Kewajaran dan Kesetaraan
Garuda Indonesia menjamin keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. (Anonim5, 2011)
2.5 Tanggung Jawab Terhadap Kepatuhan
Etika Bisnis dan Etika Kerja ini menjelaskan tentang standar Etika Kerja dan Etika Bisnis
yang berlaku secara umum di lingkungan Garuda Indonesia, sebagai tata nilai moral yang
digunakan untuk menentukan hal-hal yang baik dan yang buruk, hal-hal yang terpuji dan yang
tercela, serta hal-hal yang dihargai dan yang tidak dihargai. (Anonim2, 2015)
1. Tanggung Jawab Insan Garuda Indonesia
a. Mempelajari secara rinci Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang terkait dengan
lingkup pekerjaannya. Setiap Insan Garuda Indonesia harus memahami standar etika
yang dituangkan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan ini;
b. Menghubungi atasan langsung atau Unit Corporate Secretary atau Unit Human Capital
Management atau Unit Internal Audit atau pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh
Direksi, apabila Insan Garuda Indonesia mempunyai pertanyaan mengenai
pelaksanaan Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan;
c. Segera membicarakan kepada pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh Direksi, setiap
menemukan masalah mengenai kemungkinan pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan
Etika Kerja Perusahaan.
d. Memahami prosedur yang dipakai untuk memberitahukan atau melaporkan
kemungkinan pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan;
e. Bersedia untuk bekerja sama dalam proses investigasi terhadap kemungkinan
pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan. (Anonim2, 2015)
2. Tanggung Jawab Pegawai Pimpinan Garuda Indonesia
i. Membangun dan menjaga budaya kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja
Perusahaan melalui:
ii. Mendorong kepatuhan bawahan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan
secara pribadi;
iii. Melakukan pengawasan secara teratur terhadap program-program yang bertujuan
mendorong kepatuhan Insan Garuda Indonesia melaksanakan Etika Bisnis dan Etika
Kerja Perusahaan;
iv. Memberikan keteladanan dalam cara bersikap dan bertindak sehari-hari. (Anonim2,
2015)
2.1. Memastikan bahwa setiap Insan Garuda Indonesia mengerti bahwa ketaatan atas Etika
Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan sama pentingnya dengan pencapaian unjuk kerja;
(Anonim2, 2015)
2.2. Mendorong Insan Garuda Indonesia untuk bertanya mengenai berbagai masalah
integritas dan etika bisnis; (Anonim2, 2015)
2.3. Mempertimbangkan masalah kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja
Perusahaan dalam melakukan evaluasi dan memberikan penghargaan pada Insan
Garuda Indonesia; (Anonim2, 2015)
2.4. Mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja
Perusahaan melalui upaya-upaya berikut:
a. Memastikan bahwa risiko kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika
Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang berhubungan dengan proses bisnis dapat
diidentifikasi secara dini dan sistematis;
b. Melakukan identifikasi dan melaporkannya berdasarkan prosedur yang ditetapkan
terhadap kegiatan anak perusahaan, afiliasi serta mitra kerja yang dapat
menimbulkan kemungkinan pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja
Perusahaan;
c. Memastikan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan tentang Etika Bisnis dan
Etika Kerja Perusahaan bagi seluruh Insan Garuda Indonesia, perusahaan anak,
afiliasi dan melakukan sosialisasi kepada mitra kerja agar pihak-pihak tersebut
mengerti dan memahami Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan secara
menyeluruh. (Anonim2, 2015)
2.5. Melakukan identifikasi atas kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika
Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan melalui:
a. Menerapkan pengawasan melekat untuk memperkecil risiko kemungkinan
terjadinya pelanggaran atas Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan,
b. Menciptakan sistem pelaporan atas kemungkinan kemungkinan terjadinya
pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang sesuai untuk
melindungi kerahasiaan dari Insan Garuda Indonesia yang melaporkan;
c. Memastikan dilaksanakannya evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Etika
Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan oleh Satuan Kerja Internal Audit untuk menilai
efektivitas pelaksanaan dan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
(Anonim2, 2015)
2.6. Menindaklanjuti laporan kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika Bisnis
dan Etika Kerja Perusahaan melalui:
a. Memperbaiki secara cepat kekurangan yang ditemukan dalam penilaian kepatuhan
terhadap pelaksanaan Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan;
b. Tindakan-tindakan indisipliner yang sesuai dengan kontribusi aktivitas kerjanya;
c. Melakukan konsultasi dengan Unit Corporate Secretary jika pelanggaran terhadap
Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang terjadi memerlukan campur tangan
penegak hukum atau pihak yang berwajib. (Anonim2, 2015)
2.6 Profil PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
2.6.1 Sejarah PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT. Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan
salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Maskapai penerbangan ini pertama
kali mengudara pada tahun 1940-an dalam era pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai
masih bernama Indonesian Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat pertama-nya yang
bernama Seulawah atau Gunung Emas. Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil
kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM),
yang merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia
pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat
berserta staf-staf profesional. (Tryning Rahayu Setya W, 2017)
Perkembangan penyedia jasa penerbangan Garuda Indonesia semakin meningkat. Pada
tahun 1960-an, Garuda Indonesia mendatangkan tiga pesawat turboprop Lockheed L-188C
Electra seiring dengan dibuka-nya rute penerbangan baru ke Hong Kong. Beberapa tahun
kemudian, Garuda kembali mendatangkan tiga pesawat baru jenis Convair 990A yang
merupakan pesawat yang memiliki kecepatan tinggi dengan teknologi canggih. Dengan
pesawat baru ini, Garuda kembali membuka rute penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam
melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Tak berhenti sampai di sana, pada tahun 1966,
Garuda kembali mendatangkan pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8 dan membeli beberapa
pesawat turboprop baru, Fokker F27 guna melayani penerbangan domestik. (Tryning Rahayu
Setya W, 2017)
Pada awal tahun 1970-an Garuda kembali memperkuat armada-nya dengan membeli
beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat
jenis turboprop Fokker F27 guna mendukung penerbangan domestik. Kemudian pada tahun
1973, guna memenuhi penerbangan internasional, seperti tujuan Eropa, Asia dan Australia,
Garuda kembali mengirim pesawat McDonnell Douglas DC-10-30 dan Douglas DC-8.
Selanjutnya untuk penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat Garuda mengoperasikan Boeing
747-2U3B baru-nya. (Tryning Rahayu Setya W, 2017)
Pada tahun 1990-an terjadi bencana yang menimpa maskapai andalan Indonesia ini.
Bencana pertama terjadi pada tanggal 13 Juni 1996 saat pesawat dari Fukuoka, Jepang menuju
Jakarta. Awalnya saat pesawat hendak lepas landas, kipas turbin depan mesin pecah dan
terpisah dari poros mesin sehingga mengakibatkan pesawat meledak dan terbakar saat kru
mencoba menghentikan pesawat. Peristiwa ini menewaskan 3 dari 275 penumpang. Peristiwa
lainnya terjadi pada tanggal 26 September 1997 saat pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di
Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam
peristiwa seluruh penumpang yang berjumlah 222 orang dan 12 awak tewas seketika. Ini
merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan Indonesia. Karena dua
peristiwa tersebut membuat maskapai kesulitan ekonomi. Hal ini ditambah dengan dampak
Krisis Finansial Asia yang sedang dialami Indonesia membuat Garuda sama sekali tidak
melakukan penerbangan ke Eropa maupun Amerika. Untungnya, pada pertengahan tahun 2000
Garuda dapat mengatasi masalah keuangan-nya dengan baik. (Tryning Rahayu Setya W, 2017)
Pada tahun 2000, Garuda membentuk anak perusahaan yang bernama Citilink yang
menawarkan penerbangan dengan biaya murah ke kota-kota di Indonesia. Dengan adanya
peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan
Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 serta peristiwa
jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta berdampak masalah keuangan kembali terjadi di
pihak Garuda. Hal ini diperparah dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat
maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa. (Tryning Rahayu Setya W, 2017)
Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda. Garuda mulai
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu,
Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan
Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu
klub sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner
Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Hingga saat ini Garuda Indonesia tetap
menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam penerbangan. (Tryning Rahayu Setya W,
2017)
2.6.2 Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
1) Visi Garuda Indonesia adalah menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan
menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan
keramahan Indonesia.
2) Misi Garuda Indonesia adalah sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera
bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna
menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan layanan yang
profesional. (Anonim4, 2014)
2.6.3 Nilai-nilai PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
1. Efficient & effective : Cepat, tepat, akurat dan Hemat
2. Loyalty : Disiplin, bekerja keras, cerdas dan tuntas
3. Customer & centricity : Ramah, hangat dan bersahabat, Tanggap dan Proaktif, Kreatif
dan Inovatif
4. Honesty & openness : Jujur, tulus, terbuka dan menjaga kerahasiaan perusahaan
5. Integrity : Konsisten dan patuh pada aturan perusahaan. (Anonim2, 2015)
2.6.4 Dasar Hukum PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan
Akta Notaris Nomor 8 tanggal 4 Maret 1975 yang dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita,
Notaris di Jakarta dan memperoleh status badan hukum sejak tanggal 23 Juni 1975, Anggaran
Dasarnya telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan Akta Notaris
nomor 3 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, SH Notaris di Kabupaten
Tangerang, yang pemberitahuan perubahan Anggaran Dasarnya telah diterima dan dicatat di
dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor: AHU-AH.01.03-0939814 tanggal 11 Juni 2015, beralamat Kantor
Pusat di Jalan Kebon Sirih Nomor 44, Jakarta Pusat. (Anonim3, 2014)
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode penelitian deskriptif,
yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual
dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasinya, menganalisis, dan
menginterpretasikannya. (Azwar, S, 2013) Analisis yang penulis gunakan tidak semata-mata
menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Adapun
data-data yang penulis dapatkan untuk menyusun makalah ini bersumber dari buku-buku yang
relevan, jurnal maupun artikel-artikel dari internet dan sebagainya.
(Sugiyono, 2010) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas. Teknik pengumpulan data dengan cara ini dilakukan
dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang memiliki
kompetensi dan relevan dengan penelitian, sedangkan sumber data sekunder didapatkan dari
literatur berupa buku-buku, artikel maupun jurnal-jurnal yang mempunyai hubungan dengan
masalah dan objek penelitian. (Sugiyono, 2013)
4. HASIL DAN DISKUSI
Dalam hasil penelitian ini di peroleh bahwa dalam menjalankan usahanya PT. Garuda
Indonesia (Persero) Tbk telah menerapkan etika bisnis/usaha dan etika kerja.
• Etika bisnis menjadi acuan bagi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam
melaksanakan kegiatan usaha termasuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan.
• Etika kerja merupakan sistem yang dianut oleh setiap pimpinan dan pekerja dalam
melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar-pekerja dan PT. Garuda
Indonesia (Persero) Tbk
Sebagai perusahaan penerbangan publik, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki
Visi, Misi, Tata Nilai dan Etos kerja yang merupakan bagian dari Kode Etik. PT. Garuda
Indonesia (Persero) Tbk memahami Kode Etik sebagi sekumpulan norma atau nilai tertulis yang
diyakini sebagai standar perilaku berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika kerja.
Kode Etik berfungsi sebagai panduan bagi seluruh karyawan maupun dan pejabat tata kelola
tanpa terkecuali, termasuk Direksi dan Dewan Pengawas. Penerapan Kode Etik tidak hanya
dalam perilaku dan pelaksanaan tugas secara internal, akan tetapi juga dalam membina
hubungan dengan eksternal.
Kode Etik Perseroan dituangkan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk., yang diresmikan pada 10 Februari 2011 ditandai dengan penandatanganan
Komitmen oleh Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat Vice President, dan GM Kantor Cabang.
Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan telah disahkan dengan Surat Keputusan Direktur
Utama Perseroan pada 11 Maret 2011 dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur
Utama Perseroan tanggal 07 Oktober 2015. (Anonim1, 2014)
Penjabaran dari Tata Nilai Fly-Hi menjadi 10 (sepuluh) Perilaku Utama bertujuan agar
setiap Insan Garuda Indonesia memiliki kesamaan persepsi dalam memahami nilai-nilai
tersebut. (Anonim2, 2015)
Tata nilai yang berfungsi sebagai pedoman dalam pola berpikir dan bertindak diuraikan
menjadi 10 (sepuluh) Perilaku Utama dan selanjutnya dijabarkan dalam Etika Bisnis dan Etika
Kerja Perusahaan yang harus dipatuhi oleh setiap Insan Garuda Indonesia dalam melaksanakan
aktivitas kerja sehari-hari. (Anonim2, 2015)
eFficient dan effective
Makna eFficient dan effective adalah bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu untuk
memberikan hasil yang berkualitas. (Anonim2, 2015)
Perilaku Utama dan Panduan Perilaku eFficient dan effective adalah:
1. Cepat, Tepat dan Akurat
Lingkungan bisnis yang cepat berubah secara tidak terduga serta penuh dengan
ketidakpastian. Hal ini menuntut Garuda Indonesia harus memiliki kemampuan untuk berubah
dan beradaptasi dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu setiap Insan Garuda Indonesia harus
bekerja dengan cepat, tepat dan akurat dengan cara-cara berikut:
• Memahami dengan baik tujuan dan sasaran kerja
• Membuat perencanaan kerja secara baik, mempertimbangkan risiko, dan dapat dicapai
• Melakukan pekerjaan sesuai rencana dan skala prioritas
• Melakukan periksa ulang, dan memastikan bahwa hasil pekerjaan tidak ada yang salah
• Menggunakan pedoman kerja yang tersedia dan berlaku saat ini (Anonim2, 2015)
2. Hemat
Untuk dapat memenangkan persaingan dalam dunia bisnis, perusahaan tidak cukup hanya
memiliki kompetensi untuk menciptakan produk dan jasa yang memenuhi harapan pelanggan,
namun juga perlu menghasilkan produk dan jasa yang efisien tanpa mengabaikan kualitas.
(Anonim2, 2015)
Untuk mewujudkan perilaku hemat, maka setiap Insan Garuda Indonesia diharapkan
senantiasa:
➢ Menggunakan perangkat kerja atau metode yang tepat guna
➢ Mendayagunakan sumber daya secara optimal
➢ Menggunakan fasilitas perusahaan sesuai dengan kebutuhan
➢ Mempertimbangkan untung-rugi dan nilai tambah dalam pengambilan keputusan.
(Anonim2, 2015)
Loyalty
Makna Loyalty adalah menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Loyalty adalah: (Anonim2, 2015)
3. Disiplin
Untuk dapat menyediakan produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan, setiap Insan Garuda Indonesia harus memiliki disiplin yang kuat dalam bekerja.
Disiplin diwujudkan dalam perilaku-perilaku sebagai berikut:
❖ Memahami dengan baik tugas, tanggung jawab serta kewenangan yang dimiliki
❖ Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya
❖ Mengambil keputusan sesuai lingkup tugas dan kewenangan
❖ Menepati janji dan komitmen yang telah disepakati (Anonim2, 2015)
4. Bekerja keras, Cerdas dan Tuntas
Sebagai organisasi yang dinamis, Garuda Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan
persaingan yang semakin kompetitif. Garuda Indonesia harus mengerahkan segenap
kemampuan dan talenta yang dimiliki agar mampu bertahan dan berkembang, serta dapat
menyelesaikan tugas pokoknya secara tuntas. Garuda Indonesia harus terus menerus
meningkatkan kapasitas organisasi, sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, agar mampu bekerja keras, cerdas dan tuntas,
setiap Insan Garuda Indonesia harus:
o Gigih dalam bekerja
o Selalu memastikan pekerjaan selesai dengan hasil yang sesuai/melebihi target
o Selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi diri secara berkesinambungan
o Selalu berupaya meningkatkan kualitas pekerjaan untuk memberikan hasil terbaik
o Selalu berupaya melakukan penyempurnaan proses kerja secara terus-menerus
o Berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama
o Bertanggung jawab atas setiap keputusan dan/atau tindakan yang diambil. (Anonim2,
2015)
customer centricitY
Makna nilai customer centricitY adalah melayani dengan tulus dan mengutamakan
kepuasan pelanggan. (Anonim2, 2015)
Perilaku Utama dan Panduan Perilaku customer centricitY adalah:
5. Ramah, Hangat dan Bersahabat
Setiap insan Garuda Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan yang terbaik dan
berkualitas kepada pelanggannya melalui perilaku yang ramah, hangat dan bersahabat, yang
diwujudkan dalam perilaku berikut:
✓ Selalu senyum, mengucapkan salam dan menyapa orang lain, sesama rekan kerja atau
pelanggan terlebih dahulu
✓ Santun dalam berkomunikasi dan menghargai lawan bicara
✓ Mendengarkan dengan baik keluhan pelanggan, dan tidak melakukan interupsi
✓ Menunjukkan empati (menempatkan diri pada posisi pelanggan). (Anonim2, 2015)
6. Tanggap dan Proaktif
Setiap Insan Garuda Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan
pelanggan melalui perilaku tanggap dan proaktif. Perilaku tersebut diwujudkan dengan cara-
cara berikut:
▪ Memahami dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan
▪ Bertindak cepat dalam menanggapi kebutuhan pelanggan
▪ Berinisiatif mengambil suatu tindakan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan
pelanggan
▪ Selalu menunjukkan sikap siap membantu. (Anonim2, 2015)
7. Kreatif dan Inovatif
Dalam menghadapi persaingan bisnis, perusahaan harus senantiasa menghasilkan produk
dan layanan yang berdaya saing tinggi (kompetitif). Oleh karena itu, setiap insan Garuda
Indonesia diharapkan mampu berpikir dan bertindak secara kreatif untuk menghasilkan inovasi
produk dan layanan. Perilaku Kreatif dan Inovatif dapat terwujud bila seluruh insan Garuda
mampu:
• Menciptakan terobosan produk dan jasa atau gagasan baru yang memberikan nilai
tambah
• Mencari solusi terbaik dalam pemecahan masalah
• Aktif menyampaikan gagasan positif guna tercapainya tujuan perusahaan. (Anonim2,
2015)
Honesty dan openness
Makna Honesty dan openness adalah menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan,
keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. (Anonim2, 2015)
Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Honesty dan openness adalah:
