2. Kromatografi
DEFINISI
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran
didasarkan atas perbedaan distribusi dari
komponen-komponen campuran tersebut
diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau
cair) dan fase.
4. Jenis-Jenis Kromatografi
Berdasarkan fase gerak yang digunakan,
kromatografi dibedakan menjadi dua golongan
besar yaitu gas chromatography dan liquid
chromatography. Masing-masing golongan dapat
dibagi lagi seperti yang telah disebutkan pada
definisi di atas.
5. Kromatografi di dalam bentuk tempat
Komatografi Kolom : Kromatografi kolom
merupakan teknik pemisahan di mana tempat
stasioner dalam tabung.
Kromatografi Planar
Kromatografi Kertas
Kromatografi Lapisan Tipis
6. Gas Chromatography
Digunakan untuk menentukan komposisi
kimia zat-zat yang tidak diketahui, seperti
senyawa berbeda dalam bensin yang
ditunjukkan oleh tiap-tiap puncak dalam
grafik di bawah ini.
Paper Chromatography
Dapat digunakan untuk
memisahkan komponen-
komponen tinta, pewarna,
senyawa tumbuhan (klorofil),
make-up, dan banyak zat lain
Liquid Chromatography
digunakan untuk identifikasi pigmen
tumbuhan atau komponen lain
Thin-Layer Chromatography
Menggunakan lapisan tipis atau gelas
kaca untuk memisahkan komponen
kimia dan bahan lainnya
Contoh Chromatography
7. Koefisien distribusi
Suatu tetapan tanpa dimensi, K yang diperoleh dari
hukum henry dengan menggantikan tekanan parsial
dan fraksi mol suatu zat terlarut dengan dua suku
konsentrasi yang sama satuannya.
8. Kromatografi Kertas
fase diam → kertas serap
Fase gerak → pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai.
Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf.
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai
berikut:
Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa
jarak yang ditempuh oleh pelarut
9. Jenis-jenis kromatografi kertas
1. Kromatografi kertas menurun-Pada jenis ini, pengembangan
kromatogram adalah menurun dengan membiarkan pelarut bergerak turun
mengaliri kertas.
2. Kromatografi kertas menanjak-Di sini, pelarut bergerak mendaki kertas
kromatografi. Baik kromatografi kertas menurun maupun menanjak
digunakan untuk pemisahan bahan kimia organik dan anorganik.
3. Kromatografi kertas naik-turun-Merupakan gabungan kedua teknik di
atas. Bagian atas kromatografi menanjak dapat dilipat pada sebuah rol di
bagian atas bejana, dan aliran eluen akan menurun setelah melewati lipatan.
4. Kromatografi kertas radial-Disebut juga sebagai kromatografi sirkuler.
Di sini, digunakan kertas saring berbentuk lingkaran, dan sampel ditotolkan
di pusat kertas. Setelah noda mengering, kertas saring diletakkan horisontal
di atas cawan petri yang berisi pelarut, sehingga sumbu kertas tercelup ke
dalam pelarut. Pelarut mengalir naik melalui sumbu dan komponen terpisah
dalam bentuk zona-zona melingkar.
5. Kromatografi kertas dua dimensi-Dalam teknnik ini, digunakan kertas
berbentuk bujur sangkar. Sampel ditotolkan di salah satu sudut dan
dikembangkan dengan sudut yang tepat sesuai arah aliran yang diinginkan.
11. Kromatografi Kertas Dua Arah
Digunakan dalam menyelesaikan masalah
pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang
sangat serupa.
Menggunakan dua pelarut yang berbeda
12.
13. Kromatografi Lapis Tipis
Menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina
yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau
logam atau plastik yang keras.
Fase diam → Jel silika (atau alumina) atau substansi
yang dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet.
Fase gerak → pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai.
14. Kromatografi Lapis
Tipis (lanjutan)
Sebuah garis menggunakan pinsil digambar
dekat bagian bawah lempengan dan setetes
pelarut dari campuran pewarna ditempatkan
pada garis itu. Ketika bercak dari campuran itu
mengering, lempengan ditempatkan dalam
sebuah gelas kimia bertutup berisi pelarut
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu
diperhatikan bahwa batas pelarut berada di
bawah garis dimana posisi bercak berada.
Menutup gelas kimia untuk meyakinkan
bawah kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan
oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan
kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya
ditempatkan beberapa kertas saring yang
terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam
gelas kimia dengan uap mencegah penguapan
pelarut.
15. Kromatografi Lapis
Tipis (lanjutan)
Perhitungan nilai Rf
Nilai Rf untuk setiap warna
dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Sebagai contoh, jika komponen
berwarna merah bergerak dari 1.7
cm dari garis awal, sementara
pelarut berjarak 5.0 cm, sehingga
nilai Rf untuk komponen berwarna
merah menjadi:
16. Analisis Sampel yang
Tidak Berwarna
1.Menggunakan pendarflour
Fase diam pada sebuah lempengan lapis
tipis seringkali memiliki substansi yang
ditambahkan kedalamnya, supaya
menghasilkan pendaran flour ketika
diberikan sinar ultraviolet (UV).
