SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
AKUNTANSI PEMERINTAH
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor
Pada Pemerintahan Indonesia
Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Pemerintah
Disusun Oleh :
Riri Siskia Septiani Yusup 0221 16 125
Mugi Rahayu 0221 16 127
Muthia Amini 0221 16 128
I Made Ray Satyana 0221 16 129
Chandra Sagara Pangestu 0221 16 130
Aldhi Ramadhani Ariesty 0221 16 131
Kelas :
V D
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pakuan
2018-2019
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Paper bertemakan “Penyimpangan
Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Indonesia”. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudjatmiko Wibowo, Ak, M.M. selaku Dosen
mata kuliah Akuntansi Pemerintah karena telah memberikan tugas Paper ini sebagai
tugas untuk tambahan nilai.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan Paper ini masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan maupun tata bahasa. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar saya dapat memperbaiki Paper ini menjadi lebih baik
kedepannya.
Akhir kata kami ucapkan, kami harap semoga Paper ini dapat memberikan manfaat
terhadap Bapak selaku dosen dan pembaca.
Penulis
Bogor, Oktober 2018
ii
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................................2
Rumusan Masalah..............................................................................................................2
Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Definisi Korupsi.................................................................................................................3
Rumusan Tindak Pidana Korupsi......................................................................................4
Kasus Korupsi Pengelolaan Uang .....................................................................................4
Sebab Korupsi....................................................................................................................5
Modus Operandi Korupsi Di Daerah.................................................................................6
Akibat Dan Dampak Yang Ditimbulkan ...........................................................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................................8
Saran ..................................................................................................................................8
Puisi
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau
memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.
Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya.
Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan,
sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung
korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para
pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau
berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan
kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu
sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan
membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan
kriminalitas|kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang
dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang
legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Korupsi ?
2. Apa saja rumusan tindak pidana korupsi dan apa saja pasalnya?
3. Siapa kasus Korupsi yang terlibat dalam pengelolaan uang di Daerah ?
4. Mengapa dan apa Sebab melakukan tindakan Korupsi ?
5. Apa modus operandi Korupsi di Daerah
6. Apa akibat dan dampak yang ditimbulkan dari Korupsi
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Korupsi
2. Dapat menjelaskan rumusan tindak pidana korupsi dan pasalnya
3. Dapat mengetahui oknum dalam Kasus Korupsi yang terlibat dalam
pengelolaan uang di Daerah
4. Dapat mengetahui Mengapa sebab melakukan tindakan Korupsi
5. Dapat mengetahui modus operandi Korupsi di Daerah
6. Dapat mengetahui apa akibat dan dampak yang ditimbulkan dari Korupsi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Korupsi
Korupsi artinya kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian. Sedangkan Korupsi secara kriminal didefinisikan sebagai :
1. Siapa pun yang menentang undang-undang, untung memperkakya diri atau
orang lain atau badan usaha, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan keuangan atau ekonomi negara, atau jika diketahui atau
