SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
DESIGN MENCEGAH DAN MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA
Made Rahayu Indrayani
Kelas 8A No. 18 Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus BPKP
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan
email : ayusweety88@gmail.com
Abstrak – Dewasa ini korupsi sudah menjadi isu yang sangat polouler. Setiap negara mengalami permasalahan
yang serupa: bagaimana mencegah dan memberantas korupsi untuk mencapai tujuan pemerintahan yang
ditargetkan.
Kata Kunci : Korupsi, Pemberantasan, Korupsi, Pengertian, Kasus, Dampak, Ciri-Ciri, Negara
1. PENDAHULUAN
Masalah korupsi tengah menjadi
perbincangan hangat di masyarakat, terutama media
massa lokal dan nasional. Maraknya korupsi di
Indonesia seakan sulit untuk diberantas dan telah
menjadi budaya. Pada dasarnya, korupsi adalah suatu
pelanggaran hukum yang kini telah menjadi suatu
kebiasaan. Berdasarkan data Transparency
International Indonesia, kasus korupsi di Indonesia
belum teratasi dengan baik. Indonesia menempati
peringkat ke-100 dari 183 negara pada tahun 2011
dalam Indeks Persepsi Korupsi. Di era demokrasi,
korupsi akan mempersulit pencapaian good
governance dan pembangunan ekonomi.
2. LANDASAN TEORI
Tulisan ini menggunakan metode
kepustakaan dan pengambilan informasi melalui
berbagai sumber di internet.
2.1 Pengertian Korupsi
Pengertian Korupsi berasal dari bahasa
Latin: corruptio dan berasal dari kata
kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) menurut
wikipedia.com. belakangan ini korupsi sering
diidentikkan dengan tindakan pejabat publik,
baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain
yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan
publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Dari segi hukum,
tindak pidana korupsi secara garis besar terdiri dari
beberapa unsur-unsur, di antaranya adalah tergolong
perbuatan melawan hukum, disertai penyalahgunaan
kewenangan, kesempatan, atau sarana, yang
bertujuan untuk memperkaya diri sendiri, orang lain,
atau korporasi, serta merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Korupsi merusak moral,
melemahkan sendi-sendi perekonomian dan
meracuni perpolitikan bangsa.
Selain itu pengertian Korupsi menurut Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 pasal dua yang
kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 menyatakan bahwa setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara. Sementara itu di pasal 3
pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
dinyatakan bahwa setiap orang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain pengertian di atas, terdapat pula istilah-
istilah yang lebih merujuk kepada modus operandi
tindakan korupsi. Istilah penyogokan (graft), merujuk
kepada pemberian hadiah atau upeti untuk maksud
mempengaruhi keputusan orang lain. Pemerasan
(extortion), yang diartikan sebagai permintaan
setengah memaksa atas hadiah-hadiah tersebut dalam
pelaksanaan tugas-tugas Negara. Kecuali itu, ada
istilah penggelapan (fraud), untuk menunjuk kepada
tindakan pejabat yang menggunakan dana publik
yang mereka urus untuk kepentingan diri sendiri
sehingga harga yang harus dibayar oleh masyarakat
menjadi lebih mahal.
Dengan demikian, korupsi merupakan tindakan
yang merugikan Negara baik secara langsung
maupun tidak langsung. Bahkan ditinjau dari
berbagai aspek normatif, korupsi merupakan suatu
penyimpangan atau pelanggaran. Di mana norma
soisal, norma hukum maupun norma etika pada
umumnya secara tegas menganggap korupsi sebagai
tindakan yang buruk.
2.2 Ciri-Ciri Korupsi
Ada beberapa ciri khas dari kegiatan korupsi
yang dapat kita lihat sehari-hari di lingkungan sekitar
kita. Apabila kita menemukan beberapa kasus seperti
di bawah ini maka itu berarti kita sedang berhadapan
dengan suatu tindak korupsi :
• suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan
• penipuan terhadap badan pemerintah
• dengan sengaja melalaikan kepentingan umum
untuk kepentingan khusus
• dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan
di mana orang-orang yang berkuasa atau
bawahannya menganggapnya tidak perlu
• melibatkan lebih dari satu orang atau pihak
• adanya kewajiban dan keuntungan bersama,
dalam bentuk uang atau yang lain
• terpusatnya kegiatan (korupsi) pada mereka yang
menghendaki keputusan yang pasti dan mereka
yang dapat mempengaruhinya
• adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup
dalam bentuk-bentuk pengesahan hukum
• menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif
pada mereka yang melakukan korupsi
• memberikan maupun menerima hadiah atau janji
sehubungan dengan kewenangan yang dimiliki
pejabat (penyuapan)
• penggelapan dan pemerasan dalam jabatan
• melakukan kecurangan dalam kegiatan pengadaan
barang/jasa pemerintah yang dilakukan oleh
penyelenggara pemerintahanmenerima gratifikasi
sehubungan dengan jabatan dan kewenangannya
• menerima gratifikasi sehubungan dengan jabatan
dan kewenangannya.
Tentunya beberapa ciri-ciri di atas masih dapat kita
tambahkan lagi mengingat sekarang ini kasus korupsi
sudah semakin melebar dan tidak hanya menyentuh
kaum birokrat tetapi juga sebagian besar lapisan
masyarakat Indonesia.
Seperti yang telah disebutkan tadi maka kita dapat
menyimpulkan bahwa korupsi merangkum semua
ukuran, mulai dari skala kecil hingga skala besar.
Skala kecil masih sering dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Kebiasaan datang telat,
mangkir dari tanggung jawab RT/RW, mencontek
saat ujian, tidak memaksimalkan potensi diri dan
sebagainya. Sementara korupsi dalam skala besar
tentunya sudah sering pula kita lihat di media massa
baik cetak maupun elektronik. Kasus-kasus yang
menimpa para pejabat pemerintahan mulai dari yang
berpangkat rendah hingga pejabat tinggi negara yang
seharusnya menjadi contoh masyarakat. Kasus-kasus
korupsi pun dikemas dengan berbagai tampilan,
mulai dari permainan cantik yang dibungkus
pengadaan kontrak sarana prasarana pembangunan
hingga yang tampilannya sudah jelek dan mudah
ditebak. Sekarang ini ada empat faktor yang
dimaksud korupsi skala besar antara lain, pelakunya
adalah penentu kebijakan, aparat penegak hukum,
berdampak luas terhadap kepentingan nasional, dan
kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir.
Tentunya kita tahu bahwa korupsi tidak hanya terjadi
di Indonesia saja tetapi juga hampir di seluruh
belahan dunia. Hanya saja kadar kekentalannya yang
berbeda-beda. Salah satu hal yang menyebabkan
korupsi mudah berkembang subur di Indonesia sudah
tertuang di atas, yaitu adanya kebiasaan memberikan
upeti, rasa sungkan, sikap cuek yang penting diri
sendiri aman, kurangnya nasionalisme dan kepekaan
sosial hingga peran serta agama. Berikut akan
dipaparkan beberapa kasus korupsi di berbagai
negara belahan dunia.
2.3 Contoh Kasus Korupsi di Berbagai Negara
2.3.1 Singapura
Setahun yang lalu diketahui bahwa seorang mantan
petinggi pemerintahan Singapura dituduh menerima
suap berupa layanan seksual dari beberapa wanita
yang mencoba mempengaruhi tender kontrak
pemerintah. Peter Lim, mantan kepala Singapore
Civil Defence Force (SCDF). Lim dituduh
“mendapatkan imbalan seksual secara tidak sah dari
dua orang perempuan klien SCDF dan seorang
perempuan calon klien SCDF sebanyak 10 kali”
dalam waktu setahun lebih. Ketiga perempuan itu
“mencoba memuluskan kepentingan bisnis
perusahaan mereka” di SCDF. Mereka sejauh ini
belum menerima tuntutan hukum. sementara itu
Lim bisa didenda maksimal S$100.000 dan
dipenjara maksimal lima tahun jika divonis
bersalah.
2.3.2 Korea Selatan
Salah satu kasus korupsi yang saat ini tengah
mengguncang Korea Selatan adalah dari sektor
perbankan. Beberapa contoh di antaranya adalah
skandal korupsi di Financial Supervisory Service
(FSS), konon melibatkan sekitar 30 pejabat FSS,
termasuk pejabat yang sangat senior. Mereka dituduh
menerima suap sebagai ‘imbalan’ terhadap
longgarnya pengawasan atas beberapa bank yang
dianggap bermasalah. Ada pula praktik sebagai ‘calo’
penyaluran kredit. Sebagian pegawai FSS bahkan
banyak yang tergiur menjadi auditor bank, dengan
memanfaatkan koneksi teman-temannya di FSS
untuk mempengaruhi hasil audit dibanknya agar
terlihat tetap ‘kinclong’. Sekedar gambaran, inilah
salah satu pejabat teras FSS, dikabarkan menerima
suap sebesar 120 juta Won dari salah satu bank yang
bermasalah, yaitu Busan Saving Bank. Pejabat FSS
lainnya, konon meminta imbalan berupa mobil
mewah, Hyundai Grandeur senilai 40 juta won untuk
tidak mengungkap praktik perbankan yang tidak
sehat di Bohae Savings Bank. Bahkan, pejabat ini,
yang istrinya bekerja sebagai di perusahaan asuransi,
ikut ‘meminta’ sekitar 56 karyawan bank tersebut
untuk membeli produk asuransi tempat istrinya
bekerja. Kemudian, mantan direktur jenderal FSS
dikabarkan meminta suap sekitar 200 juta
Won dari Bohae Savings Bank ini. Busan dan Bohae
Savings Bank ini termasuk dalam 8 bank bermasalah
yang dibekukan otoritas akibat modal banknya yang
cekak. Meski demikian, ada pula pihak yang
menyatakan bahwa lemahnya pengawasan FSS
terhadap beberapa bank bermasalah, konon juga
merupakan ‘arahan’ staf kantor presiden terkait
dengan penyelanggaraan pertemuan G-20 di Seoul
November tahun lalu. Bila ini benar, bisa jadi para
pejabat FSS memanfaatkan situasi ini dengan
‘menekan’ bank.
2.3.3 RRC
Cheng Tong Hai, mantan pemimpin Sinopec, baru-
baru ini terbukti menerima suap 195,73 juta yuan
atau 28,64 juta dolar Amerika sejak 1999-2007.
Kasus Cheng Tong Hai, hanya sebagian kecil dari
rentetan daftar panjang para pejabat dan mantan
pejabat yang dihukum berat karena korupsi.
Beberapa kasus lainnya adalah:
Wakil Walikota Hangzhou, Xu Maiyong dianggap
Mahkamah Agung China terbukti menerima suap
jutaan dollar. Vonis mati atas dirinya jatuh pada 2011
lalu. Vonis mati ini sebagai bukti bahwa pemerintah
China berlaku keras atas korupsi. Xu dieksekusi pada
Juli 2011. Xu yang berusia 52 tahun disebutkan,
kerap melakukan intervensi dan bermain dalam
proyek-proyek di wilayahnya. Bukan apa-apa,
Hangzhou merupakan kawasan di China Timur yang
tengah berkembang. Jadi banyak proyek pemerintah
dibangun di kota itu. Selain bermain dalam proyek,
dia juga ikut membantu pengurangan pajak. Dia
terbukti menerima suap sinilai US$ 22,4 juta.
Pejabat Kota Suzhou, Jiang Renjie mantan wakil
Wali Kota Suzhou. Pada Juli 2011, peluru eksekutor
menembus tubuhnya. Dia ditembak mati karena
korupsi. Selaku pejabat negara dia dianggap lalai dan
melakukan perbuatan korupsi dengan menerima suap
hingga pukuhan juta dollar. Pengadilan menilai Jiang
terbukti menerima suap dari perusahaan pengembang
perumahan. Usianya sudah 62 tahun. Selain
penyuapan dia juga dinilai terbukti melakukan
penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Pejabat Bank, Xiao Hongbo dihukum mati pada
2001. Pria berusia 37 tahun yang bekerja sebagai
manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu
bank BUMN. Dia dihukum mati Pengadilan Sichuan
pada 2001. Dia dinilai telah merugikan bank itu
senilai Rp 3,9 miliar. Xiao menggunakan uang
korupsi itu untuk membiayai 8 pacarnya. Dia juga
menggunakan uang itu untuk bergaya hidup mewah.
Dia dihukum mati pada 2001. Saat itu, 8 pacarnya
menangisi kepergian bankir yang royal tersebut
2.3.4 Jepang
Kejaksanaan Metropolitan Tokyo pun saat ini sedang
menahan Gubernur Tokushima yang didakwa
mendapatkan suap dari seorang konglomerat Jepang
dan dalam kasus lain juga menahan walikota
Shimozuma, Ibaraki. Selain itu ada kasus dari
anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka
berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan
listrik, padahal acara dilakukan di gedung parlemen
Seorang anggota parlemen dari Minshuto/DPJ Akira
Nagatsuma yang mencurigai praktik tidak fair dalam
penggunaan taksi oleh staf departemen keuangan.
Diprediksi ada 500 orang pegawai pemerintah yang
menerima uang terima kasih dan hadiah dari sopir
taksi langganannya. Pegawai itu umumnya bekerja
sampai larut malam dan pulang dengan
menggunakan taksi yang dibayar dengan kupon yang
dananya ditanggung negara. Mereka dipandang
menyalahgunakan wewenang karena memperoleh
sekadar uang terima. Mereka juga menerima
pemberian minuman seperti bir ketika dalam
perjalanan pulang. Beberapa contoh di atas mungkin
terlihat ‘biasa’ terjadi di Indonesia tetapi di Jepang
kasus-kasus tersebut digolongkan sebagai pidana.
Hal ini dikarenakan di Jepang istilah korupsi
disejajarkan dengan tindak pidana umum seperti
penyuapan, penggelapan uang negara dan penipuan.
2.3.5 Finlandia
Perdana Menteri (PM) perempuan pertama Finlandia,
Anneli Jaatteenmaki harus mundur dari jabatannya
bulan Juni 2003 setelah dituduh berbohong kepada
parlemen dan rakyat menyangkut kebocoran
informasi politik yang peka selama kampanye.
Kebohongan itu menyangkut kebocoran informasi
politik ketika dia berkampaye. Jaatteenmaki dituduh
telah meminta informasi soal pembicaraan antara
saingan politiknya, mantan PM Paavo Liponnen dan
Presiden Amerika Serikat ketika itu, George Bush,
mengenai isu-isu Irak dan lainnya. Berbekal
informasi itulah Jaatteenmaki akhirnya memenangi
kursi PM. Namun dalam perjalanannya, Jaatteenmaki
mengaku informasi soal pembicaraan isu Irak itu
masuk begitu saja ke faksimilenya. Belakangan
diketahui, Jaatteenmaki sengaja meminta informasi
tadi dari pihak Kementerian Luar Negeri. Jadi, dia
telah berbohong kepada parlemen dan semua
masyarakat. Jaatteenmaki, pemimpin Partai Tengah,
praktis hanya menduduki jabatannya selama 69 hari.
2.3.6 USA
Kasus yang baru-baru ini menerpa menerpa anggota
dewan AS yaitu Duke Cunningham tahun 2006 yang
menyuap anggota kongres di Departemen Pertahanan
AS dalam unsur politis terhadap kontrak federal
sejumlah 2,3 juta dollar AS. Perjanjian ini juga
menyeret Mitchell Wade dan Brent R. Wilkes
sebagai pemilik MZM dan ADCS Inc.
Lain lagi kasus Koreagate di tahun 1978 yang
menyeret politikus Korea Selatan yang
mempengaruhi 10 anggota kongres demokrat.
Tujuannya adalah membalikkan keputusan Presiden
Richard Nixon untuk menarik pasukannya dari Korea
Selatan. KCIA pun dilibatkan mengenai rumor
penyuapan dari Tongsun Park seorang pebisnis asal
Korea untuk mendapatkan keuntungan dan pengaruh
atas keputusan Korea.
Selain kasus-kasus tadi terdapat fakta-fakta korupsi
di pasar keuangan dan bisnis AS, yang membuat
berita korupsi sebagai sesuatu yang normal salah
satunya adalah pemalsuan dokumen. Hal ini mungkin
tidak bersentuhan secara langsung dengan praktik
korupsi tetapi besar kemungkinan, pemalsuan
dokumen akan membantu pelaksanaan bisnis supaya
lebih menguntungkan. Hal ini nantinya yang akan
berimbas pada money laundering. Sudah bukan berita
baru bahwa koruptor menyembunyikan harta mereka
di banyak negara kaya seperti Dari Dubai, London,
Paris, bahkan hingga Amerika Serikat (AS). Salah
satu cara menyembunyikan aset haram dari
jangkauan aparat berwajib, yaitu melalui perusahaan
yang tak jelas aset dan operasinya (shell corporation).
3. PEMBAHASAN
3.3.1 Kasus Korupsi di Indonesia
Masalah korupsi tengah menjadi perbincangan
hangat di masyarakat, terutama media massa lokal
dan nasional. Maraknya korupsi di Indonesia seakan
sulit untuk diberantas dan telah menjadi budaya.
Pada dasarnya, korupsi adalah suatu pelanggaran
hukum yang kini telah menjadi suatu kebiasaan.
Berdasarkan data Transparency International
Indonesia, kasus korupsi di Indonesia belum teratasi
dengan baik. Indonesia menempati peringkat ke-100
dari 183 negara pada tahun 2011 dalam Indeks
Persepsi Korupsi. Di era demokrasi, korupsi akan
mempersulit pencapaian good governance dan
pembangunan ekonomi. Terlebih lagi akhir-akhir ini
terjadi perebutan kewenangan antara KPK dan Polri.
Sebagai institusi yang sama-sama menangani
korupsi, seharusnya KPK dan Polri bisa bekerja sama
dalam memberantas korupsi. Tumpang tindih
kewenangan seharusnya tidak terjadi jika dapat
dikoordinasikan secara baik. Penyebab terjadinya
korupsipun bermacam-macam, antara lain masalah
ekonomi, yaitu rendahnya penghasilan yang
diperoleh jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup
dan gaya hidup yang konsumtif, budaya memberi tips
(uang pelicin), budaya malu yang rendah, sanksi
hukum lemah yang tidak mampu menimbulkan efek
jera, penerapan hukum yang tidak konsisten dari
institusi penegak hukum, dan kurangnya pengawasan
hukum. Dalam upaya pemberantasan korupsi,
diperlukan kerja sama semua pihak maupun semua
elemen masyarakat, tidak hanya institusi terkait saja.
Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak
negara yang telah merasakan dampak dari tindakan
korupsi. Salah satu contoh kasus korupsi yang
mungkin tidak akan dengan mudah kita lupakan,
mengingat pelaku koruptor ini adalah rekan
almamater, kasus dari Gayus
Tambunan. Diperkirakan gayus telah mencuri
sebesar dua puluh delapan milyar, meskipun
mungkin saja sebenarnya nilai yang dia curangi jauh
di atas angkat dua puluh depalan milyar.
Ketidakpercayaan ini berdasarkan banyaknya wajib
pajak raksasa yang ditanganinya yakni 149 wajib
pajak antara lain Chevron, Kaltim Prima Coal atau
Kapuas Prima Coal (Metro tv membuat Kapuas
Prima Coal), Bumi Resourches dan lain-lain. Dari
149 mega perusahaan ini, 60 ditangani Gayus
langsung. Semua perusahaan itu ingin mendapatkan
keringanan pajak atau tidak bisa menerima besaran
jumlah tagihan dari instansi pajak dan Gayus dan
kawan-kawan memanfaatkan peluang tersebut.
Majalah Tempo mengungkapkan bahwa kasus Gayus
mencakup uang sebesar Rp1,7 triliun, saat ini dia
masih menyimpan uang tersebut di beberapa deposit
box dan menurut Tempo dia berulang kali membujuk
penyidik akan memberikan deposit box tersebut,
kecuali satu untuk dia dan keluarga, asal dibebaskan
atau hukumannya diringankan. Berita ini
membuktikan bahwa korupsi di instansi perpajakan
adalah mega korupsi yang harus mendapat perhatian
dan pengawalan super serius dari pers dan
masyarakat. Disinyalir potensi uang negara yang
hanyut ke kantong-kantong petugas pajak dan
gangnya mencapai Rp300 triliun.
Soeharto. Bekas presiden Soeharto diduga
melakukan tindak korupsi di tujuh yayasan (Dakab,
Amal Bakti Muslim Pancasila, Supersemar, Dana
Sejahtera Mandiri, Gotong Royong, dan Trikora) Rp
1,4 triliun. Ketika diadili di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, ia tidak hadir dengan alasan sakit.
Kemudian majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan mengembalikan berkas tersebut ke kejaksaan.
Kejaksaan menyatakan Soeharto dapat kembali
dibawa ke pengadilan jika ia sudah sembuh?
Walaupun pernyataan kejaksaan ini diragukan
banyak kalangan.
Pertamina. Dugaan korupsi dalam Tecnical
Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan
PT Ustaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 yang
meliputi 4 kontrak pengeboran sumur minyak di
Pendoko, Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu. Jumlah
kerugian negara, adalah US $ 24.8 juta. Para
tersangkanya 2 Mantan Menteri Pertambangan dan
Energi Orde Baru, Ginandjar Kartasasmita dan Ida
Bagus Sudjana, Mantan Direktur Pertamina Faisal
Abda’oe, serta Direktur PT UPG Partono H Upoyo.
Kasus Proyek Kilang Minyak Export Oriented
(Exxor) I di Balongan, Jawa Barat dengan tersangka
seorang pengusaha Erry Putra Oudang.
Pembangunan kilang minyak ini menghabiskan biaya
sebesar US $ 1.4 M. Kerugian negara disebabkan
proyek ini tahun 1995-1996 sebesar 82.6 M, 1996-
1997 sebesar 476 M, 1997-1998 sebesar 1.3 Triliun.
Kasus kilang Balongan merupakan benchmark-nya
praktek KKN di Pertamina. Negara dirugikan hingga
US$ 700 dalam kasus mark-up atau
penggelembungan nilai dalam pembangunan kilang
minyak bernama Exor I tersebut. Kasus Proyek
Pipaisasi Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM)
di Jawa (Pipianisasi Jawa), melibatkan Mantan
Direktur Pertamina Faisal Abda’oe, Bos Bimantara
Rosano Barack, dan Siti Hardiyanti Rukmana.
