SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Korupsi, Bisa Dirasakan
tapi Sulit Dirumuskan
Oleh Satrio Arismunandar

Meski sudah seperti kanker yang mengancam kehidupan seluruh bangsa,
korupsi tidak mudah didefinisikan. Ada banyak konsep tentang korupsi.
Ketika DPR-RI kompak memilih komisioner KPK yang "lunak," itu pun
sudah termasuk kategori korupsi.
Korupsi dapat dipandang sebagai fenomena penyimpangan dalam
kehidupan sosial, budaya, kemasyarakatan, dan kenegaraan. Meski demikian,
studi tentang korupsi tidaklah harus didasarkan pada pendekatan yuridis atau
ekonomi, karena korupsi juga dapat dianggap sebagai isu moral dan filosofis.
Perilaku korupsi sudah sejak lama dikaji oleh para filsuf. Filsuf Yunani,
Aristoteles, yang diikuti oleh Machiavelli, misalnya, sejak awal sudah
merumuskan sesuatu yang disebutnya sebagai "korupsi moral." Korupsi moral
merujuk pada berbagai bentuk penyimpangan konstitusi, sehingga para penguasa
rezim --termasuk dalam sistem demokrasi-- tidak lagi dipimpin oleh hukum dan
tidak lagi melayani kepentingan rakyat, tetapi tak lebih hanya berupaya melayani
dirinya sendiri.
Penggunaan istilah "korupsi" dalam diskusi-diskusi filsafat tak jarang
berbentuk pengkontrasan antara wujud yang murni bersifat spiritual dengan
manifestasinya yang "sudah terkorupsi" (corrupted) di dunia fisik. Banyak filsuf
menganggap dunia fisik sebagai sesuatu yang "korup." Plato adalah contoh filsuf
yang paling ternama dari aliran pemikiran ini.
Dalam pendekatan moralitas, korupsi umumnya merujuk ke kondisi
dekadensi atau hedonisme. Sedangkan dalam perdebatan teologis, beberapa sudut
pandang tertentu terkadang dituduh merupakan bentuk korupsi dari sistem-sistem
kepercayaan yang ortodoks. Dengan kata lain, sudut pandang tersebut dituduh
telah menyimpang dari cara pandang lama yang sudah benar.

1
Dalam perspektif agama, korupsi dipandang sebagai suatu perbuatan yang
sangat tercela. Dalam perspektif ajaran Islam, korupsi termasuk perbuatan fasad
atau perbuatan yang merusak kemaslahatan, kemanfaatan hidup, dan tatanan
kehidupan. Pelakunya dikategorikan melakukan jinayah kubro (dosa besar).
Dalam konteks ajaran Islam yang lebih luas, korupsi merupakan tindakan yang
bertentangan dengan prinsip keadilan (al-’adalah), akuntabilitas (al-amanah),
dan tanggung jawab.

Sulitnya Mendefinisikan Korupsi

Salah satu definisi korupsi yang paling terkenal adalah: "Korupsi
merupakan penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang pejabat publik, demi meraih
keuntungan pribadi." Jelas, bahwa penyalahgunaan kantor publik untuk
keuntungan pribadi (privat) adalah wujud paradigmatik korupsi.
Namun, korupsi tidak selalu terkait dengan kantor publik. Jika seorang
petaruh menyuap seorang petinju agar "mengalah" dalam suatu pertandingan
tinju, ini adalah korupsi untuk kepentingan privat, meski tidak melibatkan
pemegang jabatan publik manapun. Si petaruh maupun si petinju bukanlah
pejabat publik.
Salah satu cara menanggapi hal ini, adalah dengan membedakan antara
korupsi publik dengan korupsi privat. Serta berargumentasi dengan mengatakan
bahwa definisi di atas hanya khusus berlaku untuk korupsi publik.
Namun, ketika seorang warga biasa berbohong saat memberi kesaksian
dalam sidang pengadilan, ini adalah sebuah korupsi terhadap sistem peradilan
kriminal atau kantor publik. Walaupun dalam kasus ini tidak ada penyalahgunaan
kantor publik oleh seorang pejabat publik.
Dalam kasus lain, ketika seorang petugas polisi merekayasa bukti palsu,
untuk menjerat seorang tersangka pemerkosa --yang ia yakini memang betulbetul pelaku pemerkosaan yang membahayakan masyarakat-- ini adalah sebuah
korupsi terhadap kantor publik. Walaupun petugas polisi itu melakukannya bukan
karena untuk keuntungan pribadi.