dituduhkan olehnya bahwa tindakan tersebut berdampak seperti itu.
2. Siapa pun yang dengan niat menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
sebuah lembaga, melecehkan otoritas, peluang, atau pengaruh yang
similikinya, yang secara langsung atau tidak langsung bisa merugikan
keuangan atau ekaonomi negara.
Sedangkan ciri-ciri korupsi menurut Alatas (1983) adalah:
1. Dilakukan lebih dari satu orang
2. Merahadiakan motif, ada keuntungan yang diraih
3. Berhubungan dengan kekuasaan
4. Berlidung di balik pembenaran hukum
5. Menghianati kepercayaan
2.2 Rumusan Tindak Pidana Korupsi
Rumusan tindak pidana korupsi menurut ketentuan Undang-Undang No.31
Tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi ini diubah dengan hadirnya Undang-
Undang NO.20 Tahun 2001 dengan pasal 2,3, 5,6,7,8,9,10,11,12,dan 13.
Beberarapa bentuk tindakan korupsi yang kemungkunan besar terjadi, antara lain
sebagai berikut:
1. Melawan Hukum untuk Memperkaya Diri (Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999
jo. UU No. 20 Tahun 2001)
2. Menyalahgunakan Kewenangan (Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No.
20 Tahun 2001)
3. Menyuap Pegawai Negeri (Pasal 5 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU
No. 20 Tahun 2001)
4. Pemborong Berbuat Curang (Pasal 7 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU
No. 20 Tahun 2001)
5. Pegawai Negeri Menerima Hadiah/Janji Berhubungan dengan Jabatannya
(Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
6. Pegawai Negeri Memeras dan Turut Serta dalam Pengadaan Diurusnya
(Pasal 12 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
3
2.3 Kasus Korupsi Pengelolaan Uang
Kasus Korupsi Bupati Kabupaten Bogor
Drs. H. Rahmat Yasin, M.M.
Drs. H. Rahmat Yasin, M.M. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 4 November 1963,
umur 54 tahun) adalah Bupati Bogor selama dua periode pada 2008-
2013 dan 2013-2014. Pada pemilihan Bupati Bogor pada tahun 2008, Rahmat
Yasin dan Karyawan Faturahman terpilih secara langsung dan menjadi Bupati
dan Wakil Bupati Bogor periode pertama yang dipilih secara langsung oleh
rakyat.
Namun, pada tahun 2014 Rachmat Yasin terbukti bersalah dan secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi. Entah apa yang terbesit dalam
benaknya sehingga beliau melakukan tindak pidana korupsi. Apalah artinya
sebuah pendidikan tanpa dibatasi moral, Rachmat Yasin dan rekan sangat lihai
dalam bergelut membohongi soal uang kepada rakyat. Tipu daya masa
kampanye rasanya rakyat tertipu.
Akhirnya, Bupati Bogor nonaktif Rachmat Yasin divonis kurungan penjara
selama 5 tahun 6 bulan dan denda Rp 300 juta subsidair 3 bulan penjara oleh
Majelis Hakim dalam persidangan. Hukuman ini lebih ringan dibandingkan
tuntutan JPU yang menuntut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu
dengan hukuman penjara 7,5 tahun dan denda Rp 300 juta subsidair 3 bulan
penjara. Dan terdakwa dinyatakan bersalah melanggar Pasal 12 (a) UU Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Selain itu, majelis hakim juga
menjatuhkan hukuman tambahan berupa pencabutan hak dipilih sebagai pejabat
publik selama 2 tahun dari pokok pidana yang dijatuhkan. Untuk hal yang
memberatkan yaitu terdakwa kontraproduktif dengan program pemerintah dalam
4
memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu, terdakwa sebagai kepala
daerah tidak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dengan
tindakannya.
2.4 Sebab Korupsi
Adapun Sebab terjadi Korupsi yang dilakukan, antara lain karena :
1) Sebab umum
Korupsi adalah salah satu bentuk penyelewengan terhadap uang negara yang
digunakan untuk keuntungan diri sendiri atau individu yang bertujuan untuk
memperkaya dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib orang lain yang
berdampak pada masyarakat dan menyebabkan harga suatu barang menjadi
mahal tetapi dengan kualitas barang yang rendah dan adapun faktor faktor
penyebab korupsi dibagi menjadi dua macam antara lain :
- Faktor internal.
Faktor ini muncul karena adanya sifat egois yang ditimbulkan oleh
dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib atau penderitaan orang lain.
Antara lain:
1. Adanya gaya hidup yang berlebihan
2. Adanya perilaku egois atau tamak
3. Kurangnya dan lemahnya keimanan atau moral yang dimiliki.
4. Adanya sifat rakus terhadap apa yang diinginkannya
- Faktor eksternal
Faktor ini muncul karena adanya faktor dari luar atau biasanya dari