Kerugian negara hingga US$ 31,4 juta.
Bapindo. Tahun 1993, pembobolan yang terjadi di
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dilakukan
oleh Eddy Tanzil yang hingga saat ini tidak ketahuan
dimana rimbanya, Negara dirugikan sebesar 1.3
Triliun.
Kasus HPH dan Dana Reboisasi Hasil audit Ernst
& Young pada 31 Juli 2000 tentang penggunaan
dana reboisasi mengungkapkan ada 51 kasus korupsi
dengan kerugian negara Rp 15,025 triliun (versi
Masyarakat Transparansi Indonesia). Yang terlibat
dalam kasus tersebut, antara lain, Bob Hasan,
Prajogo Pangestu, sejumlah pejabat Departemen
Kehutanan, dan Tommy Soeharto.
Bob Hasan telah divonis enam tahun penjara. Bob
dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi proyek
pemetaan hutan senilai Rp 2,4 triliun. Direktur
Utama PT Mapindo Pratama itu juga diharuskan
membayar ganti rugi US$ 243 juta kepada negara
dan denda Rp 15 juta. Kini Bob dikerangkeng di LP
Nusakambangan, Jawa Tengah.
Prajogo Pangestu diseret sebagai tersangka kasus
korupsi dana reboisasi proyek hutan tanaman industri
(HTI) PT Musi Hutan Persada, yang diduga
merugikan negara Rp 331 miliar. Dalam
pemeriksaan, Prajogo, yang dikenal dekat dengan
bekas presiden Soeharto, membantah keras tuduhan
korupsi. Sampai sekarang nasib kasus taipan kakap
ini tak jelas kelanjutannya.
Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Kasus BLBI pertama kali mencuat ketika Badan
Pemeriksa Keuangan mengungkapkan hasil auditnya
pada Agustus 2000. Laporan itu menyebut adanya
penyimpangan penyaluran dana BLBI Rp 138,4
triliun dari total dana senilai Rp 144,5 triliun. Di
samping itu, disebutkan adanya penyelewengan
penggunaan dana BLBI yang diterima 48 bank
sebesar Rp 80,4 triliun. Bekas Gubernur Bank
Indonesia Soedradjad Djiwandono dianggap
bertanggung jawab dalam pengucuran BLBI.
Sebelumnya, mantan pejabat BI lainnya yang terlibat
pengucuran BLBI?Hendrobudiyanto, Paul Sutopo,
dan Heru Soepraptomo?telah dijatuhi hukuman
masing-masing tiga, dua setengah, dan tiga tahun
penjara, yang dianggap terlalu ringan oleh para
pengamat. Ketiganya kini sedang naik banding.
Bersama tiga petinggi BI itu, pemilik-komisaris dari
48 bank yang terlibat BLBI, hanya beberapa yang
telah diproses secara hukum. Antara lain: Hendrawan
Haryono (Bank Aspac), David Nusa Widjaja (Bank
Servitia), Hendra Rahardja (Bank Harapan Santosa),
Sjamsul Nursalim (BDNI), dan Samadikun Hartono
(Bank Modern).
Abdullah Puteh. Gubernur Nanggroe Aceh
Darussalam yang kini non aktif ini menjadi tersangka
korupsi APBD dalam pembelian helikopter dan
genset listrik, dengan dugaan kerugian Rp 30 miliar.
Tentunya kasus-kasus korupsi di Indonesia sudah
terlalu banyak sampai-sampai sulit untuk
didokumentasikan. Sebut saja kasus hambalang,
kasus suap impor daging sapi hingga menyeret-
nyeret istilah gratifikasi seks. Belum lagi kasus SKK
migas, wisma atlet serta ratusan bahkan mungkin
ribuan kasus-kasus korupsi yang besar hingga yang
kecil di seluruh jagat nusantara ini. Seperti yang
sudah saya sampaikan tadi, korupsi membawa
dampak yang sangat buruk dan merugikan berbagai
pihak. Gara-gara ulah petugas bejat ini, kita
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan jalan
raya berkualitas baik, sekolah-sekolah, bea siswa,
perguruan tinggi, rumah sakit, obat-obatan, pasar,
pembangkit listrik, taman hiburan dan fasilitas publik
lainnya. Jika ternyata kasus maling ayam, maling
jemuran, maling tape mobil, maling kaca spion,
maling motor dan sejenisnya saja dijatuhi hukuman
yang heboh, alangkah seimbangnya jika kita
tingkatkan sedikit kepedulian kita pada para pencuri
uang kita.
3.3.2 Awal Mula
Secara formal, korupsi di Indonsia dimulai sejak era
Orde Lama sekitar tahun 1960-an bahkan sangat
mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 24 Prp 1960 yang
diikuti dengan dilaksanakannya “Operasi Budhi” dan
Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun
1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa Agung,
belum membuahkan hasil nyata.
Pada era Orde Baru, muncul Undang-Undang
Nomor3 Tahun 1971 dengan “Operasi Tertib”yang
dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan
dan Ketertiban (Kopkamtib), namun dengan
kemajuan iptek, modus operandi korupsi semakin
canggih dan rumit sehingga Undang-Undang tersebut
gagal dilaksanakan. Selanjutnya dikeluarkan kembali
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.
Upaya-upaya hukum yang telah dilakukan
pemerintah sebenarnya sudah cukup banyak dan
sistematis. Namun korupsi di Indonesia semakin
banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami
krisis politik, sosial, kepemimpinan, dan kepercayaan
yang pada akhirnya menjadi krisis
multidimensi. Gerakan reformasi yang
menumbangkan rezim Orde Baru menuntut antara
lain ditegakkannya supremasi hukum dan
pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme
(KKN). Tuntutan tersebut akhirnya dituangkan di
dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 &
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari
KKN. Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya
hanya terkandung dalam khazanah perbincangan
umum untuk menunjukkan penyelewengan-
penyelewengan yang dilakukan pejabat-pejabat
Negara. Namun karena penyakit tersebut sudah
mewabah dan terus meningkat dari tahun ke tahun
bak jamur di musim hujan, maka banyak orang
memandang bahwa masalah ini bisa merongrong
kelancaran tugas-tugas pemerintah dan merugikan
ekonomi Negara. Kelompok mahasiswa sering
menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan
demonstrasi. Tema yang sering diangkat adalah
“penguasa yang korup” dan “derita rakyat”. Mereka
memberikan saran kepada pemerintah untuk
bertindak tegas kepada para korup-tor. Hal ini cukup
berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998
3.3.3 Faktor-faktor terjadinya Korupsi
Korupsi tidak mungkin terjadi hanya karena
kebetulan tetapi dikarenakan beberapa hal yang
membuatnya tumbuh subur di lingkungan tertentu.
Indonesia dapat dikatakan sebagai negara dengan
tingkat korupsi yang tinggi. Beberapa hal yang dapat
mendorong terjadinya korupsi di Indonesia adalah :
• adanya budaya memberikan upeti, imbalan jasa
dan hadiah kepada seseorang yang memiliki
kekuasaan ataupun jabatan tertentu
• tingginya budaya permisif (memaafkan kesalahan
orang lain) serta enggan untuk berkomentar lebih
jauh mengenai orang lain. Dalam hal ini bisa
dibilang masyarakat bersikap agak tidak mau
tahu. Alhasil lingkungan akan menganggap biasa
bila ada korupsi, karena sering terjadi
• adanya kesempatan untuk melaksanakan korupsi
sehingga terjadilah penyalahgunaan kekuasaan
dan wewenang
• Penegakan hukum tidak konsisten dan masih
berupa pencitraan politik yang bersifat sementara
dan seringkali berubah setiap terjadi pergantian
pemerintahan
• Konsentrasi kekuasan berada pada pengambil
keputusan yang tidak bertanggung jawab
langsung kepada rakyat
• Langkanya lingkungan yang antikorup dimana
sistem dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan
sebatas formalitas dan tidak ditegakkan dengan
sungguh-sungguh. Alhasil tidak adanya efek jera
bagi para koruptor.
• Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada
keuntungan korupsi. Sering kita lihat para
koruptor sekarang ini lebih takut miskin daripada
penjara. Selain itu rendahnya penghargaan
terhadap jabatan menjadikan para koruptor ini
saat tertangkap bisa dengan mudahnya menyuap
penegak hukum sehingga dibebaskan atau
setidaknya diringankan hukumannya. Rumus:
Keuntungan korupsi > kerugian bila tertangkap
• Rendahnya pendapatan penyelenggaraan negara.
Secara matematis seharusnya pedapatan yang
diperoleh harus mampu memenuhi kebutuhan
penyelenggara negara, mampu mendorong
penyelenggara negara untuk berprestasi dan
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Selain itu sistem reward and punishment belum
berlaku secara lebih serius di dalam lingkungan
pemerintahan.
• Sikap mental para pegawai yang ingin cepat kaya
dengan cara yang instan serta kurangnya
kesadaran bernegara, tidak ada pengetahuan pada
bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah akibat diterima menjadi pejabat
negara melalui ‘jalur belakang’ yang sarat dengan
KKN
• Kurangnya transparansi di dalam proses
pengambilan keputusan pemerintah
• Sudah menjadi kebiasaan bahwa kampanye-
kampanye politik menelan biaya yang sangat
mahal dan tidak jarang sampai merogoh kocek
pribadi. Ini menjadi akar terjadinya korupsi ketika
akhirnya menjabat sebagai penyelenggaran
negara
• masyarakat kurang mampu melakukan korupsi
karena kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka
yang berkecukupan melakukan korupsi karena
serakah, tidak pernah puas dan menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan keuntungan
• kurangnya kepekaan sosial di dalam hati
masyarakat untuk berperang melawan korupsi.
Mungkin juga disebabkan sudah lunturnya rasa
gotong royong dan tolong menolong yang
sebetulnya merupakan budaya bangsa. Mungkin
juga dikarenakan lunturnya kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah
• Gagalnya pendidikan agama dan etika. Saat ini
pemeluk agama di Indonesia masih menganggap
agama hanya berkutat pada masalah bagaimana
cara beribadah saja sehingga agama nyaris tidak
berfungsi dalam memainkan peran sosial. Padahal
seharusnya agama bisa memainkan peran yang
sangat besar, jauh lebih besar jika dibandingkan
institusi lainnya. Karena adanya ikatan emosional
antara agama dan pemeluk agama tersebut jadi
agama bisa menyadarkan umatnya bahwa korupsi
dapat memberikan dampak yang sangat buruk
baik bagi dirinya maupun orang lain Salah satu
alasan agama kurang berperan karena di
Indonesia sekarang ini sarat dengan isu-isu SARA
dan fanatisme sempit serta kurang meresapi arti
Bhineka Tunggal Ika
3.3.4 Dampak Korupsi
Berkaitan dengan dampak yang diakibatkan dari
tindak pidana korupsi, setidaknya terdapat dua
konsekuensi. Konsekuensi negatif dari korupsi
sistemik terhadap proses demokratisasi dan
pembangunan yang berkelanjutan adalah :
• Korupsi mendelegetimasikan proses demokrasi
dengan mengurangi kepercayaan publik terhadap
proses politik melalui politik uang;
• Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada
kebijakan publik, membuat tiadanya akuntabilitas
publik, dan menafikan the rule of law. Hukum
dan birokrasi hanya melayani kepada kekuasaan
dan pemilik modal;
• Korupsi meniadakan sistem promosi dan
hukuman yang berdasarkan kinerja karena
hubungan patron-client dan nepotisme.
• Korupsi mengakibatkan proyek-proyek
pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah
dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sehingga menganggu pembangunan yang
berkelanjutan;
• Korupsi mengakibatkan sistem ekonomi karena
produk yang tidak kompetitif dan penumpukan
beban hutang luar negeri.
Korupsi yang sistematik dapat menyebabkan :
• Biaya ekonomi tinggi oleh penyimpangan intensif
• Biaya politik oleh penjarahan atau pengangsiran
terhadap suatu lembaga publik, dan;
• Biaya sosial oleh pembagian kesejahteraan dan
pembagian kekuasaan yang tidak
3.3.5 Studi banding Pemberantasan di 6 negara
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di
Singapura
Melihat tingginya risiko korupsi di negaranya Lee
Kwan Yew pun memimpin gerakan pemberantasan
korupsi saat berkuasa sejak 1959. Bahkan dengan
menguatnya gerakan People's Action Party, ia
mengumumkan perang melawan korupsi dengan
mengatakan, “no one, not even top government
officials are immuned from investigation and
punishment for corruption”.
Hal ini melahirkan serangkaian undang-undang
antikorupsi, seperti Undang-undang Pencegahan
Korupsi (The Prevention of Corruption Act/
PCA) yang diperbaharui pada tahun 1989 dengan
nama The Corruption (Confiscation of Benefit) Act
dan selanjutnya muncullah CPIB. Sesungguhnya
semua usaha Lee Kwan Yew untuk memberantas
korupsi di Singapura tidak akan berhasil apabila tidak
didukung oleh adanya political will dari para birokrat
dan dukungan masyarakat.
Pemberantasan korupsi di Singapura dilakukan
secara konsisten dan berkesinambungan. Praktik-
praktik korupsi di birokrasi dari tahun ke tahun
semakin terkikis, karena masyarakat dan
pemerintahannya memiliki tekad kuat untuk
membangun negara yang bersih dari segala macam
bentuk penyelewengan uang negara. Masyarakat
berperan aktif mengamati segala sesuatu yang
mencurigakan, dan kemudian melaporkan jika ada
indikasi penyelewengan, termasuk para pejabat
negara yang kehidupannya di luar kewajaran.
Pemberantasan korupsi oleh CPIB bisa berhasil juga
karena adanya beberapa wewenang yang mendukung
mereka dalam mengungkapkan kasus korupsi. CPIB
memiliki enam kewenangan utama yaitu kewenangan
untuk penahanan, penyidikan, khusus penyidikan,
penggeledahan, penuntutan dan perlindungan
informan.
Strategi Singapura untuk pencegahan dan penindakan
korupsi memfokuskan terhadap empat hal utama.
Keempatnya yaitu, Effective Anti-Corruption
Agency; Effective Acts (or Laws); Effective
Adjudication; dan Efficient Administration. Seluruh
pilar tersebut dilandasi oleh strong political will
against corruption dari pemerintah. Sekali lagi
komitmen politik pemerintah yang tinggi dalam
memberantas korupsi adalah faktor utama dan
terpenting dari keberhasilan Singapura untuk
mencegah dan meredam korupsi. Salah satu cara
untuk memancing kuatnya political will tersebut
adalah dengan memberikan gaji yang besar kepada
para pemegang jabatan. Selain itu pemberian reward
and punishment memang terkenal ampuh di dalam
kondisi korupsi yang mengancam di segala bidang.
Hal ini berdampak sangat besar karena para
pemangku jabatan akan bekerja dengan lebih
maksimum tanpa perlu menumpuk kekayaan untuk
dirinya sendiri yang berasal dari negara. Hal ini
sukses tergambar pada profil Perdana Menteri
Singapura yang digaji 17,6 milyar rupiah per tahun.
Angka ini jauh melampaui Kepala Eksekutif Hong
Kong, Presiden USA Barrack Obama dan Presiden
Irlandia serta Presiden Afrika.
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di
Korea Selatan
Perubahan substansial baru muncuk di awal tahun
1990an semasa pemerintahan Kim-Young-Sam
(1993-1998). Lahirnya Presidential Emergency Order
untuk mengatur sistem transaksi keuangan nasional
dan ekonomi pada tahun 1993. Inilah tonggak
lahirnya transparansi keuangan dalam melarang
penggunaan keuangan anonim. Di Indonesia sendiri
konsep ini mirip dengan Treasury Single Account
(TSA). Selanjutnya UU Real Name Financial
Transactions and Guarantee of Secrecy disahkan
tahun 1997 untuk mengatasi cacat parsial seperti
ketidaknyamanan transaksi keuangan dan kecemasan
tentang penyelidikan pajak. Selain itu penguatan
peran Dewan Audit dan Inspeksi (BAI) menjadi agen
de jure anti korupsi dan mendirikan Komite
Pencegahan Korupsi (CPC) sebagai badan penasehat
ketua BAI. Di sinilah terlihat adanya reformasi
regulasi melalui kegiatan komite reformasi
administrasi dan derefulasi tersebut berkontribusi
menurunkan praktek korupsi di pemerintahan. Pada
tanggal 24 Juli 2001 diberlakukanlah UU Anti
Korupsi untuk melayani penciptaan iklim yang bersih
dalam layanan sipil dan masyarakat guna mencegah
dan mengatur tindakan korupsi. Pada tahun yang
sama, UU Pencegahan Pencucian Uang juga
diberlakukan. Selanjutnya Kode Etik untuk
Mempertahankan Integritas Pejabat Publik disahkan
tanggal 18 Februari 2003. Jadi dapat dikatakan pilar-
pilar utama dari korupsi anti infrastruktur telah
dibentuk selama pemerintahan Kim Dae Jung.
Selanjutnya di era Roh Moo-hyun (2003-2008) UU
Public Office Election direvisi untuk meminimalkan
praktek korup dalam proses pemilihan jabatan publik
dan selanjutnya berganti nama menjadi KICAC guna
mendorong integritas nasional skala penuh dan bukan
hanya menyentuh anti korupsi, sesuai dengan pasal
10 UU Anti Korupsi. Sekretariat KICAC
bertanggung jawab menyampaikan kebijakan anti
korupsi kepada Dewan Komisi dan penanganan
urusan administrasi sesuai dengan keputusan dewan.
KICAC memiliki empat biro termasuk kantor pusat
pemeriksaan, manajemen urusan hukum,
perencanaan kebijakan dan hubungan masyarakat.
KICAC merupakan otoritas utama anti korupsi di
Korsel tetapi tidak memiliki kekuasaan investigatif.
Meski begitu keberadaan organisasi ini menunjukkan
pemerintah Korsel memiliki kesiapan menangani isu-
isu korupsi sebagai prioritas utama agenda
pembangunan nasional. Dibandingkan dengan negara
lainnya di Asia dalam membangun lembaga
independen khusus anti korupsi, Korea Selatan
termasuk terlambat. Singapura mendirikan CPIB
tahun 1952; Malaysia membentuk ACA tahun 1967,
Hong Kong membuat ICAC di 1974; Thailand
membentuk NCCC tahun 1999 dan Indonesia
membentuk KPK tahun 2003.
KICAC menerapkan berbagai tindakan mencegah
korupsi, menciptakan check and balances antara
otoritas dalam kekuasaan dan memperkenalkan
perlindungan terhadap whistle blower dan sistem
penghargaan. Pencegahan dan hukuman diwujudkan
dalam langkah-langkah antikorupsi berupa perbaikan
kelembagaan untuk pencegahan korupsi, penanganan
laporan korupsi, melindungi dan memberi
pernghargaan whistle-blower, penilaian kegiatan anti
korupsi dan meningkatkan kesadaran publik tentang
isu korupsi melalui kode etik pejabat publik dan
pelatihan anti korupsi.
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di RRC
Saat ini China menerapkan tiga langkah untuk
memberantas korupsi, yaitu memperbaiki sistem
birokrasi, meningkatkan penyidikan terhadap
pegawai negeri, dan mengawasi kekuasaan.
Pengawasan ditingkat administrasi pemerintahan
dilakukan oleh Kementrian Pengawasan, sedangkan
pengawasan internal di tubuh partai dijalankan oleh
Direktorat Disiplin.
Seperti di Indonesia, meski pemerintah China terus
melakukan kampanye antikorupsi dan penangkapan
ratusan pejabat, aksi penyuapan, penggelapan, dan
berbagai bentuk tindak korupsi masih terjadi. Hal itu
dimungkinkan karena elite partai masih menguasai
industri penting seperti perbankan, properti dan
manufaktur, dan pemerintah pusat tak bisa
mengontrolnya.
Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) terus
melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap
para pejabat negara dalam upaya memerangi
korupsi. Langkah terbaru yang akan diterapkan men-
cakup pemantauan terhadap penggunaan kendaraan
umum dan pengawasan aset pejabat. Berdasarkan
catatan komisi pemberantasan korupsi China
sedikitnya ada 139.621 kasus korupsi. Yang sudah
ada hukuman disiplin untuk 146.517 pelaku korupsi.
Lalu, 5.373 kasus dilimpahkan ke pengadilan
korupsi. Upaya pemerintah China membasmi
koruptor telah menjadi model terekstrim di dunia
sejak Presiden China Hu Jintao memimpin pada
2003. Dia memberlakukan hukuman mati bagi
siapapun yang terbukti korup.
Pemerintah China juga mengumumkan mendirikan
Biro Pencegahan Korupsi Nasional (NBCP) yang
akan bertugas untuk memonitor jalur aset yang
mencurigakan serta aktivitas yang dicurigai
merupakan hasil korupsi. Staf NBPC akan
mengumpulkan dan menganalisis informasi dari
sejumlah sektor termasuk diantaranya dari
perbankan, penggunaan lahan, pengobatan, dan
telekomunikasi serta melakukan kerja sama dengan
instansi terkait. Biro ini nantinya akan melaporkan
langsung temuannya kepada Dewan Negara atau
Kabinet China.
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di
Jepang
Semenjak PM Hatoyama memerintah, sebuah tim
(shiwake) ditunjuk untuk memeriksa semua lembaga
atau institusi pemerintah yang memanfaatkan pajak
dari rakyat Jepang, apakah uang rakyat telah benar-
benar dipakai dengan adil disebut yang tugas
utamanya pemeriksaan keuangan proyek. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa uang negara
dipakai sebagaimana mestinya. Cara kerja Jigyou
shiwake adalah memeriksa penggunaan uang rakyat
di lembaga atau institusi yang dikontrol negara.
Terdapat sekitar 447 proyek yang akan diselidiki dan
tim ini bekerja sangat cepat sehingga sudah puluhan
masalah yang dibongkar. Pertanyaan yang sering