8. Jujur, Tulus dan Terbuka
Dalam bekerja dan berhubungan dengan pelanggan, Insan Garuda diharapkan bersikap
jujur, tulus dan terbuka. Perilaku tersebut diwujudkan dengan cara:
• Mengatakan hal yang sebenarnya
• Terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk perbaikan
• Berpikir positif dan konstruktif
• Berani mengakui kekurangan dan kesalahan diri serta berusaha melakukan perbaikan.
(Anonim2, 2015)
9. Menjaga Kerahasian Perusahaan
Perilaku yang jujur dan terbuka diharapkan tetap memperhatikan prinsip kehatihatian
agar kerahasiaan perusahaan tetap dapat terjaga dengan baik. Perilaku yang diwujudkan dalam
kaitan menjaga kerahasiaan perusahaan ini adalah dengan cara-cara berikut:
• Memahami tingkat kerahasiaan informasi.
• Bertanggung jawab terhadap distribusi informasi data dan dokumen perusahaan.
• Memperhatikan lingkungan sekitar dan media pada saat membahas hal-hal yang
bersifat rahasia. (Anonim2, 2015)
Integrity
Makna Integrity adalah menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari
perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. (Anonim2, 2015)
Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Integrity adalah:
10. Konsisten dan patuh pada aturan perusahaan
Insan Garuda Indonesia diharapkan senantiasa menjaga integritas diri agar citra profesi
dan perusahaan dapat terjaga dengan baik. Untuk mewujudkan perilaku tersebut maka
diharapkan:
• Selalu menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan
• Berperilaku sesuai dengan etika moral, hukum dan aturan perusahaan yang
berlaku
• Menghindari benturan kepentingan
• Menjaga nama baik perusahaan
• Bertindak adil baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. (Anonim2, 2015)
Etos Kerja yang ada di PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
1. Team Work
Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang lain atau dengan
kelompok untuk mencapai tujuan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
2. Open Mind
Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima gagasan-gagasan baru yang
lebih baik.
3. Passion
Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Action
Segera melaksanakan rencana/ pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan ditetapkan
bersama
5. Sense
Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggungjawab dan memiliki inisiatif yang tinggi
untuk memecahkan masalah Garuda Indonesia.
Dampak dari penerapan etik bisnis pada Garuda Indonesia secara nyata dapat dilihat dari
beberapa penghargaan yang diterima sepanjang tahun 2016-2017 diantaranya sebagai berikut:
(Garuda Indonesia, 2017)
Penghargaan Badan Pemberi
Penghargaan
Tanggal Penerimaan
Indonesia Must Trusted Company SWA 19 Desember 2016
The World’s Most Loved Airline Skytrax 08 Desember 2016
Transportation & Safety Award Kementrian Perhubungan 23 Desember 2016
Indonesia Tourism & Travel
Award 2016/17
Indonesia Travel &
Tourism Foundation
14 Desember 2016
Most Improved Airline airlineratings.com 16 November 2016
IATA Operational Safety Audit
Program
IATA Operational Safety
Audit Program
31 Agustus 2016
Best Cabin Service SmartTravelAsia.com 15 Agustus 2016
The World’s Best Carbin Crew Skytrax 12 Juli 2016
Indonesia Green Awards The La Tofi School of CSR 21 Mei 2016
Indonesia Green Company SWA 18 Maret 2016
APEX (Airline Passenger
Experience Association
Five Star Global Airline
APEX (The Airline
Passenger Experience
Association)
25 September 2017
Best In Travel 2017
Best Cabin Service
SmartTravel asia 01 Juli 2017
Travelers’ Choice 2017
World’s Best Cabin Crew
Skytrax 20 Juni 2017
Customer Loyalty Award SWA 09 Februari 2017
Travel Plus Airline Amenity Bag
Award
TravelPlus 14 April 2017
Social Business Innovation 2017 Warta Ekonomi 18 Agustus 2017
Indonesia Corporate PR Awards
2017
Warta Ekonomi 29 September 2017
(PATA) Pacific Asia Travel
Association Gold Award
Macao Government
Tourism Office (MGTO)
15 September 2017
Brand Asia 2017
Top 3 Most
MpowerfulTransportation/Logistic
MarkPlus,Inc 07 September 2017
Brand Asia 2017
Top 10 Most Powerful Brand in
Indonesia
MarkPlus,Inc 07 September 2017
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah peneliti mengamati dan menganalisis adalah konsep etika bisnis apa yang
diterapkan di Garuda Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan etika bisnis
di Garuda Indonesia telah berjalan dengan baik dengan adanya beberapa aturan-aturan/
regulasi baik dari pemerintah maupun Garuda Indonesia, nyatanya dapat dilihat juga
dalam 1 tahun terkahir dari kualitas laporan keuangan audit dengan predikat “Kerugian
Terbesar” akan tetapi Garuda Indonesia mendapatkan beberapa penghargaan
Internasional maupun Nasional di tahun 2016-2017.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, peneliti ingin memberikan saran yang sekiranya
dapat bermanfaat bagi Garuda Indonesia untuk memajukan perusahaan, ada beberapa
saran yang dapat diberikan peneliti ialah:
a. Garuda Indonesia harus tetap menjaga eksistensinya dalam meningkatkan etika bisnis
melalui aturan-aturan/regulasi dan kulalitas SDM yang jauh lebih baik lagi guna
prasyarat tumbuhnya sikap-sikap moral, khususnya sikap saling percaya, jujur, adil,
dan tanggung jawab.
b. Untuk memudahkan penerapan etika bisnis, Garuda Indonesia harus menuangkannya
kedalam system operasional dan menularkan kepada tenaga kerja melalui TJSL dan
pelayanan prima agar masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi
kepada Garuda Indonesia agar menjadi maskapai penerbangan yang no.1 di dunia
maupun di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Antes, A. L., Murphy, S. E., Waples, E. P., Mumford, M. D., Brown, R. P., & Connelly, S.,
2009. A Meta-Analysis of Ethics Instruction Effectiveness.
in The Sciences. Ethics and Behavior, 379-402.
Anonim1, 2014. https://www.garuda-indonesia.com/id/id/investor-relations/corporate-
governance/corporate-governance-policy/index.page, (16 Oktober 2017, jam 10.00)
Anonim2, 2015. https://www.garuda-indonesia.com/files/pdf/investor-relations/corporate-
governance/Etika_Bisnis_dan_Etika_Kerja.pdf, (17 Oktober 2017, jam 07.00)
Anonim3, 2014. https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate-partners/company-
profile/articles-of-association/index.page, (17 Oktober 2017, jam 00.10)
Anonim4, 2014. https://www.garuda-indonesia.com/files/pdf/investor-relations/corporate-
governance/Board_Manual.pdf, (17 Oktober 2017, jam 00.30)
Anonim5, 2011. https://www.garuda-indonesia.com/files/pdf/Lampiran_12._etika.pdf, (17
Oktober 2017, jam 00.45)
Amran, S (2011).
http://digemesta.com/indo/ei=klrFU5_lPNWRuASr9oL4Bw&usg=AFQjCNEhFwiPuGovTSc
i0eLaOCRGccwssQ&bvm=bv.70810081,d.c2E/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.pdf, (16
Oktober 2017, jam 07.00)
Azwar, S, 2013. Metode penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Bertens, K, 2013. Pengantar etika bisnis, Kanisius, Yogyakarta
Bonita Admaja, 2017. https://www.slideshare.net/BonitaAdmaja/be-gg-bonita-hapzi-ali-tugas-
2-etika-bisnis-ptindofood-tugas-sebelum-uts-universitas-mercu-buana-2017pdf, (17 Oktober
2017, jam 00.48)
Caza, A., Barker, B. A., & Cameron, K. S, 2004.
http://search.proquest.com/docview/198094244?accountid=45762, (16 Oktober 2017, jam
09.00)
Cornwell, B, 2005. A cross-cultural study of the role of religion in consumers' ethical positions,
Journal: International Marketing Review - INT MARK REV, vol. 22, no. 5.
E. Sumaryono, 1995. Etika Profesi Hukum, Norma Bagi Penegak Hukum,Yogyakarta.
Garuda Indonesia, 2017. https://www.garuda-indonesia.com/id/en/corporate-
partners/company-profile/awards/index.page?, (16 Oktober 2017, jam 01.00)
Griffin, R.W., & Elbert, R.J, 2007. Business edisi 8, Erlangga, Jakarta.
Luthfia Nur Kumalasari, 2014. http://luthfiakumala.blogspot.co.id/2014/09/etika-profesi-
akuntansi.html, (16 Oktober 2017, jam 01.03)
Mita Wulandari, 2015. mitawulandari.blogspot.co.id/2015/02/jurnal-etika-bisnis.html, (16
Oktober 2017, jam 11.00)
Manuel G. Velasquez, 2005. Etika Bisnis, Konsep dan Kasus, Edisi 5, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Muh Agus Priyetno, 2017. https://www.slideshare.net/MuhAgusPriyetno1/be-muh-agus-
priyetno-prof-dr-ir-hapzi-penerapan-etika-bisnis-pada-bpjs-ketenagakerjaan-20152016-
universitas-mercubuana-2017pdf, (16 Oktober 2017, jam 01.06)
Piercy, N. F., & Lane, N, 2007. Ethical and moral dilemmas associated with strategic
relationships between business-to-business buyers and sellers, Journal of Business Ethics,
72(1), 87-102.
Satyanugraha, H, 2003. Etika bisnis: tuntutan & relevansinya. Kanisius, Jakarta.
Sinour, Y.L, 2009. Etika bisnis, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.
Sonny, Keraf, 1993. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Pustaka Filsafat, Jakarta.
Story, J., & Hess, J, 2010. Ethical brand management: Customer relationships and ethical
duties, The Journal of Product and Brand Management, 19(4).
Sugiyono, 2010. Metode penelitian bisnis: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D,
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2013. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Sutrisna, D, 2010. Etika bisnis: konsep dasar implementasi dan kasus, Udayana University
Press, Bali.
Svensson, G., & Wood, G, 2011. A conceptual framework of corporate and business ethics
across organizations, The Learning Organization, 18(1).
Tryning Rahayu Setya W, 2017. https://www.merdeka.com/garuda-indonesia/profil/, (16
Oktober 2017, jam 00.30)
Yosephus, L. Sinuor, 2010. Etika Bisnis : Pendekatan Filsafat Moral Terhadap. Perilaku
Pebisnis Kontemporer, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Piutang ussaha I
Piutang ussaha IPiutang ussaha I
Piutang ussaha I
Amrul Rizal
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
Fransiska Puteri
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
Cep Fathurrahman
 