lingkungan sekitar yang menunjang terjadinya korupsi. Faktor faktornya
antara lain:
1. Faktor ekonomi ini biasanya disebabkan oleh gaji atau
pendapatan yang kurang dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Karena hal itulah yang menunjang tindakan korupsi di dalam
bidang ekonomi yang bertujuan untuk memperkaya dirinya
sendiri.
2. Faktor politik ini biasanya timbul karena penyalahgunaan
kekuasaan didalam suatu pemerintahan dan biasanya terjadi
kasus suap menyuap yang bertujuan untuk kepentingan
dirinya atau organisasi yang dijalaninya.
3. Faktor hukum ini terjadi karena adanya diskriminasi atau sifat
penegak hukum yang tidak adil dan terkadang disebabkan
oleh adanya tawar menawar di dalam suatu kasus kasus
tertentu dan biasanya dilakukan penyogokan uang agar
diringankan hukuman dan faktor ini bertujuan untuk
menguntungkan pihak pihak tertentu saja.
4. Faktor organisasi ini biasanya disebabkan oleh kurangnya
keteladanan yang baik dari pemimpin dan lemahnya
pengawasan dari pemerintah atau penegak hukum yang ada.
Faktor ini secara umum bertujuan untuk menguntungkan
organisasi itu sendiri.
5
2) Sebab khusus
Rachmat Yasin terbukti bersalah dan secara sah dan meyakinkan melakukan
tindak pidana korupsi, sebagaimana tercantum dalam dakwaan pertama yaitu
Pasal 12 huruf a UU No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah dalam UU No 20 tahun 2001
jo Pasal 55 KUHP jo Pasal 64 KUHP.
Rachmat Yasin menerima suap senilai Rp 4,5 miliar guna memuluskan
rekomendasi surat tukar menukar kawasan hutan atas nama PT Bukit
Jonggol Asri seluar 2.754 hektar. Dalam kasus ini selain Rachmat Yasin,
Yohan Yap telah divonis 1,5 tahun penjara dan bos PT Bukit Jonggol Asri,
Cahyadi Kumala telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK.
2.5 Modus Operandi Korupsi Di Daerah
Kecurangan adalah salah satu dari jenis kesalahan, yang membedakan dari
kesalahan lain adalah kecurangan dilakukan secara sengaja untuk memperoleh
keuntungan secara ilegal. Dalam pengelolaan keuangan, daerah pun sangat
mungkin terjadinya kecurangan. Sifat kecurangan bisa berupa penyimpangan
administratif, penyimpangan yang bersifat perdata, dan pentimpangan dari
ketentuan pidana. Oleh karena itu, kecurangan dapat mengkibatkan kesalahan
laporan, keuntungan pribadi, dan kerugian negara/daerah.
Terdapat perkembangan dari waktu ke waktu atas modus operandi korupsi di
daerah. Penyebabnya adalah berubahnya peraturan tentang pengelolaan
keuangan daerah. Namun, sebagian korupsi di daerah bisa dikatakan sebagai
korupsi sederhana karena kelemahan pengendalian intern sebagai akibat
kompleksitas masalah yang terjadi di daerah.
Kasus Rachmat Yasin dan rekan sendiri memiliki beragam modus antara lain
merambah hutan baik secara ilegal maupun legal, misalnya seperti melakukan
penegangan di wilayah konservasi, serta menyiasati atau memanipulasi
perizinan. Selain itu, modus lainnya adalah tidak membayar dana reklamasi,
menggunakan (broker atau calo) untuk mengurus perizinan, menggunakan
proteksi (bekingan) dari oknum penegak hukum, dan memanfaatkan posisi
sebagai penyelenggara negara agar perusahaan pribadinya bisa memperoleh
konsesi.
2.6 Akibat Dan Dampak Yang Ditimbulkan
Korupsi selalu membawa konsekuensi negatif terhadap proses demokratisasi dan
pembangunan, sebab korupsi telah mendelegetimasi dan mengurangi
kepercayaan publik terhadap proses politik melalui money-politik. Korupsi juga
telah mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, tiadanya
akuntabilitas publik serta menafikan the rule of law. Korupsi juga menimbulkan
distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik
ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih
6
banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk
menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak
kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan
bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi
kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-
tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Kasus Korupsi Bupati Kabupaten
Bogor, antara lain :
1. LSM menyatakan korupsi mafia di sektor sumber daya alam dan
kehutanan telah sampai tahap memprihatinkan karena membuat negara
berpotensi kehilangan kekayaan Rp201,82 triliun. Lalu, Rachmat Yasin
menerima Rp1,5 miliar untuk memuluskan tukar-menukar kawasan
hutan di Kabupaten Bogor seluas 2.754 hektare. Selain itu, tak pelak lagi
