SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
LAPORAN ILMIAH
KASUS SUAP DAN KORUPSI BUPATI JAMBI
Disusun guna memenuhi tugas Akuntansi Pemerintahan
Disusun oleh :
Chika herliani 022116047
Vien Hadiriyani 022116050
Shinta Deviyanti 022116064
Lina Rosalina 022116065
Deni Saputra 022116066
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 2
I.I Latar Belakang Masalah............................................................................. 2
I.II Rumusan Masalah...................................................................................... 3
I.III Tujuan......................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................... 4
Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli ........................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 5
III.I Kasus Korupsi Bupati Jambi.................................................................... 5
III.II Penyebab Terjadinya ................................................................................ 8
III.III Modus Operandi Kasus Bupati Jambi.................................................. 9
III.IV Dampak Dari Kasus Bupati Jambi ........................................................ 10
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 11
IV.I Kesimpulan................................................................................................ 11
IV.II Saran......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan
begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke
tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun
dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam
seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan
membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada
kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi
di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya
pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di
sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena. `
Penyelenggaraan negara yang bersih menjadi penting dan sangat diperlukan untuk
menghindari praktek-praktek korupsi yang tidak saja melibatkan pejabat bersangkutan, tetapi
juga oleh keluarga dan kroninya, yang apabila dibiarkan, maka rakyat Indonesia akan berada
dalam posisi yang sangat dirugikan.
Tindak pidana korupsi merupakan perbuatan yang bukan saja dapat merugikan
keuangan negara akan tetapi juga dapat menimbulkan kerugian-kerugian pada perekonomian
rakyat.
Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap lestari
sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde yang datang silih
berganti. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan,
penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang faktor eksternal
adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar.
Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa
malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti
keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup.
Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji tidak
mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis, meraih
dan mempertahankan kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan
akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundang-
undangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau
masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi.
Seperti kasus yang tengah ramai diperbincangkan yaitu bupati jambi Zumi Zola.
Beliau dianggap melakukan penyalahgunaan dana anggaran untuk kepentingan non
masyarakat. Dana digunakan untuk di berikan kepada petinggi negara agar mau mendatangi
rapat.
3
I.II RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud korupsi?
2. Apa yang menyebabkan Bupati Jambi melakukan korupsi?
3. Dampak apa saja terjadinya akibat kegiatan tersebut?
4. Apa saja upaya untuk mengatasi korupsi?
5. Bagaimana cara mencegah dan memberantas korupsi?
I.III TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi yang dilakukan
oleh bupati Jambi.
3. Untuk mengetahui dampak akibat kegiatan tersebut.
4. Untuk mengetahui upaya mengatasi korupsi
5. Untuk mengetauhi cara mencegah dan memberantas korupsi.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PENGERTIAN KORUPSI MENURUT PARA AHLI
Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono,korupsi
adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat,
dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka
dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan
masyarakat luas dengan berbagai macam modus.
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika dilihat dari struktrur
bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna
yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara
dengan menggunakan wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan
hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang
dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan
pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan
bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari
seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang
menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan
hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi.
Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang
diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau
partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya,
juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang
paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas
pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan
pribadi dengan masyarakat.
5
BAB III
PEMBAHASAN
III.I KASUS KORUPSI BUPATI JAMBI
Komisi Pemberantasan Korupsi mengungkapkan telah mengusut kasus suap yang
melibatkan Gubernur JambiZumi Zola sejak Kamis, 18 januari 2018 lalu. Penyelidikan
tersebut merupakan pengembangan yang dilakukan KPK dari penyidikan dugaan suap
terkait pengesahan R-APBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2018. Juru Bicara KPK Febri
Diansyah mengatakan, dalam proses penyelidikan tersebut pihaknya memeriksa 10 orang
saksi dari Pemprov Jambi, DPRD Jambi, swasta, termasuk Zumi Zola. KPK kemudian
menemukan bukti permulaan yang cukup untuk menaikan status penyelidikan menjadi
penyidikan, dan mengantongi dua tersangka, yakni Zumi Zola dan Pelaksana Tugas Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan.
Dari penyidikan keduanya telah memunculkan bukti soal dugaan uang suap yang
dikumpulkan Arfan ada yang ditujukan untuk Zumi Zola, dan untuk anggota DPRD Jambi
terkait pengesahan R-APBD 2018.Pada proses penggeledahan di Rumah Dinas Gubernur dan
vila di Tanjung Jebung ditemukan dan disita sejumlah uang rupiah dan dollar Amerika.
Selain itu, sejumlah dokumen proyek juga disita.Suap yang diduga diterima Zumi Zola dan
Arfan sebelumnya senilai Rp 6 miliar. Perkara yang melibatkan kedua tersangka merupakan
pengembangan perkara kasus suap pengesahan RAPBD Jambi 2018.
KPK menduga suap yang diterima Zumi Zola digunakan untuk menyuap anggota
DPRD Jambi agar hadir dalam rapat pengesahan R-APBD Jambi 2018. Sebelumnya,
sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat tersebut karena tidak
jaminan dari pihak Pemprov Jambi.Menurut KPK, jaminan yang dimaksud adalah uang suap,
atau yang sering disebut sebagai "uang ketok".Pihak eksekutif diduga berkepentingan agar
anggaran yang diajukan Pemprov Jambi dapat disetujui DPRD Jambi. Dalam kasus ini, Zumi
Zola dan Arfan disangkakan melanggarkan Pasal 12B atah pasal 11 Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 Tentang Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah UU
Nomor 20 Tahun 2001 jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Selain kasus suap yang menyeret namanya, Gubernur nonaktif Jambi Zumi Zola juga
diduga menerima gratifikasi dari berbagai rekanan dan konsultan proyek infrastruktur di
Pemerintah Provinsi Jambi. Zumi diduga menggunakan hasil gratifikasi itu untuk membiayai
keperluan pribadi dan keluarganya. Hal itu diuraikan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dalam surat dakwaan terhadap Zumi Zola yang dibacakan di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi Jakarta, Kamis 23 Agustus 2018. Menurut jaksa, ia menerima gratifikasi
sebesar lebih dari Rp 40 miliar, menerima 177.000 dollar Amerika Serikat, dan 100.000
dollar Singapura. Selain itu, Zumi juga diduga menerima 1 unit Toyota Alphard.
Berikut 19 kepentingan pribadi Zumi yang diduga dibiayai menggunakan uang hasil
gratifikasi:
1. Uang sejumlah Rp 500 juta untuk membantu Zumi membiayai acara pisah sambut
Muspida pada Mei 2016. Baca juga: Zumi Zola Diduga 6 Kali Gunakan Uang
Gratifikasi untuk Kepentingan Keluarga
6
2. Uang sejumlah Rp 156 juta untuk membeli 10 hewan kurban atas nama Zumi pada
Hari Raya Idul Adha, September 2016.
3. Uang tunai sebesar Rp 300 juta ke rekening biro perjalanan umrah di Bank Mandiri.
Uang itu untuk biaya umrah Zumi dan keluarganya.
4. Zumi melalui asistennya, Apif Firmansyah, meminta Arfan selaku Pelaksana Tugas
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membayar
uang jahit pakaian yang akan digunakan untuk pelantikan pada 12 Februari 2016
sejumlah Rp 48 juta. Pembayaran dilakukan ke Penjahit Rekhas di Plaza Indonesia
Lantai 3 Jakarta.
5. Arfan diminta membayar biaya sewa di Hotel Borobudur Jakarta sejumlah Rp 20 juta
ke Biro KAHA di Mangga Besar, Jakarta.
6. Uang 30.000 dollar Amerika Serikat untuk untuk membiayai keperluan Zumi saat
berkunjung ke Amerika Serikat.
7. Membayar action figure seharga Rp 52 juta yang dipesan Zumi Zola pada 2016.
Pembayaran dengan cara ditransfer ke penjual yang berada di Singapura.
8. Membayar pelunasan pemesanan 9 patung action figure Marvel dari Singapura
seharga 6.150 dollar Singapura.
9. Membayar 16 item orderan Zumi Zola di XM Studios seharga 5.600 dollar Singapura,
dengan cara setor tunai.
10. Uang Rp 250 juta untuk membayar jasa event organizer (EO) kegiatan “Buka
Bersama” di Masjid Agung Al Falah yang diadakan Zumi.
11. Uang Rp 600 juta kepada anggota DPRD Provinsi Jambi agar Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) Zumi selaku Gubernur Jambi dapat diterima.
12. Uang Rp 50 juta untuk pembelian sapi dalam rangka acara Zumi di Kabupaten
Tanjung Jabung. Baca juga: Zumi Zola Didakwa Terima Gratifikasi untuk Pelesir ke
AS dan Beli Action Figure
13. Uang Rp 500 juta untuk untuk melobi pejabat di Jakarta guna meminta Dana Alokasi
Khusus (DAK) Provinsi Jambi.
14. Uang 106.000 dollar Singapura diserahkan kepada Budi Nurahman sebagai Kepala
Seksi SDA Dinas PUPR. Hal itu bertujuan untuk melobi agar Harun dapat menjadi
kepala Balai Wilayah Sungai VI Jambi.