What's hot (20)

RAMALAN PENJUALAN.pptx
RAMALAN PENJUALAN.pptxRAMALAN PENJUALAN.pptx
RAMALAN PENJUALAN.pptx
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
Ramalan penjualan
Ramalan penjualanRamalan penjualan
Ramalan penjualan
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangan
 
Contoh laporan kunjungan industri
Contoh laporan kunjungan industriContoh laporan kunjungan industri
Contoh laporan kunjungan industri
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
 
Piutang ussaha I
Piutang ussaha IPiutang ussaha I
Piutang ussaha I
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasi
 
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan UsahaAnalisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan
Wa 081575702292 full jawaban  uas the susulanWa 081575702292 full jawaban  uas the susulan
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan
 
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti ManehatPpt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
Ppt Akuntansi Keuangan Menengah 1,Beatrix Yunarti Manehat
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
 
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum ...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum ...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum ...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum ...
 
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculSistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
 
Mempersiapkan Administrasi Kas Kecil
Mempersiapkan Administrasi Kas KecilMempersiapkan Administrasi Kas Kecil
Mempersiapkan Administrasi Kas Kecil
 

Similar to BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Universitas Mercu Buana, 2017.

Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
desydharmawati
 
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
riansaputro1991
 

Similar to BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Universitas Mercu Buana, 2017. (20)

Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
 
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
 
BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT Sompo Insurance Indonesi...
BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT Sompo Insurance Indonesi...BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT Sompo Insurance Indonesi...
BE & GG, Rimada D. Putri, Hapzi Ali, Etika Bisnis PT Sompo Insurance Indonesi...
 
Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...
Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...
Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...
 
BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...
BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...
BE&GG : Etika Bisnis pada PT SUACO Tbk. Harits Mufqi Arief. Hapzi Ali. Univer...
 
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
 
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
 
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...
 
BE&GG, El Shaddai Sandhy, Hapzi, Ali, Philosopical Ethics and Business, Unive...
BE&GG, El Shaddai Sandhy, Hapzi, Ali, Philosopical Ethics and Business, Unive...BE&GG, El Shaddai Sandhy, Hapzi, Ali, Philosopical Ethics and Business, Unive...
BE&GG, El Shaddai Sandhy, Hapzi, Ali, Philosopical Ethics and Business, Unive...
 
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
 
BE & GG, Duci, Prof. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
BE & GG, Duci, Prof. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...BE & GG, Duci, Prof. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
BE & GG, Duci, Prof. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
 
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
 
1, be &gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, penerapan bisnis etik pada pt pert...
1, be &gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, penerapan bisnis etik pada pt pert...1, be &gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, penerapan bisnis etik pada pt pert...
1, be &gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, penerapan bisnis etik pada pt pert...
 
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, Ethics Business di Pt. Prima Konstruksi Uta...
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, Ethics Business di Pt. Prima Konstruksi Uta...BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, Ethics Business di Pt. Prima Konstruksi Uta...
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, Ethics Business di Pt. Prima Konstruksi Uta...
 
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS di Pt. Prima Konstruksi Utam...
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS di Pt. Prima Konstruksi Utam...BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS di Pt. Prima Konstruksi Utam...
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS di Pt. Prima Konstruksi Utam...
 
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Univeritas Mercu Buana, 201...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Univeritas Mercu Buana, 201...1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Univeritas Mercu Buana, 201...
1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Univeritas Mercu Buana, 201...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
 
Etika bisnis pdf
Etika bisnis pdfEtika bisnis pdf
Etika bisnis pdf
 
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
 

More from Rizki Aditama

More from Rizki Aditama (9)

BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Budaya dan Kode Etik di PT. Garuda Indones...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Budaya dan Kode Etik di PT. Garuda Indones...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Budaya dan Kode Etik di PT. Garuda Indones...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Budaya dan Kode Etik di PT. Garuda Indones...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Executive and Directo...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Executive and Directo...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Executive and Directo...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Executive and Directo...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Review Good Governance di PT. Garuda Indon...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Review Good Governance di PT. Garuda Indon...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Review Good Governance di PT. Garuda Indon...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Review Good Governance di PT. Garuda Indon...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Audit Internal Contro...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Audit Internal Contro...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Audit Internal Contro...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Business Ethics & GG Audit Internal Contro...
 
BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (G...
BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (G...BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (G...
BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Penerapan Good Corporate Governance (G...
 
BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia...
BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia...BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia...
BE & GG PPT, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia...
 

Recently uploaded

5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
BagaimanaCaraMenggug
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang 082223109953 Cytotec Asli Serang
 

Recently uploaded (17)

5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 

BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Universitas Mercu Buana, 2017.