kerugian sosialnya secara implisit akan berdampak besar.
2. Rahmat Yasin dan kawan-kawan merampas hak petani demi menambah
pundi-pundi kekayaan. Mengalihkan hak tanah rakyat petani tanpa ada
jual beli dan negara menelan kerugian sekitar Rp 565 miliar. Petani
merasa dirugikan dan Rachmat Yasin memberikan dampak yang
merugikan karena membuat petani menjadi miskin dan sengsara.
Adapun Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Korupsi Bagi Masyarakat
dan Bangsa, yaitu :
1) Kesejahteraan umum Negara
2) Demokrasi
3) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
4) Korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam
menjalankan program pembangunan.
5) Sebagai akibat dampak pertama dan kedua, maka korupsi akan
menghambat upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan.
6) Korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak.
7) Ekonomi
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi artinya kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian. Ada pula ciri-ciri korupsi menurut Alatas (1983). Rumusan tindak
pidana korupsi menurut ketentuan Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang
pemberantasan korupsi ini diubah dengan hadirnya Undang-Undang NO.20
Tahun 2001 dengan pasal 2,3, 5,6,7,8,9,10,11,12,dan 13. Kasus Korupsi Bupati
Kabupaten Bogor, Drs. H. Rahmat Yasin, M.M. melanggar Pasal 12 (a) UU
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.
Adapun sebab terjadi Korupsi yang dilakukan, antara lain karena Sebab umum
dan Sebab khusus. Kasus Rachmat Yasin dan rekan sendiri memiliki beragam
modus antara lain merambah hutan baik secara ilegal maupun legal, misalnya
seperti melakukan penegangan di wilayah konservasi, serta menyiasati atau
memanipulasi perizinan. Selain itu, modus lainnya adalah tidak membayar dana
reklamasi, menggunakan (broker atau calo) untuk mengurus perizinan,
menggunakan proteksi (bekingan) dari oknum penegak hukum, dan
memanfaatkan posisi sebagai penyelenggara negara agar perusahaan pribadinya
bisa memperoleh konsesi.
Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Kasus Korupsi Bupati Kabupaten
Bogor, antara lain membuat negara berpotensi kehilangan kekayaan Rp201,82
triliun. Rahmat Yasin dan kawan-kawan merampas hak petani demi menambah
pundi-pundi kekayaan dan Rachmat Yasin memberikan dampak yang merugikan
karena membuat petani menjadi miskin dan sengsara.
Adapun Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Korupsi Bagi Masyarakat
dan Bangsa, yaitu :
1) Kesejahteraan umum Negara
2) Demokrasi
3) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
4) Korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam
menjalankan program pembangunan.
5) Sebagai akibat dampak pertama dan kedua, maka korupsi akan menghambat
upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.
6) Korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak.
7) Ekonomi
8
3.2 Saran
Lebih diingatkan pada penindakan korupsi yang lebih tegas sebagai upaya
memberi pelajaran kepada oknum-oknum yang terlibat. Memberi pelajaran sejak
dini bahwa segala bentuk tindakan pencurian, kebohongan yang merugikan
orang banyak adalah hal yang tidak baik. Untuk setiap kasus korupsi yang
adalah cobalah untuk pemerintah bertindak adil jangan pula mau disuap oleh
para koruptor untuk melindungi diri. Jika dari pemerintah sendiri tegas mungkin
para tikus kantor tidak akan berkeliaran.
9
Pejabat Oranye
Mereka kumpulan orang hebat
Dipilih rakyat nampaknya oleh tipu muslihat
Saat kampanye dekat dengan rakyat
Saat memimpin, rakyat justru melarat
Hatinya hanya dibumbui keserakahan
Merugikan negara hingga triliunan
Tak bermoral patut dianutnya
Keji lebih keji dari sekedar perampokan
Sudah tahu mematikan
Justu dibiarkan keliaran dari bui kedinginan
Sudah tahu tahanan, masih tampakan kegembiraan
Apalagi kegirangan jika wartawan datang
Itulah wajah koruptor sekarang
Sudah merampas, akal pun hilang semuanya
10
Daftar Pustaka
http://ard-cerdasnet.blogspot.co.id/2013/01/dampak-korupsi.html
https://ankes3mk.blogspot.com/2016/10/dampak-buruk-korupsi-bagi-masyarakat.html
https://fahadiel.wordpress.com/2011/04/28/modus-operandi-korupsi-di-daerah/
http://guruppkn.com/dampak-korupsi-bagi-negara
https://www.liputan6.com/news/read/2139820/bupati-bogor-non-aktif-rachmat-yasin-
divonis-55-tahun-penjara
https://www.kaskus.co.id/thread/548c2038bfcb17742e8b4576/kerugian-negara-akibat-
korupsi-rachmat-yasin-mafia-sda-dan-kehutanan/

