In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
2, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, concepts and theories of business ethics, universitas mercu buana, 2019
1. Executive Summary Kuliah-2
BUSINESS ETHICS & GOOD GOVERNANCE
Concepts and Theories of Business Ethics
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethics & Good
Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh:
Yudiansyah (55118110217)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
2. Jawaban Forum 02:
Selamat pagi Pak Prof. Hafzi,
Di perusahaan tempat saya bekerja di PT. Cheetham Garam Indonesia, pedoman berperilaku, etika dan
hukum tercantum dalam beberapa pedoman yang terdiri dari:
1. Kode etik (Code of Conduct)
2. Kebijakan Anti Penyuapan dan Anti Korupsi (Anti Bribery Anti Corruption Policy)
3. Kebijakan Penunjukan Perwakilan Pihak Ketiga
Pedoman ini disosialisasikan melalui training ke semua karyawan, dan dilakukan refresh training setiap
tahun untuk mengingatkan kembali agar selalu dalam koridor yang telah ditentukan. Di samping itu
setiap tahun perusahaan diaudit eksternal mengenai pelaksanaan kode etik, kebijakan anti penyuapan
dan anti korupsi, dan kebijakan penunjukkan perwakilan pihak ke tiga. Sehingga implementasi kode etik
dan corporate governance tetap terkendali demi menunjang kinerja perusahaan.
Jawaban Quiz 02:
a. The Meaning of Ethics
Merurut Kamus Bahasa Indonesia, Etika adalah :
a) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
b) Tentang hak dan kewajiban moral (akhlak),
c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarkat umum.
Dalam tinjauan filsafat, etika sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang
buruk sebagai pedoman sikap dan tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma-norma.
Jadi Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada
suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik
dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu
generasi ke generasi yg lain.
Secara lebih luas, arti dari etika bisa bermakna aneka ragam sebagai berikut:
1. Teori Hak.
Dalam pemikiran moral dewasa ini teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai
untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
3. 2. Teori Keutamaan
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu
adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan ;
b. Keadilan ;
c. Suka bekerja keras ;
d. Hidup yang baik
Keutamaan dalam Pebisnis :
– Kejujuran,
– Fairness (keadilan),
– kepercayaan dan
– keuletan.
Keutamaan (Manajer dan Karyawan) :
– Keramahan,
– Loyalitas,
– Kehormatan dan
– Rasa malu.
3. Universalisme
Universal berarti umum, sesuatu dapat dinilai baik bila dapat memberikan kebaikan kepada
banyak orang. Berfikir secara universal, berarti memikirkan kepentingan umum, dimana diri
sendiri sebagai individu tidak terdapat didalamnya.
4. Intuisionisme
Intuisi bisa diartikan sebagai ilham, bisikan kalbu. Paham ini berpendapat bahwa penilaian
atas baik-buruk, susila dan tidak susila itu dapat diketahui dengan cara intuisi yg merupakan
suatu pertimbangan rasa yg timbul dari bisikan kalbu/semacam ilham. Dari segi ilmiah, cara
ini sulit dapat dijabarkan, sebab sifatnya seperti spekulatif.
5. Hedonenisme
Hedone berasal dari bahasa Yunani yang artinya kesenangan. Prinsip aliran ini menganggap
bahwa sesuatu dianggap baik, sesuai dg kesenangan yang didatangkannya. Sesuatu yg hanya
mendatangkan kesusahan, penderitaan atau tdk menyenangkan, dg sendirinya dinilai tidak
baik. Penganut aliran ini dengan sendirinya menganggap atau menjadikan kesenangan
sebagai tujuan hidupnya
b. Code of Ethics
Kode artinya tanda2/simbol2 yang berupa kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk
maksud tertentu, misalnya untuk suatu keputusan atau kesepakatan organisasi. Kode juga
dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja (organisasi). Kode
4. etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, pemikiran etis atas suatu wilayah
tertentu sesuai dengan profesinya. Akan tetapi kode etik tidak menggantikan pemikiran etis,
tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.