15. Pembelian 1 unit mobil Toyota Alphard yang dibeli dari diler Wijaya Toyota di
Bandung.
16. Uang Rp 400 juta untuk untuk membeli hewan kurban atas nama Zumi sebanyak 25
ekor.
17. Biaya operasional Rp 1 miliar.
7
18. Membayar pembelian pakaian Zumi Zola di Plaza Indonesia Jakarta sejumlah Rp 50
juta.
19. Membeli dompet dan ikat pinggang senilai Rp 40 juta
KRONOLOGI KASUS SUAP DAN KORUPSI BUPATI JAMBI
Berikut ini kronologi proses perkara Zumi dalam kasus dugaan suap "uang ketuk
palu" pengesahan RAPBD Jambi tahun anggaran 2018 dan penerimaan gratifikasi dalam
lingkungan Pemprov Jambi:
1. Pemeriksaan KPK Pertama Kali Sebagai Saksi, Jumat (5/1/2018)
Zumi menjalani pemeriksaan oleh penyidik KPK pertama kali di Gedung Penunjang
KPK Merah Putih Kuningan Jakarta Selatan pada Jumat 5 Januari 2018.Ia diperiksa sebagai
saksi untuk tersangka Asisten Daerah III Pemprov Jambi Saifudin dalam kasus dugaan suap
"jang ketuk palu" RAPBD Jambi Tahun Anggaran 2018.Tersangka penerima gratifikasi di
lingkungan Pemprov Jambi dan pemberi suap "uang ketuk palu" pengesahan RAPBD
Pemprov Jambi Tahun Anggaran 2018 . KPK menyebut pemeriksaan Zumi kedua kalinya
sebagai saksi berkaitan dengan pengembangan kasus dugaan suap "uang ketuk palu"
RAPBDJambi Tahun Anggaran 2018.
2. Ditetapkan sebagai tersangka penerima gratifikasi, Rabu 24 Januari 2018
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Basaria Pandjaitan mengatakan
Gubernur JambiZumi Zola ditetapkan sebagai tersangka sejak Rabu 24 Januari 2018 saat
konferensi pers di Gedung KPK Merah Putih, Guntur, Jakarta Selatan pada Jumat 2 februari
2018. Meski sudah berstatus tersangka, KPK memutuskan menunda mengumumkan status
tersangka tersebut agar penyidikan yang sedang berlangsung di lapangan tidak terganggu.
Zumi disangkakan menerima gratifikasi sejumlah Rp 6 miliar baik secara sendiri
maupun lewat orang dekatnya, Arfan.Namun angka tersebut bertambah menjadi Rp 49 miliar
rupiah setelah penyidik telah menemukan bukti lain terkait kasus tersebut.
Untuk kasus ini Zumi disangkakan melanggar Pasal 12 B atau Pasal 11 UU no 31
tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHP.
3. Pemeriksaan perdana sebagai tersangka penerima gratifikasi
Kamis 15 februari 2018 Tersangka penerima gratifikasi di lingkungan Pemprov Jambi
dan pemberi suap "uang ketuk palu" pengesahan RAPBD Pemprov Jambi Tahun Anggaran
2018. Zumi memenuhi panggilan pemeriksaan perdana sebagai tersangka pada Kamis 15
februari 2018. Usai pemeriksaan Zumi tidak ditahan oleh KPK .
4. Ditahan KPK , Senin 9 April 2018
Zumi ditahan saat memenuhi panggilan pemeriksaan keduakalinya sebagai tersangka
penerima gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin 9 April 2018.
Zumi ditahan setelah menjalani pemeriksaan di Gedung Penunjang KPK Merah Putih
8
Kuningan Jakarta Selatan sebagai tersangka selama sekitar delapan jam. Ia ditahan selama
dua puluh hari pertama di rutan C1 KPK .
KPK memperpanjang masa penahanan Zumi selama 40 hari sejak tanggal 29 April
2018 sampai 9 Juni 2018 untuk kepentingan penyidikan.KPK memperpanjang masa
penahanan Zumi kedua kalinya selama 30 hari sejak tanggal 8 Juni 2018 sampai 7 Juli
2018.KPK memperpanjang masa penahanan Zumi ketiga kalinya selama 30 hari sejak 8 Juli
2018 sampai 6 Agustus 2018.
5. Ditetapkan Sebagai Tersangka Pemberi Suap Dalam Kasus "uang ketuk palu",
Selasa 10 Juli 2018.
KPK menetapkan Zumi sebagai tersangka pemberi dalam kasus dugaan suap "uang
ketuk palu" kepada DPRD Jambi untuk pengesahan RAPBD Pemprov Jambi Tahun
Anggaran 2018.KPK menetapkan Zumi sebagai tersangka untuk kedua kalinya.Zumi
disangkakan bersama pejabat PemprovJambi ikut memberikan suap kepada para anggota
DPRD Jambi untuk pemulusan proses pemgesahan RAPBD Pemprov Jambi tahun anggaran
2018 atau "uang ketuk palu".
Lewat orang kepercayaannya yang juga jadi tersangka dalam kasus tersebut Plt Kadis
PUPRJambi ARN (Arfan), Zumi diduga telah memberikan uang sejumlah Rp 3,4 miliar
kepada anggota DPRD Jambi .
Untuk kasus ini, Zumi Zola disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal
5 ayat 1 huruf b atau Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto
Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUH-Pidana.
III.II PENYEBAB TERJADINYA
Uang sebesar Rp 4,7 Miliar yang ditemukan KPK dalam operasi tangkap tangan
diduga terkait pembahasan R-APBD Provinsi Jambi 2018. Uang tersebut diduga bagian dari
total Rp 6 Miliar yang akan diberikan kepada sejumlah anggota DPRD Jambi. Uang
diberikan agar anggota DPRD bersedia menghadiri rapat pembahasan R-APBD. Pihak
eksekutif diduga berkepentingan agar anggaran yang diajukan Pemprov Jambi dapat disetujui
DPRD Jambi. Uang suap disiapkan untuk semua fraksi di DPRD Jambi. Sebelumnya,
sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat pengesehan R-APBD,
karena tidak ada jaminan dari pihak Pemprov Jambi. Jaminan yang dimaksud adalah uang
suap atau yang sering disebut juga sebagai uang ketok.
9
III.III MODUS OPERANDI KASUS BUPATI JAMBI
Suap yang diduga diterima Zumi Zola dan Arfan sebelumnya senilai Rp 6 miliar.
Perkara yang melibatkan kedua tersangka merupakan pengembangan perkara kasus suap
pengesahan RAPBD Jambi 2018.
Dalam kasus ini, Erwan bersama-sama Asisten Daerah III Provinsi Jambi, Saipudin,
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan, diduga memberikan
suap kepada Supriono, selaku anggota DPRD Jambi.