2
Karena begitu luasnya cakupan korupsi, upaya merumuskan sebuah
definisi atau konsep teoritis tentang korupsi terbukti cukup sulit. Maka, dilakukan
langkah lain, yaitu mencoba mengidentifikasi korupsi lewat pelanggaranpelanggaran hukum dan/atau moral yang spesifik. Misalnya, suap adalah
pelanggaran hukum dan moral yang jelas termasuk bentuk korupsi.
Masalahnya, daftar yang berisi berbagai contoh dan ragam korupsi itu bisa
panjang sekali. Lebih jauh, banyak dari tindakan-tindakan korupsi di dalam daftar
tersebut --misalnya, nepotisme-- tidak bisa dimasukkan sebagai contoh
penyuapan. Banyak perdebatan juga bisa muncul tentang mana yang layak
dimasukkan dalam daftar dan mana yang tidak layak. Praktisi penegak hukum,
misalnya, sering membedakan antara fraud (penipuan, kecurangan) dengan
korupsi.
Terdapat satu strategi lagi untuk membuat garis demarkasi tentang
perilaku korupsi. Secara tersirat, di dalam banyak literatur tentang korupsi,
terdapat pandangan bahwa korupsi pada dasarnya adalah sebuah pelanggaran
hukum, atau lebih spesifik lagi: sebuah pelanggaran hukum di ranah ekonomi.
Sejalan dengan itu, kita dapat berupaya mengidentifikasi korupsi dengan
kejahatan-kejahatan ekonomi, seperti penyuapan, penipuan, kecurangan, dan
insider trading. Sampai tahap tertentu, cara pandang ini mencerminkan
dominannya perspektif ekonomi dalam literatur akademis tentang korupsi.
Tetapi banyak tindakan korupsi tidak selalu dianggap melawan hukum.
Contohnya, penyuapan. Sebelum tahun 1977, perusahaan-perusahaan Amerika
yang menawarkan suap untuk bisa memperoleh kontrak-kontrak di negara lain
(baca: di Indonesia) tidak dianggap pelanggaran hukum. Peraturan yang melarang
suap semacam itu baru muncul kemudian.
Jadi, korupsi tidak selalu berarti pelanggaran hukum. Hal ini karena pada
dasarnya, korupsi bukanlah semata-mata masalah hukum, namun secara
fundamental korupsi adalah masalah moralitas. Meskipun begitu, tidak semua
tindakan imoralitas adalah tindakan korupsi. Korupsi hanyalah salah satu spesies
dari imoralitas.

3
Ciri-ciri dan Tipologi Korupsi

Sebagai suatu gejala sosial yang rumit, korupsi tidak dapat dirumuskan
secara sederhana dalam satu kalimat saja. Yang mungkin dan coba dilakukan
adalah membuat gambaran yang masuk akal mengenai gejala tersebut, agar dapat
dipisahkan dari gejala lain yang bukan korupsi.
Misalnya, sekadar kesalahan administratif atau salah kelola dalam urusan
perkantoran/ pemerintahan. Meskipun dampaknya bisa sama-sama merugikan
kepentingan publik, kesalahan semacam itu bukan termasuk korupsi.
Inti korupsi adalah penyalahgunaan kepercayaan untuk kepentingan
pribadi. Berdasarkan induksi kasus demi kasus dari masyarakat masa lalu sampai
zaman moderen, oleh pakar masalah korupsi Syed Hussein Alatas telah disusun
sejumlah ciri korupsi.
Ciri-ciri korupsi dapat diringkas sebagai berikut: (a) suatu pengkhianatan
terhadap kepercayaan, (b) penipuan terhadap badan pemerintah, (c) dengan
sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus, (d) dilakukan
dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau
bawahannya menganggapnya tidak perlu, (e) melibatkan lebih dari satu orang
atau pihak, (f) adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang
atau yang lain, (g) terpusatnya kegiatan (korupsi) pada mereka yang menghendaki
keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya, (h) adanya usaha
untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk pengesahan hukum, dan (i)
menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang melakukan
korupsi.
Ciri-ciri tersebut sebetulnya masih bisa diperluas lagi. Dari segi tipologi,
korupsi dapat dibagi dalam tujuh jenis, yaitu: korupsi transaktif (transactive
corruption), korupsi yang memeras (extortive corruption), korupsi investif
(investive corruption), korupsi perkerabatan (nepotistic corruption), korupsi
defensif (defensive corruption), korupsi otogenik (autogenic corruption), dan
korupsi dukungan (supportive corruption).
Korupsi transaktif merujuk kepada adanya kesepakatan timbal-balik
antara pihak pemberi dan pihak penerima demi keuntungan kedua belah pihak,