diajukan adalah “ke mana uang itu pergi?” atau
“kenapa pembiayaan terlalu besar?”. Program ini
ditanggapi positif oleh rakyat Jepang, karena dengan
begitu mereka dapat mengetahui bagaimana
penyalahgunaan pajak yang mereka bayarkan. Akan
tetapi mereka juga mengkritisi apakah proyek-proyek
yang diputuskan berhenti atau ditinjau ulang benar-
benar dilaksanakan, yang dengan demikian rakyat
bisa menikmati hasilnya.
Sistem pencegahan korupsi di Jepang memang cukup
unik. Jepang memilih pendekatan budaya dan sosial
(soft approach) dimana dalam masyarakat
ditumbuhkan mentalitas bekerja keras melalui proses,
disiplin, dan fairness. Prilaku korupsi dipandang
sebagai tindakan yang memalukan dan merendahkan
martabat serta harga diri. Budaya “malu” masih
sangat kental di dalam masyarakat Jepang dan hal ini
merupakan alat yang sangat efektif untuk tindakan
preventif terhadap korupsi. Tidak ada Undang-
Undangan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
seperti di Indonesia. Adapun hukuman bagi koruptor
hanyalah 7 tahun penjara.
Selain itu setiap anggota parlemen Jepang wajib
membuat laporan kegiatan. Laporan kerja dan
laporan keuangan tahunan tersebut harus
dipublikasikan melalui internet dan dapat diakses
oleh publik. Semua pemasukan dan pengeluaran
anggota harus dipublikasikan di website secara rinci
setiap yen nya. Masyarakat bisa melihat laporan itu
secara terbuka kapan saja.
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di
Finlandia
Melalui kerja keras tak kenal menyerah, negara
berpenduduk 5,5 juta jiwa ini lambat laun menjelma
menjadi negara yang sangat bersih, yang hampir nol
korupsi. Hal ini dikarenakan pemerintah Finlandia
menyadari korupsi hanya dapat dihilangkan dengan
menciptakan tata pemerintahan dan tata
administrasi yang baik. Implementasinya adalah
dari sekitar 3.000 staf dan pegawai di Kementerian
Industri dan Perdagangan ini, hanya menterinya saja
yang politisi. Sisanya adalah orang lapangan yang
tumbuh dari bawah. Jadi, tak ada kepentingan politik
atau memasukkan orang-orang politik yang tidak
kompeten ke kementerian apa pun di sana. Hal ini
pun menimbulkan kepercayaan yang tinggi pada
masyarakat kepada pemerintah dan institusi bahwa
mereka akan bertindak adil dan objektif.
Hal berikutnya yang ditingkatkan adalah integritas
pegawai pemerintah. Integritas dalam bekerja
menjadi bagian penting dalam mencegah korupsidan
hal ini membuat pegawai pemerintah di Finlandia
menjunjung tinggi reputasi. Hancurnya reputasi
akibat perbuatan tercela biasanya berakhir dengan
keluarnya pegawai tersebut dari pekerjaan sebagai
pegawai pemerintah. Rasa malu juga tumbuh di
kalangan pegawai pemerintah. Jika terdapat pegawai
pemerintah yang tertangkap memberikan atau
menerima suap, hal itu akan menimbulkan aib sosial
yang sangat kuat. Kasus mundurnya Anneli
Jaatteenmaki adalah contoh nyata.
Langkah selanjutnya adalah Undang-Undang
Antikorupsi. Ada dua undang-undang yang mengatur
masalah korupsi di Finlandia yaitu UU Prosedur
Administrasi dan UU Hukum Pidana. UU Prosedur
Administrasi ditekankan untuk memajukan perilaku
yang baik dalam organisasi publik. Prinsip-prinsip
yang melandasinya antara lain, menekankan pejabat
untuk bertindak adil dan melaksanakan pekerjaannya,
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam
memberikan pelayanan, mereka dilarang memungut
biaya. Sanksi bagi pegawai yang melanggar dapat
berupa teguran tertulis sampai dengan pemberhentian
dengan tidak hormat. Sedangkan menurut UU
HukumPidana, pegawai pemerintah di Finlandia juga
termasuk subjek hukum pidana. Ada pasal-pasal
khusus yang mengatur perbuatan-perbuatan pegawai
pemerintah yang dikategorikan sebagai melanggar
hukum, seperti menerima suap, melakukan
pemerasan, menerima suap sebagai anggota
parlemen, membocorkan rahasia jabatan, dan
melanggar kewajiban jabatan.
Langkah keempat adalah mekanisme audit.
Pengendalian administratif didesentralisasikan ke
berbagai institusi pemerintah dan pencegahan korupsi
ditangani oleh beberapa institusi.
Di samping itu, di Finlandia juga terdapat The
National Audit Office (semacam BPK di Indonesia)
yang mandiri. Tugasnya melakukan audit keuangan
dan audit kinerja. Masyarakat dapat menyampaikan
komplain/ keluhan atas berbagai masalah terkait
dengan manajemen keuangan pemerintah, ekonomi
publik, atau dugaan penyalahgunaan dana
pemerintah.
Hal lainnya yang dapat kita lihat dari upaya Finlandia
menciptakan kehidupan yang bebas korupsi adalah
pembentukan kantor ombudsman yang khusus
memantau pengumuman harta kekayaan. Selain itu
Finlandia juga membangun National Integrity System
(NIS) atau sistem Integritas Nasional. Di Finlandia,
Sistem Integritas Nasional mampu menciptakan
masyarakat yang bersih, korupsi termasuk suap di
sektor bisnis hampir nol. Supremasi hukum benar-
benar ditegakkan. Sistem Integritas Nasional itulah,
akhirnya menjadikan Finlandia tidak perlu
mengeluarkan banyak keringat birokrasi dan proses
produksi dunia usaha berjalan sangat efisien.
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di
Amerika Serikat
Dalam memerangi korupsi, AS tidak memiliki komisi
khusus seperti Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). AS justru memiliki mekanisme lain antara
pemerintah dan sektor swasta. AS memiliki angka
yang tinggi dalam hal penanganan hukum di antara
negara-negara OECD lainnya. AS memiliki sejenis
mekanisme kemitraan dengan perusahaan swasta
untuk menangani korupsi. Dalam mekanisme itu,
Pemerintah AS membiarkan perusahaan yang terkait
untuk menindak para pegawainya yang terlibat
korupsi. Sebaliknya, Pemerintah AS akan
memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan
yang sudah berprestasi dalam memberantas korupsi.
Pencegahan kasus korupsi di Amerika sudah dimulai
sejak tahun 1970-an ketika skandal Watergate
diketahui oleh umum, sebagai sebuah masalah
hukum yang berat. Sebenarnya pencegahan kasus
korupsi sudah dilakukan jauh sebelum skandal
Watergate muncul. Kemitraan bersama antara
pemerintah dan pihak swasta justru berdampak besar
sekali kepada kepatuhan dari perusahaan-perusahaan
Amerika sehingga korupsi dapat dicegah. Dalam
mekanisme kemitraan ini yang harus diperhatikan
adalah perusahaan dituntut untuk menjalankan dan
menerapkan Undang-undang Praktik Korupsi Asing
(FCPA) tujuannya adalah mencegah terjadinya
praktik suap dan pelaku yang terlibat korupsi tidak
bisa melarikan diri. Hasilnya perusahaan-perusahaan
bisa bergerak bebas dengan bijak jika terdapat
masalah.
3.3.6 Usaha Yang Dilakukan Indonesia
Korupsi di Indonesia bukan hanya suatu fenomena
tetapi sudah menjadi kultur yang sudah mengakar ke
seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, dapat
dibayangkan betapa sulitnya menangani korupsi di
Indonesia. Hal ini seperti mengobati penyakit kulit
yang sudah mengakar sampai jauh ke bawah kulit
dan bahkan ke daging; sulit menyembuhkannya
kecuali diobati sampai ke akar-akarnya. Pemerintah
Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam dalam
mengatasi praktikpraktik korupsi. Upaya pemerintah
dilaksanakan melalui berbagai kebijakan yang berupa
peraturan perundang-undangan dari yang tertinggi
yaitu Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan
Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Berbagai upaya konkrit pemerintah untuk
memberantas korupsi, dimulai dari pembenahan
aspek hukum, yang sampai saat ini telah memiliki
banyak sekali rambu-rambu berupa peraturan -
peraturan, antara lain Tap MPR XI tahun 1980,
kemudian tidak kurang dari 10 UU anti korupsi,
diantaranya UU No. 20 tahun 2001 tentang
perubahan UU No. 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Kemudian
yang paling monumental dan strategis, Indonesia
memiliki UU No. 30 Tahun2002, yang menjadi dasar
hukum pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), ditambah lagi dengan dua Perpu, lima Inpres
dan tiga Kepres. Di kalangan masyarakat telah
berdiri berbagai LSM anti korupsi seperti ICW,
Masyarakat Profesional Madani (MPM), dan badan-
badan lainnya, sebagai wujud kepedulian dan respon
terhadap uapaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi. Dengan demikian pemberantasan dan
pencegahan korupsi telah menjadi gerakan nasional.
Seharusnya dengan sederet peraturan, dan partisipasi
masyarakat tersebut akan semakin menjauhkan
sikap,dan pikiran kita dari tindakan korupsi. Selain
itu pemerintah juga membentuk komisi-komisi yang
berhubungan langsung dengan pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi seperti Komisi
Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara
(KPKPN)
3.3.7 Kebijakan Pemerintah Dalam
Pemberantasan Korupsi
Mewujudkan keseriusan pemerintah dalam upaya
memberantas korupsi, Telah di keluarkan berbagai
kebijakan. Di awali dengan penetapan anti korupsi
sedunia oleh PBB pada tanggal 9 Desember 2004,
Presiden Susilo Bambang Yudoyono telah
mengeluarkan instruksi Presiden Nomor 5tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang
menginstruksikan secara khusus Kepada Jalsa Agung
Dan kapolri untuk mengoptimalkan upaya – upaya
penyidikan/Penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi untuk menghukum pelaku dan menelamatkan
uang negara serta mencegah dan memberikan sanksi
tegas terhadap penyalah gunaan wewenang yg di
lakukan oleh jaksa (Penuntut Umum)/ Anggota polri
dalam rangka penegakan hukum. selain itu upaya
untuk meningkatkan kerjasama antara kejaksaan dgn
kepolisian Negara RI, selain dengan BPKP, PPATK
dan intitusi negara lainnya yang terkait denagn upaya
penegakan hukum dan pengembalian kerugian
keuangan negara akibat tindak pidana korupsi.
Kebijakan selanjutnya adalah menetapkan Rencana
Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK).
Langkah-langkah pencegahan dalam RAN-PK ini di
prioritaskan pada pendesainan ulang layanan publik,
memperkuat transparasi, pengawasan, dan sanksi
pada kegiatan pemerintah yg berhubungan Ekonomi
dan sumber daya manusia dan menigkatkan
pemberdayaan pangkat-pangkat pendukung dalam
pencegahan korupsi.
3.3.8 Design Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi
Menurut saya ada beberapa hal yang dapat kita
maksimalkan dalam upaya mewujudkan Indonesia
yang bebas korupsi. Mungkin kata-kata tadi kurang
tepat, mungkin lebih tepatnya adalah meminimalkan
korupsi semaksimal yang kita bisa. Korupsi timbul
karena adanya kesempatan dan kemauan. Ini berarti
ada yang salah dengan kesempatan untuk melakukan
korupsi di negara ini. Mungkin saja peraturan
perundang-undangan yang telah disahkan belum
mampu membendung secara komprehensif hasrat
para koruptor yang tamak. Apabila kita perhatikan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di sana akan
kita jumpai bahwa hukuman terberat untuk seorang
koruptor adalah dipenjara dan denda sebesar satu
milyar rupiah. Begitu pula dengan yang tercantum di
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 sebagai
perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999. Berkaca dari hal tersebut maka saya berpikir
adalah sangat wajar apabila sesorang dengan
kewenangan tertentu dan memiliki kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri
maupun untuk kelompok dengan nilai fantastis
bersedia melakukan tindak pidana korupsi apabila
ternyata hukuman ataupun sanksi yang diberikan
‘hanyalah’ hukuman penjara dan denda sebesar satu
milyar. Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini di
Indonesia, keadaan sosial sudah sangat berbeda
dengan jaman dulu. Rasa malu, pengucilan dari
masyarakat sudah tidak berlaku lagi. Selama
seseorang dapat memberikan dana bantuan kepada
pihak lain ataupun masyarakat di sekitarnya maka dia
pun akan dipuja-puja. Masyarakat sekarang ini
kurang peduli lagi darimana datangnya dana tersebut.
Alhasil sering pula kita dengar bahwa seorang tokoh
masyarakat yang disukai warganya, memangku
jabatan strategis, memiliki kehidupan yang sangat
mapan bahkan tak jarang kita dengar bahwa pejabat
tersebut sering memberikan sumbangan dalam
jumlah besar kepada orang-orang sekitar, membantu
menyekolahkan anak-anak kurang mampu dan
berbagai sikap dermawan lainnya, tetapi tiba-tiba
tanpa diduga terlibat kasus korupsi. Demi mencari
nama di masyarakat atau alasan pribadi lainnya,
seseorang bisa melakukan korupsi.
Tingginya angka permintaan korupsi ini harus kita
analisis lebih jauh. Seperti yang saya katakan tadi,
korupsi muncul karena adanya kesempatan. Jika
dibandingkan dengan hukuman yang terbilang
‘ringan’ tersebut sementara besarnya nilai yang bisa
didapatkan melalui korupsi hampir-hampir bombastis
maka tidak heran banyak orang tergoda
melakukannya. Dipenjara beberapa tahun dan
didenda satu milyar tetapi berhasil melakukan
korupsi hingga ratusan milyar? Tentu tidak
sebanding. Jadi saya melihat salah satu pilar yang
harus dibenahi di negara ini adalah penjatuhan
hukuman kepada terpidana korupsi.
Jika kita berkaca dari negara tetangga kita, China,
maka kita akan mendapatkan ide yang cukup
menakutkan. Hukuman mati. Saya tidak
menganjurkan semua tindakan korupsi harus
dihukum mati, mengingat aturan melaksanakan
hukuman mati sangat ketat dan harus dapat
dipertanggung jawabkan. Jangan sampai ternyata
tersangka korupsi tersebut sudah dihukum mati
kemudia beberapa waktu kemudian timbul bukti baru
yang menyatakan dia tidak bersalah. Tentunya
pelaksanaan hukuman mati ini membutuhkan detail
yang lebih jelas mengenai sampai tahap mana
pelaksanaannya dapat dilakukan.
Beberapa negara telah kita kunjungi dan menurut
saya untuk mengalahkan korupsi untuk jangka
pendek ada manfaatnya bila kita meniru hukuman-
hukuman tegas dari China. Mengapa demikian?
Untuk jangka panjang mungkin akan cocok bila kita
meniru beberapa kebiasaan luhur masyarakat negara
lain seperti ‘budaya malu’ yang dimiliki Jepang, rasa
tanggung jawab dan disiplin masyarakat Singapura
dan beberapa negara lainnya. Akan tetapi secara
realistis untuk mencapai tahap tersebut kita
memerlukan perjalanan yang sangat panjang, dalam
mengubah karakter suatu bangsa dan menebar virus-
virus positif tersebut. Oleh karena itu menurut saya,
penting juga kita berani meniru China. Beranikah
kita? Ya, walaupun di dalam diskusi di kelas ada
celetukan apa yang dapat kita tiru dari China
sementara kasus korupsi mereka pun masih tetap
banyak? Mungkin kita perlu melakukan sedikit
perbandingan di sini. Di China penduduk mereka
sangat banyak, paling banyak di dunia hingga
milyaran, tentu saja perbandingan kasus korupsi di
China dibandingkan di Indonesia, akan masih jauh
kalah Indonesia. China baru mulai berbenah.
Indonesia juga, bahkan kemungkinan tingkat
keparahan korupsi kita belum separah di China. Jadi
apabila pemerintah terutamanya lembaga hukum
berani untuk bersikap lebih tegas mengenai
pengenaan hukuman mati maka saya yakin hal
tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi
pemikiran seorang calon koruptor untuk melakukan
korupsi. Satu hal yang harus diingat adalah efek
korupsi ini adalah efek domino. Seperti bongkahan
gunung es di permukaan laut, baru memperlihatkan
taringnya hanya satu per delapan dari ukuran
sebenarnya. Dampak korupsi, seperti yang sudah kita
bahas sebelumnya, tidak hanya sebatas nilai mata
uang tetapi meluas ke pembangunan, masa depan dan
moral serta jiwa manusia Indonesia.
Selain hukuman mati yang sifatnya sangat ekstrim,
saya merasa ada beberapa celah hukum di Indonesia
yang mesti kita perbaiki terutama dalam hal
memberikan hukuman kepada koruptor, selain
ancaman hukuman mati. Salah satunya adalah
pemiskinan para koruptor disertai dengan tanggung
jawab mengganti biaya pembangunan yang hilang
akibat tindakan korupsi yang dia lakukan. Dan...
ditambah lagi dengan hukuman sosial untuk jangka
waktu yang lama. Pemiskinan dan tanggung jawab
mengganti biaya pembangunan yang saya maksud di
sini adalah kita tidak pernah tahu (sampai seseorang
benar-benar diusut hingga setiap rupiah yang dia
miliki baik itu atas namanya maupun atas nama
orang lain) berapa sebenarnya jumlah yang telah
dikorupsi oleh terpidana korupsi ini. Amat sangat
mungkin jika nilai rupiah (atau mungkin mata uang
asing) yang sedang dipidanakan kepadanya sekarang
sebenarnya belum memperlihatkan total korupsi yang
dia lakukan? KPK memang lembaga yang super
power, memiliki berbagai macam kewenangan
istimewa, tetapi kita juga harus ingat, KPK terdiri
dari manusia-manusia biasa yang memiliki visi
(secara umum, karena kita tidak dapat mengatakan
seluruhnya mengingat ini menyangkut manusia dan
biasanya did alam suatu lembaga, lembaga apapun,
akan selalu ada ‘oknum-oknum’ yang melakukan
tindakan anomali) untuk mewujudkan Indonesia yang
bersih, bebas dari korupsi.
Hal ini membuat saya berpikir, setiap tersangka yang
telah terbukti melakukan tindak pidana korupsi
dengan jumlah yang tinggi (mungkin terhitung sejak
ratusan juta hingga tidak terbatas), harus dikenai
beberapa jenis hukuman dan hukuman itu bersifat
wajib. Pertama, dia tentunya harus mengembalikan
semua hasil kejahatan korupsinya. Kedua dia harus
terkena sanksi membayar tanggung jawab atas
tersendatnya pembangunan yang seharusnya terjadi
tetapi terhambat karena dana yang dia korupsi.
Ketiga, pelaku korupsi harus dimiskinkan.
Pemiskinan ini meliputi pemiskinan keluarga, teman,
kelompoknya yang sudah diketahui ikut menikmati
hasil korupsi tersebut. Dan yang keempat adalah
penjara disertai hukuman sosial bagi seluruh
terpidana korupsi. Maksud saya di sini adalah
tersangka kasus korupsi selama dia memasuki masa
tahanan, dia harus melakukan pekerjaan sosial yang
telah ditetapkan, dalam berbagai bentuk. Beberapa
hal yang ada di pikiran saya adalah, tersangka harus
dapat menghasilkan sesuatu untuk kemudian dijual
dan mendapatkan dana. Dana tersebut bukan untuk
dirinya tetapi untuk membiayai orang-orang miskin
yang secara tidak langsung merupakan dosa yang dia
timbulkan akibat korupsi. Dia harus ikut melakukan
pekerjaan sosial seperti merawat anak yatim piatu,
panti jompo, segala macam kegiatan teknis yang
akan membawanya kepada rasa manusia yang
mungkin sudah lama dia tinggalkan. Nantinya
seluruh kegiatan para koruptor ini akan difilmkan
secara dokumenter dan ditayangkan di televisi-
televisi di Indonesia. Hal ini akan memberikan
contoh kepada para calon koruptor lainnya untuk
lebih berpikir dulu sebelum melakukan tindakan
korupsi.
Mungkin hal ini terdengar remeh atau sepele, tetapi
poin yang saya tekankan di sini adalah adanya
kewajiban, target dan tanggung jawab kepada para
koruptor itu. Tentunya merek sudah terbiasa hidup
enak, dilayani, dimanjakan dengan hal-hal material
lainnya. Jadi, mengapa tidak kita tunjukkan saja
kepada mereka apa yang sedang terjadi di luar sana?
Biarkan para koruptor ini merasakan juga rasa letih,
capai, bekerja dengan tangan mereka seperti halnya
orang-orang tidak mampu di luar sana. Targetkan
mereka untuk mencapai nominal tertentu, misalnya di
penjara mereka harus bekerja kasar untuk
menghasilkan suatu produk kemudian oleh lapas
produk itu dijual dan hasilnya sebagai deposit
penghasilan yang akan digunakan untuk merawat
orang-orang tidak mampu, maupun rumah-rumah
yatim piatu serta panti jompo. Kegiatan sosial ini
memang memerlukan beberapa sarana dan prasarana
yang lebih memadai daripada sekedar lapas yang ada
saat ini. Kapasitas yang overload telah memberikan
bukti betapa kita kurang mengindahkan pentingnya
menjunjung tinggi hukum. selanjutnya para koruptor
memiliki waktu rutin untuk mendatangi panti jompo
dan melakukan kegiatan sosial di sana. Ini juga
merupakan efek forecasting bagi mereka tentang apa
yang mungkin akan mereka alami di masa tua
mereka.
Sehubungan dengan sanksi terhadap koruptor ada
baiknya juga jika peraturan-peraturan mengenai
korupsi ini kita perluas lagi hingga menyeret anggota
keluarga, teman, kerabat, hingga kelompoknya.
Mereka harus mampu membuktikan bahwa harta
yang mereka miliki adalah memang murni milik