Agar kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah
bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di
drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak
akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
Agar dapat berfungsi dengan baik, kode etik harus menjadi hasil SELF REGULATION
(pengaturan diri) dari profesi.
Jadi secara umm kode etik merupakan standard etika yang dibuat oleh manusia atau
perusahaan dalam upayanya agar dapat membuat suatu pengambilan keputusan yang etis
bagi diri sendiri atau perusahaan agar diperoleh hasil maksimal bagi diri pribadi dalam
melakukan fungsi2 nya didalam menjalankan tugasnya maupun perusahaan dalam
hubungannya dengan lingkungan.
Kode etik harus menyangkut standar yang mendukung :
1. Sikap jujur dan etis ,termasuk penanganan secara etis terhadap adanya konflik
keperntingan aktual antara pribadi dan profesional.
2. Pengungkapan laporan periodik yg lengkap ,adil, akurat, tepat waktu, dan dpt dimengerti,
yg hrs dibuat perusahaan.
3. Kepatuhan terhadap peraturan dan ketepatan pemerintah yang berlaku.
c. Introduction: Making the case for Business Ethics
Etika bisnis sangat berperan dalam membangun budaya baik secara individu, perusahaan
ataupun organisasi. Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari
perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum)
perilaku dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk
aturan hukum. Sebagai kontrol terhadap individu pelaku dalam bisnis yaitu melalui
penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam
prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran,
bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi. Etika bisnis hanya bisa berperan
dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum
dalam suatu kerangka sosial.
Beberapa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab
secara moral atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip Kejujuran, dalam hal ini kejujurn adalah merupakan kunci keberhasilan suatu
bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen, dalam hubungan kerja,
dan sebagainya.
3. Prinsip Keadilan, bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sesuai dengan haknya
masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan , juga dalam bisnis yang kompetitif.
5. 5. Prinsip Integritas Moral, ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus menjaga nama baik
perusahaan tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Terkadang muncul dilema dalam implementasi etika bisnis, beberapa dilema tersebut adalah :
1. Konflik Kepentingan, situasi dimana keputusan yang diambil terpengaruh oleh
kepentingan/keuntungan pribadi (kasus suap pada beberapa skandal kredit macet).
2. Kejujuran & Integritas, mengemukakan fakta yang sebenarnya dan menjunjung tinggi
prinsip-prinsip etika didalam semua keputusan bisnis.
3. Loyalitas vs. Kebenaran, pelaku bisnis mengharapkan para karyawannya untuk loyal
sekaligus “benar”.
4. Whistleblowing, pengungkapan karyawan kepada publik, pemerintah maupun media atas
praktek-praktek yang sifatnya melanggar etika, ilegal, atau amoral didalam perusahaan/
organisasinya.
d. Business Ethics as Ethical Decision Making
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn
alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
1. G. R. Terry, mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr, mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell, mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber
yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
tindakan.
Adapun tahapan dalam pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Menganalisis masalah, mengenali masalah dari perbedaan hasil aktual dengan hasil yang
diharapkan, definisikan apa masalahnya.
2. Membuat asumsi, secara struktural terletak di dalam / di luar tanggung jawab ?, secara
personal bersedia menerima resiko/tidak?, Tersedia sumber daya atau tidak?, masalahnya
urgen/tidak?
3. Membuat alternatif pemecahan masalah, membuat beberapa alternatif pemecahan
masalah yang bersifat layak, efektif dan efisien.
6. 4. Mengevaluasi alternative, mengumpulkan data untuk mengevaluasi setiap alternatif,
menolak/menerima alternatif dari sudut kelayakan, efektifitas dan efisiensi setiap
alternative.