More Related Content

What's hot

13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMSiti Sahati
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahDahlan Tampubolon
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikAry Efendi
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahfarums
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraPengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraEnvaPya
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Akuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah iiAkuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah iiwuriastuti4
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatAriee Moeslim
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintah
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Pengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraPengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negara
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Akuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah iiAkuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah ii
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privat
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 

Similar to KORUPSI PEMERINTAHAN DAERAH

Studi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docxStudi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docxEHenriawanYunus
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosAndy Susanto
 
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)vien hadiriyani
 
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi VAnalisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi VFiqri Fadilah
 
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)vien hadiriyani
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiAfida Zahara
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanRestiPutri6
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxDarmapoeteraMaulana
 
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...moremoremorena
 
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)Robby Firmansyah
 

Similar to KORUPSI PEMERINTAHAN DAERAH (20)

Studi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docxStudi Kasus Korupsi.docx
Studi Kasus Korupsi.docx
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
 
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas kelompok akuntansi pemerintah (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Penyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptxPenyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptx
 
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi VAnalisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
Analisis Kasus Penyimpangan Korupsi Anggota DPR Komisi V
 
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
Tugas akuntansi pemerintahan (kasus suap dan korupsi Bupati Jambi)
 
Design anti korupsi
Design anti korupsiDesign anti korupsi
Design anti korupsi
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
 
Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
 
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
TIPIKOR (Tindak Pidana Korupsi)
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 