  • 1. BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DISUSUN OLEH: Nama : Rizki Aditama NIM : 55117110027 Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017
  • 2. Abstrak Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Etika bisnis sangatlah diperlukan setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Etika bisnis memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada pelaku bisnis atau perusahaan yang diterapkan dalam kebijakan, instuisi dan perilaku bisnis. (Mita Wulandari, 2015) Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaku bisnis atau perusahaan melakukan atau menjalankan etika bisnis. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa masih banyak perusahaan atau pelaku bisnis yang masih melanggar etika bisnis atau tidak menggunakan prinsip-prinsip etika bisnis. Pelaku bisnis yang melanggar etika bisnis tersebut hanya berorientasi pada keuntungan yang maksimal dan menguasai pangsa pasar, sehingga merugikan banyak pihak. (Mita Wulandari, 2015) Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis pada PT. GARUDA INDONESIA (Persero) Tbk . Karena, dalam pemberian layanan kepada penumpang Garuda Indonesia meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Kata Kunci: Etika Bisnis, Kode Etik Garuda Indonesia 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman yang mempengaruhi semua aspek kehidupan, baik dari teknologi, lingkungan serta manusia itu sendiri, kini sebuah Etika kembali di bicarakan untuk menunjukan nilai norma dan moral, tidak lain dalam Etika Bisnis. Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena berkaitan dengan kepuasan konsumen maupun perlindungan konsumen. Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, dalam menjalankan kegiatan atau tindakan terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun. Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang muncul. Ini bukan hanya terkait pada individu saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah. Menurut Carson dan Ghorpade, komunitas bisnis mengakui adanya pengaruh dari sifat lingkungan kerja (Antes, A. L., Murphy, S. E., Waples, E. P., Mumford, M. D., Brown, R. P., & Connelly, S., 2009). Pendapat tersebut di dukung dengan pendapat LeClair dan Ferrell,
  • 3. dimana perkembangan zaman sekarang ini secara drastis mempengaruhi perilaku etis ditambah dengan perkembangan teknologi telah membuat perubahan yang serba cepat dan high impact terhadap keputusan yang menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari. (Antes, A. L., Murphy, S. E., Waples, E. P., Mumford, M. D., Brown, R. P., & Connelly, S., 2009). Pergeseran ini memiliki makna yang penting untuk dibawa kedepan harinya untuk pendidikan etika terhadap dunia pendidikan dan para pelaku professional dalam bisnis Dengan adanya fenomena-fenomena yang terjadi, ini membuktikan bahwa bisnis yang dijalankan bertentangan dengan etika bisnis. Etika bisnis memiliki lima prinsip-prinsip yaitu prinsip otonomi, keadilan, kejujuran, saling menguntungkan dan integritas moral (Sutrisna, D, 2010). Keraf mengemukakan bahwa prinsip otonomi merupakan kemampuan seseorang bertindak berdasarkan kesadaran dirinya sendiri tanpa adanya pengaruh dari pihak lain. Sedangkan prinsip kejujuran adalah sifat terbuka dan memenuhi syarat-syarat dalam sebuah perjanjian kontrak bisnis. (Bonita Admaja, 2017) Prinsip keadilan menurut Keraf, menuntut seseorang untuk bersikap sama secara objektif, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf di perkuat dengan pendapat menurut Gundlach dan Murphy, bahwa dasar-dasar etika terdiri dari: kesetaraan (saling menguntungan), promise principle (tugas untuk menjaga janji/komitmen), dan moralitas terhadap tugas dan tanggung jawab (mengikuti aturan yang berlaku dan tidak secara sadar melakukan tindakan yang merugikan satu sama lain) (Piercy & Lane, 2007). Dalam perkembangan filosofi etika dan bisnis terdapat beberapa teori etika yang harus kita ketahui untuk menilai perilaku manusiawi berstandar moral, dan memberikan ketepatan nasehat tentang bagaimana bertindak bermoral pada situasi tertentu. Dalam hal etika bisnis 1. Utilitarianisme Teori utilitarianisme mengatakan bahwa suatu kegiatan bisnis adalah baik dilakukan jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. Teori utilitarianisme sebagai teori etika kegunaan suatu tindakan ekonomis, sesuai sekali dengan prinsip prinsip ekonomis. 2. Deontologi Deontologi‟ berasal dari kata Yunani “deon”, berarti kewajiban. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan kewajiban bertindak baik kepada orang lain sebagaimana keinginan diri sendiri selalu berlaku baik baik pada diri sendiri. 3. Teori Hak Setiap insan ekonomis memiliki hak, sejalan dengan itu ia juga memiliki kewajiban secara ekonomis. Secara moral evaluasi terhadap berbagai peristiwa ekonomis didasari oleh teori hak. Teori hak ini merupakan pendekatan relatif banyak dipakai mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku seseorang atau sekelompok orang. 4. Teori Keutamaan Keutamaan didefinisikan sebagai penggambaran watak menganai perilaku seseorang dan memungkinkan nya bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan, merupakan suatu keutamaan seseorang sehingga bermodal hal tersebut seseorang mampu mengambil keputusan tepat dalam berbagai kondisi. 5. Relativisme Bila selalu dalam kondisi perilaku normal, maka pada dasarnya setiap orang cenderung bersedia berperilaku utama atau baik. Mereka yakin bahwa adat-istiadat, agama atau kepercayaan yang dianutnya dari daerah di mana ia dibesarkan diyakini merupakan adat istiadat terbaik di banding lain-lainnya. (Muh Agus Priyetno, 2017)
  • 4. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan himpunan komitmen yang terdiri dari etika bisnis Garuda Indonesia dan etika kerja Insan Garuda Indonesia yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku agar diperoleh capaian keluaran yang konsisten dan sesuai dengan budaya Garuda Indonesia guna mencapai visi dan misinya. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan berlaku untuk seluruh unsur yang bertindak atas nama Garuda Indonesia, perusahaan anak dan afiliasi di bawah pengendalian, pemegang saham (investor) serta seluruh Pemangku Kepentingan atau mitra kerja yang melakukan transaksi bisnis dengan Garuda Indonesia. Garuda Indonesia senantiasa mendukung kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya, serta mewajibkan seluruh Pegawai Pimpinan dari setiap tingkatan dalam perusahaan untuk bertanggung jawab dalam memastikan bahwa Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan dipatuhi dan dijalankan dengan baik oleh seluruh Insan Garuda Indonesia. Selanjutnya setiap Insan Garuda Indonesia diwajibkan untuk menandatangani komitmen pribadi Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan secara tahunan. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan senantiasa akan disesuaikan dengan perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan perkembangan bisnis Garuda Indonesia, dan perlu dilaksanakan program internalisasi dan sosialisasi di lingkungan Garuda Indonesia agar semua unsur dapat memahami serta secara aktif mendukung implementasi Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan dapat berjalan dengan baik. Kepada semua pihak diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan agar senantiasa sejalan dan bersinergi dengan nilai- nilai yang telah ada di Garuda Indonesia. Keberhasilan implementasi Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan sangat ditentukan oleh semangat, komunikasi dan komitmen semua unsur untuk secara bersama-sama melaksanakannya dalam aktivitas kerja sehari-hari. Penerapan etika bisnis dalam Garuda Indonesia akan berdampak baik untuk perusahaan tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Etika Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. (Luthfia Nur Kumalasari, 2014) Pengertian etika juga dikemukakan oleh (Sumaryono, 1995), menurut beliau etika berasal dati istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adapt-istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam: 1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian perbuatan seseorang.
  • 5. 2. Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan. 3. Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan. 2.2 Pengertian Etika Bisnis Pengertian etika bisnis menurut (Velasquez, 2005) Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Pengertian etika bisnis menurut (Bertens, 2000) mengatakan bahwa etika bisnis dalam bahasa Inggris disebut business ethics. Dalam bahasa Belanda dipakai nama bedrijfsethick (etika perusahaan) dan dalam bahasa Jerman Unternehmensethik (etika usaha). Cukup dekat dengan itu dalam bahasa Inggris kadang-kadang dipakai corporate ethics (etika korporasi). Narasi lain adalah “etika ekonomis” atau”etika ekonomi” (jarang dalam bahasa Inggris economic ethics; lebih banyak dalam bahasa Jerman Wirtschaftsethik). Ditemukan juga nama management ethics atau managerial ethics (etika manajemen) atau organization ethics (etika organisasi). Pengertian etika bisnis menurut (Yosephus, L. Sinuor, 2010) mengatakan bahwa Etika Bisnis secara hakiki merupakan Applied Ethics (etika terapan). Di sini, etika bisnis merupakan wilayah penerapan prinsip-prinsip moral umum pada wilayah tindak manusia di bidang ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki sasaran etika bisnis adalah perilaku moral pebisnis yang berkegiatan ekonomi. 2.3 Prinsip-prinsip Etika Bisnis Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip Etika Bisnis menurut (Sonny, Keraf, 1993): 1. Prinsip Otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. 2. Prinsip Kejujuran Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait erat dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis. 3. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah
  • 6. dalam realisasi eksternal perusahaan maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing. 4. Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan suatu win-win situation. 5. Integritas Moral Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan. (Sonny, Keraf, 1993) Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. 2.4 Prinsip-prinsip Corporate Governance pada Garuda Indonesia 1 Transparansi Garuda Indonesia menjamin pengungkapan informasi material dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat waktu serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Garuda Indonesia dan Pelanggan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku; 2 Akuntabilitas Garuda Indonesia menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban masing-masing organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) agar pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Garuda Indonesia kepadanya. 3 Responsibilitas Garuda Indonesia menjamin kesesuaian antara pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap Pemerintah sesuai peraturan yang berlaku, bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat. 4 Independensi Garuda Indonesia menjamin pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
  • 7. 5 Kewajaran dan Kesetaraan Garuda Indonesia menjamin keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Anonim5, 2011) 2.5 Tanggung Jawab Terhadap Kepatuhan Etika Bisnis dan Etika Kerja ini menjelaskan tentang standar Etika Kerja dan Etika Bisnis yang berlaku secara umum di lingkungan Garuda Indonesia, sebagai tata nilai moral yang digunakan untuk menentukan hal-hal yang baik dan yang buruk, hal-hal yang terpuji dan yang tercela, serta hal-hal yang dihargai dan yang tidak dihargai. (Anonim2, 2015) 1. Tanggung Jawab Insan Garuda Indonesia a. Mempelajari secara rinci Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang terkait dengan lingkup pekerjaannya. Setiap Insan Garuda Indonesia harus memahami standar etika yang dituangkan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan ini; b. Menghubungi atasan langsung atau Unit Corporate Secretary atau Unit Human Capital Management atau Unit Internal Audit atau pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh Direksi, apabila Insan Garuda Indonesia mempunyai pertanyaan mengenai pelaksanaan Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan; c. Segera membicarakan kepada pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh Direksi, setiap menemukan masalah mengenai kemungkinan pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan. d. Memahami prosedur yang dipakai untuk memberitahukan atau melaporkan kemungkinan pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan; e. Bersedia untuk bekerja sama dalam proses investigasi terhadap kemungkinan pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan. (Anonim2, 2015) 2. Tanggung Jawab Pegawai Pimpinan Garuda Indonesia i. Membangun dan menjaga budaya kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan melalui: ii. Mendorong kepatuhan bawahan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan secara pribadi; iii. Melakukan pengawasan secara teratur terhadap program-program yang bertujuan mendorong kepatuhan Insan Garuda Indonesia melaksanakan Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan; iv. Memberikan keteladanan dalam cara bersikap dan bertindak sehari-hari. (Anonim2, 2015) 2.1. Memastikan bahwa setiap Insan Garuda Indonesia mengerti bahwa ketaatan atas Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan sama pentingnya dengan pencapaian unjuk kerja; (Anonim2, 2015) 2.2. Mendorong Insan Garuda Indonesia untuk bertanya mengenai berbagai masalah integritas dan etika bisnis; (Anonim2, 2015) 2.3. Mempertimbangkan masalah kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan dalam melakukan evaluasi dan memberikan penghargaan pada Insan Garuda Indonesia; (Anonim2, 2015) 2.4. Mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan melalui upaya-upaya berikut:
  • 8. a. Memastikan bahwa risiko kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang berhubungan dengan proses bisnis dapat diidentifikasi secara dini dan sistematis; b. Melakukan identifikasi dan melaporkannya berdasarkan prosedur yang ditetapkan terhadap kegiatan anak perusahaan, afiliasi serta mitra kerja yang dapat menimbulkan kemungkinan pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan; c. Memastikan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan tentang Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan bagi seluruh Insan Garuda Indonesia, perusahaan anak, afiliasi dan melakukan sosialisasi kepada mitra kerja agar pihak-pihak tersebut mengerti dan memahami Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan secara menyeluruh. (Anonim2, 2015) 2.5. Melakukan identifikasi atas kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan melalui: a. Menerapkan pengawasan melekat untuk memperkecil risiko kemungkinan terjadinya pelanggaran atas Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan, b. Menciptakan sistem pelaporan atas kemungkinan kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang sesuai untuk melindungi kerahasiaan dari Insan Garuda Indonesia yang melaporkan; c. Memastikan dilaksanakannya evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan oleh Satuan Kerja Internal Audit untuk menilai efektivitas pelaksanaan dan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. (Anonim2, 2015) 2.6. Menindaklanjuti laporan kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan melalui: a. Memperbaiki secara cepat kekurangan yang ditemukan dalam penilaian kepatuhan terhadap pelaksanaan Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan; b. Tindakan-tindakan indisipliner yang sesuai dengan kontribusi aktivitas kerjanya; c. Melakukan konsultasi dengan Unit Corporate Secretary jika pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang terjadi memerlukan campur tangan penegak hukum atau pihak yang berwajib. (Anonim2, 2015) 2.6 Profil PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk 2.6.1 Sejarah PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk PT. Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Maskapai penerbangan ini pertama kali mengudara pada tahun 1940-an dalam era pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai masih bernama Indonesian Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat pertama-nya yang bernama Seulawah atau Gunung Emas. Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), yang merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat berserta staf-staf profesional. (Tryning Rahayu Setya W, 2017) Perkembangan penyedia jasa penerbangan Garuda Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 1960-an, Garuda Indonesia mendatangkan tiga pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra seiring dengan dibuka-nya rute penerbangan baru ke Hong Kong. Beberapa tahun
  • 9. kemudian, Garuda kembali mendatangkan tiga pesawat baru jenis Convair 990A yang merupakan pesawat yang memiliki kecepatan tinggi dengan teknologi canggih. Dengan pesawat baru ini, Garuda kembali membuka rute penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Tak berhenti sampai di sana, pada tahun 1966, Garuda kembali mendatangkan pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8 dan membeli beberapa pesawat turboprop baru, Fokker F27 guna melayani penerbangan domestik. (Tryning Rahayu Setya W, 2017) Pada awal tahun 1970-an Garuda kembali memperkuat armada-nya dengan membeli beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat jenis turboprop Fokker F27 guna mendukung penerbangan domestik. Kemudian pada tahun 1973, guna memenuhi penerbangan internasional, seperti tujuan Eropa, Asia dan Australia, Garuda kembali mengirim pesawat McDonnell Douglas DC-10-30 dan Douglas DC-8. Selanjutnya untuk penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat Garuda mengoperasikan Boeing 747-2U3B baru-nya. (Tryning Rahayu Setya W, 2017) Pada tahun 1990-an terjadi bencana yang menimpa maskapai andalan Indonesia ini. Bencana pertama terjadi pada tanggal 13 Juni 1996 saat pesawat dari Fukuoka, Jepang menuju Jakarta. Awalnya saat pesawat hendak lepas landas, kipas turbin depan mesin pecah dan terpisah dari poros mesin sehingga mengakibatkan pesawat meledak dan terbakar saat kru mencoba menghentikan pesawat. Peristiwa ini menewaskan 3 dari 275 penumpang. Peristiwa lainnya terjadi pada tanggal 26 September 1997 saat pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam peristiwa seluruh penumpang yang berjumlah 222 orang dan 12 awak tewas seketika. Ini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan Indonesia. Karena dua peristiwa tersebut membuat maskapai kesulitan ekonomi. Hal ini ditambah dengan dampak Krisis Finansial Asia yang sedang dialami Indonesia membuat Garuda sama sekali tidak melakukan penerbangan ke Eropa maupun Amerika. Untungnya, pada pertengahan tahun 2000 Garuda dapat mengatasi masalah keuangan-nya dengan baik. (Tryning Rahayu Setya W, 2017) Pada tahun 2000, Garuda membentuk anak perusahaan yang bernama Citilink yang menawarkan penerbangan dengan biaya murah ke kota-kota di Indonesia. Dengan adanya peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 serta peristiwa jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta berdampak masalah keuangan kembali terjadi di pihak Garuda. Hal ini diperparah dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa. (Tryning Rahayu Setya W, 2017) Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda. Garuda mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu, Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu klub sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Hingga saat ini Garuda Indonesia tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam penerbangan. (Tryning Rahayu Setya W, 2017) 2.6.2 Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk 1) Visi Garuda Indonesia adalah menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