mereka dan bukan hasil dari korupsi yang dilakukan
si tersangka. Hal lain yang perlu dicermati adalah
maraknya pemberitaan tentang gratifikasi sex di
Indonesia. Tentunya hal ini merupakan topik yang
menarik mengingat cukup sulit untuk
mengungkapnya. Akan tetapi di Singapura, seperti
yang saya bahas di atas, telah diungkap adanya
gratifikasi sex. Sayangnya baik di Indonesia maupun
di Singapura (berdasarkan tindak lanjut kasus
tersebut) hukum belum menjangkau para wanita ini.
Mereka masih bebas melenggang di luaran sana.
Sanksi yang mereka masih berupa pengembalian
uang yang diduga sebagai hasil korupsi saja.
Tentunya kita masih segar dengan kasus para wanita
di sekeliling Ahmad Fatonah. Kalau menurut saya
pribadi, mungkin wanita-wanita yang menjadi
selingkuhan seorang koruptor mengetahui bahwa
uang yang diberikan kepada mereka adalah uang
hasil korupsi. Sementara itu jika menyangkut istri si
koruptor justru rasanya aneh apabila dia tidak
mengetahui pekerjaan suami padahal suami
membawa uang yang sangat banyak untuknya.
Ataukah mungkin wanita tersebut sengaja tidak mau
tahu? Sangat mungkin sekali. Oleh karena itu
menurut saya pasangan-pasangan koruptor harus
ditindak dan diinvestigasi dengan lebih tegas. Perlu
dibuatkan aturan mengenai hubungan antar pasangan
ini ke dalam penetapan sebagi tersangka karena
bukan tidak mungkin justru pasangannya lah yang
mendorongnya untuk melakukan korupsi. Selain itu
ini juga akan memancing pasangannya untuk
mengingatkan si calon koruptor agar tidak
melakukan korupsi karena risikonya akan
membebani mereka berdua, belum lagi keluarga.
Selain itu ada hal yang cukup menarik bagi saya
sehubungan dengan difilmkannya kegiatan para
koruptor ini, baik itu di penjara, di tempat mereka
memproduksi bahan jadi maupun ketika mereka
melakukan kegiatan sosial. Nantinya film tersebut
akan ditayangkan di berbagai media massa baik cetak
maupun elektronik. Dalam hal ini pemerintah juga
harus turun tangan untuk mengarahkan media massa.
Sekarang ini saya menilai kalau banyak media massa
yang tidak lagi memposisikan dirinya sebagai
pengemban amanah rakyat, tidak lagi memberikan
informasi yang berimbang kepada masyarakat, serta
tidak lagi mendidik masyarakat untuk menjadi cerdas
dan berdaya guna. Seringkali yang saya lihat
sekarang ini adalah terjadinya perang tanding antar
politikus yang tujuannya menggiring opini publik.
Tidaklah perlu kita pertanyakan lagi siapa-siapa saja
raksasa media massa yang sedang malang melintang
di percaturan politik bangsa ini. Selain itu masalah
diperparah dengan acara-acara yang ditayangkan di
televisi lebih banyak memutar sinetron maupun
acara-acara yang sifatnya kurang mendidik. Oleh
karena itu pemerintah sebaiknya mewajibkan seluruh
stasiun televisi menyediakan waktu khusus setiap
harinya untuk menayangkan kegiatan para koruptor
tadi. Selain untuk menimbulkan efek jera juga
sebagai bentuk akuntabilitas penanganan koruptor di
Indonesia. Hal ini juga akan mematahkan tudingan
negatif bahwa koruptor justru hidup enak di dalam
penjara dan tetap menjalankan ‘bisnis’nya di dalam
penjara. Semua itu karena prinsip asal ada uang,
semuanya bisa dilakukan. Permasalahan lainnya
seputar koruptor yang di penjara adalah maraknya
kasus koruptor sakit dan akhirnya ‘pindah penjara’ ke
rumah sakit mewah dengan berbagai fasilitas
nyaman.
Tentu apa yang saya sampaikan ini terdengar
‘impossible’ jika mengingat kondisi di Indonesia saat
ini. Bagaimana bisa menjaga koruptor tidak keluar
masuk penjara seenaknya jika personil pengawasnya
mengijinkan? Sekali lagi karena uang? Sekarang
marilah kita berandai-andai sejenak.
Seandainya hukum benar-benar ditegakkan
sehubungan dengan pemiskinan, tanggung jawab
pembangunan, denda dan kerja sosial tadi terwujud,
maka setidaknya berkurang sudah permasalahan
koruptor mampu membayar petugas lapas. Selain itu
salah satu hal yang mesti dilakukan juga oleh
pemerintah adalah memastikan taraf hidup pegawai
negeri baik itu sipil dan militer sudah mencapai level
‘mapan’. Konsep remunerasi sebenarnya sudah
cukup bagus tetapi sayangnya belum mencapai apa
yang sesungguhnya diinginkan oleh Ibu Sri Mulyani.
Konsep remunerasi adalah negara melakukan
pembelanjaan dengan harga standar 100, tetapi
apabila pejabatnya dapat melakukan negosiasi bersih,
penawaran harga dan sebagainya yang sebenarnya
boleh-boleh saja kita lakukan bila melakukan
transaksi di pasar (tetapi pada praktiknya seringkali
para birokrat itu ‘malas’ melakukan tindakan ‘hemat’
jika menyangkut hal-hal yang dibiayai oleh kantor)
dan mendapatkan harga 80, maka 5 akan diberikan
pemerintah kepada pejabat tersebut. Sehingga dalam
hal ini muncullah ‘win-win solution’  Sayangnya
sang menteri sudah lebih dulu pergi ke world bank
akibat situasi Indonesia yang diracuni tikus-tikus
politik.
Oke, kita kembali ke masalah kualitas para birokrat.
Dengan penghasilan yang memadai tentunya akan
mengurangi keinginan para pejabat tersebut untuk
menerima godaan korupsi. Akan tetapi permasalahan
mengenai oknum-oknum birokrat ini tidak bermula
dari masalah penghasilan saja. Apabila kita benar-
benar menginginkan negeri yang bersih, terbebas dari
korupsi maka kita tidak bisa hanya berhenti pada
suatu titik tetapi terus menyebar ke berbagai bagian
lainnya. Salah satunya adalah proses seleksi
penerimaan pegawai negeri. Pegawai negeri diterima
sebagai CPNS dengan dua jalur, pertama dari jalur
sekolah kedinasan seperti STAN, STIS, IPDN dan
sebaainya, dan yang kedua dari jalur umum. Secara
strategis tentunya kita menginginkan sumber daya
manusia yang masuk sebagai bagian dari
pemerintahan bangsa ini adalah mereka yang
memang memiliki kapabilitas, kompetensi, tekad,
kemauan serta integritas yang baik. Apalah jadinya
jika mereka yang diterima ternyata orang-orang yang
belum bertugas saja sudah melakukan tindakan KKN
agar dapat diterima menjadi seorang birokrat? Tentu
hal ini akan menjadi satu topik bahasan khusus lain
karena memberikan efek domino. Singkatnya, proses
penyeleksian calon birokrat ini harus disikapi dengan
lebih serius oleh pemerintah. Beberapa hal dapat
dilakukan misalnya dengan mengadakan perekrutan
pegawai negeri sipil maupun militer secara
transparan. Transparan di sini mengacu kepada
kegiatan pengadaan barang/jasa. Dimulai dari
penyebaran informasi adanya penerimaan calon
birokrat secara luas sehingga dapat menjaring
generasi-generasi yang berkualitas. Selanjutnya
tahapan seleksi diwajibkan untuk selalu dikawal oleh
lembaga-lembaga hukum yang dianggap bersih.
Dalam hal ini tugas KPK akan bertambah. Sejauh ini
saya mendengar penerimaan mahasiswa IPDN akan
dikawal proses seleksinya oleh KPK. Saya harap hal
ini akan menjamur di berbagai sekolah kedinasan
lainnya. Mungkin ada baiknya juga jika kegiatan
semacam ini dilakukan oleh pihak yang mampu
mengawasi dengan lebih efektif mengingat tugas
KPK sudah begitu banyak. Pemikiran saya tiba-tiba
terlintas kepada BPKP. Salah satu tugasnya adalah
mengawal pembangungan apalagi pegawai-pegawai
BPKP memiliki latar belakang sebagai auditor dan
terbiasa menguji berbagai pengendalian dari sistem
yang ada. Mengapa tidak dimaksimalkan
kemampuannya? Dengan maksimumnya
pengendalian intern dari suatu kegiatan maupun
instansi maka probalitas adanya fraud akan mengecil.
Dengan tidak adanya pengendalian yang intensif,
benar dan tepat maka dapat dipastikan kegiatan
apapun akan menemui berbagai hambatan.
Selain pembahasan di atas, saya juga memikirkan
tentang adanya ‘pemancingan informasi’ dari para
terpidana kasus korupsi. Dalam hal ini, apabila kita
menemui suatu kasus dan kita dapat mengungkap
beberapa tersangkanya maka kita akan mengajukan
opsi kepada mereka. Apabila salah satu dari mereka
dapat menyebutkan kronologis kasus korupsi yang
sedang terjadi dengan total, termasuk mengusung
nama-nama pelaku korupsi, nilainya, lokasi kejadian,
juru kuncinya, tujuannya, siapa dalangnya dan
seluruh informasi terkait hal tersebut maka yang
bersangkutan akan dikurangi hukumannya. Opsi
hukuman yang bsia dihilangkan misalnya kewajiban
untuk melakukan tanggung jawab karena terhentinya
pembangunan akibat ulahnya telah melakukan
korupsi. Sementara itu tersangka lainnya yang tidak
mau mengaku (terlambat mengaku) akan dibebankan
sanksi serta hukumannya sendiri ditambah dengan
sanksi yang dibebaskan dari rekan mereka yang mau
berkoordinasi dengan baik. Hal ini sedikit banyak
akan berguna dalam memecah belah persekongkolan
mereka dan memancing keluarnya rasa ‘mau menang
sendiri’ dan keegoisan dari masing-masing koruptor.
Satu yang perlu diingat adalah koruptor adalah
pribadi yang tamak, mementingkan diri sendiri dan
tidak peduli terhadap orang lain selama dirinya aman.
Inilah yang dapat kita manfaatkan dari koruptor
tersebut untuk mengorek informasi lebih dalam.
Hal lain yang dapat kita lakukan adalah
meningkatkan aturan kerjasama antara PPATK dan
KPK. PPATK memiliki data setiap transaksi di
Indonesia. Jadi apabila dari pihak PPATK sudah
melakukan investigas dan menganalisis adanya
transaksi-transaksi mencurigakan maka hendaknya
aturan untuk berkoordinasi dengan KOK
dipermudah. Selama ini apabila ditemui suatu kasus,
maka pihak dari KPKlah yang mendatangi PPATK
untuk mendapatkan informasi lebih jauh terkait hal
tersebut. Hal ini mungkin di satu sisi merupakan
kode etik PPATK untuk tetap menjaga kerahasiaan
keuangan semua pihak di Indonesia tetapi di satu sisi,
hal ini akan menghambat proses pengungkapan
kasus-kasus korupsi di Indonesia. Oelh karena itu
menurut saya sebaiknya diadakan kaji ulang
mengenai hal tersebut. Mungkin dibuatkan suatu
aturan baru mengenai pemberian informasi atas
transaksi-transaksi yang ditengarai sarat kegiatan
korupsi. Tentunya hal ini harus dibahas dan
dibuatkan aturan hukumnya yang jelas sehingga
meminimalisir penggunaan data di PPATK untuk
hal-hal yang tidak tepat, bahkan menguntungkan
kelompok tertentu.
Cara lain untuk mencegah serta pemberantas korupsi
terutamanya di lingkungan birokrat yaitu dengan
adanya peraturan dan kewajiban bagi pejabat
pemerintahan untuk membuat LHKPN (Laporan
Hasil Kekayaan Pejabat Negara) dalam periode
tertentu secara rutin. Selain itu perlu juga dibuatkan
syarat untuk melakukan pembuktian terbalik atas
harta-harta yang dimilikinya bagi pejabat struktural
yang notabene memegang dana taktis di kantornya.
Proses pembuktian terbalik ini bisa dilakukan ketika
seorang pejabat akan berhenti dari jabatannya atau
hendak menduduki jabatan baru. Hal ini akan
mengarahkan para pejabat tersebut untuk lebih
akuntabel, dan mampu mempertanggung jawabkan
harta yang dia miliki. Aturan ini juga dapat
meningkatkan rasa percaya bahwa seorang pejabat
tersebut memiliki akhlak yang baik dan tidak
melakukan korupsi atas wewenang yang dia miliki.
Selain hal-hal yang saya sebutkan di atas, ada
manfaatnya juga jika mulai sekarang pemerintah
mewajibkan suatu instansi, hingga tingkat satkernya,
untuk melaporkan pengelolaan keuangan mereka
secara serentak dan transparan. Selama ini memang
mereka diwajibkan tetapi pada prakteknya
masyarakat cukup kesulitan untuk mendapatkan
sebuah berkas yang judulnya laporan keuangan
satker xxx tahun anggaran xxxx. Hal ini sudah sering
terjadi dan bahkan untuk mengunduh di website
satker tersebut dengan jalur yang benar, tetap tidak
mendapatkan akses. Di sini pihak yang melakukan
pemeriksaan sebaiknya juga mengingatkan masing-
maisng satker tersebut untuk melakukan akuntabilitas
publik secara sungguh-sungguh dan efektif. Dengan
adanya pelaporan serta transparansi pengelolaan
keuangan di setiap satuan kerj,a diharapkan semangat
untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih akan
terwujud.
Hal lain yang menurut saya justru sangat krusial
dalam pelaksanaan usaha membersihkan bangsa ini
dari korupsi adalah dengan mengajarkan sikap anti
korupsi sejak dini. Pelaksanaannya dapat dipadukan
dengan pendidikan kewarganegaraan dan moral.
Meningkatkan akhlak, iman dan takwa seorang anak
jika dilakukan sedari kecil akan memberikan dampak
yang lebih luas dan permanen. Salah satu hal yang
dapat dilakukan adalah memberikan pemahaman
tentang pentingnya bersikap jujur, bangga kepada
negeri sendiri, bangga untuk tidak berbohong kepada
orang lain. Hal-hal yang menyangkut moral,
belakangan ini terasa begitu menghilang. Saat ini
saya melihat generasi muda tidak lagi memiliki
kebanggaan berbangsa Indonesia. Mungkin tidak
seluruhnya, mungkin hanya sebagian, tetapi saya
tetap melihatnya sebagai suatu ancaman. Bagaimana
kita mau menanamkan budaya jujur dan memerangi
korupsi demi menciptakan negeri yang bersih dari
korupsi jika mereka sendiri tidak bangga dengan
Indonesia? Acara-acara untuk anak-anak di televisi
belakangan ini jarang sekali menayangkan
pentingnya menghargai orang lain, membantu orang
tua, hormat kepada yang lebih tua, menghormati
perbedaan keyakinan, mencintai budaya Indonesia
yang begitu beragam. Rasa yang kental justru sifat
dan sikap kedaerahan dan SARA. Bagaimana kita
bisa bersatu melawan korupsi apabila rasa
kebersamaan tidak ada? Oleh karena itu kita
sebaiknya melakukan perubahan. Pemerintah dapat
turun tangan lagi untuk mengarahkan seluruh media
massa mengikuti format wajib mengenai acara yang
ditayangkan seperti acara-acar yang menambah
semangat nasionalisme, cinta tanah air, ragam
budaya dan sebagainya. Hal ini diharapkan mampu
meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat
terutamanya generasi muda. Selain itu sistem
pendidikan di Indonesia sebaiknya perlu diperbaiki.
Konsep belajar ke sekolah untuk mendapatkan nilai
bagus apapun caranya, sudah sebaiknya kita
tinggalkan. Jangan membebani anak untuk harus bisa
membaca sebelum masuk sekolah dasar. Ini akan
berimbas pada diperkosanya saat-saat bermain anak
untuk dipaksa belajar membaca dan berhitung di usia
yang terlalu dini. Masa sekolah di taman kanak-
kanak seharusnya memberikan kebebasan seorang
anak untuk mengekspresikan dirinya. Membiarkan
seorang anak menikmati masa kanak-kanaknya
dengan tertawa dan riang akan memberikan efek
yang baik untuk perkembangan mental si anak di
kemudian hari. Pola pendidikan seperti ini sudah
pernah kita bahas saat Finlandia menjaid topik
bahasan kita di kelas. Pendidikan sebaiknya tidak
melulu hanya sebatas angka di atas kertas tetapi lebih
dari itu. Pendidikan seharusnya menumbuhkan
kreativitas, mengajarkan bagaimana caranya
berteman yang baik, bangga sebagai anak Indonesia
sehingga bersemangat untuk menjadi generasi muda
bangsa Indonesia yang baik. Otomatis hal ini akan
membawa mereka kepada rasa marah kepada korupsi
yang dapat mengganggu keindahan bangsa
Indonesia. Pola kelulusan juga sebaiknya diubah.
Sekarang ini seringkali siswa-siswi dipatok nilainya
tanpa memperhatikan kesiapan mereka menerima
pelajaran. Guru berubah fungsi dari mendidik hanya
menjadi pengajar. Cara mencari sekolah ataupun
universitas pun hanya terbatas masalah angka dan
nilai. Saya berandai-andai bahwa suatu saat nanti
lembaga pendidikan di Indonesia dalam menerima
murid maupun mahasiswa, tidak hanya melihat nilai
rapot tetapi juga diimbangi dengan kemampuan
kreativitas si anak. Dengan memberikan penghargaan
atas setiap kelebihan positif yang dimiliki si anka
maka anak itu pun akan merasa terpacu untuk belajar,
meningkatkan kemampuan, dan bukannya ketakutan
nilainya akan buruk sehingga memaksanya untuk
mulai belajar mencontek dan bekerja sama. Inilah
awal mula timbulnya korupsi : melakukan perbuatan
curang / tidak jujur.
Hal lain yang masuk ke dalam pikiran saya adalah,
bahwa korupsi yang dilatar belakangi faktor
kebutuhan seyogyanya dapat kita hindari bersama.
Korupsi karena kebutuhan disebabkan oleh
kurangnya sumber daya si calon koruptor. Bila kita
mengambil sampel pegawai negeri yang kehidupan
ekonominya dapat dikatakan biasa-biasa saja, tidak
kurang dan tidak lebih, lalu mengapa justru banyak
dari mereka yang melakukan tindakan korupsi?
Jawabannya adalah karena mereka tidak dapat
mengelola sumber daya mereka dengan baik.
Pernahkah kita mendengar adanya himbauan secara
lebih serius kepada pegawai negeri untuk menabung?
Menyisihkan minimal sepuluh persen dari
pendapatannya untuk ditabung? Mungkin hal ini
terdengar klise tetapi bagi saya menabung adalah
langkah awal untuk tidak bergantung dengan orang
lain selain tentunya dengan bekerja. Dengan
menabung kita dapat memenuhi kebutuhan kita
sendiri dan sekaligus menata keluar masuknya arus
keuangan kita, menghindari perilaku boros dan
konsumtif. Menurut saya kemungkinan besar
diambilnya peluang untuk korupsi oleh para birokrat
ini dikarenakan gaya hidup mereka yang tidak sesuai
dengan kemampuan finansial mereka. Tentunya hal
ini memang tidak menyentuh sebatas penghasilan
saja. Kita juga harus mengakui bahwa tayangan di
televisi, lifestyle, gadget yang berlebihan serta sikap-
sikap konsumtif lainnya memang kerap menggoda
iman. Menurut saya dalam hal ini, pemerintah juga
sebaiknya berperan untuk memasukkan unsur-unsur
edukatif ke dalam acara-acara yang disiarkan kepada
masyarakat.
3 KESIMPULAN
Pemerintahan yang bersih, jujur dan bebas
korupsi merupakan impian seluruh masyarakat di
dunia ini. Untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional maka mau tidak mau korupsi harus
diberantas, baik dengan cara preventif maupun
represif. Penanganan kasus korupsi harus mampu
memberikan efek jera agar tidak terulang kembali.
Selain itu kita wajib memiliki budaya malu yang
tinggi agar segala tindakan yang merugikan negara
seperti korupsi dapat diminimalisir.
Negara kita adalah negara hukum. Semua
warga negara Indonesia memiliki derajat dan
perlakuan yang sama di mata hukum. Maka dalam
penindakan hukum bagi pelaku korupsi haruslah
tidak boleh pilih kasih, baik bagi pejabat ataupun
masyarakat kecil. Diperlukan sikap jeli pemerintah
dan masyarakat sebagai aktor inti penggerak
demokrasi di Indonesia, terutama dalam memilih
para pejabat yang akan menjadi wakil rakyat. Tidak
hanya itu, semua elemen masyarakat juga berhak
mengawasi dan melaporkan kepada institusi terkait
jika terindikasi adanya tindak pidana korupsi.
Daftar Referensi :
[1] Pengertian Korupsi,
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
[2] Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia.
http://wiwitna.blogspot.com/2013/03/upaya-
pemberantasan-korupsi-di-indonesia.html
[3] Pengertian Korupsi Berdasarkan Undang-
Undang,
http://www.iba.web.id/2013/04/pengertian-
korupsi-berdasarkan-undang.html
[4] Pejabat Singapura terjerat Skandal Korupsi
http://realtime.wsj.com/indonesia/2012/06/07
/pejabat-singapura-terjerat-skandal-korupsi/
[5] Memahami Strategi Pemberantasan Korupsi di
Indonesia,
http://www.academia.edu/1590154/Memahami_St
rategi_Pemberantasan_Korupsi_di_Indonesi
a_Understanding_the_Strategy_for_Eradicat
ing_Corruption_in_the_Case_of_Indonesia_
[6] Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi
di Indonesia
http://www.ylbhi.or.id/2007/03/penegakan-
hukum-dan-pemberantasan-korupsi-di-
indonesia/
[7] 6 Strategi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi,
http://acch.kpk.go.id/6-strategi-pencegahan-dan-
pemberantasan-korupsi
[8] KPK Berkomitmen Tinggalkan cara
Konvensional Berantas Korupsi
http://id.berita.yahoo.com/kpk-berkomitmen-
tinggalkan-cara-konvensional-berantas-
korupsi-072146090.html
[9] Penanganan korupsi di Indonesia rancu
http://www.aktual.co/hukum/234322pengamat-
penanganan-korupsi-di-indonesia-rancu
[10] Cara Penanggulangan Korupsi,
http://sugengsetyawan.blogspot.com/2008/10/cara-
penanggulangan-korupsi-di.html
[11] Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara
penanganannya,
http://sepengatahuanku.blogspot.com/2012/11/arti
kel-tentang-korupsi-di-indonesia-dan-cara-
penanggulangannya.html
[12] Abraham Samad Jelaskan Empat Faktor
Korupsi Skala Besar
http://rakyatsulsel.com/abraham-samad-
jelaskan-empat-faktor-korupsi-skala-
besar.html