Recently uploaded (17)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 

KORUPSI PEMERINTAHAN DAERAH

  • 1. AKUNTANSI PEMERINTAH Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pada Pemerintahan Indonesia Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Pemerintah Disusun Oleh : Riri Siskia Septiani Yusup 0221 16 125 Mugi Rahayu 0221 16 127 Muthia Amini 0221 16 128 I Made Ray Satyana 0221 16 129 Chandra Sagara Pangestu 0221 16 130 Aldhi Ramadhani Ariesty 0221 16 131 Kelas : V D Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan 2018-2019
  • 2. i Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Paper bertemakan “Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Indonesia”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudjatmiko Wibowo, Ak, M.M. selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintah karena telah memberikan tugas Paper ini sebagai tugas untuk tambahan nilai. Kami menyadari bahwa dalam penulisan Paper ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasa. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar saya dapat memperbaiki Paper ini menjadi lebih baik kedepannya. Akhir kata kami ucapkan, kami harap semoga Paper ini dapat memberikan manfaat terhadap Bapak selaku dosen dan pembaca. Penulis Bogor, Oktober 2018
  • 3. ii Daftar Isi Cover Kata Pengantar.................................................................................................................i Daftar Isi...........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...................................................................................................................2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2 Tujuan................................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN Definisi Korupsi.................................................................................................................3 Rumusan Tindak Pidana Korupsi......................................................................................4 Kasus Korupsi Pengelolaan Uang .....................................................................................4 Sebab Korupsi....................................................................................................................5 Modus Operandi Korupsi Di Daerah.................................................................................6 Akibat Dan Dampak Yang Ditimbulkan ...........................................................................6 BAB III PENUTUP Kesimpulan........................................................................................................................8 Saran ..................................................................................................................................8 Puisi Daftar Pustaka
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas|kejahatan. Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Korupsi ? 2. Apa saja rumusan tindak pidana korupsi dan apa saja pasalnya? 3. Siapa kasus Korupsi yang terlibat dalam pengelolaan uang di Daerah ? 4. Mengapa dan apa Sebab melakukan tindakan Korupsi ? 5. Apa modus operandi Korupsi di Daerah 6. Apa akibat dan dampak yang ditimbulkan dari Korupsi 1.3 Tujuan 1. Dapat mengetahui pengertian Korupsi 2. Dapat menjelaskan rumusan tindak pidana korupsi dan pasalnya 3. Dapat mengetahui oknum dalam Kasus Korupsi yang terlibat dalam pengelolaan uang di Daerah 4. Dapat mengetahui Mengapa sebab melakukan tindakan Korupsi 5. Dapat mengetahui modus operandi Korupsi di Daerah 6. Dapat mengetahui apa akibat dan dampak yang ditimbulkan dari Korupsi.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Korupsi Korupsi artinya kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian. Sedangkan Korupsi secara kriminal didefinisikan sebagai : 1. Siapa pun yang menentang undang-undang, untung memperkakya diri atau orang lain atau badan usaha, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan atau ekonomi negara, atau jika diketahui atau dituduhkan olehnya bahwa tindakan tersebut berdampak seperti itu. 2. Siapa pun yang dengan niat menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau sebuah lembaga, melecehkan otoritas, peluang, atau pengaruh yang similikinya, yang secara langsung atau tidak langsung bisa merugikan keuangan atau ekaonomi negara. Sedangkan ciri-ciri korupsi menurut Alatas (1983) adalah: 1. Dilakukan lebih dari satu orang 2. Merahadiakan motif, ada keuntungan yang diraih 3. Berhubungan dengan kekuasaan 4. Berlidung di balik pembenaran hukum 5. Menghianati kepercayaan 2.2 Rumusan Tindak Pidana Korupsi Rumusan tindak pidana korupsi menurut ketentuan Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi ini diubah dengan hadirnya Undang- Undang NO.20 Tahun 2001 dengan pasal 2,3, 5,6,7,8,9,10,11,12,dan 13. Beberarapa bentuk tindakan korupsi yang kemungkunan besar terjadi, antara lain sebagai berikut: 1. Melawan Hukum untuk Memperkaya Diri (Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001) 2. Menyalahgunakan Kewenangan (Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001) 3. Menyuap Pegawai Negeri (Pasal 5 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001) 4. Pemborong Berbuat Curang (Pasal 7 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001) 5. Pegawai Negeri Menerima Hadiah/Janji Berhubungan dengan Jabatannya (Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001) 6. Pegawai Negeri Memeras dan Turut Serta dalam Pengadaan Diurusnya (Pasal 12 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