Uang sebesar Rp 4,7 miliar yang ditemukan KPK dalam operasi tangkap tangan
diduga terkait pembahasan R-APBD Provinsi Jambi 2018. Uang tersebut diduga bagian dari
total Rp 6 miliar yang akan diberikan kepada sejumlah anggota DPRD Jambi.
Menurut KPK, uang diberikan agar anggota DPRD bersedia menghadiri rapat
pembahasan R-APBD. Pihak eksekutif diduga berkepentingan agar anggaran yang diajukan
Pemprov Jambi dapat disetujui DPRD Jambi. Menurut KPK, uang suap disiapkan untuk
semua fraksi di DPRD Jambi.
Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat
pengesahan R-APBD, karena tidak jaminan dari pihak Pemprov Jambi. Menurut Wakil Ketua
KPK Basaria Panjaitan, jaminan yang dimaksud adalah uang suap, atau yang sering disebut
sebagai "uang ketok".
Jadi, uang suap yang di terima oleh Gubernur Jambi Zumi Zola yaitu diperuntukan
untuk menyuap atau sebagai “uang ketok”para anggota DPRD Jambi agar dapat menghadiri
rapat pembahasan R-APBD
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menjelaskan modus penerimaan hadiah dan janji
(gratifikasi) yang diterima oleh Gubernur Jambi Zumi Zola dan Plt Kepala Dinas PUPR
Jambi Arfan sekitar Rp6 miliar.
Penerimaan itu merupakan pengembangan terhadap Operasi Tangkap Tangan (OTT)
KPK pada 29 November 2017. KPK sudah menetapkan Arfan bersama-sama dengan Plt
Sekda Jambi Erwan Malik dan Asisten Daerah Bidang III Provinsi Jambi Saifudin sebagai
tersangka pemberi suap kepada anggota DPRD Jambi Supriono.
Namun menurut Basaria, tidak mungkin juga Plt Sekda dan Plt Kadis PUPR
memberikan uang ke anggota DPRD Jambi dari kantongnya sendiri.Dalam OTT 29
November 2017 ditemukan uang Rp4,7 miliar yang ditujukan kepada anggota DPRD
Jambi.Meski KPK sudah menemukan sejumlah pengusaha yang memberikan uang tersebut,
tapi menurut Basaria, KPK belum dapat memutuskan status mereka.Basaria juga memastikan
bahwa Zumi Zola akan ditahan setelah diperiksa sebagai tersangka. KPK juga sudah
menggeledah rumah dinas Gubernur Jambi, vila milik rumah Gubernur di Tanjung Jabung
Jambi dan saksi di kota Jambi.
Zumi dan Arfan disangkakan pasal 12 B atau pasal 11 UU no 31 tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Pasal 12 B mengatur mengenai "Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan den…
10
Dalam pertemuan itu, Asrul menyampaikan bahwa terkait permintaan “uang ketok”
dari anggota DPRD Jambi dan permintaan proyek dari pimpinan DPRD, Zumi Zola telah
menyetujuinya.Zumi juga menyetujui jabatan Sekda Provinsi Jambi akan diisi oleh Erwan
dan jabatan Kepala Dinas PUPR Jambi akan dijabat oleh Arfan yang sebelumnya hanya
pelaksana tugas.Dalam kasus ini, Erwan Malik didakwa menyuap sejumlah anggota DPRD
Jambi. Erwan bersama-sama dua terdakwa lainnya diduga memberikan uang Rp 3,4 miliar
kepada beberapa anggota legislatif tersebut.
Menurut jaksa, uang tersebut diberikan agar anggota DPRD Provinsi Jambi periode
2014-2019 memperlancar pembahasan dan menyetujui Rancangan Peraturan Daerah
(RAPERDA), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018
menjadi Peraturan Daerah (PERDA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
2018.
II.IV DAMPAK DARI KASUS SUAP DAN KORUPSI
korupsi yang menjeratGubernur Jambi Zumi Zola merupakan dampak adanya
dynasti politik.Zumi Zola adalah putra dari Zulkifli Nurdin, sesungguhnya sudah berda
dalam jaringan dinasti politik yang kemudian melahirkan dinasti korupsi, produk utama
dari dinasti politik dan politik dalam dinasti adalah dinasti korupsi yang senantiasa hanya
membangun kerajaan bisnis keluarganya, demi menyengsarakan rakyat. Petrus, yang juga
merupakan kader Partai Hati Nurani Rakyat, berpendapat bahwa PAN gagal dalam
melahirkan kader terbaik, dan gagal dalam penjaringan kader partai ketika melakukan
seleksi untuk menja dipemimpin daerah.
11
BAB IV
PENUTUP
IV.I KESIMPULAN
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan
begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkemban gan praktek korupsi dari tahun ke
tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun
dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam
seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan
membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada
kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi
di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya
pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di
sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena.
IV.II SARAN `
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnnya ditanamkan sejak dini. Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.
Sudah seharusnya sebagai masyarakat indonesia kita dapat memilih wakil rakyat
dengan bijak agar tidak ada yangdirugikan atas kepemimpinan wakil rakyat tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.tempo.co/read/1057045/zumi-zola-tersangka-korupsi-tpdi-sebut-dampak-
dinasti-politik
https://www.google.com/amp/s/metro.tempo.co/amp/58513/bpk-temukan-
penyelewengan-dprd-kota-bogor
https://nasional.kompas.com/read/2017/12/05/19305881/keterlibatan-gubernur-
zumi-zola-di-kasus-apbd-jambi-kpk-minta-publik-sabar
https://regional.kompas.com/read/2018/02/03/18073741/kronologi-awal-kpk-
usut-kasus-suap-gubernur-jambi-zumi-zola
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/09/19074671/gubernur-jambi-zumi-
zola-ditahan-kpk