More Related Content

What's hot

Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaEry Arifullah
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIAUPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIAMarlinda
 
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)Robby Firmansyah
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiDini Islamiana
 
Makalah korupsi di kalangan masyarakat
Makalah korupsi di kalangan masyarakatMakalah korupsi di kalangan masyarakat
Makalah korupsi di kalangan masyarakatmaretboy89
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi Marlinda
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRZaitun Hakimiah NS
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...Antoni Butarbutar
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia windari27
 
Tugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiTugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiYuni Sist
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2rickygunawan84
 
Hubungan Korupsi dengan Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan Korupsi dengan Pertumbuhan EkonomiHubungan Korupsi dengan Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan Korupsi dengan Pertumbuhan EkonomiRia Monika Madjing
 
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannyaArtikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannyaArini Dyah
 

What's hot (20)

Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIAUPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
 
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSILANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
 
Makalah korupsi di kalangan masyarakat
Makalah korupsi di kalangan masyarakatMakalah korupsi di kalangan masyarakat
Makalah korupsi di kalangan masyarakat
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
 
Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA
 
Makalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiiiMakalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiii
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Tugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiTugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsi
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2
 
Hubungan Korupsi dengan Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan Korupsi dengan Pertumbuhan EkonomiHubungan Korupsi dengan Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan Korupsi dengan Pertumbuhan Ekonomi
 
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannyaArtikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
 
Artikel korupsi
Artikel korupsiArtikel korupsi
Artikel korupsi
 

Similar to Design anti korupsi

Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...8gbagusindraslub
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsierza m
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasnetieli
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...Rachmad Hidayat
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...Rudy Harland
 
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)vien hadiriyani
 
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)vien hadiriyani
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...Riyoko Yudhi Wibowo
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...Melania Bastian
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxwallzui321
 
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...yusuf Arrasyid
 
12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41fahmialzie
 
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiPendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiErhaSyam
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMuhammad Iqbal
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017warinah warinah
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Universitas Pakuan
 
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017Basori Basori
 

Similar to Design anti korupsi (20)

Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsi
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uas
 
Penyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptxPenyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptx
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
 
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptx
 
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
 
12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41
 
Bab i,234
Bab i,234Bab i,234
Bab i,234
 
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiPendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
 
Ppkn artikel ii
Ppkn artikel iiPpkn artikel ii
Ppkn artikel ii
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
 