4
dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan ini oleh kedua-duanya.
Korupsi jenis ini biasanya melibatkan dunia usaha dan pemerintah, atau antara
masyarakat dan pemerintah.
Korupsi yang memeras adalah jenis korupsi di mana pihak pemberi
dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang mengancam
dirinya, kepentingannya, atau orang-orang dan hal-hal yang dihargainya.
Misalnya, polisi memaksa seseorang menyerahkan sejumlah uang, agar kasus
anaknya yang kedapatan mengutil barang di sebuah pasar swalayan, tidak
diteruskan oleh polisi ke proses hukum.
Korupsi investif adalah pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian
langsung dengan keuntungan tertentu, selain keuntungan yang dibayangkan akan
diperoleh di masa yang akan datang.
Misalnya, ada konglomerat atau elite politik yang memantau bahwa
seorang perwira menengah di jajaran kepolisian memiliki prospek karir yang
bagus, untuk suatu saat diangkat jadi jenderal dan akan memegang jabatan
strategis di kepemimpinan Polri. Maka, sejak perwira itu masih "miskin" dan
belum jadi apa-apa, hubungan baik sudah dipupuk sejak dini lewat berbagai
pemberian yang "tidak mengikat."
Ketika suatu saat perwira muda itu akhirnya menjadi jenderal dan
menjabat Kepala Polri atau Kabareskrim, hubungan dekat pribadi yang sudah
dirintis sejak lama ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal lebih lanjut. Seperti,
melindungi kepentingan bisnis sang konglomerat manakala terlibat kasus korupsi
dan sebagainya.
Korupsi perkerabatan atau nepotisme, adalah penunjukan yang tidak sah
terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan,
atau tindakan yang memberikan perlakuan yang mengutamakan mereka.
Pengistimewaan ini bisa dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain, secara
bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku.
Korupsi defensif adalah perilaku korban korupsi dengan pemerasan.
Korupsinya adalah dalam rangka mempertahankan diri. Contohnya, seorang
pengusaha impor terpaksa menyuap pejabat bea cukai agar barang yang
diimpornya segera dikeluarkan dari terminal pelabuhan. Karena, jika barang itu

5
secara sengaja diproses secara berlama-lama oleh pejabat bea cukai di pelabuhan,
ongkos sewa gudangnya makin meningkat, dan barang itu mungkin akan
mengalami kerusakan sehingga tak bisa dijual lagi.
Korupsi otogenik adalah jenis korupsi yang dilakukan seorang diri, dan
tidak melibatkan orang lain. Misalnya, anggota DPR yang mendukung
berlakunya sebuah rancangan undang-undang tanpa menghiraukan akibatakibatnya, dan kemudian ia menarik keuntungan finansial dari pemberlakuan
undang-undang itu, karena pengetahuannya tentang undang-undang yang akan
berlaku tersebut.
Sedangkan, korupsi dukungan tidak secara langsung menyangkut uang
atau imbalan langsung dalam bentuk lain. Tindakan-tindakan yang dilakukan
adalah untuk melindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada. Tindakan
menghambat seorang yang jujur dan cakap untuk menduduki jabatan strategis
tertentu, bisa dimasukkan dalam kategori ini.
Contohnya, para anggota fraksi di DPR-RI diam-diam bersepakat untuk
memilih komisioner atau Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), yang
relatif "lebih bisa diajak berkompromi" ketimbang kandidat-kandidat lain dalam
penanganan kasus korupsi. Maka, kesepakatan para anggota fraksi DPR ini sudah
termasuk kategori korupsi tersendiri.
Bila semua pengejawantahan tentang korupsi yang empiris dalam bentuk
barang, jasa dan transaksi dipisahkan dari gejalanya, maka yang tinggal adalah
ciri-cirinya yang hakiki: penipuan, pencurian, dan pengkhianatan. (Diolah dari
berbagai sumber)

