SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
JENIS-JENIS
KROMATOGRAFI
• Berdasarkan prinsip kerja: partisi dan
adsorpsi
JENIS
• Kromatografi lapis tipis (TLC)
• Kromatografi kolom: HPLC, GLC,
penukar ion, gel filtrasi
B.PEMBAGIAN KROMATOGRAFI
2
Kromatografi berdasar atas proses
pemisahannya :
a. Kromatografi adsorbsi
b. Kromatografi partisi
c. Kromatografi pasangan ion
d. Kromatografi penukar ion
e. Kromatografi eksklusif
f. Kromatografi afinitas,
Pembagian berdasar alat
3
Menurut alat yang digunakan terdiri dari 3 alat
yang selalu dapat di kembangkan perleng
kapannya ialah:
a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat juga dikenal
dengan thin layer chromatography (TLC). Dan
kromatografi Kertas
b. Kromatografi Gas, jenis kromatografi kolom yang
menggunakan fase gerak gas.(GC)
c. Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT, dan
berasal dari terjemahan High Perfomance Liquid
Chromatograpfay atau HPLC. Kromatografi ini
termasuk kromatografi kolom yang fese geraknya
berupa cairan dan dialirkan berdasar kekuatan
dari tekanan yang diberikan.
Menurut Willard et at, (1989), pembagian
kromatografi dapat dibuat bagan sebagai berikut:
4
Kromatografi Gas Kromatografi Cair
Cair-padat (LSC)
Penukar ion (IEC)
Exlusif (EC)
PPasangan ion
(IC)
Fase terikat
BP C
Kr. Permeabel
(PC)
Kr. Penyaringan
(FC)
Gas
padat
GSC
Gas Cir
GLC
Keterngan
5
: GLC = Gas Liquid Chromatography
GSC = Gas Solid Chromatography
IEC = Ion Exchange Chromatography
EC = Eclusive Chromatography
LLC = Liquid-Liquid Chromatography
LSC = Liquid-Solid Chromatography
BPC = Bonded Phase Chromatography
PIC = Pair Ions Chromatography
6
• Pembagian diatas berdasar jenis fase, ialah
cair dan gas, sedangkan dalam pembagaian
kedua seperti penukar ion dan eklusif serta
pasangan ion hanya mengetengahkan salah
satu fase diam,
• Willard menerangkan bahwa kedua
kromatografi penukar ion dan eklusif merupakan
kromatografi yang berdasar pada interakasi
antara linarut dan fase diam.
• Seperti pembagian kromatografi atas dasar
pemisahaan, sebenamya kromatografi
dibedakan menjadi 2 ialah: adsorbsi, dan
partisi yang dapat terjadi baik dalam
kromatografi gas maupun kromatografi cair.
7
• Kromatografi eksklusif merupakan kromatografi
yang pemisahannya atas dasar ukuran molekul
linarut, utamanya pada molekul yang besar,
sehingga dinamakan pula kromatografi filtrasi.
• Pada kromatografi filtrasi dapat pula terjadi pada
kromatogarfi gas tetapi dengan ukuran molekul
yang kecil disebut moleculer shiever
• Sehingga terdapat teori pemisahan dalam
kromatografi
• Teori tersebut perlu dibahas terpisah sesuai
dengan topik dan aplikasinya.
C.TEORI PEMISAHAN
8