5. Memilih dan menerapkan alternative, pilih alternatif yang paling layak, efektif, dan
efisien. Lebih baik menerapkan alternatif yang kurang layak daripada di luar
kemampuan, lebih baik menerapkan alternatif yang kurang efektif daripada tidak
bertindak dan lebih baik menerapkan alternatif yang mahal daripada murah tak bermutu
6. Mengevaluasi hasil, selesai, jika sesuai harapan. Ulangi, jika belum sesuai.
Setelah kita mengetahui tahapan pengambilan keputusan, selama implementasi pengambilan
keputusan terdapat beberapa pendekatan yang perlu diketahui. Pengambilan keputusan
semata-mata bukan karena kepentingan pribadi dari seorang si pengambil keputusannnya.
Beberapa hal kriteria dalam pengambilan keputusan yang etis diantaranya adalah:
1) Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach), yang dudukung oleh filsafat abad
kesembilan belas ,pendekatan bermanfaat itu sendiri adalah konsep tentang etika bahwa
prilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar.
2) Pendekatan individualisme adalah konsep tentang etika bahwa suatu tindakan dianggap
pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang
indivudu.
3) Konsep tentang etika bahwa keputusan yang dengan sangat baik menjaga hak-hak yang
harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
hak persetujuan bebas. Individu akan diperlakukan hanya jika individu tersebut secara
sadar dan tidak terpaksa setuju untuk diperlakukan.
hak atas privasi. Individu dapat memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan di
luar pekerjaanya.
hak kebebasan hati nurani. Individu dapat menahan diri dari memberikan perintah
yang melanggar moral dan norma agamanya.
hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara benar mengkritik etika atau
legalitas tindakan yang dilakukan orang lain.
hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berhak
atas perlakuan yang adil.
hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan
ancaman terhadap kesehatan dan keamananya.
Untuk membuat lebih sederhana, pengambilan keputusan bisa juga dibuat dalam bentuk
pohon keputusan. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya
untuk membreak down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel
sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan.
e. Business Ethics as Personal Integrity and Social Responsibility
Aspek lain dari perilaku etis yang layak disebutkan adalah fakta bahwa keadaan sosial juga
memiliki pengaruh atas perilaku. Seorang individu mungkin telah hati-hati berpikir situasi
dan memutuskan apa yang benar dan dapat termotivasi untuk bertindak sesuai norma, tapi
konteks sosial perusahaan atau sekitar individu dapat menciptakan hambatan serius untuk
melakukannya. Sebagai individu, kita perlu justru menemukan perubahan bahwa lingkungan
7. sosial kita akan sangat memengaruhi berbagai pilihan yang terbuka untuk kita dan dapat
secara signifikan memengaruhi perilaku kita. Jika tidak orang baik bisa, dalam keadaan yang
salah, melakukan hal-hal buruk dan kurang termotivasi etis,dalam situasi yang tepat,
melakukan hal yang benar.
Para pemimpin bisnis kedepan memiliki tanggung jawab untuk lingkungan bisnis, apa yang
akan kita kemudian sebut sebagai budaya perusahaan, untuk mendorong atau mencegah
perilaku etis. Kepemimpinan bisnis yang etis adalah keterampilan untuk membuat keadaan di
mana orang-orang baik mampu berbuat baik, dan orang jahat yang dicegah dari melakukan
perbuatan buruk.
f. Ethics and the Law
Kaedah-kaedah pokok dari etika profesi dibidang hukum (Kieser:1986):
• Profesi di bidang hukum harus dihayati sebagai suatu pelayanan tanpa pamrih (dis
intrestedness) yaitu pertimbangan yang diambil adalah kepentingan klien dan
kepentingan umum.
• Bukan kepentingan pribadi dari pengemban profesi, jika hal ini diabaikan maka
pelaksanaan profesi akan mengarah kepada kemanfaatan yang menjurus kepada
penyalahgunaan profesi sehingga akhirnya merugikan kliennya.
• Pelayanan profesi dengan mendahulukan kepentingan klien, yang mengacu pada
kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai manusia yang membatasi sikap dan tindakan.
• Pengemban profesi harus berorientasi pada masyarakat secara keseluruhan.