Jakarta, 7 Desember 2013

Ditulis untuk dimuat di Majalah AKTUAL dan www.aktual.co
Biodata Penulis:
* Satrio Arismunandar adalah anggota-pendiri Aliansi Jurnalis Independen atau AJI (1994),
Sekjen AJI (1995-97), anggota-pendiri Yayasan Jurnalis Independen (2000), dan menjadi DPP
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1993-95. Pernah menjadi jurnalis Harian Pelita (198688), Kompas (1988-1995), Majalah D&R (1997-2000), Harian Media Indonesia (2000-Maret

6
2001), Produser Eksekutif Divisi News Trans TV (Februari 2002-Juli 2012), dan Redaktur Senior
Majalah Aktual – www.aktual.co (sejak Juli 2013). Alumnus Program S2 Pengkajian Ketahanan
Nasional UI ini sempat jadi pengurus pusat AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia) 2002-2011.

Kontak Satrio Arismunandar:
E-mail: satrioarismunandar@yahoo.com; arismunandar.satrio@gmail.com
Blog pribadi: http://satrioarismunandar6.blogspot.com
Mobile: 081286299061

7

More Related Content

What's hot

Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsidanianggara
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Muhammad Yasir Abdad
 
nilai nilai dan prinsip anti korupsi
nilai nilai dan prinsip anti korupsinilai nilai dan prinsip anti korupsi
nilai nilai dan prinsip anti korupsirieza rahim
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsinatal kristiono
 
Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanyudikrismen1
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusiadichasenja
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSutopo Patriajati
 
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiPPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiirfan baihaqi
 
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiaContoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiafadylirma.blogspot.com
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosAndy Susanto
 
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsiPPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsiRiskymessyana99
 

What's hot (20)

Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
 
Anti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasiAnti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasi
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
 
nilai nilai dan prinsip anti korupsi
nilai nilai dan prinsip anti korupsinilai nilai dan prinsip anti korupsi
nilai nilai dan prinsip anti korupsi
 
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsiPendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
 
Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Nilai dan prinsip anti korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korban
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
 
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiPPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiaContoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
 
Bab 4 dampak korupsi
Bab 4 dampak korupsiBab 4 dampak korupsi
Bab 4 dampak korupsi
 
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsiPPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
 
Agama islam
Agama islam Agama islam
Agama islam
 
Iman, Islam, Ihsan & Tauhid
Iman, Islam, Ihsan & TauhidIman, Islam, Ihsan & Tauhid
Iman, Islam, Ihsan & Tauhid
 
kpk
kpkkpk
kpk
 
Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
Makalah pengaruh industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat pinggiran...
 
Wbk dan wbbm kppn malang
Wbk dan wbbm kppn malangWbk dan wbbm kppn malang
Wbk dan wbbm kppn malang
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Soal evaluasi bab 1
Soal evaluasi bab 1Soal evaluasi bab 1
Soal evaluasi bab 1
 
tipologi kejahatan penjahat
tipologi kejahatan  penjahattipologi kejahatan  penjahat
tipologi kejahatan penjahat
 
Mengenal Gratifikasi
Mengenal GratifikasiMengenal Gratifikasi
Mengenal Gratifikasi
 
Seminar gratifikasi
Seminar gratifikasiSeminar gratifikasi
Seminar gratifikasi
 
iman islam dan ihsan
iman islam dan ihsaniman islam dan ihsan
iman islam dan ihsan
 
GRATIFIKASI
GRATIFIKASIGRATIFIKASI
GRATIFIKASI
 
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
 
Lingkup korupsi
Lingkup korupsiLingkup korupsi
Lingkup korupsi
 
saber pungli
saber punglisaber pungli
saber pungli
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas
 
ASAS AKIDAH
ASAS AKIDAHASAS AKIDAH
ASAS AKIDAH
 

Similar to Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis

12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41fahmialzie
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRZaitun Hakimiah NS
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasnetieli
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsierza m
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...Antoni Butarbutar
 
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiPendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiErhaSyam
 
korelasi antara kepemimpinan dengan korupsi
korelasi antara kepemimpinan dengan korupsikorelasi antara kepemimpinan dengan korupsi
korelasi antara kepemimpinan dengan korupsiImond Imondt
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Nadiatur Rakhma
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamNovaaaRukmana
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017warinah warinah
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...Rachmad Hidayat
 
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...siti muliawati
 
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...yusuf Arrasyid
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...Rudy Harland
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaSiti Nurjannah
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia windari27
 

Similar to Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis (20)

12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
 
Bab i,234
Bab i,234Bab i,234
Bab i,234
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uas
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsi
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
 
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiPendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
 
korelasi antara kepemimpinan dengan korupsi
korelasi antara kepemimpinan dengan korupsikorelasi antara kepemimpinan dengan korupsi
korelasi antara kepemimpinan dengan korupsi
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali,Corruption & Fraud,Universitas Mercu Buana, 2017
 
Ppkn artikel ii
Ppkn artikel iiPpkn artikel ii
Ppkn artikel ii
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
 
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Corruption and Frau...
 