Seperti telah dijelaskan bahwa kromatografi adalah alat
pemisahan campuran senyawa kimia, karena itu perlu
diketahui teori dan mekanisme dari berbagai
pemisahan.
1. Pemisahan Adsorpsi
Peristiwa adsorpsi oleh fase diam terhadap fase gerak dan
linarut selalu terjadi kompetitif
Kemampuan fase diam mengadsorpsi keduanya sangat
tergantung pada topografi gugus aktif yang terdapat
pada masing -masing komponen.
Fase diam dari silica yang mempunyai gugas hidoksil dari
silanol (Si-OH) dapat terjadi interaksi dengan gugus pada
linarut maupun pada fase gerak.
• Peristiwa adsorbsi umumnya terjadi pada
kromatografi padat cair (liquid solid
chromatography, atau LSC, terjadi pada KLT).
• Dapat pula terjadi pada Gas solid
chromatography atau Kromatografi gas (KG)
yang berinteraksi antara fase diam dan linarutnya.
• Fase gerak pada kromatografi gas, tidak
mempunyai gugus aktif yang dapat berinteraksi
dengan fase diam. Rumus kompetitif itu sebagai
berikut:
9
Xm + nSads  Xads + nSm (1.1)
10
Xm dan Xads adalah linarut dalam fase gerak (m) dan
fase diam (ads), sedangkan Sm dan Sads adalah fase
gerak yang mengalami adsorpsi.
Berdasar persamaan tersebut tempat linarut pada
fase diam dapat digantikan oleh fase gerak atau
sebaliknya.
Bila senyawa X mempunyai ikatan yang kuat
terhadap penjerap (ads), maka X akan lama
tertambat pada ads. Pada keadaan seimbang
dirumuskan sebagai berikut:
 (XAds)(Sm)n
KD =  (2.1)
(Xm)(Sads)n
11
• Rumus 2 dapat disederhanakan menjadi:
• KD =CS/CM (3.1)
CS menyatakan kadar linarut dalam fase diam
(stationair phase), dan CM kadar linarut dalam
fase gerak (mobile phase).
 Persamaan diatas menunjukkan bahwa linarut X
lebih sedidik berinteraksi dengan fase diam
karena indeknya lebih kecil dan jumlah dalam
masing-masing fase juga sangat kecil.
Dengan pedoman tersebut bcrarti kadar linarut
dalam fase diam selalu lebih kecil dari kadar
linarut dalam fase gerak.
Rumus Distribusi
12
Dalam kromatografi selalu menggunakan pedoman
umum seperti ini, sehingga harga KD selalu lebih kecil
dari 1, Tetapi mungkin dapat terjadi yang sebaliknya.
Dasar tersebut yang menyebabkan terjadinya
pemisahan. Adsorpsi linarut oleh fase diam sangat
tergan-tung pada:
a. Struktur kimia linarut atau adanya gugus aktif yang
ada
b. Ukuran partikel fase diam, makin kecil ukuran
partikel fase diam makin luas permukaannya
sehingga kontak dengan linarut makin luas.
c. Kelarutan linarut dalam fase gerak, makin mudah
larut linarut dalam fase gerak, linarut makin mudah
lepas dari fase diam.
Faktor yang berpengruh pada Adsorpsi
d. Kemampuan interaksi (isotermik) yang terjadi
antara fasediam dan fase gerak.
Contoh interaksi antara beberapa senyawa
aromatik (analit ) dengan silica(fase diam)
14