  • 10. 2) Misi Garuda Indonesia adalah sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan layanan yang profesional. (Anonim4, 2014) 2.6.3 Nilai-nilai PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk 1. Efficient & effective : Cepat, tepat, akurat dan Hemat 2. Loyalty : Disiplin, bekerja keras, cerdas dan tuntas 3. Customer & centricity : Ramah, hangat dan bersahabat, Tanggap dan Proaktif, Kreatif dan Inovatif 4. Honesty & openness : Jujur, tulus, terbuka dan menjaga kerahasiaan perusahaan 5. Integrity : Konsisten dan patuh pada aturan perusahaan. (Anonim2, 2015) 2.6.4 Dasar Hukum PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 8 tanggal 4 Maret 1975 yang dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, Notaris di Jakarta dan memperoleh status badan hukum sejak tanggal 23 Juni 1975, Anggaran Dasarnya telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan Akta Notaris nomor 3 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, SH Notaris di Kabupaten Tangerang, yang pemberitahuan perubahan Anggaran Dasarnya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-AH.01.03-0939814 tanggal 11 Juni 2015, beralamat Kantor Pusat di Jalan Kebon Sirih Nomor 44, Jakarta Pusat. (Anonim3, 2014) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasinya, menganalisis, dan menginterpretasikannya. (Azwar, S, 2013) Analisis yang penulis gunakan tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Adapun data-data yang penulis dapatkan untuk menyusun makalah ini bersumber dari buku-buku yang relevan, jurnal maupun artikel-artikel dari internet dan sebagainya. (Sugiyono, 2010) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Teknik pengumpulan data dengan cara ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang memiliki kompetensi dan relevan dengan penelitian, sedangkan sumber data sekunder didapatkan dari literatur berupa buku-buku, artikel maupun jurnal-jurnal yang mempunyai hubungan dengan masalah dan objek penelitian. (Sugiyono, 2013)
  • 11. 4. HASIL DAN DISKUSI Dalam hasil penelitian ini di peroleh bahwa dalam menjalankan usahanya PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah menerapkan etika bisnis/usaha dan etika kerja. • Etika bisnis menjadi acuan bagi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan. • Etika kerja merupakan sistem yang dianut oleh setiap pimpinan dan pekerja dalam melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar-pekerja dan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Sebagai perusahaan penerbangan publik, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki Visi, Misi, Tata Nilai dan Etos kerja yang merupakan bagian dari Kode Etik. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk memahami Kode Etik sebagi sekumpulan norma atau nilai tertulis yang diyakini sebagai standar perilaku berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika kerja. Kode Etik berfungsi sebagai panduan bagi seluruh karyawan maupun dan pejabat tata kelola tanpa terkecuali, termasuk Direksi dan Dewan Pengawas. Penerapan Kode Etik tidak hanya dalam perilaku dan pelaksanaan tugas secara internal, akan tetapi juga dalam membina hubungan dengan eksternal. Kode Etik Perseroan dituangkan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., yang diresmikan pada 10 Februari 2011 ditandai dengan penandatanganan Komitmen oleh Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat Vice President, dan GM Kantor Cabang. Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan telah disahkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama Perseroan pada 11 Maret 2011 dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur Utama Perseroan tanggal 07 Oktober 2015. (Anonim1, 2014) Penjabaran dari Tata Nilai Fly-Hi menjadi 10 (sepuluh) Perilaku Utama bertujuan agar setiap Insan Garuda Indonesia memiliki kesamaan persepsi dalam memahami nilai-nilai tersebut. (Anonim2, 2015) Tata nilai yang berfungsi sebagai pedoman dalam pola berpikir dan bertindak diuraikan menjadi 10 (sepuluh) Perilaku Utama dan selanjutnya dijabarkan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan yang harus dipatuhi oleh setiap Insan Garuda Indonesia dalam melaksanakan aktivitas kerja sehari-hari. (Anonim2, 2015) eFficient dan effective Makna eFficient dan effective adalah bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu untuk memberikan hasil yang berkualitas. (Anonim2, 2015) Perilaku Utama dan Panduan Perilaku eFficient dan effective adalah: 1. Cepat, Tepat dan Akurat Lingkungan bisnis yang cepat berubah secara tidak terduga serta penuh dengan ketidakpastian. Hal ini menuntut Garuda Indonesia harus memiliki kemampuan untuk berubah dan beradaptasi dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu setiap Insan Garuda Indonesia harus bekerja dengan cepat, tepat dan akurat dengan cara-cara berikut: • Memahami dengan baik tujuan dan sasaran kerja • Membuat perencanaan kerja secara baik, mempertimbangkan risiko, dan dapat dicapai • Melakukan pekerjaan sesuai rencana dan skala prioritas • Melakukan periksa ulang, dan memastikan bahwa hasil pekerjaan tidak ada yang salah • Menggunakan pedoman kerja yang tersedia dan berlaku saat ini (Anonim2, 2015)
  • 12. 2. Hemat Untuk dapat memenangkan persaingan dalam dunia bisnis, perusahaan tidak cukup hanya memiliki kompetensi untuk menciptakan produk dan jasa yang memenuhi harapan pelanggan, namun juga perlu menghasilkan produk dan jasa yang efisien tanpa mengabaikan kualitas. (Anonim2, 2015) Untuk mewujudkan perilaku hemat, maka setiap Insan Garuda Indonesia diharapkan senantiasa: ➢ Menggunakan perangkat kerja atau metode yang tepat guna ➢ Mendayagunakan sumber daya secara optimal ➢ Menggunakan fasilitas perusahaan sesuai dengan kebutuhan ➢ Mempertimbangkan untung-rugi dan nilai tambah dalam pengambilan keputusan. (Anonim2, 2015) Loyalty Makna Loyalty adalah menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Loyalty adalah: (Anonim2, 2015) 3. Disiplin Untuk dapat menyediakan produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, setiap Insan Garuda Indonesia harus memiliki disiplin yang kuat dalam bekerja. Disiplin diwujudkan dalam perilaku-perilaku sebagai berikut: ❖ Memahami dengan baik tugas, tanggung jawab serta kewenangan yang dimiliki ❖ Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya ❖ Mengambil keputusan sesuai lingkup tugas dan kewenangan ❖ Menepati janji dan komitmen yang telah disepakati (Anonim2, 2015) 4. Bekerja keras, Cerdas dan Tuntas Sebagai organisasi yang dinamis, Garuda Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan persaingan yang semakin kompetitif. Garuda Indonesia harus mengerahkan segenap kemampuan dan talenta yang dimiliki agar mampu bertahan dan berkembang, serta dapat menyelesaikan tugas pokoknya secara tuntas. Garuda Indonesia harus terus menerus meningkatkan kapasitas organisasi, sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, agar mampu bekerja keras, cerdas dan tuntas, setiap Insan Garuda Indonesia harus: o Gigih dalam bekerja o Selalu memastikan pekerjaan selesai dengan hasil yang sesuai/melebihi target o Selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi diri secara berkesinambungan o Selalu berupaya meningkatkan kualitas pekerjaan untuk memberikan hasil terbaik o Selalu berupaya melakukan penyempurnaan proses kerja secara terus-menerus o Berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama o Bertanggung jawab atas setiap keputusan dan/atau tindakan yang diambil. (Anonim2, 2015) customer centricitY
  • 13. Makna nilai customer centricitY adalah melayani dengan tulus dan mengutamakan kepuasan pelanggan. (Anonim2, 2015) Perilaku Utama dan Panduan Perilaku customer centricitY adalah: 5. Ramah, Hangat dan Bersahabat Setiap insan Garuda Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan yang terbaik dan berkualitas kepada pelanggannya melalui perilaku yang ramah, hangat dan bersahabat, yang diwujudkan dalam perilaku berikut: ✓ Selalu senyum, mengucapkan salam dan menyapa orang lain, sesama rekan kerja atau pelanggan terlebih dahulu ✓ Santun dalam berkomunikasi dan menghargai lawan bicara ✓ Mendengarkan dengan baik keluhan pelanggan, dan tidak melakukan interupsi ✓ Menunjukkan empati (menempatkan diri pada posisi pelanggan). (Anonim2, 2015) 6. Tanggap dan Proaktif Setiap Insan Garuda Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan pelanggan melalui perilaku tanggap dan proaktif. Perilaku tersebut diwujudkan dengan cara- cara berikut: ▪ Memahami dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan ▪ Bertindak cepat dalam menanggapi kebutuhan pelanggan ▪ Berinisiatif mengambil suatu tindakan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan ▪ Selalu menunjukkan sikap siap membantu. (Anonim2, 2015) 7. Kreatif dan Inovatif Dalam menghadapi persaingan bisnis, perusahaan harus senantiasa menghasilkan produk dan layanan yang berdaya saing tinggi (kompetitif). Oleh karena itu, setiap insan Garuda Indonesia diharapkan mampu berpikir dan bertindak secara kreatif untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan. Perilaku Kreatif dan Inovatif dapat terwujud bila seluruh insan Garuda mampu: • Menciptakan terobosan produk dan jasa atau gagasan baru yang memberikan nilai tambah • Mencari solusi terbaik dalam pemecahan masalah • Aktif menyampaikan gagasan positif guna tercapainya tujuan perusahaan. (Anonim2, 2015) Honesty dan openness Makna Honesty dan openness adalah menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. (Anonim2, 2015) Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Honesty dan openness adalah: 8. Jujur, Tulus dan Terbuka Dalam bekerja dan berhubungan dengan pelanggan, Insan Garuda diharapkan bersikap jujur, tulus dan terbuka. Perilaku tersebut diwujudkan dengan cara: • Mengatakan hal yang sebenarnya