More Related Content

What's hot

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiAfida Zahara
 
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaPenanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaZaka Firma Aditya
 
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi VAnalisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi VFiqri Fadilah
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosAndy Susanto
 
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di bantenAnalisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di bantennurfitriyah1712
 
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan SosiologisCiri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan SosiologisSatrio Arismunandar
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaBunda Violyn
 
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD MalangTugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malangdilla1515
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiGreg Tae
 

What's hot (17)

Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 
Yuni nasrul latifi 14220019
Yuni nasrul latifi 14220019Yuni nasrul latifi 14220019
Yuni nasrul latifi 14220019
 
Proposal Skripsi
Proposal Skripsi Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaPenanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
 
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi VAnalisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
 
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di bantenAnalisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
 
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan SosiologisCiri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesia
 
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD MalangTugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
 
Makalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiiiMakalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiii
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
 
Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA
 

Similar to Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)

Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasnetieli
 
Studi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docxStudi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docxEHenriawanYunus
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRZaitun Hakimiah NS
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsierza m
 
Monev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana PemerintahanMonev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana Pemerintahanmonalisaibrahim
 
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsiiFakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsiiFikriArdian5
 
Materi 8 Etika Administrasi Publik
Materi  8 Etika Administrasi Publik Materi  8 Etika Administrasi Publik
Materi 8 Etika Administrasi Publik monalisaibrahim
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...Riyoko Yudhi Wibowo
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxwallzui321
 
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptxFAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptxHesrinTangdiArrang
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMuhammad Iqbal
 
Pungli apakah termasuk dalam kriteria fraud
Pungli apakah termasuk dalam kriteria fraudPungli apakah termasuk dalam kriteria fraud
Pungli apakah termasuk dalam kriteria fraud271065
 
sosiologi agama
sosiologi agamasosiologi agama
sosiologi agamabycycle
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...Melania Bastian
 
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis BeritaTugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis BeritaRobyRenaldi
 
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...8gbagusindraslub
 
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Idik Saeful Bahri
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...Rudy Harland
 

Similar to Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi) (20)

Penyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptxPenyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptx
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uas
 
Studi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docxStudi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docx
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsi
 
Monev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana PemerintahanMonev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana Pemerintahan
 
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsiiFakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
 
Materi 8 Etika Administrasi Publik
Materi  8 Etika Administrasi Publik Materi  8 Etika Administrasi Publik
Materi 8 Etika Administrasi Publik
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptx
 
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptxFAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI (KELOMPOK 2).pptx
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
 
Pungli apakah termasuk dalam kriteria fraud
Pungli apakah termasuk dalam kriteria fraudPungli apakah termasuk dalam kriteria fraud
Pungli apakah termasuk dalam kriteria fraud
 
Bab i,234
Bab i,234Bab i,234
Bab i,234
 
sosiologi agama
sosiologi agamasosiologi agama
sosiologi agama
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Corruption and F...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corruption and F...
 
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis BeritaTugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
Tugas Akuntansi Pemerintah - Analisis Berita
 
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
Presentasi Teknologi Teknologi Finansial (Fintech) Elemen 3D Krem_20231025_12...
 
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 

Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)