• Ikatan hidrogen yang terbentuk dari para
dihidroksi benzen paling kuat karena jarak gugus
OH sama dengan jarak SiOH.
• Bentuk ikatan tersebut menunjukka n bahwa para
dihidroksi benzen membentuk ikatan pada ke dua
sisi dengan silanol.
• Hal tersebut juga terjadi pada gugus yang lain
seperti nitro, amina, karena gugus yang terdapat
pada senyawa tersebut sebagai pemberi atau
penerima elekron maupun proton ( atom N, 0, P
dan S)
• Puncak hasil analisis dengan HPLC atau bercak
yang terjadi pada analisis dengan KLT untuk
dihidroksi benzen sangat berbeda dengan yang
lain.
15
Contoh
16
• Puncak dan bercak.
Campuran sebelum elusi
Keterangan
17
• Puncak pada KCKT p-dihidroksi benzen
paling lama tertahan dalam kolom dengan
fase diam silica gel. Karena iktannya paling
kuat.
• Bercak pada KLT p-dihidroksi benzin paling
pendek migrasinya, karena ikatan dengan
fase diam silica paling kuat.
Makin dekat gugus hidroksil, ialah meta
dihidroksi dan o – dihidroksi benzen paling
mudah terelusi oleh pelarut, tetap ikatan
adsorbsinya dengan silika makin lemah,
• Jumlah puncak menyatakan jumlah
komponen terdapat dlm campuran
• Kuantitas tiap kompenen dpt diukur dari
luas puncak
• Makin besar puncak makin besar
kuantitas komponen tsb
Penggolongan tipe adsorbsi isotermik
19
Peristiwa adsorbsi isotermik dapat digolongkan dalam
beberapa tipe.
a.Tipe konkap,
terjadi bila mula-mula linarut tidak kuat interaksinya.
tetapi kemudian menjadi lebih kuat sehingga terikat
lama pada fase diam. berarti K < 1
b.Tipe normal (linier),
ikatan yang terjadi pada setiap saat sama atau tetap.
Sehingga berupa garis lurus dan K = 1.
c.Tipe konvek,
adsorpsi mula-mula terikat dengan kuat oleh fese diam,
tetapi makin lama makin lemah sehingga bentuk
kurvanya menjadi konvek atau harga K>1
Cntoh gambar adsorbsi isotermik
20
Gambar:
Puncak Asimetri
• Profil konsentrasi solut yang
bermigrasi akan simetris jika rasio
distribusi solut (D) konstan selama
dikisaran konsentrasi keseluruhan
puncak menghasilkan kurva yang
linier
Cs
CM
• Kurva akan mengalami perubahan
menjadi asimetris yaitu bentuk puncak
berekor (tailing) dan adanya puncak
pendahuluab (fronting), jika perubahan
rasio distribusi solut kearah yang lebih
besar
Cs
Cs
CM
CM
• Tailing dan fronting tdk dikehendaki
krn memberikan pemisahan yang
kurang baik.
Bgm cara menguranginy?....
• Adanya puncak yang asimetri dpt
disebabkan krn hal-hal berikut:
– Ukuran sampel terlalu besar? Apa yg
terjadi?
– Interaksi yng kuat antara solut dng fase
diam,apa yg terjadi?
– Adanya kontaminasi dalam sampel, apa
yng terjadi?
• Menentukan tingkat asimetri puncak
dilakukkan dgn menghitung faktor
asimetri disebut tailing factor (TF)
TF = a/b, jika TF = 1 puncak simetri
TF< 1 puncak tailing
Apa yang terjadi jika nilai TF makin
besar?
a b
Jenis fase diam
25
• Fase diam untuk kromatografi adsorbsi yang paling
banyak digunakan adalah silica gel, hampir semua
bahan kimia dapat dipisahkan secara kromatografi
menggunakan fase diam silica gel.
• Partikel fase diam mempunyai bentuk dan ukuran
yang berbeda. Ukuran makin kecil akan makin
memperluas pcrmukaan fase diam, dan memperluas
pula gugus aktif dan fase diam yang aktif
berhubungan dengan linarut
• Bentuk dengan pori yang dalam, bila pori tersebut
sangat banyak akan menaikkan harga K, yang jauh
lebih besar dari 1 dan menimbulkan garis kurva
adsorbsi isotermik yang konkaf
26
• Makin dangkal pori yang ada, makin efisien untuk
pemisahan.dan kromatografi model sekarang digunakan
yang paling efisien.
• Dianjurkan untuk memilih fase diam dengan pedoman
sebagai berikut:
1.Fase diam yang bentuk polikuler (pori yang dalam) akan
menurunkan efisiensi, tetapi menaikkan
kapasitasnya.
2.Bentuk pelikuler tak berporus umumnya dibuat packing
dengan cara kering
3.Bentuk mikroporus, dikepak secara basah (adonan
atauslurry, permukaan jadi luas menambah harga K