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
Design anti korupsi
Design anti korupsiDesign anti korupsi
Design anti korupsi
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
 
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSILANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
 

More from Satrio Arismunandar

Kepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri MediaKepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri MediaSatrio Arismunandar
 
Memahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri Media
Memahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri MediaMemahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri Media
Memahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri MediaSatrio Arismunandar
 
Mass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic ConceptsMass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic ConceptsSatrio Arismunandar
 
Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...
Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...
Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...Satrio Arismunandar
 
Terciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - Israel
Terciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - IsraelTerciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - Israel
Terciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - IsraelSatrio Arismunandar
 
TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"
TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"
TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"Satrio Arismunandar
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Satrio Arismunandar
 
WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...
WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...
WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...Satrio Arismunandar
 
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era ReformasiKorupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era ReformasiSatrio Arismunandar
 
Sejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak Modern
Sejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak ModernSejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak Modern
Sejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak ModernSatrio Arismunandar
 
Retaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab Saudi
Retaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab SaudiRetaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab Saudi
Retaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab SaudiSatrio Arismunandar
 
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan SimbolikPierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan SimbolikSatrio Arismunandar
 
Pemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik Demokratis
Pemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik DemokratisPemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik Demokratis
Pemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik DemokratisSatrio Arismunandar
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaSatrio Arismunandar
 
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi IdentitasIndonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi IdentitasSatrio Arismunandar
 
Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21
Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21
Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21Satrio Arismunandar
 
Ketika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia Lagi
Ketika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia LagiKetika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia Lagi
Ketika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia LagiSatrio Arismunandar
 
Pertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami I
Pertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami IPertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami I
Pertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami ISatrio Arismunandar
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikSatrio Arismunandar
 

More from Satrio Arismunandar (20)

Kepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri MediaKepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri Media
 
Memahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri Media
Memahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri MediaMemahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri Media
Memahami Integrasi, Merger, dan Akuisisi di Industri Media
 
Mass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic ConceptsMass Communication 01 - Basic Concepts
Mass Communication 01 - Basic Concepts
 
Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...
Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...
Strategi dan Teknologi Militer: Ambisi Indonesia Memproduksi Pesawat Jet Temp...
 
Terciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - Israel
Terciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - IsraelTerciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - Israel
Terciptanya Poros Arab Saudi - Mesir - Israel
 
TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"
TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"
TNI Bosan Menjadi "Macan Ompong"
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
 
WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...
WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...
WWF Indonesia 1962–2002: Melestarikan Alam Indonesia dengan Menyejahterakan M...
 
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era ReformasiKorupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
 
Sejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak Modern
Sejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak ModernSejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak Modern
Sejarah Irak: Dari Sumeria ke Irak Modern
 
Sejarah Filsafat Yunani
Sejarah Filsafat YunaniSejarah Filsafat Yunani
Sejarah Filsafat Yunani
 
Retaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab Saudi
Retaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab SaudiRetaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab Saudi
Retaknya Kemesraan Antara Dua Sekutu Lama, Amerika dan Arab Saudi
 
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan SimbolikPierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik
 
Pemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik Demokratis
Pemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik DemokratisPemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik Demokratis
Pemikiran Politik Plato Ditinjau dari Filsafat Politik Demokratis
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
 
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi IdentitasIndonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
 
Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21
Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21
Kurikulum 2013 dan Paradigma Belajar Abad 21
 
Ketika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia Lagi
Ketika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia LagiKetika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia Lagi
Ketika Presiden SBY Sudah Tidak Punya Rahasia Lagi
 
Pertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami I
Pertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami IPertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami I
Pertentangan Kelas dalam Lirik Lagu di Album Kelompok Musik Swami I
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
 

Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis

  • 1. Korupsi, Bisa Dirasakan tapi Sulit Dirumuskan Oleh Satrio Arismunandar Meski sudah seperti kanker yang mengancam kehidupan seluruh bangsa, korupsi tidak mudah didefinisikan. Ada banyak konsep tentang korupsi. Ketika DPR-RI kompak memilih komisioner KPK yang "lunak," itu pun sudah termasuk kategori korupsi. Korupsi dapat dipandang sebagai fenomena penyimpangan dalam kehidupan sosial, budaya, kemasyarakatan, dan kenegaraan. Meski demikian, studi tentang korupsi tidaklah harus didasarkan pada pendekatan yuridis atau ekonomi, karena korupsi juga dapat dianggap sebagai isu moral dan filosofis. Perilaku korupsi sudah sejak lama dikaji oleh para filsuf. Filsuf Yunani, Aristoteles, yang diikuti oleh Machiavelli, misalnya, sejak awal sudah merumuskan sesuatu yang disebutnya sebagai "korupsi moral." Korupsi moral merujuk pada berbagai bentuk penyimpangan konstitusi, sehingga para penguasa rezim --termasuk dalam sistem demokrasi-- tidak lagi dipimpin oleh hukum dan tidak lagi melayani kepentingan rakyat, tetapi tak lebih hanya berupaya melayani dirinya sendiri. Penggunaan istilah "korupsi" dalam diskusi-diskusi filsafat tak jarang berbentuk pengkontrasan antara wujud yang murni bersifat spiritual dengan manifestasinya yang "sudah terkorupsi" (corrupted) di dunia fisik. Banyak filsuf menganggap dunia fisik sebagai sesuatu yang "korup." Plato adalah contoh filsuf yang paling ternama dari aliran pemikiran ini. Dalam pendekatan moralitas, korupsi umumnya merujuk ke kondisi dekadensi atau hedonisme. Sedangkan dalam perdebatan teologis, beberapa sudut pandang tertentu terkadang dituduh merupakan bentuk korupsi dari sistem-sistem kepercayaan yang ortodoks. Dengan kata lain, sudut pandang tersebut dituduh telah menyimpang dari cara pandang lama yang sudah benar. 1
  • 2. Dalam perspektif agama, korupsi dipandang sebagai suatu perbuatan yang sangat tercela. Dalam perspektif ajaran Islam, korupsi termasuk perbuatan fasad atau perbuatan yang merusak kemaslahatan, kemanfaatan hidup, dan tatanan kehidupan. Pelakunya dikategorikan melakukan jinayah kubro (dosa besar). Dalam konteks ajaran Islam yang lebih luas, korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip keadilan (al-’adalah), akuntabilitas (al-amanah), dan tanggung jawab. Sulitnya Mendefinisikan Korupsi Salah satu definisi korupsi yang paling terkenal adalah: "Korupsi merupakan penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang pejabat publik, demi meraih keuntungan pribadi." Jelas, bahwa penyalahgunaan kantor publik untuk keuntungan pribadi (privat) adalah wujud paradigmatik korupsi. Namun, korupsi tidak selalu terkait dengan kantor publik. Jika seorang petaruh menyuap seorang petinju agar "mengalah" dalam suatu pertandingan tinju, ini adalah korupsi untuk kepentingan privat, meski tidak melibatkan pemegang jabatan publik manapun. Si petaruh maupun si petinju bukanlah pejabat publik. Salah satu cara menanggapi hal ini, adalah dengan membedakan antara korupsi publik dengan korupsi privat. Serta berargumentasi dengan mengatakan bahwa definisi di atas hanya khusus berlaku untuk korupsi publik. Namun, ketika seorang warga biasa berbohong saat memberi kesaksian dalam sidang pengadilan, ini adalah sebuah korupsi terhadap sistem peradilan kriminal atau kantor publik. Walaupun dalam kasus ini tidak ada penyalahgunaan kantor publik oleh seorang pejabat publik. Dalam kasus lain, ketika seorang petugas polisi merekayasa bukti palsu, untuk menjerat seorang tersangka pemerkosa --yang ia yakini memang betulbetul pelaku pemerkosaan yang membahayakan masyarakat-- ini adalah sebuah korupsi terhadap kantor publik. Walaupun petugas polisi itu melakukannya bukan karena untuk keuntungan pribadi. 2