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Design anti korupsi

  • 1. DESIGN MENCEGAH DAN MEMBERANTAS KORUPSI DI INDONESIA Made Rahayu Indrayani Kelas 8A No. 18 Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus BPKP Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan email : ayusweety88@gmail.com Abstrak – Dewasa ini korupsi sudah menjadi isu yang sangat polouler. Setiap negara mengalami permasalahan yang serupa: bagaimana mencegah dan memberantas korupsi untuk mencapai tujuan pemerintahan yang ditargetkan. Kata Kunci : Korupsi, Pemberantasan, Korupsi, Pengertian, Kasus, Dampak, Ciri-Ciri, Negara 1. PENDAHULUAN Masalah korupsi tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terutama media massa lokal dan nasional. Maraknya korupsi di Indonesia seakan sulit untuk diberantas dan telah menjadi budaya. Pada dasarnya, korupsi adalah suatu pelanggaran hukum yang kini telah menjadi suatu kebiasaan. Berdasarkan data Transparency International Indonesia, kasus korupsi di Indonesia belum teratasi dengan baik. Indonesia menempati peringkat ke-100 dari 183 negara pada tahun 2011 dalam Indeks Persepsi Korupsi. Di era demokrasi, korupsi akan mempersulit pencapaian good governance dan pembangunan ekonomi. 2. LANDASAN TEORI Tulisan ini menggunakan metode kepustakaan dan pengambilan informasi melalui berbagai sumber di internet. 2.1 Pengertian Korupsi Pengertian Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dan berasal dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) menurut wikipedia.com. belakangan ini korupsi sering diidentikkan dengan tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dari segi hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar terdiri dari beberapa unsur-unsur, di antaranya adalah tergolong perbuatan melawan hukum, disertai penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, serta merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Korupsi merusak moral, melemahkan sendi-sendi perekonomian dan meracuni perpolitikan bangsa. Selain itu pengertian Korupsi menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 pasal dua yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 menyatakan bahwa setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sementara itu di pasal 3 pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dinyatakan bahwa setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Selain pengertian di atas, terdapat pula istilah- istilah yang lebih merujuk kepada modus operandi tindakan korupsi. Istilah penyogokan (graft), merujuk kepada pemberian hadiah atau upeti untuk maksud mempengaruhi keputusan orang lain. Pemerasan (extortion), yang diartikan sebagai permintaan setengah memaksa atas hadiah-hadiah tersebut dalam pelaksanaan tugas-tugas Negara. Kecuali itu, ada istilah penggelapan (fraud), untuk menunjuk kepada tindakan pejabat yang menggunakan dana publik yang mereka urus untuk kepentingan diri sendiri sehingga harga yang harus dibayar oleh masyarakat menjadi lebih mahal. Dengan demikian, korupsi merupakan tindakan yang merugikan Negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan ditinjau dari berbagai aspek normatif, korupsi merupakan suatu penyimpangan atau pelanggaran. Di mana norma soisal, norma hukum maupun norma etika pada umumnya secara tegas menganggap korupsi sebagai tindakan yang buruk. 2.2 Ciri-Ciri Korupsi Ada beberapa ciri khas dari kegiatan korupsi yang dapat kita lihat sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Apabila kita menemukan beberapa kasus seperti di bawah ini maka itu berarti kita sedang berhadapan dengan suatu tindak korupsi : • suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan • penipuan terhadap badan pemerintah • dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus
  • 2. • dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu • melibatkan lebih dari satu orang atau pihak • adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang lain • terpusatnya kegiatan (korupsi) pada mereka yang menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya • adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk pengesahan hukum • menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang melakukan korupsi • memberikan maupun menerima hadiah atau janji sehubungan dengan kewenangan yang dimiliki pejabat (penyuapan) • penggelapan dan pemerasan dalam jabatan • melakukan kecurangan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan oleh penyelenggara pemerintahanmenerima gratifikasi sehubungan dengan jabatan dan kewenangannya • menerima gratifikasi sehubungan dengan jabatan dan kewenangannya. Tentunya beberapa ciri-ciri di atas masih dapat kita tambahkan lagi mengingat sekarang ini kasus korupsi sudah semakin melebar dan tidak hanya menyentuh kaum birokrat tetapi juga sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia. Seperti yang telah disebutkan tadi maka kita dapat menyimpulkan bahwa korupsi merangkum semua ukuran, mulai dari skala kecil hingga skala besar. Skala kecil masih sering dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan datang telat, mangkir dari tanggung jawab RT/RW, mencontek saat ujian, tidak memaksimalkan potensi diri dan sebagainya. Sementara korupsi dalam skala besar tentunya sudah sering pula kita lihat di media massa baik cetak maupun elektronik. Kasus-kasus yang menimpa para pejabat pemerintahan mulai dari yang berpangkat rendah hingga pejabat tinggi negara yang seharusnya menjadi contoh masyarakat. Kasus-kasus korupsi pun dikemas dengan berbagai tampilan, mulai dari permainan cantik yang dibungkus pengadaan kontrak sarana prasarana pembangunan hingga yang tampilannya sudah jelek dan mudah ditebak. Sekarang ini ada empat faktor yang dimaksud korupsi skala besar antara lain, pelakunya adalah penentu kebijakan, aparat penegak hukum, berdampak luas terhadap kepentingan nasional, dan kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir. Tentunya kita tahu bahwa korupsi tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga hampir di seluruh belahan dunia. Hanya saja kadar kekentalannya yang berbeda-beda. Salah satu hal yang menyebabkan korupsi mudah berkembang subur di Indonesia sudah tertuang di atas, yaitu adanya kebiasaan memberikan upeti, rasa sungkan, sikap cuek yang penting diri sendiri aman, kurangnya nasionalisme dan kepekaan sosial hingga peran serta agama. Berikut akan dipaparkan beberapa kasus korupsi di berbagai negara belahan dunia. 2.3 Contoh Kasus Korupsi di Berbagai Negara 2.3.1 Singapura Setahun yang lalu diketahui bahwa seorang mantan petinggi pemerintahan Singapura dituduh menerima suap berupa layanan seksual dari beberapa wanita yang mencoba mempengaruhi tender kontrak pemerintah. Peter Lim, mantan kepala Singapore Civil Defence Force (SCDF). Lim dituduh “mendapatkan imbalan seksual secara tidak sah dari dua orang perempuan klien SCDF dan seorang perempuan calon klien SCDF sebanyak 10 kali” dalam waktu setahun lebih. Ketiga perempuan itu “mencoba memuluskan kepentingan bisnis perusahaan mereka” di SCDF. Mereka sejauh ini belum menerima tuntutan hukum. sementara itu Lim bisa didenda maksimal S$100.000 dan dipenjara maksimal lima tahun jika divonis bersalah. 2.3.2 Korea Selatan Salah satu kasus korupsi yang saat ini tengah mengguncang Korea Selatan adalah dari sektor perbankan. Beberapa contoh di antaranya adalah skandal korupsi di Financial Supervisory Service (FSS), konon melibatkan sekitar 30 pejabat FSS, termasuk pejabat yang sangat senior. Mereka dituduh menerima suap sebagai ‘imbalan’ terhadap longgarnya pengawasan atas beberapa bank yang dianggap bermasalah. Ada pula praktik sebagai ‘calo’ penyaluran kredit. Sebagian pegawai FSS bahkan banyak yang tergiur menjadi auditor bank, dengan memanfaatkan koneksi teman-temannya di FSS untuk mempengaruhi hasil audit dibanknya agar terlihat tetap ‘kinclong’. Sekedar gambaran, inilah salah satu pejabat teras FSS, dikabarkan menerima suap sebesar 120 juta Won dari salah satu bank yang bermasalah, yaitu Busan Saving Bank. Pejabat FSS lainnya, konon meminta imbalan berupa mobil mewah, Hyundai Grandeur senilai 40 juta won untuk tidak mengungkap praktik perbankan yang tidak sehat di Bohae Savings Bank. Bahkan, pejabat ini, yang istrinya bekerja sebagai di perusahaan asuransi, ikut ‘meminta’ sekitar 56 karyawan bank tersebut untuk membeli produk asuransi tempat istrinya bekerja. Kemudian, mantan direktur jenderal FSS dikabarkan meminta suap sekitar 200 juta Won dari Bohae Savings Bank ini. Busan dan Bohae Savings Bank ini termasuk dalam 8 bank bermasalah yang dibekukan otoritas akibat modal banknya yang cekak. Meski demikian, ada pula pihak yang menyatakan bahwa lemahnya pengawasan FSS terhadap beberapa bank bermasalah, konon juga merupakan ‘arahan’ staf kantor presiden terkait dengan penyelanggaraan pertemuan G-20 di Seoul November tahun lalu. Bila ini benar, bisa jadi para pejabat FSS memanfaatkan situasi ini dengan ‘menekan’ bank. 2.3.3 RRC Cheng Tong Hai, mantan pemimpin Sinopec, baru- baru ini terbukti menerima suap 195,73 juta yuan atau 28,64 juta dolar Amerika sejak 1999-2007. Kasus Cheng Tong Hai, hanya sebagian kecil dari rentetan daftar panjang para pejabat dan mantan
  • 3. pejabat yang dihukum berat karena korupsi. Beberapa kasus lainnya adalah: Wakil Walikota Hangzhou, Xu Maiyong dianggap Mahkamah Agung China terbukti menerima suap jutaan dollar. Vonis mati atas dirinya jatuh pada 2011 lalu. Vonis mati ini sebagai bukti bahwa pemerintah China berlaku keras atas korupsi. Xu dieksekusi pada Juli 2011. Xu yang berusia 52 tahun disebutkan, kerap melakukan intervensi dan bermain dalam proyek-proyek di wilayahnya. Bukan apa-apa, Hangzhou merupakan kawasan di China Timur yang tengah berkembang. Jadi banyak proyek pemerintah dibangun di kota itu. Selain bermain dalam proyek, dia juga ikut membantu pengurangan pajak. Dia terbukti menerima suap sinilai US$ 22,4 juta. Pejabat Kota Suzhou, Jiang Renjie mantan wakil Wali Kota Suzhou. Pada Juli 2011, peluru eksekutor menembus tubuhnya. Dia ditembak mati karena korupsi. Selaku pejabat negara dia dianggap lalai dan melakukan perbuatan korupsi dengan menerima suap hingga pukuhan juta dollar. Pengadilan menilai Jiang terbukti menerima suap dari perusahaan pengembang perumahan. Usianya sudah 62 tahun. Selain penyuapan dia juga dinilai terbukti melakukan penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan. Pejabat Bank, Xiao Hongbo dihukum mati pada 2001. Pria berusia 37 tahun yang bekerja sebagai manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank BUMN. Dia dihukum mati Pengadilan Sichuan pada 2001. Dia dinilai telah merugikan bank itu senilai Rp 3,9 miliar. Xiao menggunakan uang korupsi itu untuk membiayai 8 pacarnya. Dia juga menggunakan uang itu untuk bergaya hidup mewah. Dia dihukum mati pada 2001. Saat itu, 8 pacarnya menangisi kepergian bankir yang royal tersebut 2.3.4 Jepang Kejaksanaan Metropolitan Tokyo pun saat ini sedang menahan Gubernur Tokushima yang didakwa mendapatkan suap dari seorang konglomerat Jepang dan dalam kasus lain juga menahan walikota Shimozuma, Ibaraki. Selain itu ada kasus dari anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan listrik, padahal acara dilakukan di gedung parlemen Seorang anggota parlemen dari Minshuto/DPJ Akira Nagatsuma yang mencurigai praktik tidak fair dalam penggunaan taksi oleh staf departemen keuangan. Diprediksi ada 500 orang pegawai pemerintah yang menerima uang terima kasih dan hadiah dari sopir taksi langganannya. Pegawai itu umumnya bekerja sampai larut malam dan pulang dengan menggunakan taksi yang dibayar dengan kupon yang dananya ditanggung negara. Mereka dipandang menyalahgunakan wewenang karena memperoleh sekadar uang terima. Mereka juga menerima pemberian minuman seperti bir ketika dalam perjalanan pulang. Beberapa contoh di atas mungkin terlihat ‘biasa’ terjadi di Indonesia tetapi di Jepang kasus-kasus tersebut digolongkan sebagai pidana. Hal ini dikarenakan di Jepang istilah korupsi disejajarkan dengan tindak pidana umum seperti penyuapan, penggelapan uang negara dan penipuan. 2.3.5 Finlandia Perdana Menteri (PM) perempuan pertama Finlandia, Anneli Jaatteenmaki harus mundur dari jabatannya bulan Juni 2003 setelah dituduh berbohong kepada parlemen dan rakyat menyangkut kebocoran informasi politik yang peka selama kampanye. Kebohongan itu menyangkut kebocoran informasi politik ketika dia berkampaye. Jaatteenmaki dituduh telah meminta informasi soal pembicaraan antara saingan politiknya, mantan PM Paavo Liponnen dan Presiden Amerika Serikat ketika itu, George Bush, mengenai isu-isu Irak dan lainnya. Berbekal informasi itulah Jaatteenmaki akhirnya memenangi kursi PM. Namun dalam perjalanannya, Jaatteenmaki mengaku informasi soal pembicaraan isu Irak itu masuk begitu saja ke faksimilenya. Belakangan diketahui, Jaatteenmaki sengaja meminta informasi tadi dari pihak Kementerian Luar Negeri. Jadi, dia telah berbohong kepada parlemen dan semua masyarakat. Jaatteenmaki, pemimpin Partai Tengah, praktis hanya menduduki jabatannya selama 69 hari. 2.3.6 USA Kasus yang baru-baru ini menerpa menerpa anggota dewan AS yaitu Duke Cunningham tahun 2006 yang menyuap anggota kongres di Departemen Pertahanan AS dalam unsur politis terhadap kontrak federal sejumlah 2,3 juta dollar AS. Perjanjian ini juga menyeret Mitchell Wade dan Brent R. Wilkes sebagai pemilik MZM dan ADCS Inc. Lain lagi kasus Koreagate di tahun 1978 yang menyeret politikus Korea Selatan yang mempengaruhi 10 anggota kongres demokrat. Tujuannya adalah membalikkan keputusan Presiden Richard Nixon untuk menarik pasukannya dari Korea Selatan. KCIA pun dilibatkan mengenai rumor penyuapan dari Tongsun Park seorang pebisnis asal Korea untuk mendapatkan keuntungan dan pengaruh atas keputusan Korea. Selain kasus-kasus tadi terdapat fakta-fakta korupsi di pasar keuangan dan bisnis AS, yang membuat berita korupsi sebagai sesuatu yang normal salah satunya adalah pemalsuan dokumen. Hal ini mungkin tidak bersentuhan secara langsung dengan praktik korupsi tetapi besar kemungkinan, pemalsuan dokumen akan membantu pelaksanaan bisnis supaya lebih menguntungkan. Hal ini nantinya yang akan berimbas pada money laundering. Sudah bukan berita baru bahwa koruptor menyembunyikan harta mereka di banyak negara kaya seperti Dari Dubai, London, Paris, bahkan hingga Amerika Serikat (AS). Salah satu cara menyembunyikan aset haram dari jangkauan aparat berwajib, yaitu melalui perusahaan yang tak jelas aset dan operasinya (shell corporation). 3. PEMBAHASAN 3.3.1 Kasus Korupsi di Indonesia Masalah korupsi tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terutama media massa lokal dan nasional. Maraknya korupsi di Indonesia seakan sulit untuk diberantas dan telah menjadi budaya. Pada dasarnya, korupsi adalah suatu pelanggaran hukum yang kini telah menjadi suatu kebiasaan. Berdasarkan data Transparency International
  • 4. Indonesia, kasus korupsi di Indonesia belum teratasi dengan baik. Indonesia menempati peringkat ke-100 dari 183 negara pada tahun 2011 dalam Indeks Persepsi Korupsi. Di era demokrasi, korupsi akan mempersulit pencapaian good governance dan pembangunan ekonomi. Terlebih lagi akhir-akhir ini terjadi perebutan kewenangan antara KPK dan Polri. Sebagai institusi yang sama-sama menangani korupsi, seharusnya KPK dan Polri bisa bekerja sama dalam memberantas korupsi. Tumpang tindih kewenangan seharusnya tidak terjadi jika dapat dikoordinasikan secara baik. Penyebab terjadinya korupsipun bermacam-macam, antara lain masalah ekonomi, yaitu rendahnya penghasilan yang diperoleh jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup dan gaya hidup yang konsumtif, budaya memberi tips (uang pelicin), budaya malu yang rendah, sanksi hukum lemah yang tidak mampu menimbulkan efek jera, penerapan hukum yang tidak konsisten dari institusi penegak hukum, dan kurangnya pengawasan hukum. Dalam upaya pemberantasan korupsi, diperlukan kerja sama semua pihak maupun semua elemen masyarakat, tidak hanya institusi terkait saja. Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak negara yang telah merasakan dampak dari tindakan korupsi. Salah satu contoh kasus korupsi yang mungkin tidak akan dengan mudah kita lupakan, mengingat pelaku koruptor ini adalah rekan almamater, kasus dari Gayus Tambunan. Diperkirakan gayus telah mencuri sebesar dua puluh delapan milyar, meskipun mungkin saja sebenarnya nilai yang dia curangi jauh di atas angkat dua puluh depalan milyar. Ketidakpercayaan ini berdasarkan banyaknya wajib pajak raksasa yang ditanganinya yakni 149 wajib pajak antara lain Chevron, Kaltim Prima Coal atau Kapuas Prima Coal (Metro tv membuat Kapuas Prima Coal), Bumi Resourches dan lain-lain. Dari 149 mega perusahaan ini, 60 ditangani Gayus langsung. Semua perusahaan itu ingin mendapatkan keringanan pajak atau tidak bisa menerima besaran jumlah tagihan dari instansi pajak dan Gayus dan kawan-kawan memanfaatkan peluang tersebut. Majalah Tempo mengungkapkan bahwa kasus Gayus mencakup uang sebesar Rp1,7 triliun, saat ini dia masih menyimpan uang tersebut di beberapa deposit box dan menurut Tempo dia berulang kali membujuk penyidik akan memberikan deposit box tersebut, kecuali satu untuk dia dan keluarga, asal dibebaskan atau hukumannya diringankan. Berita ini membuktikan bahwa korupsi di instansi perpajakan adalah mega korupsi yang harus mendapat perhatian dan pengawalan super serius dari pers dan masyarakat. Disinyalir potensi uang negara yang hanyut ke kantong-kantong petugas pajak dan gangnya mencapai Rp300 triliun. Soeharto. Bekas presiden Soeharto diduga melakukan tindak korupsi di tujuh yayasan (Dakab, Amal Bakti Muslim Pancasila, Supersemar, Dana Sejahtera Mandiri, Gotong Royong, dan Trikora) Rp 1,4 triliun. Ketika diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, ia tidak hadir dengan alasan sakit. Kemudian majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengembalikan berkas tersebut ke kejaksaan. Kejaksaan menyatakan Soeharto dapat kembali dibawa ke pengadilan jika ia sudah sembuh? Walaupun pernyataan kejaksaan ini diragukan banyak kalangan. Pertamina. Dugaan korupsi dalam Tecnical Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan PT Ustaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 yang meliputi 4 kontrak pengeboran sumur minyak di Pendoko, Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu. Jumlah kerugian negara, adalah US $ 24.8 juta. Para tersangkanya 2 Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Orde Baru, Ginandjar Kartasasmita dan Ida Bagus Sudjana, Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda’oe, serta Direktur PT UPG Partono H Upoyo. Kasus Proyek Kilang Minyak Export Oriented (Exxor) I di Balongan, Jawa Barat dengan tersangka seorang pengusaha Erry Putra Oudang. Pembangunan kilang minyak ini menghabiskan biaya sebesar US $ 1.4 M. Kerugian negara disebabkan proyek ini tahun 1995-1996 sebesar 82.6 M, 1996- 1997 sebesar 476 M, 1997-1998 sebesar 1.3 Triliun. Kasus kilang Balongan merupakan benchmark-nya praktek KKN di Pertamina. Negara dirugikan hingga US$ 700 dalam kasus mark-up atau penggelembungan nilai dalam pembangunan kilang minyak bernama Exor I tersebut. Kasus Proyek Pipaisasi Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jawa (Pipianisasi Jawa), melibatkan Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda’oe, Bos Bimantara Rosano Barack, dan Siti Hardiyanti Rukmana. Kerugian negara hingga US$ 31,4 juta. Bapindo. Tahun 1993, pembobolan yang terjadi di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dilakukan oleh Eddy Tanzil yang hingga saat ini tidak ketahuan dimana rimbanya, Negara dirugikan sebesar 1.3 Triliun. Kasus HPH dan Dana Reboisasi Hasil audit Ernst & Young pada 31 Juli 2000 tentang penggunaan dana reboisasi mengungkapkan ada 51 kasus korupsi dengan kerugian negara Rp 15,025 triliun (versi Masyarakat Transparansi Indonesia). Yang terlibat dalam kasus tersebut, antara lain, Bob Hasan, Prajogo Pangestu, sejumlah pejabat Departemen Kehutanan, dan Tommy Soeharto. Bob Hasan telah divonis enam tahun penjara. Bob dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi proyek pemetaan hutan senilai Rp 2,4 triliun. Direktur Utama PT Mapindo Pratama itu juga diharuskan membayar ganti rugi US$ 243 juta kepada negara dan denda Rp 15 juta. Kini Bob dikerangkeng di LP Nusakambangan, Jawa Tengah. Prajogo Pangestu diseret sebagai tersangka kasus korupsi dana reboisasi proyek hutan tanaman industri (HTI) PT Musi Hutan Persada, yang diduga merugikan negara Rp 331 miliar. Dalam pemeriksaan, Prajogo, yang dikenal dekat dengan bekas presiden Soeharto, membantah keras tuduhan korupsi. Sampai sekarang nasib kasus taipan kakap ini tak jelas kelanjutannya. Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus BLBI pertama kali mencuat ketika Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan hasil auditnya
  • 5. pada Agustus 2000. Laporan itu menyebut adanya penyimpangan penyaluran dana BLBI Rp 138,4 triliun dari total dana senilai Rp 144,5 triliun. Di samping itu, disebutkan adanya penyelewengan penggunaan dana BLBI yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun. Bekas Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono dianggap bertanggung jawab dalam pengucuran BLBI. Sebelumnya, mantan pejabat BI lainnya yang terlibat pengucuran BLBI?Hendrobudiyanto, Paul Sutopo, dan Heru Soepraptomo?telah dijatuhi hukuman masing-masing tiga, dua setengah, dan tiga tahun penjara, yang dianggap terlalu ringan oleh para pengamat. Ketiganya kini sedang naik banding. Bersama tiga petinggi BI itu, pemilik-komisaris dari 48 bank yang terlibat BLBI, hanya beberapa yang telah diproses secara hukum. Antara lain: Hendrawan Haryono (Bank Aspac), David Nusa Widjaja (Bank Servitia), Hendra Rahardja (Bank Harapan Santosa), Sjamsul Nursalim (BDNI), dan Samadikun Hartono (Bank Modern). Abdullah Puteh. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam yang kini non aktif ini menjadi tersangka korupsi APBD dalam pembelian helikopter dan genset listrik, dengan dugaan kerugian Rp 30 miliar. Tentunya kasus-kasus korupsi di Indonesia sudah terlalu banyak sampai-sampai sulit untuk didokumentasikan. Sebut saja kasus hambalang, kasus suap impor daging sapi hingga menyeret- nyeret istilah gratifikasi seks. Belum lagi kasus SKK migas, wisma atlet serta ratusan bahkan mungkin ribuan kasus-kasus korupsi yang besar hingga yang kecil di seluruh jagat nusantara ini. Seperti yang sudah saya sampaikan tadi, korupsi membawa dampak yang sangat buruk dan merugikan berbagai pihak. Gara-gara ulah petugas bejat ini, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan jalan raya berkualitas baik, sekolah-sekolah, bea siswa, perguruan tinggi, rumah sakit, obat-obatan, pasar, pembangkit listrik, taman hiburan dan fasilitas publik lainnya. Jika ternyata kasus maling ayam, maling jemuran, maling tape mobil, maling kaca spion, maling motor dan sejenisnya saja dijatuhi hukuman yang heboh, alangkah seimbangnya jika kita tingkatkan sedikit kepedulian kita pada para pencuri uang kita. 3.3.2 Awal Mula Secara formal, korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an bahkan sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 24 Prp 1960 yang diikuti dengan dilaksanakannya “Operasi Budhi” dan Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa Agung, belum membuahkan hasil nyata. Pada era Orde Baru, muncul Undang-Undang Nomor3 Tahun 1971 dengan “Operasi Tertib”yang dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), namun dengan kemajuan iptek, modus operandi korupsi semakin canggih dan rumit sehingga Undang-Undang tersebut gagal dilaksanakan. Selanjutnya dikeluarkan kembali Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999. Upaya-upaya hukum yang telah dilakukan pemerintah sebenarnya sudah cukup banyak dan sistematis. Namun korupsi di Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial, kepemimpinan, dan kepercayaan yang pada akhirnya menjadi krisis multidimensi. Gerakan reformasi yang menumbangkan rezim Orde Baru menuntut antara lain ditegakkannya supremasi hukum dan pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN). Tuntutan tersebut akhirnya dituangkan di dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 & Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari KKN. Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam khazanah perbincangan umum untuk menunjukkan penyelewengan- penyelewengan yang dilakukan pejabat-pejabat Negara. Namun karena penyakit tersebut sudah mewabah dan terus meningkat dari tahun ke tahun bak jamur di musim hujan, maka banyak orang memandang bahwa masalah ini bisa merongrong kelancaran tugas-tugas pemerintah dan merugikan ekonomi Negara. Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan demonstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”. Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para korup-tor. Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998 3.3.3 Faktor-faktor terjadinya Korupsi Korupsi tidak mungkin terjadi hanya karena kebetulan tetapi dikarenakan beberapa hal yang membuatnya tumbuh subur di lingkungan tertentu. Indonesia dapat dikatakan sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Beberapa hal yang dapat mendorong terjadinya korupsi di Indonesia adalah : • adanya budaya memberikan upeti, imbalan jasa dan hadiah kepada seseorang yang memiliki kekuasaan ataupun jabatan tertentu • tingginya budaya permisif (memaafkan kesalahan orang lain) serta enggan untuk berkomentar lebih jauh mengenai orang lain. Dalam hal ini bisa dibilang masyarakat bersikap agak tidak mau tahu. Alhasil lingkungan akan menganggap biasa bila ada korupsi, karena sering terjadi • adanya kesempatan untuk melaksanakan korupsi sehingga terjadilah penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang • Penegakan hukum tidak konsisten dan masih berupa pencitraan politik yang bersifat sementara dan seringkali berubah setiap terjadi pergantian pemerintahan • Konsentrasi kekuasan berada pada pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat • Langkanya lingkungan yang antikorup dimana sistem dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas dan tidak ditegakkan dengan