  • 6. 3 2.3 Kasus Korupsi Pengelolaan Uang Kasus Korupsi Bupati Kabupaten Bogor Drs. H. Rahmat Yasin, M.M. Drs. H. Rahmat Yasin, M.M. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 4 November 1963, umur 54 tahun) adalah Bupati Bogor selama dua periode pada 2008- 2013 dan 2013-2014. Pada pemilihan Bupati Bogor pada tahun 2008, Rahmat Yasin dan Karyawan Faturahman terpilih secara langsung dan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bogor periode pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Namun, pada tahun 2014 Rachmat Yasin terbukti bersalah dan secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi. Entah apa yang terbesit dalam benaknya sehingga beliau melakukan tindak pidana korupsi. Apalah artinya sebuah pendidikan tanpa dibatasi moral, Rachmat Yasin dan rekan sangat lihai dalam bergelut membohongi soal uang kepada rakyat. Tipu daya masa kampanye rasanya rakyat tertipu. Akhirnya, Bupati Bogor nonaktif Rachmat Yasin divonis kurungan penjara selama 5 tahun 6 bulan dan denda Rp 300 juta subsidair 3 bulan penjara oleh Majelis Hakim dalam persidangan. Hukuman ini lebih ringan dibandingkan tuntutan JPU yang menuntut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu dengan hukuman penjara 7,5 tahun dan denda Rp 300 juta subsidair 3 bulan penjara. Dan terdakwa dinyatakan bersalah melanggar Pasal 12 (a) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Selain itu, majelis hakim juga menjatuhkan hukuman tambahan berupa pencabutan hak dipilih sebagai pejabat publik selama 2 tahun dari pokok pidana yang dijatuhkan. Untuk hal yang memberatkan yaitu terdakwa kontraproduktif dengan program pemerintah dalam
  • 7. 4 memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu, terdakwa sebagai kepala daerah tidak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dengan tindakannya. 2.4 Sebab Korupsi Adapun Sebab terjadi Korupsi yang dilakukan, antara lain karena : 1) Sebab umum Korupsi adalah salah satu bentuk penyelewengan terhadap uang negara yang digunakan untuk keuntungan diri sendiri atau individu yang bertujuan untuk memperkaya dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib orang lain yang berdampak pada masyarakat dan menyebabkan harga suatu barang menjadi mahal tetapi dengan kualitas barang yang rendah dan adapun faktor faktor penyebab korupsi dibagi menjadi dua macam antara lain : - Faktor internal. Faktor ini muncul karena adanya sifat egois yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib atau penderitaan orang lain. Antara lain: 1. Adanya gaya hidup yang berlebihan 2. Adanya perilaku egois atau tamak 3. Kurangnya dan lemahnya keimanan atau moral yang dimiliki. 4. Adanya sifat rakus terhadap apa yang diinginkannya - Faktor eksternal Faktor ini muncul karena adanya faktor dari luar atau biasanya dari lingkungan sekitar yang menunjang terjadinya korupsi. Faktor faktornya antara lain: 1. Faktor ekonomi ini biasanya disebabkan oleh gaji atau pendapatan yang kurang dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Karena hal itulah yang menunjang tindakan korupsi di dalam bidang ekonomi yang bertujuan untuk memperkaya dirinya sendiri. 2. Faktor politik ini biasanya timbul karena penyalahgunaan kekuasaan didalam suatu pemerintahan dan biasanya terjadi kasus suap menyuap yang bertujuan untuk kepentingan dirinya atau organisasi yang dijalaninya. 3. Faktor hukum ini terjadi karena adanya diskriminasi atau sifat penegak hukum yang tidak adil dan terkadang disebabkan oleh adanya tawar menawar di dalam suatu kasus kasus tertentu dan biasanya dilakukan penyogokan uang agar diringankan hukuman dan faktor ini bertujuan untuk menguntungkan pihak pihak tertentu saja. 4. Faktor organisasi ini biasanya disebabkan oleh kurangnya keteladanan yang baik dari pemimpin dan lemahnya pengawasan dari pemerintah atau penegak hukum yang ada. Faktor ini secara umum bertujuan untuk menguntungkan organisasi itu sendiri.
  • 8. 5 2) Sebab khusus Rachmat Yasin terbukti bersalah dan secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi, sebagaimana tercantum dalam dakwaan pertama yaitu Pasal 12 huruf a UU No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah dalam UU No 20 tahun 2001 jo Pasal 55 KUHP jo Pasal 64 KUHP. Rachmat Yasin menerima suap senilai Rp 4,5 miliar guna memuluskan rekomendasi surat tukar menukar kawasan hutan atas nama PT Bukit Jonggol Asri seluar 2.754 hektar. Dalam kasus ini selain Rachmat Yasin, Yohan Yap telah divonis 1,5 tahun penjara dan bos PT Bukit Jonggol Asri, Cahyadi Kumala telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. 2.5 Modus Operandi Korupsi Di Daerah Kecurangan adalah salah satu dari jenis kesalahan, yang membedakan dari kesalahan lain adalah kecurangan dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan secara ilegal. Dalam pengelolaan keuangan, daerah pun sangat mungkin terjadinya kecurangan. Sifat kecurangan bisa berupa penyimpangan administratif, penyimpangan yang bersifat perdata, dan pentimpangan dari ketentuan pidana. Oleh karena itu, kecurangan dapat mengkibatkan kesalahan laporan, keuntungan pribadi, dan kerugian negara/daerah. Terdapat perkembangan dari waktu ke waktu atas modus operandi korupsi di daerah. Penyebabnya adalah berubahnya peraturan tentang pengelolaan keuangan daerah. Namun, sebagian korupsi di daerah bisa dikatakan sebagai korupsi sederhana karena kelemahan pengendalian intern sebagai akibat kompleksitas masalah yang terjadi di daerah. Kasus Rachmat Yasin dan rekan sendiri memiliki beragam modus antara lain merambah hutan baik secara ilegal maupun legal, misalnya seperti melakukan penegangan di wilayah konservasi, serta menyiasati atau memanipulasi perizinan. Selain itu, modus lainnya adalah tidak membayar dana reklamasi, menggunakan (broker atau calo) untuk mengurus perizinan, menggunakan proteksi (bekingan) dari oknum penegak hukum, dan memanfaatkan posisi sebagai penyelenggara negara agar perusahaan pribadinya bisa memperoleh konsesi. 