  • 3. Karena begitu luasnya cakupan korupsi, upaya merumuskan sebuah definisi atau konsep teoritis tentang korupsi terbukti cukup sulit. Maka, dilakukan langkah lain, yaitu mencoba mengidentifikasi korupsi lewat pelanggaranpelanggaran hukum dan/atau moral yang spesifik. Misalnya, suap adalah pelanggaran hukum dan moral yang jelas termasuk bentuk korupsi. Masalahnya, daftar yang berisi berbagai contoh dan ragam korupsi itu bisa panjang sekali. Lebih jauh, banyak dari tindakan-tindakan korupsi di dalam daftar tersebut --misalnya, nepotisme-- tidak bisa dimasukkan sebagai contoh penyuapan. Banyak perdebatan juga bisa muncul tentang mana yang layak dimasukkan dalam daftar dan mana yang tidak layak. Praktisi penegak hukum, misalnya, sering membedakan antara fraud (penipuan, kecurangan) dengan korupsi. Terdapat satu strategi lagi untuk membuat garis demarkasi tentang perilaku korupsi. Secara tersirat, di dalam banyak literatur tentang korupsi, terdapat pandangan bahwa korupsi pada dasarnya adalah sebuah pelanggaran hukum, atau lebih spesifik lagi: sebuah pelanggaran hukum di ranah ekonomi. Sejalan dengan itu, kita dapat berupaya mengidentifikasi korupsi dengan kejahatan-kejahatan ekonomi, seperti penyuapan, penipuan, kecurangan, dan insider trading. Sampai tahap tertentu, cara pandang ini mencerminkan dominannya perspektif ekonomi dalam literatur akademis tentang korupsi. Tetapi banyak tindakan korupsi tidak selalu dianggap melawan hukum. Contohnya, penyuapan. Sebelum tahun 1977, perusahaan-perusahaan Amerika yang menawarkan suap untuk bisa memperoleh kontrak-kontrak di negara lain (baca: di Indonesia) tidak dianggap pelanggaran hukum. Peraturan yang melarang suap semacam itu baru muncul kemudian. Jadi, korupsi tidak selalu berarti pelanggaran hukum. Hal ini karena pada dasarnya, korupsi bukanlah semata-mata masalah hukum, namun secara fundamental korupsi adalah masalah moralitas. Meskipun begitu, tidak semua tindakan imoralitas adalah tindakan korupsi. Korupsi hanyalah salah satu spesies dari imoralitas. 3
  • 4. Ciri-ciri dan Tipologi Korupsi Sebagai suatu gejala sosial yang rumit, korupsi tidak dapat dirumuskan secara sederhana dalam satu kalimat saja. Yang mungkin dan coba dilakukan adalah membuat gambaran yang masuk akal mengenai gejala tersebut, agar dapat dipisahkan dari gejala lain yang bukan korupsi. Misalnya, sekadar kesalahan administratif atau salah kelola dalam urusan perkantoran/ pemerintahan. Meskipun dampaknya bisa sama-sama merugikan kepentingan publik, kesalahan semacam itu bukan termasuk korupsi. Inti korupsi adalah penyalahgunaan kepercayaan untuk kepentingan pribadi. Berdasarkan induksi kasus demi kasus dari masyarakat masa lalu sampai zaman moderen, oleh pakar masalah korupsi Syed Hussein Alatas telah disusun sejumlah ciri korupsi. Ciri-ciri korupsi dapat diringkas sebagai berikut: (a) suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan, (b) penipuan terhadap badan pemerintah, (c) dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus, (d) dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu, (e) melibatkan lebih dari satu orang atau pihak, (f) adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang lain, (g) terpusatnya kegiatan (korupsi) pada mereka yang menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya, (h) adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk pengesahan hukum, dan (i) menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang melakukan korupsi. Ciri-ciri tersebut sebetulnya masih bisa diperluas lagi. Dari segi tipologi, korupsi dapat dibagi dalam tujuh jenis, yaitu: korupsi transaktif (transactive corruption), korupsi yang memeras (extortive corruption), korupsi investif (investive corruption), korupsi perkerabatan (nepotistic corruption), korupsi defensif (defensive corruption), korupsi otogenik (autogenic corruption), dan korupsi dukungan (supportive corruption). Korupsi transaktif merujuk kepada adanya kesepakatan timbal-balik antara pihak pemberi dan pihak penerima demi keuntungan kedua belah pihak, 4