• Pengemban profesi harus mengembangkan semangat solidaritas sesama rekan seprofesi.
Peraturan etika lainnya meliputi :
• Tindakan yang Bisa Didiskreditkan
– Retensi dari catatan klien.
– Diskriminasi dan gangguan dalam praktek karyawan.
– Standar atas audit pemerintah dan persyaratan badan dan agensi pemerintah.
– Kelalaian dalam persiapan laporan atau catatan keuangan.
– Kegagalan mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi atau agen regulasi
lainnya.
– Permohonan atau pengungkapan dan jawaban ujian akuntan public.
– Kegagalan memasukkan pajak penghasilan atau pembayaran kewajiban pajak.
• Periklanan dan Permohonan.
• Komisi dan Fee Penyerahan.
• Bentuk dan Nama Organisasi.
Peraturan Etika Lainnya :
– Integritas dan Obyektivitas
– Standar Teknis
– Kerahasiaan
• Kebutuhan atas Kerahasiaan
• Pengecualian atas Kerahasiaan
– Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis
– Panggilan Pengadilan
8. – Peer Review
– Respon kepada Divisi Etika
– Fee Kontinjen
g. Ethics as Practical Reason
Dalam bagian sebelumnya, etika digambarkan sebagai praktis dan normatif, yang berkaitan
dengan tindakan kita, pilihan, keputusan dan penalaran tentang bagaimana kita harus
bertindak. Dalam hal ini, menjelaskan etika sebagai bagian dari alasan praktis, penalaran
tentang apa yang harus kita lakukan, dan membedakannya dari alasan teoritis, yaitu
penalaran tentang apa yang harus kita percaya. Keputusan etis adalah pemahaman etika
sebagai bagian dari alasan praktis. Alasan teoritis adalah mengejar kebenaran, yang
merupakan standar tertinggi untuk apa yang harus kita percaya.
Menurut tradisi ini, ilmu pengetahuan adalah wasit besar kebenaran. Ilmu memberikan
metode dan prosedur untuk menentukan apa yang benar. Dengan demikian, metode ilmiah
dapat dianggap sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental.
Selama ribuan tahun berpikir tentang pertanyaan mendasar tentang bagaimana manusia harus
hidup, filsuf telah dikembangkan dan kembali didefinisikan berbagai pendekatan untuk
pertanyaan-pertanyaan ini.
Teori etika menjelaskan dan mempertahankan berbagai norma, standar, nilai-nilai, dan
prinsip-prinsip yang kontribusinya untuk pengambilan keputusan etis bertanggung jawab.
Teori etika yang menggunakan metodologi, untuk membantu memutuskan apa yang harus
dilakukan.
h. Ethics as measurement of Behavior
Etika berfungsi mengatur tingkah laku individu dan kelompok untuk memberikan panduan
bagi manusia agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moralitas, dan sebagai refleksi
pemikiran moral tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan yang dapat
dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.
Bisnis merupakan aktifitas yang dilakukan manusia untuk mendapatkan keuntungan melalui
kegiatan produktif yang dijalankan melalui organisasi formal atau informal, yang termasuk
kegiatan sosial dengan berbagai aspek yang melingkupinya seperti aspek ekonomi, hukum
dan moral.
Etika bisnis merupakan suatu standar moral yang diimplementasikan pada institusi,
teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha-usaha yang ada pada organisasi bisnis. Perilaku etis
merupakan pedoman dari kebijakan-kebijakan tertulis, standar-standar tidak tertulis, dan
teladan dari pemimpin yang didasarkan pada domain hukum, domain etika dan domain
pilihan bebas.
9. Daftar Pustaka
Ali, Hapzi. 2018. Business Ethics and Good Governance: Principles of Personal Ethics dan
Principles of Professional Ethics. Universitas Mercu Buana. Jakarta
Yusuf, Adie E. 2015. https://teknologikinerja.wordpress.com/2015/11/19/landasan-etika-dan-moral/
(19 November 2015).