  • 1. LAPORAN ILMIAH KASUS SUAP DAN KORUPSI BUPATI JAMBI Disusun guna memenuhi tugas Akuntansi Pemerintahan Disusun oleh : Chika herliani 022116047 Vien Hadiriyani 022116050 Shinta Deviyanti 022116064 Lina Rosalina 022116065 Deni Saputra 022116066 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN
  • 2. 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................................................... 1 BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 2 I.I Latar Belakang Masalah............................................................................. 2 I.II Rumusan Masalah...................................................................................... 3 I.III Tujuan......................................................................................................... 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................... 4 Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli ........................................................... 4 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 5 III.I Kasus Korupsi Bupati Jambi.................................................................... 5 III.II Penyebab Terjadinya ................................................................................ 8 III.III Modus Operandi Kasus Bupati Jambi.................................................. 9 III.IV Dampak Dari Kasus Bupati Jambi ........................................................ 10 BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 11 IV.I Kesimpulan................................................................................................ 11 IV.II Saran......................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12
  • 3. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena. ` Penyelenggaraan negara yang bersih menjadi penting dan sangat diperlukan untuk menghindari praktek-praktek korupsi yang tidak saja melibatkan pejabat bersangkutan, tetapi juga oleh keluarga dan kroninya, yang apabila dibiarkan, maka rakyat Indonesia akan berada dalam posisi yang sangat dirugikan. Tindak pidana korupsi merupakan perbuatan yang bukan saja dapat merugikan keuangan negara akan tetapi juga dapat menimbulkan kerugian-kerugian pada perekonomian rakyat. Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde yang datang silih berganti. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan, penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar. Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup. Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundang- undangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi. Seperti kasus yang tengah ramai diperbincangkan yaitu bupati jambi Zumi Zola. Beliau dianggap melakukan penyalahgunaan dana anggaran untuk kepentingan non masyarakat. Dana digunakan untuk di berikan kepada petinggi negara agar mau mendatangi rapat.
  • 4. 3 I.II RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud korupsi? 2. Apa yang menyebabkan Bupati Jambi melakukan korupsi? 3. Dampak apa saja terjadinya akibat kegiatan tersebut? 4. Apa saja upaya untuk mengatasi korupsi? 5. Bagaimana cara mencegah dan memberantas korupsi? I.III TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian korupsi. 2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi yang dilakukan oleh bupati Jambi. 3. Untuk mengetahui dampak akibat kegiatan tersebut. 4. Untuk mengetahui upaya mengatasi korupsi 5. Untuk mengetauhi cara mencegah dan memberantas korupsi.
  • 5. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA PENGERTIAN KORUPSI MENURUT PARA AHLI Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono,korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus. Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika dilihat dari struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat.
  • 6. 5 BAB III PEMBAHASAN III.I KASUS KORUPSI BUPATI JAMBI Komisi Pemberantasan Korupsi mengungkapkan telah mengusut kasus suap yang melibatkan Gubernur JambiZumi Zola sejak Kamis, 18 januari 2018 lalu. Penyelidikan tersebut merupakan pengembangan yang dilakukan KPK dari penyidikan dugaan suap terkait pengesahan R-APBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2018. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, dalam proses penyelidikan tersebut pihaknya memeriksa 10 orang saksi dari Pemprov Jambi, DPRD Jambi, swasta, termasuk Zumi Zola. KPK kemudian menemukan bukti permulaan yang cukup untuk menaikan status penyelidikan menjadi penyidikan, dan mengantongi dua tersangka, yakni Zumi Zola dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan. Dari penyidikan keduanya telah memunculkan bukti soal dugaan uang suap yang dikumpulkan Arfan ada yang ditujukan untuk Zumi Zola, dan untuk anggota DPRD Jambi terkait pengesahan R-APBD 2018.Pada proses penggeledahan di Rumah Dinas Gubernur dan vila di Tanjung Jebung ditemukan dan disita sejumlah uang rupiah dan dollar Amerika. Selain itu, sejumlah dokumen proyek juga disita.Suap yang diduga diterima Zumi Zola dan Arfan sebelumnya senilai Rp 6 miliar. Perkara yang melibatkan kedua tersangka merupakan pengembangan perkara kasus suap pengesahan RAPBD Jambi 2018. KPK menduga suap yang diterima Zumi Zola digunakan untuk menyuap anggota DPRD Jambi agar hadir dalam rapat pengesahan R-APBD Jambi 2018. Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat tersebut karena tidak jaminan dari pihak Pemprov Jambi.Menurut KPK, jaminan yang dimaksud adalah uang suap, atau yang sering disebut sebagai "uang ketok".Pihak eksekutif diduga berkepentingan agar anggaran yang diajukan Pemprov Jambi dapat disetujui DPRD Jambi. Dalam kasus ini, Zumi Zola dan Arfan disangkakan melanggarkan Pasal 12B atah pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP. Selain kasus suap yang menyeret namanya, Gubernur nonaktif Jambi Zumi Zola juga diduga menerima gratifikasi dari berbagai rekanan dan konsultan proyek infrastruktur di Pemerintah Provinsi Jambi. Zumi diduga menggunakan hasil gratifikasi itu untuk membiayai keperluan pribadi dan keluarganya. Hal itu diuraikan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam surat dakwaan terhadap Zumi Zola yang dibacakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis 23 Agustus 2018. Menurut jaksa, ia menerima gratifikasi sebesar lebih dari Rp 40 miliar, menerima 177.000 dollar Amerika Serikat, dan 100.000 dollar Singapura. Selain itu, Zumi juga diduga menerima 1 unit Toyota Alphard. Berikut 19 kepentingan pribadi Zumi yang diduga dibiayai menggunakan uang hasil gratifikasi: 1. Uang sejumlah Rp 500 juta untuk membantu Zumi membiayai acara pisah sambut Muspida pada Mei 2016. Baca juga: Zumi Zola Diduga 6 Kali Gunakan Uang Gratifikasi untuk Kepentingan Keluarga