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana
bercak pada kromatogram berada,
meskipun bercak-bercak itu tidak
tampak berwarna jika dilihat dengan
mata. Ketika sinar UV diberikan pada
lempengan, akan timbul pendaran dari
posisi yang berbeda dengan posisi
bercak-bercak. Bercak tampak sebagai
bidang kecil yang gelap.
17. Analisis Sampel yang
Tidak Berwarna
2. Penunjukkan bercak secara kimia
Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat
bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan
mereaksikannya dengan zat kimia sehingga
menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh
yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari
campuran asam amino.
Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan
dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan
asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna,
umumnya coklat atau ungu.Dalam metode lain,
kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian
ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia
dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal
iodium.
Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan
bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih
dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang
dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.
19. Prinsip sama dengan kromatografi lapis tipis
Dilaksanakan dalam suatu kolom yg diisi dg fase
stasioner yg porous
Digunakan cairan sbg fase mobil u/mengelusi
komponen sampel keluar dari kolom
Kolom digunakan untuk memurnikan senyawa /
pemisahan campuran
Dapat diterapkan pada skala besar
20.
21. 1. Eluent, berfungsi sebagai fase gerak yang akan
membawa sampel masuk ke dalam kolom pemisah.
2. Pompa, berfungsi untuk mendorong eluent dan
sampel masuk ke dalam kolom. Kecepatan alir ini
dapat dikontrol dan perbedaan kecepatan bisa
mengakibatkan perbedaan hasil.
3. Injektor, tempat memasukkan sampel dan
selanjutnya sampel dapat didistribusikan masuk ke
dalam kolom.
22. 4. Kolom pemisah, berfungsi untuk memisahkan ion-
ion yang ada dalam sampel. Keterpaduan antara
kolom dan eluent bisa memberikan hasil/puncak
yang maksimal, begitu pun sebaliknya, jika tidak
ada "kecocokan", maka tidak akan memunculkan
puncak.
5. Detektor, berfungsi membaca ion yang lewat ke
dalam detektor.
6. Rekorder data, berfungsi merekam dan mengolah
data yang masuk
23. JENIS KROMATOGRAFI KOLOM
Kromatografi Adsorbsi, komponen yg dipisahkan scr
selektif teradsorbsi pd permukaan adsorben yg
dipakai u/bhn isian kolom.
Kromatografi Partisi, komponen mngalami partisi
antara lapisan cairan tipis pd penyangga padat yg
bertindak sbg fase stasioner & eluen yg bertindak
sbg fase gerak (mobil).
Kromatografi Pertukaran Ion, memisahkan
komponen yg berbentuk ion yg terikat pd penukar
ion sbg fase stasioner scr selektif akan
terlepas/terelusioleh fase mobil.
Kromatografi Filtrasi Gel, kolom diisi dg gel yg
permeabel sbg fase stasioner, dan pemisahan
berlangsung spt proses pengayakan yg didasarkan
pd ukuran molekul dr komponen yg dipisahkan.
24. Penggunaan kolom
Misalnya memisahkan campuran dari dua senyawa
yang berwarna, yaitu kuning dan biru. Warna
campuran yang tampak adalah hijau.
Pertama penutup kran dibuka untuk membiarkan
pelarut yang sudah berada dalam kolom mengering
sehingga material terpadatkan rata pada bagian atas,
dan kemudian tambahkan larutan secara hati-hati dari
bagian atas kolom. Lalu buka kran kembali sehingga
campuran berwarna akan diserap pada bagian atas
material terpadatkan, sehingga akan tampak seperti
gambar disamping.
menamambahkan pelarut baru melalui bagian atas
kolom, jangan sampai merusak material terpadatkan
dalam kolom. Lalu buka kran, supaya pelarut dapat
mengalir melalui kolom, kumpulkan dalam satu gelas
kimia atau labu dibawah kolom. Karena pelarut
mengalir kontinyu, anda tetap tambahkan pelarut
baru dari bagian atas kolom sehingga kolom tidak
pernah kering.
25. Selanjutnya ditambahkan
pelarut baru melalui bagian
atas kolom & cegah
sedapat mungkin jangan
sampai merusak material
terpadatkan dalam kolom.
Kemudian kran dibuka,
supaya pelarut dapat
mengalir melalui kolom
Pelarut dikumpulkan dalam
satu gelas kimia atau labu
dibawah kolom.
Pelarut mengalir kontinyu,
sehingga tetap
ditambahkan pelarut baru
dari bagian atas kolom
sehingga kolom tidak
pernah kering.