  • 5. dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan ini oleh kedua-duanya. Korupsi jenis ini biasanya melibatkan dunia usaha dan pemerintah, atau antara masyarakat dan pemerintah. Korupsi yang memeras adalah jenis korupsi di mana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya, atau orang-orang dan hal-hal yang dihargainya. Misalnya, polisi memaksa seseorang menyerahkan sejumlah uang, agar kasus anaknya yang kedapatan mengutil barang di sebuah pasar swalayan, tidak diteruskan oleh polisi ke proses hukum. Korupsi investif adalah pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan datang. Misalnya, ada konglomerat atau elite politik yang memantau bahwa seorang perwira menengah di jajaran kepolisian memiliki prospek karir yang bagus, untuk suatu saat diangkat jadi jenderal dan akan memegang jabatan strategis di kepemimpinan Polri. Maka, sejak perwira itu masih "miskin" dan belum jadi apa-apa, hubungan baik sudah dipupuk sejak dini lewat berbagai pemberian yang "tidak mengikat." Ketika suatu saat perwira muda itu akhirnya menjadi jenderal dan menjabat Kepala Polri atau Kabareskrim, hubungan dekat pribadi yang sudah dirintis sejak lama ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal lebih lanjut. Seperti, melindungi kepentingan bisnis sang konglomerat manakala terlibat kasus korupsi dan sebagainya. Korupsi perkerabatan atau nepotisme, adalah penunjukan yang tidak sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan, atau tindakan yang memberikan perlakuan yang mengutamakan mereka. Pengistimewaan ini bisa dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain, secara bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku. Korupsi defensif adalah perilaku korban korupsi dengan pemerasan. Korupsinya adalah dalam rangka mempertahankan diri. Contohnya, seorang pengusaha impor terpaksa menyuap pejabat bea cukai agar barang yang diimpornya segera dikeluarkan dari terminal pelabuhan. Karena, jika barang itu 5
  • 6. secara sengaja diproses secara berlama-lama oleh pejabat bea cukai di pelabuhan, ongkos sewa gudangnya makin meningkat, dan barang itu mungkin akan mengalami kerusakan sehingga tak bisa dijual lagi. Korupsi otogenik adalah jenis korupsi yang dilakukan seorang diri, dan tidak melibatkan orang lain. Misalnya, anggota DPR yang mendukung berlakunya sebuah rancangan undang-undang tanpa menghiraukan akibatakibatnya, dan kemudian ia menarik keuntungan finansial dari pemberlakuan undang-undang itu, karena pengetahuannya tentang undang-undang yang akan berlaku tersebut. Sedangkan, korupsi dukungan tidak secara langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam bentuk lain. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah untuk melindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada. Tindakan menghambat seorang yang jujur dan cakap untuk menduduki jabatan strategis tertentu, bisa dimasukkan dalam kategori ini. Contohnya, para anggota fraksi di DPR-RI diam-diam bersepakat untuk memilih komisioner atau Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), yang relatif "lebih bisa diajak berkompromi" ketimbang kandidat-kandidat lain dalam penanganan kasus korupsi. Maka, kesepakatan para anggota fraksi DPR ini sudah termasuk kategori korupsi tersendiri. Bila semua pengejawantahan tentang korupsi yang empiris dalam bentuk barang, jasa dan transaksi dipisahkan dari gejalanya, maka yang tinggal adalah ciri-cirinya yang hakiki: penipuan, pencurian, dan pengkhianatan. (Diolah dari berbagai sumber) Jakarta, 7 Desember 2013 Ditulis untuk dimuat di Majalah AKTUAL dan www.aktual.co Biodata Penulis: * Satrio Arismunandar adalah anggota-pendiri Aliansi Jurnalis Independen atau AJI (1994), Sekjen AJI (1995-97), anggota-pendiri Yayasan Jurnalis Independen (2000), dan menjadi DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1993-95. Pernah menjadi jurnalis Harian Pelita (198688), Kompas (1988-1995), Majalah D&R (1997-2000), Harian Media Indonesia (2000-Maret 6
  • 7. 2001), Produser Eksekutif Divisi News Trans TV (Februari 2002-Juli 2012), dan Redaktur Senior Majalah Aktual – www.aktual.co (sejak Juli 2013). Alumnus Program S2 Pengkajian Ketahanan Nasional UI ini sempat jadi pengurus pusat AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia) 2002-2011. Kontak Satrio Arismunandar: E-mail: satrioarismunandar@yahoo.com; arismunandar.satrio@gmail.com Blog pribadi: http://satrioarismunandar6.blogspot.com Mobile: 081286299061 7