  • 7. 6 2. Uang sejumlah Rp 156 juta untuk membeli 10 hewan kurban atas nama Zumi pada Hari Raya Idul Adha, September 2016. 3. Uang tunai sebesar Rp 300 juta ke rekening biro perjalanan umrah di Bank Mandiri. Uang itu untuk biaya umrah Zumi dan keluarganya. 4. Zumi melalui asistennya, Apif Firmansyah, meminta Arfan selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membayar uang jahit pakaian yang akan digunakan untuk pelantikan pada 12 Februari 2016 sejumlah Rp 48 juta. Pembayaran dilakukan ke Penjahit Rekhas di Plaza Indonesia Lantai 3 Jakarta. 5. Arfan diminta membayar biaya sewa di Hotel Borobudur Jakarta sejumlah Rp 20 juta ke Biro KAHA di Mangga Besar, Jakarta. 6. Uang 30.000 dollar Amerika Serikat untuk untuk membiayai keperluan Zumi saat berkunjung ke Amerika Serikat. 7. Membayar action figure seharga Rp 52 juta yang dipesan Zumi Zola pada 2016. Pembayaran dengan cara ditransfer ke penjual yang berada di Singapura. 8. Membayar pelunasan pemesanan 9 patung action figure Marvel dari Singapura seharga 6.150 dollar Singapura. 9. Membayar 16 item orderan Zumi Zola di XM Studios seharga 5.600 dollar Singapura, dengan cara setor tunai. 10. Uang Rp 250 juta untuk membayar jasa event organizer (EO) kegiatan “Buka Bersama” di Masjid Agung Al Falah yang diadakan Zumi. 11. Uang Rp 600 juta kepada anggota DPRD Provinsi Jambi agar Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Zumi selaku Gubernur Jambi dapat diterima. 12. Uang Rp 50 juta untuk pembelian sapi dalam rangka acara Zumi di Kabupaten Tanjung Jabung. Baca juga: Zumi Zola Didakwa Terima Gratifikasi untuk Pelesir ke AS dan Beli Action Figure 13. Uang Rp 500 juta untuk untuk melobi pejabat di Jakarta guna meminta Dana Alokasi Khusus (DAK) Provinsi Jambi. 14. Uang 106.000 dollar Singapura diserahkan kepada Budi Nurahman sebagai Kepala Seksi SDA Dinas PUPR. Hal itu bertujuan untuk melobi agar Harun dapat menjadi kepala Balai Wilayah Sungai VI Jambi. 15. Pembelian 1 unit mobil Toyota Alphard yang dibeli dari diler Wijaya Toyota di Bandung. 16. Uang Rp 400 juta untuk untuk membeli hewan kurban atas nama Zumi sebanyak 25 ekor. 17. Biaya operasional Rp 1 miliar.
  • 8. 7 18. Membayar pembelian pakaian Zumi Zola di Plaza Indonesia Jakarta sejumlah Rp 50 juta. 19. Membeli dompet dan ikat pinggang senilai Rp 40 juta KRONOLOGI KASUS SUAP DAN KORUPSI BUPATI JAMBI Berikut ini kronologi proses perkara Zumi dalam kasus dugaan suap "uang ketuk palu" pengesahan RAPBD Jambi tahun anggaran 2018 dan penerimaan gratifikasi dalam lingkungan Pemprov Jambi: 1. Pemeriksaan KPK Pertama Kali Sebagai Saksi, Jumat (5/1/2018) Zumi menjalani pemeriksaan oleh penyidik KPK pertama kali di Gedung Penunjang KPK Merah Putih Kuningan Jakarta Selatan pada Jumat 5 Januari 2018.Ia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Asisten Daerah III Pemprov Jambi Saifudin dalam kasus dugaan suap "jang ketuk palu" RAPBD Jambi Tahun Anggaran 2018.Tersangka penerima gratifikasi di lingkungan Pemprov Jambi dan pemberi suap "uang ketuk palu" pengesahan RAPBD Pemprov Jambi Tahun Anggaran 2018 . KPK menyebut pemeriksaan Zumi kedua kalinya sebagai saksi berkaitan dengan pengembangan kasus dugaan suap "uang ketuk palu" RAPBDJambi Tahun Anggaran 2018. 2. Ditetapkan sebagai tersangka penerima gratifikasi, Rabu 24 Januari 2018 Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Basaria Pandjaitan mengatakan Gubernur JambiZumi Zola ditetapkan sebagai tersangka sejak Rabu 24 Januari 2018 saat konferensi pers di Gedung KPK Merah Putih, Guntur, Jakarta Selatan pada Jumat 2 februari 2018. Meski sudah berstatus tersangka, KPK memutuskan menunda mengumumkan status tersangka tersebut agar penyidikan yang sedang berlangsung di lapangan tidak terganggu. Zumi disangkakan menerima gratifikasi sejumlah Rp 6 miliar baik secara sendiri maupun lewat orang dekatnya, Arfan.Namun angka tersebut bertambah menjadi Rp 49 miliar rupiah setelah penyidik telah menemukan bukti lain terkait kasus tersebut. Untuk kasus ini Zumi disangkakan melanggar Pasal 12 B atau Pasal 11 UU no 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 3. Pemeriksaan perdana sebagai tersangka penerima gratifikasi Kamis 15 februari 2018 Tersangka penerima gratifikasi di lingkungan Pemprov Jambi dan pemberi suap "uang ketuk palu" pengesahan RAPBD Pemprov Jambi Tahun Anggaran 2018. Zumi memenuhi panggilan pemeriksaan perdana sebagai tersangka pada Kamis 15 februari 2018. Usai pemeriksaan Zumi tidak ditahan oleh KPK . 4. Ditahan KPK , Senin 9 April 2018 Zumi ditahan saat memenuhi panggilan pemeriksaan keduakalinya sebagai tersangka penerima gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin 9 April 2018. Zumi ditahan setelah menjalani pemeriksaan di Gedung Penunjang KPK Merah Putih