  • 6. sungguh-sungguh. Alhasil tidak adanya efek jera bagi para koruptor. • Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi. Sering kita lihat para koruptor sekarang ini lebih takut miskin daripada penjara. Selain itu rendahnya penghargaan terhadap jabatan menjadikan para koruptor ini saat tertangkap bisa dengan mudahnya menyuap penegak hukum sehingga dibebaskan atau setidaknya diringankan hukumannya. Rumus: Keuntungan korupsi > kerugian bila tertangkap • Rendahnya pendapatan penyelenggaraan negara. Secara matematis seharusnya pedapatan yang diperoleh harus mampu memenuhi kebutuhan penyelenggara negara, mampu mendorong penyelenggara negara untuk berprestasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Selain itu sistem reward and punishment belum berlaku secara lebih serius di dalam lingkungan pemerintahan. • Sikap mental para pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang instan serta kurangnya kesadaran bernegara, tidak ada pengetahuan pada bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah akibat diterima menjadi pejabat negara melalui ‘jalur belakang’ yang sarat dengan KKN • Kurangnya transparansi di dalam proses pengambilan keputusan pemerintah • Sudah menjadi kebiasaan bahwa kampanye- kampanye politik menelan biaya yang sangat mahal dan tidak jarang sampai merogoh kocek pribadi. Ini menjadi akar terjadinya korupsi ketika akhirnya menjabat sebagai penyelenggaran negara • masyarakat kurang mampu melakukan korupsi karena kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka yang berkecukupan melakukan korupsi karena serakah, tidak pernah puas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan • kurangnya kepekaan sosial di dalam hati masyarakat untuk berperang melawan korupsi. Mungkin juga disebabkan sudah lunturnya rasa gotong royong dan tolong menolong yang sebetulnya merupakan budaya bangsa. Mungkin juga dikarenakan lunturnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah • Gagalnya pendidikan agama dan etika. Saat ini pemeluk agama di Indonesia masih menganggap agama hanya berkutat pada masalah bagaimana cara beribadah saja sehingga agama nyaris tidak berfungsi dalam memainkan peran sosial. Padahal seharusnya agama bisa memainkan peran yang sangat besar, jauh lebih besar jika dibandingkan institusi lainnya. Karena adanya ikatan emosional antara agama dan pemeluk agama tersebut jadi agama bisa menyadarkan umatnya bahwa korupsi dapat memberikan dampak yang sangat buruk baik bagi dirinya maupun orang lain Salah satu alasan agama kurang berperan karena di Indonesia sekarang ini sarat dengan isu-isu SARA dan fanatisme sempit serta kurang meresapi arti Bhineka Tunggal Ika 3.3.4 Dampak Korupsi Berkaitan dengan dampak yang diakibatkan dari tindak pidana korupsi, setidaknya terdapat dua konsekuensi. Konsekuensi negatif dari korupsi sistemik terhadap proses demokratisasi dan pembangunan yang berkelanjutan adalah : • Korupsi mendelegetimasikan proses demokrasi dengan mengurangi kepercayaan publik terhadap proses politik melalui politik uang; • Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, membuat tiadanya akuntabilitas publik, dan menafikan the rule of law. Hukum dan birokrasi hanya melayani kepada kekuasaan dan pemilik modal; • Korupsi meniadakan sistem promosi dan hukuman yang berdasarkan kinerja karena hubungan patron-client dan nepotisme. • Korupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga menganggu pembangunan yang berkelanjutan; • Korupsi mengakibatkan sistem ekonomi karena produk yang tidak kompetitif dan penumpukan beban hutang luar negeri. Korupsi yang sistematik dapat menyebabkan : • Biaya ekonomi tinggi oleh penyimpangan intensif • Biaya politik oleh penjarahan atau pengangsiran terhadap suatu lembaga publik, dan; • Biaya sosial oleh pembagian kesejahteraan dan pembagian kekuasaan yang tidak 3.3.5 Studi banding Pemberantasan di 6 negara Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Singapura Melihat tingginya risiko korupsi di negaranya Lee Kwan Yew pun memimpin gerakan pemberantasan korupsi saat berkuasa sejak 1959. Bahkan dengan menguatnya gerakan People's Action Party, ia mengumumkan perang melawan korupsi dengan mengatakan, “no one, not even top government officials are immuned from investigation and punishment for corruption”. Hal ini melahirkan serangkaian undang-undang antikorupsi, seperti Undang-undang Pencegahan Korupsi (The Prevention of Corruption Act/ PCA) yang diperbaharui pada tahun 1989 dengan nama The Corruption (Confiscation of Benefit) Act dan selanjutnya muncullah CPIB. Sesungguhnya semua usaha Lee Kwan Yew untuk memberantas korupsi di Singapura tidak akan berhasil apabila tidak didukung oleh adanya political will dari para birokrat dan dukungan masyarakat. Pemberantasan korupsi di Singapura dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Praktik- praktik korupsi di birokrasi dari tahun ke tahun semakin terkikis, karena masyarakat dan pemerintahannya memiliki tekad kuat untuk membangun negara yang bersih dari segala macam bentuk penyelewengan uang negara. Masyarakat berperan aktif mengamati segala sesuatu yang
  • 7. mencurigakan, dan kemudian melaporkan jika ada indikasi penyelewengan, termasuk para pejabat negara yang kehidupannya di luar kewajaran. Pemberantasan korupsi oleh CPIB bisa berhasil juga karena adanya beberapa wewenang yang mendukung mereka dalam mengungkapkan kasus korupsi. CPIB memiliki enam kewenangan utama yaitu kewenangan untuk penahanan, penyidikan, khusus penyidikan, penggeledahan, penuntutan dan perlindungan informan. Strategi Singapura untuk pencegahan dan penindakan korupsi memfokuskan terhadap empat hal utama. Keempatnya yaitu, Effective Anti-Corruption Agency; Effective Acts (or Laws); Effective Adjudication; dan Efficient Administration. Seluruh pilar tersebut dilandasi oleh strong political will against corruption dari pemerintah. Sekali lagi komitmen politik pemerintah yang tinggi dalam memberantas korupsi adalah faktor utama dan terpenting dari keberhasilan Singapura untuk mencegah dan meredam korupsi. Salah satu cara untuk memancing kuatnya political will tersebut adalah dengan memberikan gaji yang besar kepada para pemegang jabatan. Selain itu pemberian reward and punishment memang terkenal ampuh di dalam kondisi korupsi yang mengancam di segala bidang. Hal ini berdampak sangat besar karena para pemangku jabatan akan bekerja dengan lebih maksimum tanpa perlu menumpuk kekayaan untuk dirinya sendiri yang berasal dari negara. Hal ini sukses tergambar pada profil Perdana Menteri Singapura yang digaji 17,6 milyar rupiah per tahun. Angka ini jauh melampaui Kepala Eksekutif Hong Kong, Presiden USA Barrack Obama dan Presiden Irlandia serta Presiden Afrika. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Korea Selatan Perubahan substansial baru muncuk di awal tahun 1990an semasa pemerintahan Kim-Young-Sam (1993-1998). Lahirnya Presidential Emergency Order untuk mengatur sistem transaksi keuangan nasional dan ekonomi pada tahun 1993. Inilah tonggak lahirnya transparansi keuangan dalam melarang penggunaan keuangan anonim. Di Indonesia sendiri konsep ini mirip dengan Treasury Single Account (TSA). Selanjutnya UU Real Name Financial Transactions and Guarantee of Secrecy disahkan tahun 1997 untuk mengatasi cacat parsial seperti ketidaknyamanan transaksi keuangan dan kecemasan tentang penyelidikan pajak. Selain itu penguatan peran Dewan Audit dan Inspeksi (BAI) menjadi agen de jure anti korupsi dan mendirikan Komite Pencegahan Korupsi (CPC) sebagai badan penasehat ketua BAI. Di sinilah terlihat adanya reformasi regulasi melalui kegiatan komite reformasi administrasi dan derefulasi tersebut berkontribusi menurunkan praktek korupsi di pemerintahan. Pada tanggal 24 Juli 2001 diberlakukanlah UU Anti Korupsi untuk melayani penciptaan iklim yang bersih dalam layanan sipil dan masyarakat guna mencegah dan mengatur tindakan korupsi. Pada tahun yang sama, UU Pencegahan Pencucian Uang juga diberlakukan. Selanjutnya Kode Etik untuk Mempertahankan Integritas Pejabat Publik disahkan tanggal 18 Februari 2003. Jadi dapat dikatakan pilar- pilar utama dari korupsi anti infrastruktur telah dibentuk selama pemerintahan Kim Dae Jung. Selanjutnya di era Roh Moo-hyun (2003-2008) UU Public Office Election direvisi untuk meminimalkan praktek korup dalam proses pemilihan jabatan publik dan selanjutnya berganti nama menjadi KICAC guna mendorong integritas nasional skala penuh dan bukan hanya menyentuh anti korupsi, sesuai dengan pasal 10 UU Anti Korupsi. Sekretariat KICAC bertanggung jawab menyampaikan kebijakan anti korupsi kepada Dewan Komisi dan penanganan urusan administrasi sesuai dengan keputusan dewan. KICAC memiliki empat biro termasuk kantor pusat pemeriksaan, manajemen urusan hukum, perencanaan kebijakan dan hubungan masyarakat. KICAC merupakan otoritas utama anti korupsi di Korsel tetapi tidak memiliki kekuasaan investigatif. Meski begitu keberadaan organisasi ini menunjukkan pemerintah Korsel memiliki kesiapan menangani isu- isu korupsi sebagai prioritas utama agenda pembangunan nasional. Dibandingkan dengan negara lainnya di Asia dalam membangun lembaga independen khusus anti korupsi, Korea Selatan termasuk terlambat. Singapura mendirikan CPIB tahun 1952; Malaysia membentuk ACA tahun 1967, Hong Kong membuat ICAC di 1974; Thailand membentuk NCCC tahun 1999 dan Indonesia membentuk KPK tahun 2003. KICAC menerapkan berbagai tindakan mencegah korupsi, menciptakan check and balances antara otoritas dalam kekuasaan dan memperkenalkan perlindungan terhadap whistle blower dan sistem penghargaan. Pencegahan dan hukuman diwujudkan dalam langkah-langkah antikorupsi berupa perbaikan kelembagaan untuk pencegahan korupsi, penanganan laporan korupsi, melindungi dan memberi pernghargaan whistle-blower, penilaian kegiatan anti korupsi dan meningkatkan kesadaran publik tentang isu korupsi melalui kode etik pejabat publik dan pelatihan anti korupsi. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di RRC Saat ini China menerapkan tiga langkah untuk memberantas korupsi, yaitu memperbaiki sistem birokrasi, meningkatkan penyidikan terhadap pegawai negeri, dan mengawasi kekuasaan. Pengawasan ditingkat administrasi pemerintahan dilakukan oleh Kementrian Pengawasan, sedangkan pengawasan internal di tubuh partai dijalankan oleh Direktorat Disiplin. Seperti di Indonesia, meski pemerintah China terus melakukan kampanye antikorupsi dan penangkapan ratusan pejabat, aksi penyuapan, penggelapan, dan berbagai bentuk tindak korupsi masih terjadi. Hal itu dimungkinkan karena elite partai masih menguasai industri penting seperti perbankan, properti dan manufaktur, dan pemerintah pusat tak bisa mengontrolnya. Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) terus melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap para pejabat negara dalam upaya memerangi korupsi. Langkah terbaru yang akan diterapkan men-
  • 8. cakup pemantauan terhadap penggunaan kendaraan umum dan pengawasan aset pejabat. Berdasarkan catatan komisi pemberantasan korupsi China sedikitnya ada 139.621 kasus korupsi. Yang sudah ada hukuman disiplin untuk 146.517 pelaku korupsi. Lalu, 5.373 kasus dilimpahkan ke pengadilan korupsi. Upaya pemerintah China membasmi koruptor telah menjadi model terekstrim di dunia sejak Presiden China Hu Jintao memimpin pada 2003. Dia memberlakukan hukuman mati bagi siapapun yang terbukti korup. Pemerintah China juga mengumumkan mendirikan Biro Pencegahan Korupsi Nasional (NBCP) yang akan bertugas untuk memonitor jalur aset yang mencurigakan serta aktivitas yang dicurigai merupakan hasil korupsi. Staf NBPC akan mengumpulkan dan menganalisis informasi dari sejumlah sektor termasuk diantaranya dari perbankan, penggunaan lahan, pengobatan, dan telekomunikasi serta melakukan kerja sama dengan instansi terkait. Biro ini nantinya akan melaporkan langsung temuannya kepada Dewan Negara atau Kabinet China. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Jepang Semenjak PM Hatoyama memerintah, sebuah tim (shiwake) ditunjuk untuk memeriksa semua lembaga atau institusi pemerintah yang memanfaatkan pajak dari rakyat Jepang, apakah uang rakyat telah benar- benar dipakai dengan adil disebut yang tugas utamanya pemeriksaan keuangan proyek. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa uang negara dipakai sebagaimana mestinya. Cara kerja Jigyou shiwake adalah memeriksa penggunaan uang rakyat di lembaga atau institusi yang dikontrol negara. Terdapat sekitar 447 proyek yang akan diselidiki dan tim ini bekerja sangat cepat sehingga sudah puluhan masalah yang dibongkar. Pertanyaan yang sering diajukan adalah “ke mana uang itu pergi?” atau “kenapa pembiayaan terlalu besar?”. Program ini ditanggapi positif oleh rakyat Jepang, karena dengan begitu mereka dapat mengetahui bagaimana penyalahgunaan pajak yang mereka bayarkan. Akan tetapi mereka juga mengkritisi apakah proyek-proyek yang diputuskan berhenti atau ditinjau ulang benar- benar dilaksanakan, yang dengan demikian rakyat bisa menikmati hasilnya. Sistem pencegahan korupsi di Jepang memang cukup unik. Jepang memilih pendekatan budaya dan sosial (soft approach) dimana dalam masyarakat ditumbuhkan mentalitas bekerja keras melalui proses, disiplin, dan fairness. Prilaku korupsi dipandang sebagai tindakan yang memalukan dan merendahkan martabat serta harga diri. Budaya “malu” masih sangat kental di dalam masyarakat Jepang dan hal ini merupakan alat yang sangat efektif untuk tindakan preventif terhadap korupsi. Tidak ada Undang- Undangan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seperti di Indonesia. Adapun hukuman bagi koruptor hanyalah 7 tahun penjara. Selain itu setiap anggota parlemen Jepang wajib membuat laporan kegiatan. Laporan kerja dan laporan keuangan tahunan tersebut harus dipublikasikan melalui internet dan dapat diakses oleh publik. Semua pemasukan dan pengeluaran anggota harus dipublikasikan di website secara rinci setiap yen nya. Masyarakat bisa melihat laporan itu secara terbuka kapan saja. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Finlandia Melalui kerja keras tak kenal menyerah, negara berpenduduk 5,5 juta jiwa ini lambat laun menjelma menjadi negara yang sangat bersih, yang hampir nol korupsi. Hal ini dikarenakan pemerintah Finlandia menyadari korupsi hanya dapat dihilangkan dengan menciptakan tata pemerintahan dan tata administrasi yang baik. Implementasinya adalah dari sekitar 3.000 staf dan pegawai di Kementerian Industri dan Perdagangan ini, hanya menterinya saja yang politisi. Sisanya adalah orang lapangan yang tumbuh dari bawah. Jadi, tak ada kepentingan politik atau memasukkan orang-orang politik yang tidak kompeten ke kementerian apa pun di sana. Hal ini pun menimbulkan kepercayaan yang tinggi pada masyarakat kepada pemerintah dan institusi bahwa mereka akan bertindak adil dan objektif. Hal berikutnya yang ditingkatkan adalah integritas pegawai pemerintah. Integritas dalam bekerja menjadi bagian penting dalam mencegah korupsidan hal ini membuat pegawai pemerintah di Finlandia menjunjung tinggi reputasi. Hancurnya reputasi akibat perbuatan tercela biasanya berakhir dengan keluarnya pegawai tersebut dari pekerjaan sebagai pegawai pemerintah. Rasa malu juga tumbuh di kalangan pegawai pemerintah. Jika terdapat pegawai pemerintah yang tertangkap memberikan atau menerima suap, hal itu akan menimbulkan aib sosial yang sangat kuat. Kasus mundurnya Anneli Jaatteenmaki adalah contoh nyata. Langkah selanjutnya adalah Undang-Undang Antikorupsi. Ada dua undang-undang yang mengatur masalah korupsi di Finlandia yaitu UU Prosedur Administrasi dan UU Hukum Pidana. UU Prosedur Administrasi ditekankan untuk memajukan perilaku yang baik dalam organisasi publik. Prinsip-prinsip yang melandasinya antara lain, menekankan pejabat untuk bertindak adil dan melaksanakan pekerjaannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam memberikan pelayanan, mereka dilarang memungut biaya. Sanksi bagi pegawai yang melanggar dapat berupa teguran tertulis sampai dengan pemberhentian dengan tidak hormat. Sedangkan menurut UU HukumPidana, pegawai pemerintah di Finlandia juga termasuk subjek hukum pidana. Ada pasal-pasal khusus yang mengatur perbuatan-perbuatan pegawai pemerintah yang dikategorikan sebagai melanggar hukum, seperti menerima suap, melakukan pemerasan, menerima suap sebagai anggota parlemen, membocorkan rahasia jabatan, dan melanggar kewajiban jabatan. Langkah keempat adalah mekanisme audit. Pengendalian administratif didesentralisasikan ke berbagai institusi pemerintah dan pencegahan korupsi ditangani oleh beberapa institusi. Di samping itu, di Finlandia juga terdapat The National Audit Office (semacam BPK di Indonesia)
  • 9. yang mandiri. Tugasnya melakukan audit keuangan dan audit kinerja. Masyarakat dapat menyampaikan komplain/ keluhan atas berbagai masalah terkait dengan manajemen keuangan pemerintah, ekonomi publik, atau dugaan penyalahgunaan dana pemerintah. Hal lainnya yang dapat kita lihat dari upaya Finlandia menciptakan kehidupan yang bebas korupsi adalah pembentukan kantor ombudsman yang khusus memantau pengumuman harta kekayaan. Selain itu Finlandia juga membangun National Integrity System (NIS) atau sistem Integritas Nasional. Di Finlandia, Sistem Integritas Nasional mampu menciptakan masyarakat yang bersih, korupsi termasuk suap di sektor bisnis hampir nol. Supremasi hukum benar- benar ditegakkan. Sistem Integritas Nasional itulah, akhirnya menjadikan Finlandia tidak perlu mengeluarkan banyak keringat birokrasi dan proses produksi dunia usaha berjalan sangat efisien. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Amerika Serikat Dalam memerangi korupsi, AS tidak memiliki komisi khusus seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). AS justru memiliki mekanisme lain antara pemerintah dan sektor swasta. AS memiliki angka yang tinggi dalam hal penanganan hukum di antara negara-negara OECD lainnya. AS memiliki sejenis mekanisme kemitraan dengan perusahaan swasta untuk menangani korupsi. Dalam mekanisme itu, Pemerintah AS membiarkan perusahaan yang terkait untuk menindak para pegawainya yang terlibat korupsi. Sebaliknya, Pemerintah AS akan memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang sudah berprestasi dalam memberantas korupsi. Pencegahan kasus korupsi di Amerika sudah dimulai sejak tahun 1970-an ketika skandal Watergate diketahui oleh umum, sebagai sebuah masalah hukum yang berat. Sebenarnya pencegahan kasus korupsi sudah dilakukan jauh sebelum skandal Watergate muncul. Kemitraan bersama antara pemerintah dan pihak swasta justru berdampak besar sekali kepada kepatuhan dari perusahaan-perusahaan Amerika sehingga korupsi dapat dicegah. Dalam mekanisme kemitraan ini yang harus diperhatikan adalah perusahaan dituntut untuk menjalankan dan menerapkan Undang-undang Praktik Korupsi Asing (FCPA) tujuannya adalah mencegah terjadinya praktik suap dan pelaku yang terlibat korupsi tidak bisa melarikan diri. Hasilnya perusahaan-perusahaan bisa bergerak bebas dengan bijak jika terdapat masalah. 3.3.6 Usaha Yang Dilakukan Indonesia Korupsi di Indonesia bukan hanya suatu fenomena tetapi sudah menjadi kultur yang sudah mengakar ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, dapat dibayangkan betapa sulitnya menangani korupsi di Indonesia. Hal ini seperti mengobati penyakit kulit yang sudah mengakar sampai jauh ke bawah kulit dan bahkan ke daging; sulit menyembuhkannya kecuali diobati sampai ke akar-akarnya. Pemerintah Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam dalam mengatasi praktikpraktik korupsi. Upaya pemerintah dilaksanakan melalui berbagai kebijakan yang berupa peraturan perundang-undangan dari yang tertinggi yaitu Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berbagai upaya konkrit pemerintah untuk memberantas korupsi, dimulai dari pembenahan aspek hukum, yang sampai saat ini telah memiliki banyak sekali rambu-rambu berupa peraturan - peraturan, antara lain Tap MPR XI tahun 1980, kemudian tidak kurang dari 10 UU anti korupsi, diantaranya UU No. 20 tahun 2001 tentang perubahan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Kemudian yang paling monumental dan strategis, Indonesia memiliki UU No. 30 Tahun2002, yang menjadi dasar hukum pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ditambah lagi dengan dua Perpu, lima Inpres dan tiga Kepres. Di kalangan masyarakat telah berdiri berbagai LSM anti korupsi seperti ICW, Masyarakat Profesional Madani (MPM), dan badan- badan lainnya, sebagai wujud kepedulian dan respon terhadap uapaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Dengan demikian pemberantasan dan pencegahan korupsi telah menjadi gerakan nasional. Seharusnya dengan sederet peraturan, dan partisipasi masyarakat tersebut akan semakin menjauhkan sikap,dan pikiran kita dari tindakan korupsi. Selain itu pemerintah juga membentuk komisi-komisi yang berhubungan langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi seperti Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) 3.3.7 Kebijakan Pemerintah Dalam Pemberantasan Korupsi Mewujudkan keseriusan pemerintah dalam upaya memberantas korupsi, Telah di keluarkan berbagai kebijakan. Di awali dengan penetapan anti korupsi sedunia oleh PBB pada tanggal 9 Desember 2004, Presiden Susilo Bambang Yudoyono telah mengeluarkan instruksi Presiden Nomor 5tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang menginstruksikan secara khusus Kepada Jalsa Agung Dan kapolri untuk mengoptimalkan upaya – upaya penyidikan/Penuntutan terhadap tindak pidana korupsi untuk menghukum pelaku dan menelamatkan uang negara serta mencegah dan memberikan sanksi tegas terhadap penyalah gunaan wewenang yg di lakukan oleh jaksa (Penuntut Umum)/ Anggota polri dalam rangka penegakan hukum. selain itu upaya untuk meningkatkan kerjasama antara kejaksaan dgn kepolisian Negara RI, selain dengan BPKP, PPATK dan intitusi negara lainnya yang terkait denagn upaya penegakan hukum dan pengembalian kerugian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi. Kebijakan selanjutnya adalah menetapkan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK). Langkah-langkah pencegahan dalam RAN-PK ini di prioritaskan pada pendesainan ulang layanan publik, memperkuat transparasi, pengawasan, dan sanksi pada kegiatan pemerintah yg berhubungan Ekonomi dan sumber daya manusia dan menigkatkan pemberdayaan pangkat-pangkat pendukung dalam pencegahan korupsi.
  • 10. 3.3.8 Design Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menurut saya ada beberapa hal yang dapat kita maksimalkan dalam upaya mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi. Mungkin kata-kata tadi kurang tepat, mungkin lebih tepatnya adalah meminimalkan korupsi semaksimal yang kita bisa. Korupsi timbul karena adanya kesempatan dan kemauan. Ini berarti ada yang salah dengan kesempatan untuk melakukan korupsi di negara ini. Mungkin saja peraturan perundang-undangan yang telah disahkan belum mampu membendung secara komprehensif hasrat para koruptor yang tamak. Apabila kita perhatikan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di sana akan kita jumpai bahwa hukuman terberat untuk seorang koruptor adalah dipenjara dan denda sebesar satu milyar rupiah. Begitu pula dengan yang tercantum di Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999. Berkaca dari hal tersebut maka saya berpikir adalah sangat wajar apabila sesorang dengan kewenangan tertentu dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri maupun untuk kelompok dengan nilai fantastis bersedia melakukan tindak pidana korupsi apabila ternyata hukuman ataupun sanksi yang diberikan ‘hanyalah’ hukuman penjara dan denda sebesar satu milyar. Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini di Indonesia, keadaan sosial sudah sangat berbeda dengan jaman dulu. Rasa malu, pengucilan dari masyarakat sudah tidak berlaku lagi. Selama seseorang dapat memberikan dana bantuan kepada pihak lain ataupun masyarakat di sekitarnya maka dia pun akan dipuja-puja. Masyarakat sekarang ini kurang peduli lagi darimana datangnya dana tersebut. Alhasil sering pula kita dengar bahwa seorang tokoh masyarakat yang disukai warganya, memangku jabatan strategis, memiliki kehidupan yang sangat mapan bahkan tak jarang kita dengar bahwa pejabat tersebut sering memberikan sumbangan dalam jumlah besar kepada orang-orang sekitar, membantu menyekolahkan anak-anak kurang mampu dan berbagai sikap dermawan lainnya, tetapi tiba-tiba tanpa diduga terlibat kasus korupsi. Demi mencari nama di masyarakat atau alasan pribadi lainnya, seseorang bisa melakukan korupsi. Tingginya angka permintaan korupsi ini harus kita analisis lebih jauh. Seperti yang saya katakan tadi, korupsi muncul karena adanya kesempatan. Jika dibandingkan dengan hukuman yang terbilang ‘ringan’ tersebut sementara besarnya nilai yang bisa didapatkan melalui korupsi hampir-hampir bombastis maka tidak heran banyak orang tergoda melakukannya. Dipenjara beberapa tahun dan didenda satu milyar tetapi berhasil melakukan korupsi hingga ratusan milyar? Tentu tidak sebanding. Jadi saya melihat salah satu pilar yang harus dibenahi di negara ini adalah penjatuhan hukuman kepada terpidana korupsi. Jika kita berkaca dari negara tetangga kita, China, maka kita akan mendapatkan ide yang cukup menakutkan. Hukuman mati. Saya tidak menganjurkan semua tindakan korupsi harus dihukum mati, mengingat aturan melaksanakan hukuman mati sangat ketat dan harus dapat dipertanggung jawabkan. Jangan sampai ternyata tersangka korupsi tersebut sudah dihukum mati kemudia beberapa waktu kemudian timbul bukti baru yang menyatakan dia tidak bersalah. Tentunya pelaksanaan hukuman mati ini membutuhkan detail yang lebih jelas mengenai sampai tahap mana pelaksanaannya dapat dilakukan. Beberapa negara telah kita kunjungi dan menurut saya untuk mengalahkan korupsi untuk jangka pendek ada manfaatnya bila kita meniru hukuman- hukuman tegas dari China. Mengapa demikian? Untuk jangka panjang mungkin akan cocok bila kita meniru beberapa kebiasaan luhur masyarakat negara lain seperti ‘budaya malu’ yang dimiliki Jepang, rasa tanggung jawab dan disiplin masyarakat Singapura dan beberapa negara lainnya. Akan tetapi secara realistis untuk mencapai tahap tersebut kita memerlukan perjalanan yang sangat panjang, dalam mengubah karakter suatu bangsa dan menebar virus- virus positif tersebut. Oleh karena itu menurut saya, penting juga kita berani meniru China. Beranikah kita? Ya, walaupun di dalam diskusi di kelas ada celetukan apa yang dapat kita tiru dari China sementara kasus korupsi mereka pun masih tetap banyak? Mungkin kita perlu melakukan sedikit perbandingan di sini. Di China penduduk mereka sangat banyak, paling banyak di dunia hingga milyaran, tentu saja perbandingan kasus korupsi di China dibandingkan di Indonesia, akan masih jauh kalah Indonesia. China baru mulai berbenah. Indonesia juga, bahkan kemungkinan tingkat keparahan korupsi kita belum separah di China. Jadi apabila pemerintah terutamanya lembaga hukum berani untuk bersikap lebih tegas mengenai pengenaan hukuman mati maka saya yakin hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi pemikiran seorang calon koruptor untuk melakukan korupsi. Satu hal yang harus diingat adalah efek korupsi ini adalah efek domino. Seperti bongkahan gunung es di permukaan laut, baru memperlihatkan taringnya hanya satu per delapan dari ukuran sebenarnya. Dampak korupsi, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, tidak hanya sebatas nilai mata uang tetapi meluas ke pembangunan, masa depan dan moral serta jiwa manusia Indonesia. Selain hukuman mati yang sifatnya sangat ekstrim, saya merasa ada beberapa celah hukum di Indonesia yang mesti kita perbaiki terutama dalam hal memberikan hukuman kepada koruptor, selain ancaman hukuman mati. Salah satunya adalah pemiskinan para koruptor disertai dengan tanggung jawab mengganti biaya pembangunan yang hilang akibat tindakan korupsi yang dia lakukan. Dan... ditambah lagi dengan hukuman sosial untuk jangka waktu yang lama. Pemiskinan dan tanggung jawab mengganti biaya pembangunan yang saya maksud di sini adalah kita tidak pernah tahu (sampai seseorang benar-benar diusut hingga setiap rupiah yang dia miliki baik itu atas namanya maupun atas nama orang lain) berapa sebenarnya jumlah yang telah