2.6 Akibat Dan Dampak Yang Ditimbulkan Korupsi selalu membawa konsekuensi negatif terhadap proses demokratisasi dan pembangunan, sebab korupsi telah mendelegetimasi dan mengurangi kepercayaan publik terhadap proses politik melalui money-politik. Korupsi juga telah mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, tiadanya akuntabilitas publik serta menafikan the rule of law. Korupsi juga menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih
  • 9. 6 banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan- tekanan terhadap anggaran pemerintah. Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Kasus Korupsi Bupati Kabupaten Bogor, antara lain : 1. LSM menyatakan korupsi mafia di sektor sumber daya alam dan kehutanan telah sampai tahap memprihatinkan karena membuat negara berpotensi kehilangan kekayaan Rp201,82 triliun. Lalu, Rachmat Yasin menerima Rp1,5 miliar untuk memuluskan tukar-menukar kawasan hutan di Kabupaten Bogor seluas 2.754 hektare. Selain itu, tak pelak lagi kerugian sosialnya secara implisit akan berdampak besar. 2. Rahmat Yasin dan kawan-kawan merampas hak petani demi menambah pundi-pundi kekayaan. Mengalihkan hak tanah rakyat petani tanpa ada jual beli dan negara menelan kerugian sekitar Rp 565 miliar. Petani merasa dirugikan dan Rachmat Yasin memberikan dampak yang merugikan karena membuat petani menjadi miskin dan sengsara. Adapun Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Korupsi Bagi Masyarakat dan Bangsa, yaitu : 1) Kesejahteraan umum Negara 2) Demokrasi 3) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. 4) Korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan program pembangunan. 5) Sebagai akibat dampak pertama dan kedua, maka korupsi akan menghambat upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. 6) Korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak. 7) Ekonomi
  • 10. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Korupsi artinya kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian. Ada pula ciri-ciri korupsi menurut Alatas (1983). Rumusan tindak pidana korupsi menurut ketentuan Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi ini diubah dengan hadirnya Undang-Undang NO.20 Tahun 2001 dengan pasal 2,3, 5,6,7,8,9,10,11,12,dan 13. Kasus Korupsi Bupati Kabupaten Bogor, Drs. H. Rahmat Yasin, M.M. melanggar Pasal 12 (a) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Adapun sebab terjadi Korupsi yang dilakukan, antara lain karena Sebab umum dan Sebab khusus. Kasus Rachmat Yasin dan rekan sendiri memiliki beragam modus antara lain merambah hutan baik secara ilegal maupun legal, misalnya seperti melakukan penegangan di wilayah konservasi, serta menyiasati atau memanipulasi perizinan. Selain itu, modus lainnya adalah tidak membayar dana reklamasi, menggunakan (broker atau calo) untuk mengurus perizinan, menggunakan proteksi (bekingan) dari oknum penegak hukum, dan memanfaatkan posisi sebagai penyelenggara negara agar perusahaan pribadinya bisa memperoleh konsesi. Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Kasus Korupsi Bupati Kabupaten Bogor, antara lain membuat negara berpotensi kehilangan kekayaan Rp201,82 triliun. Rahmat Yasin dan kawan-kawan merampas hak petani demi menambah pundi-pundi kekayaan dan Rachmat Yasin memberikan dampak yang merugikan karena membuat petani menjadi miskin dan sengsara. Adapun Akibat dan Dampak yang ditimbulkan dari Korupsi Bagi Masyarakat dan Bangsa, yaitu : 1) Kesejahteraan umum Negara 2) Demokrasi 3) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. 4) Korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan program pembangunan. 5) Sebagai akibat dampak pertama dan kedua, maka korupsi akan menghambat upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. 6) Korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak. 7) Ekonomi
  • 11. 8 3.2 Saran Lebih diingatkan pada penindakan korupsi yang lebih tegas sebagai upaya memberi pelajaran kepada oknum-oknum yang terlibat. Memberi pelajaran sejak dini bahwa segala bentuk tindakan pencurian, kebohongan yang merugikan orang banyak adalah hal yang tidak baik. Untuk setiap kasus korupsi yang adalah cobalah untuk pemerintah bertindak adil jangan pula mau disuap oleh para koruptor untuk melindungi diri. Jika dari pemerintah sendiri tegas mungkin para tikus kantor tidak akan berkeliaran.
  • 12. 9 Pejabat Oranye Mereka kumpulan orang hebat Dipilih rakyat nampaknya oleh tipu muslihat Saat kampanye dekat dengan rakyat Saat memimpin, rakyat justru melarat Hatinya hanya dibumbui keserakahan Merugikan negara hingga triliunan Tak bermoral patut dianutnya Keji lebih keji dari sekedar perampokan Sudah tahu mematikan Justu dibiarkan keliaran dari bui kedinginan Sudah tahu tahanan, masih tampakan kegembiraan Apalagi kegirangan jika wartawan datang Itulah wajah koruptor sekarang Sudah merampas, akal pun hilang semuanya