  • 14. • Terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk perbaikan • Berpikir positif dan konstruktif • Berani mengakui kekurangan dan kesalahan diri serta berusaha melakukan perbaikan. (Anonim2, 2015) 9. Menjaga Kerahasian Perusahaan Perilaku yang jujur dan terbuka diharapkan tetap memperhatikan prinsip kehatihatian agar kerahasiaan perusahaan tetap dapat terjaga dengan baik. Perilaku yang diwujudkan dalam kaitan menjaga kerahasiaan perusahaan ini adalah dengan cara-cara berikut: • Memahami tingkat kerahasiaan informasi. • Bertanggung jawab terhadap distribusi informasi data dan dokumen perusahaan. • Memperhatikan lingkungan sekitar dan media pada saat membahas hal-hal yang bersifat rahasia. (Anonim2, 2015) Integrity Makna Integrity adalah menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. (Anonim2, 2015) Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Integrity adalah: 10. Konsisten dan patuh pada aturan perusahaan Insan Garuda Indonesia diharapkan senantiasa menjaga integritas diri agar citra profesi dan perusahaan dapat terjaga dengan baik. Untuk mewujudkan perilaku tersebut maka diharapkan: • Selalu menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan • Berperilaku sesuai dengan etika moral, hukum dan aturan perusahaan yang berlaku • Menghindari benturan kepentingan • Menjaga nama baik perusahaan • Bertindak adil baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. (Anonim2, 2015) Etos Kerja yang ada di PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: 1. Team Work Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang lain atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 2. Open Mind Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima gagasan-gagasan baru yang lebih baik. 3. Passion Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan. 4. Action Segera melaksanakan rencana/ pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan ditetapkan bersama
  • 15. 5. Sense Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggungjawab dan memiliki inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah Garuda Indonesia. Dampak dari penerapan etik bisnis pada Garuda Indonesia secara nyata dapat dilihat dari beberapa penghargaan yang diterima sepanjang tahun 2016-2017 diantaranya sebagai berikut: (Garuda Indonesia, 2017) Penghargaan Badan Pemberi Penghargaan Tanggal Penerimaan Indonesia Must Trusted Company SWA 19 Desember 2016 The World’s Most Loved Airline Skytrax 08 Desember 2016 Transportation & Safety Award Kementrian Perhubungan 23 Desember 2016 Indonesia Tourism & Travel Award 2016/17 Indonesia Travel & Tourism Foundation 14 Desember 2016 Most Improved Airline airlineratings.com 16 November 2016 IATA Operational Safety Audit Program IATA Operational Safety Audit Program 31 Agustus 2016 Best Cabin Service SmartTravelAsia.com 15 Agustus 2016 The World’s Best Carbin Crew Skytrax 12 Juli 2016 Indonesia Green Awards The La Tofi School of CSR 21 Mei 2016 Indonesia Green Company SWA 18 Maret 2016 APEX (Airline Passenger Experience Association Five Star Global Airline APEX (The Airline Passenger Experience Association) 25 September 2017 Best In Travel 2017 Best Cabin Service SmartTravel asia 01 Juli 2017 Travelers’ Choice 2017 World’s Best Cabin Crew Skytrax 20 Juni 2017 Customer Loyalty Award SWA 09 Februari 2017 Travel Plus Airline Amenity Bag Award TravelPlus 14 April 2017 Social Business Innovation 2017 Warta Ekonomi 18 Agustus 2017 Indonesia Corporate PR Awards 2017 Warta Ekonomi 29 September 2017 (PATA) Pacific Asia Travel Association Gold Award Macao Government Tourism Office (MGTO) 15 September 2017 Brand Asia 2017 Top 3 Most MpowerfulTransportation/Logistic MarkPlus,Inc 07 September 2017 Brand Asia 2017 Top 10 Most Powerful Brand in Indonesia MarkPlus,Inc 07 September 2017
  • 16. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Setelah peneliti mengamati dan menganalisis adalah konsep etika bisnis apa yang diterapkan di Garuda Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan etika bisnis di Garuda Indonesia telah berjalan dengan baik dengan adanya beberapa aturan-aturan/ regulasi baik dari pemerintah maupun Garuda Indonesia, nyatanya dapat dilihat juga dalam 1 tahun terkahir dari kualitas laporan keuangan audit dengan predikat “Kerugian Terbesar” akan tetapi Garuda Indonesia mendapatkan beberapa penghargaan Internasional maupun Nasional di tahun 2016-2017. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, peneliti ingin memberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi Garuda Indonesia untuk memajukan perusahaan, ada beberapa saran yang dapat diberikan peneliti ialah: a. Garuda Indonesia harus tetap menjaga eksistensinya dalam meningkatkan etika bisnis melalui aturan-aturan/regulasi dan kulalitas SDM yang jauh lebih baik lagi guna prasyarat tumbuhnya sikap-sikap moral, khususnya sikap saling percaya, jujur, adil, dan tanggung jawab. b. Untuk memudahkan penerapan etika bisnis, Garuda Indonesia harus menuangkannya kedalam system operasional dan menularkan kepada tenaga kerja melalui TJSL dan pelayanan prima agar masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi kepada Garuda Indonesia agar menjadi maskapai penerbangan yang no.1 di dunia maupun di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Antes, A. L., Murphy, S. E., Waples, E. P., Mumford, M. D., Brown, R. P., & Connelly, S., 2009. A Meta-Analysis of Ethics Instruction Effectiveness. in The Sciences. Ethics and Behavior, 379-402. Anonim1, 2014. https://www.garuda-indonesia.com/id/id/investor-relations/corporate- governance/corporate-governance-policy/index.page, (16 Oktober 2017, jam 10.00) Anonim2, 2015. https://www.garuda-indonesia.com/files/pdf/investor-relations/corporate- governance/Etika_Bisnis_dan_Etika_Kerja.pdf, (17 Oktober 2017, jam 07.00) Anonim3, 2014. https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate-partners/company- profile/articles-of-association/index.page, (17 Oktober 2017, jam 00.10) Anonim4, 2014. https://www.garuda-indonesia.com/files/pdf/investor-relations/corporate- governance/Board_Manual.pdf, (17 Oktober 2017, jam 00.30) Anonim5, 2011. https://www.garuda-indonesia.com/files/pdf/Lampiran_12._etika.pdf, (17 Oktober 2017, jam 00.45) Amran, S (2011). http://digemesta.com/indo/ei=klrFU5_lPNWRuASr9oL4Bw&usg=AFQjCNEhFwiPuGovTSc i0eLaOCRGccwssQ&bvm=bv.70810081,d.c2E/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.pdf, (16 Oktober 2017, jam 07.00)
  • 17. Azwar, S, 2013. Metode penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bertens, K, 2013. Pengantar etika bisnis, Kanisius, Yogyakarta Bonita Admaja, 2017. https://www.slideshare.net/BonitaAdmaja/be-gg-bonita-hapzi-ali-tugas- 2-etika-bisnis-ptindofood-tugas-sebelum-uts-universitas-mercu-buana-2017pdf, (17 Oktober 2017, jam 00.48) Caza, A., Barker, B. A., & Cameron, K. S, 2004. http://search.proquest.com/docview/198094244?accountid=45762, (16 Oktober 2017, jam 09.00) Cornwell, B, 2005. A cross-cultural study of the role of religion in consumers' ethical positions, Journal: International Marketing Review - INT MARK REV, vol. 22, no. 5. E. Sumaryono, 1995. Etika Profesi Hukum, Norma Bagi Penegak Hukum,Yogyakarta. Garuda Indonesia, 2017. https://www.garuda-indonesia.com/id/en/corporate- partners/company-profile/awards/index.page?, (16 Oktober 2017, jam 01.00) Griffin, R.W., & Elbert, R.J, 2007. Business edisi 8, Erlangga, Jakarta. Luthfia Nur Kumalasari, 2014. http://luthfiakumala.blogspot.co.id/2014/09/etika-profesi- akuntansi.html, (16 Oktober 2017, jam 01.03) Mita Wulandari, 2015. mitawulandari.blogspot.co.id/2015/02/jurnal-etika-bisnis.html, (16 Oktober 2017, jam 11.00) Manuel G. Velasquez, 2005. Etika Bisnis, Konsep dan Kasus, Edisi 5, Penerbit Andi, Yogyakarta. Muh Agus Priyetno, 2017. https://www.slideshare.net/MuhAgusPriyetno1/be-muh-agus- priyetno-prof-dr-ir-hapzi-penerapan-etika-bisnis-pada-bpjs-ketenagakerjaan-20152016- universitas-mercubuana-2017pdf, (16 Oktober 2017, jam 01.06) Piercy, N. F., & Lane, N, 2007. Ethical and moral dilemmas associated with strategic relationships between business-to-business buyers and sellers, Journal of Business Ethics, 72(1), 87-102. Satyanugraha, H, 2003. Etika bisnis: tuntutan & relevansinya. Kanisius, Jakarta. Sinour, Y.L, 2009. Etika bisnis, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta. Sonny, Keraf, 1993. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Pustaka Filsafat, Jakarta. Story, J., & Hess, J, 2010. Ethical brand management: Customer relationships and ethical duties, The Journal of Product and Brand Management, 19(4). Sugiyono, 2010. Metode penelitian bisnis: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, 2013. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung. Sutrisna, D, 2010. Etika bisnis: konsep dasar implementasi dan kasus, Udayana University Press, Bali. Svensson, G., & Wood, G, 2011. A conceptual framework of corporate and business ethics across organizations, The Learning Organization, 18(1).
  • 18. Tryning Rahayu Setya W, 2017. https://www.merdeka.com/garuda-indonesia/profil/, (16 Oktober 2017, jam 00.30) Yosephus, L. Sinuor, 2010. Etika Bisnis : Pendekatan Filsafat Moral Terhadap. Perilaku Pebisnis Kontemporer, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.