More Related Content

Similar to JENIS KROMATOGRAFI

Similar to JENIS KROMATOGRAFI (20)

Laporan tlc
Laporan tlcLaporan tlc
Laporan tlc
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografi
 
Jenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiJenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis Kromatografi
 
HPLC.PPT
HPLC.PPTHPLC.PPT
HPLC.PPT
 
Karakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografiKarakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt
 
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiMakalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Basic of Spectrophotometer and Chromatography
Basic of Spectrophotometer and ChromatographyBasic of Spectrophotometer and Chromatography
Basic of Spectrophotometer and Chromatography
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Kromatografi kertas
Kromatografi kertasKromatografi kertas
Kromatografi kertas
 
pemisahan campuran.pptx
pemisahan campuran.pptxpemisahan campuran.pptx
pemisahan campuran.pptx
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Gcms analisis
Gcms analisisGcms analisis
Gcms analisis
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 

JENIS KROMATOGRAFI

  • 1. JENIS-JENIS KROMATOGRAFI • Berdasarkan prinsip kerja: partisi dan adsorpsi JENIS • Kromatografi lapis tipis (TLC) • Kromatografi kolom: HPLC, GLC, penukar ion, gel filtrasi
  • 2. B.PEMBAGIAN KROMATOGRAFI 2 Kromatografi berdasar atas proses pemisahannya : a. Kromatografi adsorbsi b. Kromatografi partisi c. Kromatografi pasangan ion d. Kromatografi penukar ion e. Kromatografi eksklusif f. Kromatografi afinitas,
  • 3. Pembagian berdasar alat 3 Menurut alat yang digunakan terdiri dari 3 alat yang selalu dapat di kembangkan perleng kapannya ialah: a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat juga dikenal dengan thin layer chromatography (TLC). Dan kromatografi Kertas b. Kromatografi Gas, jenis kromatografi kolom yang menggunakan fase gerak gas.(GC) c. Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT, dan berasal dari terjemahan High Perfomance Liquid Chromatograpfay atau HPLC. Kromatografi ini termasuk kromatografi kolom yang fese geraknya berupa cairan dan dialirkan berdasar kekuatan dari tekanan yang diberikan.
  • 4. Menurut Willard et at, (1989), pembagian kromatografi dapat dibuat bagan sebagai berikut: 4 Kromatografi Gas Kromatografi Cair Cair-padat (LSC) Penukar ion (IEC) Exlusif (EC) PPasangan ion (IC) Fase terikat BP C Kr. Permeabel (PC) Kr. Penyaringan (FC) Gas padat GSC Gas Cir GLC
  • 5. Keterngan 5 : GLC = Gas Liquid Chromatography GSC = Gas Solid Chromatography IEC = Ion Exchange Chromatography EC = Eclusive Chromatography LLC = Liquid-Liquid Chromatography LSC = Liquid-Solid Chromatography BPC = Bonded Phase Chromatography PIC = Pair Ions Chromatography
  • 6. 6 • Pembagian diatas berdasar jenis fase, ialah cair dan gas, sedangkan dalam pembagaian kedua seperti penukar ion dan eklusif serta pasangan ion hanya mengetengahkan salah satu fase diam, • Willard menerangkan bahwa kedua kromatografi penukar ion dan eklusif merupakan kromatografi yang berdasar pada interakasi antara linarut dan fase diam. • Seperti pembagian kromatografi atas dasar pemisahaan, sebenamya kromatografi dibedakan menjadi 2 ialah: adsorbsi, dan partisi yang dapat terjadi baik dalam kromatografi gas maupun kromatografi cair.