  • 9. 8 Kuningan Jakarta Selatan sebagai tersangka selama sekitar delapan jam. Ia ditahan selama dua puluh hari pertama di rutan C1 KPK . KPK memperpanjang masa penahanan Zumi selama 40 hari sejak tanggal 29 April 2018 sampai 9 Juni 2018 untuk kepentingan penyidikan.KPK memperpanjang masa penahanan Zumi kedua kalinya selama 30 hari sejak tanggal 8 Juni 2018 sampai 7 Juli 2018.KPK memperpanjang masa penahanan Zumi ketiga kalinya selama 30 hari sejak 8 Juli 2018 sampai 6 Agustus 2018. 5. Ditetapkan Sebagai Tersangka Pemberi Suap Dalam Kasus "uang ketuk palu", Selasa 10 Juli 2018. KPK menetapkan Zumi sebagai tersangka pemberi dalam kasus dugaan suap "uang ketuk palu" kepada DPRD Jambi untuk pengesahan RAPBD Pemprov Jambi Tahun Anggaran 2018.KPK menetapkan Zumi sebagai tersangka untuk kedua kalinya.Zumi disangkakan bersama pejabat PemprovJambi ikut memberikan suap kepada para anggota DPRD Jambi untuk pemulusan proses pemgesahan RAPBD Pemprov Jambi tahun anggaran 2018 atau "uang ketuk palu". Lewat orang kepercayaannya yang juga jadi tersangka dalam kasus tersebut Plt Kadis PUPRJambi ARN (Arfan), Zumi diduga telah memberikan uang sejumlah Rp 3,4 miliar kepada anggota DPRD Jambi . Untuk kasus ini, Zumi Zola disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 5 ayat 1 huruf b atau Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUH-Pidana. III.II PENYEBAB TERJADINYA Uang sebesar Rp 4,7 Miliar yang ditemukan KPK dalam operasi tangkap tangan diduga terkait pembahasan R-APBD Provinsi Jambi 2018. Uang tersebut diduga bagian dari total Rp 6 Miliar yang akan diberikan kepada sejumlah anggota DPRD Jambi. Uang diberikan agar anggota DPRD bersedia menghadiri rapat pembahasan R-APBD. Pihak eksekutif diduga berkepentingan agar anggaran yang diajukan Pemprov Jambi dapat disetujui DPRD Jambi. Uang suap disiapkan untuk semua fraksi di DPRD Jambi. Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat pengesehan R-APBD, karena tidak ada jaminan dari pihak Pemprov Jambi. Jaminan yang dimaksud adalah uang suap atau yang sering disebut juga sebagai uang ketok.
  • 10. 9 III.III MODUS OPERANDI KASUS BUPATI JAMBI Suap yang diduga diterima Zumi Zola dan Arfan sebelumnya senilai Rp 6 miliar. Perkara yang melibatkan kedua tersangka merupakan pengembangan perkara kasus suap pengesahan RAPBD Jambi 2018. Dalam kasus ini, Erwan bersama-sama Asisten Daerah III Provinsi Jambi, Saipudin, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan, diduga memberikan suap kepada Supriono, selaku anggota DPRD Jambi. Uang sebesar Rp 4,7 miliar yang ditemukan KPK dalam operasi tangkap tangan diduga terkait pembahasan R-APBD Provinsi Jambi 2018. Uang tersebut diduga bagian dari total Rp 6 miliar yang akan diberikan kepada sejumlah anggota DPRD Jambi. Menurut KPK, uang diberikan agar anggota DPRD bersedia menghadiri rapat pembahasan R-APBD. Pihak eksekutif diduga berkepentingan agar anggaran yang diajukan Pemprov Jambi dapat disetujui DPRD Jambi. Menurut KPK, uang suap disiapkan untuk semua fraksi di DPRD Jambi. Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat pengesahan R-APBD, karena tidak jaminan dari pihak Pemprov Jambi. Menurut Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan, jaminan yang dimaksud adalah uang suap, atau yang sering disebut sebagai "uang ketok". Jadi, uang suap yang di terima oleh Gubernur Jambi Zumi Zola yaitu diperuntukan untuk menyuap atau sebagai “uang ketok”para anggota DPRD Jambi agar dapat menghadiri rapat pembahasan R-APBD Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menjelaskan modus penerimaan hadiah dan janji (gratifikasi) yang diterima oleh Gubernur Jambi Zumi Zola dan Plt Kepala Dinas PUPR Jambi Arfan sekitar Rp6 miliar. Penerimaan itu merupakan pengembangan terhadap Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada 29 November 2017. KPK sudah menetapkan Arfan bersama-sama dengan Plt Sekda Jambi Erwan Malik dan Asisten Daerah Bidang III Provinsi Jambi Saifudin sebagai tersangka pemberi suap kepada anggota DPRD Jambi Supriono. Namun menurut Basaria, tidak mungkin juga Plt Sekda dan Plt Kadis PUPR memberikan uang ke anggota DPRD Jambi dari kantongnya sendiri.Dalam OTT 29 November 2017 ditemukan uang Rp4,7 miliar yang ditujukan kepada anggota DPRD Jambi.Meski KPK sudah menemukan sejumlah pengusaha yang memberikan uang tersebut, tapi menurut Basaria, KPK belum dapat memutuskan status mereka.Basaria juga memastikan bahwa Zumi Zola akan ditahan setelah diperiksa sebagai tersangka. KPK juga sudah menggeledah rumah dinas Gubernur Jambi, vila milik rumah Gubernur di Tanjung Jabung Jambi dan saksi di kota Jambi. Zumi dan Arfan disangkakan pasal 12 B atau pasal 11 UU no 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Pasal 12 B mengatur mengenai "Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan den…
  • 11. 10 Dalam pertemuan itu, Asrul menyampaikan bahwa terkait permintaan “uang ketok” dari anggota DPRD Jambi dan permintaan proyek dari pimpinan DPRD, Zumi Zola telah menyetujuinya.Zumi juga menyetujui jabatan Sekda Provinsi Jambi akan diisi oleh Erwan dan jabatan Kepala Dinas PUPR Jambi akan dijabat oleh Arfan yang sebelumnya hanya pelaksana tugas.Dalam kasus ini, Erwan Malik didakwa menyuap sejumlah anggota DPRD Jambi. Erwan bersama-sama dua terdakwa lainnya diduga memberikan uang Rp 3,4 miliar kepada beberapa anggota legislatif tersebut. Menurut jaksa, uang tersebut diberikan agar anggota DPRD Provinsi Jambi periode 2014-2019 memperlancar pembahasan dan menyetujui Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018 menjadi Peraturan Daerah (PERDA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018. II.IV DAMPAK DARI KASUS SUAP DAN KORUPSI korupsi yang menjeratGubernur Jambi Zumi Zola merupakan dampak adanya dynasti politik.Zumi Zola adalah putra dari Zulkifli Nurdin, sesungguhnya sudah berda dalam jaringan dinasti politik yang kemudian melahirkan dinasti korupsi, produk utama dari dinasti politik dan politik dalam dinasti adalah dinasti korupsi yang senantiasa hanya membangun kerajaan bisnis keluarganya, demi menyengsarakan rakyat. Petrus, yang juga merupakan kader Partai Hati Nurani Rakyat, berpendapat bahwa PAN gagal dalam melahirkan kader terbaik, dan gagal dalam penjaringan kader partai ketika melakukan seleksi untuk menja dipemimpin daerah.
  • 12. 11 BAB IV PENUTUP IV.I KESIMPULAN Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkemban gan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena. IV.II SARAN ` Sikap untuk menghindari korupsi seharusnnya ditanamkan sejak dini. Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Sudah seharusnya sebagai masyarakat indonesia kita dapat memilih wakil rakyat dengan bijak agar tidak ada yangdirugikan atas kepemimpinan wakil rakyat tersebut.