  • 11. dikorupsi oleh terpidana korupsi ini. Amat sangat mungkin jika nilai rupiah (atau mungkin mata uang asing) yang sedang dipidanakan kepadanya sekarang sebenarnya belum memperlihatkan total korupsi yang dia lakukan? KPK memang lembaga yang super power, memiliki berbagai macam kewenangan istimewa, tetapi kita juga harus ingat, KPK terdiri dari manusia-manusia biasa yang memiliki visi (secara umum, karena kita tidak dapat mengatakan seluruhnya mengingat ini menyangkut manusia dan biasanya did alam suatu lembaga, lembaga apapun, akan selalu ada ‘oknum-oknum’ yang melakukan tindakan anomali) untuk mewujudkan Indonesia yang bersih, bebas dari korupsi. Hal ini membuat saya berpikir, setiap tersangka yang telah terbukti melakukan tindak pidana korupsi dengan jumlah yang tinggi (mungkin terhitung sejak ratusan juta hingga tidak terbatas), harus dikenai beberapa jenis hukuman dan hukuman itu bersifat wajib. Pertama, dia tentunya harus mengembalikan semua hasil kejahatan korupsinya. Kedua dia harus terkena sanksi membayar tanggung jawab atas tersendatnya pembangunan yang seharusnya terjadi tetapi terhambat karena dana yang dia korupsi. Ketiga, pelaku korupsi harus dimiskinkan. Pemiskinan ini meliputi pemiskinan keluarga, teman, kelompoknya yang sudah diketahui ikut menikmati hasil korupsi tersebut. Dan yang keempat adalah penjara disertai hukuman sosial bagi seluruh terpidana korupsi. Maksud saya di sini adalah tersangka kasus korupsi selama dia memasuki masa tahanan, dia harus melakukan pekerjaan sosial yang telah ditetapkan, dalam berbagai bentuk. Beberapa hal yang ada di pikiran saya adalah, tersangka harus dapat menghasilkan sesuatu untuk kemudian dijual dan mendapatkan dana. Dana tersebut bukan untuk dirinya tetapi untuk membiayai orang-orang miskin yang secara tidak langsung merupakan dosa yang dia timbulkan akibat korupsi. Dia harus ikut melakukan pekerjaan sosial seperti merawat anak yatim piatu, panti jompo, segala macam kegiatan teknis yang akan membawanya kepada rasa manusia yang mungkin sudah lama dia tinggalkan. Nantinya seluruh kegiatan para koruptor ini akan difilmkan secara dokumenter dan ditayangkan di televisi- televisi di Indonesia. Hal ini akan memberikan contoh kepada para calon koruptor lainnya untuk lebih berpikir dulu sebelum melakukan tindakan korupsi. Mungkin hal ini terdengar remeh atau sepele, tetapi poin yang saya tekankan di sini adalah adanya kewajiban, target dan tanggung jawab kepada para koruptor itu. Tentunya merek sudah terbiasa hidup enak, dilayani, dimanjakan dengan hal-hal material lainnya. Jadi, mengapa tidak kita tunjukkan saja kepada mereka apa yang sedang terjadi di luar sana? Biarkan para koruptor ini merasakan juga rasa letih, capai, bekerja dengan tangan mereka seperti halnya orang-orang tidak mampu di luar sana. Targetkan mereka untuk mencapai nominal tertentu, misalnya di penjara mereka harus bekerja kasar untuk menghasilkan suatu produk kemudian oleh lapas produk itu dijual dan hasilnya sebagai deposit penghasilan yang akan digunakan untuk merawat orang-orang tidak mampu, maupun rumah-rumah yatim piatu serta panti jompo. Kegiatan sosial ini memang memerlukan beberapa sarana dan prasarana yang lebih memadai daripada sekedar lapas yang ada saat ini. Kapasitas yang overload telah memberikan bukti betapa kita kurang mengindahkan pentingnya menjunjung tinggi hukum. selanjutnya para koruptor memiliki waktu rutin untuk mendatangi panti jompo dan melakukan kegiatan sosial di sana. Ini juga merupakan efek forecasting bagi mereka tentang apa yang mungkin akan mereka alami di masa tua mereka. Sehubungan dengan sanksi terhadap koruptor ada baiknya juga jika peraturan-peraturan mengenai korupsi ini kita perluas lagi hingga menyeret anggota keluarga, teman, kerabat, hingga kelompoknya. Mereka harus mampu membuktikan bahwa harta yang mereka miliki adalah memang murni milik mereka dan bukan hasil dari korupsi yang dilakukan si tersangka. Hal lain yang perlu dicermati adalah maraknya pemberitaan tentang gratifikasi sex di Indonesia. Tentunya hal ini merupakan topik yang menarik mengingat cukup sulit untuk mengungkapnya. Akan tetapi di Singapura, seperti yang saya bahas di atas, telah diungkap adanya gratifikasi sex. Sayangnya baik di Indonesia maupun di Singapura (berdasarkan tindak lanjut kasus tersebut) hukum belum menjangkau para wanita ini. Mereka masih bebas melenggang di luaran sana. Sanksi yang mereka masih berupa pengembalian uang yang diduga sebagai hasil korupsi saja. Tentunya kita masih segar dengan kasus para wanita di sekeliling Ahmad Fatonah. Kalau menurut saya pribadi, mungkin wanita-wanita yang menjadi selingkuhan seorang koruptor mengetahui bahwa uang yang diberikan kepada mereka adalah uang hasil korupsi. Sementara itu jika menyangkut istri si koruptor justru rasanya aneh apabila dia tidak mengetahui pekerjaan suami padahal suami membawa uang yang sangat banyak untuknya. Ataukah mungkin wanita tersebut sengaja tidak mau tahu? Sangat mungkin sekali. Oleh karena itu menurut saya pasangan-pasangan koruptor harus ditindak dan diinvestigasi dengan lebih tegas. Perlu dibuatkan aturan mengenai hubungan antar pasangan ini ke dalam penetapan sebagi tersangka karena bukan tidak mungkin justru pasangannya lah yang mendorongnya untuk melakukan korupsi. Selain itu ini juga akan memancing pasangannya untuk mengingatkan si calon koruptor agar tidak melakukan korupsi karena risikonya akan membebani mereka berdua, belum lagi keluarga. Selain itu ada hal yang cukup menarik bagi saya sehubungan dengan difilmkannya kegiatan para koruptor ini, baik itu di penjara, di tempat mereka memproduksi bahan jadi maupun ketika mereka melakukan kegiatan sosial. Nantinya film tersebut akan ditayangkan di berbagai media massa baik cetak maupun elektronik. Dalam hal ini pemerintah juga harus turun tangan untuk mengarahkan media massa. Sekarang ini saya menilai kalau banyak media massa yang tidak lagi memposisikan dirinya sebagai
  • 12. pengemban amanah rakyat, tidak lagi memberikan informasi yang berimbang kepada masyarakat, serta tidak lagi mendidik masyarakat untuk menjadi cerdas dan berdaya guna. Seringkali yang saya lihat sekarang ini adalah terjadinya perang tanding antar politikus yang tujuannya menggiring opini publik. Tidaklah perlu kita pertanyakan lagi siapa-siapa saja raksasa media massa yang sedang malang melintang di percaturan politik bangsa ini. Selain itu masalah diperparah dengan acara-acara yang ditayangkan di televisi lebih banyak memutar sinetron maupun acara-acara yang sifatnya kurang mendidik. Oleh karena itu pemerintah sebaiknya mewajibkan seluruh stasiun televisi menyediakan waktu khusus setiap harinya untuk menayangkan kegiatan para koruptor tadi. Selain untuk menimbulkan efek jera juga sebagai bentuk akuntabilitas penanganan koruptor di Indonesia. Hal ini juga akan mematahkan tudingan negatif bahwa koruptor justru hidup enak di dalam penjara dan tetap menjalankan ‘bisnis’nya di dalam penjara. Semua itu karena prinsip asal ada uang, semuanya bisa dilakukan. Permasalahan lainnya seputar koruptor yang di penjara adalah maraknya kasus koruptor sakit dan akhirnya ‘pindah penjara’ ke rumah sakit mewah dengan berbagai fasilitas nyaman. Tentu apa yang saya sampaikan ini terdengar ‘impossible’ jika mengingat kondisi di Indonesia saat ini. Bagaimana bisa menjaga koruptor tidak keluar masuk penjara seenaknya jika personil pengawasnya mengijinkan? Sekali lagi karena uang? Sekarang marilah kita berandai-andai sejenak. Seandainya hukum benar-benar ditegakkan sehubungan dengan pemiskinan, tanggung jawab pembangunan, denda dan kerja sosial tadi terwujud, maka setidaknya berkurang sudah permasalahan koruptor mampu membayar petugas lapas. Selain itu salah satu hal yang mesti dilakukan juga oleh pemerintah adalah memastikan taraf hidup pegawai negeri baik itu sipil dan militer sudah mencapai level ‘mapan’. Konsep remunerasi sebenarnya sudah cukup bagus tetapi sayangnya belum mencapai apa yang sesungguhnya diinginkan oleh Ibu Sri Mulyani. Konsep remunerasi adalah negara melakukan pembelanjaan dengan harga standar 100, tetapi apabila pejabatnya dapat melakukan negosiasi bersih, penawaran harga dan sebagainya yang sebenarnya boleh-boleh saja kita lakukan bila melakukan transaksi di pasar (tetapi pada praktiknya seringkali para birokrat itu ‘malas’ melakukan tindakan ‘hemat’ jika menyangkut hal-hal yang dibiayai oleh kantor) dan mendapatkan harga 80, maka 5 akan diberikan pemerintah kepada pejabat tersebut. Sehingga dalam hal ini muncullah ‘win-win solution’  Sayangnya sang menteri sudah lebih dulu pergi ke world bank akibat situasi Indonesia yang diracuni tikus-tikus politik. Oke, kita kembali ke masalah kualitas para birokrat. Dengan penghasilan yang memadai tentunya akan mengurangi keinginan para pejabat tersebut untuk menerima godaan korupsi. Akan tetapi permasalahan mengenai oknum-oknum birokrat ini tidak bermula dari masalah penghasilan saja. Apabila kita benar- benar menginginkan negeri yang bersih, terbebas dari korupsi maka kita tidak bisa hanya berhenti pada suatu titik tetapi terus menyebar ke berbagai bagian lainnya. Salah satunya adalah proses seleksi penerimaan pegawai negeri. Pegawai negeri diterima sebagai CPNS dengan dua jalur, pertama dari jalur sekolah kedinasan seperti STAN, STIS, IPDN dan sebaainya, dan yang kedua dari jalur umum. Secara strategis tentunya kita menginginkan sumber daya manusia yang masuk sebagai bagian dari pemerintahan bangsa ini adalah mereka yang memang memiliki kapabilitas, kompetensi, tekad, kemauan serta integritas yang baik. Apalah jadinya jika mereka yang diterima ternyata orang-orang yang belum bertugas saja sudah melakukan tindakan KKN agar dapat diterima menjadi seorang birokrat? Tentu hal ini akan menjadi satu topik bahasan khusus lain karena memberikan efek domino. Singkatnya, proses penyeleksian calon birokrat ini harus disikapi dengan lebih serius oleh pemerintah. Beberapa hal dapat dilakukan misalnya dengan mengadakan perekrutan pegawai negeri sipil maupun militer secara transparan. Transparan di sini mengacu kepada kegiatan pengadaan barang/jasa. Dimulai dari penyebaran informasi adanya penerimaan calon birokrat secara luas sehingga dapat menjaring generasi-generasi yang berkualitas. Selanjutnya tahapan seleksi diwajibkan untuk selalu dikawal oleh lembaga-lembaga hukum yang dianggap bersih. Dalam hal ini tugas KPK akan bertambah. Sejauh ini saya mendengar penerimaan mahasiswa IPDN akan dikawal proses seleksinya oleh KPK. Saya harap hal ini akan menjamur di berbagai sekolah kedinasan lainnya. Mungkin ada baiknya juga jika kegiatan semacam ini dilakukan oleh pihak yang mampu mengawasi dengan lebih efektif mengingat tugas KPK sudah begitu banyak. Pemikiran saya tiba-tiba terlintas kepada BPKP. Salah satu tugasnya adalah mengawal pembangungan apalagi pegawai-pegawai BPKP memiliki latar belakang sebagai auditor dan terbiasa menguji berbagai pengendalian dari sistem yang ada. Mengapa tidak dimaksimalkan kemampuannya? Dengan maksimumnya pengendalian intern dari suatu kegiatan maupun instansi maka probalitas adanya fraud akan mengecil. Dengan tidak adanya pengendalian yang intensif, benar dan tepat maka dapat dipastikan kegiatan apapun akan menemui berbagai hambatan. Selain pembahasan di atas, saya juga memikirkan tentang adanya ‘pemancingan informasi’ dari para terpidana kasus korupsi. Dalam hal ini, apabila kita menemui suatu kasus dan kita dapat mengungkap beberapa tersangkanya maka kita akan mengajukan opsi kepada mereka. Apabila salah satu dari mereka dapat menyebutkan kronologis kasus korupsi yang sedang terjadi dengan total, termasuk mengusung nama-nama pelaku korupsi, nilainya, lokasi kejadian, juru kuncinya, tujuannya, siapa dalangnya dan seluruh informasi terkait hal tersebut maka yang bersangkutan akan dikurangi hukumannya. Opsi hukuman yang bsia dihilangkan misalnya kewajiban untuk melakukan tanggung jawab karena terhentinya
  • 13. pembangunan akibat ulahnya telah melakukan korupsi. Sementara itu tersangka lainnya yang tidak mau mengaku (terlambat mengaku) akan dibebankan sanksi serta hukumannya sendiri ditambah dengan sanksi yang dibebaskan dari rekan mereka yang mau berkoordinasi dengan baik. Hal ini sedikit banyak akan berguna dalam memecah belah persekongkolan mereka dan memancing keluarnya rasa ‘mau menang sendiri’ dan keegoisan dari masing-masing koruptor. Satu yang perlu diingat adalah koruptor adalah pribadi yang tamak, mementingkan diri sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain selama dirinya aman. Inilah yang dapat kita manfaatkan dari koruptor tersebut untuk mengorek informasi lebih dalam. Hal lain yang dapat kita lakukan adalah meningkatkan aturan kerjasama antara PPATK dan KPK. PPATK memiliki data setiap transaksi di Indonesia. Jadi apabila dari pihak PPATK sudah melakukan investigas dan menganalisis adanya transaksi-transaksi mencurigakan maka hendaknya aturan untuk berkoordinasi dengan KOK dipermudah. Selama ini apabila ditemui suatu kasus, maka pihak dari KPKlah yang mendatangi PPATK untuk mendapatkan informasi lebih jauh terkait hal tersebut. Hal ini mungkin di satu sisi merupakan kode etik PPATK untuk tetap menjaga kerahasiaan keuangan semua pihak di Indonesia tetapi di satu sisi, hal ini akan menghambat proses pengungkapan kasus-kasus korupsi di Indonesia. Oelh karena itu menurut saya sebaiknya diadakan kaji ulang mengenai hal tersebut. Mungkin dibuatkan suatu aturan baru mengenai pemberian informasi atas transaksi-transaksi yang ditengarai sarat kegiatan korupsi. Tentunya hal ini harus dibahas dan dibuatkan aturan hukumnya yang jelas sehingga meminimalisir penggunaan data di PPATK untuk hal-hal yang tidak tepat, bahkan menguntungkan kelompok tertentu. Cara lain untuk mencegah serta pemberantas korupsi terutamanya di lingkungan birokrat yaitu dengan adanya peraturan dan kewajiban bagi pejabat pemerintahan untuk membuat LHKPN (Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara) dalam periode tertentu secara rutin. Selain itu perlu juga dibuatkan syarat untuk melakukan pembuktian terbalik atas harta-harta yang dimilikinya bagi pejabat struktural yang notabene memegang dana taktis di kantornya. Proses pembuktian terbalik ini bisa dilakukan ketika seorang pejabat akan berhenti dari jabatannya atau hendak menduduki jabatan baru. Hal ini akan mengarahkan para pejabat tersebut untuk lebih akuntabel, dan mampu mempertanggung jawabkan harta yang dia miliki. Aturan ini juga dapat meningkatkan rasa percaya bahwa seorang pejabat tersebut memiliki akhlak yang baik dan tidak melakukan korupsi atas wewenang yang dia miliki. Selain hal-hal yang saya sebutkan di atas, ada manfaatnya juga jika mulai sekarang pemerintah mewajibkan suatu instansi, hingga tingkat satkernya, untuk melaporkan pengelolaan keuangan mereka secara serentak dan transparan. Selama ini memang mereka diwajibkan tetapi pada prakteknya masyarakat cukup kesulitan untuk mendapatkan sebuah berkas yang judulnya laporan keuangan satker xxx tahun anggaran xxxx. Hal ini sudah sering terjadi dan bahkan untuk mengunduh di website satker tersebut dengan jalur yang benar, tetap tidak mendapatkan akses. Di sini pihak yang melakukan pemeriksaan sebaiknya juga mengingatkan masing- maisng satker tersebut untuk melakukan akuntabilitas publik secara sungguh-sungguh dan efektif. Dengan adanya pelaporan serta transparansi pengelolaan keuangan di setiap satuan kerj,a diharapkan semangat untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih akan terwujud. Hal lain yang menurut saya justru sangat krusial dalam pelaksanaan usaha membersihkan bangsa ini dari korupsi adalah dengan mengajarkan sikap anti korupsi sejak dini. Pelaksanaannya dapat dipadukan dengan pendidikan kewarganegaraan dan moral. Meningkatkan akhlak, iman dan takwa seorang anak jika dilakukan sedari kecil akan memberikan dampak yang lebih luas dan permanen. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya bersikap jujur, bangga kepada negeri sendiri, bangga untuk tidak berbohong kepada orang lain. Hal-hal yang menyangkut moral, belakangan ini terasa begitu menghilang. Saat ini saya melihat generasi muda tidak lagi memiliki kebanggaan berbangsa Indonesia. Mungkin tidak seluruhnya, mungkin hanya sebagian, tetapi saya tetap melihatnya sebagai suatu ancaman. Bagaimana kita mau menanamkan budaya jujur dan memerangi korupsi demi menciptakan negeri yang bersih dari korupsi jika mereka sendiri tidak bangga dengan Indonesia? Acara-acara untuk anak-anak di televisi belakangan ini jarang sekali menayangkan pentingnya menghargai orang lain, membantu orang tua, hormat kepada yang lebih tua, menghormati perbedaan keyakinan, mencintai budaya Indonesia yang begitu beragam. Rasa yang kental justru sifat dan sikap kedaerahan dan SARA. Bagaimana kita bisa bersatu melawan korupsi apabila rasa kebersamaan tidak ada? Oleh karena itu kita sebaiknya melakukan perubahan. Pemerintah dapat turun tangan lagi untuk mengarahkan seluruh media massa mengikuti format wajib mengenai acara yang ditayangkan seperti acara-acar yang menambah semangat nasionalisme, cinta tanah air, ragam budaya dan sebagainya. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat terutamanya generasi muda. Selain itu sistem pendidikan di Indonesia sebaiknya perlu diperbaiki. Konsep belajar ke sekolah untuk mendapatkan nilai bagus apapun caranya, sudah sebaiknya kita tinggalkan. Jangan membebani anak untuk harus bisa membaca sebelum masuk sekolah dasar. Ini akan berimbas pada diperkosanya saat-saat bermain anak untuk dipaksa belajar membaca dan berhitung di usia yang terlalu dini. Masa sekolah di taman kanak- kanak seharusnya memberikan kebebasan seorang anak untuk mengekspresikan dirinya. Membiarkan seorang anak menikmati masa kanak-kanaknya dengan tertawa dan riang akan memberikan efek yang baik untuk perkembangan mental si anak di kemudian hari. Pola pendidikan seperti ini sudah
  • 14. pernah kita bahas saat Finlandia menjaid topik bahasan kita di kelas. Pendidikan sebaiknya tidak melulu hanya sebatas angka di atas kertas tetapi lebih dari itu. Pendidikan seharusnya menumbuhkan kreativitas, mengajarkan bagaimana caranya berteman yang baik, bangga sebagai anak Indonesia sehingga bersemangat untuk menjadi generasi muda bangsa Indonesia yang baik. Otomatis hal ini akan membawa mereka kepada rasa marah kepada korupsi yang dapat mengganggu keindahan bangsa Indonesia. Pola kelulusan juga sebaiknya diubah. Sekarang ini seringkali siswa-siswi dipatok nilainya tanpa memperhatikan kesiapan mereka menerima pelajaran. Guru berubah fungsi dari mendidik hanya menjadi pengajar. Cara mencari sekolah ataupun universitas pun hanya terbatas masalah angka dan nilai. Saya berandai-andai bahwa suatu saat nanti lembaga pendidikan di Indonesia dalam menerima murid maupun mahasiswa, tidak hanya melihat nilai rapot tetapi juga diimbangi dengan kemampuan kreativitas si anak. Dengan memberikan penghargaan atas setiap kelebihan positif yang dimiliki si anka maka anak itu pun akan merasa terpacu untuk belajar, meningkatkan kemampuan, dan bukannya ketakutan nilainya akan buruk sehingga memaksanya untuk mulai belajar mencontek dan bekerja sama. Inilah awal mula timbulnya korupsi : melakukan perbuatan curang / tidak jujur. Hal lain yang masuk ke dalam pikiran saya adalah, bahwa korupsi yang dilatar belakangi faktor kebutuhan seyogyanya dapat kita hindari bersama. Korupsi karena kebutuhan disebabkan oleh kurangnya sumber daya si calon koruptor. Bila kita mengambil sampel pegawai negeri yang kehidupan ekonominya dapat dikatakan biasa-biasa saja, tidak kurang dan tidak lebih, lalu mengapa justru banyak dari mereka yang melakukan tindakan korupsi? Jawabannya adalah karena mereka tidak dapat mengelola sumber daya mereka dengan baik. Pernahkah kita mendengar adanya himbauan secara lebih serius kepada pegawai negeri untuk menabung? Menyisihkan minimal sepuluh persen dari pendapatannya untuk ditabung? Mungkin hal ini terdengar klise tetapi bagi saya menabung adalah langkah awal untuk tidak bergantung dengan orang lain selain tentunya dengan bekerja. Dengan menabung kita dapat memenuhi kebutuhan kita sendiri dan sekaligus menata keluar masuknya arus keuangan kita, menghindari perilaku boros dan konsumtif. Menurut saya kemungkinan besar diambilnya peluang untuk korupsi oleh para birokrat ini dikarenakan gaya hidup mereka yang tidak sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Tentunya hal ini memang tidak menyentuh sebatas penghasilan saja. Kita juga harus mengakui bahwa tayangan di televisi, lifestyle, gadget yang berlebihan serta sikap- sikap konsumtif lainnya memang kerap menggoda iman. Menurut saya dalam hal ini, pemerintah juga sebaiknya berperan untuk memasukkan unsur-unsur edukatif ke dalam acara-acara yang disiarkan kepada masyarakat. 3 KESIMPULAN Pemerintahan yang bersih, jujur dan bebas korupsi merupakan impian seluruh masyarakat di dunia ini. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional maka mau tidak mau korupsi harus diberantas, baik dengan cara preventif maupun represif. Penanganan kasus korupsi harus mampu memberikan efek jera agar tidak terulang kembali. Selain itu kita wajib memiliki budaya malu yang tinggi agar segala tindakan yang merugikan negara seperti korupsi dapat diminimalisir. Negara kita adalah negara hukum. Semua warga negara Indonesia memiliki derajat dan perlakuan yang sama di mata hukum. Maka dalam penindakan hukum bagi pelaku korupsi haruslah tidak boleh pilih kasih, baik bagi pejabat ataupun masyarakat kecil. Diperlukan sikap jeli pemerintah dan masyarakat sebagai aktor inti penggerak demokrasi di Indonesia, terutama dalam memilih para pejabat yang akan menjadi wakil rakyat. Tidak hanya itu, semua elemen masyarakat juga berhak mengawasi dan melaporkan kepada institusi terkait jika terindikasi adanya tindak pidana korupsi. Daftar Referensi : [1] Pengertian Korupsi, http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi [2] Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia. http://wiwitna.blogspot.com/2013/03/upaya- pemberantasan-korupsi-di-indonesia.html [3] Pengertian Korupsi Berdasarkan Undang- Undang, http://www.iba.web.id/2013/04/pengertian- korupsi-berdasarkan-undang.html [4] Pejabat Singapura terjerat Skandal Korupsi http://realtime.wsj.com/indonesia/2012/06/07 /pejabat-singapura-terjerat-skandal-korupsi/ [5] Memahami Strategi Pemberantasan Korupsi di Indonesia, http://www.academia.edu/1590154/Memahami_St rategi_Pemberantasan_Korupsi_di_Indonesi a_Understanding_the_Strategy_for_Eradicat ing_Corruption_in_the_Case_of_Indonesia_ [6] Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia http://www.ylbhi.or.id/2007/03/penegakan- hukum-dan-pemberantasan-korupsi-di- indonesia/ [7] 6 Strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, http://acch.kpk.go.id/6-strategi-pencegahan-dan- pemberantasan-korupsi [8] KPK Berkomitmen Tinggalkan cara Konvensional Berantas Korupsi
  • 15. http://id.berita.yahoo.com/kpk-berkomitmen- tinggalkan-cara-konvensional-berantas- korupsi-072146090.html [9] Penanganan korupsi di Indonesia rancu http://www.aktual.co/hukum/234322pengamat- penanganan-korupsi-di-indonesia-rancu [10] Cara Penanggulangan Korupsi, http://sugengsetyawan.blogspot.com/2008/10/cara- penanggulangan-korupsi-di.html [11] Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya, http://sepengatahuanku.blogspot.com/2012/11/arti kel-tentang-korupsi-di-indonesia-dan-cara- penanggulangannya.html [12] Abraham Samad Jelaskan Empat Faktor Korupsi Skala Besar http://rakyatsulsel.com/abraham-samad- jelaskan-empat-faktor-korupsi-skala- besar.html