  • 7. 7 • Kromatografi eksklusif merupakan kromatografi yang pemisahannya atas dasar ukuran molekul linarut, utamanya pada molekul yang besar, sehingga dinamakan pula kromatografi filtrasi. • Pada kromatografi filtrasi dapat pula terjadi pada kromatogarfi gas tetapi dengan ukuran molekul yang kecil disebut moleculer shiever • Sehingga terdapat teori pemisahan dalam kromatografi • Teori tersebut perlu dibahas terpisah sesuai dengan topik dan aplikasinya.
  • 8. C.TEORI PEMISAHAN 8 Seperti telah dijelaskan bahwa kromatografi adalah alat pemisahan campuran senyawa kimia, karena itu perlu diketahui teori dan mekanisme dari berbagai pemisahan. 1. Pemisahan Adsorpsi Peristiwa adsorpsi oleh fase diam terhadap fase gerak dan linarut selalu terjadi kompetitif Kemampuan fase diam mengadsorpsi keduanya sangat tergantung pada topografi gugus aktif yang terdapat pada masing -masing komponen. Fase diam dari silica yang mempunyai gugas hidoksil dari silanol (Si-OH) dapat terjadi interaksi dengan gugus pada linarut maupun pada fase gerak.
  • 9. • Peristiwa adsorbsi umumnya terjadi pada kromatografi padat cair (liquid solid chromatography, atau LSC, terjadi pada KLT). • Dapat pula terjadi pada Gas solid chromatography atau Kromatografi gas (KG) yang berinteraksi antara fase diam dan linarutnya. • Fase gerak pada kromatografi gas, tidak mempunyai gugus aktif yang dapat berinteraksi dengan fase diam. Rumus kompetitif itu sebagai berikut: 9
  • 10. Xm + nSads  Xads + nSm (1.1) 10 Xm dan Xads adalah linarut dalam fase gerak (m) dan fase diam (ads), sedangkan Sm dan Sads adalah fase gerak yang mengalami adsorpsi. Berdasar persamaan tersebut tempat linarut pada fase diam dapat digantikan oleh fase gerak atau sebaliknya. Bila senyawa X mempunyai ikatan yang kuat terhadap penjerap (ads), maka X akan lama tertambat pada ads. Pada keadaan seimbang dirumuskan sebagai berikut:  (XAds)(Sm)n KD =  (2.1) (Xm)(Sads)n
  • 11. 11 • Rumus 2 dapat disederhanakan menjadi: • KD =CS/CM (3.1) CS menyatakan kadar linarut dalam fase diam (stationair phase), dan CM kadar linarut dalam fase gerak (mobile phase).  Persamaan diatas menunjukkan bahwa linarut X lebih sedidik berinteraksi dengan fase diam karena indeknya lebih kecil dan jumlah dalam masing-masing fase juga sangat kecil. Dengan pedoman tersebut bcrarti kadar linarut dalam fase diam selalu lebih kecil dari kadar linarut dalam fase gerak. Rumus Distribusi
  • 12. 12 Dalam kromatografi selalu menggunakan pedoman umum seperti ini, sehingga harga KD selalu lebih kecil dari 1, Tetapi mungkin dapat terjadi yang sebaliknya. Dasar tersebut yang menyebabkan terjadinya pemisahan. Adsorpsi linarut oleh fase diam sangat tergan-tung pada: a. Struktur kimia linarut atau adanya gugus aktif yang ada b. Ukuran partikel fase diam, makin kecil ukuran partikel fase diam makin luas permukaannya sehingga kontak dengan linarut makin luas. c. Kelarutan linarut dalam fase gerak, makin mudah larut linarut dalam fase gerak, linarut makin mudah lepas dari fase diam. Faktor yang berpengruh pada Adsorpsi
  • 13. d. Kemampuan interaksi (isotermik) yang terjadi antara fasediam dan fase gerak. Contoh interaksi antara beberapa senyawa aromatik (analit ) dengan silica(fase diam)
  • 15. • Ikatan hidrogen yang terbentuk dari para dihidroksi benzen paling kuat karena jarak gugus OH sama dengan jarak SiOH. • Bentuk ikatan tersebut menunjukka n bahwa para dihidroksi benzen membentuk ikatan pada ke dua sisi dengan silanol. • Hal tersebut juga terjadi pada gugus yang lain seperti nitro, amina, karena gugus yang terdapat pada senyawa tersebut sebagai pemberi atau penerima elekron maupun proton ( atom N, 0, P dan S) • Puncak hasil analisis dengan HPLC atau bercak yang terjadi pada analisis dengan KLT untuk dihidroksi benzen sangat berbeda dengan yang lain. 15
  • 16. Contoh 16 • Puncak dan bercak. Campuran sebelum elusi
  • 17. Keterangan 17 • Puncak pada KCKT p-dihidroksi benzen paling lama tertahan dalam kolom dengan fase diam silica gel. Karena iktannya paling kuat. • Bercak pada KLT p-dihidroksi benzin paling pendek migrasinya, karena ikatan dengan fase diam silica paling kuat. Makin dekat gugus hidroksil, ialah meta dihidroksi dan o – dihidroksi benzen paling mudah terelusi oleh pelarut, tetap ikatan adsorbsinya dengan silika makin lemah,
  • 18. • Jumlah puncak menyatakan jumlah komponen terdapat dlm campuran • Kuantitas tiap kompenen dpt diukur dari luas puncak • Makin besar puncak makin besar kuantitas komponen tsb
  • 19. Penggolongan tipe adsorbsi isotermik 19 Peristiwa adsorbsi isotermik dapat digolongkan dalam beberapa tipe. a.Tipe konkap, terjadi bila mula-mula linarut tidak kuat interaksinya. tetapi kemudian menjadi lebih kuat sehingga terikat lama pada fase diam. berarti K < 1 b.Tipe normal (linier), ikatan yang terjadi pada setiap saat sama atau tetap. Sehingga berupa garis lurus dan K = 1. c.Tipe konvek, adsorpsi mula-mula terikat dengan kuat oleh fese diam, tetapi makin lama makin lemah sehingga bentuk kurvanya menjadi konvek atau harga K>1
  • 20. Cntoh gambar adsorbsi isotermik 20 Gambar:
  • 21. Puncak Asimetri • Profil konsentrasi solut yang bermigrasi akan simetris jika rasio distribusi solut (D) konstan selama dikisaran konsentrasi keseluruhan puncak menghasilkan kurva yang linier Cs CM
  • 22. • Kurva akan mengalami perubahan menjadi asimetris yaitu bentuk puncak berekor (tailing) dan adanya puncak pendahuluab (fronting), jika perubahan rasio distribusi solut kearah yang lebih besar Cs Cs CM CM
  • 23. • Tailing dan fronting tdk dikehendaki krn memberikan pemisahan yang kurang baik. Bgm cara menguranginy?.... • Adanya puncak yang asimetri dpt disebabkan krn hal-hal berikut: – Ukuran sampel terlalu besar? Apa yg terjadi? – Interaksi yng kuat antara solut dng fase diam,apa yg terjadi? – Adanya kontaminasi dalam sampel, apa yng terjadi?
  • 24. • Menentukan tingkat asimetri puncak dilakukkan dgn menghitung faktor asimetri disebut tailing factor (TF) TF = a/b, jika TF = 1 puncak simetri TF< 1 puncak tailing Apa yang terjadi jika nilai TF makin besar? a b
  • 25. Jenis fase diam 25 • Fase diam untuk kromatografi adsorbsi yang paling banyak digunakan adalah silica gel, hampir semua bahan kimia dapat dipisahkan secara kromatografi menggunakan fase diam silica gel. • Partikel fase diam mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda. Ukuran makin kecil akan makin memperluas pcrmukaan fase diam, dan memperluas pula gugus aktif dan fase diam yang aktif berhubungan dengan linarut • Bentuk dengan pori yang dalam, bila pori tersebut sangat banyak akan menaikkan harga K, yang jauh lebih besar dari 1 dan menimbulkan garis kurva adsorbsi isotermik yang konkaf
  • 26. 26 • Makin dangkal pori yang ada, makin efisien untuk pemisahan.dan kromatografi model sekarang digunakan yang paling efisien. • Dianjurkan untuk memilih fase diam dengan pedoman sebagai berikut: 1.Fase diam yang bentuk polikuler (pori yang dalam) akan menurunkan efisiensi, tetapi menaikkan kapasitasnya. 2.Bentuk pelikuler tak berporus umumnya dibuat packing dengan cara kering 3.Bentuk mikroporus, dikepak secara basah (adonan atauslurry, permukaan jadi luas menambah harga K